48
30 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka ini akan mencakup: 1) kajian teori dan 2) studi empiris terdahulu. 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Teori pertumbuhan ekonomi merupakan bagian dari teori ekonomi yang berusaha untuk menjelaskan dan berharap dapat memprediksi tingkat dimana ekonomi suatu negara akan tumbuh dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi biasanya diukur sebagai kenaikan tingkat persentase tahunan dari pertumbuhan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) suatu negara. Pemikiran pertumbuhan ekonomi ramai didiskusikan pada pertengahan 1980-an oleh Romer (1980) dari Stanford University dengan para ekonom lainnya. Sebagian ekonom masih berpegang pada dasar dari pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan oleh SOLOW (1950) yang cenderung mengarah pada kesimpulan bahwa pertumbuhan ditentukan oleh faktor-faktor ekstra ekonomi dan tidak tergantung pada kuat tidaknya kebijakan ekonomi yang diterapkan. Definisi pertumbuhan ekonomi menurut beberapa ekonom, antara lain sebagai berikut. 1) Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses peningkatan riil PDB (Produk Domestik Bruto) per kapita dari waktu ke waktu dan dikatakan berhasil apabila secara obyektif menunjukkan peningkatan per kapita dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

30

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka ini akan mencakup: 1) kajian teori dan 2) studi empiris

terdahulu.

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi merupakan bagian dari teori ekonomi yang

berusaha untuk menjelaskan dan berharap dapat memprediksi tingkat dimana

ekonomi suatu negara akan tumbuh dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi

biasanya diukur sebagai kenaikan tingkat persentase tahunan dari pertumbuhan

Pendapatan Nasional Bruto (PNB) suatu negara. Pemikiran pertumbuhan ekonomi

ramai didiskusikan pada pertengahan 1980-an oleh Romer (1980) dari Stanford

University dengan para ekonom lainnya. Sebagian ekonom masih berpegang pada

dasar dari pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan oleh SOLOW (1950) yang

cenderung mengarah pada kesimpulan bahwa pertumbuhan ditentukan oleh

faktor-faktor ekstra ekonomi dan tidak tergantung pada kuat tidaknya kebijakan

ekonomi yang diterapkan.

Definisi pertumbuhan ekonomi menurut beberapa ekonom, antara lain

sebagai berikut.

1) Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses peningkatan riil PDB (Produk

Domestik Bruto) per kapita dari waktu ke waktu dan dikatakan berhasil

apabila secara obyektif menunjukkan peningkatan per kapita dari

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

31

meningkatnya upah riil serta pendapatan yang mengarah ke standar hidup

yang lebih baik atau meningkat (Bishop dkk, 2014).

2) Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan riil dalam pendapatan

per kapita dari lembaga-lembaga sosial serta politik yang diperlukan untuk

mendukung ekspansi ekonomi nasional. Perubahan ini ditandai oleh

tumbuhnya sektor industri dengan pangsa pasar pertanian yang diukur dari

peningkatan nilai PDB dan perubahan signifikan dalam pertumbuhan

penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan

kerja (Perkins dkk, 2010).

3) Teori pertumbuhan ekonomi menggambarkan perilaku ekonomi yang

berkembang dari waktu ke waktu (D’Agata dan Freni, 2003).

4) Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perubahan tingkat kegiatan ekonomi

nasional yang terjadi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi diartikan

sebagai kenaikan GDP atau GNP (Gross Domestic Product/Gross Nasional

Product) tanpa memandang apakah kenaikkan itu lebih besar atau lebih kecil

dari tingkat pertumbuhan penduduk dan atau terjadinya perubahan struktur

ekonomi dan perbaikan sistem kelembagaan atau tidak (Adelman, 1975,

sumber: Arsyad, 2010).

Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai GNP yang digunakan

adalah GNP riil atau GNP harga konstan. Sebab dengan menggunakan GNP harga

konstan, pengaruh perubahan harga (inflasi) tidak ada lagi atau sudah dihilangkan.

Perubahan GNP harga konstan benar-benar hanya menunjukkan perubahan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

32

jumlah kuantitas barang dan jasa (GNP). Perhitungan Laju Pertumbuhan

Ekonomi (LPE) dapat dihitung dengan menggunakan rumus, sebagai berikut.

a) Untuk satu periode

x100%GNP

GNPGNPLPE

R

1-t

R

1-t

R

tt

Untuk LPE per kapita digunakan rumus berikut.

100%

pendudukN

xGNP

GNPGNP

LPE/KapitaR

1-t

R

1-t

R

t

b) Jika LPE yang dihitung lebih dari satu periode, rumus yang digunakan adalah:

GNPR

t =GNPR

0 (1 + r)t

GNPR

t = GNP riil pada periode tahun tertentu

GNPR

0 = GNP riil pada periode awal

r = Tingkat pertumbuhan

T = Jangka periode

Pertumbuhan ekonomi sangat penting karena dapat mempengaruhi hal-hal

berikut.

1) Tingkat kesejahteraan

Rakyat dikatakan makin sejahtera jika setidaknya output nasional per kapita

meningkat. Tingkat kesejahteraan tersebut meningkat apabila pertumbuhan

GNP per kapita melebihi pertumbuhan penduduk. Jika pertambahan penduduk

suatu negara adalah 2 persen per tahun, maka pertumbuhan GNP harus lebih

besar dari 2 persen.

............................................................. (2.1)

.................................................. (2.2)

........................................................... (2.3)

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

33

2) Kesempatan kerja

Terjadinya pertumbuhan ekonomi ditandai dengan naiknya GNP riil. Kondisi

ini jelas sangat membuka kesempatan kerja bagi seluruh faktor produksi.

Mengingat manusia adalah salah satu faktor produksi terpenting dalam proses

produksi, maka kesempatan kerja akan meningkat apabila output nasional

meningkat.

3) Distribusi pendapatan

Pertumbuhan ekonomi juga diharapkan dapat memperbaiki distribusi

pendapatan yang lebih merata. Tanpa adanya pertumbuhan ekonomi, yang ada

hanyalah pemerataan kemiskinan. Upaya pemerataan pendapatan untuk

meningkatkan kesejahteraan dapat berupa:

a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menerapkan kebijakan-kebijakan

moneter dan kebijakan fiskal yang dapat menaikkan daya beli masyarakat.

b) Memperluas kesempatan kerja.

c) Meningkatkan produktivitas.

Dengan bertambahnya kesempatan kerja, maka akses masyarakat untuk

memperoleh penghasilan akan semakin besar (Murni, 2009, olahan).

Menurut Samuelson (2001), pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan GNP

yang bersumber dari hal-hal: 1) Pertumbuhan dalam tenaga kerja, 2) Pertumbuhan

dalam modal, sumber daya alam dan capital dan 3) Pertumbuhan inovasi dan

teknologi.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

34

Teori pertumbuhan ekonomi diawali dari teori klasik, neo klasik, teori

Keynesian serta beberapa teori pertumbuhan modern.

a) Teori Pertumbuhan Klasik (Adam Smith, 1776)

Teori klasik yang dipelopori oleh Adam Smith menyatakan bahwa output

akan berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk. Smith memulai

hipotesisnya pada zaman keemasan. Pada saat itu lahan belum bersifat langka

(scarcity), modal belum ada yang diperhitungkan, hanyalah jumlah tenaga kerja

yang diperhitungkan. Harga dan jumlah produk hanya tergantung pada jumlah

tenaga kerja yang tersedia. Akibatnya pertambahan penduduk dipandang sebagai

faktor yang akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Teori ini menyatakan

hal-hal berikut.

1) Ketika produksi marginal lebih tinggi daripada pendapatan per kapita dan

dengan jumlah penduduk masih sedikit dan tenaga kerja masih kurang. Maka

pertambahan penduduk akan menambah tenaga kerja serta menaikkan

pertumbuhan ekonomi.

2) Ketika produk marginal semakin menurun, pendapatan nasional semakin

tumbuh, tetapi dengan kecepatan semakin lambat. Maka pertambahan

penduduk akan menambah tenaga kerja, tetapi pendapatan per kapita turun

dan pertumbuhan ekonomi masih ada meskipun kuantitasnya semakin kecil.

3) Ketika produksi marginal nilainya sama dengan pendapatan per kapita, artinya

nilai pendapatan per kapita mencapai maksimum dan jumlah penduduk

optimal (jumlah penduduk yang sesuai dengan keadaan suatu negara yang

ditandai dengan pendapatan per kapita mencapai maksimum), sehingga

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

35

pertambahan penduduk akan membawa pengaruh yang tidak baik terhadap

pertumbuhan ekonomi.

b) Teori Neoklasik (Robert Solow, 1950)

Teori neo klasik yang dicetuskan Robert Solow, adalah sebagai berikut.

1) Pertumbuhan produk nasional ditentukan oleh pertumbuhan dua jenis input

yaitu pertumbuhan modal dan pertumbuhan tenaga kerja. Perhatian terhadap

dua input tersebut sangat besar karena proses pertumbuhan ekonomi

memerlukan:

a) Adanya intensifikasi modal, yaitu suatu proses meningkatnya jumlah

modal per tenaga kerja setiap waktu.

b) Adanya kenaikan tingkat upah yang dibayarkan kepada para pekerja pada

saat intensifikasi modal terjadi, sehingga masyarakat mempunyai daya beli

tinggi, konsumsi meningkat. Hal ini akan mendorong pertumbuhan

produk.

2) Di samping faktor tenaga kerja dan modal, hal yang sangat penting untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah faktor perkembangan teknologi.

