17
BAB II TARGET KINERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN TARGET KINERJA Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap upaya pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan pembangunan ekonomi serta berperan penting terhadap penanggulangan kemiskinan sehingga dikatakan pembangunan kesehatan adalah suatu investasi bagi pembangunan masyarakat.. Di Puskesmas Rajabasa Indah, pembangunan di bidang kesehatan terutama lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Kinerja makro pembangunan dalam upaya pembangunan kesehatan di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung yaitu meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat yang dapat dilihat melalui pencapaian indikator Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Penurunan Angka Kematian Bayi/Balita (AKB), Peningkatan Umur Harapan

BAB II evapro.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

evapro

Citation preview

Page 1: BAB II evapro.docx

BAB II

TARGET KINERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN

TARGET KINERJA

Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

terhadap upaya pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Pembangunan kesehatan juga merupakan suatu upaya untuk

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan pembangunan ekonomi serta

berperan penting terhadap penanggulangan kemiskinan sehingga dikatakan

pembangunan kesehatan adalah suatu investasi bagi pembangunan masyarakat.. Di

Puskesmas Rajabasa Indah, pembangunan di bidang kesehatan terutama lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya

kuratif dan rehabilitatif.

Kinerja makro pembangunan dalam upaya pembangunan kesehatan di Puskesmas

Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung yaitu meningkatnya kualitas kesehatan

masyarakat yang dapat dilihat melalui pencapaian indikator Penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI), Penurunan Angka Kematian Bayi/Balita (AKB), Peningkatan

Umur Harapan Hidup (UHH) dan Peningkatan Angka Pertolongan Persalinan oleh

Nakes (APP). Namun demikian permasalahan kesehatan selalu akan timbul seiring

dengan perubahan ekonomi dan sosial, sehingga hal ini merupakan tantangan

kedepan untuk dapat dipecahkan dalam upaya menyediakan pelayanan kesehatan

yang berkualitas.

Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan memberikan gambaran

mengenai kemajuan ekonomi yang akan dicapai di Puskesmas Rajabasa Indah.

Page 2: BAB II evapro.docx

Adapun kegiatan program di Puskesmas Rajabasa Indah antara lain :

1. Upaya Kesehatan Wajib

Terdapat 6 Upaya Kesehatan Wajib di Puskesmas Rajabasa Indah yaitu

KIA/KB, Gizi, P2M, Kesling, Promkes dan Pengobatan.

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Yaitu UKS, Kesehatan olahraga, Kesehatan gigi dan mulut, Kesehatan

mata, Kesehatan Usila, Perkesmas, Kesehatan Tradisional, Kesehatan jiwa dan

Rawat jalan.

3. Upaya Kesehatan Penunjang

Yaitu Laboratorium, Pencatatan dan pelaporan serta farmasi.

KEBIJAKAN KEUANGAN

Kebijakan keuangan Puskesmas Rajabasa Inda secara umum berisi :

1. Perencanaan dan alokasi anggaran didasarkan pada program dan kegiatan yang

telah ditetapkan yang berorientasi pada kinerja.

2. Pengelolaan anggaran dilaksanakan secara tertib, transparan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dapat

dipertanggungjawabkan dengan memperhatikan azas keadilan dan kesesuaian.

3. Pengalokasian anggaran didasarkan pada kebijakan dasar pengelolaan

Puskesmas yang dituangkan dalam perencanaan strategis sebagai berikut :

a. Perbaikan mutu pelayanan

b. Perbaikan manajemen sumberdaya manusia

c. Penataan kelembagaan (struktur dan sistem)

d. Pemantapan nilai-nilai dasar menjadi budaya organisasi

e. Penataan sistem akuntansi keuangan

f. Pengendalian biaya dan struktur anggaran

g. Perbaikan manajemen logistik medik dan non medik

h. Penataan manajemen pendidikan klinik dan penelitian di Puskesmas

i. Pengembangan aliansi strategis

Page 3: BAB II evapro.docx

4. Penetapan kebijakan dasar anggaran tersebut diprioritaskan ke dalam sasaran-

sasaran strategis sebagai berikut :

