Upload
dinhdang
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
58
BAB II
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Bab ini menjelaskan objek penelitian studi kasus investasi perumahan di
Kota Semarang dalam kondisi geografis, kependudukan, serta kebutuhan rumah.
Selain itu disajikan pula investasi yang direalisasikan oleh DPD REI Jawa Tengah
untuk memenuhi Backlog Rumah di Kota Semarang. Dalam bab ini disajikan pula
deskripsi DPM-PTSP Kota Semarang sebagai badan regulator investasi di Kota
Semarang, serta deskripsi Perumahan berikut informan yang dijadikan subyek
penelitian.
2.1. Kota Semarang
Kota Semarang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, yang terletak
diantara garis 6o50’ dan 7
o40’ Lintang Selatan serta antara 109
o35’ dan 110
o50’
Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada
jalur lalu lintas ekonomi Pulau Jawa yang berbatasan dengan empat simpul pintu
gerbang kota-kota dinamis, seperti Magelang, Surakarta, Demak, dan Kendal.
Peran Kota Semarang yang berfungsi sebagai pusat wilayah nasional dengan
posisi kota yang geostrategis, menjadikan kota ini sebagai simpul transportasi
Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah, sehingga
perkembangan di kota ini tumbuh dengan pesat1.
1
Dikutip dari BAB I, Pendahuluan oleh Skripsi Ayundari, Iratasya Rizky. 2015.
Apartemen di Kota Semarang dengan Penekanan Desain Green Architecture.(Skripsi).
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
59
Pesatnya perkembangan di Kota Semarang menjadikan kota ini sebagai
salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia yang berdampak pada
perkembangan ekonomi global di kota ini. Maraknya kegiatan ekonomi yang
terjadi di Kota Semarang turut menyerap kebutuhan Sumber Daya Manusia
(SDM) atau tenaga kerja yang cukup banyak, bahkan dari kota-kota lain di
sekitarnya. Kebutuhan SDM atau tenaga kerja yang cukup banyak di Kota
Semarang membuat arus migrasi di kota ini terus mengalami peningkatan
sehingga berdampak pada kepadatan dan peningkatan jumlah penduduk yang ada.
Menurut data Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2016, jumlah penduduk Kota
Semarang tahun 2014 telah mencapai angka 1.584.068 jiwa, dengan kenaikan
jumlah penduduk dari tahun 2011 sampai 2014 naik sebanyak 40.511 jiwa (Badan
Pusat Statistik Kota Semarang, 2016). Rencana jumlah penduduk juga telah
direncakan oleh Pemkot Semarang, hal ini ditujukan agar terjadi pemerataan di
seluruh wilayah Kota Semarang. Seperti terlihat di Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Peta Rencana Jumlah Penduduk Kota Semarang 2011-2031
60
Sumber: Open Data Pemerintah Kota Semarang2
Dengan adanya pemetaan penduduk di wilayah Kota Semarang, dapat
memudahkan untuk pemenuhan kebutuhan Rumah yang ada di Kota Semarang.
Mengetahui jumlah Rumah yang dibutuhkan, akan memudahkan investor untuk
melakukan investasi perumahan. Berkaitan dengan investasi perumahan di Kota
Semarang, kebutuhan Rumah di Kota Semarang sendiri cukup tinggi. Berdasarkan
data dari BPS Kota Semarang, kebutuhan rumah di Kota Semarang bisa dilihat di
Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Pertumbuhan dan Backlog Kota Semarang
2Didapatkan melalui akses internet, dengan mengambil data di website Pemkot
Semarang. Peta Rencana Jumlah Penduduk. (2017). Dalam
http://www.semarangkota.go.id/main/menu/28/tata-ruang-wilayah/peta-rencana-jumlah-
penduduk. Di unduh pada tanggal 10 November pukul 13.40 WIB.
