63
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA RENSTRA DINAS PERTANIAN 2016-2021

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

RENSTRA 2016-2021 II - 12

08 Fall

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA

08 Fall

DINAS PERTANIAN

2016-2021

Page 2: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 13

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas

Secara umum pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung tahun

2011-2015 diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya petani melalui tiga tujuan utama, yaitu pertumbuhan ekonomi,

pemerataan pembangunan dan kelestarian sumber daya. Berdasarkan

tujuan tersebut dan dengan mempertimbangkan kondisi, potensi

sumberdaya serta peluang yang dimiliki, maka dibuatlan rencana strategis

pembangunan pertanian di kabupaten Bandung. Tingginya permintaan

kebutuhan pangan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat baik tingkat

Kabupaten Bandung maupun regional dan nasional, dituntutan adanya

perbaikan mutu serta konsistensi ketersediaan produk dalam menghadapi

persaingan dengan wilayah produsen pertanian lainnya. Guna

menghadapi peluang tersebut dituntut untuk terus memacu produktifitas

dan kinerja sektor pertaniannya melalui perwujudan agribisnis dan

agroindustri.

Menindaklanjuti perubahan aturan hukum terkini, Dinas Pertanian

Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Bandung Nomor 12 tahun 2016 tentang “Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kabupaten Bandung” dimana Dinas Pertanian fokus

menangani pembangunan Urusan Pertanian. Dalam menjalankan

tupoksinya operasional pelaksanaan pembangunan pertanian pada Dinas

Pertanian dilaksanakan oleh 6 Bidang, yaitu Bidang Tanaman Pangan,

Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Kesehatan Hewan dan Kesehatan

Masyarakat Veteriner, serta Bidang Prasarana dan Penyuluhan. Adapun

dalam pelaksanaan tugas pelayanan teknis di tingkat lapangan, dibantu

dengan keberadaan 14 Unit Pelayanan Teknis, yaitu UPT

Pengembangan Usaha Tani, Pembibitan Tanaman, Perbibitan Ternak,

Rumah Potong Hewan Ruminansia dan Unggas, Pasar Hewan,

Puskeswan dan Laboratorium, serta UPT Pelaksana Program Penyuluhan

(di 8 wilayah binaan).

Struktur Dinas Pertanian dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 3: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

RENSTRA 2016-2021 II - 14

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian

Page 4: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

RENSTRA 2016-2021 II - 15

Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung

No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional di

bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan penyuluhan yang meliputi

pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, Peternakan,

Kesehatan hewan dan Kesmavet serta melaksanakan ketatausahaan

Dinas.

Tugas Pokok dan Fungsi Bidang-bidang dalam Dinas Pertanian,:

1. Bidang Pertanian Tanaman Pangan

Tugas pokok Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan adalah

memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas

di bidang Tanaman Pangan.

Fungsi Bidang Pertanian Tanaman Pangan adalah :

a) penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional

bidang tanaman pangan, meliputi serealia, aneka kacang dan

umbi, sarana dan perlindungan tanaman pangan

b) penyelenggaraan rencana kerja bidang tanaman pangan,

meliputi serealia, aneka kacang dan umbi, sarana dan

perlindungan tanaman pangan;

c) penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan lingkup tugasnya;

d) penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian

kinerja bidang tanaman pangan, meliputi serealia, aneka

kacang dan umbi, sarana dan perlindungan tanaman pangan.

2. Bidang Hortikultura

Tugas pokok Kepala Bidang Hortikultura adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang

Hortikultura.

Fungsi Bidang Hortikultura adalah :

a) penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional

bidang hortikultura, meliputi produksi sayuran, produksi buah-

buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan, sarana dan

perlindungan tanaman hortikultura

b) penyelenggaraan rencana kerja bidang Hortikultura, meliputi

produksi sayuran, produksi buah-buahan, tanaman hias dan

tanaman obat-obatan, sarana dan perlindungan tanaman

hortikultura;

c) penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan lingkup tugasnya;

d) penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian

kinerja bidang Hortikultura, meliputi produksi sayuran, produksi

Page 5: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 16

buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan, sarana

dan perlindungan tanaman hortikultura.

3. Bidang Perkebunan

Tugas pokok Kepala Bidang Perkebunan adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang

Perkebunan.

Fungsi Bidang Perkebunan adalah :

a) penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional

bidang perkebunan, meliputi pengembangan dan pengendalian,

produksi, pasca panen usaha perkebunan

b) penyelenggaraan rencana kerja bidang Perkebunan, meliputi

pengembangan dan pengendalian, produksi, pasca panen

usaha perkebunan;

c) penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan lingkup tugasnya;

d) penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian

kinerja bidang Perkebunan, meliputi pengembangan dan

pengendalian, produksi, pasca panen usaha perkebunan

4. Bidang Peternakan

Tugas pokok Kepala Bidang Peternakan adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang

Peternakan.

Fungsi Bidang Peternakan adalah :

a) penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional

bidang peternakan, meliputi pembibitan ternak, pengembangan

peternakan dan produksi peternakan.

b) penyelenggaraan rencana kerja bidang peternakan, meliputi

pembibitan ternak, pengembangan peternakan dan produksi

peternakan.

c) penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan lingkup tugasnya;

d) penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian

kinerja bidang peternakan, meliputi pembibitan ternak,

pengembangan peternakan dan produksi peternakan.

5. Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

Tugas pokok Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan

Masyarakat Veteriner adalah memimpin, mengkoordinasikan dan

mengendalikan tugas – tugas di bidang Kesehatan Hewan dan

Kesehatan Masyarakat Veteriner.

Fungsi Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Veteriner adalah :

Page 6: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 17

a) penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional

bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner,

meliputi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan,

kesehatan masyarakat veteriner, sarana dan pelayanan

kesehatan hewan

b) penyelenggaraan rencana kerja bidang kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner, meliputi pengendalian dan

penanggulangan penyakit hewan, kesehatan masyarakat

veteriner, sarana dan pelayanan kesehatan hewan.

c) penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan lingkup tugasnya;

d) penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian

kinerja bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat

veteriner, meliputi pengendalian dan penanggulangan penyakit

hewan, kesehatan masyarakat veteriner, sarana dan pelayanan

kesehatan hewan.

6. Bidang Prasarana Dan Penyuluhan

Tugas Pokok Kepala Bidang Prasarana dan Penyuluhan

mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan

mengendalikan tugas – tugas di Bidang Prasarana dan

Penyuluhan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala

Bidang Prasarana dan Penyuluhan menyelenggarakan fungsi :

a) penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional

bidang Prasarana dan Penyuluhan, meliputi prasarana, sumber

daya penyuluhan dan kelembagaan serta metoda dan

informasi;

b) penyelenggaraan rencana kerja bidang Prasarana dan

Penyuluhan, meliputi prasarana, sumber daya penyuluhan dan

kelembagaan serta metoda dan informasi;

c) penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan lingkup tugasnya;

d) penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian

kinerja bidang Prasarana dan Penyuluhan, meliputi seksi

prasarana, seksi sumber daya penyuluhan dan kelembagaan

serta seksi metoda dan informasi;

Page 7: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 18

2.2 Unit Pelaksana Teknis

Guna membantu Tupoksi Dinas Pertanian, dibantu oleh 14 Unit Pelaksana

Teknis yang secara langsung melaksanakan tugas pelayanan di

masyarakat. Adapun Tugas dan Fungsi UPT tersebut yaitu:

1. UPT PENGEMBANGAN USAHA TANI

Tugas Pokok :

memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan melaporkan pelaksanaan program dan

pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan

pengembangan usaha tani

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala

UPT Pengembangan Usaha Tani, menyelenggarakan fungsi :

a. pengumpulan dan pengolahan bahan penyusunan rencana

operasional pembinaan, pengembangan dan pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengembangan usaha tani;

b. pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengembangan usaha tani;

c. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi; dan

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian

kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

2. UPT PERBIBITAN TANAMAN

Tugas Pokok :

memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan melaporkan pelaksanaan program dan

pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pengelolaan

perbibitan tanaman.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksudKepala

UPT Pembibitan Tanaman, menyelenggarakan fungsi :

a. pengumpulan dan pengolahan bahan penyusunan rencana

operasional pembinaan, pengembangan dan pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengelolaan perbibitan

tanaman;

b. pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengelolaan perbibitan

tanaman;

Page 8: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 19

c. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi; dan

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian

kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

.

3. UPT PERBIBITAN TERNAK

Tugas Pokok :

memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan melaporkan pelaksanaan program dan

pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pengelolaan

perbibitan ternak.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala

UPT Perbibitan Ternak, menyelenggarakan fungsi :

a. pengumpulan dan pengolahan bahan penyusunan rencana

operasional pembinaan, pengembangan dan pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengelolaan perbibitan ternak;

b. pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengelolaan perbibitan ternak;

c. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi; dan

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian

kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

4. UPT RUMAH POTONG HEWAN RUMINANSIA DAN UNGGAS

Tugas Pokok :

memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan melaporkan pelaksanaan program dan

pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan

pengendalian rumah potong hewan ruminansia dan unggas

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala

UPT Rumah Potong Hewan Ruminansia dan Unggas,

menyelenggarakan fungsi :

a. pengumpulan dan pengolahan bahan penyusunan rencana

operasional pembinaan, pengembangan dan pengendalian

terhadap pelaksanaan program pelayanan dan pengendalian

rumah potong hewan ruminansia dan unggas;

b. pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta pengendalian

terhadap pelaksanaan program pelayanan dan pengendalian

rumah potong hewan ruminansia dan unggas;

c. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi; dan

Page 9: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 20

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian

kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

5. UPT PASAR HEWAN

Tugas Pokok :

memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan melaporkan pelaksanaan program dan

pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pengelolaan pasar

hewan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala

UPT Pasar Hewan, menyelenggarakan fungsi :

a. pengumpulan dan pengolahan bahan penyusunan rencana

operasional pembinaan, pengembangan dan pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengelolaan pasar hewan;

b. pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengelolaan pasar hewan;

c. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi; dan

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian

kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

6. UPT PUSAT KESEHATAN HEWAN DAN LABORATORIUM

Tugas Pokok :

memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan melaporkan pelaksanaan program dan

pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pengelolaan pusat

kesehatan hewan dan laboratorium.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala

UPT Puskeswan dan Laboratorium, menyelenggarakan fungsi :

a. pengumpulan dan pengolahan bahan penyusunan rencana

operasional pembinaan, pengembangan dan pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengelolaan pusat kesehatan

hewan dan laboratorium;

b. pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengelolaan pusat kesehatan

hewan dan laboratorium;

c. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi; dan

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian

kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

Page 10: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 21

7. UPT PELAKSANA PROGRAM PENYULUHAN (8 Wilayah

Binaan)

Tugas Pokok :

memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan melaporkan pelaksanaan program dan

pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang bidang pengendalian

program penyuluhan;

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala

UPT Pelaksana Program Penyuluhan , menyelenggarakan fungsi :

a. pengumpulandan pengolahan bahan penyusunan rencana

operasional pembinaan, pengembangan dan pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengendalian program

penyuluhan;

b. pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta pengendalian

terhadap pelaksanaan program pengendalian program

penyuluhan

c. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi; dan

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian

kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

2.3 Sumberdaya SKPD

Sumberdaya manusia setiap instansi harus cakap dan memiliki sikap

mental dan moral yang baik. Sampai dengan Bulan 2016, jumlah personil

di Dinas Pertanian Kabupaten Bandung berjumlah 214 orang dengan

perincian pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Sumber daya Aparatur/Petugas Pertanian 2016

GOLONGAN JUMLAH PEGAWAI

Golongan IV 34

Golongan III 128

Golongan II 48

Golongan I 4

Jumlah 214

Berdasarkan jabatan, dari 214 orang pegawai Dinas Pertanian

tersebut terbagi ke dalam:

Page 11: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 22

- Jabatan Struktural sebanyak 57 orang Struktural

- Jabatan Fungsional Umum sebanyak 67 orang

- Jabatan Fungsional Tertentu sebanyak 90 orang.

2.4. Analisis Kinerja Urusan Pertanian

2.4.1. Analisis Kinerja Ekonomi Sektor Pertanian.

Perkembangan sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura)

perkebunan dan kehutanan dalam pembangunan daerah Kabupaten

Bandung khususnya di bidang perekonomian diantaranya dapat dilihat

melalui perkembangan indikator-indikator yang mengusungnya, seperti

kontribusinya dalam pembentukan PDRB, LPE, kesempatan kerja dan

perdagangan, disamping itu perkembangan sektor pertanian juga dapat

dilihat dari kontribusinya dalam pembangunan ekonomi, ketahanan

pangan, dan pelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Bandung.

Hasil pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian pada Tahun

sampai dengan tahun 2015, secara nyata memberikan konstribusi

terhadap Produk Domestik Regional (PDRB) pada tahun 2015 mencapai

Rp 5.227.820,55 juta bila dibandingkan dengan realisasi pencapaian

PDRB sektor pertanian pada tahun 2010 sebesar Rp3.007.028,13 juta

(berdasarkan harga berlaku).

Tabel 2.2 PDRB Kabupaten Bandung Berdasarkan Harga Berlaku No Lapangan Usaha

PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU

2010 2011 2012 2013 2014 2015

A1 Pertanian (Tan Bahan Makanan, Perkebunan dan Kehutanan)

3,007,028.13 3,452,210.59 3,939,399.23 4,550,897.00 4.907.635,28 5.227.820,55

1 Pertanian 3,471,661.92 3,978,936.25 4,518,784.28 5,171,870.00 5.672.739,51 6.096.809,16

2 Pertambangan dan Penggalian 580,783.81 642,359.10 686,014.49 673,133.71 657.379,05 714.839,97

3 Industri pengolahan 27,471,535.02 30,116,379.01 32,915,231.13 36,721,871.46 40.595.513,08 44.208.777,89

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 741,188.33 824,630.98 954,918.90 1,166,432.32 1.282.638,54 1.405.950,27

5 Bangunan/Kontruksi 764,990.68 852,508.61 947,236.94 1,143,674.37 1.294.611,80 1.447.356,56

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,796,200.55 8,920,233.69 10,436,027.24 11,795,595.18 14.326.868,98 16.615.938,52

7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,933,148.22 2,159,485.64 2,374,097.92 2,659,942.03 3.046.424,06 3.469.128,60

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 898,354.49 990,504.14 1,123,606.62 1,217,604.86 1.337.369,83 1.471.507,11

9 Jasa-jasa 2,434,375.72 2,806,725.22 3,115,489.15 3,783,648.37 4.731.802,72 5.322.478,89

PDRB Tanpa Migas 45,586,296.79 50,735,042.57 56,484,180.32 63,759,934.76 72.945.347,59 80.752.786,97

PDRB dengan Migas 46,092,238.72 51,291,762.65 57,071,406.68 64,333,772.50 72.384.593,19 80.140.267,37

Tabel 2.3 PDRB berdasarkan harga konstan No Lapangan Usaha

PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN

2010 2011 2012 2013 2014 2015

A1 Pertanian (Tan Bahan Makanan, Perkebunan dan Kehutanan)

1,379,154.21 1,445,611.39 1,536,322.36 1,618,127.00 1.627.319,16 1.616.247,88

1 Pertanian 1,602,050.01 1,688,263.14 1,787,255.22 1,875,353.00 1.917.297,12 1.930.048,59

2 Pertambangan dan Penggalian 282,922.47 291,397.20 286,309.40 274,200.00 267.532,18 273.631,52

3 Industri pengolahan 13,173,587.93 13,857,488.88 14,605,911.06 15,340,747.00 16.115.189,76 16.811.418,81

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 396,026.30 428,521.96 482,230.40 521,716.00 450.910,38 476.322,25

5 Bangunan/Kontruksi 381,103.63 411,973.98 432,749.38 471,553.00 519.076,89 557.926,08

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,474,795.78 3,748,625.24 4,073,645.70 4,444,168.00 4.897.376,79 5.337.415,56

7 Pengangkutan dan Komunikasi 892,448.05 960,418.42 1,036,304.54 1,103,080.00 1.192.305,82 1.302.939,43

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 474,864.56 508,799.47 550,913.19 572,224.00 608.133,47 657.267,06

9 Jasa-jasa 1,056,862.46 1,130,748.84 1,187,903.28 1,298,130.00 1.471.892,96 1.590.439,03

PDRB Tanpa Migas 21,495,196.73 22,782,763.18 24,208,462.46 25,676,876.00 27.435.715.37 28.937.408.32

PDRB dengan Migas 21,734,661.19 23,026,237.14 24,443,222.17 25,901,172.00 27.215.195.03 28.708.846.05

Tabel 2.4 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bandung Atas Dasar

Harga Berlaku No Lapangan Usaha Distribusi Persentase PDRB (%)

Page 12: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 23

2010 2011 2012 2013 2014 2015

A1 Pertanian (Tan Bahan Makanan, Perkebunan dan Kehutanan)

6.52 6.73 6.90 7.07 6.74 6.47

1 Pertanian 7.53 7.76 7.92 8.04 7.78 7.55

2 Pertambangan dan Penggalian 1.26 1.25 1.20 1.05 0.90 0.89

3 Industri pengolahan 59.60 58.72 57.67 57.08 55.65 54.75

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.61 1.61 1.67 1.81 1.76 1.74

5 Bangunan/Kontruksi 1.66 1.66 1.66 1.78 1.77 1.79

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 16.91 17.39 18.29 18.33 19.64 20.58

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4.19 4.21 4.16 4.13 4.18 4.30

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

1.95 1.93 1.97 1.89 1.83 1.82

9 Jasa-jasa 5.28 5.47 5,46 5.88 6.49 6.59

PDRB Tanpa Migas 98.90 98.91 98.97 99.11 100.00 100.00

PDRB dengan Migas 100.00 100.00 100.00 100.00 99.23 99.24 Sumber : Produk Domestik regional Bruto semesteran Kabupaten bandung 2015, BPS Kabupaten Bandung (*Angka

Sementara).

