Upload
phungdung
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Melon
1. Definisi
Tanaman melon (Cucumis melo L) ) termasuk salah satu anggota famili
Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas
Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat
dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah
dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan
akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon
tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk
Indonesia. Tanaman melon mirip dengan tanaman ketimun. Merupakan tanaman
semusim dengan akar menyebar tetapi dangkal, menjalar di tanah atau
ditambatkan pada lanjaran/turus bambu, tumbuh di ketinggian 300-900 m di atas
permukaan laut. Tanaman ini juga mempunyai banyak cabang (Tjahjadi, Nur
1989).
Melon dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila ditanam di tempat
yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman melon. Faktor tanah, iklim dan air
sangat mempengaruhi pertumbuhan melon. Tanaman melon membutuhkan tanah
yang subur yang kaya akan unsur hara tanah. Keadaan iklim seperti suhu, curah
hujan, sinar matahari, kelembaban, ketinggian tempat. mutlak diperlukan
tanaman melon sebagai pengangkut unsur hara dari dalam tanah ke bagian atas
tanaman, tanaman melon sangat peka terhadap air yang menggenang sehingga
4
5
sistem drainase pada lahan melon harus mendapat perhatian utama ( Tjahjadi,
1987).
2. Taksonomi Tanaman Melon
Melon termasuk keluarga tanaman labu-labuan (Cucurbitaceae).
Kedudukan tanaman melon dalam sistematika tumbuhan, diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Klas : Dikotiledoneae
Subklas : Sympetalae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Species : Cucumis melo L (Agramedia, Redaksi 2007).
3. Morfologi
a. Daun
Bentuk daun melon agak bulat, bersudut sebanyak lima buah dengan bagian
tepi daun tidak rata (bergerigi), ukurannya 10-16 cm , bagian permukaan berbulu,
susunan berselang seling, tumbuh subur pada setiap ketiak daun, memiliki tangkai
yang panjangnya 10-17 cm (Gambar 1).
6
b. Akar
Tanaman melon mempunyai akar tunggang dan akar samping banyak serta
agak dalam. Akar samping berupa serabut yang jumlahnya banyak, kuat, dan
panjang.
c. Batang
Batang dari tanaman melon berbentuk segi lima dengan sudut tidak runcing,
pertumbuhannya tidak lurus, berbatang lunak, berbulu dan warnanya hijau muda
(Gambar 2).
d. Bunga
Bunga melon berbentuk lonceng berwarna kuning cerah, kelopak daun
sebanyak 5 buah (Gambar 3).
e. Buah
Buah melon sangat beragam dalam hal ukuran,bentuk buah,rasa,aroma,dan
bagian permukaan buahnya ada yang halus dan ada yang memiliki jala (net), hal
ini sangat tergantung pada varietasnya (Gambar 4 dan 5).
f. Daging
Daging buah melon berwarna jingga-tua hingga muda, kuning-jingga, hijau,
hijau-muda, putih, putih-susu sampai putih kehijau-hijauan. Ketebalan daging
buah antara agak tebal (sedang), sampai tebal (Gambar 6 dan 7).
g. Biji
Biji buah melon umumnya berwarna coklat muda, panjangnya rata-rata 0,9
mm dan diameter 0,4 mm. Dalam satu buah melon terdapat sekitar 500-600 biji
(Gambar 8).
7
Gambar 1. Daun tanamanmelon
Gambar 2. Batangtanaman melon
Gambar 3. Bungatanaman melon
Gambar 4. Buah melonhijau
Gambar 5. Buah melonorange
Gambar 6. Daging buahmelon hijau
Gambar 7. Daging buahmelon orange
Gambar 8. Biji melon
2. Perkembangbiakan
Cara perkembangbiakan tanaman melon secara generatif (dengan biji).
