30
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara Umum Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber (pemberi pesan) kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang fikiran dan perasaan serta minat dan perhatian siswa sedemikian rupa sehinggainformasi yang disampaikan dapat terjadi pada sasaran atau si penerima. Secara umum media juga dipandang sebagai sesuatu hadiah yang didalamnya termasuk baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Sehingga media itu sendiri sebagai alat penghubung antara pemberi pesan (komunikator) kepenerima pesan (komunikan). Bahwa komunikator bertujuan efektif dan efisien terhadap pesan. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 68) media gambar adalah media yang mengkombinasikank fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar. Media gambar merupakan media yang sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau dari pembiayaannya termasuk media yang murah harganya. 2.1.2 Pengertian Media Pendidikan Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan guru mengajar dari siswa belajar, baik secara langsung maupun tidak langsung hingga siswa dapat menerima sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil belajar. Media pendidikan merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan murid menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang professional

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Media Secara Umum

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan dari sumber (pemberi pesan) kepada penerima pesan

sehingga dapat merangsang fikiran dan perasaan serta minat dan perhatian

siswa sedemikian rupa sehinggainformasi yang disampaikan dapat terjadi

pada sasaran atau si penerima.

Secara umum media juga dipandang sebagai sesuatu hadiah yang

didalamnya termasuk baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat

lunak (software). Sehingga media itu sendiri sebagai alat penghubung

antara pemberi pesan (komunikator) kepenerima pesan (komunikan).

Bahwa komunikator bertujuan efektif dan efisien terhadap pesan.

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 68) media gambar

adalah media yang mengkombinasikank fakta dan gagasan secara jelas dan

kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar.

Media gambar merupakan media yang sederhana, mudah dalam

pembuatannya, dan ditinjau dari pembiayaannya termasuk media yang

murah harganya.

2.1.2 Pengertian Media Pendidikan

Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan guru

mengajar dari siswa belajar, baik secara langsung maupun tidak langsung

hingga siswa dapat menerima sejumlah pengetahuan, sikap dan

keterampilan sebagai hasil belajar. Media pendidikan merupakan suatu alat

atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar,

dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid. Hal ini

sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan murid menerima

dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang professional

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

7

dan mampu menyelaraskan antara media pendidikan dan metode

pendidikan.

Menurut Ensiclopedi of Educational Reseach, nilai atau manfaat media

pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga

mengurangi verbalitas.

2. Memperbesar perhatian siswa.

3. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh

karena itu pelajaran lebih mantap.

4. Memberikan pengalaman yang nyata.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.

6. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu

perkembangan bahasa.

7. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain

8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara

guru dan murid.

9. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang

sebenarnya secara realita dan teliti.

10. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan

belajar

2.1.3 Pengertian Media Audio dan Visual

Media audio adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan

suara saja, seperti radio, cassete recorder, pringan hitam. Media visual

adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini

yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti Filem Strip

( Filem rangkai ), foto, gambar, atau lukisan, cetakan. Adapula media visual

yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan

film kartun.

Media audio menurut Rinanto (1982: 43) yaitu ”segala jenis media

yang hanya bisa dinikmati oleh indra pendengar, dan yang mampu

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

8

menggugah imajinasi bagi para pendengarnya”. Media audio merupakan

alat bantu yang digunakan dengan hanya bisa mendengar saja. Di samping

menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak,

materi audio dapat digunakan untuk ;

1. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang

telah didengar;

2. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan

mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari

lokasi;

3. Menjadikan modal yang akan ditirukan oleh siswa; 4) Menyiapkan

variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan

belajar mengenai pokok bahasan.

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian

media audio untuk pengajaran, dimaksud adalah sebagai bahan yang

mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara),

yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa,

sehingga terjadi proses belajar-mengajar.

Pengembangan media audio sama halnya dengan pengembangan

media lainnya, yang secara garis besar meliputi kegiatan perencanaan,

produksi, dan evaluasi. Perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan penentuan

tujuan, menganalisis keadaan sasaran, penentuan materi, format yang akan

dipergunakan dan penulisan skrip. Produksi adalah kegiatan perekaman

bahan, sehingga seluruh program yang telah direncanakan dapat direkam

dalam pita suara atau piringan suara. Evaluasi dimaksudkan sebagai

kegiatan untuk menilai program, apakah program tersebut bisa dipakai atau

perlu direvisi ( di sempurnakan) lagi. Pembahasan selanjutnya, tidak akan

menguraikan lebih lanjut tentang pengembangan suatu program audio, akan

tetapi akan membahas pemanfaatan media audio dalam proses pengajaran.

Karakteristik media audio umumnya berhubungan dengan segala kegiatan

melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

9

mendengarkan kalau digolongkan atau diklasifikasikan percakapan-

percakapan yang bisa dicapai meliputi hal-hal ssebagai berikut:

a. Pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.

