BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 2

Citation preview

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bimbingan dan KonselingBimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu atau kelompok secara berkelanjutan, dengan tujuan individu atau kelompok dapat mengembangkan diri seccara optimal menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dengan menggunakan pendekatan secara pribadi.Konseling adalah kontak antar konselor dan konseli yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung, dalam kurun waktu yang relatif lama dan terarah pada pencapaian tujuan, yaitu perubahan pada tingkah laku konseli sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dengan tetap memberi penghargaan terhadap barkat dan martabat konseli.

2.2 Layanan Bimbingan dan Konseling2.2.1 Layanan InformasiLayanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.2.2.2 Layanan Penempatan atau PenyaluranLayanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan, kegiatan ekstrakurikuler, program katihan yang lebih tinggi. 2.2.3 Layanan Bimbingan BelajarLayanan bimbingan belajar dimaksudkan untuk membantu siswa yang dalam akademiknya kurang, agar tetap dapat memahami pelajaran seperti teman temannya.2.2.4 Layanan Konseling PerseoranganLayanan konseling perseorangan dimaksudkan untuk memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung, tatap muka dengan konselor sekolah, dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.

2.2.5 Layanan OrientasiLayanan orientasi ditujukan untuk semua siswa baru dan untuk pihak pihak lain guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki siswa.2.2.6 Layanan Bimbingan KelompokLayanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama sama memperoleh berbgai bahan dari konselor sekolah sebagai narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari hari baik sebagai individu maupun pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.2.2.7 Layanan Konseling KelompokLayanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.

BAB IIIPELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

3.1 Struktur Organisasi Bimbingan KonselingManajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar bisa berjalan seperti yang diharapakan antara lain perlu dukungan oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur. Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam struktur atau pola organisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah masing-masing. Jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak dengan didukung oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan dan konseling yang lebih komplek.

Penangung jawab kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMA yang memiliki asrama adalah seorang konselor. Konselor membawahi wali kelas, pembina OSIS, direktur asrama, dan juga alumni. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SMA Semesta dilakukan oleh ke-4 jabatan tersebut.

