31
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian tentang sistem pendukung keputusan menggunakan metode Profile Matching telah beberapa kali dilakukan sebelumnya. Muryanto (2012) dalam penelitiannya menggunakan Metode Profile Matching untuk membangun Aplikasi E-Recruitment dilengkapi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lowongan Pekerjaan. Dalam penelitiannya Muryanto melihat kendala bahwa sangatlah sulit untuk publikasi lowongan pekerjaan dalam suatu perusahaan. Diperlukan dana yang banyak dan dari segi pelamar memilih lowongan pekerjaan yang sesuai dengan profile dan keahlian yang dimiliki pelamar sangatlah sulit, untuk meminimumkan kendala tersebut Muryanto membangun suatu aplikasi e-recruitment yang dilengkapi sistem pendukung keputusan untuk memilih lowongan pekerjaan yang sesuai bagi pelamar. Menurut Muryanto, metode Profile Matching ini sangat tepat dipakai pada aplikasi e-recruitment yang dibangun. Pelamar hanya memasukan data diri, kompetensi diri serta berkas-berkas yang akan dijadikan acuan untuk disesuaikan dengan jabatan yang cocok untuk kompetensi yang pelamar miliki. Penelitian lainnya dilakukan oleh Udyana (2010) menggunakan metode Profile Matching untuk membangun sistem pendukung keputusan perencanaan karir dan pemilihan karyawan berprestasi pada CV. SAS Bandung. Penelitian ini dilakukan karena menurut Udyana, dalam perencanaan karir maupun menentukan karyawan yang berprestasi sering mengalami kesulitan dikarenakan pengajuan calon kandidat yang sesuai dengan cara pencocokan profil karyawan maupun profil jabatan untuk perencanaan karir kurang terdefinisi dengan baik. Untuk itu diperlukannya aplikasi yang bertugas untuk melakukan analisis karyawan- karyawan yang menurut perhitungan cocok dengan kriteria untuk pengisian jabatan yang kosong. Pencapaian prestasi karyawan dan potensinya dapat terlihat dalam sistem apakah kompetensinya tersebut telah sesuai dengan tugas pekerjaan yang dimilikinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir. BAB II.pdf · pekerjaan dalam suatu perusahaan. ... Dan Multi-Attribute Utility Theory (MAUT). ... pasal 5 yaitu persyaratan untuk dapat

Embed Size (px)

Citation preview

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Mutakhir

Penelitian tentang sistem pendukung keputusan menggunakan metode

Profile Matching telah beberapa kali dilakukan sebelumnya.

Muryanto (2012) dalam penelitiannya menggunakan Metode Profile

Matching untuk membangun Aplikasi E-Recruitment dilengkapi Sistem

Pendukung Keputusan Pemilihan Lowongan Pekerjaan. Dalam penelitiannya

Muryanto melihat kendala bahwa sangatlah sulit untuk publikasi lowongan

pekerjaan dalam suatu perusahaan. Diperlukan dana yang banyak dan dari segi

pelamar memilih lowongan pekerjaan yang sesuai dengan profile dan keahlian

yang dimiliki pelamar sangatlah sulit, untuk meminimumkan kendala tersebut

Muryanto membangun suatu aplikasi e-recruitment yang dilengkapi sistem

pendukung keputusan untuk memilih lowongan pekerjaan yang sesuai bagi

pelamar. Menurut Muryanto, metode Profile Matching ini sangat tepat dipakai

pada aplikasi e-recruitment yang dibangun. Pelamar hanya memasukan data diri,

kompetensi diri serta berkas-berkas yang akan dijadikan acuan untuk disesuaikan

dengan jabatan yang cocok untuk kompetensi yang pelamar miliki.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Udyana (2010) menggunakan metode

Profile Matching untuk membangun sistem pendukung keputusan perencanaan

karir dan pemilihan karyawan berprestasi pada CV. SAS Bandung. Penelitian ini

dilakukan karena menurut Udyana, dalam perencanaan karir maupun menentukan

karyawan yang berprestasi sering mengalami kesulitan dikarenakan pengajuan

calon kandidat yang sesuai dengan cara pencocokan profil karyawan maupun

profil jabatan untuk perencanaan karir kurang terdefinisi dengan baik. Untuk itu

diperlukannya aplikasi yang bertugas untuk melakukan analisis karyawan-

karyawan yang menurut perhitungan cocok dengan kriteria untuk pengisian

jabatan yang kosong. Pencapaian prestasi karyawan dan potensinya dapat terlihat

dalam sistem apakah kompetensinya tersebut telah sesuai dengan tugas pekerjaan

yang dimilikinya.