Sebagai contoh: siswa ditugasi untuk menghitung kata-katatertentu

dari apa yang terungkap dalam suatu paragraf yang dia dengar.

b. Mengikuti pengarahan. Siswa mendengarkan suatu pernyataan singkat

dan selanjutnya siswa harus menandai satu pernyataan yang paling

cocok dari beberapa pernyataan pilihan jawaban.

c. Digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka

dengar. Siswa mendengarkan satu kalimat atau salah satu frase

kalimat, kemudian mereka menirukannya. Dalama hal ini tidak dalam

satu kata saja, untuk memungkinkan adanya daya analisis hubungan

satu kata dengan yang lainnya sebelum mereka menirikannya.

d. Perolehan arti dari suatu konsteks. Siswa harus menyempurnakan

kalimat yang terdiri atas beberapa kata yang artinya bisa jelas setelah

menyempurnakan kalimat itu dalam suatu konsteks tertentu. Bagian

kalimat ini diperdengarkan sebagai suatu tanda (cue).

e. Memisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak relevan.

Kepada siswa diperdengarkan suatu paragraf yang didalamnya

terdapat kat-kata atau informasi yang tidak relevan atau tidak pada

konsteksnya. Kata-kata yang biasanya dipakai adalah mempunyai

bunyi hampir bersamaan dengan kata yang mempunyai konsteks yang

benar.

f. Mengingat dan mengemukakan kembali ide atau bagian-bagian dari

cerita yang mereka dengar. Dalam hal ini biasanya disajikan suatu

cerita pendek atau tulisan pendek, dan siswa mengungkapkannya

kembali setelah selesai mendengarkan cerita tersebut.

Dari segi sifatnya yang auditif, media ini terdapat kelemahan yang

harus diatasi dengan cara pemanfaatan media atau saluran lainnya. Karena

kekurangan ini didasarkan atas ciri-ciri dan karakteristis media audio

sendiri. Kekurangan dari media audio, antara lain:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

10

1. Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang

tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara

belajar yang khusus.

2. Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentu

auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan

batuan pengalaman visual.

3. Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa terkontrol melalui

tingkatan penguasaan perbendaharaan kata-kata atau bahasa, serta

susunan kalimat.

4. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang

sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak.

5. Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainya

dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman

analog tersebut pada si penerima. Bila tidak bisa terjadi ketidak

mengertian dan bahkan kesalah pahaman.

Dari pertimbangan kekurangan media audio diatas, maka manfaatnya

memerlukan bantuan pengarahan dari media lainny, sehingga pengalaman

dari pengetahuan siap dipunyai pendengar sebelumnya akan membantu

terhadap keberhasilan penampilannya.

Jenis-jenis pemanfaatan media audio dalam kegiatan pengajaran

pemanfaatannya dapat digolongkan pada bagian-bagian berikut ini:

1. Audio card instruction. Pengajaran melalui suatu kartu bergambar atau

bertulisan yang bila dimasukkan kepada alat player-nya akan

terdengar suara yang mengiringi gambar atau tulisan pada kartu

tersebut.

2. Pengajaran dengan menggunakan satu rekorder bagi suatu kelompok

kecil. Instlasi dalam sistem ini biasanya berupa satu record-player

yang aupot-nya dihubungkan dengan beberapa headphone.

3. Pengajaran untuk keperluan tutorial. Materinya bisa dipergunakan

secara perorangan atau secara kelompok. Untuk tujuan ini materinya

akan berisikan bimbingan atau pengarahan dalam suatu masalah atau

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

11

hal. Misalnya untuk kepentingan pengarahan sebagai prelab; ataupun

mungkin untuk bahan pengayaan materi yang disampaikan oleh media

lainnya.

4. Pengajaran untuk keperluan tutorial. Materinya bisa dipergunakan

secara perorangan atau secara kelompok. Untuk tujuan ini materinya

akan berisikan bimbingan atau pengarahan dalam suatu masalah atau

hal. Misalnya untuk kepentingan pengarahan sebagai prelab; ataupun

mungkin untuk bahan pengayaan materi yang disampaikan oleh media

lainnya.

5. Rekaman sebagai alat evaluasi dimaksudkan ada dua macam kegiatan:

a. Kegiatan evaluasi yang harus merespons terhadap stimulus atau

pertanyaan yang telah direkam terlebih dahulu, dan

b. Kegiatan evaluasi yang jawabannya atau hasilnya merupakan hasil

rekaman masing-masingkegiatan evaluasi seperti kegiatan 5a diatas

merupakan suatu pemanfaatan dari prinsip-prinsip uraian tentang

kecakapan-kecakapan apa saja yang bisa dicapai oleh adanya media

audio, pada bagian 1 depan. Sedangkan kegiatan 5b bisa kita lakukan

dengan memanfaatkan kegiatan perekaman sebagai alat pengalaman

untuk belajar.

