Upload
doandieu
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. Pengertian Judul
Pengertian judul “Desain Interior Cat Center di Jakarta dengan Konsep
Modern”, adalah sebagai berikut:
1. Desain adalah sesuatu yang ditunjukan untuk menghasilkan produk
yang bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup dan kualitas
kehidupan manusia (Zainuddin, 1998).
Desain adalah kerangka bentuk; rancangan; motif; pola; corak
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 3, 2005).
2. Interior adalah bagian dalam gedung; tatanan perabot di dalam
ruang dalam dari sebuah gedung (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
edisi 3, 2005).
Interior adalah bagian dalam dari bangunan apapun dan
bagaimanapun bentuk bangunan itu dibatasi oleh lantai, dinding
dan plafon (Suptandar, 1999).
3. Desain interior pada prinsipnya merupakan upaya memecahkan
masalah kehidupan yang berkaitan dengan ruang bagian dalam dari
sebuah bangunan (Santosa, 2005).
4. Cat dalam bahasa Indonesia memiliki arti kucing (Echols &
Shadily, 2005). Kucing disebut juga kucing domestik atau kucing
rumah (nama ilmiah: Felis silvestris catus atau Felis catus) adalah
sejenis mamalia karnivora dari keluarga felidae. Kata "kucing"
biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan, tetapi
bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa dan harimau
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kucing).
5. Center dalam bahasa Indonesia memiliki arti yaitu pusat (Echols &
Shadily, 2005).
6. Cat Center berarti pusat kucing, yang bermaksud pusat fasilitas
untuk memenuhi kebutuhan kucing.
9
7. Kota Jakarta adalah ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta
merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status
setingkat provinsi
(https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_).
8. Modern adalah terbaru; mutakhir; sikap dan cara berpikir serta cara
bertindak sesuai dengan tuntutan zaman (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, edisi 3, 2005).
Arsitektur Modern merupakan konsep arsitektur yang menerapkan
fungsionalisme, di mana keindahannya terdapat pada alasan di
balik rancangan dan fungsi yang dihasilkan oleh rancangan tersebut
(Sumalyo, 2005).
Selain dipilih menjadi sahabat di rumah, kucing juga telah menjadi
bagian gaya hidup kosmopolitan yang serba praktis. Terlebih sosoknya
yang cerdas, bersahabat, dan menggemaskan menjadikan kucing sebagai
hewan peliharaan yang menyenangkan. Maka dari itu, Desain Interior Cat
Center merupakan desain interior yang dikhususkan untuk mewadahi
seluruh kebutuhan kucing dan pemeliharanya di Jakarta.
B. Tinjauan Kucing
1. Sejarah dan Asal-usul Kucing
Banyak orang percaya bahwa kucing berasal dari Miacids—
makhluk sejenis musang. Miacids dianggap nenek moyang anjing dan
kucing. Diperkirakan kucing muncul lebih dahulu dibandingkan
anjing. Kini, kucing modern termasuk hewan mamalia yang tergabung
dalam keluarga besar kucing (cats) (Effendi & Budiana, 2014).
Penyebaran kucing antara lain:
Sekitar abad ke-900 SM, kucing bulu pendek tiba di Italia dari
Mesir.
Pada abad ke-16, kucing bulu panjang tiba di Italia dari Turki.
Pada abad ke-17, kucing bulu pendek tiba ke dataran Amerika
beserta rombongan pemukim pertama yang menetap di sana.
10
Sekitar tahun 1920, ras Birmana tiba di Perancis dari Birma.
Sekitar tahun 1930-an, ras Burmese diimpor ke Amerika dari
Birma. Sementara itu ras Egyptian Mau diimpor ke Amerika
dari Mesir.
Sekitar tahun 1950-an, ras Korat diimpor ke Amerika dari
Thailand.
Sekitar tahun 1970-an, ras Japanese Bobtail diimpor ke Amerika
dari Negara asalnya, Jepang. Sementara itu, ras Singapura
diimpor ke Amerika dari Singapura dan ras Angora diimpor ke
Amerika dari Turki.
Akhir abad ke-19, ras Russian Blue tiba di Inggris dari
Archangel (Rusia). Ras Abyssinian tiba di Inggris dari Ethiopia
(Abyssinia) dan ras Siamese tiba di Inggris dari Spanyol.
Pada pertengahan abad ke-19, kucing bulu panjang tiba di
Inggris dari Turki.
Setelah abad ke-19, kucing bulu panjang diimpor ke Amerika
dari Inggris (Effendi & Budiana, 2014).
2. Perilaku dan Kebiasaan Kucing
Kucing pada umumnya memiliki beberapa perilaku dan kebiasaan
yang sama, antara lain:
Intelegensi
Intelegensi kucing dapat dilihat dari caranya berburu
(Effendi & Budiana, 2014).
Sifat
Sifat atau watak setiap kucing berbeda-beda, tergantung
dari pribadi kucing itu sendiri atau jenisnya. Ada kucing
yang memiliki sifat penurut dan taat, ada pula yang tidak.
Jenis kelamin juga berperan dalam menentukan sifat ini.
Kucing pejantan cenderung lebih keras dalam sifat dan
sikap, sebaliknya kucing betina lebih lembut (Effendi &
Budiana, 2014).
11
Agresivitas
Kucing marah ditandai dari suara mengeong yang keras
dan berusaha menggigit sambil mencakar dengan kakinya.
Terdapat beberapa penyebab kucing marah, seperti:
o Dominan Agression, sikap kucing yang ingin
menantang kucing lain untuk merebut kekuasaan
atau pemimpin yang dominan.
o Sex Related Agression, sifat yang berkaitan dengan
hormon seks kucing, baik jantan maupun betina.
o Maternal Agression, induk kucing berusaha
melindungi anaknya.
o Male to male Agression, dua kucing bermain-main,
tetapi lama-kelamaan berkelahi.
o Predatory Agression, instingnya yang suka
mengejar benda-benda bergerak.
o Food and Toy Agression, untuk mempertahankan
makanan dan mainannya.
o Terriotorial Agression, ingin mempertahankan
wilayah territorial.
o Health-related Agression, disebabkan oleh rasa
sakit (Effendi & Budiana, 2014).
