Upload
dicky-rinaldi
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan perbandingan terhadap suatu objek tertentu. Perbandingan terjadi
melalui panca indera manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan (Notoatmodjo, 2003) yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu
tahu merupakan tingkatan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
10
11
menyebutkan contohnya menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode prinsip, dan sebagainya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
12
2. Pengukuran Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dapat di ukur dengan menggunakan pertanyaan
baik secara lisan atau tulisan. Pertanyaan tersebut dapat di kelompokan
menjadi dua jenis yaitu :
a. Pertanyaan subjektif
Misalnya pertanyaan essay, pertanyaan ini disebut subjektif karena
penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari
penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai yang satu
dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang
lainnya.
b. Pertanyaan objektif
Misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), benar-salah dan
pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan ini disebut dengan pertanyaan
objektif yang mempunyai jawaban yang dapat dinilai secara pasti oleh
penilai.
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
a. Cara tradisional
Cara-cara penemuan pada periode ini antara lain meliputi :
1) Cara coba-coba ( Trial and Error) : Cara coba-coba ini dilakukan
dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain.
13
2) Cara kekuasan atau otoritas . Sumber pengetahuan ini diperoleh
berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas
pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
4) Melalui jalan pikiran. Dalam memperoleh pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi maupun deduksi.
Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan
pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat
suatu kesimpulan.
b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, yang mencakup tiga hal yakni :
1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada
saat dilakukan pengamatan.
2) Segala sesuatu yang negatif, yakni yang tertentu yang tidak muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
3) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala yang
berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu (Notoatmodjo, 2005)
14
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Dalam proses seseorang mendapatkan pengetahuan akan dipengaruhi
oleh beberapa hal atau faktor, menurut Sukmadinata (2003) faktor yang
mempengaruhi digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor Internal
1) Jasmani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang
2) Rohani
Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,
psikomotor, serta kondidi afektif dan kognitif individu
b. Faktor Eksternal
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi
respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang
berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional
terhadap informasi yang datang .
2) Paparan Media Masa
Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai
informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang
lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi
lebih banyak .
15
3) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuahn pokok (primer) maupun kebutuhan
sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mudah
tercukupi. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan
informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder.
4) Pengalaman
Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari
lingkungan kehidupan proses perkembangannya.
5) Hubungan Sosial
Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar
terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk
menerima pesan.
(Wita. 2010. http : // digilib . unimus . ac . id / files / disk 1 / 102 / jtptunimus – gdl – wittawulan – 5072 – 2 - bab2 . pdf)
B. Tinjauan Diabetes Melitus
1. Pengertian Diabetes
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Waspadji,2009). Insulin
yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa
dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya (Brunner &
Suddarth, 2002)
16
2. Anatomi Fisiologi
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung di
depan vertebra lumbalis I dan II. Pankreas terdiri dari dua jaringan utama
yaitu:
a. Asini, yang menyekresi getah pencernaan ke dalam duodenum
b. Pulau Langerhans, yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar tetapi
menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah (Syaifuddin,
2006)
Pulau Langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama, sel alfa,
beta dan delta yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan sifat
pewarnaannya. Sel beta menyekresi insulin, sel alfa menyekresi glukagon dan
sel-sel delta menyekresikan somatostatin, sedangkan fungsi pentingnya belum
jelas (Guyton, 2002).
3. Klasifikasi
Klasifikasi yang ada sekarang ini meliputi berbagai stadium klinis dan
tipe etiologi penyakit DM serta kategori hiperglikemi lainnya. Istilah DM
tergantung insulin (IDDM, insulin-dependent diabetes mellitus) dan tidak
tergantung insulin (NIDDM, non insulin-independent diabetes mellitus) kini
sudah tidak digunakan lagi. Klasifikasi menurut Gibney,2009 diantaranya:
a. Toleransi Glukosa Terganggu
Kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT, impaired glucose tolerance)
merupakan tahap terjadinya gangguan pada regulasi glukosa karena
17
keadaan ini dapat terlihat pada setiap kelainan hiperglikemia dan TGT
sendiri bukan DM
b. Diabetes Tipe 1
DM tipe 1 ditandai oleh penurunan kadar insulin (insulinopenia) yang
disebabkan oleh destruksi sel-sel beta. Pasien DM tipe 1 memerlukan
insulin untuk tetap bertahan hidup.