8
3. Kandungan zat gizi buah melon dalam 100 g dapat dilihat pada Tabel 1,
berikut ini :
Tabel 1 Kandungan zat kimia buah melon
Food and Nutrition Research Center Handbook No.1 Manila (1964)
Komposisi Gizi Banyaknya (Jumlah)Energi 22,00 kalProtein 0,60 gLemak 0,10 gKarbohidrat 5,30 gSerat 0,30 gAbu 0,50 gKalsium 12,00 mgFosfor 30,00 mgKalium 183,00 mgZat Besi 0,50 mgNatrium 6,00 mgVitamin A 2.140,00 S.IVitamin B1 0,03 mgVitamin B2 0,02 mgVitamin C 35,00 mgNiacin 0,80 mgAir 93,50 g
6. Tipe dan Varietas Melon
a. Tipe Kulit Melon
1) Tipe melon berjaring (netted melon)
Tipe ini memiliki ciri-ciri kulit buahnya keras, kasar, berurat dan bergambar
seperti jala (net), aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter–melon,
lebih cepat masak antara 75–90 hari, awet dan tahan lama untuk disimpan.
Contohnya Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala dan
harum dan Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik dan
harum.
9
2) Tipe melon tanpa jaring (winter melon)
Tipe ini memiliki ciri-ciri berkulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak
harum, buah lambat untuk masak antara 90–120 hari, mudah rusak dan tidak
tahan lama untuk disimpan, tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman
hias. Contohnya adalah (Cucumis melo var. Inodorous). Golongan casaba
melon ini buahnya mempunyai ciri-ciri berkulit halus, berwarna hijau sampai
kuning jingga (Tjahjadi, Nur,1987).
3) Tipe melon semi jaring (semi netted melon)
Selain tipe netted dan winter melon, terdapat pula tipe yang kulitnya semi
berjaring (semi netted melon) dengan warna daging buah hijau muda dan
kuning. Varietas jade dew dan ten me merupakan contoh melon tipe semi
berjaring, tetapi mempunyai penampilan agak mirip winter melon.b. Varietas
Buah Melon
B. Varietas Buah Melon
1). Sky Rocket
Varietas sky rocket merupakan jenis melon yang paling banyak ditanam.
Varietas ini berasal dari Taiwan umur panen 45-50 hari setelah berbunga,
mempunyai berat 1,5-2 kg, warna kulit hijau kekuningan dan berjaring, bentuk
bulat warna daging buah hijau muda, serat halus dan rasanya manis, beraroma
harum, kandungan gula dalam daging buahnya mencapai 14-16%, buahnya
tebal sehingga relatif tahan dalam pengangkutan dan penyimpanan (Gambar 9).
10
2). Sun Lady
Melon varietas ini berasal dari Taiwan umur panen 85 hari setelah tanam,
bentuk buah bulat oval, mempunyai berat rata-rata 0,4 kg, warna kulit putih
kehijauan, halus tanpa jaring sedangkan daging buahnya berwarna jingga-
muda, tekstur halus, berair, rasanya manis, dan beraroma harum, kandungan
gula dalam daging buahnya mencapai 14-16%, buahnya tebal sehingga relatif
tahan dalam pengangkutan dan penyimpanan (Gambar 10).
3) Jade Dew
Buah melon Jade Dew berasal dari Taiwan umur panen 90 hari setelah tanam,
bentuk buah bulat dengan berat mencapai 2 kg. Permukaan kulitnya semi
berjaring dan berwarna kuning gading. Daging buahnya berwarna hijau muda,
berair, rasa manis, beraroma harum dan bertekstur renyah, kandungan gula
dalam daging buahnya mencapai 14-16%, buahnya tebal sehingga relatif tahan
dalam pengangkutan dan penyimpanan (Gambar 11).
4) Honey Dew
Varietas melon honey Dew berbentuk bulat dengan bobot mencapai 2 kg.
Permukaan kulitnya berwarna hijau keputihan dan halus tanpa jala, biji buah
melon ini relatif sedikit, rasa manis dan lembut, buah melon ini tahan lama
disimpan karena kulitnya relatif tebal (Gambar 12).