Berurin
Kegiatan spraying rutin dilakukan kucing setiap hari pada
kucing jantan yang berumur 8-9 bulan. Kucing menandai
teritorialnya dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut:
o Kucing akan buang air kecil di tempat-tempat
tertentu sebagai bagian dari wilayahnya.
o Kucing menggores dengan cakarnya.
o Kucing mengusapkan kepalanya pada benda padat
yang akan menyalurkan bau dari kelenjar kulitnya
(Effendi & Budiana, 2014).
Menggaruk
12
Kucing mempunyai kebiasaan menggaruk apa saja yang
dijumpainya (Effendi & Budiana, 2014).
Menggaruk/mencakar merupakan perilaku natural seekor
kucing yang dilakukan untuk merenggangkan otot,
menghilangkan kutikula pada kuku, mempertajam cakar,
dan menandai wilayahnya (OSU, 2015).
Muntah
Kucing muntah untuk mengeluarkan gumpalan bulu dari
perutnya. Bulu-bulu itu tertelan sewaktu kucing menjilati
bulunya. Bulu-bulu tersebut tidak dapat dicerna di dalam
perut sehingga menggumpal menjadi bola bulu (fur ball).
Untuk merangsang kucing muntah, biasanya kucing
memakan rumput (Effendi & Budiana, 2014).
Menggali
Kucing gemar menggali tanag atau pasir dengan kakinya.
Kebiasaan itu muncul ketika kucing selesai buang air.
Kucing menggali pasir dan menutup kotorannya dengan
pasir tersebut supaya aromanya tidak tercium (Effendi &
Budiana, 2014).
Kabur
Kucing peliharaan tidak jarang pergi dari rumahnya karena
sifatnya yang ingin berpetualang. Kucing pergi ke luar
rumah biasanya karena bosan dengan lingkungannya dan
ingin melihat suasana baru di luar rumah dan mencari
kucing lain (Effendi & Budiana, 2014).
3. Sikap dan Kemampuan
Komunikasi
Kucing berinteraksi dengan kucing atau hewan lain,
termasuk kepada pemiliknya (Effendi & Budiana, 2014).
Suara
13
Nada dan volume dapat menunjukkan perasaan marah,
takut, atau gembira. Bila nadanya keras, gusar, dan buas,
itu berarti kucing sedang marah. Bila mengeong lembut
dengan nada bersahabat tanda sedang bermain atau rileks.
Bila sedang khawatir, kucing biasanya diam atau minim
suara (Effendi & Budiana, 2014).
Sentuhan
Sentuhan merupakan metode paling atraktif yang
ditunjukkan kucing untuk memperlihatkan kasih sayang.
Rasa kasih sayang ini dapat dilakukan dengan
menyentuhkan hidung, menggesekkan tubuh, dan menjilat
tubuh kucing lain (Effendi & Budiana, 2014).
Tidur
Tidur merupakan kegiatan yang paling lama dilakukan
kucing di setiap harinya. Total tidurnya bisa mencapai 16
jam per hari. Kucing selalu mencari tempat yang hangat
dan terlindung untuk tidur, baik di dalam maupun di luar
rumah (Effendi & Budiana, 2014).
Bahasa Tubuh dan Ekspresi
Bahasa tubuh kucing dapat dipahami dari gerak telinga,
kumis, sorot mata, volume suara, dan ekspresi wajahnya.
Bahasa tubuh kucing dapat mencerminkan suasana hati,
seperti sedang marah, senang, atau ketakutan (Effendi &
Budiana, 2014).
14
Tabel 2.1. Perilaku Kucing (Sumber: OSU, 2015)
Bermain
Bermain merupakan aktivitas utama kucing sebagai
predator yang dapat menggantikan aktivitas berburunya.
Salah satu yang terlihat dari permainan kucing adalah
banyaknya gerakan (Effendi & Budiana, 2014).
Suka Kebersihan
Kucing merupakan hewan yang suka kebersihan. Hal
tersebut dapat dilihat dari perilakunya yang kerap
membersihkan tubuh dengan menggunakan lidahnya
(Effendi & Budiana, 2014).
15
Berburu
Kucing adalah pemburu karnivora, tetapi ia tidak memiliki
insting pemburu secara total. Kemampuan berburu
didorong dari adanya kompetisi dan hanya unjuk diri.
Kemampuan itu diperolehnya melalui observasi dan trial
and error, melalui latihan berulang-ulang. Latihan itu ia
dapatkan terutama dari induknya atau “belajar” dari kucing
lain (Effendi & Budiana, 2014).
4. Alasan dan Dampak Memelihara Kucing
Terdapat beberapa alasan manusia memelihara kucing, antara lain:
Gaya Hidup
Memelihara kucing sudah menjadi bagian gaya hidup
cosmopolitan yang serba praktis. Dengan kelebihan kucing
yang tidak berisik, pakan sedikit, dan tidak repot menjadi
alternatif hewan peliharaan yang mudah digendong atau
diajak jalan-jalan ke mall atau pusat pertokoan (Effendi &
Budiana, 2014).
Lokasi Sempit
Banyak orang tinggal di perumahan minimalis atau
apartment. Ruangan tidak begitu luas, hewan yang paling
cocok untuk peliharaan adalah kucing. Binatang ini tidak
perlu “olahraga” di luar rumah, cukup berjalan-jalan di
ruangan. Kucing tidak harus membuang “hajat” di luar
rumah, cukup sediakan “toilet” maka kucing akan terbiasa
melakukannya. Tidak ada keluhan tetangga akibat suara
ribut karena kucing hanya mengeong (Effendi & Budiana,
2014).
