Upload
dangnga
View
220
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 7
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1. Tinjauan Umum
II.1.1 Rumah Susun
Pengertian :
• Bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bangunan-bangunan yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horziontal
maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang
dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.
(Pasal 1, BAB 1, Permen.P.U 60 / PRI / 1992)
• Rumah Susun kerap dikonotasikan sebagai apartemen versi sederhana,
walaupun sebenarnya apatemen bertingkat sendiri bisa dikategorikan sebagai
rumah susun. Rusun menjadi jawaban atas terbatasnya lahan untuk pemukiman
di daerah perkotaan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_susun )
• Rumah susun adalah permukiman gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan, terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional
dalam arah horizontal dan vertikal, dan merupakan satuan-satuan yang masing-
masing dapat dimiliki dan dipergunakan terutama untuk hunian.
(UU No.16 Tahun 1985, PP No.4 Tahun 1988).
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 8
Rumah susun menurut kepemilikannya :
1. Rusunami (Rumah Susun Sederhana Milik)
Rumah susun sederhana milik yaitu bangunan bertingkat yang dibangun
dalam satu lingkungan tempat hunian yang memiliki wc dan dapur baik
menyatu dengan unit maupun bersifat publik dan diperoleh melalui kredit
kepemilikan rumah dengan subsidi maupun tanpa subsidi.
Syarat Mendapatkan Rusunami / Rumah Susun Sederhana Milik dengan
subsidi (tidak dikenakan PPN 10%)
a. Penghasilan maksimal 4,5 juta perbulan
b. Merupakan rumah pertama dengan dibuktikan oleh surat pengantar dari
kelurahan sesuai KTP
c. Memiliki NPWP
d. Perorangan
e. Dibayar secara kredit
f. Ditempati oleh pembeli
g. Tidak boleh dijual selama 5 tahun pertama (sewa boleh)
2. Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa)
Rumah susun sederhana sewa adalah bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan scara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status
penguasaannya sewa serta dibangun dengan mengunakan dana anggaran
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 9
pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah
dengan fungsi utamanya sebagai hunian.
Standar Perencanaan Rumah Susun di Kawasan Perkotaan
1. Kepadatan Bangunan
Dalam mengatur kepadatan (intensitas) bangunan diperlukan perbandingan
yang tepat meliputi luas lahan peruntukan, kepadatan bangunan, Koefisien
Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB).
2. Lokasi
Rusun dibangun di lokasi yang sesuai rencana tata ruang, rencana tata
bangunan dan lingkungan, terjangkau layanan transportasi umum, serta
dengan mempertimbangkan keserasian dengan lingkungan sekitarnya.
3. Tata Letak
Tata letak Rusun harus mempertimbangkan keterpaduan bangunan,
lingkungan, kawasan dan ruang, serta dengan memperhatikan faktor-faktor
kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian.
4. Jarak Antar Bangunan dan Ketinggian
Jarak antar bangunan dan ketinggian ditentukan berdasarkan persyaratan
terhadap bahaya kebakaran, pencahayaan dan pertukaran udara secara alami,
kenyamanan, serta kepadatan bangunan sesuai tata ruang kota.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 10
5. Jenis Fungsi Rumah Susun
Jenis fungsi peruntukan Rusun adalah untuk hunian dan dimungkinkan dalam
satu Rusun/ kawasan Rusun memiliki jenis kombinasi fungsi hunian dan
fungsi usaha.
6. Luasan Satuan Rumah Susun
Luas satu rusun minimum 21 m2 dengan fungsi utama sebagai ruang
tidur/ruang serbaguna dan dilengkapi dengan kamar mandi dan dapur.
7. Kelengkapan Rumah Susun
Rusun harus dilengkapi prasarana, sarana dan utilitas yang menunjang
kesejahteraan, kelancaran dan kemudahan penghuni dalam menjalankan
kegiatan sehari-hari.
