20

Click here to load reader

BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

  • Upload
    vukhanh

  • View
    215

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

13

BAB II

GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN

Dalam menguraikan gambaran umum tentang guru dalam konteks

pendidikan modern, penulis akan memaparkan mengenai konsep dasar pendidikan

secara umum kemudian merefleksikan dalam batasan pembahasan pada konsep

guru sebagai pendidik.

A. Pendidikan Modern

Pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogie, yang artinya

memimpin, membimbing.1 Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk

mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur

hidup.2 Karena pendidikan merupakan usaha tertua, barangkali dapat

dikatakan bahwa usaha pendidikan sama sejalan dengan usaha manusia itu

sendiri sejak dilahirkan hingga meninggal.

Pendidikan secara istilah adalah suatu usaha sadar melalui bimbingan,

pengarahan atau latihan untuk membantu dan mengarahkan anak didik agar

berkepribadian tinggi menuju hidup sempurna serta mampu melaksanakan

kewajiban terhadap agama dan negara.3

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud

dengan pendidikan adalah usaha sadar untuk membimbing dan menuntun

kondisi jiwa khususnya agar dapat menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang

baik sejak awal pertumbuhan dan perkembangannya, hingga mencapai masa

pubertas, agar terbentuk kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Sejalan dengan itu, maka pendidikanpun mengalami perubahan

(inovasi), sebab proses pendidikan yang tidak sesuai dengan tuntutan

1 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2000), hlm. 3. 2 Tim Penyusun, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hlm. 149. 3 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,

1989), hlm. 19.

Page 2: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

14

perkembangan zaman hanya akan membuat manusia stagnan (jumud). Oleh

karena itu, pemahaman atau pandangan orang mengenai hakikat pendidikan

itupun berubah-ubah, yang secara sederhana dapat dikategorikan sebagai

pandangan tradisional dan modern.

Secara tradisional, sebagaimana yang ada dalam Islam pendidikan

diartikan sebagai usaha manusia mencari keridhaan Allah SWT,

menghilangkan kebodohan, menghidupkan agama dan melanggengkan ajaran

Islam.4 Golongan aliran kerohanian (spiritualisme) sebelum abad pertengahan

dan sebelum abad ke-19 M berpendapat bahwa hidup di dunia ini hampa dan

kosong dari kebaikan dan kemanfaatan yang hakiki, sebab itu harus dijauhkan

diri dari tamak terhadap keberadaan dunia.5 Sehingga tujuan pendidikan

diartikan ubudiyah (ibadah kepada Tuhan) dengan menafikan hidup manusia

di dunia.

Pendeknya tujuan ubudiyah itu semata-mata hanya ibadah, tidak

termasuk di dalamnya urusan ekonomi, politik, sosial dan pendidikan. Dan

pendidikan semacam itu justru menghapuskan adanya proses usaha

pencapaian kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, sekaligus tidak adanya

usaha perubahan ke arah kemajuan untuk kesejahteraan manusia. Sehingga

pandangan yang demikian membawa pengaruh pada sistem pembelajaran,

dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Menyamakan tingkat kecakapan mahasiswa dalam segala aktifitas.

2. Pelaksanaan aktifitas atau komunikasi hanya satu jalur (one way learning

teaching).

3. Hubungan sosial antar siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar

terputus, karena hanya cukup mendengar ceramah, mencatat.

4. Kesempatan kerja untuk mendalami kuliah yang sedang berlangsung kecil

sekali.

4 Syeh Ibrahim bin Ismail, Syarah Ta’limul Muta’alim, (Semarang: CV. Toha Putra, t.th.),

hlm. 10. 5 Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: PT. Hida Karya

Agung, 1978), hlm. 7.

Page 3: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

15

5. Hubungan timbal balik antar dosen dengan mahasiswa secara individual

hampir tidak ada.

6. Media pendidikan lebih sederhana.

7. Mahasiswa dipaksa toleran dengan kejemuan.6

Akan tetapi pandangan mengenai pendidikan tradisional semacam itu mulai

direkontruksi ulang secara komprehensif.