c. Diabetes Tipe 2
DM tipe 2 ditandai oleh gangguan pada sekresi serta kerja insulin. Pada
DM tipe 2 sering terdapat resistensi insulin dengan insulinopenia relatif
yang kadang-kadang pada saat stres memerlukan insulin. Faktor etiologi
meliputi faktor genetik, usia, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik.
d. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional merupakan intoleransi karbohidrat yang
mengakibatkan hiperglikemia dengan deteksi pertama kali pada saat hamil.
e. Sindrom Metabolik atau Sindrom x
Kelompok kelainan yang terdiri atas hiperglikemia, hipertensi, obesitas
pada bagian perut, dislipidemia dan resistensi insulin sering ditemukan.
4. Gambaran Klinis
Menurut Waspadji (2009), gejala klasik diabetes adalah adanya rasa haus
yang berlebihan, sering kencing terutama malam hari dan berat badan turun
dengan cepat. Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan
pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah
seks menurun dan luka sukar sembuh.
18
5. Komplikasi Diabetes Mellitus
Menurut (Bruner dan Suddarth, 2002) beberapa komplikasi dari
Diabetes Melitus adalah:
a. Komplikasi Akut
1) Hipoglikemia
Hipoglikemi (kadar glukosa darah yang abnormal rendah) terjadi kalau
kadar glukosa darah turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan ini
terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan,
konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang
berat.
2) Diabetes Keto Asidosis (DKA)
Diabetes Ketoasidosis (DKA) disebabkan oleh tidak adanya insulin atau
tidak cukupnya jumlah insulin dan ditandai dengan dehidrasi,
kehilangan elektrolit dan asidosis.
3) Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik (KHHNK)
Sindrom KHHNK ditandai dengan hiperglikemia, hiperosmolar tanpa
disertai adanya ketosis. Gejala klinis utama adalah dehidrasi berat,
hiperglikemia berat dan sering kali disertai ganguan neurolis dengan
atau tanpa adanya ketosis.
b. Komplikasi Kronik
1) Penyakit Makrovaskuler
Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah besar sering terjadi
pada diabetes . Berbagai tipe penyakit makrovaskuler yang dapat
19
terjadi, tergantung pada lokasi lesi aterosklerotik seperti penyakit arteri
koroner, serebro vaskuler dan vaskuler perifer.
2) Penyakit Mikrovaskuler
Penyakit mikrovaskuler ditandai oleh penebalan membran basalis
pembuluh kapiler. Gangguan fungsi kapiler dapat berakibat serius pada
mikrosirkulasi retina mata dan ginjal menyebabkan retinopati dan
nefropati.
3) Neuropati diabetes
Dapat menyerang semua tipe saraf , termasuk saraf perifer
(sensorimotor), otonom dan spinal.
4) Masalah kaki dan tungkai (Ulkus/gangren)
6. Pengelolaan
Menurut Sarwono Waspadji (2009) dalam pengelolaan diabetes
dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:
a. Penyuluhan (edukasi)
b. Perencanaan makanan
c. Latihan jasmani
d. Obat hipoglikemik
Secara umum pengelolaan diabetes dimulai dengan perencanaan
makanan dan latihan jasmani yang dipertahankan sampai 4-8 minggu.
Apabila setelah itu kadar glukosa darah masih belum terkendali baik ,
perlu ditambah obat hipoglikemik oral (OHO) atau suntikan insulin sesuai
dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik misalnya
20
ketoasidosis metabolik, stres berat, penurunan berat badan dengan cepat,
perlu segera diberikan insulin.
Untuk menilai apakah tercapai pengendalian diabetes, perlu
dilaksanakan pemantauan kadar glukosa darah secara teratur. Dari
pemantauan dapat dilakukan penyesuaian takaran makanan, latihan
jasmani dan obat hipoglikemik. Disamping itu dapat diketahui secara dini
adanya penurunan kadar glukosa darah secara berlebihan (hipoglikemia).
