43
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan perbandingan terhadap suatu objek tertentu. Perbandingan terjadi melalui panca indera manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2003) yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

BAB II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan perbandingan terhadap suatu objek tertentu. Perbandingan terjadi

melalui panca indera manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan (Notoatmodjo, 2003) yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu

tahu merupakan tingkatan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

10

Page 2: BAB II

11

menyebutkan contohnya menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode prinsip, dan sebagainya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Page 3: BAB II

12

2. Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat di ukur dengan menggunakan pertanyaan

baik secara lisan atau tulisan. Pertanyaan tersebut dapat di kelompokan

menjadi dua jenis yaitu :

a. Pertanyaan subjektif

Misalnya pertanyaan essay, pertanyaan ini disebut subjektif karena

penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari

penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai yang satu

dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang

lainnya.

b. Pertanyaan objektif

Misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), benar-salah dan

pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan ini disebut dengan pertanyaan

objektif yang mempunyai jawaban yang dapat dinilai secara pasti oleh

penilai.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

a. Cara tradisional

Cara-cara penemuan pada periode ini antara lain meliputi :

1) Cara coba-coba ( Trial and Error) : Cara coba-coba ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain.

Page 4: BAB II

13

2) Cara kekuasan atau otoritas . Sumber pengetahuan ini diperoleh

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu

pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

4) Melalui jalan pikiran. Dalam memperoleh pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi maupun deduksi.

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang

dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat

suatu kesimpulan.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, yang mencakup tiga hal yakni :

1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

2) Segala sesuatu yang negatif, yakni yang tertentu yang tidak muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

3) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala yang

berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu (Notoatmodjo, 2005)

Page 5: BAB II

14

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Dalam proses seseorang mendapatkan pengetahuan akan dipengaruhi

oleh beberapa hal atau faktor, menurut Sukmadinata (2003) faktor yang

mempengaruhi digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

a. Faktor Internal

1) Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang

2) Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor, serta kondidi afektif dan kognitif individu

b. Faktor Eksternal

1) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi

respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional

terhadap informasi yang datang .

2) Paparan Media Masa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai

informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang

lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi

lebih banyak .

Page 6: BAB II

15

3) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuahn pokok (primer) maupun kebutuhan

sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mudah

tercukupi. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan

informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder.

4) Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari

lingkungan kehidupan proses perkembangannya.

5) Hubungan Sosial

Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar

terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga

mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk

menerima pesan.

(Wita. 2010. http : // digilib . unimus . ac . id / files / disk 1 / 102 / jtptunimus – gdl – wittawulan – 5072 – 2 - bab2 . pdf)

B. Tinjauan Diabetes Melitus

1. Pengertian Diabetes

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat

kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Waspadji,2009). Insulin

yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa

dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya (Brunner &

Suddarth, 2002)

Page 7: BAB II

16

2. Anatomi Fisiologi

Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung di

depan vertebra lumbalis I dan II. Pankreas terdiri dari dua jaringan utama

yaitu:

a. Asini, yang menyekresi getah pencernaan ke dalam duodenum

b. Pulau Langerhans, yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar tetapi

menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah (Syaifuddin,

2006)

Pulau Langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama, sel alfa,

beta dan delta yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan sifat

pewarnaannya. Sel beta menyekresi insulin, sel alfa menyekresi glukagon dan

sel-sel delta menyekresikan somatostatin, sedangkan fungsi pentingnya belum

jelas (Guyton, 2002).

3. Klasifikasi

Klasifikasi yang ada sekarang ini meliputi berbagai stadium klinis dan

tipe etiologi penyakit DM serta kategori hiperglikemi lainnya. Istilah DM

tergantung insulin (IDDM, insulin-dependent diabetes mellitus) dan tidak

tergantung insulin (NIDDM, non insulin-independent diabetes mellitus) kini

sudah tidak digunakan lagi. Klasifikasi menurut Gibney,2009 diantaranya:

a. Toleransi Glukosa Terganggu

Kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT, impaired glucose tolerance)

merupakan tahap terjadinya gangguan pada regulasi glukosa karena

Page 8: BAB II

17

keadaan ini dapat terlihat pada setiap kelainan hiperglikemia dan TGT

sendiri bukan DM

b. Diabetes Tipe 1

DM tipe 1 ditandai oleh penurunan kadar insulin (insulinopenia) yang

disebabkan oleh destruksi sel-sel beta. Pasien DM tipe 1 memerlukan

insulin untuk tetap bertahan hidup.

