Upload
tranngoc
View
279
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pecahan
Salah satu konsep yang mendasar dalam matematika adalah pecahan. Oleh karena itu,
Pecahan merupakan konsep yang sangat penting pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar.
Menurut Kustoro (1998 15:542) pecahan merupakan bilangan rasional. Bilangan rasional
adalah bilangan yang anggotanya dapat dinyatakan dengan p/q dimana p dan q sembarang
bilangan bulat dan q # 0. Arti pecahan menurut Rich (1930:184) ada tiga yaitu sebagai
pembagian, sebagai perbandingan dan sebagai bagian dari suatu kelompok. Untuk
memudahkan pemahaman pecahan ini Copeland (1979:130) mengatakan setiap bagian harus
seukuran atau sama. Sedangkan menurut Walle (1994:254) pembagian mempunyai dua
makna yaitu sebagai konsep partisi dan sebagai konsep pengukuran. Menurut Tiro (1994:2)
konsep pecahan adalah konsep matematika dari pecahan dan dapat dipandang sebagai relasi
atau rasio antara dua kuantitas atau bilangan. Dalam cara pendekatannya, pecahan terdiri dari
tiga model. Model pertama disebut model bagian kelompok yang mengasosisikan pecahan
dengan bagian dari suatu kelompok, model kedua disebut model bagian luasan dan model
ketiga disebut model garis bilangan yang mengasosiasikan pecahan dengan titik pada suatu
garis bilangan. Pecahan merupakan bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari
utuh. Terdiri dari pembilang dan penyebut. Pembilang merupakan bilangan terbagi, dan
penyebut merupakan bilangan pembagi.
Menurut Negoro dalam kasmiati (2003:11) mengemukakan bahwa pecahan
merupakan bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu
daerah, bagian dari suatu benda atau bagian dari suatu himpunan
Menurut Karim (1996:64) pecahan adalah (1) perbandingan bagian yang sama dari
suatu benda terhadap keseluruhan benda tersebut. Maksudnya suatu benda dibagi menjadi
beberapa bagian yang sama maka perbandingan setiap bagian dengan keseluruhan bendanya
menciptakan lambang suatu pecahan. (2), perbandingan himpunan bagian yang sama dari
suatu keseluruhan himpunan terhadap keseluruhan himpunan semula. Maksudnya suatu
himpunan dibagi atas himpunan yang sama maka perbandingan setiap bagian yang sama
terhadap keseluruhan himpunan semula akan menciptakan lambang dasar suatu pecahan.
Contoh: satu kesatuan dibagi dua bagian yang sama daerah yang
diarsir adalah satu bagian dari dua bagian daerah yang sama
atau 1 : 2 ditulis
Menurut Negoro (1998:260) pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian
dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu benda atau bagian dari suatu himpunan.
Rumus pecahan =
Contoh:
http://id.Wikipedia.org/wiki/Pecahan diakses tanggal 16 Maret 2013
Pecahan menurut Sadijan (1999:147) bila kita membagi suatu daerah persegi menjadi
delapan bagian yang sama besar seperti gambar 3.1 berikut, maka setiap bagian mempunyai
luas seperdelapan dari luas persegi seluruhnya.
Gambar 3.1
Luas bagian yang diarsir adalah seperdelapan dan ditulis dengan lambang
.
Sedangkan luas bagian yang tidak diarsir adalah tujuh perdelapan dari luas daerah
seluruhnya. Dan ditulis dengan lambang
. Bentuk penulisan ini disebut pecahan.
Secara umum bentuk penulisan a/b di sebut pecahan dengan a dan b bilangan cacah dan
b # 0. Dalam hal ini a disebut pembilang dan b disebut penyebut.