Menurut Robert Solow, faktor yang paling penting untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi adalah kemajuan teknologi dan peningkatan keahlian

serta keterampilan para pekerja dalam menggunakan teknologi. Pendapat

Robert Solow (1950) diperkuat oleh Denison (Murni, 2009) yang

menganalisis pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju bila dikaitkan

dengan penggunaan sumber barang modal.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

36

c) Teori Keynesian (JM. Keynes, 1946)

Teori Keynesian yang dicetuskan oleh J.M. Keynes (1883-1946),

menyatakan bahwa dalam jangka pendek output nasional dan kesempatan kerja

terutama ditentukan oleh permintaan aggregate. Kaum Keynesian yakin bahwa

kebijakan moneter ataupun kebijakan fiskal harus digunakan untuk mengatasi

pengangguran dan menurunkan laju inflasi. Konsep-konsep Keynesian

menunjukkan bahwa peranan pemerintah sangat besar dalam menciptakan

pertumbuhan ekonomi. Perekonomian pasar tampaknya sulit untuk menjamin

ketersediaan barang yang dibutuhkan masyarakat dan bahkan sering

menimbulkan instability, inequity dan inefiicsiency. Bila perekonomian sering

dihadapkan pada ketidakstabilan, ketidakmerataan dan ketidakefisienan jelas

akan menghambat terjadinya pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

d) Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern

Teori ini dicetuskan oleh Rostow (1959), Schumpeter (1943), Harror-

Domar (1940) dan Martin Feldsstein (1979). Rostow (1959) menyatakan

pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari berbagai perubahan yaitu

berupa:

1) Perubahan reorientasi organisasi ekonomi.

2) Perubahan pandangan masyarakat.

3) Perubahan cara menabung atau menanamkan modal dari yang tidak

produktif ke yang lebih produktif.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

37

4) Perubahan pandangan terhadap faktor alam. Manusia harus mengubah

keyakinan bahwa alam itu tidak akan menentukan kehidupan manusia, tapi

kehidupan manusia harus mampu menaklukkan atau mengendalikan

kekayaan alam sehingga apa yang tersedia dapat menjadi sumber

kehidupan dalam mencapai kemakmuran.

Schumpeter (1943), dalam bukunya The Theory of Economic Development

menekankan teorinya pada peranan pengusaha dalam pembangunan.Kemajuan

perekonomian sangat ditentukan oleh adanya entrepreneur (wiraswasta).

Entrepreneur yang unggul yaitu orang yang memiliki inisitatif tinggi, kemampuan

dan keberanian untuk mengaplikasikan penemuan-penemuan baru dalam kegiatan

berproduksi. Para entrepreneur akan menciptakan hal-hal yang baru, seperti

menciptakan barang baru, menggunakan cara-cara baru dalam berproduksi,

memperluas pasar ke daerah baru, mengembangkan sumber bahan mentah baru,

reorganisasi dan restrukturisasi dalam perusahaan atau industri untuk kemajuan

yang lebih baik.

Harrod-Domar (1940), dalam teorinya mengemukakan syarat-syarat yang

harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang

tangguh atau steady growth dalam jangka panjang yaitu perlunya investasi. Untuk

menciptakan investasi adalah perlu untuk meningkatkan tabungan. Oleh sebab itu

setiap pelaku ekonomi selalu berusaha untuk menyimpan sebagian dari

pendapatannya guna meningkatkan tabungan.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

38

Menurut Martin Feldstein (1979), pertumbuhan ekonomi harus dimulai

dari sisi penawaran (aggregate supply). Selama ini konsep pertumbuhan ekonomi

yang dikembangkan terlalu berorientasi pada pengelolaan permintaan aggregate.

Martin mencoba untuk mengembangkan konsep baru yang disebut supply side

economic growth. Martin mengusulkan penekanan yang lebih besar terhadap

faktor-faktor yang akan menaikkan pertumbuhan output potensial, seperti

menaikkan tabungan dan investasi, memperbaiki peraturan dan pengurangan

pajak. Upaya untuk menaikkan pendapatan yang memadai dan dapat

meningkatkan sumber penerimaan negara (berupa pajak) adalah dengan cara

menurunkan pajak, bukan menaikkan pajak. Sehubungan dengan itu Arthur Laffer

(Samuelson, 2000) menyatakan bahwa tarif pajak yang tinggi akan menurunkan

penerimaan pajak itu sendiri. Hal ini disebabkan pajak yang tinggi akan

mempersempit objek pajak, karena aktivitas perekonomian akan semakin rendah.

Edward Denison (Samuelson, 2000), hasil penelitiannya menyatakan

langkah-langkah yang dapat mempercepat peningkatan pertumbuhan ekonomi

Amerika Serikat adalah sebagai berikut.

1) Menaikkan investasi netto nasional dan tingkat tabungan.

2) Meningkatkan penelitian.

3) Menurunkan tingkat pengangguran.

4) Menghilangkan semua pemogokan.

5) Mengalihkan program-program strategis menjadi investasi pemerintah.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

39

Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Inklussif

Tujuan utama dari pembangunan nasional Indonesia adalah untuk

mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, yaitu

pertumbuhan yang memiliki basis luas, terdapat di berbagai propinsi dan dapat

mengurangi ketidaksetaraan pendapatan.

Untuk mengembangkan pertumbuhan yang begitu luas, tentunya ada

beberapa hal penting yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia. Pertama adalah

pengembangan aspek infrastruktur, yang menjamin konektifitas nasional dan

membantu wilayah yang kurang berkembang untuk dapat menyusul wilayah yang

sudah lebih maju, seperti di pulau Jawa. Kedua adalah pendidikan universal dan

akses terhadap kesehatan. Ini merupakan kebutuhan dasar dari masyarakat. Ketiga

adalah program penangulangan kemiskinan. Program ini terdiri dari subsidi beras,

pemberian dana tunai dan pembangunan lingkungan. Keempat adalah skema

keuangan mikro. Skema ini membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk

mendapatkan dana bantuan.

Akibat dari krisis finansial Asia pada tahun 1997-1998, pembangunan

infrastruktur di Indonesia tidak mengalami begitu banyak perubahan, bahkan

pemeliharaan infrastruktur juga kurang begitu baik. Lambatnya pengembangan

infrastruktur di Indonesia ini dikarenakan masalah pendanaan. Indonesia belum

sepenuhnya pulih dari dampak krisis ekonomi 1997-1998 tersebut.

Pada era tahun 2005-2006, pemerintah Indonesia memang telah

mengenalkan kerangka regulasi dan insentif bagi pembangunan infrastruktur

untuk menarik investasi, tidak hanya dari pemerintah tetapi juga sektor swasta.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

40

Namun kemajuannya tidak begitu pesat. Salah satu penyebabnya adalah masalah

ganti rugi tanah. Pemerintah perlu menyusun regulasi pertanahan baru yang dapat

membantu pemerintah dalam hal pengambilalihan tanah untuk kepentingan

publik.

Aspek lainnya yang cukup penting terkait dengan pertumbuhan yang

berkelanjutan ini adalah unsur lingkungan. Indonesia memiliki program

perubahan iklim yang targetnya adalah mengurangi emisi CO2 sebanyak 40

persen dalam waktu 20-30 tahun ke depan, selain beberapa program konservasi

dan reboisasi (Pangestu, 2011).

Untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan (sustainable

growth), Indonesia harus mencapai tiga hal, yaitu stabilitas, pemerataan dan

penanggulangan krisis. Karenanya Indonesia harus siap menghadapi dengan

membangun suatu sistem ketahanan ekonomi yang efektif dan handal. Pada saat

ini, Indonesia tengah memasuki masa perekonomian yang tidak normal.

Karenanya, dibutuhkan keputusan dan langkah-langkah yang berbeda dari

biasanya. Ketidaksiapan menghadapi krisis pada tahun 1997-1998 berakibat

kekacauan ekonomi dan kemunduran ekonomi sejauh 10 tahun ke belakang. Masa

ini juga membutuhkan waktu perbaikan yang sangat lama. Namun, kesiapan

bangsa dalam menghadapi krisis terlihat pada tahun 2008. Krisis yang sebenarnya

lebih besar lagi, itu krisis global 2008, ternyata Indonesia mampu memperpendek

itu dan dapat memulihkan dalam waktu yang tidak lama.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

41

Terjaganya kestabilan ekonomi ini salah satunya didukung faktor sosial

politik. Karena kekacauan politik menjadi salah satu yang mengganggu

kestabilan. Ketidakpuasan membuat kekacauan sosial dan dapat menghentikan

sustainable growth. Syarat penentuan lainnya adalah harus ada pemerataan yang

luas. Pemerataan yang harus dicapai bukan hanya secara penghasilan, tapi juga

kegiatan ekonomi. Hanya pertumbuhan dengan pemerataan yang bisa

menciptakan dinamika internal pertumbuhan ekonomi. Hanya dengan cara

tersebut bisa menumbuhkan self sustainable growth. Karena tanpa pemerataan

laju ekonomi akan terhenti, akibat lack of domestic demand (Boediono, 2015).

Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi

yang positif tentu jadi keinginan dari setiap negara di dunia ini, termasuk juga

bagi Indonesia. Dengan tagline Sustainable Growth with Equity pencapaian

pembangunan ekonomi Indonesia dari segi kuantitas dan kualitas yang dapat

dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Sustainable Growth with Equity atau

Pertumbuhan Ekonomi berkeadilan adalah salah satu konsep yang digadang-

gadang mampu mengantarkan negara berkembang termasuk Indonesia mencapai

kepentingan nasional di bidang ekonomi.

Konsep pertumbuhan ekonomi berkeadilan khusus di Indonesia dikemas

dalam Triple track strategy, yang terdiri dari pro-growth (pertumbuhan ekonomi),

pro-poor (mengentaskan kemiskinan) dan pro-job (penciptaan lapangan kerja/

penurunan pengangguran). Pertumbuhan ekonomi berkeadilan begitu penting bagi

Indonesia beserta rakyatnya. Konsep pertumbuhan ekonomi berkeadilan yang

pernah menjadi program unggulan dari pemerintahan Indonesia dalam Rencana

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

42

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014. Program tersebut

bertujuan untuk lebih memfokuskan pelaksanaan pembangunan yang berkeadilan

serta kesinambungan dan penajaman Prioritas Pembangunan Nasional. Program

ini menunjukkan juga adanya keberpihakan pemerintah terhadap kesenjangan

yang terjadi di masyarakat. Kondisi masyarakat Indonesia memang masih terlihat

kesenjangannya. Ada kelompok masyarakat, yang meskipun sudah bekerja dan

berusaha, namun masih tidak sejahtera, sementara sebagian masyarakat lain telah

memiliki kesejahteraan yang lebih.

