Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka merupakan telaah perbedaan atas penelitian yang penulis
lakukan dengan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. Adapun
penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian penulis sebagai berikut:
1. skripsi yang ditulis oleh Astrid Nirmalasari Sutikno yang berjudul ”
Pembiasaan Perilaku Islami Di Sekolah (Studi Kasus Di MTs Muhammadiyah
1 Malang Tahun 2017” , berisi tentang pembiasaan-pembiasaan perilaku Islam
yang dilaksanakan di Mts Muhammadiyah 1,29 Secara umum skripsi tersebut
memiliki kesamaan dengan skripsi yang penulis susun yaitu keduanya sama-
sama meneliti tentang kegiatan pembiasaan sebagai upaya memahami dan
menghayati agama Islam. Namun yang membedakan adalah dalam hal
kegiatan siswanya sedangkan skripsi penulis lebih menekankan pada program
dan pengeloaan madrasah sebagai peran madrasah diniyah .
2. Skripsi Siti Mudrika yang berjudul “ Implementasi kegiatan Ekstrakulikuler
Keagamaan dalam membangun Pendidikan Karakter Di SMP Budi Mulia
Pakisaji Kab. Malang Tahun 2017” yang berisi tentang kegiatan-kegiatan
ekstrakulikuler yang dilakukan oleh SMP Budi Mulia Pakisaji yang mana di
dalamnya ada Madrasah Diniyah Akhlakul Karimah yang sama dengan peneliti
29 Astrid Nirmalasari Sutikno, Pembiasaan Perilaku Islami Di Sekolah (Studi Kasus Di
MTs Muhammadiyah 1 Malang, Skripsi pada Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Universitas Muhammadiyah Malang, tahun 2017
20
lakukan sebagai objek penelitian30 namun masih bersifat umum sedangkan
yang peneliti lakukan lebih terfokus pada peran lembaga Madrasah Diniyah
Akhlaqul Karimahnya.
3. Skripsi Ika Wiwin Lestari yang berjudul “ Prblematika Pembinaan Akhlak
Siswa Di SMP Budi Mulia Pakisaji Kab. Malang Tahun 2008” yang
membahas tentang problematika pembinaan akhlaq dilakukan SMP Budi
Mulia Pakisaji, di dalamnya berisi tentang bagaimana sekolah SMP Budi Mulia
Pakisaji dengan problematikanya menjadi wadah pendidikan untuk melakukan
serangkaian kegiatan guna membina akhlaq siswanya.31
Adapun persamaan dengan yang akan dilakukan peneliti yaitu sama-sama
meneliti tentang pelaksanaan yang dilakukan dengan objek yang sama yaitu
SMP Budi Mulia Pakisaji, namun lebih terfokus hanya pada perilaku siswanya,
sedang bedanya peneliti meneliti tentang program-program kegiatan sebagai
bagian dari peran Madrasah Diniyah yang berada pada naungan SMP Budi
Mulia Pakisaji Kab. Malang.
Secara umum, fokus penelitian ini, menjabarkan tentang hal-hal yang
menunjang kualitas keagamaan, mulai peran Madrasah Diniyah Akhlaqul
Krimah melalui bentuk-bentuk perilaku Islami, peran kepala sekolah dan guru
yang merancang program Madrasah Diniyah Implementasinya bagi siswa,
meliputi bakat dan kecerdasannya, insting, nafsu dan berbagai dorongaan,
30 Siti Mudrika, Implementasi kegiatan Ekstrakulikuler Keagamaan dalam membangun
Pendidikan Karakter Di SMP Budi Mulia Pakisaji Kab. Malang, Sripsi pada Fakultas Ilmu
Keislaman, jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Raden Rahmat Kepanjen, tahun 2017 31 Ika Wiwin Lestari, Problematika Pembinaan Akhlak Siswa Di SMP Budi Mulia Pakisaji
Kab. Malang , Sripsi pada Fakultas Ilmu Keislaman, jurusan Pendidikan Agama Islam,
Universitas Raden Rahmat Kepanjen, tahun 2008.
21
karakter, heriditas, dan intuisi. Oleh karena itu, untuk mendukung penelitian ini
nantinya telah dirujuk beberapa penelitian terdahulu yang memiliki relevansi
terhadap penelitian kali ini sebagaimana yang telah dideskripsikan di atas.
B. Perencanaan Madrasah Diniyah dan Ruang Lingkupnya
Ada 3 hal yang akan diuraikan pada bagian ini, yaitu :
1. Pengertian Perencanaan Madrasah Diniyah
a. Pengertian Perencanaan
Pada bagian ini akan diuraikan tentang perencanaan dan Madrasah
Diniyah ditinjau dari sisi bahasa dan istilah yaitu:
1) Pengertian perencanaan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah
berasal dari kata dasar rencana, yang berarti rangka sesuatu yang akan
dikerjakan. Sedangkan Perencanaan adalah proses, cara, pembuatan
merencanakan (merancangkan) 32
2) Sedangkan perencanaan menurut bahasa, diantaranya: menurut para
Ahli. Antara lain: Menurut Erly Suandy , Perencanaan adalah suatu
proses penentuan tujuan organisasi dan kemudiaan menyajikan dengan
jelas strategi-strategi, taktik-taktik, dan operasi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh.
3) Menurut Alder, pengertian perencanaan adalah suatu proses
menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta
32 Kamus Bahasa Indonesia Online, diakses pada tanggal 17 Juni 2019, 23.01,
22
mnenetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk
pencapaiannya.33 Menurut Douglas,
Definisi perencanaan adalah suatu proses kontinu dari pengkajian,
membuat tujuan dan sasaran, dan mengimplementasikan serta mengevaluasi
atau mengontrolnya.34
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
Madrasah Diniyah dapat diartikan suatu proses menentukan hal-hal yang
ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan Madrasah Diniyah.
b. Madrasah Diniyah
Istilah madrasah telah dikenal oleh masyarakat muslim sejak masa
kejayaan Islam klasik. Dilihat dari segi bahasa, madrasah berasal dari dua
suku kata, madrasah berasal dari kata kerja “darasa-yadrusu” yang artinya
belajar. Madrasah merupakan isim makan (nama tempat) yang berarti tempat
orang belajar.Sedangkan Diniyah, diambil dari kata al-Diin yang berarti
agama, akhiran ya’ merupakan nisbah (per-sifatan ) dari kata al-Diin,
sehingga menjadi ciri khusus dari kata depannya. Berdasarkan dari Itilah
tersebut, maka Madrasah Diniyah adalah lembaga atau tempat pembelajaran
yang memiliki tujuan untuk mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu
keagamaan Islam yang meliputi Al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Aqidah, Akhlak,
Tarikh, dan Bahasa Arab. Dengan materi agama yang demikian padat dan
33 Http://www.maxmanroe.com/vid/management/ pengertian –perencanaan. Html, di akses
pada tanggal 17 Juni 2019, 17.16 34 Ibid.
23
lengkap, maka memungkinkan siswanya lebih baik penguasaan materi
agamanya.35
Madrasah Diniyah adalah satu lembaga pendidikan keagamaan pada
jalur luar sekolah yang diharapkan mampu secara trus menerus memberikan
pendidikan Agama Islam kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur
sekolah yang diberikan melalui sistem klasikal serta menerapkan jenjang
pendidikan.36
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Madrasah Diniyah
adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan pada jalur sekolah yang
menggunakan metode klasikal dengan seluruh mata pelajaran yang
bermaterikan agama yang sedemikian padat dan lengkap sehingga para
siswanya lebih baik penguasaan agamanya.
c. Perencanaan Madrasah Diniyah
Pengertian perencanaan Madrasah diniyah yaitu pengelolaan
pendidikan pada Madrasah Dinyah dalam pelaksanaannya berdasarkan
perencanaan yang menyeluruh mencakup tahap tahap kegiatan yang harus
dijalankan. Perencanaan melahirkan beberapa hal yang dijadikan acuan bagi
pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada Madrasah Diniyah.37
Menurut Ulbert Silalahi perencanaan merupakan serangkaian kegiatan
menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur pendayagunaan
35Headri Amin, Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah, Jakarta:
Diva Pustaka, 2004, hal 14 36 Departemen Agama RI. 2013. Pedoman Manajemen dan Administrasi pendidikan
Madrasah Diniyah. Jakarta: Depag., hal. 7 37 Ibid. Hal. 8
24
manusia, informasi finansial, metode dan waktu untuk memaksimalisasi
efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan.38
Menurut George R. Terry perencanaan ialah proses dasar yang
digunakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.39
Dari beberapa pengertian diatas maka dapt disimpulkan bahwa
Perencanaan Madrasah Diniyah adalah pengelolaan madrasah dinyah
mencakup seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
penyelenggaraan madrasah diniyah sebagai satuan pendidikan dengan ruang
lingkupnya meliputi pengelolaan organisasi, kegiatan pengajaran
administrasi, penyediaan, sarana dan prasarana pendidikan serta
pengendalian kegiatan pengelolaan madrasah guna membantu dan membantu
kepala madrasah diniyah dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pengelolaan pendidikan.
