Upload
vanshuri
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
GAMBARAN UMUM COUNTER JAMBE SELL DAN
IDENTIFIKASI RESPONDEN
2.1. Gambaran Umum Counter Jambe Sell
2.1.1. Sejarah Perkembangan Counter Jambe Sell
Counter Jambe Sell merupakan perusahaan perorangan yang usaha
intinya bergerak dalam bidang telekomunikasi, yang berhubungan dengan
distribusi atau penjualan dan jasa sevis telepon seluler (ponsel).
Perusahaan ini didirikan oleh Taufiqurrahman. Pendiri Counter Jambe Sell
dengan pengalaman kerjanya mencoba untuk mendirikan unit usaha
sendiri atau mencoba menjadi wirausahawan. Pada awalnya, usaha yang
dirintis adalah usaha warung telekomunikasi (wartel) pada bulan
September 1998. Wartel tersebut terletak di Jalan Teuku Umar No 3
Demak.
Usaha wartel yang dirintis ternyata menghasilkan keuntungan dan
dari keuntungan yang diperoleh dipergunakan untuk menambah modal
usaha. Dari pengalaman dan pengamatan yang dilakukan, maka pemilik
perusahaan berusaha mengambil kebijakan berupa pengadaan dan
penjualan voucher kartu GSM. Kebijakan tersebut tidak terlepas dari
masih terbukanya kesempatan untuk melayani segmen pasar pengguna
ponsel karena pada saat itu di Demak masih sedikit pelaku usaha yang
bergerak di bidang telekomunikasi khususnya telekomunikasi seluler.
39
Permintaan yang ada membuat pemilik perusahaan mengambil
inisiatif untuk melakukan jual-beli ponsel pada awal tahun 2001. Dengan
adanya usaha baru tersebut mengharuskan pemilik perusahaan merekrut
karyawan untuk membatu menjalankan usaha. Dengan adanya karyawan
tersebut maka fokus perhatian pemilik perusahaan tidak lagi bagaimana
menjaga toko, tetapi bagaimana agar usaha yang dikelolanya berkembang
atau setidaknya tetap bertahan karena pada saat itu muncul pesaing-
pesaing baru dalam bidang usaha telekomunikasi seluler.
Karena semakin ramai pembeli di Counter Jambe Sell, maka pada
akhir tahun 2001 lokasi yang awalnya terletak di Jalan Teuku Umar No 3
Demak dipindah ke Jalan Sultan Hadiwijaya No 3 Demak. Pemindahan
tersebut tidak terlepas dari lokasi yang lebih strategis dan lebih luas
sehingga peningkatan penjualan diharapkan terwujud dan pada akhirnya
keuntungan juga meningkat. Tempat untuk menjual atau toko diperluas
karena pada saat berada di Jalan Teuku Umar No 3 Demak, luas toko
hanya 3 x 3 m2 sedangkan di Jalan Sultan Hadiwijaya No 3 Demak luas
toko 4 x 6 m2 sehingga persediaan barang yang semakin banyak dapat
tertampung. Pemilik perusahaan juga telah mempersiapkan bangunan baru
yang terletak persis di samping lokasi toko saat ini untuk memperluas lagi
tokonya. Bangunan tersebut terdiri dari tiga toko dengan masing-masing
luasnya adalah 5 x 8 m2. Bangunan baru tersebut saat ini belum selesai
pengerjaannya.
40
Usaha yang dikelola dapat berkembang dengan cukup baik, hal ini
tidak terlepas dari strategi hari buka toko. Strategi yang dilakukan adalah
buka tiap hari kecuali Jum’at, adapun alasan yang mendasari kebijakan
tersebut adalah untuk mendapatkan penjualan di hari libur, yaitu hari
Minggu karena pada umumnya pesaing atau counter lain buka dari Senin
sampai Sabtu dan hari Minggu libur. Adapun jam buka seperti pada
umumnya counter lain adalah jam 08.00-23.00 WIB. Perkembangan
perusahaan dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 2.1
Perkembangan Counter Jambe Sell Demak
TahunTenaga Kerja
Modal Kerja Jenis Usaha
1998 1 Rp. 2.000.000,00 Wartel
2000 1 Rp. 5.000.000,00 Wartel, penjualan voucher GSM
2001 2 Rp. 15.000.000,00 Wartel, penjualan voucher
GSM, jual beli ponsel
2002 5 Rp. 25.000.000,00 Wartel, penjualan voucher
GSM, jual beli ponsel dan
aksesorisnya, servis ponsel
2003 5 Rp. 35.000.000,00 Sda
2004 5 Rp. 42.500.000,00 Sda
2005 5 Rp. 47.500.000,00 Sda
2006 5 Rp. 50.000.000,00 Wartel, penjualan voucher
GSM, jual beli ponsel dan
aksesorisnya, servis ponsel,
fotocopy, aksesoris seperti
perhiasan imitasi dan boneka
Sumber : data primer yang diolah, 2007
41
Dari data diatas dapat diketahui tingkat perkembangan perusahaan
dari berbagai segi.