Para ahli pendidikan modern mendefinisikan pendidikan sebagai:

“Etimologically the word educations means just a process of leading or bringing up”.7

Artinya: secara etimologi kata pendidikan berarti suatu proses memimpin atau mendewasakan. Itu berarti pendidikan mendasarkan pada terciptanya perubahan pada diri anak didik menuju pada terbentuknya manusia maju yang menginginkan adanya peningkatan derajat umat manusia.

Pendidikan pada dasarnya dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu

dari sudut pandang masyarakat dan sudut pandang siswa. Sebagaimana

dikatakan P.J. Hills, bahwa :

“Education has most scienties two principles roles, that of passing on knowledge from one generation to the next, and that providing people with skill that enable to analyse, diagnose and thus question.8

Artinya: “Pendidikan dalam masyarakat pada umumnya memiliki dua peran pokok yaitu menyampaikan pengetahuan kepada generasi ke generasi berikutnya dan memberikan bekal kepada manusia dengan keahlian yang dapat untuk menganalisa, mendiagnosa, dan juga kemampuan bertanya”.

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan

modern adalah cara-cara belajar yang sesuai dengan tuntutan era kekinian,

untuk dapat dipersiapkan anak didik pada masanya.

6 Masarudin Siregar, Didaktik dan Kedudukan dalam Proses Belajar Mengajar,

(Yogyakarta: Sumbangsih, 1985), hlm. 99. 7 John Dewey, Democracy and Education, (New York: Macmillan Publishing Co Inc,

1964), hlm. 10. 8 P.J. Hills, A. Dictionary of Education, (London: Ruotledge and Kegan Paul Ltd., 1982),

hlm. 123.

Page 4: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

16

Berkaitan dengan pengertian pendidikan, diketahui pula mengenai

tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan pada umumnya khususnya di

Indonesia selaras dengan aspek yang terdapat dalam pendidikan nasional yang

mencerminkan Pancasila dan UUD 1945 dan berakar pada kebudayaan bangsa

Indonesia. Tujuan pendidikan nasional yang dimaksud di sini adalah tujuan

akhir yang akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan, baik formal, non-

formal, maupun informal yang berada dalam masyarakat dan negara

Indonesia. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

Tahun 2003 Bab II pasal 3:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.9

Tujuan pendidikan secara umum tersebut di atas bila ditinjau dari

tujuan pendidikan Islam terdapat keselarasan pada upaya pembentukan akhlak

dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral.10

Pembentukan akhlak, dalam hal ini pendidikan akhlak bertujuan tidak hanya

mengetahui pandangan dan teori, bahkan setelah dari tujuan itu adalah

mempengaruhi dan mendorong kita supaya membentuk hidup yang suci,

menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan serta memberi faedah kepada

sesama manusia. Akhlak mendorong kehendak manusia ke arah yang lebih

baik.

Pendidikan berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk,

mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang

telah dicapai.11 Adapun target yang dicapai dari tujuan pendidikan Islam

adalah berusaha mendidik individu mukmin agar memiliki sikap tunduk,

9 Tim Redaksi Fokusmedia, Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusmedia, 2003), hlm. 6-7. 10 Muhammad ‘Athijah al-Abrasjy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1989), hlm. 108-109. 11 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),hlm. 31.

Page 5: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

17

bertaqwa, dan beribadah dengan baik secara kontinue kepada Allah SWT,

sehingga dengan harapan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.12

Dalam pengertian umum, metode pendidikan diartikan sebagai cara

mengerjakan sesuatu, dalam pandangan filosofis pendidikan, metode

merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.13 Adapun

mengenai tahapan atau langkah-langkah dalam mendidik anak atau siswa

diperlukan suatu alternatif metode yang dapat memadukan aspek ke-Ilahian

dan keilmiahan.

