28
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian, Fungsi, dan Jenis Bank 1). Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan (tabungan) serta meminjamkan uang (kredit) kepada masyarakat. Bank merupakan suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan. Kata bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti meja. Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2). Fungsi Bank a). Penghimpun dana. Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu: (1). Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian, Fungsi, dan Jenis Bank

1). Pengertian Bank

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

menerima simpanan (tabungan) serta meminjamkan uang (kredit) kepada

masyarakat. Bank merupakan suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara

untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan.

Kata bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti meja. Menurut

UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2). Fungsi Bank

a). Penghimpun dana. Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun

dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga

sumber, yaitu:

(1). Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal

waktu pendirian.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

9

(2). Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui

usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.

(3). Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari

pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana

yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam) dan

memenuhi persyaratan. Mungkin Anda pernah mendengar beberapa

bank dilikuidasi atau dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya

adalah karena banyak kredit yang bermasalah atau macet.

b). Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada

masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat

berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap.

c). Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas

pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain

pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.

Pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana

yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali

dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana segar untuk usaha.

Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan

sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit.

Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus

benar-benar teliti.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

10

Berikut adalah fungsi bank secara spesifik:

a) Agent Of Trust

Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan

perbankkan adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun dana

maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya

di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun

kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan

kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini

penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa

diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana

maupun penerima penyaluran dana tersebut.

b) Agent Of Development

Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan

ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat

diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan

bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,

kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat

bahwa kegiatan investasi , distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan

dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi,

dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian

suatu masyarakat.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

11

c) Agent Of Services

Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan

ekonomi. Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana,

bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada

masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan

perekonomian masyarakat secara umum.

3). Jenis – Jenis Bank

Dalam praktiknya, di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan.

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, perbankan di

Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan

menggunakan prinsip kehati-hatian, sehingga fungsi utama perbankan di

Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Adapun

jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu segi fungsi,

kepemilikan, status, dan cara menentukan harga.

a). Dilihat dari Segi Fungsi

Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis bank

menurut fungsinya adalah sebagai berikut:

(1). Bank umum, yaitu bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran.

(2). Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

12

b). Dilihat dari Segi Kepemilikan

(1). Bank milik pemerintah

Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte

pendiriannya maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh

pemerintah, sehingga keuntungannya dimiliki oleh pemerintah pula.

Contoh bank milik pemerintah adalah Bank Mandiri, Bank Negara

Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Tabungan

Negara (BTN).

(2). Bank milik swasta nasional

Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau

sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional, sehingga

keuntungannya menjadi milik swasta pula. Contoh bank milik swasta

nasional antara lain Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Mega, Bank

Danamon, Bank Bumi Putra, Bank Internasional Indonesia, Bank

Niaga, dan Bank Universal.

(3). Bank milik koperasi

Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan

saham-sahamnya oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

Contoh bank milik koperasi adalah Bank Umum Koperasi Indonesia

(Bukopin).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

13

(4). Bank milik asing

Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar

negeri, atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak asing (luar negeri).

Contoh bank milik asing antara lain ABN AMRO Bank, American

Express Bank, Bank of America, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, City

Bank, Hongkong Bank, dan Deutsche Bank.

(5). Bank milik campuran

Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki

oleh pihak asing dan pihak swasta nasional dan secara mayoritas

sahamnya dipegang oleh warga Negara Indonesia. Contoh bank

campuran adalah Bank Finconesia, Bank Merincorp, Bank PDFCI,

Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Inter Pacifik Bank, dan Mitsubishi

Buana Bank.

c). Dilihat dari Segi Status

Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut :

(1). Bank devisa

Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan

transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing

secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar

negeri, travellers cheque, dan pembayaran L/C. Persyaratan untuk

menjadi bank devisa ditentukan oleh Bank Indonesia.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

14

(2). Bank nondevisa

Bank nondevisa merupakan bank yang belum mempunyai izin

untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak

dapat melaksanakan transaksi yang berhubungan dengan luar negeri.

d). Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Berdasarkan cara menentukan harga, bank dapat dibedakan dalam

dua jenis.