1.1.4 Media Audio Visual

Menurut Rinanto (1982: 22) yang dimaksud dengan media visual

adalah semua media yang bisa dinikmati oleh indra mata dan mampu

menumbulkan rangsangan untuk berefleksi. Misalkan: gambar/lukisan, foto-

foto, slide, poster, cergam, dan sebagainya. Arsyad (2008: 91) berpendapat

bahwa : Media visual memegang peranan yang sangat penting dalam proses

belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui

elaborasi struktur dan organisasi), memperkuat ingatan, dan juga dapat

menumbuhkan minat siswa serta dapat memberikan hubungan antara isi

materi pelajaran dengan dunia nyata.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

12

Dari beberapa definisi disimpulkan bahwa media visual adalah media

yang dapat dilihat oleh mata yang mampu menumbuhkan rangsangan untuk

berefleksi, memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan, dan

menumbuhkan minat siswa, serta dapat memberikan hubungan antara isi

materi dengan dunia nyata. Bentuk media visual misalnya gambar

representasi, diagram, peta, slide, cergram, dan sebagainya.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat membantu

kegiatan siswa belajar, oleh karena itu dapat disajikan pesan yang diterima

oleh siswa dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indra yang

dimiliki. Untuk itulah maka seorang guru harus berusaha agar materi

pelajaran yang disajikan, dapat dimengerti dengan mudah oleh siswa dengan

melibatkan sejumlah alat indranya.

Menurut Edgar Dale yang dikutip oleh Jhon D; Latuheru bahwa:

“Pengalaman belajar manusia 75% diperoleh melaui indra pendengaran dan

selebihnya melalui indra lainnya.

Menurut Rinanto (1982 : 21) ”audio visual adalah suatu media yang

terdiri dari media visual yang disingkronkan dengan media audio yang

sangat memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara guru dan anak

didik di dalam proses PBM”. Media audio visual merupakan perpaduan

yang saling mendukung antara gambar dan suara yang mampu menggugah

perasaan dan pikiran bagi yang bersangkutan. Dari beberapa definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan alat yang dapat

menyampaikan informasi dengan cara didengar dan dilihat sehingga

mempermudah seseorang dalam memahami sesuatu.

2.1.5 Media Pembelajaran

Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala

sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian

faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses

pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Untuk itu

perlu sekali dalam proses pembelajaran diciptakan suasana yang kondusif,

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

13

agar siswa benar-benar tertarik dan ikut aktif dalam proses tersebut. atau

pengantar. Dengan kata lain, media adalah perantara atau pengantar pesan

dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Grearlach & Ely (1971)

dalam Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2007) mengatakan

bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Atwi Suparman (1997)

mendefinisikan, media sebagai alat yang digunakan untuk menyalurkan

pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima. Dalam aktivitas

pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat

membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung

antara pendidik dengan siswa.

Ada beberapa fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran,

diantaranya:

1. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses

pembelajaran;

2. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistik (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau tulisan);

3. Mengatasi keterbatasan ruang;

4. Pembelajaran lebih kumunikatif dan produktif;

5. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan;

6. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar;

7. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu;

8. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;

9. Meningkatkan kadar keaktifan /keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah

bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

dengan maksud agar proses interaksi kom mengataunikasi edukasi antara

guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

14

besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media

pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada

kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi.

Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah

“media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur

pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh

Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa

sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.

Gene dan Briggs (1979-195) menyarankan suatu cara dalam langkah-

langkah memilih media pembelajaran untuk pembelajaran. Langkah dalam

memilih media pembelajaran menurut keduanya adalah :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran

2. Mengklasifikasi tujuan berdasarkan domein atau tipe belajar

3. Memilih peristiwa – peristiwa pembelajaran yang akan berlangsung

4. Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa

5. Mendaftar media pembelajaran yang dapat di gunakan pada setiap

peristiwa dalam pembelajaran

6. Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media pembelajaran

yang dipakai

7. Menentukan media pembelajaran yang terpilih akan di gunakan

8. Menulis rasional ( penalaran) memilih media pembelajaran tersebut

9. Menulis tata cara pemakaiannya pada setiap event ( peristiwa)

10. Menuliskan script ( naskah ) pembicaraan dalam penggunaan media

pembelajaran.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

15

2.1.6 Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil

penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam hampir semua

bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal

dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang

mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus

dirancang sendiri oleh guru.

Menurut pendapat Sudirman, dkk, media dapat di klasifikasikan

sebagai berikut

Di lihat dari jenisnya, media di bagi menjadi tiga yaitu :

1. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan

suara saja, seperti radio, dan cassette recorder.

2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan. Media visual ada yang menampilkan gambar diam seperti

foto, gambar

3. atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan

gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun

4. Media audio-visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan

unsur gambar. Media ini dibagi lagi ke dalam audio-visual diam dan

audio-visual bergerak. Audio-visual diam yaitu media yang

menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara dan

film rangkai suara. Audio-visual bergerak yaitu media yang dapat

menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film

suara dan vidio cassette.

Dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak.

Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat

menjangkau jumlah siswa dalam waktu yang sama.

2. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan

tempat, yaitu media yang dalam penggunaannya membutuhkan ruang

dan tempat yang khusus seperti film.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

16

3. Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram dan

pengajaran melalui computer

Dilihat dari bahan dan pembuatannya, media dibagi menjadi dua

yaitu :

1. Media yang sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya mudah

diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan

penggunaannya tidak sulit.

2. Media yang kompleks, yaitu media yang bahan dan alat

pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit

membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang

memadai.

