83
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 JUDUL 2.1.1 Pengertian Judul Judul proyek yang di rencanakan adalah “Cineplex Centre” Bioskop, dalam bahasa Belanda “bioscoop” dari bahasa Yunani berarti “gambar hidup “adalah sebagai tempat untuk menonton pertunjukan film dengan mengunakan layar lebar. Gambar film diproyeksikan ke layar mengunakan proyektor. Bioskop merupakan wadah bagi masyarakat untuk menikmati pertunjukan film dimana mereka mencuramkan segenap perhatiannya dan seluruh perasaannya kepada gambar hidup yang disaksikan seolah - olah mereka menyaksikan sesuatu cerita yang benar - benar terjadi di hadapannya. Cinema, Bioskop sebagai gedung tempat orang menonton film secara missal. Fungsi dan peran film dalam boskop Film sebagai media komunikasi massa.sebap film merupakan rekaman tata laku kehidupan manusia,ruang dan waktu dapat dinikmati oleh orang banyak. INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE 7

BAB II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 JUDUL

2.1.1 Pengertian Judul

Judul proyek yang di rencanakan adalah “Cineplex Centre”

Bioskop, dalam bahasa Belanda “bioscoop” dari bahasa Yunani berarti

“gambar hidup “adalah sebagai tempat untuk menonton pertunjukan film

dengan mengunakan layar lebar. Gambar film diproyeksikan ke layar

mengunakan proyektor.

Bioskop merupakan wadah bagi masyarakat untuk menikmati

pertunjukan film dimana mereka mencuramkan segenap perhatiannya

dan seluruh perasaannya kepada gambar hidup yang disaksikan seolah

- olah mereka menyaksikan sesuatu cerita yang benar - benar terjadi di

hadapannya.

Cinema, Bioskop sebagai gedung tempat orang menonton film secara

missal.

Fungsi dan peran film dalam boskop

– Film sebagai media komunikasi massa.sebap film merupakan

rekaman tata laku kehidupan manusia,ruang dan waktu dapat

dinikmati oleh orang banyak.

– Film juga berfungsi sebagai alat penerangan.

– Film dapat berperan sebagai alat pendidikan.

– Film sebagai bahan hiburan, dengan memasukan unsur-unsur

cerita yang menarik.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

7

1.sutjadi,jhon.kamus lengkap inggris-indonesia,penerbit indah,Jakarta

2www.google.com

3.Ahmad, hamzah dan ananda santoso,1993,kamus pintara bahasa Indonesia balai pustaka jakarta

Page 2: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Cineplex Centre merupakan bangunan yang menyediakan fasilitas

nonton secara massal dan juga menyediakan fasilitas hiburan keluarga.

Gedung ini memiliki fungsi utama sebagai pemutaran film

(cinema,home,theaters), selain itu juga terdapat fungsi –fungsi penujang lainya

yang dapat saling mendukung satu sama lain, seperti restaurant, book cinema,

retail,souvenir shop , dan lain sebagainya. Fasilitas yang ada didalamnya

meliputi :

a. Cinema, yaitu bioskop yang lebih dari satu dan terdapat kelas-

kelas yang berbeda sesuai dengan kenginan penonton.

b. Home theaters, fasilitas sama dengan bioskop akan tetapi

didalamnya hanya memuat 8 – 10.

c. Studio film, merupakan fasilitas yang digunakan untuk perfilman,

didekorasi sedemikian rupa sesuai dengan yang dibutuhkan untuk

suatu film.

d. Restaurant, merupakan fasilitas bangunan yang menyediakan

aneka makanan dan minuman.

e. Retail shop, souvenir shop yang menyajikan barang – barang

yang berhubungan dengan dunia perfilman dan bioskopan.

f. Loket, berada dalam area public yang berfungsi sebagai tempat

pembelian tiket sebagai akses masuk ruang auditorium.

g. Papan box office, dimana pada area ini poster atau gambar film

yang akan,belum,sudah diputar dipamerkan untuk menjadi pilihan

dan keputusan para pengunjung untuk ditonton.

h. Ruang service, dapat di golongkan didalamnya toilet,runag

perawatan dan kebersihan.

i. Amusement center, merupakan fasilitas yang menawarkan

beberapa permainan yang berhubungan dengan ketankasan dan

hiburan. Disamping itu perancangan ini tetap berfokus pada

perancangan dan perencanaan penggunaan bahan,material serta

warna yang tetap untuk dinding,plafond lantai,perabot dan

aksessorisnya.Dan harus tetap memperhatikan organisasi ruang.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

8

Page 3: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

2.1.2. Tinjaun Fungsi

Klasifikasi Bioskop

Berdasarkan Ernest Neufert dalam Data Arsitek edisi 2 hal 129 – 134

klasikasi bioskop dapat di bagi menjadi :3 (tiga) yaitu :

1. Bioskop Tertutup,Jenis bioskop ini menyajikan media tontonan

berupa film didalam ruang tertutup, sehingga penonton terlindung dari

gangguan cuaca. Ruangnya sangat terikat pada persyaratan teknis akustik,

cinema togaraf, dan keamanan umum yang berada dalam ruangan tersebut.

2. Bioskop terbuka, Penonton bioskop terbuka menikmati

pertunjukan di arena / lapangan terbuka, sehingga keadaan bioskop ini tidak

menuntut kondisi dengan persyaratan teknis bangunan.

Berdasarkan sifatnya. Bioskop komersial Kegiatan berdasarkan pada bisnis

yang bersifat komersial, sehingga penyelenggara selalu menyediakan film – film

yang sesuai dengan selera masyarakat.

3. Bioskop Art dan dokumentar berdasakan kapasitasnya :

a. Bioskop sangat besar : Kapasitas diatas 1500 kursi

b. Bioskop besar : Kapasitas 900 – 1500 kursi

c. Bioskop sedang : Kapasitas 400 – 900 kursi

d. Bioskop kecil : Kapasitas dibawah 400 kursi

Secara umum bioskop dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan /kelas yaitu :

Kelas A

Kapasitas tempat duduk berkisar 400 – 900 seat.

1. Jenis film yang diputar merupakan periode putaran yang

pertama .

2. Kualitas ruang diukur dari kualitas pandang visual, sound

system dan pemakaian.

3. Elecrical power biasanya terdapat generator disamping tenaga

listrik dari PLN.

4. Jumlah ruang studio minimal 4 buah.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

9

Page 4: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Kelas B

Kapasitas tempat duduk berkisar 200 – 400 seat.

1. Jenis film yang di putar merupakan periode putaran yang

pertama ataupun kedua.

2. Kualitas ruang diukur dari kualitas pandang visual,sound

system dan pemakaian bahan memenuhi syarat dengan cukup

ditambah penghawaan AC sentral atau AC unit.

3. Elecrical power biasanya terdapat generator disamping tenaga

listrik dari PLN.

4. Jumlah ruang studio minimal 2 buah.

Kelas C

Kapasitas tempat duduk umumnya kecil berkisar 100 – 200 seat.

1. Jenis film yang diputar merupakan periode diputar yang kedua

dan ketiga.

2. Kualitas ruang diukur dari kualitas pandang visual, sound

system dan pemakaian bahan yang memenuhi syarat minimal.

3. Sistem penghawaan umumnya mengunakan blower dan

exhauter.

4. Elecrical power hanya menguntungkan pada PLN sehingga

kemungkinan terganggu bila alira listrik terputus.

5. Jumlah ruang studio minimal 2 buah.

Ruang

Maksudnya adalah dimensi ruang studio film. Ruang penonton yang

efisien adalah 12 x 20m. Dimensi panjang disesuaikan dengan kemampuan

proyektor yang dipakai. Penonton yang dapat ditampung adalah sekitar 200

orang. Penataan lantai dibuat meninggi dari arah belakang sehingga dapat

dicapai keleluasan pandang dan daya tangkap bunyi langsung dengan baik

serta dapat diperoleh kemampuan akustik yang baik.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

10

Page 5: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Faktor pendukung akustik beberapa factor yang mendukung Cineplex adalah ;

1. Bentuk lantai berbentuk kipas dan cukup dimiringkan paling

cocok dengan persyaratan untuk melihan dan kebutuhan

akustik.

2. Pemantulan bunyi harus digunakan di atas layar, seluruh langit

– langit atau sedikitnya sebagian besar daerah tengah harus

dibuat reflektif.

3. Layar proyeksi dan pengeras suara dibelakangnya harus

cukup tinggi bagi seluruh penonton agar terliputih dengan baik

oleh berkas bunyi.

4. Lantai penonton harus di miringkan dengan warna pada

bagian belakang untuk menyediakan garis pandang yang jelas

untuk seluruh penonton dengan demikian meyediakan

pengadaan bunyi langsung yang banyak. Sistem layar

pertunjukan

Dahulu

layar

bioskop

dipasang

dan

disesuaikan dengan bentuk – bentuk gedung

pertunjukan sedangkan sekarang desain

interiornya lebih di tentukan oleh ukuran

gambar yang di proyeksikan (cinemascope,

cinema, todd, AO, circerama, IMAX dan untuk

bioskop yang lebih kecil yang mengunakan

sirkuit tv tertutup).

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

11

Gambar 2.1. layarSumber : Neufert Data Arsitek 2, hal,133

Page 6: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Bioskop tradisional memiliki gambar yang kecil sedangkan sistem Cinerama dimana 3 proyektor utamanya memproyeksikan gambar pada layar selebar 30,5m. Sistem ini kemudian dikembangkan lagi dengan hanya mengunakan 1 proyektor saja (sistem IMAX) dimana film 70mm diproyeksikan horizontal dengan pembesaran kerangkanya dan menghasilkan gambar berukuran 36,5m

Bioskop tradisional memiliki gambar yang kecil sedangkan sistem Cinerama

dimana 3 proyektor utamanya memproyeksikan gambar pada layar selebar

30,5m. Sistem ini kemudian dikembangkan lagi dengan hanya mengunakan 1

proyektor saja (sistem IMAX) dimana film 70mm diproyeksikan horizontal

dengan pembesaran kerangkanya dan menghasilkan gambar berukuran 36,5m

tempat duduknya mengerak – gerakan kepalanya ke samping, ke atas, ataupun

kebawah; untuk itu dibutuhkan proyektor dan auditorium khusus.

Sistem circarama yang

mengunakan 11

proyektor menghasilkan

suasana keterlibatan

penuh pada penonton

walaupun tidak

dilengkapi tempat duduk,

kerenanya perlu dilengkapi pagar pegangan agar

penontol tidak terjungkal. Gambar 2. Contoh gedung

bioskop circarama; layar melingkar (3700) 11

proyektor terpadu menghasilkan gambar yang saling

menyambung. (Expo, Brussel, Belgia).

Perkembangan lebih lanjut yang digunakan pad ataman – tamanan

hiburan tertentu dan saat inipun terus di coba di berbagai penjuru dunia yakni

teknik audio visual yang mengunakan beberapa proyektor otomatis untuk

memproyeksikan gambar – gambar tetap dengan efek – efek auditorium dan

sistem suara jalur

ganda magnetis

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

12

Gambar 2.2. Gedung bioskop tradisional (a) dan gedung dengan sistem cinerama yang asli (b)

Sumber data : Neufert Data Arsitek 2, hal,133

Page 7: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

(multi-track magnetic sound system) . Sistem proyeksi TV saluran tertutup

dimungkinkan melalui pengembangan dan peningkatan saluran elecronika;

dapat menghasilakan gambar dengan ukuran 2430 x 1830. Dengan

mengunakan layar “Eidophor” berukuran lebih dari 9m x 12m juga

memungkinkan gambar – gambar dapat di proyeksikan di atas layar tersebut.