Terapi
Memelihara kucing juga dapat dijadikan terapi untuk
manusia, antara lain:
o Memperpanjang umur
16
o Menurunkan tekanan darah
o Menekan bahaya serangan jantung
o Memacu motivasi
o Mencegah stress
o Mencegah depresi (Effendi & Budiana, 2014).
Kucing juga dapat memberikan beberapa dampak positif bagi
pemeliharanya, seperti:
Kucing dapat memberikan suasana menyenangkan.
Kehadirannya dapat mengurangi perasaan orang yang suka
menyendiri, meningkatkan kepercayaan diri pada anak-
anak, meningkatkan kemampuan anak untuk berolahraga,
hobi, dan hiburan yang menyenangkan.
Kucing dapat membantu pendidikan anak, seperti berada di
dekat binatang tersebut untuk melakukan observasi,
memberikan perhatian, dan menghargai sifat mandiri.
Kucing dapat membantu anak yang stress, tertekan, atau
memiliki penyakit “aneh” yang dokter mungkin belum
sanggup mengobatinya.
Kucing dapat menghibur dan mengurangi perasaan sedih.
Kehadiran kucing dapat memulihkan stabilitas kejiwaan
dan membangun kepercayaan.
Kucing dapat menjadi teman yang baik bagi para lansia.
Orang lanjut usia yang hidup sendiri dan memelihara
hewan kesayangan, termasuk kucing di rumahnya rata-rata
memiliki kesehatan yang lebih baik jika dibandingkan
dengan yang tidak mempunyai hewan kesayangan.
Kucing dapat bermanfaat bagi penderita tekanan darah
tinggi. Memelihara kucing dapat membantu para penderita
tekanan darah tingi, sakit jantung, asam urat, atau sukar
tidur (insomnia). Dengan memelihara kucing dapat
17
mengurangi presentase pemeriksaan dan pengobatan
(Effendi & Budiana, 2014).
C. Tinjauan Cat Center
Cat Center adalah pusat fasilitas untuk memenuhi kebutuhan
kucing sebagai hewan peliharaan, yang terdiri dari Cat Hotel, Cat Shop,
Cat Clinic, Cat Café dan Salon & Grooming. Memelihara kucing dengan
ras tertentu membutuhkan biaya yang cukup tinggi dalam perawatannya,
sehingga menjadi sesuatu yang prestis, terutama bagi masyarakat Jakarta
yang merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Dengan adanya
Cat Center, maka pemelihara kucing dapat dengan mudah memenuhi
kebutuhan kucing peliharaannya di dalam satu tempat yang menyediakan
segala fasilitasnya.
D. Pendekatan Desain
Perancangan desain interior Cat Center ini menggunakan konsep
modern sesuai dengan gaya hidup masyarakat saat ini yang praktis dan
simpel. Modern adalah terbuka atau termutakhir (Widayat, 2010). Sikap
dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.
Sisi seni gaya modern terletak pada kesederhanaan bentuknya.
Aliran modern juga sangat mementingkan fungsi suatu benda. Arsitek
ternama Mies van der Rohe merangkum istilah modern dengan pernyataan
“less is more”. Menurutnya tanpa detail pun desain dapat menjadi indah
dan bernilai seni tinggi. Era modern juga sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ekonomi dan pola pikir kaum urban. Kesibukan membuat
orang tak lagi menginginkan sesuatu yang rumit. Kata simplicity menjadi
kunci dalam era ini. Tak hanya bentuk yang menjadi lebih sederhana,
penggunaan bahan dan warna pun menjadi lebih sederhana. Kehadiran
hunian yang makin terbatas ukurannya seperti apartemen juga mendorong
lahirnya gerakan modern ini. Dengan desain yang sederhana, ergonomis,
dan sangat fungsional, ruangan yang tadinya sempit terasa lebih lapang
(Amorani, 2009).
18
Dalam arsitektur modern, aspek seni dan teknik betul-betul
menyatu. Tuntutan kualitas, besaran ruang, jumlah dan bentuk tidak dapat
terwujud tanpa perhitungan dan kreatifitas teknis dan suatu bangunan yang
indah, tak dapat terwujud tanpa kreatifitas seni. Ciri global dari arsitektur
modern adalah perpaduan seni dengan teknik (Sumalyo, 2005).
Aplikasi gaya modern mengutamakan kemudahan perawatannya
dengan permainan kayu dan bentuk geometris yang simple untuk
menghindari penumpukan debu di lingkungan tropis (Sari, 2010).
Untuk menciptakan tekstur berciri khas modern adalah penggunaan
stainless steel dengan cat semprot, kaca patri, plastik bening dof, bahan
bulu, bahan tweed dan rajut, lantai karet ekspos, cat mengkilat atau dengan
limestone (Amorani, 2009).
Sedangkan sentuhan seni berciri khas modern adalah dengan
lukisan geometrik atau abstrak dengan warna solid, skulptur bahan semen
tanpa finis atau dicat putih, penggunaan panel kayu, furniture berbahan
metal, besi atau stainless steel, hiasan dinding berupa piring-piring
bernuansa country warna monokrom (Amorani, 2009).
E. Fasilitas Besaran Ruang
Ruang-ruang yang akan dipakai pada perancangan ini adalah:
1. Ruang Cat Hotel
Cat Hotel merupakan suatu ruang yang berfungsi sebagai penitipan
kucing. Cat Hotel terdiri dari beberapa kandang yang berfungsi
sebagai “tempat tinggal” bagi kucing selama kucing tersebut
dititipkan. Cat Hotel memberikan fasilitas pada kucing yang dititipkan
berupa tempat tidur, tempat makan, tempat minum, litter box,
stratching pod, dan mainan.