2.1.6.1 Pengertian Alat Peraga

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat di serap oleh mata dan

telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa

lebih efektif dan efisien ( Sudjana, 2002:59). Alat peraga merupakan salah

satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi

ajar yang abstrak

menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat merupakan bagian

dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe belajar.

Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi

seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar

dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya

secara logis dan realitis. Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah

abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit yang realitis serta

menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah di lupakan. Alat peraga dalam

mengajar memegang peranan sebagai alat bantu untuk menciptakan proses

belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar di tandai dengan

adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta

evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa di

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

17

lepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk

mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam

pencapaian tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga memegang peranan

yang sangat penting dengan adanya alat peraga dengan mudah dapat

dipahami oleh siswa. Alat peraga sering di sebut audio visual, dari

pengertian alat yang dapat di serap oleh mata dan telinga. Alat tersebut

berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah di pahami oleh

siswa.

Dalam proses belajar mengajar alat peraga di pergunakan dengan

tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

1. Fungsi dan nilai alat peraga

Ada enam fungsi pokok dari alat dalam proses belajar mengajar.

Keenam fungsi tersebut adalah :

a. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar - mengajar bukan

merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri

sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang

efektif.

b. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari

keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan

salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.

c. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan

dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa

penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan

pelajaran.

d. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat

hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses

belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

e. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk

mempercepat proses belajar - mengajar dan membantu siswa dalam

menagkap pengertian yang diberikan guru.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

18

f. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk

mempertinggi mutu belajar - mengajar. Dengan perkataan lain

menngunakan alat peraga, hasil belajar yang dicapai akan tahan lama

diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Di samping enam fungsi di atas penggunaan alat peraga dalam proses

belajar - mengajar mempunyai nilai-nilai seperti di bawah ini:

a. Alat peraga dapat meletakkan dasar - dasar yang nyata untuk berpikir,

oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbaliswe.

b. Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk

belajar.

c. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar

sehingga hasil belajar tambah mantap.

d. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.

f. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu bekembangnya

kemampuan berbahasa.

g. Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain

serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar

yang lebih sempurna.

Di samping itu masih banyak nilai dan manfaat yang diperoleh dari

penggunaan alat peraga dalam kaitannya dengan pencapaian hasil belajar –

mengajar.

1. Jenis- jenis alat peraga

Alat peraga dalam proses belajar – mengajar kita bedakan menjadi alat

peraga dua dan tiga dimensi.

a. Alat peraga dua dan tiga dimensi

Alat peraga dua dimensi artinya alat yang mempunyai ukuran panjang

dan lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi di samping mempunyai

ukuran panjang dan lebar juga mempunyai ukuran tinggi

Alat peraga dua dan tiga dimensi ini antara lain ialah:

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

19

a. Bagan

Bagan adalah gambaran dari suatu yang dibuat dari garis dan gambar.

Bagan bertujuan untuk memperlihatkan hubungan perkembangan,

perbandingan, dan lain-lain. Jenis bagan antara lain bagan keadaan,

lukisan, diagramatik, perbandingan, petunjuk, waktu, uraian, dan lain-

lain.

b. Grafik

Grafik adalah penggambaran data berangka, bertitik, bergaris,

bergambar yang memperlihatkan hubungan timbal balik informasi

secara statistik. Dibedakan, ada grafik garis, batang, lingkaran dan

grafik bergambar. Data pertumbuhan penduduk suatu negara dapat

dilukiskan dalam bentuk grafik.

c. Poster

Poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai

pemberitahuan, peringatan, maupun penggugah selera yang biasanya

berisi gambar-gambar. Poster yang baik gambarnya sederhana, kata-

katanya singkat dan menarik perhatian.

d. Gambar mati

Sejumlah gambar, foto, lukisan, baik dari majala, buku, koran atau

dari sumber lain yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengajaran.

Gambar ini bisa dikumpulkan oleh siswa, kemudian dibicarakan guru

pada waktu mengajar.

e. Peta datar

Peta datar banyak digunakan sebagai alat peraga dalam pelajaran ilmu

bumi kependudukan. Peta datar ini ialah gambar rata suatu

permukaan bumi yang mewujudkan ukuran dan kedudukan yang kecil

dilakukan dalam garis, titik dan lambang.

f. Peta timbul

Peta timbul pada dasarnya peta dasar yang dibentuk dengan tiga

dimensi. Dibuat dari tanah liat atau bubur kertas. Penggunaannya

sama dengan peta datar.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

20

g. Globe

Globe merupakan model penampang bumi yang dilukiskan dalam

bentuk benda bulat. Globe adalah alat peraga yang tepat untuk

menunjukkan negara-negara di dunia.

h. Papan tulis

Papan pengumuman, papan tempel. Alat ini merupakan alat klasik

yang tak pernah dilupakan orang dalam proses belajar-mengajar.

Peranan papan tulis dan papan lainnya masih tetap digunakan guru,

sebab merupakan alat yang praktis dan ekonomis.

