16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Melon 1. Definisi Tanaman melon (Cucumis melo L) ) termasuk salah satu anggota famili Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Tanaman melon mirip dengan tanaman ketimun. Merupakan tanaman semusim dengan akar menyebar tetapi dangkal, menjalar di tanah atau ditambatkan pada lanjaran/turus bambu, tumbuh di ketinggian 300-900 m di atas permukaan laut. Tanaman ini juga mempunyai banyak cabang (Tjahjadi, Nur 1989). Melon dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman melon. Faktor tanah, iklim dan air sangat mempengaruhi pertumbuhan melon. Tanaman melon membutuhkan tanah yang subur yang kaya akan unsur hara tanah. Keadaan iklim seperti suhu, curah hujan, sinar matahari, kelembaban, ketinggian tempat. mutlak diperlukan tanaman melon sebagai pengangkut unsur hara dari dalam tanah ke bagian atas tanaman, tanaman melon sangat peka terhadap air yang menggenang sehingga 4

BAB II A. Tanaman Melon termasuk salah satu anggota famili ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-titikmarli... · bagian permukaan buahnya ada yang halus dan ada

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Melon

1. Definisi

Tanaman melon (Cucumis melo L) ) termasuk salah satu anggota famili

Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas

Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat

dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah

dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan

akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon

tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk

Indonesia. Tanaman melon mirip dengan tanaman ketimun. Merupakan tanaman

semusim dengan akar menyebar tetapi dangkal, menjalar di tanah atau

ditambatkan pada lanjaran/turus bambu, tumbuh di ketinggian 300-900 m di atas

permukaan laut. Tanaman ini juga mempunyai banyak cabang (Tjahjadi, Nur

1989).

Melon dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila ditanam di tempat

yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman melon. Faktor tanah, iklim dan air

sangat mempengaruhi pertumbuhan melon. Tanaman melon membutuhkan tanah

yang subur yang kaya akan unsur hara tanah. Keadaan iklim seperti suhu, curah

hujan, sinar matahari, kelembaban, ketinggian tempat. mutlak diperlukan

tanaman melon sebagai pengangkut unsur hara dari dalam tanah ke bagian atas

tanaman, tanaman melon sangat peka terhadap air yang menggenang sehingga

4

5

sistem drainase pada lahan melon harus mendapat perhatian utama ( Tjahjadi,

1987).

2. Taksonomi Tanaman Melon

Melon termasuk keluarga tanaman labu-labuan (Cucurbitaceae).

Kedudukan tanaman melon dalam sistematika tumbuhan, diklasifikasikan sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Klas : Dikotiledoneae

Subklas : Sympetalae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Species : Cucumis melo L (Agramedia, Redaksi 2007).

3. Morfologi

a. Daun

Bentuk daun melon agak bulat, bersudut sebanyak lima buah dengan bagian

tepi daun tidak rata (bergerigi), ukurannya 10-16 cm , bagian permukaan berbulu,

susunan berselang seling, tumbuh subur pada setiap ketiak daun, memiliki tangkai

yang panjangnya 10-17 cm (Gambar 1).

6

b. Akar

Tanaman melon mempunyai akar tunggang dan akar samping banyak serta

agak dalam. Akar samping berupa serabut yang jumlahnya banyak, kuat, dan

panjang.

c. Batang

Batang dari tanaman melon berbentuk segi lima dengan sudut tidak runcing,

pertumbuhannya tidak lurus, berbatang lunak, berbulu dan warnanya hijau muda

(Gambar 2).

d. Bunga

Bunga melon berbentuk lonceng berwarna kuning cerah, kelopak daun

sebanyak 5 buah (Gambar 3).

e. Buah

Buah melon sangat beragam dalam hal ukuran,bentuk buah,rasa,aroma,dan

bagian permukaan buahnya ada yang halus dan ada yang memiliki jala (net), hal

ini sangat tergantung pada varietasnya (Gambar 4 dan 5).

f. Daging

Daging buah melon berwarna jingga-tua hingga muda, kuning-jingga, hijau,

hijau-muda, putih, putih-susu sampai putih kehijau-hijauan. Ketebalan daging

buah antara agak tebal (sedang), sampai tebal (Gambar 6 dan 7).

g. Biji

Biji buah melon umumnya berwarna coklat muda, panjangnya rata-rata 0,9

mm dan diameter 0,4 mm. Dalam satu buah melon terdapat sekitar 500-600 biji

(Gambar 8).