8. Transportasi Vertikal
Rusun bertingkat rendah dengan jumlah lantai maks imum 6 lantai,
menggunakan tangga sebagai transportasi vertikal.
Rusun bertingkat tinggi dengan jumlah lantai lebih dari 6 lantai,
menggunakan lift sebagai transportasi vertikal.
Persyaratan Teknis Rumah Susun :
1. Memenuhi persyaratan penghawaan, pencahayaan, suara dan bau
2. Rusun Hunian mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal dan tempat
pelayanan
3. Struktur bangunan mempunyai keawetan sekurangnya 50 tahun dan bahan no
struktur sekurangnya 20 tahun.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 11
4. Railing lantai 2 ke atas sekurangnya setinggi 120cm.
5. Salah satu dinding kaca dapat dipecah untuk penyelamatan kebakaran
6. Beban bergerak yang dapat ditahan struktur sekurangnya 200 Kg/Cm2
7. Rusun harus dilengkapi alat transportasi bangunan, pintu dan tangga darurat
kebakaran, alat dan sitem alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran, penangkal
petir dan jaringan-jaringan air bersih, saluran pembuangan air kotor, tempat
sampah, jaringan listrik, tempat jaringan telepon dan alat komunikasi
8. Alat transportasi bangunan : tangga, lift atau eskalator
9. Lift dan ekskalator untuk Rusun 5 lantai keatas
II.1.2. Pasar Tradisional
Pengertian :
• Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan
adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung. Bangunan pasar biasanya
terdiri dari kios-kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka. Kebanyakan yang
diperjual belikan adalah kebutuhan sehari-hari, buah, sayur, daging, kain, dan
lain-lain. (http://community.kompas.com/read/artikel/775)
• Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah,
Swasta, Koperasi atau Swadaya Masyarakat dengan tempat-tempat usaha berupa
toko, kios, los dan tenda, yang dimiliki/ dikelola oleh pedagang kecil dan
menengah, dan koperasi, dengan usaha skala kecil dan modal kecil, dan dengan
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 12
proses jual beli melalui tawar menawar. (Mentri Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia)
• Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya
ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan
berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik,
jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang
lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar)
Ciri-ciri Pasar Tradisional ( Menurut Lilananda, 1997 ) :
1. Terdiri dari kios-kios atau gerai yang dibuka oleh penjual
2. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan
berupa sayur, buah, ikan, telur, daging, kue dan barang lainnya.
3. Umumnya terletak dekat kawasan pemukiman masyarakat agar memudahkan
pembeli untuk mencapai pasar.
4. Sistem pembelian barang akan dilakukan dengan tawar menawar
5. Pasar Tradisional beroperasi mulai subuh
6. Hubungan ekonomis antara sesama pedagang pasar tradisional dengan saling
meminjam uang atau memberikan hutang barang dagangannya dengan pedagang
pasar lainnya yang cukup mereka kenal.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 13
7. Para pedagang pasar Tradisional saling berebut dalam menarik perhatian para
pelanggannya untuk mencari keuntungan sebanyak mungkin akan tetapi para
pedagang masih bersahabat antar pedagangnya.
Pengelompokan Jenis Barang di Pasar Tradisional
1. Kelompok bersih
Barang yang diperdagangkan adalah barang bersih misalnya perhiasan,
sembako, alat-alat rumah tangga, elektronik, kosmetik, dan obat-obatan.
Fasilitas ini berupa stan-stan dengan tipe kios. Tipe ini bersifat tertutup, tingkat
keamanan lebih tinggi dari yang lain. Dalam kios dapat ditata dengan berbagai
macam alat display.
2. Kelompok kotor
Barang yang diperdagangkan adalah buah-buahan dan bumbu-bumbu.
Fasilitas ini bertipe kios didasarkan atas barang dagangan setelah aktivitas pasar
ditinggal oleh penjual atau tidak dibawa pulang. Untuk itu diperlukan tipe yang
membutuhkan keamanan yang baik.