2. Penerapan alat peraga dalam pengajaran

Uraian dibawah ini membahas bagaimana penerapan alat peraga

dalam pengajaran. Khususnya diuraikan masalah yang berhubungan

dengan prinsip penggunaan alat peraga, langkah-langkah

menggunakan alat peraga dalam kelas, guru dan keperagaan, prosedur

belajar dan hubungannya dengan keperagaan.

a. Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga

Dalam menggunakan alat peraga hendaknya guru memperhatikan

sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga tersebut dapat

mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip ini adalah :

1. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru

memilih terlebih dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengan

tujuan dan bahan pelajaran yang hendaknya diajarkan.

2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu

perhitungan apakah penggunaan alat peraga itu sesuai dengan tingkat

kematangan/kemampuan anak didik.

3. Menyajikan alat peraga dengan tepat, artinya teknik dan metode

penggunaan alat peraga dalam pengajaran haruslah disesuaikan

dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana yang ada.

4. Menempatkan atau memperhatikan alat peragaan pada waktu, tempat

dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada

waktu mengajar alat peraga digunakan. Tentu tidak setiap saat atau

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

21

selama proses mengajar terus-menerus memperhatikan atau

menjelaskan sesuatu dengan alat peraga. Keempat prinsip ini

hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu ia menggunakan alat

peraga.

a. Langkah yang harus ditempuh pada waktu menggunakan alat peraga

Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan

mempergunakan alat peraga. Langkah-langkah itu ialah:

1. Menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan alat peraga. Pada

langkah ini hendaknya guru merumuskan tujuan yang akan dicapai.

2. Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan alat

peraga mana yang akan dipergunakan sekiranya tepat untuk mencapai

tujuan.

3. Persiapan kelas. Siswa atau kelas harus mempunyai persiapan,

sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan alat

peraga. Mereka harus dimotivasi agar dapat dinilai, menganalisis,

menghayati, pelajaran dengan alat peraganya.

b. Langkah penyajian pelajaran dan peragaan. Penyajian pelajaran

dengan menggunakan peragaan merupakan suatu keahlian guru yang

c. bersangkutan. Dalam langkah ini memperhatikan bahwa tujuan utama

ialah pencapaian tujuan mengajar dengan baik, sedangkan alat peraga

hanya sekedar alat pembantu. Jangan sampai alat peraga sebagai

tujuan, dan tujuan menjadi alat.

d. Langkah kegiatan belajar. Pada langkah ini siswa hendaknya

mengadakan kegiatan belajar sehubungan dengan penggunaan alat

peraga. Kegiatan ini mungkin dilakukan di dalam kelas atau di luar

kelas.

e. Langkah evaluasi pembelajaran dan alat peraga

Pada akhirnya kegiatan belajar haruslah dievaluasi sampai seberapa

jauh tujuan itu tercapai, yang sekaligus dapat kita nilai sejauh mana

pengaruh alat peraga sebagai alat pembantu dapat menunjang

keberhasilan proses belajar.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

22

Edgar Dale mengemukakan 10 jenis pengalaman manusia yang di

lukiskannya dalam bentuk kerucut, disebut kerucut pengalaman. Ke sepuluh

jenis ini ialah:

a. Pengalaman langsung

Dalam pengalaman ini anak mengalami sendiri, berbuat sendiri.

Dengan cara ini akan memperoleh pengalaman secara langsung

sehingga hasilnya akan lebih berarti padanya.

b. Pengalaman langsung melalui benda-benda tiruan

Karena tidak semua hal dapat dipelajari secara langsung maka banyak

hal yang dipelajari melalui benda tiruan. Misalnya untuk mempelajari

bumi yang bulat dipergunakan globe. Dengan benda tiruan anak dapat

mempelajarinya secara keseluruhan.

c. Pengalaman melalui dramatisasi

Dengan dramatisasi anak berkesempatan malakukan, menafsirkan dan

memerankan suatu peran tertentu.

d. Pengalaman melalui demontrasi

Pada demontrasi, anak kelihatan tidak seaktif ketiga jenis di atas.

Anak lebih banyak melihat dari pada berbuat. Demontrasi bertujuan

untuk memperlihatkan suatu proses. Jadi demontrasi lebih abstrak dari

pada dramatisasi.

e. Pengalaman melalui karyawisata

Karyawisata adalah kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar.

Dalam karyawisata siswa menganalisis, mengobservasi, dan meneliti

sesuatu diluar kelas.

f. Pengalaman melalui pameran

Dalam pameran diperlihatkan benda-benda yang realistik, dengan

maksdu menyajikan suatu ide atau gagasan.

g. Pengalaman melalui televisi dan gambar hidup

Alat ini berpengaruh kepada anak melalui pendengaran dan

penglihatan. Jadi, pengalaman yang diperolehnya tidak langsung tapi

membutuhkan penghayatan yang tinggi.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

23

h. Pengalaman melalui radio dan dan rekaman

Pengalaman ini hanya membutuhkan pendengaran saja, sehingga lebih

sulit dibandingkan dengan televisi dan gambar hidup.

i. Pengalaman melalui lambang-lamabang visual

Pengalaman merupakan sebuah contoh dari lambang visual. Jadi,

pengalaman melalui lambang visual memerlukan penghayatan dan

pemikiran yang tajam, sebab harus menterjemahkan lambang tadi

untuk membentuk satu pengertian.

j. Lambang kata (verbal)

Lambang kata merupakan pengganti hal-hal yang sifatnya konkret.