7

Gambar 1. Daun tanamanmelon

Gambar 2. Batangtanaman melon

Gambar 3. Bungatanaman melon

Gambar 4. Buah melonhijau

Gambar 5. Buah melonorange

Gambar 6. Daging buahmelon hijau

Gambar 7. Daging buahmelon orange

Gambar 8. Biji melon

2. Perkembangbiakan

Cara perkembangbiakan tanaman melon secara generatif (dengan biji).

8

3. Kandungan zat gizi buah melon dalam 100 g dapat dilihat pada Tabel 1,

berikut ini :

Tabel 1 Kandungan zat kimia buah melon

Food and Nutrition Research Center Handbook No.1 Manila (1964)

Komposisi Gizi Banyaknya (Jumlah)Energi 22,00 kalProtein 0,60 gLemak 0,10 gKarbohidrat 5,30 gSerat 0,30 gAbu 0,50 gKalsium 12,00 mgFosfor 30,00 mgKalium 183,00 mgZat Besi 0,50 mgNatrium 6,00 mgVitamin A 2.140,00 S.IVitamin B1 0,03 mgVitamin B2 0,02 mgVitamin C 35,00 mgNiacin 0,80 mgAir 93,50 g

6. Tipe dan Varietas Melon

a. Tipe Kulit Melon

1) Tipe melon berjaring (netted melon)

Tipe ini memiliki ciri-ciri kulit buahnya keras, kasar, berurat dan bergambar

seperti jala (net), aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter–melon,

lebih cepat masak antara 75–90 hari, awet dan tahan lama untuk disimpan.

Contohnya Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala dan

harum dan Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik dan

harum.

9

2) Tipe melon tanpa jaring (winter melon)

Tipe ini memiliki ciri-ciri berkulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak

harum, buah lambat untuk masak antara 90–120 hari, mudah rusak dan tidak

tahan lama untuk disimpan, tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman

hias. Contohnya adalah (Cucumis melo var. Inodorous). Golongan casaba

melon ini buahnya mempunyai ciri-ciri berkulit halus, berwarna hijau sampai

kuning jingga (Tjahjadi, Nur,1987).

3) Tipe melon semi jaring (semi netted melon)

Selain tipe netted dan winter melon, terdapat pula tipe yang kulitnya semi

berjaring (semi netted melon) dengan warna daging buah hijau muda dan

kuning. Varietas jade dew dan ten me merupakan contoh melon tipe semi

berjaring, tetapi mempunyai penampilan agak mirip winter melon.b. Varietas

Buah Melon

B. Varietas Buah Melon

1). Sky Rocket

Varietas sky rocket merupakan jenis melon yang paling banyak ditanam.

Varietas ini berasal dari Taiwan umur panen 45-50 hari setelah berbunga,

mempunyai berat 1,5-2 kg, warna kulit hijau kekuningan dan berjaring, bentuk

bulat warna daging buah hijau muda, serat halus dan rasanya manis, beraroma

harum, kandungan gula dalam daging buahnya mencapai 14-16%, buahnya

tebal sehingga relatif tahan dalam pengangkutan dan penyimpanan (Gambar 9).

10

2). Sun Lady

Melon varietas ini berasal dari Taiwan umur panen 85 hari setelah tanam,

bentuk buah bulat oval, mempunyai berat rata-rata 0,4 kg, warna kulit putih

kehijauan, halus tanpa jaring sedangkan daging buahnya berwarna jingga-

muda, tekstur halus, berair, rasanya manis, dan beraroma harum, kandungan

gula dalam daging buahnya mencapai 14-16%, buahnya tebal sehingga relatif

tahan dalam pengangkutan dan penyimpanan (Gambar 10).

