Upload
yuniita-hadii-anggraini
View
20
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan akhir praktikum
Citation preview
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pompa
2.1.1 Umum
Pompa merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberikan energi
kinetik atau energi potensial pada fluida. Setiap pompa memiliki karakteristik
sendiri tergantung pada desain dari pompa tersebut. Berdasarkan prinsip kerjanya
pompa terbagi atas dua jenis :
1. Positive displacement pump
Pada pompa Positive displacement, aliran fluida didasarkan atas
mekanisme penghisapan dan kempa/desak. Contoh pompa ini adalah pompa
ulir, pompa roda gigi, pompa torak dan lain-lain. Pompa jenis ini dapat
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan viskositas yang relatif besar.
Salah satu jenis pompa ini yang banyak digunakan adalah pompa roda gigi.
Karakteristik dari pompa roda gigi sangat dipengaruhi oleh putaran dari
motor yang digunakan.
Q=n . v
Dimana :
Q
n
v
=
=
=
Debit aliran (cm3/waktu)
Putaran pompa (rpm)
Volume yag dipindahkan (cm3)
2. Dynamic Pump
Pada pompa dinamik, energi ditambahkan pada fluida dengan cara
melewatkan fluida pada sudu yang berputar cepat. Contoh pompa ini adalah
pompa radial/sentrifugal, pompa aksial.
Pada pompa sentrifugal energi yang ditambahkan pada fluida tergantung
pada sudu dari impeller. Kecepatan yang keluar tersebut merupakan
2
kecepatan absolut dengan komponen kecepatan putar (tangensial) dan
kecepatan yang mengikuti impeller (relatif).
Kecepatan fluida ini kemudian berkurang dan menjadi tinggi kenaikan (H)
disudu pengarah atau pada rumah spiral pompa.
Gambar 2.1 Segitiga kecepatan impeller
Daya pada fluida yang melalui impeller dirumuskan dengan euler
Turbomachine Equations :
1) Pw=n T=pQ (u 2 Vt 2−u 1 Vt 1 )
2) H=Pw / ρ g Q=I / g (u2 Vt 2−u 1 Vt 1 )
Dimana Pw adalah daya fluida g Q (H) yaitu Water
HorsePower/WHP, sedangkan daya yang diberikan pada pompa diberikan
persamaan (I) BHP = n.T, pada kenyataannya WHP akan selalu lebih kecil
dibandingkan dengan BHP. Sehingga efisiensi pompa merupakan
perbandingan WHP dan BHP.
Persamaan tersebut menunjukan torsi, daya dan head merupakan fungsi
dari kecepatan linier dari tepian rotor u1dan u2 dan kecepatan tangensial
absolut dari fluida Vt1 dan Vt2.
V 2−u 2+w 2−2 uw cos β w cos β=u−Vt
Sehingga : Vt=12
(V 2+u 2−w 2)
Disubstitusikan pada persamaan (2).
3) H=12
g [ (V 22−V 12 )+(u 22−u 12)−(w 22−w 12 ) ]
P/ ρ g+z+w 2 /2 g−r 2 w 2 /2 g=cos nt
3
Untuk pompa sentrifugal power yang diberikan dapat dihubungkan
terhadap kecepatan radial Vn = Vt tan , maka untuk tinggi tekan teoritis
debit dapat diperoleh dengan :
Pw=w T=p Q (u 2 Vn2 ctgα 2−u 1 Vn 1 ctg α 1)
Vn 2=Q /2 πr 2 b 2 Vn 1=Q /2 πr 1 b 1
B adalah kedalaman sudu/Blade pada inlet dan outlet.
Keseimbangan Energi pada Pompa Sentrifugal
Pada gambar 2 terlihat bahwa :
Penampang 1 :
4) Pa/ y= P1 / y+V 12/2 g+h 1+hl1
5) Pa / y= P 2/ y+V 22 /2 g+h 2+hl2
Dari persamaan diatas didapat :
6) P 2/ y=V 22 /2 g=P1 / y+V 12 /2 g+E /G+hl 1−2
Jika penampang input dan discharge sama, maka V1 = V2 dan persamaannya
menjadi :
7) P 2/ y=P 1 / y−E/G−hl1−2
2.1.2 Pompa DAP dan Gambar Rangkaian
Pompa DAP memiliki head dan Q yang lebih kecil dari pompa Wolley
dan daya yang lebih besar dari pompa Wolley, adapun spesifikasi dari pompa
tersebut adalah sebagai berikut :
Spesifikasi pompa DAP (pompa 1)
Head
Q
N
P
:
:
:
:
33 m
42 L/min
2850 rpm
125 Watt
4
Gambar rangkaian
Gambar 2.2 Rangkaian Pompa DAP
Keterangan : = kran tertutup.