Triple track strategy ini memiliki peran tersendiri bagi pertumbuhan

ekonomi Indonesia yang berkeadilan. Kebijakan perekonomian yang pro-growth

digunakan sebagai dasar yang mengindikasikan baiknya performa perekonomian

Indonesia di berbagai sektor. Pro Growth Stategy mencakup strategi

pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini

diharap dapat memberikan kesinambungan dan kemerataan ekonomi. Selain itu,

arti penting kebijakan pro-growth bagi perekonomian di Indonesia antara lain: 1)

Meningkatkan kepercayaan publik dan investor asing, 2) Mendorong iklim usaha

yang stabil dan kondusif, 3) Memperluas investasi, baik asing ataupun domestik

dan Mendorong penciptaan lapangan kerja. Pro-growth diharapkan dapat

mendorong program pengentasan kemiskinan atau Pro-poor. Pro-poor sendiri

merupakan kebijakan yang berguna untuk memenuhi hak-hak dasar masyarakat

miskin. Pro-job menjadi penting karena dengan minimnya angka pengangguran,

maka angka kemiskinan juga diharapkan dapat menurun. Di sini masyarakat juga

dapat memperoleh berkesempatan untuk meningkatkan harkat dan martabat

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

43

kehidupan. Karenanya, ketiga konsep ini adalah konsep penting bagi tercapainya

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia secara berkeadilan.

Masing-masing konsep berkaitan satu sama lain dan memiliki satu tujuan akhir

yakni untuk mencapai kepentingan nasional dalam hal kesejahteraan seluruh

masyarakat (OECD, 2009).

Definisi dan Deskripsi Pembangunan Ekonomi Berkeadilan

Pembangunan ekonomi berkeadilan dapat didefinisikan sebagai suatu

proses mendirikan atau membentuk dengan dilandasi nilai-nilai kebenaran, tidak

bersifat sewenang-wenang, bersifat proporsional namun tetap memiliki

keberpihakan terhadap pihak yang lemah. Dalam konsep ekonomi, artinya

masyarakat mendapat kesempatan yang luas dan setara dalam memperoleh

kesejahteraan kehidupan masyarakat. Strategi untuk pencapaian pertumbuhan

ekonomi berkeadilan ini dapat dilakukan melalui berbagai hal. Seperti

pemberdayan masyarakat miskin, peningkatan partisipasi masyarakat untuk

memaksimalkan produktivitas/kapasitas, program untuk keluarga berencana,

program untuk pengendalian jumlah penduduk, pertumbuhan yang berkualitas,

pengendalian inflasi, stabilisasi harga kebutuhan pokok, kebijakan subsidi, serta

bantuan sosial untuk peningkatan daya beli untuk pencapaian tersebut diperlukan

fasilitas, di antaranya: kesehatan, pendidikan, air bersih, hukum, infrastruktur dan

yang terkait lainnya untuk peningkatan akses terhadap pelayanan dasar dan

ketersediaan informasi pasar, akses terhadap sumber daya produktif (modal dan

kredit) dan peningkatan akses pasar.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

44

Konsep Pro-growth

Pro-growth adalah konsep yang meliputi kebijakan-kebijakan pemerintah

yang mendukung dan memihak pada pertumbuhan ekonomi. Artinya, berbagai

kebijakan pemerintah baik kebijakan mikroekonomi ataupun makroekonomi,

dilakukan dengan tujuan agar mampu mendukung peningkatan laju pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Pendekatan melalui mekanisme ekonomi ini berusaha untuk

mendorong pertumbuhan perekonomian yang kuat tidak hanya pada kalangan

industri besar, namun juga pada industri UMKM. Untuk kebijakan bagi usaha

mikro difokuskan pada kesempatan berusaha dan stabilitas pendapatan. Rencana

dan strategi kebijakan pemerintah yang pro–growth diwujudkan melalui

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

MP3EI ini ditargetkan dapat dicapai pada tahun 2025. Beberapa strategi

dicanangkan sebagai upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif,

berkeadilan dan berkelanjutan. Strategi tersebut, melalui: 1) Peningkatan potensi

ekonomi wilayah melalui koridor ekonomi, 2) Peningkatan konektivitas melalui

perbaikan dan pembangunan infrastruktur regulasi dan kebijakan dan 3)

Meningkatkan kemampuan sumber daya dan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi

Konsep Pro-poor

Pro-poor merupakan kebijakan sosial pemerintah yang berpihak kepada

masyarakat kecil atau orang miskin. Batasan kemiskinan yang dimaksud bukan

hanya pada ketidakmampuan ekonomi, namun juga mencakup kegagalan dalam

memenuhi hak-hak dasar serta perbedaan perlakuan bagi seseorang atau

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

45

sekolompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar

yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,

pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertahanan, sumber daya alam dan

hak berpartisipasi. Program penanggulangan kemiskinan pemerintah ini dapat

dikelompokkan dalam tiga klaster, yakni 1) program bantuan sosial berbasis

keluarga, 2) program-program pemberdayaan masyarakat dan 3) program-

program pemberdayaan usaha mikro dan kecil. Adapun contoh program

pemerintah sebagai kebijakan pro–poor adalah: Program Kompensasi

Pengurangan Subsidi BBM (PKPS) – Infrastruktur Jalan Pedesaan, Bantuan

Langsung Tunai (BLT), Beras untuk Rakyat Miskin (RASKIN), Bantuan

Operasional Sekolah (BOS), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan untuk Keluarga

Miskin (JPK-GAKIN, Digabungkan dengan Askeskin), Proyek Pengembangan

Wilayah Berbasis Pertanian Sulawesi (SAADP), Program Penyediaan Air dan

Sanitasi untuk Masyarakat Pendapatan Rendah (WSLIC2), Program

Pengembangan Prasarana Pedesaan, Proyek Kemitraan bagi Pengembangan

Ekonomi Lokal (KPEL), Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan

Kecil (P4K).

Konsep Pro-job

Pro-job adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk

menciptakan lapangan pekerjaan yang berguna dalam meningkatkan kualitas

hidup masyarakat. Dengan semakin meningkatnya peluang kerja, maka akan

semakin baik pula kualitas hidup masyarakat. Dalam konsep pro-job dikenal pula

pro-job strategy yang mencakup peningkatan kapasitas tenaga kerja, perlindungan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

46

tenaga kerja dan kebijakan atau program sektor riil yang didukung dengan

perbaikan iklim investasi, kerangka regulasi, kerangka anggaran dan kerja sama

dengan swasta. Pro-Job identik dengan perbincangan tentang pembukaan

lapangan kerja. Lapangan kerja ini berkaitan langsung dengan keberadaan

pengangguran yang menjadi salah satu penyebab kemiskinan. Secara sederhana,

jumlah ketidaktersediaan pekerjaan akan berbanding lurus dengan jumlah

pengangguran. Permasalahan pengangguran muncul disebabkan oleh beberapa

aspek, meliputi tingkat pendidikan rendah, kurangnya lapangan kerja dan

kurangnya keterampilan atau sumber daya manusia yang rendah. Untuk mengatasi

berbagai permasalahan ini, pemerintah berupaya untuk menciptakan lapangan

pekerjaan sebanyak-banyaknya. Pemerintah merasa perlu untuk merancang

berbagai program seperti: 1) Pembukaan lapangan kerja baru, 2) Pemberian

insentif bagi perusahaan agar mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi dan

3) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat/PNPM (https://portal-ilmu.com).

2.1.2 Teori Pembangunan Ekonomi

Pembahasan mengenai perkembangan ekonomi, Schumpeter (1934, 1939,

sumber: Arsyad, 2010) membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan ekonomi. Keduanya merupakan sumber peningkatan output

masyarakat. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang

disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan

dalam proses produksi, tanpa adanya perubahan dalam teknologi produksi itu

sendiri. Misalnya kenaikan output yang disebabkan oleh pertumbuhan stok modal

ataupun penambahan faktor-faktor produksi tanpa adanya perubahan pada

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

47

teknologi produksi yang lama. Sedangkan pertumbuhan ekonomi didefinisikan

sebagai kenaikan output yang disebabkan adanya inovasi yang dilakukan oleh

para pengusaha (entrepreneur). Inovasi di sini bukan hanya berarti perubahan

yang radikal dalam hal teknologi, inovasi dapat juga dipresentasikan sebagai

penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dan sebagainya.Inovasi tersebut

menyangkut perbaikan kuantitatif dari sistem ekonomi itu sendiri yang bersumber

dari kreativitas para pengusahanya.

Pembangunan ekonomi akan berkembang pesat dalam lingkungan

masyarakat yang menghargai dan merangsang setiap orang untuk menciptakan

hal-hal yang baru (inovasi) dan lingkungan yang paling cocok untuk itu adalah

lingkungan masyarakat yang menganut paham laissez faire, bukan dalam

masyarakat sosialis ataupun komunis yang cenderung mematikan kreativitas

penduduknya. Dalam masyarakat yang menganut mekanisme pasar, besarnya

insentif yang akan diterima seseorang karena adanya penemuan-penemuan baru

lebih besar dibandingkan dengan insentif yang diterima oleh masyarakat sosialis.

Pembangunan ekonomi berawal pada suatu lingkungan sosial, politik dan

teknologi yang menunjang adanya kreatifitas para pengusaha. Adanya lingkungan

yang menunjang kreativitas akan mampu melahirkan beberapa pengusaha perintis

(pioneer) yang mencoba menerapkan ide-ide baru mereka dalam kehidupan

ekonomi (cara berproduksi baru, produk baru, bahan mentah dan sebagainya).

Mungkin tidak semua pengusaha perintis tersebut akan menuai sukses dalam

inovasinya. Bagi pengusaha perintis yang menuai sukses dalam inovasinya

tersebut, dia akan memperoleh keuntungan monopoli atas buah kreativitasnya,

karena di mata konsumen belum ada pengusaha lain yang melakukan terobosan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

48

seperti yang dilakukan. Seorang inovator akan terus menerus berada di atas

apabila dia selalu melakukan improvisasi atas inovasi-inovasinya terdahulu. Lima

(5) macam kegiatan yang dapat dikelompokkan sebagai inovasi, yaitu sebagai

berikut.

