Upload
ariemanroe
View
141
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
evapro
Citation preview
BAB II
TARGET KINERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN
TARGET KINERJA
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap upaya pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pembangunan kesehatan juga merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan pembangunan ekonomi serta
berperan penting terhadap penanggulangan kemiskinan sehingga dikatakan
pembangunan kesehatan adalah suatu investasi bagi pembangunan masyarakat.. Di
Puskesmas Rajabasa Indah, pembangunan di bidang kesehatan terutama lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
Kinerja makro pembangunan dalam upaya pembangunan kesehatan di Puskesmas
Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung yaitu meningkatnya kualitas kesehatan
masyarakat yang dapat dilihat melalui pencapaian indikator Penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Penurunan Angka Kematian Bayi/Balita (AKB), Peningkatan
Umur Harapan Hidup (UHH) dan Peningkatan Angka Pertolongan Persalinan oleh
Nakes (APP). Namun demikian permasalahan kesehatan selalu akan timbul seiring
dengan perubahan ekonomi dan sosial, sehingga hal ini merupakan tantangan
kedepan untuk dapat dipecahkan dalam upaya menyediakan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan memberikan gambaran
mengenai kemajuan ekonomi yang akan dicapai di Puskesmas Rajabasa Indah.
Adapun kegiatan program di Puskesmas Rajabasa Indah antara lain :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Terdapat 6 Upaya Kesehatan Wajib di Puskesmas Rajabasa Indah yaitu
KIA/KB, Gizi, P2M, Kesling, Promkes dan Pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Yaitu UKS, Kesehatan olahraga, Kesehatan gigi dan mulut, Kesehatan
mata, Kesehatan Usila, Perkesmas, Kesehatan Tradisional, Kesehatan jiwa dan
Rawat jalan.
3. Upaya Kesehatan Penunjang
Yaitu Laboratorium, Pencatatan dan pelaporan serta farmasi.
KEBIJAKAN KEUANGAN
Kebijakan keuangan Puskesmas Rajabasa Inda secara umum berisi :
1. Perencanaan dan alokasi anggaran didasarkan pada program dan kegiatan yang
telah ditetapkan yang berorientasi pada kinerja.
2. Pengelolaan anggaran dilaksanakan secara tertib, transparan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dapat
dipertanggungjawabkan dengan memperhatikan azas keadilan dan kesesuaian.
3. Pengalokasian anggaran didasarkan pada kebijakan dasar pengelolaan
Puskesmas yang dituangkan dalam perencanaan strategis sebagai berikut :
a. Perbaikan mutu pelayanan
b. Perbaikan manajemen sumberdaya manusia
c. Penataan kelembagaan (struktur dan sistem)
d. Pemantapan nilai-nilai dasar menjadi budaya organisasi
e. Penataan sistem akuntansi keuangan
f. Pengendalian biaya dan struktur anggaran
g. Perbaikan manajemen logistik medik dan non medik
h. Penataan manajemen pendidikan klinik dan penelitian di Puskesmas
i. Pengembangan aliansi strategis
4. Penetapan kebijakan dasar anggaran tersebut diprioritaskan ke dalam sasaran-
sasaran strategis sebagai berikut :
a. Peningkatan Akuntabilitas Publik atas pelayanan kepada masyarakat
b. Terselenggaranya produk layanan berbasis standar mutu tinggi
c. Meningkatnya pelanggan khususnya umum dan menengah serta pengguna
jasa pendidikan dan latihan
d. Terwujudnya pemasaran dan kehumasan Puskesmas yang handal
e. Meningkatnya kepatuhan terhadap SOP
f. Terkendalinya efesiensi dan efektifitas penggunaan logistik untuk
keperluan pelayanan di Puskesmas
g. Meningkatnya Komitmen Pegawai melaksanakan Tupoksi
h. Meningkatnya Kepuasan SDM
i. Meningkatnya kualitas dan Kapabilitas SDM
j. Meningkatnya pelayanan administrasi kepegawaian
k. Meningkatnya Cakupan Pelayanan Pasien
l. Meningkatnya Kualitas DIKLAT
m. Meningkatnya Kualitas Hasil Penelitian
n. Terpenuhinya kuantitas dan kualitas Infrastruktur minimum pelayanan
o. Terpenuhinya kelancaran pelayanan administrasi pelayanan
p. Terpenuhinya Tata kelembagaan BLU
q. Meningkatnya Pendapatan Fungsional Puskesmas
r. Terwujudnya Pengendalian Biaya
s. Terwujudnya Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia
Memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang mendasari penyusunan
laporan keuangan Puskesmas. Informasi yang disajikan memuat tentang posisi dan
kondisi ekonomi makro periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya,
dibandingkan dengan anggaran pertama kali dan penjelasan-penjelasan atas
perubahan yang dilakukan pada Puskesmas.