PDRB sektor pertanian berkontstribusi paling tinggi terhadap PDRB

Kabupaten Bandung Pada Tahun 2013 sebesar 8,00 (Angka Perbaikan),

jika sub sektor peternakan dan perikanan dikeluarkan, maka konstribusi

menjadi 7.01 (Angka Perbaikan Bhn Makanan, Perkebunan dan

Kehutanan). Sedangkan Konstribusi PDRB Sektor Pertanian Terhadap

PDRB Kabupaten Bandung pada Tahun 2014 sebesar 7.78 (Angka

Sementara), jika sub sektor peternakan dan perikanan dikeluarkan, maka

konstribusi menjadi 6.74 (Angka SementaraBhn Makanan, Perkebunan

dan Kehutanan). Pada Tahun 2015 Konstribusi PDRB Sektor Pertanian

Terhadap PDRB Kabupaten Bandung sebesar 7.55 (Angka Sangat

Sementara), jika sub sektor peternakan dan perikanan dikeluarkan, maka

konstribusi menjadi 6.47 (Angka Sangat SementaraBhn Makanan,

Perkebunan dan Kehutanan). Sampai saat akhir tahun 2015, penyumbang

terbesar terhadap PDRB Sektor Pertanian (harga berlaku) di Kabupaten

Bandung adalah produksi pertanian tanaman pangan, disusul oleh

produksi perkebunan, peternakan, perikanan dan terakhir produksi

kehutanan, dan PDRB Kabupaten Bandung juga dari tahun ke tahun terus

mengalami peningkatan dan Sektor Pertanian masih tetap menempati

posisi ketiga terbesar dibawah Sektor Industri Pengolahan serta Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran.

Gambar 2.2.Grafik PDRB Per Sektor Kabupaten Bandung Tahun 2015

Pertanian

Pertambangan danPenggalian

Industri pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Page 13: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 24

Lainnya

Hasil Sensus Pertanian 2013. BPS Kabupaten Bandung)

menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sumber

matapencaharian, tercatat bahwa 141.747 rumah tangga usaha pertanian

pengguna lahan dan rumah tangga usaha pertanian gurem sebanyak

114.213 rumah tangga, sisanya didominasi oleh kegiatan industri, buruh

dan perdagangan. Informasi ini menunjukkan peran dominan kegiatan

pertanian dalam struktur ekonomi rumah tangga pedesaan dan

pertumbuhan perkonomian daerah. Namun demikian pada tahun 2013

tercatat bahwa jumlah petani di Kabupaten Bandung turun kurang lebih

24% dari hasil sensus 2003. Jumlah petani terbanyak ada di Kecamatan

Pangalengan dan Pacet masing-masing sebanyak 12.309 dan 13.019

orang (ST 2003), dan pada tahun 2013 ini jumlah petani di Pangalengan

meningkat 3,5% menjadi 12.740 orang serdangkan di Pacet menurun 17%

menjadi 10.695 orang, dan ternyata jumlah petani gurem paling banyak

ada di Kecamatan Pacet yaitu sebanyak 11.435 orang dan sekarang

hanya 9.300 orang

Di sisi lain, besarnya jumlah petani Kabupaten Bandung merupakan

beban tersendiri yang cukup berat dalam pembangunan pertanian, hal ini

dikarenakan walaupun di Jawa Barat jumlahnya menurun namun hampir

setengahnya dari jumlah RT petani di Kabupaten Bandung adalah petani

dengan kepemilikan lahan kurang dari 1.000m² (Sensus Pertanian BPS

Prov. Jabar, 2013)

Gambar 2.3. Proporsi Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan

Pekerjaan Utama Tahun 2015

Sejalan dengan meningkatkan peran sektor pertanian terhadap

PDRB Kabupaten Bandung serta meningkatnya kinerja sektor pertanian

pada tahun 2013, yang ditandai dengan adanya akserelasi LPE sektor

pertanian, penting pula dilihat struktur mata pencaharian penduduk

berdasarkan lapangan usaha, dan berdasarkan data dari BPS (suseda

2013), sektor pertanian mampu menyerap/menyediakan lapangan kerja

535.120

Page 14: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 25

bagi 20,66 % penduduk Kabupaten Bandung. Selain berperan dalam

memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sektor pertanian pun

terbukti relatif paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor

lainnya.

Dengan berdasarkan pada hal-hal tersebut diatas maka sektor

pertanian masih sangatlah layak untuk lebih dikembangkan lagi menjadi

core bisnis di Kabupaten Bandung. Selain itu Sektor pertanian pun

merupakan sektor yang cukup stategis yang harus didukung

keberlangsungannya sebagai faktor pendorong paling utama dalam

percepatan pembangunan perdesaan.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Dalam mengukur upaya kemajuan pembangunan di bidang

pertanian adalah dengan mengamati konstribusi PDRB sub sector

pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bandung yang ditandai dengan

meningkat, menurun atau tetap sebagai hubungan timbal balik antara nilai

PDRB dengan konstribusi kinerja Urusan Pertanian. Pada Tahun 2013

terjadi kondisi iklim yang ekstreem sehingga curah hujan menjadi sangat

sedikit juga masih terjadinya fluktuasi harga minyak mentah dunia dan

bencana alam yang tak diduga-duga sehingga secara tidak langsung

mempengaruhi pencapaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan

ternyata LPE Kabupaten Bandung secara keseluruhan pada tahun 2010

sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan walapun masih

mengalami akserelasi laju pertumbuhannya.

Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bandung Tahun

2010-2015

No Lapangan Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan

Tahun (Persen) Atas Dasar Harga

Berlaku

2011 2012 2013 2014* 2015** 2011 2012 2013 2014 2015**

1 Pertanian 5.38 5.23 4.93 2.24 0.67 7,76 7,92 8 7,78 7,55

2

Pertambangan dan

Penggalian 3.00 - - 0.00 2.28 1,25 1,2 1,04 0,9 0,89

3 Industri pengolahan 5.19 5.40 5.03 5.05 4.32 58,72 57,67 56,79 55,65 54,75

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 8.21 12.53 8.19 0.00 5.64 1,61 1,67 1,8 1,76 1,74

5 Bangunan/Kontruksi 8.10 5.04 8.97 9.23 8.32 1,66 1,66 1,77 1,77 1,79

6 Perdagangan, Hotel dan 7.88 8.86 9.10 10.20 8.99 17,39 18,29 18,75 19,64 20,58

Page 15: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 26

Restoran

7

Pengangkutan dan

Komunikasi 7.62 7.90 6.44 8.09 9.28 4,21 4,16 4,11 4,18 4,3

8

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 7.15 9.09 3.87 6.28 8.08 1,93 1,97 1,88 1,83 1,82

9 Jasa-jasa 6.99 5.05 9.28 13.39 8.05 5,47 5,46 5,85 6,49 6,59

PDRB Tanpa Migas 5.88 5.94 6.15 6.07 5.49 98.91 98,97 99,11 99,23 99,24

Dalam perdagangan, baik lokal (regional/nasional) maupun ekspor,

sektor pertanian Kabupaten Bandung merupakan salah satu pemasok

utama komoditi beras dan sayuran dataran tinggi maupun dataran rendah

bagi daerah perkotaan/konsumen potensial seperti : Jakarta, Bogor,

Tangerang dan Bekasi, serta pasar lokal baik di Kota Bandung, ataupun di

Kabupaten Bandung Barat serta pasar-pasar di Kabupaten Bandung

sendiri.

Bagi Jawa Barat, Kabupaten Bandung merupakan salah satu lumbung beras yang cukup penting di wilayah Priangan. Saat ini kontribusi Kabupaten Bandung terhadap produksi padi Jawa Barat kurang lebih mencapai 7% setiap tahunnya, dan lebih kurang memasok 50-70 ton per hari ke pasar induk beras Cipinang Jakarta.

Produksi padi Kabupaten Bandung pada tahun 2015 adalah sebesar 546.594 ton setara produksi beras 342.933 ton (konversi dari 62,74 % X Produksi GKG) yang diperoleh dari realisasi areal panen seluas 85.613 hektar.

Untuk memenuhi konsumsi kebutuhan penduduk Kabupaten Bandung sebanyak 3.415.700 jiwa (KBDA BPS 2014) adalah sebesar 297.968 ton beras/kapita/tahun (konsumsi beras 87,235; sumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2008-2012

2.4.2. Analisis Capaian Kinerja Sasaran

Sebagai gambaran pelayanan Urusan Pertanian dalam kurun

dilakukan evaluasi yang bersifat komprehensif terhadap sasaran dan

target yang telah ditetapkandalam waktu 5 tahun (2010-2015) guna

menggambarkan hasil kinerja Dinas. Sebelum penerapan Perda Nomor 12

Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah, pelayanan pada

Urusan Pertanian dilaksanakan oleh 3 SKPD, yaitu Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan; Dinas Peternakan dan Perikanan; serta

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan.

A. Evaluasi Subsektor Tanaman Pangan

Sub sektor Tanaman Pangan merupakan salah satu subsektor

yang menangani pencapaian sasaran strategis “Meningkatkan

swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas lahan dan

komoditas pangan unggulan lokal”. Salah satu sasaran strategis

pembangunan pertanian adalah meningkatnya ketahanan pangan melalui

Page 16: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 27

kebijakan pemantapan dan kemandirian pangan. Ketahanan pangan ini

dicirikan antara lain dengan tersedianya pangan yang cukup serta harga

yang terjangkau oleh daya beli masyarakat dan terwujudnya diversifikasi

konsumsi pangan yang tercermindari tersedianya berbagai komoditas

pangan, baik produk segar maupun produk olahan.

Untuk mewujudkan ketersediaan pangan sampai tingkat rumah

tangga tersebut, pemerintah mengupayakan strategi antara lain berbagai

usaha peningkatan produksi dan produktivitas lahan dan pangan. Selain

itu, peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat tani dalam

desiminasi teknologi mulai dari budidaya tanaman pangan pada sisi on-

farm juga teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pada sisi off-farm.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran

seperti yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta

yang ada, baik berupa keberhasilan maupun kekurangberhasilan

pelaksanaan pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung,apabila

dibandingkan dengan tahun 2015 maupun terhadap sasaran/target yang

telah ditentukan,ataupun juga terhadap realisasi pencapaian dalam

pelaksanaan kegiatan pada tahun 2016 ini.

Tabel 2.6 Pengukuran sasaran kinerja tahunan 2015

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

REALISASI

Meningkatkan Ketahanan Pangan

1. Jumlah produksi komoditas tanaman pangan unggulan: - Padi (ton)

527.771

546.594

- Jagung (Ton) 77.515 43.494

- Ubi Kayu (Ton) 121.578 105.724

2. Jumlah produktivitas komoditas tanaman pangan: - Padi (kui/ha)

64.56

63.84

- Jagung (kui/ha) 65,54 66.45

- Ubi Kayu (kui/ha) 197,40 198.51

Tabel 2.6 menunjukkan bahwa ketersediaan pangan yang

diindikasikan oleh jumlah produksi tanaman pangan mengalami

pertumbuhan positif dan melebihi target kinerja yang telah ditetapkan.

Pencapaian jumlah hasil produksi padi sampai Desember 2015 ini

mencapai 546.594 ton GKG atau dengan peningkatan Produksi sebesar

103.57 dari target dengan produktivitas sebesar 63.84 kuintal/hektar.

Pencapaian ini melebihi target yang telah ditetapkan yang disebabkan

oleh adanya perlakuan dan langkah strategis dalam peningkatan

produktivitas lahan dan komoditas padi serta penurunan persentase

kehilangan hasil akibat proses pasca panen dan pengolahan hasil.

Page 17: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 28

Sedangkan realisasi produksi jagung lebih rendah dari target

sebesar 43,89% dengan produksi sebesar 43.494 Ton pipilan kering. Hasil

panen jagung terbagi ke dalam dua bentuk produk yang jagung dipanen

muda dan jagung dalam bentuk pipilan kering. Pada tahun 2015 ini panen

jagung pipilan kering ternyata cukup rendah bila dibandingkan dengan

tahun tahuns sebelumnya, sedangkan panen jagung mudanya sangat

besar karena budidaya jagung muda ternyata dianggap petani dari segi

ekonomi lebih menguntungkan daripada pipilan kering apalagi dari segi

waktu budidaya yang cukup singkat serta sedikit/minimalnya perlakuann

terhadap jagung yang dipanen muda. Demikian juga kenaikan harga

jagung muda akan meningkat sangat pesat pada waktu-waktu tertentu,

terutama pada libur panjang (pergantian tahu, natal dan hari perayaan

lain).

Dalam Tabel 2.7 dapat dilihat bahwa peningkatan padi di

Kabupaten Bandung tahun 2015 ini terjadi dalam peningkatan produksi

bila dibandingkan dengan realisasi MT. 2013/2014 dan MT. 2014 dan

target tahun 2015. Hal ini dikarenakan kondisi iklim pada MT. 2015 lebih

bersahabat untuk membudidayakan padi/ tanaman pangan lainnya,

walaupun pada beberapa titik sentra produksi mengalami puso akibat

kekeringan. Lebih lanjut, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan luas

tanam melalui peningkatan indeks pertanaman padi. Peningkatan IP

tersebut dilaksanakan melalui perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi

dan/atau pembangunan jaringan irigasi baru, dinilai efektif. Dengan

demikian, dampak negatif dari alih fungsi lahan terhadap pencapaian

jumlah produksi tanaman pangan, khususnya padi masih bisa

diminimalisasi melalui peningkatan produktivitas komoditas, peningkatan

IP melalui perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi, penyediaan

rumah pompa disamping pengendalian OPT secara bersama-

sama/sabilulungan (Brigade Proteksi Tanaman).

Tabel 2.7 Target dan Realisasi Jumlah Produksi Padi Palawija di Kabupaten Bandung Tahun 2015

No Uraian Komoditi Realisasi

2013

Realisasi

2014

Target/

Sasaran

2015

Realisasi

2015

Perkemb

angan

Realisasi

Thdp

Target

2015

A PADI

1 Padi Sawah

Luas Tanam (ha) 89.069 86.651 79.354 83.836

105,65

Luas panen (ha) 86.499 81.759 75.386 82.727

109,74

Produksi (ton) 570.703 524.355 486.694 535.475

110,02

Page 18: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 29

No Uraian Komoditi Realisasi

2013

Realisasi

2014

Target/

Sasaran

2015

Realisasi

2015

Perkemb

angan

Realisasi

Thdp

Target

2015

Produktivitas (kwt/ha) 65,98 64,13 64,56 64,73

100,26

2 Padi Gogo

Luas Tanam (ha) 5.093 2.810 6.077 2.961

48,72

Luas panen (ha) 5.646 4.622 5.773 2.561

44,36

Produksi (ton) 22.079 18.723 21.547 11.119

51,60

Produktivitas (kwt/ha) 39,11 40,51 37,32 43,42

116,33

JUMLAH PADI

Luas Tanam (ha) 94.162 89.461 85.431 86.797

101,60

Luas panen (ha) 92.145 86.381 81.159 85.613

105,49

Produksi (ton) 592.782 543.078 508.241 546.594

107,55

Produktivitas (kwt/ha) 64,33 62,87 62,62 63,84

101,95

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung, 2015

Indikator kinerja lain yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

pencapaian sasaran strategis 1: “Meningkatkan swasembada pangan

lokal melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan

unggulan lokal” untuk mendorong tercapainya pengamanan produksi

pangan adalah

1. Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan

sarana produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk,

pestisida, benih serta sarana dan prasarana lainnya.

2. Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian.

3. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui desiminasi

teknologi budidaya tanaman: (1) Sekolah Lapang Pengelolaan

Tanaman Terpadu; (3) penggunaan pupuk berimbang.

4. Pengembangan komoditas alternatif pangan non beras: sorgum,

ganyong, dan talas jepang.