Kalau kita amati sekarang ini banyak orang dalam mendidik anak

menggunakan metode barat dan mengesampingkan pendidikan ketimuran

ataupun pendidikan suatu bangsa yang memandang kultur, budaya dan kondisi

setempat, justru pendidikan barat menawarkan berbagai konsep pendidikan

yang syarat dari teori pendidikan dan filsafat pendidikan. Namun konsep-

konsep tersebut kurang mampu melahirkan manusia yang sadar akan tugas

dan tujuan hidupnya. Pelaksanaan metode pendidikan yang bersifat pratikal

disebutkan dalam al-Qur'an, yang di dalamnya terdapat tiga aspek yaitu

metode penggerakan (motivation), disiplin atau dalam al-Qur'an ganjaran

(thawab) dan hukuman (‘iqab).14

Muhammad Nasih Ulwan berpendapat bahwa ada beberapa metode

yang influintif terhadap pendidikan anak didik, yaitu :

1. Pendidikan keteladanan (uswah), metode ini merupakan teknik yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak dalam pembentukan moral, spiritual dan sosial, karena pendidikan adalah contoh terbaik jalan pandangan anak yang akan ditirunya.

2. Pendidikan dengan adat kebiasaan. Yaitu dengan membiasakan dan mengulang-ulang perbuatan baik yang senantiasa diajarkan kepada anak didik sehingga akan membekas pada diri anak didik.

3. Pendidikan dengan nasihat. Hal ini dilakukan dengan cara menyeru kepada anak didik untuk melaksanakan kewajiban atau menegurnya bila melakukan kesalahan.

12 Hery Noer Aly dan Munzier S., Watak Pendidikan Islam, (Jakarta : Friska Agung

Insani, 2003), hlm. 142. 13 H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), hlm. 97. 14 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,

(Jakarta : PT. Al-Husna Zikra, 1995), hlm. 39.

Page 6: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

18

4. Pendidikan dengan memberi perhatian. Maksudnya adalah mencurahkan perhatian dan selalu mengikuti perkembangan anak dalam bimbinga aqidah dan moralnya, persiapan spiritual dan sosial disamping selalu bertanya tentang situasi pendidikan potensi anak didik.

5. Pendidikan dengan memberi hukuman. Hukuman dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan ancaman, dengan amarah, dengan memberi tugas atau kalau terpaksa dengan hukuman yang mengenai badan agar anak merasa jera dengan perbuatan yang tidak baik yang telah dilakukan.

Sedangkan menurut Marimba, ada tiga taraf dalam pembentukan

kepribadian seseorang, yaitu :

1. Pembiasaan, caranya dengan mengontrol dan mempergunakan tenaga-tenaga kejasmanian dan dengan bantuan kejiwaan. Seorang guru membiasakan anak didik dengan amala-amalan yang dikerjakan dan diucapkan sesuai dengan nilai-nilai Islam

2. Pembentukan pengertian, minat dan sikap. Dalam taraf ini perlu ditanamkan dasar-dasar kesusilaan yang rapat hubungannya dengan kepercayaan. Dalam hal ini pendidik menggunakan tenaga-tenaga kejiwaan, karsa, rasa dan cipta.

3. Pembentukan keruhanian yang luhur. Pembentukan ini dengan menanamkan kepercayaan yang terdiri atas, iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah SWT, iman kepada Rasul-Nya, iman kepada qadha’ dan qodar dan hari kesudahan.15

Dari beberapa pendapat tersebut, pada dasarnya yaitu untuk

membentuk kepribadian yang harmonis dalam mendidik akhlak perlu adanya

keseimbangan antara guru dan siswa. Artinya dalam menerapkan metode

pendidikan akhlak pada anak didik terlebih dahulu seorang guru menerapkan

dalam pribadinya akhlak yang baik sehingga akan memberikan sikap akhlakul

karimah dalam pribadi anak didik.

Berkaitan dengan konsep pendidikan tersebut terdapat unsur-unsur

pendidikan, yang di dalamnya perlu figur seorang guru sebagai pendidik

dalam proses belajar mengajar. Konsep guru sebagai pendidik akan penulis

uraikan secara mendetail di bawah ini.

15 Ahmad D. Marimba, op.cit., hlm. 76-80.

Page 7: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

19

B. Guru dalam Pendidikan Modern

1. Pengertian Guru

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar

mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya

manusia yang potensial di bidang pembangunan.16 Di sisi lain guru adalah

seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk

kepentingan anak didik, menunjang hubungan sebaik-baiknya, dalam

kerangka menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan

yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan.17

Menurut penulis pengertian guru adalah seorang figur yang

memiliki peranan dalam membentuk moral dan budi pekerti manusia ke

arah pendewasaan dan peradaban. Dengan demikian pengertian guru tidak

hanya sekedar berperan dalam satu bidang saja, melainkan dalam segala

aspek kehidupan guna membentuk potensi sumber daya manusia yang

handal.

Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang

pendidikan secara aktif dan menempatkan kedudukan secara professional

sesuai tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus

dapat dikatakan bahwa pada diri guru terdapat tanggung jawab membawa

siswanya pada kedewasaan atau taraf kematangan. Sehingga setiap

rencana guru harus dapat didudukkan semata-mata demi kepentingan anak

atau siswa sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.18

Betapa berat profesi guru dengan dibebani harapan dari murid-

murid, orang tua, sesama guru dan pihak sekolah, yang berada pada di

antara kritik dan tradisi, profesi dan otoritas, keasingan dan tempat

mencari orang untuk berdialog. Sehingga siswa mengharapkan dari

16 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 2000), hlm. 1. Lihat juga Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : CV. Rajawali, 1986), hlm. 123.

17 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta ; Ciputat Press, 2003), hlm. 8.

18 Zakiyah Darajat, op.cit., hlm. 39.

Page 8: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

20

padanya apa yang diharapkan orang tuanya, dalam hal ini memandang

guru sebagai lembaga atau organisasinya.19

2. Tugas Guru

Masalah pendidikan guru tidak dapat dilepaskan dari masalah

pendidikan secara keseluruhan. Dalam pendidikan di Indonesia telah

menghadapi dua masalah besar, yaitu masalah kuantitas dan kualitas

pendidikan. Masalah pertama kuantitas pendidikan, berkenaan dengan

penyediaan fasilitas belajar bagi semua anak usia sekolah, meliputi

penyediaan ruang kelas, gedung dan peralatan sekolah, guru dan tenaga

kependidikan lainnya. Masalah kedua yang dihadapi dunia pendidikan

adalah menyangkut kualitas.

Masyarakat dan para ahli pendidikan mensinyalir bahwa mutu

pendidikan dewasa ini belum seperti yang diharapkan. Banyak faktor yang

melatarbelakangi hal tersebut, salah satunya adalah faktor guru atau

pendidik. Faktor guru ini disebabkan dua hal, pertama guru belum atau

tidak bekerja dengan sungguh-sungguh, dan kedua, karena kemampuan

profesional guru yang memang masih kurang. Banyak cara yang telah

ditempuh dalam meningkatkan kompetensi guru, baik melalui pendidikan

prajabatan (pre service education), maupun pendidikan dalam jabatan (in

service training).20

Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas

pedagogis dan tugas administratif. Tugas pedagogis adalah tugas

membantu, membimbing dan memimpin. Di dalam situasi pengajaran,

guru yang memimpin dan bertanggung jawab penuh atas kepemimpinan

yang dilakukannya. Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan tidak

berdiri di bawah instruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri, setelah

masuk dalam situasi kelas.21

19 M. Said, Ilmu Pendidikan, (Bandung : Alumni Bandung, 1989), hlm. 170. 20 Nana Syaodih Sukmadinata, Pembangunan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung :

PT. Remaja Rosda Karya, 2000), cet. III, hlm. 202-203. 21 B. Suryosubroto, Proses Belajar-Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

1997), hlm. 4.

Page 9: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

21

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun

di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan terdapat

tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas

kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Pertama, Guru

merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian

khusus sebagai guru. Tugas ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang

orang di luar bidang kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi

mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. sedangkan melatih

berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa. Kedua,

tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan

dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati

sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan,

hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Ketiga,

tugas guru dalam bidang kemasyarakatan menempatkan guru pada tempat

yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru

diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti

bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan

manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan pancasila.22

Namun Gordon berpendapat yang dikutip dalam bukunya Syafi’ie

mengelompokkan tugas guru menjadi tiga jenis, yaitu : pertama, guru

sebagai pekerja kelompok yang menciptakan suasana belajar di kelas

ataupun di luar kelas. Bahkan tingkah laku guru merupakan tenaga vital

dalam mempengaruhi perkembangan ataupun kemunduran pembentukan

kelompok; kedua, guru sebagai penyuluh yang bertugas membantu murid

agar mampu mengarahkan dan menyesuaikan diri pada lingkungan

hidupnya. Ini berarti bahwa guru hendaknya mampu membantu individu

untuk mengubah dan memecahkan dan menyesuaikan diri pada

lingkungan hidupnya. Ini berarti bahwa guru hendaknya mampu

22 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya,

2002), hlm. XIV, hlm. 6-7.