1) Diperkenalkannya produk baru yang sebelumnya tidak ada.

2) Diperkenalkannya cara berproduksi baru.

3) Pembukaan daerah-daerah pasar baru.

4) Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru.

5) Perubahan organisasi industri sehingga tercipta efisiensi dalam industri.

Inovasi memiliki 3 (tiga) pengaruh, yaitu: 1) diperkenalkannya teknologi

baru, 2) menimbulkan keuntungan lebih (keuntungan monopolistis) yang

merupakan sumber dan penting bagi akumulasi modal dan 3) akan selalu diikuti

oleh timbulnya proses peniruan (imitasi) yaitu adanya pengusaha-pengusaha lain

yang meniru teknologi baru tersebut. Keseluruhan proses tersebut meningkatkan

output masyarakat dan secara keseluruhan merupakan proses pembangunan

ekonomi.

Menurut Schumpeter, sumber kemajuan ekonomi yang paling penting

adalah pembangunan ekonomi, bukan pertumbuhan ekonomi (Schumpeter, 1939,

sumber: Arsyad, 2010). Proses pembangunan ekonomi menurut Schumpeter

(1939) seperti pada Gambar 2.1.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

49

Gambar 2.1

Proses Kemajuan Pembangunan Ekonomi (Schumpeter, 1939, sumber: Arsyad, 2010)

Proses kemajuan pembangunan ekonomi diilustrasikan seperti pada

Gambar 2.1. Schumpeter (1939), menunjukkan baik proses pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi keduanya bertujuan dengan kenaikan output masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan

menaiknya faktor produksi tanpa adanya perubahan dalam teknologi produksi itu

sendiri. Contohnya pertumbuhan stok modal ataupun penambahan faktor-faktor

produksi tanpa adanya perubahan pada teknologi produksi yang lama.

Sedangkan pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kenaikan output

yang disebabkan oleh adanya inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha

(entrepreneur). Inovasidi sini bukan hanya berarti perubahan yang radikal dalam

hal teknologi, inovasi dapat juga dipresentasikan sebagai penemuan baru,

pembukaan pasar baru dan sebagainya. Inovasi tersebut menyangkut perbaikan

kuantitatif dari sistem ekonomi itu sendiri yang bersumber dari kreativitas para

pengusahanya. Menurut Schumpeter, pembangunan ekonmi akan berkembang

Lingkungan sosial, politik dan

teknologi yang menunjang

inovasi

wirausaha Inovasi

Profit

Imitasi

Akumulasi

kapital

Perbaikan

teknologi

Kenaikan

output

Pertumbuhan

penduduk

Tabungan rutin

masyarakat

Akumulasi kapital tanpa perbaikan teknologi

PE

MB

AN

GU

NA

N

PE

RT

UM

BU

HA

N

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

50

pesat dalam lingkungan masyarakat yang menghargai dan merangsang setiap

orang untuk menciptakan hal-hal yang baru (inovasi) dan lingkungan yang paling

cocok untuk itu adalah lingkungan masyarakat yang menganut paham laissez

faire, bukan dalam masayarakat sosialis ataupun komunis yang cenderung

mematikan kreativitas penduduknya. Dalam masyarakat yang menganut

mekanisme pasar, besarnya insentif yang akan diterima seseorang karena adanya

penemuan-penemuan baru lebih besar dibandingkan dengan insentif yang diterima

oleh masyarakat sosialis.

Pada pembangunan ekonomi lingkungan sosial, politik dan teknologi

sangat menunjang inovasi. Menurut Schumpeter (1939) inovasi mempunyai tiga

(3) pengaruh, yaitu: 1) diperkenalkannya teknologi baru, 2) menimbulkan

keuntungan lebih (keuntungan monopolistis) yang merupakan sumber dana

penting bagi akumulasi modal dan 3) inovasi akan selalu diikuti oleh timbulnya

proses peniruan (imitasi) yaitu adanya pengusaha-pengusaha lain yang meniru

teknologi baru tersebut. Proses peniruan (imitasi) tersebut pada akhirnya akan

diikuti oleh investasi (akumulasi modal) oleh para peniru (imitator) tersebut.

Proses peniruan ini akan berpengaruh pada dua (2) hal, yaitu: 1) menurunnya

keuntungan monopolistis yang dinikmati oleh para inovator dan 2) adanya

penyebaran teknologi baru (technological dissemination) di dalam masyarakat

sehingga teknologi tersebut tidak lagi menjadi monopoli bagi pencetusnya.

Keseluruhan proses akan mampu meningkatkan output masyarakat dan

secara keseluruhan merupakan proses pembangunan ekonomi. Sumber kemajuan

ekonomi yang paling penting adalah pembangunan ekonomi, bukan pertumbuhan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

51

ekonomi. Ada lima (5) macam kegiatan yang dapat dikelompokkan sebagai

inovasi, yaitu: 1) diperkenalkannya produk baru yang sebelumnya tidak ada, 2)

diperkenalkannya cara berproduksi baru, 3) pembukaan daerah-daerah pasar baru,

4) penemuan sumber-sumber bahan mentah baru dan 5) perubahan organisasi

industri sehingga tercipta efisiensi dalam industri (Schumpeter, 1939, sumber:

Arsyad, 2010).

2.1.3 Teori Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah merupakan bagian terintegrasi dari pembangunan

nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan

sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi

dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju

masyarakat madani. Pembangunan daerah merupakan aplikasi dari proses

ekonomi dan sumber daya yang tersedia di daerah yang menghasilkan

pembangunan berkelanjutan dan hasil ekonomi daerah tersebut memenuhi nilai-

nilai dan harapan dari pebisnis, penduduk dan masyarakat luar. Saat ini tidak ada

satu teori pun yang mampu menjelaskan pembangunan ekonomi daerah secara

komprehensif. Namun demikian, ada beberapa teori yang secara parsial dapat

membantu bagaimana memahami arti penting pembangunan ekonomi daerah

(Stimson, Stough dan Robert, 2006).

Proses pembangunan daerah secara umum melibatkan faktor-faktor utama

dari faktor ekonomi dan non ekonomi, dimana faktor-faktor ekonomi melibatkan

faktor modal kapital, modal manusia, teknologi, sumber daya alam dan energi,

infrastruktur, investasi, kapasitas dan kemampuan daerah, perdagangan luar

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

52

negeri, globalisasi dan nilai tukar mata uang, pertanian, industri, aksesibilitas,

strategi perencanaan, kelembagaan dan kebijakan, kemiskinan, pengangguran

serta bantuan luar negeri. Sedang faktor non ekonomi meliputi: penduduk, sosial,

budaya dan politik serta lingkungan (Aziz, 2000; Fisher, dkk, 2010).

Model untuk pembangunan berkelanjutan suatu daerah dapat

dikonseptualisasikan sebagai sebuah Lingkaran saleh/Lingkaran Budi Luhur (the

virtuous circle) yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Good use and

tapping of potentials

Good use and

tapping of potentials

Resource

endowments

Market

conditions

Mechanisms for

using and tapping

Sustainable

development

Effective institutions and

regioal infrastructure

Facilitate institutional

change to enchance regional

capacity and capability

Strategy, plans

processes

Vision for future

development

Strong proactive

leadership

Gambar 2.2

Lingkaran Saleh (Virtuous Circle) untuk Pembangunan Daerah

yang Berkelanjutan

Sumber: Stimson dan Stough, 2008

Lingkaran Saleh (Virtuous Circle) untuk pembangunan daerah yang

berkelanjutan pada Gambar 2.2 menjelaskan lingkaran kepemimpinan kuat yang

proaktif mengikuti proses alur melingkar yang benar dan efektif untuk mencapai

pembangunan daerah yang berkelanjutan. Pemimpin kuat yang proaktif harus

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

53

memiliki pengembangan visi ke depan dan merencanakan proses perencanaan dan

strategi yang dikehendaki dengan didukung dengan merubah kelembagaan untuk

memperkuat kapabilitas untuk merubah secara regional. Dengan kelembagaan

yang efektif dan penyelarasan dengan infrastruktur regional mengambil langkah-

langkah untu mengambil dan menggunakan mekanisme yang ada. Dengan

mempertimbangkank kondisi-kondisi dasar dan sumber daya yang ada mengambil

langkah-langkah dan manfaat penting yang berguna untuk melakukan

pengembangan yang berkelanjutan. Siklus proses dalam pembangunan daerah

yang berkesinambungan oleh pemimpin kuat yang proaktif dikenal dengan

lingkaran saleh (Stimson dan Stough, 2008).

Modal fisik sebagai investasi memberikan peran insentif tersendiri dalam

proses pertumbuhan ekonomi (Dodge, 2014-2015). Riley dan Eton (2006)

menyatakan meningkatkan modal investasi teknologi inovatif, modal manusia,

sumber daya alam dan faktor sosial merupakan bagian yang menaikkan pada

pendapatan nasional dan bermuara untuk mendorong ke PRBB secara regional.

2.1.4 Teori Investasi

Investasi secara konsep adalah kegiatan mengalokasikan atau

menanamkan sumber daya (resources) saat ini (sekarang), dengan harapan

mendapatkan manfaat dikemudian hari (masa datang). Untuk memudahkan

pengertian dan perhitungan, maka sumber daya (resources) ini biasanya

diterjemahkan (dikonversi) ke dalam satuan moneter atau uang. Dengan demikian

secara konsep, investasi dapat didefinisikan sebagai menanamkan uang sekarang,

guna mendapatkan manfaat (balas jasa atau keuntungan) dikemudian hari.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

54

Pengertian investasi adalah menanamkan uang sekarang, berarti uang

tersebut yang seharusnya dapat dikonsumsi, namun karena kegaitan investasi,

uang tersebut dialihkan untuk ditanamkan bagi keuntungan masa depan. Dengan

demikian maka pengertian dari investasi dapat dirumuskan sebagai mengorbankan

peluang konsumsi saat ini, untuk mendapatkan manfaat di masa datang. Investasi

memiliki 2 (dua) aspek, yaitu: konsumsi saat ini, dengan harapan dapat

keuntungan di masa datang. Dengan demikian, maka investasi juga dapat dilihat

dari 3 (tiga) aspek berikut ini:

1) Aspek uang (yang ditanamkan) dan (yang diharapkan), sehingga untuk

menilai (kelayakan) yang akan datang, dengan demikian, maka untuk menilai

(kelayakan) investasi digunakan juga konsep uang. Aspek uang sebagai

pengukur kekayaan (yang ditanamkan) dan (yang diharapkan). Maka oleh

karena itu untuk menilai (Kelayakan) Investasi digunakan juga konsep uang

(Money and Value Concept).