3.2.Tugas Setiap Jabatan3.2.1.General Manajer General manajer dalam SMA Semesta yaitu sebagai penanggung jawab Asosiasi Pasiad Turki di Semarang secara keseluruhan antara lain SD, SMP, dan SMA Semesta, asrama, dersane (rumah mahasiswa), dan seluruh kegiatan yang ada di dalamnya termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijakan pelaksanaan pelayanan BK.3.2.2.KonselorKonselor pada struktur organisasi bimbingan dan konseling pada SMA Semesta menjadi penanggung jawab seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Konselor langsung bertanggung jawab kepada General Manager. Konselor memiliki program program dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Namun konselor disini bersifat sangat fleksibel, konselor memiliki program yang harus dicapai selama satu tahun, namun jika konselor memiliki program lain diluar yang telah direncanakan, bisa langsung dilakukan programnya, jadi konselor disini tidak bersifat formal seperti di sekolah negeri. Konselor memiliki tanggung jawab:1.Menyusun program Bimbingan Konseling 2.Menilai proses dan hasil pelayanan Bimbingan Konseling dan kegiatan pendukungnya3.Menangani masalah-masalah siswa yang sudah tidak bisa lagi diatasi oleh wali kelas dan pembina asrama4.Mengadministrasikan layanan dan kegitan bimbingan konseling yang dilaksanakan.3.2.3.Wali kelasPeran guru BK seperti di sekolah sekolah lain, pada SMA Semesta kedudukannya digantikan oleh wali kelas. Wali kelas di SMA Semesta berperan sebagai guru BK di sekolah, wali kelas hanya menangani murid pada kelas yang dia pegang. Tiap wali kelas memiliki program program yang harus dicapai muridnya dalam kurun waktu satu tahun. Selayaknya guru BK, jika ada masalah pada muridnya, wali kelas yang akan menangani hal tersebut. Peran wali kelas disini jauh lebih berat daripada di sekolah sekolah pada umumnya. Selain wali kelas harus menjadi guru BK, mengetahui setiap perkembangan muridnya, wali kelas juga harus melaksanakan kunjungan ke rumah rumah muridnya, ini adalah salah satu bentuk layanan yang dilakukan sekolah kepada orang tua murid. Deskripsi tugas dari wali kelas adalah sebagai berikut: 1.Sebagai pengganti ibu di sekolah2.Merencanakan program Bimbingan Konseling3.Melaksanakan segenap layanan Bimbingan Konseling3.2.4.Pembina OSISPembina OSIS berperan sebagai penanggung jawab kegiatan kegiatan yang ada dalam sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan aktualisasi diri siswa. Kegiatan yang dilakukan seperti ekstrakurikuler, untuk mengembangkan bakat dan minat para murid.3.2.5.Direktur AsramaDirektur asrama berperan sebagai penanggung jawab asrama dan koordinator semua fungsi yang menjaga ketertiban asrama, yaitu pembina asrama, cleaning service, ibu dapur, dan ibu satpam. Direktur asrama menyediakan fasilitas dan kelengkapan dalam asrama dengan bekerja sama dengan seluruh pihak terkait.3.2.6.AlumniSMA Semesta menjalin hubungan baik dengan alumni alumni lulusannya. Mereka menjadi sumber informasi mengenai perguruan tinggi, karir, serta membimbing adik-adiknya dalam pemilihan program jurusan yang tepat. Alumni berperan dalam layanan informasi pada bimbingan dan konseling.3.2.7.Guru Mata PelajaranGuru mata pelajaran berperan sebagai tenaga ahli pengajaran dalam mata pelajaran tertentu dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa, peranan guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan konseling adalah :1.Membantu wali kelas mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan Bimbingan Konseling2.Melayani siswa yang memerlukan pelayanan pengajaran khusus (seperti pengajaran perbaikan, program pengajaran3.Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan Bimbingan Konseling4.Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus atau sidang kasus5.Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan Bimbingan Konseling dan upaya tindak lanjutnya.3.2.8.Balletmen atau Pembina asramaSebagai kakak pembina di asrama. Setiap pembina menangani satu kelas, bekerja sama dengan wali kelas untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa. Selain itu, seluruh pembina asrama dikoordinasi oleh direktur asrama, dan bekerja sama menjada tata tertib, keteraturan, dan moral siswa. Pembina asrama di sekolah semesta direkrut dari para mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang.Terdapat hal yang sangat menarik dalam struktur bimbingan dan konseling di Semesta Billingual Boarding School ini, dimana tugas BK diemban oleh seorang wali kelas dan seorang pembina asrama untuk tiap kelasnya. Setiap kelas terdiri dari 22-24 siswa, sehingg rasio guru BK:murid yaitu 1:13. Angka ini merupakan perbandingan yang amat ideal karena siswa mendapat perhatian penuh. Hubungan siswa dengan para guru (wali kelas ataupun guru mata pelajaran) dan pembina sangat dekat dan terbuka layaknya sebuah keluarga. Komunikasi yang terjalin antar warga sekolah termasuk Kepala Sekolahpun sangatlah bagus, siswa berinteraksi dengan kepala sekolah adalah pemandangan yang wajar dalam sekolah ini.

