Upload
ngokhanh
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teknologi Pertanian
Dalam Perkembangan kebudayaan manusia, dari masa prasejarah sampai
era manusia modern, mengalami beberapa tahapan peradaban. Pada awal
peradaban kuno, manusia berkelompok dan hidup dengan cara berpindah-pindah
(nomaden) dari satu tempat ke tempat lain. Kebutuhan makanan dipenuhi dengan
cara mengumpulkan buah-buahan, biji-bijian, atau hasil pertanian lain yang dapat
dimakan, atau menangkap hewan. Pada era kebudayaan berpindah dan berburu
ini, kelompok atau suku manusia telah mengenal apa yang kita kenal sekarang
sebagai teknologi cara membuat senjata dari batu, masa kebudayaan itu dikenal
sebagai zaman batu kuno (paleotikum).
Peralihan dari zaman batu kuno ke zaman batu baru (neolitikum) dimulai
dengan semakin bertambahnya anggota keluarga kelompok tersebut sehingga
kehidupan berpindah sangat merepotkan. Selain itu, daya dukung lingkungannya
semakin tidak mencukupi dan tidak dapat memberikan hasil alam untuk bahan
makanan. Menurut naskah kuno, terungkap bahwa sekitar 10.000-8.000 tahun
SM masyarakat di daratan Cina, yang berdiam di lembah Sungai Kuning, mulai
mengenal cara bercocok tanam juwawut dengan mengolah tanah menggunakan
alat pengolah tanah berupa sebilah kayu yang ditajamkan dan ditempelkan ada
suatu tongkat. Kebudayaan itu diduga sebagai awal dikenalkannya kegiatan
pertanian, dalam arti bercocok tanam, sekaligus enggunaan teknologi pertanian
berupa pembuatan alat pengolahan tanah. Pada era yang lebih muda, sekitar
6.000-4.000 tahun SM masa keemasan terjadi pada kehidupan masyarakat
Babilonia, di lembah sungan Eufrat dan Tigris dengan kebudayaan bertani dan
beternak. Teknologi pertanian dikenalkan dengan menciptakan shadoof, jentera
terbuat dari kayu untuk menaikkan air (Nasoetion, 2003).
6
Perkembangan pertanian juga diiringi dengan perkembangan teknologi
awal untuk membantu kegiatan tersebut seperti alat pengolah tanah, jentera
penarik air, dan alat pemanen. Periode ini sejalan dengan zaman Logam, dimana
teknik peleburan tembaga dan emas telah dikenal di Timur Tengah pada 5000
SM. Penemuan perak di kawasan Timur Tengah dan juga di daratan Cina dan
Thailand merupakan tonggak zaman Perak. Demikian pula teknologi bangunan
dilakukan dalam pembuatan rumah dengan bata atau batu, baik untuk kediaman
atau untuk upacara agama seperti piramida dan candi, atau tempat penyimpanan
hasil panen pertanian.
Secara lengkap dari aspek ranah keilmuan, teknologi pertanian dapat
diuraikan sebagai suatu penerapan prinsip-prinsip matematika dan sains alam
dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan
sumberdaya alam untuk kepentingan kesejahteraan manusia.
Soeprodjo (1994) waktu itu Sekretaris Konsorsium Ilmu Pertanian, Dikti,
Depdikbud memberikan definisi dari pendekatan falsafah teknologi pertanian
sebagai ilmu pengetahuan praktik-empirik yang bersifat pragmatik finalistik,
dilandasi pahan mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada obyek formal
kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan lingkungan,
sistem produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi.
Pertanian sebagai suatu subsistem dalam kehidupan manusia bertujuan
untuk menghasilkan bahan nabati dan hewani termasuk biota akuatik (perairan)
dengan penggunaan sumberdaya alam dan perairan secara efektif dan efisien
dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia dan kelestarian daya
dukung lingkungan. Obyek formal dari ilmu pertanian budidaya reproduksi
dalam focus 1) budidaya; 2) pemeliharaan; 3)pemungutan hasil dari fauna dan
flora; 4) peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh; 5) penanganan,
pengolahan, dan pengamanan hasil; serta 6) pemasaran hasil. Oleh karena itu,
secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik
pada cakupan obyek formal, dari budidaya sampai pemasaran. Berdasarkan pada
7
obyek formal pertanian tersebut, dapat disusun pemilahan teknologi pertanian,
baik secara epistemologis ataupun penerapan (aksiologis).
Berdasarkan pendekatan tersebut maka pemilahan dapat mencakup
teknologi pertanian yang aksiologisnya pada kegiatan penyiapan sumberdaya
(lahan untuk penanaman, kolam), budidaya, pemeliharaan sampai pemanenan,
Pilahan kedua, berfokus pada teknologi untuk penanganan, pengolahan, dan
pengamanan hasil. Kelompok ketiga merupakan teknologi untuk kegiatan
transportasi dan pemasaran hasil pertanian.