5. Peningkatan sarana prasarana pasca panen.

6. Pemberdayaan kelembagaan pertanian tanaman pangan.

Melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana

tersebut di atas secara langsung dapat berdampak pada peningkatan luas

pertanaman pertanian tanaman pangan yang merupakan upaya dalam

pencapaian peningkatan produksi 5% terutama komoditas padi di

Kabupaten Bandung. Grafik Indeks Pertanaman (IP) dibawah

Page 19: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 30

menunjukkan adanya peningkatan nilai dari 1,92 di tahun 2009, kemudian

1,98 di tahun 2011 dan menjadi 2,01 pada Tahun 2012 dan meningkat

0,26 pada tahun 2013 menjadi 2,27 dan meningkat lagi di tahun 2014

menjadi 2.51 dan di tahun 2015 menjadi 2.43. Demikian juga dengan

produktivitas padi meningkat dari 55,63 kuintal/ha di tahun 2005 menjadi

61,20 kuintal/ha di tahun 2011, 63,66 kuintal/ha pada tahun 2012 dan

64,34 kuintal/hektar pada Tahun 2013, menurun menjadi 62.87

kuintal/hektar pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi 63.84

kuintal/hektar pada tahun 2015.

Gambar 2.4 perkembangan produktivitas padi Kabupaten Bandung

Gambar 2.5 perkembangan indeks pertanaman padi Kabupaten Bandung

Produktifivitas (kuintal/hektar),

2011, 61,20

Produktifivitas (kuintal/hektar),

2012, 64,25

Produktifivitas (kuintal/hektar),

2013, 64,33

Produktifivitas (kuintal/hektar),

2014, 62,87

Produktifivitas (kuintal/hektar),

2015, 63,84

61,00

61,50

62,00

62,50

63,00

63,50

64,00

64,50

65,00

2010,5 2011 2011,5 2012 2012,5 2013 2013,5 2014 2014,5 2015 2015,5

Produktivitas (kuintal/hektar)

IP, 2011, 2,06 IP, 2012, 2,20

IP, 2013, 2,50 IP, 2014, 2,43 IP, 2015, 2,36

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

2010,5 2011 2011,5 2012 2012,5 2013 2013,5 2014 2014,5 2015 2015,5

Indeks Pertanaman (IP)

2011 2012 2013 2014 2015

Page 20: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 31

Sampai dengan tahun 2015, selain meningkatkan produktivitas

padi, program/kegiatan ditujukan pula untuk mengidentifikasi komoditi-

komoditi lain selain padi sebagai pangan alternatif. Ubi kayu, sorgum,

ganyong, dan talas menjadi komoditi alternatif yang akan dikembangkan.

Ubi kayu dikembangkan di daerah cileunyi, cilengkrang, Cikancung,

Nagreg, dan Cicalengka. Sorgum seluas 20 ha di Kecamatan

Pameungpeuk dan Bojongsoang. Ganyong seluas 5 ha dikembangkan di

Kecamatan Kertasari dan Baleendah. Lebih lanjut, uji coba talas jepang

juga dibudidayakan di Kecamatan Cikancung, Pasirjambu, dan Kertasari

untuk total luas 2,5 ha. Pada Tahun 2015 kegiatan peningkatan Indeks

Pertanaman didorong dengan dilakukannya rehabilitasi jaringan irigasi,

pembangunan jaringan irigasi baru, pembangunan rumah pompa dan

stimulasi alat mesin pertanian baik melalui anggaran APBD Kabupaten

Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN Perubahan.

Secara garis besar, pengembangan komoditi tersebut dievaluasi

cukup memberikan hasil yang positif terutama untuk komoditi ubi kayu,

sorgum, dan ganyong. Namun, talas jepang dianggap belum dapat

dievaluasi dikarenakan penanaman baru dilaksanakan triwulan akhir

2013. Selain itu, kelompok usaha pengolahan sorgum dan ganyong telah

banyak dan telah memiliki spesifik pasar, walaupun masih skala rumah

tangga. Ubi kayu di Kecamatan Cimenyan menjadi produk olahan populer

yaitu tape singkong.

Sayuran dataran rendah dialokasikan untuk mengganti tanaman

padi pada periode kering sebagai upaya untuk mengurangi dampak

negatif kekeringan pada petani. Sehingga dapat memberikan multifier

effects bagi petani itu sendiri. Komoditi yang dikembangkan terutama

kangkung, mentimun, dan bayam. Hal tersebut juga dilakukan sampai

dengan akhir 2015, mengingat sebagai antisipasi periode kering yang

berlanjut dari tahun 2013.

Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana

produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih

serta sarana dan prasarana lainnya

1. Pupuk

Keberadaan pupuk sangat penting artinya bagi keberhasilan

kegiatan pengembangan agribisnis. Secara teknis kebutuhan pupuk setiap

tahun meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan

masyarakat, akan tetapi seperti halnya pada tahun sebelumnya, Tahun

2013 merupakan periode mengurangi penggunaan pupuk kimia mulai

dengan tujuan untuk mengurangi tingkat degradasi lahan/tanah, dengan

Page 21: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 32

kata lain untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah, dengan cara

sedikit demi sedikit memperbaiki tekstur serta struktur tanah agar sifat-

sifat fisik, biologi maupun kimia tanah nya menjadi lebih baik lagi dan

otomatis ketersediaan unsur hara serta penyerapannya oleh tanaman

menjadi maksimal, juga bisa membentuk iklim mikro yang sesuai dengan

perakaran tanaman. Cara yang ditempuh diantaranya yaitu dengan cara

mensosialisasikan kembali penggunaan pupuk organik terutama pupuk

organik buatan sendiri/kompos maupun buatan pabrik yang lebih ramah

terhadap lingkungan ataupun dengan cara melakukan pemupukan yang

berimbang antara pupuk an organik dan pupuk organik. Realisasi

penyaluran pupuk tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.

Lebih lanjut, sebagai upaya penerapan pupuk organik,

pengembangan unit-unit pengolahan pupuk organik dalam bentuk rumah

kompos menjadi prioritas. Disamping mensosialisasikan penggunaan

kembali pupuk organik dan menjaga kualitas lingkungan melalui

pemanfaatan kembali limbah peternakan dan pertanian, juga memberikan

alternatif usaha bagi kelompok masyarakat tani di luar agribisnis. Langkah

strategis yang telah dilakukan sampai dengan Tahun 2013, adalah:

1. Memfasilitasi pembangunan rumah kompos dan Memfasilitasi alat-

alat pengolahan pupuk organik.

2. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan

teknologi pengolahan pupuk organik bagi kelompok usaha.

3. Revitalisasi komisi Pengawasan Penyaluran Pupuk Kabupaten

Bandung (KP3)

Fasilitasi pengembangan unit pengolahan pupuk organik yang telah

dilaksanakan sampai dengan tahun 2015 dapat mendongkrak

pertumbungan

penggunaan pupuk

organik. Salah satunya

melalui upaya

pengembangan Unit

Pengolahan Pupuk Organik, Kelompok Usaha Ekonomi Pedesaan (KUEP)

“Taruna Mukti” Kampung Papakmanggu Desa Cibodas Kecamatan

Pasirjambu telah berhasil menyalurkan pupuk organik kurang lebih 7.000

Ton/tahun. Penyaluran produk pupuk organik tersebut tersebar dari

Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Subang, juga

telah bekerjasama dengan PT. PN VIII dan PT. Agrimas sebagai

pasar/pengguna produk. Sampai dengan tahun 2015 telah dilakukan

Page 22: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 33

berbagai upaya dalam mendorong pertumbuhan penggunaan pupuk

organik sebagai berikut:

1. Fasilitasi alat pengolahan pupuk organik sebanyak 8 unit di

Kecamatan Cicalengka, Cimenyan, Pasirjambu, Pameungpeuk,

Kertasari, Ibun

2. Fasilitasi rumah kemasan padi organik 1 Paket

3. Bimbingan Teknis pengembangan dan pemanfaatan Pupuk

Organik 1 kali

4. Mapping pencapaian dan pemanfaatan pupuk organik 1 kali

5. Stimulasi pupuk organik untuk kegiatan penanaman, baik

komoditas perkebunan, hortikultura, kehutanan dan tanaman

pangan.

Tabel 2.8 Realisasi Jumlah Penggunaan Pupuk di Kabupaten Bandung Tahun 2015

Jenis Sarana

Produksi

Realisasi Tahun % Realisasi-

Sasaran 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Urea 39.489 26.289 24.701 24.864 22.501 90,50

SP-36

(Superphos) 5.445 3.638 5.929 4.113 4.692 114,09

ZA 5.885 5.152 6.534 3.859 4.660 120,76

NPK (Ponska

dan Kujang) 13.678 13.739 18.239 16.751 17.145 102,35

Organik 1.310 1.076 1.300 787 1.024 130,11

Penggunaan pupuk pada semua jenis pupuk menunjukan bahwa

antara bulan januari-Desember dan April-Juni terjadi

pemakaian/penggunaan pupuk cukup tinggi, ini menandakan terjadinya

pemakaian yang cukup tinggi pada bulan tersebut yang menandakan

bahwa pada rentang bulan tersebut terjadi fase pertanaman yang cukup

tinggi pula. Hal tersebut terlihat pada Gambar 2.6 di bawah.

Page 23: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 34

Gambar 2.6 Perkembangan Penggunaan Pupuk Kabupaten Bandung

2. Pengelolaan Benih

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

membantu/memfasilitasi BKPPP dan BPSB dalam melakukan

pengawasan dan sertifikasi benih terhadap para penangkar benih.

Selanjutnya, Balai benih Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan di

Solokan Jeruk dan Jelekong sebagai UPTD dari Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan terus mengembangkan dan memantau

penggunaan benih bermutu/berlabel di lapangan. Sampai dengan Tahun

2015, Pada tahun 2012 telah dapat menyalurkan benih padi sebanyak

421.25 Ton dan 20.25 Ton benih jagung yang terdiri dari 35 Ton APBD

Kabupaten Bandung sebagai Cadangan Benih Daerah (CBD) seimulan

bencana alam dan pengembangan untuk 1.400 hektar dan dari BLBU dan

CBN sebanyak 262.5 Ton untuk SL-PTT padi non hibrida; 93,75 Ton SL-

PTT padi ladang; 30 ton untuk SL-PTT padi hibrida; dan 20,25 ton untuk

SL-PTT Jagung, sedangkan pada tahun 2013 telah dapat menyalurkan

benih padi sebanyak 525 Ton untuk kegiatan SLPTT dan 20,20 Ton benih

jagung. Disamping itu, 13,5 Ton benih kedelai disalurkan sebagai upaya

uji coba budidaya kedelai di Kabupaten Bandung guna mendukung

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

UREA SP-36 ZA NPK (Kujang + Ponska) ORGANIK

MT. 2013/2014 MT. 2014/2015

Page 24: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 35

tercapainya swasembada kedelai nasional. Cadangan Benih Daerah dan

Bantuan Penggantian Bencana sebanyak 11,5 Ton dari APBD Kabupaten

Bandung. Pada tahun 2015 telah disalurkan Cadangan Benih Daerah

(CBD) stimulasi dampak bencana alam sebesar 23.5 Ton

Selama kurun waktu 5 tahun sampai dengan tahun 2015, pada

tahun 2013, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan telah melakukan

penjajakan kerjasama dengan BATAN untuk melakukan pelepasan

varietas padi lokal Kabupaten Bandung, yakni varietas Jembar. Kerjasama

tersebut di mulai dengan uji multi lokasi dan uji adaptasi di beberapa titik

di Kabupaten Bandung dan beberapa titik di luar Kabupaten Bandung,

yang langkah selanjutnya akan dilaksanakan pada Tahun 2013.

Disamping itu pula dalam upaya mengejar penyerapan teknologi

pertanian, UPTD Benih menampung serta menyediakan benih

berlabel/bermutu untuk disebar/ditanam oleh para petani di wilayah

kabupaten bandung, dan menurut data dari UPTD benih bermutu/berlabel

yang banyak ditanam/digunakan oleh para petani di Kabupaten Bandung

ini adalah Varietas Ciherang (60%), Sintanur (3%), Mekongga (17%), IR-

64 (10%) dan benih Lokal sebanyak 10%.

Lebih lanjut, pengelolaan benih/bibit tanaman lainnya seperti

hortikultura, perkebunan dan kehutanan sebelum disebar ke lapangan

dikontrol dan dikendalikan kualitasnya melalui upaya penyertaan sertifikasi

benih/bibit tersebut. Penyaluran benih harus melalui uji lapangan dan

adaptasi sehingga tidak berdampak negative terhadap pertanaman

lainnya di lapangan.

Upaya menciptakan benih/bibit baru khas lokal mulai menempati

prioritas target kinerja. Pada tahun 2013, beberapa komoditi unggulan

kabupaten dikembangkan sistem penangkarannya melalui kerjasama

dengan balai penelitian. Jeruk besar cikoneng di Desa Cibiru Wetan

Kecamatan Cileunyi menjadi sasaran pertama dikarenakan komoditi ini

memiliki spesifik unik. Krisan dan tanaman hias lainnya dilaksanakan

melalui pengembangan kebun percobaan. 1,5 hektar dengan berbagai

sarana prasarana telag dibangun untuk menunjang pengembangan

penangkaran dan uji adaptasi khusus tanaman hias di Kecamatan

Pasirjambu. Penangkaran kentang dan stroberi juga mulai dikelola secara

intensif dan tersebar di Kecamatan Pangalengan, Kertasari, Rancabali

dan Pasirjambu. Pada tahun 2015 juga tetap dikembangkan benih

varietas yang cocok dengan wilayah Kabupaten Bandung diantaranya

adalah benih ciherang, Inpari 14, Inpari 30 dan Sintanur, hasil test

menunjukkan bahwa varietas ciherang dan inpari 14 lolos dan dapat

dijadikan benih berlabel, sedangkan untuk varietas inpari 30 dan sintanur

hasil tes daya tumbuh tidak lolos, sehingga hasil panen varietas sintaur

dan inpari 30 dijual untuk konsumsi.

Page 25: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 36

3. Pengelolaan Alat Mesin Pertanian

Alat Mesin Pertanian sangat mempengaruhi tingkat pencapaian

ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung. Melalui hal tersebut, akan

mempercepat waktu tanam, waktu olah, dan waktu simpan dengan

kuantitas dan kualitas yang relatif lebih bila dibandingkan dengan secara

manual. Perkembangan Alat Mesin Pertanian dari tahun ke tahun terus

mengalami peningkatan baik dari jumlah alat maupun ketrampilan

operator. Peningkatan tersebut disebabkan adanya swadaya masyarakat

maupun dukungan dari pemerintah Pusat, Propinsi ataupun Kabupaten.

Meskipun demikian, program mekanisasi pertanian secara bertahap perlu

terus dikembangkan karena semakin terbatasnya tenaga kerja di

pedesaan terutama buruh tani, meningkatnya efisiensi dan efektivitas

pemanfaatan alat itu sendiri, meningkatnya tuntutan konsumen terhadap

mutu dan kualitas produk pertanian. Sampai dengan Tahun 2015 jumlah

alat mesin pertanian yang diberikan ke tingkat petani mengalami

peningkatan cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2011, Alat

dan mesin pertanian mengalai lonjakan ditahun 2014 dan tahun 2015 baik

dengan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Bandung, APBD

Provinsi Jawa Barat maupun APBN .

Pengembangan kegiatan mekanisasi pertanian diharapkan dapat

berdampak positif terhadap kualitas penerapan teknologi usaha tani,

pendapatan usaha tani, peningkatan minat generasi muda untuk terus

bekerja di sektor pertanian, sehingga diharapkan usaha tani dan bisnis

pertanian dapat terus berkembang serta dapat meningkatkan minat para

generasi muda agar tidak merasa minder dalam bergumul dengan lumpur

dan bercinta dengan tanah dan terus bekerja pada sektor pertanian dalam

merajut masa depan keluarga.

Sampai dengan tahun 2015, sebagai langkah strategis dalam

mengelola alat mesin pertanian di Kabupaten Bandung, Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan mengembangkan Unit Pelayanan Jasa

Alsintan yang bertujuan untuk mengelola dan memelihara alat dan mesin

pertanian yang telah ada di lapangan. Dengan UPJA ini, kelompok-

kelompok masyarakat mendapatkan alternatif usaha dalam bidang

penyewaan alat mesin pertanian tersebut. Hal tersebut dapat memberikan

efek positif pada kedua belah pihak. Di sisi petani, akan mempermudah

pekerjaan dan mempercepat waktu usahanya dengan pembayaran sewa

setelah panen, di sisi lain, UPJA akan mendapatkan keuntungan sebagai

penghasilan dan pemeliharaan aset UPJA. Kehadiran UPJA di perdesaan

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani, kelompok tani dan

gabungan kelompok tani dalam rangka penyediaan pelayanan jasa

alsintan guna mendukung tercapainya pemenuhan produksi pertanian

yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk,

Page 26: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 37

menurunnya daya dukung lahan, rendahnya intensitas pertanaman, dan

kepemilikan alsintan secara individu yang kurang menguntungkan.

Tabel 2.9 Jumlah Alat Mesin Pertanian di tingkat petani Kabupaten

Bandung Sampai Dengan Tahun 2015

Jika dibandingkan dengan tahun 2012, maka terdapat peningkatan cukup

signifikan jumlah dari Alat Pertanian dan Mesin yang telah dicapai pada

tahun 2015, seperti traktor terjadi peningkatan 60.32% dari 504 unit

menjadi 808 unit dengan prosentase kerusakan berat selama 4 tahun

sebanyak 54 unit atau 14 unit rusak per tahun.

