11
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sumberdaya dan Cadangan Batubara Sumberdaya (resource) adalah jumlah atau kuantitas bahan galian yang terdapat di permukaan atau di bawah permukaan bumi yang sudah di teliti tapi belum dilakukan studi kelayakan dan mungkin dapat diekstrasikan dengan tingkat keberhasilan yang masih harus dipertimbangakan. Istilah sumberdaya dalam bidang teknis kebumian dapat berkonotasi kuantitatif, yaitu perkiraan besarnya potensi sumberdaya batubara yang secara teknis menunjukkan harapan untuk dapat dikembangkan setelah dilakukan penelitian dan eksplorasi. Cadangan (reserve) adalah bagian dari sumberdaya yang telah diteliti dan dikaji kelayakannya dengan seksama dan telah dinyatakan layak derta dapat ditambang berdasarkan kondisi ekonomi dan teknologi pada saat itu. Terdapat 4 (empat) kategori pengertian cadangan yang sering digunakan di dunia pertambangan yaitu : 2.1.1 Cadangan Ditempat (In Place Reserve) Cadangan ditempat diartikan sebagai jumlah batubara yang sebenarnya terdapat di bawah permukaan yang telah dihitung dan memenuhi persyaratan ekonomi pertambangan dalam kondisi tertentu. Cadangan ditempat tidak seluruhnya dapat

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metopen

Citation preview

Page 1: BAB II

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Sumberdaya dan Cadangan Batubara

Sumberdaya (resource) adalah jumlah atau kuantitas bahan galian yang terdapat di

permukaan atau di bawah permukaan bumi yang sudah di teliti tapi belum dilakukan

studi kelayakan dan mungkin dapat diekstrasikan dengan tingkat keberhasilan yang

masih harus dipertimbangakan. Istilah sumberdaya dalam bidang teknis kebumian dapat

berkonotasi kuantitatif, yaitu perkiraan besarnya potensi sumberdaya batubara yang

secara teknis menunjukkan harapan untuk dapat dikembangkan setelah dilakukan

penelitian dan eksplorasi. Cadangan (reserve) adalah bagian dari sumberdaya yang telah

diteliti dan dikaji kelayakannya dengan seksama dan telah dinyatakan layak derta dapat

ditambang berdasarkan kondisi ekonomi dan teknologi pada saat itu. Terdapat 4 (empat)

kategori pengertian cadangan yang sering digunakan di dunia pertambangan yaitu :

2.1.1 Cadangan Ditempat (In Place Reserve)

Cadangan ditempat diartikan sebagai jumlah batubara yang sebenarnya terdapat di

bawah permukaan yang telah dihitung dan memenuhi persyaratan ekonomi

pertambangan dalam kondisi tertentu. Cadangan ditempat tidak seluruhnya dapat

ditambang, secara teknis dapat ditambang berdasarkan teknologi yang tersedia pada saat

itu. Pada proyek pertambangan komersial, cadangan ditempat selanjutnya dievaluasi

untuk memperhitungkan berapa sebenarnya jumlah batubara yang akan dapat

dimanfaatkan melalui operasi penambangan.

2.1.2 Cadangan Dapat Ditambang (Minerable Reserve)

Cadangan dapat ditambang adalah bagian dari cadangan ditempat (in place reserve)

yang diharapkan akan dapat ditambang dengan teknologi saat ini dan sesuai kondisi

ekonomi saat ini.

Page 2: BAB II

2.1.3 Cadangan Telah Ditambang (Recoverable Reserve)

Cadangan telah ditambang adalah cadangan yang berasal dari (minerable reserve) yang

telah ditanbang atau terambil atas dasar biaya dan kondisi ekonomi yang telah

ditetapkan. Cadangan dapat ditambang dalam lingkungan tambang terbuka pada

umumnya diperhitungkan lebih dari 90% dari cadangan ditempat sedangkan untuk

tambang bawah tanah 50-60%, namun kondisi struktur endapan dan metoda

penambangan yang digunakan juga memegang peranan dalam menentukan jumlah

cadangan yang dapat ditambang. Angka persentasi tersebut diperoleh dari pengalaman

operasi tambang dan hanya berlaku untuk tambang bersangkutan.

2.1.4 Cadangan Dapat Dijual (Saleable Reserve)

Cadangan dapat dijual adalah cadangan yang berasal dari (recoverable reserve) yang

akan dijua langsung atau dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Dengan pertimbangan

kualitas batubara dan permintaan pasar, apabila kualitas batubara sesuai permintaan

pasar tanpa harus dilakukan pencucian atau blending maka batubara dapat langsung

dijual, namun apabila batubara terlalu banyak pengotor sesehingga kualitas batubara

tidak sesuai permintaan pasar maka harus dilakukan pencucian dan blending sehingga

kualitas batubara sesuai dengan permintaan konsumen.

