45
12 BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DEWASA DAN TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis adalah tugas pendidikan atau pembinaan bagi umat atau jemaatnya. Tugas ini dianggap penting karena bagaimanapun apa yang diinginkan terjadi bagi jemaat, baik secara invidivu maupun komunal hanya mungkin kalau ada tugas pendidikan atau apapun namanya. Tugas seperti ini selalu melekat dalam komunitas apapun, apalagi komunitas dalam iman atau agama. 1 Itu artinya, Gereja bukanlah sekedar tempat berkumpulnya umat atau jemaat, melainkan center of education bagi seluruh warga gereja. Dalam konteks ini gereja harus memberikan layanan pendidikan atau pembinaan bagi warga gereja. Gereja harus mengerjakan tugas-tugas pendidikan secara khusus dalam bingkai rohani melalui pengajaran dan pemberitaan firman Tuhan. Karena itu gereja tidak mungkin menghilangkan fungsi dan peran pendidikan di tengah-tengah jemaat. Istilah center of Education atau Gereja sebagai pusat pendidikan, tidak harus kita pahami secara formal akademis bagaikan sekolah dengan jenjang pendidikan dasar, menengah atau tinggi. 2 Akan tetapi gereja dengan segala tugas pelayanannya kepada jemaat harus mengandung tugas mendidik kepada jemaat tentang karya Allah dan penerapannya dalam hidup jemaat. Selain itu mengandung dorongan agar jemaat 1 Nuhamara, op.cit.,1 2 Marbun, Purim (Departemen Pendidikan dan Latihan) BPH GBI, Gereja sebagai Pusat Pendidikan Jemaat, http://www.beritabethel.com/artikel/detail/92, diakses tanggal 3 Februari 2015

BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

12

BAB II

GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA,

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DEWASA DAN

TEORI PERKEMBANGAN

Salah satu tugas gereja yang cukup strategis adalah tugas pendidikan atau

pembinaan bagi umat atau jemaatnya. Tugas ini dianggap penting karena

bagaimanapun apa yang diinginkan terjadi bagi jemaat, baik secara invidivu

maupun komunal hanya mungkin kalau ada tugas pendidikan atau apapun

namanya. Tugas seperti ini selalu melekat dalam komunitas apapun, apalagi

komunitas dalam iman atau agama.1 Itu artinya, Gereja bukanlah sekedar tempat

berkumpulnya umat atau jemaat, melainkan center of education bagi seluruh

warga gereja. Dalam konteks ini gereja harus memberikan layanan pendidikan

atau pembinaan bagi warga gereja. Gereja harus mengerjakan tugas-tugas

pendidikan secara khusus dalam bingkai rohani melalui pengajaran dan

pemberitaan firman Tuhan. Karena itu gereja tidak mungkin menghilangkan

fungsi dan peran pendidikan di tengah-tengah jemaat. Istilah center of Education

atau Gereja sebagai pusat pendidikan, tidak harus kita pahami secara formal

akademis bagaikan sekolah dengan jenjang pendidikan dasar, menengah atau

tinggi.2 Akan tetapi gereja dengan segala tugas pelayanannya kepada jemaat harus

mengandung tugas mendidik kepada jemaat tentang karya Allah dan

penerapannya dalam hidup jemaat. Selain itu mengandung dorongan agar jemaat

1 Nuhamara, op.cit.,1 2 Marbun, Purim (Departemen Pendidikan dan Latihan) BPH GBI, Gereja sebagai Pusat Pendidikan Jemaat, http://www.beritabethel.com/artikel/detail/92, diakses tanggal 3 Februari 2015

Page 2: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

13

mulai dari usia kanak-kanak sampai dengan usia lanjut mampu bertumbuh dan

berkembang baik secara pribadi maupun dalam kehidupan masyarakatnya.

Harus diakui bahwa pelayanan gereja kepada setiap kategori usia tidak bisa

disamaratakan. Masing-masing usia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda

dan pergumulan tersendiri tidak terkecuali usia yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah kelompok keluarga muda. Penggunaan istilah keluarga muda

yang terdapat di gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Kartasura, didapati pertama

kali ketika Badan Pelaksana Klasis (Bapelklas) Kartasura mengadakan visitasi ke

GKJ Manahan. Pada tahun 2014 dalam visitasi tersebut, Komisi Warga Dewasa

(KWD) menanyakan tentang kiat-kiat yang dapat menunjang keberlangsungan

kegiatan dan perkembangan persekutuan keluarga muda. Dalam laporan Buku

Sidang Majelis Terbuka GKJ Manahan tahun 2013, yang termasuk dalam

kelompok keluarga muda ini adalah pasangan yang usia perkawinannya 0 (nol)

tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun.3 Sesuai dengan teori perkembangan usia

perkawinan 0-10 tahun jika hal ini dapat dikategorikan dalam usia dewasa muda.

Dalam beberapa teori mengenai perkembangan manusia, terdapat

pembagian usia dewasa. Melalui pembagian usia dewasa tersebut, didapatkan

bahwa keluarga muda berada di rentang usia dewasa muda yaitu usia 18 (21)

tahun sampai dengan 40 tahun. Pada usia 18 tahun sampai dengan 40 tahun

memiliki banyak potensi sekaligus juga menghadapi beragam pergumulan.

Mereka juga kaya dengan idealisme yang mewarnai perasaan, sikap dan perilaku.

Segala impian atau cita-cita ingin diwujudkan mengingat kondisi fisiologis masih 3 Laporan Visitasi (kunjungan gerejawi) Badan Pelaksana Klasis Kartasura pada tahun 2014. Dengan catatan bahwa yang kategorikan usia perkawinan 0 (nol) sampai 10 (sepuluh) tahun adalah mereka yang menikah dibawah usia 40 tahun.

Page 3: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

14

mendukung. Mereka sibuk bekerja (in market place), mungkin sendiri, bekerja

sama, atau berkompetisi dengan sesamanya. Selain untuk memenuhi keinginan

dan kebutuhan pribadi, kebutuhan keluarga dan komunitas juga turut menjadi

faktor motivasi kerja mereka. Bahkan, pantang bagi golongan usia itu untuk

menghadapi hambatan atau tenggelam dalam kegagalan. Kegiatan pembinaan

diharapkan dapat membantu kelompok usia itu untuk meraih dan mewujudkan

makna kehidupan mereka berdasarkan firman Tuhan.4

Berkaitan dengan hal tersebut, bab ini akan menjelaskan tentang tanggung

jawab gereja dalam pembinaan warga gereja dalam hubungannya dengan

Pendidikan Agama Kristen kepada warga gereja yang berusia dewasa (baca:

Pendidikan Warga Dewasa) khususnya kategori dewasa awal. Oleh sebab itu,

yang pertama dikemukakan adalah pengertian gereja dan tanggung jawab gereja

dalam pembinaan warga gereja. Kedua, berkaitan dengan hakikat dan tujuan

Pendidikan Agama Kristen (disingkat PAK) dan PAK Dewasa. Sedangkan yang

ketiga hendak mengangkat teori perkembangan masa dewasa dari Elisabeth

Hurlock dan teori perkembangan kepercayaan James Fowler, serta hal-hal yang

perlu mendapatkan perhatian khusus didalamnya. Melalui teori-teori tersebut

dapat mendeskripsikan suatu strategi pendidikan kepada warga gereja secara

secara terstruktur, sistematis dan berkesinambungan.

4 B.S. Sidjabat, Pendewasaan Manusia Dewasa : Pedoman Pembinaan Warga Jemaat Dewasa dan Lanjut Usia (Jawa Barat : Kalam Hidup, 2014), 96

Page 4: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

15

II.1 GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA

Kata “Gereja” berasal dari kata Portugis igreya, yang jika mengingat

akan cara pemakaiannya sekarang ini, adalah terjemahan dari kata Yunani

kyriake, yang berarti menjadi milik Tuhan. Adapun yang dimaksud dengan

”milik Tuhan” adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus

sebagai Juruselamatnya. Jadi yang dimaksud gereja adalah persekutuan para

orang beriman. Walaupun demikian kata Kyriake sebagai sebutan bagi

persekutuan para orang yang menjadi milik Tuhan, belum terdapat di dalam

Perjanjian Baru (PB). Istilah ini baru dipakai sesudah zaman para rasul,

yaitu sebagai sebutan Gereja sebagai suatu lembaga dengan segala

peraturannya. Di dalam PB, kata yang dipakai untuk menyebutkan

persekutuan para orang beriman adalah ekklesia, yang berarti rapat atau

perkumpulan yang terdiri dari orang-orang yang dipanggil untuk berkumpul.