II.2 Teknik Pertanian
Pada pilihan pertama, masuk teknik pertanian, yang merupakan
pemahaman baru aspek teknik tentang bagaimana dan mengapa cara bekerjanya
berikut penjelasan secara ilmiah tentang manipulasi budidaya reproduksi
pertanian (sumberdaya hayati dan biofisik lingkungan). Terminologi teknik
pertanian sebagai padanan agricultural engineering dikenalkan di Indonesia pada
paruh 1990-an, bersamaan dengan pengenalan dan penggunaan traktor untuk
program intensifikasi pertanian. Soeprodjo (1994) membuat rumusan keilmuan
mengenai teknik pertanian sebagai berikut; ilmu praktik-empirik yang bersifat
pragmatik finalistik yang dilandasi faham mekanistik vitalistik dalam penerapan
produksi dan pemanfaatan biomassa dengan menekankan pada obyek formal
kerekayasaan dalam pengadaan peralatan, bangunan pengendalian lingkungan dan
sistem produksi.
Bidang cakupan teknik pertanian antara lain sebagai berikut,
• Alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari dan bergiat
dalam penggunaan,pemeliharaan, dan pengembangan alat dan
mesin budidaya pertanian.
8
• Teknik tanah dan air, menelaah persoalan yang berhubungan
dengan irigasi, pengawetan dan pelestarian sumber tanah dan
sumberdaya air.
• Energi dan elektrifikasi pertanian, mencakup prinsip-prinsip
teknologi energi dan daya seta penerapannya untuk kegiatan
pertanian.
• Lingkungan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang
berkaitan dengan perancangan dan konstruksi bangunan khusus
untuk keperluan pertanian, termasuk unit penyimpanan tanaman
dan peralatan, pusat pengolahan dan sistem pengendalian iklim
serta sesuai keadaan lingkungan.
Teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk
menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan
pangan atau penggunaan lain.
Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan imbas pada
bidang teknik pertanian, dengan berkemabangnya ranah sistem dan manajemen
mekanisasi pertanian, yang merupakan penerapan manajemen dan analisis sistem
untuk penerapan mekanisasi pertanian.
Penerapan ilmu sistem secara lebih khusus sangat menopang
perkembangan teknologi pertanian sebagai kegiatan industri, dalam
cabang/subspecies atau bahkan hibrida ilmu teknik sistem industri (industrial
system engineering), yang dikemudian hari menjadi landasan teknologi industri
pertanian (Mangunwidjaja, 1998).
Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan
dengan ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan otot lewat sistem control,
sisem pakar, kecerdasan buatan (AI, artificial intelegency) berupa penerapan robot
pada sistem pertanian, menjadikan teknik pertanian berkembang menjadi sistem
teknik pertanian (agricultural systems engineering) dengan beberapa cabang
antara lain precission farming. Obyek formalnya sendiri yang berupa kegiatan
9
reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik, didekati lebih luas sebagai sistem
hayati/biologis (biological systems) dengan orientasi pemecahan masalah
pertanian secara holistik dan kompleks dengan pendekatan bersistem. Dalam
pendekatan ini sumberdaya hayati berupa mikroba (mikroorganisme) ikut
dijadikan obyek formal dalam produksi dan peningkatan biomassa. Di beberapa
perguruan tinggi di Amerika Serikat dan Jepang, program-program studi atau
departemen yang dulu bernama Teknik Pertanian kini berganti baju dengan nama
Teknik Sistem Biologis (Biological System Engineering).
II.3 Alat dan Mesin Pertanian
Alat dan mesin pertanian atau yang biasanya disingkat dengan Alsintan
merupakan alat-alat yang digunakan dalam bidang pertanian untuk melancarkan
dan mempermudah petani dalam mengolah lahan dan hasil-hasil pertanian Alat
dan mesin pertanian sangat lah berperan penting dalam berbagai kegiatan
pertanian diantaranya adalah menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan
tenaga kerja Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun,
meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat
meningkat, meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses
dan hasil dapat diandalkan serta mutu terjamin, meningkatkan kenyamanan dan
keamanan sehingga menambah produktivitas kerja, mengerjakan tugas khusus
atau sulit dikerjakan oleh manusia dan memberikan peran dalam pertumbuhan di
sektor non pertanian (Anonim, 2011)
Alat dan mesin pertanian digolongkan menjadi dua yakni alat dan mesin
budidaya pertanian serta alat dan mesin pengolahan hasil pertanian. Alat dan
mesin budidaya pertanian digunakan pada saat pra panen yakni pada saat
pengolahan tanah, penanaman bibit jagung dan pemberantasan hama dan
penyakit tananaman. Alat yang dapat digunkan misalnya traktor, alat penananam
biji-bijian, alat penyemprot hama, dan lain sebagainya.sedangkan alat pengolahan
hasil pertanian digunakan pada musim pasca panen yakni pada saat hasil-hasil
pertanian yang sudah matang perlu untuk diolah lagi apakah proses
10
penyimpanannya, pengeringannya atau proses peningkatan cita rasanya. Alat-alat
yang dapat digunakan misalnya alat pengering, alat pencacah, dan lain
sebagainya.
