45
7 BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat besar peranannya untuk mengetahui kebutuhan tenaga listrik pada setiap konsumen. Oleh karena itu peranannya yang sangat penting bagi konsumen, maka penyaluran listrik oleh PT.PLN tidak boleh terputus selama 24 jam. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi konsumen, untuk mengantisipasi hal ini maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui seberapa besar indeks keandalan sistem tenaga listrik yang berhubungan dengan pelanggan pengguna jasa PLN. Penelitian yang dilakukan oleh Affandy (2011) , “Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Menggunakan Perhitungan SAIDI-SAIFI di PT.PLN (Persero) Unit Pelayanan Dan Jaringan Pemalang”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa : (1). Feeder PML (pemalang) 1, feeder PML 2, feeder PML 6, feeder PML 7, feeder PML 8, feeder PML 9 memenuhi nilai target PT.PLN yaitu masing-masing 0,25; 0,66; 1,44; 0; 3,06; 1,7 kali/tahun untuk indeks SAIFI dan untuk indeks SAIDI yaitu 0,09; 0,87; 0,42; 0; 1,69; 0,87 jam/tahun. (2). Feeder PML 3 dan feeder PML 5 melebihi nilai target PT.PLN yaitu masing masing 10,56 kali/tahun dan 12,25 kali/tahun untuk nilai indeks SAIFI dan nilai indeks SAIDI yaitu 5,46 jam/tahun dan 6,3 jam/tahun. Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

  • Upload
    votu

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

7

BAB II

DASAR TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat besar peranannya untuk

mengetahui kebutuhan tenaga listrik pada setiap konsumen. Oleh karena itu

peranannya yang sangat penting bagi konsumen, maka penyaluran listrik oleh

PT.PLN tidak boleh terputus selama 24 jam. Hal ini akan mengakibatkan kerugian

yang sangat besar bagi konsumen, untuk mengantisipasi hal ini maka diperlukan

suatu penelitian untuk mengetahui seberapa besar indeks keandalan sistem tenaga

listrik yang berhubungan dengan pelanggan pengguna jasa PLN.

Penelitian yang dilakukan oleh Affandy (2011) , “Analisis Keandalan

Sistem Distribusi Tenaga Listrik Menggunakan Perhitungan SAIDI-SAIFI di

PT.PLN (Persero) Unit Pelayanan Dan Jaringan Pemalang”. Berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa : (1).

Feeder PML (pemalang) 1, feeder PML 2, feeder PML 6, feeder PML 7, feeder

PML 8, feeder PML 9 memenuhi nilai target PT.PLN yaitu masing-masing 0,25;

0,66; 1,44; 0; 3,06; 1,7 kali/tahun untuk indeks SAIFI dan untuk indeks SAIDI yaitu

0,09; 0,87; 0,42; 0; 1,69; 0,87 jam/tahun. (2). Feeder PML 3 dan feeder PML 5

melebihi nilai target PT.PLN yaitu masing – masing 10,56 kali/tahun dan 12,25

kali/tahun untuk nilai indeks SAIFI dan nilai indeks SAIDI yaitu 5,46 jam/tahun

dan 6,3 jam/tahun.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 2: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

8

Penelitian yang dilakukan oleh Apriyadi (2008), dengan judul penelitian

“Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Penyulang Padayungan dan

Penyulang Cidua pada PT.PLN (Persero) APJ Tasikmalaya”. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan, nilai SAIDI Penyulang Padayungan pertahun sebesar

0,585 jam/tahun,dan SAIFI per tahun sebesar 3,167 pemadaman/tahun. Sedangkan

target PLN (APJ Tasikmalaya) untuk SAIDI per tahun 3.350 jam/tahun dan SAIFI

per tahun 9.020 pemadaman/ tahun.

Pada penyulang Padayungan mempunyai tingkat keandalan yang tinggi

karena nilai SAIDI-SAIFI pada Penyulang ini tidak melebihi nilai dari target PLN.

Sedangkan pada penyulang Cidua didapatakan indeks keandalan SAIDI-SAIFI

dengan nilai SAIDI 4.077 jam/tahun, dan nilai SAIFI 3.667 kali pemadaman/tahun.

Dapat dikatakan bahwa penyulang Cidua memiliki tingkat keadalan sistem yang

rendah, karena terdapat nilai penyimpangan Nilai realisasi SAIDI-SAIFI terhadap

target PLN.

Penelitian yang dilakukan oleh Onime (2013), dengan judul “Analisis

Keandalan Distribusi Daya Sistem di Nigeria Studi Kasus Jaringan Ekpoma“.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, nilai indeks SAIFI pada jaringan Ekpoma

pada tahun 2012 sebesar 0,1324 kali padam/ tahun, dan nilai indeks SAIDI sebesar

0,2972 jam/ tahun.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Dan Husein (2011) dengan judul

“Analisis keandalan distribusi listrik “. Penelitian dilakukan pada jaringan distribusi

tenaga listrik di wilayah Omdurman, Sudan. Penelitian ini membahas keandalan

jaringan distribusi listrik pada jaringan 33 kV dan 11 kV dengan menggunakan

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 3: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

9

indeks keandalan SAIFI-SAIDI sebagai indikator keandalan jaringan distribusi

listrik di wilayah Omdurman. Dari penelitian dilakukan, diperoleh nilai indeks

SAIFI pada bulan Januari – Desember tahun 2011 pada jaringan 33 kV sebanyak

1,1875 kali padam pada bulan Januari, Februari sebanyak 1 kali padam , Maret 1

kali padam, April seabnyak 1,25 kali padam, Mei sebanyak 2 kali padam, Juni

sebanyak 1,47 kali padam, Juli sebanyak 0,58 kali padam, Agustus sebanyak 2,47

kali padam, September sebanyak 1,7 kali padam, Oktober sebanyak 1,06 kali

padam, November sebanyak 0.889 kali padam, Desember sebesar 1,7368 kali

padam. Dan SAIDI pada bulan januari sebesar 0,0022 jam , Februari 0,0017 jam,

Maret 0,0075 jam, April 0,0028, Mei 0,0027 jam, Juni 0,0015 jam, July 0,0023 jam,

Agustus 0,0053 jam, September 0,0096 jam, Oktober 0,0022 jam, November

0,0039 jam, Desember 0,0052 jam. Dan pada jaringan 11 kV untuk SAIFI bulan

Januari sebanyak 1,597 kali padam, Februari 1,719 kali padam, Maret 2,549 kali

padam, April 3,11 kali padam, Mei 4,23 kali padam, Juni 3,02 kali padam, July

1,793 kali padam, Agustus 4,27 kali padam, September 2,892 kali padam, Oktober

2,521 kali padam, November 1,319 kali padam, dan Desember sebanyak 1,622 kali

padam. Dan untuk SAIDI pada bulan Januari sebesar 0,0021 jam, Februari 0,0034

jam, Maret 0,0034 jam, April 0,0055 jam, Mei 0,0057 jam, Juni 0,0037 jam, July

0,0032 jam, Agustus 0,0061 jam, September 0,0031 jam, Oktober 0,0019 jam,

November 0,094 jam, dan Desember sebesar 0,0039 jam.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 4: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

10

2.2 Sistem Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik dikatakan sebagai kumpulan/gabungan yang terdiri

dari komponen-komponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator,

saluran transmisi, saluran distribusi dan beban yang saling berhubungan.