(1). Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat) Hampir

semua bank yang ada di Indonesia berdasarkan prinsip kerja

konvensional. Bank konvensional mendapatkan keuntungan

dengan cara menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk

simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Harga untuk

pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga.

Sedangkan penetapan keuntungan untuk jasa bank lainnya

ditetapkan biaya dalam nominal atau persentase tertentu.

(2). Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam) Perbedaan pokok

antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada

landasan falsafah yang dianut. Bank syariah tidak melaksanakan

sistem bunga, sedangkan bank konvensional dengan sistem bunga.

Bagi bank syariah penentuan harga atau pencarian keuntungan

didasarkan pada prinsip bagi hasil.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

15

2.1.2 Pensiun

1). Pengertian Pensiun

Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap

Pegawai Negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada

Negara. Yang berhak atas pensiun adalah sebagai berikut:

a). Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri

berhak menerima pensiun pegawai, jikalau ia pada saat pemberhentiannya

sebagai pegawai negeri:

(1). Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan mempunyai

masa-kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun.

(2). Oleh badan/pejabat yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan

berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai negeri,

dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun, juga

karena keadaan jasmani atau rohani yang disebabkan oleh karena ia

menjalankan kewajiban jabatan.

(3). Mempunyai masa-kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dan oleh

badan/pejabat yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan berdasarkan

peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai negeri, dinyatakan

tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan

jasmani atau rohani, yang tidak disebabkan oleh dan karena ia

menjalankan kewajiban jabatannya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

16

b). Pegawai negeri yang diberhentikan atau dibebaskan dari pekerjaannya

karena penghapusan jabatan, perubahan dalam susunan pegawai,

penertiban aparatur negara atau karena alasan-alasan dinas lainnya dan

kemudian tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak

menerima pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat

sebagai pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai

negeri itu telah berusia sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki masa-

kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun.

c). Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas negara tidak

dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun

pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri

dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri ia telah mencapai

usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki masa kerja untuk pensiun

sekurang-kurangnya 10 tahun.

d). Apabila pegawai negeri yang dimaksud pada huruf b dan c diatas pada

saat ia diberhentikan sebagai pegawai negeri telah memiliki masa-kerja

untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun akan tetapi pada saat itu

belum mencapai usia 50 tahun, maka pemberian pensiun kepadanya

ditetapkan pada saat ia mencapai usia 50 tahun.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

17

2). Masa Persiapan Pensiun (MPP)

PNS yang akan mencapai Batas Usia Pensiun (BUP), dapat

dibebaskan dari jabatannya untuk paling lama 1 (satu) tahun, dengan

mendapat penghasilan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang

berlaku, kecuali tunjangan jabatan. Pembebasan tugas ini dikenal dengan

MPP (Masa Persiapan Pensiun). MPP dapat diambil penuh 1 tahun atau

sebagian sesuai dengan keinginan/kebutuhan PNS.

3). Pengurusan Pensiun PNS

a). Pensiun BUP (Batas Usia Pensiun)

PNS yang telah mencapai batas usia pensiun, akan diberhentikan

sebagai PNS dan diberikan hak pensiun. BUP tergantung dengan jabatan

PNS tersebut. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara, bahwa BUP PNS dirubah menjadi:

(1). 58 tahun bagi Pejabat Administrasi;

(2). 60 tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi;

(3). Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan bagi Pejabat

Fungsional.

Terkait dengan perubahan BUP, maka dalam masa peralihan ini:

(1). Dalam hal terdapat PNS yang sedang menjalani MPP maupun tidak

sedang menjalani MPP dan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas,

baik SK Pensiunya telah ditetapkan maupun belum ditetapkan, yang

TMT pensiunnya mulai berlaku 1 Febuari 2014 s.d 1 Desember 2015

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

18

yang mencapai BUP minimal 56 tahun, maka keputusan pensiun dan

kenaikan pangkat pengabdiannya dapat diberikan apabila memenuhi

syarat sesuai peraturan perundangan.

