24
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran Didalam kamus besar bahasa Indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (E.St. Harahap, dkk, 2007: 854). Sedangkan makna peran yang dijelaskan dalam status, kedudukan dan p eran dalam masyarakat, dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan historis. Menurut penjelasan historis, konsep peran semula dipinjam dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur pada zaman yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu. Kedua, pengertian peran menurut ilmu sosial. Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut. Jadi, dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian peran guru adalah perangkat tingkah laku atau tindakan yang dimiliki seseorang dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Seseorang dikatakan menjalankan peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang disandangnya. 2.2 Pengertian Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

  • Upload
    vocong

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Peran

Didalam kamus besar bahasa Indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang

diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (E.St. Harahap, dkk,

2007: 854). Sedangkan makna peran yang dijelaskan dalam status, kedudukan dan p eran

dalam masyarakat, dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan historis.

Menurut penjelasan historis, konsep peran semula dipinjam dari kalangan yang memiliki

hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur pada zaman yunani kuno atau

romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang

aktor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu. Kedua, pengertian peran menurut ilmu

sosial. Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika

menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang

didudukinya tersebut.

Jadi, dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian peran guru adalah

perangkat tingkah laku atau tindakan yang dimiliki seseorang dalam memberikan ilmu

pengetahuan kepada anak didik. Seseorang dikatakan menjalankan peran manakala ia

menjalankan hak dan kewajiban yang disandangnya.

2.2 Pengertian Bank

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Pengertian Bank Menurut UU No.10 Thn 1998 adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Pengertian Bank Menurut Kasmir dalam bukunya Manajemen Perbankan, secara

sederhana bank dapat diartikan sebagai “lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat

serta memberikan jasa bank lainnya”.

1.3 Jenis-jenis Bank

Berbicara mengenai jenis jenis bank, maka dilihat dari fungsinya jenis jenis bank ada

3 (tiga) yaitu :

1) Bank Umum, yaitu merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa

perbankan baik secara konvensional maupun syariah, serta melayani segenap lapisan

masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank

umum juga dikenal dengan nama bank komersil (Dahlan S. 2005:276).

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

(Kasmir 2002:33:34). Artinya disini BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan

kegiatan bank umum. Sesuai dengan pendapat di atas, dapat dijelaskan kembali bahwa

pada dasarnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam menyediakan berbagai fasilitas

sama halnya dengan bank umum, tetapi kegiatan operasional di Bank Perkreditan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Rakyat (BPR) tidak seluas dibandingkan dengan kegiatan yang ada di bank umum

terutama dalam memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

3) Bank Sentral, yaitu Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab

untuk menjaga stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara

tersebut, yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga

yang dalam arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat

inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi

yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol

keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu

banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang

dimilikinya.

1.4 Peran Bank Indonesia

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga

stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen

dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:

Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara

lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut

untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini

mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek

ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan

cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan

yang disebut inflation targeting framework.

Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga

keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti

itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara

lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab

itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu

perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan

kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui

kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law

enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang

menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu,

upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan

stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk

menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah

menyusun arsitektur perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II.

Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga

kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu

peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup

serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat

menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan

gangguan yang bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan

pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau

dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih

meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem

pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko

potensial dalam sistem pembayaran.

Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat

mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui

pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor

keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas

sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan

indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan

pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam

mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.

Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan

melalui fungsi bank sentral sebagai Lender of the Last Resort (LoLR). Fungsi LoLR

merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis

guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR

mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya

diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu

terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan

pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki

kemampuan untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko

sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia memiliki tujuan mencapai

dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia

memiliki tugas di bidang moneter, Sistem Pembayaran (SP), dan Stabilitas Sistem

Keuangan (SSK). Sebagaimana diketahui bahwa pelaksanaan kebijakan moneter

membutuhkan dukungan Sistem Pembayaran yang handal. Untuk mewujudkan suatu sistem

pembayaran yang handal dibutuhkan suatu sistem keuangan yang stabil. Sistem keuangan

yang stabil tersebut tidak terlepas dari efektivitas dari kebijakan moneter.