c. Diabetes Tipe 2

DM tipe 2 ditandai oleh gangguan pada sekresi serta kerja insulin. Pada

DM tipe 2 sering terdapat resistensi insulin dengan insulinopenia relatif

yang kadang-kadang pada saat stres memerlukan insulin. Faktor etiologi

meliputi faktor genetik, usia, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik.

d. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional merupakan intoleransi karbohidrat yang

mengakibatkan hiperglikemia dengan deteksi pertama kali pada saat hamil.

e. Sindrom Metabolik atau Sindrom x

Kelompok kelainan yang terdiri atas hiperglikemia, hipertensi, obesitas

pada bagian perut, dislipidemia dan resistensi insulin sering ditemukan.

4. Gambaran Klinis

Menurut Waspadji (2009), gejala klasik diabetes adalah adanya rasa haus

yang berlebihan, sering kencing terutama malam hari dan berat badan turun

dengan cepat. Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan

pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah

seks menurun dan luka sukar sembuh.

Page 9: BAB II

18

5. Komplikasi Diabetes Mellitus

Menurut (Bruner dan Suddarth, 2002) beberapa komplikasi dari

Diabetes Melitus adalah:

a. Komplikasi Akut

1) Hipoglikemia

Hipoglikemi (kadar glukosa darah yang abnormal rendah) terjadi kalau

kadar glukosa darah turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan ini

terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan,

konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang

berat.

2) Diabetes Keto Asidosis (DKA)

Diabetes Ketoasidosis (DKA) disebabkan oleh tidak adanya insulin atau

tidak cukupnya jumlah insulin dan ditandai dengan dehidrasi,

kehilangan elektrolit dan asidosis.

3) Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik (KHHNK)

Sindrom KHHNK ditandai dengan hiperglikemia, hiperosmolar tanpa

disertai adanya ketosis. Gejala klinis utama adalah dehidrasi berat,

hiperglikemia berat dan sering kali disertai ganguan neurolis dengan

atau tanpa adanya ketosis.

b. Komplikasi Kronik

1) Penyakit Makrovaskuler

Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah besar sering terjadi

pada diabetes . Berbagai tipe penyakit makrovaskuler yang dapat

Page 10: BAB II

19

terjadi, tergantung pada lokasi lesi aterosklerotik seperti penyakit arteri

koroner, serebro vaskuler dan vaskuler perifer.

2) Penyakit Mikrovaskuler

Penyakit mikrovaskuler ditandai oleh penebalan membran basalis

pembuluh kapiler. Gangguan fungsi kapiler dapat berakibat serius pada

mikrosirkulasi retina mata dan ginjal menyebabkan retinopati dan

nefropati.

3) Neuropati diabetes

Dapat menyerang semua tipe saraf , termasuk saraf perifer

(sensorimotor), otonom dan spinal.

4) Masalah kaki dan tungkai (Ulkus/gangren)

6. Pengelolaan

Menurut Sarwono Waspadji (2009) dalam pengelolaan diabetes

dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:

a. Penyuluhan (edukasi)

b. Perencanaan makanan

c. Latihan jasmani

d. Obat hipoglikemik

Secara umum pengelolaan diabetes dimulai dengan perencanaan

makanan dan latihan jasmani yang dipertahankan sampai 4-8 minggu.

Apabila setelah itu kadar glukosa darah masih belum terkendali baik ,

perlu ditambah obat hipoglikemik oral (OHO) atau suntikan insulin sesuai

dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik misalnya

Page 11: BAB II

20

ketoasidosis metabolik, stres berat, penurunan berat badan dengan cepat,

perlu segera diberikan insulin.

Untuk menilai apakah tercapai pengendalian diabetes, perlu

dilaksanakan pemantauan kadar glukosa darah secara teratur. Dari

pemantauan dapat dilakukan penyesuaian takaran makanan, latihan

jasmani dan obat hipoglikemik. Disamping itu dapat diketahui secara dini

adanya penurunan kadar glukosa darah secara berlebihan (hipoglikemia).