2) Aspek waktu (sekarang dan masa yang akan datang), oleh karena itu, untuk

menilai (kelayakan) investasi digunakan konsep waktu (Time concept).

Sehubungan dengan hal di atas, maka untuk penilaian (kelayakan atau

keberhasilan) investasi digunakan konsep Time Value of Money. Konsep ini

menilai penerimaan ataupun pengeluaran jumlah uang yang sama dalam waktu

yang berbeda, mempunyai nilai yang berbeda pula. Dengan menggunakan

konsep Time Value of money, dikenal 2 (dua) nilai, yaitu yang akan datang

(Future Value/FV) dan Nilai sekarang (Present Value/PV). Oleh karena itu

penilaian investasi menyangkut penilaian terhadap (Future Value/FV), dengan

perspektif saat ini atau Nilai sekarang (Present Value/PV).

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

55

3) Aspek penting lainnya dari investasi adalah aspek manfaat dari investasi. Dari

aspek manfaat ini, maka penilaian kelayakan investasi juga harus melihat dan

biaya yang ditimbulkannya dengan menggunakan azas manfaat atau cost

benefit ratio. Dengan demikian, secara konsep investasi sangat luas

cakupannya. Setiap kegiatan pengalokasian sumber daya saat ini, dengan

tujuan manfaat dimasa depan adalah investasi.

Manfaat investasi dapat dikelompokkan, sebagai berikut.

1) Investasi yang bermanfaat untuk umum (Publik)

Investasi yang bermanfaat untuk umum/public (investasi dibidang

infrastruktur: jalan, jembatan, pelabuhan, pasar dan seterusnya), investasi di

bidang konservasi alam, investasi di bidang pengelolaan sampah investasi di

bidang teknologi, investasi di bidang penelitian dan pengembangan, investasi

di bidang olah raga, investasi di bidang pertahanan dan keamanan, serta

investasi di bidang lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2) Investasi yang bermanfaat untuk kelompok tertentu

Investasi yang mendatangkan manfaat pada kelompok masyarakat tertentu dan

lingkungan tertentu, seperti investasi di bidang keagamaan, membangun

sarana ibadah tertentu, investasi dibidang olahraga tertentu, investasi di bidang

infrastruktur tertentu, investasi di bidang konservasi alam/lingkungan tertentu,

investasi di bidang pengelolaan sampah di lingkungan tertentu, serta investasi

di bidang lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat atau kelompok tertentu.

3) Investasi yang bermanfaat untuk pribadi atau rumah tangga

Investasi yang mendatangkan manfaat bagi pribadi atau rumah tangga, dalam

rangka memenuhi kebutuhan dan keinginannya di masa datang, seperti

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

56

investasi untuk perumahan pribadi ataupun keluarga, investasi untuk

pendidikan pribadi ataupun keluarga, investasi dibidang kagamaan, investasi

untuk usaha (mendapatkan penghasilan), serta investasi di bidang lainnya

yang bermanfaat bagi pribadi ataupun keluarga (http://kumpulan-

materi.blogspot.co.id; http://www.definisi-pengertian.com, olahan).

Kriteria-kriteria untuk pengambilan keputusan berinvestasi secara rasional

dengan menggunakan analisis:

1) Payback period (periode pulang pokok modal).

2) Benefit atau cost ratio (B/C Ratio), dimana output yang dihasilkan lebih besar

daripada biaya yang dikeluarkan.

3) Net Present Value (NPV), investasi akan dilakukan apabila NPV > 0, dimana

nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari

biaya total.

4) Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat pengembalian investasi, IRR

harus lebih besar dari perolehan discounted rate.

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi berinvestasi di antaranya: sosial,

budaya, politik dan lingkungan serta jaminan berinvestasi (Aziz, 2000, olahan).

Investasi berdasarkan modal dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

investasi asing dan lokal atau dari dalam negeri. Investasi asing dapat dibedakan

menjadi dua komponen, yaitu sebagai berikut.

1) Investasi portofolio, yaitu pembelian saham dan obligasi semata-mata untuk

tujuan mendapatkan laba atau investasi dana.

2) Investasi langsung, dimana investor berpartisipasi dalam manajemen

perusahaan selain menerima pengembalian pada uang dari modal yang

dikeluarkan.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

57

Sedangkan investasi lokal adalah investasi dimana seluruh investor berasal dari

dalam negeri (Ball et al., 2014).

2.1.5 Teori Ekspor

Teori ekspor menjelaskan sebagai pengiriman berbagai macam barang dan

jasa yang diproduksi suatu negara untuk dikirim ke negara lain. Penjual barang

dan jasa tersebut disebut sebagai eksportir dan berbasis di negara ekspor

sedangkan pembeli yang berasal dari luar negeri disebut sebagai importir. Dalam

perdagangan internasional, ekspor mengacu pada penjualan barang dan jasa yang

diproduksi di negara asal ke pasar lain. Ekspor barang dalam jumlah komersial

biasanya memerlukan keterlibatan otoritas pabean baik di negara ekspor ataupun

negara pengimpor (Joshi, 2005; Bishop dkk, 2014).

Dari sudut pengeluaran, ekspor merupakan salah satu faktor terpenting

dari Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross National Product (GNP). Dengan

berubahnya nilai ekspor maka pendapatan masyarakat secara langsung juga akan

mengalami perubahan dan meningkatkan cadangan devisa.

2.1.5.a Fungsi Ekspor

Fungsi penting dari kegiatan ekspor dari proses perdagangan luar negeri

adalah negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, sehingga

menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan tingkat

pendapatan output yang lebih tinggi akan berkontribusi dalam pembangunan

ekonomi (Jhingan, 2000).

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

58

2.1.5.b Jenis Komoditas Ekspor Utama di Indonesia dan Khusus di Free Trade

Zone Batam

Berikut jenis komoditas ekspor di Indonesia tersaji pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Sepuluh Jenis Komoditas Ekspor Utama di Indonesia

No. Komoditas Negara Tujuan

1.

TPT (Tekstil

dan Produk

Tekstil)

Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Turki, Korea Selatan,

Inggris, Uni Emirat Arab, Rep.Rakyat Tiongkok,

Brasilia, Malaysia, Belgia, Italia, Belanda, Spanyol,

Kanada, Saudi Arabia, Thailand, Perancis, Vietnam,

Taiwan.

2. Elektronik

Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Hongkong,

Rep.Rakyat Tiongkok, Jerman, Malaysia, Belanda,

Korea Selatan, Pilipina, Perancis, Thailand, India,

Australia, Uni Emirat Arab, Inggris, Taiwan, Vietnam,

Belgia, Italia.

3. Karet dan

produk karet

Amerika Serikat, Jepang, Rep.Rakyat Tiongkok, Korea

Selatan, Singapura, Brasilia, Jerman, Kanada, Belanda,

Turki, Perancis, India, Spanyol, Italia, Inggris, Belgia,

Taiwan, Rep.Afrika Selatan, Australia, Argentina.

4. Sawit

Hongkong, India, Vietnam, Rep.Rakyat Tiongkok,

Jerman, Singapura, Korea Utara, Italia, Malaysia,

Thailand, Spanyol, Taiwan, Jepang, Kamboja, Sri

Langka, Rep.Afrika Selatan, Perancis, Pilipina, Amerika

Serikat, Meksiko.

5. Produk hasil

hutan

India, Rep.Rakyat Tiongkok, Malaysia, Bangla Desh,

Belanda, Mesir, Singapura, Italia, Spanyol, Ukraine,

Iran, Federasi Rusia, Pakistan, Jerman, Tanzania,

Brasilia, Rep.Afrika Selatan, Vietnam, Myanmar,

Kenya.

6. Alas kaki

Jepang, Rep.Rakyat Tiongkok, Amerika Serikat, Korea

Selatan, Australia, Malaysia, Taiwan, Saudi Arabia, Uni

Emirat Arab, India, Jerman, Belanda, Inggris, Vietnam,

Singapura, Belgia, Italia, Perancis, Bangla Desh,

Thailand.

7. Otomotif

Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris, Belanda,

Italia, Jepang, Meksiko, Perancis, Brasilia, Rep.Rakyat

Tiongkok, Denmark, Panama, Korea Selatan,

Singapura, Spanyol,Australia, Federasi Rusia, Chili,

Rep.Afrika Selatan.

8. Udang

Thailand, Jepang, Saudi Arabia, Pilipina, Malaysia,

Singapura, Uni Emirat Arab, Rep.Afrika Selatan,

Brasilia, Vietnam, Rep.Rakyat Tiongkok, Meksiko,

Oman, Kamerun, Taiwan, Inggris, Myanmar, Jerman,

India, Kuwait.

9. Kakao

Amerika Serikat, Jepang, Rep.Rakyat Tiongkok,

Inggris, Belgia, Hongkong, Vietnam, Singapura,

Perancis, Kanada, Australia, Malaysia, Taiwan, Federasi

Rusia, Belanda, Italia, Jerman, Korea Selatan, Denmark.

10. Kopi

Malaysia, Amerika Serikat, Singapura, Korea Utara,

Spanyol, Jerman, Perancis, Belanda, Inggris, Australia,

Pilipina, India, Kanada, Thailand, Jepang, Brasilia, Uni

Emirat Arab, Estonia, Federasi Rusia, Selandia Baru.