Secara sederhana, sistem pembayaran dibagi menjadi sistem pembayaran tunai dan

sistem pembayaran non tunai. Sistem Pembayaran tunai merupakan sistem pembayaran

yang menggunakan uang kartal sebagai alat pembayaran, sedangkan sistem pembayaran non

tunai mengacu pada sistem pembayaran yang tidak menggunakan uang kartal sebagai alat

pembayaran, sebagaimana gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Peran Bank Indonesia dalam SPN dan GNNT, SNKI 2011

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Tahun 2011

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Untuk menjalankan Principles for Innovative Financial Inclusion yang ditetapkan

pada forum G20 dalam mewujukan Keuangan Inklusif di Indonesia, maka dibutuhkan 9

kondisi yaitu: 1. Leadership; 2. Diversity; 3. Innovation; 4. Protection; 5. Empowerment; 6.

Cooperation. 7. Knowledge; 8. Proportionality; dan 9. Framework. Hal ini menjadi mandat

bagi Bank Indonesia untuk menjalankan model-model layanan keuangan yang dapat

menjangkau seluruh masyarakat Indonesia yang berada di seluruh wilayah dan daerah,

termasuk daerah remote.

Untuk dapat memfasilitasi mandat tersebut, maka suatu proses innovation menjadi

bagian yang harus diperhatikan dan mendapatkan porsi yang penting, sebagaimana diagram

di bawah ini:

Gambar 2.2 Permasalahan, Jenis Layanan, Pendekatan & Solusi SNKI

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Tahun 2011

Dengan mengembangkan pola berpikir di bawah ini, maka proses layanan

pembayaran non tunai diharapkan akan menjadi salah satu bagian penting dalam proses

transformasi yang terjadi dalam program elektronifikasi yang menjadi bagian dari

infrastruktur Keuangan Inklusif di Indonesia, sebagaimana diagram di bawah ini:

20

• Besarnya jumlah unbanked (FI Index Indonesia 2010 = 19,6%

• Sebaran unbanked sampai ke pelosok

• Tingginya inequality (gini ratio meningkat 2010= 0,37 menjadi 2012=0,41)

• Rendahnya financial literacy

• Produk & jasa yang tidak sesuai

• Kompleksnya proses bisnis

• Saluran distribusi yang tidak sesuai

Inovasi

• Mudah

• Terjangkau

• Harga murah

• Aman & Terpercaya

• Nyaman

• Proporsional

Permasalahan

• Saluran

• Produk

• Regulasi • Proses

Bisnis

• Media/

Perangkat

• Edukasi

Layanan

yang diperlukan

Solusi

Layanan Keuangan Digital**

PBI 16/8

SE BI 16/12/DPAU

SE BI 16/11/DKSP

Pendekatan

TransferSimpananAsuransi

Kredit

KeepingDimulai dg mengajarkan masyarakat menyimpan dlm bentuk non cash.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Gambar 2.3 Tahapan dalam Proses Layanan Keuangan Digital (LKD)

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Tahun 2011

• Feasible

• Eligible

• Bank

• Non Bank

• Agent

Credit scheme

Basic Saving & E-money

Financial track record

Feasible and Bankable Banking Transaction

• account • Database

Debitur Potensial

Depositors (banked)

Branchless Banking

= proces

= evolution

Unbanked

people

Keeping Menabung Produk Keuangan Lainnya

loan

development, product,

infrastructure, etc

time

Kemampuan pengelolaan keuangan/ kesejahteraan

Financial “Service” Deepening

UMKKeuangan

Unbanked People Individu, unit usaha

Nasabah Bank Individu, Unit usaha Mikro, Kecil, Menengah

Nasabah UMKM Program bantuan pemerintah (BLT, PKH, dll)

Banked People

Kredit Program Payment/Transfer

21

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dalam satu dekade terakhir

merupakan faktor pendorong berkembangnya sistem pembayaran non tunai terkait dengan

sifat transaksi yang terintegrasi dengan teknologi informasi. Selain itu, transaksi non tunai

memang lebih praktis dan efisien karena pengguna tidak perlu repot menghitung uang saat

pembayaran dan saat menerima pengembalian.