3. Kelompok kotor dan basah
Barang yang diperdagangkan adalah sayur mayur serta ikan basah dan
daging. Untuk tiap kelompok dipisah dengan pertimbangan masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk barang dagangan jenis ini
dibutuhkan stan dengan tipe semi kios, dimana stan-stan dibatasi oleh kayu
pembatas atau meja. Tipe semi kios ini dibutuhkan karena barang mudah
membusuk dan harus dibawa pulang oleh penjual. Selain itu barang dagangan
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 14
jenis ini meninggalkan sampah yang lebih banyak dari tipe yang lain. Tipe semi
kios ini memudahkan untuk pengangkutan sampah.
Kesimpulan dari pasar tradisional yang berkesan modern adalah pasar
tradisional yang mengalami peremajaan dan dikelola dengan management yang
modern. Semua perencanaan pasar telah di atur dan di arahkan, sehingga dapat
berjalan dengan baik, contohnya telah dibuat drainase pada setiap sisi lapak,
tersedianya tempat pemotongan khusus untuk ayam dan daging yang bertujuan
agar lapak lebih terjaga kebersihannya, jam operasi pasar telah di tentukan,
kebersihan pasar menjadi masalah utama yang diperhatikan, sirkulasi di dalam
pasar sangat diperhatikan, dan banyak lagi keunggulan lainnya dibandingkan
pasar tradisional pada umumnya.
II.1.3 Mixed Use Building
Pengertian :
• Mixed Use Building adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang
berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area
suatu kota (luas area terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi
tinggi) sehingga terjadi satu struktur yang kompleks dimana semua kegunaan
dan fasilitas saling berkaitan kerangka integrasi yang kuat (dikembangkan dari
Meyer, 1983).
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 15
Maksud dan Tujuan Pembangunan Mixed Use Building
1. Efisien dan ekonomis dalam pengadaan infrastruktur dan utilitasnya
2. Perbaikan sistem transportasi
3. Memberikan kerangka yang fleksibel untuk perancangan bangunan dan
lingkungannya.
Menurut Danisworo (1996) terdapat sedikitnya 6 keuntungan dari konsep
Mixed Use Building:
1. Mendorong tumbuhnya kegiatan yang beragam secara terpadu dalam suatu
wadah secara memadai
2. Menghasilkan sistem sarana dan prasarana yang lebih efisien dan ekonomis
3. Memperbaiki sistem sirkulasi
4. Mendorong pemisahan yang jelas antara berbagai sistem transportasi
5. Memberikan kerangka yang luas bagi inovasi perancangan bangunan dan
lingkungan
Dampak negatif yang harus diantisipasi dari pembangunan Mixed Use
Building yakni:
1. Terjadinya skala usaha, dominasi kegiatan. Pemusatan berbagai fungsi dalam
sebuah Mixed Use Building berpotensi menimbulkan dominasi kegiatan atau
terbangunnya usaha dengan skala besar bagi investor yang mempunyai kekuatan
dana yang besar.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 16
2. Terjadinya skala bangunan. Pengembangan superblok berpotensi untuk
menumbuhkan bangunan dengan skala yang sangat besar sehingga dapat
menimbulkan ketidak seimbangan dengan skala bangunan-bangunan lain dalam
suatu kota.
3. Terjadinya ruang-ruang mati. Berkembangnya Mixed Use Building dengan
kelengkapan berbagai fungsi, fasilitas dan aktivitas untuk melayani penduduk
suatu kota dapat mengakibatkan matinya ruang-ruang dalam kota yang lain.
4. Penggusuran beberapa permukiman secara paksa. Proses pembangunan sebauh
superblok dapat saja dilakukan dengan menggusur beberapa permukiman secara
paksa karena dibutuhkan luasan lahan yang cukup. Apabila dilakukan secara
sepihak tanpa kesepakatan antar berbagai sector terkait, proses ini berpotensi
menimbulkan kerusuhan.