Deskripsi pengguna dan kegiatan

Bangunan Malang Cinema Building ini merupakan suatu gedung yang

merupakan wadah suatu kegiatan menonton film dan kegiatan hiburan lainya

yang bernuansa cinema/film. Pelaku aktifitasnya terdiri dari 3 kelompok yaitu

pengujung, pengelolah, dan servis, sasaran pengunjung adalah masyarakat

yang berasal dari seluruh penjuru kota Malang, baik masyarakat kota, maupun

turis domestic atau mancanegara dalam rentang usia mudah sampai tua.

Kegiatan yang dilakukan dalam bangunan ini antara lain menonton, jalan –

jalan, makan, dan kumpul – kumpul (bersosialisasi).

a. Deskripsi persyaratan ruang dan kriteria ruang

a1. Peraturan pencapaian bioskop;

a.1.1 Pintu dan koridor Lebarnya memenuhi persyaratan untuk pintu

darurat sebesar 100cm. Pintu – pintu membuka keluar kearah aliran udara

pada saat darurat. Pintu – pintunya merupakan pintu bebas serta dapat

menutup sendiri.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

13

Gambar 2.3. Ketentuan dasar ketinggian auditoriumSumber : Neufert Data Arsitek 2, hal,133

Page 8: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

a.1.2. Tangga

Bila lenar tangga lebih dari 1800 maka harus dirancang menjadi 2 jalur

tangga dengan 1 pagar pegangan di tengahnya. Jumlah anak tangga yang

diperkenakan tidak kurang dari 3 dan tidak lebih dari 16 anak tangga pada

tangga langsung.

Maksimum dua jalur tangga – tangga tampa belokan di perkenakan tapi

jumlah anak tangga di kurangi menjadi 12. Borders atas, bawah dan di antara

dua jalur tangga lurus memiliki lebar yang di syaratkan.

a.1.3. Tempat Duduk

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

14

Gambar 2.4 pintu dan koridorSumber Data ; Neufert Data arsitek 2, hal, 130

Gambar :2.5 tangggaSumber Data ; Neufert Data arsitek 2, hal, 130

Page 9: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Ukuran tempat duduk tergantung pada jenis kursi dan jarak tempat

duduk jenis kursi dan jarak tempat duduk yang di syaratkan. Kursi bergaya

tradisional membutuhkan jarak minimum 840 dan lebar 500.

Kursi bergaya modern mempunyai ukuran yang bermacam macam dapat

membutuhkan jarak 1400 dan lebar 750. Tempat duduk biasanya disusun

dalam deretan lurus atau melengkung.

Jalan masuk ke Auditorium, tempat duduk dapat berjenjang dari bawah keatas

dapat melalui gang – gang. Blok deretan biasanya tidak lebih dari 14 kursi,

Jarak dari layar ke deretan kursi terdepan di tentukan oleh sudut maksimal

yang disarangkan adalah 300 - 350. Batasa sudut pandang 350 diatas garis

horizontal akan menghasilakan jarak ke layar pada garis 1,43 x

tinggi dari ketinggian mata deretan terdepan ke ujung atas layar.

a.1.4 Jalan masuk ke auditorium

Pada tempat duduk berjenjang dapat dari bawah ke atas melalui gang ke

atas atau dari belakang, masing – maisng akan melalui persilangan gang –

gang. Gang samping atau belakang perlu diperlebar untuk memudahkan jalan

keluar dan untuk mengawasi penonton.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

15

Gambar 2.7 : urutan tempat dududkSumber : Neufert data arsitek 1 hal, 146

Gambar 2.6 ruang penonton Sumber Data ; Neufert Data arsitek 2, hal, 146

Page 10: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

a.1.5 Ruang proyektor

Biasanya dipisakan menjadi kamar untuk mengulung dan

memproyeksikan film yang dilengkapi ruang pengatur cahaya, ruang baterai,

ruang tempat distribusi, listrik, ruang lampu sorot, bengkel, ruang pegawai, dan

gudang,

masing –

masing

cukup

mempunyai

luas antara 6 –

10m2. Bila yang digunakan hanya film tahan api (untuk keamanan), pintu keluar

dapat dari dalam saja. Sedangkan bila yang digunakan film tidak tahan api,

dibuat satu pintu keluar menuju ruang terbuka dan harus di buat menara kaca

dengan bukaan 0,19m2 untuk setiap 640m dari film yang digunakan dan di

simpan dalam ruang tersebut. Pintu keluar yang menuju ke tempat umum

melalui lobby berventilasi yang terlindung. Ruang sirkulasi untuk pelayanan dan

pintu keluar masuknya harus disediakan di sekitar peralatan; panjang dinding

depan sebesar 5500 x kedalam ruang 3500 merupakan ukuran rata – rata.

Lebar tangga dan pintu dapat di lalui peralatan; tinggi anak tangga tidak boleh

lebih 190 dan lebar minimum 250 (lihat gambar).

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

16

Gambar 2.8 Diagram ruang proyektor Data ; Neufert Data arsitek 2, hal, 131

Page 11: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Ukuran gambar pada layar bervariasi sesuai dengan sistem film yang

dipakai, karena operator harus dapat menentukan ukuran yang diperlukan.

Berkat kemajuan teknologi mengakibatkan munculnya berbagai ukuran tinggi

maupun lebar gambar dimana ukuran lampu yang digunakan ditemukan oleh

efek maksimum luas gambar yang diperoleh dengan mengunakan rasio luas

setara yang berbeda. Bila mengunakan film 70 mungkin membutukan layar

yang lebih lebar. Lebar layar maksimal yang bisa dipakai adalah 20m untuk film

70 dan 13m untuk film 35. Ukuran layar harus sebesar mungkin sesuai ukuran

maksimunya atau hingga mencapai lebar tempat duduk, pilih yang lebih kecil;

dan rasio (nisbah) lebar layar terhadap jarak pandang maksimal sebaiknya dari

1:2 sampai 1:3. Di dasarkan memungkingkan penggunaan panjang lensa

standar dari menghindari gambar yang terlalu kecil. Gambar yang lebih lebar

akan memerlukan lensa – lensa khusus (lihat gambar).

Untuk menghitung lebar gambar yang diperoleh dari lensa tertentu dapat

mengunakan rumus :

Lebar = lebar kerangka alat mempertajam film x panjang sorotan

Panjang titik api

Untuk proyektor anamorphis (cinemascope) layar lebar, perhitunganya:

Lebar = lebar kerangaka alat pertajam film x panjang sorotan x 2

Panjang titik api lensa

Layar lengkung mulanya dikembangkan untuk mengatasi pecahnya

cahaya yang terpantul dari layar daftar. Bioskop modern dengan bahan layar

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

17

Gambar 2.9 Gambar rasio film yang umumData ; Neufert Data arsitek 2, hal, 131

Page 12: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

yang baik dapat memanfaatkan lengkungan layar tersebut untuk mengurangi

sejumlah

distorsi yang tajam pada garis pandang di sisi layar. Kenaikan tinggi lantai yang

terlalu besar dapat menimbulkan masalah pada penajaman (fokus) gambar

diseluruh bagian layar. Jari – jari untuk layar lengkun g biasanya 75% - 100%

dari jarak sorotan gambar sedangakan kenaikan lantai tidak lebih dari 10 – 12%

dari lebar keaikan tersebut (lihat gambar 11).

Titik pandang pada layar ; garis deformasi sama (isodeformasi) = batas

arah tempat duduk dimana penonton akan melihat distorsi yang sama; bentuk

hiperbola didefenisikan pada rancangan tersebut oleh garis asymtot dari satu

titik pada layar pada zona I ada ada distorsi tetapi tidak terasa dari tempat

duduk yang berada dalam daerah hiperbola ; jarak horizontal minimum dari titik

puncak ke layar yang maksimum 300-350 pada zona II distorsi terasa tetapi

masih dapat diterimah dari deretan kursi – kursi yang berada di luar zona I;

ZONA III (daerah kursi terletak diluar bagian zona II) distorsi tidak dapat di

terimah dan biasanya penonton akan menolak diletakan di tempat tersebut.

Sumber : Neufert Data Arsitek Hal, 131.

a.1.5 Tata Letak

Selain rungan umum auditorium dan panggung, diperlukan juga ruang

penunjang lainnya;

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

18

Gambar 2.10 : Rancangan proyeksi film

Ruang untuk mesin 25-30m2

Gardu listrik 28-38m2

Ruang pegawai 45m2

Ruang proyektor 19-25m2

K.mesin ventilasi 20m2

Gudang untuk kios 10-15m2

Ruang pengelola 38m2

Page 13: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

a.1.6 Sistem pencahayaan

Pencahayaan hiasan dan setiap lampu sorot ruang auditorium

harus dapat dipadamkan selama berlansungnya pertunjukan film, sedangkan

bagian – bagian umum lainya tetap menyala selama diperlukan.

Pencahayaan untuk membersikan ruang auditorium dan serambi:

dimana sistem auditorium digunakan sebagai pencahayaan darurat dengan

pengawasan pihal pengelola. Pengaturan pencahayaan auditorium dan ruang –

ruang penyelamatan darurat seluruh banguan, dengan cara merancang jumlah

cahaya yang dibutuhkan untuk gang dan tempat duduk selam berlansungnya

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

19

Ruang untuk mesin 25-30m2

Gardu listrik 28-38m2

Ruang pegawai 45m2

Ruang proyektor 19-25m2

K.mesin ventilasi 20m2

Gudang untuk kios 10-15m2

Ruang pengelola 38m2

Gambar 2.11 : Diagram sirkulasiSumber Datta : Neufert Data Arsitek 2,Hal, 132

Page 14: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

pemutaran film (cahaya tersebut tidak terpantul ke layar maupun dinding -

dinding). Cahaya minimum pada persilangan gang adalah 5,35 lux secara terus

menerus.

Pencahayaan darurat untuk seluruh tempat – tempat umum, ruang – ruang utama untuk pegawai dan ruang – ruang penyelamat darurat harus menjadi bagian dari sistem yang diatur secara terpadu. Seandainya aliran listrik utama terputus, maka sistem tersebut harus dapat memberikan cukup cahaya

sehingga memungkinkan para pengunjung dan semua pegawai dapat

meninggalkan gedung dengan aman.

Sistem ventilasi dan pendingin ruang

Kebutuhan sirkulasi udara bersih dan segar di perhitungkan berdasarkan

jumlah orang yang memanfaatkanya dan bervariasi dari 70 sampai 93m/ jam

per orang di ruang auditorium dan sistem dan sistem penyaringan udara

dapat menyaring udara dapat menyaring 75% dari udara yang masu. Bila

dipasang peralatan atau mesin pendingin maka setik – tidaknya jumlah

udara yang ada harus berupa udara segar, dimana lebih dari 50% udara

dapat tersaring dan di alirkan kembali.

Udara yang masuk kedalam ruang haruslah di pasangkan lebih dahulu ;

sistem pendorongan udara umumnya mengunakan saluran pembagi udara

pada bagian dinding layar dan penyaring di ruang auditorium di pancarkan

pada pojok – pojok belakang ruangan agar bekas cahaya dari proyektor tidak

menyinari udara yang sudah tersaring tersebut.

Sistem pengaturan suara

Dengan ditemukanya sistem peneraan optis dolby untuk mengatasi

permasalahan perekam suara magnetis pada film. Suara sterio di sepanjang

bagian layar dan kedepan mampu ke belakang layar dan jalur ke 6 untuk

pengeras suara auditorium. Layar lebar dan sumber suara samping dapat

menimbulkan masalah akustik. Umunya untuk gedung – gedung bioskop yang

menentukan suara, garis pantul bunyinya tidak boleh melebihi garis bunyi 15m.