3.3.Kegiatan dan Layanan BK3.3.1.Layanan Orientasi1.Masa Orientasi Sekolah (MOS) yaitu masa pengenalan dan penyesuaian diri bagi siswa baru.2.Penyerahan tanggung jawab dari orang tua kepada sekolah untuk mendidik dan membina anaknya. Pada kegiatan ini, sekolah memperkenalkan kepada orang tua mengenai semua tujuan, program-program, dan misi sekolah dalam mengemban amanah untuk mendidik siswa. 3.Layanan orientasi terbuka bagi setiap siswa yang belum memahami tentang suatu hal di sekolah ataupun di asrama.3.3.2.Layanan InformasiLayanan informasi diberikan kepada siswa melalui wali kelas, pembina asrama, direktur asrama, guru mata pelajaran, dan alumni.Setiap minggu wali kelas mengisi materi yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling di kelasnya. Setiap informasi mengenai program sekolah, bimbingan, peraturan, dan lain sebagainya ditransfer kepada siswa. Layanan informasi juga diberikan alumni lulusan SMA Semesta mengenai banyak hal sesuai pengalaman yang sudah lebih dulu alumni dapatkan seperti masalah perguruan tinggi.Program yang mendukung pemberian layanan informasi antara lain1.Rehberlik atau GuidenceBerupa pembinaan, pemberian informasi, ataupun panduan untuk siswa di kelas pada jam pelajaran sekolah. Kegiatan ini dilakukan 2 jam pelajaran per minggu oleh wali kelas.2.Kunjungan Dersane (Rumah Mahasiswa Binaan Asosiasi Pasiad)Dersane merupakan rumah bagi mahasiswa yang menginginkan penanaman akhlaqul karimah, yaitu akhlak yang berdasarkan prinsip islam. Dersane tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Program kunjungan ini ditujukkan bagi kelas 3 SMA dengan tujuan untuk memperkenalkan dersane, pemberian informasi, dan sharing mangenai jenjang pendidikan yang akan di tempuh siswa setelah lulus. Ada dua macam kunjungan dersane yang dilakukan yaitu secara umum dan khusus. Secara umum, semua siswa kelas 3 SMA melakukan kunjungan ke dersane yang ada di Semarang, dan secara khusus yaitu bagi siswa yang ingin kuliah di Jogja misalnya, ia akan difasilitasi untuk mengunjungi universitas dan dersane yang ada disana.3.SeminarBerbagai seminar dilakukan untuk memberikan atau pun mensosialisasikan berbagai hal, baik yang diadakan OSIS maupun pihak dari luar sekolah, dengan diatur dan diawasi oleh pembina OSIS. 4.Home visitMerupakan kunjungan ke rumah siswa yang dilakukan pihak sekolah untuk menjalin tali silaturahmi dengan orang tua siswa dan bertukar informasi mengenai siswa. Kunjungan ini dilakukan ke semua siswa, minimal satu kali dalam satu tahun. Untuk siswa yang berdomisili di semarang dan sekitarnya, wali kelas dan pembina asrama yang bertugas mengunjungi, sedangkan untuk diluar semarang, ditugaskan kepada guru-guru yang memiliki tempat tinggal berdekatan dengan rumah siswa. 5.Lain-lainKetika ada peraturan baru atau suatu informasi yang penting untuk diketahui siswa, berbagai pihak dapat menjadi pemberi informasi. Direktur asrama biasanya memberikan informasi dengan berkeliling dan mengumumkannya di saat kegiatan etud (belajar mandiri). Pembina asrama memberikan memberikan informasi di kamar-kamar siswa ataupun di kelas. 3.3.3.Layanan Penempatan dan PenyaluranProgram-program yang berhubungan dengan layanan ini antara lain:1.Kelas bahasa Inggris dan bahasa Turki yang ditetapkan berdasarkan kemampuan siswa.2.Penyaluran bakat dan minat dilakukan dalam kegiatan ekstra kulikuler dan club.3.Siswa-siswa berbakat dan tekun dipilih untuk mengikuti berbagai olimpiade sains, folklore (tarian khas Turki), OSEBI (Olimpiade Bahasa dan Seni Indonesia), dan lain sebagainya.4.Siswa difasilitasi untuk menyalurkan idenya dan disalurkan dengan mengikuti ISPO (Indonesian Science Project Olympiad).

3.3.4.Bimbingan BelajarSelain kegiatan di dalam sekolah, siswa memperoleh bimbingan belajar melalui:1.Les privat dari pihak luar sekolah yang dipanggil untuk membantu siswa dalam belajar.2.Ekstra lesson, yaitu tambahan pelajaran yang dilakukan oleh guru professiona Semesta bagi siswa yang dirasa kurang dalam suatu mata peajaran.3.Bertanya pada pembina asrama. Pembina asrama sekaligus merupakan mahasiswa dengan bidang jurusan yang berbeda-beda, tentu menguasai materi yang diambil sebagai jurusannya.4.Bertanya pada guru yang tinggal di asramaGuru menerima dengan terbuka pada siswa yang bertanya dan membutuhkan bimbingan.5.Belajar mengaji. Dilakukan setiap hari setelah sholat maghrib berjamaah.3.3.5.Konseling PeroranganKonseling perorangan dilakukan ketika ada siswa yang memiliki masalah ataupun merasa resah akan suatu hal. Konseling ini dilakukan secara insidental. Konseling pribadi diwajibkan minimal satu kali untuk setiap anak dalam satu tahun. Konseling ini seperti sesi curhat antara siswa dan wali kelas.Setiap hari selalu ada hal yang diceritakan siswa kepada pembina asrama yang sudah seperti kakak sendiri, dan pembina asrama sebiasa mungkin membantu siswa dalam menyelesaikan masalah.3.3.6.Bimbingan kelompok1.Manevi, merupakan bimbingan rokhani dan agama dari istri general manager kepada guru-guru, dan pembina asrama. Dengan pembinaan yang dilakukan tersebut, diharapkan guru dan pembina asrama dapat terus mengembangkan ilmu untuk ditransfer kepada siswa2.Sohbet, merupakan kegiatan bimbingan agama yang dilakukan oleh wali kelas dan pembina asrama kepada siswa. Dalam satu kelas dibagi menjadi 3 kelompok. Sohbet dilakukan sekali oleh wali kelas dan sekali oleh pembina asrama per kelompok dalam setiap minggu.3.Fun Friday, yaitu setiap hari Jumat sore, wali kelas mengadakan acara dengan para siswa, seperti memasak, melukis, game, dan lain sebagainya. Kegiatan ini secara tersirat mengandung suatu nasihat untuk bekerja sama, pembagian tugas, kepemimpinan, permainan yang fair, dan mengembangkan kreativitas siswa.3.3.7.Konseling KelompokDalam pertemanan antar siswa, sering kali terjadi perselisihan kelompok ataupun masalah yang timbul dalam kelompok tersebut. Pembina asrama secara rutin mengontrol kondisi siwa dan melakukan konseling kelompok jika ada hal yang tak wajar dalam suatu kelompok.

