14
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1.Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Tujuan Pembelajaran IPS Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakatdan lingkungannya b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

  • Upload
    haphuc

  • View
    218

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1.Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,Sejarah,

Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk

dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,

serta warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan

berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap

saat.Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik

akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu

yang berkaitan.

Tujuan Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut:

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakatdan

lingkungannya

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

5

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

6

c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.(KTSP: 2006)

Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan

b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

c) Sistem Sosial dan Budaya

d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas IV

Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang

standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam

Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minium yang

secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam

pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD

didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan,

bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci

SK dan KD untuk mata pelajaran IPS yang diitujukan bagi siswa kelas IV SD

disajikan melalui tabel berikut ini.

Tabel 2.1

SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber dayaalam,

kegiatan ekonomi,dan

kemajuan teknologidi lingkun

gankabupaten/kota danprovinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang

berkaitandengan sumber daya alam dan

potensi lain didaerahnya

2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2.3 Mengenal perkembangan teknologi

produksi,komunikasi, dan transportasi serta

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

7

pengalaman menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan sosial

didaerahnya

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

2.1.2. Hasil belajar

Gagne dalam Rifai (2009:82) belajar merupakan perubahan kecakapan

manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan

perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Menurut Morgan dalam

Suprijono (2009:2) belajar merupakan perubahan perilaku yang bersifat permanen

sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi

lebih luas dari itu, yakni mengalami. (Hamalik, 2008 :27)

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar

setelah mengalami aktivitas belajar. Oleh karena itu pebelajar mempelajari

pengetahuan tentang konsep. Maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah

berupa penguasaan konsep. Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang

perubahan tingkah laku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan

bahwa belajar telah terjadi. ( gerlach dan Ely, 1980 dalam Ani 2007: 5 - 6).

Hasil belajar menurut Anni (2007: 4) merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek–aspek

perilaku tergantung pada apa yang dipelajari oleh pebelajar.

Dimyati dan Mudjiono hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang

dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat

sebelum belajar. Menurut Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan lain

sebagainya.

Berdasarkan uraian para ahli yang tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam memenuhi suatu

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

8

tahapan pencapaian pengalaman belajar kompetensi dasar, baik berupa

pengetahuan, sikap , perilaku maupun tindakan.

Pengukuran Hasil Belajar

Besarnya pencapaian suatu indicator untuk mengetahui besarnya hasil

belajar kompetensi Evaluasi merupakan proses untuk menentukan nilai belajar

siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar. Hasil Belajar

bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran. Dimana tingkat keberhasilan siswa ditandai

selalu dengan skor, angka, kata atau huruf. Apabila tujuan utama kegiatan

evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan

ditujukan untuk diagnosis dan pengembangan, untuk seleksi, untuk kenaikan kelas

dan untuk penempatan.

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses

belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang

diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai

siswa.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk menjadikan ukuran atau kriteria

dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar diperoleh dari

aktivitas pengukuran. Secara sederhana, pengukuran diartikan sebagai kegiatan

atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala

atau peristiwa, atau benda. Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara

yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu (Allen dan Yen, 1979). Untuk

menetapkan angka dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur yang disebut

dengan instrumen. Dalam dunia pendidikan instrumen yang sering digunakan

untuk mengukur kemampuan siswa seperti tes, lembar observasi, panduan

wawancara, skala sikap dan angket.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

9

Tes adalah salah satu contoh instrumen atau alat pengukuran yang paling

banyak dipergunakan untuk mengetahui kemampuan intelektual seseorang. Tes

adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh

informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap butir

pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar

(Suryanto Adi, dkk., 2009).

Penetapan angka kemampuan belajar peserta didik dapat dilakukan

dengan berbagai cara atau teknik yang sistematis, baik berhubungan dengan

proses belajar maupun hasil belajar. Teknik penetapan angka tersebut pada

prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap

pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian suatu

kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil

belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor (Balitbang

Depdiknas, 2006). Secara umum teknik penilaian dapat di kelompokkan menjadi

dua, yaitu teknik tes dan nontes.

a. Tes

Tes bisa terdiri atas tes lisan (menuntut jawaban secara lisan), tes tulisan

(menuntut jawaban secara tulisan), dan tes tindakan (menuntut jawaban dalam

bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk (a) objektif, ada

juga yang disusun dalam bentuk (b) esai atau uraian.

b. Bukan tes (nontes).