Mereka berkumpul karena dipanggil atau dikumpulkan.5

Di dunia Yunani kata “ekklesia” mula-mula berarti : mereka yang

“dipanggil (ke luar)” yaitu orang-orang merdeka (=bukan budak, bukan

pelayan) yang oleh bentara dipanggil berhimpun untuk menghadiri rapat

rakyat.”Gereja” terdapat di mana ada yang dipanggil berhimpun, yaitu oleh

Allah. Gereja bukanlah suatu organisasi orang-orang yang mau mendirikan

suatu perkumpulan guna suatu tujuan tertentu, melainkan orang-orang itu

telah dipanggil berkumpul oleh Allah sendiri. Istilah ekklesia tidak harus

juga diterangkan dengan kata “dipanggil”, tetapi malah dengan “dipanggil

5 Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, (Jakarta: BPK.Gunung Mulia, 2000) 362

Page 5: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

16

ke luar”. Gereja dipanggil keluar dari dunia bangsa-bangsa, “keluar dari

kegelapan kepada terangNya yang ajaib (I Petrus 2:9; Kol 1:13).6

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksudkan dengan kata

ekklesia adalah kehidupan bersama keagamaan dari orang-orang yang

menanggapi karya penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Maksudnya ialah bahwa kehidupan bersama keagamaan itu anggota-

anggotanya adalah orang-orang yang telah secara konkrit mengalami karya

penyelamatan Allah dalam Kristus Yesus, atau orang-orang yang telah

diselamatkan Allah dalam Kristus Yesus. Tindakan orang-orang yang

mengamini dan menerima keselamatan Allah itu dinyatakan dalam

pengakuan mereka bahwa Yesus adalah Juru Selamat, dan mereka yang

sama-sama mengakui pengakuan itu, terikat satu sama lain sebagai suatu

kehidupan bersama sekaligus berani menyatakan diri menerima panggilan

Tuhan kepada dunia.

Jadi, melalui hal itu. maka gereja mempunyai tanggung jawab yang

besar untuk memperlengkapi orang-orang percaya melakukan panggilan

Tuhan bagi dunia. Kata memperlengkapi menjadi relevan jika hal ini

dikaitkan dengan tugas dan tanggung jawab gereja dalam hal mendidik

warga gereja agar semakin dimampukan untuk menyatakan iman dan

panggilannya sebagai orang yang telah menerima keselamatan. Seperti yang

dikatakan oleh Yesus kepada para muridnya, dalam Injil Matius 28:19,20 :

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan

baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan

6 Boland, B.J, op.cit., 359-360

Page 6: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

17

ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan

kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai

kepada akhir zaman.”

Tugas panggilan Gereja merupakan kelanjutan dari misi Tuhan Yesus

kepada dunia. Dalam menjalankan tugas panggilannya, gereja mempunyai

banyak tugas kepada warga gerejanya. Namun secara garis besar tugas

gereja dibedakan dalam tiga hal yang sering disebut “Tri Tugas Gereja”

yaitu Persekutuan (Koinonia), Pelayanan (Diakonia), dan Kesaksian

(Marturia). Ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak

terpisah satu dengan yang lain. Ketika orang percaya menjalankan tugas

pelayanannya, di sana pula ia melakukan kesaksian dan persekutuan,

demikian pula sebaliknya. Ketiganya saling jalin menjalin dan saling

mendukung, demikian pula harus dilaksanakan secara seimbang dan terpadu

sehingga menjadi pelayanan gereja yang utuh.7

Sedangkan untuk mewujudkan “tri tugas gereja” tersebut, gereja perlu

terus menerus melakukan pendampingan dan pembinaan atau pendidikan

kepada warga gerejanya. Pembinaan atau pendidikan ini bertujuan agar

jemaat tetap hidup berakar dan dibangun di dalam Kristus, bertambah teguh

dalam iman dan senantiasa bersyukur atas kelimpahan berkat yang

dianugerahkan Tuhan atas mereka. Apalagi sesungguhnya setiap tugas

panggilan gereja mengandung unsur pendidikan sehingga selayaknya dalam

setiap tugas yang menjadi kewajiban gereja perlu senantiasa mengajarkan

kepada setiap anggotanya mengerti benar akan tugas panggilannya.

7 Sumiyatiningsih, dkk, op.cit., 19-20

Page 7: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

18

Dapat dikatakan bahwa, Pendidikan Warga Gereja merupakan usaha

gereja untuk mendewasakan warganya, agar mengalami proses

pembelajaran dan perubahan diri yang terus menerus, mereka mau dan

mampu bersaksi, bersekutu dan melayani di tengah-tengah gereja dan

masyarakat. Pendidikan warga Gereja adalah hal mutlak yang perlu

dilakukan oleh gereja sebagai bentuk tanggung jawab penggembalaan

terhadap umat Allah. Istilah pendidikan warga gereja yang dipakai dalam

penelitian ini, bukan berarti mencoba meniadakan istilah lain yang lazim

digunakan oleh gereja yaitu pembinaan warga gereja (PWG).

Sekalipun demikian, istilah antara PAK dan PWG perlu dipahami

bersama agar tidak terjadi pemahaman yang keliru. Hubungan PAK dan

PWG pernah dirumuskan dalam Keputusan Sidang Raya IX DGI Tomohon

tahun 1980. Menurut pandangan Clement,8 tugas PAK lebih banyak ke arah

perwarisan Iman dan perbendaharaan kristen lainnya agar supaya dapat

diterapkan dan diwujudkan ke dalam hidup sehari-hari, sedangkan usaha

PWG adalah lebih banyak ke arah melayani orang supaya ia dimungkinkan

mewujudkan tugas panggilannya di tengah-tengah dunia dan masyarakat di

mana ia berada, dengan segala apa yang ada padanya. Dengan demikian

tugas PAK dan PWG tidak sekali-kali bertentangan atau berlawanan satu

terhadap yang lain, melainkan justru saling mengisi, komplementer dan

melengkapi satu sama lain. Keduanya merupakan pendidikan gereja yang

mempunyai kriteria dasar pendidikan, bertujuan menolong warga gereja

8 Ismail, Andar, op.cit., 29-30

Page 8: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

19

bertumbuh dalam iman Kristiani menuju kepada tingkat kedewasaan penuh

di dalam Kristus. Tetapi di samping itu juga, menolong setiap warga gereja

untuk mampu merealisasikan iman secara konkret dalam realitas

kehidupannya di segala tempat dan situasi.

Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan orang memahami

istilah pendidikan (education) lebih pada konotasi formal, yaitu dalam

bentuk sekolah (schooling). Adapun istilah pembinaan (nurture) lebih pada

konotasi nonformal, yaitu kegiatan belajar di luar jalur sekolah. Dalam

konteks jemaat pada umumnya, warga jemaat lebih senang menggunakan

istilah pembinaan. Ada pula yang menyukai istilah pembangunan warga

jemaat. Banyak orang juga berpendapat bahwa kegiatan pembinaan di gereja

itu tidak boleh disamakan dengan aktivitas pembelajaran di sekolah yang

sifatnya berjenjang dan formal.9

Selain itu sering terjadi kekeliruan besar bahwa istilah pendidikan

hanya ditujukan kepada anak kecil dan remaja sedangkan orang dewasa

tidak lagi membutuhkan pendidikan, sehingga cukup dengan mengadakan

pembinaan. Pendidikan tidak selalu formal, ada juga yang non formal dan

informal. Pada umumnya orang menerima bahwa istilah pendidikan itu

dapat dipakai oleh semua usia dan dalam berbagai bentuk formal, informal,

maupun nonformal. Orang dewasa tidak hanya butuh pendidikan nonformal

(pembinaan), tetapi juga masih butuh pendidikan yang formal dan informal.

Pendidikan lebih luas dari sekedar pembinaan. Pembinaan, seperti juga

9 B.S, Sidjabat, op.cit., 3

Page 9: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

20

pelatihan dan bimbingan dan pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Jadi

pendidikan lebih luas, dan mencakup semuanya.10 Oleh karena pemahaman

yang demikian, maka pendidikan kepada warga gereja dibutuhkan kepada

semua warga gereja termasuk orang dewasa.

II.2. PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Sebelum memahami tentang pendidikan orang dewasa, seperti yang telah

disinggung di atas, terlebih dahulu perlu memahami hakikat pendidikan agama

Kristen dan tujuannya. Mengingat bahwa pendidikan orang dewasa dalam hal ini

tidak hanya dilihat dari sudut pandang pendidikan pada umumnya, tetapi

berhubungan dengan sudut pandang agama. Sedangkan pemahaman tentang

pendidikan agama Kristen berfungsi sebagai pembimbing dalam praktik PAK

Dewasa.