Strategi lainnya, pengembangan bengkel keliling kabupaten

menjadi target utama disamping penataan ulang unit-unit PJA. Tujuan dari

bengkel keliling tersebut adalah untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat tani dalam merenovasi/memperbaiki alat mesin pertanian

Kondisi Baik/Rusak

Ringan *)

(1) (3) (4)

754 54

- -

11 -

- -

7.799 1.098

15 -

635 206

8.782 184

4 Pompa Air 486 35

6.684 267

1 -

5 -

- -

16 -

795 84

87 4

24 1

- -

13 -

7 Pembersih Gabah / Winower 1 -

9 1

b. Pengering tipe vertikal / Continuosus Dryer 1 1

591 19

b. Penggilingan Padi Menengah / Medium Rice Mill 78 8

40 1

10 Penyimpanan Hasil Tanaman Pangan (Silo) - 1

11 253 14

a. Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) - -

b. Kelompok Tani (POKTAN) - -

c. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) - -

d. Koperasi Unit Desa (KUD) /Koperasi Tani - -

e. Kios Sarana Produksi Pertanian (SAPROTAN) - -

f. Kelompok Penangkar Benih - -

g. Regu Pengendali Hama - -

Keterangan : Soreang, 31 Desember 2015

*) Rusak ringan : yang masih dapat diperbaiki

**) Rusak berat ; tidak dapat digunakan lagi (secara ekonomi tidak layak diperbaiki

Penggilingan padi kecil (Small Rice Mill) Kapasitas < 500 kg gabah/jam

Penggilingan padi sedang (Medium Rice Mill) : kapasitas giling antara 500 - 1500 kg gabah/jam

Penggilingan padi besar : (Large Rice Mill) : kapasitas giling > 1500 kg gabah/jam

NoJenis Alat / Mesin dan Kelembagaan

Rusak Berat **)Jumlah

Pertanian (3) + (4)

(2) (5)

1 Pengolahan Lahana.Traktor Roda Dua 808

b.Traktor Roda Empat -

2 Penanamana.Tanam Padi (Transplanter) 11

b. Tanam Biji-bijjian (Seeder) -

3 Pengendalian OPT

a. Penyemprot (Hand Sprayer dan Power Sprayer) 8.897

b. Pengabut Pestisida (Swing - Fog) 15

c. Emposan Tikus 841

d. Pembersih Gulma 8.966

Pengairan 521

5 Pemanenan

a.Sabit Bergerigi 6.951

b. Pemotong padi tipe gunting (Reaper) 1

c.Pemotong Padi Tipe Gendong (Paddy Mower) 5

d. Stripper -

e. Combine Harvester 16

f. Pengungkit ubi kayu / ubi jalar 879

6 Perontokan/Pemipilan

a. Perontok Padi / Thrasher 91

b. Pemipl Jagung / Cornshller 25

c. Perontok Kedelai / Thrasher -

d. Perontok Multi Guna ( Padi, Jagung, Kedelai) 13

c. Penggilingan Padi Besar / Large Rice Mill 41

Pembersihan 1

8 Pengeringana. Pengering tipe datar Flat Bed Dryer 10

2

9 Penggilingan

a. Penggilingan Padi Kecil / Small Rice Mill 610

86

12 Kelembagaan Pertanian

25

1.533

201

36

137

11

89

Penyimpanan 1

Pembuatan Pupuk Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO)/Kompos 267

Sumber: Statistik DISTANBUNHUT Kab. Bandung 2015.

Page 27: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 38

yang mengalami kerusakan. Operasionalisasi bengkel keliling akan

dibangun kerjasama antara dinas, BKPPP, dan swasta sebagai supplier

spare part.

4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Salah satu upaya pengamanan produksi beras daerah adalah

pengendalian OPT. Pemerintah Kabupaten Bandung berupaya seefektif

dan seefisien mungkin dalam mengendalikan serangan OPT maupun

menangani bencana alam. Hal ini memberikan efek positif dalam

meminimalisasi kemungkinan terjadinya puso yang diakibatkan oleh

serangan OPT dan bencana alam kekeringan/banjir. Melalui pembentukan

Brigade Proteksi Tanaman di tingkat kecamatan dan desa se-Kabupaten

Bandung pengendalian dan penanganan tersebut dapat segera dilakukan

secara cepat, tepat, dan akurat.

Brigade proteksi tanaman merupakan agen pemerintah yang

bertugas sebagai pemantau, pengendali, dan pelaksana pengamanan

produksi pangan di Kabupaten Bandung, terutama yang diakibatkan oleh

serangan OPT dan bencana alam. Agen tersebut terdiri dari Petugas

Pengendali OPT (POPT) dinas dan para petani di desa dan kecamatan

se-Kabupaten Bandung. Setiap kejadian di lapangan akan segera

ditangani secara cepat dan tepat dengan memotong jalur

koordinasi/birokrasi. Teknologi pengendalian OPT yang telah

dilaksanakan adalah: (1) Spot Stop; (2) Trips Barrier System; (3) Agen

hayati.

Selain itu, pengembangan desa-desa PHT yang bekerjsama

dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu prioritas langkah

untuk mengendalikan serangan OPT. Melalui kombinasi Desa PHT dan

brigade proteksi tanaman diharapkan akan mengurangi dampak negatif

dari serangan OPT dan bencana alam terhadap jumlah produksi dan

keadaan puso. Berikut stimulan yang telah disalurkan untuk pengendalian

OPT, yang berasal dari APBD Kabupaten Bandung dan APBN, adalah:

Tabel 2.10 Stimulan Pengendalian OPT Tahun 2015

No Sarana Volume

1. Sarana pengendali agen hayati

a. Trichogaamma sp

b. metharizium sp

c. Beauveria sp

952 pias

800 bungkus

800 bungkus

2. Teknologi trip barrier system 20 paket

3. Obat-obatan pengendalian OPT

a. Rodentisida anti oagulan

b. Insektisida

250 kg

230 kg

Page 28: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 39

No Sarana Volume

c. Fungisida

d. Rodentisida/pengasapan

200 kg

170 kg Sumber: UPTD Alat mesin Pertanian dan Pengendalian OPT

Sub sistem pengelolaan infrastruktur dasar pertanian

1. Pengelolaan Infrastruktur Pengairan

Berpedoman pada Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang SDA

dan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi

mengamanatkan bahwa tanggung jawab pengelolaan jaringan irigasi

tersier sampai ke tingkat usahatani (JITUT) dan jaringan irigasi desa

(JIDES) menjadi hak dan tanggung jawab petani pemakai air (P3A)

sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah daerah

Kabupaten/Kota disebutkan bahwa kewenangan pengembangan dan

rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usahatani dan jaringan irigasi desa

menjadi kewenangan dan tanggung jawab instansi tingkat kabupaten/kota

yang menangani urusan pertanian.

Potensi sumber daya air permukaan di wilayah Kabupaten

Bandung dari sisi kuantitas dapat dikatakan cukup baik apabila hanya

dilihat secara jumlah volume keseluruhan dalam setahun. Namun apabila

ditinjau dari periode waktu dan lokasi setiap Satuan Wilayah Sungai

(SWS), kondisi ketersediaan sumber air ini diperkirakan mempunyai 3

macam fluktuasi yaitu fluktuasi tinggi, Sedang dan Rendah. Potensi

sumber daya air yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung berupa mata air

dan situ-situ serta curah hujan. Untuk pemanfaatan sumber air tersebut

telah dibangun bangunan pengambilan utama berupa bendungan,

embung dan bangunan irigasi-irigasi, bendungan-bendungan yang ada ini

dimanfaatkan selain untuk mengairi lahan pertanian juga untu pembangkit

tenaga listrik.

Potensi air permukaan sungai dan air permukaan bendungan yang

ada di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel 2.11 di bawah ini.

Page 29: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 40

Tabel 2.11 Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di Kabupaten

Bandung

No Lokasi Nama Sungai/

DAM

Volume

(Juta m3) Kecamatan Desa

1 Soreang - Sadu - Cibeureum 20,0947

- Buninagara - Leuwikuya 97,4462

2 Pasirjambu - Buninagara - Leuwikuya -

3 Ciwidey - Panyocokan - Cigadog 30,2745

4 Margaasih - Lagadar - Malang 20,1326

5 Katapang - Parungserab - Leuwikuya 18,6567

- Banyusari - Kiarawuyeuh 8,7039

- Juntigirang - Juntihilir 6,5847

- Banyusari - Baros 2,1192

6 Majalaya - Wangisagara - Wangisagara 63,8793

7 Ciparay - Pakutandang - Cirasea 93,5105

8 Pacet - Maruyung - Wanir 71,1452

9 Rancaekek - Rancaekek kulon - Ciajasana 46,1848

10 Ibun - Lampegan - Cikaro 125

16 Cangkuang - Jatisari - Ciherang 95,7811

Pengelolaan sumberdaya air ini, dilaksanakan program

pengontrolan dan pemeliharan juga rehabilitasi saluran-saluran irigasi

tersier yang ada melalui pengembangan jaringan irigasi dan pembuatan

cek dam/dam parit, agar supaya tidak terjadi kekeringan pada musim

kemarau dan banjir pada musim penghujan dan juga pembuatan sumur

pantek serta embung. Tujuan utama pengelolaan/pemeliharaan air irigasi

ini adalah untuk (1) meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan (2)

mengurangi dampak bencana alam kekeringan dan banjir. Upaya

pemeliharaan saluran irigasi tersebut, dianggarkan baik berasal dari APBD

Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, maupun APBN.

Sampai dengan tahun 2015, ada beberapa kegiatan pengelolaan

air irigasi tersier di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung,

yakni kegiatan rehabilitasi Jaringan Irigasi, pembangunan embung; dan

revitalisasi kelembagaan pengelolaan air irigasi - P3A mitra cai -. Alokasi

anggaran dari APBD Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, dan

APBN Kementerian Pertanian.

Pada tahun 2011 dilaksanakan pengelolaan air melalui beberapa

kegiatan sebagai berikut:

1. Stimulasi pompa air 6” sebanyak 7 unit di kecamatan ciparay,

Rancaekek, Majalaya, Arjasari, Kutawaringin dan Bojongsoang.

Page 30: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 41

2. Rehabilitasi Jaringan Irigasi (JITUT) mengcover seluas 155 ha di

Kecamatan Katapang (40 ha), Cimaung (35 ha), Margaasih (80 ha) dan

Solokanjeruk (40 ha)

3. Rehabilitasi Jaringan Irigasi (JIDES) mencover seluar 130 Ha di

Kecamatan Solokanjeruk (45 ha), Majalaya (45 ha), Cilengkrang (40

ha).

4. Pengadaan Sumur Pantek di Kecamatan Katapang, Cikancung,

Kutawaringin, Margaasih dan Baleendah sebanyak 5 Unit

5. Terlaksananya Forum Komunikasi Petani Pemakai Air di 6

Kecamatanan

6. Terlaksananya pembangunan rumah pompa sebanyak 3 unit di

Kecamatan Solokanjeruk, Nagreg dan Arjasari.

Pada tahun 2012 dilaksanakan pengelolaan air melalui beberapa

kegiatan sebagai berikut:

1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi (JITUT) mengcover seluas 60 ha di

kecamatan cileunyi.

2. Rehabilitasi Jaringan Irigasi (JIDES) mengcover seluas 25 ha di

kecamatan solokanjeruk.

3. Terlaksananya antisipasi kekeringan melalui kegiatan irigasi air

permukaan (rumah poma) di 4 lokasi di Kecamatan Baleendah,

Cikancung, Ciparay dan Rancaekek

Pada tahun 2013 dilaksanakan pengelolaan air melalui beberapa

kegiatan sebagai berikut:

1. Pengembangan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi seluas 2.500 hektar di

Kecamatan Solokanjeruk, Majalaya, Cicalengka, Rancaekek, Pacet,

Baleendah, Kutawaringin, Ibun, Cikancung, Cimenyan, Cileunyi,

Cimaung, Pasirjambu, Arjasari, Bojongsoang, Cangkuang, dan Paseh. 2. Pembangunan jaringan irigasi air permukaan, berupa rumah pompa

dan jaringannya sebanyak 25 paket di Kecamatan Cicalengka,

Bojongsoang, Solokanjeruk, Rancaekek, Ibun, Paseh, Pacet,

Kutawaringin, Baleendah, Cikancung, Ciparay, dan Majalaya; 3. Stimulan pompa air sebanyak 57 unit; 4. Revitalisasi P3A Mitra Cai di Kecamatan Pangalengan, Ciparay,

Pasirjambu, Rancabali, Cikancung, Rancaekek, dan Cikancung. 5. Pembuatan cek dam/dam parit sebanyak 8 paket di Kecamatan

Cimenyan, Arjasari, Cicalengka, Cangkuang, Cimaung, dan Nagreg. Pada tahun 2015 dilaksanakan pengelolaan air melalui beberapa

kegiatan sebagai berikut:

1. Pembangunan irigasi air permukaan sebanyak 29 paket di 13

kecamatan

Page 31: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 42

2. Pipanisasi sebanyak 9 unit di kecamatan Cimaung, Ciparay, paseh,

Nagreg dan pangalengan

3. Pembangunan DAM Parit sebanyak 19 Unit di 10 kecamatan

4. Stimulasi pompa air 2”, 3” dan 4” sebanyak 41 unit di 18 Kecamatan

Perbaikan jaringangan irigasi dan pengeloaan air tersebut

berdampaknya nyata dengan meningkatnya Indeks Pertanaman dari

tahun 2011 sebesar 2.03 menjadi 2.36 di tahun 2015

Pengelolaan Lahan

Pengelolaan lahan ditujukan untuk mengoptimal penggunaan lahan

bagi pengusahaan agribisnis tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan, sehingga dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan

berproduktif. Lebih lanjut, pengotimalisasi lahan tersebut termasuk

pembangunan infrastruktur dasar – jalan, optimalisasi, konservasi –.

Pengelolaan lahan tersebut juga merupakan langkah strategis yang

dilakukan oleh Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan untuk

menjaga dan mengamankan ketersediaan pangan lokal. Langkah

strategis yang dilakukan bersumber dari APBD Kabupaten Bandung dan

APBN Kementerian Pertanian, yang meliputi:

i. Pembangunan/rehabilitasi jalan usaha tani

Pada tahun 2011 dilaksanakan rehabilitasi jalan usaha tani di

Nagreg sepanjang 1 Km.

Pada tahun 2012 dilaksanakan rehabilitasi jalan usaha tani di

Pacet sepanjang 1 Km.

Pada Tahun 2013, rehabilitasi jalan usaha tani dilaksanakan

sepanjang 21 km di Kecamatan Katapang, Ciparay, Rancaekek,

Arjasari, Kutawaringin, Nagreg, Ibun, Cikancung, Paseh,

Cicalengka, Ciparay, Katapang.

ii. Optimalisasi lahan tidak produktif, yang dilaksanakan seluas 1.060 hektar dengan mengembangkan budidaya pertanian tanaman pangan alternatif, seperti ubi kayu yang dilaksanakan di Kecamatan Kutawaringin, Bojongsoang, Baleendah, Cimaung, Cicalengkaa, Paseh, Soreang, Margaasih, Cangkuang, Pacet, Katapang, Rancaekek, Solokanjeruk, Cikancung, Ibun, Cileunyi, Dayeuhkolot, Cilengkrang, Arjasari, dan Margahayu.

Peningkatan Sarana Prasarana Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Penanganan panen dan pasca panen di Kabupaten Bandung pada

tahun 2015 untuk komoditas padi dan jagung memperlihatkan

perkembangan yang cukup mengembirakan, hal ini salah satunya dapat

Page 32: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 43

dilihat dari tingkat penurunan angka kehilangan hasil dalam hal

pemanenan serta pengolahan pasca panennya. Berdasarkan data yang

ada, tingkat kehilangan hasil komoditas padi pada tahun 2011 dalam

penanganan pasca panen mencapai 11,15% dan pada tahun 2012 ini

menurun 0,75% menjadi 10,75% dan menjadi 10,47% pada tahun 2013.

Sedangkan pada komoditas jagung angka kehilangan hasil tahun 2010

sebesar 4,20% menurun menjadi 4,17% pada tahun 2012 (turun 0,03%)

dan pada tahun 2015 mencapai 10.02% , sehingga bila dihitung dari tahun

2011 awal dari RPJMD sampai dengan akhir periode 2015 progress

penurunan nilai kehilangan dapat mencapai 11.13%. Nilai-nilai penurunan

kehilangan hasil tersebut diukur pada kelompok tani yang mendapatkan

intervensi bantuan.

Penurunan tingkat kehilangan hasil tersebut didukung adanya

penggunaan alat mesin pertanian yang semakin modern, tingkat

kesadaran petani dan ketrampilan petani yang semakin meningkat sejalan

dengan upaya pembinaan yang cukup intensif dari Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung.