7

Adapun penelitian lainnya yang menggunakan Metode Profile Matching

adalah seperti yang dilakukan oleh Damanik (2013) yaitu Sistem Pendukung

Keputusan Pemindah Tugas Karyawan dengan Metode Profile Matching (Studi

Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III Medan). Salah satu masalah yang Damanik

teliti adalah tentang pemindahan tugas yang sesuai dengan kriteria yang ada. Jika

terjadi rencana pemindahan tugas pada sektor daerah tertentu maka pemilihan

pegawai yang tepat untuk diposisikan dalam daerah tersebut dapat dilakukan

dengan menganalisis karyawan-karyawan sesuai dengan kriteria jabatan dan

daerah yang akan dipimpin. Hasil penelitian ini adalah menghasilkan urutan

rangking dari calon karyawan yang memiliki kinerja yang baik yang telah

diseleksi, dan output dari aplikasi tersebut dapat membantu pengambil keputusan

(decission maker) dalam memilih alternatif pemindahan tugas karyawan.

Untuk penelitian sistem pendukung keputusan (spk) yang memakai metode

selain metode Profile Matching dilakukan oleh Wasiat (2006) Sistem Pendukung

Keputusan Seleksi Pelamar Kerja Di PT. Gizindo Primanusantara dengan

Mengunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Dan Multi-Attribute

Utility Theory (MAUT). Bagian personalia PT. GIZINDO PRIMANUSANTARA

ketika akan melakukan seleksi pelamar kerja dibutuhkan suatu keputusan yang

cepat dan akurat untuk menentukan pelamar yang lolos seleksi sebagai pegawai

baru. Relatif sulit menentukan pelamar kerja yang benar-benar potensial jika tanpa

perhitungan bobot dari setiap kriteria yang tepat, sehingga dapat merugikan

perusahaan maupun pelamar itu sendiri. Metode yang digunakan dalam aplikasi

ini adalah Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Dan Multi-Attribute

Utility Theory (MAUT) dimana metode AHP adalah suatu metode yang memecah-

mecah suatu situasi yang kompleks, tidak terstruktur, kedalam bagian-bagian

komponennya sedangan metode MAUT yaitu penspesifikasian dimensi dari

permasalahan, dimana pembuat keputusan harus mengevaluasi setiap alternatif

kriteria yang majemuk secara spesifik. Dalam aplikasi ini user dapat merubah

nilai matriks perbandingan, sehingga bobot dari setiap kriteria dan sub kriteria

akan berubah.

8

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan tersebut, maka akan dibuat

suatu aplikasi penentuan kenaikan posisi jabatan yang memanfaatkan Profile

Matching sebagai metode untuk membuat rancangan sistem pendukung

keputusan. Karena metode profile matching ini memiliki sistem berupa core

factor dan secondary factor. Dimana yang membedakan dengan metode lain,

profile matching yang dipergunakan dapat menentukan keputusan berdasarkan

faktor prioritsas dalam suatu jabatan. Tidak hanya melihat dari nilai total

pembobotan yang dihasilkan. Jadi kriteria dengan pembobotan tertinggi belum

tentu terpilih jika kriteria tersebut bukan merupakan karakter prioritas (core

factor). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kenaikan Posisi Jabatan dengan

Metode Profile Matching pada Instansi Pemerintahan yang akan dibangun

bersifat SPK engine atau sistem yang tidak hanya diperuntukkan ada suatu

instansi tertentu namun semua instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta

dapat memakai aplikasi SPK karena konten dan field yang tersimpan dalam

database seperti kriteria, sub kriteria, jabatan, atau profil pegawai/karyawan dapat

diubah oleh admin. Namun SPK yang akan dibangun mengambil batasan studi

kasus dan contoh database dalam aplikasi hanya pada lingkup struktural jabatan

non-Fungsional Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Bali dan

Universitas Udayana Bali.

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Bali

2.2.1.1 Sejarah Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Bali

Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan, Pemerintah mempunyai kewajiban untuk menaggulangi

penggangguran dan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan pengusaha.

Disamping itu secara nasional terdapat masalah kemiskinan dan ketidakmerataan

persebaran penduduk, serta ketidaktertiban administrasi kependudukan. Surat

Keputusan Pemerintah Daerah atau SKPD ini diawali dengan terbitnya Keputusan

Gubernur Nomor. 33 Tahun 2001 Tanggal 28 Mei 2001 Tentang Uraian Tugas

Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38

9

Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan

dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor 41 Tahun 2008 Tanggal 21 Juli 2008

maka dibentuklah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali.