a. Tenaga Kerja
Awal berdiri perusahaan, pemilik sekaligus perintis usaha
menjalankan usahanya sendiri. Pada tahun 2001 setelah mengalami
perluasan usaha, pemilik usaha mempekerjakan satu orang untuk
membantu menjalankan usahanya. Tahun 2002 tenaga kerja yang
digunakan berjumlah lima orang, hal tersebut tidak terlepas dari
perluasan usaha yaitu melayani servis ponsel dan penjualan aksesoris
ponsel serta berpindahnya lokasi yang lebih strategis yaitu di Jalan
Sultan Hadiwijaya No 3 Demak. Penambahan tenagakerja terebut
untuk menantisipasi bertambahnya pembeli sehingga pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan diharapkan tetap memuaskan.
Pada tahun 2003 dan seterusnya tidak dilakukan penambahan tenaga
kerja karena dengan lima tenaga kerja dinilai sudah cukupuntuk
memuaskan pelanggan. Pembagian kerja yaitu tiga orang masuk shift
pagi dari jam 08.00-16.00 WIB dan dua orang shift malam dari jam
16.00-23.00 WIB. Jumlah yang lebih banyak terdapat pada shift pagi
karena menyesuaikan dengan jam kerja kantor pada umunya. Alasan
lain adalah kebanyakan orang beraktivitas pada siang hari seperti
masuk kerja dan melakukan perjalanan. Dengan lokasi yang strategis
maka diharapkan akan terjadi transaksi jual beli yang lebih banyak
pada shift pagi.
42
b. Modal Kerja
Modal awal perusahaan berasal dari pemilik usaha. Untuk
mengembangkan usahanya, setiap tahun perusahaan berusaha
menambah modalnya dengan meminjam pada sektor perbankan. Mitra
kerja yang selama ini membantu perusahaan dalam menguatkan modal
adalah Bank Muamalat (BMT). Dengan penambahan modal dari
kredit dan keuntungan yang diperoleh maka modal kerja perusahaan
terpenuhi sehingga perusahaan dapat menjalankan usaha dengan baik.
c. Jenis Usaha
Di awal berdiri, pemilik usaha hanya menjalankan usaha wartel.
Karena masih terbukanya peluang dalambidang telekomunikasi seluler
maka menjual kartu GSM menjadi pilihan tepat dan menarik. Dengan
berjalannya waktu, permintaan konsumen akan kebutuhan daan
pelayanan purna jual ponsel meningkat sehingga bidang usaha yang
dikelola diperluas dengan penjualan ponsel merek tertentu termasuk
Nokia dengan jumlah yang terus bertambah, servis ponsel dan
pengadaan atau jual beli aksesoris ponsel seperti charger, casing,
baterai dan lain-lain.
Di tahun 2006, selain usaha telekomunikasi yang tetap dijalankan
perusahaan, baik itu wartel dan seluler, juga ditambah dengan usaha
fotocopy dan penjualan aksesoris seperti perhiasan imitasi dan boneka.
Hal tersebut tidak terlepas dari karakter seorang wirausahawan yaitu
berani mengasumsikan dan mengambil resiko. Wirausahawan adalah
43
orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola dan
mengukur resiko suatu usaha bisnis. Wirausahawan juga harus mampu
memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat
dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan
memanfaatkan upaya, waktu, biaya atau kecakapan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan.
2.1.2. Lokasi Counter Jambe Sell
Lokasi penting bagi perusahaan karena akan mempengaruhi
kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan
hidup perusahaan tesebut. Counter Jambe Sell yang terletak di Jalan Sultan
Hadiwijaya No 3 Demak mempunyai letak yang strategis karena :
1. Counter Jambe Sell dekat dengan instansi pemerintah yaitu kantor
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Demak, kantor BKKBN.