5. Menghilangnya sense of identity. Penghilangan ruang kota berpotensi
menghilangkan sense of identity dari kota tersebut. Hal ini disebabkan terutama
karena hilangnya ruang-ruang kota yang merupakan pentas aktivitas dan budaya
masyarakat kota tersebut.
6. Masalah pembebanan kota terutama infrastrukturnya. Pemusatan berbagai
fungsi dalam suatu Mixed Use Building dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan beban bagi infrastruktur kota.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 17
Pembangunan Mixed Use Building di negara-negara maju hingga saat ini terus
dilakukan dengan manfaat sebagai berikut:
1. Kelengkapan fasilitas yang tinggi pada bangunan Mixed Use Building,
memberikan kemudahan bagi pengunjungnya
2. Peningkatan kualitas fisik lingkungan. Kelengkapan adanya fasilitas yang
direncanakan dengan matang pada suatu kawasan yang memungkinkan
diadakannya rancangan yang baik termasuk rancangan perbaikan kualitas
lingkungan.
3. Efisiensi pergerakan bagi pengguna bangunan tersebut dengan adanya
pengelompokkan berbagai fungsi dan aktivitas dalam suatu Mixed Use Building.
4. Vitalitas dan generator pertumbuhan. Adanya pembangunan superblok pada
suatu kawasan berpotensi meningkatkan pertumbuhan kawasan di sekitarnya
sebagai respon terhadap kebutuhan layanan bagi pengguna bangunan tersebut.
5. Penghematan pendanaan pembangunan berbagai fasilitas dalam satu komplek
atau kawasan, misalnya dengan efisiensi dana pembangunan infrastruktur.
6. Menghambat perluasan kota. Mixed Use Building dapat diasumsikan sebagai
pertumbuhan kota secara vertikal sehingga dapat menghambat perluasan kota
secara horisontal.
7. Integrasi sistem-sistem. Sesuai persyaratan sebuah superblok, pengembangan
fungsi-fungsi di dalamnya harus dirancang secara terintegrasi, saling
menguntungkan antar fungsi.
(Sumber : Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial.
Yogyakarta: ANDI)
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 18
II.2. Tinjauan Khusus
II.2.1 Arsitektur Hemat Energi
Pengertian :
• Hemat energi dalam arsitektur adalah meminimalkan penggunaan energi tanpa
membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas
penghuninya. Berdasarkan Tri Endangsih , ST, 2007 (Website
http://jurnal.bl.ac.id/wp-content/uploads/2008/01/tri%202007.pdf)
Perancangan bangunan hemat energi dapat juga dilakukan dengan dua cara
(Harian Kompas oleh Tri Harso Karyono):
1. Perancangan pasif
merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari
secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik.
Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan
bangunan dengan sendirinya mampu “mengantisipasi” permasalahan iklim luar.
2. Perancangan aktif
dalam perancangan aktif energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel
solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutuhan
bangunan. Dalam perancangan secara aktif, arsitek juga harus menerapkan
strategi perancangan secara pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif,
penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat
kenyamanan termal dan visual harus dicapai.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 19
Dalam desain Rumah Susun dan Pasar tradisional untuk kalangan menengah
kebawah maka perancangan yang sesuai adalah perancangan pasif, karena disini
sebagai seorang arsitek kita di tuntut untuk dapat merancang bangunan yang hemat
energi dengan memperhatikan posisi dan tata letak dari bangunan yang dirancang,
dengan menyediakan bukaan-bukaan yang memadai, penggunaan material yang
hemat energi, dan banyak hal lainnya lagi. Sementara perancangan aktif tidak cocok
diterapkan karena memerlukan biaya yang mahal baik dari segi bahan dan biaya
operasionalnya.