(Disnakertrans, 2010)

2.2.1.2 Struktural Jabatan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi

Bali

Berikut ini merupakan struktural jabatan pada Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Bali.

Gambar 2.1 Peta jabatan Disnakertrans Prov. Bali tahun 2014 sesuai Perda Prov. Bali No. 4

Tahun 2011

(Sumber: Disnakertras, 2014)

10

2.2.2 Universitas Udayana Bali

2.2.2.1 Sejarah Universitas Udayana Bali

Cikal bakal Unud adalah Fakultas Sastra Udayana cabang Universitas

Airlangga yang diresmikan oleh P. J. M. Presiden Republik Indonesia Ir.

Soekarno, dibuka oleh J. M. Menteri P.P dan K. Prof. DR. Priyono pada tanggal

29 September 1958 sebagaimana tertulis pada Prasasti di Fakultas Sastra Jalan

Nias Denpasar. Universitas Udayana secara sah berdiri pada tanggal 17 Agustus

1962 dan merupakan perguruan tinggi negeri tertua di daerah Provinsi Bali.

Sebelumnya, sejak tanggal 29 September 1958 di Bali sudah berdiri sebuah

Fakultas yang bernama Fakultas Sastra Udayana sebagai cabang dari Universitas

Airlangga Surabaya. Fakultas Sastra Udayana inilah yang merupakan embrio dari

pada berdirinya Universitas Udayana. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

PTIPNo.104/1962, tanggal 9 Agustus 1962, Universitas Udayana secara syah

berdiri sejak tanggal 17 Agustus 1962. Tetapi oleh karena hari lahir Universitas

Udayana jatuh bersamaan dengan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia maka perayaan Hari Ulang Tahun Universitas Udayana dialihkan

menjadi tanggal 29 September dengan mengambil tanggal peresmian Fakultas

Sastra yang telah berdiri sejak tahun 1958. (Unud, 2014).

2.2.2.2 Struktur Jabatan non-Fungsional Universitas Udayana

Berikut merupakan bagan dari struktur organisasi Jabatan non-Fungsional

Universitas Udayana.

11

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Universitas Udayana

(Sumber: Unud, 2014)

Gambar 2.3 Jajaran Rektor dan Pembantu Rektor Universitas Udayana

(Sumber: Unud, 2014)

12

2.2.2.2.1 Biro Administrasi Akademik (BAA)

Gambar 2.4 Jajaran Biro Administrasi Akademik Universitas Udayana

(Sumber: Unud, 2014)

Biro Administrasi Akademik mempunyai tugas memberikan layanan

teknis dan administratif di bidang akademik di lingkungan Universitas Udayana.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Biro Administrasi Akademik

mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan administrasi pendidikan

b. Melaksanakan urusan administrasi dibidang kerjasama.

Dari kedua fungsinya, Biro Administrasi Akademik dibagi menjadi 2 bagian,

yaitu :

I. Bagian Pendidikan

Bagian Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan administrasi

pendidikan dan evaluasi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk

menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian Pendidikan mempunyai tugas atau

fungsi :

1. Sub Bagian Pendidikan dan Evaluasi, yang mempunyai tugas

melakukan administrasi pendidikan dan evaluasi.

2. Sub Bagian Registrasi dan Statistik, yang mempunyai tugas melakukan

registrasi dan statistik.

13

3. Sub Bagian Sarana Pendidikan, yang mempunyai tugas melakukan

administrasi sarana pendidikan.

II. Bagian Kerjasama

Bagian Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan administrasi

kerjasama. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian Kerjasama

mempunyai tugas atau fungsi :

1. Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri, yang mempunyai tugas

melakukan administrasi kerjasama dalam negeri.

2. Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri, yang mempunyai tugas melakukan

administrasi kerjasama luar negeri.

2.2.2.2.2 Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK)

Gambar 2.5 Jajaran Biro Adm. Umum dan Keuangan Universitas Udayana

(Sumber: Unud, 2014)

Biro Administrasi Umum dan Keungan (BAUK) adalah unsur pembantu

pimpinan dibidang administrasi umum dan keuangan yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Rektor.

Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) mempunyai tugas

memberikan layanan administrasi umum dan keuangan di lingkungan Universitas

14

Udayana. Untuk menyelengarakan tugas tersebut Biro Administrasi Umum dan

Keuangan mempunyai fungsi:

1. Melaksanakan urusan tata usaha, hukum dan tatalaksana, rumah tangga;

2. Melaksanakan administrasi kepegawaian;

3. Melaksanakan administrasi keuangan;

4. Melaksanakan administrasi perlengkapan.

2.2.2.2.3 Biro Administrasi Kemahasiswaan (BAK)

Gambar 2.6 Jajaran Biro Adm. Kemahasiswaan Universitas Udayana

(Sumber: Unud, 2014)

Biro Administrasi Akademik dipimpin oleh seorang Kepala Biro, yang

dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh :

I. Kepala Bagian Pendidikan, yang terdiri atas 3 (tiga) Sub Bagian, yaitu :

- Kepala Sub Bagian pendidikan dan evaluasi

- Kepala Sub Bagian registrasi dan statistik

- Kepala Sub Bagian sarana pendidikan

II. Kepala Bagian Kerjasama, yang terdiri atas 2 (dua) Sub Bagian, yaitu :

- Kepala Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri

- Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri

Dalam pelaksanaannya Kepala Sub dibantu oleh Pelaksana-Pelaksana (Staf).

15

2.2.2.2.4 Biro Administrasi Perancangan dan Sistem Informasi (BAPSI)

Gambar 2.7 Biro Adm Perancangan dan Sistem Informasi Universitas Udayana

(Sumber: Unud, 2014)

Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi dipimpin oleh

seorang Kepala Biro, dan terdiri dari 2 (dua) Bagian, yaitu Bagian Administrasi

Perencanaan dan Bagian Sistem Informasi, dan masing-masing dipimpin oleh

Kepala Bagian.

Bagian Perencanaan terdiri dari 2 (dua) Sub Bagian yaitu Sub Bagian

Perencanaan Akademik dan Sub Bagian Perencanaan Fisik, yang masing-masing

dipimpin oleh Kepala Sub Bagian. Masing-masing Kepala Subagian tersebut di

atas memiliki 2 (dua) orang staf Pelaksana.

Bagian Sistem Informasi terdiri dari 2 (dua) Sub Bagian yaitu Sub Bagian

Data dan Sub Bagian Pelayanan Informasi , yang masing-masing dipimpin oleh

Kepala Sub Bagian. Kepala Subagian Data membawahi 3 (tiga) orang staf

pelaksana. Sedang Kepala Subagian Pelayan Informasi membawahi 2 (dua) orang

staf pelaksana.

BAPSI berfungsi sebagai salah satu unsur penunjang layanan administrasi

pada Universitas Udayana khususnya mengemban tugas bidang Administrai

Perencanaan dan bidang Sistem Informasi. Bagian Perencanaan berfungsi

memberikan layanan Administrasi Perencanaan bidang Akademik maupun

Perencanaan bidang Fisik, Sedangkan Bagian Sistem Informasi berfungsi

16

melaksanan pengelolaan Data dan memberikan layanan Informasi. Secara rinci

tugas pokok jajaran BAPSI secara berjenjang .

2.2.3 Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural

Peraturan dalam pengangkatan pergawai negri sipil dalam jabatan

struktural telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 100

Thn. 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural.

Terkandung dalam Bab III tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian

dalam dan dari Jabatan struktural. Adapun poin yang dapat diambil terdapat pada

pasal 5 yaitu persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural adalah :

1. Berstatus pegawai negeri sipil

2. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingkat di bawah

jenjang pangkat yang ditentukan

3. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan

4. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam dua tahun terakhir

5. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan, dan

6. Sehat jasmani dan rohani

Selain juga point yang terdapat dalam pasal 5, dalam pasal 6 juga

dijelaskan bahwa Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Pejabat Pembina

Kepegawaian Daerah perlu memperhatikan faktor senioritas dalam kepangkatan,

usia, pendidikan dan pelatihan jabatan dan pengalaman yang dimiliki.

(Mensesneg, 2000).

2.2.4 Sistem Pendukung Keputusan

2.2.4.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Kusrini (2007) Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan

sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan

pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan

keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur,

dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana seharusnya keputusan dibuat.

17

Sistem Pendukung Keputusan biasanya dibangun untuk mendukung solusi

atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. SPK yang seperti itu

disebut aplikasi SPK. Aplikasi SPK digunakan dalam pengambilan keputusan.

Aplikasi SPK menggunakan CBIS (Computer Based Information System) yang

fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung

solusi atas masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur. Aplikasi SPK

menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan dapat

menggabungkan pemikiran pengambil keputusan.