Gambar Proyeksi Suara

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

20

Page 15: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Keamanan film lebih perlu untuk proyektor tampa penyekat kebakaran.

Peragaan fil melayani banyak proyektor, letak ruang proyektor adalah ruang

kecil (bukan persinggahan penonton), proyektor di belakang dan di sisi. Tinggi

ruang proyektor 2,80m, ventilasi, dan peredam suara untuk ruang penonton.

Ruang proyeksi di sesuaikan dengan banyaknya ruang penonton. Lebar film

16mm, 35m, dan 70mm. Tengah sinar proyeksi harus tidak membias lebih dari

50 horizontal dan pembias. Secara konvensional dipertunjukan mempunyai dua

proyektor dalam pengaturan penggatian adegan secara perlahan. Seluruh

dunia melaksanakan (usaha) otomatis suatu proyektor dengan piringan film

horizontal untuk yang tak perna berhenti dari 4000m kumparan pada ruangan

pertunjukan yang banyak dikendalikan secara jarak jauh, dari titik proyeksi

secara otomatis ada sinyal kendali dari film untuk proyektor, perubahan objek,

lampu bangsal, lampu panggung, tirai dan perlindungan gambar.

Bentuk Gambar

Tergantung pada jarak proyektor dengan layar proyektor dan perbedaan

tinggi sisi 1 : 2,34 (cinemascope) atau 1 : 1,66 (layar gambar) pada ruang kecil.

Sudut pandang untuk kursi kecil terakhir sisi luar gambar pada cinemascope

harusnya tidak melewati 300 = jarak kursi terakhir dinding gambar =3 ; 2

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

21

Gambar 2.12 : Ruang penonton optimalSumber Datta : Neufert Data Arsitek 2,Hal, 146

Page 16: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Layar proyeksi : jarak layar proyeksi dari dinding THX minimal 120cm pada

setiap theatre besar dan sistem tidak kurang sampai 50cm kesusunan sistem

suara.

Ruang penonton

Ruang penonton mendapat penerangan darurat tampa terkecuali.

Dinding langit – langit terbuat dari material bebas refleksi, tidak membentuk

warna terang. Pengunjung duduk di pertengahan sisi luar layar. Dari urutan

kursi pertama ke tengah layar seharusnya tidak melebihi sudut pandang 300.

Kemiringan lantai dengan kecondongan 10% atau melalui sebuah tangga

maksimum. 16cm tinggi dari tangga pada koridor yang lebarnya 1,20m. Pada

tiap koridor boleh diatur sampai 16 tempat duduk.

Akustik

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

22

Gambar 2.13 :Bentuk layar pada ketinggian yang samaSumber Datta : Neufert Data Arsitek 2,Hal, 146

Gambar 2.14 :Bentuk layar pada ketinggian yang samaSumber Datta : Neufert Data Arsitek 2,Hal, 146

Page 17: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Ruang penonton yang berdekatan dipisahkan dengan dinding pemisah

kira – kira 85 DB 18-20.000 Hz. Sedangkan pengantar bunyi di langit – langit

memiliki sedikit perbedaan waktu putar bunyi. Waktu gema bisa meningkat

dengan bertambahnya volume ruang dan berkurang dari frekuensi rendah ke

tinggi, dari 0,8 – 0,2 /detik. Di panggung layar belakang dari kursi terakhir

seharusnya di pasang peredam gema. Pengeras suara dibagi atas ruang,

perbedaan berat suara antara urutan kursi tidak lebih pertama dan terakhir

4Db.

Cineplex

Yaitu suatu compleks bioskop dimana dalam satu bangunan terdapat

beberapa ruang yang dapat memutar beberapa fil sekaligus. Berasal dari dua

kata bahasa inggris yaitu Cinema dan Plexu. Cinema berarti gedung bioskop

sedangkan Plexu berarti jaringan, rangkaian. Gabungan (Jhon. M Echois

1975).Kebutuhan ruang pada Cineplex adalah :

1. Lobby/ Ruang tunggu

2. Loket

3. R. penonton/ R. studio

4. R.pegawai

5. R. proyektor

6. Gudang

7. Ruang Keamanan

Food Court

Yaitu fasilitas penunjang gedung cinema, tempat duduk dan menyajikan

makanan yang beragam. Ruang yang dibutuhkan : Ruang makan/

minum,Dapur,Kasir,Ruang cuci tangan,Ruang pengelola/ pegawai.

Restaurant Fast Food

Memiliki fungsi yang hampir sama dengan Food Court hanya saja

menyediakan makanan siap saji. Ruang yang dibutuhkan :Ruang makan/

minum,Dapur ,Kasir,Ruang cuci tangan,Ruang pengelola / pegawai.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

23

Page 18: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Amusement centre

Yaitu pusat hiburan yang berkaita dengan ketangkasan elekronik.

Ruang yang dibutuhkan :Ruang penukar koin dan hadiah, Arena permainan,

Gudang,Ruang pengelolah.

Cinema lobby

Berfungsi sebagai ruang untuk ajang promosi, pameran, pertunjukan

music, pers conference, dan sebagainya. Ruang yang dibutuhkan adalah atrium

besar yang merupakan ruang pamer.

Retail

Merupakan fasilitas penunjang yang menjual VCD, Layer Disc, casstte

atau CD soundrack film dan merchandise yang berhubungan dengan film atau

cinema. Ruang yang dibutukan : Ruang diusplay, Kasir.

Souvenir Shop

Merupakan merupakan fasilitas penunjang yang menjual barang –

barang souvenir yang berkaitan dengan Malang Cinema Building, seperti

accecories, key holder, dan semacamnya. Ruang yang dibutukan : Ruang

display,Kasir.

1.1.3 DESKRIPSI KEBUTUHAN RUANG

Fasilitas dalam family Entertainment Cinema ini antara lain :

1. Cineplex

Yaitu suatu complex bioskop dimana dalam suatu bangunan terdapat

beberapa ruang yang dapat memutar beberapa film sekaligus.

Cineplex berasal dari kata bahasa inggris yaitu Cinema dan Plexus. Cinema

berarti gedung bioskop dan plexus berarti jaringan rangkain gabungan (Jhon M

Echois,1975). Kebutuhan ruang Cineplex antara lain, Lobby/hall, loket, ruang

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

24

Page 19: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

tunggu,ruang antrian, ruang penonton ruang studio, ruang pegawai, ruang

simpan film, Ruang gulung film, ruang tata suara,ruang tata

cahaya,panggung,ruang proyektor, took makanan, gudang, ruang keamanan,

toilet.

Home Theaters

Merupakan bioskop kecil atau bioskop hanya untuk keluarga yang

didalamnya memuat 8-10 orang. Ruang yang dibutuhkan untuk Home Theaters

ini antara lain : Lobby, loket, ruang tunggu,ruang antrian, ruang penonton ruang

studio, ruang pegawai, ruang simpan film, ruang gulung film, ruang tata

suara,ruang tata cahaya,panggung,ruang proyektor, took makanan.

Amusement Centre

Merupakan fasilitas hiburan yang berkaitan dengan ketangkasan

elekronik. Ruang yang dibutuhkan untuk amusement center ini antara lain,

ruang penukar koin dan hadiah, arena pemain, ruang antrian, gudang, ruang

pengelola / ruang pegawai, toilet.

Retail dan Souvenir Shop

Yaitu fasilitas yang menyediakan barang – barang yang berhubungan

dengan per- cinema –an dan perfilman dan barang – barang yang berhubungan

dengan family entertainment cinema. Yang menyediakn VCD, DVD, accecories,

dan lain sebagainya. Ruang yang dibutuhkan yaitu retail shop, display, ruang

pamer, kasir dan gudang.

a) Restaurant

Yaitu fasilitas yang menyediakan aneka jenis makanan dan minuman.

Ruang yang dibutuhkan yaitu entancehall, pantry, ruang makan,/ ruang minum,

dapur, ruang makan private, gudang kering,/ basah, kasir, ruang cuci, ruang

ganti, / locker, toilet, ruang pegawai/ pengelola.

2.1.4 Studi Banding Obyek Sejenis

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

25

Page 20: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Studi banding obyek sejenis yang dilakukan adalah studi banding

lapangan dan studi banding literature mengenai Cineplex Centre.

2.1.5 Studi Banding Literatur

A. Cineplex

Bfi Imax Unaited Kindon

Cineplex 21 ini berlokasi di sun Plaza medan dengan luas total 1490

m2. Dalam kegiatan pemutaran film, Cineplex ini termasuk kategori klas B,

waktu pemutaran 4 (empat) show setiap hari dan 5 (lima) show pada hari

sabtu dan minggu.

Kapasitas studio 1 adalah 244 orang, studio 2 sebanyak 195 orang,

studio 3 dan 4 sebanyak 132 orang. Fasilitas yang disediakan di Cineplex ini

antara lain kantin, jajanan, dan game centre. Mengunakan kursi jenis lux,

dapat menampilkan berbagai jenis film dalam satu studio, baik fil normal,

cinemascope dan widescreem. Mengunakan sound sistem SRD EX

( Sorround Digital EX).

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

26

Gambar 2.15 :Ruang studio

Sumber Datta : Neufert Data Arsitek 2,Hal, 146

Gambar 16 : Game Centre

Sebagai fasilitas penunjang

Page 21: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Tanggapam : dari hasil studi banding terhadap sun 21 dapat ditarik

kesimpulanya bawah perlunya sarana penunjang fasilitas utama seperti kantin

dan game centre untuk tempat para pengunjung menunggu jam tayang film.

Yang mungkin dapat di terapkan pada bangunan Cineplex Centre di Kota

Malang. Cinema Buillding yang akan dirancang adalah fungsi – fungsi lain yang

menunjang kegiatan di dalam, Susunan ruang yang persegi digunakan untuk

efisensi ruang dengan kapasitas yang tidak begitu banyak.

B. bfi imax, london

BFI didirikan pada tahun 1993 untuk mempromosikan, mengapresiasikan

dan memasuki dunia kebudayaan film dan televise. Mereka merupakan

pemeliharaan terbesar arsip – arsip film didunia dan pemimpin dunia restorasi

dan preservasi film. Dimulai pada tahun 1935, koleksi termasuk lebih dari

275.000 film, 210.000 program TV, 7 juta fotografi, dan 15.000 poster. Pada

penambahan arsip mereka, mereka memajukan kembali secara internasional

National Film Theatre dan London fil festival, BFI IMAX cinema, dan sumber

pustaka dan pendidikan film terbesar dunia. Mereka juga masi sebagai

perigkoleksi film dan poster film terbesar dunia. Material arsip – arsip dapat

dilihat melalui eksibisi dan layar cinema.

BFI IMAX berada di kota London, United Kingdom, didirikan pada tahun

1999 oleh arsitek Bryan Avery Of Avery

Associates. Bfi IMAX

cinema merupakan

gedung cinema 3

dimensi yang memiliki 477 kursi.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

27

Gambar 17 : Game Centre

Sumber : observasi

Gambar 2.17 : Bfi imax

Page 22: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Merupakan layar cinema terbesar di UK

dengan tinggi layar 20m dan lebar layar 26m

dilengkapi dengan digital surround – sound

system sebesar 11,600-watt. Mengunakan

sistem proyeksi IMAX (sistem proyeksi film

ternama di dunia). Gambar yang lebih nyata

dan ultra realistic digital sound membuat

pengunjung serasa berada di dalam film.

Auditoriumnya terdiri atas 14baris kursi yang

dapat melihat ke layar dari sisi mana saja,

bahkan nyaman untuk anak – anak.

Terdapat juga buffets, coffe atau refreshments sebagai penunjang cinema ini.