II.2.2 Tinjauan Terhadap Tapak
Gambar 1. Tapak
Lokasi Tapak
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 20
Jenis Proyek : Rumah Susun Kelas Menengah Kebawah
dengan Pasar Tradisional yang berkesan
modern
Sifat Proyek : Fiktif
Pemilik : Swasta
Lokasi : Jl. Tanjung Duren Raya. Jakarta Barat
Luas Lahan : ± 8900 m2
Luas Bangunan : 7120 m2
KDB : 80%
KLB : 4
GSB : - 7m dari Jl. Tanjung Duren Raya &
Tanjung Duren Timur
- 10m dari Jl Tanjung Duren Barat III
Ketinggian Bangunan Maksimal : 12 lantai
Batas-Batas pada lokasi tapak :
- Sebelah Barat : Mesjid dan Kantor camat
Foto 1. Kantor Camat dan Mesjid
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 21
- Sebelah Timur : PAM dan Rumah warga
Foto 2. PAM dan Rumah warga
- Sebelah Utara : Toko-toko dan Rumah Warga
Foto 3. toko-toko
- Sebelah Selatan : Toko - toko dan Rumah Warga
Foto 4. Toko-toko dan Rumah Warga
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 22
A
B
C
Bangunan mesjid, kantor camat, ruko-ruko, toko-toko, rumah warga, yang
menjadi batas-batas pada lokasi tapak ini merupakan bangunan yang rata - rata
terdiri dari 1-3 lantai, walaupun ada beberapa rumah / toko yang terdiri dari 4 lantai.
Situasi di Sekitar Tapak
Gambar 2. Situasi di Sekitar Tapak
Pasar kopro terletak di jalan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Pada
bagian depan pasar ini hanya terdapat jalan satu arah yang terbagi dua bagian jalan,
dan persimpangan jalan di samping lokasi tapak. didepan lokasi tapak ini sering
Lokasi Tapak
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 23
terjadi kemacetan hampir setiap jamnya, disebabkan oleh adanya aktifitas pasar
pada pagi harinya, jam makan siang kantor, jalur pulang kerja pada sore harinya,
serta tempat makan pada malam harinya, kemacetan lainnya juga disebabkan oleh
banyaknya kendaran umum yang berhenti untuk mencari penumpang seperti bus 91,
dan bajaj – bajaj serta ojek yang parkir di depan trotoar/pinggir jalan. Akses ke
pasar kopro dapat dicapai dengan kendaran umum maupun kendaraan pribadi.
Didepan pasar kopro juga terdapat mesjid dan kantor camat, rumah makan dan toko
dan rumah warga.
Foto 5. (A) Situasi di depan tapak
Sebelah kiri dari tapak merupakan jalan masuk ketapak yang memiliki
akses dua arah, tetapi jalan ke belakangnya sangat kecil dan hanya dapat di akses
oleh sepeda motor dan pejalan kaki. Disini terdapat banyak toko-toko atau kios –
kios penjual bahan keperluan sehari-hari serta banyak juga pedagang kaki lima yang
berjualan disini. Lebar jalan pada sisi kiri lebih kurang 3m2.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 24
Foto 6. (B) situasi di kiri tapak
Sebelah Kanan tapak terdapat jalan searah, pada sisi jalan terdapat ruko-
ruko, pedagang kaki lima, dan pedagang buah. Selain itu disini juga di jadikan
sebagai pangkalan ojek dan bajaj-bajaj untuk mencari penumpang, lebar jalan lebih
kurang 3m2.
Foto 7. (C) situasi di kanan tapak
Belakang tapak kopro merupakan bangunan rumah tinggal warga yang dapat
di akses oleh kedua ( foto A dan C). Jalan di bagian belakang tapak ini sangat
sempit sehingga hanya dapat di akses oleh pejalan kaki dan kendaran bermotor.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 25
Pada bagian belakang tapak ini terdapat rumah warga dan bangunan PAM yang
berwarna biru.