Oleh sebab itu, Bank Indonesia menerbitkan PBI No. 16/1/PBI/2014 tentang

Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran sebagai panduan aspek perlindungan

konsumen serta PBI No. 16/8/PBI/2014 tentang Perubahan atas PBI No. 11/12/PBI/2009

tentang Uang Elektronik (Electronic Money).

Sebagai langkah konkret untuk mendorong peningkatan transaksi non tunai, Bank

Indonesia telah meluncurkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang ditandai dengan

penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bank Indonesia dengan 4

(empat) lembaga negara yaitu Kementerian Keuangan, Kemenko Perekonomian, Asosiasi

Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

mengenai kerjasama dalam rangka memperluas akses layanan keuangan dan edukasi kepada

masyarakat serta penggunaan transaksi non tunai dalam penyelenggaran kegiatan sesuai

kewenangan lembaga masing-masing.

1.5 Pengertian Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)

GNNT merupakan salah satu program nyata untuk melakukan edukasi dan

sosialisasi kepada masyarakat melalui praktik penggunaan instrument non tunai uang

elektronik secara langsung sehingga pengguna menjadi terbiasa dan mulai merasa nyaman

untuk menggunakan instrument pembayaran non tunai. Gerakan yang dicanangkan oleh

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Bank Indonesia bersama Pemerintah, pada 14 Agustus 2014 dengan memberikan peran

masing-masing sebagai gambar di bawah ini:

Gambar 2.4 Upaya Mempengaruhi dari sisi Demand

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Tahun 2011

Gambar 2.5 Upaya Mempengaruhi dari Sisi Supply

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Tahun 2011

• Mendorong perubahan perilaku: kewajiban penggunaan Uang Elektronik di Transjakarta dan KCJ

• Rencana pembatasan transaksi tunai

• Program bantuan pemerintah secara non tunai: BSM, PKH dan BPJS

• Lembaga pemerintah menggunakan pembayaran non tunai untuk PNBP (Pendapatan Negara Bukan

Pejak), dari posisi potensi APBD tahun 2003 yang mencapai besar Rp 300T menjadi posisi 2013 sebesar

Rp1.800T

• Dengan ditandatanganinya MoU dan deklarasi GNNT 14 Agustus 2014, peluang mempengaruhi

transaksi non tunai yang dilakukan oleh pemerintah semakin terbuka lebar

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Dalam melakukan program transformsi tunai ke non tunai, secara garis besar berada

dalam program elektronifikasi, dimana defisini elektronifikasi dari beberapa sumber adalah

sebagai berikut:

a. Electronification is changing something from a paper based system to an

electronic system” (Urban Dictionary);

b. Electronification is the movement of information and/or transfer of funds through

electronic means” (Jeffery, Craigh A, The Impact of Electronification on the Balance

Sheet, 2005); atau

c. Electronic payments can be widely defined as payments that are initiated,

processed, transferred, and received electronically which is regulated and supervised by

central bank” (E-payment Without Frontier, ECB, 2014).

Yang secara sederhana menterjemahkan electronicficasi sebagai suatu upaya terpadu

dan terintegrasi untuk mengubah pembayaran dari tunai menjadi non tunai. Analisis dan

pola berfikir dalam melihat suatu proses transformasi berpikir dari program non tunai adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.6 Gap Analysis tentang Evaluasi Transformasi Tunai Non Tunai

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Tahun 2011

Bagaimana dengan penerapan dasar-dasar proses transformasi tunai kepada non

tunai itu dapat memberikan rasa kebutuhan dan manfaat positif bagi pengguna, kita bisa

PEOPLE BEHAVIOUR : Penggunaan instrumen

di perkotaan masih rendah

Hampir seluruh masyarakat pedesaan masih belum mengenal transaksi non tunai

KOORDINASI KELEMBAGAAN DAN REGULASI :