Lobbynya dipenuhi dengan Lightbox untuk iklan dan signage. Cinema ini juga di

tunjang dengan efek lighting yang memakau langit – langit yang tinggi

memberikan kesan jarak dan suasana sekeliling yang cerah.

Gedung cinema ini mengunakan kecangihan teknologi pada bangunanya.

Sudah terdat jalur – jalur untuk orang cacat yang mengunakan kursi roda untuk

beraktivitas di dalam bangunan.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

28

Gambar 2.16 : Bfi imax

www.Bfi imax.com

Gambar2.18 : interior theatre

Page 23: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Tanggapan : dari hasil studi banding terhadap Bfi IMAX London ini,

didapat kesimpulan bahwa gadung cinema Bfi IMAx London mengelola ruang

dalam dalam ketentuan standar ruang cinema, memaksimalkan jumlah baris

kursi yaitu 14baris. Ruang dalam theatre mengunakan langit – langit yang tinggi

untuk memberikan kesan keterlibatan dalam suasana yang dilihat, Bentukan

bulat di dapat dari site bulat yang dikelilingi jalan sehingga bentukan bulat di

ambil untuk menyesuaikan dengan sistemya. Denah theatre berbentuk persegi

untuk memaksimalakan jumlah kursi penonton. Ruang dalam theatre

mengunakan lamgit – langit yang tinggi untuk memberikan kesan keterlibatan

dalam suasana yang dilihat.

Theatre Imax Keong Emas

Diresmikan oleh president RI pada 20 april

1984 berada di taman mini “Indonesia Indah”. Bentuk

bangunan yang berarsitektur unik dengan bentuk

cangkang keong (shell-structure)yang di latar

belakangi oleh cerita rakyat (pulau jawa) yang

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

29

Gambar2.19: Denah Bfi Imax

Sumber Data ; WWW. BFI IMAX. COM

Gambar2.20: Keong emasSumber ; WWW. Keong Emas. ComSumber Data ; WWW. BFI IMAX. COM

Page 24: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

melegenda “Keong Emas” Sebagai sarana rekreasi yang mengetengahklan

nuansa seni dan budaya ini pengetahuan dan teknologi maupun pelestarian

lingkungan yang dikemas ke dalam bentuk hiburan dengan media audio-visual

(film). Hanya satu – satunya di Indonesia.

Mengunakan teknologi royektor IMAX. Kecangihan dari proyektor IMAX

adalah kualitas gambar yang dihasilakan dimana penonton diajak atu seolah –

olah penonton berada dalam adegan tayang. Hasil gambar sempurna itu,

Sistem Akustik :

1. Lebar layar (21,5 x 29,3m)

2. Tempat duduk dengan kemiringan 200 - 250

3. Kapasitas tempat duduk 880 orang lebih

4. Lebar film 70mm

5. Daya suara berkekuatan 6.200 watt

Dinding terbuat dari lapisan wallflex / gypsum glasswoll dan kain karung

berwarna hitam dengan ketebalan 15cm.

Tanggapan : dari hasil kesimpulan terhadap theatre IMAX Keong Emas di dapat

kesimpulan bawah theatre ini mengunakan teknologi tingkat tinggi pada bagian

theatrenya yang mengunakan kecangihan proyektor IMAX yang dapat

membuat gambar terlihat nyata. Susunan ruang dalamnya berbentuk melingkar

terhadap proyektor. Hal ini dimaksudkan untuk efiseinsi akusti. Yang mungkin

dapat diterapkan pada banguan Cinema Buillding adalah penerapan susunan

ruang (tempat duduk) pada theatre IMAX yang melingkar pada layer.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

30

Gambar2.21: Proyektor IMAX

Page 25: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Bentukkan bangunan yang elips melingkar di maksudkan untuk dapat

memenuhi kapasitas yang banyak dalam 14 barisan maksimal.

Table : 1 Perbandingan Sejenis

no Unsur yang di

bandingkan

Proyek I Proyek 2 Proyek 3 Kesimpulan

1 Ruang dalam Kapasitas 477

seat

Selain theatre

terdapat juga

cofe,buffet

shop

Bentuk ruang

persegi

Kapasitas 920

seat

Terdapat

souvenir shop,

soft drink

corner

Bentuk ruang

elips

Kapasitas total

700 seat 4

studio

Terdapat game

corner dan

kantin

Bentuk ruang

persegi

Untuk theare

IMAX

kapasitas 300

– 400 seat

kursi

Untuk theatre

konvensional

berkapasitas

100 – 200 seat

Bentuk ruang

persegi untuk

efisensi ruang

2 Ruang Luar Berada di

tengah jalan

kota seperti di

tengah

bundaran

Parkir

kendaraan di

lapangan

parker dan

gedung parkir

Merupakan

komlex taman

Mini Indonesia

Indah

Parkir

kendaraan di

lapangan

parkir

Merupakan

bagian dari sun

plaza

Parkir

kendaraan di

bangunan

parker sun

plaza

Parkir

kendaraan

sebagia pada

lapangan

parkir dan

sebagian

mengunakan

banguan parkir

3 Style

bangunan

Modern

dengan

penggunaan

material kaca

Modern

metafora dari

bentuk keong

yang

Modern Modern –neo

vernacular

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

31

Page 26: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

dan baja di

sekeliling

bangunan

merupakan

cerita legenda

rakyat jawa

4 Struktur Strus frame Cangkang Strus frame Struss beam

5 UTILITAS Sistem

mekanikal

electrical dan

akustik

mengunakan

teknologi

canggih,

tangga

kebakaran fire,

hydrant, jalur

penyadang

cacar

2.1.6 Studi Banding Obyek

Cineplex Centre

Cinema XXI Yokyakarta

Bioskop 21 (Cineplex XXI

Group) adalah sebuah jaringan

bioskop di Indonesia, dan

merupakan pelopor jaringan

cineplex di Indonesia. Jaringan

bioskop ini tersebar di beberapa

kota besar di seluruh Indonesia dan

sebagian besar di antaranya terletak

di dalam pusat perbelanjaan,

dengan film-film Hollywood dan

Indonesia sebagai menu utama, dan

didukung oleh teknologi tata suaraDolby Digital dan THX. Seiring

dengan tuntutan perkembangan zaman, Cinema XXI Group telah

melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya

adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 3 merek

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

32

Gambar 1 : cinema XXI yokyakarta

Page 27: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

terpisah, yakni Cinema 21, Cinema XXI, The Premiere, IMAX untuk

target pasar berbeda.

Tunjangan Cineplex XXI

Waktu operasional

– Kamis – Jumat ; 12.00 – 2.30

– Sabtu – minggu : 12.00 – 23.00

Sekurity dari jam : 21.00 – 23.00

Fasilitas dan Fungsi Ruang

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

33

Gambar 2. Lobby Tunjangan Cinema XXI

Gambar 3. Kantin Tunjangan Cinema XXI

Page 28: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

34

Gambar 5. Cinema 1,2,3,4,Toilet

Gambar 8. Cinema Five (5) Studio penonton

Gambar 9. Toilet Cinema XXI

Gambar 6. Cinema Five (5)Gambar 7. Cinema Six (6)

Page 29: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

2.1.7 Keterkaitan Antara Tema Dan Judul

Bangunan Cineplex centre merupakan tempat untuk pemutaran film

cerita, juga sebagai pertujukkan atau pementasan dengan menggunakan

gambar yang bergerak dan mengeluarkan suara.

Dengan penerapan jenis Cinema dari kedua fungsi bangunan yang

dipadukan pada perangcangan di Kota Malang, agar dapat memaksimalkan

fungsi banguan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat melakukan

kegiatan dalam suatu kawasan yang teriegarasi secara efisien dan efektif.

Selain memaksimalkan fungsi bangunan konsep Cineplex building dapat

mengoptimalkan pengunaan lahan di pusat kota Malang.Disebabkan

keterbatasan lahan dan bangunan-bangunan yang terdapat di kota tersebut

merupakan bangunan Single-Use, maka diperlukan adanya gagasan atau ide

penghematan lahan. Sedangkan dengan adanya bangunan-bangunan yang

terdapat di kota Malang tidak berkesan Bangunan yang Arsitektural. Oleh

karena itu, penerapan tema Arsitektur Post Modern pada perancangan yang

nantinya akan diharapkan menjadii Bangunan Arsitektural lebih mengutamakan

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

35

Gambar 10. Ruang Parkir Cinema XXI

Gambar 9. Ruang cuci tangan cinema XXI

Loket mengunakan computer (otomatis).Ruang – ruang yang tersedia

o 4 buah gedung theater

o Loket 1 jalur

o Kantin

o Ruang proyektor

o Ruang teknisi

o Kantor pengurus

o Toilet wanita dan pria

Gambar 10. Tempat duduk santai di luar gedung Cinema XXI

Page 30: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

bentuk tampilan bangunan, sehingga dengan tema ini, dapat membentuk citra

bangunan bagi image Kota Malang. yang kuat dan mendukung fungsi yang

berjalan di dalamnya agar dapat berjalan dengan baik dan optimal.

Kesimpulan Obyek

Kesimpulan yang dapat diambil dari kajian pustaka yaitu;

Jenis Cinema yang diaplikasikan pada perangcangan ditetapkan Cinema

IMAX.

Jenis Cinema mengunakan pusat penonon local (Cinema XXI

yokyakarta) yang mempunyai jangkauan penonton yang meliputi

Sedangkan kesimpulan yang didapat dari studi banding obyek sejenis,

dengan mempelajari potensi dan permasalahan pada objek tersebut sebagai

bahan pertimbanagan dalam proses perancangan.

2.2. TEMA

2.2.1. Pengertian tema

Tema adalah suatu pendekatan atau sudut pandang untuk

menyelesaikan permasalahan, yang kita harus mengetahui betul judul dari

latar belakang yang kita kemukakan harus memiliki keterikatan logis yang

jelas. Berhubungan dengan keterkaitan judul, latar belakang, dan Tema Saya

menganalogikan suatu Judul lagu Punk hari ini yang di bawakan oleh Band

Superman Is Dead yang bertema anti Life Style atau gaya hidup yang

berlebihan, dan dalam penyelesaian masalahnya bagaimana Band tersebut

membawa, menceritakan, dan menyajikan semenarik mungkin sehingga si

pendengar tertarik oleh syair yang dibawakan.

2.2.2 Pengertin Metafora

Bahasa merupakan salah satu cara manusia untuk saling dapat

berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Denagn bahasa pula

manusia mampu berfikir secara abstark terhadap obyek- obyek yang

nyata dengan cara obyek–obyek tersebut ditransformasikan dengan

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

36

Page 31: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

symbol_symbol abstrak. Kenyataannya manusia berfikir tentang obyek

tersebut tidak berada pada saat kegiatan berfikir tersebut dilakukan. Metafora

merupakan bagian dari bahasa yang digunakan oleh manusia untuk

menjelaskan sesuatau melalui perbandingan atau suatu persamaan/kemiripan.

Pengertian Arsitektur Metafora

A. Charles Jencks ( The Language of Post Moderen Architecture

Dalam bukunya The Language Of Pos Modern Architecture ( awal tahun 1970-

an ), Charles Jenck menyoba mengaitkan antara bahasa dengan arsitektur,

anatara lain dengan metafora.

Dalam Arsitektur , metafora adalah kiasan atau ungkapan bentuk yang

diwujudkan pad bangunan sehingga akan menimbulkan bebagai persepsi dari

yang melihatnya. Masyarakat dapat mempunyai pandangan tertentu

terhadap bentuk bangunan yang dilihat dan diamatinya, entah trhadap

bentuk keseluruhan atau Cuma sebagian dari bentuk tersebut.