II.2.1 Hakikat Pendidikan Agama Kristen

Dalam memahami hakikat pendidikan Agama Kristen, perlu

melihat definisi tentang pendidikan. Menurut akar katanya, Istilah

pendidikan, dalam bahasa Indonesia, diambil atau diterjemahkan dari

bahasa Inggris, education yang sebenarnya juga diambil dari bahasa

Latin, ducere yang berarti membimbing (to lead), ditambah awalan “e”

yang berarti keluar (out). Dengan demikian, arti kata pendidikan adalah

suatu tindakan untuk membimbing ke luar. 11

10 Nuhamara, Daniel, Pendidikan Agama Kristen Dewasa, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 2 11 Sumiyatiningsih, Dien, Mengajar dengan Kreatif & Menarik (Yogyakarta : Penerbit ANDI,

2006), 3-4

Page 10: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

21

Groome mengacu pada pendapat Cremin, mengatakan bahwa

pendidikan sebagai usaha sengaja, sistematis, dan terus menerus untuk

menyampaikan, menimbulkan atau memperoleh pengetahuan, sikap-

sikap, nilai-nilai, keahlian-keahlian atau kepekaan-kepekaan, juga setiap

akibat dari usaha itu.12

Sedangkan Whitehead mendefinisikan pendidikan sebagai

bimbingan bagi individu untuk memahami seni kehidupan. Seni

kehidupan diartikan sebagai pencapaian yang paling lengkap dari

berbagai aktivitas yang menyatakan potensi-potensi dari mahluk hidup

berhadapan dengan lingkungan yang aktual. Definisi Whitehead ini,

seperti juga cremin, memberikan tekanan kepada pendekatan yang

holistik terhadap manusia (manusia seutuhnya) yakni mengartikan

keseluruhan seni kehidupan.13

Berdasarkan definisi pendidikan di atas, maka yang dimaksudkan

tentang hakikat pendidikan adalah tindakan yang dilakukan secara sadar,

sistematis, dan berkesinambungan untuk menyampaikan, menimbulkan

atau memperoleh pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keahlian-keahlian

atau kepekaan-kepekaan sebagai bimbingan bagi individu untuk

memahami seni kehidupan.

Jika kemudian pendidikan ini dilakukan dalam konteks agamawi

oleh dan dari tradisi tertentu, maka tradisi agamawi itulah yang menamai

dan mencirikan pendidikan agamawi tersebut. Dengan demikian, jika

12 Groome, Thomas H., Christian Religious Education : Pendidikan Agama Kristen berbagi cerita

dan visi kita (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 29 13 Nuhamara, Daniel, op.cit., 17

Page 11: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

22

pendidikan agamawi tersebut dilakukan oleh persekutuan agamawi

Kristen (persekutuan iman Kristen) dan dari perspektif agama Kristen,

maka istilah yang tepat untuk menamai usaha pendidikan agamawi

tersebut adalah: Pendidikan Agamawi Kristen. Jadi makna Kristen dalam

istilah Pendidikan Agama Kristen di sini adalah bahwa pendidikan agama

tersebut dilakukan oleh persekutuan iman Kristen dan perspektif agama

Kristen.14

Berkaitan dengan tugas ini, maka kita kemudian mengenal

Pendidikan Agama Kristen (PAK). Istilah ini berasal dari bahasa Inggris

yaitu Christian Religious Education, yang oleh beberapa ahli

didefinisikan sebagai berikut:

a. Hieronimus (345-420)

PAK adalah pendidikan yang bertujuan untuk mendidik “jiwa”

sehingga menjadi bait Tuhan. “Haruslah kamu sempurna sama

seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna” (Mat. 5:48).15

b. Augustinus (345-430)

PAK adalah pendidikan yang bertujuan menghantar para pelajarnya

untuk bertumbuh dalam kehidupan rohani, terbuka dengan Firman

Tuhan dan memperoleh pengetahuan akan perbuatan-perbuatan

Allah melalui Alkitab dan bacaan lain. Semuanya itu untuk

memperoleh hikmat yang dari Allah sendiri.16

14 Ibid., 23 15 Robert Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen dari

Plato Sampai Ig. Loyola, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) 111. 16 Ibid., 128.

Page 12: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

23

c. Marthin Luther (1483-1548)

PAK adalah pendidikan yang melibatkan semua warga jemaat

khususnya kaum muda, agar bisa belajar secara teratur dan tertib

sehingga sadar akan dosa dan kemerdekaan yang Allah kerjakan

melalui Yesus Kristus. Di samping itu memperlengkapi mereka

dengan berbagai sumber iman sehingga mampu mengambil bagian

secara bertanggung jawab dalam pelayanan terhadap masyarakat,

negara dan gereja.17

d. Calvin (1509-1664)

PAK adalah pendidikan gereja yang bertujuan untuk

mendewasakan umat Allah. Berkaitan dengan hal ini, Calvin

mengutip tulisan Paulus dalam Efesus 4: 10 dyb.18

e. E.G. Homrighausen (1955)

PAK adalah pendidikan yang melaluinya “segala pelajar, tua dan

muda memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan

sendiri dan oleh dan dalam Dia mereka terhisap pula pada

persekutuan jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan

Nama-Nya di segala waktu dan tempat”.19

17 Ibid., 342 18 Calvin, Yohanes, Institutio Pengajaran Agama Kristen, diseleksi oleh Th. Van den End,

terjemahan Ny. Winarsih dan J.S. Aritonang, Arifin dan Th. Van den End (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2011), 230. 19 Homrighausen, E.G. & I.H. Enklaar, op.cit., 26.

Page 13: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

24

f. Clement Suleeman/Lee Sian Hui (1980)

PAK adalah pelayanan gerejawi dalam “mendidik anggota dan

calon anggotanya untuk hidup dalam kehidupan Kristen”.20

Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli di atas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa pusat Pendidikan Agama Kristen adalah Allah

sendiri dengan kedewasaan iman jemaat-Nya sebagai tujuannya. Sejalan

dengan tugas ini, maka dapatlah dimengerti bahwa di mana gereja ada, di

situ pula gereja melaksanakan tugas mengajar ini. Sehingga dapat

dikatakan bahwa, PAK ada di mana gereja ada yakni di rumah/keluarga,

di sekolah, juga di gereja yang dalam pengertian gereja lokal. Walaupun

PAK bukan satu-satunya tugas gereja namun pengajaran ini adalah suatu

tugas yang sangat penting di samping tugas-tugas gereja lainnya. 21

Dalam penerapannya, setiap warga gereja berapapun usianya

berhak mendapatkan pendidikan agama Kristen. Pertumbuhan dan

perkembangan manusia baik fisik, psikis, sosial, emosional dan

kerohanian, turut memengaruhi daya tangkap, cara berpikir, tingkah laku

dan kebutuhan-kebutuhan manusia itu sendiri, termasuk di dalamnya

kebutuhan akan pendidikan. Bagi anak-anak dan orang muda, pendidikan

yang mereka terima yaitu untuk menyiapkan mereka menuju kehidupan

dewasa, sedangkan pendidikan yang diterima orang dewasa yaitu untuk

menolong mereka mengembangkan potensi dalam memecahkan masalah-

20 Ismail, Andar (ed), op.cit., 6-7. 21 Homrighausen, E.G. dan Enklaar, I.H, op.cit., 20

Page 14: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

25

masalah pribadi dan sosial.22 Di Indonesia, melalui komisi PAK dari

Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) merumuskan tujuan akhir dari

PAK sebagai berikut: “Mengajak, membantu, menghantar seseorang

untuk mengenal kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus, sehingga

dengan pimpinan Roh Kudus ia datang ke dalam suatu persekutuan yang

hidup dengan Tuhan.23 Dengan kata lain yang menjadi tujuan PAK

adalah untuk mensponsori orang-orang ke arah iman Kristen yang

dewasa sebagai realitas yang hidup.24

II.2.2. Sumber Utama PAK

Pada dasarnya PAK bersumber pada Alkitab. PAK adalah amanat

Tuhan dan amanat Tuhan ini terdapat dalam FirmanNya. Alkitab adalah

satu-satunya sumber pengetahuan mengenai rancangan keselamatan yang

mendasari filsafat, prinsip, kurikulum, metodologi dan aktivitas PAK.25

Di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama yang tertulis kesaksian mengenai

perkara-perkara yang Maha Agung, yang telah dialami umat Tuhan di

bawah pimpinanNya sepanjang sejarah hidup mereka. Demikian halnya

dengan Perjanjian Baru ditulis dengan tujuan mengajar umat Kristen

tentang penyataan Allah dalam Yesus Kristus dan pengaruhnya dalam

hidup manusia.26

22 Nuhamara, Daniel, op.cit., 13. 23 Ibid., 31 24 Groome, Thomas H., op.cit., 107 25 Budiyana, Hardi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen, (Solo: Berita Hidup Seminary, 2011), 22 26 Ibid, 23

Page 15: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

26

Ada banyak fondasi Alkitab yang dapat diambil dan dirajut untuk

membangun pendidikan Kristen dengan tujuan untuk membentuk suatu

karya tenunan yang indah sekali dari pelayanan kepada Yesus Kristus.