Gambar 2.1 Sistem tenaga listrik

Tenaga listrik dibangkitkan di pusat-pusat tenaga listrik seperti PLTA,

PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD yang kemudian disalurkan melalui saluran

transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik

tegangan (step up transformator) yang ada di pusat listrik. Kemudian saluran tenaga

listrik yang meghubungkan pembangkitan dengan gardu induk (GI) dikatakan

sebagai saluran transmisi, karena saluran ini memakai standar tegangan tinggi yang

dikatakan sebagai saluran udara tegangan tinggi atau sering disebut dengan

singkatan SUTT. Pada saluran transmisi ini dibagi menjadi dua yaitu saluran udara

tegangan tinggi (SUTT) dengan tegangan nominal 150 kV dan saluran udara

tegangan ekstra tinggi atau sering disingkat dengan SUTET yaitu dengan tegangan

nominal 500 kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka

sampailah tenaga listrik di gardu induk (GI) sebagai pusat pengatur beban untuk

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 5: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

11

diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan (step down

transformator) menjadi tegangan menengah atau biasa disebut sebagai tegangan

distribusi primer. Tegangan distribusi primer PLN yang berkembang saat ini

memiliki tegangan nominal 20 kV. Jaringan distribusi primer yaitu jaringan tenaga

listrik yang keluar dari GI yang keluar dari GI baik berupa saluran kabel tanah,

saluran kabel udara atau saluran kawat terbuka yang menggunakan standar

tegangan menengah dikatakan sebagai jaringan tegangan menengah atau sering

disebut dengan singkatan JTM. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan

distribusi primer, maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dengan

menggunakan trafo distribusi (step down transformator) menjadi tegangan rendah

dengan tegangan standar 380/220 Volt. Tenaga listrik yang menggunakan standar

tegangan rendah ini kemudian disalurkan melalui suatu jaringan yang disebut

jaringan tegangan rendah atau JTR.

2.3 Sistem jaringan Distribusi

Jaringan distribusi adalah bagian-bagian rangkaian listrik dari sumber daya

sampai saklar pelayanan pelanggan (kWh meter). Saluran distribusi adalah saluran

listrik yang dipakai untuk menyalurkan energi listrik dengan tegangan nominal

sampai dengan 30 kV (SPLN 73:1987). Fungsi sistem distribusi, untuk

menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat suplai (gardu induk) ke

pusat-pusat beban (gardu distribusi) dan ke konsumen. (SPLN 52-3:1983)

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 6: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

12

Secara garis besar jaringan distribusi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Distribusi primer

Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang

bertegangan menengah (20kV). Jaringan distribusi primer tersebut

merupakan jaringan penyulang. Jaringan ini berawal dari sisi sekunder

trafo daya yang terpasang pada gardu induk hingga ke sisi primer trafo

distribusi yang terpasang pada tiang-tiang saluran.

2. Distribusi sekunder

Distribusi sekunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk

dalam kategori tegangan rendah (380/220 Volt), yaitu rating yang sama

dengan tegangan peralatan yang dilayani. Jaringan distribusi sekunder

bermula dari sisi sekunder trafo distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur

(kWh meter) pelanggan. Sistem jaringan distribusi sekunder ini disalurkan

kepada para pelanggan melalui kawat berisolasi. Untuk lebih jelasnya

sistem distribusi dapat dilihat pada Gambar 2.2 .

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 7: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

13

Gambar 2.2 Sistem distribusi tenaga listrik

Dilihat dari pengawatannya dapat kita pisahkan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Sistem distribusi 20 kV 3 fasa 3 kawat terdapat pada sistem distribusi 20

kV dengan pentanahan netral tinggi dan pada sistem distribusi 20 kV

dengan pentanahan netral rendah.

2. Sistem distribusi 20 kV 3 fasa 4 kawat terdapat pada sistem ditribusi 20 kV

dengan netral pentanahan langsung.

2.4 Peralatan-peralatan pada Sistem Distribusi

Jaringan distribusi yang baik adalah jaringan yang memiliki perlengkapan

dan peralatan yang cukup lengkap, baik itu peralatan guna kontruksi maupun

peralatan proteksi. Untuk jaringan distribusi sistem saluran udara, peralatan

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 8: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

14

proteksi dipasangkan diatas tiang-tiang listrik berdekatan dekat letak pemasangan

trafo, perlengkapan utama pada sistem distribusi tersebut antara lain :

1. Tiang

Berfungsi untuk meletakan penghantar serta perlengkapan system seperti

Transformator, Fuse, Isolator, Arrester, Recloser. Tiang dibagi menjadi

3 jenis yaitu tiang kayu, besi, dan beton sesuai dengan fungsi bawah

tanah.

2. Penghantar

Berfungsi sebagai penyaluran arus listrik dari trafo daya pada gardu

induk ke konsumen.

3. Kapasitor

Berfungsi untuk memperbesar faktor daya pada sistem penyaluran energi

listrik.

4. Recloser

Berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis ketika terjadi

gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu kemudian

sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini akan disetting untuk 2

kali bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan.

5. Fuse

Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan beban

lebih maupun adanya gangguan hubung singkat.

6. PMT (Pemutus Tenaga)

Berfungsi untuk memutuskan saluran pada tiap out put. Pemutusan dapat

terjadi karena adanya gangguan sehingga secara otomatis PMT akan

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 9: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

15

membuka ataupun secara manual diputuskan karena adanya

pemeliharaan jaringan.

7. Transformator

Berfungsi untuk menurukan level tegangan (step down) sehingga sesuai

dengan tegangan kerja untuk konsumen yaitu 220/380.

8. Isolator

Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang

maupun ke penghantar lainya.

9. Sectionalizer atau SSO (Saklar Seksi Otomatis)

Pengertian dan Fungsi SSO:

1) SSO atau auto setionalizer adalah saklar yang dilengkapi dengan

kontrol elektronik/ mekanik yang digunakan sebagai pengaman

seksi jaringan tegangan menengah.