= kran terbuka.
2.1.3 Pompa Wolley dan Gambar Rangkaian
Pada pompa Wolley head dan Q lebih besar dari pada pompa DAP dan
dayanya lebih kecil dari pada pompa DAP, sehingga listrik yang digunakan
lebih irit. Adapun spesifikasi dari pompa Wolley adalah sebagai berikut :
Spesifikasi pompa Wolley (pompa 2).
Head
Q
N
P
:
:
:
:
47 m
45 L/min
2900 rpm
100 Watt
5
Gambar rangkaian
Gambar 2.3 Rangkaian Pompa Wolley
Keterangan : = kran tertutup.
= kran terbuka.
2.1.4 Pompa Sentrifugal Yang Dipasang Seri dan Pararel
Dengan Karakteristik Berbeda
Dalam laporan ini kita akan melakukan percobaan pemasangan dua buah
pompa sentrifugal dengan karakteristik berbeda yang akan dipasang secara
seri dan pararel. Dalam percobaan ini akan sangat membantu bila dalam satu
sistem membutuhkan nilai Head dan kapasitas yang tidak dapat dicapai oleh
satu pompa saja, adapun karakteristik pompa tersebut adalah sebagai berikut :
6
1. Pompa 1 (DAP pump)
Head
Q
N
P
:
:
:
:
33 m
42 L/min
2850
125 tt
2. Pompa 2 (Wolley pump)
Head
Q
N
P
:
:
:
:
47 m
45 L/min
2900 rpm
100 Watt
Telah kita ketahui bersama :
1. Head total pompa (H)
H = P / γ + v2 · d / 2g + h
Dimana :
P = tekanan statik (Pa)
v2 · d / 2g = head kecepatan keluar (m)
h = head statik total (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
(+) dipakai jika muka air disisi keluar lebih tinggi dari pada sisi
isap.
(-) dipakai jika muka air disisi keluar lebih rendah dari pada sisi
isap.
v2 diperoleh dari harga Head kerugian gesek (hf =λ L v 2 / D·2g)
karena kerugian gesek pada percobaan ini kita anggap kecil, maka
persamaan Head total kita anggap menjadi:
H = P / γ + h
7
2. WHP (Water Horse Power)
WHP=ρ g Q H
Dimana :
WHP = Water Horse Power (Watt)
ρ = massa jenis (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Q = debit aliran (m3/s)
H = head total (m)
3. BHP (Blade Horse Power)
BHP=V I 0 , 85
Dimana :
BHP = Blade Horse Power (Watt)
V = tegangan (Volt)
I = kuat arus listrik (Ampere)
4. Efisiensi pompa (p)
η p=WHPBHP
Dimana :
WHP = Water Horse Power (Watt)
BHP = Blade Horse Power (Watt)
2.1.5 Pompa Yang Dipasang Secara Seri dan GambarRangkaian
8
Pada hubungan seri, setelah zat cair melalui sebuah pompa, zat cair itu
dibawa kembali ke pompa berikutnya. Dari P2 diteruskan ke P1 dengan
menutup kran 4 dan kran 2. dalam pemasangan secara seri head yang
dihasilkan akan lebih besar, head pompa 1 ditambah head pompa 2, namun
dengan debit aliran fluida yang kecil (pompa2).
Gambar rangkaian
Gambar 2.4 Rangkaian Pompa secara Seri
Keterangan: = kran tertutup.
= kran terbuka.
2.1.6 Pompa Yang Dipasang SecaraParalel dan GambarRangkaian
Pada hubungan pararel pada pompa, beberapa buah pompa dihubungkan
pada saluran kempa yang sama. Untuk menjaga agar jangan sampai sebuah
pompa mengempa kembali zat cair kedalam saluran isap pompa yang lain,
umpamanya bila pompa yang terakhir ini tidak bekerja, maka dipasang
sebuah katup/kran. Dengan menutup kran 3 maka rangkaian ini akan
9
terhubung secara pararel dan akan dihasilkan debit aliran yang sangat besar
namun head tidak bertambah.
Gambar rangkaian
Gambar 2.5 Rangkaian Pompa secara Peralel
Keterangan : ` = kran tertutup.
= kran terbuka.
2.1.7 Lembar Data Pengamatan
Tabel 2.1. Tabel data pengamatan Pompa
Pompa 1 (DAP pump)
Bukaan katup Head statis Tekanan Waktu
10
Pompa 2 (Wolley pump)
Bukaan katup Head statis Tekanan Waktu
Pompa 1+2 pemasangan seri
Bukaan katup Head statis Tekanan Waktu
Pompa 1+2 pemasangan pararel
Bukaan katup Head statis Tekanan Waktu
2.2 Motor Bakar
2.2.1 Umum
Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor,
yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja
mekanik. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi
menjadi dua golongan, yaitu
1. Mesin pembakaran luar (external combustion engine), yaitu proses
pembakaran yang terjadi diluar mesin, energi termaldarigas hasil
11
pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui dinding pemisah,
sebagai contohnya mesin uap, turbin uap, dan lain-lain.
2. Mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) yang pada
umumnya dikenal dengan nama motor bakar. Proses pembakarannya
berlangsung didalam ruang bakar gas hasil pembakaran
tersebutberfungsi sebagai fluida kerja untuk menghasilkan gerak
mekanik. Contoh : motor diesel dan motor bensin.
2.2.2 Motor Bakar Bensin 4 langkah (Gasoline Engine)
Motor bakar bensin merupakan salah satu jenis penggerak mula yang
mengkonversikan energi termal menjadi energi mekanik. Energi termal
tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar dan udara.
Motor bakar bensin menggunakan beberapa silinder yang didalamnya
terdapat torak yang bergerak translasi (bolak-balik). Didalamsilinder itulah
terjadi pembakaran campuran bahan bakar dan udara (Air-fuel mixture) yang
di bantu dengan busi (spark plug). Gas pembakaran yang dihasilkan oleh
proses tersebut mampu menggerakan torak dan batang penghubung
(connecting Rod) yang dihubungkan dengan poros engkol (Crank shaft) dan
sebaliknya gerak rotasi poros engkol menimbulkan gerak translasi pada torak.
Motor bakar bensin termasuk dalam mesin pembakaran dalam (internal
combustion engine) yang dimana proses pembakarannya terjadi pada ruang
bakar. Lain halnya dengan pembakaran luar yang mana proses
pembakarannya terjadi diluar mesin yang kemudian energi panas tersebut
dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui dinding pemisah.
12
Gambar 2.6 Siklus Otto aktual
Gambar 2.7 Siklus Otto ideal
Gambar 2.8 Skema motor bakar4 langkah
13
Pada awal kerja siklus kedua katup baik katup masuk(intake valve)
maupun katup buang(exhaust valve) tertutup dan piston berada pada posisi
terendah (Bottom Dead Center/Titik Mati Bawah).Selama fasa kompresi,
piston bergerak ke atas, mengkompresikan campuran bahan bakar dan udara
(air-fuel mixture). Sebelum piston mencapai posisi teratas di dalam silinder
(Top Dead Center/Titik Mati Atas), busi memercikan bunga api dan terjadi
pembakaran di dalam ruang bakar, meningkatkan temperature dan tekanan
gas pembakaran bertekanan tinggi menekan piston kebawah sehingga
memutar poros engkol(crankshaft), menghasilkan kerja selama fasa ekspansi.
Pada akhir langkah, piston kembali pada posisi terendah dan melengkapi
siklus, dan silinder mengisian dengan hasil pembakaran. Sekarang piston
bergerak ke atas sekali lagi, ,mengeluarkan gas sisa melewati katup keluar
(exhaust valve), dan ke bawah untuk waktu yang kedua, menarik campuran
bahan bakar dan udara bebas melewati katup masuk (intake valve). Diketahui
bahwa tekanan di dalam silinder sedikit di atas nilai tekanan atmosfir selama
langkah buang dan sedikit di bawahnya selama langkah masuk/hisap. Gambar
2.7 merupakan siklus otto ideal dimana :
1-2 : proses kompresi campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder pada
kondisi isentropis.
2-3 : proses pembakaran campuran bahan bakar udara pada volume tetap.
3-4 :proses ekpansi pada kondisi isentropis.
4-1 : proses pembungan gas hasil pembakaran pada volume tetap.
2.2.3 Motor Bakar Diesel 4 langkah (Diesel Engine)
1. Pembakaran
Udara dan bahan bakar yang dipanaskan secara bersamaanmenghasilkan
pembakaran, yang kemudian menghasilkangaya yang dibutuhkan untuk
memutarkan engine.Oksigen yang terdapat pada udara diperlukan
untukmembakar bahan bakar, yang kemudian menciptakangaya. Bila
dikabutkan, bahan bakar diesel akan mudahterbakar secara efisien. Proses
pembakaran terjadi padasaat campuran bahan bakar dan udara sudah cukup
14
panasuntuk disulut. Ia harus terbakar cepat dan terkontroluntuk menghasilkan
energi panas yang paling tinggi.Intinya : Udara + Bahan bakar + Panas =
Pembakaran
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembakaran
Proses pembakaran diatur oleh 3 faktor sebagai berikut :