Terdapat beberapa fungsi kandang untuk kucing peliharaan, antara
lain:
Aktivitas kucing dapat lebih terpantau.
Menjadi rumah tinggal sementara selama pemilik kucing tidak
berada di tempatnya.
Menjaga kucing dari serangan hewan lain (Effendi & Budiana,
19
2014).
Prinsip sebuah kandang adalah rumah yang nyaman bagi kucing.
Kandang dipisahkan menjadi beberapa ruangan yang masing-masing
dihuni kucing berdasarkan umurnya. Selain kandang istirahat, juga
disediakan ruangan untuk bermain dan melakukan aktivitas lainnya.
Kucing dapat bermain dan bergerak dengan leluasa, dan kemudian
istirahat di kandangnya dengan aman dan nyaman.
Hal yang perlu diperhatikan pada kandang kucing adalah hindari
terik matahari yang berlebihan dan terpaan air hujan, baik langsung
maupun tidak langsung, serta sirkulasi udara yang baik dan cahaya
yang cukup. Kandang dapat dibuat dari pagar kawat atau besi, lantai
plester atau keramik, dan beratap genteng atau fiberglass untuk
kandang outdoor. Suhu ruangan yang ideal untuk kandang kucing
adalah 20oC.
Rata-rata kandang yang dapat dibeli di pet shop memiliki material
plastik, besi, stainless steel, atau aluminium. Standar ukuran kandang
untuk kucing dewasa adalah 60 cm x 90 cm x 60 cm (Effendi &
Budiana, 2014).
Kucing memiliki kebiasaan buang air besar dan kecil di pasir. Oleh
karena itu, diperlukan sebuah litter box di dalam kandang kucing.
Litter box adalah sebuah kotak atau nampan plastik yang berisi pasir
halus (Effendi & Budiana, 2014). Menurut dr. Stephanie Janeczko,
D.V.M., ukuran sebuah litter box paling tidak harus satu atau setengah
kali dari panjang kucing (petfinder.com)
Gambar 2.1. Litter box. (Sumber: http://howtomake.guide/wp-content/uploads/2015/05/litter-
box.jpg)
20
Kucing memiliki naluri untuk menggaruk benda-benda di
sekitarnya. Selain dilakukan untuk memberikan tanda daerah
kekuasaannya, kucing juga melakukannya untuk mengasah kuku agar
selalu tajam. Scratching post adalah sebuah benda untuk kucing
menggaruk menggunakan kukunya, yang terbuat dari batang kayu
yang dibalut tali tambang, ijuk, karung goni, atau karpet (Effendi &
Budiana, 2014).
Gambar 2.2. Scratching post. (Sumber:
http://catscornervideo.com/store/images/scratching_post.jpg)
2. Ruang Cat Salon & Grooming
Cat Salon & Grooming merupakan ruang yang memberikan
fasilitas kebersihan pada kucing secara fisik, baik memandikan
maupun perawatan pada bulu, kuku, telinga, dan sebagainya. Ruang
Cat Salon & Grooming dibagi menjadi dua area, yaitu area basah pada
bagian ruang mandi kucing, dan area kering pada bagian ruang salon
& grooming.
Kegiatan di Cat Salon & Grooming antara lain:
Menyisir
Menggunting bulu, termasuk bulu pada jari kaki dan sekitar
telinga
Memandikan
Peralatan untuk memandikan kucing adalah bak mandi,
handuk, gayung, sikat karet, sampo, blower, dan kandang
penjemuran. Kandang penjemuran merupakan sebuah
travelling box untuk kucing yang sudah dimodifikasi dengan
21
blower.
Terdapat beberapa standar perawatan, keamanan, dan sanitasi
untuk fasilitas salon & grooming pada hewan peliharaan menurut
Professional Pet Groomers & Stylists Alliance (2015), antara lain:
a) Fasilitas Area Mandi
Seluruh area mandi harus dalam keadaan baik (tidak rusak)
dan dalam kondisi yang aman untuk digunakan.
Produk dan/atau bahan kimia yang digunakan dalam proses
grooming dan tata rias harus memenuhi panduan, aturan, dan
regulasi yang diterapkan di wilayah lokal, negara, dan federal,
serta harus pet-friendly.
Tempat mandi (tubs) untuk hewan harus memiliki permukaan
yang tidak licin.
Temperatur air harus diatur di level yang sesuai untuk hewan
peliharaan dan perawatan harus diperhatikan untuk mencegah
ketidaknyamanan atau cidera dari air yang terlalu panas atau
terlalu dingin.
Lantai di setiap tempat mandi (tub) harus memiliki permukaan
yang tidak licin untuk groomers dan stylists.
b) Fasilitas Area Grooming
Meja grooming dan pengering harus aman, kokoh, dan dalam
kondisi yang baik untuk digunakan (tidak rusak).
Alas meja untuk hewan harus dilengkapi dengan permukaan
yang tidak licin dan mudah dibersihkan.
Pegangan pada meja grooming yang mengendalikan hewan
peliharaan harus pet-friendly dan aman.
Seluruh produk, peralatan, dan perlengkapan yang digunakan
dalam proses pengerjaan harus dirawat dengan kondisi yang
baik, dan digunakan dengan cara yang aman dan profesional.
Pengaman hewan peliharaan harus aman dan manusiawi, serta
mengikuti standar perlakuan terhadap hewan peliharaan.
22
Fasilitas harus dibersihkan dengan semestinya untuk kesehatan
hewan peliharaan dan manusia.
Kandang, tempat mandi, dan meja harus selalu dibersihkan di
antara setiap hewan penggunanya.
c) Fasilitas Area Pengeringan
Semua pengering harus dirawat dengan rutin.
