Upload
hanhi
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
18
BAB II
GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN
PENGEMBANGA TANAMANOBAT DAN OBAT TRADISIONA
(B2P2TOOT)
1. Sejarah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TOOT)
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional berlokasi di Jl. Raya Lawu No. 11, Kecamatan Tawangmanggu
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kode Pos 57792.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh R.M
Santoso Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan
semangat dari seorang anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai
budaya pengobatan nenek moyang. Beliau mewariskan semangat dan kebun
tersebut pada negara. Mulai April 1948, secara resmi Kebun Koleksi TO
tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi nama
Hortus Medicus Tawangmangu (Profil Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).
Transformasi
Evolusi sebagai suatu organisasi terjadi karena Kepmenkes No. 149 tahun
1978 pada tanggal 28 April 1978, yang mentransformasi kebun koleksi menjadi
Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) sebagai Unit Pelaksana Teknis di
19
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan.
Transformasi I ini sebagai lembaga Iptek memberikan nuansa dan semangat
baru dalam mengelola tanaman obat (TO) dan potensi-potensi TO sebagai
bahan Jamu untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan rakyat
(Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional tahun 2015).
Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan Permenkes No.
491 tahun 2006 tanggal 17 Juli 2006, BPTO bertransformasi menjadi Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT). Transformasi II ini memberikan amanah untuk melestarikan,
membudayakan, dan mengembangkan TOOT dalam mendukung pencapaian
derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Profil Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).
Era persaingan, globalisasi dan keterbukaan, mendorong manusia dan
negara menggali, memanfaatkan, mengembangkan budaya kesehatan dan
sumber daya lokal untuk pembangunan kesehatan. Ini berdampak pada
transformasi III B2P2TOOT, dengan Permenkes No. 003 tahun 2010 pada
tanggal 4 Januari 2010 Tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian Berbasis
Pelayanan Kesehatan. Sejak tahun 2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada
Saintifikasi Jamu, dari hulu ke hilir, mulai dari riset etnofarmakologi tumbuhan
obat dan Jamu, pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik,
20
teknologi, manajemen bahan Jamu, pelatihan iptek, pelayanan iptek, dan
diseminasi sampai dengan peningkatan kemandirian masyarakat.
Visi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional : Masyarakat sehat dengan Jamu yang aman dan berkhasiat
Misi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional : Meningkatkan mutu litbang, mengembangkan hasil litbang
dan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
2. Modal IPTEK di B2P2TOOT
Transformasi mampu menampilkan gaya dan peran kepemimpinan
yang mau dan mampu membangun dialog, membongkar kebiasaan ”asal
kerja” menjadi kedinamisan positif dan cerdas, membangun komitmen
sebagai institusi IPTEK dan institusi pemerintah, menggerakkan aksi
bersama, yang secara berkesinambungan dan simultan untuk menjamin mutu
kinerja.
Gaya yang sudah di terapkan adalah situasional dan visioner, Gaya
Situasional diterapkan karena perbedaan kapasitas, kompetensi dan
kemampuan masing-masing pegawai. Gaya Visioner merupakan gaya yang
wajib bagi organisasi yang dinamis dan melampaui tugas dan fungsi (Profil
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
tahun 2015).
21
3. Sumber Daya Manusia di B2P2TOOT
Modal tenaga manusia di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional terdiri dari pegawai tetap (PNS dan
CPNS) maupun tidak tetap (tenaga yang dikontrak dengan honor bulanan),
dinilai sebagai faktor utama dalam implementasi tugas dan fungsi Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
Pada Februari 2016, dengan amanah tugas litbang TOOT dan
Saintifikasi JAMU, B2P2TOOT memiliki gambaran kepegawaian sebagai
berikut. Jumlah total pegawai menurut jenis kepegawaian sebanyak 241,
meliputi 96 pegawai tetap (89 PNS dan 7 CPNS) dan 145 pegawai tidak
tetap/PTT (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional tahun 2015).
4. Fasilitas di B2P2TOOT
Fasilitas – fasilitas yang menunjang kegiatan di Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut:
A. Rumah Riset Jamu Hortus Medicus
Rumah riset jamu hortus medicusme terdiri dari tiga bagian di
antaranya sebagai berikut :
22
a. Klinik Saintifikasi Jamu
Klinik Saintifikasi Jamu hortus medicus adalah klinik Tipe A,
merupakan implementasi peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan untuk
menjamin jamu aman, bermutu dan berkhasiat. Klinik Saintifikasi Jamu
dirintis tahun 2007, dan sejak tanggal 30 April 2012 menempati gedung
baru sebagai rintisan Rumah Riset Jamu Hortus Medicus sebagai tempat
uji klinik dilengkapi dengan rawat inap. Selama tahun 2015 klinik hortus
medicus melayani pasien rata-rata jumlahnya 2.600 pasien per bulannya.