Koordinasi masih perlu disempurnakan untuk mendukung elektronifikasi

Kerangka Hukum SP perlu dilengkapi untuk mendorong masyarakat bertransaksi non tunai

PELAKU INDUSTRI SISTEM PEMBAYARAN :

Penyelenggaraan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, efisien (biaya terjangkau), dan tersedia di seluruh wilayah

Penyelenggaraan layanan yang didominasi oleh pelaku industri domestik

KETERSEDIAAN LAYANAN SISTEM PEMBAYARAN : Layanan non tunai untuk berbagai

aktivitas transaksi yang diproses

secara terintegrasi, merata dan

“shared”

PEOPLE BEHAVIOUR : Masyarakat perkotaan

yang dominan bertransaksi non tunai

Sebagian besar masyarakat pedesaan memahami dan mau menggunakan instrumen non tunai

KONDISI SP RITEL SAAT INI

GAP ANALYSIS

KETERSEDIAAN LAYANAN SISTEM PEMBAYARAN : Layanan, Infrastruktur, dan Instrumen Sistem Pembayaran sudah lengkap dan memadai namun masih banyak ruang untuk penyempurnaan

PELAKU INDUSTRI SISTEM PEMBAYARAN :

Belum tercipta sinergi bank dan non bank untuk ketersediaan dan jangkauan layanan

Pelaku industri masih didominasi oleh pelaku asing

STRATEGI : 1. Elektronifikasi transaksi layanan pemerintah 2. Elektronifikasi melalui keuangan Inklusif : Layanan kepada masyarakat unbanked

TARGET ELEKTRONIFIKASI : 1. Transaksi SP Ritel 2,4 x GDP 2. LKD 10.000 Agen dan 500.000 rekening

Koordinasi Kelembagaan

dan Regulasi Untuk

Tujuan Elektronifikasi

Pelaku Industri Sistem

Pembayaran

Ketersediaan Layanan

Sistem Pembayaran

People Behaviour

KOORDINASI KELEMBAGAAN DAN REGULASI :

Forum koordinasi antara BI dengan otoritas/lembaga terkait SP untuk dukungan pengembangan elektronifikasi

Sinergi antar penyelenggara (bank dan non bank)

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

melihat bahwa syarat non tunai digemari antara lain harus memenuhi hal-hal sebagai

berikut:

a. Easy to use, secure and convinience, transaksi mudah, aman dan nyaman

b. All Inclusive, akses layanan pembayaran yang luas dan menjangkau seluruh

wilayah dan lapisan masyarakat

c. All Method of payment, menggunakan seluruh metode pembayaran

d. All Integrated, layanan yang terkoneksi dan interoperable

e. More efficient, mekanisme pembayaran yang efisien dan harga yang terjangkau

Bagaimana strategi yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menjalankan

perannya sebagai pelaku transformasi itu sendiri, dapat dilihat dalam tahapan di bawah ini,

dengan target pada tahun 2024, maka pencapaian user yang bertransaksi dengan non tunai

mencapai angka 4x angka GDP 2024. Hal ini sesuai dengan mapping nasional tentang hal

ini sebagaimana gambar 6 di bawah ini:

Gambar 2.7 Staging Transformasi dan Target Non Tunai via Elektronifikasi

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Tahun 2011

Sedangkan dalam gambaran kemudahannya dicerminkan pada diagram di bawah ini:

Gambar 2.8 strategi yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menjalankan perannya

sebagai pelaku transformasi

Kondisi Saat Ini :

• Transaksi SP ritel 1.68 x GDP

• Belum terdapat infrastruktur non tunai utk layanan public & pemerintah

• Saluran distribusi yang perlu diperluas

2015

• Transaksi SP Ritel 2,4 x GDP

• Penyusunan roadmap elektronifikasi retail payment

• MoU/PKS dilengkapi dengan Bisnis Model dan Strategi Layanan Transaksi Non Tunai untuk transaksi pembayaran pemerintah

2024 :

• Transaksi SP ritel 4 x GDP

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Tahun 2011

Berdasarkan survei terhadap uang elektronik sebagai metode pembayaran terlihat

meningkat dari survei awal ke survei akhir. Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa

indikator yaitu meningkatnya responden yang mendengar istilah uang elektronik,

meningkatnya responden yang memiliki uang elektronik, dan meningkatnya pemahaman

responden terhadap provider uang elektronik.