2. Bentuk-Bentuk Madrasah Diniyah
Pendirian Madrasah Diniyah mempunyai latar belakang tersendiri dan
kebanyakan didirikan perorangan yang semata-mata untuk ibadah, maka
sistem yang digunakan, tergantung kepada latar belakang pendiri dan
pengasuhnya, sehingga pertumbuhan madrasah diniyah di Indonesia
mengalami demikian banyak ragam dan coraknya.
38 B. Siswanto Sastrohadiwiryo. 2007. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, hal.
42 39 George R. Terry. 2012. Prinsip-prinsip Manajeme. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 17
25
Pendidikan diniyah terdiri dari 2 sistem, yakni jalur sekolah,
pendidikan diniyah jalur sekolah akan menggunakan sistem kelas yang
sama dengan sekolah dan madrasah, yaitu kelas I sampai dengan kelas VI
(diniyah Ula), kelas VII,VIII, IX (diniyah Wustho), dan kelas X,XI,XII
(diniyah Ula). Pendidikan diniyah secara khusus hanya mempelajari ajaran
agama Islam dan Bahasa Arab, namun penyelenggaraannya menggunakan
sistem terbuka, yaitu siswa diniyah dapat mengambil mata pelajaran pada
satu pendidikan lain sebagai bagian dari kurikulumnya. Sementara untuk
jalur sekolah penyelenggaraannya akan ditentukan kepada penyelenggara
masing-masing.40
Tripologi madrasah diniyah, dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tipe,
yaitu:
a. Madrasah diniyah wajib, yaitu madrasah diniyah yang ,menjadi bagian tak
terpisahkan dari sekolah umum atau madrasah yang bersangkutan wajib
menjadi siswa Madrasah Diniyah. Kelulusan sekolah umum atau madrasah
yang bersangkutan tergantung juga pada kelulusan madrasah diniyah.
Madrasah ini disebut juga madrasah diniyah komplemen, karena sifatnya
komplementatif terhadap sekolah umum atau madrasah.
b. Madrasah diniyah pelengkap yaitu madrasahdiniyah yang diikuti oleh
siswa sekolah umum atau madrasah sebagai upayauntuk menambah atau
melengkapi pengetahuan agama dan bahasa arab yang sudah mereka
peroleh disekolah umum atau madrasah. Berbeda dengan madrasah
40Departemen Agama RI. 2005. Pedoman Penyelenggaraan, Op. Cit., hal. 24
26
diniyah wajib, madrasah diniyah ini tidak menjadi bagian dari sekolah
umum atau madrasah, tetapi berdiri sendiri. Hanya saja siswanya berasal
dari siswa umum atau madrasah.
c. Madrasah diniyah murni, yaitu madrasah diniyah yang siswanya hanya
menempuh pendidikan di madrasah diniyah tersebut, tidak merangkap
disekolah maupun madrasah. Madrasah diniyah ini disebut juga madrasah
diniyah independent, karena bebas dari siswa yang merangkap disekolah
umum atau madrasah.41
3. Perencanaan Madrsah Diniyah
Pengelolaan pendidikan pada Madrsah Diniyah dilaksanakan
berdasarkan perencanaan yang menyeluruh mencakup tahapan tahapan
kegiatan yang harus dijalankan. Perencanaan melahirkan beberapa hal yang
dijadikan acuan bagi pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada Madrsah
Diniyah. Perencanaan mencakup visi, misi, tujuan dan rencana kerja
Madrasah Diniyah sebagaimana dijelaskan dibawah ini.
a. Perumusan Visi
Visi Madrasah Diniyah merupakan gambaran atau imajinasi moral dari
profil dari madrasah di masa yang akan datangsebagai konsekuensi logis
dari rangkaiankegiatan pengelolaan pendidikan yang dijalankan, dengan
tujuan memenuhi harapan pihak pemangku kepentingan (stekeholders)
dari madrasah yang dikelola.42
41 Departemen Agama RI, Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Madrsah Diniyah,
Jakarta: 2000, hal. 57 42 Departemen Agama RI, Pedoman Manajemen dan Administrasi Madrsah Diniyah,
Jakarta: 2013, hal. 7
27
b. Perumusan Misi
Misi adalah pernyataan yang menggambarkan kegiatan utama untuk
mencapai dan merealisasikan visi lembaga yang sudah ditetapkan. Misi
dirumuskan dengan mempertimbangkan tugas pokok madrasah dan
steakholders.43
Proses perumusan visi dan misi melibatkan para pemangku kepentingan
seperti: yayasan, pengelola/pimpinan madrsah diniyah, guru, wali santri,
tokoh masyarakat, pemerhati pendidikan, pemerintah. Hal ini bertujuan
agar tumbuh rasa memiliki dan kepedulian dalam diri mereka, sehingga
bersedia secara bersama-sama membantu mewujudkan visi dan misi
yang ditetapkan.44
c. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan penggambaran dari apa yang akan dicapai oleh
madrasah diniyah dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mencapai
visi dan misi yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan tersebut dirinci dalam
bentuk target-target yang dapat diukur ketercapaiannya, dalam kurun
waktu 3 sampai 5 tahun kedepan, dengan pencapaian tahap secar
bertahap untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan pada gilirannya
mencapai visi dalam jangka panjang.45
d. Penyusunan Rencana Kerja
43 Ibid.,hal 8 44 Ibid.,hal 10 45 Ibid.,hal 11
28
Untuk pencapaian target dan tujuan tersebut diatas, Madrasah Diniyah
menyusun rencana kerja.46
Berdasarkan kriteria waktu, ada tiga macam perencanaan yaitu:
perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah, dan perencanaan
jangka panjang. Ketiganya akan diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan jangka pendek
Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan tahunan atau perencanaan
yang dibuat untuk dilaksanakan dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun,
sering disebut sebagai rencana operasional.47
Perumusan rencana operasional dilakukan secara bersama-sama oleh
seluruh komponen Madrasah Diniyah dan berbagai pihak yang
brkepentingan. Hasilnya kemudian dituangkan dalam dokumen yang
mudah dibaca dan dipahami oleh pihak-pihak yang terkait.48
2. Perencanaan jangka menengah
Perencanaan jangka menengah, mencakup kurun waktu pelaksanaan 5-10
tahun. Perencanaan ini penjabaran dari rencana jangka pendek , tetapi
sudah lebih bersifat operasional.
Rencana yang disusun pada jangka menengah meliputi, rencana tahunan
yang didalamnya memuat berbagai ketentuan yang jelas mengenai;
(a) Peserta didik, pada peserta didik kepala madrasah diniyah mengelola
peserta didik mulai dari masuk sebagai siswa madrasah diniyah
hingga lulus dari madrasah diniyah, bentuk pengelolaannya meliputi
penetapan pedoman pelaksanaan operasional penerimaan santri baru,
46 Ibid, hal 47Sedarmayanti, Manajemen Strategi, Bandung: PT. Rafika Aditama, 2014, hal 29 48 Departemen Agama RI, Pedoman Manajemen dan Administrasi Madrsah Diniyah, Op.
Cit., hal. 11
29
orientasi santri baru untuk mengenal lingkungan baru, melakukan
pembinaan prestasi unggulan baik akademik maupun non akademik,
serta mewujudkan pengaturan tata tertib dan kode etik santri.
(b) Kurikulum dan kegiatan pembelajaran, berkaitan dengan ini, madrasah
diniyah menetapkan kurikulum mengacu pada peraturan yang ada
dengan disesuaikan kindisi nyata, dan mencakup ekstrakulikuler,
kegiatan pembiasaan akhlak mulia, silabus, dan RPP semua mata
pelajaran, dan semua mata pelajaran dan muatan lokal
didokumentasikan, diperiksa dan ditandatangani oleh pihak Madrasah
Diniyah, selanjutnya dimonitor, disupervisi dan dievaluasi
pelaksanaannya untuk ditindak lanjuti agar lebih baik dan bermutu.
Hal selanjutnya adalah menyusun kalender pendidikan sebagai acuan
waktu pelaksanaan program dengan melibatkan guru melalui rapat.
(c) Pendidik dan tenaga kependidikan, kepala Madrasah diniyah perlu
menyusun program mendayagunakan pendidik dan tenaga
kependidikan untuk memastikan ketercakupan pendidik dan tenaga
kependidikan dalam menyelenggarakan proses pendidikan dalam
menyelenggarakan proses pendidikan, dan memastikan mereka
berfungsi, bekerja secara efektif dan efisien.
(d) Pengelolaan sarana dan prasarana, dalam menyusun perencanaan ini
dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran lebih efektif dan
efisien, yang meliputi pemenuhan sarana dan prasarana yang
diperlukan, melakukan pemeliharaan, melengkapi fasilitas
pembelajaran, menyususn skala priorits pengembangan fasilitas
pendidikan, dan mengevaluasi pengelolaan sarana dan prasarana.
(e) Pengelolaan keuangan dan pembiayaan, pada perencanaan ini disusun
berdasarkan program kerja yang ditentukan dengan
mempertimbangkan sumber dana yang ada. Untuk itu harus
menmperhitungkan perkiraan pengeluaran keuangan yang dibituhkan
untuk kegiatan madrasah diniyah dalam setahun dan kemungkinan
pendapatannya.