1. Volume udara yang dimampatkan.
2. Jenis bahan bakar yang digunakan.
3. Jumlah campuran bahan bakar dan udara.
b. Ruang Pembakaran
Ruang pembakaran dibentuk oleh :
1. Cylinder Liner
2. Piston
3. Intake Valve
4. Exhaust Valve
5. Cylinder Head
Gambar 2.9Ruang Pembakaran Mesin Diesel 4 langkah
2. Kerja Mesin Diesel 4 langkah
a. Intake Stroke (Langkah isap)
15
Siklus engine dimulai dari intake stroke. Mula-mula,intake valve
terbuka.Bersamaan dengan itu, pistonbergerak menuju BDC (Bottom Dead
Center) atau TMB yaitumerupakan titik terbawah yang mampu dicapai
pistondan akanmenghisap udara ke dalam ruang pembakaran.Crankshaft
berputar 180oatau setengah putaran,sementara exhaust valve tetap tertutup.
b. Compression Stroke (Langkah Kompressi/Tekan)
Pada langkah kompresi (compression stroke) intakevalve menutup, menyekat
ruang pembakaran.Pistonbergerak naik sampai posisi teratas pada cylinder
liner.Posisi ini disebut TDC (Top Dead Center) atau TMA. Udara
yangterperangkap akan tertekan dan menjadi sangat panas.Perbandingan antara
volume udara sebelum dan sesudahditekan disebut perbandingan kompresi
(compressionratio).Umumnya Diesel Engine memiliki perbandingankompresi
antara 13 : 1 sampai 20 : 1. Saat ini Crankshafttelah berputar 360oatau satu
putaran penuh.
Perbandingan Kompressi= Volume TMB / Volume TMA
c. Power Stroke (Langkah Tenaga)
Bahan bakar diesel disemprotkan menjelang akhir compression stroke.Ini
menghasilkan pembakaran dan dimulainya langkah tenaga (power stroke).Intake
dan exhaust valve tetap tertutup untuk menyekat ruang pembakaran. Gaya dari
hasil pembakaran mendorong piston turun dan menyebabkan connecting rod
memutar crankshaft 180olagi.Pada saat ini crankshaft telah melakukan satu
setengah putaran sejak siklus pertama dimulai.
d. Exhaust Stroke (Langkah Buang)
Exhaust strokeadalah langkah terakhir dari Siklus 4 Langkah. Pada langkah
buang (exhaust stroke), exhaustvalveterbuka, pistonbergerak naik dan mendorong
gas hasil pembakaran keluar dari silinder. Pada posisi TDC (Top
DeadCenter)exhaust valvemenutup, intake valvemembuka, dan siklus dimulai dari
awal lagi. Saat ini connecting rod kembali memutar crankshaft180o.
16
Gambar 2.10Tahap langkah mesin diesel 4 langkah
3. Siklus mesin diesel 4 langkah
Gambar 2.11Siklus P-V Diesel ideal
4. Perbedaan mesin bensin dengan mesin diesel
a. Spark plug/busi
Perbedaan yang paling mencolok antara kedua engineitu adalah bahwa
diesel enginetidak membutuhkan pemantik (ignition) untuk menyalakan
engine.Seperti diketahui bahwa diesel enginemenggunakan tekanan udara
dengan compression ratioyang tinggi untuk memanaskan udara di dalam
ruang pembakaran sampai cukup panas untuk menyalakan bahan bakar.
17
b. Desain ruang pembakaran mesin diesel
Perbedaan antara diesel enginedengan gasoline enginejuga terletak pada
desain ruang pembakarannya.Pada diesel engine, ruangan antara
cylinderheaddengan piston pada saat di posisi TDC (Top Dead Center), TMA
adalah sangat kecil,sehingga menghasilkan rasio kompresi yang
tinggi.Kebanyakan piston untuk diesel enginememiliki ruangpembakaran
yang terletak tepat di atas piston.
c. Tenaga Engine
Perbedaan lain yang mencolok adalah kemampuan engineuntuk dibebani
pada rpm rendah. Umumnya, diesel enginebiasa beroperasi antara 800 rpm
dan 2200 rpm, menghasilkan torqueyang lebih besar dan menghasilkan
tenaga yang lebih besar disbanding gasoline engine.
d. Bahan Bakar
Dieselengineumumnya lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar
daripada gasoline engine. Rata-rata outputhorsepower-nya membutuhkan
bahan bakar yang relatife lebih sedikit.
e. Bobot Engine
Diesel engine lebih berat daripada gasoline engine karena ia harus
mampu menahan tekanan dan suhu tinggipada saat proses pembakaran.
f. Perbandingan Kompressi
Diesel Enginemenggunakan rasio kompresi yang lebih tinggi untuk
memanaskan udara ke suhu pembakaran yang dibutuhkan.Umumnya berkisar
antara 13:1 sampa 20:1.Sementara gasoline enginehanya menggunakan rasio
kompresi antara 8:1 sampai 11:1.