Bukan tes sebagai alat penilaian mencakup observasi atau pengamatan,

angket, kuesioner, interviews (wawancara), skala penilaian, sosiometri, studi

kasus, work sample analysis (analisa sampel kerja), task analysis (analisis tugas),

checklists dan rating scales dan portofolio

Teknik penilaian juga dapat dibedakan menjadi:

a. Tes tertulis

Tes tertulis adalah teknik penilaian yang menuntut jawaban secara

tertulis, baik berupa tes objektif dan uraian pada peserta didik di lembaga

penyelenggara pendidikan keterampilan. Ujian tertulis, untuk memperoleh

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

10

informasi tentang pengetahuan peserta didik berkenaan dengan tugas/pekerjaan

dengan cara merespon secara tertulis tentang aspek-aspek yang diujikan.

b. Tes kinerja/tindakan

Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan

tertentu, misalnya kemahiran mengidentifikasi kerusakan pada alat-alat yang

diperlukan untuk melakukan kinerja tertentu, bersimulasi, ataupun melakukan

pekerjaan yang sesungguhnya. Tes kinerja dapat dilakukan untuk menilai proses,

produk, serta proses dan produk. Tes kinerja, untuk memperoleh data tentang

kinerja atas bidang keterampilan tertentu yang dipertunjukkan oleh seseorang

peserta didik. Penilai mengajukan sejumlah tugas atau pekerjaan untuk dilakukan

oleh peserta didik dengan cara memperagakan secara psikomotor. Misal seorang

peserta didik disuruh memperagakan cara perambatan panas melalui zat padat.

c. Tes lisan

Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara

peserta didik denganseorangatau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban

diberikan secara lisan dan spontan. Ujian lisan, untuk memperoleh data tentang

performansi tertentu, dengan cara berkomunikasi dua arah antara penilai atau

guru dengan peserta didik melalui tanya jawab atau wawancara langsung,

berkenaan dengan pemahaman, perilaku, kinerja, dan tugas tertentu yang

berkaitan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari.

d. Observasi

Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat

hasil pengamatan terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi dilakukan

dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya sesuai

dengan jenis perilaku yang akan diamati dan situasi yang akan diobservasi,

misalnya dalam kelas, waktu bekerja dalam bengkel/laboratorium. Metode

pencatatan, berapa lama dan berapa kali observasi dilakukan disesuaikan dengan

tujuan observasi. Metode ini digunakan juga untuk memeriksa proses melalui

analisis tugas tentang beroperasinya suatu kegiatan/pekerjaan tertentu maupun

produk yang dihasilkannya. Penilaian atau guru dapat secara langsung mengamati

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

11

dan mencatat perilaku yang muncul, dan dapat juga menggunakan lembar

observasi atau daftar ceklis mengenai aspek-aspek tugas atau pekerjaan tertentu

yang akan diamati.

e. Penugasan

Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik

menyelesaikan tugas di luar kegiatan pembelajaran di kelas, laboratorium atau

bengkel. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok dan

dapat berupa tugas rumah atau projek. Tugas rumah adalah tugas yang harus

diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas. Tugas projek adalah tugas yang

melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis

maupun lisan dalam waktu tertentu. Proyek, untuk memperoleh data tentang

kinerja atas suatu tugas/pekerjaan tertentu yang dikerjakan dalam jangka waktu

tertentu, baik melalui pengawasan maupun tanpa pengawasan. Misalnya penilai

mempersiapkan dan merancang suatu tugas/pekerjaan tertentu untuk dikerjakaan

peserta didik kemudian hasil dari pekerjaannya dinilai.

f. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai

hasil karya peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya peserta didik dalam

bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan,

prestasi, dan kreativitas peserta didik. Portofolio, untuk memperoleh data dengan

cara mengumpulan bukti-bukti fisik yang bersifat pribadi, atau hasil karya dan

pencapaian dijadikan sebagai dasar untuk menilai kinerja seseorang sebelum, dan

setelah mengikuti pendidikan.

g. Penilaian diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta

didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya. Penilaian diri untuk

memperoleh data tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki peserta didik

dan bersumber dari peserta didik sendiri. Dalam penilaian diri peserta didik

menyampaikan sendiri secara jujur apa yang telah dikuasai dan yang belum

dikuasai setelah atau sebelum mengikuti pembelajaran. Bentuk penilaian diri

adalah laporan tentang keadaan diri peserta didik yang disusun sendiri oleh

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

12

peserta didik. Misal laporan tentang keterampilan yang telah dikuasai dan yang

belum dalam membuat tusuk rantai pada pelajaran keterampilan.

h. Penilaian antar teman

Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya. Teknik

penilaian antar teman dilakukan dengan melalukan observasi terhadap temannya

sendiri. Instrumen observasi, skala penilaian, dan daftar ceklist yang digunakan

berisikan aspek-aspek kemampuan atau kelebihan dan kesulitan atau kekurangan

temannya dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Misal peserta didik diberikan

tugas untuk menilai kinerja temannya dalam merawat tanaman hias dengan

menyiraminya mempergunakan skala penilaian.

Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik atau cara

pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap atau penilaian

portofolio. Dengan demikian, Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah besarnya skor siswa yang diperoleh dari skor tes, pengamatan, diskusi,

dan laporan.

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran model Jigsaw berorientasi pada keberhasilan kelompok, sehingga

setiap peserta didik dapat termotivasi untuk meningkatkan aktivitas. Peserta didik yang

menjadi ketua kelompok akan bertanggungjawab untuk membawa kelompoknya menjadi

terbaik. Sejalan dengan itu Mahmud (1989) menyatakan bahwa “ Dalam teknik kooperatif

tipe Jigsaw, peserta didik dimasukkan ke dalam tim-tim kecil yang bersifat heterogen.

Bahan belajar dibagikan kepada anggota-anggota tim. Kemudian masing-masing

mempelajari bagian tugasnya dengan cara bergabung dengan anggota dari tim lain yang

memiliki bahan tugas yang sama. Setelah itu mereka kembali ke dalam kelompoknya

semula mengajarkan bahan belajar yang telah dipelajarinya bersama anggota tim lain

kepada anggota-anggota timnya sendiri. Akhirnya seluruh anggota tim dites mengenai

seluruh bahan yang sudah dipelajarinya”.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

13

Dari uraian teori diatas maka pembelajaran tipe Jigsaw dapat dijadikan alternatif

terbaik untuk meningkatkan aktivitas peserta didik Hubungan antara kelompok asal dan

kelompok ahli. Rencana pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat diatur sebagai berikut.

a. Membaca: peserta didik memperoleh materi dan membaca materi tersebut

untuk mendapatkan informasi.

b. Diskusi kelompok ahli: peserta didik dengan materi yang sama bertemu

untuk mendiskusikan materi tersebut.

c. Diskusi kelompok asal: kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya untuk

menjelaskan materi tersebut pada kelompoknya.

d. Kuis: peserta didik memperoleh kuis individu yang mencangkup semua

materi.

e. Penghargaan kelompok: perhitungan skor kelompok dan menentukan

penghargaan kelompok.

Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, diakhir pembelajaran, peserta

didik diberi tes/ kuis secara individu yang mencakup materi yang telah dibahas.

Selanjutnya, hasil tes peserta didik tersebut diberi poin peningkatan yang

ditentukan berdasarkan selisih skor terdahulu (skor dasar dengan skor akhir).

Model pembelajaran Jigsaw adalah suatu model pembelajaran yang

mengutamakan keaktifan siswa (student centered) dengan membentuk kelompok-

kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok asal dan

kelompok ahli. (Tim Peneliti SMPN 4 Malang). Dalam Pembelajaran Kooperatif

Model Jigsaw, siswa dibagi dalam beberapa kelompok belajar yang heterogen

yang beranggotakan 3-5 orang dengan menggunakan pola kelompok asal dan

kelompok ahli.

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda dengan topik yang sama

bertemu untuk berdiskusi (antar ahli), saling membantu satu dengan yang lainnya

untuk mempelajari topik yang diberikan (ditugaskan pada mereka). Siswa tersebut

kemudian kembali pada kelompok masing-masing (kelompok asal) untuk

menjelaskan kepada teman-teman satu kelompok tentang apa yang telah

dipelajarinya. Guru mengawasi pekerjaan masing-masing kelompok dan jika

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

14

diperlukan membantu kelompok yang mengalami kesulitan dan memberikan

penekanan terhadap topik yang sedang dibahas. Pada akhir pembelajaran

diberikan kuis dengan materi yang telah dibahas. (Tim Peneliti SMPN 4 Malang).

Langkah-langkah pembelajaran dalam model ini dapat dilaksanakan dalam dua

tahap yaitu

a. Kegiatan awal pembelajaran

1) Melakukan Pembelajaran Pendahuluan

2) Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan

menjelaskan tujuan dipelajarinya topik tersebut.

3) Materi

Materi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibagi menjadi beberapa

bagian pembelajaran tergantung pada banyak anggota dalam setiap

kelompok serta banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin

dicapai dan yang akan dipelajari oleh siswa.

4) Membagi Siswa ke dalam kelompok Asal dan Ahli

Kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw beranggotakan 3-5

orang yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin

maupun latar belakang sosialnya.