( People invariby see on building in tern of another, or interm of similar object,

in short as a metaphor )

(Keanekaragaman dalam melihat suatu bangunan sebagai ssuatau yang

lain atau mirip dengan suatu obyek, di sebut metafora)

B. Paul- Alan Johnson ( Paul Alan Johnson, Th History of Architcture

(Metaphor is technique of transferring or transporting a name or description

to semething as if it were that thing but clearly not)

(Metafora adalah tehnik mmindahkan gambaran kepda sesuatu hal,

seakan-akan benar tetapi sbenarnya bukan)

C. Menurut Geoffrey Broadbent :

(Transfring figure of speech in wich a name or descriptive term is transferred

to some object, diferen from but analogous to, that is properly applicable)

(memindahkan gambaran kepada suatu bject yang brbda tetapi analog)

D. Robert Ventury

Metafora yang menimbulkan persepsi yang semestinya merupakan tanda

secara arsitektural dari suatu bangunan secara komunikasi.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

37

Page 32: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Teori pendukung Atas Landasan Tema terhadap latar belakang

Pendekatan Mtafora sebagai komunikasi Arsitktural menggunakan teori

pendukung :

Paul-Alan Johnson (Design in Architectre hal 392)

(Form is not simply the ficical facilitation of function. Rether, it Translates

an objects function into language of perceptual expression the expression by

means of wich th subjective mental condition inducd by ideas as concomitant

of a concept may b communicatd to others Architecture as th hitting upon

aesthetic ideas and their expression as a means of communications )

(Bentuk tidak hanya sebagai fasilitas fisik an funngsi, tapi juga memliki

ekspresi prsepsi dari fungsi objck Ekspresi dalam arti kondisi mental yang

subyektif yag muncul dari ide-ide yang sesuai denagnkonsep dapat

dikomunikasikan dengan yang lain).

Pendekatan Bentuk 3D (Dimensioanal) denagn metafora menggunakan

teori pendukung :

Anthony C Antoniades (Poetic of Architcture hal 30)

Terdapat tiga kategori Metafora, yaitu :

Intangible Metaphors (Metafora tidak nyata)

Metafora yang dipakai berangkat dari konsep, ide, hakekat anusia atau dari

nilai-nilai seperti Individualisme, Naturalisme, Komunitas, Tradisi, dan

Kebudayaan.

a. Tangible Metaphors ( Mtafora Nyata)

Metafora yang berangkat dari hal-hal yang visual serta spesifikasi

ataukarakter tertentu dari suatu benda seperti rumah sebagai puri.

b. Combined Metaphors

Merupakan gabungan Intangible Metaphors dan Tngible Metaphors dengan

membandingkan obyek fisual dengan yang lain mempunyai persamaan

nilai atau konsep, dimana bentuk visual nya dapat dipakai sebagai acuan

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

38

Page 33: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

kreatifitas perancangnya.

Keberhasilan penerapan Metafora pada Arsitektur dinilai dari tingkat

kesamaran dalam menggali sumber inspirasi suatu bangunan, semakin

tersamar, dan menimbulkan persepspsi yang lain maka semakin

tersamar dan menimbulkan pertsepsi yang lain maka semakin berhasil

metaforanya. Kegunaan Dari Penerapan Metafora

Kegunaan dari Penerapan Metafora

mempengaruhi pengertian orang terhadap suatu obyek yang

kemudian dianggap belum atau suatu hal yang tidak dapat

dimengerti.

Dapat menimbulkan interpretasi-interpretasi yang lain dari orang

yang mengamatinya.

Menyebabkan pengamat memandang suatu obyek dari karya

Arsitektural dari sudut pandang yang lain.

Dapat menghasilkan karya Arsitektur yang ekspresif.

7. Beberapa Studi Banding Penggunaan Metafora

Nagakin Cupsule Building

Bangunan ini terdiri dari susunan unit rumah tinggal berbentuk kubus dengan

jendela berbentuk. Lingkaran Unit-unit tersebut dipegang oleh inti bangunan

sebagai konstruksi utama, Bagi masyarakat jepang bentuk unit rumah tersebut

serupa dengan bentuk sangkar burung dengan bukaan seperti rumah tinggal.

Tetapi bagi masyarakat eropa bentuk unit rumah tersebut serupa dengan

bentuk mesin cuci. Sehingga bagi mereka bangunan tersebut merupakan

tumpukan mesin cuci.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

39

Page 34: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Sdney Opera House Oleh Jhon Utzon

Bangunan ini menimbulkan banyak metafora baik dari kalangan profisional

maupun masyarakat umu, seperti

diantaranya dikatakan seperti; Kura-

kura bercinta, kepakan sayap burung,

kerang maupun kapal yang sedang

berlayar Jhon sendiri mengumpamakan

sebagai buah jeruk yang dipotong dan

disusun sendiri.

2.2.1 Pengertian Tema

Pengertian Arsitektur Metafora

A. Carles Jencks ()

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

40

Page 35: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Pengertian Postmodern di dalam kamus Oxford English Dictionary’s (OED),

suplemen tahun 1982, yang dikutip oleh Rose, diartikan sebagai berikut:

“Post-modern and also post-modern subsequent to, or later than, what is

‘modern’; spec. in arts, esp. Archit, aplied to a movement in reaction against

that designated ‘modern’. (Jencks, 1992:120) (Pos-mo.dern atau pos-modern

adalah Sesutu sesudaha atau yang kemudian dari apa yang disebut “modern”.

Khususnya, didalam bidang seni, terlebih arsitektue, istilah ini diberikan unutk

sebuah gerakan yang bereaksi melawan apa-apa yang menandakan modern).

Terhadap definisi postmodern di atas, Rose memberikan dua

pendapatnya. Pertama, kata postmodern tidak selalu merupakan pemikiran

sesudah modern, tetapi mungkin sama kontemporernya dengan modern.

Kedua, postmodern di dalam arsitektur dilihat sebagai sebuah reaksi sederhana

terhadap arsitektur modern, digambarkan sebagai “double coding” dari gaya

modern dengan beberapa gaya atau “code”.

Menurut Featherstone (Sofian, 2001), istilah postmodern merupakan

istilah generik (turunan). Awalan pos berarti sesuatu yang dating sesudah,

pecahan dari atau pemutusan hubungan dengan. Istilah postmodern lebih

cenderung sebagi “bentuk penegasian terhadap modern, sesuatau pecahan

atau pergeseran dari gambaran defenitif modern”.

Menurut Lyotard dalam The Postmodern Condition, awalan post

menekankan sesuatu ‘setelah’, bukan sebelum modernism, dan memiliki tujuan

mendasar “hybrid”, yaitu mengibarkan yang modern dan budaya lokal (Jencks,

1992).

Dipihak lain, menurut Sugiharto (1996), awalan pos berarti kritik terhadap

worldview, epistemology, dan ideology modernism. Akhiran isme berarti sebuah

sistem pemikiran. Habermas mengartikan “proyek modernisasi yang belum

selesai”.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

41

Page 36: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

“Post-Modernism means the end of a single world view and, by

extention, ‘a war o totality’. A resistence to single explanations, a respect for

difference and a celebration of regional, local and particular” (Jancks, 1992:11).

(postmodernisme berarti berakhirnya world view tunggal, dengan kata

lain, perang terhadap bentuk totalitas, resistensi terhadap penjelasan tunggal,

penghargaan terhadap perbedaan dan penerimaan terhadap karakter regional,

lokal dan khusus)

Secara agak kontradiktif, menurut Jancks (1992), postmodernisme juga

berarti kelanjutan modernism. “Post-Modernism means the continuation of

modernism and its transcendence, a doble activity that acknowledges our

complex relationship to proceeding paradigm and world view” end of a single

world view” (Jancks, 1992:11).

(postmodernisme berarti kelanjutan modernisme dan trasendensinya.

Sebuah aktivitas ganda yang mengetahui hubungan kompleks dengan

pradigma dan world view sebelumnya).

Postmodernisme bukan berarti perpindahan dari “eksplanasi totalitas”

modernism menuju “eksplanasi totalitas” yang lain. Gerakan ini berpikir dengan

mengunakan binary terms ‘istilah-istilah biner’, yaitu sebuah model berpikir

relatifitas yang membentuk kontinum, jaringan, rizhome atu pola-pola.

Pergantian dari posmodernisme dari pradigma sebelumnya bukan berarti

oposisi (perlawanan), namun lebih sebagai hybridization (turunan) dan

complexification (pengkayaan) elemen modern dengan sesuatu yang lain. Itulah

yang disebut double coding (Jancks, 1992:11).

2.2.2 Sejarah Arsitektur Post Modern

Penggunaan akhiran post pertamakali digunakan pada 1870-an oleh

seniman Inggris, John Watkins Chapman. Kemudian< Rudolf Panwitz

menggunakan istilah post-Impressiomism (1880-an) dan post-industrial (1914-

1922). Awalan post mulai banyak digunakan pada awal 1960-an pada bidang

literatur, sosial, ekonomi dan bahkan agama. Kemudian istilah postmodern

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

42

Page 37: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

dekonstruksi muncul takala para post-strukturalis Perancis, seperti Lyotard,

Derrida, dan Baudrillard.

Istilah postmodern sendiri, muncul pertama kalinya dalam bidang seni,

istilah ini digunakan oleh Federico De Onis pada 1930-an dalam tulisannya

Antologia de la Poesia Espanola a Hispanomerica untuk menunjukkan reaksi

terhadap modernism.

Istilah postmodern sebenarnya sudah dikenal sejak pertengahan tahun

1970-an. Pada dasarnya postmodern merupakan reaksi (anti-thesis) dari

modernisme yang sudah berjalan lama. Irwing Howe menggambarkannya

sebagai “the radical breakdown of the modernist”, jadi keduanya tidak bisa

dipisahkan satusama lain dan berkelanjutan. Postmodern bukanlah gerakan

yang ingin lepas dan membuang nilai-nilai modern (Stem, 1980). Di dunia

asrsitektur sendiri gerakan ini sering disebutsebagai Beyondthe modern

movement karenamemang berkembang setelah modern movement.

Postmodern lahir di St. Louis, Missouri, 15 Juli 1972, pukul 3:32 sore.

Ketika pertama kali didirikan, proyek rumah Pruitt-Igoe di St. Louis di anggap

sebagai lambang arsitektur modern. Yang lebih penting, ia berdiri sebagai

gambaran modernisme, yang menggunakan teknologi untuk menciptakan

masyarakat utopia demi kesejahteraan manusia. Tetapi para penghuninya

menghancurkan bangunan itu dengan sengaja. Pemerintah mencurahkan

banyak dana untuk merenovasi bangunan tersebut. Akhirnya, setelah

menghabiskan jutaan dollar, pemerintah menyerah. Pada sore hari di bulan Juli

1972, bangunan itu diledakkan dengan dinamit. Menurut Charles Jencks, yang

dianggap sebagai arsitek postmodern yang paling berpengaruh, peristiwa

peledakan ini menandai kematian arditektur modern (the death of modern

architecture) dan menandakan kelahiran sebuah arsitektur baru , “arsitektur

postmodern”.

Charles Jencks seorang tokoh pencetus lahirnya postmodern

menyeburkan adanya 3 alasan yang mendasari timbulnya postmodern, yaitu:

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

43

Page 38: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

1. Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa-

dunia (world village) yang tanpa batas. Perkembangan ini disebabkan

oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia (Instant

eclectism)

2. Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasilkannya produk-produk

yang bersifat pribadi (personalized production) yang merupakan ciri khas

dari modernisme

3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional

(traditional valuade) atau daerah, sebuah kecenderungan manusia untuk

menoleh kebelakang.