Page 10: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

22

membantu individu untuk mengubah dan memcahkan masalah yang

dihadapi murid melalui hubungan interpersonal. Ketiga, guru sebagai

action researcher, yang mengkhususkan diri dalam meningkatkan

pelayanan pendidikan dan pengajaran siswa. Guru bertindak sebagai

pelaku penelitian di tengah-tengah situasi dalam memenuhi kebutuhan

praktis sekaligus memperbaiki situasi.23 Secara rinci tugas guru

berinteraksi dengan anak dapat menciptakan kondisi yang kondusif,

menyusun bahan dengan harapan anak didik mengubah tingkah laku ke

arah yang lebih baik adalah :

a. Menularkan berbagai pengetahuan, dan kebudayaan kepada anak

(bersifat kognitif).

b. Melatih ketrampilan-kterampilan phisik yang bermanfaat dalam

kehidupan anak (psikomotor).

c. Menanamkan nilai dan keyakinan serta kedisiplinan dan berbagai hal

yang menyangkut fungsi efektif.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa guru sebagai tenaga pendidik

tidak saja dituntut untuk menguasai materi pengajaran dan

memformulasikan menjadi sajian yang menari, menyajikannya di depan

kelas dengan menggunakan berbagai metode dan strategi, namun juga

dituntut untuk dapat melakukan berbagai kegiatan pengiring agar anak

dengan kesadarannya sendiri mau belajar dan berupaya untuk memperoleh

perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilakunya sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan. Sehingga tugas guru pada dasarnya terbagi menjadi

dua kelompok besar, yaitu tugas sebagai pengajar dan tugas sebagai

pendidik, yang keduanya merupakan yang saling melengkapi. Tugas guru

sebagai pengajar meliputi: perencanaan dan persiapan mengajar; penyajian

pelajaran; penilaian hasil belajar anak; membina hubungan dengan peserta

didik, memiliki sikap profesional. Adapun tugas guru sebagai pendidik

23 Imam Syafi’ie, Konsep Guru Menurut Al-Ghazali Pendekatan Filosofis Pedagogis,

(Yogyakarta : Duta Pustaka, 1992), hlm. 40.

Page 11: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

23

meliputi : guru sebagai inspirator; guru sebagai penjaga disiplin di kelas;

guru sebagai motivator; dan guru sebagai fasilitator belajar.24

3. Syarat-syarat Guru

Untuk dapat melakukan peranan dan melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya, guru memerlukan syarat-syarat tertentu, syarat inilah

yang akan membedakan antara guru dari manusia-manusia lain pada

umumnya. Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu

kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara

lain:

a. Menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai denga bidang profesinya.

c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai. d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan

yang dilaksanakannya. e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.25

Selain persyaratan di atas, masih ada persyaratan yang harus

dipenuhi oleh setiap guru antara lain :

a. Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

b. Memiliki klien / objek layanan yang tetap, seperti guru dengan muridnya.

c. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.26

Adapun syarat-syarat menjadi guru yang baik sekaligus menjadi

pedoman guru dalam merumuskan penyelenggaraan pendidikan nasional

telah disahkan sebagaimana yang termaktub dalam undang-undang Nomor

20 tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional” pasal 42 ayat 1

mengenai “Pendidik dan Tenaga Pendidikan” menerangkan bahwa :

24 Endang Poerwanti dan Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik, (Malang : UMM

Press, 2002), hlm. 8-12. 25 Moh Uzer Usman, op.cit., hlm. 15. 26 Ibid., hlm. 15.