5) Menentukan Skor Awal

Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis

sebelumnya atau nilai akhir siswa secara individual pada semester

sebelumnya.

b. Rencana Kegiatan/Tindakan

1) Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing

dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli

2) Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan

mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan

banyaknya kelompok

3) Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan topik

yang didiskusikannya

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

15

4) Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan skor

kelompok atau menghargai prestasi kelompok. ( Materi Workshop PLPG

2011 )

2.2. Kajian Hasil-hasil penelitian yang relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Imron Fauzi dengan judul “Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV MIM Miftahul Huda Puger Jember

yang dilakukan pada tahun 2008. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa : penerapan Model

Pembelajaran Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV MIM Miftahul Huda

Puger Jember yang ditunjukkan dengan skenario pembelajaran Tipe Jigsaw pada siklus sebelum

menggunakan model pembelajaran Tipe Jigsaw anak yang tuntas KKM 7 anak ( 27% ) dari 25

siswa, setelah menggunakan pembelajaran Tipe Jigsaw, hasil belajar anak yang tuntas KKM

menjadi 23 anak ( 92%) dari 25 siswa. Kelebihan penelitihan ini adalah kesuksesan menggunakan

Pembelajaran Tipe Jigsaw, sedang kelemahannya dalam kegiatannya perlu banyak waktu

Penelitian Susilo, dalam penelitiannya yang berjudu “Penerapan Model Jigsaw

untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV Semester 1 Pada Pokokm

Bahasan Sifat dan Perubahan Wujud Benda di SDN Banjarwungu Tarik Sidoarjo Tahun

2008”. Menyatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan terjadinya peningkatan

prestasi belajaja siswa dalam pembelajaran IPA. http.//susilofy.wordprees.com

/2010/10/05/ptk-jigsaw/

2.3. Kerangka Berpikir

Uraian tentang belajar dari pendapat para ahli dapat melandasi pemikiran peneliti

untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian. Belajar yang diartikan sebagai

suatu proses perubahan tingkah laku dilakukan secara sadar oleh tiap individu. Dalam

perjalanan proses belajar akan didapat sebuah hasil belajar, yaitu hasil belajar itu sendiri

akhirnya menjadi sebuah hasil yang menjadi tujuan akhir dari proses belajar.

Di kelas IV pada semester 2 SD N Menguneng 01 terjadi pembelajaran yang

dengan menggunakan metode, model dan pendekatan pembelajaran konvensional.

Dimana dalam pembelajaran tersebut, guru dalam menyampaikan materi sangat monoton.

Guru hanya memakai metode ceramah dalam pembelajaran, sehingga tidak ada interaksi

antara guru dengan murid. Kondisi kelas sangat tidak kondusif. Hasil belajar rendah dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

16

tidak mencapai KKM yang ditetapkan. Untuk mengatasi hal tersebut di atas guru mencoba

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw.

Pembelajaran dengan model jigsaw dianggap akan menjadi bentuk pembelajaran

yang efisien dan efektif jika dikelola dengan sistematis. Siswa yang cenderung lebih

memahami hal – hal yang nyata untuk mendukung tercapainya peningkatan hasil belajar.

Pembelajaran melalui model jigsaw membawa siswa menyelesaikan masalah dengan cara

mereka sendiri. Siswa menjadi lebih aktif menentukan model-model simbolik terhadap

permasalahan yang diajukan. Siswa juga berani mempresentasikan apa yang mereka

peroleh dari model-model simbolik tersebut juga mau mengomentari dari presentasi yang

lain. Sehingga siswa mampu menyelesaikan permasalahan IPS yang dihadapi. Siswa juga

melakukan refleksi terhadap apa yang sudah dipelajari dan apa yang sudah dihasilkan.

Dengan demikian hasil belajar yang diharapkan akan lebih meningkat dan optimal.

Penjelasan lebih rinci disajikan dalam gambar 2.1 tentang hubungan antara pembelajaran

dan model jigsaw.

.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

17

Alur berfikir pembelajaran konvensional ke pembelajaran

dengan model Jigsaw

Gambar 1. Alur Berfikir pembelajaran Konvensional ke Model Pembelajaran Jigsaw

Pembelajaran IPS

Pembelajaran Konvensional

Guru Menyajikan

materi

Siswa mendengarkan

mengantuk

Proses berfikir abstrak ke kongkrit

Hasil belajar IPS

< KKM

Pembelajaran dengan Model

Jigsaw

Guru Fasilitator

Pendamping

Menyimak dan mendiskusikan dengan

kelompok ahli

Anggota kelompok ahli menjelaskan ke

kelompok asal

Interpretasi dari masing-masing kelompok ahli

Siswa membuat

kesimpulan

HASIL BELAJAR IPS

MENINGKAT

Penilaian

Proses

(Pengamatan)

Tes Formatif

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1…repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2071/3/T1_262010753_BAB II… · Tabel 2.1 . SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester

18

2.4 Hipotesis Tindakan

Hasil refleksi landasan teori dan kerangka pemikiran masalah, maka dapat dirumuskan

hipotesis tindakan yaitu : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar IPS tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi siswa kelas

IV SD Negeri Menguneng 01 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Semester 2

Tahun Pelajaran 2011/2012