Foto 8. Situasi belakang tapak
Foto 9. Kantor PAM dibelakang tapak
II.3 Studi Banding
Dalam merancang sebuah proyek, sebaiknya kita membandingkan dan
mempelajari beberapa proyek yang menyerupai atau sejenis dengan proyek yang
akan didesain. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk proyek yang
kita bangun, yaitu rumah susun dan pasar tradisional di jakarta barat Dengan
melakukan survei literatur dan lapangan akan menambah wawasan untuk mencari
solusi dari permasalahan yang akan kita hadapi dalam desain.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 26
II.3.1 Survey Lapangan Rusun
Data Rumah Susun Cengkareng Rusun Tanah Abang
Foto
Foto10. Rusun Cengkareng
Foto11. Rusun Tanah Abang
Lokasi Jl. Kamal Raya Rusunawa Cengkareng
Jakarta Barat
Jl. K.H Mas Mansyur no.25A Tanah
Abang Jakarta
Berdiri sejak 30 november 1995 Rusun Pertama kali di Indonesia
Jumlah masa
bangunan
32 tower 33 tower
Tinggi bangunan 5 lantai 4 lantai
Tipe hunian
1. Tipe Dahlia : - Kamar tipe 21m2
2. Tipe Seruni : - Kamar tipe 21m2
3. Tipe Melati : - Kamar tipe 21m2
4. Tipe Aster : - Kamar tipe 24m2
1. Tipe A : - Kamar tipe 36 m2
2. Tipe B : - Kamar Tipe 36 m2
Harga sewa 16-20 juta/tahun 16-18 juta/tahun
Penghuni Kalangan Menengah ke bawah Pedagang dan Kalangan umum
Fasilitas
- Lahan parkir
Foto 12. Lahan Parkir
- Lahan parkir
Foto 13. Lahan Parkir
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 27
- Lapangan Futsal
Foto14. Lapangan Futsal
- Lapangan Badminton
Foto 16. Lapangan Badminton
- Taman
Foto 18. Taman
- Tidak ada gedung serbaguna
- Mesjid
Foto 15. Lapangan Futsal
- Lapangan Basket / Futsal
Foto 17. Lapangan basket / futsal
-Taman
Foto 19. Taman
- Gedung Serbaguna
Foto 20. Gedung Serbaguna
Bangunan Bangunan ini merupakan bangunan
tropis, dengan menggunakan atap miring,
dengan finishing menggunakan cat.
Bangunan tropis dengan menggunakan
atap miring, serta meng ekspos bata
sebagai tampilannya.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 28
Penghawaan Alami dan sebagian
menggunakan AC (tergantung pemilik) Alami dan sebagian
menggunakan AC (tergantung pemilik)
Tempat jemur
Tidak tersedia, teras dan balkon dijadikan
tempat jemur oleh penghuni
Foto 21. Tempat jemur
Tidak tersedia, teras dan balkon
dijadikan tempat jemur oleh penghuni
Foto 22. Tempat jemur
Sirkulasi dalam
bangunan
- Horisontal = koridor menggunakn
sistem single loaded
Foto 23. koridor rusun
- Vertikal = menggunakan tangga
yang terletak di tengah bangunan
Foto 25. tangga
- Horisontal = sistem double loaded
dengan koridor yang pendek
Foto 24. koridor rusun
- Vertikal = menggunakan tangga
yang terletak di tengah bangunan
Foto 26. tangga
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 29
Sistem
kebersihan
Tersedia Petugas kebersihan yang
memantau kebersihan, dan ada
pembayaran tiap bulannya, dan disedikan
pula tempat pembuangan berupa bak
sampah yang disediakan disetiap tower
bangunan pada sisi kiri dan kananya.
Foto 27. bak penampungan sampah
Membayar sebesar 15ribu rupiah/bulan
untuk petugas kebersihan, dan sampah
di ambil tiap harinya pada jam yang
telah disepakati. Sampah dibuang di
belakang tapak yang telah tersedia bak
penampungan sampah
Foto 28. bak penampungan sampah
Kelebihan - Lahan hijau yang tersedia luas
- Parkiran yang memadai
- Bangunan hemat energi dengan bukaan
yang banyak, single loaded, banyaknya
space hijau, serta menggunakan atap
miring
- Dekat pusat perdagangan
-Bangunan hemat energi dengan
menggunakan atap miring dan bukaan
yang banyak, serta koridor bangunan
yang pendek (aliran udara lancar)
Kekurangan - unit kamarnya yang terlalu kecil
(21m2) yang harus memuat semua
kebutuhan ruang, seperti kamar, dapur,
kamar mandi.