Sampai dengan tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Bandung yang

didukung oleh anggaran yang bersumber dari APBN Kementerian

Pertanian dan APBD Provinsi Jawa Barat telah memberikan stimulan

barang dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan teknologi pasca

panen dan pengolahan hasil sebagai upaya dalam pengembangan dan

pemberdayaan kelompok-kelompok pengolahan hasil berbasis komoditas

tanaman pangan, berupa:

1. Penggilingan padi/power thresher/peda thresher sebanyak 11 unit

di Kecamatan Kutawaringin, Cangkuang, Banjaran, Solokanjeruk,

dan Soreang;

2. Mesin Parut ubi kayu sebanyak 2 unit di Kecamatan Cicalengka

dan Pacet;

3. Mesin pemipil jagung sebanyak 1 unit di Kecamatan Soreang dan

chipper sebanyak 1 unit di Kecamatan Cimenyan;

4. Combine harvester sebanyak 1 unit di Kecamatan Solokanjeruk;

5. Mesin pengolahan hasil 1 paket di Kecamatan Kertasari dan sarana

pengemasan sebanyak 1 paket di Kecamatan Ciparay.

6. Stimulan unit pasca panen dan pengolahan hasil sebanyak 1 paket

di Kecamatan Solokanjeruk yang terdiri dari bangunan, sepaket alat

pasca panen dan pengolahan hasil padi.

7. Terlaksananya Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil

8. Terlaksananya fasilitasi pengembangan padi organik fasilitasi

rumah kemasan padi organik.

9. Terlaksananya pengadaan stimulan alat pasca panen padi (Terpal,

Power thresser, Polisher)

Page 33: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 44

10. Terlaksananya fasilitasi pasca panen dan pengolahan jagung

Bintek pasca panen

11. Terlaksananya fasilitas pasca panen dan pengolahan jagung

stimulan alat pasca panen jagung (corn Sheller)

12. Terlaksananya fasilitasi pasca panen dan pengolahan ubi kayu

stimulan alat pengolahan Tanaman Pangan

13. Terlaksananya stimulan alat pengolahan Tanaman Pangan

14. Terlaksananya bimbingan teknis pasca panen

B. Evaluasi Subsektor Hortikultura dan Perkebunan

Subsektor ini diarahkan dalam pelayanan pemenuhan sasaran

strategis ”Meningkatnya keunggulan komparatif dan kompetitif produk

pertanian melalui pengembangan agribisnis dalam aglomerasi ekonomi

pertanian”.Sasaran strategis ini diarahkan untuk mengembangkan

kelompok-kelompok usaha agribisnis yang berbasis komoditas hortikultura

dan perkebunan unggul lokal Kabupaten Bandung. Agribisnis hortikultura

dan perkebunan dikembangkan berdasarkan pada potensi satu kawasan

tertentu.Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan transformasi

desa-desa dengan memperkenalkan unsur-unsur urbanisme ke dalam

lingkungan pedesaan yang spesifik yang didalamnya menekankan

kekuatan lokal untuk berkembang aktif dalam struktur ekonomi wilayah.

Selain itu, pertimbangan kaidah-kaidah konservasi air dan tanah

menjadi prioritas dalam pengembangan kawasan hortikultura dan

perkebunan di Kabupaten Bandung. Penentuan kawasan-kawasan

didasarkan pada: (1) potensi yang dimiliki; (2) sumberdaya pertanian yang

memadai; (3) sesuai kaidah konservasi dan tercantum dalam RTRW

Kabupaten Bandung; dan (4) memiliki peluang komparatif dan kompetitif.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran

strategis 2 seperti yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari

berbagai fakta yang ada, baik berupa keberhasilan maupun

kekurangberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian di Kabupaten

Bandung, apabila dibandingkan dengan tahun terhadap sasaran/target

maupun realisasipada tahun tahun sebelumnya.

Tabel 2.12 Pengukuran sasaran strategis 2 Tahun 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja

Realisasi %

Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk pertanian melalui pengembangan

a. Jumlah rata-rata capaian produktivitas komoditas unggulan: - Sayuran (kui/ha) - Buah-buahan (kui/Ha) - Biofarmaka (Kg/m2)

216,50 104.00 3,25

414,29 137,55 4,52

191,36 13,26 139,08

Page 34: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 45

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja

Realisasi %

agribisnis dalam aglomerasi ekonomi pertanian

- Tan. Hias (tangkai/ M2)

- Kopi (ton/ha) - Teh (ton/ha) - Cengkeh (ton/ha) - Tembakau (ton/ha)

17,48 1,195 2,500 0,220 1,000

15,00 1,030 2,150 0,220 0,890

85,81 86,19 86,00 100,00 89,00

b. Jumlah kelompok tani yang telah memiliki registrasi kebunHortikultura (kel)

40

60

89,00

Keterangan: *) data sampai dengan triwulan II (Juni 2013)

Pencapaian Jumlah Produksi Komoditas Hortikultura dan

Perkebunan

Produksi serta produktivitas komoditas pertanian khususnya

komoditas hortikultura dan perkebunan yang diunggulkan di Kabupaten

Bandung tahun 2015 ini terjadi peningkatan yang cukup signifikan

walaupun menghadapi kendala-kendala yang cukup sulit seperti keadaan

alam yang cukup ekstreem khususnya iklim yang kering, namun disisi lain

iklim tersebut membantu dalam pertumbuhan serta perkembangan bunga

dan pembuahan komoditas hortikultura dan perkebunan sehingga

umumnya mampu menaikan produksi dan produktivitasnya asalkan

pengairannya tetap terjaga dan terpenuhi. Selain itu pula ada tantangan

internal diantaranya adalah peralihan komoditas karena alasan-alasan

tertentu, pengurangan lahan produktif karena digunakan untuk keperluan

lainnya serta terkadang penanaman/pertanian komoditas hortikultura

berbenturan dengan isu-isu tentang kaidah-kaidah konservasi.

Lima komoditas utama sayuran di kabupaten Bandung adalah

kentang, tomat, cabe, bawang merah, dan kubis. Kelima komoditas

tersebut mengalami peningkatan dalam hal produksi dan produktivitas.

Disamping itu, terdapat komoditas-komoditas spesifikasi lokal dan

eksklusif yang dikembangkan atas kerjasama antara petani dengan

pelaku pasar (ritel, industri, dan eksportir), seperti wortel, brokoli, paprika,

dan sayuran eksklusif jepang. Komoditas tersebut tersebar di Kecamatan

Pangalengan, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali, Cimenyan, dan Kertasari.

Penetapan Kabupaten Bandung sebagai kabupaten stroberi pada

Tahun 2012 membawa perubahan terhadap fokus strategis pembanganun

hortikultura. Pada Tahun 2013, stroberi menjadi prioritas pengembangan

yang diimplementasikan ke dalam beberapa program/kegiatan, yaitu (1)

Page 35: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 46

pengembangan penangkaran stroberi yang tersebar di Kecamatan

Rancabali dan Pasirjambu. Identifikasi benih/bibit unggul stroberi

merupakan salah satu langkah aksi untuk menghasilkan benih/bibit

spesifik local Kabupaten Bandung.

Tahun 2013 melalui kerjasama sister city dengan pemerintah Korea

Selatan berupaya mengadopsi benih stroberi yang berasal dari Korea ke

Kabupaten Bandung; (2) Pengembangan intensifikasi dan ekstensifikasi

stroberi melalui fasilitas green house, benih/bibit, dan sarana pengairan

menuju stroberi organik; dan (3) fasilitasi pengembangan pasca panen

dan pengolahan hasil stroberi termasuk rumah kemasan stroberi.

Perkembangan yang cukup signifikan diperlihatkan dengan pencapaian

jumlah produksi sebanyak 151.959 ton dari luas areal 451 hektar.

Tabel 2.13 Realisasi Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan

Produktivitas Komoditas Sayuran di Kabupaten Bandung

Tahun 2015

No Uraian Komoditi Realisasi

2011 Realisasi

2012 Realisasi

2013 Realisasi

2014 Realisasi

2015

Realisasi Th.2015

thdp Th.2014

1 2 4 5 6 7 9

1 Bawang Merah

Luas Tanam (ha) 2.827 3.116 2.911 3.086 2.377 53,18

Luas panen (ha) 1.799 3.265 2.915 3.027 3.254 96,70

Produksi (ton) 20.887 39.222 31.699 32.770 39.566 1.097,15

Produktivitas (kwt/ha) 116,1 120,13 108,74 108 121,59 113,46

2 Kentang

Luas Tanam (ha) 6.527 6.711 4.814 4.380 2.253 51,44

Luas panen (ha) 5.346 7.036 5.372 4.676 3.464 74,08

Produksi (ton) 110.793 131.007 108.832 93.968 705.986 751,30

Produktivitas (kwt/ha) 207,25 186,19 202,59 201 203,81 101,42

3 Kubis

Luas Tanam (ha) 5.394 5.266 4.004 4.457 1.941 43,55

Luas panen (ha) 4.592 5.242 4.331 4.683 2.790 59,58

Produksi (ton) 109.326 125.606 100.150 107.192 645.313 602.016,01

Produktivitas (kwt/ha) 238,08 239,61 231,24 229 231,29 101,05

4* Cabe

Luas Tanam (ha) 787 226 718 753 422 56,04

Luas panen (ha) 740 691 596 702 892 127,07

Produksi (ton) 20.682 20.376 17.598 17.579 208.047 1.183,50

Produktivitas (kwt/ha) 27,95 29,49 295,26 250 233,24 93,14

5* Tomat

Luas Tanam (ha) 1.295 1.174 1.189 1.125 842 74,84

Luas panen (ha) 1.339 1.097 1.215 1.105 1.376 124,52

Produksi (ton) 94.124 94.486 67.900 22.755 483.887 972,66

Produktivitas (kwt/ha) 702,95 861,31 229,15 206 351,66 78,11

6 Bawang Daun

Page 36: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 47

No Uraian Komoditi Realisasi

2011 Realisasi

2012 Realisasi

2013 Realisasi

2014 Realisasi

2015

Realisasi Th.2015

thdp Th.2014

1 2 4 5 6 7 9

Luas Tanam (ha) 3.147 3.549 1.189 4.117 2.418 58,73

Luas panen (ha) 2.969 3.512 1.215 4.112 2.632 64,01

Produksi (ton) 49.570 54.115 67.900 68.401 386.480 565.020,98

Produktivitas (kwt/ha) 166,96 154,086 229,15 166 146,84 88,28

7 Kembang Kol

Luas Tanam (ha) 466 512 575 592 278 46,96

Luas panen (ha) 418 511 602 573 293 51,13

Produksi (ton) 8.091 9.958 9.777 11.258 56.997 506,28

Produktivitas (kwt/ha) 193,56 194,88 162,40 196 194,53 99,01

8 Petsai/Sawi/Sosin

Luas Tanam (ha) 3.128 3.176 3.635 2.938 1.882 64,06

Luas panen (ha) 3.015 3.218 3.476 3.145 2.032 64,61

Produksi (ton) 61.396 67.581 71.079 66.486 436.750 656,91

Produktivitas (kwt/ha) 203,63 210,01 204,48 211 214,94 101,67

9 Wortel

Luas Tanam (ha) 2.131 1.745 2.212 1.914 1.056 55,17

Luas panen (ha) 2.006 1.796 2.003 1.924 1.214 63,10

Produksi (ton) 42.524 40.316 42.507 40.950 275.306 672,30

Produktivitas (kwt/ha) 211,99 224,48 212,22 213 226,78 106,55

10 Lobak

Luas Tanam (ha) 376 306 643 504 277 54,96

Luas panen (ha) 360 313 512 493 308 62,47

Produksi (ton) 8.027 7.228 10.977 10.798 69.404 642,75

Produktivitas (kwt/ha) 222,96 230,91 214,39 219 225,34 102,88

11 Kacang Merah

Luas Tanam (ha) 1.547 1.690 1.421 1.837 450 24,50

Luas panen (ha) 1.191 1.538 1.684 1.795 1.411 78,61

Produksi (ton) 10.835 9.833 16.150 18.663 141.037 755,70

Produktivitas (kwt/ha) 90,97 63,93 95,90 104 99,96 96,14

12* Kacang Panjang

Luas Tanam (ha) 179 119 116 142 47 33,10

Luas panen (ha) 139 156 145 127 135 106,30

Produksi (ton) 2.786 3.620 3.538 3.050

22.216 728,39

Produktivitas (kwt/ha) 117,59 232,03 243,97 240 164,56 68,53

13* Jamur

Luas Tanam (m2) 8.971 11.413 12.715 48.979 33.660 68,72

Luas panen (m2) 8.689 20.205 12.749 41.565 68.324 164,38

Produksi (ku) 15.643 29.530 232.460 44.113 395.664 896,93

Produktivitas (kg/m2) 18 14,62 18,23 11 5,79 54,58

14* Terung

Luas Tanam (ha) 173 160 176 214 60 28,04

Luas panen (ha) 143 186 157 202 168 83,17

Produksi (ton) 4.673 4.964 4.475 6.801 37.936 557,80

Produktivitas (kwt/ha) 135,05 266,89 285,04 337 225,81 67,07

Page 37: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 48

No Uraian Komoditi Realisasi

2011 Realisasi

2012 Realisasi

2013 Realisasi

2014 Realisasi

2015

Realisasi Th.2015

thdp Th.2014

1 2 4 5 6 7 9

15* Buncis

Luas Tanam (ha) 696 850 749 654 398 60,86

Luas panen (ha) 639 789 786 660 639 96,82

Produksi (ton) 14.857 18.279 18.230 8.390 126.841 765,39

Produktivitas (kwt/ha) 128,27 231,68 231,94 127 198,50 79,06

16* Ketimun

Luas Tanam (ha) 561 460 471 554 277 50,00

Luas panen (ha) 524 538 460 525 546 104,00

Produksi (ton) 24.388 18.164 17.340 12.919 170.980 898,05

Produktivitas (kwt/ha) 207,8 337,62 213,96 246 313,15 86,35

17* Labu Siam

Luas Tanam (ha) 55 87 73 37 5 13,51

Luas panen (ha) 62 69 78 42 753 1.792,86

Produksi (ton) 66.493 60.089 59.990 6.040 416.640 675,64

Produktivitas (kwt/ha) 10.724,68 8.708,49 830,59 1.438 553,31 3,77

18* Kangkung

Luas Tanam (ha) 266 260 457 408 231 56,62

Luas panen (ha) 242 255 473 384 313 81,51

Produksi (ton) 9.092 9.495 9.326 4.909 64.044 934,13

Produktivitas (kwt/ha) 135,91 372,37 126,50 128 204,61 114,61

19* Bayam

Luas Tanam (ha) 153 259 206 156 97 62,18

Luas panen (ha) 128 267 212 159 114 71,70

Produksi (ton) 1.250 2.953 2.124 1.542 14.090 856,53

Produktivitas (kwt/ha) 97,64 110,61 92,90 97 123,60 119,47

20* Seledri

Luas Tanam (ha) 1.560 1.516 1.692 1.902 1.130 59,41

Luas panen (ha) 1.596 1.441 1.565 1.842 1.137 61,73

Produksi (ton) 30.479 28.516 30.099 36.890 246.427 662,60

Produktivitas (kwt/ha) 190,97 197,89 191,82 200 216,73 101,87

21* Cabe Rawit

Luas Tanam (ha) 432 282 398 530 141 26,60

Luas panen (ha) 424 324 331 452 688 152,21

Produksi (ton) 11.943 8.150 8.142 3.214 104.055 841,66

Produktivitas (kwt/ha) 68,45 251,54 75,37 71 151,24 55,30

Jumlah Sayuran

Luas Tanam (ha) 40.671 42.877 43.170 30.428 49.506 162,69

Luas panen (ha) 36.361 52.449 43.523 30.773 92.156 299,47

Produksi (ton) 717.859 783.488 927.418 6.821.105 5.367.636 78,69

Produktivitas (kwt/ha) 19,74 14,94 213,09 2.217 58,25 2,63

22* Strowberry**)

Luas Tanam (ha) 172 148 94 214 105 49,07

Luas panen (ha) 188 141 91 108 869 804,63

Produksi (ton) 35.342 151.959 154.316 4.361 417.735 584,71

Page 38: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 49

No Uraian Komoditi Realisasi

2011 Realisasi

2012 Realisasi

2013 Realisasi

2014 Realisasi

2015

Realisasi Th.2015

thdp Th.2014

1 2 4 5 6 7 9

Produktivitas (kwt/ha) 179,93 10.777,21 1.918,16 404 480,71 7,27

* = Provitas nya adalah Produksi Total (Produksi habis panen + Produksi belum habis panen) dibagi dengan Total Panen habis/dibongkar

Produksi komoditas buah-buahan unggulan seperti alpukat, durian

dan strawberry di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 umumnya dapat

melampaui target serta memperlihatkan realisasi yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan tahun 2012,tetapi ada juga yang tidak bisa

melampaui realisasi tahun 2012, ini disebabkan oleh kondisi alam yang

cukup kering sehingga dalam proses pembungaan dan pembuahan

tanaman banyak yang gugur karena evavotranspirasi dari tanaman itu

sendiri cukup tinggi, disamping itu pula sudah banyak tanaman yang tua

dan tidak produktif lagi serta tanaman muda sebagai penggatinya belum

produktif menghasilkan buah. Kondisi yang hampir sama ditemui pada

produksi di tahun 2015. Untuk selengkapnya mengenai realisasi produksi,

dapat dilihat pada Tabel 2.14 di bawah ini.