Untuk merawat dan memelihara alat dan mesin pertanian ini dengan
biasanya dibangunkan bengkel pertanian yang khusus untuk merawat dan
memelihara alat dan mesin pertanian agar apt digunakan dengan baik dan dalam
jangka waktu yang cukup lama. Alat dan mesin pertanian sangat perlu perawatan
dan pemeliharaan khususnya dalam penggunaannya perlu diefisienkan agar alat
dan mesin tersebut tidak mengalami kerusakan dan kendala pada saat akan
digunakan dilapangan (Anne, 2012).
II.4 Penggolongan Alat dan Mesin Pertanian
1. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian
• Traktor tangan
Traktor tangan merupakan salah satu mesin pengolah tanah yang kini
mulai banyak digunakan petani dalam mengolah tanah. Sebagai mesin pengolan
tanah traktor haruslah dilengkapi dengan peralatan pengolah tanahnya, seperti
bajak, garu, ataupun bajak rotari. Untuk mengenal traktor sebagai mesin pengolah
tanah, maka perlu dipahami prinsip kerja serta persyaratan kondisi kerja,
perlengkapan, serta kegunaannya (Gunawan, 2001).
Gambar 2.1 Traktor Tangan
11
Prinsip kerja traktor tangan adalah mesin pengolah tanah dengan
menggunakan tenaga penggerak motor bakar yang pada umumnya motor diesel.
Sebagai mesin pengolah tanah, traktor digunakan untuk menarik peralatan
pengolahan tanah, seperti bajak piring, garu piring, dan lain-lain. Traktor roda
empat yang dirangkai dengan peralatan pengolah tanah perlu diatur atau disetel
posisi peralatannya agar dapat difungsikan dengan baik. Pengaturan tersebut
dilakukan dengan mamanjangkan atau memendekkan pada ikatan sambungan
peralatan atau pada “tiga titik penyambungan”. Kegunaan traktor tangan di bidang
pertanian adalah Untuk menarik peralatan pengolah tanah seperti bajak singkal,
bajak rotari, dan garu, juga alat transportasi seperti gerobak Untuk menggerakkan
peralatan stasioner, seperti generator listrik, mesin pompa air, mesin penggilingan
gabah, dan lain-lain (Gunawan, 2001).
• Traktor Roda Empat
Traktor roda empat adalah salah satu alat pengolah tanah jika dilengkapi
dengan peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring, garu piring,
dan lain-lain. Secara umum traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga
penggerak dari motor diesel dengan didukung empat buah roda. Traktor ini
dirancang untuk bekerja di lahan kering, bukan untuk lahan sawah. Berdasarkan
ukurannya dibedakan menjadi traktor mini, menengah, dan traktor besar
(Gunawan, 2001).
Gambar 2.2 Traktor Roda Empat
12
Prinsip Kerja Alat ini adlah Traktor roda empat dioperasikan oleh operator
yang duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Peralatan pengolah
tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor melalui perangkat yang
disebut three hitch point atau penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang
garpu kiri dan kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada dibagian atas sistem
penyambungan titik tiga, disebut top link (tuas penyambung bagian atas). Dengan
menggunakan sistem penyambungan ini pengaturan posisi peralatan (bajak, dan
lain-lain.) yang diinginkan dapat diatur dengan memanjangkan atau
memendekkan tuas penyambung atas. Selanjutnya untuk mengamankan agar
traktor tidak terangkat pada saat dioperasikan untuk pengolahan tanah, maka
traktor perlu disetimbangkan dengan memasang beban tambahan pada bagian
depan traktor. Dengan melakukan persiapan seperti ini, maka traktor telah siap
dioperasikan untuk pengolahan tanah (Gunawan, 2001).
• Mesin penyemprot
Pestisida yang dipakai dalam budidaya tanaman umumnya berbentuk
cairan dan ada pula yang berbentuk tepung, digunakan untuk mengendalikan
gulma, hama dan penyakit tanaman. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair
digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida
berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster. Dalam penggunaannya
sehari-hari petani sering menemukan masalah seperti teknik pemakaian, serta
perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukan
tingkat efisisnsi dan efektivitas dalam penggunaannya. Berdasarkan tenaga yang
digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan
tenaga tangan, dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. Salah satu jenis
alat penyemprot yang ada adalah alat penyemprot dengan tekanan udara tinggi
atau sering pula disebut penyemprot gendong,karena dalam pengoperasiannya alat
ini digendong oleh operatornya. Prinsip kerja alat penyemprot adalah memecah
cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan
ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke
seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus,
13
biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan
menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki
dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir
melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan
mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan
pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus (Gunawan, 2001).