2) SSO sebagai alat pemutus rangkaian/beban untuk memisah-

misahkan saluran utama dalam beberapa seksi, agar pada keadaan

gangguan permanen, luas daerah (jaringan) yang harus

dibebaskan di sekitar lokasi gangguan sekecil mungkin.

3) Bila tidak ada relai recloser di sisi sumber maka SSO tidak

berfungsi otomatis (sebagai saklar biasa).

Perlengkapan – perlengkapan sistem distribusi sangat penting

keberadaannya, terutama untuk peralatan proteksi. Agar dapat bekerja dengan baik

dan terjaminnya kontinuitas pelayanan, maka harus dilakukan pemeliharaan secara

rutin untuk mengetahui kerusakan dan kehandalan dari masing-masing peralatan

tersebut.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 10: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

16

Pemeliharan peralatan yang rutin sangat penting dilakukan agar setiap saat dapat

diawasi keadaannya apakah masih layak dipakai atau tidak.

2.5 Bentuk Konfigurasi Jaringan Sistem Distribusi

Sedikitnya ada 3 jenis konfigurasi sistem distribusi primer yang sesuai

dengan spesifikasi PLN adalah :

1. Radial

2. Lingkar / Ring (Loop)

3. Spindle

Pemilihan jenis konfigurasi untuk sistem distribusi tegangan menengah

tergantung kepada beberapa faktor antara lain faktor kawasan, kapasitas beban dan

peruntukan. Untuk tujuan meningkatkan pelayanan tenaga listrik kepada konsumen

modifikasi konfigurasi jaringan dilapangan sering dilakukan dengan harapan dapat

melancarkan tugas operasi sistem dengan mempertahankan kontinuitas suplai pada

konsumen.

Berikut adalah sedikit penjelasan dengan bentuk–bentuk dari konfigurasi

sistem distribusi tegangan menengah:

1. Konfigurasi Sistem Radial

Sistem pola radial adalah yang paling sederhana dan paling banyak

dipakai. Jaringan ini terdiri atas feeder atau penyulang yang merupakan

rangkaian tersendiri yang seolah-olah keluar dari suatu sumber atau

wilayah tertentu secara radial.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 11: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

17

TRAFO GI

150/70 kV

20 kV

GARDU

DISTRIBUSI

GARDU

DISTRIBUSI

BEBAN

PMT

Gambar 2.3 Konfigurasi jaringan sistem radial

Spesifikasi dari jaringan bentuk radial ini adalah:

Kelebihan :

1) Bentuknya sederhana.

2) Biaya investasinya relatif murah.

Kekurangan :

1) Kualitas pelayanan dayanya relatif jelek, karena rugi tegangan dan rugi daya

yang terjadi pada saluran relatif besar.

2) Kontinyuitas pelayanan daya tidak terjamin, sebab antara titik sumber dan titik

beban hanya ada satu alternatif saluran sehingga bila saluran tersebut mengalami

gangguan, maka seluruh rangkaian sesudah titik gangguan akan mengalami

"black out" secara total.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 12: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

18

2. Konfigurasi Sistim Lingkar / Ring (Loop)

Salah satu cara mengurangi lama interupsi daya yang di sebabkan gangguan

adalah dengan merancang feeder sebagai loop dengan menyambung kedua ujung

saluran. Dalam hal ini pelanggan dapat memperoleh pasokan dari dua arah lainnya.

Sehingga apabila terjadi gangguan pada section 1, dengan sistem jaringan loop ini

kebutuhan pasokan listrik pada section 2 dapat dimanuver dari feeder yang lain.

Gambar 2.4 Konfigurasi jaringan ring/loop

Bentuk loop ini ada 2 macam, yaitu:

1) Open Loop

Konfigurasi jaringan Open Loop ini merupakan pengembangan dari

sistem radial, sebagai akibat diperlukannya keandalan yang lebih tinggi dan

umumnya sistem ini dapat dipasok dalam satu gardu induk. Dimungkinkan

juga dari gardu induk lain tetapi harus dalam satu sistem di sisi tegangan tinggi

karena hal ini diperlukan untuk memudahkan manuver beban pada saat terjadi

gangguan atau kondisi-kondisi pengurangan beban. Proteksi untuk sistem ini

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 13: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

19

masih sederhana tetapi harus memperhitungkan panjang jaringan pada titik

manuver terjauh di sistem tersebut. Sistem ini umunya banyak digunakan di

PLN baik pada SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah maupun SUTR

(Saluran Udara Tegangan Rendah).

BEBAN

TRAFO GI-1

150/70

kV

20 kV

TRAFO GI-2

150/70

kV

20 kVOpen loop dari 2 GI

BEBAN

GARDU

DISTRIBUSI

GARDU

DISTRIBUSI

Open loop dari 1 GI

PM

T

PM

T

PM

T

PM

T

Gambar 2.5 Konfigurasi jaringan open loop

2) Close Loop

Konfigurasi Jaringan Close Loop ini layak digunakan untuk jaringan

yang dipasok dari satu gardu induk, memerlukan sistem proteksi yang cukup

rumit biasanya menggunakan relai arah (directional relay). Sistem ini

mempunyai kehandalan yang lebih tinggi dibandingkan sistem lainnya, dan

sistem ini jarang digunakan di PLN tetapi biasanya dipakai untuk pelanggan-

pelanggan khusus yang membutuhkan keandalan tinggi.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 14: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

20

150/70 kV 20 kV

TRAFO GIBEBAN

GARDU

DISTRIBUSI

GARDU

DISTRIBUSI

Close

LoopPMT

Gambar 2.6 Konfigurasi jaringan close loop

3. Konfigurasi Sistem Spindle

Sistem spindle adalah suatu pola konfigurasi jaringan dari pola radial dan

ring. Spindle terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan

dari gardu induk dan tegangan tersebut berakhir pada gardu hubung (GH). Pada

sebuah jaringan spindle biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah

penyulang cadangan yang akan dihubungkan melalui gardu hubung.

Gambar 2.7 Konfigurasi jaringan pola spindel

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 15: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

21

2.6 Proteksi Distribusi Tenaga Listrik

Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada

peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator,

transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu

sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih,

beban lebih, frekuensi sistem rendah, dan lain-lain.

2.6.1 Manfaat Sistem Proteksi

1. Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan

akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi

perangkat proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh

gangguan kepada kemungkinan kerusakan pada peralatan-peralatan yang

ada di jaringan distribusi.

2. Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil

mungkin.

3. Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada

konsumen dan juga mutu atau kontinyuitas listrik yang baik.

4. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

Dalam distribusi, pembangkitan dan transmisi energi listrik, gangguan selalu

terjadi. Pada umumnya gangguan tersebut merupakan gangguan hubung singkat, baik

hubung singkat antar fasa atau fasa dengan tanah atau keduanya. Gangguan itu

menimbulkan arus yang besar dan dapat merusak peralatan dan sistem yang ada.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 16: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

22

Beberapa pengaman yang sering digunakan antara lain :

1. Fuse Cut Out (FCO)

2. Arrester

3. Pemisah (PMS)

4. Pemutus Tenaga (PMT)

5. Recloser

2.6.2 Fuse Cut Out

Fungsi umum pelebur dalam suatu rangkaian listrik adalah setiap saat menjaga

atau mengamankan rangkaian berikut peralatan atau perlengkapan yang tersambung

padanya dari kerusakan, dalam batas nilai pengenalnya.

Kesempurnaan kerja pelebur tidak hanya tergantung pada ketelitian

pembuatanya, tetapi juga pada ketepatan pengunaanya dan perhatian atau perawatan

yang diberikan padanya setelah dilakukan pemasangan. Jika pelebur tidak secara tepat

digunakan dan dipelihara, dapat menimbulkan kerusakan berarti pada peralatan yang

dilindungi.

Pengaman ini banyak digunakan pada sistem jaringan distribusi 20 kV karena

disamping harganya murah juga mudah dalam pemasangannya dan dalam

pengoperasianya. Kelemahan dari fuse cut out ialah penggunaanya terbatas pada daya

yang kecil.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 17: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

23

Fuse tidak dilengkapi pemadam busur api, sehingga bila digunakan untuk daya

yang besar, fuse tidak mampu meredam busur api yang timbul pada saat terjadi

gangguan.

Gambar 2.8 Pengaman lebur atau fuse cut out

2.6.2.1 Macam-macam Fuse

Pengaman yang digunakan untuk tegangan di atas 600 Volt digolongkan dalam

“Distribution Cut Out” atau “Power Fuse”.

Berdasarkan cara kerjanya fuse dibedakan menjadi :

1. Current Zero Awaiting Type, contohnya Expultion Fuse.

2. Current Zero Shifting Type, contohnya Current Limiting.

Sedang berdasarkan bentuk dan fisiknya fuse dapat dibedakan menjadi :

1. Enclosed (tertutup).

2. Open (terbuka).

3. Open Link (elemen terbuka).

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 18: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

24

2.7 Arrester

Arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan sistem tenanga listrik

terhadap surja petir. Alat pelindung terhadap gangguan surja ini berfungsi melindungi

peralatan sistem tanaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang

datang dan mengalirkan ke tanah.

Arrester yang ideal harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Pada sistem tegangan yang normal arrester tidak bekerja.

2. Setiap gelombang transien dengan tegangan puncak yang lebih tinggi dari

tegangan tembus arrester harus mempu mengalirkan arus ketanah.

3. Arrester harus mampu mengalirkan arus surja ke tanah tanpa merusak

arrester itu sendiri tanpa menyebabkan tegangan pada terminal arrester

lebih tinggi dari tegangan sumbunya.

Arus tidak boleh mengalir ke tanah setelah gangguan diatasi. Bagian-bagian

dan meliputi:

1. Elektroda

Terdapat dua elektroda pada arrester, yaitu elektroda atas yang

menghubungkan dengan bagian yang bertegangan dan elektroda bawah

yang dihubungkan dengan tanah.

2. Spark Gap

Apabila terjadi tegangan lebih oleh surja petir atau surja hubung pada

arrester yang terpasang, maka pada spark gap atau sela percik akan terjadi

busur api.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 19: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

25

3. Tahanan katup/kran

Tahanan yang dipergunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis material

yang sifat tahananya dapat berubah bila mendapatkan tegangan.

2.8 Pemisah (PMS)

Disconnecting switch atau pemisah (PMS) suatu peralatan sistem tenaga listrik

yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa arus beban

(memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang bertegangan), dimana

pembukaan atau penutupan PMS ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tanpa

beban.

Pengertian dan fungsi Pemisah (PMS)

Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi

tegangan tinggi. Ada dua macam fungsi PMS, yaitu:

1. Pemisah peralatan

Berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau

instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada

rangkaian yang tidak berbeban.

2. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian)

Berfungsi untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah

saluran tegangan tinggi diputuskan atau induksi tegangan dari penghantar atau

kabel lainnya. Hal ini perlu untuk keamanan bagi orang-orang yang bekerja

pada peralatan instalasi.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 20: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

26

Gambar 2.9 Single line PMS

2.9 PMT (Pemutus Tenaga)

PMT (Pemutus Tenaga) adalah saklar yang dapat digunakan untuk

menghubungkan atau memutuskan instalasi listrik dalam keadaan berbeban sesuai

dengan ratingnya. Pada saat PMT menghubungkan atau memutuskan arus listrik

(beban) terjadi busur api. Untuk memadamkan busur api, PMT dilengkapi dengan

media pemadam busur api antara lain berupa : minyak, udara dan gas.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 21: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

27

Gambar 2.10 Pemutus Tenaga (PMT)

2. 10 Recloser

2.10.1 Pengertian Recloser (Pemutus Balik Otomatis)

Recloser adalah pemutus balik otomatis (Automatis Circuits Reclosers) secara

fisik mempunyai kemampuan sebagai pemutus beban yang dapat bekerja secara

otomatis untuk mengamankan sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya

gangguan hubung singkat. Recloser digunakan sebagai pelengkap untuk pengaman

terhadap gangguan temporer dan membatasi luas daerah yang padam akibat gangguan.

Recloser bekerja secara otomatis untuk mengamankan sistem yang diakibatkan adanya

gangguan hubung singkat. Bekerjanya untuk menutup balik dan membuka secara

otomatis dan dapat diatur selang waktunya.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 22: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

28

Gambar 2.11 Kondisi recloser yang terpasang di jaringan 20 kV

2.10.2 Prinsip Kerja Recloser

Relai penutup balik umumnya mempunyai dua elemen utama, yaitu :

1. Dead Time Element

Berfungsi untuk menentukan selang waktu dari saat PMT trip

sampai PMT diperintah masuk kembali, dan dead time element ini

dimaksudkan untuk memadamkan busur api gangguan.

2. Blocking Time Element

Berfungsi untuk memblok elemen “Dead Time Delay” selama

beberapa waktu setelah bekerja memasukkan PMT, blocking time

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 23: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

29

dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada PMT guna memulihkan

tenaganya setelah habis untuk melakukan suatu siklus auto reclosing.