a. Peningkatan Akuntabilitas Publik atas pelayanan kepada masyarakat

b. Terselenggaranya produk layanan berbasis standar mutu tinggi

c. Meningkatnya pelanggan khususnya umum dan menengah serta pengguna

jasa pendidikan dan latihan

d. Terwujudnya pemasaran dan kehumasan Puskesmas yang handal

e. Meningkatnya kepatuhan terhadap SOP

f. Terkendalinya efesiensi dan efektifitas penggunaan logistik untuk

keperluan pelayanan di Puskesmas

g. Meningkatnya Komitmen Pegawai melaksanakan Tupoksi

h. Meningkatnya Kepuasan SDM

i. Meningkatnya kualitas dan Kapabilitas SDM

j. Meningkatnya pelayanan administrasi kepegawaian

k. Meningkatnya Cakupan Pelayanan Pasien

l. Meningkatnya Kualitas DIKLAT

m. Meningkatnya Kualitas Hasil Penelitian

n. Terpenuhinya kuantitas dan kualitas Infrastruktur minimum pelayanan

o. Terpenuhinya kelancaran pelayanan administrasi pelayanan

p. Terpenuhinya Tata kelembagaan BLU

q. Meningkatnya Pendapatan Fungsional Puskesmas

r. Terwujudnya Pengendalian Biaya

s. Terwujudnya Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi

Keuangan Indonesia

Memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang mendasari penyusunan

laporan keuangan Puskesmas. Informasi yang disajikan memuat tentang posisi dan

kondisi ekonomi makro periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya,

dibandingkan dengan anggaran pertama kali dan penjelasan-penjelasan atas

perubahan yang dilakukan pada Puskesmas.

Page 4: BAB II evapro.docx

2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD/APBN Puskesmas

Memuat penjelasan mengenai indikator pencapaian target kinerja APBD/APBN

Puskesmas, berupa indikator program dan kegiatan Puskesmas yang dilaksanakan

pada tahun pelaporan. Indikator pencapaian target kinerja menyajikan informasi

tentang pencapaian efektifitas dan efisiensi dan kegiatan yang dilaksanakan oleh

Puskesmas.

BAB II

PROFIL PUSKESMAS RAJA BASA INDAH

A. Sejarah PUSKESMAS

Puskesmas Raja Basa Indah merupakan Puskesmas Pemerintah Kotamadya

BandarLampung yang resmi menjadi puskesmas induk sejak tahun 2003 yang

sebelumnya adalah puskesmas pembantu yang berindukkan puskesmas Rajabasa.

Puskesmas Rajabasa Indah didirikan diatas tanah seluas 200 m2 dengan luas b angunan

176 m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan langsung (medis dan

keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis) Kegiatan yang direncanakan

adalah kegiatan upaya kesehatan wajib yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan

Page 5: BAB II evapro.docx

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya tingkat tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Upaya kesehatan wajib ini harus di selenggarakan oleh Puskesmas Raja Indah yaitu

1. Upaya Promosi Kesehatan ( penyebarluasan informasi kesehatan )

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB

4. Upaya perbaikan gizi masyarakat

5. Upaya pencegahan dan pembrantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan (BP Umum, BP Gigi dan KIA)

Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembang yaitu :

1. Kesehatan Jiwa

2. Kesehatan mata dan pencegahan kebutaan

3. Kesehatan telinga dan pencergahan ketulian

4. Kesehatan Usia Lanjut

5. Kesehatan Kerja

6. Kesehatan Olah Raga

7. Kesehatan Matra

8. Kesehatan Pariwisata

9. Pembinaan pengobatan tradisional

10. Laboratorium sederhana

11. Penyuluhan obat

12. Rekam Medik

Adapun kegiatannya dilaksanakan didalam maupun di luar gedung puskesmas.