- Tidak tersedia fasilitas untuk jemur
pakaian, sehingga warga yang tinggal
disini menjemur pakaian di sekitar
depan unit.
- Bangunan lama yang kurang terawat
- Fungsi bangunan banyak yang
berubah, banyak yang dijadikan
tempat untuk berdagang
- Lahan parkir yang terbatas
- Tidak tersedia fasilitas untuk jemur
pakaian, sehingga warga yang tinggal
disini menjemur pakaian di sekitar
depan unit.
-Bangunan yang kurang terawat
-Taman bermain terbatas
-Fungsi bangunan banyak yang
berubah, banyak yang dijadikan
tempat untuk berdagang
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 30
II.3.2 Survey Lapangan Pasar
Data Pasar Kopro Pasar BSD Pasar PIK
Foto
Foto 29.Pasar Kopro
Foto 30. Pasar BSD
Foto 31. Pasar PIK
Luas lahan 0,86ha 3ha 1.5 ha
Jumlah lapis 4 lapis 1 lapis 3 lapis
Lapak Kering Ukuran lapak (2 x 2)m,
dengan koridor di
tengahnya (90cm). berada
di lantai 2
Foto 32. Lapak kering
Ukuran lapak (2 x 2)m,
dengan koridor di tengahnya
(180cm). berada di tengah-
tengah lantai dasar
Foto 33. Lapak kering
Ukuran lapak (2 x 2)m,
dengan koridor
ditengahnya
(180cm).berada di lantai 2
Foto 34. Lapak kering
Lapak Basah
Ukuran lapak (2 x2)m,
dengan koridor 150cm,
berada di lantai 2 dengan
ruangan khusus
Ukuran lapak (2 x2)m,
dengan koridor 180cm,
berada dilantai dasar dengan
ruangan khusus
Ukuran lapak
(2 x2)m, dengan koridor
180 cm, Lantai dasar
khusus untuk lapak basah.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 31
Foto 35. Lapak basah
Foto 36. Lapak basah
Foto 37. Lapak basah
Kios -kios Berukuran lebih kurang (3
x 3)m, berada di lantai
dasar.
Foto 38. kios -kios
Berukuran (3 x 3)m, berada
di sekeliling pasar
Foto 39. kios -kios
Berukuran
(2,5 x 3)m, berada di
lantai
Foto 40. kios -kios
Fasilitas - Lapangan Parkir terdiri
dari 100 mobil dan 100
motor
Foto 41. parkiran
- Kantor Pengelola berada
di depan samping kiri
tapak.
- Lapangan Parkir terdiri
dari 500 mobil, 300 motor
dan 50 sepeda
Foto 42. Parkiran
- Kantor Pengelola
Foto 44. K. pengelola
- Lapangan Parkir terdiri
dari 700 mobil dan 500
motor.
Foto 43 parkiran
- Kantor Pengelola berada
di tempat parkiran
basement.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 32
-Toilet
berada di dalam banguan
bagian pojok belakang
Foto 45. Toilet
- Tidak tersedia ATM
center
-Toilet
Berada di luar bangunan,
punya bangunan tersendiri
Foto 46. Toilet
- ATM center
Memiliki masa bangunan
tersendiri
Foto 48. ATM Center
-Toilet
berada di dalam banguan
bagian pojok
Foto 47. Toilet
- Tidak tersedia ATM
center
Sistem
kebersihan
Sampah-sampah diangkut
oleh petugas kebersihan
pada saat pasar mulai
ditutup, dan di tambung di
bak sampah.