Gulungan-gulungan benang yang kita gunakan untuk menenun

merupakan upaya-upaya yang dilakukan Allah Tri Tunggal dan orang-

orang yang telah diangkat menjadi anggota keluarga Allah, yaitu mereka

yang telah diberi karunia dan diperlengkapi bagi pelayanan pendidikan.27

Dalam hal ini, teladan para pemimpin yang dikisahkan Alkitab

menjadi inspirasi bagi jemaat Tuhan. Apalagi, Roh Kudus hadir dalam

gereja memberikan karunia sebagai pendidik atau pengajar juga gembala

(Efesus 4:11-13).28 Oleh karena itu, untuk mempelajari PAK, haruslah

kita menggali Alkitab dimana Tuhan menyatakan rahasia

keselamatanNya kepada bangsa Israel. Alkitab adalah satu-satunya

sumber pengetahuan kita mengenai rancangan keselamatan yang

mendasari filsafat, prinsip, kurikulum, metodologi dan aktivitas PAK. 29

II.2.3. PAK DEWASA

II.2.2.1 Pengertian PAK Dewasa

PAK Dewasa (Adult Religious Education) merupakan istilah

yang berkembang di Amerika Serikat. Istilah ini pertama kalinya

dikenal dengan “Adult Religious Education.” Menunjuk pada usaha

27 Pazmino, Robert W., Fondasi Pendidikan Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2012), 66 28 Sidjabat, op.cit., 66 29 Budiyana, Hardi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Kristen, (Solo: Berita Hidup Seminary) 2011, 22

Page 16: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

27

gereja dalam mendidik warganya, untuk kategori usia dewasa dan

dalam berbagai setting dan bentuk. Jika hal tersebut ditujukan

kepada orang dewasa, maka istilah yang dipakai adalah Adult

Christian (Religious) Education (PAK Dewasa) atau Adult religious

Education. Pendidikan orang dewasa (POD) merupakan bidang

pelayanan yang sangat strategis oleh karena bagaimanapun orang

dewasa adalah orang Kristen garis depan yang menghadapi dunia ini

dengan segala tantangannya, terutama dalam pekerjaan masing-

masing. Orang dewasa masih membutuhkan pendidikan dan

pembinaan dalam gereja agar mereka dapat hidup sebagai orang

Kristen yang bertanggung jawab dalam dunia kerjanya (dalam

profesi apapun).30 Gordon G. Dankenwald dan Sharon B. Merriam,

mengatakan bahwa Adult Education menaruh perhatian pada

memberi pertolongan kepada orang-orang dewasa untuk

mengembangkan potensinya, atau merundingkan perubahan dalam

peranan sosialnya (sebagai pekerja, pensiunan dan lain-lain), dengan

demikian menolong mereka memperoleh pemenuhan diri yang lebih

besar dalam kehidupan pribadi dan juga menolong mereka

memecahkan masalah-masalah pribadi dan sosial.31 Sedangkan

menurut Boehlke, dalam catatan Andar Ismail, merumuskan bahwa

PAK Dewasa ialah usaha sengaja dari gereja-gereja di bawah

pimpinan Roh Kudus untuk membuka kesempatan belajar buat orang

30 Nuhamara, Daniel, op.cit., 9 31 Nuhamara, Daniel, op.cit., .5

Page 17: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

28

dewasa sehingga mereka dapat melayani Tuhan sesuai dengan bakat

dan minat pribadi, kebutuhan keluarga, gereja, masyarakat umum

dan dunia alam sekitarnya.32 Hal yang sama dikemukakan oleh

UNESCO mengenai definisi pendidikan orang dewasa, bahwa

pendidikan orang dewasa sebagai keseluruhan proses pendidikan

yang diorganisasikan; apa pun isi, tingkatan, dan metode baik formal

maupun tidak, yang melanjutkan atau menggantikan pendidikan

semula di sekolah, akademi, dan universitas serta latihan kerja, yang

membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat

mengembangkan kemampuannya, dan mengakibatkan perubahan

pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan

pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial,

ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas.33

Oleh karenanya, Pendidikan orang dewasa mempunyai ciri

mengarahkan orang dewasa untuk mengembangkan kemampuannya

dalam pemahaman dan perkembangan diri, tanggung jawab dan

dalam menjawab persoalan-persoalan dirinya. Seperti yang

diungkapkan oleh Craig :

“Adult religious Education is the planned effort to provide

opportunities to enable adults to awaken and deepen the

knowledge, understanding and daily living of their faith”34

32 Tim Penyusun dan Redaksi BPK Gunung Mulia, Memperlengkapi bagi Pelayanan dan Pertumbuhan : Kumpulan Karangan Pendidikan Kristiani dalam Rangka Penghormatan kepada Pdt. Prof. Dr. Robert R. Boehlke, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2002), 46 33 GP, Harianto, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2012), 83 34 Craig, Yvonne, Learning For Life : A Handbook of Adult Religious Education, (London: Mowbray A Cassel Imprint, 1994), 9

Page 18: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

29

Sidjabat menyatakan beberapa alasan mengapa orang dewasa

perlu mendapatkan pembinaan :

1) Untuk perubahan diri mereka

Kehidupan orang dewasa tidak saja diwarnai perkembangan,

tetapi juga perubahan (transformation). Dalam terang iman

Kristen, perubahan kepribadian itu ialah ke arah yang lebih

menyerupai Kristus, yang tidak lepas dari pekerjaan Roh Allah.

Dalam rangka perubahan diri, diperlukan fasilitator

pembelajaran orang dewasa.

2) Untuk Pengembangan diri mereka

Orang dewasa berkembang dalam berbagai aspek kehidupan

dalam artian holistic. Itu sesuai dengan ajaran Alkitab tentang

manusia yang memiliki dimensi jasmani, jiwa, dan roh. Selain

itu, manusia juga mempunyai dimensi individual dan sosial.

Oleh sebab itu, pembinaan orang dewasa patut menyentuh dan

memperkaya aspek pengetahuan, pengertian, perasaan, sikap-

sikap, minat-minat, relasi-relasi, dan perilaku (ketrampilan)

sosial, kultural, serta terutama aspek kerohanian.

3) Untuk Tugas dan Tanggung jawab Hidup

Orang dewasa mempunyai banyak tugas dan tanggung jawab,

termasuk terhadap Tuhan, diri sendiri, keluarga dekat dan jauh,

terhadap lembaga tempat mereka berkarya, serta terhadap

masyarakat dan lingkungan alamnya. Pendidikan hidup

Page 19: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

30

bertanggung jawab (education for responsible living) itu sangat

tepat bagi warga jemaat dewasa.

4) Untuk Menjawab kebutuhan Gereja

Gereja diutus Allah ke tengah dunia adalah untuk menjadi saksi-

Nya, yaitu memberitakan berbagai ragam hikmat Allah (Ef.3:10,

1 Ptr 2:9-10) dan dalam rangka menjadikan segala bangsa murid

Yesus hingga akhir zaman (Mat.28:19-20). Agar berita Injil itu

dapat disampaikan kepada banyak orang, pemimpin gereja

patutlah mengelola program-program pelatihan.35

Pendidikan orang dewasa (Andragogy) berbeda dengan

pendidikan anak-anak (Paedagogy). Pendidikan anak-anak

berlangsung dalam bentuk identifikasi dan peniruan, sedangkan

pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri

sendiri untuk memecahkan masalah.36 Juga terdapat perbedaan

antara anak-anak dan orang dewasa jika ditinjau berdasarkan umur,

ciri psikologis, dan ciri biologis. Jika ditinjau dari segi umur,

seseorang yang mulai berumur 17 tahun ke atas dapat dikatakan

“dewasa” berbeda dengan yang berumur 16 tahun ke bawah yang

masih dikatakan remaja dan anak-anak. Jika ditinjau dari sisi

psikologis, seseorang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu

bergantung pada orang lain, bertanggungjawab, mandiri, berani

35 B.S, Sidjabat, op.cit., 9-11 36 H. Suprijatno, Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 11.

Page 20: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

31

mengambil resiko dan mengambil keputusan. Sedangkan bila

ditinjau dari ciri-ciri biologis, dapat dilihat adanya tanda-tanda

kelamin sekunder pada laki-laki seperti bulu kumis, bulu jambang

dll, sedangkan pada wanita mulai menstruasi dan tumbuhnya

payudara. Sehingga karakteristik Orang Dewasa ditinjau dari sudut

pandang pendidikan pun akhirnya akan berbeda dalam hal

pengajarannya.