2. Counter Jambe Sell dekat dengan tempat pendidikan yaitu SMA
Negeri 1 Demak dan Unirversitas Sultan Fatah (Unisfat) Demak.
3. Counter Jambe Sell dekat dengan pemukiman yaitu dekat dengan
perumahan Wijaya Kusuma I dan II.
4. Counter Jambe Sell dekat dengan fasilitas publik yaitu Stadion
Pancasila Demak, Gedung Olah Raga (GOR) dan taman bermain.
5. Counter Jambe Sell dekat dengan jalan raya yang menghubungkan
Demak dengan Semarang yang merupakan kota besar terdekat.
Adapun denah lokasi Counter Jambe Sell dapat dilihat pada gambar
berikut.
44
45
2.1.3. Jenis Produk Yang Dijual Counter Jambe Sell
Usaha pertama yang dijalankan oleh pemilik Counter Jambe Sell
adalah usaha wartel dan terus berkembang hingga menyediakan fotocopy,
akan tetapi usaha inti dari Counter Jambe Sell adalah dalam bidang
telekomunikasi seluler yaitu mencoba memenuhi kebutuhan dan keinginan
pengguna ponsel diantaranya adalah jual beli ponsel beserta aksesorisnya.
Adapun berbagai jenis ponsel yang disediakan oleh Counter Jambe Sell
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2
Ponsel Yang Dijual Di Counter Jambe Sell Demak
Merek Ponsel Tipe Ponsel
Nokia 1112, 3530, 6510, 2600, 1108, 3200, 6220, 1600,
1100, 3660, 2650, 2610, 6230, 6600, 7610, 3230,
6101, 9210i, 7260, 6225, 3125
Sony Ericson Z550i, Z520i, K608, K600i, Z300i, K310, K700i,
S700i, J100i, J200i, J300i, J220i, T300, T230,
K500i, J230i
Samsung E770, E360, X640, X620, E310, X700, X600,
E800, E700, SGH-X210, C230, Frensip
Siemens CX75, SX1, A70, A75, A65, A55
LG KG320, B2100, B2150
Motorola V3, C168, C650, C139, E398
Lain-lain Philips 355 Sanex SC5110 Sanex SC7210
Sumber : data primer yang diolah, 2007.
Selain ponsel, juga dijual kartu perdana dan voucher isi ulang GSM
maupun CDMA (Simpati, Mentari, XL, 3, Flexi, Fren, As, IM3), charger,
casing, kartu memori, baterai untuk masing-masing ponsel.
46
2.2. Identifikasi responden
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli
ponsel Nokia di Counter Jambe Sell Demak. Identifikasi responden adalah
meliputi : nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan
terakhir, pekerjaan dan pendapatan per bulan.
2.2.1. Jenis Kelamin Responden
Dalam penelitian ini, jenis kelamin responden dikelompokkan
dalam dua kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan.
Tabel 2.3
Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 54 54
2. Perempuan 46 46
Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2007.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 100 orang
responden dalam penelitian ini, jumlah jenis kelamin laki-laki dan
perempuan tidak jauh beda perbandingannya, yaitu sebanyak 54%
dibanding perempuan yang jumlahnya 46%. Hal ini memberikan indikasi
bahwa yang menjadi konsumen Nokia tidak membedakan jenis kelamin.
Sehingga disini dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak
mempengaruhi seseorang untuk memutuskan memiliki ponsel Nokia.
2.2.2. Umur Responden
Umur merupakan kecenderungan seseorang dalam berpikir dan
membentuk kedewasaan. Umur juga mempengaruhi kematangan
47
pemikiran seseorang dalam memilih atau menentukan sesuatu pilihan.
Data mengenai umur responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.4
Kelompok Usia Responden
No. Kelompok Usia (tahun) Jumlah Persentase
1. 21 th 14 14
2. 22 – 27 th 17 17
3. 28 - 33 th 22 22
4. 34 - 40 th 28 28
5. 41 - 47 th 13 13
6. > 47 th 6 6
Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2007.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 5% responden
berada pada umur > 47 tahun dan 67% berusia 22 – 40 tahun. Ini
menunjukkan bahwa sebagian besar para responden masuk dalam
kelompok usia produktif.
2.2.3. Status Perkawinan Responden
Status perkawinan seseorang mempengaruhi pola pembelian dan
penggunaan suatu produk/jasa. Seseorang yang telah memiliki keluarga
akan mempunyai jumlah pengeluaran yang lebih banyak dari pada yang
belum menikah. Status perkawinan responden dapat dilihat dalam tabel
berikut.
