8
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Berdirinya PT. BPR SWADHANAMAS PAKTO Cabang yang berpusat di Kota Genteng ini disebabkan karena sulitnya mencari modal untuk kalangan masyarakat ekonomi lemah yang sangat memprihatinkan. Mereka memperoleh dana dari para rentenir atau pelepas uang dengan menggunakan sistem bunga yang sangat tinggi, sehingga keadaan mereka bukannya tambah baik akan tetapi semakin buruk karenan terbeban oleh bunga yang tinggi. Hal ini menjadikan pemikiran pemerintah pusat maupun daerah untuk menanggulangi para rentenir. Maka dari itu pada Oktober 1988, pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi perbankkan yang dikenal sebagai PAKTO (Paket Oktober) 88. Pasca PAKTO 88, pemerintah mendorong pendirian bank – bank pasar yang terutama sangat dikenal karena didirikan di lingkungan pasar dan bertujuan untuk memberikan pelayanan jasa keuangan kepada para pedagang besar. Berdasarkan PAKTO 1988, bank – bank pasar tersebut kemudian dikukuhkan menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). PT. BPR SWADHANAMAS PAKTO Cabang didirikan pada tanggal 17 Januari 1996 dengan tujuannya untuk 6

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LANDASAN TEORI BPR

Citation preview

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Berdirinya PT. BPR SWADHANAMAS PAKTO Cabang yang berpusat

di Kota Genteng ini disebabkan karena sulitnya mencari modal untuk

kalangan masyarakat ekonomi lemah yang sangat memprihatinkan. Mereka

memperoleh dana dari para rentenir atau pelepas uang dengan menggunakan

sistem bunga yang sangat tinggi, sehingga keadaan mereka bukannya tambah

baik akan tetapi semakin buruk karenan terbeban oleh bunga yang tinggi. Hal

ini menjadikan pemikiran pemerintah pusat maupun daerah untuk

menanggulangi para rentenir. Maka dari itu pada Oktober 1988, pemerintah

mengeluarkan kebijakan deregulasi perbankkan yang dikenal sebagai PAKTO

(Paket Oktober) 88.

Pasca PAKTO 88, pemerintah mendorong pendirian bank – bank pasar

yang terutama sangat dikenal karena didirikan di lingkungan pasar dan

bertujuan untuk memberikan pelayanan jasa keuangan kepada para pedagang

besar. Berdasarkan PAKTO 1988, bank – bank pasar tersebut kemudian

dikukuhkan menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

PT. BPR SWADHANAMAS PAKTO Cabang didirikan pada tanggal 17

Januari 1996 dengan tujuannya untuk meningkatkan derajat ekonomi

masyarakat, khususnya masyarakat Banyuwangi bagian selatan dengan

menyelenggarakan pelayanan yang meliputi pemberian kredit dengan

biaya/bunga ringan juga penerimaan tabungan dan deposito yang terjamin

keamanannya dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain

itu, dengan didirikannya kantor cabang di Kecamatan Purwoharjo diharapkan

mampu mendekatkan diri terhadap masyarakat dalam pelayanan sekaligus

ekspansi pengembangan perusahaan.

Posisi PT. BPR SWADHANAMAS PAKTO yang bertempat di Jl. Raya

Grajagan No. 85 Purwoharjo – Banyuwangi memberi nilai strategis dari

berbagai aspek baik Yuridis Politik Ideologi maupun Ekonomi karena letak

kantor sendiri berada di wilayah agraris dengan potensi pertanian yang sangat

6

Page 2: BAB II

7

baik dan juga potensi dari yang lainnya seperti perikanan, industri dan

sebagainya.

2.1.1 Lokasi Perusahaan

Lokasi penelitian yang dilakukan penulis pada PT. BPR

Swadhanamas Pakto Cabang Purwoharjo yang berlamat di Jl. Raya

Grajagan No. 85 Telp. (0333) 396935 Purwoharjo – Banyuwangi.

2.2 Logo Dan Visi Misi Perusahaan

Gambar 2.1 : Logo BPR

2.2.1 Visi

Visi PT. BPR Swadhamas Pakto

Menjadi Bank Perkreditan Rakyat yang Profesional, Tangguh dan

Terpercaya dengan selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

2.2.2 Misi

Misi PT. BPR Swadhanamas Pakto

1. Menjalankan aktivitas BPR yang unggul dengan mengutamakan

pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk

menunjang peningkatan ekonomi rakyat kecil.

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan

kerja yang didukung oleh organisasi, manajemen dan sumberdaya

yang profesional, tangguh dan terpercaya.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada

pemegang saham, karyawan, nasabah dan pemerintah.

Page 3: BAB II

8

2.3 Tugas Dan Wewenang

Adapun deskripsi tugas dan wewenang dari seluruh staf PT. BPR

SWADHANAMAS PAKTO Cabang adalah sebagai berikut :

1. Komisaris

a. Mengoreksi dan memberikan persetujuan rencana kerja tahunan

yang diajukan oleh Direksi.

b. Memberikan pengarahan kepada Direksi dalam rangka pembuatan

kebijakan – kebijakan yang tertuang dalam rencana kerja tahunan.