(2). Dalam hal terdapat PNS yang keputusan pemberhentian/

pertimbangan teknis pensiunnya telah ditetapkan dan TMT

pensiunnya mulai berlaku 1 Februari 2014 s.d 1 Desember 2015 yang

mencapai BUP minimal 56 tahun, apabila bersedia lagi melaksanakan

tugas maka keputusan/pertimbangan teknis pensiun yang

bersangkitan akan ditinjau kembali.

(3). Dalam hal terdapat PNS yang menyatakan bersedia lagi

melaksanakan tugas, kemudian mengajukan pemberhentian sebelum

mencapai usia 58 atau belum pernah diusulkan pensiunnya, kemudian

mengajukan pemberhentian sebelum mencapai usia 58 tahun maka,

diberhentikan dengan hormat sebagai PNS serta diberikan kenaikan

pangkat pengabdian apabila memenuhi syarat sesuai peraturan

perundangan.

b). Pensiun Atas Permintaan Sendiri (Pensiun APS).

PNS yang telah berusia minimal 50 Tahun dan memiliki masa kerja

minimal 20 tahun (dihitung sejak TMT CPNS) dapat mengajukan pensiun

yang disebut dengan pensiun atas permintaan sendiri. PNS yang

mengambil Pensiun APS ini tidak diberikan kenaikan pangkat pengabdian.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

19

c). Pensiun Janda/Duda/Yatim

Sebelum diurai lebih lanjut tentang pensiun janda/duda/yatim, perlu

dipahami terlebih dahulu definisi berikut:

(1). Janda, ialah isteri sah menurut hukum dari pegawai negeri atau

penerima pensiun-pegawai yang meninggal dunia;

(2). Duda, ialah suami yang sah menurut hukum dari pegawai negeri

wanita atau penerima pensiun-pegawai wanita, yang meninggal dunia

dan tidak mempunyai isteri lain;

(3). Anak, ialah anak kandung yang sah atau anak kandung/anak yang

disahkan menurut Undang-undang Negara dari pegawai negeri,

penerima pensiun, atau penerima pensiun-janda/duda;

Hak atas pensiun janda/duda/yatim:

(1). Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai meninggal

dunia, maka isteri (istri-istri)-nya untuk pegawai negeri pria atau

suaminya untuk pegawai negeri wanita, yang sebelumnya telah

terdaftar berhak menerima pensiun janda atau pensiun duda.

(2). Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun pegawai yang

beristeri/bersuami meninggal dunia, sedangkan tidak ada istri/suami

yang terdaftar sebagai yang berhak menerima pensiun janda/duda,

maka pensiun janda/duda diberikan kepada istri/suami yang ada pada

waktu ia meninggal dunia. Dalam hal pegawai negeri atau penerima

pensiun pegawai pria termaksud di atas beristri lebih dari seorang,

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

20

maka pensiun-janda diberikan kepada istri yang ada waktu itu paling

lama dan tidak terputus-putus dinikahinya.

(3). Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun pegawai meninggal

dunia, sedangkan ia tidak mempunyai isteri/suami lagi yang berhak

untuk menerima pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda, maka:

(a). Pensiun-janda diberikan kepada anak/anak-anaknya, apabila

hanya terdapat satu golongan anak yang seayah-seibu.

(b). Satu bagian pensiun janda diberikan kepada masing-masing

golongan anak yang seayah seibu.

(c). Pensiun-duda diberikan kepada anak (anak-anaknya).

(4). Apabila pegawai negeri pria atau penerima pensiun pegawai pria

meninggal dunia, sedangkan ia mempunyai isteri (isteri-isteri) yang

berhak menerima pensiun janda/bagian pensiun janda di samping

anak (anak-anak) dari isteri (isteri-isteri) yang telah meninggal dunia

atau telah cerai, maka bagian pensiun janda diberikan kepada masing-

masing isteri dan golongan anak (anak-anak) seayah-seibu termaksud.

(5). Kepada anak (anak-anak) yang ibu dan ayahnya berkedudukan

sebagai pegawai negeri dan kedua duanya meninggal dunia, diberikan

satu pensiun janda, bagian pensiunjanda atau pensiunduda atas dasar

yang lebih menguntungkan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

21

(6). Anak (anak-anak) yang berhak menerima pensiun-janda atau bagian

pensiun janda ialah anak (anak-anak) yang pada waktu pegawai atau

penerima pensiun pegawai meninggal dunia:

(a). belum mencapai usia 25 tahun, atau

(b). tidak mempunyai penghasilan sendiri, atau

(c). belum nikah atau belum pernah nikah.