Tidak ada persamaan yang konkret dari lambang kata dengan ide atau

benda dibalik kata tersebut. Kata-kata adalah abstraksi yang mutlak.

Ini hanya mungkin dimengerti kalau anak sudah dapat berpikir

abstrak.

Kesepuluh tingkatan di atas dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu:

a. Fase berbuat, yakni tingkat pertama sampai tingkat kelima

b. Fase mengamati, dari tingkat keenam sampai tingkat kesembilan

c. Fase abstrak, yaitu tingkat kesepuluh.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Alat Peraga

Ada pun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam

pengajaran yaitu :

1. Menumbuhkan minat belajar siswa pelajaran manjadi lebih

menarik

2. Memperjelaskan makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih

mudah memahami

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan

mudah bosan, siswa akan lebih aktif melakukan kegiatan belajar

seperti mengamati, melakukan dan mendemontrasikan

4. Kekurangan alat peraga :

1. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru

2. Banyak waktu yang di perlukan untuk persiapan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

24

3. Perlu kesediaan berkorban secara materiil

2.1.6.2 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu

Pengetahuan atau Sain yang semula berasal dari bahasa Inggris ‘Science’.

Kata „Science’ sendiri berasal dari Bahasa Latin ‘Science’ yang berarti

saya tahu. ‘Science’ terdiri dari social ‘Science’ (ilmu pengetahuan, sosial)

dan natural Science (ilmu pengetahuan, alam). Namun, dalam

perkembangan Science sering diterjemahkan sebagai Sain yang berarti Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan

bertentangan dengan etimologi ( Jujun Suriasumantri, 198 : 299). Untuk itu,

dalam hal ini kita tetap menggunakan istilah IPA untuk menunjuk pada

pengertian Sain yang kaprah yang berarti natural Science.

Menurut H.W Fowler ( dalam Laksmi Prihantoro, 1986 :1,3), IPA

adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan

dengan gejala-gejala kebedaan dan didasarkan terutama atas pengamatan

dan deduksi.

Adapun Wahyana (1986) mengatakan bahwa IPA adalah suatu

kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi

oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Dari penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,

penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan

berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta

menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan

sebagainya.

Jadi menurut Depdiknas (2006), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

25

proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didlam kehidupan sehari-

hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensiagar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam atau

lingkungan sekitar.

Mata pelajaran IPA di SDN Dukuh 01 Salatiga bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan untuk :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran TuhanYang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-

Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikpa positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

1.1.6.3 Pengertian belajar

Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan

banyak pengaruh oleh bagaimana proses belajar yang dialami siswa. oleh

sebab itu, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ada

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

26

beberapa pengertian belajar ditinjau dari beberapa sumber, di antaranya,

Skinner ( 1973) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut

Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan proses

perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. C.T. Morgan (1962)

mengartikan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam

tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seserang untuk

memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalaman sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar menurut pandangan konstruktivis merupakan hasil

konstruktivis melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini memberi

penekanan bahwa pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri ( Supriono,

2009: 1:6)

Menurut beberapa pakar pendidikan mendefiniskan belajar sebagai berikut:

1. Menurut Gagne belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan

yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut

bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

ilmiah.

2. Menurut Traver belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian

tingkah laku.

3. Menurut Gronbach learning is shown by a change in behavior as a

result of experience.

4. Menurut Harold Spears learning is to observe, to read, to imitate, to

try something themselves, to listen, to follow direction

5. Menurut Geoch learning is change in performance as a result of

practice.

6. Menurut Morgan learning is any relatively permanent change in

behavior that is a result of past experience

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

27

2.1.6.4 Prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai

hasil belajar memiliki ciri-ciri :

1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang

disadari.

2. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku yang lainnya.

3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

4. Positif atau berakumulasi.

5. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dilakukan.

6. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Witting, belajar

sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral

reperoire that occurs as a result of experience.

7. Bertujuan dan terarah.

8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Prinsip belajar ialah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk

melakukan kegiatan belajar. Siswa akan berhasil dalam belajarnya jika

memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Prinsip belajar akan menjadi

pedoman bagi siswa dalam belajar.

Ada 8 (delapan) prinsip belajar yang perlu diketahui, sebagai berikut:

a. Belajar perlu memiliki pengalaman belajar. Pada dasarnya, seseorang

akan mudah belajar sesuatu jika sebelumnya memiliki pengalaman

yang akan mempermudahkannya dalam memperoleh pengalaman

baru. Salah satu contoh: Ahmad akan bisa dengan mudah mengerjakan

pelajaran penjumlahan dan pengurangan, jika sebelumnya Ahmad

sudah mengenal angka-angka, dari 0,1,2,3,4, dan seterusnya.

b. Belajar harus bertujuan yang jelas dan terarah. Adanya tujuan-tujuan

akan dapat membantu dalam menuntun guna tercapainya tujuan.

Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang.

c. Belajar memerlukan situasi yang problematis. Situasi yang

problematis ini akan membantu membangkitkan motivasi belajar.

Siswa akan termotivasi untuk memecahkan problem tersebut. Semakin

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

28

sukar problem yang dihadapi, semakin keras usaha untuk berpikir

untuk memecahkannya.

d. Belajar harus mempunyai tekat dan kemauan yang keras dan tidak

mudah putus asa. Banyak orang yang gagal dalam belajar karena tidak

memiliki tekat dan kemauan yang kuat untuk belajar. Bagi mereka,

belajar hanya sekedar datang, duduk, dengar dan diam. Tidak menutup

kemungkinan, orang tersebut setelah belajar tidak memiliki

pengetahuan apapun dari hasil belajarnya. Putus asa juga akan

mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Mudah putus asa

menyebabkan gairah belajar menjadi berkurang karena menganggap

sesuatu yang dipelajarinya tersebut tidak sesuai atau benar-benar tidak

sanggup untuk dipelajari sehingga muncul pertanyaan “untuk apa saya

belajar?”. Menurut David (dalam M. Sobry Sutikno, 2012), seseorang

guru besar di Amerika yang mendalami perjalanan orang-orang sukses

di dunia, mereka yang sukses adalah orang-orang yang tidak pernah

berhenti mencoba.

e. Belajar memerlukan bimbingan, arahan, serta dorongan. Ini akan

mempermudah dalam hal penerimaan serta pemahaman akan suatu

materi. Seseorang yang mengalami kelemahan dalam belajar akan

banyak mendatangkan hasil yang membangun jika diberi bimbingan,

arahan, serta dorongan yang baik.

f. Belajar memerlukan latihan. Efek positif dari memperbanyak latiha

adalah dapat membantu menguasai segala sesuatu yang dipelajari,

mengurangi kelupaan, dan memperkuat daya ingat.

g. Belajar memerlukan metode yang tepat. Metode belajar yang tepat

memungkinkan siswa belajar lebih efektif dan efisien. Metode yang

dipakai dalam belajar dapat disesuaikan dengan materi pelajaran yang

kita pelajari dan juga sesuai dengan siswa (orang yang belajar), yaitu

metode yang membuat dia cepat faham.

h. Belajar membutuhkan waktu dan tempat yang tepat. Karena faktor

waktu dan tempat ini merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

29

keberhasilan siswa dalam belajar, dengan demikian faktor ini perlu

mendapat perhatian lebih serius. Winston Churchill menyebutkan

bahwa waktu tidak berpihak pada siapa pun; tetapi waktu dapat

menjadi sahabat bagi mereka yang memegangnya dan memerlukannya

dengan baik.

Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru

perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut Apa pun yang

dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu,

siswa lah yang harus bertindak aktif.

a. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

b. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

c. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa

akan membuat proses belajar menjadi berarti.

d. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi

tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajar.

2.1.6.5 Tujuan belajar

Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan

belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan

instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk

pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang

menyertai tujuan belajar instruksional lazim tersebut nurturant effect

Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan

demokratis, menerima orang lain; dan sebagainya. Tujuan ini merupakan

konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem

lingkungan belajar tertentu.

Belajar merupakan kegiatan pokok dalam pendidikan. Berbagai upaya

dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, intinya adalah upaya untuk

membuat siswa belajar. Alangkah sia-sia upaya yang dilakukan oleh guru

jika siswa tidak mau belajar.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

30

Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai sesuatu yang

diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.

Dengan kalimat yang sangat sederhana, secara garis besar ada tiga tujuan

belajar. Sebagai berikut: (1). Pengumpulan pengetahuan, (2). Penanaman

konsep dan kecekatan, (3). Pembentukan sikap dan perbuatan.

2.1.6.6 Hasil Belajar

Menurut Anni (2005: 4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku

yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan

aspek-aspek perubahan tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

pembelajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep,

maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Hasil

belajar ini sangat dibutuhkan sebagai petunjuk untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan murid dalam kegiatan belajar yang sudah dilaksanakan.

Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai

apakah murid sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan yang

telah ditetapkan.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap apresiasi dan keterampilan. Menurut pemikiran

Gagne,hasil belajar berupa:

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons

secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut

tidak memeerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun

penerapan aturan.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan memprestasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengategorisasi, kemampuan analitis- sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

31

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivias kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan kordinasi, sehngga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai sebagai standar

perilaku.

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

efektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,

ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh ),

application (menerapkan ), analysis ( menguraikan, menentukan hubungan),

synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru ),

dan evaluation (menilai). Domain efektif adalah receiving ( sikap

menerima), respondin( memberikan respons), valuing ( nilai), organization (

organisasi), characteriza ( karakterisasi ). Domain psikomotor meliputi

initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup

keterampilan produktif, teknik, fisika, sosial, manajerial, dan intelektual.

Sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan,

informasi, pengertian, dan sikap.