Pemantauan kadar glukosa darah sendiri di rumah sangat dianjurkan pada

pasien yang menggunakan insulin.

Tujuan pengelolaan diabetes dibagi atas tujuan jangka pendek dan

tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah hilangnya berbagai

keluhan/ gejala diabetes sehingga pasien dapat menikmati kehidupan yang

sehat dan nyaman. Tujuan jangka panjang adalah tercegahnya berbagai

komplikasi baik pada pembuluh darah (mikroangiopati dan

makroangiopati) maupun pada susunan saraf (neuropati) sehingga dapat

menekan angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan pengelolaan diabetes

tersebut dapat dicapai dengan senantiasa mempertahankan kontrol

metabolik yang baik seperti dicerminkan oleh normalnya kadar glukosa

dan lemak darah. Secara praktis, kriteria pengendalian diabetes adalah

sebagai berikut:

a. Kadar glukosa darah puasa : 80-110 mg/dL, kadar glukosa

darah 2 jam sesudah makan: 110-160 mg/dL dan HbA1c : 4-6.5

Page 12: BAB II

21

b. Kadar kolesterol total di bawah 200 mg/dL, kolesterol HDL di

atas 45 mg/dL dan trigliserida di bawah 200 mg/L

C. Diet Diabetes Melitus Tipe II

1. Tujuan

Tujuan perencanaan makanan dalam pengelolaan diabetes yang

dikemukakan oleh Sarwono Waspadji (2009) adalah sebagai berikut :

a. Mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas

normal

b. Menjamin nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan anak dan remaja,

ibu hamil dan janinnya

c. Mencapai dan mempertahankan berat badan idaman

Untuk penentuan status gizi, secara praktis dipakai rumus Brocca yaitu:

Berat badan idaman : (Tinggi badan-100)- 10%

- Berat badan kurang : <90% BB idaman

- Berat badan normal : 90-110% BB idaman

- Berat badan lebih : 110-120% BB idaman

- Gemuk : >120%

2. Pelaksanaan Diet

Menurut Hartono (2006), dalam Pelaksanaan Diet Diabetes Melitus

meliputi:

Page 13: BAB II

22

a. Jenis Diet

Prinsip penanganan termasuk perencanaan makanan dan exercise

pada Diabetes Melitus Tipe 2 sama seperti pada Diabetes Melitus Tipe 1,

kecuali pemberian insulin yang mutlak diperlukan pada Diabetes Tipe 1.

Menurut konsensus Perkeni 2002, pasien diabetes yang terkendali baik

akan memiliki kadar gula puasa 80-109 mg%, kadar gula dua jam

sesudah makan 80-144mg%.

Pasien yang penyakit diabetesnya terkendali dengan baik akan

memiliki berat badan yang normal (IMT 18,5-22,9 untuk wanita dan 20-

24,9 untuk laki-laki), kadar LDL kolesterol <100mg%, kadar trigliserida

< 150mg% dan tekanan darah <130/80 mmHg.

Diet yang digunakan sebagai bagian dari penatalaksanaan diabetes

melitus dikontrol berdasarkan kandungan energi, protein, lemak dan

karbohidrat. Penetapan diet ditentukan berdasarkan keadaan pasien, jenis

diabetes melitus dan program pengobatan secara keseluruhan.Sebagai

pedoman berdasarkan Penuntun Diet dari Bagian Gizi RS Cipto

Mangunkusumo, dipakai 8 macam diet DM sebagai berikut:

Tabel 2.1 Macam Diet DM dan Komposisi Zat-zat Gizinya.

Macam diet Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Hidrat arang (g)

I 1100 50 30 160

II 1300 55 35 195

III 1500 60 40 225

IV 1700 65 45 260

Page 14: BAB II

23

V 1900 70 50 300

VI 2100 80 55 325

VII 2300 85 65 350

VIII 2500 90 65 390

Sumber: Sunita Almatsier (2006)

Diet I – III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.

Diet IV – V : diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan

normal.