Tabel 2.14 Realisasi Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten

Bandung Tahun 2015 *)

KOMODITAS Produksi (Kuintal) 2015

2011 2012 2013 2014 Tanam (Pohon)

Tan yg Menghasilkan

(Pohon) Produksi

(Ku) Alpukat 8.576 9.107 6.996 638.481 5.970 122.217 109.960 Belimbing 3.236 3.143 6.183 18.062 347 9.791 6.567 Jeruk Besar 9.833 7.671 7.850 9.990 48 9.076 3.567 Pepaya 9.981 9.011 8.257 29.715 1.606 23.557 4.696 Anggur 4 - 2 - - - - Durian 12.067 8.722 8.556 61.648 5.189 20.462 18.161 Duku 140 352 384 372 - 940 419 Mangga 27.508 14.466 43.626 95.782 7.634 73.273 23.402 Sawo 3.453 3.747 5.021 28.311 184 8.262 8.426 Melinjo 7.321 4.862 5.075 29.889 60 16.969 5.799 Pisang 150.041 149.856 122.958 2.108.844 68.568 420.536 111.854 Jambu Biji 25.458 17.774 30.848 202.526 44.471 64.646 28.540 Manggis 118 316 112 992 2.278 3.351 2.479 Markisa 132 88 2.314 200 1.500 1.137 281 Petai 20.086 9.781 10.932 54.173 256 37.565 19.450 Rambutan 4.975 4.598 3.272 109.198 261 17.515 14.298 Jambu Air 10.384 4.866 12.441 58.167 2.038 29.111 15.486 Nangka 34.810 35.340 36.922 422.307 1.889 56.009 35.716 Sirsak 3.957 3.907 2.963 5.748 153 11.172 3.563

Page 39: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 50

Jengkol 2.400 1.231 2.164 107.142 0 4.906 4.138 Salak 249 321 156 1.133 50 6.068 404 Jeruk Siam 3.283 3.111 4.490 32.464 3.482 15.456 6.960 Nenas 18 16 30 86 488 1.751 98 Sukun 25.847 15.324 15.537 99.883 1.649 40.633 31.679

Sumber : Bidang Hortikultura,DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Tahun 2015 menjadi ajang untuk menciptakan kawasan buah-

buahan lokal di Kabupaten Bandung. Alpukat, jambu kristal, dan jeruk

menjadi komoditi unggulan yang dikembangkan. Kertasari dipusatkan

dalam pengembangan alpukat. Mulai dari penangkaran bibit alpukat

hingga pengembangan kawasan. Cileunyi merupakan salah satu

produsen jeruk besar di Kabupaten Bandung diarahkan untuk menghasil

bibit spesifik lokal melalui jeruk besar cikoneng. Stimulan green house,

bibit, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Cimaung dan Banjaran

dikembangkan sebagai sentra jambu kristal/jambu biji.Pada tahun 2015

ada inisiatif untuk mengembangkan jeruk varietas DN, sehingga telah

dimulai dari perencanaan utuk 2016.

Bila dilihat dari potensi tanaman hias. Kabupaten Bandung

merupakan salah satu sentra produksi tanaman hias di tingkat Provinsi

Jawa Barat dan Nasional. Produksi komoditas tanaman hias dan obat-

obatan unggulan seperti Anggrek, Krisan, Mawar dan Gerbera. Krisan

menjadi primadona pengembangan tanaman hias. Kawasan 3.000 m2

diperuntukan bagi pengembangan krisan. Penangkaran benih,

intensifikasi, dan ekstensifikasi merupakan langkah strategis. Pada Tahun

2013, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan mengembangkan

kebun percobaan yang diperuntukan khusus sebagai laboratorium

lapangan tanaman hias. Adopsi teknologi dan adaptasi benih/bibit

tanaman hias baru di Kabupaten Bandung diujicobakan di kebun

percobaan tersebut. Dengan luas kurang lebih 1 hektar yang berlokasi di

Kecamatan Pasirjambu, berbagai tanaman hias dikembangkan.

Disamping itu, komoditas tanaman obat di Kabupaten Bandung

tahun 2013 yaitu diantaranya jahe, lengkuas, kencur, kunyit umumnya

memperlihatkan realisasi produksi yang sedikit menurun dibanding target

dan realisasi tahun 2012 ini dikarenakan cuaca/iklim yang cenderung

kemarau basah sehingga daya dukung terhadap pertumbuhan tanaman

hias dan biofarmaka berkurang, dan dilapangan banyak petani yang lebih

banyak menanam palawija. Realisasi produksi tanaman hias tersaji pada

tabel 2.15.

Page 40: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 51

Tabel 2.15 Realisasi Produksi Tanaman Hias di Kabupaten Bandung

Tahun 2015

Komoditas Realisasi Produksi (Tangkai) Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 Anggrek

70.215

117.115

58.538

98.938

4.958

Anthurium Bunga 3.797

4.640

3.082

850

152

Gladiul 444

1.532

371

320

390 Helicania

1.704

4.221

5.303

2.425

739

Krisan 183.482

860.237

431.558

748.174

530.166

Mawar

8.577

23.257

32.661

11.299

1.577

Melati 4.257

2.075

2.274

116

202

Palem

155

8.952

1.774

114

7.948

Sedap Malem 82.614

40.624

62.519

107.248

19.105

Gerbera 3.981

4.689

11.893

3.326

927 Anyelir

1.649

3.106

11.192

641

286

Dracaena -

-

34

-

- Sumber : Bid. Hortikultura (s.d Tri. II), DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Tabel 2.16 Realisasi Produksi Tanaman Obat Tahun 2015 *)

Komoditas Produksi (Kg)

2011 2012 2013 2014 2015 Jahe 206.754 75.700 269.910 828.002 902.489 Lengkuas 48.287 25.213 101.729 489.199 37.741 Kencur 43.988 17.436 38.892 35.276 10.008 Kunyit 63.428 33.510 104.213 157.556 130.452 Lempuyang 1.094 865 8.756 8.029 21.104 Temulawak 10.944 5.600 11.963 19.857 69.164 Temu Ireng 2.666 275 1.628 3.495 153 Kaji Beling 1.060 292 2.462 242 10.124 Kapulaga 745 12.294 11.691 41.439 117.277 Sambiloto 434 146 725 3.689 1.800 Mengkudu/Pace 11.318 13.275 25.891 763 39.236

Jumlah 390.718 184.606 577.860 1.587.547 1.339.548

Sumber : Bid. Hortikultura, DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Tanaman Perkebunan

Upaya peningkatan fungsi lahan serta penanaman baru komoditas

(Replanting) perkebunan di Kabupaten Bandung dilaksanakan dalam

rangka optimalisasi penggunaan lahan perkebunan yang telah ada, agar

Page 41: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 52

supaya terjadi peningkatan produksi komoditas perkebunan, terutama

produksi tanaman perkebunan unggulan Kabupaten Bandung.

Dikarenakan kondisi iklim yang kurang mendukung untuk terjadinya

proses pembuahan dan serangan OPT komoditi perkebunan seperti karat

daun (22,22% total area pertanaman kopi), hama Pbko (20,47% areal

terserang), embun jelaga (11,56% areal terserang) dan kutu dompolan

(12,87%) mengakibatkan produktivitas kopo tidak dapat mencapai target

walaupun telah dilaksankan pengendalian baik teknis, hayati, dan mekanis.

Pencapaian produksi tanaman Perkebunan unggulan (Perkebunan

Rakyat) tahun 2015 di Kabupaten Bandung adalah diantaranya sebagai

berikut:

Tabel 2.17 Realisasi produksi komoditi perkebunan

Jenis

Komoditi Produksi Olahan (Ton) Produksi Mentah (Ton)

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Cengkeh 46 116 110 118 125 185 464 440 474 501 Kopi 4.689 6.362 6.638 6.803 6.872 18.757 25.450 26.550 27.212 27.489 T e h 3.139 3.245 3.518 3.612 3.460 12.558 16.227 17.592 18.060 17.304 Tembakau 1.073 1.378 1.678 610 1.358 4.291 6.890 8.392 3.048 6.792 Sumber. Bid. Perkebunan DISTANBUNHUT 2015

Pengembangan Agribisnis Berbasis Komoditas Hortikultura dan

Perkebunan

Sejalan dengan pemenuhan dalam pencapaian jumlah produksi,

pengembangan agribisnis berbasis komoditas hortikultura juga menjadi

sasaran dalam pembangunan pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

Pengembangan agribisnis ditujukan untuk meningkatkan keberdayaan

kelembagaan petani. Manajemen kelembagaan petani dikelola, sehingga

terjalin kerjasama/kemitraan bisnis di antara para pelaku usaha dalam

satu kesatuan system agribisnis, di mulai dari sistem off-farm hulu, on-

farm, on-farm hilir dan pasar.

Seperti halnya komoditas tanaman pangan, pengembangan

agribisnis hortikultura dan perkebunan tidak lepas dari pengelolaan faktor-

faktor yang mempengaruhi pada sisi pencapaian produksi.

Pengembangan pupuk organik (UPPO), pembangunan/rehabilitasi

jaringan irigasi, dan pengembangan dan penyediaan sarana produksi

benih menjadi fokus utama pada sub sistem off-farm hulu. Pada Tahun

2013, kegiatan yang menunjang peningkatan kapasitas sub sistem off-

Page 42: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 53

farm hulu dialokasikan dari anggaran yang bersumber dari APBD

Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, dan APBN Kementerian

Pertanian.

1. Alokasi Anggaran APBD Kabupaten Bandung

a. Pembangunan embung 6 unit di Kecamatan Cimenyan,

Pangalengan, Pasirjambu, Rancabali, Cimaung dan Kertasari;

b. Fasilitasi bibit hortikultura: sayuran, buah-buahan, tanaman

hias, dan biofarmaka (jahe) dan komoditas perkebunan: kopi,

teh, dan cengkeh di Kecamatan Cikancung, Kutawaringin,

Soreang, Pacet, Kertasari, Ciwidey, Cimaung, Cilengkrang,

Cimenyan, Pasirjambu, Pangalengan, Rancabali, Arjasari,

Cicalengka, dan Paseh;

c. Pengembangan jaringan irigasi;

d. Pembangunan/rehabilitasi jalan produksi dan jalan usaha tani;

e. Pengembangan rumah kompos/ unit pengolahan pupuk organik

2. Alokasi Anggaran APBN Kementerian Pertanian dan Bantuan

Provinsi Jawa Barat

a. Konservasi lahan untuk mendukung pengembangan komoditi

perkebunan seluas 100 hektar di Desa Cilengkrang Kecamatan

Cilengkrang.

b. Optimalisasi lahan di Kecamatan Cikancung, Pangalengan, dan

Pasirjambu untuk mendukung pengembangan hortikultura

seluas 80 hektar.

Melalui pengembangan agribisnis berbasis hortikultura dan

perkebunan tersebut, beberapa kelompok usaha telah berhasil

mengembangkan unit-unit pasca panen dan pengolahan hasil dalam

bentuk rumah kemasan (packing house) pada komoditas hortikultura dan

UPH pada komoditas perkebunan. Kelompok-kelompok tersebut telah

bekerjasama/berkemitraan dengan perusahaan, ekportir, dan industry

pengolahan lainnya. Lebih lanjut, kelompok usaha Jaya Alam Lestari

Kecamatan Pasirjambu telah mendapatkan sertifikat organik untuk produk

hortikulturan – sayuran – organik. Pengembangan keberdayaan

kelembagaan pemasaran hasil hortikultura dan perkebunan dialokasikan

dalam anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Bandung dan

APBN Kementerian Pertanian Tahun 2013.

Pengembangan unit-unit pengolahan hasil dan rumah kemasan

diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah produk. Berbagai fasilitasi

telah digulirkan pada kelompok-kelompok usaha hortikultura dan

perkebunan. Peningkatan kapasitas pelaku usaha, stimulan mesin dan

alat pasca panen dan pengolahan hasil, dan pengembangan jaringan

kerjasama kemitraan. Berikut unit rumah kemasan di Kabupaten Bandung.

Page 43: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 54

Tabel 2.18 Rumah Kemasan Hortikultura Kabupaten Bandung

No Unit Rumah

Kemasan Lokasi Komoditi

Tujuan Pasar/

Kemitraan

1. Jaya Alam Lestari Pasirjambu Sayuran Supermarket

2. Madani Pasirjambu Sayuran Lyco Farm

3. Lyco Farm Pasirjambu Sayuran Supermarket

4. Adi Farm Pangalengan Sayuran Alamandah

5. Barokah Tani Agro Pasirjambu Sayuran, Stroberi

Luar Bandung

6. Hataki Pasirjambu Sayuran

7. Abo Farm Ciwidey Sayuran Lyco Farm

8. Katata Pangalengan Sayuran

9. Al-ittifaq Rancabali Sayuran

10. Taruna Mulya Pangalengan Sayuran

11. Bongkor Cimenyan Sayuran

12. Patarema Pangalengan Kentang PT. MOU

13. Putra Sari Bumi Kertasari Sayuran

14. Mekartani Cikancung Sayuran MTJ

15. Mandalawangi Cikancung Sayuran

16. Muttaqin Cileunyi Sayuran

Keterangan: profil kelompok rumah kemasan bidang hortikultura, 2015

Tabel 2.19 Unit Pengolahan Hasil Perkebunan Kabupaten Bandung

No UPH Lokasi Produksi Tujuan Pasar/

Kemitraan

1. Rahayu Pangalengan 612 Ton Luar Negeri

2. Trikarya Mandiri Ciwidey 360 Ton Luar negeri

3. Pancawargi Ibun 100 Ton Lokal

4. Mekar Saluyu Ciparay 612 Ton Lokal

5. Mekar Tani Kertasari 200 Ton Regional

6. Giri Senang Cilengkrang 84 Ton Regional

7. Margamulya Pangalengan 300 Ton Luar Negeri

Keterangan: profil unit pengolahan hasil kopi bidang perkebunan, 2015

Pada tahun 2013, kegiatan gebyar promosi kopi java preanger

Kabupaten Bandung memberikan dampak positif terhadap

pengembangan kemitraan pemasaran hasil kopi. Melalui unit pemasaran

Provinsi Jawa Barat, telah dilaksanakan kerjasama pemasaran kopi

dengan Negara Maroko untuk komoditi kopi java preanger Kabupaten

Bandung. Sebagai ekspor perdana telah dikirimkan produk kopi sebanyak

1 kontainer atau 20 Ton kopi berasan.

Page 44: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 55

Sasaran Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya

stabilitas kualitas lingkungan hutan dan lahan

Rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Bandung dilaksanakan

melalui 2 mekanisme pendekatan: (1) pendekatan vegetatif dan (2)

pendekatan ekonomi dengan mengembangkan agribisnis di sekitar hutan.

Kedua mekanisme tersebut saling berkesinambungan dan ketergantungan

satu dengan yang lainnya.

Tabel 2.20 Pengukuran sasaran strategis 3 Tahun 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja

Realisasi %

Mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam upaya stabilitas kualitas lingkungan hutan dan lahan

1. Prosentase luas lahan kritis yang tertanami

59,94% 66,37% 121,8

2. Luas hutan rakyat 12.9250 ha 13.302 ha 102,92

3. Jumlah kelompok agroforestry

50 kel 50 Kel 105,75

4. Jumlah komoditi AUK yang diusahakan

4 4 100

Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan dan Kebun

Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dan kebun salah

satunya diarahkan untuk menambah penghasilan/pendapatan

masyarakat/petani dan juga diharapkan dapat mengurangi jumlah

perambah dan penjarah hutan serta mencegah terjadinya kembali

aktivitas perambahan hutan. Upaya ini dilakukan melalui program

Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Kontribusi Dinas

Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung dalam

mendukung PHBM di antaranya dilaksanakan melalui:

- Penyediaan bibit Kopi;

- Pemberian bantuan peralatan pengolahan Kopi;

- Penyediaan bibit kayu-kayuan; Kicangkudu, Kikancing, Jabon, Kihoe,

Manglid, Maesopsi, Campoleh, Petai, Sukun, Nangka, Gamelina,

Mangga dan Mahoni Uganda.

- Terfasilitasinya budidaya jamur tiram

- Memfasilitasi perkembangan Usaha AUK masyarakat disekitar hutan

untuk usaha budidaya Ulat Sutra dan Jamur Kayu tani diantaranya 2

kelompok tani dari petani ulat sutra dan 7 kelompok tani jamur kayu.

Pemberdayaan masyarakat disekitar hutan dan kebun ini secara tidak langsung mampu menurunkan jumlah perambah hutan dimana para perambah itu umumnya merusak/mengganggu keseimbangan ekosistem hutan, kemudian dampak lainnya adalah semakin terkendalinya berbagai gangguan terhadap sumber daya hutan sehingga kerusakan lingkungan dapat diminimalisir dan yang paling utama adalah mampu meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani/masyarakat disekitar hutan.

Page 45: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 56

C. Evaluasi Sub Sektor Peternakan

Tercapainya Target Populasi ternak.

Sasaran tersebut ditetapkan untuk mengukur proses pembangunan

peternakan yang bersifat pengadaan ternak secara langsung, kegiatan

penunjang lainnya seperti penyediaan sarana manajemen,

penanggulangan penyakit serta kegiatan yang dapat menunjang

pencapaian populasi ternak yang sudah ditetapkan. Upaya yang dilakukan

untuk mendukung peningkatan populasi sapi perah adalah dengan

memberikan stimulan bantuan ternak dari sumber APBD.