Pemantauan kadar glukosa darah sendiri di rumah sangat dianjurkan pada
pasien yang menggunakan insulin.
Tujuan pengelolaan diabetes dibagi atas tujuan jangka pendek dan
tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah hilangnya berbagai
keluhan/ gejala diabetes sehingga pasien dapat menikmati kehidupan yang
sehat dan nyaman. Tujuan jangka panjang adalah tercegahnya berbagai
komplikasi baik pada pembuluh darah (mikroangiopati dan
makroangiopati) maupun pada susunan saraf (neuropati) sehingga dapat
menekan angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan pengelolaan diabetes
tersebut dapat dicapai dengan senantiasa mempertahankan kontrol
metabolik yang baik seperti dicerminkan oleh normalnya kadar glukosa
dan lemak darah. Secara praktis, kriteria pengendalian diabetes adalah
sebagai berikut:
a. Kadar glukosa darah puasa : 80-110 mg/dL, kadar glukosa
darah 2 jam sesudah makan: 110-160 mg/dL dan HbA1c : 4-6.5
21
b. Kadar kolesterol total di bawah 200 mg/dL, kolesterol HDL di
atas 45 mg/dL dan trigliserida di bawah 200 mg/L
C. Diet Diabetes Melitus Tipe II
1. Tujuan
Tujuan perencanaan makanan dalam pengelolaan diabetes yang
dikemukakan oleh Sarwono Waspadji (2009) adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas
normal
b. Menjamin nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan anak dan remaja,
ibu hamil dan janinnya
c. Mencapai dan mempertahankan berat badan idaman
Untuk penentuan status gizi, secara praktis dipakai rumus Brocca yaitu:
Berat badan idaman : (Tinggi badan-100)- 10%
- Berat badan kurang : <90% BB idaman
- Berat badan normal : 90-110% BB idaman
- Berat badan lebih : 110-120% BB idaman
- Gemuk : >120%
2. Pelaksanaan Diet
Menurut Hartono (2006), dalam Pelaksanaan Diet Diabetes Melitus
meliputi:
22
a. Jenis Diet
Prinsip penanganan termasuk perencanaan makanan dan exercise
pada Diabetes Melitus Tipe 2 sama seperti pada Diabetes Melitus Tipe 1,
kecuali pemberian insulin yang mutlak diperlukan pada Diabetes Tipe 1.
Menurut konsensus Perkeni 2002, pasien diabetes yang terkendali baik
akan memiliki kadar gula puasa 80-109 mg%, kadar gula dua jam
sesudah makan 80-144mg%.
Pasien yang penyakit diabetesnya terkendali dengan baik akan
memiliki berat badan yang normal (IMT 18,5-22,9 untuk wanita dan 20-
24,9 untuk laki-laki), kadar LDL kolesterol <100mg%, kadar trigliserida
< 150mg% dan tekanan darah <130/80 mmHg.
Diet yang digunakan sebagai bagian dari penatalaksanaan diabetes
melitus dikontrol berdasarkan kandungan energi, protein, lemak dan
karbohidrat. Penetapan diet ditentukan berdasarkan keadaan pasien, jenis
diabetes melitus dan program pengobatan secara keseluruhan.Sebagai
pedoman berdasarkan Penuntun Diet dari Bagian Gizi RS Cipto
Mangunkusumo, dipakai 8 macam diet DM sebagai berikut:
Tabel 2.1 Macam Diet DM dan Komposisi Zat-zat Gizinya.
Macam diet Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Hidrat arang (g)
I 1100 50 30 160
II 1300 55 35 195
III 1500 60 40 225
IV 1700 65 45 260
23
V 1900 70 50 300
VI 2100 80 55 325
VII 2300 85 65 350
VIII 2500 90 65 390
Sumber: Sunita Almatsier (2006)
Diet I – III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
Diet IV – V : diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan
normal.