61
Tahun Jumlah
Penduduk
Pertambahan
Penduduk
Kebutuhan
Rumah
Jumlah Rumah
yang Sudah
Terbangun
Backlog
Rumah
2015 1.701.719 11.062 557.551 4484.04 109.147
2016 1.729.428 28.709 576.776 464.184 112.592
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah
Dalam pengembangan perumahan di Kota Semarang, juga perlu diketahui tentang
tata ruang yang ada di Kota Semarang. Dengan mengetahui tata ruang yang ada di
Kota Semarang, maka dapat diketahui bagian daerah mana saja di Kota Semarang
yang dapat digunakan untuk pembangunan perumahan (Landed Residential). Kota
Semarang telah mengeluarkan Peraturan Daerah (PERDA) 14 Tahun 2011, yang
tergambar pada Peta Tata Ruang Kota Semarang 2010-2030, seperti yang
digambarkan pada Gambar 2.2. berikut.
Gambar 2.2. Rencana Tata Ruang Kota Semarang 2011-2031
62
Sumber: BAPPEDA Kota Semarang3
2.2. DPM-PTSP (Dinas Penanaman Modal - Pelayanan Terpadu Satu
Pintu) Kota Semarang
2.2.1. Latar Belakang
Implementasi kebijakan otonomi daerah yang memberikan keleluasaan dan
kewenangan yang lebih luas kepada daerah, memiliki implikasi yang sangat luas,
terutama dalam hal kesiapan daerah untuk mengurus rumah tangga daerahnya
secara lebih mandiri.Sebagai konsekuensi kebijakan tersebut adalah daerah
dituntut untuk mengganti dan memanfaatkan segala potensi sumberdaya ekonomi
yang dimilikinya secara optimal dalam rangka menjamin keberlangsungan
3Lampiran 1 Peta Struktur Kota Semarang. (2017). Dalam
http://bappeda.semarang.go.id/v2/wp-content/uploads/2012/12/Lampiran-1-Peta-
Struktur-Ruang.pdf. Diunduh pada tanggal 15 November pukul 14.03 WIB.
63
pembangunan di daerah, baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia
maupun potensi ekonomi lainnya.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Semarang
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakanlembaga dalam
rangka menunjang dan mendukung sumber keuangan dan perekonomian daerah,
namun dalam realitanya kedua komponen strategis tersebut belum dikelola secara
tepat, sehingga belum mampu memberikan kontribusi secara signifikan bagi
pembiayaan pembangunan daerah.Komponen lain yang juga penting untuk
dicermati dalam proses pembangunan daerah adalah investasi atau penanaman
modal. Dalam implementasi otonomi daerah, komponen investasi harus dilihat
sebagai sumber daya ekonomi yang memilik nilai strategis, terutama dalam
rangka penyediaan lapangan kerja.
Dengan keterbatasan pembiayaan Pemerintah Daerah, maka regulasi dalam
rangka investasi dapat digunakan sebagai pendorong minat investor dan bukan
untuk menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu faktor penting
yang dapat dijadikan dasar argumentasi untuk menjelaskan kondisi ini adalah
bahwa selama ini belum adanya lembaga atau institusi yang secara fokus
mengkoordinasikan atau memanage komponen-komponen strategis tersebut.
Sebagai institusi Perangkat Daerah yang baru, maka masih terlalu banyak
persoalan yang harus ditata dan dipersiapkan agar dapat mencapai kinerja optimal,
Oleh karena itu pula perencanaan secara makro dan teknis yang berkaitan dengan
program-program dan kegiatan instansi sangat diperlukan sebagai acuan dan
landasan dalam menentukan langkah-langkah operasional instansi. Atas
64
pertimbangan tersebut maka Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang,
sebagai bagian dari Satuan Kerja Pemerintah Kota Semarang menyusun Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memuat program-program strategis
yang menyangkut Core Business Badan Pelayanan Perijinan Terpadu.