18
Gambar 2.12Disain mesin diesel 4 langkah
5. Siklus Udara Ideal
Proses thermodinamika dan kimia yang terjadi pada motor bakar sangatlah
kompleks untuk dianalisis menurut teori. Oleh karena itu maka diperlukan adanya
asumsi keadaan yeng ideal.
Semakin ideal suatu keadaan maka semakin mudah untuk dianalisis, akan
tetapi keadaan tersebut dapat menyimpang jauh dari keadaan sebenarnya.
Umumnya untuk menganalisis motor bakar dipergunakan siklus udara ideal.
Siklus udara tersebut menggunakan beberapa keadaan yang sama dengan siklus
sebenarnya, misalnya mengenai:
a. Urutan proses.
b. Perbandingan kompresi.
c. Temperatur dan tekanan.
d. Penambahan kalor.
Pada keadaan sebenarnya banyak terjadi penyimpangan alur siklus ideal
tersebut. Hal tersebut antara lain :
1. Katup tidak terbuka dan tertutup tepat pada titik mati atas dan titik
mati bawah torak.
2. Fluida kerja bukanlah udara yang dapat dianggap sebagai gas ideal.
19
3. Pada motor bakar torak tidak terdapat pemasukan kalor seperti yang
terjadi pada siklus udara, akan tetapi perubahan temperatur yang
terjadi merupakan akibat dari pembakaran bahan bakar dan udara.
4. Tidak ada pembakaran yang sempurna.
5. Terjadi kerugian-kerugian gesek, thermal dan kerugian energi lain.
Rumus Dasar.
Pengolahan data :
1. Torsi yang dihasilkan (output toque)
(Nm)
2. Daya yang dihasilkan/BHP (Break Horse Power)
(KW)3. Fuel Consumtion (Brake Fuel Consumtion)
(L/h)
4. Spesific Fuel Consumtion and Power / SFC
(liter / KWh)
5. BMEP (Break Mean Effective Pressure)
Tekanan udara rata-rata yang digunakan untuk menggerakan piston selama
langkah kerja(ekspansi).
(KW/m3)
6. Daya indikator/IHP (Indicator Horse Power)
(KW)
7. Kerugian akibat gesekan pada komponen/FHP (Friction Horse Power)
BHP (x) BFC (y)
BFC = 3600 . Vg/t
BHP = (2 π n T) / 60
T = F . L
SFC = BFC / BHP
BMEP = 6 x 104 K2 BHP /N Vs
IHP = BHP + FHP
20
b=n (Σ xy ) ( Σx )− (Σx 2 ) ( Σy )
n ( Σx 2 )−( Σx ) 2
a=(Σx 2 ) (Σy )−( Σx ) ( Σy )
n (Σx 2 )−( Σx ) 2
8. mek (perbandingan daya keluar dan indikator)
Tujuan pengolahan data :
a. Mengetahui karakteristik motor bensin 4 langkah pada berbagai
putaran.
b. Mendapatkan grafik dari pengolahan data (rpm vs BHP dan rpm vs
mek).
2.2.4 Lembar Data Percobaan
Tabel 2.1 Spesifikasi gasoline Engine 4 langkah
D (m) g ( m/s2) L (m)6,3 X 10-2 9.814 9,6 X 10-2
Tabel 2.2 Tabel data pengamatan gasoline engine 4 langkah
No
n P (Kg/cm2) P (kg/m2) t (s) Vg (ml) Vg (m3)
1 2 3
FHP = b /a
ηmek = BHP / IHP
21
Tabel 2.3. Tabel hasil perhitungan Motor Bakar
no F T BHP BFC SFC BMEP IHP FHP η mek1 2 3
2.3 Refrigerator
2.3.1 Umum
Prinsip pengkondisian udara merupakan terapan dari teori perpindahan
kalor dan thermodinamika. Berbagai konsep, model, dan hukum thermodinamika
dan perpindahan kalor dikembangkan dari konsep yang dikembangkan dari dunia
fisika, model khusus dan juga hukum yang digunakan untuk memecahakan
masalah dan sistem rancangan. Massa dan energi merupakan dua konsep dasar
yang menjadi titik tolak perkembangan sains rekayasa (engineering science).
Hukum pertama dan kedua thermodinamika, dan persamaan laju perpindahan
kalor merupakan contoh yang tepat untuk hal ini.
1. Sifat thermodinamika
Bagian yang penting dalam menganalisis dalam sistem thermal adalah
penemuan sifat thermodinamika yang bersangkutan. Suatu sifat adalah
karakteristik atau ciri dari bahan yang dapat dijajaki dalam hal perubahan
sifat-sifatnya, tetapi keduanya bukan merupakan sifat itu sendiri, melainkan
merupakan hal yang dilakukan terhadap suatu sistem untuk merubah suatu
sifatnya. Kerja dan kalor dapat diukur hanya pada pembatas sistem atau
jumlah energi yang dipindahkan tergantung pada terjadinya perubahan.