Gambar 2.3 alat penyemprot pestisida
2.Alat dan Mesin Pengolahan Hasil Pertanian
• Mesin Pengering
Mesin pengering merupakan salah satu mesin penanganan pasca panen
hasil pertanian. Timbulnya kerusakan pada bahan hasil pertanian karena masih
tingginya kadar air bahan, sehingga belum memadai untuk disimpan. Untuk
mengkondisikan bahan agar aman untuk disimpan adalah dengan perlakuan
pengeringan. Ditinjau dari kondisi bahannya selama berada di dalam mesin
pengering, maka mesin pengering dibedakan menjadi mesin pengering tipe bak
(batch), dimana bahan yang dikeringkan berada dalam keadaan diam teronggok
selama pengeringan berlangsung. Tipe yang lain adalah mesin pengering tipe
kontinyu, dimana bahan yang dikeringkan mengalir secara kontinyu selama proses
pengeringan berlangsung. Berdasarkan parameter pengeringan yang lain, mesin
14
pengeringan dapat dibedakan menjadi beberapa tipe mesin pengering yang
lainnya. Namun demikian pada modul ini hanya akan dibahas tentang mesin
pengering tipe bak (batch) (Gunawan, 2001).
Gambar 2.4 alat pengering sederhana
Prinsip kerja mesin pengering tipe bak adalah bahan yang disimpan di
dalam bak pengering akan mendapat aliran udara panas yang dihasilkan oleh
kipas peniup dan tungku pemanas yang ditempatkan di dalam saluran udara
(duckting). Aliran udara panas ini akan menembus celah diantara butiran bahan,
sehingga terjadi proses perpindahan kalor dari udara pengering kepermukaan
bahan. Dampak dari proses pemanasan ini mengakibatkan kandungan air di dalam
bahan akan menguap ke luar dari dalam bahan ke udara sekelilingnya. Proses dan
kejadian keluarnya uap air dari dalam bahan inilah yang dimaksud dengan proses
pengeringan.
Uap air hasil pengeringan dari bahan yang dikeringkan akan
meningkatkan kelembaban nisbi udara disekeliling bahan. Karena proses
pengeringan dengan tipe bak ini berhubungan langsung dengan udara sekeliling,
15
maka penambahan uap air ke udara sekeliling tidak akan menaikkan nilai
kelembaban nisbi udara di atas tumpukan bahan yang dikeringkan (Gunawan,
2001).
II.5 Alat Tanam Padi
Jenis alat/mesin penanam dapat digolongkan menjadi 3 golongan
berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu:
1. Alat penanam dengan sumber tenaga manusia
Alat penanam dengan sumber tenaga manusia dapat pula digolongkan
menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Alat penanam tradisional
Alat penanam tradisional yang umum digunakan adalah alat yang disebut
tugal. Tugal merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan
tangan dan cocok untuk menanam benih dengan jarak tanam lebar.
Gambar 2.5 alat tanam tugal
Tugal bentuknya bermacam-macam sesuai dengan modifikasi
suatu daerah atau negara. Bentuk tugal di Indonesia merupakan bentuk tugal yang
paling sederhana, karena pada tugal tersebut tidak terdapat bentuk mekanisme
16
pengeluaran benih. Disini benih dimasukkan kedalam tanah secara terpisah,
artinya memerlukan bantuan orang lagi.
b. Alat penanam semi mekanis
Bentuk dan macam alat penanam semimekanis ini juga bermacam-
macam sekali. Alat-alat penanam ini cocok digunakan, baik pada tanah-tanah
ringan maupun berat serta cocok untuk benihbenih berukuran besar dan kecil.
Gambar 2.6 alat tanam semi mekanis
17
2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan
Alat penanam dengan sumber tenaga hewan juga banyak sekali
macamnya, tergantung modifikasi suatu daerah serta jenis benih yang akan
ditanam.
3. Alat penanaman berdasarkan sumber tenaga traktor
Berdasarkan cara penanaman, maka alat penanaman dengan
sumber tenaga dari traktor dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Alat penanaman sistem baris lebar
Alat baris penanaman sistem baris lebar ini telah dirancang untuk
menempatkan benihbenih dalam tanah dengan jarak baris tanam satu dengan yang
lain cukup lebar, sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan
meningkatkan efisiensi pemanenan.Alat penanam seperti ini banyak digunakan
untuk tanaman seperti : jagung, kapas, sorgum, serta kacangkacangan.
Berdasarkan cara penempatan benih dalam tanah, maka alat penanam
sistem baris lebar dapat dibagi 3 tipe yaitu : drill, hilldrop dan checkrow.