Sumber daya manusia di klinik hortus medicus ini merupakan tenaga ahli
di bidangnya yang terdiri dari : 8 orang dokter, 3 orang apoteker, 9 orang
dari D3 Farmasi, 5 orang perawat, 2 orang analis kesehatan, 3orang
petugas medical record dan 2 orang ahli gizi
b. Laboratorium Klinik
Setiap harinya melayani 12 – 19 pasien. Kegiatan pemeriksaan
Laboratorium klinik sudah menerima sertifikat sebagai jaminan sistem
manajemen mutu sehingga data yang dihasilkan terjamin kebenarannya.
c. Griya Jamu
Griya jamu merupakan bagian akhir pelayanan klinik, yaitu
bagian penyedia jamu baik berupa kapsul maupun rebusan. Jamu yang
digunakan berupa racikan simplisia, serbuk dan juga ekstrak tanaman
obat yang telah diteliti keamanan, mutu dan khasiat melalui riset
23
praklinik dan riset klinik. Selain pasien, griya jamu juga melayani
permintaan dari dokter jejaring Saintifikasi Jamu (Profil Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun
2015).
B. Museum Jamu Hortus Medicus
Museum Jamu Hortus Medicus dikelola untuk memfasilitasi
aktivitas permuseuman Jamu dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Museum
ini menyediakan sarana, fasilitas dan artefak Jamu untuk pengoleksian,
pelestarian, riset, komunikasi dan diseminasi benda nyata dalam kerangka
Saintifikasi Jamu. Museum Jamu Hortus Medicus dikelola sebagai pusat
permuseuman Jamu Kemenkes, juga untuk menjadi bahan studi oleh
kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun
dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan (Profil Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
tahun 2015).
Museum Jamu Hortus Medicus terdiri dari beberapa ruangan yaitu:
a. Ruang Utama
Alur Saintifikasi Jamu, atlas tumbuhan obat yang ada di Indonesia,
peralatan membuat jamu tradisional, dan gambar pembuatan jamu
b. Ruang Bahan baku
Koleksi simplisia dan material bahan baku obat tradisonal
c. Ruang Seni dan Alat
24
Koleksi alat pengobatan tradisional dan tradisi adat istiadat dari
nusantara
d. Ruang Produk Jamu
Koleksi ASEAN herbal medicine (produk obat tradisional dari negara
anggota ASEAN) dan Jamu dari Indonesia
e. Ruang Naskah
Naskah kuno yang berhubungan dengan Jamu
f. Ruang Prestasi B2P2TOOT, buku buku terbitan serta foto
C. Perpustakaan
Perpustakaan dikelola untuk memfasilitasi dukungan referensi dan
kepustakaan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TOOT) serta menyediakan sarana dan fasilitas terkait
sumber data dan informasi iptek dalam kerangka Saintifikasi Jamu.
Perpustakaan B2P2TOOT dikelola sebagai bagian dari pusat data dan
informasi Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak
akademisi/ilmuwan, pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat
(Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional tahun 2015).
Pepustakaan B2P2TOOT memiliki kurang lebih 2000 koleksi buku antara
lain:
a. Humaniora dan Etnografi Kesehatan
b. Budidaya TO
25
c. Budidaya Pascapanen
d. Ilmu Kedokteran dan Ilmu Pengobatan
e. Farmasi
f. Penyakit Tanaman
g. Pertanian dan Teknologi yang berkaitan
h. Kimia
i. Hukum dan Perundang-undangan
j. Ilmu Tumbuhan
k. Biologi dan Ilmu Hayati
l. Ilmu Umum dan Komputer
m. Ensiklopedi
n. Permasalahan dan Kesejahteraan Sosial
o. Administrasi Negara & Ilmu Kemitraan
p. Seni Fotografi & Foto
D. Kebun Produksi Karangpandan dengan ketinggian 600 dpl seluas ±1,85 Ha
Kebun Produksi Balai Besar Penelitian Tanaman Obat dan Obat
Tradisional di lingkungan Karangpandan sebagai berikut
a. Lokasi : Desa Doplang, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa Tengah,
dengan ketinggian : 400 - 600 mdpl serta Luas : 25.000 m². Fungsi :
Lahan percobaan, tempat budidaya, produksi, pembibitan tanaman obat
dan lahan pupuk kompos.
b. Lokasi : Desa Toh Kuning, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa
Tengah, dengan ketinggian : 400 - 600 mdpl serta luas : 7.972 m².