(f) Peran serta masyarakat, madrasah diniyah merupakan pendidikan
berbasis dan berakar dari masyarakat, karena itu harus melibatkan
peran masyarakat dalam mendukung kelancaran proses pendidikan di
madrasah diniyah. Adapun unsur masyarakat yang dilibatkan antara
lain orang tua siswa, dunia usaha, tokh masyarakat, pemerhati
pendidikan, serta masyarakat umum, sesuai dengan perannya masing-
masing sehingga terjalin hubungan baik secara mutualisme, saling
menguntungkan kepada semua pihak.
(g) Pengelolaan administrasi, yang dimaksud disini adalah segala usaha
pencatatan untuk pendayagunaan sumber-sumber, baik personil
maupun material secara efisien dan efektif guna menunjang
tercapainya tujuan pendidikan di madrasah diniyah.49
49 Departemen Agama RI, Pedoman Manajemen dan Administrasi Madrsah Diniyah, tahun
2013, hal. 18-28
30
3. Perencanaan jangka panjang
Pada perencanaan jangka panjang merupakan presentasi pada hasil yang
diharapkan dari pelaksanaan strategi tertentu. Strategi mempresentasikan
berbagai tindakan yang perlu diambil untuk mencapi tujuan jangka
panjang. Kerangka waktu bagi tujuan dan strategi harus konsisten,
biasanya berkisar 10 sampai 25 tahun.50 Perencanaan ini mempunyai
jangka menengah dan jangka pendek di dalamnya karena perencanaan
jangka panjang ini juga memiliki pembababkan yang didapat dari
perencanaan jangka pendek dan jangka menengah yang fungsinya
menyempurnakan perencanaan jangka panjang tersebut.51
C. Pelaksanaan Madrasah Diniyah
Ada 5 point penting dalam pelaksanaan Madrasah Diniyah, yaitu:
1. Yayasan
Yayasan adalah Yayasan/ pengurus berperan menyeleksi, memilih,
menetapkan, dan mengangkat pemimpin lembaga Madrasah Diniyah
yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, yang diharapkan mampu
mengadakan perubahan besar pada lembaga tersebut.
Dalam mewujudkan pemimpin yang baik demi kepentingan Agama
memalui yayasan dapat menempuh dua cara: Pertama, membina dan
memfasilitasi pemimpin yang ada untuk meningkatkan kualiatasnya
50 Ibid., hal 151 51 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal
168
31
dengan mengirimkan pemimpin itu mengikuti pelatihan dan/atau
perkuliahan leadership dan manajemen. Sedangkan cara kedua, adalah
menganti pemimpin yang kurang produktif dengan pemimpin baru
yangmemiliki kualitas leadership dan manajerial yang lebih baik.52
Pengangkatan pemimpin yang baik ini memiliki makna yang sangat
strategis, karena melalui kepemimpinan yang baik kita harapkan lahirnya
tenaga-tenaga yang berkualitas dalam berbagai bidang,baik sebagai
pemikir maupun pekerja.53
Kedua cara tersebut dapat dilakukan yayasan melalui keikut
sertaannya dalam Kelompok Kerja Diniyah Takmiliyah kabupaten dan
kecamatan dalam mengatasi masalah tenaga guru, yang berkaitan dengan
kemampuan dan profesionalisme guru dengan mengikut sertakan kepala
sekolah serta guru-gurunya dalam pelatihan-pelatihan yang
diselenggarakan oleh Departeen Agaa atau Departemen Pendidikan
Nasional.54
2. Kurikulum
Maksud kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Fungsi utamanya adalah sebagai pedoman
52 Departemen Agama RI, Pedoman Kelompok Kerja Diniyah Takmiliyah, Jakarta: 2009,
hal 4 53 Ibid., hal. 5 54 Ibid., hal. 11
32
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.55
Terkait dengan kurikulum Madrasah Diniyah, maka dalam hal ini
membahas tentang :
a. Kurikulum yang digunakan oleh Madrasah Diniyah
Kurikulum Madrasah Diniyah yang berlaku sekarang ini adalah
kurikulum Madrasah Diniyah Tahun 1983 yang diadaptasikan dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang didasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam PP No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dan PP No. 55 Tahun 2007
Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.56
Kurikulum model ini sangat relevan dengan semangat pembelajaran
yang terjadi pada diniyah di berbagai daerah. Kurikulum ini disusun
sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada yaitu
1. Madrasah Diniyah Awaliyah dengan masa belajar 4 tahun dari
kelas 1 sampai kelas 4 dengan jam belajar masing-masing
maksimal 18 jam pelajaran dalam seminggu.
2. Kurikulum Madrasah Diniyah Wustho dengan masa belajar selama
selama 2 tahun dari kelas 1 sampai dengan kelas 2 dengan jumlah
jam belajar masing-masing maksimal 18 jam pelajaran dalam
seminggu.
55 Departemen Agama RI,Pedoman Penyelenggaraan Diniyah Taklimiyah, Jakarta: 2010,
hal. 15 56 Departemen Agama RI,Pedoman Penyelenggaraan Diniyah Taklimiyah, Jakarta: 2014,
hal. 19
33
3. Kurikulum Madrasah Diniyah Ulya dengan masa belajar selama 2
tahun dari kelas 1 sampai kelas 2 dengan jumlah belajar masing-
masing maksimal 18 jam pelajaran dalam seminggu.57
Untuk melaksanakan kurikulum hendaknya diperhatikan hal-hal
yang benar-benar efektif dan efisien, meliputi:
a) Fleksibitas program; fleksibilitas ini digunakan dalam melaksanakan
kurikulum dalam hal pengamatan guru tentang siswa (kecerdasan,
kemampuan, penetahuannyang telah disukai) metode mengajar yang
akan digunakan yang mengacu pada sifat bahan pengajaran,
kematangan siswa serta kemampuan siswa
b) Berorientasi pada tujuan; meliputi pemilihan kegiatan-kegiatan yang
didasrkan pada ilmu pengetahuan, pengalaman hidup dan
perkembangan masyarakat, dengan menetapkan tujuan yang harus
dicapai oleh siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran
c) Ektifitas dan efesiensi; sesuai dengan tujuan utama penyelenggaraan
Madrasah Diniyah untuk melengkapi dan menambah perolehan
Pendidikan Agama Islam yang didapat siswa disekolah umum yang
hanya 2 jam pelajaran perminggu, maka pelaksanaan madrasah diniyah
harus diupayakan seefektif dan seefesian mungkin dalam menyusun
jadwal pelajaran, jangan terlalu kaku dengan berpegang pada alokasi
waktu dan susunan program
d) Kontinuitas; adanya hubungan hirarki yang fungsional yang
dimaksudkan adalah guru harus menahami mana pelajaran yang
diberikan pada jenjangnya
e) Pendidikan seumur hidup; hal ini dimaksudkan setiap manusia
Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang sepanjang hidupnya
dan semua warga negara dapat belajar terus menerus dan berlangsung
seumur hidup.58
b. .Materi Pembelajaran Madrasah Diniyah
Materi pokok pendidikan keagamaan madrasah diniyah awaliyah yaitu;
Al-Qur’an, Hadits, Aqidah, Ibadah, SKI dan Bahasa Arab. Dari kelima
57 Ibid., hal 44
58Departemen Agama RI, 2010, Pedoman Penyelenggaraan, Op. Cit., hal 20
34
materi tersebut diberikan kepada kelas Ula 1sampai dengan Ula 4 dan
kelas Wustho 1 sampai wustho 2.
Adapun materi yang disajikan sebagai berikut:
Tabel 1. Materi Kelas Ula 1 mata Pelajaran Al-Qur’an, Hadits, Aqidah,
Akhlak, Fiqh, Tarikh Islam dan Bahasa Arab.