Sedangkan untuk penempatan alat pananam pada traktor dapat dibagi 2 golongan,
yaitu : trailing dan mounted.
b. Alat penanam sistem baris sempit
Alat penanam tipe ini adalah dirancang khusus untuk menanam
benih-benih kecil atau rumput-rumputan dalam baris dan alur yang sempit serta
kedalaman yang seragam.Karena inilah, maka pengoperasian alat-alat mekanis
dalam baris kecil sekali kemungkinannya. Alat penanam sistem baris yang sempit
ada yang mempunyai corong pemasukan yang hanya untuk benih saja dan adapula
yang mempunyai corong yang cukup luas namun terbagi menjadi dua bagian, satu
bagian menjadi tempat benih dan bagian lain menjadi tempat pupuk. Bagian-
bagian utama dari alat penanam sistem baris sempit ini adalah :
1. Kerangka
18
2. Roda-roda
3. Kotak benih dan pupuk
4. Pengatur pengeluaran benih
5. Saluran benih
6 Pembuka alur
7. Pengatur kedalaman
8. Penutup dan penekan alur
c. Alat penanam sistem sebar
Penanaman sistem sebar merupakan cara penanaman yang paling
lama dan sederhana. Penebaran benih dengan mengunakan mesin lebih teliti dan
cepat bila dibandingkan penebaran dengan tangan. Penanaman sistem sebar ini
memerlukan adanya pembuka alur, maka dari itu harus disiapkan dengan
pengolahan tanah yang menggunakan peralatan seperti garu piring. Dan juga
sistem ini tidak memerlukan penutupan. Penutupan kemudian dapat dilakukan
dengan garu paku atau yang lainnya.
Alat penanaman sistem sebar terdapat 3 sistem alat, yaitu :
1. Tipe sentrifugal atau endgate
2. Tipe pesawat terbang
3. Penebar rumputrumputan
4. Alat penanam berdasarkan bahan tanaman yang ditanam
Alat penanaman dengan sumber bahan tanam yang digunakan
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
19
a. Transplanter
Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah,
kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam. Pada penanaman padi,
dapat dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang
pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed
root seedling). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus
mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional
sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit
cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua
adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak
khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit.
Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit
dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. Bila dilhat
dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin
tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang
digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau
engine sendiri.
Gambar 2.7 mesin tanam padi model transplanter
20
Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi
yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai
dengan papan pengapung.
Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan sawah harus
datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus
sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan banyak
terjadi kegagalan penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama
untuk penyulaman secara manual.
b. Seeder
Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang
akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang
relatif tinggi. Sebagian besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah.
Bila benih dengan menggunakan alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan
mempengaruhi penempatan benih di dalam tanam, yaitu berpengaruh pada
kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang dalam baris, dan
jarak antar baris. Di samping itu ada kemungkinan kerusakan benih dalam proses
aliran benih dalam alat tanam. Benih tanaman yang berupa biji-bijian ada
bermacam-macam, seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacang hijau,dll, yang
masingmasing memiki bentuk, ukuran, kekuatan agronomis yang berbedabeda.
Untuk itu diperlukan alat tanam yang memiliki kekuatan tanam yang berbeda
pula. Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat tanam, yaitu ukuran,
bentuk, keseragaman bentukdan ukuran, density per satuan volume, dan tekanan
terhadap tekanan dan gesekan. Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat
penanam (seeder) ini dapat digolongkan menjadi 5 macam diantaranya :
a) Broadcasting (benih disebar pada permukaan tanah)
b) Drill seedling (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada
kedalaman tertentu dalam alur sehingga diperoleh jalur tanaman tertentu).
21
c) Pesicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang
sama dengan alur)
d) Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan
interval yang hamper sama dengan alur)
e) Chezktow planting (benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga
diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang sama) Mesin atau peralatan yang
digunakan sebagai penanaman benih adalah sebagai berikut :
Gambar 2.8 Mesin tanam sebar (seeder)
1) Mesin tanam sebar (broadcast seeder)
Pada alat ini penjatahan benih dari hoper melalui satu lubang variabel
(variable orifice). Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut untuk
mencegah macet karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar
aliran benih dapat kontinyu. Kadang-kadang suatu roda bercoak (fluted wheel)
digunakan sebagai penjatah benih. Benih hasil penjatahan ini kemudian
dijatuhkan pada piringan yang berputar. Karena bentuk dari piringan ini, benih
tersebut akan dipercepat dan dilempar mendatar karena adanya gaya sentrifugal.
22
Lebar sebaran tergantung pada diameter piringan, bentuk penghalang, dan desitas
dari benih. Dua buah disk berputar dengan arah putaran yang berlawanan (counter
disk spinning) dapat dipergunakan agar jangkauan sebaran lebih lebar Laju benih
dikontrol dari ukuran bukaan, kecepatan maju traktor, lebar sebaran. Centrifugal
spreader merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat dipergunakan untuk
menyebar benih, pupuk, pestisida dan material lain yang berupa butiran. Setelah
operasi tanam sebar kemudian dilakukan operasi pengolahan tanah kedua untuk
menutup benih dengan tanah.