Fungsi : Lahan percobaan, tempat produksi dan pembibitan tanaman
26
obat (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional tahun 2015).
c. Lokasi : Desa Ngemplak, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa
Tengah, dengan ketinggian : 400 – 600 mdpl serta luas : 3.127 m².
Fungsi : Lahan percobaan, lahan produksi dan pembibitan tanaman
obat.
E. Kebun Produksi Kalisoro dengan ketinggian 1.200 dpl seluas ± 2 Ha
Lokasi : Desa Kalisoro, Kec. Tawangmangu, Karanganyar Jawa
Tengah, dengan ketinggian : 1.200 mdpl serta luas : 3.644 m². Fungsi :
Kebun induk TO (Plasma Nutfah), lahan percobaan, kebun koleksi,
pembibitan, kebun produksi tanaman obat dan lahan produksi pupuk
organik (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional, 2015).
F. Kebun Subtropik Tlogodlingo dengan ketinggian 1.600 dpl seluas ±12 Ha
Lokasi : Dusun Tlogodlingo, Desa Gondosuli, Kec.
Tawangmangu, Karanganyar , Jawa Tengah, dengan ketinggian : 1.694
s.d 1.800 mdpl serta luas : 135.995 m². Fungsi : Lahan riset,
pembibitan, produksi tanaman obat, ruang destilasi minyak atsiri dan
wisata ilmiah tanaman obat.
G. Sinema Fitomedika
Sinema Fitomedika, merupakan wahana penyebaran informasi,
berupa pemutaran film dokumenter iptek yang merupakan salah satu
27
destinasi awal pada kegiatan Wisata Kesehatan Jamu. Di tempat ini,
pemandu wisata akan menyampaikan presentasi sambutan, pemaparan
profil institusi dan diskusi awal dengan para peserta Wisata Kesehatan
Jamu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional di Tawangmangu.
H. Produksi Jamu
Instalasi produksi Jamu dikelola untuk memfasilitasi aktivitas
produksi Jamu dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Di sini diproduksi jamu
instan, jajanan sehat dan kosmetik jamu (Arsip Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).
I. Rumah Kaca Adaptasi dan Pelestarian Tanaman Obat
Lokasi : Dusun Tlogodlingo, Desa Gondosuli dan Desa Kalisoro
Kec Tawangmangu, Karanganyar – Jawa Tengah, dengan ketinggian :
1.800 mdpl dan 1.200 mdpl serta luas : Ruang pelestarian 102,12 m² dan
ruang adaptasi 77,7 m². Fungsi: tempat adaptasi dan pembudidayaan TO
(Http://b2p2toot.litbang.depkes.go.id/?page=konten&id_konten=32
Minggu, 12 Juni 2016, 09.30 WIB).
28
5. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan di Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)
Alur Penelitian dan Pengembangan di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebagai
berikut
(Gambar 1. Alur Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat, Sumber, Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)
29
a. Sistematika Tumbuhan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium sistematika
tumbuhan antara lain, perawatan spesimen herbarium, digitalisasi paspor
tanaman obat, identifikasi tanaman obat baru, karakterisasi mikroskopis
bahan jamu dan optimasi metode sitogenetika tanaman obat.
Laboratorium sistematika tumbuhan juga memberi pendampingan
bagi kegiatan pelatihan, diklat PKL dan magang. Kegiatan yang telah
dilakukan adalah pelatihan dalam mengidentifikasi fragmen-fragmen
anatomi dari serbuk simplisia tanaman obat. Berikut ini merupakan
gambar kegiatan sistematika tumbahan pada Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(Gambar 2.Sistematika Tumbuhan di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)
30
b. Benih dan Pembibitan
Laboratorium benih dan pembibitan termasuk sarana penunjang
kegiatan litbang tanaman obat sektor hulu. Benih yang berkualitas akan
sangat berpengaruh terhadap kualitas tanaman obat yang dibudidayakan.
Kegiatan laboratorium benih dan pembibitan yaitu, pemeliharaan koleksi
benih, pembuatan database, penambahan koleksi benih dan bibit,
danpengujian daya kecambah benih (Arsip Balai Besar dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).