NO KELAS SMTR MATA
PELAJARAN
MATERI
1. Ula 1 1 Al-Qur’an a. Surat Al-Fatihah
b. Huruf hijaiyyah
c. Tanda baca pada huruf
hijaiyah
d. Huruf hijaiyah secara terpisah
e. Huruf hijaiyah secara
tersambung
f. Surat An-Naas, Al-Falaq, dan
Al-Ikhlas
g. Hukum bacaan Idhar Halqi
h. Hukum bacaan idgham
bighunnah
i. Hukum bacaan ilkab
j. Hukum bacaan Ikhfa’
2 a.Surat Al-Lahab dan
terjemahannya
b.Surat Al-Kafiruun dan
terjemahannya
c.Surat Al-Kautsar dan
terjemahannya
1 Hadits a. Hadits tentang Niat
b.Terjemahan hadits tentang
Niat
c. Kebiasaan niat baik
d. Hadits tentang pentingnya
kebersihan
e. Pentingnya hadits tentang
pentingnya kebersihan
f. Kebiasaan perilaku bersih
35
2 a. Hadits perintah berbakti
kepada kedu orang tua dengan
fasih
b. Terjemahan hadits tentang
perintah berbakti kepada
kedua orang tua
c. Sikap taat dan berbakti
kepada kedua orang tua
d. Hadits tentang kewajiban
menghormati orang yang
lebih tua dan menyayangi
yang lebih muda
e. Terjemahan hadits tentang
kewajiban menghormati
orang yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda
f. Sikap menghormati orang
yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda
g. Hadits perintah menjalankan
ukhuwah Islamiyah
h. Terjemahan tentang perintah
menjalankan ukhuwah
Islamiyah
i. Sikap persaudaraan sesama
muslim
3. 1 Aqidah a. Kalimat Syahadat Tauhid dan
Syahadat Rasul
b. Pengerian Tauhid
c. Bukti tentang keesaan Allah
Swt
d. Nilai-nilai tauhid dalam
kehidupan sehari-hari
2 a. Dalil tentang beriman kepada
hari akhir
b. Sikap dan perilaku orang yang
beriman kepada hari akhir
c. Kalimat ta’awud, basmalah,
tahmid, tasbih, takbir, tahlil
dan hauqalah
d. Membiasakan menyebut
ta’awud, basmalah, tahmid,
tasbih, takbir, tahlil dan
36
hauqalah dalam kehidupan
sehari-hari
4. 1 Akhlak a. Perbuatan baik dan buruk
b. Manfaat berbuat baik dan
kerugian berbuat buruk
c. Do’a sehari-hari
d. Do’a dan peruntukannya
2 a. Lingkungan sekitar
b. Hormat kepada orang tua dan
guru serta menghargai teman
dan menyayangi yang lebih
kecil
c. Peduli dan menyayangi alam
sekitar
d. Hidup sehat dan bersih
e. Do’a mohon ampun dan
keselamatan
5. 1 Fiqh a. Ketentuan-ketentuan thaharah
b.Benda-benda sebagai alat
thaharah
c.Macam-macam air dan hukum
penggunaanya
d. Macam-macam najis dan cara
menyucikannya
e. Perilaku suci dan bersih dalam
kehidupan sehari-hari
f. Ketentuan-ketentuan wudlu
g. Tata cara wudlu
h. Rukun, sunat dan yang
membatalkan wudlu
2 a. Cara wudlu dengan benar
b. Ketentuan adzan dan iqomah
c. Bacaan adzan dan iqomah
d. Adzan dan iqomah
e. Bacaan-bacaan shalat
6. 1 Tarikh a. Nama-nama 25 Nabi dan
Rasul yang wajib diimani
b. Riwayat hidup 25 Nabi dan
Rasul dan perjalanan dakwah
Ulul Azmi
c. Mukjizat yang dianugerahkan
kepada Nabi dan Rasul Ulul
Azmi
37
d. Akhlak para Nabi dan Rasul
2 a. Peta Jazirah Arab
b. Keadaan masyarakat Arab
jahiliyah dibidang sosial dan
ekonomi
c.Suku yang berpengaruh
dikalangan masyarakat Arab
7. 1 Bahasa Arab a. Kata, Frasa, dan kalimat
sederhana tentang perkenalan
b. Topik-topik mengenai
perkenalan
c. Menghubungkannya dengan
gambar dan/ atau kata, frasa,
dan kalimat sederhana lainnya
d. Percakapan topik-topik
mengenai perkenalan dengan
menggunakan bentuk tasrif
sederhana
e. Bentuk tasrif sederhana
tentang kalimat perkenalan
2 a. Kata, Frasa, dan kalimat
sederhana tentang topik-topik
mengenai alat-alat tulis
b. Menghubungkannya dengan
gambar dan/ atau kata, frasa,
dan kalimat sederhana lainnya
mengenai alat-alat tulis
c. Membaca kata, Frasa, dan
kalimat sederhana tentang
topik-topik mengenai
lingkungan madrasah, yang
Menghubungkannya dengan
gambar dan/ atau kata, frasa,
dan kalimat sederhana
lainnya. Dan mendalami
kalimat fi’il amr
Sumber data : Silabus Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula, Depag 2015
Tabel 2 Materi Kelas Ula 2 mata Pelajaran Al-Qur’an, Hadits, Aqidah,
Akhlak, Fiqh, Tarikh Islam dan Bahasa Arab.
38
NO KELAS SMTR MATA
PELAJARAN
MATERI
1. Ula 2 1 Al-Qur’an a.Surat Al-Mauun dan
terjemahannya
b. Surat Al-Quraisy dan
terjemhannya
c. Surat Al- Fiil dan
terjemahannya
2 a.Surat Al- Asr dan
terjemahannya
b Menerapkan kaidah ilmu
Tajwid mim mati
c.Surat Al-Humazah dan
terjemahannya
d. Surat At-Takatsur dan
terjemahannya
1 Hadits a.Hadits tentang dua kalimat
syahadat
b. Hadits tentang kewajiban
bertaqwa dan berakhlak
dimana saja berada
c.
2 a. Hadits tentang ciri-ciri orang
munafiq
b. Hadits tentang larangan
bersikap khianat
c. Hadits tentang larangan
bersikap sombong
d. Hadits tentang larangan
bersikap iri dan hasud
3. 1 Aqidah a. Iman kepada Allah Swt
2 a. Mengenal keagungan dan
kesempurnaan Allah Swt
4. 1 Akhlak a. Perbuatan baik dan buruk
b. Manfaat berbuat baik dan
kerugian berbuat buruk
c. Do’a sehari-hari
d. Do’a dan peruntukannya
39
2 a. Lingkungan sekitar
b. Hormat kepada orang tua dan
guru serta menghargai teman
dan menyayangi yang lebih
kecil
c. Peduli dan menyayangi alam
sekitar
d. Hidup sehat dan bersih
e. Do’a mohon ampun dan
keselamatan
5. 1 Fiqh a. Ketentuan-ketentuan thaharah
b.Benda-benda sebagai alat
thaharah
c.Macam-macam air dan hukum
penggunaanya
d. Macam-macam najis dan cara
menyucikannya
e. Perilaku suci dan bersih dalam
kehidupan sehari-hari
f. Ketentuan-ketentuan wudlu
g. Tata cara wudlu
h. Rukun, sunat dan yang
membatalkan wudlu
2 a. Cara wudlu dengan benar
b. Ketentuan adzan dan iqomah
c. Bacaan adzan dan iqomah
d. Adzan dan iqomah
e. Bacaan-bacaan shalat
1 Tarikh a. Nama-nama 25 Nabi dan
Rasul yang wajib diimani
b. Riwayat hidup 25 Nabi dan
Rasul dan perjalanan dakwah
Ulul Azmi
c. Mukjizat yang dianugerahkan
kepada Nabi dan Rasul Ulul
Azmi
d. Akhlak para Nabi dan Rasul
2 a. Peta Jazirah Arab
b. Keadaan masyarakat Arab
jahiliyah dibidang sosial dan
ekonomi
c.Suku yang berpengaruh
dikalangan masyarakat Arab
40
1 Bahasa Arab a. Kata, Frasa, dan kalimat
sederhana tentang perkenalan
b. Topik-topik mengenai
perkenalan
c. Menghubungkannya dengan
gambar dan/ atau kata, frasa,
dan kalimat sederhana lainnya
d. Percakapan topik-topik
mengenai perkenalan dengan
menggunakan bentuk tasrif
sederhana
e. Bentuk tasrif sederhana
tentang kalimat perkenalan
2 a. Kata, Frasa, dan kalimat
sederhana tentang topik-topik
mengenai alat-alat tulis
b. Menghubungkannya dengan
gambar dan/ atau kata, frasa,
dan kalimat sederhana lainnya
mengenai alat-alat tulis
c. Membaca kata, Frasa, dan
kalimat sederhana tentang
topik-topik mengenai
lingkungan madrasah, yang
Menghubungkannya dengan
gambar dan/ atau kata, frasa,
dan kalimat sederhana
lainnya. Dan mendalami
kalimat fi’il amr
Sumber data : Silabus Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula, Depag 2015
Tabel 3. Materi Kelas Ula 3 mata Pelajaran Al-Qur’an, Hadits, Aqidah,
Akhlak, Fiqh, Tarikh Islam dan Bahasa Arab.
NO KELAS SMTR MATA
PELAJARAN
MATERI
41
1. Ula 3 1 Al-Qur’an a. Memahami surat Al-Qori’ah
b. Memahami surat Al-Adiyat
c.Hukum bacaan qolqolah
Sughro dan qolqolah Kubro
2 a. Memahami surat Al-Zalzalah
b. Hukum bacaan al-Qomariah
dan al- Syamsiyah
c. Memahami surah Al-
Bayyinah
1 Hadits a. Memahami Hadits tentang
rukun Islam
b. Mengamalkan hadits tentang
larangan memaki sesama
muslim
c. Mengamalkan hadits tentang
perintah bersikap toleran
kepada orang lain
d. Memahami hadits tentang
silaturahmi
2 a. Mengamalkan hadits tentang
strategi mempererat tali
ukhuwah Islamiyah
b. Mengamalakan hadits tentang
pertemanan dan persahabatan
c. Mengamalkan hadits pendek
tentang sikap pemaaf
d. Mengamalkan hadits pendek
tentng bersikap penyayang
terhadap sesama makhluk
3. 1 Aqidah a. Beriman kepada malaikat
2 a. Beriman kepada kitab-kitab
Allah
4. 1 Akhlak a. Mengenal akhlak mahmudah
dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
2 a. Mengenal akhlak mahmudah
dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
5. 1 Fiqh a. Mengetahui ketentuan puasa
wajib dan sunnah
Mengetahui ketentuan zakat
fitrah
42
2 a. Memahami ketetntuan zakat
mal
b. Memahami ajaran Islam
tentang Infak, sedekah dan
wakaf
1 Tarikh a. Mengenal sejarah dakwah
Nabi Muhammad saw periode
Mekkah
2 a. Mengenal sejarah dakwah
Nabi Muhammad saw periode
Madinah
b. Mengenal peristiwa wafatnya
Nabi Muhammad saw
1 Bahasa Arab a. Kata, Frasa, dan kalimat
sederhana tentang perkenalan
b. Topik-topik mengenai
perkenalan
c. Menghubungkannya dengan
gambar dan/ atau kata, frasa,
dan kalimat sederhana lainnya
d. Percakapan topik-topik
mengenai perkenalan dengan
menggunakan bentuk tasrif
sederhana
e. Bentuk tasrif sederhana
tentang kalimat perkenalan
2 a. Kata, Frasa, dan kalimat
sederhana tentang topik-topik
mengenai alat-alat tulis
b. Menghubungkannya dengan
gambar dan/ atau kata, frasa,
dan kalimat sederhana lainnya
mengenai alat-alat tulis
c. Membaca kata, Frasa, dan
kalimat sederhana tentang
topik-topik mengenai
lingkungan madrasah, yang
Menghubungkannya dengan
gambar dan/ atau kata, frasa,
dan kalimat sederhana
lainnya. Dan mendalami
kalimat fi’il amr
Sumber data : Silabus Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula, Depag 2015
43
Tabel 4. Materi Kelas Ula 4 mata Pelajaran Al-Qur’an, Hadits, Aqidah,
Akhlak, Fiqh, Tarikh Islam dan Bahasa Arab.