Sumber: www.kemendag.go.id.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

59

Berdasarkan 10 (sepuluh) jenis komoditas yang diekspor, di Free Trade

Zone Pulau Batam umumnya, terdiri dari komoditas elektronik dan industri

galangan kapal terbesar di Asia Tenggara (Batam Dalam Angka, 2016).

2.1.5.c Hambatan Ekspor

Hambatan ekspor dalam perdagangan internasional adalah tindakan dan

kebijakan yang diberlakukan pemerintah yang membatasi, mencegah dan atau

menghalangi pertukaran barang dan jasa internasional. Alat penghambat tersebut

diantaranya penerapan tarif/pajak, kuota, subsidi dan dumping (Fletcher, 2011;

Targeted Trade Barriers, 2015). Di Indonesia, Khusus di FTZ Pulau Batam tarif

ekspor, impor dan barang mewah mendapatkan pembebasan yang menjadi daya

tarik para investor (BP Batam, 2016).

2.1.6 Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic Product/GDP atau Gross

National Product/GNP) tahunan suatu negara adalah nilai total semua barang dan

jasa yang diproduksi dalam satu tahun di negara tersebut. GDP hanya menghitung

barang jadi atau barang final dan jasa final dan tidak termasuk nilai barang

setengah jadi seperti kayu, baja, seperti yang dipakai untuk memproduksi rumah

dan mobil. GDP dipakai sebagai media atau indikator yang baik untuk kehidupan

masyarakat. Dengan menaiknya GDP akan merefleksikan peningaktan pada

standar hidup masyarakat, dimana GDP juga meningkat dengan pengeluaran pada

bencana-bencana alam, epidemi yang mematikan, perang, kejahatan dan

kerusakan lainnya kepada masyarakat.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

60

Berdasarkan atas harga patokan yang dipakai GDP dibedakan menjadi

dua, yaitu sebagai berikut.

1) GDP berdasarkan atas harga berlaku

PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa

yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDB atas

dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang

dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai

tahun dasar. PDB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui

kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran dan struktur ekonomi suatu

wilayah.

2) GDP berdasarkan atas harga konstan.

PDB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil

dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh

indeks harga.

PDB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan

menghitung deflator PDB (perubahan indeks implisit). Indeks harga produksi

merupakan rasio antara PDB menurut harga berlaku dan PDB menurut harga

konstan. Para ekonom menggunakan tiga pendekatan untuk menghitung GDP

yaitu: a) pendekatan pengeluaran, b) pendekatan pendapatan dan c) pendekatan

produksi.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

61

a) Pendekatan pengeluaran, mencakup empat kategori:

1) Konsumsi Pribadi (C): Terdiri dari semua pengeluaran oleh rumah tangga.

2) Investasi Bruto dan pembentukan modal tetap domestik bruto (I):

Termasuk uang yang dihabiskan pada semua pembelian mesin oleh

pebisnis, pembangunan modal dan perubahan inventaris.

3) Pemerintah (G): Mencakup semua pengeluaran pemerintah dari modal

sosial, kesejahteraan dan pembayaran jaminan sosial.

4) Ekspor bersih (X): Termasuk nilai semua uang menghabiskan ekspor

dikurangi impor.

Pendekatan Pengeluaran yang dihitung dari pengeluaran rumah tangga,

perusahaan dan pemerintah sepanjang tahun dengan menggunakan rumus, sebagai

berikut.

GDP = C + I + G + (X – M) .................................................................. (2.4)

Dimana :

C = Pengeluaran konsumsi barang dan jasa pribadi dan rumah

tangga

I = Investasi

G = Pengeluaran untuk belanja pemerintah baik dari konsumsi

dan investasi

X = Mewakili Ekspor

M = Mewakili Impor

(X – M) = Ekspor bersih

Dalam perhitungan GDP, hanya barang dan jasa yang sudah jadi yang di

hitung, sedang barang setengah jadi tidak di hitung. Alasan tersebut digunakan

untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

62

b) Pendekatan Pendapatan

Produk Domestik Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh

faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara

dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud

adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan yang semuanya

sebelum dipotong pajak penghasilan serta pajak langsung lainnya. Dalam definisi

ini, PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak

langsung dikurangi subsidi). Pendekatan pendapatan mempertimbangkan empat

kategori, yaitu sebagai berikut.

1) Upah karyawan: menempati bagian terbesar dari pendapatan nasional.

2) Sewa: termasuk pendapatan yang diterima oleh perusahaan dan sewa untuk

penyediaan sumber daya properti.

3) Bunga: Termasuk bunga rumah tangga yang terima pada rekening tabungan,

rekening sertifikat deposito (CD) dan obligasi korporasi. Termasuk juga uang

atau biaya perusahaan membayar untuk penggunaan modal. Semuanya

sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.

4) Keuntungan: semua keuntungan yang diciptakan oleh kedua individu dan

korporasi.

c) Pendekatan Produksi:

Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka

waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini

dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha yaitu: (1) pertanian, peternakan,

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

63

kehutanan dan perikanan, (2) pertambangan dan penggalian, (3) produksi

pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih, (5) konstruksi, (6) perdagangan,

hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8) keuangan, real

estate dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa, termasuk jasa pemerintah

(Kurniawan dan Kembar, 2015)

PDRB adalah Produk Domestik Regional Bruto yang lazim digunakan untuk

menyatakan PDB suatu wilayah atau daerah.

2.1.7 Peran Investasi dan Infrastruktur dalam Pembangunan Daerah di

Negara Berkembang

2.1.7.a Investasi di Negara Berkembang dan Permasalahannya

Banyak pihak yang menganggap bahwa berinvestasi di negara

berkembang memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan berinvestasi

di negara maju. Penyebabnya adalah tatanan hukum, politik, ekonomi, sosial

budaya dan pertahanan di negara berkembang masih dianggap rapuh atau sangat

riskan untuk mengalami kegoncangan. Contohnya, era pemerintahan Hugo

Chaves di Venezuela berusaha untuk menasionalisasikan beberapa perusahaan

asing yang berada di negara tersebut, sehingga banyak investor asing yang

memberi catatan khusus atau rekomendasi agar investor bersikap hati-hati dalam

menempatkan atau menginvestasikan dananya ke negara berkembang. Atas dasar

rekomendasi tersebut, banyak investor yang lebih baik memilih keputusan

investasi dengan cara memportofoliokan dananya atau menganekaragamkan

investasinya.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

64

Pertanyaan penting yang timbul di kalangan investor, apakah benar suatu

negara yang memiliki tingkat investasi finansial lebih tinggi dianggap mampu

menekan angka pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan yang tinggi?

Jika pertanyaan ini dijabarkan pada kondisi yang terjadi di negara-negara

berkembang dan negara terbelakang, maka jawaban yang didapatkan adalah

negara berkembang dan terbelakang lebih membutuhkan investasi nyata yang

tinggi dibandingkan investasi finansial. Alasannya, investasi nyata dapat

ditempatkan dalam bentuk usaha untuk mengurangi angka pengangguran dan

menciptakan lapangan pekerjaan. Investasi nyata yang dimaksud seperti

menciptakan pabrik-pabrik dan industri-industri yang dapat menampung banyak

tenaga kerja sehingga secara otomatis mampu menekan tingkat pengangguran di

negara tersebut (Fahmi, 2015).

Proses pembangunan regional secara umum melibatkan faktor-faktor

utama dari faktor ekonomi dan non ekonomi, dimana faktor-faktor ekonomi

melibatkan faktor modal kapital, modal manusia, teknologi, sumber daya alam

dan energi, infrastruktur, investasi, kapasitas dan kemampuan daerah,

perdagangan luar negeri, globalisasi dan nilai tukar mata uang, pertanian, industri

dan aksesibilitas, strategi perencanaan, kelembagaan dan kebijakan, kemiskinan,

pengangguran dan bantuan luar negeri. Sedang faktor non ekonomi meliputi:

penduduk, sosial, budaya dan politik serta lingkungan.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

65

Infrastruktur merupakan faktor bagian dari ekonomi yang memiliki peran

dalam pencapaian pembangunan daerah. Di semua negara infrastruktur

merupakan tanggung jawab pemerintah sehingga besar kecilnya anggaran

infrastruktur pemerintah dapat langsung menunjukkan berapa banyak kemajuan

yang akan diciptakan. Bagi Negara Sedang Berkembang (NSB) masalah dana

merupakan sumber permasalahan dalam pelaksanaan infrastruktur. Pembangunan

infrastruktur memainkan peran besar dalam pembangunan dan memberikan

sumbangan yang signifikan. Bagi NSB peran pendapatan dalam pembangunan

infrastruktur mengandalkan peran investor dan pemerintah daerah masing-masing

dimana peran mutlak kontribusinya berada di daerah. Belum lagi kendala

pemeliharaan infrastruktur menjadi beban dan menjadi faktor (Basri dan

Munandar, 2009). Ditinjau Berdasarkan analisis ekonomi, variabel ekonomi dari

infrastruktur menunjukkan hipotesa bahwasannya pengaruh infrastruktur

menunjukkan berpengaruh besar dan signifikan pada output pembangunan daerah

terutama yang mengharapkan kehadiran investasi.

Persepsi internasional tentang kualitas infrastruktur fisik di beberapa

negara seperti terlihat di beberapa negara ASEAN dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

66

Gambar 2.3

Kualitas Infrastruktur Fisik beberapa negara ASEAN

(World Economic Forum, 2013;

Sumber: http://manajemenproyekindonesia.com/?p=2990

Gambar 2.4

Subperingkat Infrastruktur Indonesia

(World Economic Forum, 2013;

Sumber: http://manajemenproyekindonesia.com/?p=2990

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

67

Pada Gambar 2.3 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 64

dari 148 negara di dunia dalam hal peringkat infrastruktur dan peringkat kelima di

ASEAN. Indonesia menempati peringkat ke-58 (lima puluh delapan) di dunia

dalam kesiapan dan kualitas layanan transportasi (Gambar 2.4).