Kandang dan kotak pengering harus digunakan dengan aman
dan dengan perilaku yang manusiawi. Ketika proses
pengeringan:
o Hewan peliharaan harus diawasi secara dekat dan
berkali-kali untuk memastikan keamanan dan
kenyamanannya.
o Terkecuali dengan persetujuan pemelihara, setiap hewan
harus dipisah di setiap kandang pengering.
o Kandang harus mengakomodasi hewan peliharaan,
memberinya space untuk duduk, berdiri, dan memutar
badan dengan nyaman.
d) Standar Fasilitas Umum
Pertolongan pertama untuk hewan dan manusia, termasuk
produk pembersih mata dan peralatan harus tersedia di tempat.
Fasilitas harus memiliki ventilasi untuk memberikan kualitas
udara yang baik.
Temperatur udara harus sesuai dengan keamanan, kesehatan,
dan kenyamanan seluruh pengguna dan hewan peliharaan.
Ketika terdapat hewan, paling tidak diharuskan satu orang
yang memahami pertolongan pertama untuk hewan berada di
fasilitas tersebut.
Protokol tindakan darurat harus berada di tempat untuk
memastikan seluruh hewan yang berada di fasilitas tersebut
menerima perawatan darurat yang layak.
Setiap fasilitas harus memiliki nama dan informasi kontak
dokter hewan yang siap dihubungi saat darurat.
23
Produk pembersih dan peralatannya harus tersedia untuk
semua pengguna.
3. Ruang Cat Shop
Store atau retail adalah sebuah set aktivitas bisnis untuk
menambahkan nilai produk dan jasa yang dijual kepada konsumen
untuk kegunaan pribadi atau keluarga konsumen. Sementara itu
retailer adalah sebuah bisnis yang menjual produk dan/atau jasa
kepada konsumen untuk kegunaan pribadi atau keluarga konsumen
(Levy & Weitz, 2007). Karena store sangat erat hubungannya dengan
konsumen atau pelanggan, pertimbangan ergonomi harus sangat
diperhatikan dalam ilmu desain interior ini.
Gambar 2.3. Besaran ruang sesuai ergonomi retail shop. (Sumber: Panero, 1979)
Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan pada sebuah retail terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu Self Service, Self Selection (Swa Seleksi), dan Personal. Cat
Shop pada umumnya menerapkan sistem pelayanan self service,
yaitu sistem pelayanan di mana pengunjung bebas memilih dan
mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian membawanya
ke kasir untuk melakukan pembayaran.
24
Sistem Display
Sistem Display sebuah cat shop biasanya menerapkan sistem open
display, yaitu bentuk display yang memberikan kemungkinan pada
pembeli untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan pelayan
toko (Duncan & Hollander, 1977).
Terdapat beberapa macam etalase yang dapat diterapkan pada
sebuah cat shop, antara lain:
Etalase Sistem Terbuka
Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan ruang
pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan
interior ruang dalamnya. Penataan display tidak ada
penghalang kasat mata dan arah pandangan kurang
terfokus.
Etalase Sistem Tertutup
Etalase mempunyai pembatas antara ruang display dengan
ruang pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan
mempunyai pandangan visual lebih terfokus.
Etalase Khusus
o Etalase Sudut
Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di
persimpangan jalan dan posisinya tepat di sudut.
o Etalase Atas
Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan
bertingkat. Etalase ini berfungsi sebagai papan reklame.
o Benam
Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih rendah
daripada lantai disekitarnya.
o Etalase bertingkat
Etalase penggabungan antara etalase atas dan etalase
benam dan lebih lagi dengan sistem etalase terbuka.
Sudut pandang kurang sesuai dengan sudut pandang
pengamat.
25
o Etalase Arcade
Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan yang
memanjang ke belakang dengan bagian muka yang
sempit (Duncan & Hollander, 1977).
4. Ruang Cat Café
Kata “kafe” berasal dari bahasa Perancis yaitu cafe yang berarti
coffee dalam bahasa Indonesia kopi atau coffeehouse dalam bahasa
Indonesia kedai kopi, istilah ini muncul pada abad ke-18 di Inggris.
Pada awalnya kopi pertama kali masuk ke Eropa pada tahun 1669
ketika utusan Sultan Mohammed IV berkunjung ke Paris, Perancis,
dengan membawa berkarung-karung biji misterius yang nantinya
dikenal dengan nama coffee.
Café dalam Kamus Besar Indonesia diartikan sebagai tempat
minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan sajian musik dan
juga diartikan sebagai tempat makan dan minum. Sedangkan menurut
Marsum. W. A dalam bukunya Restoran dan Pemahamannya, Café
yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cakes (kue-
kue), sandwich (roti isi), kopi, dan teh. Pilihan makan yang terbatas
dan tidak menjual minuman beralkohol (Setyawan, 2013).
Dimensi Ruang Gerak
Gambar 2.4. Standar konter makan. (Sumber: Panero, 1979)
26
Gambar 2.5. Standar jarak bersih antar kursi (stool) tempat makan. (Sumber: Panero, 1979)
Gambar 2.6. Jarak bersih untuk pelayanan pramusaji dan sirkulasi pada tempat makan. (Sumber:
Panero, 1979)
a. Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan yang diterapkan pada café di Cat Center
adalah sistem Tray Service, yaitu penyajian makanan dan
minuman dengan menggunakan nampan/baki, dimana
konsumen memesan langsung kepada pelayan di counter, dan
pelayan menyajikan langsung pesanannya. Setelah pesanan
disajikan di meja counter, konsumen langsung membayar di
kasir (Soekresno, 1996).
b. Jenis Menu Menurut Waktu Penyajian
Jenis menu pada café di Cat Center ini menggunakan jenis
Buffet Menu, yaitu daftar beberapa paket untuk dipilih.