Hasil survei sebelum implementasi GNNT hanya tiga belas persen responden yang

mendengar uang elektronik, dan meningkat signifikan menjadi seratus persen pasca

Praktis

Efisiensi

Rupiah

Menekan biaya pengelolaan uang rupiah dan cash

handling,

Akses

Lebih

LuasMeningkatkan

akses masyarakat ke dalam sistem

pembayaran

Efisiensi

Transaksi

Meningkatkan sirkulasi uang dalam

perekonomian (velocity of money)

Membantu usaha pencegahan dan

identifikasi kejahatan kriminal

Transparansi Transaksi

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

implemnetasi GNNT. Hal ini disebabkan adanya edukasi melalui rangkaian kegiatan

GNNT, mulai dari sosialisasi, Pusat Informasi LCS, Talkshow, Pekan Non Tuni dan Bazar

Non Tunai yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Perbankan.

Gambar 2.9 Prosentase Responden Mendengah Istialh Uang Elektronik

Sumber: Survei GNNT 2014

Dari sisi kepemilikan uang elektronik, hasil survei juga menunjukkan peningkatan

yang signifikan. Jumlah responden yang memilkik uang elektronik pasca GNNT adalah

seratus persen jauh meningkat dari sebelum implementasi GNNT yang hanya sebelas

persen. Kondisi ini sama dengan jumlah responden yang mengetahui uang elektronik pasca

implemntasi GNNT yaitu seratus persen.

Grafik 2.10 Responden yang memiliki uang elektronik

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Sumber: Survei GNNT 2014

Seluruh responden yang mendengar dan menggunakan uang elektronik pada survei

akhir ketika responden ditanyakan provider uang elektronik, mereka menjawab sebagian

besar BNI dua puluh persen, BRI Sembilan belas persen, BANK permata delapan belas

persen, CIMB Niaga lima belas persen, BCA lima belas persen dan Bank Mandiri empat

belas persen. Kondisi ini mengalami peningkata yang dimana pada survei awal responden

yang tidak tahu sebesar delapan puluh tujuh persen, BNI satu persen, Bank Permata satu

persen, CIMB Niaga dua persen, Bank Mandiri satu persen, BCA empat persen, BNI tiga

persen, dan BRI dua persen. Peningkatan pemahaman tersebut dikarenakan meningkatnya

responden yang mengetahui dan menggunakan uang elektronik sesuai dengan penjelasan

sebelumnya dan adanya kerjasama dari beberapa bank berupa sosialisai mengenai uang

elektronik.

Gambar 2.11 Provider Yang Terlintas Jika Menyebut Uang Elektronik

11%

100% 89%

0

Survei awal survei akhir

Memiliki tidak

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Sumber: Survei GNNT 2014

Responden yang menggunakan uang elektronik pada survei akhir adalah sebagian

besar menggunakan provider BRIZZI dua puluh lima persen, FLAZZ Card Sembilan belas

persen, T-Cash enam belas persen, dan E-Money tujuh persen.

Gambar 2.12 Instansi Yang Saat Ini Menggunakan Uang Elektronik

Sumber: Survei GNNT 2014

1.6 Tujuan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)

1) Memberikan pengalaman menggunakan APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu)

dan uang elektronik bagi masyarakat yang baru mulai menggunakan instrumen

1% 2% 1% 4% 3% 2%

87%

18% 15% 14% 15% 20% 19%

0% 0%

20%

40%

60%

80%

100%

Bankpermata

CIMB Niaga bankmandiri

BCA BNI BRI lainnya

Survei awal Survei akhir

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Survei awal Servei ke dua

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

pembayaran non tunai tersebut, sehingga dapat menimbulkan kebiasaan dalam

bertransaksi secara rutin.