Diet VI – VIII : diberikan kepada penderita kurus, diabetes pada remaja

(juvenile diabetes) atau diebetes dengan komplikasi.

b. Anjuran Diet

1) Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan perhari dengan

interval waktu sekitar 3 jam

2) Makan camilan yang rendah kalori dengan indeks glikemik yang

rendah dan indeks kekenyangan yang tinggi, seperti kolang-kaling,

cincau, agar-agar, rumput laut, pisang rebus, kacang hijau serta

kacang-kacangan lainnya, sayuran rendah kalori dan buah-buahan

yang tidak manis (apel, belimbing, jambu serta alpukat). Makan

buah berserat, seperti apel dengan kulitnya, setiap hari merupakan

kebiasaan ngemil yang baik.

3) Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya

pada pagi hari dan gantikan dengan minuman berserat dari kelompok

sayuran yang rendah kalori seperti blender tomat, ketimun, dan labu

siam yang sudah direbus

Page 15: BAB II

24

4) Sertakan rebusan buncis atau sayuran lain yang dapat membantu

mengendalikan glukosa darah dalam menu sayuran Anda sedikitnya

2 kali sehari. Buncis, bawang dan beberapa sayuran lunak lain (pare,

terong, gambas, labu siam) dianggap dapat membantu

mengendalikan kadar glukosa darah karena kandungan seratnya.

5) Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout,

kacang hijau, jagung rebus, atau roti bekatul setiap hari

6) Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras

merah/ beras tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul/ whole

wheat bread) dan jagung. Jangan menggabungkan dua atau lebih

makanan pokok seperti nasi dengan lauk mi goreng dan prekedel

kentang (karena ketiganya memiliki indeks glikemik yang tinggi)

7) Hindari penambahan gula pasir pada minuman (kopi, teh) dan

makanan sereal

8) Makanan camilan dan minuman bebas gula yang tersedia di pasaran

seperti cookies diet, sirup diet (ropicana Slim), dapat digunakan jika

diinginkan tetapi jangan mengonsumsinya secara berlebihan.

Penyandang diabetes yang gemar memasak dapat membuat kue-kue

basah seperti wafel yang terdiri atas tepung gandum utuh,

havermout, putih telur, susu skim, dan sedikit buah-buahan dengan

aroma yang mengundang selera ( misalnya pisang, stroberi, nanas)

9) Biasakan membuang lemak/ gaji dari daging sebelum memasaknya.

Kurangi konsumsi daging merah yang dapat diganti dengan daging

Page 16: BAB II

25

putih seperti daging ayam atau ikan. Hindari kulit, kepala serta brutu

ayam dan daging ikan yang berlemak karena kandungan kolesterol

yang tinggi dalam bahan makanan hewani ini. Daging ikan yang

berwarna gelap lebih banyak mengandung lemak dibandingkan

dengan ikan yang putih.

10) Gunakan minyak goreng dengan jumlah terbatas (kurang lebih

setengah sendok makan untuk sekali makan). Biasakan memasak

dengan cara menumis, merebus, memepes, memanggang serta

menanak dan hindari kebiasaan menggoreng makanan dengan

banyak minyak.

11) Biasakan makan-makanan vegetarian pada waktu santap malam

12) Dalam membuat menu yang menggunakan telur, setiap merah telur

diganti dengan dua buah putih telur, santan dapat diganti dengan

susu skim, dan minyak diganti dengan saus apel. Untuk menu yang

memerlukan kecap, gunakan kecap diet dalam jumlah terbatas

13) Nasihat diet lainnya dapat dimintakan dari ahli gizi/diet

3. Menghitung Kebutuhan Kalori

Sebelum menghitung berapa kalori yang dibutuhkan seorang pasien

diabetes, terlebih dahulu harus diketahui berapa berat badan ideal (idaman)

seseorang. Yang paling mudah adalah dengan rumus Brocca :