Berikut adalah gambar benih dan pembibitan di Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
sebagai berikut
(Gambar 3. Pembibitan di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)
31
c. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)
Di laboratorium ini dilakukan kegiatan pengamatan gejala serangan hama
dan penyakit tanaman obat, uji biopestisida, identifikasi hama pada
tanaman obat di lahan B2P2TOOT, aplikasi pengendalian hama terpadu,
mengoleksi hama dan serangga untuk 1 tumbuhan obat, dan peremajaan
isolate agensia hayati (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).
Berikut adalah gambar Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman (HPT)di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut
(Gambar 4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman di B2P2TOOT,
Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional, 2016)
32
d. Laboratorium Pasca Panen
Laboratorium pasca panen merupakan laboratorium yang bertanggung
jawab terhadap produksi bahan jamu sesuai dengan SOP yang telah
ditetapkan, sehingga memenuhi standar kualitas yang berlaku (Arsip Balai
Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).
Berikut adalah gambar laboratorium pasca panen di Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai
berikut
Gambar 5. Laboratorium Pasca Panen di B2P2TOOT, Sumber, Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional, 2016)
33
e. Laboratorium Galenika
Fungsi utama laboratorium galenika adalah melakukan kegiatan
yang terkait dengan pembuatan sediaan galenika, khususnya yang berasal
dari tumbuhan obat. Metode pembuatan sediaan galenika yang dilakukan
di laboratorium galenika secara umum terbagi atas penyaringan
(ekstraksi) dan penyulingan (destilasi). Ekstraksi yang dilakukan meliputi
maserasi, perkolasi, infundasi dan sokhletasi, sedangkan destilasi yang
dilakukan yaitu destilasi sederhana (destilasi air). Disamping
menjalankan fungsi utamanya tersebut, terdapat beberapa kegiatan lain
seperti uji kontrol kualitas dan pendampingan mahasiswa PKL ataupun
magang. Berikut adalah gambar laboratorium gelentika sebagai berikut
(Gambar 6. Laboratorium Gelentika di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,
2016)
34
f. Laboratorium Fitokimia
Laboratorium fitokimia merupakan bagian dari laboratorium
terpadu di B2P2TOOT. Kegiatan utama yang dilakukan di laboratorium
fitokimia antara lain, uji kontrol kualitas bahan jamu, skrinning fitokimia
tanaman obat, kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak ramuan jamu, dan
kromatografi lapis tipis (KLT) minyak atsiri.
Selain kegiatan utama tersebut laboratorium ini juga melakukan
pendampingan kegiatan PKL dan magang dari berbagai institusi
pendidikan (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium
Fitokimia sebagai berikut
(Gambar 7. Laboratorium Fitokimia di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,
2016)
35
g. Laboratorium Instrumen
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium instrument
antara lain, pemeriksaan kandungan senyawa penanda/aktif (kontrol
kualitas dan kandungan kimia simplisia), Quality Control (QC) bahan
jamu, pemeriksaan sampel serta melakukan pendampingan PKL/magang
(Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium instrument
sebagai berikut
(Gambar 8. Laboratorium instrument di B2P2TOOT, Sumber, Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional, 2016)
36
h. Laboratoriu Formulasi
Laboratorium formulasi merupakan salah satu laboratorium di
B2P2TOOT dengan kegiatan penelitian dan pengembangan bentuk
sediaan obat tradisional. Kegiatan-kegiatan itu antara lain pengembangan
formula produk obat tradisional seperti produk perawatan tubuh (sabun
dan hand body lotion), minuman kesehatan, cream analgesik, dan
pengembangan formula food supplement herbal (Arsip Balai Besar dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut
adalah gambar laboratorium Formulasi sebagai berikut
Gambar 9. Laboratorium Formulasi di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,
2016)
37
i. Laboratorium Mikrobiologi
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi
antara lain uji kontrol kualitas bahan jamu, uji aktivitas antimikroba
bahan jamu, uji aktivitas antibakteri,peremajaan isolate dan melakukan
pelatihan atau magang mikrobiologi (Arsip Balai Besar dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut
adalah gambar laboratorium mikrobiologi sebagai berikut
(Gambar 10. Laboratorium Mikrobiologi di B2P2TOOT, Sumber, Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional, 2016)
38
j. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium ini yaitu,
memperbanyak tanaman obat dan produksi metabolit sekunder. Contoh
tanaman obat yang telah dilakukankultur jaringan antara lain Purwoceng,
Sembung, Kumis kucing dan Sarang semut (Arsip Balai Besar dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut
adalah gambar laboratorium Kultur Jaringan Tanaman sebagai berikut
(Gambar 11. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman di B2P2TOOT,
Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional, 2016)
39
k. Laboratorium Biomolekuler
Laboratorium biologi molekuler difungsikan untuk melakukan
penelitian dan pengembangan tanaman obat-obat tradisional dalam taraf
molekuler. Laboratorium ini pada tahun 2016 memfasiitasi 2 kegiatan
penelitian yaitu keragaman genetik aksesi dan standarisasi tanaman obat.