2.2 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan

Keberadaan bahan galian di dalam perut bumi dapat diketahui dari sejumlah indikasi

adanya bahan galian tersebut di permukaan bumi. Keadaan seperti demikian

memberikan kesempatan kepada para ahli untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut,

baik secara geologi,geofisika, pemboran maupun lainnya. Penyelidikan secara geologi

pada dasarnya belum dapat menentukan secara teliti dan kuantitatif informasi mengenai

bahan galian tersebut, akan tetapi sudah dapat dikategorikan adanya sumberdaya

(resource). Bila penyelidikan dilakukan secara teliti, yaitu dengan menggunakan

berbagai macam metode (geofisika,geokimia, pemboran dan lainnya), maka bahan

galian tersebut sudah dapat diketahui dengan lebih pasti, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif. Dengan demikian bahan galian dapat dikategorikan sebagai cadangan

(reserve). Sumberdaya batubara adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan

dapat dimanfaatkan dan diolah lebih lanjut secara ekonomis. Sumberdaya ini dapat

Page 3: BAB II

meningkatkan menjadi cadangan setelah dilakukan kajian kelayakan dan dinyatakan

layak untuk ditambang secara ekonomis dan sesuai dengan teknologi yang ada. Menurut

Standar Nasional Indonesia Amandemen 1 SNI 13-5014-1998 sumberdaya

diperlihatkan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Jarak Titik Informasi Menurut Kondisi Geologi

Kondisi

GeologiKriteria

Sumberdaya

Hipotetik Tereka Terunjuk Terukur

SederhanaJarak Titik

Informasi (m)

Tidak

Terbatas1000 < x ≤ 1500 500 < x ≤ 1000 x ≤ 500

ModeratJarak Titik

Informasi (m)

Tidak

Terbatas500 < x ≤ 1000 250 < x ≤ 500 x ≤ 250

KompleksJarak Titik

Informasi (m)

Tidak

Terbatas250 < x ≤ 400 100 < x ≤ 200 x ≤ 100

Sumber : Amandemen I Standar Nasional Indonesia, 1998

Klasifikasi sumberdaya (resource) batubara dikategorikan sebagai berikut:

2.2.1 Sumberdaya Hipotetik

Sumberdaya batubara hipotetik (hypothetical coal resource) adalah jumlah batubara di

daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan

data yang memenuhi syarat syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei

tinjau.

2.2.2 Sumberdaya Tereka

Sumberdaya batubara tereka (inferred coal resource) adalah jumlah batubara di daerah

penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang

memenuhi syarat syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan propeksi.

Page 4: BAB II

2.2.3 Sumberdaya Terunjuk

Sumberdaya batubara terunjuk (indicated coal resource) adalah jumlah batubara di

daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan

data yang memenuhi syarat syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan.

2.2.4 Sumberdaya Terukur

Sumberdaya batubara terukur (measured coal resource) adalah jumlah batubara di

daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan

data yang memenuhi syarat syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci.

2.2.5 Sumberdaya Pra Kelayakan

Sumberdaya batubara Pra Kelayakan (prefeasibilty coal resource) adalah sumberdaya

batubara yang dinyatakan berpotensi ekonomi dari hasil studi pra kelayakan yang

biasanya dilaksanakan di daerah eksiplorasi rinci dan eksplorasi umum.

2.2.6 Sumberdaya Kelayakan

Sumberdaya batubara Kelayakan (feasibilty coal resource) adalah sumberdaya batubara

yang dinyatakan berpotensi ekonomi dari hasil studi kelayakan yang biasanya

dilaksanakan di daerah eksiplorasi rinci.

Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara adalah upaya pengelompokan

sumberdaya dan cadangan batubara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan

ekonomi (Tabel 2.2 ).

Page 5: BAB II

Tabel 2.2 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara

Sumber: Amandemen I Standar Nasional Indonesia 1998

Kelayakan didasarkan pada kajian faktor- faktorn: ekonomi, pemasaran, penambagan,

pengolahan, lingkungan, sosial, hukum/perundang-undangan dan kebijakan pemerintah.

2.3 Kelompok Geologi Sederhana

Endapan batubara dalam kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas

tektonik, seperti sesar, lipatan, dan intrusi, Lapisan batubara pada umumnya landai,

menerus secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai percabangan.