Menurut Knowles, dalam bukunya Nuhamara dijelaskan

bahwa ia memandang orang dewasa dalam hubungannya dengan

empat kategori kunci, yakni : self concept (Konsep diri) yang artinya

bahwa orang dewasa pada umumnya melihat drinya sebagai orang

yang mandiri, mempunyai rasa identitas individual. Ia berbeda

dengan orang dewasa lainnya. Ia lebih mampu mengarahkan dirinya

sendiri daripada diarahkan oleh orang lain, dengan kata lain ia sudah

tahu siapa dirinya dengan kekurangan dan kelebihannya. Experience

(pengalaman), orang dewasa telah mempunyai pengalaman

dibandingkan ketika masih usia anak, ia mempunyai lebih banyak

pengalaman dan latar belakang pengalaman yang berbeda secara

kualitatif; readiness to learn (kesiapan belajar), kesiapan belajar bagi

orang dewasa berkaitan dengan pemenuhan dan penyelesaian “tugas

perkembangan” dalam periode kehidupan seseorang. Yang terakhir

Orientation to learn (orientasi terhadap belajar) artinya bahwa orang

dewasa secara khas ingin belajar sesuatu agar dapat diterapkan

Page 21: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

32

langsung dalam persoalan besar dan kecil yang dihadapinya. Atas

dasar ini ia menggambarkan suatu pendekatan generik terhadap

pendidikan orang dewasa. 37

Jadi yang dimaksudkan dengan PAK Dewasa adalah

keseluruhan proses pendidikan yang dilakukan secara sengaja,

sistematis, dan berkelanjutan. Proses pendidikan ini diterapkan

kepada warga gereja yang secara usia telah dewasa dan telah

mempunyai peranan sosial, agar dapat menjalani kehidupan spiritual

dengan baik dan benar, sehingga berdampak positif bagi orang lain,

baik dalam gereja, masyarakat dan dimanapun berada.

II.3.2.4 Tujuan PAK Dewasa

Tujuan PAK Dewasa tidak dapat dipisahkan dengan tujuan

PAK pada umumnya. Tujuan PAK Dewasa sebagaimana tujuan

PAK dapat dibagi kedalam tiga dimensi yaitu: Pertama, Aims adalah

tujuan yang diusahakan untuk dicapai pada akhirnya secara mutlak.

Misalnya tujuan usaha PAK di dalam gereja adalah untuk menolong

anggota-anggota gereja bertumbuh menjadi dewasa. Kedua, Goals,

artinya tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu,

misalnya tiga bulan dsb. Misalnya kursus. Ketiga, Objectives artinya

tujuan yang hendak dicapai dalam suatu proses belajar mengajar

dalam satu kali tatap muka.38

37 Nuhamara, Daniel, op.cit.,56-60 38 Nuhamara, Daniel, op.cit., 29

Page 22: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

33

Sedangkan tujuan pendidikan orang dewasa dapat kita lihat

juga melalui tujuh prinsip utama dalam pendidikan yaitu: Kesehatan

(fisik, mental, keamanan dll), anggota keluarga yang berguna,

pekerjaan (bimbingan, latihan, efesiensi ekonomi), pendidikan

kewarganegaraan (prinsip demokrasi yang benar), pemanfaatan

waktu luang (rekreasi jasmani, pikiran, spiritual, pengembangan

kepribadian), etika (nilai moral, jiwa pelayanan, tanggungjawab

pribadi), dan penguasaan pengetahuan dasar.

Pendidikan Agama Kristen pada orang dewasa merupakan

suatu usaha yang dilakukan untuk membimbing dan mengarahkan

setiap orang untuk memiliki kesadaran dalam tingkat kedewasaan

dan kematangan yang dia miliki yang ditujukan dalam berbagai hal

baik dalam moralitas, maupun mental spiritualnya.39

Yang perlu kita perhatikan juga adalah pendapat para

reformator: Pertama, Calvin mengatakan bahwa tujuan PAK adalah

mendidik semua putra-putri agar dilibatkan dalam pengajaran

Alkitab secara benar. Kedua, Luther mengatakan tujuan PAK adalah

melibatkan semua warga jemaat dalam rangka belajar teratur dan

tertib agar semakin sadar akan dosanya dan bergembira dalam

firman Tuhan Yesus Kristus, yang memerdekakan setiap orang.

Dalam kitab Efesus 4:11-16 tujuannya adalah untuk memperlengkapi

39 Sudirman Lase, Pendidikan Agama Kristen Kepada Orang Dewasa, (Medan: Mitra Medan,

2011),

Page 23: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

34

orang kudus, untuk pekerjaan pelayanan, mengajar orang dewasa di

dalam kasih Kristus, berpegang teguh pada kebenaran, dll.40

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan PAK

Dewasa adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,

sikap, nilai-nilai kristiani, dan kehidupan. Memberdayakan mereka

untuk berperan dalam pelayanan di gereja maupun di luar gereja,

sebagai orang Kristen yang bertanggung jawab serta memenuhi

kebutuhan aktualisasi diri dan hidup yang lebih bermakna.

II.3.2.5 Signifikansi PAK Dewasa

Menurut Nuhamara setiap pelayanan gereja kepada setiap

kelompok/kategori usia mempunyai signifikansi khusus, demikian pula

pendidikan orang dewasa. Ada beberapa signifikansi PAK Dewasa yang

penting untuk diperhatikan:41

1. Pendidikan Orang Dewasa merupakan bidang pelayanan yang sangat

strategis oleh karena bagaimanapun orang dewasa adalah orang

Kristen garis depan yang menghadapi dunia ini dengan segala

tantangannya, terutama dalam pekerjaan masing-masing.

2. Orang dewasa adalah agen dari pelaksanaan tugas panggilan gereja.

Oleh karena itu orang dewasa perlu terus dididik agar ia semakin

mampu dan terdorong, untuk terus mengemban misi/tugas gereja

agar terlibat dalam pelayanan, kesaksian, dan persekutuan.

40 Katji Mariany, Diktat Pembimbing Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: STT IKSM Santosa

Asih, 2012), 21. 41 Nuhamara, Daniel, op.cit., 9-11

Page 24: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

35

3. Dunia di mana orang Kristen dan gereja ditempatkan adalah dunia

yang penuh dengan berbagai permasalahan.oleh karena itu, orang

dewasa perlu diperlengkapi dengan pemahaman terhadap

permasalahan-permasalahan tersebut, dan mencoba meninjaunya

dari perspektif atau sudut pandang kristiani yang berdasarkan

Alkitab, dan didorong untuk turut serta dalam penanggulangannya.

4. Karena orang dewasa terus bertumbuh dalam berbagai aspek

kehidupan termasuk dalam memenuhi kebutuhan manusiayang

hierarkhi.

II.4. MASA DEWASA

II.4.1. Masa Dewasa

Istilah dewasa (adult) berasal dari kata kerja latin, seperti juga

istilah adolescene–adolescere yang berarti “tumbuh menjadi

kedewasaan”. Akan tetapi, kata Adult berasal dari bentuk past

partisiple dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi

kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah menjadi dewasa.”

Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah

menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan

dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. 42

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

dewasa diartikan sebagai : sampai umur; akil balig (bukan kanak-

42 Hurlock, Elisabeth, B., Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1980), 246

Page 25: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

36

kanak atau remaja lagi); telah mencapai kematangan kelamin; telah

matang (tentang pikiran, pandangan, dan sebagainya).

Namun untuk mengerti arti kedewasaan (maturitas) secara

utuh (holistik) perlu dipahami baik dari aspek psikologis, sosiologis,

ekonomis dan spiritual. Dewasa secara psikologis artinya mapan

dalam pemikiran atau cara berpikir, bahkan dalam mengelola emosi

serta dalam menyatakan sikap bijak ketika mengambil keputusan.

Dewasa secara sosiologis, maksudnya mampu menempatkan diri

dengan baik dalam relasi dengan komunitas tempatnya berada,

sekurang-kurangnya dalam lingkup keluarga. Dewasa secara

Kultural, yaitu mampu memahami dan melakukan peran menurut

adat dan tradisi yang berlaku di dalam masyarakat tempat orang

dewasa itu bertumbuh. Dewasa secara ekonomis, yaitu dalam arti

mempunyai atau bahkan menciptakan pekerjaan sehingga

bertanggung jawab menghidupi diri sendiri dan/atau keluarganya.

Dewasa secara spiritual, yaitu memiliki kemantapan rohani serta

berkomitmen kepada Tuhan dan firmanNya, dengan mengasihi Dia

melalui totalitas kehidupan. Dalam setiap kebudayaan pembedaan

terhadap usia dewasa tidak selalu sama. Di masyarakat Amerika,

umur 21 tahun telah disebut awal masa dewasa. Sedangkan dalam

konteks masyarakat Indonesia, orang dewasa ialah pribadi yang telah

mencapai usia 22 tahun ke atas.43 Sedangkan Yudrik, menambahkan

43 B.S, Sidjabat, op.cit., 1-2

Page 26: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

37

dengan perubahan fisik sebagai penanda kedewasaan, dari segi fisik,

usia, rangka tubuh, tinggi, dan lebarnya tubuh seseorang dapat

menunjukkan sifat kedewasaan pada diri seseorang.44

Menurut Andar ciri-ciri kedewasaan adalah sebagai berikut 45:

a. Kedewasaan berarti mampu mengenali dan menerima diri

sendiri. Orang dewasa dapat membuat perhitungan tentang

kesanggupan dan ketidaksanggupannya. Kedewasaan berarti

tahu di bidang apa ia lemah, tanpa merasa minder akan

kelemahannya; dan juga tahu di bidang apa ia kuat tanpa merasa

sombong, namun bangga dan mengembangkan kekuatannya itu.

b. Kedewasaan berarti mampu menerima keberadaan orang lain.

c. Kedewasaan berarti mampu mengarahkan hidup kepada orang

lain. Di masa ini perhatian, kepeduliaan dan cinta berjalan

timbal balik atau dua arah.

d. Kedewasaan berarti mampu berpikir dan bertindak mandiri.