Recloser akan mulai bekerja saat mendapat tegangan positif dari

ground fault relay (GFR) yaitu ketika relai GFR bekerja memberika

perintah trip ke PMT. Elemen yang start adalah elemen DT (Dead Time

Delay Element). Setelah beberapa waktu elemen DT menutup kontaknya

dan memberi perintah masuk ke PMT dan mengenergise elemen BT

(Blocking Time Delay Element).

Element DT ini segera membuka rangkaian closing coil PMT

sehingga PMT tidah bisa reclose. Setelah beberapa waktu sesuai

settingannya element BT akan reset yang berarti DT dapat bekerja kembali

siap untuk melakukan penutupan lagi.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 24: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

30

Diagram Pengawatan Prinsip Kerja Recloser

GFR

CT

S

BTDT

C

CCTC

PMT

+

Keterangan gambar:

S = saklar on-off

DT = dead time element

BT = blocking time element

C = counter / penghitung kerja relai

TC = trip coil

CC = closing coil

Gambar 2.12 Rangkaian reclosing relai

Cara Kerja :

Ketika terjadi gangguan, relai GFR memberikan perintah trip ke PMT dan pada saat

yang sama juga akan menjalankan reclosing-relay. Setelah dead time t1 yang sangat

pendek (kurang dari 0,6 detik), relai memberikan perintah reclose ke PMT. Jika

gangguan masih ada, PMT akan trip kembali dan reclosing-relay akan melakukan

reclose yang kedua setelah dead time t2 yang cukup lama (antara 15-60 sec). Jika

gangguan masih ada, maka PMT akan trip kembali dan reclosing-relay akan

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 25: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

31

melakukan reclose yang ketiga setelah dead time (t3=t2). Bila terjadi gangguan lagi

dalam periode blocking tb3, maka PMT akan trip dan lock-out.

Dalam penggunaan multi-shot reclosing harus disesuaikan dengan siklus kerja (duty

cycle) dari PMT. Berikut ini adalah beberapa setting waktu pada gangguan yang

terjadi:

1. Setting recloser terhadap gangguan permanen

Interval

1 st : 2 detik

2 nd : 5 detik

Lock out : 3x trip (reclose 2x)

Reset delay : 90 detik

2. Setting recloser terhadap gangguan temporer sama dengan gangguan permanen

yang membedakan adalah tidak ada trip ke 3.

2.10.3 Komponen–Komponen Recloser

Di dalam Recloser terdapat komponen–komponen pendukungnya yaitu :

1. PMT (Pemutus Tenaga)

PMT adalah bagian dari recloser yang berhubungan langsung dengan tegangan

menengah 20 kV yang mana PMT tersebut mengadakan interruptor pada saat

pemasukan dan pelepasan beban. PMT recloser selalu dilengkapi dengan pemadam

busur api seperti menggunakan media minyak, vacuum, atau gas SF6.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 26: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

32

2. Kontrol elektronik

Kontrol elektronik pada recloser adalah peralatan pengontrol yang mengatur

pemasukan dan pelepasan PMT dimana dari kontrol ini setting recloser ditentukan.

Kontrol elektronik ini terdiri dari beberapa kelengkapan sebagai berikut :

1) Batere.

2) Switch untuk pengoperasian.

3) Lampu control.

4) Reclosing relay.

2.10.4 Klasifikasi Recloser

1. Recloser menurut jumlah fasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

1) Fasa tunggal

Recloser ini dipergunakan sebagai pengaman saluran fasa tunggal, misalnya

saluran cabang fasa tunggal dari saluran utama fasa tiga.

2) Fasa tiga

Fasa tiga umumnya untuk mengamankan saluran tiga fasa terutama pada saluran

utama.

2. Recloser menurut media peredam busur apinya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Media minyak

2) Vaccum

3) SF6

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 27: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

33

3. Recloser menurut peralatan pengendalinya (control) dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu:

1) PBO Hidrolik (kontrol hidrolik)

Recloser ini menggunakan kumparan penjatuh yang dipasang seri terhadap

beban. Bila arus yang mengalir pada recloser 200% dari arus setting-nya, maka

kumparan penjatuh akan menarik tuas yang secara mekanik membuka kontak

utama recloser.

2) PBO Terkontrol Elektrik

Cara kontrol elektronis lebih fleksibel, lebih mudah diatur dan diuji secara lebih

teliti dibanding recloser terkontrol hidrolis.

Perlengkapan elektronis diletakkan dalam kotak yang terpisah. Pengubah

karakteristik, tingkat arus penjatuh, urutan operasi dari recloser terkontrol

elektronis dapat dilakukan dengan mudah tanpa mematikan dan mengeluarkan

dari tangki recloser.

4. Berdasarkan tipe perintah reclosing ke PMT dapat dibedakan dalam dua jenis

reclosing relay, yaitu :

1) Single Shot Reclosing Relay

Jenis ini hanya dapat memberikan perintah reclosing kepada CB (Circuit

Breaker) sebanyak satu kali saja dan baru dapat melakukan reclosing lagi setelah

jangka waktu blocking time berakhir. Apabila terjadi gangguan selama periode

blocking time belum berakhir, maka CB akan trip yang kemudian mengunci

(lock-out).

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 28: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

34

2) Multi Shot Reclosing Relay

Jenis relay ini dapat melakukan reclosing lebih dari satu kali, umunya tiga

kali. Apabila terjadi gangguan, relay akan memberikan perintah trip kepada CB dan

pada saat yang sama mengerjakan relay dengan mengoperasikan DT (dead-time).

Setelah jangka waktu dead-time pertama yang sangat pendek (< 0,6 detik) berakhir,

relay memberikan perintah menutup ke CB.

Jika ternyata gangguan masih ada, CB akan trip kembali dan relay akan

melakukan proses reclosing untuk yang kedua. Setelah jangka waktu dead time

kedua berakhir (sekitar 15 sampai 60 detik) maka CB akan menutup. Jika ternyata

gangguan masih ada, CB akan trip kembali dan relay akan melakukan reclose untuk

siklus yang ketiga. Setelah jangka waktu dead time ketiga berakhir (sekitar 1

sampai 3 menit) maka CB akan menutup. Jika gangguan masih ada selama jangka

waktu blocking time masih berlangsung maka CB akan trip dan mengunci (lock-

out).