2) Mesin tanam acak dalam lajur (drill seeder)
Mesin tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada setiap
alur tanam, benih dijatah dari hoper oleh suatu silinder bercoak yang digerakkan
dengan roda tanah (ground wheel). Jumlah benih per satuan waktu atau laju benih
dikontrol melalui lebar bukaan yang dapat diatur. Benih tersebut melewati tabung
penyalur benih jatuh secara gravitasi ke lubang tanam yang dibuat oleh pembuka
alur, bisa berupa disk atau bentuk lain. Umumnya jarak antar benih berkisar antara
150 – 400 mm. Metoda penutupan benih dapat dilakukan dengan rantai tarik, yang
ditempatkan dibelakang pembuka alur (furrow opener). Setelah benih tertutup
tanah, maka tanah diatas dan disamping benih tersebut akan diperkeras
menggunakan roda tekan. Jenis-jenis pembuka alur dan roda tekan.
3) Mesin tanam presisi dalam lajur (precision seeder)
Mesin tanam presisi (memberikan penempatan yang tepat dari
setiap benih pada interval yang sama dalam setiap alur tanam. Jarak antar alur
tanam atau sering juga disebut jarak antar barisan, umumnya dibuat cukup lebar
untuk keperluan penyiangan. Mesin tanam presisi tersedia dalam
bermacammacam variasi. Dimana sumber tenaga tarik yang digunakan dapat
menggunakan orang, hewan, traktor roda2 maupun trator 4 roda. Secara umum
ada 4 bagian utama yang selalu ada dalam alat tanam presisi, yaitu 1) pembuka
alur (furrow opener) untuk mengontrol kedalaman tanam, 2) penjatah benih
(metering seed) untuk menjaga interval jarak benih dalam alur dapat seragam, 3)
23
penutup alur, untuk menutup alur tanam, dan 4) roda tekan (pressing wheel),
untuk memadatkan tanah disekitar benih agar kontak antara benih dan tanah
cukup baik.
II.6 Bagian-Bagian Alat Tanam
1. Alat penanam dengan sumber tenaga manusia
a. Alat penanam tradisional
Bagian-bagian utama dari tugal menurut fungsinya adalah sebagai
berikut :
• Tangkai pegangan
• Tempat atau kotak benih
• Saluran benih
• Pengatur pengeluaran benih
b. Alat penanam semi mekanis
Bagian-bagian utama dari alat penanam tipe ini adalah :
• Tangkai pendorong
• Roda depan
• Kotak benih
• Pengaturan pengeluaran benih
• Saluran benih
• Pembuka alur
• Penutup alur
24
• Roda belakang
2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan bagian-bagian alat
penanaman sederhana ini adalah :
• Batang tarik
• Batang pengendali
• Pembuka alur
• Corong benih
• Saluran benih
3. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor
a. Alat penanaman sistem baris lebar
• Pembuka alur
• Corong benih
b. Alat penanaman sistem baris sempit bagian-bagian utama dari alat
penanam sistem baris sempit ini adalah :
• Kerangka
• Rodaroda
• Kotak benih dan pupuk
• Pengatur pengeluaran benih
• Saluran benih
• Pembuka alur
• Pengatur kedalaman
• Penutup dan penekan alur
25
c. Alat penanaman sistem sebar
• Kerangka
• Rodaroda
• Kotak benih dan pupuk
• Pengatur pengeluaran benih
• Saluran benih
• Pembuka alur
• Pengatur kedalaman
II.7 Prinsip Kerja Alat Tanam
1. Alat penanam dengan sumber tenaga manusia
a. Alat penanam tradisional
Prinsip kerja tugal ini adalah jika ujung tugal ditancapkan atau
dimasukkan kedalam tanah, maka tekanan ini akan menyebabkan terbukanya
mekanisme pengatur pengeluaran benih sehingga dengan sendirinya benihbenih
akan jatuh kedalam tanah.
b. Alat penanam semimekanis
Tugal semi mekanis yang menggunakan pegas pada saat mata tugal
masuk kedalam tanah. Pengatur pengeluaran benih tertekan keatas oleh
permukaan tanah. Kemudian mendorong tangkai pegas, sehingga lubang benih
terbuka dan benih pun terjatuh ke bawah yang dibuat oleh mata tugal. Selanjutnya
pada saat tugal diangkat dari permukaan tanah, benih kembali pada posisi semula
karena kerja dari pegas, dan gerakan ini menutup lubang jatuhnya benih.