Masa kedewasaan sebenarnya mempunyai rentang yang jauh

lebih luas dan panjang yaitu mulai orang disebut dewasa sampai

lanjut usia, namun para ahli telah membaginya kedalam rentang

yang lebih pendek. Pembagian ini didasarkan pada penelitian

masing-masing para ahli berdasarkan perubahan-perubahan yang

telah diamati.

44 Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011), 249 45 Ismail, Andar, Selamat Panjang Umur: 33 renungan tentang hidup, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1997), 75-77

Page 27: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

38

Seorang ahli psikologi kepribadian, Ericson menyebutkan ada

delapan tahapan perkembangan manusia di sepanjang hayatnya, dari

bayi hingga usia lanjut. Sedangkan masa kedewasaan, ia

membaginya ke dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu young adulthood

(umur 20-30 tahun) ditandai dengan Intimacy versus Isolation,

Middle Adulthood (umur 30-65 tahun) ditandai dengan Generativity

versus Stagnation dan Later Adulthood (umur 65 tahun keatas)

ditandai dengan Ego Integrity versus Despair.46. Sedikit berbeda

dengan yang dikemukakan oleh Hurlock dalam pembagian umur,

yang juga melakukan tiga pembagian terhadap masa dewasa yaitu:47

a. Masa Dewasa Awal : Masa Dewasa ini dimulai pada umur 18

tahun sampai dengan kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-

perubahan fisik dan psikologois yang menyertai berkurangnya

kemampuan reproduktif.

b. Masa Dewasa Madya : Masa dewasa ini dimulai pada umur 40

tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat baik menurunnya

kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap

orang.

c. Masa Dewasa Lanjut (Lanjut Usia) : Usia lanjut dimulai pada

umur 60 tahun sampai kematian. Pada waktu ini baik

kemampuan fisik maupun psikologis cepat menurun, tetapi

teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian

46 Berk, L. Child Development. (Berlin: Pearson Education, Inc., 2003), 18 47 Hurlock, Elisabeth, B., op.cit.,246

Page 28: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

39

dan dandanan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan,

bertindak dan berperasaan seperti mereka masih lebih muda.

Sedangkan Piaget (1896-1980) dengan teori perkembangan

kognitifnya, menempatkan kategori dewasa dimulai dari usia 11

tahun sampai seterusnya (yang disebut sebagai tahapan operasional

formal). Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal

seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu

hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu”

di antaranya. Dalam rentangan usia dewasa tersebut masing-masing

terdapat ciri umum yang berlaku bagi kebanyakan manusia. Antara

masa yang satu dengan masa yang lain memiliki ciri khas sebagai hal

yang membedakan masa yang bersangkutan dengan masa-masa

lainnya.48

II.4.2 Masa Dewasa Awal

II.4.2.1 Pengertian Masa Dewasa Awal

Dewasa awal adalah istilah yang digunakan untuk menandai

peralihan dari masa remaja ke masa dewasa. Masa remaja yang

ditandai dengan pencarian identitas diri mengalami perubahan pada

masa awal dewasa, identitas diri ini didapat secara sedikit-demi

sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental age-nya. Masa

48 Berk, L., op.cit., 21

Page 29: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

40

dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola

kehidupan baru dan harapan-haraan sosial baru.49

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang masa dewasa

awal ini di antaranya adalah Santrock yang mendefinisikan dewasa

awal sebagai masanya bekerja dan jatuh cinta, terkadang hanya

menyisakan sedikit untuk hal-hal lainnya.50 Bagi Papalia yang

melihat perubahan masa dewasa awal dalam segi fisik, menyebutkan

bahwa orang-orang pada masa dewasa awal berada dalam kondisi

fisik yang prima. Kebanyakan orang dewasa awal berada di puncak

kesehatan , kekuatan, energi, daya tahan dan fungsi motorik.51 Pada

segi kognitifnya, masa dewasa awal cara berpikirnya adalah reflektif

yaitu jenis berpikir logis yang mungkin muncul pada masa dewasa,

melibatkan evaluasi terhadap informasi dan keyakinan secara

berkesinambungan dan aktif dengan mempertimbangkan bukti dan

implikasi.52

Sedangkan Hurlock berpendapat bahwa masa dewasa awal

adalah masa di mana seorang individu sudah mampu menyelesaikan

pertumbuhannya dan siap untuk menerima kedudukan dalam

masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Menurutnya,

orang dewasa awal sedang mengalami perubahan dalam dua segi

49 Elisabeth, op.cit., 246 50 Santrock, W., John, Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas jilid 2, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2002), 2 51 Papalia, Diane E., Sally, Olds, Wendkos and Fledman, Duskin Ruth, Human Development : Perkembangan Manusia, (Jakarta : Salemba Humanika, 2013), 116-11738 52 Ibid., 138

Page 30: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

41

utama. Pertama, dalam aspek kepribadian yang berkaitan dengan

sikap mental, minat, dan emosi. Individu pun mengalami perubahan

dalam kehidupan sosialnya, khususya dalam cara-cara berelasi

dengan orang lain. Kedua, orang dewasa mengalami penyesuaian

dalam segi pekerjaan dan perkawinan serta kehidupan keluarga.

Ditinjau dari penyesuaian pribadi dan sosial, orang dewasa

awal itu diwarnai oleh sejumlah kemungkinan karakteristik ini, yaitu

periode pengaturan diri sendiri atau kemandirian dalam banyak hal;

usia reproduktif, menikah, melakukan relasi seksual dengan

pasangan, dan melahirkan anak.53

Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur

pada masa dewasa awal, dewasa awal adalah masa peralihan dari

ketergantungan ke masa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan

menentukan diri sendiri dan pandangan tentang masa depan sudah

lebih realistis. Masalah lainnya adalah berkaitan dengan relasi

dengan semua orang, karena tidak semua yang memasuki status

dewasa mampu membina relasi dengan baik. Demikian pula yang

berkaitan dengan tugas-tugas lain di masa dewasa awal rawan

masalah jika tidak mampu dilakukan dengan baik.

Dengan demikian masa dewasa awal adalah masa di mana

seseorang memasuki area baru dalam rentang hidupnya setelah

meninggalkan masa remaja menurut teori perkembangan. Dalam

53 Hurlock, Elisabet, op.cit., 247

Page 31: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

42

masa dewasa awal tersebut terdapat banyak perubahan yang dialami

oleh seseorang dengan status barunya.

II.4.2.2 Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal :

Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru,

seperti peran suami/istri, orang tua, dan pencari nafkah dan

mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-

nilai baru sesuai dengan tugas baru ini. Di bawah ini diuraikan ciri-

ciri yang menonjol dalam tahun-tahun masa dewasa awal:54

a. Masa dewasa awal sebagai masa pengaturan.

Pada masa ini individu menerima tanggung jawab sebagai orang

dewasa. Yang berarti seorang pria mulai membentuk bidang

pekerjaan yang ditangani sebagai karirnya, dan wanita

diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan

pengurus rumah tangga.

b. Masa dewasa awal sebagai Usia Reproduktif

Orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting

dalam hidup orang dewasa, orang yang kawin berperan sebagai

orang tua waktu saat ia berusia duapuluh atau tigapuluh tahun.

Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai

keluarga besar pada awal masa dewasa atau najkan pada tahun-

tahun terakhir masa remaja kemungkinan seluruh masa dewasa

ini merupakan masa reproduksi.