Yang harus dingat, hasil belajar adalah perubahan perlaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya,

hasil pembelajaran yang dikategoritasi oleh para pakar pendidikan

sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,

melainkan komprehensif.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

32

2.1.7.1 Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh

beberapa peneliti yang menggunakan media alat peraga untuk memecahkan

masalah pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Penelitian tersebut

antara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Noffrida (2010) yang berjudul

Penggunaan Media alat peraga guna Meningkatkan Prestasi Belajar

Matematika Tentang Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN Tutup II

Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester I Tahun Ajaran

2009/2010. Menyimpulkan bahwa di dalam penelitian ada peningkatan

ketuntasan prestasi belajar siswa yang terjadi secara bertahap, dimana pada

kondisi awal hanya terdapat 3 siswa (10.71%) yang telah tuntas dalam

belajarnya, pada siklus I ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 20

siswa (78,57%) yang telah tuntas .

Dan pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa menjadi 100%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa IV pada pembelajaran matematika di

SD Negeri Tutup II Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester I

Tahun Ajaran 2009/2010. DI dalam penelitiannya jumlah siswa IV ada 28

siswa, 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Keunggulan dari penelitian ini yaitu terciptanya kerja sama diantara

siswa yang lain atau anggota kelompok yang lain, sedangkan kelemahannya

yaitu masih belum bisa sepenuhnya mengaktifkan siswa. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut dipilih tindak lanjut untuk melakukan penelitian pada

pokok bahasan pecahan menggunakan media alat peraga untuk memancing

siswa mengeluarkan semua pendapat atau pengetahuannya dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

33

Penelitian yang dilakukan oleh Zaini (2010) yang berjudul Penerapan

Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Alat Peraga untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Mengurutkan Pecahan

pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sidakaton 04 Tahun Ajaran 2009/2010.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan media alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam menguraikan pecahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya

ketuntasan belajar siswa dari jumlah 29 siswa yang tuntas dengan KKM : 60

pada siklus 1 PTK sebanyak 23. Kemudian setelah diadakan siklus 2 PTK

ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 28 siswa (96%) .Keunggulan

dari penelitian ini yaitu meningkatnya hasil belajar siswa dalam

mengurutkan pecahan.

Sedangkan kelemahannya yaitu peningkatan hasil belajar tidak sesuai

karena dengan menggunakan media alat peraga masih belum bisa

sepenuhnya mengaktifkan siswa dalam kelompoknya. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut maka dipilih tindak lanjut untuk melakukan penelitian

pada pokok bahasan pecahan.

2.1.7.2 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang, pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

siswa dikelas V SD Negeri Dukuh 01 di mana siswa kelas V banyak

mengalami kesulitan-kesulitan dalam mempelajari materi-materi pelajaran

IPA khususnya materi tentang sifat-sifat cahaya. Masalah-masalah dalam

pembelajaran tersebut tentu ada sebabnya, diantaranya disebabkan karena

model pembelajaran yang di gunakan oleh guru dalam proses pembelajaran

masih menggunakan model pembelajaran konvensional oleh sebab itu,

siswa kurang tertarik dan merasa jenuh pada mata pelajaran IPA selain itu

kurangnya minat siswa dalam mempelajarinya karena dalam pembelajaran

IPA selama ini identik dengan pembelajaran yang didominasi kegiatan

menghafal dan memang terkadang siswa di buat aktif oleh guru, tetapi

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

34

masih banyak siswa yang terlihat tidak aktif, mungkin dikarenakan sistem

pengajarannya yang selalu monoton, sehingga masih terdapat beberapa

siswa yang terlihat mengantuk dan terlihat bosan dan hal ini pun berakibat

pada rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya

siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01. Hal tersebut terlihat dari ulangan

semester gajil siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01 Salatiga, Tahun ajaran

2013/2014 dari jumlah siswa sebanyak 39 siswa, hanya 30 siswa 76% yang

tuntas dalam belajarnya, pada siklus I melalui 2 pertemuan ketuntasan

belajar siswa meningkat menjadi 34 siswa 88% yang telah tuntas, dan pada

siklus II ketuntasan belajar meningkat lagi menjadi 37% siswa atau 94%

yang telah tuntas KKM.

Gambar 2.1.7.3

Kerangka berpikir

Kerangka berfikir Media Alat Peraga kaitannya dengan hasil belajar

Media alat peraga Hasil belajar IPA

meningkat

melebihi KKM

Menumbuhkan minat

belajar siswa karena

pembelajaran

menjadi lebih

menarik

Memperjelaskan

makna bahan

pelajaran sehingga

siswa lebih mudah

memahami

Metode mengajar

akan lebih

bervariasi sehingga

siswa tidak akan

mudah bosan

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8235/2/T1_292010355_BAB II.pdf · Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 129) pengertian media

35

2.1.7.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis

tindakan adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pembelajaran dengan menggunakan media alat

peraga pada siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01 Salatiga

kecamatan Sidomukti tahun pelajaran 2013/2014?

2. Meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan media alat

peraga siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Kecamatan

Sidomukti tahun pelajaran 2013/2014.