Berat badan idaman : 90% x (tinggi badan dalam cm -100) x 1 kg

Page 17: BAB II

26

Catatan: pada laki-laki dengan tinggi badan 160 cm atau perempuan 150 cm

berlaku rumus : Berat Badan idaman : (tinggi badan dalam cm-100) x 1 kg

Tabel 2.2Tingkat Kegiatan Sehari-hari untuk Perhitungan Kalori

Ringan Sedang Berat

Mengendarai mobil Kerja rumah tangga Aerobik

Memancing Bersepeda Bersepeda

Kerja lab Bowling Memanjat

Kerja sekretaris Jalan cepat Menari

Mengajar Berkebun Lari

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan

seorang pasien diabetes:

a. Menghitung kebutuhan basal dahulu dengan cara mengalikan berat badan

idaman dengan sejumlah kalori:

- berat badan idaman dalam kg x 30Kkal untuk laki-laki

- berat badan idaman dalam kg x 25 Kkal untuk perempuan

kemudian ditambah dengan jumlah kalori yang diperlukan untuk kegiatan

sehari-hari (lihat tabel 1). Tampak pada tabel itu ada tiga jenis kegiatan, dari

yang ringan sampai berat

- kerja ringan : tambah 10% dari kalori basal

- kerja sedang : tambah 20% dari kalori basal

- kerja berat : tambah 40%-100% dari kalori basal

- tambahkan kalori sekitar 20-30% pada keadaan sbb:

o pasien kurus

Page 18: BAB II

27

o pasien masih tumbuh kembang

o ada stres misalnya infeksi, hamil atau menyusui

- kurangi kalori bila gemuk sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat

kegemukannya

b. cara lain seperti tertera pada tabel 2 yang tampaknya lebih mudah. Tampak

pada tabel itu bahwa seseorang dengan berat badan normal yang bekerja

santai memerlukan 30 Kkal/kg BB idaman. Yang kurus dan bekerja berat

memerlukan 40-50 Kkal/kg BB idaman. Dengan cara ini tidak perlu

ditambah-tambahkan lagi

Tabel 2.3Kebutuhan Kalori Pada Pasien Diabetes

DewasaKkal/kg BB

Kerja santai Kerja sedang Kerja berat

Gemuk 20-25 30 35

Mormal 30 35 40

kurus 35 40 40-50

c. Untuk gampangnya secara kasar dibuat suatu pegangan sbb:

- Pasien kurus : 2300-2500 Kkal

- Pasien berat normal : 1700-2100 Kkal

- Pasien gemuk : 1300-1500 Kkal

4. Komponen Gizi Pada Diabetes

a. Energi

Page 19: BAB II

28

Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.

Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk

metabolisme basal sebesar 25-30kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan

untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus misalnya kehamilan atau laktasi

serta komplikasi.

b. Protein

Pada penyandang DM Tipe 2 yang terkontrol, protein yang

dikonsumsinya tidak akan meningkatkan kadar glukosa plasma. Tidak ada

bukti untuk menganjurkan modifikasi asupan protein yang lazim (15-20%

dari total energi perhari) jika fungsi ginjal masih normal.

c. Total Lemak

Peningkatan kadar lemak merupakan faktor resiko aterosklerosis. Oleh

karena itu diet tinggi karbohidrat dan rendah lemak sangat baik untuk

pasien diabetes. Asupan lemak jangan lebih dari 30% dan kolesterol

kurang dari 300 mg/hari.

d. Karbohidrat dan Pemanis

Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total yaitu

60-70%.

Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak

diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar

glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni

sampai 5% dari kebutuhan energi total.

Page 20: BAB II

29

Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif

adalah bahan pemanis selain sukrosa. Ada dua jenis gula alternatif yaitu

yang bergizi dan yang tidak bergizi. Gula alternatif bergizi adalah fruktosa,

gula alkohol berupa sorbitol, manitol dan silitol. Sedangkan gula alternatif

tak bergizi adalah aspartam dan sakarin . Penggunaan gula alternatif

hendaknya dalam jumlah terbatas. Fruktosa dalam jumlah 20% dari

kebutuhan energi total dapat meningkatkan kolesterol dan LDL sedangkan

gula alkohol dalam jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.

e. Serat

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan DM sama dengan

untuk orang yang tidak DM yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35gr serat

makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya

adalah ± 25gr/hari dengan mengutamakan serat larut yang terdapat dalam

sayur dan buah. Makanan yang berserat banyak ditemukan misalnya roti

gandum, biji-bijian, sereal, kacang-kacangan, sayur-sayuran serta buah-

buahan.

f. Natrium

Anjuran asupan natrium untuk orang dengan DM sama dengan orang

yang tidak menderita DM yaitu tidak lebih dari 3000 mg/hari , sedangkan

bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang dianjurkan untuk

membatasi asupan garam tidak lebih dari 6 g/hari atau setara dengan 2400

mg natrium/ hari.