Makanan disajikan di atas meja panjang yang didesain
semenarik mungkin, pengunjung tinggal memilih sendiri
hidangan yang akan dinikmati sesuai dengan selera masing-
masing (Soekresno, 1996).
27
5. Ruang Cat Clinic
Menurut Peraturan Menteri Pertanian RI (2010), sebuah fasilitas
kesehatan untuk hewan sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan:
a. papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan
jasa medik veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran
yang memadai;
b. tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai;
c. ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana,
peralatan medic veteriner, lemari obat, peratalan untuk
administrasi dan rekam medic, serta peralatan untuk
menangani limbah pelayanan kesehatan hewan;
d. sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai
kapasitas;
e. sumber air bersih, sistem drainase, sistem penanganan limbah,
sistem keamanan untuk menjamin kesehatan manusia, hewan
dan lingkungan; serta
f. sistem komunikasi
Memiliki fasilitas pelayanan yang harus terdiri dari:
a. peralatan untuk mengendalikan hewan,
b. peralatan untuk mendiagnosa secara klinis,
c. peralatan penunjang diagnose laboratorium (secara sederhana),
d. peralatan pengobatan dan penyimpanan obat,
e. peralatan untuk administrasi kantor dan rekam medis,
f. peralatan untuk keselamatan petugas, serta
g. peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan
hewan.
Hal mendasar yang membedakan rumah sakit hewan dengan
bangunan lainnya adalah:
a. Higienis, memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Untuk menjaga kebersihan ruang dan lingkungan, pemisah
28
hewan berpenyakit menular serta pemisah antara hewan sakit
dan sehat.
b. Memperhatikan perilaku hewan, baik sakit maupun sehat.
Untuk memenuhi kebutuhan sesuai perilaku, misalnya
ketenangan, dibutuhkan pemisah hewan-hewan tertentu dan
kebutuhan harian hewan.
Untuk hewan peliharaan seperti anjing dan kucing, ruangan
didesain secara khusus. Setiap kamar diberikan ruangan
khusus untuk penjaga serta diberikan pintu yang langsung
mengarah pada halaman luar, seperti:
Gambar 2.7. Bentuk denah ruangan hewan anjing atau kucing. (Sumber: Hessler &
Lehner, 2009)
c. Mempunyai pengaturan sirkulasi yang baik
Rumah sakit hewan hendaknya membagi sirkulasi berdasarkan
29
penggunanya. Untuk staff rumah sakit dapat menjangkau
semua area-area penting di rumah sakit, namun untuk
pengunjung dibuat alur sirkulasi khusus yang membuat mereka
tidak bisa memasuki zona-zona privat.
d. Kenyamanan dan keamanan hewan yang dititipkan (Hessler &
Lehner, 2009).
F. Elemen Pembentuk Ruang
Yang termasuk unsur pembentuk ruang antara lain adalah:
1. Lantai
Terdapat beberapa persyaratan penggunaan jenis lantai untuk area
hewan menurut RSPCA (Royal Society for the Prevention of Cruelty
to Animals), yaitu seluruh lantai harus memiliki permukaan yang
halus untuk menghindari infeksi luka pada hewan, contohnya
keramik. Lantai concrete juga dapat digunakan apabila telah diberi
treatment menjadi tahan air. Pada bagian luar, kerikil lebih disarankan
daripada rumput atau tanah, tetapi harus secara rutin dibersihkan.
Material kayu sebagai lantai tidak disarankan karena mudah rusak dan
paving juga tidak disarankan karena sulit untuk dijaga kebersihannya.
2. Dinding
Menurut RSPCA (Royal Society for the Prevention of Cruelty to
Animals), ada beberapa persyaratan pada penggunaan dinding sebagai
elemen interior yang memfasilitasi hewan, antara lain dinding harus
dilindungi dengan lapisan cat karet yang diklorinasi, supaya dinding
mudah dibersihkan. Selain itu, dinding tidak boleh memiliki celah
atau retakan karena dapat menimbulkan penyakit.
3. Langit-langit (Ceiling)
Terdapat beberapa persyaratan teknis untuk perancangan langit-langit
pada sebuah fasilitas kesehatan berupa Rumah Sakit menurut
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C oleh
30
Departemen Kesehatan RI (2007), yaitu:
a. Umum
Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah
dibersihkan.
b. Persyaratan langit-langit
Tinggi langit-langit di ruangan, minimal 2,7 m, dan tinggi
di selasar (koridor) minimal 2,4 m.
Rangka langit-langit harus kuat.
Langit-langit mungkin harus dari bahan kedap suara.
G. Organisasi Ruang
Bangunan yang memiliki fungsi ruang yang berbeda-beda namun tetap
terpusat pada satu ruang utama menerapkan organisasi ruang radial.
Organisasi jenis radial memadukan unsur-unsur
organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini
terdiri dari ruang pusat yang dominan, dimana
sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang
seperti bentuk jari-jarinya. Kelebihannya adalah mudah menyesuaikan
kondisi lingkungan. Kelemahannya adalah membutuhkan banyak ruang
(Ching, 1996).
H. Sirkulasi
Sistem sirkulasi yang dapat diterapkan pada sebuah Cat Center adalah
sirkulasi radial.
Sirkulasi ini melibatkan konvergensi pada suatu
titik pusat yang fungsional dan memudahkan
pencapaian sepanajang titik-titik tersebut yang
merupakan tujuan bagi pengunjung (Ching, 1996).