NO KELAS SMTR MATA
PELAJARAN
MATERI
1. Ula 4 1 Al-Qur’an a. Memahami surat Al-Qodar
b. Memaami surat Al-Alaq
c. Hukum bacaan ra’ tafhim dan
ra’ tarqiq
d. Memahami surat At-Tin
e. Memahami surat Al- Insyirah
2 a. Menenrapkan kaidah ilmu
tajwid mad thabi’i, mad far’i,
mad wajib muttashil, mad jaiz
munfasil,mad shilah, mad
‘aridh, mad badal, mad iwadl
b. Memahami surat Ad- Dhuha
1 Hadits a. Mengamalkan hadits tentang
pribadi muslim yang baik
b. Mengamalkan hadits tentang
shalat dan posisinya dalam
Islam
c. Mengamalkan hadits tentang
keutamaan shalat berjamaah
d. Memahami hadits pendek
tentang zakat dan
eksistensinya dalam Islam
2 a. Mengamalkan hadits tentang
puasa dan posisinya dalam
Islam
b. Mengamalkan hadits tentang
haji dan posisinya dalam
Islam
c. Memahami dan mengamalkan
hadits tentang Ihsan
d. Memahami dan mengamalkan
hadits tentang bersikap
penyayang terhadap anak
yatim
3. 1 Aqidah a. Beriman kepada para Rasul
Allah
b. Beriman kepada hari akhir
44
2 a. Beriman kepada qodho dan
qodhar
4. 1 Akhlak a. Membiasakan diri berakhlak
mahmudah dalam kehidupan
sehari-hari
2 a. Membiasakan diri berakhlak
mahmudah dalam kehidupan
sehari-hari
5. 1 Fiqh a. Memahami ajaran Islam
tentang haji dan umrah
b. Memahami jenis-jenis
makanan dan minuman yang
halal dan haram
2 a. Mengetahui jenis-jenis hewan
yang halal dan haram
dikonsumsi serta memahami
cara penyembelihannya
b. Memahami ajaran Islam
tentang qurban, aqiqah dan
khitan
1 Tarikh a.Memahamisejarah
kepemimpinan Abu Bakar ra
b. Memahami sejarah
kepemimpinan Umar Ibn
Khattab ra
2 a. Memahami sejarah
kepemimpinan Utsman Ibn
Affan ra
b. Memahami sejarah
kepemimpinan Khalifah Ali
Ibn Abi Thalib ra
1 Bahasa Arab a. Berkomunikasi menggunakan
minimal 30 kosa kata baru
mengenai madrasah
2 a. Berkomunikasi menggunakan
minimal 30 kosa kata baru
mengenai rumah
Sumber data : Silabus Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula, Depag 2015
45
Tabel 5. Materi Kelas Wustho 1 mata Pelajaran Al-Qur’an, Hadits,
Aqidah, Akhlak, Fiqh, Tarikh Islam dan Bahasa Arab.
NO KELAS SMTR MATA
PELAJARAN
MATERI
1. Wustho 1 1 Al-Qur’an a. Memahami surat al-a’la
b. Memahami surat al
ghasiyah
c. Menerapkan hukum waqof
dan washal
2 a. Memahami ayat kursi dan 3
ayat terakhir surat al-
Baqoroh 281-283
b. Mengenal ilmu al-Qur’an
tentang sejarah al-Qur’an
c. Mengenal ilmu tafsir, ta’wil
dan terjemah
1 Hadits a. Memahami hadits tentang
rukun Iman
b. Memahami dan
mengaplikasikan hadits-
hadits tentang takdir dan
kekuasaan Allah
c. Mengamalkan hadits-hadits
tentang keutamaan sedekah
2 a. Mengamalkan hadits
tentang amal yang utama
3. 1 Aqidah a. Pengertian akhirat
b. Meyakini Qodho dan
Qodhar
c. Mengimplementasikan
tauhid dalam kehidupan
sehari-hari
2 a. Beriman kepada Allah
b. Beriman kepada Malaikat
c. Beriman kepada kitab-kitab
Allah
4. 1 Akhlak a. Memahami konsep Akhlak
Islam
b. Membiasakan diri bersikap
iffah, saja’ah, hikmah
46
2 a. Membiasakan diri menjauhi
akhlak madzmumah
5. 1 Fiqh a. Mempraktikkan tata cara
bersuci
2 a. Memahami kaifiyat shalat
jum’at
b. Memahami ketentuan shalat
jamak, qashar, shalat dalam
keadaan darurat
c. Memahami ketentuan sujud
sahwi dan sujud tilawah
1 Tarikh a. Memahami sejarah bani
Umayyah
2 a. Memahami sejarah bani
Abbasiyah
1 Bahasa Arab a. Tentang peringatan hari
besar Islam
2 a. Tentang mengenal ibadah
Sumber data : Silabus Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustho, Depag 2015
Tabel 6. Materi Kelas Wustho 2 mata Pelajaran Al-Qur’an, Hadits,
Aqidah, Akhlak, Fiqh, Tarikh Islam dan Bahasa Arab.
NO KELAS SMTR MATA
PELAJARAN
MATERI
1. Wustho 2 1 Al-Qur’an a. Memahami surat al Balad
b. Memahami surat at-Tariq
c. Memahami surat al-Mulk
2 a. Mengenal ilmu al-qur’an
tentang kitab-kitab tafsie
b. Memahami surat Yasin
1 Hadits a. Memahami hadits tentang
menyikapi kehidupan dunia
dan akhirat
b. Memahami dan menghafal
hadits tentang lingkungan
alam
c. Memahami ilmu hadits
47
d. Memahami tentang sembilan
periwayat hadits terkemuka
(al Kutub at tis’ah)
2 a. Memahami ilmu hadits
b. Memahami tentang sembilan
periwayat hadits terkemuka
(al Kutub at tis’ah)
3. 1 Aqidah a. Beriman kepada rasul-rasul
Allah
2 b. Beriman kepada hari akhir
4. 1 Akhlak a. Memiliki rasa cinta ilmu dan
ulama serta menunjukkan
sikap penghormatan kepada
ilmu dan ahli ilmu
2 a. Membiasakan diri menjauhi
akhlaq madzmumah dalam
kehidupan sehari-hari
5. 1 Fiqh a. Melaksanakan shalat sunah
selain rawatib
2 a. Memahami ibadah puasa
Ramadhan
b. Memahami cara bersuci dari
haid
c. Memahami puasa nadzar
d. Memahami puasa sunah dan
haram
1 Tarikh a.Memahami sejarah kesultanan
Shafawi
b.Memahami sejarah kesultanan
Mughal
2 a. Memahami sejarah Turki
Utsmani
1 Bahasa Arab a. Kosa kata tentang aktivitas
sehari-hari disekolah dengan
bentuk fiil mudhorik’, fi’il
amr, kalimat ismiyah
2 a. Aqidah Nabi Ibrahim
b. Kosa kata tentang ism dhamir,
ism isyarah, ism sifat, isim
zaman, isim makan, isim
makan
c. Kata tanya aina, madza, man.
Limadza, kaifa Sumber data : Silabus Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustho, Depag 2015
48
3. Metode
Metode dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang
atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu.59
Dalam kaitannya dengan Madrasah Diniyah, metode diperlukan untuk
pegangan dalam memberikan pemahaman terhadap teks-teks ajaran. Metode-
metode ini dapat diterapkan dalam klasikal maupun non klasikal.