Page 21: BAB II

30

g. Vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup , penambahan

vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan

(Almatsier,2006)

5. Jadwal Diet

Jadwal diet yang dilaksanakan pada dasarnya diberikan dengan 3 kali

makanan utama dan 3 kali makanan antara (snacks) dalam jarak waktu antara

(interval) 3 jam. Misalnya: pukul 06.30 makan pagi, pukul 09.30 snacks atau

buah, pukul 12.30 makan siang, pukul 15.30 snacks atau buah, pukul 18.30

makan malam dan pukul 21.30 snacks atau buah. Jadwal ini dapat diubah

asalkan interval tetap 3 jam.

Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makanan pagi (20%), siang

(30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan

(masing-masing 10-15 %) (Almatsier, 2006).

6. Jenis Makanan Yang Dianjurkan

Jenis makanan yang dianjurkan hendaknya berpedoman pada komposisi

zat-zat gizi yang telah disebutkan di atas. Batasi makanan yang mengandung

tinggi kalori (terutama gula sederhana), tinggi lemak, tinggi kolesterol, dan

rendah serat. Sebaiknya pilih makanan yang banyak mengandung serat seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan, dengan kecukupan zat-zat gizi yang

dianjurkan.

Page 22: BAB II

31

Sayuran di bagi dalam 2 golongan, yaitu Sayuran A yang bebas dimakan

dan kandungan kalori dapat diabaikan diantaranya gambas (oyong). Jamur

kuping, ketimun, labu air, jamur segar, lettuce, lobak , slada, slada air dan

tomat. Sedangkan sayuran yang perlu dibatasi dan termasuk sayuran B yaitu

bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, kembang

kol, wortel, sawi, taoge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang,

pare, rebung dan pepaya muda (Waspadji, 2009)

Buah-buahan yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis misalnya

apel, pepaya, tomat, kedondong, salak, pisang, semangka yang tidak terlalu

manis, sedangkan buah-buahan yang manis harus dibatasi/ dilarang untuk

diberikan seperti: durian, nangka, anggur, sawo, jeruk, nenas, dan rambutan.

Sumber karbohidrat kompleks yang dianjurkan seperti nasi, mi, roti,

kentang, singkong dan sagu. Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam

tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan. Sumber lemak

dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan

terutam diolah dengan cara dipanggang, dikukus, direbus dan di bakar

(Almatsier,2006)

Diet penderita DM ini juga perlu mempertimbangkan keadaan khusus

dan adanya komplikasi kronik, antara lain: komplikasi pada ginjal,

hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, hipertensi, kadar asam urat

meningkat, sehingga jenis makanan yang diberikan dipilih berdasarkan

keadaan penderita dan penyakit penyertanya.

Page 23: BAB II

32

7. Bahan Makanan Sehari

Jumlah bahan makanan sehari untuk tiap standar diet Diabetes Melitus

dinyatakan dalam satuan penukar. Daftar Bahan Makanan Penukar (BMP)

adalah penggolongan bahan makanan berdasarkan nilai gizi yang setara untuk

perencanaan makan.

Tabel 2.4Penggolongan Bahan Makanan Penukar dan Kandungan Zat Gizi

No Golongan Bahan makanan Kalori Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