Diet VI – VIII : diberikan kepada penderita kurus, diabetes pada remaja
(juvenile diabetes) atau diebetes dengan komplikasi.
b. Anjuran Diet
1) Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan perhari dengan
interval waktu sekitar 3 jam
2) Makan camilan yang rendah kalori dengan indeks glikemik yang
rendah dan indeks kekenyangan yang tinggi, seperti kolang-kaling,
cincau, agar-agar, rumput laut, pisang rebus, kacang hijau serta
kacang-kacangan lainnya, sayuran rendah kalori dan buah-buahan
yang tidak manis (apel, belimbing, jambu serta alpukat). Makan
buah berserat, seperti apel dengan kulitnya, setiap hari merupakan
kebiasaan ngemil yang baik.
3) Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya
pada pagi hari dan gantikan dengan minuman berserat dari kelompok
sayuran yang rendah kalori seperti blender tomat, ketimun, dan labu
siam yang sudah direbus
24
4) Sertakan rebusan buncis atau sayuran lain yang dapat membantu
mengendalikan glukosa darah dalam menu sayuran Anda sedikitnya
2 kali sehari. Buncis, bawang dan beberapa sayuran lunak lain (pare,
terong, gambas, labu siam) dianggap dapat membantu
mengendalikan kadar glukosa darah karena kandungan seratnya.
5) Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout,
kacang hijau, jagung rebus, atau roti bekatul setiap hari
6) Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras
merah/ beras tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul/ whole
wheat bread) dan jagung. Jangan menggabungkan dua atau lebih
makanan pokok seperti nasi dengan lauk mi goreng dan prekedel
kentang (karena ketiganya memiliki indeks glikemik yang tinggi)
7) Hindari penambahan gula pasir pada minuman (kopi, teh) dan
makanan sereal
8) Makanan camilan dan minuman bebas gula yang tersedia di pasaran
seperti cookies diet, sirup diet (ropicana Slim), dapat digunakan jika
diinginkan tetapi jangan mengonsumsinya secara berlebihan.
Penyandang diabetes yang gemar memasak dapat membuat kue-kue
basah seperti wafel yang terdiri atas tepung gandum utuh,
havermout, putih telur, susu skim, dan sedikit buah-buahan dengan
aroma yang mengundang selera ( misalnya pisang, stroberi, nanas)
9) Biasakan membuang lemak/ gaji dari daging sebelum memasaknya.
Kurangi konsumsi daging merah yang dapat diganti dengan daging
25
putih seperti daging ayam atau ikan. Hindari kulit, kepala serta brutu
ayam dan daging ikan yang berlemak karena kandungan kolesterol
yang tinggi dalam bahan makanan hewani ini. Daging ikan yang
berwarna gelap lebih banyak mengandung lemak dibandingkan
dengan ikan yang putih.
10) Gunakan minyak goreng dengan jumlah terbatas (kurang lebih
setengah sendok makan untuk sekali makan). Biasakan memasak
dengan cara menumis, merebus, memepes, memanggang serta
menanak dan hindari kebiasaan menggoreng makanan dengan
banyak minyak.