2.2.2. Tugas dan Fungsi Pokok
Mengacu pada Peraturan Walikota Semarang Nomor 53 Tahun 2008 tentang
Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang, unit organisasi ini mempunyai tugas pokok merencanakan, memimpin,
mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi
penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu.Untuk melaksanakan tugas pokok
tersebut di atas, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Semarang, antara lain mempunyai fungsi:
Penyusunan Kebijakan
Penyusunan kebijakan teknis administratif di bidang investasi, promosi,
kerjasama investasi, pemberdayaan BUMD serta pelayanan perijinan terpadu.
Pelaksanaan Koordinasi Teknis Administratif
Pelaksanaan koordinasi pelayanan perijinan dan non perijinan terpadu.
Pelaksanaan Pengawasan
Pelaksanaan pengawasan penanaman modal , kerjasama investasi dan
pengawasan pelaksanaan perijinan.
65
Pelaksanaan Pembangunan
Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan data base dan sistem informasi
teknologi investasi dan sistem informasi teknologi pelayanan perijinan
terpadu.
Pelaksanaan Koordinasi dengan Dinas
Pelaksanaan koordinasi dengan dinas/instansi terkait dalam rangka
penanaman modal, pemberdayaan BUMD.
Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang
penanaman modal dan perijinan terpadu.
Pengelolaan
Pengelolaan urusan Kesekretariatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu.
Pelaksanaan Tugas dari Walikota
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan bidang
tugasnya.
2.2.3. Alur Perizinan Investasi di DPM-PTSP Kota Semarang
66
Gambar 2.3. Alur Perizinan Investasi di DPM-PTSP Kota Semarang
Sumber: DPM-PTSP Kota Semarang (2017)4
2.3. Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Jawa
Tengah5
2.3.1. Pengertian
Meningkatnya kebutuhan Rumah untuk tempat tinggal dan kebutuhan
lainnya di provinsi Jawa Tengah, menimbulkan banyak pengembang (developer)
yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam perjalanan developer,
banyak yang menginginkan komunikasi antar developer di Provinsi Jawa Tengah,
4Alur Perizinan DPM-PTSP Kota Semarang (2017). Dalam
http://dpmptsp.izin.semarangkota.go.id/index.php?r=site%2Falur. Diunduh pada tanggal
17 November pukul 19.43 WIB.
5Segala data berasal dari internal DPD REI Jawa Tengah, segala data yang di ambil oleh
penulis ubah dengan penambahan kata-kata.
67
agar dapat bertukar aspirasi dan terjadi transfer of knowledge. Untuk
mewujudkannya, maka didirikan DPD REI Jawa Tengah, sebagai wadah para
developer di Provinsi Jawa Tengah. Memiliki fungsi mempersatukan para
developer, menjadi tempat menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi para
developer.
2.3.2. Sejarah
DPD REI Jateng berdiri tahun 1982, dengan Ketua (Alm) Ir. H.
Soekoraharjo. Masa Bakti Ketua dan pengurus lainnya adalah 3 tahun, dengan
pemilihan melalui Musyawarah Daerah (MUSDA). MUSDA DPD REI Jateng ke-
12 berlangsung 3 Mei 2017. Dengan Ketua Ir. MR Priyanto, MM.
2.3.3. Visi dan Misi
1. Meningkatkan Profesionalisme organisasi dan anggota REI Jawa Tengah.
2. Bersama stake holder perumahan permukiman menciptakan iklim kondusif
untuk usaha anggota REI Jawa Tengah.
3. Mengawal dan memonitor regulasi bidang perumahan permukiman guna
mendorong kemudahan usaha bidang perumahan permukiman.
4. Mendorong terciptanya pembiayaan perumahan permukiman yangefisien dan
perpajakan yang kompetitif.
2.4. Pengembang (Developer)
2.4.1. PT. Bukit Semarang Jaya Metro
2.4.1.1. Sejarah Singkat
Didirikan pada tahun 1980an, oleh PT. Pembangunan Jaya, yang berlokasi di
Jakarta. Bekerjasama dengan 4 Pengusaha lokal yang ada di Semarang,
68
mendirikan PT. Bukit Semaraang Jaya Metro. Mengakuisisi lahan seluas 125
Hektar yang berlokasi di Kecamatan Tembalang, dengan perumahan pertama
Bukit Kencana Jaya6.