1 Sumber karbohidrat 175 4 - 40

2 Sumber protein hewani

Rendah lemak

Lemak sedang

Tinggi lemak

50

75

150

7

7

7

2

5

13

-

-

-

3 Sumber protein nabati 75 3 7 7

4 Sayuran

Golongan A

Golongan B

Golongan C

-

25

50

-

1

3

-

-

-

-

5

10

5 Buah-buahan 50 - - 12

6 Susu

Tanpa lemak

Rendah lemak

Tinggi lemak

75

125

125

7

7

7

-

6

10

10

10

10

7 Minyak

Lemak tidak jenuh

Lemak jenuh

50

50

-

-

5

5

-

-

8 Makanan tanpa kalori - - - -

Dalam perencanaan makanan pada diabetes melitus penyusunan

kebutuhan bahan makanan sehari didasarkan pada standar diet DM. Standar

Page 24: BAB II

33

diet DM adalah tabel jumlah kebutuhan makanan sesuai kebutuhan kalori

dalam bentuk penukar makanan. Standar ini disusun atas dasar diet tinggi

karbohidrat yaitu dengan energi 10-20% dari protein, 20-25% dari lemak, dan

45-65% dari karbohidrat (Waspadji, 2009).

Tabel 2.5

Standar Diet Diabetes Melitus

(Dalam Satuan Penukar Versi 1997)

ENERGI 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500Pagi:NasiIkanNabatiSayuran AMinyak

½1-S1

11-S1

11½S1

11½S1

1 ½11S2

1 ½11S2

1 ½11S2

211S2

10.00:BuahSusu

1-

1-

1-

1-

1-

1-

11

11

Siang:NasiIkan NabatiSayur ASayur BBuahMinyak

111S111

111S112

211S112

211S112

211S113

2 ½11S113

311S113

312S113

16.00Buah 1 1 1 1 1 1 1 1Malam:NasiIkanNabatiSayur ASayur BBuahMinyak

111S111

111S111

111S111

211S111

211S112

211S112

2 ½11S112

2 ½11S112

Protein (g)Lemak (g)

Page 25: BAB II

34

KH (g)Keterangan : S = sekehendak

AW

CONTOH

DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR VERSI 1997

GOLONGAN I : sumber karbohidrat1 satuan penukar = 175 kalori, 4 g protein, 40 g karbohidratBahan Makanan URT Berat (g)- bihun ½ gelas 50- havermout 5 ½ sdm 45- kentang 2 bj sdg 210- makaroni ½ gelas 50- mi kering 1 gls 50- nasi ¾ gls 100- roti putih 3 ptg sdg 70- tepung terigu 5 sdm 50

GOLONGAN II : sumber protein hewani1) Rendah Lemak

1 satuan penukar = 50 kalori, 7 g protein, 2 g lemakBahan Makanan URT Berat (g)- ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40- daging kerbau 1 ptg sdg 35- dideh sapi 1 ptg sdg 35- ikan segar 1 ptg sdg 40- ikan asin 1 ptg sdg 15- udang segar 5 ekor sdg 35

2) Lemak Sedang1 satuan penukar = 75 kalori, 7 g protein, 5 g lemak

Bahan Makanan URT Berat (g)- bakso 10 bj sdg 170

Page 26: BAB II

35

- daging kambing 1 ptg sdg 40- daging sapi 1 ptg sdg 35- hati ayam 1 bh sdg 30- otak 1 ptg bsr 60- telur ayam 1 btr 55

3) Tinggi Lemak1 satuan penukar = 150 kalori, 7 g protein, 13 g lemak

Bahan Makanan URT Berat (g)- bebek 1 ptg sdg 45- corned beef 3 sdm 45- ayam dengan kulit 1 ptg sdg 55- daging babi 1 ptg sdg 50- sosis ½ ptg sdg 50- kuning telur ayam 4 btr 45

GOLONGAN III : sumber protein nabati1 satuan penukar = 75 kalori, 5 g protein, 3 g lemak, 7 g karbohidratBahan Makanan URT Berat (g)- kacang hijau 2 sdm 20- kacang merah segar 2 sdm 20- kacang tanah 2 sdm 15- selai kacang tanah 1 sdm 15- tahu 1 bj bsr 110- tempe 2 ptg bsr 50

GOLONGAN IV :sayuranSayuran ABebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikanBahan MakananGambas (oyong) lettuceJamur kuping segar lobakKetimun sladaLabu air slada airJamur segar tomat

Sayuran B

Page 27: BAB II

36

1 satuan penukar 1 gls(100 gram) = 25 kalori, 1 g prootein, 5 g karbohidratBahan Makanan- bayam - labu siam- bit - sawi- buncis - toge kacang hijau- brokoli - terong- caisim - kangkung- genjer - kacang panjang- jagung muda - pare- kol - rebung- kembang kol - pepaya muda- wortel