11) Biasakan makan-makanan vegetarian pada waktu santap malam
12) Dalam membuat menu yang menggunakan telur, setiap merah telur
diganti dengan dua buah putih telur, santan dapat diganti dengan
susu skim, dan minyak diganti dengan saus apel. Untuk menu yang
memerlukan kecap, gunakan kecap diet dalam jumlah terbatas
13) Nasihat diet lainnya dapat dimintakan dari ahli gizi/diet
3. Menghitung Kebutuhan Kalori
Sebelum menghitung berapa kalori yang dibutuhkan seorang pasien
diabetes, terlebih dahulu harus diketahui berapa berat badan ideal (idaman)
seseorang. Yang paling mudah adalah dengan rumus Brocca :
Berat badan idaman : 90% x (tinggi badan dalam cm -100) x 1 kg
26
Catatan: pada laki-laki dengan tinggi badan 160 cm atau perempuan 150 cm
berlaku rumus : Berat Badan idaman : (tinggi badan dalam cm-100) x 1 kg
Tabel 2.2Tingkat Kegiatan Sehari-hari untuk Perhitungan Kalori
Ringan Sedang Berat
Mengendarai mobil Kerja rumah tangga Aerobik
Memancing Bersepeda Bersepeda
Kerja lab Bowling Memanjat
Kerja sekretaris Jalan cepat Menari
Mengajar Berkebun Lari
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
seorang pasien diabetes:
a. Menghitung kebutuhan basal dahulu dengan cara mengalikan berat badan
idaman dengan sejumlah kalori:
- berat badan idaman dalam kg x 30Kkal untuk laki-laki
- berat badan idaman dalam kg x 25 Kkal untuk perempuan
kemudian ditambah dengan jumlah kalori yang diperlukan untuk kegiatan
sehari-hari (lihat tabel 1). Tampak pada tabel itu ada tiga jenis kegiatan, dari
yang ringan sampai berat
- kerja ringan : tambah 10% dari kalori basal
- kerja sedang : tambah 20% dari kalori basal
- kerja berat : tambah 40%-100% dari kalori basal
- tambahkan kalori sekitar 20-30% pada keadaan sbb:
o pasien kurus
27
o pasien masih tumbuh kembang
o ada stres misalnya infeksi, hamil atau menyusui
- kurangi kalori bila gemuk sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat
kegemukannya
b. cara lain seperti tertera pada tabel 2 yang tampaknya lebih mudah. Tampak
pada tabel itu bahwa seseorang dengan berat badan normal yang bekerja
santai memerlukan 30 Kkal/kg BB idaman. Yang kurus dan bekerja berat
memerlukan 40-50 Kkal/kg BB idaman. Dengan cara ini tidak perlu
ditambah-tambahkan lagi
Tabel 2.3Kebutuhan Kalori Pada Pasien Diabetes
DewasaKkal/kg BB
Kerja santai Kerja sedang Kerja berat
Gemuk 20-25 30 35
Mormal 30 35 40
kurus 35 40 40-50
c. Untuk gampangnya secara kasar dibuat suatu pegangan sbb:
- Pasien kurus : 2300-2500 Kkal
- Pasien berat normal : 1700-2100 Kkal
- Pasien gemuk : 1300-1500 Kkal
4. Komponen Gizi Pada Diabetes
a. Energi
28
Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk
metabolisme basal sebesar 25-30kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan
untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus misalnya kehamilan atau laktasi
serta komplikasi.
b. Protein
Pada penyandang DM Tipe 2 yang terkontrol, protein yang
dikonsumsinya tidak akan meningkatkan kadar glukosa plasma. Tidak ada
bukti untuk menganjurkan modifikasi asupan protein yang lazim (15-20%
dari total energi perhari) jika fungsi ginjal masih normal.
c. Total Lemak
Peningkatan kadar lemak merupakan faktor resiko aterosklerosis. Oleh
karena itu diet tinggi karbohidrat dan rendah lemak sangat baik untuk
pasien diabetes. Asupan lemak jangan lebih dari 30% dan kolesterol
kurang dari 300 mg/hari.
d. Karbohidrat dan Pemanis
Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total yaitu
60-70%.
Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar
glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni
sampai 5% dari kebutuhan energi total.
29
Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif
adalah bahan pemanis selain sukrosa. Ada dua jenis gula alternatif yaitu
yang bergizi dan yang tidak bergizi. Gula alternatif bergizi adalah fruktosa,
gula alkohol berupa sorbitol, manitol dan silitol. Sedangkan gula alternatif
tak bergizi adalah aspartam dan sakarin . Penggunaan gula alternatif
hendaknya dalam jumlah terbatas. Fruktosa dalam jumlah 20% dari
kebutuhan energi total dapat meningkatkan kolesterol dan LDL sedangkan
gula alkohol dalam jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.
e. Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan DM sama dengan
untuk orang yang tidak DM yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35gr serat
makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya
adalah ± 25gr/hari dengan mengutamakan serat larut yang terdapat dalam
sayur dan buah. Makanan yang berserat banyak ditemukan misalnya roti
gandum, biji-bijian, sereal, kacang-kacangan, sayur-sayuran serta buah-
buahan.
f. Natrium
Anjuran asupan natrium untuk orang dengan DM sama dengan orang
yang tidak menderita DM yaitu tidak lebih dari 3000 mg/hari , sedangkan
bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang dianjurkan untuk
membatasi asupan garam tidak lebih dari 6 g/hari atau setara dengan 2400
mg natrium/ hari.