Page 12: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

24

“Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasilnal”.27

Syarat-syarat di atas harus disertai dengan sikap dan sifat-sifat guru

yang mencerminkan :

a. Sikap adil, b. Percaya dan suka kepada murid-muridnya, c. Sabar dan rela berkorban, d. Memiliki kewibawaan terhadap anak-anak, e. Penggembira, f. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya g. Bersikap baik terhadap masyarakat, h. Benar-benar menguasai mata pelajarannya, i. Suka kepada mata pelajaran yang diberikan, j. Berpengetahuan luas.28

Dari berbagai persyaratan guru yang harus dimiliki tersebut, secara

garis besar dapat diklasifikasikan dalam beberapa aspek, yaitu :29

a. Persyaratan administratif Syarat-syarat administratif ini mencakup soal kewarganegaraan, umur (minimal 18 tahun), berkelakuan baik, mengajukan permohonan.

b. Persyaratan teknis Dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal, yakni harus berijazah pendidikan guru. Syarat yang lain adalah menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendesain program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan.

c. Persyaratan psikis Yang berkaitan dengan persyaratan psikis bagi guru adalah sehat jasmani dan rohani, dewasa dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian. Di samping itu, guru juga dituntut untuk bersifat pragmatis dan realistis, tetapi juga memiliki pandangan yang mendasar dan filosofis. Guru juga harus mematuhi norma dan nilai yang berlaku serta memiliki semangat membangun.

27 Tim Redaksi Fokusmedia, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS

(Sistem Pendidikan Nasional), (Bandung : Fokusmedia, 2003), hlm. 26. 28 M. Ngalim Purwamto, Ilmu Pendidikan Teoritis & Praktis, (Bandung : Remaja Rosda

Karya, 2000), hlm. 143-148. 29 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar, (Jakarta : CV. Rajawali,

1986), hlm. 124-125.

Page 13: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

25

d. Persyaratan fisik Persyaratan guru dari segi fisik, antara lain : badan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit yang menular. Selain hal itu juga menyangkut kerapian dan kebersihan.

Dilihat dari konteks pendidikan Islam yang dikemukakan Zakiah

Daradjat, maka secara umum untuk menjadi guru yang baik dan

diperkirakan dapat memenuhi tanggung jawab, yaitu :

a. Taqwa kepada Allah SWT b. Berilmu c. Sehat jasmani d. Berakhlak baik 30

Kemudian al-Ghazali mengemukakan syarat-syarat seorang

pendidik dalam kepribadiannya antara lain :

a. Sabar menerima masalah-masalah yang ditanyakan murid dan harus diterima baik.

b. Senantiasa bersifat kasih dan tidak pilih kasih. c. Jika duduk harus sopan dan tunduk, tidak riya’. d. Tidak takabur, kecuali terhadap orang yang dzalim dengan maksud

mencegah dari tindakannya. e. Bersikap tawadlu’ dalam pertemuan-pertemuan. f. Sikap dan pembicaraannya tidak main-main g. Menanamkan sifat bersahabat di dalam hatinya terhadap semua murid-

muridnya. h. Menyantuni serta tidak membentak-bentak orang-orang bodoh i. Membimbing dan mendidik murid yang bodoh dengan cara yang

sebaik-baiknya. j. Berani berkata: saya tidak tahu terhadap masalah yang tidak

dimengerti. k. Menampilkan hujjah yang benar.31

Pendapat tersebut, menunjukkan bahwa persyaratan sebagai

seorang guru mencakup berbagai aspek, yaitu: tabiat dan perilaku

pendidik; minat dan perhatian terhadap proses belajar mengajar,

kecakapan dan ketrampilan mengajar, dan sikap ilmiah dan cinta terhadap

kebenaran.

30 Zakiah Daradjat, Ilmu …op.cit., hlm. 41. 31 Zainuddin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta : Bumi Aksara,

1991), hlm. 57.

Page 14: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

26

Sebagai persyaratan guru dalam menjalankan profesinya dengan

baik berpijak dan mengacu pada “Kode Etik Guru Indonesia” hasil

rumusan Kongres PGRI XIII pada tanggal 21 - 25 November 1973 di

Jakarta, terdiri dari sembilan item,yaitu:

a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.

b. Guru memiliki kejuruan profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik masing-masing.

c. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua anak didik sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.

e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

f. Guru sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan mening-katkan mutu profesinya.

g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.

h. Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.

i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.32

Kode etik guru ini merupakan suatu yang harus dilaksanakan

sebagai barometer dari semua sikap dan perbutan guru dalam berbagai segi

kehidupan, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.