2.2.3 Ciri Khusus Arsitektur Post Modern

Dalam pembahasan arsitektur post-modern, ciri-ciri yang dimaksud

dalam arsitektur post-modern menurut Jencks memberikan daftar cirri-ciri

khusus sebagai berikut :

A. IDEOLOGI (Ideological)

Ideological adalah konsep yang memberikan arah agar pemahaman

arsitektur postmodern bisa terarah dan sistematis.

a) Double Coding of Style

Bangunan posmodern adalah bangunan yang memiliki duo

gays (style) yaitu memadukan arsitektur modern dengan

b) Popular and Pluralistic

Gagasan yang umum serta memillki sifat lebih umum dan tidak

terikat dengan kaidah-kaidah tertentu, tetapi memiliki

fleksibilitas, yang beragam. Hal ini lebih baik dari pada

gagasan tunggal.

c) Semiotic form

Penampilan bangunan lebih mudah difahami, karena bentuk-

bentuk yang vertical yang menyiratkan makna-makna tertentu

d) Tradition and Choice

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

44

Page 39: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Merupakan hal-hak yang tradisional dan penerapannya secara

terpilih atau disesuaikan dengan maksud dan tujuan

perancang.

e) Artist / Client

Mengandung dua hal pokok yaitu bersifat seni (intern) dan

bersifat umum (ekstern). Yang menjadi tuntutan perancangan

sehinga mudah dipahami secara umum

f) Elistist and participative

Lebih menonjolkan suatu kebersamaan serta mengurangi

sikap borjuis seperti dalam arsitektur modern

g) Piecemal

Penerapan unsure-unsur dasar, secara sub-sub saja/ tidak

menyeluruh. Unsur-unsur dasar seperti: History , vernacular,

Lokasi / Lokal dll.

h) Architect, as representative and activist

Arsitek berlaku sebagai wakil penerjemah perancangan dan

secara aktif berperan serta dalam perancangan

B. GAYA – (Stylistic)

Pengertian gaya dalam arsitektur post modern adalah sutu

pemahaman bentuk, cara, rupa, dan sebagainya, yang khusus

mengenai arsitektur post modern.

a) Hybrid expression

Penampilan hasil gabungan antara unsur-unsur modern

dengan :

Vernacular–Revivalist

Local–Commercial

Metaphorical – Contextual

b) Complexity

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

45

Page 40: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Hasil pengembangan ideology dan cirri-ciri postmodern yang

mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampilkan

rancangan yang bersifat kompleks. Disini pengamat diajak

mengamati, menikmati dan mendalami secara seksama.

c) Variable Space with surprice

Perubahan nilai ruang yang tercipta akibat adanya kejutan-

kejutan, misalnya : warna, detail elemen arsitektur, suasana

interior, dll.

d) Conventional and abstract form

Kebanyakan penampilan bentuk yang konvensional dan

bentuk yang rumit / popular, sehingga mudah ditangkap

artinya.

e) Eclectic

Campuran langgam yang saling berintergrasi secara kontinyu

untuk menciptakan unity

f) Semiotic

Arti yang hendak ditampilkan secara fungsi

g) Variable mixed aesthetic depending on context, expression on

content and semantic – appropiateness toward function

Gabungan unsure estetis dan fungsi-fungsi estetis serta idak

mengacaukan fungsi

h) Pro Organic and applied ornament

Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup dan kaya

ornamen.

i) Pro Representation

Menampilkan ciri-ciri yang gamblang sehingga dapat

memperjelas arti dan fungsi.

j) Pro Metaphor

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

46

Page 41: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Hasil pengisian bentuk-bentuk tertentu yang dierapkan pada

desain bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan

fungsi bangunan

k) Pro Hestorical reference

Menampilkan nilai-nilai histories pada setiap rancangan yang

menegaskan ciri bangunan.

l) Pro Humor

Mengandung nilai humoris sehingga pengamat diajak untuk

lebih menikmatinya

m) Pro Symbolic

Menyiratkan symbol-simbol yang mempermudah arti dan yang

dikehendaki perancang.

C. IDE – IDE RANCANGAN – (Design Ideas)

Pengertian tentang ide-ide desain dalam arsitektur postmodern

adalah suatu gagasan perancangan yang mendasari arsitektur

postmodern

a) Contextual Urbanism and Rehabilitation

Kebutuhan akan suatu fasilitas yang berkaitan dengan suatu

lingkungan urban

b) Functional Mixing

Gabungan beberapa fungsi yang menjadi tuntutan dalam

perancangan

c) Mannerist and Baroque

Kecenderungan untuk menonjolkan diri

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

47

Page 42: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

d) All Phetorical Means

Semua bentuk-bentuk perancangan yang memilki arti

e) Skew Space and Extensions

Pengembangan rancangan yang asymetris – dinamis,

seimbang

f) Street Building

g) Ambiquity

Menampilkan cirri-ciri yang men ‘dua’ , berbeda tetapi masih

unity dalam fungsi

h) Trends to Asymetical Symetry

Menampilkan bentuk-bentuk yang berkesan asymetris tetapi

yang seimbang

i) Collage / Collision

Gabungan atau paduan elemen-elemen yang berlainan

2.2.4 Pokok-Pokok Pemikiran Arsitektur Post Modern1

Dalam perkembangannya Arsitektur Post Modern dibagi menjadi tiga

kelompok besar yaitu Purna Modern, Neo Modern dan aliran

Dekonstruksi. Pokok-pokok pikiran  mendasar dalam Arsitektur Post Modern

yang membedakannya dengan Arsitektur Modern adalah :

1) Tidak memakai semboyan “Form Follows Function”, Arsitektur

Posmo mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu

arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan.

Yang dikomunikasikan oleh ketiganya itu berbeda-beda, yaitu :

o PURNA MODERN

Yang dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas kultural,

atau identitas historikal. Hal-hal yang ada di masa silam itu

dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa

1 http://www.oocities.com/sta5_ar530/tugas_kelompok/kelompok6/BABII.htm

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

48

Page 43: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

arsitektur itu hadir sebagai bagian dari perjalanan sejarah

kemanusian.

o NEO MODERN

Mengkomunikasikan kemampuan teknologi dan bahan untuk

berperan sebagai elemen artistik dan estetik yang dominan.

o DEKONSTRUKSI

Yang dikomunikasikan adalah:

Unsur-unsur yang paling mendasar, esensial, substansial

yang dimiliki oleh arsitektur. 

Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-

elemen yang essensial maupun substansial.

Karena pokok-pokok pikiran itu dapat pula dikatakan bahwa :

Arsitektur PURNA MODERN memiliki kepedulian yang besar

kepada masa silam (“The Past”),

Arsitektur NEO MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada

masa ini (“The Present”), sedangkan

Arsitektur DEKONSTRUKSI tidak mengikatkan diri ke dalam salah

satu dimensi Waktu (“Timelessness”). Pandangan seperti ini

mengakibatkan timbulnya pandangan terhadap Dekonstruksi yang

berbunyi "Ini merupakan kesombongan Dekonstruksi."

2) Fungsi (bukan sebagai aktivitas atau apa yang dikerjakan oleh

manusia terhadap arsitektur)

Yang dimaksud dengan `fungsi' di sini bukanlah `aktivitas',

bukan pula `apa yang dikerjakan/ dilakukan oleh manusia tehadap

arsitektur' (keduanya diangkat sebagai pengertian tentang `fungsi'

yang lazim digunakan dalam arsitektur modern).Dalam arsitektur

posmo yang dimaksud fungsi adalah peran adan kemampuan

arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia, yang disebut

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

49

Page 44: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

manusia bukan hanya pengertian manusia sebagai mahluk yang

berpikir, bekerja melakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai

makhluk yang berpikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi,

makhluk yang punya mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan

memori. Manusia bukan manusia sebagai makhluk biologis tetapi

manusia sebagai pribadi.

Fungsi = apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang

dilakukan manusia; dan dengan demikian, 'FUNGSI bukan

AKTIVITAS'. Dalam posmo, perancangan dimulai dengan melakukan

analisa fungsi arsitektur, yaitu :

o Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada

manusia (baik melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuk

sampai bom),

o Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat,

o  Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai

manusia untuk berbagai keperluan,

o Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan budayanya

akan masa silamnya,

o Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpi

dan berkhayal, arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang

sejujur-jujurnya.

Berdasarkan pokok pikiran ini, maka :

Dalam PURNA MODERN yang ditonjolkan didalam fungsinya itu,

adalah fungsi-fungsi metaforik (=simbolik) dan historikal.

NEO MODERN menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi

(masa depan yang sedemikian indahnya sehingga tidak bisa

terbayangkan).

DEKONSTRUKSI menunjuk pada kejujuran yang sejujur-jujurnya.

3) Bentuk dan Ruang

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

50

Page 45: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Di dalam Posmo, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang

tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat),

keduanya menjadi 2 komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka,

sehingga bisa dihubungkan atau tidak. Yang jelas bentuk memang

berbeda secara substansial, mendasar dari ruang.

Ciri pokok dari bentuk adalah 'ada dan nyata/terlihat/teraba',

sedangkan ruang mempunyai ciri khas 'ada dan tak-terlihat/tak-

nyata'. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk

mewujudkannya. Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur :

PURNA MODERN bentuk menempati posisi yang lebih dominan

daripada ruang.

NEO MODERN sebaliknya bertolak belakang, menempatkan ruang

sebagai unsur yang dominan, sedangkan dalam.

2..2.5. Tokoh Arsitektur postmodernisme

Tokoh arsitektuk posmodernisme yang diambil teorinya untuk mewarnai

perancangan Cineplex Center ini yaitu teori Antoni Gaudi.

2.2.6 Antonio Gaudi Cornet 

Antonio Gaudi Cornet lahir pada tanggal

25 Juni 1852, di Reus, Catalonia. Gaudi dilahirkan

dalam keluarga sederhana. Ayahnya adalah

seorang pandai besi, seperti sebagian besar nenek

moyang mereka.

Ia adalah anak bungsu dari 5 bersaudara.

Ketika kecil, Gaudi jarang bermain dengan

teman-teman sebaya akibat kakinya yang

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

51

Page 46: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

lemah akibat rematik. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Karenanya waktu senggangnya lebih banyak digunakan utnuk mengamati

lingkungan alam sekitar.

Gaudi bersekolah di Reus. Sejak sekolah menengah, ia gemar

menggambar dan bakat arsitektur terlihat dalam dirinya. Pada tahun 1869

ia kuliah di Escola Tecnica Superior d’Arquitectura di Barcelona. Ia

memperoleh gelar kesarjanaannya delapan tahun kemudian. Masa studinya

diselingi dengan kerja praktek.

Setelah lulus di tahun 1878, ia bertemu dengan Eusebi Guell, salah satu

orang berpengaruh di Barcelona, di sebuah pameran di Paris. Eusebi Guell

tertarik dengan gaya Gaudi yang orisinil. Sejak itu mereka menjadi akrab.

Eusebi Guell menjadi klien utama, patron, juga sahabat dekat Gaudi.

Gaudi adalah seorang katolik yang taat. Di tahun-tahun kemudian, dia

menolak mengerjakan proyek sekular dan mencurahkan hidupnya

untuk Gereja La Sagrada Familia. Ketika ia mulai mendesain gereja ini,

keluarga dekat dan teman-temannya mulai meninggal satu per satu.

Pekerjaannya mulai melambat dan tingkah lakunya berubah. Di tahun 1914

Barcelona mengalami masa-masa ekonomi yang sulit. Konstruksi Gereja La

Sagrada Familia dan La Colonia Guell terhenti.