Oleh karena itu, thermodinamika berkisaran pada energi maka seluruh
sifat-sifat thermodinamika berkaitan dengan energi. Dalam hal ini sifat-sifat
thermodinamika yang diutamakan adalah tekanan, suhu, rapat massa, volume
spesifik, kalor spesifik, entalpi, dan sifat cair uap dari suatu keadaan. Suhu
(t), dari suatu bahan menyatakan keadaan thermal dan kemampuannya untuk
bertukar energi dengan bahan lain yang bersentuhan dengannya. Jadi suatu
bahan yang suhunya lebih tinggi akan memberikan kepada bahan yang
22
suhunya lebih rendah. Titik acuan bagi skala Celcius adalah titik beku air
(0°C) dan titik didih air (100°C).
2. Suhu absolut (T)
adalah derajat diatas suhu nol absolut yang dinyatakan dengan skala
Kelvin (K) yaitu = t°C + 273. Oleh karena itu, interval suhu pada kedua skala
suhu tersebut identik maka beda suhu pada Celcius dinyatakan dengan
Kelvin.
3. Tekanan (P)
adalah gaya normal (tegak lurus) yang diberikan oleh suatu fluida
persatuan luas benda yang terkena gaya tersebut. Tekanan absolut adalah
ukuran diatas nol (tekanan yang sebenarnya berada diatas nol). Tekanan
pengukuran (gauge preassure) diukur diatas tekanan atmosfir suatu tempat
(nol tekanan pengukuran = tekanan atmosfir ditempat tersebut). Satuan yang
dipakai untuk tekanan adalah Newton/m2 disebut juga Pascal (Pa).
4. Tekanan atmosfer standar
adalah 101.325 Pa = 101.3 Mpa, tekanan dapat diukur dengan instrument
seperti ukuran tekanan (preassure gauge) atau Manometer (yang
diperlihatkan secara skematik).
5. Rapat massa dan volume spesifik
rapat massa dari suatu fluida adalah massa yang mengisi satu-satuan
volume, sebaliknya volume spesifik adalah volume yang diisi oleh satu-
satuan massa, rapat massa dan volume spesifik saling berkaitan satu dengan
yang lainnya.
6. Kalor spesifik
kalor spesifik dari suatu bahan adalah jumlah energi yang diperlukan
untuk menaikkan satu-satu massa bahan tersebut sebesar 1 K. Oleh karena
itu, besaran ini dipengaruhi oleh cara proses berlangsung, maka cara kalor
ditambahkan atau dilepaskan harus disebutkan. Nilai pendekatan untuk nilai
spesifik dari beberapa bahan yang penting adalah sebagai berikut :
23
Cp
Cp
Cp
1,0 kJ/kg.K
4,19 kJ/kg.K
1,88 kJ/kg.K
Udara kering
Air
Uap air
7. Entalpi
perubahan entalpi (h) adalah jumlah kalor yang dilepaskan atau diberikan
persatuan massa melalui proses tekanan konstan. Sifat entalpi dapat juga
dinyatakan laju perpindahan kalor untuk proses yang padanya terjadi
penguapan atau pengembunan, misalnya proses dalam ketel air atau koil
pendinginan udara dimana uap air mengembun.
8. Entropi
walaupun entropi memiliki arti teknis dan filosofi, tapi sifat ini hanya
digunakan dalam hal khusus dan terbatas. Entropi terdapat pada banyak
grafik dan tabel-tabel sifat bahan.Berikut adalah sifat entropi, yaitu :
a. Jika suatu gas uap ditekan atau diekspansikan tanpa gesekan dan
tanpa penambahan atau pelepasan kalor selama proses berlangsung,
maka bahan itu akan tetap.
b. Dalam proses yang akan disebutkan dalam butir, perubahan entalpi
menyatakan jumlah kerja persatuan massa yang diperlukan oleh
poros penekanan atau yang dilepaskan oleh proses ekspansi tersebut.
9. Hukum gas ideal
model idealisasi dari perilaku gas yang berhubungan dengan tekanan,
suhu, dan volume spesifik suatu gas ideal memenuhi :
P . v=R . T
Dimana :
24
P
v
R
T
=
=
=
=
Tekanan (Pa)
Volume spesifik (m/kg)
Terapan gas = 287 J/kg.K ; untuk udara
= 426 J/kg.K ; untuk air
Suhu absolut (k)
Persamaan gas ideal berlaku pada udara kering dan uap air dengan
derajat panas lanjut yang tinggi sekali dan tidak berlaku bagi uap air serta
refrigran yang suhunya dekat dengan kondisi jenuh.