B. Aspek Legal

Organisasi puskesmas ini diselenggarakan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya

Bandar Lampung Nomor 38Tahun 2008 tentang pembentukan, susunan organisasi dan

tata kerja lembaga teknis daerah Kotamadya Bandar lampung.

Page 6: BAB II evapro.docx

Dengan adanya pemekaran kecamatan rajabasa menjadi 2 keamatan.Kecamatan Rajabasa

dan kecamatan Rajabasa sudah barang tentu harus terdapat puskesmas induk enam

puskesmas pembantu menjadi puskesmas induk rajabasa indah sesuai dengan SK

Walikota Bandar Lampung no 5 tahun 2003, tertanggal 26 maret 2003 tentang penetapan

puskesmas induk dan puskesmas pembantu.

Sebagai puskesmas besarnya tarif pelayanan mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 05

tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.di Puskesmas Bandar Lampung. Tapi

sejak dikeluarkannya SK Walikota no 7 /IV.41/HK/2012 pelayanan di puskesmas

dilakukan secara gratis.

C. Lokasi Bisnis

Puskesmas Raja Basa Indah terletak di Jalan Pramuka No !,yang termasuk dalam wilayah

Kelurahan Raja Basa Kota Bandar lampung. Lalu lintas utama di daerah tersebut terdapat

di jalan Pramuka yang terletak di depan puskesmas. Yang merupakan lalu lintas 2 arah

yaitu dari utara ke selatan dan sebaliknya,dengan intensitas pemakaian tinggi.

. LUAS WILAYAH PUSKESMAS RAJABASA INDAH

Luas wilayah puskesmas rajabasa indah 1.302 Ha yang tersebar di 4 kelurahan

dengan rata-rata kepadatan penduduk kecamatan rajabasa sebesar 26,67 jiwa / Ha.

LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH

No Kelurahan Luas wilayah/ Ha

Jumlah penduduk

Jumlah KK

Kepadatan penduduk /

Ha

Ket

1 Rajabasa 359 Ha 14.699 4.160 41 orang / Ha

2 Rajabasa raya 358 Ha 4.254 1.204 11,8 orang / Ha

3 Rajabasa jaya 358 Ha 4.633 1.311 12,9 orang / Ha

4 Gedung meneng 227 ha 9.349 2.645 41 orang / Ha

Jumlah 1.302 32.935 9.320 26,67 orang / Ha

Page 7: BAB II evapro.docx

Pada tahun 2012 ini jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas rajabasa indah

32.935 jiwa yang terdiri dari laki-laki 15.808 jiwa dan perempuan 17.127 jiwa

dengan jumlah kepala keluarga 9.320 KK.

Sedangkan menurut proyeksi sasaran penduduk dari Dinas Kesehatan kota Bandar

lampung yang diwilayah kerja rajabasa indah sebesar 32.935 jiwa.

Adapun jejaring Puskesmas Rajabasa Indah kecamatan Rajabasa :

a. Puskesmas rajabasa induk adalah puskesmas induk

- Puskesmas pembantu terminal

- Puskesmas pembantu tangkil

- Puskesmas pembantu putak

- Puskesmas pembantu gedung meneng

- Puskesmas pembantu bayur

b. Pos kesehatan kelurahan ( POSKESKEL )

- Pos kesehatan kelurahan rajabasa

- Pos kesehatan kelurahan rajabasa raya

- Pos kesehatan kelurahan rajabasa jaya

- Pos kesehatan kelurahan gedung meneng

c. Pos pelayanan terpadu ( POSYANDU )

- Kelurahan rajabasa 13 posyandu

- Kelurahan rajabasa raya 5 posyandu

- Kelurahan rajabasa jaya 6 posyandu

- Kelurahan gedung meneng 6 posyandu

d. Pos Lansia

- Kelurahan rajabasa raya 2 pos lansia

- Kelurahan rajabasa jaya 5 pos lansia

- Kelurahan gedung meneng 1 pos lansia

D. Isu-isu Strategis Pelayanan Puskesmas

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kotamadya Bandar Lampung berdasarkan data