30
g. Vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup , penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan
(Almatsier,2006)
5. Jadwal Diet
Jadwal diet yang dilaksanakan pada dasarnya diberikan dengan 3 kali
makanan utama dan 3 kali makanan antara (snacks) dalam jarak waktu antara
(interval) 3 jam. Misalnya: pukul 06.30 makan pagi, pukul 09.30 snacks atau
buah, pukul 12.30 makan siang, pukul 15.30 snacks atau buah, pukul 18.30
makan malam dan pukul 21.30 snacks atau buah. Jadwal ini dapat diubah
asalkan interval tetap 3 jam.
Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makanan pagi (20%), siang
(30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan
(masing-masing 10-15 %) (Almatsier, 2006).
6. Jenis Makanan Yang Dianjurkan
Jenis makanan yang dianjurkan hendaknya berpedoman pada komposisi
zat-zat gizi yang telah disebutkan di atas. Batasi makanan yang mengandung
tinggi kalori (terutama gula sederhana), tinggi lemak, tinggi kolesterol, dan
rendah serat. Sebaiknya pilih makanan yang banyak mengandung serat seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan, dengan kecukupan zat-zat gizi yang
dianjurkan.
31
Sayuran di bagi dalam 2 golongan, yaitu Sayuran A yang bebas dimakan
dan kandungan kalori dapat diabaikan diantaranya gambas (oyong). Jamur
kuping, ketimun, labu air, jamur segar, lettuce, lobak , slada, slada air dan
tomat. Sedangkan sayuran yang perlu dibatasi dan termasuk sayuran B yaitu
bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, kembang
kol, wortel, sawi, taoge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang,
pare, rebung dan pepaya muda (Waspadji, 2009)
Buah-buahan yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis misalnya
apel, pepaya, tomat, kedondong, salak, pisang, semangka yang tidak terlalu
manis, sedangkan buah-buahan yang manis harus dibatasi/ dilarang untuk
diberikan seperti: durian, nangka, anggur, sawo, jeruk, nenas, dan rambutan.
Sumber karbohidrat kompleks yang dianjurkan seperti nasi, mi, roti,
kentang, singkong dan sagu. Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam
tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan. Sumber lemak
dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan
terutam diolah dengan cara dipanggang, dikukus, direbus dan di bakar
(Almatsier,2006)
Diet penderita DM ini juga perlu mempertimbangkan keadaan khusus
dan adanya komplikasi kronik, antara lain: komplikasi pada ginjal,
hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, hipertensi, kadar asam urat
meningkat, sehingga jenis makanan yang diberikan dipilih berdasarkan
keadaan penderita dan penyakit penyertanya.
32
7. Bahan Makanan Sehari
Jumlah bahan makanan sehari untuk tiap standar diet Diabetes Melitus
dinyatakan dalam satuan penukar. Daftar Bahan Makanan Penukar (BMP)
adalah penggolongan bahan makanan berdasarkan nilai gizi yang setara untuk
perencanaan makan.
Tabel 2.4Penggolongan Bahan Makanan Penukar dan Kandungan Zat Gizi
No Golongan Bahan makanan Kalori Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
1 Sumber karbohidrat 175 4 - 40
2 Sumber protein hewani
Rendah lemak
Lemak sedang
Tinggi lemak
50
75
150
7
7
7
2
5
13
-
-
-
3 Sumber protein nabati 75 3 7 7
4 Sayuran
Golongan A
Golongan B
Golongan C
-
25
50
-
1
3
-
-
-
-
5
10
5 Buah-buahan 50 - - 12
6 Susu
Tanpa lemak
Rendah lemak
Tinggi lemak
75
125
125
7
7
7
-
6
10
10
10
10
7 Minyak
Lemak tidak jenuh
Lemak jenuh
50
50
-
-
5
5
-
-
8 Makanan tanpa kalori - - - -
Dalam perencanaan makanan pada diabetes melitus penyusunan
kebutuhan bahan makanan sehari didasarkan pada standar diet DM. Standar
33
diet DM adalah tabel jumlah kebutuhan makanan sesuai kebutuhan kalori
dalam bentuk penukar makanan. Standar ini disusun atas dasar diet tinggi
karbohidrat yaitu dengan energi 10-20% dari protein, 20-25% dari lemak, dan
45-65% dari karbohidrat (Waspadji, 2009).