5) Autumn Sweet
Buah melon Autumn Sweet berbentuk bulat penuh dengan bobot mencapai 1,3
kg. Permukaan kulitnya berwarna kuning dengan tekstur seperti jaring, daging
11
buahnya berwarna putih sampai jingga cerah, rasa manis, tekstur empuk, berair
(Gambar 13).
6) Milkey Way
Buah melon Milkey Way berbentuk bulat, kulit buah berwarna putih krem,
halus dan tidak berjaring, daging buahnya berwarna hijau muda, rasanya manis
dan beraroma harum, kandungan zat gula dalam buahnya sekitar 14%,
buahnya yang relatif tebal membuat buah ini tahan lama disimpan (Gambar
14).
7) Ten Me
Varietas Ten Me dikenal sebagai melon yang paling berkualitas dan mahal
harganya. Bobot buahnya bisa mencapai 4 kg dengan bentuk bulat panjang.
Permukaan kulitnya putih kekuningan dan berjaring halus. Daging buahnya
tebal berwarna putih krem, lembut, wangi dan sangat manis. Kandungan gula
dalam daging buahnya mencapai 14-16%. Tanaman ini tergolong mudah
berbuah dan dapat penen 45-50 hari setelah berbunga (Gambar 15 ).
8). New Century
Melon New Century menghasilkan buah berbentuk lonjong. Kulitnya berwarna
kuning dengan tekstur jaring-jaring menghasilkan buah berbentuk lonjong.
Kulitnya berwarna kuning dengan tekstur jaring-jaring yang tipis dan jarang.
Daging buahnya tebal, berwarna jingga, sangat manis, tekstur renyah. Jenis
melon yang berasal dari Taiwan ini, berat buah rata-rata 1.5 kg, tetapi ada yang
sampai 4 kg (Samadi, Budi, 1995 Gambar 16).
12
Gambar 9. Melonvarietas sky rocket
Gambar10. Melonvarietas sun lady
Gambar 11.Melon varietas
jade dew
Gambar 12. Melonvarietas honey dew
Gambar 13. Melonvarietas autumn
sweet
Gambar 14.Melon varietas
milkey way
Gambar 15.Melon varietas
ten me
Gambar 16. Melonvarietas new
century
7. Manfaat
Manfaat buah melon adalah membantu sistem pembuangan dengan
mencegah sembelit, menyembuhkan penyakit eksim, sebagai antikanker,
menurunkan resiko serangan penyakit jantung dan stroke, mencegah
penggumpalan darah, menurunkan resiko penyakit ginjal, mencegah dan
menyembuhkan panas dalam (Dedeh, 2009).
B. Vitamin C
1. Definisi
Vitamin C adalah vitamin yang berbentuk kristal putih agak kuning, tidak
berbau, mudah larut dalam air, terasa asam, mencair pada suhu 1900C-1920C,
merupakan suatu asam organik dan mudah rusak oleh oksidasi yang dipercepat
13
pada suhu tinggi, pemanasan yang terlalu lama, pengeringan dan lama
penyimpanan tetapi dalam bentuk larutan vitamin C mudah rusak karena oksidasi
oleh oksigen dari udara. Rumus molekul vitamin C C6H8O6 dan berat molekul
adalah 176,13. Vitamin C mempunyai dua bentuk molekul aktif yaitu bentuk
tereduksi (asam askorbat) dan bentuk teroksidasi (asam dehidro askorbat). Bila
asam dehidroaskorbat teroksidasi lebih lanjut akan berubah menjadi asam
diketoglukonat yang tidak aktif sacara biologis.