Sayuran C1 satuan penukar 1 gls(100 gram) = 50 kalori, 3 g protein, 10 g karbohidratBahan Makanan- bayam merah - daun tales- daun katuk - kacang kapri- daun melinjo - kluwih- daun pepaya - melinjo- daun singkong - nangka muda- toge kacang kedele

GOLONGAN V : Buah dan gula1 satuan penukar = 50 kalori, 12 g karbohidratBahan Makanan URT Berat (g)- anggur 20 bh sdg 165- apel merah 1 bh 85- belimbing 1 bh bsr 140- blewah 1 ptg sdg 70- duku 9 bh 80- durian 2 bj bsr 35- jeruk manis 2 bh 110- jambu air 2 bj bsr 110- jambu biji 1 bh bsr 100- jambu bol 1 bh bsr 90- kolang-kaling 5 bh sdg 25- kedondong 2 bh sdg 120

Page 28: BAB II

37

- pisang 1 bh 50- pepaya 1 ptg bsr 110- kurma 3 bh 15- lychee 10 bh 75- melon 1 ptg bsr 190- nangka masak 3 bj sdg 45- peach 1 bh kcl 115- gula 1 sdm 13- madu 1 sdm 15GOLONGAN VI : Susu ii. Susu Tanpa Lemak

1 satuan penukar = 75 kalori, 7 g protein, 10 g karbohidratBahan Makanan URT Berat (g)- susu skim cair 1 gls 200- tepung susu skim 4 sdm 20- yogurt non fat 2/3 gls 120

iii. Susu Rendah Lemak1 satuan penukar = 125 kalori, 7 g protein, 6 g lemak, 10 g karbohidrat

Bahan Makanan URT Berat (g)- keju 1 ptg kcl 35- susu kambing ¾ gls 165- susu sapi 1 gls 200- yogurt susu penuh 1 gls 200- susu kental manis ½ gls 100

iv. Susu Tinggi Lemak1 satuan penukar = 150 kalori, 7 g protein, 10 g lemak, 10 g karbohidrat

Bahan Makanan URT Berat (g)- susu kerbau ½ gls 100- tepung susu penuh 6 sdm 30

GOLONGAN VII : Minyak1 satuan penukar = 50 kalori, 5 g lemak1. Lemak Tidak Jenuh

Bahan Makanan URT Berat (g)- alpukat ½ bh bsr 60- kacang almond 7 bj 10- margarin jagung 1 sdt 5- minyak bung matahari 1 sdt 5

Page 29: BAB II

38

- minyak jagung 1 sdt 5- minyak kedele 1 sdt 5- minyak kacang tanah 1 sdt 5- minyak zaitun 1 sdt 5

2. Lemak JenuhBahan Makanan URT Berat (g)- lemak babi 1 ptg kcl 5- mentega 1 sdm 5- santan 1/3 gls 40- kelapa 1 ptg kcl 15- minyak kelapa 1 sdt 5- minyak inti kelapa sawit 1 sdt 5

GOLONGAN VIII : Makanan Tanpa KaloriAgar-agar gula alternatif: aspartam, sakarinAir kaldu kecapAir mineral kopiCuka tehGelatin

Ukuran Rumah TanggaDi bawah ini keterangan singkatan ukuran rumah tangga:Bh = buah g = gramBj = biji kcl = kecilBtg = batang ptg = potongBtr = butir sdg = sedangBsr = besar sdm = sendok makanGls = gelas (240 ml) sdt = sendok teh

CONTOH MENU DIABTES MELITUS (DM)Pagi : - lontong

- ayam bb laksa - SGK tempe - acar bening ketimun + wortel + nenas

Pk. 10.00 : - asinan buah

Siang : - Nasi - gurame saus asem manis

- tahu isi goreng - cah sayuran - oseng-oseng toge + kucai - pepaya

Page 30: BAB II

39

Pk. 16.00 : - juice belimbing

Malam : - nasi - daging kalio - sup kacang merah - cah buncis + putren + cabe hijau - rebusan : lb siam, dau popohan, kemangi - pisang raja

(Waspadji, 2009)