Pemberian pensiun janda/duda/yatim berakhir jika:

(1). Janda/duda yang bersangkutan meninggal dunia

(2). Tidak terdapat lagi anak-anak yang memenuhi syarat untuk

menerimanya.

d). Pensiun Orang Tua

Apabila seorang PNS/CPNS tewas, apabila tidak meninggalkan

suami/isteri/anak yang berhak menerima pensiun janda/duda, maka

kepada orang tua almarhun diberikan pensiun orang tua yang besarnya

20% dari pensiun janda/duda Jika kedua orang tua telah bercerai, maka

kepada mereka masing-masing diberikan separoh dari jumlah dimaksud.

2.1.3 Kredit

1). Pengertian Kredit

Definisi kredit menurut istilah Yunani adalah credere yang berarti

kepercayaan (truth atau faith) sehingga dapat diartikan dasar dari kredit adalah

kepercayaan. Sedangkan pengertian kredit secara umum menurut Undang –

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

22

Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Pokok – pokok Perbankan, yang dimaksud

dengan kedit adalah penyediaan uang atau tagihan – tagihan yang dapat disamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam – meminjam antara bank dengan pihak

lain dalam mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan harga yang telah ditetapkan.

Menurut Kasmir (2012 : 74) mendeskripsikan bahwa kredit adalah hak

untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada

waktu yang diminta, atau pada waktu yang akan datang.

Dari beberapa referensi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kredit

merupakan kemampuan untuk menyediakan uang atau barang untuk dipinjamkan

kepada pihak lain yang membutuhkan dana dengan pembayaran pada masa yang

akan datang. Berdasarkan kepastian dan kesepakatan kedua belah pihak dalam

pemberian kredit tentunya bank selaku kreditur tidak luput dari suatu resiko yang

tinggi maka dalam pemberian kredit memerlukan analisis penyaluran kredit sesuai

dengan ketentuan yang ada, lebih berhati – hati, teliti dan slektif serta memerlukan

pengawasan yang sedemikian rupa sehingga kredit bisa berjalan dengan lancar.

2). Unsur – Unsur Kredit

Beberapa unsur pokok yang terkandung dalam pengertian kredit

menurut Kasmir (2012: 75), yaitu :

a). Kepercayaan

Kepercyaan adalah suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang

diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

23

kembali dimasa akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena

sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang

mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk

mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang

disalurkan.

b). Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan, di dalam kredit juga mengandung

unsur kesepakatan antara pemberi kredit dan penerima kredit. Kesepakatan ini

dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan

penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua

belah pihak, yaitu pihak bank dan nasabah.

c). Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu,

jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka

waktu.

d). Risiko

Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian

yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal

mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja

yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih

sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

24

waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit, semakin besar risikonya

tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank,

baik risiko yang disengaja maupun risiko yang tidak disengaja.

e). Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu

keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit

barang atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank

prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan

komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank.

4). Prinsip Pemberian Kredit

Dalam memberikan kredit, bank atau lembaga perkreditan lainnya

wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk

melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk memperoleh

keyakinan tersebut, maka sebelum memberikan kredit bank harus melakukan

penilaian dengan seksama baik itu terhadap watak, kemampuan, maupun prospek

usaha debitur. Ada beberapa prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu

dengan analisis 5 C (Kasmir,2012: 91 ):

1). Character

Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon

debitur. tujuannya untuk memberikan keyakinan pada bank bahwa sifat atau

watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat

dipercaya.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

25

2). Capacity (Capability)

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit

yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta

kemampuannya mencari laba.

3). Capital

Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah

terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

4). Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik bersifat fisik

maupun non fisik.

5). Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi

sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing.

5). Jenis – Jenis Kredit

Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula

kebutuhan akan jenis kreditnya. Dalam praktiknya kredit yang ada di masyarakat

terdiri dari beberapa jenis. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran

atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakter

tertentu.