3.4.Satuan Layanan dan Satuan PendukungSekolah Semesta memiliki prinsip kekeluargaan yang erat dan keterbukaan yang tinggi. Hal ini mengakibatkan banyaknya siswa yang melakukan konseling sehingga pelaksanaan Satlan dan Satkung sangat sulit. Pertama, banyaknya tanggung jawab yang dipikul wali kelas menyebabkan tak sempatnya membuat satlan dan satkung. Semua masalah siswa yang begitu banyak dari yang ringan sampai berat, sulit bagi wali kelas untuk mendata satu persatu, dan yang terakhir yaitu ketidaknyamanan yang pasti dirasakan siswa jika masalahnya terangkum dalam data yang mungkin terekspos ke pihak lain.

3.5.Instrumen Bimbingan dan KonselingInstrumen bimbingan dan konseling yang dimiliki SMA Semesta tidak banyak, karena pelaksanaan BK di sekolah ini sangatlah fleksibel, tetapi SMA Semesta memiliki kartu biru dan kartu kuning. Di Sekolah Semesta menerapkan sistem poin yang dapat ditambah dan dikurangi berdasarkan sikap dan perilaku siswa. Setiap siswa mendapatkan poin 100. Jika melakukan hal baik yang membuat bangga guru, atau wali kelas, atau pembina asrama, siswa akan diberikan kartu biru sebagai tanda bahwa ia mendapat tambahan 2 poin. Jika siswa melakukan pelanggaran, pihak-pihak tersebut berwewenang untuk memberikan kartu kuning sebagai tanda pengurangan poin untuk siswa tersebut. Kartu kartu ini kemudian dikumpulkan dan didata oleh konselor. Jika poin siswa telah mencapai suatu batas tertentu, ia akan mendapat peringatan, dan jika total poin mencapai 50, akan diadakan sebuah persidangan. Sistem poin ini berjalan lancar, dengan didukung oleh berbagai komponen di sekolah dan asrama. Sekolah Semesta mempunyai suatu database untuk merangkum pemberian kartu kuning dan kartu biru. Jadi semua warga Semesta dapat melihat pemberian poin tersebut, saat ini Semesta sedang mengembangkan program, agar data ini dapat disajikan di publik, sehingga orang tua murid dapat melihat perkembangan anaknya.Karena adanya sistem poin, jika telah mencapai suatu batasan tertentu maka akan diberi surat peringatan dari sekolah atau SP, pemberian SP ada tiga tingkatan, tapi jika langsung diberi SP 3, belum tentu murid yang bersangkutan langsung dikeluarkan, wakasek kesiswaan akan melihat perkembangan dari anak tersebut, jika perkembangannya sangat baik, maka SP akan dicabut.Tidak ada blangko home visit di SMA Semesta, yang selama ini berjalan ada berupa daftar kunjungan rumah yang telah dilakukan wali kelas, pembina asrama, dan pihak sekolah.Pada SMA Semesta tidak ada surat panggilan, jika dirasa pihak sekolah perlu memanggil anak tersebut, pihak sekolah akan memanggil melalui perantara wali kelas atau pun direktur asrama.