2.11 Gangguan

Pada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi saluran 20

kV dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu gangguan dari luar sistem dan

gangguan dari dalam sistem. Gangguan yang berasal dari luar sistem disebabkan oleh

sentuhan daun/ pohon pada penghantar, sambaran petir, manusia, binatang, cuaca dan

lain-lain. Sedangkan gangguan yang datang dari dalam sistem dapat berupa kegagalan

dari fungsi peralatan sistem, kerusakan dari peralatan jaringan, kerusakan dari

peralatan pemutus beban dan kesalahan pada alat pendeteksi.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 29: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

35

Klasifikasi gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi (hutauruk,1987:4)

adalah:

1. Dari jenis gangguanya, antara lain:

1. Gangguan dua fasa atau tiga fasa melalui hubungan tanah.

2. Gangguan fasa ke fasa.

3. Gangguan dua fasa ke tanah.

4. Gangguan satu fasa ke tanah atau gangguan tanah.

2. Dari lamanya gangguan, antara lain:

1. Gangguan permanen.

2. Gangguan temporer.

2.11.1 Penyebab gangguan

Gangguan biasanya diakibatkan oleh kegagalan isolasi diantara penghantar

fasa atau antara fasa dengan tanah. Efek dari kegagalan isolasi terhadap sistem yaitu

menghasilkan arus yang cukup besar.

Penyebab terjadinya gangguan pada jaringan distribusi disebabkan oleh:

1) Kesalahan mekanis.

2) Kesalahan thermis.

3) Kesalahan karena tegangan lebih.

4) Kesalahan karena material yang cacat atau rusak.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 30: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

36

5) Gangguan hubung singkat.

6) Konduktor putus.

Faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan pada jaringan distribusi adalah

karena:

1) Surja petir.

2) Burung atau daun-daun.

3) Polusi debu.

4) Pohon-pohon yang tumbuh didekat jaringan.

5) Keretakan pada isolator.

6) Andongan yang terlalu kendor.

2.11.2 Akibat Dari Gangguan

Akibat yang paling serius dari gangguan adalah kebakaran yang tidak hanya

akan merusak peralatan dimana gangguan terjadi tetapi bisa berkembang ke sistem

dan akan menyebabkan kegagalan total dari sistem. Berikut ini akibat-akibat yang

disebabkan oleh gangguan:

1. Penurunan tegangan yang cukup besar pada sistem daya sehingga dapat

merugikan pelanggan atau mengganggu kerja peralatan listrik.

2. Bahaya kerusakan pada peralatan akibat overheating (pemanasan berlebih) dan

akibat tekanan mekanis (alat pecah dan sebagainya).

3. Terganggunya stabilitas sistem dan ini dapat menimbulkan pemadaman

menyeluruh pada sistem energi listrik.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 31: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

37

2.11.3 Jenis Gangguan

Gangguan yang terjadi pada sistem distribusi biasanya merupakan gangguan-

gangguan yang terkait dengan saluran penghantar dan peralatan-peralatan gardu

distribusi seperti trafo distribusi, kawat pentanahan dan sebagainya. Gangguan pada

sistem distribusi dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Gangguan hubung singkat

Gangguan hubung singkat pada sistem tenaga listrik terjadi ketika isolasi

peralatan gagal karena tegangan lebih yang disebabkan oleh petir, kontaminasi

isolasi, atau penyebab teknis lainnya.

2. Gangguan beban lebih (Over Load)

Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang

melebihi kapasistas yang terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan

murni, tetapi bila dibiarkan terus menerus berlangsung dapat merusak

peralatan.

3. Gangguan tegangan lebih (Over Voltage)

Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran

distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat

dikelompokan atas dua hal:

1) Tegangan lebih over frekuensi

Pada sistem distribusi hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada

AVR (Automatic Voltage Regulator) atau pengatur tap pada trafo

distribusi.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 32: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

38

2) Tegangan lebih surja

Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau surja petir.

Dari ketiga jenis gangguan tersebut, gangguan yang lebih sering terjadi

dan berdampak sangat besar bagi sistem distribusi adalah gangguan

hubung singkat. Sehingga peralatan proteksi yang dipasang cenderung

mengatasi gangguan hubung singkat ini.

2.11.4 Pencegahan Gangguan

Sistem tenaga listrik dikatakan baik apabila dapat mencatu dan menyalurkan

tenaga listrik ke konsumen dengan tingkat keandalan yang tinggi. Keandalan di sisi

meliputi kelangsungan, stabilitas, dan harga per kWh yang terjangkau oleh konsumen.

Pemadaman listrik yang sering terjadi akibat gangguan yang tidak bisa diatasi oleh

sistem pengamannya. Keadaan ini akan sangat menggangu kelangsungan penyaluran

tenaga listrik, naik turunnya kondisi tegangngan dan catu daya listrik pun bisa merusak

peralatan listrik.

Pencegahan pada gangguan pada sistem tenaga listrik bisa dikategorikan

menjadi dua langkah sebagai berikut :

1. Usaha Memperkecil Terjadinya Gangguan

Cara yang ditempuh, antara lain:

1) Membuat isolasi yang baik untuk semua peralatan.

2) Membuat koordinasi isolasi yang baik antara ketahanan isolasi

peralatan dan penangkal petir (arrester).

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 33: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

39

3) Membuat kawat tanah dan membuat tahanan tanah pada kaki menara

sekecil mungkin, serta selalu mengadakan pengecekan.

4) Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh luar

mekanis dan mengurangi atau menghindarkan sebab-sebab gangguan

karena binatang, manusia, pohon, dan lain sebagainya.

5) Pemasangan yang baik, artinya pada saat pemasangan harus mengikuti

peraturan-peraturan yang baku.

6) Menghindari kemungkinan kesalahan operasi, yaitu dengan membuat

prosedur tata cara operasional (standing operational procedur) dan

membuat jadwal pemeliharaan yang rutin.

7) Memasang kawat tanah pada SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi)

dan gardu induk untuk melindungi terhadap sambaran petir.

8) Memasang lightning arrester (penangkal petir) untuk mencegah

kerusakan pada peralatan akibat sambaran petir.

2. Usaha Mengurangi Kerusakan Akibat Gangguan

Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh akibat gangguan, antara lain sebagai

berikut:

1) Mengurangi akibat gangguan, misalnya dengan membatasi arus

hubung singkat, caranya dengan menghindari konsentrasi

pembangkitan atau dengan memakai impedansi pembatas arus,

pemasangan tahanan, atau reaktansi untuk sistem pentanahanya

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 34: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

40

sehingga arus gangguan satu fasa terbatas. Pemakaian peralatan yang

tahan atau handal terhadap terjadinya arus hubung singkat.

2) Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan

memakai pengaman lebur atau dengan relai pengaman dan pemutus

beban dengan kapasasitas pemutusan yang memadai.

3) Merencanakan agar bagian sistem yang terganggu harus dipisahkan

dari sistem tidak akan menggangu operasi sistem secara keseluruhan

atau penyaluran tenaga listrik ke konsumen tidak terganggu. Hal ini

bisa dilakukan, misalnya dengan :

1) Memakai saluran ganda atau memakai saluran yang

membentuk ring.