Menurut Kasmir, (2012: 76) secara umum jenis-jenis kredit yang

disalurkan oleh bank dilihat dari berbagai segi, yaitu:

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

26

1). Dilihat dari Segi Kegunaan

a). Kredit Investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan

perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa

pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lama.

b). Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam opersionalnya.

2). Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

a). Kredit Produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha

atau produksi atau investasi.

b). Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk konsumsi atau

dipakai secara pribadi. Contohnya pembelian mobil untuk keperluan

pribadi. Sumber pembayarannya berasal dari gaji atau pendapatan lainnya

bukan dari obyek yang dibiayai. Beberapa kredit yang termasuk dalam

jenis kredit konsumtif antara lain: Kartu Kredit, Kredit Pemilikan Rumah

(KPR), Kredit Pegawai Tetap (Kretap), Kredit Pensiun (Kresun), Kredit

Kendaraan Bermotor.

c). Kredit Perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan

perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang

pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3). Dilihat dari Segi Jangka Waktu

a). Kredit Jangka Pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang

dari 1 (satu) tahun atau paling lama 1 (satu) tahun dan biasanya digunakan

untuk keperluan modal kerja.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

27

b). Kredit Jangka Menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya berkisar

antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit ini dapat diberikan untuk

modal kerja.

c). Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit yang masa pengembaliannya paling

panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun dan biasanya digunakan untuk

investasi jangka panjang.

4). Dilihat sari Segi Jaminan

a). Kredit Dengan Jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan

tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak

berwujud.

b). Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang

atau hal tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha,

karakter serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank

yang bersangkutan.

5). Dilihat dari Sektor Usaha

a). Kredit Pertanian, yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau

pertanian rakyat.

b). Kredit Pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk membangun sarana

dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para

mahasiswa yang sedang belajar.

c). Kredit Perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau

pembelian perumahan.

d). Dan sektor usaha lainnya.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

28

6). Prosedur Kredit

Prosedur kredit merupakan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam

pengajuan kredit. Dimulai dari permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit

tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Thomas Suyatno, dkk (2007) bahwa

preosedur kredit adalah: Permohonan Kredit, Penyidikan dan Analisis Kredit,

Keputusan Atas Permohonan Kredit, Penolakan Permohonan Kredit, Persetujuan

Permohonan Kredit, Pencairan Fasilitas Kredit.

1). Permohonan Kredit

Permohonan fasilitas kredit mencakup:

a). Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit.

b). Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

c). Permohonan perpanjangan/pembaruan masa berlaku kredit yang telah

berakhir jangka waktunya.

Berkas-berkas kredit permohonan kredit dari nasabah terdiri dari:

a). Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap dan

sah.

b). Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan

lengkap diisi oleh nasabah.

c). Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit.

2). Penyidikan dan Analisis Kredit

Pengertian penyidikan kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

a). Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

29

b). Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang

diajukan nasabah.

c). Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal

yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh.

d). Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah

dilaksanakan.

Pengertian analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

a). Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik

keuangan maupun nonkeuangan untuk mengetahui kemungkinan

dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.

b). Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan

kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sabagai bahan

pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan

kredit nasabah.

3). Keputusan Atas Permohonan Kredit

Pengertian Yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan

pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa

menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit

kepada pejabat yang lebih tinggi. Bahan pertimbangan pengambilan

keputusan, Setiap keputusan kredit, harus memperhatikan penilaian syarat-

syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit

dan analisa kredit.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

30

4). Penolakan Permohonan Kredit

Dapat terjadi untuk permohonan kredit yang nyata-nyata dianggap

oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan. Langkah-langkah yang

harus diperhatikan adalah:

a). Semua keputusan penolakan harus disampaikan secara tertulis kepada

nasabah dengan disertai alasan penolakannya.

b). Surat penolakan permohonan minimal dibuat dalam rangkap tiga, asli

dikirimkan kepada pemohon, lembar kedua bersama copy surat

permohonan nasabah dikirim kepada direksi, lembar ketiga untuk arsip

bagian kredit atau kantor cabang.

5). Persetujuan Permohonan Kredit

Pesetujuan permohonan kredit adalah keputusan bank untuk

mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.