2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD/APBN Puskesmas
Memuat penjelasan mengenai indikator pencapaian target kinerja APBD/APBN
Puskesmas, berupa indikator program dan kegiatan Puskesmas yang dilaksanakan
pada tahun pelaporan. Indikator pencapaian target kinerja menyajikan informasi
tentang pencapaian efektifitas dan efisiensi dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas.
BAB II
PROFIL PUSKESMAS RAJA BASA INDAH
A. Sejarah PUSKESMAS
Puskesmas Raja Basa Indah merupakan Puskesmas Pemerintah Kotamadya
BandarLampung yang resmi menjadi puskesmas induk sejak tahun 2003 yang
sebelumnya adalah puskesmas pembantu yang berindukkan puskesmas Rajabasa.
Puskesmas Rajabasa Indah didirikan diatas tanah seluas 200 m2 dengan luas b angunan
176 m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan langsung (medis dan
keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis) Kegiatan yang direncanakan
adalah kegiatan upaya kesehatan wajib yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya tingkat tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini harus di selenggarakan oleh Puskesmas Raja Indah yaitu
1. Upaya Promosi Kesehatan ( penyebarluasan informasi kesehatan )
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya pencegahan dan pembrantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan (BP Umum, BP Gigi dan KIA)
Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembang yaitu :
1. Kesehatan Jiwa
2. Kesehatan mata dan pencegahan kebutaan
3. Kesehatan telinga dan pencergahan ketulian
4. Kesehatan Usia Lanjut
5. Kesehatan Kerja
6. Kesehatan Olah Raga
7. Kesehatan Matra
8. Kesehatan Pariwisata
9. Pembinaan pengobatan tradisional
10. Laboratorium sederhana
11. Penyuluhan obat
12. Rekam Medik
Adapun kegiatannya dilaksanakan didalam maupun di luar gedung puskesmas.
B. Aspek Legal
Organisasi puskesmas ini diselenggarakan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya
Bandar Lampung Nomor 38Tahun 2008 tentang pembentukan, susunan organisasi dan
tata kerja lembaga teknis daerah Kotamadya Bandar lampung.
Dengan adanya pemekaran kecamatan rajabasa menjadi 2 keamatan.Kecamatan Rajabasa
dan kecamatan Rajabasa sudah barang tentu harus terdapat puskesmas induk enam
puskesmas pembantu menjadi puskesmas induk rajabasa indah sesuai dengan SK
Walikota Bandar Lampung no 5 tahun 2003, tertanggal 26 maret 2003 tentang penetapan
puskesmas induk dan puskesmas pembantu.
Sebagai puskesmas besarnya tarif pelayanan mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 05
tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.di Puskesmas Bandar Lampung. Tapi
sejak dikeluarkannya SK Walikota no 7 /IV.41/HK/2012 pelayanan di puskesmas
dilakukan secara gratis.
C. Lokasi Bisnis
Puskesmas Raja Basa Indah terletak di Jalan Pramuka No !,yang termasuk dalam wilayah
Kelurahan Raja Basa Kota Bandar lampung. Lalu lintas utama di daerah tersebut terdapat
di jalan Pramuka yang terletak di depan puskesmas. Yang merupakan lalu lintas 2 arah
yaitu dari utara ke selatan dan sebaliknya,dengan intensitas pemakaian tinggi.
. LUAS WILAYAH PUSKESMAS RAJABASA INDAH
Luas wilayah puskesmas rajabasa indah 1.302 Ha yang tersebar di 4 kelurahan
dengan rata-rata kepadatan penduduk kecamatan rajabasa sebesar 26,67 jiwa / Ha.
LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH
No Kelurahan Luas wilayah/ Ha
Jumlah penduduk
Jumlah KK
Kepadatan penduduk /
Ha
Ket
1 Rajabasa 359 Ha 14.699 4.160 41 orang / Ha
2 Rajabasa raya 358 Ha 4.254 1.204 11,8 orang / Ha
3 Rajabasa jaya 358 Ha 4.633 1.311 12,9 orang / Ha
4 Gedung meneng 227 ha 9.349 2.645 41 orang / Ha
Jumlah 1.302 32.935 9.320 26,67 orang / Ha
Pada tahun 2012 ini jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas rajabasa indah
32.935 jiwa yang terdiri dari laki-laki 15.808 jiwa dan perempuan 17.127 jiwa
dengan jumlah kepala keluarga 9.320 KK.