I. Furniture
Menurut paper “The Indoor Cat Initiative” (2015) dari Universitas Ohio
31
State, terdapat beberapa furniture yang dibutuhkan oleh kucing, antara
lain:
a. Litter Box
Litter box merupakan kotak berisi pasir yang berfungsi sebagai
“toilet” untuk kucing. Litter box bersifat personal sehingga harus
terdapat satu litter box untuk satu kucing untuk menghindari
penularan penyakit. Litter box juga harus cukup besar dan mudah
untuk digunakan oleh kucing.
b. Scratching Post
Scratching post merupakan suatu benda yang digunakan kucing
untuk menggaruk/mencakar. Menggaruk/mencakar merupakan
perilaku natural seekor kucing yang dilakukan untuk
merenggangkan otot, menghilangkan kutikula pada kuku,
mempertajam cakar, dan menandai wilayahnya. Scratching post
juga berguna untuk menghindari kucing merusak furniture lain
dengan mencakarnya. Scratching post yang biasa disukai oleh
kucing yaitu yang menggunakan material fiber yang kasar,
contohnya sisal, karpet, dan kardus.
c. Alas Tidur
Kucing merasa sangat rentan pada saat tidur, maka dari itu mereka
memilih untuk tidur di tempat yang mereka rasa aman. Material
yang hangat, lembut, dan empuk seperti selimut dan handuk
merupakan alas tidur yang paling disukai oleh kucing.
d. Tenggeran
Tenggeran, atau yang lebih dikenal dengan perches merupakan
suatu furniture untuk kucing memanjat, tidur, duduk, atau melihat
keluar dari atas.
J. Warna
Kucing tidak dapat melihat segala sudut dalam sebuah area. Retina
manusia memiliki cones sekitar 10 kali lebih banyak, dan reseptor
cahaya yang berfungsi lebih baik di cahaya yang terang daripada yang
32
dimiliki oleh kucing.
Manusia memiliki tiga jenis cones, yang memungkinkan mereka
untuk melihat spektrum yang luas dari warna, dengan puncak
sensitivitas pada merah, hijau dan biru. Sementara kucing mungkin
memiliki tiga jenis cones, dengan jumlah dan distribusi yang memiliki
variasinya masing-masing. Dalam tes percobaan, kucing tampaknya
tidak melihat sebanyak warna seperti yang dilihat manusia.
Beberapa ahli percaya bahwa pengelihatan warna pada kucing
hanya sebatas warna biru dan abu-abu, sedangkan lainnya percaya
bahwa penglihatan warna pada kucing sama dengan anjing, namun
dengan warna dan saturasi yang lebih rendah. Anjing melihat lebih
sedikit warna dibandingkan dengan manusia dan tidak bisa
membedakan antara warna merah, kuning, hijau, dan oranye
(livescience.com, 2013)
Menurut ilustrasi pada video dengan judul How Animals See the
World yang diunggah oleh channel BuzzFeedYellow, kucing hanya
dapat melihat warna cokelat, kuning, dan biru
(www.youtube.com/BuzzFeedYellow, 2013).
Gambar 2.8. Ilustrasi cara pandang kucing. (Sumber: www.youtube.com/BuzzFeedYellow,
2013)
K. Interior System
1. Sistem Penghawaan (Thermal System) merupakan pengaturan
sirkulasi udara dalam ruang, berupa penghawaan alamiah melalui
bukaan/ventilasi maupun penghawaan buatan yaitu dengan sistem
AC atau penghawaan lainnya yaitu exhauster fan.
33
Gambar 2.9. Unit Indoor AC split yang dipasang di dinding. (Sumber:
http://www.airconditioningdr.com/images/ductless-ac-1.jpg)
Tujuan dari direncanakan penghawaan ini adalah terwujudnya
kenyamanan user dengan standar kenyamanan ruang, yaitu:
Temperatur Udara : 18o
– 26oCelcius
Pergerakan Udara : 0,1 – 0,15m/s
Kelembaban Relatif : 50% – 55%
Kebutuhan Udara Bersih : 0,85m3/s/orang (Satwiko,
2003)
Menurut RSPCA (Royal Society for the Prevention of Cruelty to
Animals), standar suhu ruangan untuk sistem group-housing pada
kucing adalah 10oC – 26
oC. Sedangkan, pendapat yang dilansir di
buku Kucing: Complete Guide Book for Your Cat, suhu ruangan
yang ideal untuk kucing adalah 20oC (Effendi & Budiana, 2014).
2. Sistem Pencahayan (Lighting System)
Sistem pencahayaan yang diterapkan pada Cat Center berbeda-
beda, disesuaikan dengan fungsi setiap ruangnya. Menurut
peraturan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI (2012), sistem pencahayaan
pada ruang rawat inap pada fasilitas kesehatan adalah:
1) Bangunan ruang rawat inap harus mempunyai pencahayaan
alami dan/atau pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan
darurat sesuai dengan fungsinya.
2) Bangunan ruang rawat inap harus mempunyai bukaan untuk
pencahayaan alami.
34
3) Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi
bangunan ruang rawat inap dan fungsi masing-masing ruang di
dalam bangunan ruang rawat inap.
4) Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat
iluminasi yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam
bangunan rawat inap dengan mempertimbangkan efisiensi,
penghemat energi, dan penempatannya tidak menimbulkan
efek silau atau pantulan.
5) Pencahayaan buatan yang digunakan untuk pencahayaan
darurat harus dipasang pada bangunan ruang rawat inap
dengan fungsi tertentu, serta dapat bekerja secara otomatis dan
mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup untuk evakuasi
yang aman.
6) Pencahayaan umum disediakan dengan lampu yang dipasang
di langit-langit.
7) Disarankan menggunakan lampu-lampu yang dipasang
dibenamkan pada plafon (recessed) karena tidak
mengumpulkan debu.
8) Pencahayaan harus didistribusikan rata dalam ruangan.
9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan,
pemasangan, dan pemeliharaan sistem pencahayaan pada
bangunan ruang rawat inap mengikuti:
SNI 03 – 2396 – 2001, Tata cara perancangan sistem
pencahayaan alami pada bangunan gedung,
SNI 03- 6575 – 2001, Tata cara perancangan sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung,
SNI 03 – 6574 – 2001, Tata cara perancangan sistem
pencahayaan darurat, tanda arah, dan tanda peringatan,
atau pedoman dan standar teknis lain yang berlaku.