Satu dari klien Antonio Gaudi dan teman setianya adalah Eusebio Güell,

dengannya Antonio Gaudi mendesain banyak proyek. Untuk pembangunan

perumahan dekat Barcelona, Antonio Gaudi merancang taman yang terkenal

(1900-1914) di situs miring. The Park Güell memanjang di atas area pasar dan

didukung dengan kolom miring untuk mencerminkan transfer beban dari alun-

alun di atas. Penggunaan keramik berwarna yang paling sangat jelas di bangku

melengkung di pinggir alun-alun. Pekerjaan ubin dirancang oleh Antonio Gaudi

's dan Josep Maria Jujol Gibert (1879-1940) dan dianggap karya seni penting.

Taman itu tidak selesai dan ditinggalkan karena proyek pembangunan gagal

untuk menarik investor, khususnya saat dimulainya Perang Dunia I.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

52

Page 47: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Pada tanggal 7 Juni 1926, Gaudi ditabrak trem. Karena pakaiannya yang

compang-camping dan dompetnya yang kosong, banyak pengemudi taxi yang

menolak mengantarnya ke rumah sakit karena takut tidak dibayar. Dalam

keadaan terdesak, ia dibawa ke rumah sakit orang kurang mampu. Tidak ada

yang mengenali Gaudi sampai teman-temannya menemukan dia keesokan

harinya. Ketika mereka mencoba untuk memindahkannya ke rumah sakit yang

lebih baik, Gaudi menolak dan berkata “ Disinilah tempat saya, di antara yang

miskin”. Dia meninggal 3 hari kemudian (10 Juni 1926). Seluruh Barcelona

berduka atas kematiannya. Dia dikubur di La Sagrada Familia.

2.2.6 Teori Arsitektur Posmodernisme Menurut Antoni Gaudi

Menurut Antoni Gaudi evolusi dari masyarakat industri menjadi

masyarakat informasi. Dalam evolusi masyarakat informasi, perencanaan kota

dan arsitektur lebih dari sekedar kenyamanan, fungsi, dan kesenangan semata.

Oleh karena itu, menurut Antoni Gaudi, tidak cukup hanya melihat posmodern

sebagai sebuah gerakan seni dan sastra yang mempengaruhi arsitektur dan

perencanaan urban. Pengertian posmodern juga berubah mengikuti arah

transformasi besar nilai-nilai di dalam masyarakat secara keseluruhan.

Antoni Gaudi dalam Intercultural Architecture (Antoni gaudi) mencoba

mendefinisikan postmodernisme arsitektur dengan menggunakan pendekatan

analisis filsafah-kebudayaan Antoni Gaudi menganjukan konsep “Religius ”

sebagai dasar pemikiranposmodernismenya. Pengertian postmodern juga

berubah mengikuti arah transformasi besar nilai-nilai religius atau historic di

dalam masyarakat secara keseluruhan.

Menurut Antoni Gaudi , filsafah simbiosis adalah sebuah teks untuk

mendekonstruksikan metafisika, logos, dan budaya. Filsafah ini mencakup

metafora dan metaphysical yang bermacam-macam (heterogen), manusia dan

teknologi, interior dan eksterior, whole dan part, sejarah dan masa depan,

agama dan ilmu, serta manusia dan alam. Dalam era postmodern, material dan

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

53

Page 48: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

mental, fungsi dan emosi, keindahan dan ketakutan, pemikiran analitik dan

sintetik akan ada (eksis) dalam simbiosis.

Arsitektur berdasarkan filsafah simbiosis diciptakan dengan menelusuri

akar metafora dan metaphysical secara mendalam, dan pada saat yang sama

berusaha menggabungkan (unification) elemen-elemen dari metafora lain

didalam karyanya. Tidak ada satupun ikon arsitektur ideal yang unifersal.

Arsitek harus meng-ekspresi-kan secara eksplisit ungkapan metafora dan

metaphysical (Spiritual) ke dalam bentuk banguan.

Menurut Antoni Gaudi, posmodernisme berarti ditinggalakannya

pemikiran humanism, era third class, menghargai pluralitas, penghargaan atas

sejarah, simbiosis whole and part, pleasure (intermediate zone), simulacra, dan

ambiguitas (relativitas). Berikut ini terdapat 9 ciri-ciri arsitektur postmodern

terdiri dari:

a) Ditinggalkannya permikiran humanisme.

b) Zaman (the third class).

c) Menghargai pluralitas budaya

d) Penghargaan atas sejarah (respect to history).

e) Pleasure (intermediate zone).

f) Simbiosis whole and part.

g) Hybrid style.

h) Simulacra dalam zaman pertukaran simbol.

i) Ambiguitas

2.2.7 Pemikiran Konseptual Posmodern Menurut Antoni Gaudi

Walter Gropius dalam buku “The Theory and Organization of the

Bauhauss“

menyampaikan pendapatnya yaitu : “Setiap bentuk adalah perwujudan ide,

setiap

karya adalah manifestasi dari pikiran-pikiran pribadi kita. Tetapi, hanya karya

yang

merupakan hasil dari ekspresi pribadi yang bisa mempunyai arti spiritual”

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

54

Page 49: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Pertama, pluralisme adalah ideology posmodernisme. Pluralism,

menurut Antoni gaudi, Modernisme , yang kemudian dalam masa

jayanya .Modernisme dalam tahap sebelumnya terinspirasi oleh arsitektur

bersejarah , seperti untuk praktisi kembali ke masa lalu merupakan tanggapan

terhadap bentuk-bentuk industri yang dikenakan oleh kemajuan teknologi baru

yang Industrial.Revolusi diproduksi . Penggunaan gaya ini dari masa lalu

mewakili regenerasi moral yang memungkinkan borjuasi untuk mengidentifikasi

dengan nilai-nilai yang mereka dianggap sebagai akar budaya mereka. The

Renaixenca ( kelahiran kembali ) , yang kebangkitan budaya Catalan yang

dimulai pada paruh kedua dari abad ke-19 , membawa bentuk yang lebih

Gothic ke Catalan gaya " nasional " yang bertujuan untuk menggabungkan

nasionalisme dan kosmopolitanisme sementara pada saat yang sama

mengintegrasikan ke dalam gerakan modernisasi Eropa [ 58 ] .

Kedua, Aliran mendasar posmodernisme arsitektur Antoni Gaudi adalah

Aliran gothic. (Antoni Gaudi). Mengatakan bahwa orang yang dapat

menciptakan suatu bentuk – bentuk tiga dimensional oleh kerena itu secara

tidak disadari dapat menguasai bentuk ruang dimana tidak semua orang

memilikinya.Hendak mendeskonstruksikan metaphor atau metaphisical, logos,

dan budaya Barat. Material dan mental, fungsi dan emosi, sejarah (past) dan

masa depan (future) akal dan intuisi, agama dan ilmu, manusia dan alam,

manusia dan teknologi. Karya- karya rancangannya yang mengambil bentuk –

bentuk alam yang fungsional dan mempunyai tanda – tanda atau symbol terntu.

Untuk itu pilihan (Antoni Gaudi) umumnya berupa referensi yang

tersamar,sehingga tidak terlihat kejanggalanya.Simbolis sinkronik dimungkinkan

mengingat masa ini dikenal sebagai zaman simulacra. Konsep-konsep

posmodernisme lainya adalah

a) Penghargaan atas sejarah (respect to history).

b) “whole and part” (kelompok-kelompok kecil mengambil inisiatif

untuk membentuk semacam federasi).

c) Simulacra.

d) Ambiguity.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

55

Page 50: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Metode “Simulacra” penciptaan dan pertukaran symbol-simbol yang

dilakukan dengan teknik asosiasi atau biosisasi. Asosiasi adalah

menghubungkan anatara dua hal dengan beberapa hubungan, sedangkan

“biosiasi” adalah menghubungkan anatara dua hal yang tidak berhubungkan

sama sekali.

Metode “Ambiguity” pencampuran antara yang order dan yang disorder.

Metode ini mirip dengan both and-nya Venturi. Mengunakan model bahasa,

metode ini dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

a) Dua makna atau lebih diubah menjadi satu.

b) Meletakan makna yang tampaknya tidak berhubungan secara

serempak,

c) Kombinasi makna alternative yang rumit.

d) Gabungan kode yang kontradiktif.

Setelah pengaruh-pengaruh awal, Gaudí bergerak menuju Modernisme,

maka pada masa kejayaannya. Modernisme dalam tahap sebelumnya

terinspirasi oleh arsitektur bersejarah. Praktisi melihat kembalinya ke masa lalu

sebagai respon terhadap bentuk-bentuk industri yang dikenakan oleh kemajuan

teknologi Revolusi Industri itu. Penggunaan gaya ini lebih tua mewakili

regenerasi moral yang memungkinkan kaum borjuis untuk mengidentifikasi

dengan nilai-nilai yang mereka dianggap sebagai akar budaya mereka. The

Renaixenca ( kelahiran kembali ), kebangkitan budaya Catalan yang dimulai

pada paruh kedua abad ke-19, membawa bentuk yang lebih Gothic ke Catalan

gaya '’nasional" yang bertujuan untuk menggabungkan nasionalisme dan

kosmopolitanisme sementara pada saat yang sama mengintegrasikan ke Eropa

modernisasigerakan.

Beberapa fitur penting dari Modernisme adalah : bahasa anticlassical

diwarisi dari Romantisisme dengan kecenderungan lirik dan subjektivitas,

sambungan ditentukan arsitektur dengan seni terapan dan karya artistik yang

menghasilkan gaya hias terang-terangan, penggunaan bahan baru yang

muncul campuran bahasa konstruksi, kaya kontras, yang berusaha efek plastik

untuk keseluruhan; rasa yang kuat optimisme dan keyakinan dalam proses

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

56

Page 51: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

yang menghasilkan seni tegas yang mencerminkan suasana kemakmuran

waktu, di atas semua estetik kaum borjuis. Dari urain diatas posmodernisme

Antoni Gaudi disusun dalam bentuk table di bawah ini :

Tabel 1.1 Posmodern Arsitektur Menurut Antoni Gaudi

A IDEOLOGI

1. Pluralitas

2. Anti Universalisme

3. Menghargai keragaman nilai budaya

B. TUJUAN

1. Evokes of meaning

C KONSEP

1.Spiritual (kesatuan dualism: material-mental, ratio and intuition, function and emotion, past and future, man and nature, man and technology)

2. Respect to metaphysical and culture

3. Pleasure and enjoinment

4 Gothic Revival style

5. Whole and part

6. Simulacra

7. ambiguity

D METODE PERANCANGAN FORMAL

1. ideas about the sculptural qualities of concrete, but he was forced to resort to plastered brickwork in some parts of itsconstruction.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

57

Page 52: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

2. Simbolisasi (asosiasi dan biosiasi)

Sumber: Ikhwahuddin, 2004

2.2.8 Karya- karya Antoni Gaudi

a) Proyek Bangunan di Paseo de Gracea

Satu-satunya contoh penggunaan metode desain yang dijelaskan Antoni

Gaudi sebagai metode desain postmodern dengan konsep metaphysicalnya

adalah proyek perumahan di Paseo de Gracea.

Casa Mila

Dibanguntahun:1906-1910

Lokasi:PaseodeGracea

Fungsi:apartemen

Bangunan ini merupakan bangunan

sekular terakhir Gaudi sebelum akhirnya

ia mendedikasikan seluruh waktunya

untuk gereja La Sagrada Familia. Casa

Mila merupakan apartemen berjumlah

lima lantai beserta atapnya.

Casa

Mila terkenal akan fasadenya yang

bergelombang.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

58

Gambar .1: Desain apartement

Sumber : Antoni Gaudi 1906:1910

Page 53: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Dimana proses pembuatannya menjadi sebuah ritual, dimana batu-batu yang

digunakan dipotong satu per satu, lalu dibentuk sesuai gambar rencana.Selain

fasadenya, karyanya ini mencuat karena bentuk atapnya. Atapnya penuh

dengan bentuk cerobong asap yang berbentukaneh. Dikemudianhari,atap

inimenjadisemacamgaleribagikaryaGaudi.