54 Hurlock, Elisabeth, op.cit., 246-252

Page 32: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

43

c. Masa Dewasa Awal sebagai masa bermasalah

Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru

yang harus dihadapi seseorang. Masalah-masalah baru ini dari

segi utamanya berbeda dengan dari masalah yang sudah dialami

sebelumnya. Masalah yang muncul ini lebih disebabkan oleh

kesulitan dan ketidakmampuan orang dewasa muda dalam

menyesuaikan diri dengan status, pekerjaan dan kondisi

barunya.

d. Masa Dewasa Awal sebagai masa ketegangan Emosional

Masa dewasa awal adalah status baru yang sedang dijalani oleh

orang-orang usia ini. Jika orang berada di suatu wilayah baru ia

akan berusaha untuk memahami keadaan. Dalam memahami

keadaan tidak jarang merasakan kebingungan dan mengalami

keresahan emosional. Apabila keadaan tersebut tidak dapat

diatasi maka akan banyak mengalami ketegangan emosional.

e. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Keterasingan Sosial

Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing

dan hasrat kuat untuk maju dalam karir, sehingga

keramahtamahan masa remaja diganti dengan persaingan dalam

masyarakat dewasa. Selain itu mereka juga harus mencurahkan

sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga

mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi

yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang

Page 33: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

44

akrab. Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan tentu

menambah kesepian mereka.

f. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Komitmen

Setelah menjadi orang dewasa, individu akan mengalami

perubahan, di mana mereka akan memiliki tanggungjawab

sendiri dan komitmen-komitmen sendiri. Meskipun pola-pola

hidup, tanggung jawab dan komitmen-komitmen baru ini

mungkin akan berubah juga, pola-pola ini menjadi landasan

yang akan membentuk pola hidup, tanggung jawab dan

komitmen di kemudian hari.

g. Masa Dewasa Awal Sering Merupakan Masa Ketergantungan

Meskipun telah mencapai status dewasa, banyak individu yang

masih tergantung pada orang-orang tertentu dalam jangka waktu

yang berbeda-beda. Ketergantungan ini mungkin pada orang

yang membiayai pendidikan, berhubungan dengan keuangan

keluarga di tahun-tahun awal pernikahan.

h. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Perubahan Nilai

Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena

pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-

orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu dapat dilihat

dari kacamata orang dewasa. Perubahan nilai ini disebabkan

karena beberapa alasan yaitu, individu ingin diterima oleh

anggota kelompok orang dewasa, selain itu individu dewasa

Page 34: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

45

kembali menyadari bahwa kelompok sosial berpedoman pada

nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan dan perilak,

sehingga mereka berusaha menyesuikannya. Sedangkan jika

mereka kemudian menjadi orang tua, mereka tidak hanya

cenderung mengubah nilai-nilai mereka tetapi juga menggeser

nilai-nilai kearah yang konservatif dan tradisional.

i. Masa Dewasa Awal sebagai masa Penyesuaian diri dengan cara

Hidup Baru

Di antara berbagai penyesuaian diri yang harus dilakukan orang

muda terhadap gaya hidup baru, yang paling umum adalah

penyesuaian diri pada pola peran seks. Pola peran seks atas

dasar persamaan derajat yang menggantikan pembedaan pola

peran seks tradisional.

j. Masa Dewasa Awal sebagai Masa Kreatif

Orang yang dewasa tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan

oang tua maupaun guru–gurunya sehingga terbebas dari

belenggu; dan bebas untuk berbuat apa yang mereka inginkan.

Sehingga masa ini bisa disebut masa kreatif karena mereka

mulai menggali dan mengandalkan dengan minat dan

kemampuan individualnya.

II.4.2.3 Tugas-Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal

Masa dewasa awal merupakan babak baru bagi orang dewasa

melakukan tugas-tugas perkembangannya. Ada banyak tugas

Page 35: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

46

perkembangan yang tidak hanya karena kebutuhan pribadi tetapi

juga karena harapan-harapan masyarakat.

Mengenai tugas perkembangan dewasa awal, Hurlock

menyebutkan beberapa hal yang berkaitan dengan mendapatkan

pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar hidup bersama

dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga, membesarkan

anak-anak, mengelola sebuah rumah tangga, menerima tanggung

jawab sebagai warga Negara dan bergabung dalam suatu kelompok

social yang cocok.55

Perhatikan bahwa dalam menjalani tugas-tugas

perkembangannya, orang dewasa awal memberi perhatian bagi

kepentingan pribadinya, pasangannya, anak-anaknya, keluarganya,

rekan-rekannya dan juga terhadap anggota kelompoknya. Mereka

berhadapan dengan masalah kehidupan rumah tangga dan pekerjaan

serta dituntut untuk membuat keputusan yang tepat.

Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal jika tidak

dioptimalkan dengan baik akan menjadi bumerang bagi dirinya

sendiri di masa yang akan datang. Perubahan minat, mobilitas sosial,

dan penyesuaian peran seks pada masa ini juga sangat berpengaruh

bagi tiap individu dimasa selanjutnya.

II.4.2.4 Kondisi-kondisi Yang Mempengaruhi Perubahan Minat pada

Masa Dewasa Awal.

55 Ibid., 252

Page 36: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

47

Di bawah ini adalah beberapa kondisi yang mempengaruhi

perubahan minat pada masa dewasa awal:56

1. Perubahan dalam kondisi kesehatan

Menjelang usia setengah baya, umumnya orang merasa bahwa

kekuatan dan daya tahannya tidak lagi seperti semula. Oleh

sebab itu mereka bergeser pada minat-minat yan tidak begitu

memerlukan kekuatan dan daya tahan, terutama dalam rekreasi

mereka.

2. Perubahan dalam status ekonomi

Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas

minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum

mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi

mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau

usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk

mempersempit minat mereka.

3. Perubahan dalam Pola Kehidupan

Orang muda harus meninjau kembali minat-minat lama mereka

dari segi waktu, tenaga, dana dan persahabatan mereka untuk

mengetahui apakah hal-hal ini sesuai dengan pola-pola

56 Ibid., 254

Page 37: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

48

kehidupan mereka yang baru atau apakah hal-hal itu masih

memberikan kepuasan seperti dulu.

4. Perubahan Dalam Nilai

Nilai-nilai baru yang diperoleh seseorang mempengaruhi minat

yang sudah ada atau dapat menumbuhkan minat baru.

5. Perubahan Dalam Seks

Pola kehidupan wanita dewasa sangat berbeda dengan pola

kehidupan pria dewasa. Oleh sebab itu perbedaan minat

berdasarkan seks menjadi semakin besar dibandingkan pada

masa remaja.

6. Perubahan dari Status Belum Menikah ke Status Menikah

Karena pola kehidupan yang berbeda, orang-orang yang tidak

menikah mempunyai minat yang berbeda dari mereka yang

menikah yang sama usianya.

7. Menjadi Orang Tua

Pada waktu orang-orang muda itu menjadi orang tua, mereka

umumnya tidak mempunyai waktu, uang atau tenaga untuk tetap

melanjutkan minat mereka. Minat mereka berubah. Orientasi

pada kehidupan keluarga menggantikan orientasi pada diri.

Apakah mereka nanti meneruskan lagi minat-minat lama mereka

sesudah mereka tidak perlu lagi berperan sebagai orang tua

sebagian besar tergantung pada seberapa jauh mereka merasakan

Page 38: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

49

kehilangan kesempatan mengembangkan minat ini dan sebagian

pada kondisi umum kehidupan mereka.

8. Perubahan Kesenangan

Apa yang disenangi dan tidak disenangi sangat mempengaruhi

minat seseorang dan akan menjadi lebih kuat dengan

bertambahnya usia dan ini menyebabkan minat yang mantap

setelah ia dewasa.

9. Perubahan dalam Tekanan-tekanan Budaya dan Lingkungan

Pada tiap tahapan umur, minat seseorang dipengaruhi oleh

tekanan-tekanan dari kelompok sosialnya. Jika nilai-nilai

kelompok social berubah, minat juga akan berubah.

II.4.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Keagamaan Pada

Masa Dewasa Awal

Pergeseran minat yang merupakan ciri masa dewasa awal

adalah berkurangnya pelbagai minat. Di bawah ini adalah faktor-

faktor yang mempengaruhi minat keagamaan pada masa dewasa

awal yaitu: 57

a. Jenis Kelamin

Wanita cenderung lebih berminat pada agama daripada pria dan

juga lebih terlibat aktif dalam ibadat dan kegiatan-kegiatan

kelompok agama.

b. Kelas Sosial

57 Ibid., 258

Page 39: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

50

Golongan kelas menengah sebagai kelompok, lebih tertarik

agama dibandingkan dengan golongan kelas yang lebih tinggi

atau yang lebih rendah; orang lebih banyak ambil bagian dalam

kegiatan gereja, misalnya, dan banyak yang duduk dalam

kepengurusan organisasi keagamaan. Orang-orang yang ingin

terpandang dalam masyarakat lebih giat dalam organisasi-

organisasi keagamaan dibandingkan dengan orang-orang yang

sudah puas dengan status mereka.

c. Lokasi Tempat Tinggal

Orang-orang dewasa yang tinggal di pedesaaan dan di pinggir

kota menunjukkan minat yang lebih besar pada agama daripada

orang yang tinggal di kota.

d. Latar Belakang Keluarga

Orang-orang dewasa yang dibesarkan dalam keluarga yang erat

beragama dan menjadi anggota suatu gereja cenderung lebih

tertarik pada agama daripada orang-orang yang dibesarkan

dalam keluarga yang kurang peduli pada agama.

e. Minat Religius Teman-teman

Orang dewasa dini lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika

tetangga-tetangga dan teman-temannya aktif dalam organisasi-

organisasi keagamaan daripada apabila teman-temannya yang

kurang peduli.

f. Pasangan dari Iman Yang Berbeda

Page 40: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

51

Pasangan yang berbeda agama cenderung kurang aktif dalam

urusan agama daripada suami-istri yang menganut agama yang

sama.

g. Kecemasan akan Kematian

Orang-orang dewasa yang cemas akan kematian atau mereka

yang sangat memikirkan hal kematian cenderung lebih

memperhatikan agama daripada orang yang bersikap lebih

realitik.

h. Pola Kepribadian

Semakin otoriter pola kepribadian seseorang, semakin banyak

perhatiannya pada agama sendiri dan semakin kaku sikapnya

terhadap agama-agama lainnya. Sebaliknya, orang yang

memiliki pribadi yang berpandangan seimbang lebih luwes

terhadap agama-agama lain dan biasanya lebih aktif dalam

kegiatan agamanya.