Adapun beberapa penerapan metode tersebut adalah:
a) Metode Wetonan atau Bandongan; Metode ini, cara penyampaiannya
ajaran-ajarannya dimana seorang guru/kyai atau ustadz membacakan dan
menjelaskan isi ajaran, sementara santri/murid mendengarkan, memaknai
dan menerima. Dalam metode ini, guru berperan aktif, sementara murid
bersikap pasif.
b) Metode Sorogan; Dalam metode ini, santri menyodorkan kitab yang akan
dibahas, dan guru mendengarkan, setelah itu beliau memberikan
komentar dan bimbingan yang dianggap perlu bagi santri.
c) Metode Hafalan (Tahfidz); Metode ini telah menjadi ciri yang melekat
pada sistem pendidikan nasional, termasuk Madrasah Diniyah. Hal ini
sangat penting pada sitem keilmuan yang lebih mengutamakan argumen
naqli, transmisi dan periwayatan (normatif).
d) Metode Diskusi; Motode ini berarti penyajian bahan pelajaran dilakukan
dengan cara murid atau santri membahasnya bersama-sama melalui tukar
pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu dalam kitab. Dalam
metode ini, guru/ustadz berperan sebagai “moderator”, dan siswa
sebagian berperan sebagai fasilitator atau instruktur, sebagian siswa yang
lain menjadi penelaah yang nantinya dalam metode ini terjadi perdebatan
yang seru, tetapi tetap disertai dengan sikap saling menghormati dan
menghargai.
e) Sistem Majekis Taklim (musyawarah/munazharah); Metode yang
dipergunakan adalah pembelajaran dengan cara ceramah, biasanya
disampaikan dalam kegiatan tabligh, atau kuliah umum.60
Adapun beberapa penerapan metode tersebut adalah:
59 Departemen Agama RI, 2014, Panduan Model Pembelajaran Efektif Madrasah Diniyah
Takmiliyah, Jakarta : Depag., hal 18 60 Ibid., hal. 19-35
49
1) Belajar Klasikal, belajar klasikal ditujukan untuk emberikan informasi
atau pengantar dalam proses belajar mengajar. Contoh: guru
menerangkan tentang rukun iman kepada seluruh siswa kelas 1 Diniyah.
2) Belajar Kelompok, belajar kelompok terutama diajukan untuk
mengembangkan ketrampilan siswa dalam mempelajari dan
mengembangkan materi pokok setiap pokok bahasan. Contoh: Siswa
kelas I Diniyah berkelompok untuk menyebutkan contoh tentang sifat-
sifat Allah. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk menemukan
empat sifat Allah SWT, dan menjelaskannya disertai dengan contoh untuk
masing-masing sifat itu.
3) Belajar Perorangan, belajar perorangan terutama ditujukan untuk
menampung kegiatan perbaikan dan pengayaan. Contoh Hamidah siswa
kelas I diniyah masih selalu salah dalam melafadzkan ucapan kalimat
syahadat, maka dilatih secara perorangan oleh guru dalam latihan
bacaannya.61
4. Media Pembelajaran
Media merupakan sarana penting dalam mencapai pembelajaran yang
efektif dan efisien. Maka dari itu media juga merupakan faktor penting dalam
pendidikan. Adapun pengertian media pembelajaran adalah :
Media pembelajaran adalah alat bantu pengajaran. Sebagai alat bantu
pengajaran, media dapat membantu metode untuk lebih mengaktualisasikan
situasi belajar yang direncanakan.62
Ada beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar Madrasah Diniyah dilihat dari jenisnya, diantaranya:63
a. Media Auditif; Media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, cassete recorder.
b. Media visual; Media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media
ini ada yang menampilkan gambar diam seperti strip (film rangkai), slide
61Departemen Agama RI, 2010, Pedomam Penyelenggaraan Diniyah , Op. Cit., hal 27-28 62 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, hal. 145
50
( film bingkai, foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual
yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu,
film kartun,
c. Media Audio Visual; media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar, jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik.64
Beberapa jenis media diatas selain sebagai penyampai pesan, media juga
berfungsi sebagai: (a) pemberi pengetahuan tentang tujuan belajar; (b)
Memotivasi siswa; (c) Menyajikan informasi; serta (d) penyajian
pengayaan
5. Evaluasi pembelajaran Madrasah Diniyah;
Evaluasi pembelajaran adalah suatu usaha untuk mengumpulkan
berbagai informasi secara berkesinambungan, menyeluruh dan objektif
terhadap proses dan hasil belajar siswa yang dijadikan dasar untuk menentukan
langkah-langkah selanjutnya,65 dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: a)
menyeluruh, evaluasi pembelajaran tidak hanya diarahkan pada aspek
pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran saja, namun juga
terhadap kemampuan pengalaman dan perubahan tingkah laku yang mencakup
aspek kognitif, psikomotorik dan efektif ; b) Berkesinambungan, evaluasi
dilakukan secara terencana , bertahap dan terus menerus untuk memperoleh
gambaran menyeluruh tentang perubahan yang ada pada siswa, sehingga
terlihat sebagai tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang diikuti; c)
64 Syaiful Bahri Djamarah dan Asna Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2002, hal. 140-142 65Departemen Agama RI, 2014, Pedoman Penyelenggaraan, Op. Cit., hal 30
51
Objektif, evaluasi pembelajaran harus dapat menggam; barkan kondidsi yang
sebenarnya dari seluruh aspek . Adapun sistem evaluasi yang digunakan dalam
berbagai bentuk. Menurut tujuan pelaksanaannya, evaluasi pembelajaran
dalam bentuk formatif dan sumatif, menurut jenisnya dilakukan evaluasi test
dan non test, yaitu mengamati perilaku dan kinerja siswa, sedangkan menurut
waktunya, evaluasi dilaksanakan dalam bentuk ulangan harian, ujian semester,
ujian akhir semester, dan ujian akhir. Hal diatas akan diuraikan sebagai berikut:
a. Ulangan harian, dilakukan untuk mengevaluasi penguasaan siswa terhadap
kompetensi dasar yang telah ditentukan dalam silabus dalam bentuk tes
dan non test. Ulangan harian ini merupakan jenis formatif, karena
penggunaannya untuk mengevaluasi metode pembelajaran yang sudah
dijalankan. Hasilnya digunakan untuk dasar memperbaiki dan penyesuaian
metode pembelajaran yang digunakan.
b. Ujian tengah semester, dilakukan sebagai upaya melihat hasil belajar siswa
pada pertengahan semester. Hal ini juga merupakan penilaian formatif
yang dilakukan untuk melihat perkembangan dari aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif siswa yang meliputi penyelesaian seluruh
program pembelajaran dalam satu semester.
c. Ujian akhir semester, dilakukan di akhir program semester untuk
mengetahui perubahan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif siswa,
sebagai acuan tingkat keberhasilan siswa dalam penguasaan standart
kompetensi dan kompetensi dalam seluruh mata pelajaran. Model evaluasi
yang dipergunakan biasanya berbentuk test. Namun untuk mata
pelajaran tertentu membutuhkan praktek, maka diperlukan ujian nontest
sebagai pelengkap.66
Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk pelaksanaan evaluasi, yaitu :
a. Dari segi cara mengerjakan/ pelaksanaan evaluasi dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu: cara tertulis seperti ulangan harian, ujian semester; cara
lisan seperti setoran hafalan, setoran bacaan,; ataupun cara praktek seperti
praktek pelaksanaan wudhu, praktek pelaksanaan sholat dhuha.
b. Dari segi cara memberi skor, dibedakan menjadi 2, yaitu: cara kualitatif,
seperti istimewa, baik sekali, baik, cukup, sedang dan kurang; cara
kuantitatif, diana hasil yang dicapai siswa dijadikan dalam bentuk rentagan
antara 0-10 atau 0-10067
66Ibid., hal. 33-34 67 Departemen Agama RI, Pedoman Penyelenggaraan, Op. Cit., hal. 34
52
3. Guru
Guru menurut ahli bahasa adalah orang yang memberikan fasilitas
dalam kegiatan transfer ilmu pengetahuan dari sumber ilmu ke peserta didik,
yang berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar, dengan
menghadirkan kondisi dan situasi proses belajar mengajar yang dapat
mendorong dan membangkitkan semangat siswanya sehingga siswanya
mampu menyadari kecakapan dan peluang prestasi yang mungkin
didapatnya.68
Kesiapan yang harus dimiliki seorang guru sekurang-kurangnya :69
a. Kesiapan mental yaitu guru harus siap membantu dan melayani sejumlah
warga belajar dalam kelasnya yang secara individu pasti berbeda-beda.
b. Kesiapan pengetahuan, yaitu setiap guru tidak merasa cukup dengan
pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan ia harus menambah ilmu
pengetahuannya. Misalnya dengan melanjutkan studi atau banyak
membaca kepustakaan.
c. Kesiapan alat, yaitu disarankan agar guru kreatif dalam memilih alat
peraga, alat bantu pelajaran yang terdapat pada lingkungannya dan
mungkin tidak usah dibeli. Apabila guru mampu membuat alat peraga
yang sederhana dari barang-barang yang sudah tidak dipakai.
d. Persiapan tertulis, yaitu persiapan yang ditulis oleh guru sebagai
penuangan dari seluruh kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
Berdasarkan pada uraian diatas maka yang dimaksud guru dalam
pembelajaran adalah merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai hasil
capaian siswanya.70
68Jurnal makalah, Pengertian guru dan karakteristiknya, http://pengertiandefinisi.com, di
akses tanggal 5 Juli 2019, pukul 07.35 69Departemen Agama RI, 2014, Pedoman Penyelenggaraan, Op. Cit., h Op. Cit., al, hal.