2) Memakai penutup balik otomatis.

3) Memakai generator cadangan atau pembangkitan siap pakai.

4) Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan, yaitu

dengan memakai pengatur tegangan otomatis yang cepat dan

karakteristik kestabilan generator yang memadai.

5) Membuat data/pengamatan gangguan yang sistematis dan efektif,

misalnya dengan menggunakan alat pencabut gangguan untuk

mengambil langkah –langkah pencegahan lebih lanjut.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 35: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

41

2.12 Sistem Keandalan

Definisi klasik dari keandalan adalah peluang berfungsinya suatu alat atau

sistem secara memuaskan pada keadaan tertentu dan dalam periode waktu tertentu

pula. Dapat juga dikatakan kemungkinan atau tingkat kepastian suatu alat atau sistem

akan berfungsi secara memuaskan pada keadaan tertentu dalam periode waktu tertentu

pula. Dalam pengertian ini, tidak hanya peluang dari kegagalan tetapi juga banyaknya,

lamanya, dan frekuensinya juga penting. Kemungkinan atau tingkat kepastian

sedemikian itu tidak dapat diduga dengan pasti, tetapi dapat dianalisa atas dasar logika

ilmiah.

Untuk mengevaluasi keandalan jaringan distribusi digunakan teknik analisis

menggunakan rumus matematik, yaitu indeks keandalan dasar digunakan laju

kegagalan λ (kegagalan/Tahun), Rata-rata waktu keluar (outage) r (jam/kegagalan)

dan rata-rata ketidaktersedian tahunan U (jam/tahun). Sedangkan indeks berbasis

sistem diantaranya adalah SAIFI dan SAIDI.

Secara umum keandalan didefinisikan sebagai kemungkinan (probability) dari

suatu sistem yang mampu bekerja sesuai dengan kondisi operasi tertentu dalam jangka

waktu yang ditentukan, dengan kata lain keandalan disebut juga dengan kecukupan

atau ketersediaan .

Keandalan memiliki sifat non deterministik (terjadi secara kebetulan) tapi

probabilistik (suatu yang bersifat acak, tidak pasti, namun dianalisa dengan teori

probabilitas).

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 36: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

42

Dalam mendefinisikan keandalan terhadap gangguan terdapat empat faktor yang

memegang peranan penting yaitu:

1. Kemungkinan (probability)

Angka yang menyatakan berapa kali gangguan terjadi dalam waktu tertentu pada

suatu sistem atau saluran.

2. Bekerja Dengan Baik (performance)

Menunjukan kriteria kontinuitas suatu saluran sistem penyaluran tenaga listrik

tanpa mengalami gangguan.

3. Periode Waktu

Periode waktu adalah lama suatu saluran bekerja dengan baik sesuai dengan

fungsinya. Semakin lama saluran digunakan, maka akan semakin banyak

kemungkinan terjadinya kegagalan.

4. Kondisi Operasi

Kondisi operasi yang dimaksud disini adalah keadaan lingkungan kerja dari suatu

jaringan seperti pengaruh suhu, kelembaban udara dan getaran yang

mempengaruhi kondisi operasi.

2.13 Metode Section Technique

Dalam perkembangan dunia kelistrikan, semakin banyak metode yang digunakan

dalam mencari nilai keandalan salah satunya metode section technique. Metode section

technique di dalam perhitungannya membagi suatu topologi jaringan menjadi beberapa

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 37: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

43

section dan lebih mudah dikerjakan. Dengan menggunakan metode ini maka dapat diketahui

area mana pada jaringan yang perlu diperbaiki keandalannya. Baik melalui pemeliharaan

maupun otomatisasi sistem.

Section Technique merupakan suatu metode terstruktur untuk menganalisa suatu

sistem. Metode ini dalam mengevaluasi keandalan sistem distribusi didasarkan pada

bagaimana suatu gangguan atau kegagalan dari suatu peralatan mempengaruhi operasi

sistem. Membagi batas area pada section berdasarkan letak sectionalizer. Efek atau

konsekuensi dari gangguan individual peralatan secara sistematis diindentifikasi dengan

penganalisaan apa yang terjadi jika gangguan terjadi. Kemudian masing-masing kegagalan

peralatan dianalisis dari semua titik beban (load point).

Data yang digunakan dalam perhitungan metode section technique adalah sebagai

berikut :

1. Data kapasitas dan beban transformator pada sistem distribusi.

2. Data panjang saluran jaringan distribusi.

3. Data jenis penghantar jaringan distribusi.

4. Data jumlah pelanggan.

5. Data gangguan

Data-data tersebut digunakan untuk menganalisis keandalan sistem jaringan

distribusi dengan mengunakan metode section technique.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 38: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

44

Sistem kerja metode section technique adalah sebagai berikut :

Gambar 2.13 Skema sistem kerja metode section technique

Input

Topologi jaringan

Mekanisme pengaman sistem

pemulihan gangguan

Laju kegagalan peralatan

Waktu perbaikan kerusakan

Section technique

Output

SAIFI

SAIDI

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 39: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

45

Berikut ini adalah alur pengerjaan section technique sebagaimana terlihat pada gambar 2.14.

Gambar 2.14 Alur pengerjaan section technique

2.14 Keandalan Sistem Distribusi 20 kV

2.14.1 Angka/Laju Kegagalan/ failure rate (λ)

Laju kegagalan λ adalah harga rata-rata dari jumlah kegagalan per satuan

waktu pada suatu selang waktu pengamatan (T). Laju kegagalan ini dihitung dengan

satuan kegagalan per tahun.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 40: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

46

Untuk selang waktu pengamatan diperoleh :

λ =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑓𝑎𝑖𝑙𝑢𝑟𝑒𝑠

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑓 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑜𝑟 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒𝑠 =

𝑓

𝑇 ....................................(2.1)

Keterangan :

λ = Angka/laju kegagalan (failure rate).

f = Jumlah kegagalan (Total number of failure) adalah jumlah kegagalan

/gangguan/padam.

T = total of unit test or operating times yaitu jumlah lamanya selang waktu

pengamatan .

Rumus diatas menjelaskan bahwa angka /laju kegagalan diperoleh banyaknya

padam dibagi dengan waktu, sesuai dengan total waktu pengamatan.

SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) merupakan indeks

yang menyatakan banyaknya gangguan (padam) yang terjadi dalam selang waktu

tertentu pada pelanggan dalam suatu sistem secara keseluruhan.

SAIFI = Ʃ𝜆i.Ni

Ʃ𝑁

= jumlah gangguan pelanggan

jumlah pelanggan ..............................................................(2.2)

Keterangan :

𝜆𝑖 = angka /laju kegagalan pada bagian i.