2) Mendorong peningkatkan frekuensi penggunaan APMK dan uang elektronik dalam

kegiatan transaksi masyarakat.

3) Mempelajari perilaku dari masyarakat yang telah memiliki rekening di bank dan telah

memiliki APMK maupun uang elektronik namun penggunaan untuk bertransaksi

cenderung masih minim. Dengan program ini diharapkan dapat memperoleh informasi

yang tepat mengenai apakah akan terjadi perubahan perilaku masyarakat untuk

menggunakan instrumen tersebut apabila masyarakat difasilitasi dengan berbagai

kemudahan seperti keberadaan merchant yang lebih banyak serta infrastruktur yang

lebih merata dan berbagai program yang menarik.

4) Memberikan edukasi tentang uang elektronik baik melalui sosialisasi, pusat informasi,

lomba, seminar, talkshow non tunai dan bazar.

5) Mendorong peningkatan frekuensi penggunaan Uang Elektronik

1.7 Jenis – jenis Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)

1) Cek (Cheque)

Cek merupakan salah satu instrumen pembayaran non tunai berbasis kertas yang sudah

ada sejak lama, yang merupakan perintah tanpa syarat dari nasabah giro pemegang cek,

kepada bank penerbit cek untuk membayarkan suatu nilai nominal uang tertentu kepada

pembawa. Cek dapat dibayarkan tunai kepada pembawa atau dapat pula diminta untuk

dipindahbukukan melalui mekanisme pemindahbukuan antar rekening di bank yang

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

sama atau di bank lain dengan fasilitas SKNBI (Sistem Kliring Nasional BI) atau RTGS

(Real Time Gross Settlement), tergantung dari nominal yang akan disettle.

2) Bilyet Giro (BG)

Bilyet Giro adalah surat perintah pemindahbukuan dari nasabah giro suatu bank

penerbit untuk memindahkan sejumlah dana/uang dari rekeningnya ke rekening

penerima yang namanya disebut dalam bilyet giro, pada bank yang sama atau bank lain.

Bilyet Giro tidak bisa ditunaikan, karena Bilyet Giro merupakan alat perintah pindah

buku.

3) Mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri)

ATM merupakan layanan jaringan kantor terendah dari suatu jaringan bank, dan berada

di bawah pengelolaan kantor cabang utama atau kantor cabang bank. Mesin ATM,

merupakan suatu bentuk layanan transaksi yang dapat memberikan layanan tunai

maupun non tunai, yang dilakukan atas beban rekening nasabah suatu bank. Saat ini

layanan tunai dapat berupa tarik tunai atau setor tunai, dan transkasi transfer dana

ataupun pembayaran.

4) Internet Banking

Layanan Internet Banking memungkinkan nasabah bank melakukan transaksi melalui

internet dengan alamat website milik bank. Layanan ini mampu menjawab kebutuhan

nasabah perbankan akan layanan secara cepat, aman, nyaman, murah dan tersedia

setiap saat (24 jam/hari, 7 hari/minggu) yang dapat diakses melalui internet dari mana

saja.

5) Mobile Banking

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Layanan perbankan yang diberikan kepada nasabah suatu bank dengan menggunakan

fasilitas jaringan telco seluler/handphone GSM (Global System for Mobile

Communiation) dengan menggunakan media SMS (Short Message Service) atau

aplikasi yang disediakan oleh perbankan. Layanan mobile banking memudahkan

nasabah bertransaksi perbankan di mana saja dan kapan saja, termasuk untuk layanan

berbasis USSD.

6) Mesin EDC (Electronic Data Capture)

EDC adalah alat bantu mendapatkan sejumlah data yang dienkrip oleh mesin untuk

melakukan transaksi keuangan dengan melakukan pendebitan/pembebanan via kartu,

baik kartu kredit ataupun debit, dan saat ini juga ada beberapa EDC yang dilengkapi

dengan teknologi taping (untuk melayani uang elektronik-UNik). Penggunaan EDC

oleh banyak merchant di pasar tradisional dan modern mendorong layanan transaksi

non tunai dengan berbagai kemudahan bertransaksi untuk melakukan pembayaran

dan/atau pembelian. Dengan adanya mesin EDC, transaksi lebih praktis dan aman,

karena para penjual maupun konsumennya tidak perlu lagi melakukan transaksi dengan

menggunakan uang tunai.