Langkah-langkah yang harus diambil antara lain seperti dibawah ini:

a). Surat penegasan permohonan kredit kepada pemohon

b). Pengikatan jaminan

c). Penandatanganan perjanjian kredit

d). Penandatanganan surat askeb

e). Informasi untuk bagian lain

f). Pembayaran bea materai kredit

g). Pembayaran provisi kredit

h). Asuransi barang jaminan

i). Asuransi kredit

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

31

6). Pencairan Fasilitas Kredit

a). PengertianPencairan

Fasilitas kredit adalah setiap transaksi yang menggunakan kredit yang

telah disetujui oleh bank. Dalam prateknya, pencairan kredit ini berupa

pembayaran dan atau pemindah bukuan atas beban rekening pinjaman atau

fasilitas lainnya.

b). Syarat-syarat pencairan

Bank hanya menyetujui pencairan kredit oleh nasabah, bila syarat-

syarat yang harus dipenuhi nasabah telah dilaksanakan. Pengikatan

jaminan secara sempurna dan penandatanganan warkat-warkat kredit

mutlak harus mendahului pencairan kredit.

Selain itu terdapat pula prosedur pemberian kredit menurut Surat Edaran

Bank Rakyat Indonesia No. S. 9 – DIR/ADK/04/2014 yang berisi tentang

pedoman pelaksanaan kredit untuk golongan berpenghasilan tetap yaitu pegawai

tetap dan pensiunan.

Prosedur pemberian kredit pensiun menurut Surat Edaran Bank Rakyat

Indonesia No. S. 9 – DIR/ADK/04/2014, yaitu sebagai berikut :

1). Permohonan Kresun

Calon debitur mengisi formulir permohonan yang telah disediakan,

dengan dilampiri:

a). Dokumen pensiun, yang meliputi asli SK Pensiun, Daftar Pembayaran

Pensiun (Dapem), Kartu Registrasi Induk Pensiun (Karip), Buku Pensiun

b). Foto copy identitas diri (suami/istri)

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

32

c). Foto copy Kartu Keluarga

d). Surat Kuasa Potong Uang Pensiun bagi debitur yang uang pensiunnya

tidak dibayarkan melalui BRI.

e). Surat Kuasa Debetan Rekening bagi debitur yang uang pensiunnya

dibayarkan melalui BRI.

2). Analisis dan Putusan Kredit

a). Setelah seluruh persyaratan permohonan Kresun dipenuhi dan diserahkan

oleh calon debitur, maka selanjutnya Administrasi Kredit memeriksa

seluruh kelengkapan dan memastikan bahwa seluruh dokumen adalah sah

dan masih berlaku.

b). Seluruh berkas diserahkan kepada Pejabat Pemrakarsa untuk di analisis.

c). Pejabat Pemrakarsa kemudian melaku pengecakan SID (Sistem Informasi

Debitur) untuk memastikan calon debitur tidak bermasalah.

d). Selanjutnya Pejabat Pemrakarsa menghitung jumlah kredit yang bisa

diberikan, dan menuangkannya dalam Form Analisa dan Putusan Kresun.

e). Seluruh berkas diajukan kepada Pejabat Pemutus untuk diputus sesuai

limit.

3). Realisasi dan Dokumentasi Kredit.

Pada saat kredit akan direalisasi, petugas Administrasi Kredit harus

memastikan bahwa dokumen telah lengkap sesuai dengan yang dipersyaratkan

dan biaya-biaya telah dilunasi debitur, baik secara tunai atau overbooking dari

simpanan debitur.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

33

Sebelum realisasi, perlu diperhatikan syarat-syarat realisasi dengan

berkas kredit sebagai berikut:

a). Kwitansi Pencairan

b). Surat Pengakuan Hutang

c). Foto copy KTP atau tanda pengenal lainnya

d). Foto copy Kartu Keluarga

e). Formulir Permohonan Kresun

f). Form Analisis dan Putusan Kresun

g). Dokumen pensiun

h). Daftar perincian gaji

i). Surat Kuasa Potong Uang Pensiun/Surat Kuasa Debet Rekening

Jika dokumen sudah diyakini kelengkapan dan keabsahannya, maka petugas

Administrasi Kredit meminta tanda tangan atasan langsung petugas Administrasi

Kredit (Supervisor) . Setelah semua ditanda tangani pengajuan kredit dapat dicairkan

di teller.