Sedangkan menurut proyeksi sasaran penduduk dari Dinas Kesehatan kota Bandar
lampung yang diwilayah kerja rajabasa indah sebesar 32.935 jiwa.
Adapun jejaring Puskesmas Rajabasa Indah kecamatan Rajabasa :
a. Puskesmas rajabasa induk adalah puskesmas induk
- Puskesmas pembantu terminal
- Puskesmas pembantu tangkil
- Puskesmas pembantu putak
- Puskesmas pembantu gedung meneng
- Puskesmas pembantu bayur
b. Pos kesehatan kelurahan ( POSKESKEL )
- Pos kesehatan kelurahan rajabasa
- Pos kesehatan kelurahan rajabasa raya
- Pos kesehatan kelurahan rajabasa jaya
- Pos kesehatan kelurahan gedung meneng
c. Pos pelayanan terpadu ( POSYANDU )
- Kelurahan rajabasa 13 posyandu
- Kelurahan rajabasa raya 5 posyandu
- Kelurahan rajabasa jaya 6 posyandu
- Kelurahan gedung meneng 6 posyandu
d. Pos Lansia
- Kelurahan rajabasa raya 2 pos lansia
- Kelurahan rajabasa jaya 5 pos lansia
- Kelurahan gedung meneng 1 pos lansia
D. Isu-isu Strategis Pelayanan Puskesmas
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kotamadya Bandar Lampung berdasarkan data
BPS Kotamadya BandarLampung tahun 2010 sebesar 75,7% . Untuk menaikkan IPM
sebagai indikator keberhasilan pembangunan kesejahteraan rakyat, Pemerintah
Kotamadya Bandar Lampung bertekat membenahi kebijakan maupun program-program
di bidang kesehatan. Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan di
puskesmas dengan menerapkan Puskesmas Raja Basa Indah menjadi PPK BLUD (Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah) pada tahun 2012. Namun usaha
itu juga tidak lepas dari peran serta masyarakat dan pemerintah daerah sebagai pemilik
puskesmas.
Peran pihak swasta dalam pelayanan kesehatan sangat penting. Klinik swasta di samping
sebagai mitra bagi pemerintah daerah sekaligus juga sebagai pesaing bagi pemerintah
daerah. Apabila prestasi puskesmas pemerintah sampai di bawah klinik swasta, maka hal
itu menunjukkan puskesmas kurang berhasil dalam menjalankan misinya.
Usaha puskesmas akan semakin ketat dalam persaingan, bukan hanya pelaku usaha
nasional tapi juga asing akan berebut pasar di Indonesia. Persaingan ini tentu saja bukan
sekedar mengenai jumlah pelaku usaha yang akan masuk, namun juga tentang kemajuan
teknologi, kualitas SDM hingga strategi pemasaran yang akan dipertarungkan untuk
memperebutkan pasar potensial masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas.
Pendapatan fungsional yang terus meningkat belum diimbangi dengan pengelolaan
keuangan yang profesional. Selain itu, pola tarif pelayanan yang belum memperhitungkan
biaya satuan (unit cost) menyebabkan pelayanan kurang optimal.
A. Kebutuhan pelanggan terhadap provider kesehatan, yang dapat diindikasikan dari
variabel-variabel berikut:
Derajat Kesehatan
1. Angka Kematian (Mortalitas)
a. Angka Kematian Ibu
Selama periode 2010 ditemukan 1 kasus kematian ibu hamil akibat
eklamsi. Pada tahun 2009 juga terdapat 1 kasus kematian ibu akibat batuk
darah (TBC paru). Jumlah kasus kematian ini menurun jika dibandingkan
dengan tahun 2008 dimana pada waktu itu terdapat 2 kasus kematian ibu
hamil/ nifas yang disebabkan oleh infeksi dan perdarahan.
b. Angka Kematian Bayi
Selama periode 2010 terdapat 5 kasus kematian bayi di kelurahan dengan
penyebab kematian 3 kasus dengan BBLR dan asfiksia dan 2 kasus
dengan pneumoni. Tahun 2009 juga terdapat 5 kematian bayi,
3diantaranya disebabkan asfiksia dan sisanya akibat infeksi, diantara kasus
tersebut 2 terjadi pada Bayi Beratbadan Lahir Rendah (BBLR). Angka ini
sudah dibandingkan menurun dibandingkan dengan tahun 2008 dimana
terdapat 6 kasus kematian bayi dengan penyebab yang sama. Dan juga
pada tahun 2007 sebelumnya terdapat 6 kasus dengan penyebab yang
sama.