Sekarang misalkan seorang ibu hanya mempunyai 1 buah apel yang akan dibagikan
kepada dua anaknya, maka ibu tersebut dapat membagi (memecah) apel tersebut menjadi dua
bagian yang sama masing-masing anak memperoleh ½ bagian. Perhatikan bahwa 1 apel
dibagi kepada dua anak. Secara matematika ditulis 1 : 2, masing- masing anak mendapat ½
bagian dari apael semula. Jadi 1 : 2
Secara umum a : b =
dengan a dan b bilangan cacah dan b # 0. contoh
(1)
merupakan pecahan sebab penyebut bukan nol
(2)
bukan pecahan (mengapa?) karena penyebutnya ada angka nol, biasanya juga bilangan
ini dikatakan bilangan yang tak tentu yang hasilnya tidak akan menghasilkan kebentuk
pecahan desimal
(3) Pembilang dari
(4) Penyebut dari
adalah 5
(4) 5 : 9 =
Menurut Sugiarto (2006:36) pecahan adalah suatu bilangan cacah yang digunakan
untuk menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan. Dan kini diperkenalkan lagi hal baru
yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan bagian-bagian benda. Jika benda dibagi-
bagi menjadi beberapa bagian yang sama. Menurut Heruman (2010: 43) pecahan dapat
diartikan sebagai bagian dari suatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar bagian yang dimaksud
adalah bagian yang diperhatikan yang biasanya ditandai dengan asiran. Bagian inilah yang
dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap satuan, yang
dianggap penyebut. Pecahan merupakan salah satu topik yang sulit diajarkan. Kesulitan itu
terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
sulitnya pengadaan media pembelajaran. Akibatnya guru biasanya langsung mengajarkan
pengenalan angka seperti pada pecahan ½, 1 disebut pembilang dan 2 diebut penyebut.
Sedangkan menurut Suyati (2004:134) suatu pecahan di defenisikan sebagai: “
beberapa bagian dari keseluruhan. Pecahan terjadi karena satu benda dibagi menjadi beberapa
bagian yang sama besar. Bagian-bagian itu mempunyai nilai pecahan” pecahan yang
dipelajari siswa ketika di SD sebetulnya merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat
ditulis dalam bentuk
dengan pecahan a dan b merupakan bilangan bulat dan b tidak sama
dengan nol.
Menurut Simanjutak (1993:153) pengertian pecahan didasarkan atas pembagian suatu
benda atau himpunan atas beberapa bagian yang sama. Misalnya seorang ibu yang baru
pulang dari pasar membawa jeruk 3 buah sedangkan anaknya ada 2 orang. Supaya masingg-
masing anak mendapat bagian yang sama maka tiga buah jeruk tersebut harus dibagi dua.
Dalam pembagian jeruk tersebut setiap anak mendapat 1 ½ (satu setengah ) bagian.
Gambar 1.
3
=
....?
+
1 ½
2.2 Pengertian Pecahan Biasa
Menurut Vos (1997:25) pecahan biasa adalah bilangan pecahan yang hanya terdiri
atas pembilang dan penyebut. Contoh
,
. Pecahan biasa yaitu dengan nama pecahan biasa.
Pecahan biasa pula digunakan untuk menyatakan dari setiap bagian dari yang utuh. Apabila
kakak mempunyai sebuah apel yang akan di makan berempat dengan temannya, maka apel
tersebut harus dipotong-potong menjadi 4 bagian yang sama. Sehingga masing-masing anak
akan memperoleh 1 bagian dari apel tersebut.
Dalam lambang bilangan ¼ (dibaca seperempat atau satu perempat) “4” menunjukan
banyaknya bagian-bagian yang sama dari suatu keseluruhan atau utuh dan disebut penyebut.
Sedangkan “1” menunjukan banyaknya bagian yang menjadi perhatian atau diambil dari
keseluruhan pada saat tertentu dan disebut pembilang.