48
Tabel 2.5
Status Perkawinan Responden
No. Kategori Jawaban Jumlah Persentase
1. Belum Menikah 39 39
2. Menikah 53 53
3. Janda/duda 8 8
Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2007.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 53 % responden
telah menikah, sedangkan yang belum menikah sebesar 39%. Untuk
responden yang berstatus janda/duda sebesar 8%. Dari data diatas dapat
dilihat bahwa responden yang paling banyak melakukan pembelian ponsel
Nokia adalah mereka yang telah berkeluarga dengan anggapan bahwa
berkeluarga pasti telah memiliki pendapatan sendiri.
2.2.4. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
pola pikir seseorang saat membeli suatu produk. Adapun data mengenai
tingkat pendidikan responden adalah sebagai berikut.
49
Tabel 2.6
Tingkat Pendidikan Responden
No. Kategori Jawaban Jumlah Persentase
1. SD - -2. SLTP 9 9
3. SLTA 46 46
4. Diploma/Akademi 11 11
5. Sarjana S1 32 32
6. Pasca Sarjana 2 2Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2007.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berpendidikan SLTA sebanyak 46%, sarjana S1 sebanyak 32% dan yang
terkecil adalah 2% responden berpendidikan Pasca Sarjana. Hal ini
menandakan responden mempunyai pengetahuan dan pendidikan yang
cukup untuk memilih suatu produk yang lebih baik.
2.2.5. Jenis Pekerjaan Responden
Pekerjaan merupakan suatu profesi yang menjadi penunjang hidup
seseorang. Pekerjaan responden berkaitan dengan tingkat pendidikan yang
telah ditempuh dan jumlah pendapatan yang diperoleh. Berikut ini
disajikan data mengenai pekerjaan responden.
50
Tabel 2.7
Pekerjaan Responden
No. Kategori Jawaban Jumlah Persentase
1. Pelajar/Mahasiswa 12 12
2. Pegawai Swasta 21 21
3. Wiraswasta 23 23
4. PNS 31 31
5. TNI/POLRI 4 4
6. Lainnya 9 9Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2007.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki pekerjaan sebagai PNS yaitu sebanyak 31%, wiraswasta
sebanyak 21%, pegawai swasta sebanyak 21%, dan berprofesi lain-lain,
yaitu ibu rumah tangga dan pensiunan sebanyak 9%. Sedangkan responden
yang memilki pekerjaan TNI/POLRI sebanyak 4%.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa responden sebagian
besar bekerja PNS hal ini dikarenakan penghasilan yang diperoleh dari
profesi ini tidak berubah setiap bulannya dibandingkan dengan kategori
profesi lainnya sehingga kemampuan untuk membeli ponsel lebih tinggi.
2.2.6. Pendapatan Perbulan Responden
Tingkat pendapatan responden akan berpengaruh terhadap gaya
hidup dan daya beli mereka terhadap suatu produk/jasa tertentu. Data
mengenai tingkat pendapatan perbulan responden dapat ditunjukkan dalam
tabel berikut.
51
Tabel 2.8
Pendapatan Perbulan Responden
No. Kategori Jawaban Jumlah Persentase
1. Rp 500.000,00 23 23
2. > Rp. 500.000,00 - Rp. 1.000.000,00 38 38
3. > Rp. 1.000.000,00 - Rp. 2.000.000,00 28 28
4. > Rp. 2.000.000,00 11 11
Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2007.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden sebanyak 66% responden memiliki penghasilan perbulan
> Rp. 500.000,00 – Rp. 2.000.000,00 dan 23% responden memiliki
penghasilan Rp 500.000,00 serta 11% responden yang memiliki
penghasilan perbulan sebesar > Rp. 2.000.000,00. Responden yang
memiliki penghasilan > Rp. 2.000.000,00 terdiri dari responden yang
memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 5 responden, PNS
sebanyak 4 responden dan pegawai swasta sebanyak 2 responden.
Untuk lebih mengetahui hubungan antara pendapatan
responden perbulan dengan jumlah rupiah yang dikeluarkan / nilai
pembelian maka disajikan tabel silang sebagai berikut.