BPS Kotamadya BandarLampung tahun 2010 sebesar 75,7% . Untuk menaikkan IPM

Page 8: BAB II evapro.docx

sebagai indikator keberhasilan pembangunan kesejahteraan rakyat, Pemerintah

Kotamadya Bandar Lampung bertekat membenahi kebijakan maupun program-program

di bidang kesehatan. Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan di

puskesmas dengan menerapkan Puskesmas Raja Basa Indah menjadi PPK BLUD (Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah) pada tahun 2012. Namun usaha

itu juga tidak lepas dari peran serta masyarakat dan pemerintah daerah sebagai pemilik

puskesmas.

Peran pihak swasta dalam pelayanan kesehatan sangat penting. Klinik swasta di samping

sebagai mitra bagi pemerintah daerah sekaligus juga sebagai pesaing bagi pemerintah

daerah. Apabila prestasi puskesmas pemerintah sampai di bawah klinik swasta, maka hal

itu menunjukkan puskesmas kurang berhasil dalam menjalankan misinya.

Usaha puskesmas akan semakin ketat dalam persaingan, bukan hanya pelaku usaha

nasional tapi juga asing akan berebut pasar di Indonesia. Persaingan ini tentu saja bukan

sekedar mengenai jumlah pelaku usaha yang akan masuk, namun juga tentang kemajuan

teknologi, kualitas SDM hingga strategi pemasaran yang akan dipertarungkan untuk

memperebutkan pasar potensial masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas.

Pendapatan fungsional yang terus meningkat belum diimbangi dengan pengelolaan

keuangan yang profesional. Selain itu, pola tarif pelayanan yang belum memperhitungkan

biaya satuan (unit cost) menyebabkan pelayanan kurang optimal.

A. Kebutuhan pelanggan terhadap provider kesehatan, yang dapat diindikasikan dari

variabel-variabel berikut:

Derajat Kesehatan

1. Angka Kematian (Mortalitas)

a. Angka Kematian Ibu

Selama periode 2010 ditemukan 1 kasus kematian ibu hamil akibat

eklamsi. Pada tahun 2009 juga terdapat 1 kasus kematian ibu akibat batuk

darah (TBC paru). Jumlah kasus kematian ini menurun jika dibandingkan

dengan tahun 2008 dimana pada waktu itu terdapat 2 kasus kematian ibu

hamil/ nifas yang disebabkan oleh infeksi dan perdarahan.

Page 9: BAB II evapro.docx

b. Angka Kematian Bayi

Selama periode 2010 terdapat 5 kasus kematian bayi di kelurahan dengan

penyebab kematian 3 kasus dengan BBLR dan asfiksia dan 2 kasus

dengan pneumoni. Tahun 2009 juga terdapat 5 kematian bayi,

3diantaranya disebabkan asfiksia dan sisanya akibat infeksi, diantara kasus

tersebut 2 terjadi pada Bayi Beratbadan Lahir Rendah (BBLR). Angka ini

sudah dibandingkan menurun dibandingkan dengan tahun 2008 dimana

terdapat 6 kasus kematian bayi dengan penyebab yang sama. Dan juga

pada tahun 2007 sebelumnya terdapat 6 kasus dengan penyebab yang

sama.

2. Angka Kesakitan (Morbiditas)

a. Pola 10 Penyakit Terbesar

Dari sumber SP2TP Rajabasa Indah ditemukan bahwa penyakit ISPA

(faringitis, tonsilitis, cc) tetap menempati urutan 1 pola 10 penyakit

terbesar selama 3 tahun terakhir ini. Disusul dengan penyakit . Penyakit

lain yang tetap bertahan di peringkat 10 penyakir terbesar adalah. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit yang ada merupakan

penyakit menular berbasis lingkungan di samping penyakit degeneratif

yang banyak menyerang usia lanjut yang semakin lama semakin

meningkat.

b. Penyakit Menular

Penyakit menular yang menjadi sorotan selama periode 2010 adalah DBD,

diare, campak, TBC paru, pneumonia.