10. Konservasi massa
massa adalah suatu “konsep” yang mendasar, karena itu tidak mudah
untuk didefinisikan. Definisi massa sering dirumuskan dengan menunjukan
pada hukum Newton, yaitu :
Gaya=m . a=m . dV /dt
Dimana :
m
V
a
t
=
=
=
=
Massa (kg)
Kecepatan (m/det)
Percepatan (m/det2)
Waktu (det)
11. Pemanasan dan pendinginan
Pada kebanyakan proses pemanasan dan pendinginan, misalnya pada
pemanas air, pada ketel, perubahan beberapa bagian energi diabaikan.
Seringkali perubahan energi kinetik sebesar V2/2 dan energi potensial dari
titik yang satu ke titik yang lain sebesar 9,81 z dapat diabaikan jika terlalu
kecil dibandingkan dengan besarnya perubahan entalpi, kerja yang dilakukan
atau perpindahan kalor. Apabila dalam proses tidak ada kerja yang dilakukan
oleh pompa kompresor atau mesin, maka W = 0 karena itu persamaan energi
disederhanakan menjadi :
25
Q=m . h 1=m . h 2 atau q=m (h 2−h1 )
Artinya laju perpindahan kalor sama dengan laju aliran massa dikalikan
dengan perubahan entalpi.
12. Proses adiabatik
adiabatik berarti tidak ada kalor yang dipindahkan, jadi q = 0. Proses
adiabatik dapat terjadi jika pembatas sistem diberi sekat penahan aliran kalor.
Tetapi walaupun sistem tidak disekat asalkan laju energi total didalam sistem
jauh lebih besar dibandingkan dengan energi yang dimasukan atau
dikeluarkan ke lingkungan dalam bentuk kalor, maka proses tersebut dapat
dikatakan dengan adiabatik.
13. Kerja kompresi
suatu contoh yang dapat dijadikan sebagai model proses adiabatik adalah
pengkompresian suatu gas. Perubahan energi kinetik dan potensial serta laju
perpindahan kalor (q) didapat :
Q=m (h 1−h 2)
Artinya, daya yang dibutuhkan sama dengan laju aliran massa dikalikan
dengan perubahan entalpi. Kerja W berharga negatif untuk kompresor dan
positif untuk mesin.
14. Kompresi isentropic
merupakan bahan lain yang tersediauntuk memperkirakan perubahan
entalpi selama proses berlangsung kompresi. Jika kompresi bersifat adiabatik
dan tanpa gesekan maka kompresi tersebut terjadi pada entropi tetap.
15. Perpindahan kalor
analisis perpindahan kalor digali dari hukum thermodinamika tentang
konservasi massa energi, hukum kedua dan ketiga persamaan tentang
konduksi, radiasi dan konveksi. Persamaan ini dikembangkan dari
pengalaman gejala fisika tentang energi yang merupakan ungkapan matematis
dari model-model yang dibuat untuk menjelaskan gejala tersebut.
26
Perpindahan kalor melalui suatu bahan padat yeng disebut peristiwa
konduksi, menyangkut pertukaran energi tingkat molekuler. Sebaliknya,
radiasi adalah proses yang membawa energi dalam jalan pelompatan proton
dari suatu permukaan ke permukaan yang lain. Radiasi dapat memindahkan
energi menyebrangi energi ruang vakum yang tidak tergantung pada medium
perantara untuk menghubungkan dua permukaan. Perpindahan kalor konveksi
tergantung pada konduksi antara permukaan benda padat dengan fluida
terdekat yang bergerak.
Gambar rangkaian
Gambar 2.13 Rangkaian Refrigerator (AC)
2.3.2 Bagian-Bagian Pada Refrigerator
1. Kompresor
27
Kompresor adalah semacam pompa yang didesain untuk menaikkan
tekanan dari refrigeran. Menurut hukun fisika, jika gas atau uap
dikompresikan maka temperaturnya juga akan naik. Ketika tekanan dan
temperatur naik, refrigeran cepat mengalami kondensasi pada kondensor.
Simbol.
Gambar 2.14 Kompresor
2. Kondensor
Tujuan dari kondensor adalah untuk mengkondensasikan udara menjadi
mencairkan gas refrigeran yang telah dikompresikan bertekanan tinggi,
bertemperatur tinggi yang keluar dari kompresor.Kondensor dibagi menjadi
dua bagian, yaitu : Air Cooled Type dan Water Cooled Type, kapasitas : 720
kcal/h.
Simbol.
Gambar 2.15 Kondensor
3. Liquid Receiver
Liquid receiver menyimpan refrigeran yang telah dikondensasikan dalam
bentuk cairan secara berkala sebelum melalui expantion valve (katup
ekspansi).
