Upload
andre
View
226
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
1/19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Perbaikan Jalan Angkut
Jalan angkut sangat berperan besar dalam pelaksanaan kegiatan pengangkutan
batubara . kondisi jalan angkut berperan untuk meningkatkan produktivitas unit dan
produksi unit , serta menjaga keselamatan di jalan angkut, maka kondisi jalan angkut
harus sesuai standar umum yang ada, maka dari itu perlu diketahui beberapa aspek
yang berpengaruh pada jalan angkut agar dapat melakukan perbaikan jalan angkut.
Untuk perbaikan kondisi jalan angkut harus menyesuaikan dengan ketentuan-
ketentuan yang sudah ada dan juga ditentukan oleh keserasian antara alat angkut
dengan jenis tanah ataupun material batuan yang ada di daerah tersebut agar dapat
meningkatkan produksi dari unit. Beberapa acuan dalam perbaikan jalan angkut
antara lain :
2.1.1 Lebar Jalan Angkut
Perhitungan lebar jalan angkut didasarkan pada lebar kendaraan
terbesar yang dioperasikan. Semakin lebar jalan angkut yang digunakan maka
operasi pangangkutan akan semakin aman dan lancar.
a. ebar Jalan !ngkut "inimum Pada Jalan urus
5
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
2/19
JUMLAH LAJUR TRUK PERHITUNGAN
LEBAR JALAN ANGKUT MIN
1 1+(2x1/2) 2,00 wt
2 2+(3x1/2) 3,50 wt
3 3+(4x1/2) 5,00 wt
4 4+(5x1/2) 6,50 wt
6
ebar jalan angkut minimum yang dipakai untuk jalur ganda atau lebih
pada jalan lurus menurut # Aasho Manual Rural High-Way Design$ adalah
% n. &t ' (n ' )* (+,. &t*
keterangan
n % jumlah jalur
t % lebar truck jungkit (meter*
ambar /.) ebar Jalan !ngkut Untuk 0ua Jalur Pada Jalan urus
b. ebar jalan angkut minimum pada tikungan
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
3/19
ebar jalan angkut minimum pada tikungan selalu lebih besar daripada
jalan angkut pada jalan lurus. 1umus yang digunakan untuk menghitung
lebar jalan angkut minimum pada belokan atau tikungan adalah
W = 2 (u + Fa + Fb + z) + c
c = z = 0,(u + Fa + Fb)
keterangan :
u % jarak jejak terluar roda depan dengan jejak terluar roda belakang
kendaraan (meter*
2a % lebar tonjolan (o!erhang) bagian depan (meter*
2b % lebar tonjolan (o!erhang) bagian belakang (meter*
3 % jarak sisi terluar truck ke tepi jalan (meter*
c % jarak antar truck (meter*
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
4/19
!
ambar /./. ebar Jalan !ngkut Untuk 0ua Jalur Pada 4ikungan
2.1.2 Superelevasi
Pada saat kendaraan melalui tikungan atau belokan dengan kecepatan
tertentu akan menerima gaya sentri5ugal yang menyebabkan kendaraan tidak
stabil. Untuk mengimbangi gaya sentri5ugal tersebut, perlu dibuat suatu
kemiringan melintang kearah titik pusat tikungan yang disebut superelevasi
(e*. aya gesek (5riksi* melintang yang cukup berarti anatara ban dengan
permukaan jalan akan terjadi pada daerah superelevasi. 0apat dikatakan juga
baha gaya sentripetal merupakan gaya yang bekerja pada superelevasi yang
membuat kendaraan bertahan pada sumbunya. Superelevasi yang biasa
diterapkan berkisar antara 67 8 )+ 7 (tergantung kecepatan dan radius atau
jarak tikungan*.