Tabel 2.21 Stimulan ternak dari Disnakan tahun 2010-2015

Jenis ternak 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah

Sapi potong (ekor) 6 10 36 134 25 14 225

Sapi perah (ekor) 12 15 20 45 36 50 178

Domba (ekor) 163 125 360 415 306 497 1.866

Kambing (ekor) 20 36 165 53 10 22 306

Kelinci (ekor) 200 260 618 946 1.175 762 3.961

ayam buras (ekor) 100 1.600 5.405 300 1.760 210 9.375

Itik (ekor) 0 0 1.100 3.990 9.600 4.400 19.090

ayam pelung (ekor)

147 102 285 138 135 93 900

Sumber: DPA bidang Peternakan TA 2010-2015 diolah.

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa tiap tahunnya

stimulan ternak mengalami peningkatan. Khusus ternak itik akumulasi

tertinggi sampai tahun 2015 mencapai 19.090 ekor. Komoditas lainnya

yang mendapat alokasi anggaran cukup tinggi yaitu ternak sapi potong

dan ternak domba. Gambaran pertumbuhan tiap komoditi untuk ternak

ruminansia dapat dilihat pada Gambar berikut:

Page 46: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 57

Gambar 2.7 Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015

Sumber: Laporan Tahunan 2010-2014 dan Data Bidang Peternakan

2015 diolah.

Berdasarkan grafik di atasdisimpulkan bahwa pertumbuhan untuk

ternak ruminansia tertinggi pada ternak sapi potong yaitu mencapai

69,84% sedangkan pertumbuhan terendah dicapai pada ternak sapi perah

sebesar 13,88%. Adapun rata-rata pertumbuhan untuk ternak ruminansia

selama 5 tahun mencapai 31,61%.

Populasi ternak unggas, secara umum mengalami penurunan

populasi sebesar -0,70% pertahun. penurunan tersebut terutama

disumbang dari penurunan populasi ayam broiler dan ayam petelur

sebesar -0,57% dan -3,27% pertahunnya. Populasi ternak unggas lainnya

yaitu ternak ayam buras mengalami pertumbuhan sebesar 9.07%

pertahun.

Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak unggas dapat

dilihat pada grafik dibawah ini.

- 50.000

100.000 150.000 200.000 250.000 300.000

Sapi Perah Sapi Potong Domba Kambing

2010 29.702 16.658 223.437 20.542

2011 36.045 36.849 232.107 26.769

2012 31.937 28.067 234.795 24.979

2013 32.358 28.745 241.910 25.101

2014 33.643 28.198 251.099 26.301

2015 33.824 28.292 256.219 26.311

Po

pu

lasi

te

rnak

ru

min

ansi

a (e

kor)

Page 47: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 58

Gambar 2.8 Data Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015

Sumber: Data Bidang Peternakan 2010-2015 diolah.

Selain populasi ternak yang secara umum menunjukan peningkatan

dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Indikator lain yang

menunjukan kinerja dari Dinas Peternakan dan Perikanan yaitu

peningkatan jumlah kelompok yang mendapat fasilitasi bantuan

peternakan. Adapun Perbandingan kelompok penerima bantuan selama 5

tahun dapat digambarkan pada grafik dibawah ini :

- 500.000

1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000 4.000.000 4.500.000

Ayam Buras AyamPetelur

AyamPedaging

Itik

2010 1.373.201 501.917 4.383.865 438.561

2011 1.644.558 443.951 4.420.976 477.430

2012 1.863.970 414.129 2.443.390 389.739

2013 1.881.491 436.663 2.584.390 409.861

2014 1.990.142 453.832 3.484.907 435.591

2015 1.996.021 487.508 3.665.767 437.217

Po

pu

lasi

Un

ggas

(e

kor)

Page 48: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 59

Gambar 2.9 Perbandingan Target dan Realisasi Fasilitasi Kelompok Pembudidaya Peternakan Tahun 2011-2015

Sumber Data : Bidang Peternakan 2011-2015 (diolah)

Realisasi jumlah kelompok pembudidaya ternak yang mendapat

fasilitasi bantuan mulai Tahun 2014 dan 2015 cukup signifikan, hal ini

disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

1. Peningkatan alokasi anggaran untuk kegiatan peningkatan kapasitas

kelompok pembudidaya ternak

2. Adanya alokasi anggaran dengan sumber anggaran dari APBD

Provinsi juga dari APBN

Tercapainya Produksi Peternakan

Beberapa indikator yang menggambarkan capaian dari sasaran

yang telah ditetapkan diuraikan sebagai berikut:

1) Jumlah Pemotongan di RPH

Jumlah pemotongan di RPH dipergunakan sebagai indikator untuk

mengukur kemampuan pelayanan dinas dalam proses pemotongan

sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Indikator ini juga

menunjukan kemampuan dinas dalam pemenuhan pendapatan asli

daerah (PAD). Capaian indikator tersebut sangat dipengaruhi oleh

kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat mengenai impor sapi

karena sebagian besar sapi yang dipotong di RPH merupakan sapi impor.

Adapun perbandingan target dan realisasi pemotongan dari tahun

2010-2015 dapat digambarkan pada Grafik dibawah ini.

60 101

161

289

479

60 101

156

201 231

2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudiaya (kelompok)

Target Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudiaya (kelompok)

Page 49: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 60

Gambar 2.10 Perbandingan Target dan Realisasi Pemotongan di RPH 2011-2015

Sumber Data: Laporan Tahunan UPTD RPH Tahun 2011-2015 diolah

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa secara

keseluruhan realisasi pemotongan di RPH berada jauh diatas target yang

telah ditetapkan. Capaian yang cukup tinggi ini merupakan dampak dari

peningkatan sarana prasarana pemotongan khususnya RPH Baleendah

yang secara terus-menerus sehingga dapat memenuhi standar

pemotongan untuk sapi impor. Selain itu, tarif pemotongan yang cukup

murah menjadi daya tarik tersendiri untuk para bandar memotong di RPH

Kabupaten Bandung.

2) Jumlah Penyediaan Daging, Telur dan Susu (Ton)

Capaian penyediaan telur dan susu yang dapat melebihi target yang

ditetapkan ditunjang oleh beberapa hal yaitu:

- Semakin meningkatnya teknologi pakan sapi perah yang bisa

meningkatkan produktivitas

- Peran aktif peternak dalam peningkatan keahlian serta adanya

stimulan pakan berkualitas dari pemerintah

- Terjadinya peningkatan populasi ternak unggas terutama ayam

buras dan ternak itik sebagai penyumbang produksi telur utama di

wilayah Kabupaten Bandung.

9.200

23.200

37.480

52.046

66.903

9.526

22.486

37.316

61.495

83.455

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

2011 2012 2013 2014 2015

Target Pemotongan (ekor) Realisasi Pemotongan (ekor)

Page 50: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 61

Grafik data produksi Daging, Telur dan Susu di Kabupaten Bandung

dari tahun 2010 sampai 2015 dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 2.11 Data Produksi Daging, Telur, dan Susu di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015

Sumber: Data Bidang Peternakan Tahun 2010-2015.

Pencapaian produksi daging khususnya tidak sesuai dengan target

yang ditetapkan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

- Belum terdapatnya sentra pembibitan sapi potong di Kabupaten

Bandung

- Adanya kebijakan pusat yang menggangu perkembangan dan

pertumbuhan ternak penghasil daging, khususnya sapi

Upaya tindaklanjut yang perlu dilakukan pada masa yang akan

datang terutama untuk mengoreksi produksi diantaranya sebagai berikut:

- Merubah sistem pemeliharaan ternak penghasil daging dari sistem

penggemukan ke sistem penyediaan bibit dan bakalan dengan cara

memprioritaskan pengadaan ternak sapi potong bakalan ke sapi

potong betina.

- Meningkatkan penggemukan sapi perah jantan

- Peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak.

- Peningkatan pemanfaatan teknologi inseminasi buatan

- Peningkatan kualitas pakan ternak dengan introduksi jenis HMT baru

atau sumber pakan lainnya

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

Daging Telur Susu

2010 45.183 8.323 62.876

2011 57.356 7.823 67.429

2012 27.839 7.297 59.157

2013 28.799 7.639 59.937

2014 29.095 7.795 61.516

2015 26.761 8.819 71.602

Pro

du

ksi (

ton

)

Page 51: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 62

Tercapainya Kesehatan Hewan/ternak

1) Persentase Jumlah Penyakit Hewan Prioritas yang Tertanggulangi (%)

Berdasarkan keputusan menteri pertanian No

4026/kpts/OT.140/2013 tentang Penetapan Penyakit Hewan Menular

Strategis (PHMS), terdapat 25 jenis penyakit hewan dan ternak yang perlu

mendapatkan penanganan. Merujuk hasil surveillance di lapangan,

Kabupaten Bandung memprioritaskan kegiatan pengendalian untuk 8

PHMS yaitu: Anthrax, Rabies, Brucelossis, AI (HPAI dan LPAI), ND, IBR,

Helminthiasis, dan Parasit darah.

Dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2015) selalu ada peningkatan

pada intervensi jenis penyakitpada setiap tahunnya. Adapun peningkatan

penanggulangan jenis penyakit tersebut dapat digambarkan pada grafik

dibawah ini :

Gambar 2.12 Peningkatan intervensi jenis penyakit ternak dan hewan di kabupaten Bandung tahun 2011-2015

Sumber data: Bidang Kesehatan Hewan 2011-2015 diolah

2) Persentase Peningkatan Status Kesehatan Hewan/ Ternak(%)

Uraian pencegahan dan penanggulangan penyakit yang

dilaksanakan oleh pemerintah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan

ialah sebagai berikut:

20 20

24

28

32

2011 2012 2013 2014 2015

PERKEMBANGAN PENYAKIT HEWAN PRIORITAS YANG TERTANGANI (%)

Page 52: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 63

Pengendalian AI dan ND

Penyakit AI dan ND merupakan penyakit yang menyerang pada

unggas yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi. Khusus

untuk penyakit AI (Avian Influenza) penyakit ini dapat menular pada

manusia dan dapat menyebabkan kematian. Sehingga berdasarkan hal

tersebut maka penting sekali dilakukan pencegahan dan penanggulangan

penyakit ini. Masyarakat pada umumnya memiliki pengetahuan dan

pengalaman terhadap penyakit ND sehingga kematian yang disebabkan

oleh penyakit AI masih dianggap disebabkan oleh penyakit ND. Fakta di

lapangan pun memperlihatkan bahwa kejadian AI dapat disertai dengan

penyakit ND sehingga pengendalian yang dilakukan tidak hanya untuk AI

tetapi juga untuk ND.

Pada tahun 2015 vaksinasi AI dan ND dilaksanakan di 18

kecamatan 34 desadengan pengulangan 1 bulan dan 3 bulan kemudian.

Pengendalian AI/ND ini dilakukan terutama pada wilayah yang

dikhawatirkan berpotensi terjadi penyakit tersebut seperti di Rancaekek,

Majalaya, Solokanjeruk, Paseh, Cikancung, Cicalengka dan lainnya.

Berdasarkan tabel vaksinasi unggas paling banyak dilakukan untuk

ternak itik sebanyak 19.882 ekor (47,75%), diikuti oleh ayam 19.672 ekor

(47,25%), entog 1.882 ekor (4,52%) angsa 113 ekor (0,27%) dan Burung

88 ekor (0,21%). Alokasi vaksin yang cukup tinggi untuk ternak itik

dikarenakan pada 2 tahun terakhir kasus AI paling banyak terjadi pada

ternak itik dibanding ternak unggas lainnya. Hal ini dimungkinkan karena

mobilitas ternak itik yang cukup tinggi (terutama dengan sistem angon

yang berpindah-pindah (nomaden) dibandingkan dengan unggas lain

yang diam pada satu tempat.

Jumlah pelaksanaan vaksinasi sebagai upaya pengendalian AI dan

ND dari tahun 2010-2015dapat terlihat pada grafik dibawah ini:

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

Ayam Itik Entog Angsa Burung

2012 2013 2014 2015

Page 53: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 64

Gambar 2.13 Perkembangan Vaksinasi AI/ND di Kabupaten Bandung Tahun 2012-2015

Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2012-2015 diolah.

Berdasarkan grafik di atas, penurunan jumlah vaksinasi yang terjadi

setiap tahunnya dikarenakan target vaksinasi dilakukan pada daerah

kasus yang setiap tahunnya mengalami penurunan.

Sebagai upaya untuk mengontrol efektivitas vaksinasi AI yang telah

dilaksanakan maka dilakukan survailance dan monitoring pada penyakit

AI/ND. Hasil dari survailance ini menunjukan bahwa dari 250 sampel yang

diambil, jumlah sampel yang hasilnya positif AI sebanyak 35,6% dan

positif ND sebanyak 42%. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu

ditingkatkan higienitas/kebersihan yang meliputi pemeliharaan unggas

termasuk kandang (Good Farming Practice), lingkungan kandang dan

penjaga kandang. Hal yang tak kalah penting adalah metode vaksinasi

yang memperhatikan handling vaksin (dari mulai persiapan sampai

aplikasinya), ternak serta metode pengambilan sampelnya.

Pengendalian Brucellosis

Pengendalian brucellosis di Kabupaten Bandung sangat penting

untuk dilakukan terutama untuk ternak sapi perah mengingat Kabupaten

Bandung merupakan wilayah pengembangan ternak sapi perah. Penyakit

brucellosis ialah jenis penyakit yang menyerang pada sistem reproduksi

sapi yang dapat mengakibatkan keguguran pada sapi yang terkena

penyakit ini. Bahaya lain dari penyakit ini ialah dapat menular pada

manusia sehingga penyakit ini sangat strategis untuk dicegah dan

ditanggulangi.

Vaksinasibrucellosis pada tahun 2015 menurun dibandingkan tahun

2014 yang mencapai 3.268 ekor. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya adanya beberapa kegiatan yang dilakukan secara

bersamaan, yaitu kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi dan

gertak birahi baik oleh Deptan maupun provinsi.

Adapun jika digambarkan vaksinasi selama 5 tahun maka terjadi

fluktuasi sesuai dengan kasus dan kejadian dari penyakit itu sendiri.

Perkembangan vaksinasi brucellosis dari tahun 2010-2015 dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 54: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 65

Gambar 2.14 Perkembangan Vaksinasi Brucellosis di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015

Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2010-2015

Berdasarkan grafik terlihat bahwa vaksinasi tertinggi dilakukan pada

tahun 2011 mencapai 2.817 ekor dan tahun 2014 sebanyak 3.268 ekor,

terendah pada tahun 2015.

Pengendalian Rabies

Penyakit rabies ialah salah satu penyakit zoonosis (penyakit hewan

yang bisa menular ke manusia), yang sering disebut juga penyakit anjing

gila. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian

bagi korban yang digigit oleh Hewan Pembawa Rabies (HPR).

Pada tahun 2015, daerah yang vaksinasi rabies adalah yang

memiliki resiko tinggi atau pernah ada laporan kasus penggigitan, daerah

perbatasan dengan Kabupaten/Kota yang resiko tinggi rabies dan

populasi HPR yang tinggi dan selama 3 tahun terakhir belum diintervensi

dengan kegiatan vaksinasi. Berdasarkan hasil kegiatan di tahun

sebelumnya dengan asumsi adanya penambahan populasi, maka target

vaksinasi rabies sebanyak 6.500 ekor HPR, namun terealisasi sebanyak

4.582 ekor yang dilakukan di 25 kecamatan, 86 desa. Realisasi vaksinasi

yang kurang dari target ternyata dipengaruhi oleh berkurangnya populasi

di daerah target karena dijual dan hilang.Adapunrekapitulasi kegiatan

vaksinasi dari tahun 2010-2015 dapat terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.22 Hasil Vaksinasi Rabies tahun 2010-2015

Tahun Jenis HPR Yang di Vaksin ( Ekor )

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah ternak sapi yangdivaksin

1074 2817 1696 1129 3268 946

Page 55: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 66

Anjing Kucing

Lain-lain Kera, rubah,

dll Jumlah

2010 5.090 765 45 5.900

2011 4.314 681 5 5.000

2012 3.449 1.751 0 5.200

2013 2.941 2.059 0 5.000

2014 4.707 1.921 64 6.692

2015 3.354 1.202 26 4.582

Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2015

Selain vaksinasi, upaya pengendalian rabies dilakukan dengan

pengendalian populasi melalui eliminasi terhadap HPR (Hewan Pembawa

Rabies) dan pengendalian angka kelahiran melalui tindakan operatif

terhadap hewan tersebut (kastrasi pada hewan jantan). Pada tahun 2015

telah dilaksanakan eliminasi HPR yang dilakukan oleh masyarakat

(berdasarkan permintaan). Masyarakat mengajukan permohonan stichine

untuk diberikan kepada anjing liar yang biasa mengganggu sapi-sapi yang

baru beranak. Berdasarkan data permohonan dari masyarakat, terdapat

40 ekor anjing yang diklaim untuk dieliminasi, walaupun jumlah

sebenarnya yang mati karena dieliminasi tidak terlaporkan karena HPR

tersebut tidak ditemukan bangkainya. Adapun pelaksanaan kastrasi untuk

kucing telah dilaksanakan terhadap 50 ekor kucing-kucing liar. Jumlah

HPR yang dieliminasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.23 Eliminasi HPR dari tahun 2010-2015

Tahun Kec. Lokasi HPR yang dieliminasi Ekor) Total

(Ekor) Anjing Kucing Kera

2010 0 0 335 165 0 500

2011 17 29 241 9 0 250

2012 25 34 349 1 0 350

2013 8 16 193 87 0 280

2014 3 5 49 7 0 56

2015 0 0 0 0 0 0

Sumber : Bidang kesehatan hewan 2015

Berdasarkan tabel di atas terlihat setiap tahunnya (2010 ke 2015)

jumlah eliminasi pada HPR ini mengalami penurunan, yang dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya:

Page 56: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 67

- Terjadinya penurunan kasus penyakit ternak terutama pada tahun

2015 yang cukup signifikan

- Adanya pengalihan prioritas penanngulangan penyakit dari

pencegahan ke pencegahan penyakit ternak dan hewan.