3.6.Masalah Masalah yang Terjadi3.6.1.Pribadi3.6.1.1.Agama1.Kurangnya kesadaran siswa dalam menjalankan perintah agama2.Pernah ada seorang siswa yang mengalami krisis kepercayaan terhadap agamanya karena sebuah kekecewaan yang ia dapatkan dari teman-temannya. 3.6.1.2.Keluarga1.Broken home2.Bertengkar dengan kedua orang tua. 3.Marah pada orang tua4.Terjadi salah paham antara siswa dan orang tua3.6.1.3.PacarPacaran adalah hal yang dilarang di SMA Semesta. Masalah ini bahkan bisa membuat siswa dikeluarkan ketika hubungan keduanya dianggap sudah terlalu jauh.3.6.1.4.AdaptasiSeringkali siswa baru mengalami kesulitan beradaptasi di lingkungan asrama hingga minta pindah sekolah. Tapi dengan pemberian pengertian yang terus menerus, siswa akhirnya dapat bertahan hingga 3 tahun.3.6.2.Sosial3.6.2.1.PergaulanMasalah pergaulan yang kadang-kadang terjadi yaitu:1.Pengucilan2.Perbedaan perlakuan sebagian siswa kepada siswa kaya dan siswa beasiswa.3.Kurangnya sikap saling menghargai dan tenggang rasa3.6.3.KarirMasalah kebingungan dalam memilih jurusan dan universitas seringkali dihadapi para siswa. Wali kelas, guru, alumni, dan pembina asrama selalu siap untuk mendengarkan dan memberikan pandangan-pandangan serta informasi kepada siswa.3.6.4.BelajarBeberapa siswa mengalami masalah dalam hal belajar, diantaranya :1.Tidak menyukai guru mata pelajaran yang mengampu2.Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan3.Terganggu dalam belajar karena kondisi teman yang berisik3.7.Sarana dan PrasaranaSarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling pada SMA Semesta adalah:1.Rung tamu2.Ruang konseling individu3.Ruang konseling kelompok4.Ruang administrasi BK

BAB IVPENUTUP

4.1.SimpulanPelaksanaan bimbingan dan konseling pada SMA Semesta jauh berbeda dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling pada sekolah umumnya. Pelaksanaan BK pada sekolah ini tidak terpaku dan se-formal pelaksanaan BK di sekolah sekolah umumnya. Sekolah Semesta pun tidak memiliki guru BK, walaupun staff administrasinya ada yang lulusan BK, tetapi dia tidak mengajar sebagai guru BK. Guru BK pada sekolah ini adalah wali kelas, dengan harapan karena wali kelas lebih dekat dengan para muridnya, jadi kedudukan guru BK diberikan ke wali kelas. Sekolah Semesta melihat pada sekolah biasa, guru BK tidak dapat dekat dengan seluruh murid, sehingga jika ada masalah pun para murid jarang bercerita dengan guru BK. Untuk mengantisipasi kejadian ini Sekolah Semesta membuat wali kelas sebagai guru BK, sehingga murid murid mau menceritakan segalah maslahnya kepada wali kelas, karena wali kelas ini adalah orang tua mereka selama bersekolah di SMA Semesta.4.2.Rekomendasi dan SaranSebenarnya sistem pelaksanaan bimbingan dan konseling pada SMA Semesta cukup baik, karena tercipta kedekatan antara murid dan wali kelas, jadi murid tidak malu bercerita dengan wali kelasnya. Namun, kedudukan guru BK ini tidak profesional, karena latar belakang pendidikan wali kelas pun bukanlah bimbingan dan konseling, mereka hanya mengacu pada pengalaman hidup yang telah mereka terima. Ini akan menjadi kekurangan pada pelaksanaan bimbingan dan konseling, karena pada penyelesaian masalah yang dihadapi pun tidak mempertimbangkan banyak hal, seperti layaknya guru BK dengan latar belakang pendidikan BK.Kekurangan dari pelaksaan BK di SMA Semesta yang kedua adalah tidak ada administrasi pada pelakasanaan BK. Jadi jika ada kasus, sekolah ini tidak mencatatnya dan membuat pembukuan, jadi tidak ada rekam jejak secara fisik yang dilakukan oleh SMA Semesta. Sebaiknya diadakan adminstrasi untuk semua kegiatan bimbingan dan konseling, jadi mereka dapat melakukan evaluasi pada kegiatan kegiatan yang telah dilakukan.