68-69 70Jurnal makalah, Pengertian guru dan karakteristiknya, Op. Cit., hal. 2
53
Peran guru dalam pembelajaran Madrasah Diniyah diantaranya
Menyampaikan bahan pembelajaran pada siswa sesuai jadwalnya, mengelola
kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan perkembangan fisik dan
psikisnya, serta membuat penilaian siswa dalam ulangan harian dan ulangan
semester sesuai dengan format yang telah ditentuakan.71
4. Siswa
Dalam kamus Pendidikan, definisi dari siswa adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.72Siswa juga
dapat diartikan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik
maupun psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya, melalui lembaga
pendidikan.73
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud
dengan siswa adalah anggota masyarakat yang sedang berkembang dan
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan,untuk mencapai
tujuan pendidikannya, melalui lembaga pendidikan.
Potensi-potensi yang dimiliki anak didik meliputi:
(a) Bakat dan kecerdasan; keduanya merupakan kemampuan pembawaan
yang potensial untuk mengacu pada perkembangan kemampuan
akademis (ilmiah) dan keahlian (proffesional) dalam berbagai bidang
kehidupan.
71 Departemen Agama RI, 2014, Pedoman Penyelenggaraan, Op. Cit., h Op. Cit., al, hal. 16 72 ST. Vebrianto, dkk, 1994, Kamus Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia (Garasindo), hal. 3 73 Muhaimin dan Mujib, Abdul, 1993, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofis dan
Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung: TrigendaKarya, hal. 177
54
(b) Insting (naluri); merupakan suatu kemampuan berbuat tanpa melalui
proses pembelajaran, seperti: melarikan diri, menolak, ingin tahu,
merendahkan diri, mennjolkan diri orang tua, berkelamin, mencari
seuatu, membangun sesuatu serta menarik perhatin orang lain
(c) Nafsu dan berbagai dorongan ; meliputi : 1) Nafsu Lawwamah yang
mendorong ke arah perbuatan tercela (egosentris), 2) Nafsu ammarah
yang mendorong ke arah perbuatan yang merusak, 3) Nafsu birahi yang
mendorong ke arah perbuatan seksual, demi memuaskan tuntutan
pemuasan hidup kelamin. 4) Nafsu Muthmainah yang mendorong ke arah
ketaatan kepada Allah Yang Maha Segala-galanya
(d) Karakter; merupakan kemampuann psikologis yang terbawa sejak lahir,
dan selalu terkait dengan tingkah laku , moral, sosial dan etika seseorang.
(e) Heriditas (keturunan); merupakan faktor menerima kemampuan dasar dari
kedua orang tua sampai pada keturunan urutan lebih di atas, yang
mengandung unsur psikologis dan filosofis. Oleh karena itu baik dan
buruknya seorang anak tidak lepas dengan kepribadian yang dimiliki
oleh kedua orang tanya.
(f) Intuisi (Ilham) merupakan kemampuan psikologis seseorang untuk
menerima ilham dari tuhan, yang berfungsi untuk menggerakkan hati
nurani manusia yang paling dalam ke jalan yang benar.74
Bertolak dari gambaran tersebut, secara tidak langsung memberikan
gambaran kepada pendidik maupun orang tua dalam hal anak sebagai warga
sekolah. Ketika siswa dimasukkan pada Kelompok Bermain (Play Group)
atau Taman Kanak-kanak atau langsung dimasukkan Sekolah Dasar, maka
anak akan merasakan dan menikmati sebagian waktunya berada di luar
keluarga. Kehidupan sekolah mulai mewarnai sikap dan aktifitasnya, karena
itu siswa diharapkan mentaati peraturan yang sudah ditetapkan oleh pihak
sekolah. Dengan kata lain kedisiplinan mulai ditanamkan dan ditegakkan oleh
segenap warga sekolah.
Dengan demikian, pengaruh sekolah terhadap perkembangan siswa
tidak dapat dipungkiri dan diragukan lagi keberadaannya dalam dunia
74 Romlah, Psikologi Pendidikan, Malang, 2010, Cet. Kedua, UMM Press, hal 116
55
pendidikan formal atau sekolah, mereka menunjukkan sikap dan aktifitas
yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang tidak menikmati kehidupan
sekolah. Oleh karena itu pihak sekolah berupaya secara maksimal untuk
meningkatkan kualitas sekolah, sehingga dapat mempengaruhi
perkembangan siswanya.75
5. Sarana dan Prasarana
Keberhasilan pembelajaran di Madrasah Diniyah di dukung dengan
adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada
secara efektif dan efisien. Untuk itu sarana dan prasarana yang dimaksudkan
pada bagian ini adalah :
Sarana Pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Berkaitan dengan ini, prasarana pendidikan berkaitan dengan semua
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pembelajaran. Penekanan pada pengertian tersebut
adalah pada sifatnya, sarana bersifat langsung dan prasarana tidak bersifat
langsung dalam menunjang proses pendidikan.76
Dalam proses pembelajaran di Madrasah Diniyah, pemenuhan sarana
dan prasarana dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran secara
75 Ibid, hal 128 76 Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Yogyakarta : Ruzz
Media, 2012, hal. 47
56
efektif dan efisien. Adapun sarana dan prasarana penunjang tersebut seperti
perpustakaan, slat peraga, dan lain-lain sesuai kebutuhan.
D. Peran Madrasah Diniyah
Ada 4 hal yang akan diuraikan pada bagian itu, yaitu :
1. Dasar Hukum didirikannya Madrasah Diniyah
Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Sistem Pendidiksn Nasional :
yaitu:
a. No. 20 Tahun 2003 Pasal 30 ayat 1,3 dan 4 yang berbunyi: 1) Pendidikan
keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok
masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, ayat 3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada
jalur pendidikan formal, non formal dan informal dan ayat 4). Pendidikan
keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren salafiah. 77
b. Peraturan Mentri Agama Nomor 13 tahun 1964 ini kemudian diubah
dengan keputusan Mentri Agama yang mengatur tentang kurikulum dan
pemberian pengertian-pengertian baru. Dengan demikian terasa penting
dan perannya madrasah diniyah ini, terutama memberi tambahan
pendidikan dan pengajaran agama di sekolah umum, di samping itu
penyelenggaraannya yang banyak bercorak ragamnya dan sesuai dengan
tugas pokok Departemen Agama, maka pengelolaan dan pembinaan
Madrasah Diniyah mutlak perlu ditingkatkan, maka perlu dipikirkan
bagaimana agar pembaharuan pendidikan di madrasah diniyah tersebut
dapat terwujud terutama dalam bidang kurikulum.78
c. Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 2 thun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, maka untuk mengatur lembaga pendidikan yang
beragam di Indonesia dikeluarkan pula peraturan Pemerintah Nomor 73
tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah menjadikan posisi Madrasah
Diniyah berada dijalur pendidikan luar sekolah dengan tujuan, antara lain
secara terus menerus diharapkan mampu memberikan pendidikan agama
kepada siswa yang terpenuhi pada pendidikan jalur sekolah. 79
2. Tujuan Pendidikan Madrasah Diniyah
77 Ibid., hal 42 78 Ibid., hal. 43 79 Departemen Agama RI, Pedoman Manajemen dan Administrasi, Jakarta: 2013, hal. 4
57
Tujuan pendidikan Madrasah Diniyah untuk
a) Memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan kehidupan sebagai warga muslim yang beriman,
bertaqwa dan beramal sholeh serta berakhlak mulia, serta sebagai warga
negar Indonesia yang berkepribadian, percaya diri,, serta sehat jasmani
dan rohani.
b) Membina warga belajar agar memilikipengalaman pengetahuan,
ketrampilan beribadah dan sikap terpuji yang berguna bagi
pengembangan pribadinya.
c) Mempersiapkan siswanya untuk mengikuti pendidikan agama Islam
pada Madrsah Diniyah.80
3. Fungsi didirikannya Madrasah Diniyah
Fungsi dari Madrasah Diniyah adalah :
a. Menyelenggarakan pendidikan agama Islam yang meliputi Al-Qur’an
Hadits, Tajwid, Hadits, Tajwid, Aqidah Akhlak, Fiqh, SKI, Bahasa Arab
dan praktek ibadah.
b. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tambahan pendidikan agama
Islam terutama bagi siswa yang belajar di sekolah formal.
c. Memberikan bimbingan dan pelaksanaan pengalaman ajaran Islam.81
4. Peran Madrasah Diniyah dalam Menunjang kualitas Keagamaan Siswa
Beberapa organisasi penyelenggaraan Madrasah Diniyah banyak
mengadakan modifikasi kurikulum yang dikeluarkan Departemen Agama
namun tentu saja disesuaikan dengan kondisi lingkungan.82 Sehubungan
dengan perkembangan “pembaharuan” Madrasah itu, untuk memudahkan
pembinaan dan bimbingan, Departemen Agama menetapkan dua jenis
Madrasah.Jenis pertama adalah Madrasah yang selain menetapkan mata
pelajaran agama sebagai pelajaran pokok, memasukkan pula mata pelajaran
80Ibid., hal. 6 81Ibid., hal. 7 82Departemen Agama RI, Penyelenggaraan Madrasah Diniyah, 2001, hal 15.