7) e-Parking Card

Penggunaan uang elektronik untuk pembayaran biaya parkir (e-Parking) akan

mempermudah dan mempercepat waktu pembayaran, hanya butuh waktu beberapa

detik untuk menempelkan e-Parking card dan transaksi pembayaran parkir pun selesai.

Hal ini akan mengurangi antrean kendaraan ketika keluar halaman parkir.

8) e-Ticketing Commuter Line

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

Penggunaan kartu prabayar sebagai e-Ticketing untuk pembayaran tiket Kereta

Commuter Line membuat transaksi pembayaran menjadi lebih mudah, cepat dan tidak

perlu repot menyediakan uang tunai. Alat pembayaran elektronik ini juga praktis karena

dapat diisi ulang dan dapat dipindahtangankan selayaknya uang tunai biasa.

9) e-Ticketing Transjakarta

Yang dimaksud dengan implementasi e-Ticketing Transjakarta adalah pembayaran

tarif bus Transjakarta secara elektronis menggunakan kartu prabayar yang

dikeluarkanoleh beberapa bank. Kartu prabayar dapat dibeli dikantor cabang masing-

masing bank atau di merchant-merchant yang telah bekerja sama dengan bank. Selain

itu, kartu juga dapat dipindahtangankan dan dapat diisi ulang.

10) Phone To Phone Transfer

Phone To Phone Transfer menggunakan teknologi NFC (Near Field Communication)

atau komunikasi jarak dekat. NFC umumnya dipasang pada ponsel, keuangan non

tunai.

Area Transaksi Non Tunai

Saat ini, banyak ditemukan area tertentu seperti pusat perbelanjaan, kantin, atau

foodcourt yang hanya menerima pembayaran secara non tunai. Model ini dikenalkan

dalam program less cash society (LCS) yang merupakan suatu kawasan non tunai untuk

mendorong tumbuh berkembangnya transaksi non tunai sebagaimana digagas dalam

GNNT 2014. Fenomena ini muncul karena adanya kebutuhan transaksi yang praktis

dan cepat tanpa perlu menggunakan uang tunai.

11) On Board Unit

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran 2.pdfyang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol ... 1.4 Peran Bank Indonesia Sebagai bank sentral, Bank Indonesia

System pembayaran tarif jalan tol otomatis menggunakan alat yang scanner dipasang

pada panel tiang/dibox layanan non tunai untuk memindai OBU (on board unit) yang

dipasang di dash board kendaraan konsumen pengguna jalur khusus bayar non tunai

tol. Pengguna jalan tol dapat langsung melewati gardu bayar OBU dengan kecepatakn

maks 20 km/jam agar OBU dapat dibaca oleh msein scanner pengelola jalan tol dengan

baik. Modul ini amat membantu efisiensi waktu pembayaran di gardu bayar tol dan

dapat mengurangi antrian pembayaran di gardu pintu tol.

12) Electronic Road Pricing

Electronic Road Pricing atau ERP adalah sebuah modul aplikasi scanner yang

diterapkan pada jalan berbayar. Model ini layaknya kendaraan melewati jalan tol. Jalan

berbayar atau ERP ini akan segera diterapkan di jalan protokol di kawasan tertib lalu

lintas di Jakarta, dengan pertimbangan untuk mengelolaa kemacetan jalan, akibat

banyaknya kendaraan yang masuk pada jam-jam tertentu. System ERP ini diterapkan

setelah terlebih dahulu memasang alat On Board Unit (OBU) di kendaraan. Saat

kendaraan melewati gerbang sensor ERP, frekuensinya akan terbaca oleh sistem dan

secara otomatis transaksi pembayaran terjadi.