4. Kompetensi Guru

Telah dijelaskan di atas bahwa perbedaan pokok antara profesi

guru dengan profesi lainnya terletak dalam tugas dan tanggung jawabnya.

Tugas dan tanggung jawab tersebut kaitannya dengan kemampuan yang

disaratkan untuk memangku profesi guru secara optimal. Kemampuan

dasar yang dimaksud adalah kompetensi guru.

32 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 49-50.

Page 15: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

27

Setelah adanya tugas dan syarat guru, profesi guru harus dilengkapi

dengan kemampuan dasar bagi seorang guru yang dinamakan dengan

kompetensi guru. Guru akan menunaikan tugasnya dengan baik atau dapat

bertindak sebagai tenaga pengajar yang efektif, jika padanya terdapat

berbagai kompetensi keguruan, dan melaksanakan fungsinya sebagai guru.

Pada dasarnya guru harus memiliki tiga kompetensi, yaitu :

kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan

kompetensi dalam cara mengajar.33

Ada beberapa kompetensi guru yang dikemukakan oleh Moh. Uzer

Usman, antara lain :34

a. Kompetensi pribadi

1). Mengembangkan kepribadian - Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa - Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa

pancasila - Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi

jabatan guru 2). Berinteraksi dan berkomunikasi

- Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

- Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan

3). Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan - Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar - Membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat khusus

4). Melaksanakan administrasi sekolah - Mengenal administrasi kegiatan sekolah - Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

5). Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran - Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah - Melaksanakan penelitian sederhana

b. Kompetensi profesional 1). Menguasai landasan kependidikan

- Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional

- Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat

33 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,

1995), hlm. 263. Lihat Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 92-97.

34 Moh Uzer Usman, op.cit., hlm. 16-19.

Page 16: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

28

- Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar

2). Menguasai bahan pengajaran 3). Menyusun program pengajaran

- Menetapkan tujuan pembelajaran - Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran - Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar - Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai - Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

4). Melaksanakan program pengajaran - Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat - Mengatur ruangan belajar - Mengelola interaksi belajar mengajar

5). Menilai hasil dan proses belajar mengajar - Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran - Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

Bertolak ukur dari pendapat di atas, maka kompetensi guru dapat

dibagi menjadi tiga bidang yang saling berkesinambungan, yaitu :

a. Kompetensi bidang kognitif

Dalam proses pendidikan dibutuhkan kinerja guru yang memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya yang mendukung dalam pendidikan.

b. Kompetensi bidang sikap

Kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya sangat menentukan, misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

c. Kompetensi perilaku (performance)

Kemampuan guru dalam berperilaku dan berpenampilan, seperti ketrampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, ketrampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, ketrampilan menyusun

Page 17: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

29

persiapan / perencanaan mengajar, ketrampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.35

Dari berbagai kompetensi guru yang dijelaskan di atas, maka

kompetensi atau kemampuan guru yang banyak hubungannya dengan

usaha meningkatkan proses dan hasil belajar mengajar dapat disimpulkan

dalam empat kemampuan pokok, yaitu :

a. Merencanakan program belajar mengajar;

b. Melaksanakan dan memimpin serta mengelola proses belajar

mengajar;

c. Menilai kemajuan proses belajar mengajar;

d. Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi

yang dibinanya.36

5. Peranan Guru

Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran

masih tetap memegang peranan penting, dan belum dapat digantikan oleh

mesin, radio, tape recorder ataupun komputer. Karena masih banyak

keterlibatan yang bersifat manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan,

motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari

proses pendidikan.37 Dengan demikian dalam sistem pengajaran manapun,

guru selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan, hanya peran yang

dimainkannya akan berbeda sesuai dengan tuntutan sistem tersebut.

Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses

belajar mengajar yang memiliki peranan besar dalam membentuk sumber

daya manusia, dalam hal ini guru berperan sebagai pengajar (transfer of

knowledge), pendidik (transfer of values) sekaligus sebagai pembimbing,

mengarahkan serta menuntun siswa dalam belajar.38

35 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algesindo, 1989), hlm. 18. 36 Ibid., hlm. 19. 37 Ibid., hlm. 12. 38 Sardiman AM., op.cit., hlm. 123.