Mekanisme penjatuhan benih berlangsung dengan putaran roda dengan melalui
batang penghubung antara penutup/pembuka lubang jatuhnya benih dengan
lempengan pengungkit dipusat roda depan. Alat penanaman semimekanis jenis
26
lain adalah yang ditarik tenaga manusia, sebagai contoh alat penanaman pada
desain IRRI dengan jumlah jalur 6. Mekanisme penjatuhan padi dengan alat
tersebut juga menggunakan putaran roda dimana putaran ini memutar lempeng
penjatuh benih melalui sumbu selebar alat. Syarat-syarat penggunaan jenis alat ini
adalah keadaan tanah sawah harus ”macekmacek” dan benih gabahnya harus
direndam dulu selama 2 kali 24 jam.
2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan
Alat penanam tipe ini yang paling sederhana adalah tipe yang
hanya mempunyai satu atau dua buah jalur dengan pemasukan benih dilakukan
secara terpisah, artinya benih dijatuhkan oleh operator melalui corong pemasukan
terus melalui saluran benih yang kemudian sampai dan masuk kedalam tanah.
Alat penanaman dibuat dari logam kecuali corong pemasukan dan saluran benih.
Kedalaman dan jarak tanam dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
3. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor
a. Alat penanaman sistem baris lebar
Berdasarkan cara penempatan benih dalam tanah, maka alat
penanam sistem baris lebar dapat dibagi 3 tipe yaitu : drill, hilldrop dan checkrow.
Sedangkan untuk penempatan alat pananam pada traktor dapat dibagi 2 golongan,
yaitu : trailing dan mounted.
b. Alat penanaman sistem baris sempit
Penanaman sistem baris sempit ini hamper sama dengan system
baris lembar yang bebeda hanya pada jarak antar benih sempit.
c. Alat penanaman sistem sebar
Penanaman sistem sebar ini memerlukan adanya pembuka alur,
maka dari itu harus disiapkan dengan pengolahan tanah yang menggunakan
peralatan seperti garu piring. Dan juga sistem ini tidak memerlukan penutupan.
Penutupan kemudian dapat dilakukan dengan garu paku atau yang lainnya. Alat
27
penanaman sistem sebar terdapat 3 sistem alat, yaitu :tipe sentrifugal atau endgate,
tipe pesawat terbang dan penebar rumput rumputan.
II.8 Perkembangan Mekanisme Alat Tanam
Menurut mahes ( 2015) seorang mahasiswa dari India mengatakan
bahwa mekanisme gerak pada alat tanam padi sangat penting karena akan
berpengaruh kepada padi yang akan di tanam. apabila hasil gerakan atau
lintasannya salah maka padi yang akan ditanam tidak akan tertanam dengan baik.
Mahes ini menggunakan metode progam matlab untuk menentukan dimensi arm
picker plant. Kelebihan dari desaignya adalah :
• Desaignnya sederhana.
• Mudah pengoprasiannya.
• Tidak menggunakan mesin penggerak.
Sedangkan kekurangannya adalah:
• Rodah sebagai acuan gerakan tanam yang mudah slip di
atas lumpur.
• Mekanismenya rumit.
Menurut Priyabrata Pradhan (2010) juga seorang mahasiswa dari india
mengatakan bahwa untuk mekanisme gerakan alat tanam harus menggunakan
perhitungan yang sesuai dengan desain. Yaitu menggunakan metode 4 batang
hubung, yaitu metode yang digunakan untuk menghitung dimensi dari 4 buah
batang atau lebih yang bergerak dan ada sambungan gerakan batang satu dengan
batang lain.
Kelebihan dari desain nya adalah:
• Mekanisme sederhana.
• Mudah pengoprasiannya.
• Tidak menggunakan mesing sebagai penggeraknya.
28
Kekurangannya :
• Desainnya kurang menarik.
• Roda sebagai penggeraknya.
Oleh karena itu maka kami akan mengkombinasikan desain dari kedua
mahasiswa tersebut. desain yang kami buat sangat sederhana dan mekanisme nya
pun mudah seta tidak mengguakan roda sebagai penggerak arm picker plantnya.
II.8 Kinematika dan Dinamika
Pengertian kinematika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana gerak
dapat terjadi tanpa memperdulikan penyebab terjadinya gerak tersebut. Contoh
kinematika adalah penghitungan kecepatan jatuh sebuah benda tanpa
memperhitungkan perlambatan yang disebabkan oleh tekanan udara.
Pengertian dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak dengan
menganalisis seluruh penyebab yang menyebabkan terjadinya gerak tersebut.
Contoh dinamika adalah penghitungan jatuh sebuah benda yang memperhatikan
perlambatan yang disebabkan oleh tekanan udara. (Thomas Wallace Wright
(1896).