52
Tabel 2.9
Tabel Silang Pendapatan Perbulan Responden Dengan
Jumlah Rupiah Yang Dikeluarkan / Nilai Pembelian
Jmlh Rph Yg Dikeluarkan / Nilai Pmbln
Pendapatan PerbulanResponden
< Rp.
500.000,00
Rp.
500.000,00
- Rp.
999.000,00
Rp.
1.000.000,00
- Rp.
1.499.000,00
Rp.
1.500.000,
00
Total
Rp 500.000,00 8 14 1 - 23
> Rp. 500.000,00 –
Rp. 1.000.000,00- 12 21 5 38
> Rp. 1.000.000,00 –
Rp. 2.000.000,00- 2 15 11 28
> Rp. 2.000.000,00 - - 3 8 11
Total 8 28 40 24 100
Sumber : Data Primer yang diolah, 2007.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 23 responden
berpendapatan perbulan Rp 500.000,00 melakukan pembelian
ponsel < Rp. 500.000,00 sebanyak 8 responden, melakukan
pembelian ponsel Rp. 500.000,00 - Rp. 999.000,00 sebanyak 14
responden dan yang melakukan pembelian ponsel Rp. 1.000.000,00 -
Rp. 1.499.000,00 sebanyak 1 responden.
Responden berpendapatan perbulan > Rp. 500.000,00 - Rp.
1.000.000,00 sejumlah 38 responden terdiri dari 12 responden yang
melakukan pembelian ponsel Rp. 500.000,00 - Rp. 999.000,00; 21
responden melakukan pembelian ponsel Rp. 1.000.000,00 - Rp.
1.499.000,00 dan sebanyak 5 responden melakukan pembelian
ponsel Rp. 1.500.000,00.
53
Responden berpendapatan perbulan > Rp. 1.000.000,00 - Rp.
2.000.000,00 sejumlah 28 responden terdiri dari 2 responden yang
melakukan pembelian ponsel Rp. 500.000,00 - Rp. 999.000,00; 15
responden melakukan pembelian ponsel Rp. 1.000.000,00 - Rp.
1.499.000,00 dan sebanyak 11 responden melakukan pembelian
ponsel Rp. 1.500.000,00.
Responden berpendapatan perbulan > 2.000.000,00 sejumlah
11 responden terdiri dari 3 responden yang melakukan pembelian
ponsel Rp. 1.000.000,00 - Rp. 1.499.000,00 dan sebanyak 8
responden melakukan pembelian ponsel Rp. 1.500.000,00.
Pada tabel silang diatas terdapat responden yang melakukan
pembelian ponsel Nokia diatas pendapatan perbulan responden.
Responden tersebut adalah 14 responden berpendapatan perbulan
Rp 500.000,00 dengan nilai pembelian Rp. 500.000,00 - Rp.
999.000,00; 1 responden berpendapatan perbulan Rp 500.000,00
dengan nilai pembelian Rp. 1.000.000,00 - Rp. 1.499.000,00 serta 5
responden berpendapatan perbulan > Rp. 500.000,00 - Rp.
1.000.000,00 dengan nilai pembelian Rp. 1.500.000,00.
Responden yang melakukan pembelian ponsel Nokia diatas
pendapatan perbulan tersebut telah memilki kekayaan sehingga dapat
melakukan pembelian diatas pendapatan perbulan mereka. Hal ini
sesuai dengan pendapat T. Gilarso (2007:112) yang menyatakan
bahwa faktor ekonomi yang turut mempengaruhi perilaku konsumen
54
– selain faktor individual, sosial dan kebudayaan – terdiri dari harga
barang, pendapatan konsumen dan adanya barang substitusi, serta
beberapa hal lain yang ikut berpengaruh terhadap permintaan
seseorang atau keluarga, yaitu :
- lingkungan fisik (panas, dingin, basah, kering dan sebagainya).
- kekayaan yang sudah dimilki.
- pandangan atau harapan mengenai penghasilan dimasa yang
akan datang.
- besarnya keluarga (keluarga inti program KB).
- tersedia tidaknya kredit murah untuk konsumsi (koperasi, bank).
Frekuensi pembelian yang jarang dilakukan oleh responden
dapat diartikan bahwa nilai pembelian responden tidak relevan
apabila hanya dikaitkan dengan penghasilan perbulan responden
karena ada sejumlah faktor yang turut mempengaruhi daya beli
konsumen seperti kekayaan yang sudah dimilki (tabungan) dan
penghasilan tidak tetap responden yaitu gaji ke-13, komisi serta
bonus.
55