Prosedur pemberian kredit pensiun menurut Surat Edaran Bank Rakyat

Indonesia No. S. 9 – DIR/ADK/04/2014 tersebut merupakan Standar Oprasional

Perusahaan (SOP) yang harus di ikuti oleh seluruh unit kerja BRI dalam pelayanan

Kresun. Untuk lebih mudah memahami SOP tersebut, maka dapat dilihat flowchart

prosedur pemberian kredit menurut Surat Edaran Bank Rakyat Indonesia No. S. 9 –

DIR/ADK/04/2014 pada Lampiran 1.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

34

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Sebagai bahan acuan dalam penelitin ini, terdapat beberapa pembahasan dari

hasil penelitian sebelumnya, yaitu :

Febrina Kusuma Wardhani (2013) dengan penelitian yang berjudul “Prosedur

Pemberian Kredit BRIGuna Kretap dan Kresun di PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. Kantor Cabang Karanganyar”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui lebih dalam mengenai prosedur serta sistem pemberian kredit Kretap dan

Kresun pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Karanganyar.

Dari hasil pegamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa Prosedur Pemberian

Kredit Briguna Kretap dan Kresun di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang Karanganyar terdiri dari beberapa tahap yaitu : permohonan kredit,

penelitian berkas, analisis kredit, keputusan kredit, pencairan atau realisasi kredit,

pengangsuran kredit, dan pelunasan kredit. Kesimpulan dari pengamatan prosedur

pemberian kredit Briguna Kretap dan Kresun di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk Kantor Cabang Karanganyar sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

dapat dilaksanakan dengan baik oleh ADK Tapsun dan AO Briguna, namun masih

terdapat kelemahan dalam hal ruang penyimpanan arsip, akan lebih baik jika ruang

arsip untuk nasabah dan dokumen lainnya dibedakan dan tumpukan kardus yang

sekiranya sudah tidak dipergunakan dapat dibuang atau ditata lebih rapi jika masih

diperlukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Gangsar Alsandy Putranto (2014) dengan

judul “Analisa Prosedur Pemberian Kredit Kepada Pegawai Tetap dan Pegawai

Pensiunan Di Bank Rakyat Indonesia Cabang Rajawali Surabaya”. Penelitian ini

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.pdf · kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a). Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Pokok Perbankan Nomor

35

bertujuan untuk memahami prosedur pemberian kredit kepada pegawai tetap dan

pegawai pensiunan pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Rajawali Surabaya, serta

menganalisa apakah prosedur yang dijalankan sudah sesuai dengan ketentuan aturan

yang ditetapkan oleh BRI. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa secara

keseluruhan prosedur pemberian kredit tetap maupun pensiunan yang dilaksanakan

oleh BRI Cabang Rajawali Surabaya sudah memenuhi ketentuan aturan yang

ditetapkan.

Terdapat pula penelitian lainnya yaitu oleh Tri Setiyo Apriyanto (2010) yang

berjudul “Tinjauan Atas Analisis Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun Pada PT.

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Bandung”. Dilaksankannya

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur dan pencatatan pemberian kredit

pensiun pada PT Bank Tabungan Pensiun Nasional, serta memiliki maksud untuk

memperoleh informasi dan data yang relevan mengenai transaksi yang berhubungan

dengan margin pembiayaan murabahah yang dilakukan perusahaan untuk menjawab

masalah-masalah tertentu. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dalam pencatatan

pemberian kredit pada PT Bank Tabungan Pensiun Nasional cabang Bandung sudah

sesuai dengan teori yang ada yang dimana pencatatan kredit terdiri dari persetujuan

dan pemberian plafond kredit, penarikan tunai fasilitas kredit nasabah, pembayaran

bunga kredit nasabah, angsuran kredit nasabah, penghapusan kredit nasabah,

pembayaran tunggakan kredit bermasalah dan tunggakan bunga kredit.