Manusia lebih banyak menggunakan asam askorbat dalam bentuk L, bentuk
D asam askorbat hanya dimetabolisme dalam jumlah sedikit. D asam askorbat
banyak digunakan sebagai bahan pengawet (daging). Manusia tidak dapat
mensintesis asam askorbat dalam tubuhnya karena tidak mempunyai enzim untuk
mengubah glukosa atau galaktosa menjadi asam askorbat, sehingga harus disuplai
dari makanan (Andarwulan,Nuri,Sutrisno Koswara,1992).
14
2. Tatanama dan Struktur Vitamin C
a. Tatanama
1) Nama umum : Vitamin C, Asam askorbat, Asam ceritamad (ceritamid
acid).
2) Nama Trivial : Asam heksuronat (Hexuronic Acid), Anti-scorbutin,
Vitamin anti-scorbut (Anti-scorbutamin).
3) Nama kimia : L-asam askorbat, L-xylo-asam askorbat
(Andarwulan, Nuri, Sutrisno Koswara, 1992).
b. Rumus Empiris : C6H8O6 dengan berat molekul 176,13.
c. Struktur Vitamin C
3-Okso-L-gulo-furanolaleton
(Farmakope Indonesia. Edisi IV, 1995)
3. Fungsi Vitamin C
Fungsi vitamin C adalah berperan dalam pembentukan kolagen, bagi tubuh
antara lain diperlukan dalam mekanisme imunitas (daya tahan tubuh),
pertumbuhan tulang dan gigi, mempercepat proses perbaikan jaringan tubuh,
15
mempercepat penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi,
penyakit dan stress (Arjatmo Tjokonergoro,1985).
4. Peranan Vitamin C
Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler.
Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan,
kulit bagian dalam tulang, dentin dan vascular endothelium (Arjatmo
Tjokronergoro,1985).
Vitamin C juga banyak hubungannya dengan berbagai fungsi yang
melibatkan respirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya
dimengerti. Diantara peranan-peranan itu adalah oksidasi fenilalanin menjadi
tirosin, reduksi ion ferri menjadi ferro dalam saluran pencernaan sehingga besi
lebih mudah terserap, melepaskan besi dari transferin dalam plasma agar dapat
bergabung ke dalam ferinitin jaringan, serta pengubahan asam folat menjadi
bentuk yang aktif yaitu asam folinat. Vitamin C juga berperan dalam
pembentukan hormon steroid dari kolesterol (Winarno,F.G,1995).
5. Sumber Vitamin C
Sumber vitamin C di dalam bahan makanan terutama buah-buahan segar
dan dengan kadar yang lebih rendah juga di dalam sayuran segar. Di dalam buah
vitamin C terdapat dengan konsentrasi tinggi di bagian kulit buah, agak lebih
rendah terdapat di dalam daging buah dan lebih rendah lagi di dalam bijinya
(Sediaoetama,Ahmad D,2000).
16
B. Metode Penetapan Kadar Vitamin C
1. Metode Fisik
a. Metode Spektroskopis
Metode ini berdasarkan pada kemampuan vitamin C yang terlarut
dalam air untuk menyerap ultraviolet dengan panjang gelombang
maksimum 265 nm.
b. Metode Polarografik
Metode ini berdasarkan pada potensial oksidasi asam askorbat dalam
larutan asam atau pangan yang bersifat asam.
2. Metode Kimia
a. Titrasi dengan Iodin
Kandungan vitamin C dalam larutan dapat ditentukan secara titrasi
dengan menggunakan larutan 0,01 N Iodin.
b. Titrasi dengan 2,6-dikhlorofenol indofenol
Pengukuran vitamin C dengan titrasi menggunakan 2,6-dikhlrofenol
indofenol pertama kali dilakukan oleh Tillmas pada tahun 1972.
c. Titrasi dengan Metylen Blue
Vitamin C dapat direduksi oleh metylen blue dengan bantuan cahaya
menjadi bentuk senyawa leuco (leuco-metylen blue). Reaksi ini sering
digunakan untuk menentukan vitamin C secara kuantitatif.