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
5/19
"
ambar /.9 0iagram Superelevasi ( 2 *
ambar /.; 0iagram Superelevasi ( SS *
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
6/19
10
ambar /. 0iagram Superelevasi ( SS *
ambar /.6 Penentuan engkung Superelevasi di 4ikungan
0imana <
% engkung Penuh
S % engkung Peralihan
= % >emiringan normal pada bagian lurus
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
7/19
11
? % Superelevasi
4S % 4angen ) "#iral % 4itik aal transisi dari bagian lurus ke lengkung
"elingkar
S % "#iral $ircle % titik aal transisi dari bagian lengkung spiral ke
lengkung melingkar
S % $ircle "#iral % titik aal transisi dari bagian melingkar ke bagian
lengkung spiral
S4 % "#iral 4angen % titik aal transisi dari bagian lengkung spiral ke
bagian lurus
1 % 1adius Jalan (m*
Tabel 2.2 Tingkat Superelevasi
4ingkat Superelevasi 4erhadap >ecepatan dan 1adius 4ikungan 4ertentu
1adius 4ikungan (m* >ecepatan >endaraan ( >m@Jam *
/+ / 9+ 9 ;+ ; +
+ 67 )+7 - - - - - -
A ;7 A7 7 - - - - -
)++ 97 7 A7 )+7 - - - -
/++ /7 97 ;7 7 67 67 - -
9++ /7 /7 /7 97 ;7 7 A7 C7
;++ /7 /7 /7 97 97 ;7 7 67
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
8/19
! #
100 #
!$
4,6%
12
2.1.3. Kemiringan Tanakan Jalan Angkut
>emiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat
angkut baik dalam mengatasi tanjakan maupun dalam pengereman pada saat alat
angkut berisi muatan maupun dalam keadaan kosong. >emiringan jalan angkut
dinyatakan dalam persen (7*. 0alam pengertiannya kemiringan (α* C 7 berarti
jalan tersebut naik atau turun C meter untuk setiap jarak mendatar sebesar )++
meter.
ambar /.A ontoh Penentuan >emiringan 4anjakan
2.1.!. Cross Slope
$ross slo#e adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang hori3ontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang cembung (lihat ambar /.C*. 0ibuat demikian
dengan tujuan untuk memperlancar penyaliran. !pabila turun hujan
atau sebab lain, maka air yang ada pada permukaan jalan akan segera
mengalir ke tepi jalan angkut, tidak berhenti dan mengumpul pada
permukaan jalan. Dal ini penting karena air yang menggenang pada
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
9/19
13
permukaan jalan angkut akan membahayakan kendaraan yang leat dan
mempercepat kerusakan jalan.
ambar /.C eometri $ross "lo#e
2.2. Pr"#uksi Unit Coal Hauling
0idalam perhitungan produksi coal hauling memiliki beberapa
parameter-paramter yang mempengaruhi tingi rendahnya suatu produksi
pengangkutan batubara (coal hauling) antara lain produktivias unit ,jumlah
jam kerja e5ekti5 dan jumlah unit yang tersedia.
2.2.1. Pr"#uktivitas unit Coal Hauling (Dump Truck)
Untuk perhitungan produktivitas dari unit coal hauling dapat
dihitung dengan persamaan :
%& ' D ' F '$ 'n 'a$(
)a )
=
keterangan :
Pa % produktivitas alat angkut (4on@hours*
ta % aktu edar alat angkut (ruc* * (hours*
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
10/19
14
n % jumlah pengisian bak ruc* oleh buc*e alat muat
% kapasitas buc*e alat muat (m
9
*
2 % 5aktor mangkuk (Fill Facor) alat muat (7*
0 % densitas loose material (4on@m9*
?> % ?5esiensi >erja (7*
0idalam produktivitas unit coal hauling memiliki beberapa
parameter parameter yang dapat mempengaruhi antara lain :
2.2.1.1 $aktu %#ar & Cycle Time '
&aktu edar ( cycle ie * merupakan aktu yang
diperlukan oleh alat untuk menghasilkan daur kerja. Semakin
kecil aktu edar suatu alat, maka produksinya semakin tinggi.
Besar kecilnya aktu edar dapat dipengaruhi oleh keterampilan
operator, kondisi kerja dan alat. &aktu edar alat angkut (ruc* *
pada umumnya terdiri dari aktu menunggu alat untuk
dimuat, aktu mengatur posisi untuk dimuati, aktu diisi
muatan, aktu mengangkut muatan, aktu dumping, dan
aktu kembali kosong.
&aktu ?dar !lat !ngkut (4ruk*, terdiri dari :
4a %,;9/) 44444 ++++
' 46
>eterangan :
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
11/19
15
4a % 4otal aktu edar alat angkut (menit*
4) % &aktu untuk mengatur posisi loa (menit*
4/ % &aktu diisi muatan (menit*
49 % &aktu mengangkut muatan (menit*4; % &aktu menumpahkan muatan (menit*
4 % &aktu kembali kosong (menit*
2aktor-5aktor yang mempengaruhi cycle ie u# ruc*
a. $ycle ie alat muat @ loaing Semakin cepat cycle ie alat loaing, maka
cycle ie u# ruc* akan lebih cepat. b. Jumlah cycle pemuatan alat loaing ke ruc*
Eni sangat dipengaruhi oleh kapasitas !essel
ruc* dan produksi alat loaing per-buc*e . Semakin
sedikit cycle nya, maka akan semakin cepat.c. >ondisi jalan angkut dan Jarak angkut.