Menurut Sukayati (2003:12)
Tabel 2.1 Cara membaca pecahan biasa
Pecahan Cara Baca
Satu per dua
Satu perempat
Tiga per delapan
Tujuh per lima
Sembilan per lima belas
Sebelas per delapan
Dua puluh tiga per sepuluh
http://id.Wikibooks.org/wiki/Pecahan Biasa diakses tanggal 16 Maret 2013
2.3 Pengertian Pecahan Desimal
Menurut Karso (1992:41) pecahan desimal adalah pecahan yang penyebutnya
10,100,1000 dan sebagainya dan ditulis dengan menggunakan koma (,)
Contoh :
Bilangan 0,3 di dapat dari 3 dibagi 10
Bilangan 0,65 di dapat dari 65 dibagi 100
Bilangan 0,009 di dapat dari 9 dibagi 1000
Pecahan desimal dapat juga menggunakan nilai tempat. Ditulis 0,2 (satu tempat
desimal atau 1 angka di belakang koma) pecahan desimal dapat di bulatkan menjadi pecahan
desimal dengan angka di belakang komanya lebih sedikit. Contoh:
0,8463 dibulatkan menjadi tiga angka dibelakang koma 0,846 karena 3 kurang dari 5
dibuang.
0, 846 dibulatkan loncat 1 ke depan menjadi 0,85 karena 6 lebih dari 5, maka 0,846
dibulatkan menjadi 0,85.
0, 85 dibulatkan loncat 1 ke depan menjadi 0,9
http://id.Shvoong.com.Pecahan Desimal diakses tanggal 16 Maret 2013
Menurut Simanjutak (1993:179 ) nilai tempat untuk pecahan desimal adalah sebagai
berikut misalnya pada bilangan 275, 356
3 Memiliki nilai tempat persepuluhan (
)
5 Memiliki nilai tempat perseratusan (
)
6 memiliki nilai tempat perseribuan (
)
Nilai tempat 275 adalah 100,10,1
Nilai tempat 356 adalah
,
,
.
Menurut sadijan (1999: 149) Ingat kembali bahwa pecahan-pecahan
,
,
,
ditulis 0,2
ditulis 0,05
ditulis 0,0011
ditulis 0,00074
Kita juga mempelajari bahwa pada sistem nilai tempat bentuknya :
314,035 = (13 x 100) + (1 x 10) + (4 x 1) + ( 0, x
), + (3 x
)
2.4 Cara Mengubah Pecahan Biasa ke Desimal
Menurut Kennedy (1994:425) untuk mengubah pecahan biasa ke desimal juga dapat
dicari terlebih dahulu pecahan yang senilai yang penyebutnya berbasis sepuluh, seratus,
seribu. Untuk mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dapat dilakukan dengan
cara pertama mengubah penyebut manjadi 10, 100, 1000 dan seterusnnya. Pembilang dan
penyebut harus dikalikan dengan bilangan yang sama agar penyebutnya menjadi 10, 100,
1000.
Contoh : Ubahlah pecahan
menjadi pecahan desimal.
Penyelesaian :
Kalikan pembilang dan penyebut dengan Pecahan
x
=
= 0,6
Menurut Kennedy (1994:425) jika ingin merubah
menjadi bentuk desimal
juga bisa mengalikan 4 penyebut dengan 5. Kemudian kita bagi sehingga hasilnya:
“http://id.m.Wikibooks.org/w/ index.php?title=subjek:Matematika/Materi
Mengubah -pecahan- biasa-ke-desimal. diakses tanggal 19 April 2013
Kita juga dapat mengubah pecahan biasa ke desimal ke bentuk desimal dengan cara
membagi
Contoh:
1) Tulislah pecahan
dalam bentuk desimal
Jawab:
0,4
5 20
20
-----
0
Jadi
= 0,4
2) Tulislah pecahan
dalam bentuk desimal
Jawab:
2,25
4 9
8
-----
10
8
------
20
20
------
0
Jadi
= 2,2,5
3) Tulislah pecahan
dalam bentuk desimal
Jawab:
0,333
3 10
9
-----
10
9
------
0
Jadi
= 0, 333
Terlihat bahwa angka-angka desimal mulai desimal pertama yang penemuanya
adalah 3 ditulis 0,333..= 0,3 pecahan desimal seperti ini disebut pechan desimal berulang.
Selanjutnya kita juga bisa mengubah bentuk pecahan desimal menjadi bentuk pecahan
biasa.