Di laboratorium ini juga dilakukan pengujian aktivitas antimetastasis
suatu bahan dengan metode antimigrasi wound healing scratch assay,
gelatin zymograph dan western blot (Arsip Balai Besar dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut
adalah gambar laboratorium biologi molekuler sebagai berikut
(Gambar 12. Laboratorium biologi di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,
2016)
40
l. Laboratorium Hewan Coba
Kegiatan-kegiatan di laboratorium ini yaitu produksi hewan coba
untuk memfasilitasi penelitian pra-klinik Tanaman Obat-Obat Tradisional
meliputi, monitoring kesehatan hewan (pengamatan harian rutin dan
monitoring berkala), pengembangbiakan tikus dan pengembangbiakan
mencit. Penelitian yang dilakukan di laboratorium hewan coba adalah uji
toksisitas akut dan subkronik 6 formula jamu yaitu, jamu Dermatitis
Atopik, Urolitiasis, Gastroprotektif, Hepatoprotektor, Asam urat dan
Hipertensi (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional tahun 2015) . Berikut adalah gambar laboratorium
hewan coba sebagai berikut
(Gambar 13. Laboratorium hewan coba di B2P2TOOT, Sumber, Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional, 2016).
41
m. Laboratorium Klinik Saintifikasi Jamu
Kegiatan pemeriksaan Laboratorium Klinik Saintifikasi
Jamu sudah menerima sertifikat sebagai jaminan sistem manajemen mutu
sehingga data yang dihasilkan terjamin kebenarannya (Arsip Balai Besar
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).
Berikut adalah gambar laboratorium klinik saintifikasi jamu sebagai
berikut
(Gambar 14. Laboratorium klinik saintifikasi jamu di B2P2TOOT,
Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional, 2016)
42
6. Sistem Kerjasama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TOOT) merupakan lembaga yang di pantau langsung dari
kementerian kesehatan Republik Indonesia. Sistem kerjasama Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) sebagai berikut
a. Sistem Kerjasama dengan Dinas di Kabupaten Karanganyar
Menurut Amalia damayanti selaku kepala seksi kerjasama dan
informasi menjelaskan bahwa pihak Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) belum
bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Karanganyar
secara detail. Pihak dinas hanya kadang kala meminta data pengunjung hanya
pada bulan – bulan tertentu saja seperti bulan Januari hingga Maret saja
setelah itu pihak dinas tidak menghubungi untuk meminta data selanjutnya.
Menurut Amalia damayanti selaku kepala seksi kerjasama dan
informasi menjelaskan bahwa pihak Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)) hanya
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta saja karena balai ini di
bawah naungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
43
b. Sistem Kerjasama dengan Masyarakat Sekitar Kalisoro
Menurut Amalia damayanti selaku kepala seksi kerjasama
dan informasi menjelaskan bahwa pihak Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)
bekerjasama dengan petani di lingkungan Kalisoro dalam
membudidayakan tanaman obat di sekitar lingkungan Kalisoro.
Proses awal di lakukan pihak B2P2TOOT adalah
melakukan pembinaan mengenai jenis tanaman dengan suhu seta
ketinggian untuk melakukan pembibitan tanaman itu, kemudian
memberikan pembinaan kepada petani cara merawat hingga proses
panen supaya mampu menjadi bibit unggulan uang bekualitas dan
tidak mengurangi khasiat tanamana obat tradisonal yang di tanaman.
Pembinaan yang di adakan pihak B2P2TOOT juga memberikan
pengarahan kepada petani dan memberikan contoh bagaimana cara
memupuk tanaman yang benar serta merawat tanaman supaya tetap
menjadi bibit yang berkualitas.
Untuk penanaman tanaman obat ini di lakukan di ladang
milik petani pribadi untuk modal awal bibit yang di tanam di berikan
modal oleh B2P2TOOT.