Page 18: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

30

Mengingat sentralnya kedudukan guru, beberapa ahli pendidikan

mengemukakan pandangannya tentang guru antara lain :

a. Menurut Prey Kart yang dikutip Sardiman, mengemukakan bahwa

peran guru dalam proses belajar mengajar mencakup :

1). Sebagai komunikator, 2). Sebagai sahabat yang dapat memberi nasehat, 3). Motivator, sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, 4). Pembimbing dalam pengembangan sikap dan nilai, 5). Orang yang menguasai bahan yang diajarkan.39

b. “Menurut Federasi dan organisasi profesional guru sedunia, bahwa

peranan guru di sekolah tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi

juga berperan sebagai transformes dan katalisator dari nilai dan

sikap.40

c. Menurut Sardiman, peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar

adalah sebagai berikut:

1). Informator 2). Organisator 3). Motivator 4). Pengaruh, director 5). Inisiator 6). Transmitter 7). Fasilitator 8). Mediator 9). Evaluator.41

Kedudukan guru yang sentral dalam pendidikan, peranan guru

yang telah disebutkan di atas secara keseluruhan menyangkut hal-hal

sebagai berikut:

a. Peran guru dalam proses belajar mengajar

Menurut Adam dan Decey dalam “Basic Principle of Student Teaching” antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Yang akan dikemukakan di sini aadalah peranan yang dianggap paling dominan sebagai berikut:

39 Ibid., hlm. 141. 40 Ibid., hlm. 142. 41 Ibid., hlm. 142.144.

Page 19: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

31

1). Guru sebagai demonstrator (pengajar). Peranan ini hendaknya guru menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, menganggap dirinya sebagai pelajar pula, mampu dan terampil dalam merumuskan kurikulum.

2). Guru sebagai learning manager (pengelola kelas). Peranan ini hendaknya guru mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar sekaligus perlu diorganisasi. Sebagai menager, guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar, membimbing pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari, memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

3). Guru sebagai mediator dan fasilitator. Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna, baik berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar, guna menunjang pencapaian tujuan belajar mengajar.

4). Guru sebagai evaluator. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.42

b. Peran guru dalam pengadministrasian

Dalam hubungannya dengan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai: 1). Pengambilan inisiatif, pengarah, penilaian kegiatan pendidikan. 2). Wakil masyarakat, yang berarti guru harus mencerminkan suasana

daan kemauan masyarakat dalam arti yang baik. 3). Orang yang ahli dalam mata pelajaran, maka guru bertanggung

jawab mewariskan kebudayaan berupa pengetahuan. 4). Penegak disiplin. 5). Pelaksana administrasi pendidikan 6). Pemimpin generasi muda 7). Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk

menyampaikan segala perkembangan dan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat berkaitan dengan pendidikan.43

c. Peran guru secara pribadi. Dilihat dari dirinya sendiri, maka peran guru adalah :

1). Petugas sosial, yaitu seseorang yang membantu untuk kepentingan masyarakat.

42 Moh. Uzzer Usman, op.cit., hlm. 9-12. 43 Ibid., hlm. 12.

Page 20: BAB II GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1... · GURU DALAM PENDIDIKAN MODERN Dalam menguraikan gambaran ... bahwa hidup

32

2). Pelajar dan ilmuan 3). Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah. 4). Pencari teladan bagi siswa 5). Pencari keamanan, yaitu memberikan rasa aman bagi siswa.

d. Peran guru secara psikologis. 1). Ahli psikologi pendidikan, yaitu dapat memahami problem siswa

yang dapat menghambat belajarnya. 2). Seniman dalam hubungan antar manusia, yaitu menjadikan suasana

yang harmonis dan kondusif. 3). Pembentuk kelompok sebagai alat pendidikan. 4). Catalytic agent atau inovator, yaitu orang yang berpengaruh dalam

pembaharuan. 5). Petugas kesehatan mental dengan mengupayakan pembinaan

kesehatan mental siswa.44

Dengan demikian dari berbagai pendapat di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa peranan guru sangat menentukan terhadap

keberhasilan proses belajar mengajar, dan hal demikian membutuhkan

seorang guru yang memiliki keahlian dan kemampuan yang profesional.

44 Ibid., hlm. 13.