3) Jade Dew

Buah melon Jade Dew berasal dari Taiwan umur panen 90 hari setelah tanam,

bentuk buah bulat dengan berat mencapai 2 kg. Permukaan kulitnya semi

berjaring dan berwarna kuning gading. Daging buahnya berwarna hijau muda,

berair, rasa manis, beraroma harum dan bertekstur renyah, kandungan gula

dalam daging buahnya mencapai 14-16%, buahnya tebal sehingga relatif tahan

dalam pengangkutan dan penyimpanan (Gambar 11).

4) Honey Dew

Varietas melon honey Dew berbentuk bulat dengan bobot mencapai 2 kg.

Permukaan kulitnya berwarna hijau keputihan dan halus tanpa jala, biji buah

melon ini relatif sedikit, rasa manis dan lembut, buah melon ini tahan lama

disimpan karena kulitnya relatif tebal (Gambar 12).

5) Autumn Sweet

Buah melon Autumn Sweet berbentuk bulat penuh dengan bobot mencapai 1,3

kg. Permukaan kulitnya berwarna kuning dengan tekstur seperti jaring, daging

11

buahnya berwarna putih sampai jingga cerah, rasa manis, tekstur empuk, berair

(Gambar 13).

6) Milkey Way

Buah melon Milkey Way berbentuk bulat, kulit buah berwarna putih krem,

halus dan tidak berjaring, daging buahnya berwarna hijau muda, rasanya manis

dan beraroma harum, kandungan zat gula dalam buahnya sekitar 14%,

buahnya yang relatif tebal membuat buah ini tahan lama disimpan (Gambar

14).

7) Ten Me

Varietas Ten Me dikenal sebagai melon yang paling berkualitas dan mahal

harganya. Bobot buahnya bisa mencapai 4 kg dengan bentuk bulat panjang.

Permukaan kulitnya putih kekuningan dan berjaring halus. Daging buahnya

tebal berwarna putih krem, lembut, wangi dan sangat manis. Kandungan gula

dalam daging buahnya mencapai 14-16%. Tanaman ini tergolong mudah

berbuah dan dapat penen 45-50 hari setelah berbunga (Gambar 15 ).

8). New Century

Melon New Century menghasilkan buah berbentuk lonjong. Kulitnya berwarna

kuning dengan tekstur jaring-jaring menghasilkan buah berbentuk lonjong.

Kulitnya berwarna kuning dengan tekstur jaring-jaring yang tipis dan jarang.

Daging buahnya tebal, berwarna jingga, sangat manis, tekstur renyah. Jenis

melon yang berasal dari Taiwan ini, berat buah rata-rata 1.5 kg, tetapi ada yang

sampai 4 kg (Samadi, Budi, 1995 Gambar 16).

12

Gambar 9. Melonvarietas sky rocket

Gambar10. Melonvarietas sun lady

Gambar 11.Melon varietas

jade dew

Gambar 12. Melonvarietas honey dew

Gambar 13. Melonvarietas autumn

sweet

Gambar 14.Melon varietas

milkey way

Gambar 15.Melon varietas

ten me

Gambar 16. Melonvarietas new

century

7. Manfaat

Manfaat buah melon adalah membantu sistem pembuangan dengan

mencegah sembelit, menyembuhkan penyakit eksim, sebagai antikanker,

menurunkan resiko serangan penyakit jantung dan stroke, mencegah

penggumpalan darah, menurunkan resiko penyakit ginjal, mencegah dan

menyembuhkan panas dalam (Dedeh, 2009).

B. Vitamin C

1. Definisi

Vitamin C adalah vitamin yang berbentuk kristal putih agak kuning, tidak

berbau, mudah larut dalam air, terasa asam, mencair pada suhu 1900C-1920C,

merupakan suatu asam organik dan mudah rusak oleh oksidasi yang dipercepat

13

pada suhu tinggi, pemanasan yang terlalu lama, pengeringan dan lama

penyimpanan tetapi dalam bentuk larutan vitamin C mudah rusak karena oksidasi

oleh oksigen dari udara. Rumus molekul vitamin C C6H8O6 dan berat molekul

adalah 176,13. Vitamin C mempunyai dua bentuk molekul aktif yaitu bentuk

tereduksi (asam askorbat) dan bentuk teroksidasi (asam dehidro askorbat). Bila

asam dehidroaskorbat teroksidasi lebih lanjut akan berubah menjadi asam

diketoglukonat yang tidak aktif sacara biologis.