17
d. Metode Giri (Test Ferrisianida dan Amonium Molybdat)
Asam askorbat dalam asam trikhloro asetat akan mereduksi kalium
ferrisianida, yang jika kemudian ditambah amonium molybdat
menghasilkan endapan merah kecoklatan.
e. Test Vanadium
Vitamin C akan menghasilkan warna biru yang kemudian berubah
menjadi hijau jika direaksikan dengan pereaksi yang dibuat dengan
mencampurkan vanadium pentoksida dengan asam sulfat.
f. Test Emas Triklorida
Kemampuan asam askorbat untuk mereduksi emas triklorida
digunakan untuk mengukur kandungan vitamin C.
g. Test Furfural
Jika vitamin C dididihkan dalam asam khlorida akan membentuk
furfural yang jumlahnya dapat ditentukan dengan anilin photorogencinal
atau resorcinol
3. Metode biokimia
Metode ini berdasarkan kemampuan enzim asam askorbat oksidase untuk
mengoksidasi asam askorbat.
4. Metode biologi
Walaupun banyak diganti dengan metode kimia dan fisika untuk
menentukan kadar vitamin C, metode biologi tetap merupakan metode penentu
vitamin C yang paling realistis dan paling mendekati kebenaran (Andarwulan,
Nuri, Sutrisno Koswari. 1992).
18
D. Penetapan Kadar Vitamin C Dengan Larutan Dye
Prinsip penetapan kadar vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi
larutan dye membentuk larutan yang tidak berwarna. Apabila semua asam
askorbat sudah mereduksi larutan dye sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya
perubahan warna (merah jambu).
Metode titrasi dengan larutan dye merupakan metode yang paling banyak
digunakan untuk menentukan kadar vitamin C dalam bahan pangan. Banyak
modifikasi telah dilakukan untuk memperbaiki hasil pengukuran yang didasarkan
pada penghilangan pengaruh senyawa-senyawa pengganggu yang terdapat dalam
bahan pangan. Disamping mengoksidasi vitamin C, pereaksi indofenol juga
mengoksidasi senyawa-senyawa lain, misalnya piridium, bentuk tereduksi dari
turunan asam nikotinat dan riboflavin.
Dalam larutan vitamin C terdapat juga bentuk dehydro asam askorbat yang
tidak tertitrasi oleh indofenol atau tidak dapat ditentukan jumlahnya dengan
senyawa indofenol. Agar dapat menghitung jumlah dehydro asam askorbat,
diperlukan perlakuan pendahuluan untuk mengubah bentuk dehydro asam
askorbat menjadi asam askorbat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menambahkan gas nitrogen atau CO2 ke dalam larutan. Kadang dilakukan suatu
modifikasi untuk menyempurnakan hasil sebagai berikut, yaitu menentukan
senyawa-senyawa pereduksi yang tertinggal (selain vitamin C) dan kandungan
vitamin C ditentukan dengan titrasi indofenol. Selisih antara nilai yang diperoleh
dari titrasi indofenol merupakan jumlah atau konsentrasi dari bahan pangan.
Karena jumlah dehydro asam askorbat dari jaringan segar sangat kecil dan tidak
19
berarti sebagai vitamin C (tetapi dalam bahan-bahan yang disimpan, jumlahnya
cukup besar) maka kadar vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi secara
langsung menggunakan larutan dye. Tapi untuk bahan pangan yang akan diukur
kandungan vitamin C-nya harus dilarutkan dengan asam kuat terlebih dahulu.
Asam kuat yang dapat digunakan antara lain asam asetat, asam trikhloroasetat,
asam metafosfat, dan asam oksalat. Penggunaan asam yang dimaksud untuk
mengurangi oksidasi vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi dan pengaruh glutation
yang terdapat dalam jaringan tanaman. Titrasi dilakukan dengan segera setelah
perlakuan selesai (Nuri Andarwulan, Sutrisno Koswara, 1992).