Simbol.
28
Gambar 2.16Liquid Receiver
4. Sight Glass
Dalam sight glass akan memberikan informasi keadaan dari refrigeran
(bercampur dengan air, kualitas dari refrigeran, dan lain-lain) alat inin
dipasang diantara pipa cairan refrigeran diantara kondensor dan expantion
valve.
Simbol.
Gambar 2.17 Sight Glass
5. Strainer/Drier
Alat ini memisahkan air yang bisa berada pada pipa freon refrigeran. Jika
air masuk dalam sistem pipa, bukan hanya akan menghambat aliran refrigeran
yang dikarenakan air ini akan membeku, tetapi juga akan menyebabkan
terjadinya asam hidrochloric, asam floride hydrogen. Ini akan menyebabkan
akibat yang kurang baik, sebagai contoh : karat pada komponen, adhesive
tembaga atau material elektrik isolator.
Standar : 1,4 inchi.
Simbol.
Gambar 2.18 Strainer (filter)
6. Expantion Valve
Digunakan untuk mempertahankan derajat suhu super head dengan
mengontrol aliran refrigeran.Alat ini memiliki thermostatis expantionvalve.
Digunakan untuk refrigeran : freon 22 (R22). Standar : daerah temperatur
yang dikontrol -40 – 10°C.
Simbol.
29
Gambar 2.19 Expantion Valve
7. Evaporator
Adalah bagian alat dari refrigeration system yang digunakan untuk
menguapkan refrigeran dengan cara menangkap panas dari lingkungan.
Dengan kata lain alat ini menguapkan cairan refrigeran dengan cara head
exchanging (pertukaran panas) antara temperatur rendah, tekanan rendah
cairan refrigeran dengan udara.
Simbol.
Gambar 2.20 Evaporator
8. Dual
Alat ini digunakan untuk menghentikan kompresor pada saat tekanan
berlebihan dari tekanan normal operasi dan akan kembali dihidupkan jika
kembali normal. Dan akan menghentikan kompresor untuk mengurangi
tekanan pada tekanan rendah untuk membuat pompa bekerja pada tekanan
rendah yang berhubungan dengan selenoid valve.
Daerah tekanan dapat dikontrol :
High Preassure : 8-30 kg/cm2
Low Preassure : 0,5-2 kg/cm2
Daerah tekanan diferensial : 50 mmHg – 6 kg/cm2
Simbol.
Gambar 2.21 Dual
9. Pressure Gauge
30
Alat ini akan memberikan informasi dan rendahnya tekanan pada sistem
daerah yang dapat dibaca.
Daerah tekanan yang dapat dibaca :
High Preassure : 0-30 kg/cm2
Low Preassure : 0-15 kg/cm2
Simbol.
Gambar 2.22 Preassure Gauge
10. Thermostat
Alat ini mengontrol solenoid valve dengan tujuan untuk memelihara
temperatur udara pada outlet evaporator dan temperatur ruangan pada
temperatur konstan. Daerah udara dapat dikontrol : 30-50°C.
Simbol.
Gambar 2.23 Thermostat
11. Temperatur
Alat ini akan menemukan volume keluar penukar dengan mengukur
temperatur dalam sistem.
Simbol.
Gambar 2.24 Temperatur
2.3.3 Lembar Pengambilan Data Refrigerator (Freezer) R22
31
Shift :
T1 (Ideal) : °C
T2 (Ideal) : °C
T3 (Ideal) : °C
T4 (Ideal) : °C
P1 (Ideal) : KPa
P2 (Ideal) : KPa
P3 (Ideal) : KPa
P4 (Ideal) : KPa
t1 (Aktual) : °C
t2 (Aktual) : °C
t3 (Aktual) : °C
t4 (Aktual) : °C
P1 (Aktual) : KPa
P2 (Aktual) : KPa
P3 (Aktual) : KPa
P4 (Aktual) : KPa
Coefficient of Performance (COP) Ideal
Dengan parameter T pada tabelR22 :
h1 : P1 :
h2 : P2 :
h3 : P3 :
32
h4 : P4 :
h3= h4(Ideal)
Wkompresor : m (h2 – h1) =
Qkondensor : h2– h3 =
Qevaporator : h1 – h4 =
COPideal : Output / Input = Qevaporator / Wkompresor
COPaktual : Output / Input = Qevaporator / Wkompresor
Coefficient of Performance (COP) Aktual
Dengan parameter t pada tabel R12 :
h1 : P1 :
h2 : P2 :
h3 : P3 :
h4 : P4 :
Wkompresor : m (h2 – h1) =
Qkondensor : h2– h3 =
Qevaporator : h1– h4 =
COPideal : Output / Input =
COPaktual : Output / Input =
33