2. Angka Kesakitan (Morbiditas)
a. Pola 10 Penyakit Terbesar
Dari sumber SP2TP Rajabasa Indah ditemukan bahwa penyakit ISPA
(faringitis, tonsilitis, cc) tetap menempati urutan 1 pola 10 penyakit
terbesar selama 3 tahun terakhir ini. Disusul dengan penyakit . Penyakit
lain yang tetap bertahan di peringkat 10 penyakir terbesar adalah. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit yang ada merupakan
penyakit menular berbasis lingkungan di samping penyakit degeneratif
yang banyak menyerang usia lanjut yang semakin lama semakin
meningkat.
b. Penyakit Menular
Penyakit menular yang menjadi sorotan selama periode 2010 adalah DBD,
diare, campak, TBC paru, pneumonia.
Demam Berdarah Dengue
Sepanjang tahun 2010 ditemukan 25 kasus DBD. Angka ini menurun bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Insiden tertinggi
ditemukan di kelurahan rajabasa (14 kasus), diikuti kelurahan Rajabasa
Raya (6 kasus), Gedung Meneng (4 kasus) dan di Rajabasa Jaya (1 kasus).
Kejadian tertinggi terjadi januari (10 kasus).
Kecamatan rajabasa adalah kecamatan Endemis kasus DBD dikarnakan 4
kelurahan juga merupakan kelurahan Edemis, adapun kasus DBD tahun
2009 sebanyak 43 kasus yag tersebar di 4 kelurahan . semua kasus DBD
dilakukan penyelidikan Epidemilogi ( pE ). Sedangkan kasus terbanyak
dikelurahan rajabasa 28 kasus atau 65 %.
Tuberkulosis Paru
Sepanjang tahun 2010 ditemukan 43 kasus TB paru dari target 60 kasus, di
antaranya adalah 29 kasus baru dengan sputum BTA (+). Disamping itu
terdapat kasus baru dengan sputum BTA (-) namun rontgen (+) dan kasus
lama yang mengalami kekambuhan. Paru pederita TB. Paru yang diobati
sampai dengan Desember 2009 dan sembuh 41 orang penderita.
Diare
Sepanjang tahun 2010 ditemukan 9% kasus diare dari total kunjungan
rawat jalan puskesmas atau menduduki peringkat ke-6 sepuluh pola
penyakit terbesar puskesmas.
Campak
Sepanjang tahun 2010 ditemukan 2 kasus campak di dua kelurahan yang
berbeda. Hal ini menurun bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu
4 kasus (2009) dan 5 kasus(2008)
Pneumonia
Sepanjang tahun 2010 terdapat 117 kasus pneumonia 4 diantaranya adalah
bayi. Angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 271
kasus. Ada dua kasus kematian bayi akibat pneumonia.
Rabies
Sepanjang tiga tahun terakhir tidak ditemukan kasus tersangka rabies
akibat gigitan anjing gila.
Kecacingan
Penyakit kecacingan banyak menyerang balita dan anak usia sekolah.
Sepanjang tahun 2010 tercatat 40 % kasus kecacingan klinis dari 200
balita. Kasus kecacingan erat hubungannya dengan status gizi balita dan
prestasi belajar disekolah.
c. Penyakit Tidak menular
Penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di wilayah kerja
puskesmas Rajabasa Indah adalah hipertensi, penyakit gigi dan mulut, dan
penyakit sistem otot dan jaringan ikat.
Hipertensi
Penyakit hipertensi cukup banyak ditemukan di tahun 2010, yaitu sebesar
198 kasus. Penyakit degeneratif ini telah memasuki sepuluh pola penyakit
terbesar di puskesmas. Angka ini tak jauh berbeda dibandingakn dengan
tahun sebelumnya. 112 kasus.
Penyakit gigi dan mulut
Sepanjang tahun 2010 ditemukan kasus penyakit gigi dan mulut,
meliputi karies dentis, abses dan stomatitis aptosa.
3. Status Gizi Masyarakat
Dari rata-rata 2572 balita yang ditimbang selama periode 2010, tidak
didapatkan kasus gizi buruk ( 0%) dan kasus gizi kurang bayi (0,9 %)
anbal (1,7%). Sedangkan untuk kasus gizi kurang terbanyak dikelurahan
rajabasa yaitu 11 anak.
Sebagai gambaran kasar, dari rata-rata balita yang ditimbang selama
periode 2010 terdapat 39 kasus BGM, Sedangkan 2009 terdapat 25 kasus
BGM.