Manusia lebih banyak menggunakan asam askorbat dalam bentuk L, bentuk

D asam askorbat hanya dimetabolisme dalam jumlah sedikit. D asam askorbat

banyak digunakan sebagai bahan pengawet (daging). Manusia tidak dapat

mensintesis asam askorbat dalam tubuhnya karena tidak mempunyai enzim untuk

mengubah glukosa atau galaktosa menjadi asam askorbat, sehingga harus disuplai

dari makanan (Andarwulan,Nuri,Sutrisno Koswara,1992).

14

2. Tatanama dan Struktur Vitamin C

a. Tatanama

1) Nama umum : Vitamin C, Asam askorbat, Asam ceritamad (ceritamid

acid).

2) Nama Trivial : Asam heksuronat (Hexuronic Acid), Anti-scorbutin,

Vitamin anti-scorbut (Anti-scorbutamin).

3) Nama kimia : L-asam askorbat, L-xylo-asam askorbat

(Andarwulan, Nuri, Sutrisno Koswara, 1992).

b. Rumus Empiris : C6H8O6 dengan berat molekul 176,13.

c. Struktur Vitamin C

3-Okso-L-gulo-furanolaleton

(Farmakope Indonesia. Edisi IV, 1995)

3. Fungsi Vitamin C

Fungsi vitamin C adalah berperan dalam pembentukan kolagen, bagi tubuh

antara lain diperlukan dalam mekanisme imunitas (daya tahan tubuh),

pertumbuhan tulang dan gigi, mempercepat proses perbaikan jaringan tubuh,

15

mempercepat penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi,

penyakit dan stress (Arjatmo Tjokonergoro,1985).

4. Peranan Vitamin C

Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler.

Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan,

kulit bagian dalam tulang, dentin dan vascular endothelium (Arjatmo

Tjokronergoro,1985).

Vitamin C juga banyak hubungannya dengan berbagai fungsi yang

melibatkan respirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya

dimengerti. Diantara peranan-peranan itu adalah oksidasi fenilalanin menjadi

tirosin, reduksi ion ferri menjadi ferro dalam saluran pencernaan sehingga besi

lebih mudah terserap, melepaskan besi dari transferin dalam plasma agar dapat

bergabung ke dalam ferinitin jaringan, serta pengubahan asam folat menjadi

bentuk yang aktif yaitu asam folinat. Vitamin C juga berperan dalam

pembentukan hormon steroid dari kolesterol (Winarno,F.G,1995).

5. Sumber Vitamin C

Sumber vitamin C di dalam bahan makanan terutama buah-buahan segar

dan dengan kadar yang lebih rendah juga di dalam sayuran segar. Di dalam buah

vitamin C terdapat dengan konsentrasi tinggi di bagian kulit buah, agak lebih

rendah terdapat di dalam daging buah dan lebih rendah lagi di dalam bijinya

(Sediaoetama,Ahmad D,2000).

16

B. Metode Penetapan Kadar Vitamin C

1. Metode Fisik

a. Metode Spektroskopis

Metode ini berdasarkan pada kemampuan vitamin C yang terlarut

dalam air untuk menyerap ultraviolet dengan panjang gelombang

maksimum 265 nm.

b. Metode Polarografik

Metode ini berdasarkan pada potensial oksidasi asam askorbat dalam

larutan asam atau pangan yang bersifat asam.

2. Metode Kimia

a. Titrasi dengan Iodin

Kandungan vitamin C dalam larutan dapat ditentukan secara titrasi

dengan menggunakan larutan 0,01 N Iodin.

b. Titrasi dengan 2,6-dikhlorofenol indofenol

Pengukuran vitamin C dengan titrasi menggunakan 2,6-dikhlrofenol

indofenol pertama kali dilakukan oleh Tillmas pada tahun 1972.

c. Titrasi dengan Metylen Blue

Vitamin C dapat direduksi oleh metylen blue dengan bantuan cahaya

menjadi bentuk senyawa leuco (leuco-metylen blue). Reaksi ini sering

digunakan untuk menentukan vitamin C secara kuantitatif.