Contoh:
1. 0,475 =
=
2. 3,04 =
= 3
= 3
3. Tulis 1,12 dalam bentuk pecahan.
Menurut Simanjutak (1993:181) mengubah pecahan biasa ke bilangan pecahan
desimal dapat dilakukan dengan cara ke dua yaitu pembagian bersusun
Contoh 1:
= 0,....?
sama dengan 6 : 15
Membagi 6 dengan 15 dapat di lakukan dengan cara:
Jawab:
.........
15 6
6 : 15 belum dapat diselesaikan maka 6 dikali 10 = 60 dan hasil baginya dikali
sepersepuluhan (
) atau langsung dapat dibubuhi 0,....
60 : 15 = 4 4 x 15 = 60.
Jawab:
⁄ x 4 =0,4
15 60
60
-----
0
Jadi
= 04
Pecahan biasa dapat dijadikan menjadi pecahan desimal dengan cara mengalikan
bilangan yang sama terhadap pembilang maupun penyebut sehingga penyebutnya menjadi
sepersepuluh atau kelipatan dari sepersepuluhan.
Contoh 3:
Selesaikanlah bilangan
= 0
×
=
Menjadi
=
= 0,5
Contoh 4:
= 0,...
=
x
=
= 0,4
2.5 Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa
ke Desimal
Upaya guru yang akan diteliti adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa
mengubah pecahan biasa ke desimal. Berdasarkan proses wawancara bersama guru kelas V
bahwa upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa mengubah
pecahan biasa ke desimal yaitu menggunakan media kertas karton, menjelaskan materi
mengubah pecahan biasa ke desimal cara mengubah penyebut menjadi 100, dengan cara
pembagian bersusun, Memvariasikan metode tanya jawab dan latihan, serta menggunakan
metode pemberian tugas. Media merupakan salah satu alat peraga yang sangat dibutuhkan
dalam proses pembelajaran. Media karton merupakan salah satu alat peraga yang masih
bersifat tradisional. Menurut Kennedy (1994:425) dalam menjelaskan cara untuk mengubah
pecahan biasa menjadi pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara pertama mengubah
penyebut manjadi 100. Pembilang dan penyebut harus dikalikan dengan bilangan yang sama
agar penyebutnya menjadi 100, dan seterusnya. Cara kedua dengan cara pembagian bersusun.
Menurut Simanjutak (1993:181) mengubah pecahan biasa ke bilangan pecahan desimal
dapat dilakukan dengan cara ke dua yaitu pembagian bersusun. Metode
tanya jawab adalah metode yang digunakan agar terjadinya stimulus dan respon antara guru
dan siswa, siswa dan guru. sehingga guru dapat mengatasi kesulitan siswa. Selanjutnya
menggunakan metode latihan. Metode latihan digunakan untuk meningkatkan kemampuan
siswa serta digunakan untuk kecakapan mental siswa dalam perkalian dan membagi terutama
dalam mengubah pecahan biasa ke desimal. Metode latihan merupakan suatu cara mengajar
dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang dipelajari. Kata latihan mengandung
arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimana juga antara situasi belajar
yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih dirinya. Menurut
Sagala (2009:21) Metode Drill adalah metode latihan atau metode training yang merupakan
suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, juga
ketangkasan, ketepatan dan kesempatan. Menurut Shaleh (2006:203) Ciri khas dari metode
ini adalah kegiatan yang berupa pengulangan yang berkali-kali supaya asosiasi stimulus dan
respons menjadi sangat kuat dan tidak mudah untuk dilupakan dengan demikian terbentuklah
pengetahuan yang saat siap untuk dipergunakan oleh siswa itu sendiri. Menurut Roestiyah
(2001:125) metode drill merupakan suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan, siswa memilki ketangkasan atau penegtahuan yang lebih tinggi
dari apa yang dipelajari. Menurut Zuharini,dkk (2000:106) metode latihan merupakan suatu
metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih siswa-siswa terhadap bahan
pelajaran yang sudah diberikan. Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode
yang dipakai guru untuk melihat kemampuan
siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Berdasarkan hasil wawancara guru dan siswa ditemukan bahwa dari beberapa upaya
meningkatkan kemampuan mengubah pecahan biasa ke desimal yaitu dari penggunaan
media karton, penjelasan materi, memvariasikan metode tanya jawab dan latihan dan
pemberian tugas, ada salah satu upaya yang tidak dilakukan oleh guru, yakni menjelaskan
cara mengubah penyebut berbasis seratus. Hal ini dikarenakan guru belum siap mengajarkan
materi tentang mengubah pecahan biasa ke desimal berbasis seratus sehingga masih terdapat
kesulitan siswa dalam mengubah pecahan biasa ke desimal dan nilai yang didapatkan masih
kurang memuaskan. Faktor penyebabnya dari faktor guru dan siswa. Dari faktor guru guru
belum siap untuk menjelaskan materi dengan cara penyebut berbasis seratus sehingga siswa
masih kesulitan mengubah pecahan biasa ke desimal. Faktor dari siswa yaitu daya kosentrasi
siswa sangat rendah serta siswa kurang bertanya terhadap materi yang dipelajari
Setelah melakukan proses wawancara peneliti mengumpulkan bukti berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa, serta daftar nilai siswa kelas V. Rencana
pelaksanaan pembelajaran dikumpulkan untuk melihat apakah upaya guru dilakukan atau
tidak, selanjutnya peneliti mengumpulkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa ini
dikumpulkan oleh peneliti sebagai bagian dari dokumentasi untuk melihat apakah setelah
dilakukan upaya guru hasil belajar siswa sudah baik atau tidak. Ternyata masih sebagian
besar siswa kelas v masih kesulitan mengubah pecahan biasa ke desimal. selanjutnya peneliti
mengumpulkan dokumentasi berupa daftar nilai kelas V. Daftar nilai kelas V merupakan
dokumntasi yang dikumpulkan guna mendapatkan informasi secara detail tentang upaya yang
dilakukan oleh guru, apakah hasil tugas siswa sudah baik atau tidak. Ternyata masih ada
beberapa siswa memilki nilai yang rendah. Jadi upaya guru yang dilakukan tidak meningkat.
2.6 Kajian yang Relevan
Penelitian relevan tentang upaya meningkatkan kemampuan mengubah pecahan biasa
ke desimal telah dilakukan oleh Ramlan (2004) dengan judul:
a) meningkatkan Pemahaman dan hasil belajar Matematika siswa kelas V Karang Semanding
02 Balung melalui metode latihan. Dengan latar belakang masalah yakni siswa masih
kesulitan mengikuti proses pembelajaran matematika utamanya yang berkaitan dengan
pecahan yakni mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal, ketika guru menjelaskan banyak
siswa yang tidak memperhatikan, ketika guru bertanya apakah siswa sudah mengerti, tidak
seorang pun yang bisa menjawab pertanyaan guru. Hal inidapat dilihat dari hasil belajar siswa
dari 26 siswa, hanya 10 siswa yang mendapat nilai 60 keatas(28%) dan 16 siswa mendapat
nilai kurang dari 60 (72%). Dari permasalahan tersebut perlu dilakukan tindakan seperti
melalui perbaikan pembelajaran. Dengan menggunakan metode latihan. Untuk meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa, setelah metode ini digunakan pemahaman siswa sangat
terlihat dari hasil belajar siswa dari 26 siswa 25 siswa sudah paham tentang materi mengubah
pecahan biasa ke desimal.
b) Penelitian relevan tentang upaya meningkatkan kemampuan mengubah pecahan biasa ke
desimal menggunakan metode latihan dilakukan oleh Reivan (2013) dengan judul: Upaya
meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris dikelas IV SDN 3
Tapa Kabupaten Bone Bolango. Upaya yang dilakukan adalah menggunakan metode latihan.
Berdasarkan hasil penelitian siswa yang mampu adalah 13 orang dan siswa yang kurang
mampu ada 5 orang. dan yang tidak mampu 2 orang.