Gambaran tentang peran swasta dan pemerintah Indonesia dalam anggaran

pembangunan infrastruktur untuk memacu pembangunan di beberapa negara di

ASEAN dapat dilihat pada Gambar 2.5.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

5

25 28 3548 53 54 57

6583 89

131145

Gambar 2.5

Anggaran Pembangunan Infrastruktur Indonesia Tahun 2015 Sumber: LPI Global Rangking, 2014; www.dpr.go.id

Ditinjau dari anggaran pembangunan infrastruktur Indonesia tahun 2015,

Indonesia menempati peringkat ke-53 dari negara di dunia.

2.1.8 Zona Free Trade Zone

Daerah zona Free Trade Zone adalah daerah zona perdagangan dan

pelabuhan bebas (www.penghubungkepri.org). Pada tanggal 19 Januari 2009,

Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono secara resmi

menetapkan Batam-Bintan-Karimun sebagai Zona Perdagangan Bebas dan

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

68

Pelabuhan Bebas terhitung tanggal 1 April 2009, berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan no.45, 46 dan 47. Salah satu zona perdagangan dan pelabuhan bebas di

Indonesia, yaitu Pulau Batam, Bintan dan Karimun atau kemudian disebut

dengan BBK adalah sebuah wilayah di Republik Indonesia yang dibebaskan dari

Bea Masuk, Pajak Penjualan, Pajak Pertambahan Nilai, pajak atas barang mewah

dan Bea Cukai. Pendirian Zona Perdagangan Bebas Batam, Bintan dan Karimun

ini berdasarka alasan sebagai berikut.

1) Pemerintah Indonesia telah membentuk Batam, Bintan dan Karimun sebagai

Pilot Projek untuk Zona Perdagangan Bebas di Indonesia.

2) Terikat perjanjian kerangka kerjasama antara Indonesia dan Singapura dalam

pengembangan ekonomi Batam, Bintan dan Karimun.

3) Tim manajemen yang kuat: Dewan Kawasan dan Perwakilan Eksekutif.

Persyaratan umum untuk impor dan ekspor barang dari atau ke negara

asing di Zona Perdagangan Bebas Batam-Bintan-Karimun, Indonesia meliputi:

1) Proses impor barang dapat dijalankan oleh para importir kecuali untuk barang

terlarang seperti senjata, obat-obatan terlarang dan barang-barang

sebagaimana di tetapkan oleh pemerintah.

2) Izin dari Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan

Bebas, harus diperoleh sebelum impor dilakukan.

3) Impor barang-barang komsumsi hanya dapat dilakukan oleh para importir

yang diizinkan oleh Badan Pengusahaan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan

Bebas.

4) Barang yang di impor harus sesuai dengan bidang usaha (jenis kualitas harus

disertakan) dari importir.

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

69

5) Semua ekspor barang ke luar negeri dan ke daerah non Perdagangan Bebas

dan Perdagangan Bebas harus dilaporkan ke Badan Pengusahaan Batam

Bintan Karimun.

Faktor pendukung dan fasilitas-fasilitas yang terdapat di Zona Perdagangan Bebas

Batam-Bintan-Karimun, Indonesia antara lain:

1) Bea Cukai: proses keluar masuk barang yang cepat, tidak ada pajak Ekspor /

Impor.

2) Perpajakan: pembebasan pajak pertambahan nilai, pajak barang mewah dan

pajak penjualan.

3) Pelayanan satu pintu memproses semua perizinan.

4) Prosedur imigrasi yang sederhana.

5) Kebijakan ketenagakerjaan yang fleksibel.

6) Transportasi dan fasilitas telekomunikasi yang bagus.

7) Sistem keamanan yang baik.

Peluang-peluang Investasi di Batam

Sebagai Kawasan Zona Perdagangan Bebas, Batam memiliki banyak

sumber daya dan peluang investasi diberbagai bidang. Sebagai contoh di bidang

kepariwisataan, Batam memiliki pantai-pantai pasir putih yang indah dengan

airnya yang biru di kawasan Nongsa, garis pantai dan pulau-pulau sekitar, begitu

juga dengan agro wisata dan bidang-bidang lainnya seperti industri pabrik,

galangan kapal dan jalur pengiriman yang juga sangat menjanjikan. Keuntungan-

keuntungan yang terdapat di Free Trade Zone, antara lain sebagai berikut.

1) Lokasi yang strategis.

2) Tersedianya tenaga kerja yang memiliki keahlian.

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

70

3) Dukungan penuh dari pemerintah.

4) Sarana dan prasarana modern yang baik.

5) Status FTZ di keseluruhan pulau (Batam, Remapang dan Pulau Galang)

(Badan Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Kepulauan Riau, 2016; sumber:

www.penghubungkepri.org,

Salah satu penentu keberhasilan FTZ di Batam adalah kemampuan pelaku-

pelaku usaha di Batam untuk bersaing atau menembus pasar global atau

meningkatkan ekspornya. Pada gilirannya, kemampuan tersebut sangat ditentukan

oleh suatu kombinasi dari sejumlah faktor keunggulan relatif yang dimiliki

masing-masing perusahaan di Batam atas pesaing-pesaingnya dari luar Batam.

Dalam kontek ekonomi/perdagangan internasional pengertian daripada

keunggulan relatif dapat didekati dengan keunggulan komparatif dan keunggulan

kompetitif. Suatu wilayah memiliki keunggulan bisa secara alami (natural

advantages) atau yang dikembangkan (acquired advantages). Keunggulan alami

yang dimiliki Batam (atau Indonesia pada umumnya) adalah tersedianya tenaga

kerja yang cukup, khususnya dari golongan berpendidikan rendah dan bahan baku

yang berlimpah. Kondisi ini membuat upah tenaga kerja dan harga bahan baku di

Batam relatif lebih murah dibandingkan di wilayah-wilayah di luar Batam lain

yang penduduknya sedikit dan miskin sumber daya alam. Sedangkan yang

dimaksud dengan keunggulan yang dikembangkan adalah misalnya tenaga kerja

yang walaupun jumlahnya sedikit memiliki pendidikan atau keterampilan yang

tinggi dan penguasaan teknologi sehingga mampu membuat bahan baku sintesis

yang kualitasnya lebih baik daripada bahan baku asli atau berproduksi secara

lebih efisien dibandingkan wilayah lain yang kaya sumber daya alam.

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

71

Inti daripada paradigma keunggulan kompetitif suatu wilayah atau industri

di dalam persaingan global selain ditentukan oleh keunggulan komparatif yang

dimilikinya, yang diperkuat dengan proteksi atau bantuan dari pemerintah, juga

sangat ditentukan oleh keunggulan kompetitifnya. Faktor-faktor keungggulan

kompetitif yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan/pengusaha di Batam untuk

dapat unggul dalam persaingan adalah di antaranya yang paling penting, antara

lain sebagai berikut.

1) Penguasaan teknologi dan know-how.

2) Sumber daya Manusia/SDM (pekerja, manajer, insinyur, saintis) dengan

kualitas tinggi dan memiliki etos kerja, kreativitas dan motivasi yang tinggi

dan inovatif.

3) Tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi dalam proses produksi.

4) Kualitas serta mutu yang baik dari barang yang dihasilkan.

5) Promosi yang luas dan agresif.

6) Sistem manajemen dan struktur organisasi yang baik.

7) Pelayanan teknikal ataupun non-teknikal yang baik (service after sales).

8) Adanya skala ekonomis dalam proses produksi.

9) Modal dan sarana serta prasarana lainnya yang cukup.

10) Memiliki jaringan bisnis di dalam dan terutama di luar negeri yang baik.

11) Proses produksi yang dilakukan dengan sistem just in time.

12) Tingkat entrepreneurship yang tinggi, yakni seorang pengusaha yang sangat

inovatif, inventif, kreatif dan memiliki visi yang luas mengenai produknya dan

lingkungan sekitar usahanya (ekonomi, sosial, politik dan lain-lain) dan

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

72

bagaimana cara yang tepat (efisien dan efektif) dalam menghadapi persaingan

yang ketat di pasar global.

13) Birokrasi yang efisien dan kondusif bagi pengembangan usaha.

Secara teoritis (hipotesis), faktor-faktor yang diduga punya pengaruh

langsung ataupun tidak langsung terhadap kinerja dunia usaha di Batam dapat

dibedakan antara faktor-faktor dari sisi permintaan dan faktor-faktor dari sisi

penawarannya. Dari sisi permintaan pasar adalah terutama pendapatan dan selera

masyarakat di pasar tujuan, yang merupakan dua faktor eksternal yang tidak dapat

dipengaruhi oleh pengusaha itu sendiri. Sedangkan dari sisi penawaran, sebagian

adalah faktor-faktor yang hingga tingkat tertentu dapat dipengaruhi oleh

pengusaha bersangkutan seperti dalam hal peningkatan SDM, penyediaan modal

dan penguasaan atau pengembangan teknologi.

2.1.9 Peran Tenaga Asing dan Lokal dalam Investasi

Investasi sangat tergantung akan ketersediaan tenaga kerja lokal ataupun

asing yang memiliki keahlian sesuai dengan jenis investasi yang didukung.

Tersedinya tenaga lokal sangat diperlukan terutama untuk operasional dan tenaga

kerja asing atau memiliki kekhususan skill dari teknologi yang inovatif biasanya

dibawa atau dipekerjakan dari luar daerah atau negeri lain sebagai tenaga ahli

profesional. Variabel sumber daya manusia ini baik tenaga kerja lokal dan asing

menunjukkan pengaruh yang signifikan dalam perencanaan investasi.

Produktivitas dari investasi biasanya digambarkan sebagai acuan untuk

mengukur kuantitas output yang dapat diproduksi per pekerja dalam jumlah waktu

tertentu. Jika tersedianya tenaga kerja suatu negara dapat menghasilkan output

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

73

lebih dari satu tahun ke tahun berikutnya yang menunjukkan bahwa produktivitas

meningkat dan Production Possibilities Frontier (PPF) suatu negara bergeser ke

arah keluar. Penentu dalam produktivitas yang terkait dengan investasi adalah

modal manusia (human capital) atau pekerja baik asing ataupun lokal (Dodge,

2014-2015).