44
Kemudian setelah masa panen tanaman obat di setorkankan
ke B2P2TOOT untuk di timbang berapa kilogram hasil panen
tersebut serta diganti uang untuk hasilnya. Serta harga beli tanaman
obat dari petani tersebut sesuai dengan harga pasar.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) memiliki lahan tanaman obat di
Lingkungan Kalisoro, Tloggo Dlinggo, Karangpandan dan Plaosan,
sehingga pembinaan tidak hanya untuk petani di Lingkungan
Kalisoro. Pembinaan di lakukan kepada petani yang berada di
Lingkungan Tlonggo Dlinggo, Lingkungan Karangpandan dan
Lingkung Plaosan.
45
7. Alur Pelayanan Wisata Edukasi di Balai Besar Penelitian dan
PengembanganTanaman Obat dan Obat Tradisional
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TOOT) menerapkan bahwa untuk kunjungan wisata
edukasi harus mengirim surat permohonan. Berikut ini alur pelayanan wisata
edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebagai berikut
a. Calon Pengunjung mengajukan surat permohonan yang ditujukan kepada
Kepala Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
b. Surat Permohonan masuk ke Sub. Bag. Tata Usaha untuk dicatat dalam
Surat Masuk untuk kemudian diserahkan kepada Kepala Bagian Tata
Usaha
c. Kepala Bagian Tata Usaha menyerahkan Surat Permohonan kepada
Kepala B2P2TOOT untuk selanjutnya didisposisikan kepada Kabid.
PKSI melalui Kabag. TU
d. Kabid. PKSI mengkoordinasikan perihal Surat Permohonan Tersebut
kepada Kasi KSI.
e. Kasi. KSI melalui stafnya akan melakukan komunikasi dengan Calon
Pengunjung jika kunjungan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan
pada hari yang dimohonkan oleh Calon Pengunjung, untuk selanjutnya
bisa dijadwal-ulangkan maupun dilakukan pembatalan kunjungan.
f. Surat Permohonan yang telah mendapatkan persetujuan dan tidak
berbenturan dengan jadwal kunjungan lain akan diproses lebih lanjut
(Pengiriman surat balasan konfirmasi permohonan kunjungan).
46
g. Penyusunan Jadwal disesuaikan dengan urutan rencana kegiatan
kunjungan (Calon Pengunjung yang sudah menerima surat balasan
konfirmasi kunjungan)
h. Penyusunan Surat Penugasan sebagai fasilitator kunjungan. (1 pemandu
untuk 25 – 30 peserta kunjungan ditambah 1 ketua tim di Sinema
Fitomedika)
i. Peserta datang dan kunjungan dilaksanakan.
j. Ketua tim mengisi form evaluasi kunjungan dan diserahkan kepada Kasi.
KSI.
Berikut adalah gambar alur penerimaan tamu wisata edukasi di Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
sebagai berikut
(Gambar. 15 Alur Penerimaan Tamu Kunjungan. Sumber, Dokumen Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)
47
8. Struktur Organisasi di B2P2TOOT Tawangmanggu
(Gambar 26. Struktur Organisasi B2P2TOOT. Sumber, Dokumen Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)
Tugas jabatan struktur organisasi B2P2TOOT sebagai beririkut:
a. Ketua : Memimpin, menjalankan dan memegang B2P2TOOT, sehingga
dapat mencapai Visi Misi. Menetapkan tugas, tanggung jawab dan
wewenang setiap pejabat serta memberikan bimbingan dan pengarahan
umum kepada bawahanya.
48
b. Tata Usaha : Mengatur jalanya rencana kerja B2P2TOOT.
c. Ka Subag Umum : Menyediakan kebutuhan- kebutuhan signifikan para staff.
Mengendalikan dan menyelenggarakan kegiatan dibidang administrasi,
kepegawain/ personalia serta keskertasisan.
d. Ka Subag Keuangan : Mengatur dan mengawasi keluar masuknya kas
perusahaan. Membuat keputusan yang berhubungan dengan bagian
keuangan perusahaan.
e. Ka Subag Pelayanan dan Penelitian : Mengatur dan mengawasi pelayanan
serta mengadakan penelitian yang bermanfaat sesuai visi misi.
f. Ka bidang program, Kerjasama dan informasi : Mengatur kerjasama Balai
dengan instasi lain untuk kemajuan Balai. Memberikan informasi kepada
staf lain atau kepada masyarakat.
g. Ka sie Prasarana Penelitian : Menyediakan prasarana untuk kebutuhan
Penelitian.
h. Ka Sie Evaluasi : Melaksanakan evaluasi taunan atau setiap program kerja
dilaksanakan.