58
umum dalam kurikulumnya. Jenis kedua, Madrasah yang semata-mata
mempelajari agama (isi kurikulumnya semua agama). Jenis Madrasah kedua
ini dikenal dengan Madrasah Diniyah83
Besarnya perhatian masyarakat dan pemerintah daerah terhadap
penyelenggaraan Madrasah Diniyah antara lain didasarkan alasan sebagai
berikut:
a. Jumlah jam pendidikan Agama Isam di sekolah umum sebanyak 2 jam
seminggu dinilai masyarakat atau pihak orang tua siswa tidak mencukupi.
Karena penambahan jumlah jam pendidikan itu sukar dilakukan dalam
kurikulum sekolah umum, penambahan pendidikan Agama Islam perlu
dilakukan melalui Madrasah Diniyah di sore hari.
b. Keluhan dan kritikan yang sering dilontarkan oleh pihak orang tua siswa
terhadap Pendidikan Agama di Sekolah Umum, bahwa anak-anak mereka
banyak yang tidak mampu membaca al-Qur‟an. Secara umum hasil
pendidikan Agama di sekolah umum dinilai oleh masyarakat belum
berhasil meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa bagi peserta didik. Dengan pendidikan agama di sekolah umum
2 jam seminggu bagi guru agama khususnya untuk mengantarkan anak
didik agar bisa dan mampu membaca al-Qur‟an dengan lancar dan benar.
Keprihatinan pihak orang tua dan tokoh-tokoh Islam terhadap
ketidakmampuan anak-anak mereka di sekolah umum membaca al-
Qur‟an makin bertambah, karena dewasa ini kegiatan pengajian al-
Qur‟an secara “tradisional” di rumah-rumah berangsur hilang dan
tergeser oleh “budaya baru” atau “gaya hidup baru” menonton acara TV.
Bagi orang tua dan tokoh-tokoh Islam untuk mengatasi hal tersebut tidak
ada jalan lain yang lebih bisa diandalkan kecuali menggiatkan
penyelenggaraan Madrasah Diniyah di sore hari.
c. Bentuk Madrasah Diniyah lain yang diupayakan oleh masyarakat untuk
mengantarkan anak didik, termasuk anak-anak usia pra sekolah agar
mereka mampu membaca al-Qur‟an adalah dengan menyelenggarakan
“Taman Pendidikan al-Qur‟an” (TPQ). Sebagaimana Madrasah Diniyah
yang diatur dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 1983, TPQ
umumnya diselenggarakan di sore hari.
83Departemen Agama RI, Penyelenggaraan Madrasah Diniyah, hal.
1999:145-146.
59
d. Bagi masyarakat Indonesia, Madrasah Diniyah sudah dianggap sebagai
identitas umat Islam. Oleh karena itu keberadaan Madrasah Diniyah
harus dipertahankan dalam masyarakat Indonesia. 84
Kholiq dalam Jurnal At-Taqaddum, Vol. 5, November 2013:239-243,
menyebutkan ada beberapa peran pendidikan Madrasah Diniyah,
diantaranya:
a) Madrasah Diniyah sebagai warisan leluhur / pemelihara tradisi
keagamaan
Madrasah Diniyah sebagai warisan leluhur, selama ini memiliki
peran sebagai lembaga pendidikan berkarakter religious dan sangat
berperan bagi pembentukan watak religious bangsa.Pendidikan
Madrasah Diniyah merupakan bagian dari sistem pesantren yang wajib di
pelihara dan dipertahankan karena lembaga ini telah terbukti mampu
mencetak para kyai/ulama, Ustad/ustadzah dan sejenisnya.
b) Madrasah Diniyah sebagai penopang pendidikan keluarga
Inti dari pendidikan Madrasah Diniyah adalah untuk menanamkan
iman ke dalam jiwa anak-didik.Pendidikan Madrasah Diniyah adalah
kelanjutan dari pendidikan keluarga yang bertanggungjawab
menanamkan iman yang dimulai dari dalam asuhan kedua orang tua.
Tugas keluarga dalam pendidikan moral dan keagamaan dipandang
sangat penting, bukan hanya karena besarnya pengaruh keluarga dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak, akan tetapi karena pada umumnya
84 Ibid, hal 148-149.
60
pendidikan moral dalam sistem pendidikan kita pada umumnya belum
mendapatkan tempat dan proporsi yang sewajarnya.
Pendidikan formal di Indonesia masih lebih banyak mengambil
bentuk pengisian otak anak didik dalam pengetahuan-pengetahuan yang
diperlukan untuk masa depan, sehingga penanaman nilai-nilai moral
belum menjadi skala priotitas. Oleh sebab itu, tugas ini lebih banyak
dibebankan pada keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak. Namun
persoalannya, tidak semua keluarga memahami arti penting pendidikan
keluarga bagi pembentukan mental keagamaan anak.Tingkat pendidikan
orang tua yang rendah (dipedesaan) dan kurangnya kesadaran orang tua
tentang pendidikan keluarga, sehingga banyak keluarga yang tidak
menjalankan sistem pendidikan ini secara maksimal.Tidak jarang
kemudian anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak mencerminkan
kepribadian religious dan bermoral. Kondisi yang demikian mendorong
banyak para orang tua untuk menyerahkan pendidikan moral dan agama
kepada Madrasah Diniyah, yang dipandang tepat karena disamping
mendidik anak-anak dengan ajaran agama, Madrasah Diniyah juga
memberikan kesibukkan pada anak untuk kegiatan positif dibandingkan
jika anak-anak tidak sekolah Madrasah.
c) Madrasah Diniyah sebagai pendidikan sosial anak
Madrasah Diniyah sebagai salah satu lembaga pendidikan baik
formal maupun non formal, disamping memberikan pendidikan tentang
dasar-dasar keagamaan dan moral, juga memberikan pendidikan sosial
61
anak.Sebagai lembaga pendidikan sosial, Madrasah Diniyah mampu
mengkondisikan lingkungan sosial dengan “basis” agama. Anak-anak
bisa belajar agama sekaligus bisa belajar bersosial di lingkungan
Madrasah.Bagaimanapun aktivitas belajar di Madrasah Diniyah
merupakan aktivitas sosial yang positif bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Posisi Madrasah Diniyah sebagai pendidikan sosial anak semakin
dianggap penting, manakala di zaman sekarang mulai muncul adanya isu-
isu tentang meningkatnya kenakalan anak akibat “pergaulan” yang tidak
baik. Fakta menunjukkan bahwa kemajuan teknologi telah memberikan
banyak kemudahan dalam akses informasi dan “pergaulan”, sehingga
bisa terjerumus pada tindakan-tindakan seperti minum-minuman keras,
pemakaian obat-obat terlarang, seks bebas dan sebagainya. Semua itu
diakibatkan karena salah dalam pergaulan dan pengaruh modernisasi
yang tidak dapat menggunakannya secara bijak.
d) Madrasah Diniyah sebagai penunjang dalam pencapaian tujuan
pendidikan nasional
Pendidikan Nasional diselenggarakan dalam upaya mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, sebagaimana dirumuskan UU No. 20 tahun
2003 (Sistem Pendidikan Nasional), oasal 3:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
62
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”
Dari rumusan di atas bahwa tujuan pendidikan nasional yang utama
adalah membentuk manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, kemudian berakhlak mulia baru terkait dengan aspek lainnya
sperti sehat, berilmu, cakap dan sebagainya.persoalannya adalah
sekalipun agama diberikan pada setiap jenjang pendidikan, namun secara
proporsional jam pelajaran agama di sekolah hanya 2 jam setiap minggu,
jauh dari memadai. Padahal pendidikan agama mempunyai muatan yang
syarat akan nilai dalam pembentukan watak dan kepribadian. Tanggung
jawab membentuk insan beriman bukan semata tanggung jawab
pemerintah melalui sekolah.
Di samping pemerintah, keluarga dan masyarakat turut
bertanggung jawab untuk mewujudkan cita-cita luhur di atas. Melihat
realitas bahwa pendidikan agama di sekolah hanya 2 jam dalam satu
minggu, tumpuan selanjutnya adalah keluarga dan masyarakat. Hal
tersebut berarti bahwa pendidikan Madrasah Diniyah, kedudukannya
menjadi sangat sebagai penting sebagai penunjang sistem pendidikan
sekolah. Pentingnya tersebut terletak pada perannya dalam menutup
“celah kelemahan” dalam sistem pendidikan agama di sekolah.
e) Sebagai Pendidikan Alternatif (Khusus Agama)
Madrasah Diniyah memiliki peran dalam penanaman nilai-nilai Islam
lebih dini pada peserta didik, sehingga anak mampu membedakan
perilaku baik dan buruk yang berkembang dimasyarakat. Membentuk
63
kepribadian Islami dengan pondasi yang kuat melalui penanaman nilai-
nilai keimanan dan memberikan wawasan islami, sehingga mereka
mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui ibadah
mahdhah maupun ghairu mahdhah.85
85 Kholiq dalam Jurnal At-Taqaddum, Vol. 5, November 2013:239-243, di
akses pada tanggal 19 Agustus 2019: 19.30