Faktor penentu produktivitas membantu untuk menjelaskan mengapa pada

beberapa negara yang telah tumbuh pada tingkat lebih tinggi dari negara-negara

lain. Penentuan untuk membuat kebijakan dengan sasaran tertentu akan membantu

untuk memfokuskan kebijakan pada faktor-faktor yang meningkatkan tingkat

pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Peran modal fisik berupa tenaga kerja lebih

produktif ketika mereka memiliki alat yang mereka miliki. Dengan kata lain

betapa pentingnya alat untuk dapat menaikkan produktivitas. Perlu dan harus ada

kebijakan yang memberikan insentif untuk berinvestasi dalam modal fisik.

Tenaga kerja adalah sumber daya yang sangat produktif ketika memiliki

modal lebih manusiawi. Modal manusia adalah jumlah pengetahuan dan

ketrampilan yang dapat diterapkan pada tenaga kerja Modal manusia juga

mencakup kesehatan umum dari angkatan tenaga kerja (tenaga kerja yang bekerja

dan pengangguran). Sebagai gambaran seseorang angkatan kerja yang telah

divaksinasi terhadap penyakit yang melemahkan dapat membawa produktivitas

lebih ke tempat alokasi tenaga kerja dibandingkan tenaga kerja yang belum atau

tidak menerima vaksinasi. Kebijakan nasional untuk memberikan insentif untuk

berinvestasi dalam manusia sangat diperlukan (Dodge, 2014-2015).

Insentif untuk berinvestasi dalam hal seperti ini seperti apa yang

ditawarkan di kawasan Free Trade Zone di Indonesia, dimana akumulasi

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

74

produktivitas dipacu dengan adanya pembebasan pajak yang dapat dialokasikan

dalam memberikan insentif untuk kesehatan, kesejahteraan tenaga kerja dan

lingkungan (Aziz, 2000; Dodge, 2014-2015, olahan).

2.1.10 Hambatan-hambatan dalam Investasi

Berdasarkan hasil survei langsung yang termuat dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2010

menyebutkan, survei Bappenas dan LPEM UI (2008) terhadap 200 perusahaan

memperlihatkan, prosedur perizinan, waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk

proses ekspor dan impor merupakan faktor utama penghambat berinvestasi

di Indonesia, yang diikuti dengan kondisi makro-ekonomi dan

ketersediaan infrastruktur. Permasalahan yang dihadapi untuk

meningkatkan investasi dan harus dilakukan, antara lain sebagai berikut.

1) Belum optimalnya pelaksanaan harmonisasi pusat dan daerah.

2) Kualitas infrastruktur yang kurang memadai.

3) Masih cukup panjangnya perizinan investasi sehingga masih tingginya biaya

perizinan investasi dibandingkan dengan negara-negara kompetitor.

4) Belum tercukupinya pasokan energi yang dibutuhkan untuk kegiatan industri.

5) Masih cukup banyak peraturan daerah yang menghambat iklim investasi.

6) Masih terkonsentrasinya sebaran investasi di Pulau Jawa dan belum

optimalnya pelaksanaan alih teknologi (Bappenas dan LPEM UI, 2008,

sumber: http://nasional.kontan.co.id

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

75

2.2 Studi Empiris Terdahulu

Studi mengenai pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang terkait dan

mempengaruhinya telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Pada awal

pembangunan ekonomi suatu negara, umumnya merencanakan pembangunan

ekonomi yang berorientasi pada masalah pertumbuhan yang salah satu

pendukungnya adalah Ekspor Netto. Hal ini diakui bahwasanya hambatan utama

dari pembangunan khususnya di Free Trade Zone atau daerah dalam suatu negara

dari negara berkembang adalah kekurangan modal di antaranya investasi. Berikut

adalah studi-studi empiris terdahulu.

2.2.1 Studi Empiris di Indonesia

No Peneliti Judul Penelitian Temuan

1

Nimah Hidayah

(2005)

Pembentukan Free Trade

Zone (FTZ) di Indonesia:

studi kasus pembentukan FTZ

Batam

Kerancuan undang-undang free trade

zone berkaitan dengan kejelasan

peraturan FTZ antara Pemko Batam

dan Badan Pengusahaan Batam.

2 Syarif Hidayat

(2009)

Implementasi FTZ di

Kepulauan Riau:Aspek

Kelembagaan & Pengaturan

Relasi Kewenagan

Dinamika FTZ dengan spirit otonomi

daerah. Persepsi antara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah tentang

FTZ di Kepri.

3 Adiwan F.

Aritonang

(2009)

A Comparative Study on Free

Trade Zone : Development

Through Spatial Economic

Concertration

Memahami factor-faktor penentu

yang berkontribusi secara signifikan

pada performa ekonomi & spillover

extend di Free Trade Zone.

Membandingkan Batam, Subic &

Shenzhen.

4 Firmansyah

(2012)

The Dynamism of Indonesia-

Singapore Bilateral

Investment Cooperation : The

Case of Free Trade Zone in

Batam 2005-2009

Pembangunan FTZ di batam dan

kerjasama Indonesia dan Singapura

dalam usaha penarikan investasi

Singapura ke Batam

5 Muhammad

Zaenuddin

(2012)

Kajian Free Trade Zone

(FTZ) Batam-Bintan-Karimun

(permasalahan, Implemetasi

dan solusinya)

Kesiapan institusi pelaksana meliputi

aspek legal, anggaran serta aspek

SDM

6 Khairul Anwar

(2014)

Dinamika Pelaksanaan

Kawasan Perdagangan Bebas

& Pelabuhan Bebas (Free

Trade Zone) Batam

Permasalahan infrastruktur dan

permasalahaan pendanaan dalam

pelaksanaan FTZ

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

76

No Peneliti Judul Penelitian Temuan

7 Erliza Oktari

(2014)

Administrative Reform of

Batam Free Zone Authority

(BIFZA) in implementing free

trade zone (FTZ) in Batam

city Indonesia

Dinamika perubahan Otorita Batam

menjadi Badan Pengusahaan Batam

dan pengaruhnhya dalam

melaksanakan kebijakan FTZ

8

Neni Pancawati

(2000)

Pengaruh Rasio Kapital,Tenaga

Kerja, Tingkat Pendidikan, Stok

Kapital dan Pertumbuhan

Penduduk Terhadap GDP

Indonesia

Rasio tenaga kerja-kapital

berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan GDP

Tingkat pendidikan berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan GDP

Perubahan stok kapital berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan GDP

Pertumbuhan penduduk berpengaruh

negatif terhadap pertumbuhan GDP

9 Yuliarmi

(2008)

Pengaruh Konsumsi Rumah

Tangga, Investasi dan

Pengeluaran Pemerintah

Terhadap PDRB Propinsi Bali

Variabel yang berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan ekonomi

adalah konsumsi rumah tangga,

investasi dan pengeluaran pemerintah

10 Rindang

Bangun

Prasetyo dan

Muhamad

Firdaus (2009)

Pengaruh Infrakstruktur pada

Pertumbuhan Ekonomi

Wilayah di Indonesia

Tenaga kerja, modal, variabel listrik

yang terjual, variabel panjang jalan

dan variabel dummy krisis terhadap

pertumbuhan ekonomi berpengaruh

signfikan dan memilki nilai positif

11 Adrian

Sutawijaya

Zulfahmi

(2010)

Pengaruh Ekspor dan

Investasi terhadap

PertumbuhanEkonomi

Indonesia Tahun 1980–2006

Investasi swasta, investasi

pemerintah, ekspor migas, ekspor non

migas secara bersama-sama

berpengaruh secara signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia

12 Dwi Suryanto

(2010)

Analisis Pengaruh Tenaga

Kerja, Tingkat Pendidikan

dan Pengeluaran Pemerintah

Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Subosuka

Wonosraten

Tenaga kerja dan tingkat pendidikan

dan pengeluraan pemerintah

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Namun variabel dummy bernilai

negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi

13 Darma Rika

Swaramarinda

dan Susi

Indriani (2011)

Pengaruh Pengeluaran

Konsumsi dan Investasi

Pemerintah terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia tahun 1997-2007

Pengeluaran konsumsi pemerintah

dan pengeluaran investasi

pembangunan memiliki pengaruh

signifikan dan berdampak positif

terhadap pertumbuhan ekonomi

14 Ardyan Wahyu

Sandhika dan

Mulyo Herdarto

(2012)

Analisis Pengaruh

Aglomerasi, Tenaga Kerja,

Jumlah Penduduk dan Modal

terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Kabupaten Kendal

Hubungan signifikan dan

berpengaruh positif antara variabel

aglomerasi, tenaga kerja dan modal

terhadap pertumbuhan ekonomi di

kabupaten Kendal sedangkan variabel

jumlahpenduduk memilki hubungan

signifikan dan berpengaruh negatif

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2018-02-04 · penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan serta meningkatnya kesempatan kerja (Perkins dkk, 2010). 3) Teori

77

2.2.2 Studi Empiris di Negara Lain

No Peneliti Judul Penelitian Temuan

1

Ramesh

Chandra

Paudel (2009)

Foreign Debt, Trade

Openness, Labor Force

and Economic Growth:

Evidence from Sri Lanka

Utang asing, tenaga kerja dan perdagangan

(ekspor-impor) memilki hubungan positif

terhadap pertumbuhan ekonomi

2 Ibrahem

Mohamed Al

Bataineh

(2012)

The Impact of Goverment

Expenditures on

Economic Growth in

Jordan

Pengeluaran pemerintah pada tingkat

aggregat memilki dampak positif terhadap

pertumbuhan dan pembayaran transfer

serta pembayaran bunga tidak memilki

pengaruh terhadap pertumbuhan GDP

3 Mehdi Safdari

(2012)

Importance of Quality of

Labour Force on

Economic Growth in Iran

Tenaga Kerja, tingkat pendidikan lulusan

Universitas bekerja, modal, fisik, Ekspor

Minyak,Non Migas Ekspor, Inflasi,

pengeluaran konsumsi Pemerintah dan

Biaya penelitian pemerintah memiliki

pengaruh positif pada tingkat pertumbuhan

Produk Domestik Bruto