- Tempat Pembuangan
sampah
Foto 49. bak sampah
Sampah-sampah diangkut
oleh petugas kebersihan
pada saat pasar mulai
ditutup, dan di tambung di
bak sampah.
- Tempat Pembuangan
sampah
Foto 50. bak sampah
- Tidak tersedia tempat
Pembuangan sampah,
sampah di angkut tiap
harinya oleh PEMDA
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 33
Kelebihan - Terdapat Ramayana
pada lantai 3 dan lantai 4
- Tampil dengan modern
dan jauh dari kesan kotor,
bau, becek selayaknya
pasar tradisional
(mengubah citra pasar
tradisional)
- Tampil dengan modern
dan jauh dari kesan
kotor, bau, becek
selayaknya pasar
tradisional (mengubah
citra pasar tradisional)
Kekurangan - Sistem pencahayaan
alami yang tidak
berfungsi maksimal,
menyebabkan bagian
dalam pasar gelap
- Tidak lepas dari kesan
pasar tradisional pada
umumnya (masih kotor,
becek dan bau)
- Sirkulasi yang masih
amburadul
- Hampir tidak ada
kekurangannya, contoh
yang baik untuk pasar
tradisional untuk bersaing
- Tidak tersedia ATM
center
II.3.3 Kesimpulan Studi Lapangan
• Kesimpulan dari Survey Rumah Susun
Pembangunan Rumah susun harus memperhatikan pola tingkah laku dari
orang yang ditujukan untuk menempati rumah susun tersebut, dengan
mengamati pola tingkah laku dari sasaran proyek maka kita dapat merancang
bangunan rusun yang sangat layak untuk kebutuhan sehari-hari, selain itu juga
harus mempertimbangkan hemat energi dengan cara penempatan masa
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 34
bangunan yang ideal, menggunakan sistem koridor single loaded, bukaan –
bukaan yang mencukupi, sirkulasi udara yang lancar. Selain itu juga harus di
lengkapi dengan fasilitas –fasilitas yang sangat berguna untuk pemilik rumah
susun tersebut, seperti jumlah parkir yang mencukupi, lapangan olahraga,
tempat pembuangan sampah, dan banyak lainnya lagi.
• Kesimpulan dari Survey Pasar
Dari data –data survey yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
pasar tradisional yang berkesan modern dapat menarik minat banyak masyarakat
untuk berbelanja disana, karena suasanya yang lebih bersih, pencahayaan yang
baik, serta sirkulasi dalam tapak yang sangat bagus. Pada pasar tradisional yang
dikelola secara modern, seperti pasar BSD dan pasar PIK kita dapat merasakan
perbedaan yang suasana sangat mencolok dengan pasar tradisional pada
umumnya (contohnya Pasar Kopro) yaitu dari segi kebersihan, tata cara
pengelolaan pasar, sistem sirkulasi pasar, pencahayaan dan penghawaan, dan
banyak hal lainnya lagi yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam
perancangan pasar dikemudian hari.
II.3.4 Survey Literatur
Rumah Susun Bendungan Hilir ini terletak di Jln Penjernihan I,
Pejompongan, 100 meter dari pompa bensin di pertigaan Jln Bendungan Hilir.
Seluruh rusun Benhil2 terdiri atas 3 gedung, masing-masing Sembilan lantai,
menampung sekitar 250 unit hunian. Total ada 700 hunian dengan tipe kamar 27m2.
R0288-Tugas Akhir Tinjauan dan Landasan Teori
Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta barat | 35
Bangunan Rusun ini termasuk banguna tropis yang bukaan dan tritisan pada
setiap sisi luar bangunan. Sirkulasi dalam bangunan menggunakan sistem double
loaded dengan koridor di tengah. Rusun benhil juga menyediakan fasilitas – fasilitas
seperti lapangan parkir, Lapangan multi fungsi, lift penumpang, dan lain –lain.
Foto 51. Tampak depan Foto 52. terdapat banyak bukaan
Foto 53. Areal Parkir Foto 54. koridor didalam bangunan