Semakin baik kondisi dari jalan angkut maka
semakin kecil angka cycle ie unit ,dikarenakan
adanya peningkatan kecepatan unit jika kondisi jalan
angkut dalam keaadaan baik. 0an semakin jauh jarak
angkut, maka cycle ie akan semakin lama.d. >ecepatan hauling u# ruc*
Semakin tinggi kecepatan hauling ruc* , maka
angka cycle ie nya akan semakin kecil.e. >ondisi area u#ing F area ron loaing
Semakin bagus kondisi area u#ing dan area
ron loaing , maka angka cycle ie u# ruc* akan
semakin kecil5. >etrampilan Gperator
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
12/19
16
Semakin bagus ketrampilan operator dalam
mengoperasikan unit, maka angka cycle ie akan
semakin kecil.
2.2.1.2 (akt"r Pengisian )angkuk Alat )uat & Bucket Fill Factor '
2aktor pengisian mangkuk merupakan perbandingan antara
kapasitas nyata material yang masuk ke dalam mangkuk dengan
kapasitas baku mangkuk alat muat yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk persen. Semakin besar 5aktor pengisian mangkuk maka akan
semakin besar pula kapasitas dari alat muat tersebut. 2aktor pengisian
mangkuk ini digunakan untuk mengetahui kapasitas dari alat muat
yang digunakan untuk pemuatan batubara. Semakin besar angka
(persen* dari buc*e ill acor maka aktu pengisian (cycle ie*
kedalam !essel alat angkut akan semakin kecil, sehingga produktivitas
alat angkut juga akan meningkat. 2aktor-5aktor yang mempengaruhi
dalam aktu pengisian mangkuk adalah sebagai berikut :
• Ukuran material, semakin besar ukuran material maka 5aktor
pengisian akan semakin kecil.
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
13/19
1
• >etrampilan dan kemampuan operator, dimana operator yang
berpengalaman dan terampil dapat memperbesar 5aktor pengisian
mangkuk.
2aktor pengisian mangkuk alat muat (2* dapat dinyatakan
sebagai perbandingan volume nyata (Hn* dengan volume teoritis (Ht*,
seperti yang dinyatakan dalam
persamaan :
F = Vn / Vt x 1 !
>eterangan :
2 % 2aktor pengisian mangkuk alat muat, (7*
Hn % Holume nyata atau kapasitas nyata mangkuk, (m9*
Ht % Holume teoritis mangkuk, (m9*
2.2.1.3. %*isiensi Kera &+%K'
Seperti pada penjelasan sebelumnya, e5isiensi kerja (7?>*
merupakan elemen produksi yang harus diperhitungkan dalam
upaya mendapatkan nilai produksi alat per satuan aktu yang
akurat. Sebagian besar nilai e5isiensi kerja diarahkan terhadap
operator, yaitu orang yang menjalankan atau mengoperasikan unit
alat. &alaupun demikian, apabila ternyata e5isiensi kerjanya
rendah belum tentu penyebabnya adalah kemalasan operator yang
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
14/19
1!
bersangkutan. "ungkin ada penyebab lain yang tidak dapat
dihindari, antara lain cuaca, kerusakan mendadak, kabut dan lain-
lain. Besarnya aktu yang tersedia ini dalam kenyataannya belum
dapat digunakan seluruhnya untuk produksi (kurang dari )++ 7*. Dal
ini disebabkan karena adanya hambatan-hambatan yang terjadi selama
alat mekanis tersebut berproduksi, sehingga karena hal-hal tersebut
diatas jarang-jarang dalam satu jam operator betul-betul bekerja
selama 6+ menit. Berdasarkan pengalaman jika aktu kerja e5ekti5
yang digunakan sebesar CA 7, maka sudah dapat dianggap sama
dengan e5isiensi kerja yang baik sekali.
4abel /.9 ?5isiensi >erja Secara 4eoritis
( "uber . &oasu H/ %iion0 2001 *
Gperating conditions Job e55iciency
ood I +.CA
!verage +.C
1ather poor +.A
Poor +.A
2.2.1.! Kapasitas Bucket
>apasitas dari buc*e alat muat sangat mempengaruhi
produktivitas alat angkut , karena didalam aktu siklus alat
angkut memiliki aktu pengisisan yang dilakukan oleh alat muat,
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
15/19
1"
maka dari itu semakin besar kapasitas dari alat muat maka akan
mengurangi aktu dari pengisian oleh alat muat kedalam !essel
alat angkut dengan demikian semakin kecil aktu pengisian dari
alat muat maka akan meningkatkan produktivitas alat angkut.
2.2.1., -ensitas )aterial
0ensitas adalah berat per unit volume dari suatu material,
secara umum dinyatakan dalam gr@cm9 atau ton@m9. "aterial
mempunyai densitas yang berbeda karena dipengaruhi si5at-si5at
5isiknya, antara lain: ukuran partikel, kandungan air, pori-pori
dan kondisi 5isik lainnya.