Pengendalian Anthraks, IBR ,Helminthiasis dan Parasit Darah (

babesiosis )

Kabupaten Bandung merupakan daerah bebas anthraks sehingga

tindakan yangdilaksanakan adalah surveillance pada ternak yang masuk

ke Kabupaten Bandung terhadap kondisi fisik dan titer antibody yang

dimilikinya. Pada tanggal 21 September 2015 menjelang Idul Qurban

dimana lalu lintas ternak dari luar daerah meningkat. Sebanyak 60 sampel

darah diambil dari sapi dan diuji dengan metode elisa. Dari hasil

pemeriksaan diketahui bahwa 59 sampel titernya dibawah 60 yang

menandakan bahwa hewan tersebut belum pernah divaksin atau terpapar

oleh bakteri anthraks sehingga hewan tersebut aman untuk dipelihara

maupun diperdagangkan sedangkan 1 sampel menunjukkan hasil positif

yang kemungkinan hewan tersebut pernah divaksin sebelumnya dan

hewan tidak menunjukkan gejala klinis sehingga secara umum, ternak

yang ada di wilayah Kabupaten Bandung aman dari penyakit anthraks

Begitu pula dengan pengendalian penyakit IBR dimana Kabupaten

Bandung berdasarkan surveillance dari laboratorium daerah di Kabupaten

Bandung menunjukkan adanya serologi positif namun laporan dan

peneguhan diagnosa adanya kasus IBR belum pernah terdata di

Kabupaten Bandung pada tahun 2014 sehingga surveillance dilakukan

pada 12 ternak yang beresiko terkena penyakit ini yaitu ternak-ternak

yang berada di sekitar ternak impor yang divaksin IBR sebelum ternak

tersebut masuk dan didapatkan data bahwa ternak tersebut sebanyak 10

ternak positif IBR dan 2 diantaranya negatif IBR. Dari 12 ekor ternak yang

positif tersebut tidak menunjukkan gejala klinis terserang IBR namun

karena merupakan ternak impor yang memungkinkan ada vaksinasi

sebelumnya dan masih menunjukkan kekebalan. Sementara 60 sampel

yang diambil dari lokasi ternak bukan impor menunjukkan hasil negative

yang menandakan bahwa hewan tersebut belum pernah divaksin atau

terpapar oleh virus IBR sehingga hewan tersebut aman untuk dipelihara

maupun dikawinkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wilayah

Kabupaten Bandung masih terbebas dari penyakit IBR.

Penyakit hewan menular strategis lainnya yang dikendalikan adalah

helminthiasis.Surveilance dilakukan pada ternak yang dilayani oleh UPTD

Puskeswan dan laboratorium. Tindakan pengujian yang dilakukan untuk

memastikan bahwa tindakan pengobatan yang telah dilakukan telah

Page 57: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 68

berhasil meng-eliminir cacing yang ada di tubuh ternak tersebut 100

sampel diambil untuk dilakukan pengujian yang sebelumnya telah

mendapatkan pengobatan dan 74% diantaranya sehat, dan 303 sampel

lainya yang diperiksa ternyata juga sebanyak 77% diantaranya

menunjukkan tidak terinfeksi dengan cacing. Sedangkan 100 sampel

lainnya yang diuji untuk dilakukan pengobatan kembali hanya

menunjukkan kesembuhan sebesar 43,1% sehingga dibutuhkan kembali

pengobatan lanjutan serta kontrol cara pemberian pakan terhadap individu

tersebut.

Surveilance identifikasi parasit darah yang dilakukanberdasarkan

hasil surveillance di Kecamatan Pangalengan Pada tahun 2014 ditemukan

adanya hasil positif parasit darah Theileriosis dan pada tahun yang sama

telah dilakukan kembali pengambilan sampel untuk lokasi yang sama

menunjukkan hasil negatif. Sedangkan Bulan Mei 2015 dilakukan

pengambilan sampel darah di Kecamatan Arjasari dan didapatkan pula

hasil positif theileriosis pada sapi-sapi perah maka pengendalian yang

dilakukan adalah dengan pengobatan dan pengendalian caplak melalui

penyemprotan. Surveilance juga dilakukan pada ternak sapi potong yang

datang dari wilayah timur Indonesia, dari 20 sampel yang diuji ternyata

tidak ditemukan parasit darah. Untuk hasil demikian maka dapat

direkomendasikan untuk dilakukan surveillance lanjutan di lokasi positif

untuk melihat keberhasilan pengendalian yang dilakukan dan juga pada

lokasi penampungan ternak yang dilalulintaskan dari daerah Indonesia

Timur (NTT, NTB maupun Madura) mengingat prevalensinya yang cukup

tinggi terhadap penyakit parasit darah (tripanosoma, babesiosis).

Selama 5 tahun jumlah pelayanan keswan mencapai kurang lebih

250 ribu ekor dimana pada setiap tahunnya pelayanan dan pencegahan

penyakit yang dilakukan berfluktuatif sesuai dengan jumlah kasus yang

terjadi. Adapun uraian jumlah pelayanan dan pencegahan penyakit

ternak/hewan dapat digambarkan pada grafik dibawah ini:

Page 58: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 69

Gambar 2.15 Peningkatan pelayanan dan pencegahan penyakit ternak/hewan tahun 2010-2015

Sumber data: Laporan Bidang Kesehatan Hewan 2011-2015 diolah.

Berdasarkan grafik peningkatan status kesehatan hewan tertinggi

dapat dicapai pada rentang tahun 2013-2014 dengan peningkatan

mencapai 3,65%. Sedangkan realisasi terendah dicapai pada rentang

tahun 2011-2013 yang hanya mencapai 1,25%. Hal ini tentunya

berbanding lurus jumlah pelayanan dan jumlah vaksinasi pada tahun

bersangkutan.

Tercapainya Kesehatan Masyarakat Veteriner Untuk Mendukung Jaminan Keamanan Pangan

1) Persentase Produk Pangan Asal Hewan yang HAUS (%)

Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam

menjamin penyediaan Pangan asal hewan yang sehat. Dimana komoditas

produk peternakan yang diukur terdiri dari daging ayam, telur ayam,

daging olahan, dan daging sapi. Adapaun jenis uji laboratorium yang

dilakukan ialah uji cemaran mikroba (slamonella, E. coli, Coliform,

Stahylococus dan TPC), Uji Boraks (pengawet), Elisa daging sapi, uji fisik

dan kimia produk. Adapun hasil uji akan produk peternakan yang

diperiksa ialah sebagai berikut:

55

60

65

70

20112012

20132014

2015

60 62,5

63,75

67,4 69,4

Peningkatan Status Kesehatan Hewan (%)

Page 59: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 70

Tabel 2.24 Hasil Uji laboratorium Kesmavet Tahun 2015

Jenis Jumlah

Uji Mikroba Boraks

Elisa

daging

Babi

Uji Fisik dan

Kimia

Salmonella E.Coli Coliform Staphyloco

cus TPC

Bau, warna,

PH,

Konsistensi

Daging

sapi

6 0 66,7 33,3 66,7 50 0 0 0

Daging

ayam

37 0 10,8 10,8 8,1 42,9 0 0 0

Telur

Ayam

6 0 16,7 0 0 0 0 0 0

Daging

Olahan

8 0 0 0 12,5 62,5 0 0 0

Rata-rata 0 23,5 11,0 22,5 30,2 0 0

Sumber: Laporan Bidang Keswan 2015

Namun jika melihat hasil produk yang tidak sesuai standar sebanyak

17,4% maka tugas pemerintah Kabupaten Bandung melalui dinas

peternakan dan perikanan masih cukup berat untuk mengurangi produk

tersebut. Selain itu yang paling utama ialah peran aktif dan kesadaran

penjual produk peternakan untuk menjaga kualitas produk mereka agar

sesuai dengan standar. Berdasarkan hal tersebut maka keamanan produk

dan konsumen dapat terjaga.

Namun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka

trend kualitas produk ini nampaknya meningkat walaupun secara

perlahan. Adapun gambaran peningkatan kualitas PAH yang HAUS

seperti tersaji pada Grafik dibawah ini:

Gambar 2.16 Peningkatan Kualitas PAH (Produk Asal Hewan) yang HAUS Tahun 2012-2015

Sumber Data : laporan Bidang Keswan Tahun 2012-2015 diolah

2012 2013 2014 2015

Persen Kualitas PAHyang HAUS

62,5 70 72,6 82,6

62,5 70 72,6

82,6

Pe

rse

n

Page 60: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 71

Berdasarkan Grafik maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan

rata-rata tiap tahun mencapai 3,8%. Dan peningkatan tertinggi terjadi

pada rentang tahun 2012 ke tahun 2013 dimana peningkatannya

mencapai 7,5%.

Tercapainya Peningkatan Penerapan Teknologi serta Pemanfaatan hasil ikutan Produksi Peternakan

Persentase Pemanfaatan Teknologi Peternakan dan Perikanan (%)

Indikator ini dibuat untuk menggambarkan pemanfaatan sarana

teknologi peternakan dan perikanan oleh peternak dan pembudidaya

perikanan. Pemakaian teknologi ini diharapkan dapat membuat usaha

yang dijalankan lebih efisiensi dan efektif sehingga peternak/pembudidaya

dapat memaksimalkan keuntungan yang didapat oleh

peternak/pembudidaya.

Persentase fasilitasi teknologi peternakan dan perikanan merupakan

angka yang didapat dengan membagi jumlah RTP peternakan dan

perikanan yang mendapat bantuan teknologi sampai dengan tahun

bersangkutan dibagi jumlah RTP peternakan dan perikanan total yang ada

di kabupaten Bandung yaitu sebanyak 27.885 RTP. Sampai dengan 2015

dari tahun 2010 direncanakan sebanyak 847 satuan (2,78%) alat/sarana

teknologi peternakan dan perikanan didistribusikan ke peternak,

pembudidaya perikanan dan pengolah peternakan perikanan. Realisasi

pada tahun 2015 sebanyak 34 satuan sehingga realisasi sampai dengan

tahun 2015 mencapai 861 satuan (3,09% jika dibagi jumlah RTP

peternakan dan perikanan). Realisasi tersebut lebih tinggi sebanyak

0.05% dari target yang sudah di tetapkan sebesar 3,04%.

Khusus untuk tahun 2015 sendiri jumlah stimulan peralatan/sarana

yang diberikan kepada masyarakat peternakan dan perikanan Kabupaten

Bandung sebanyak 34 satuan alat/sarana dari target sebanyak 46 satuan,

sehingga realisasi hanya sebesar 73,91%. Realisasi tahun 2015 tidak

dapat mencapai target yang ditetapkan hal ini lebih dikarenakan oleh

adanya aturan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

pada Pasal 298 ayat (5) huruf d dinyatakan bahwa hibah diberikan kapada

badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum

Indonesia. Berdasarkan pada kondisi tersebut maka rencana bantuan

untuk kelompok pada APBD perubahan 2015 sebanyak 12 satuan tidak

dapat dilaksanakan.

Uraian stimulan peralatan yang diberikan pada tahun 2015 seperti

pada tabel dibawah ini:

Page 61: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 72

Tabel 2.25 Fasilitasi teknologi berupa alat/sarana peternakan dan perikanan tahun 2015

NO JENIS BARANG VOLUME

1 Mesin tetas telur 6 Unit

2 Biogas 6 Buah

3 Alat dan bahan kompos 7 paket

5 Chopper 4 Unit

6 Mesin Pakan 1 Unit

7 Mesin Kompos APPO 1 Unit

8 Penanaman HMT 5 ha

10 Sarana pengolahan pakan silase 2 paket

11 Pompa air 2 unit

Jumlah 34 Satuan

Sumber: laporan Bidang Peternakan, Perikanan dan Binus diolah

Perbandingan bantuan sarana teknologi dari tahun 2010-2015

seperti terlihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 2.17 Perbandingan target dan realisasi fasilitasi alat/sarana teknologi peternakan dan perikanan di Kabupaten Bandung 2011-2015

Berdasarkan grafik dapat terlihat bahwa kenaikan pada tiap

tahunnya sarana penerapan teknologi yang didistribusikan kepada pelaku

usaha peternakan dan perikanan cukup tinggi. Terutama pada tahun 2012

dan 2014 yang mengalami kenaikan sekitar 167 satuan dan 161 satuan.

Tercapainya Peningkatan produk olahan peternakan yang berdaya saing

1) Persentase peningkatan produksi olahan ternak (%)

2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah stimulan teknologipeternakan dan perikanan

381 548 666 827 861

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

SATU

AN

TEK

NO

LOG

I

Page 62: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 73

Indikator ini menggambarkan mengenai kinerja pemerintah dalam

memberikan fasilitasi dan pembinaan kepada pelaku pengolahan produk

peternakan. Adapun uraian produksi produk peternakan tahun 2011-2015

sebagaimana tersaji pada grafik dibawah ini:

Gambar 2.18 Produksi Produk Peternakan Tahun 2011-2015

Sumber laporan tahunan Binus 2011-2015 diolah

Berdasarkan grafikdalam kurun 5 tahun, 3 jenis produk olahan

peternakan terus mengalami peningkatan. Produk olahandaging

mengalami peningkatan produksi sebesar 128% (25,6% pertahun), olahan

susu 78% (15,7% pertahun) dan telur 81,98% (16,39% pertahun).

Peningkatan yang cukup signifikan ini dikarenakan oleh:

- Berkembangnya pelaku usaha pengolahan produk peternakan.

- Adanya diversifikasi usaha pengolah produk peternakan, dimana

munculnya varian beberapa olahan baru.

- Adanya stimulan sarana prasarana dari pemerintah membuat gairah

usaha pelaku usaha pengolahan cukup tinggi.

2.5 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian

Proses perencanaan yang tradisional biasanya menentukan

prioritas pembangunan dengan hanya mengandalkan historis kegiatan

yang sudah ada. Biasanya proses pembangunan tersebut tidak melihat

peluang dan tantangan sehingga setiap langkah proses pembangunan

cenderung monoton. Sebagai upaya untuk merubah paradigm tersebut

maka perlu dianalisis mengenai tantangan dan peluang dalam proses

2011 2012 2013 2014 2015

Produksi olahan susu (Ton) 8051 11962 13378 14517 14403

Produksi olahan daging (Ton) 168 220 215 285 385

Produksi olahan telur (ribubutir)

1127 1200 1470 2024 2051

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000P

rod

uks

i Ola

han

te

rnak

Page 63: BAB II GAMBARAN PELAYANAN DAN EVALUASI INDIKATOR … · Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 94 tahun 2016 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional

GAMBARAN PELAYANAN

DAN EVALUASI INDIKATOR KINERJA

RENSTRA 2016-2021 II - 74

pengembangan pelayanan SKPD termasuk pada pelayanan Dinas

Pertanian. Adapun hasil analisis peluang dan tantangan yang dihadapi

oleh Dinas Pertanian sesuai dengan Tugas pokok, fungsi dan

kewenangannya ialah sebagai berikut:

a. Peluang pengembangan pelayanan pada Dinas Pertanian

- Kebijakan MEA membuka pasar ekspor

- Masih tingginya permintaan masyarakat daerah lain terhadap

produk Pertanian

- Dibangunnya Tol Soroja memudahkan akses transportasi

barang

- Berkembangnya media sarana promosi produk unggulan

- Berkembangnya trend pelestarian lingkungan yang dikaitkan

dengan berbagai bidang

- Perkembangan ekonomi kab/kota berbatasan yang semakin

pesat turut memengaruhi perekonomian Kabupaten Bandung

khususnya yang berbatasan langsung

- Terdapat banyak investor yang telah menanamkan modalnya di

sektor hulu dan hilir

- Tingginya kunjungan wisatawan ke area agrowisata dari luar

Kabupaten Bandung tinggi

b. Tantangan pengembangan pelayanan pada Dinas Pertanian

- Masih tingginya ancaman Penyakit pada komoditas pertanian

khususnya peternakan

- Kebijakan pasar bebas Asean dapat menyebabkan

produk/pekerja luar negeri masuk ke Kabupaten Bandung

- Tingginya inflasi dan fluktuasi harga komponen usaha

pertanian

- Fluktuasi harga produk pertanian yang tinggi mengganggu

kelangsungan budidaya produk pertanian

- Alih fungsi lahan mengancam kelangsungan budidaya

- Daya saing wilayah lain sebagai lokasi investasi