Dengan bergelombang façade dan atap patung surealis, Antoni Gaudi

Casa Mila tampil lebih organik daripada buatan, seolah-olah itu diukir langsung

dari tanah. Dikenal sebagai La Pedera, tambang, bangunan itu terinspirasi oleh

gerakanModernista,versi Spanyol dari Art Nouveau.

Dibangun pada tahun 1912 untuk Roser Segimon dan Pere Mila,

bangunan ini dibagi menjadi sembilan tingkat: basement, lantai dasar,

mezzanine, lantai utama, empat lantai atas, dan loteng. Lantai dasar bertindak

sebagai garasi, mezzanine untuk masuk, lantai utama untuk Milas, dan lantai

atas untuk disewakan. Bangunan mengelilingi dua halaman interior, membuat

untuk angka delapan bentuk dalam rencana. Di atap adalah teras patung

terkenal. Praktis, merumahkan skylight, tangga darurat, kipas angin, dan

cerobong asap, tapi amplop masing-masing fungsi ini mengambil kualitas

mandiri patung yang telah menjadi bagian dari bangunan itu sendiri.

Casa Batlo, di Spanyol Barcelona

Dibanguntahun : 1904-1906

Lokasi : Passeig de

Gracia, Barcelona

Situs area :

Fungs : rumah dan flat

sewa

Pada awalnya, Josep Batllo,

pemilik bangunan ini berencana untuk merubuhkan bangunan ini.

Namun ia akhirnya memutuskan untuk

merombaknya menjadi rumah untuk keluarganya di lantai pertama, dan lantai

lainnya disewakan.Perombakan mencakup interior, eksterior, serta atap. Untuk

interior, Gaudi memperluas bagian patio dan mendekorasinya dengan

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

59

Gambar : Desain Casa Batlo Sumber : Antoni Gaudi 1904 : 1906

Page 54: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

protongan keramik berwarna gradasi biru, sertamendesainulangdenah.Untuk

fasade, Gaudi mendesain jendela-jendela berbentuk asimetris, serta mengubah

bentuk balkonnya, serta railing dan kolom-kolomnya menjadi bentuk seperti

tulang. Fasade ini menciptakan nama panggilan untuk bangunan ini seperti “la

casa dels badalls” (house of yawns) ataupun “la casa dels ossos”

(houseofbones).Pada bagian atap, Gaudi menempatkan 2 elemen yang

memecahkan kesimetrisan tampak, yaitu sebuah teras dan menara.Kemudian

dilapis dengan potongan kaca-kaca.

SagradaFamilia

Di bangun tahun : 1883-

Lokasi: Distrik dan rata-rata

negara Eixample, Barcelona,

Spanyol

Fungsi:gereja

Salah satu ide yang paling kuat yang

muncul dalam desain adalah menara

tinggi menonjol melingkar kerucut

menunjuk tentang portal, lonjong

dengan tinggi. Proyeksi piring dengan

twist, yang memberikan tren yang meningkat façade, disukai oleh banyak

jendela yang menembus menara mengikuti bentuk spiral. Saat ini, gereja La

Sagrada Familia menjadi simbol kota Barcelona. Gereja ini dibangun sejak

tahun 1883 secara bertahap karena kemunduran ekonomi kota Barcelona.

Secara umum, dasar gereja ini adalahgayaneo-gothic.

Perancang pertamanya adalah vilar De Pilar di tahun 1882. Akibat

pergolakan politik, tahun 1883, ia digantikan oleh Gaudi, sehingga rencana asli

Del Pilar yang sangat konvensional dan neo-gothic berangsur-angsur berubah

manjadi bentuk yang luar biasa.

Gaudi merencanakan La Sagrada Familia dengan 12 menara lancip

(pinaches), yang dirangkai menjadi 4 bagian, merupakan simbol murid-murid

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

60

Page 55: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Yesus. Ornamen-ornamen di gereja ini memperingati kehidupan Yesus, mulai

dari dilahirkan, disalibkan, dan kemudian bangkit kembali.

Gereja Keluarga Kudus, yang dikenal sebagai Keluarga Kudus adalah

sebuah basilika Katolik di Barcelona, Spanyol, yang dirancang oleh arsitek

Antoni Gaudi. Ini dimulai pada tahun 1882, dan masih dalam pembangunan. Ini

adalah karya Gaudi, dan eksponen terbesar

dariCatalanarsitekturmodernis.Tahun 1866, Josep Maria Bocabella,

pengembang proyek, mendirikan Asosiasi Pemuja St Yosef, dengan tujuan

dasar membangun candi. Pembangunannya dimulai pada gaya Gothic, namun

ketika Gaudí, hanya 31 tahun, mengambil alih proyek pada tahun 1883, tata

letak sepenuhnya di desain ulang.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

61

Page 56: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

"La Sagrada Familia (Catalan,

'Keluarga Kudus') adalah Katolik

Basilika Romawi besar dalam

pembangunan di Barcelona.

Konstruksi dimulai pada 1882 dan

judulnya secara resmi Expiatori Kuil

Sagrada Familia. Antoni Gaudi bekerja

pada proyek ini selama lebih dari 40

tahun , mengabdikan 15 tahun terakhir

dari hidupnya sepenuhnya untuk

upaya ini. "Sumber: Wikipedia

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

62

Gambar : Sagrada Familia

Sumber : Antoni Gaudi 1883 :1886

Gambar 2.2.4: Denah Banguan Sagrada Familia

Sumber : Antoni Gaudi 1883 :1886

Page 57: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Pelayaran memiliki dua pintu keluar , satu ke depan Kelahiran dan

lainnya ke depan Sengsara . Ruang utama memiliki akses ke depan Gloria ,

yang paling penting dari semua dan masih tidak dibangun , akan menjadi pintu

masuk utama candi yang terletak di Calle Mallorca. Ini fasad memiliki misi untuk

menggambarkan dengan cara yang misteri kelahiran, sengsara dan

kebangkitan-kemuliaan-YesusKristus. .

Apse ini lobed dan tujuh kapel Format pada kedua ujungnya memiliki

tangga poligonal dan didedikasikan untuk Tujuh Sorrows dan St Joseph

Beatitudes. Theawatdikembangkandisekitarmimbar.penggunaFlickr:sam.lockton

Biara, tidak seperti lokasi tradisional di sisi candi , hampir sepenuhnya

mengelilingi candi dan dipandang sebagai unsur terisolasi dari luar . Di daerah

pusat apsis , biara akan dibagi dengan Kapel Asumsi dari Perawan. Di setiap

sisi akan ada sebuah sakristi .

Di sebelah kiri fasad utama ( Kemuliaan ) , akan dibangun tepat

Baptistery dan kuil EkaristidanTobat. Ketika selesai candi , akan memiliki 18

menara, empat di masing-masing 3 hits dan modus kubah menemukan 6

menara lain, dengan menara kubah pusat didedikasikan kepada Yesus,

170 meter, dinobatkan dengan khas empat bersenjata lintas Gaudi, simbol

Yesus Kristus, dan empat di sekitarnya.

2.2.9 Ciri – Ciri Arsitektur Post Modern Antoni Gaudi

Dapat di simpulkan bawah pada karya- karya Antoni gaudi

mempunyai ciri- ciri rancangan sebagai berikut :

Memadukan teknologi dengan alam

Menerapkan teknik ornamentasi

Banyak memunculkan bentuk arsitektur pada desain

Mengunakan warna yang sesuai dengan fungsi bangunan

Memasukan unsur–unsur metaphor yang di ambil dari

kultur masyarakat pada desain.

Kesimpulan Tema

Kesimpulan yang dapat digunakan untuk memperkuat perancangan

Cineplex centre adalah :

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

63

Page 58: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Dengan adanya konsep arsitektur post modern Antoni gaudi diharapkan

mampu menyampaikan nilai–nilai yang diambil pada perancangan.

Untuk menciptakan bangunan yang menarik dan mampu memberi kesan

dan citra sendiri.

Berdasarkan tema yang dipilih dalam perancangan yaitu Arsitektur post

modern. Maka konsep dasar yang diterapkan juga tidak akan keluar dari

cirri – cirri arsitektur post modern menurut Antoni gaudi.

Arsitektur post modern yang diterapkan pada Casa Batlo merupakan

sebuah presepsi bagi penulis untuk dapat mengapresiasikan pada

perancangan dengan berawal dari bentukan yang bermakna.

2.3 LOKASI

2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Dengan pertimbangan segi fungsi,maka diperlukan yang dapat

mendukung tujuan dari bangunan dan membantu kelancaran aktifitas yang

berlansung didalamnya. Didalam table berikut terdapat beberapa factor yang

harus di perhatikan dalam pemilihan lokasi bangunan.

a.Kriteria Pemilihan Lokasi

Terdapat beberapa kriteria dalam pemilihan lokasi mengingat fungsi

bangunan yang dirancang merupakan bangunan fasilitas hiburan yang bersifat

public dan berskala kota . Berikut ini table kriteria pemilihan lokasi :

Table 1: kriteria pemilihan lokasi

no. Kriteria Lokasi

1 Tijauan terhadap struktur kota Berada di kawasan sub urban

yang merupakan daerah

pengembangan perdagaan .

Berada di dekat jalan besar.

2 Pencapaian Dapat di akses dari seluruh

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

64

Page 59: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

penjuru kota, baik angkutan umum

maupun pribadi.

3 Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan

fungsi – fungsi yang dapat saling

mendukung dengan bangunan

yang di rencanakan atau di sekitar

permukiman yang belum ada

fasilitas hiburannya.

4 Peraturan Tanah milik pemerintah atau

pribadi Nilai lahan cukup tinggi

untuk daerah komersial.Untuk

pengembangan kawasan

permukiman, perdagangan dan

rekreasi

KDB bangunan 60%

KLB bangunan 2 – 4 lantai

2.3.2 Pemilihan Lokasi

Letak lokasi Kota Malang (Indonesia) terletak pada ketinggian antara

440 – 667 meter di atas permukaan air laut. Dengan Luas 552,1 kilometer

persegi.Secara geografis Malang berada di antara 112,060- 112,070 BT dan

7,060 – 8,020 LS.Dengan batas – batas kota malang tersebut meliputi :

Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec.Karangploso

Kabupaten Malang.

Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kec. Tumpang

Kabupaten Malang.

Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kec. Pakisaji

Kabupaten Malang.

Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kec. Dau

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

65

Page 60: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Kabupaten Malang.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

66

Page 61: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

2.3.3 Lokasi Tapak (Site) yang di Rencanakan.

Berikut ini merupakan data-data mengenai lokasi rancangan yang dipilih,

yaitu: deskripsi tapak dan dimensi tapak:

2.3.4 Deskripsi Tapak

Lokasi lahan bangunan Cineplex Centre ini terletak di Jl. Soekarno Hatta

seperti pada Gambar 1.2.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

67

Page 62: BAB II

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Lokasi rancangan : Jln. Sukarno HattaLuas lahan : ± 5436

Kondisi lahan : Datar

KDB : 40 – 60%

Batas – batas : Sebelah Utara kecamatan singosari

: Sebelah timur kecamatan pakis

: Sebelah selatan kecamatan tajinan

: Sebelah selatan kecamatan wager

Potensi Tapak : Terletak di daerah pusat kota.

: Berada dekat kawasan komersial, pertokoan.

: Akses menuju site dengan mudah.

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG CINEPLEX CENTRE

68

Gambar : Lokasi Site