ρ =
"aterialHolume
"aterialBerat
2.2.2 $aktu Kera %*ekti*
&aktu kerja e5ekti5 adalah aktu kerja yang digunakan untuk
melakukan kerja atau aktu kerja yang tersedia yang sudah dikurangi
dengan hambatan kerja. Sedangkan aktu kerja tersedia adalah aktu
yang diberikan dalam shi kerja tersedia secara keseluruhan tanpa
memperhitungkan hambatan yang terjadi.
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
16/19
20
Jadi bisa disimpulkan aktu kerja e5ekti5 adalah jumlah jam
kerja yang secara nyata dipakai sebagai kegiatan produkti5 dalam shi
kerja yang tersedia . Dambatan yang terjadi dibedakan menjadi /
yaitu:
- Dambatan yang dapat dikontrol
Dambatan yang dimaksud adalah hambatan-hambatan yang
masih berhubungan dengan manusia sehingga masih dapat di
kontrol contohnya , aktu makan siang ,aktu pergantian shi ,
saey al* dll.
- Dambatan yang tidak dapat dikontrol
Dambatan yang dimaksud adalah hambatan-hambatan yang
tidak berhubungan dengan manusia sehingga masih tidak dapat di
kontrol contohnya hambatan cuaca.
0alam aktu kerja e5ekti5 e5ektivitas penggunaan alat mekanis
merupakan 5aktor yang menunjukkan kondisi alat-alat mekanis
dalam melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan
aktu selama kerja dan lain-lain.
!dapun parameter yang e5ektivitas dalam penggunaan alat-alat
mekanis meliputi :
a* >esediaan"ekanis ( Mechanical A!ailabiliy *
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
17/19
21
Mechanical A!ailabiliy ("!* adalah angka yang menunjukan
tingkat suatu alat dapat bekerja dengan memperhitungkan kehilangan
aktu karena alasan - alasan mekanis seperti peraatan atau reparasi
mesin, penggantian suku cadang ( s#are#ar * dan lain-lain. >esiapan
mekanis merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis
yang sesungguhnya dari alatyang sedang dipergunakan.
Persamaan untuk Mechanical A!ailabiliy adalah sebagai berikut:
MA =W
R×100
>eterangan :
W = Wor*ing hours atau jumlah jam kerja merupakan aktu yang
dibebankan kepada seorang operator suatu alat yang dalam
kondisi dapat dioperasikan artinya tidak rusak, meliputi setiap
keterlambatan yaitu pulang ke lokasi kerja, pindah tempat,
pelumasan dan pengisian bahan bakar serta keadaan cuaca.
R = Re#air hours eru#a*an aktu untuk perbaikan dan aktu
yang hilang karena menunggu saat perbaikan termasuk juga
aktu untuk penyediaan suku cadang serta aktu untuk
peraatan preventi5.
b* >esediaan 2isik ( hysical A!ailabiliy*
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
18/19
22
2aktor ketersedian alat yang dapat digunakan untuk bekerja,
besarnya #hysical a!ailabiliy untuk alat-alat baru biasanya diatas
+7. =ilai ini sangat tergantung kepada peraatan dan penyediaan
suku cadang.
PA =W +S
W + R+S×100
>eterangan 1umus:
P! % hysical A!aibiliy (7*
& % Jumlah Jam >erja (jam*
1 % Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam*
S % Jumlah jam suatu alat yang tidak rusak tapi tidak digunakan
c* Penggunaan >esediaan (3se o A!ailabiliy*
2aktor yang menunjukkan e5isiensi kerja alat selama aktu
kerja yang tersedia dimana kondisi alat tidak rusak. Dal ini
dimaksudkan untuk mengetahui berapa e5ekti5 alat yang tidak rusak
diman5aatkan dan menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan
yang digunakan. Persentase rendah menunjukkan baha
pengoperasian alat tidak maksimal.
UA =W
W +S×100
8/19/2019 BAB II geometri jalan produktivitas
19/19
23
>eterangan :
& % Wor*ing hours atau jumlah jam kerja.
S % "an by hours atau jam kerja suatu alat yang tidak dapat
dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam
keadaan siap operasi
!danya hambatan yang terjadi selama jam kerja dan juga pengaruh
dari e5ekti5itas akan mengakibatkan aktu produksi semakin kecil dan dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
&ke (bulan* % P! U! 4otal &aktu 4ersedia(bulan*
&aktu >erja ?5ekti5 (bulan* %
4otal &aktu 4ersedia (bulan* 8 4otal 0elay (bulan* 8 ( () 8 P!* K 4otal
&aktu 4ersedia (bulan**