II.5 TEORI PERKEMBANGAN IMAN

Kepercayaan kepada Tuhan pada dasarnya bukanlah hal yang statis,

melainkan dinamis, sejalan dengan perkembangan dan perubahan diri kita

seluruhnya. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa respons orang pada pengajaran

Kerajaan Allah dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun dari

Page 41: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

52

luar diri yang mendengar dan mempelajarinya.58 Seorang ahli teori

perkembangan iman di Universitas Emory, Atlanta, Georgia, Amerika, James

W. Fowler, melahirkan teori perkembangan kepercayaan hasil penelitiannya.

Melalui pendekatan Fowler terhadap teori perkembangan iman, dia

menjelaskan bahwa iman tidaklah identik dengan “agama” (religion).

Iman merupakan kepercayaan eksistensial pribadi atau iman, dan

merupakan usaha psikologis ilmiah untuk menguraikan dan menganalisis

seluruh dinamika proses perkembangan tahap-tahap kepercayaan secara

empiris dan teoritis. Sedangkan agama merupakan sebuah tradisi kumulatif

tertentu yang bersifat historis, budaya dan kultus di mana suatu masyarakat

tertentu melalui khazanah simbol, upacara, norma etis dan ekspresi estetis

secara resmi59 Iman pada dasarnya merupakan hal yang menyangkut

pemaknaan: menemukan makna dan membuat makna dalam diri kita dan di

dunia di mana kita hidup, bergerak dan ada. Iman adalah orientasi kita

terhadap kehidupan dan iman merupakan gabungan dari proses mengetahui,

merasakan, menlai, memahami, mengalami dan menginterpretasikan. Iman

juga merupakan kepercayaan dan kesetiaan kita terhadap sesuatu (apapun) di

mana kita memberikan hati dan yang memberikan makna bagi hidup kita.60

Fowler membagi perkembangan kepercayaan manusia dalam tujuh tahap

sebagai berikut:61

58 Sidjabat, B.S, op.cit., 255 59 Fowler, James, op.cit., 21-22 60 Astley, Jeff and Leslie J. Francis, Christian Perspctives on Faith Development, (Leominster,

London : William B. Eerdmand Publishing Company, 1992), xviii 61 Fowler, James, op.cit., 26-37

Page 42: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

53

1. Tahap 0 : Kepercayaan Elementer Awal (Primal Faith) berlangsung pada

umur 0-3 tahun. Pada tahap ini disebut juga sebagai iman dasar yaitu

dasar-dasar iman yang diiletakkan melalui pengalaman-pengalaman awal

yang diambil atau diajarkan. Iman dasar ini disebut juga kepercayaan

yang belum terdiferensiasi.

2. Tahap 1 Kepercayaan Intuitif-Proyektif, berlangsung pada umur 3-7

tahun. Iman pada umur ini disebut juga iman impresionistik/imaginatif

atau tidak teratur. Ciri dari iman ini adalah dunia pengalaman sudah

mulai disusun oleh pengalaman inderawi dan kesan-kesan emosional

yang kuat, namun diangkat ke dalam imajinasi.

3. Tahap 2 : Kepercayaan Mitis-Harfiah, berlansung pada umur 7-12 tahun.

Pada umur ini yang paling berperan dalam perkembangan iman anak

adalah kelompok atau institusi kemasyarakatan yang paling dekat

dengannya, misalnya kelompok pembinaan agama, sekolah, atau

kelompok sekolah berfungsi sebagai sumber pengajaran iman.

4. Tahap 3 : Kepercayaan Sintetis-Konvensonal, berlangsung pada umur

12-20 tahun. Pada umur ini muncul kemampuan kognitif baru, yaitu

operasi-operasi formal, maka remaja mulai mengambil alih pandangan

pribadi orang lain menurut pola pengambilan perspektif antar-pribadi

secara timbal balik.

5. Tahap 4: Kepercayaan Individuatif-Reflektif, berlangsung pada umur 20

tahun ke atas (awal masa dewasa). Ciri dari umur ini adalah lahirnya

refleksi kritis atas seluruh pendapat, keyakinan, nilai (religious) lama.

Page 43: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

54

Pribadi sudah mampu melihat diri sendiri dan orang lain sebagai bagian

dari suatu system kemasyarakatan.

6. Tahap 5: Kepercayaan Eksistensial Konjungtif, berlangsung pada umur

pertengahan (sekitar umur 35 tahun ke atas). Ciri khasnya ditandai suatu

keterbukaan dan perhatian baru terhadap adanya polaritas, ketegangan,

paradoks, & ambiguitas dalam hidupnya. Tahap ini melibatkan

kemampuan untuk terus bersama sebagai cara untuk mengungkapkan

suatu kesadaran baru bahwa kebenaran lebih beragam dan kompleks

dibanding yang sebelumnya diyakini.

7. Tahap 6: Kepercayaan Eksistensial yang mengacu pada Universalitas,

berkembang pada umur 45 tahun ke atas. Ciri dari tahap 6 ini adalah

Gaya hidup langsung berakar pada kesatuan dengan Tuhan, yaitu pusat

nilai, kekuasaan dan keterlibatan yang terdalam. Ada rasa keutuhan dan

keinginan untuk bertindak berdasarkan apa yang baik bagi semua orang.

Mereka memiliki mimpi dan akan bertindak dengan komitmen yang

mendalam, seringkali juga dengan biaya pribadi.

Kelompok usia dewasa awal menurut Fowler memiliki cara beriman

Individuatif-Reflektif, yang artinya bahwa mereka mempunyai

kecenderungan untuk menyatakan iman dengan menekankan pengalaman,

pengertian, dan pemahaman dirinya sendiri. Mereka mampu bersikap kritis

terhadap dirinya juga mengenai keyakinan (idiologi) yang diterimanya selama

ini, terutama dari lingkungan terdekatnya.

Page 44: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

55

Luasnya pergaulan, banyaknya peran, meningkatnya wawasan dan

berubahnya pola nalar, mantapnya kemandirian (identitas diri), serta

banyaknya krisis yang telah dilalui, dapat mengarahkan orang dewasa awal

untuk menghayati imannya lebih bersifat pribadi. Oleh karena itu, tidak

jarang kita melihat orang dewasa awal, khususnya dalam usia 30-40 tahun,

berusaha keras membangun keyakinan dirinya sendiri, membela serta

mempertahankannya. Tampaknya mereka seolah-olah telah menemukan

kebenaran bagi dirinya sendiri. Adapun pandangan yang berbeda dari dirinya

dianggap salah atau keliru. Mereka pun tampil sebagai orang-orang yang

berpendirian keras dan fanatik, kalau yang diyakini itu benar dalam arti sesuai

dengan firman Tuhan serta bersesuaian pula dengan pengalaman. Sikap dan

cara beriman seperti itu tidak menjadi masalah. Namun, sebaliknya, kalau apa

yang dipercayai itu keliru, mereka dapat menstransfer hal itu kepada orang

lain, khususnya kepada generasi muda.62

Kepercayaan kepada Tuhan pada dasarnya bukanlah hal yang statis,

melainkan dinamis, sejalan dengan perkembangan dan perubahan diri kita

seluruhnya.

Oleh sebab itu, gereja patut mengajarkan tidak hanya iman yang berupa

dogma atau isi ajaran Alkitab, ia juga harus mengerti cara beriman orang

dewasa itu sendiri. Cara beriman dengan berbagai tahapan atau kemungkinan

bentuknya, dan perjalanan yang membentuknya. Hal itu akan menolong

gereja dalam memahami mengapa orang itu berbeda-beda kualitas

62 Sidjabat, B.S. op.cit., 114-115

Page 45: BAB II GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA, …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12981/2/T2_752014025_BAB II...TEORI PERKEMBANGAN Salah satu tugas gereja yang cukup strategis

56

berimannya. Selain itu, gereja perlu membantu warga jemaat untuk mengenali

hubungan pola pikir, keputusan moral, dan pengaruh interaksi sosial serta

budaya terhadap caranya memahami Allah. Artinya, sangat baik jika warga

jemaat mampu bersikap kritis terhadap cara berimannya sehingga dapat

belajar dari hal tersebut, lalu berkembang ke tahap berikutnya sesuai dengan

perkembangan kedewasaan.63

63 Ibid, 269