17

d. Metode Giri (Test Ferrisianida dan Amonium Molybdat)

Asam askorbat dalam asam trikhloro asetat akan mereduksi kalium

ferrisianida, yang jika kemudian ditambah amonium molybdat

menghasilkan endapan merah kecoklatan.

e. Test Vanadium

Vitamin C akan menghasilkan warna biru yang kemudian berubah

menjadi hijau jika direaksikan dengan pereaksi yang dibuat dengan

mencampurkan vanadium pentoksida dengan asam sulfat.

f. Test Emas Triklorida

Kemampuan asam askorbat untuk mereduksi emas triklorida

digunakan untuk mengukur kandungan vitamin C.

g. Test Furfural

Jika vitamin C dididihkan dalam asam khlorida akan membentuk

furfural yang jumlahnya dapat ditentukan dengan anilin photorogencinal

atau resorcinol

3. Metode biokimia

Metode ini berdasarkan kemampuan enzim asam askorbat oksidase untuk

mengoksidasi asam askorbat.

4. Metode biologi

Walaupun banyak diganti dengan metode kimia dan fisika untuk

menentukan kadar vitamin C, metode biologi tetap merupakan metode penentu

vitamin C yang paling realistis dan paling mendekati kebenaran (Andarwulan,

Nuri, Sutrisno Koswari. 1992).

18

D. Penetapan Kadar Vitamin C Dengan Larutan Dye

Prinsip penetapan kadar vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi

larutan dye membentuk larutan yang tidak berwarna. Apabila semua asam

askorbat sudah mereduksi larutan dye sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya

perubahan warna (merah jambu).

Metode titrasi dengan larutan dye merupakan metode yang paling banyak

digunakan untuk menentukan kadar vitamin C dalam bahan pangan. Banyak

modifikasi telah dilakukan untuk memperbaiki hasil pengukuran yang didasarkan

pada penghilangan pengaruh senyawa-senyawa pengganggu yang terdapat dalam

bahan pangan. Disamping mengoksidasi vitamin C, pereaksi indofenol juga

mengoksidasi senyawa-senyawa lain, misalnya piridium, bentuk tereduksi dari

turunan asam nikotinat dan riboflavin.

Dalam larutan vitamin C terdapat juga bentuk dehydro asam askorbat yang

tidak tertitrasi oleh indofenol atau tidak dapat ditentukan jumlahnya dengan

senyawa indofenol. Agar dapat menghitung jumlah dehydro asam askorbat,

diperlukan perlakuan pendahuluan untuk mengubah bentuk dehydro asam

askorbat menjadi asam askorbat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

menambahkan gas nitrogen atau CO2 ke dalam larutan. Kadang dilakukan suatu

modifikasi untuk menyempurnakan hasil sebagai berikut, yaitu menentukan

senyawa-senyawa pereduksi yang tertinggal (selain vitamin C) dan kandungan

vitamin C ditentukan dengan titrasi indofenol. Selisih antara nilai yang diperoleh

dari titrasi indofenol merupakan jumlah atau konsentrasi dari bahan pangan.

Karena jumlah dehydro asam askorbat dari jaringan segar sangat kecil dan tidak

19

berarti sebagai vitamin C (tetapi dalam bahan-bahan yang disimpan, jumlahnya

cukup besar) maka kadar vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi secara

langsung menggunakan larutan dye. Tapi untuk bahan pangan yang akan diukur

kandungan vitamin C-nya harus dilarutkan dengan asam kuat terlebih dahulu.

Asam kuat yang dapat digunakan antara lain asam asetat, asam trikhloroasetat,

asam metafosfat, dan asam oksalat. Penggunaan asam yang dimaksud untuk

mengurangi oksidasi vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi dan pengaruh glutation

yang terdapat dalam jaringan tanaman. Titrasi dilakukan dengan segera setelah

perlakuan selesai (Nuri Andarwulan, Sutrisno Koswara, 1992).