Ketebalan lapisan batubara secara lateral dan kualitasnya tidak memperlihatkan variasi

yang berarti. Contoh jenis kelompok ini antara lain di lapangan Bangko Selatan dan

Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin Barat (Kalimantan Selatan), dan Cerenti

(Riau).

2.4 Kelompok Geologi Moderat

Batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang lebih

bervariasi dan sampai tingkat tertentu telah mengalami perubahan pasca pengendapan

dan tektonik. Sesar dan lipatan tidak banyak, begitu pula pergeseran dan perlipatan yang

diakibatkan relatif sedang. Kelompok ini dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan

Page 6: BAB II

variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan

lapisanbatubara, namun sebenarnya masih dapat diikuti sampai ratusan. Kualitas

batubara secara langsung berkaitan dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada

saat proses sedimentasi berlangsung maupun pada pasca pengendapan. Pada beberapa

tempat intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batubaranya.

Endapan batubara kelompok ini terdapat antara lain di daerah Senakin, Formasi

Tanjung (kalimantan Selatan), Loa Janan - Loa Kulu, Petanggis (Kalimantan Timur),

Suban dan Air Laya (Sumatera Selatan), serta Gunung Batu Besar (Kalimantan

Selatan).

2.5 Kelompok Geologi Kompleks

Batubara pada kelompok ini umumnya di endapkan dalam sistim sedimentasi yang

komplek atau telah mengalami deformasi tektinik yang ekstensif yang mengakibatkan

terbentuknya lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam. Kualitas batubaranya

banyak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada saat proses

sedimentasi berlangsung atau pada pasca pengendapan seperti pembedahan atau

kerusakan lapisan (wash out). Pergeseran, perlipatan, dan pembalikan (overburden)

yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik, umum dijumpai dan sifatnya rapat sehingga

menjadikan lapisan batubara sukar dikorelasikan. Perlipatan yang kuat juga

mengakibatkan kemiringan lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan

batubaranya terbatas dan hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan batubara

dari kelompok ini, antara lain diketemukan di Ambakiang, Formasi Warukin, Ninian,

Belahing dan Upau (Kalimantan Selatan), Sawahluhung (Sawahlunto, Sumatera Barat),

daerah Air Kotok (Bengkulu), Bojongmanik (Jawa Barat), serta daerah batubara yang

mengalami ubahan intrusi batuan beku di Bunian Utara (Sumatera Selatan).

2.6 Metode Cross Section

Pada prinsipnya, perhitungan cadangan dengan menggunakan metode penampang

adalah mengkuatifikasikan sumberdaya mineral pada suatu areal dengan membuat

penampang-penampang sayatan dan dapat mewakili model endapan bahan galian pada

daerah tersebut. Pada masing-masing penampang akan diperoleh luas bahan galian yang

Page 7: BAB II

dapat diketahui volumenya dengan mengalikan luas terhadap jarak pengaruh

penampang tersebut.

2.6.1 Metode Cross Section dengan Pedoman Rule of Gradual Changes

Metode ini adalah salah satu metode perhitungan sumberdaya secara konvensional.

Mengikuti pedoman rule of gradual charge, dengan menghubungkan titik antar

pengamatan terluar. Sehingga untuk mencari 1 volume dibutuhkan 2 penampang.

2.6.2 Metode Cross Section dengan Pedoman Rule of Nearest Point

Pada metode cross section dengan pedoman rule of nearest point, setiap blok ditegaskan

oleh sebuah penampang yang sama panjang kesetengah jarak untuk menyambung

sayatan.

2.7 Perhitungan Volume

Adapun rumus perhitungan pada penentuan volume yang digunakan diantaranya rumus

luas rata-rata (mean area), rumus prismoida dan rumus kerucut terpancung (frustum).

2.7.1 Rumus Luas Rata-rata (Mean Area)

Rumus luas rata-rata (mean area) adalah rumus yang paling sederhana untuk

perhitungan volume yang terletak diantara 2 buah penampang yang sejajar.

2.7.2 Rumus Prismioda

Digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri tidak teratur (luasan masing

masing penampang tidak teratur.

2.6.3 Rumus Kerucut Terpancung (Frustum)

Persamaan frustum merupakan salah satu persamaan yang juga digunakan untuk

mengestimasi volume dari suatu endapan. Rumus ini digunakan untuk endapan yang

mempunyai geometri seperti kerucut yang terpancung pada bagian puncaknya.

Page 8: BAB II