PT. Bukit Semarang Jaya Metro sendiri tercatat sebagai anggota DPD
(Real Estate Indonesi) REI Jateng. Pengembangan perumahan yang dilakukan,
baik untuk perumahan sederhana, menengah, dan atas ditujukan untuk memenuhi
PERMEN RI No. 10 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman Dengan Hunian Berimbang.
2.4.1.2. Produk Perumahan
Gambar 2.4. Produk Perumahan yang dikembangkan PT. Bukit Semaraang Jaya
Metro
Sumber: jayametro.com, 20177
Saat ini developer telah memiliki berbagai jenis perumahan untuk beragam
kalangan. Untuk menengah atas terdapat perumahan Pandanaran Hills, untuk
6Didirikan oleh pengusaha lokal Kota Semarang, data berasal dari Narasumber PT. Bukit
Semarang Jaya Metro dengan wawancara pada saat Indepth Interview
7Diunduh dengan judul Perumahan PT. Bukit Semarang Jaya Metro. (2017). Dalam
http://www.jayametro.com/perumahan. Diunduh pada tanggal 19 November pukul 20.31
69
menengah terdapat Bukit Violan Jaya dan Emeral Garden, dan untuk menengah
ke bawah terdapat Bukit Mutiara Jaya.
2.4.2. PT. Graha Perdana Indah
2.4.2.1. Sejarah Singkat
Didirikan pada tahun 1980-an di Kota Semarang oleh pengusaha lokal Kota
Semarang8, pada pertama kalinya, perusahaan ini memiliki tujuan
mengembangkan perumahan untuk kalangan menengah atas. Proyek perumahan
pertama yang dikembangkan adalah perumahan Graha Candi Golf yang berlokasi
di Tembalang, Kota Semarang, yang mulai di kembangkan dengan penerbitan
pemberian ijin prinsip pada tahun 1994.
Pengembangan perumahan yang dilakukan, baik untuk perumahan
sederhana, menengah, dan atas di tujukan untuk memenuhi PERMEN RI No. 10
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Dengan Hunian Berimbang.
2.4.2.2. Produk Perumahan
Perumahan Graha Candi Golf, berada di Tembalang, Kota Semarang, merupakan
perumahan dengan target pasar konsumen menengah atas di Kota Semarang.
Berdiri di atas lahan seluas 360 Ha, perumahan Graha Candi Golf memiliki
keunggulan seperti rekreasi, pendidikan, dan olahraga, sebagai added value bisnis
untuk perumahan tersebut.
Walaupun tujuan utama perumahan menargetkan konsumen menengah
atas, namun dalam perkembangannya, Graha Candi Golf juga menyediakan
8Didirikan oleh pengusaha lokal Kota Semarang, data berasal dari Narasumber PT. Graha
Perdana Indah dengan wawancara pada saat Indeepth Interview.
70
perumahan untuk konsumen menengah dan menengah ke bawah, seperti
Rusunami dan Cluster @theGreen yang dalam tahap pengembangan. Perwujudan
tersebut dapat dilihat pada Master Plan (Gambar 2.3.) perumahan Graha Candi
Golf. Penerbitan ijin prinsip pembangunan perumahan pada tahun 1994.
Perusahaan tidak hanya mengembangkan perumahan Graha Candi Golf di
Kota Semarang, namun juga mengembangkan beberapa perumahan di luar Kota
Semarang, seperti Gardens Graha @Sawangan yang di Sawangan, Kota Depok,
serta perumahan untuk kalangan menengah ke bawah di Kaliwungu, Kendal9.
9Dibangun di Kaliwungu, Kendal, adalah data berasal dari Narasumber PT. Graha
Perdana Indah dengan wawancara pada saat Indeepth Interview.
71
Gambar 2.5. Master Plan Perumahan Graha Candi Golf
Sumber: PT. Graha Perdana Indah, 2017