Pencahayaan matahari siang hari sangat baik pada fasilitas
kesehatan untuk beberapa alasan. Selain menghemat energi, faktor
penting dari cahaya matahari adalah penampilan warna, yang dapat
35
bermanfaat untuk ruang prosedur perawatan di mana kesesuaian
warna cahaya bersifat kritis. Desain pencahayaan yang fleksibel
jarang digunakan pada fasilitas perawatan kesehatan karena cahaya
jarang berubah atau dipindahkan, dengan pengecualian
pencahayaan untuk operasi dan perawatan serta pada toko koleksi
souvenir dan seni, dan beberapa area lainnya. Sebaliknya, desain
perawatan yang baik harus permanen, tahan lama, dan
menggunakan sumber pencahayaan yang hemat energi (Karlen &
Benya, 2004)
3. Sistem Akustika
Sistem pengendalian terhadap kebisingan dan getaran pada
bangunan Rumah Sakit menurut Pedoman Teknis Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit Kelas C oleh Departemen Kesehatan RI
(2007) yaitu:
1) Kenyamanan terhadap kebisingan adalah keadaan dengan
tingkat kebisingan yang tidak menimbulkan gangguan
pendengaran, kesehatan, dan kenyamanan bagi seseorang
dalam melakukan kegiatan.
2) Gangguan kebisingan pada bangunan gedung dapat berisiko
cacat pendengaran. Untuk memproteksi gangguan tersebut
perlu dirancang lingkungan akustik di tempat kegiatan dalam
bangunan yang sudah ada dan bangunan baru.
3) Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan
pada bangunan rumah sakit harus mempertimbangkan jenis
kegiatan, penggunaan peralatan, dan/atau sumber bising
lainnya baik yang berada pada bangunan gedung maupun di
luar bangunan rumah sakit.
4) Setiap bangunan rumah sakit dan/atau kegiatan yang karena
fungsinya menimbulkan dampak kebisingan terhadap
lingkungannya dan/atau terhadap bangunan rumah sakit yang
telah ada, harus meminimalkan kebisingan yang ditimbulkan
sampai dengan tingkat yang diizinkan.
36
5) Untuk kenyamanan terhadap kebisingan pada bangunan rumah
sakit harus dipenuhi standar tata cara perencanaan kenyamanan
terhadap kebisingan pada bangunan gedung.
6) Persyaratan kebisingan untuk masing-masing ruangan/unit
dalam rumah sakit adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Syarat kebisingan pada rumah sakit. (Sumber: Departemen Kesehatan RI
Sekretariat Jenderal, 2007)
4. Sistem Utilitas
1) Sistem Sanitasi
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004, lingkungan, ruang, dan
bangunan rumah sakit harus selalu dalam keadaan bersih
dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas
yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak
memungkinkan sebagai tempat bersarang dan
berkembangbiaknya serangga, binatang pengerat, dan
binatang pengganggu lainnya. Selain itu, saluran air limbah
domestik dan limbah medis harus tertutup dan terpisah,
masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi
pengolahan air limbah.
2) Sistem Pembuangan Sampah
37
Bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas kesehatan untuk
hewan harus memiliki saluran pipa besar dari setiap ruang
perawatan menuju septictank yang kedalamannya rata-rata
7 meter, ditampung lalu diolah menjadi cair kemudian
dibuang ke saluran pembuangan menjadi air bersih.
Sistem pembuangan kotoran hewan
Kandang > Pembuangan > Saluran pipa >
Septictank > Pengolahan > Jenset > Jadi cair >
Keluar melalui saluran solokan > Air bersih
Sistem pembuangan barang tidak terpakai
Barang tidak terpakai > Tempat sampah >
Pembakaran (drh. Edi, dalam Silva, 2013)
3) Sistem Keamanan
Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia
(pencurian) diterapkan dengan security, CCTV
(Close Circuit Television) dan Heavy Duty Door
Contact (sensor yang dipasang pada pintu).
Gambar 2.10. Kamera CCTV. (Sumber:
sekuritidankeamanan.wordpress.com, 2013)
Sistem Proteksi Kebakaran
Setiap bangunan rumah sakit harus mempunyai
sistem proteksi pasif terhadap bahaya kebakaran
yang berbasis pada desain atau peraturan terhadap
komponen arsitektur dan struktur rumah sakit
sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari
kerusakan fisik saat terjadi kebakaran.
38
Penerapan sistem proteksi pasif antara lain:
o Rumah sakit harus mampu secara structural
stabil selama kebakaran.
o Kompartemenisasi dan konstruksi pemisah
untuk membatasi kobaran api yang potensial,
perambatan api dan asap, agar dapat:
Melindungi penghuni yang berada di
suatu bagian bangunan terhadap
dampak kebakaran yang terjadi di
tempat lain di dalam bangunan
Mengendalikan kobaran api agar
tidak menjalar ke bangunan lain yang
berdekatan
Menyediakan jalan masuk bagi
petugas pemadam kebakaran
o Proteksi Bukaan
Seluruh bukaan harus dilindungi, dan lubang
utilitas harus diberi fire stop untuk mencegah
merambatnya api serta menjamin pemisah
dan kompartemenisasi bangunan.
Penerapan sistem proteksi aktif antara lain:
o Pipa tegak dan selang kebakaran
o Hidran halaman
o Sistem springkler otomatis
o Pemadam Api Ringan (PAR)
o Sistem pemadam kebakaran khusus meliputi
sistem gas dan sistem busa
o Sistem deteksi dan alarm kebakaran
o Sistem pencahayaan darurat
o Tanda arah
o Sistem peringatan bahaya (Departemen
Kesehatan RI Sekretariat Jenderal, 2007)