Demam Berdarah Dengue

Page 10: BAB II evapro.docx

Sepanjang tahun 2010 ditemukan 25 kasus DBD. Angka ini menurun bila

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Insiden tertinggi

ditemukan di kelurahan rajabasa (14 kasus), diikuti kelurahan Rajabasa

Raya (6 kasus), Gedung Meneng (4 kasus) dan di Rajabasa Jaya (1 kasus).

Kejadian tertinggi terjadi januari (10 kasus).

Kecamatan rajabasa adalah kecamatan Endemis kasus DBD dikarnakan 4

kelurahan juga merupakan kelurahan Edemis, adapun kasus DBD tahun

2009 sebanyak 43 kasus yag tersebar di 4 kelurahan . semua kasus DBD

dilakukan penyelidikan Epidemilogi ( pE ). Sedangkan kasus terbanyak

dikelurahan rajabasa 28 kasus atau 65 %.

Tuberkulosis Paru

Sepanjang tahun 2010 ditemukan 43 kasus TB paru dari target 60 kasus, di

antaranya adalah 29 kasus baru dengan sputum BTA (+). Disamping itu

terdapat kasus baru dengan sputum BTA (-) namun rontgen (+) dan kasus

lama yang mengalami kekambuhan. Paru pederita TB. Paru yang diobati

sampai dengan Desember 2009 dan sembuh 41 orang penderita.

Diare

Sepanjang tahun 2010 ditemukan 9% kasus diare dari total kunjungan

rawat jalan puskesmas atau menduduki peringkat ke-6 sepuluh pola

penyakit terbesar puskesmas.

Campak

Sepanjang tahun 2010 ditemukan 2 kasus campak di dua kelurahan yang

berbeda. Hal ini menurun bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu

4 kasus (2009) dan 5 kasus(2008)

Pneumonia

Page 11: BAB II evapro.docx

Sepanjang tahun 2010 terdapat 117 kasus pneumonia 4 diantaranya adalah

bayi. Angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 271

kasus. Ada dua kasus kematian bayi akibat pneumonia.

Rabies

Sepanjang tiga tahun terakhir tidak ditemukan kasus tersangka rabies

akibat gigitan anjing gila.

Kecacingan

Penyakit kecacingan banyak menyerang balita dan anak usia sekolah.

Sepanjang tahun 2010 tercatat 40 % kasus kecacingan klinis dari 200

balita. Kasus kecacingan erat hubungannya dengan status gizi balita dan

prestasi belajar disekolah.

c. Penyakit Tidak menular

Penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di wilayah kerja

puskesmas Rajabasa Indah adalah hipertensi, penyakit gigi dan mulut, dan

penyakit sistem otot dan jaringan ikat.

Hipertensi

Penyakit hipertensi cukup banyak ditemukan di tahun 2010, yaitu sebesar

198 kasus. Penyakit degeneratif ini telah memasuki sepuluh pola penyakit

terbesar di puskesmas. Angka ini tak jauh berbeda dibandingakn dengan

tahun sebelumnya. 112 kasus.

Penyakit gigi dan mulut

Sepanjang tahun 2010 ditemukan kasus penyakit gigi dan mulut,

meliputi karies dentis, abses dan stomatitis aptosa.

3. Status Gizi Masyarakat

Page 12: BAB II evapro.docx

Dari rata-rata 2572 balita yang ditimbang selama periode 2010, tidak

didapatkan kasus gizi buruk ( 0%) dan kasus gizi kurang bayi (0,9 %)

anbal (1,7%). Sedangkan untuk kasus gizi kurang terbanyak dikelurahan

rajabasa yaitu 11 anak.

Sebagai gambaran kasar, dari rata-rata balita yang ditimbang selama

periode 2010 terdapat 39 kasus BGM, Sedangkan 2009 terdapat 25 kasus

BGM.