Tabel 2.5
Standar Diet Diabetes Melitus
(Dalam Satuan Penukar Versi 1997)
ENERGI 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500Pagi:NasiIkanNabatiSayuran AMinyak
½1-S1
11-S1
11½S1
11½S1
1 ½11S2
1 ½11S2
1 ½11S2
211S2
10.00:BuahSusu
1-
1-
1-
1-
1-
1-
11
11
Siang:NasiIkan NabatiSayur ASayur BBuahMinyak
111S111
111S112
211S112
211S112
211S113
2 ½11S113
311S113
312S113
16.00Buah 1 1 1 1 1 1 1 1Malam:NasiIkanNabatiSayur ASayur BBuahMinyak
111S111
111S111
111S111
211S111
211S112
211S112
2 ½11S112
2 ½11S112
Protein (g)Lemak (g)
34
KH (g)Keterangan : S = sekehendak
AW
CONTOH
DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR VERSI 1997
GOLONGAN I : sumber karbohidrat1 satuan penukar = 175 kalori, 4 g protein, 40 g karbohidratBahan Makanan URT Berat (g)- bihun ½ gelas 50- havermout 5 ½ sdm 45- kentang 2 bj sdg 210- makaroni ½ gelas 50- mi kering 1 gls 50- nasi ¾ gls 100- roti putih 3 ptg sdg 70- tepung terigu 5 sdm 50
GOLONGAN II : sumber protein hewani1) Rendah Lemak
1 satuan penukar = 50 kalori, 7 g protein, 2 g lemakBahan Makanan URT Berat (g)- ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40- daging kerbau 1 ptg sdg 35- dideh sapi 1 ptg sdg 35- ikan segar 1 ptg sdg 40- ikan asin 1 ptg sdg 15- udang segar 5 ekor sdg 35
2) Lemak Sedang1 satuan penukar = 75 kalori, 7 g protein, 5 g lemak
Bahan Makanan URT Berat (g)- bakso 10 bj sdg 170
35
- daging kambing 1 ptg sdg 40- daging sapi 1 ptg sdg 35- hati ayam 1 bh sdg 30- otak 1 ptg bsr 60- telur ayam 1 btr 55
3) Tinggi Lemak1 satuan penukar = 150 kalori, 7 g protein, 13 g lemak
Bahan Makanan URT Berat (g)- bebek 1 ptg sdg 45- corned beef 3 sdm 45- ayam dengan kulit 1 ptg sdg 55- daging babi 1 ptg sdg 50- sosis ½ ptg sdg 50- kuning telur ayam 4 btr 45
GOLONGAN III : sumber protein nabati1 satuan penukar = 75 kalori, 5 g protein, 3 g lemak, 7 g karbohidratBahan Makanan URT Berat (g)- kacang hijau 2 sdm 20- kacang merah segar 2 sdm 20- kacang tanah 2 sdm 15- selai kacang tanah 1 sdm 15- tahu 1 bj bsr 110- tempe 2 ptg bsr 50
GOLONGAN IV :sayuranSayuran ABebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikanBahan MakananGambas (oyong) lettuceJamur kuping segar lobakKetimun sladaLabu air slada airJamur segar tomat
Sayuran B
36
1 satuan penukar 1 gls(100 gram) = 25 kalori, 1 g prootein, 5 g karbohidratBahan Makanan- bayam - labu siam- bit - sawi- buncis - toge kacang hijau- brokoli - terong- caisim - kangkung- genjer - kacang panjang- jagung muda - pare- kol - rebung- kembang kol - pepaya muda- wortel