N𝑖= Jumlah pelanggan yang padam pada bagian i.

N = Total pelanggan yang dilayani.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 41: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

47

Rumus di atas menjelaskan bahwa SAIFI diperoleh dari jumlah banyaknya

padam dikalikan dengan jumlah pelanggan yang padam dibagi dengan total pelanggan

yang dilayani. Sehingga apabila pelanggan padam berulang kali dalam sebulan selama

satu tahun maka pelanggan padam akan ditambahkan.

2.14.2 Waktu / Lama kegagalan (U)

Lama kegagalan ini merupakan fungsi dari waktu atau umum dari sistem atau

saluran selama beroperasi.

Untuk menghitung lama gangguan rata-rata (Average Annual Outage Time).

U= Ʃ𝑡

𝑇 ........................................................................................(2.3)

Keterangan :

t = Lamanya gangguan.

T = Jumlah lamanya selang waktu pengamatan.

u = Waktu kegagalan.

Rumus diatas menjelaskan bahwa waktu kegagalan diperoleh dari jumlah

lamanya gangguan dibagi jumlah lamanya selang waktu pengamatan.

SAIDI (System Average Interruption Duration Index) merupakan suatu indek

yang menyatakan lamanya gangguan (pemadaman) yang terjadi dalam selang waktu

tertentu.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 42: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

48

SAIDI = jumlah durasi gangguan pelanggan

jumlah pelangga𝑛

= ƩUi.Ni

ƩN ..............................................................................(2.4)

Keterangan :

U𝑖 = Lama kegagalan pada bagian i.

N𝑖 = Jumlah pelanggan yang padam pada bagian i.

N = Jumlah pelanggan yang dilayani.

Rumus di atas menjelaskan bahwa SAIDI diperoleh dari jumlah lamanya

kegagalan dikalikan dengan jumlah pelanggan yang padam dibagi dengan total

pelanggan yang dilayani. Dalam penelitian ini diambil data gannguan recloser tahun

2015 selama 11 bulan yaitu bulan Januari - November .

2.16 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler,2005). Pada dasarnya tujuan dari suatu

bisnis adalah untuk menciptakan para konsumen agar merasa puas. Terciptanya

kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan

antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi

pembelian ulang dan terciptanya loyalitas konsumen, dan membentuk suatu

rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 43: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

49

Konsumen akan memiliki harapan mengenai bagaimana produk tersebut

seharusnya berfungsi (performance expectation), harapan tersebut adalah standar

kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang

sesungguhnya dirasakan konsumen.

Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan nasabah sebenarnya adalah

persepsi nasabah terhadap kualitas produk tersebut. Di dalam mengevaluasi kualitas

suatu produk atau jasa, konsumen akan menilai berbagai atribut (dimensi kualitas

pelayanan dan dimensi kualitas produk). Kaitan antara kepuasan konsumen dan

kesetiaan konsumen tidak bersifat proporsional. Andaikan kepuasan konsumen diberi

peringkat dengan skala satu sampai lima. Pada level kepuasan konsumen yang sangat

rendah (level satu), para konsumen cenderung menjauhi perusahaan dengan

menyebarkan cerita jelek tentang perusahaan tersebut. Pada level dua sampai empat,

konsumen agak puas tetapi masih merasa mudah untuk beralih ketika tawaran yang

lebih baik muncul. Pada level kelima, konsumen sangat cenderung membeli ulang dan

bahkan menyampaikan cerita pujian tentang perusahaan. Kepuasan atau rasa senang

yang tinggi menciptakan ikatan emosional dengan merek atau perusahaan tersebut,

tidak sekedar suka yang berlebihan. Persepsi konsumen mengenai mutu suatu jasa dan

kepuasan menyeluruh, mereka memiliki beberapa indikator / petunjuk yang bisa

dilihat . Konsumen mungkin tersenyum ketika mereka berbicara mengenai barang atau

jasa. Konsumen mungkin mengatakan hal-hal yang bagus tentang barang atau jasa.

Senyum suatu bukti bahwa seseorang puas, cemberut sebaliknya mencerminkan

kekecewaan.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 44: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

50

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tentang sikap dan persepsi

konsumen mengenai barang / jasa dengan meneliti manifestasi yang terkait dengan

produk / jasa yang dilihat. Manifestasi yang terlihat adalah jawaban - jawaban yang

diberikan para pelanggan melalui pengisian kuesioner kepuasan konsumen. Kalau

para konsumen menunjukkan hal-hal yang bagus tentang produk / jasa pada kuesioner

kepuasan pelanggan dan mendemonstrasikan indikasi perilaku positif lainnya. Ketika

membentuk suatu kuesioner atau skala yang menilai sikap dan persepsi konsumen

dalam upaya membentuk kebutuhan konsumen, perlu mempertimbangkan isu ukuran

untuk menjamin bahwa skor yang diperoleh dari instrumen berupa kuesioner

mencerminkan informasi yang akurat tentang kontrak yang mendasarinya. Tekanan

pada isu pengukuran dalam kepuasan pelanggan sama pentingnya dengan isu

pengukuran mengenai instrumen yang dirancang untuk mengukur obyek berupa

barang yang bisa diraba.

2.16.1 Model Pengukuran Kepuasan Konsumen

Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan

memantau kepuasan konsumen. Tjiptono (2007) mengemukakan terdapat empat

metode untuk mengukur kepuasan konsumen, salah satunya yaitu metode survei

kepuasan konsumen.

Metode survei kepuasan konsumen

Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik

secara langsung dari konsumen dan sekaligus juga memberikan tanda (signal)

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017

Page 45: BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustakarepository.ump.ac.id/4078/3/Jatmiko Aziz_BAB II.pdf7 BAB II DASAR TEORI . A. Tinjauan Pustaka . Sistem keandalan pada jaringan distribusi sangat

51

positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap konsumen. Pengukuran

kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai cara (Tjiptono, 2007):

1) Directly reported satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung, melalui pertanyaan dengan skala

sebagai berikut; sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas.

2) Derived dissatisfaction

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni besarnya harapan

palanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya yang mereka rusak.

3) Problem analysis

Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan dua hal

pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan

penawaran dari perusahaan. Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan.

4) Importance-performance analysis

Dalam teknik ini, responden diminta untuk merangking berbagai elemen

(atribut) dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen

tersebut. Selain itu responden juga diminta merangking seberapa baik kinerja

perusahaan dalam masing-masing elemen/ atribut tersebut

Analisis Keandalan Sistem Distribusi…, Jatmiko Aziz, Fakultas Teknik UMP, 2017