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanan tugas yang dilakukan

Direksi apakah sudah sesuai dengan rencana kerja dan kebijakan

yang telah ditetapkan.

d. Melakukan penilaian atas kemampuan atau prestasi kerja Direksi.

2. Direksi

a. Membuat rencana kerja setiap tahun dan target tahunan untuk

tahun – tahun berikutnya.

b. Bertanggungjawab penuh dengan pelaksanaan tugas – tugas untuk

kepentingan perusahaan dalam pencapaian maksud dan tujuan.

c. Memanage dan memantau seluruh kegiatan operasional

perusahaan.

d. Menjalankan semua kebijakan yang telah ditetapkan.

3. Kepala Bagian (Kabag) Kredit

a. Menangani marketing kredit

b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan transaksi kredit.

c. Mengawasi & mengkoordinasi tugas – tugas bawahannya.

4. Administrasi Kredit

a. Memeriksa kelengkapan berkas – berkas debitur dan jaminan

sebelum pengikatan (perjanjian) dilaksanakan dan mencatat pada

buku register.

b. Membuat, menyiapkan & melaksanakan pengikatan (perjanjian)

dan jaminan terhadap fasilitas kredit baru ataupun perpanjangan

(pelunasan ambil lagi).

Page 4: BAB II

9

c. Menjelaskan perjanjian, suku bunga, besarnya angsuran dan lain –

lain kepada debitur.

5. Permohonan Kredit

a. Menangani permohonan (kredit) oleh nasabah/debitur.

b. Memberikan informasi secara jelas tentang tata cara pengajuan

pinjaman & mencari informasi debitur itu sendiri.

c. Melakukan interview/wawancara kepada calon debitur untuk

mencari informasi yang meliputi : penghasilan, pekerjaan,

kegunaan pinjaman, dsb.

6. Angsuran

a. Melakukan pencatatan pembayaran angsuran oleh nasabah/debitur.

b. Membuat kartu piutang dari setiap realisasi kredit.

c. Membuat bukti angsuran setiap pembayaran angsuran oleh debitur.

d. Mencatat semua transaksi angsuran ke kartu piutang.

e. Bertanggungjawab atas perhitungan denda apabila terjadi

keterlambatan pembayaran angsuran & pemotongan bunga apabila

debitur melakukan pelunasan sebelum jatuh tempo.

7. Kasir

a. Bertugas menangani seluruh penerimaan dan pengeluaran ataupun

setoran & penarikan tunai/transaksi per bank.

b. Mampu menghitung secara cepat dan harus mampu memilah

keaslian uang.

c. Bertanggungjawab terhadap ruang brankas/khasanah

d. Melakukan perhitungan akhir dan melaporkan hasil perhitungan

kepada Pimpinan Kantor.

8. Tabungan

a. Bertanggungjawab terhadap kegiatan tabungan dalam upaya

pelayanan kepada nasabah.

b. Menerima setoran tabungan ditempat nasabah.

c. Membuat rekapitulasi harian, baik setoran maupun penarikan untuk

diserahkan ke kasir atau ke pembukuan.

Page 5: BAB II

10

9. Pembukuan

a. Bertanggungjawab penuh terhadap proses pembukuan, kebenaran

& keakuratan data – data per transaksi.

b. Bertanggungjawab atas kebenaran laporan yang dikirim ke Bank

Indonesia (BI) dan kantor pajak.

c. Menerima semua laporan dan slip transaksi harian dari setiap

bagian & membukukannnya.

d. Mencocokkan saldo rekening dari masing – masing bagian dengan

buku besar.

10. Account Officer (AO)

a. Ujung tombak dalam permasalahan kredit.

b. Melaksanakan & bertanggungjawab atas hasil survei calon debitur

yang telah dilaksanakan.

c. Melaksanakan & menyelesaikan proses penagihan bagi debitur non

lancar.

11. Tim Kredit Bermasalah (TKB)

a. Melakukan stategi penagihan terhadap debitur yang bermasalah,

bernegosiasi atas penyelesaian secara kekeluargaan.

b. Melaksanakan tugas – tugas lainnya yang diberikan oleh atasan,

selama tidak keluar dari koridor kebijakan yang telah diberikan.

c. Menekan debitur bermasalah dengan intensif agar permasalahan

kredit tuntas dan membuat laporan secara tertulis untuk diberikan

kepada kepala bagian kredit.

d. Melakukan sita jaminan kepada debitur yang tidak bisa

menyelesaiakan tanggung jawab melunasi pinjaman sesuai jalur

hukum yang berlaku.

e. Melakukan tindakan yang berhubungan dengan aset perusahan

dengan tidak merugikan pihak perusahaan itu sendiri.