Sayuran C1 satuan penukar 1 gls(100 gram) = 50 kalori, 3 g protein, 10 g karbohidratBahan Makanan- bayam merah - daun tales- daun katuk - kacang kapri- daun melinjo - kluwih- daun pepaya - melinjo- daun singkong - nangka muda- toge kacang kedele
GOLONGAN V : Buah dan gula1 satuan penukar = 50 kalori, 12 g karbohidratBahan Makanan URT Berat (g)- anggur 20 bh sdg 165- apel merah 1 bh 85- belimbing 1 bh bsr 140- blewah 1 ptg sdg 70- duku 9 bh 80- durian 2 bj bsr 35- jeruk manis 2 bh 110- jambu air 2 bj bsr 110- jambu biji 1 bh bsr 100- jambu bol 1 bh bsr 90- kolang-kaling 5 bh sdg 25- kedondong 2 bh sdg 120
37
- pisang 1 bh 50- pepaya 1 ptg bsr 110- kurma 3 bh 15- lychee 10 bh 75- melon 1 ptg bsr 190- nangka masak 3 bj sdg 45- peach 1 bh kcl 115- gula 1 sdm 13- madu 1 sdm 15GOLONGAN VI : Susu ii. Susu Tanpa Lemak
1 satuan penukar = 75 kalori, 7 g protein, 10 g karbohidratBahan Makanan URT Berat (g)- susu skim cair 1 gls 200- tepung susu skim 4 sdm 20- yogurt non fat 2/3 gls 120
iii. Susu Rendah Lemak1 satuan penukar = 125 kalori, 7 g protein, 6 g lemak, 10 g karbohidrat
Bahan Makanan URT Berat (g)- keju 1 ptg kcl 35- susu kambing ¾ gls 165- susu sapi 1 gls 200- yogurt susu penuh 1 gls 200- susu kental manis ½ gls 100
iv. Susu Tinggi Lemak1 satuan penukar = 150 kalori, 7 g protein, 10 g lemak, 10 g karbohidrat
Bahan Makanan URT Berat (g)- susu kerbau ½ gls 100- tepung susu penuh 6 sdm 30
GOLONGAN VII : Minyak1 satuan penukar = 50 kalori, 5 g lemak1. Lemak Tidak Jenuh
Bahan Makanan URT Berat (g)- alpukat ½ bh bsr 60- kacang almond 7 bj 10- margarin jagung 1 sdt 5- minyak bung matahari 1 sdt 5
38
- minyak jagung 1 sdt 5- minyak kedele 1 sdt 5- minyak kacang tanah 1 sdt 5- minyak zaitun 1 sdt 5
2. Lemak JenuhBahan Makanan URT Berat (g)- lemak babi 1 ptg kcl 5- mentega 1 sdm 5- santan 1/3 gls 40- kelapa 1 ptg kcl 15- minyak kelapa 1 sdt 5- minyak inti kelapa sawit 1 sdt 5
GOLONGAN VIII : Makanan Tanpa KaloriAgar-agar gula alternatif: aspartam, sakarinAir kaldu kecapAir mineral kopiCuka tehGelatin
Ukuran Rumah TanggaDi bawah ini keterangan singkatan ukuran rumah tangga:Bh = buah g = gramBj = biji kcl = kecilBtg = batang ptg = potongBtr = butir sdg = sedangBsr = besar sdm = sendok makanGls = gelas (240 ml) sdt = sendok teh
CONTOH MENU DIABTES MELITUS (DM)Pagi : - lontong
- ayam bb laksa - SGK tempe - acar bening ketimun + wortel + nenas
Pk. 10.00 : - asinan buah
Siang : - Nasi - gurame saus asem manis
- tahu isi goreng - cah sayuran - oseng-oseng toge + kucai - pepaya
39
Pk. 16.00 : - juice belimbing
Malam : - nasi - daging kalio - sup kacang merah - cah buncis + putren + cabe hijau - rebusan : lb siam, dau popohan, kemangi - pisang raja
(Waspadji, 2009)