Mekanisme alat tanam padi model transplanter ini menggunakan metode
hubungan gerak linier yang dihubungkan dengan gerak putar pith tanam. Prinsip
kerjanya yaitu petani menarik poros engkol yang sudah di tentukan ketinggiannya
sesuai dengan gerak tangan dalam posisi berdiri. Poros engkol tersebut
dihubungkan dengan roda gigi sprocket dengan diameter tertentu. Roda gigi
tertebut di hubungkan dengan roda gigi yang akan menggerakan poros engkol
tananm menggunakan rantai ukuran standart. Kemudian roda gigi tanam akan
berputar dan menggerakkan poros yang juga akan memutar crank. Crank yang
berputar begitu rupa akan memutar dengan conectedroot dengan pola tertentu dan
ujung connectecroot tersebut akan bergerak mengambil bibit padi yang suda
tersusun rapi di bak penampung dan menanamnya ke dalam tanah dengan
29
kedalaman tertentu. Seiring dengan putaran yang kontinu maka gerakan
connectedroot akan terus menerut mengambil bibit kemudian menanamnya di
tanah dengan kecepatan yang di atur sesuai gerakan tangan penanam.
II.9 Macam Macam Gerak
Mekanisme adalah Suatu rangkaian batang penghubung ( linkage) dimana
jika salah satu batang ditahan tetap dan satu batang yang lain digerakkan, maka
gerakan batang yang lain dapat diperkirakan
Gambar 2.9 mekanisme 4 batang hubung
Gambar diatas adalah contoh mekanisme 4 batang hubung yang lintasanya
di sesuaikan dengan lintasan rancangan alat tanam padi. Dalam hal ini ada yang
perlu di perhatikan dalam mekanisme 4 batang hubung ini. Yaitu panjang batang-
batang hubung adalah di sesuaikan dengan grasof condition yaitu kondisi dimana
1 batang terpendek memutar 1 putaran penuh dan uang terpanjang Cuma memutar
setengah putaran saja.
30
Gambar 2.10 grasof condition
II.10 Gerakan Melingkar Dan Hubungannya
Gerak melingkar adalah adalah gerak suatu benda yang membentuk
lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Agar suatu benda dapat
bergerak melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang selalu membelokkan-nya
menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya sentripetal. Suatu
gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak dipercepat
beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan yang besarnya tetap dengan
arah yang berubah, yang selalu mengubah arah gerak benda agar menempuh
lintasan berbentuk lingkaran.
Macam-macam gerak melingkar :
1. Gerak melingkar beraturan
Gerak melingkar beraturan atau GMB adalah gerak melingkar dengan
kecepatan konstan (beraturan). Pada GMB kecepatan sudut selalu tetap dan
percepatan sentripetalnya sama dengan nol. Jika ω (omega) merupakan lambang
dari kecepatan sudut, θ adalah perpindahan sudutnya, dan t adalah rentang
waktunya.
31
2. Gerak melingkar tidak beraturan
Yang membedakan Gerak Melingkar Berubah Beraturan dengan Gerak
Melingkar Beraturan adalah adanya percepatan sudut α (Alfa). Ini sama dengan
perbedaan GLB dengann GLBB. Karena ada percepatan (alfa) maka kecepatan
sudut ω akan mengalami perubahan. Jika alfa positif berarti kecepatan sudut akan
semakin bertambah (dipercepat). Sebaliknya, jika percepatan (alfa) negatif makan
kecepatan sudut semakin berkurang (diperlambat)
• Hubungan antara gerak melingkar dengan gerak
linier
Dalam aplikasinya gerakan melingkar dengan gerak lurus (translasi)
terdapat hubungan yang mempengaruhi kecepatan satu sama lain sehingga
terdapat persamaan berikut ini :
Tabel 2.1 hubungan gerak melingkar dengan gerak lurus
• Hubungan antara roda-roda
Hubungn roda-roda bisa kita perhatikan dalam sistem roda gigi mesin,
sistem roda gigi pada sepeda/sepeda motor, roda putar pada mesin diesel yang
dihubungkan dengan sabuk dan lainnya.
Karakteristik dari hubungan roda-roda dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
32
1. Seporos atau sepusat
Pada hubungan roda-roda seporos atau sepusat maka arah putar kedua
roda adalah searah dan kesepatan sudut adalah sama. Sedangkan kecepatan linier
pada roda-roda adalah berbeda tergantung diameter dari roda-roda tersebut.
Gambar 2.11 hubungan roda seporos atau sepusat
2. Dihubungkan dengan sabuk atau rantai
Untuk roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk atau v-belt, maka arah
putarannya kedua roda searah dan kecepatan linier kedua roda adalah Sama.
Gambar 2.12 hubungan roda dengan sabuk
33
3. Hubungan roda-roda yang bersinggungan
Banyak sekali elemen mesin yang saling bersinggunagan satu sama lain,
salah satunya adalah hubungan gearbox pada komponen mesin. Selain digunakan
untuk reduksi sambungan roda gigi juga digunakan untuk mempercepat laju.
Untuk dua roda yang dihubungka secara bersinggungan maka arah putar
kedua roda adalah berlawanan arah namun kecepatan linier kedua roda adalah
sama.
Gambar 2.13 hubungan roda bersinggungan