Sistem Pendukung Keputusan lebih ditujukan untuk mendukung

manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang

kurang terstruktur. SPK tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan

pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang

memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis

menggunakan model-model yang tersedia.

2.2.4.2 Manfaat Utama Sistem Pendukung Keputusan

Pada dasarnya SPK ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem

Informasi Manajemen Terkomputerisasi (Computerized Manajement Information

Systems), yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan

pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara

berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur,

kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna

membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel (Suryadi dan

Ramdhani, 2002).

Menurut Turban (2005), tujuan dari DSS adalah sebagai berikut:

1. Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah yang terstruktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan

untuk menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil lebih daripada perbaikan

efisiensinya.

18

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan

untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas.

6. Dukungan kualitas.

7. Berdaya saing.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemprosesan dan penyimpanan.

Ciri-ciri SPK yang dirumuskan oleh Kusrini (2007) adalah sebagai

berikut:

1. SPK ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur.

2. SPK merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan

data.

3. SPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang

terjadi.

Beberapa karakteristik yang membedakan sistem pendukung keputusan

dengan sistem informasi lain adalah sebagai berikut:

1. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk membantu pengambilan

keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur atau

tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi

komputerisasi.

2. Proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan

penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukkan data

konvensional serta fungsi-fungsi pencari atau pemeriksa informasi.

Tahap Pengambilan Keputusan

Adapun proses dalam pengambilan keputusan terdiri dari 4 tahapan

(Daihani, 2001), yaitu :

19

1. Penelusuran (Intellegence)

Merupakan tahap pendefinisian informasi yang dibutuhkan yang berkaitan

dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yang akan diambil. Langkah ini

sangat menentukan ketepatan keputusan yang akan diambil, karena sebelum suatu

tindakan diambil, tentunya persoalan yang dihadapi harus dirumuskan terlebih

dahulu secara jelas.

2. Perancangan (Design)

Merupakan tahap analisis dalam kaitan mencari atau merumuskan

alternatif-alternatif pemecah masalah. Setelah permasalahan dirumuskan dengan

baik, maka tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model

pemecahan masalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecah masalah.

3. Pemilihan (Choice)

Dengan mengacu pada rumusan tujuan serta hasil yang diharapkan

selanjutnya manajemen memilih alternatif solusi yang diperkirakan paling sesuai.

Pemilihan alternatif ini akan mudah dilakukan kalau hasil yang diinginkan terukur

atau memiliki nilai kualitas tertentu.

4. Implementasi (Implementation)

Merupakan tahap pelaksana dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap

ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan

dapat dipantau atau diselesaikan apabila diperlukan perbaikan-perbaikan. Dalam

kejadiannya keputusan diterapkan suatu solusi diusulkan, satu Decision Support

System memberikan dukungan seperti pada Gambar 2.8.

20

Gambar 2.8 Dukungan Komputer Untuk Proses SPK

(Sumber: Daihani, 2001)

2.2.5 Profile Matching

Menurut Handojo, et all (2003), Profile Matching merupakan suatu proses

dalam manajemen SDM dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi

(kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Kompetensi/kemampuan

tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh pemegang jabatan. Dalam proses Profile

Matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara

kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui

perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan

maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar

untuk karyawan menempati posisi tersebut.

Profile Matching menganggap bahwa terdapat tiga predictor variables

ideal yang harus dimiliki seseorang. Dalam hal ini bukan berarti tingkat minimal

yang harus dipenuhi atau dilewati. Tingkat gambaran profil persyaratan untuk

setiap jabatan ditentukan dengan menggunakan skala dari 1 sampai 6. Makin

tinggi tingkatannya, makin penting prioritas profil tersebut terhadap suatu jabatan.

Tujuan penilaian potensi adalah untuk membandingkan profil pribadi

seorang karyawan dengan profil jabatan yang bersangkutan. Dalam hal kecocokan

21

orang dengan pekerjaannya, akan timbul kerugian bila terlalu banyak atau terlalu

sedikit motifasi prestasi untuk suatu pekerjaan tertentu. Kedua keadaan itu dapat

menyebabkan seseorang tidak dapat menjadi karyawan berprestasi dan cenderung

terjadi kesalahan dalam penempatan posisi jabatan. Dengan Profile Matching,

orang-orang yang diangkat adalah mereka yang paling mendekati profil ideal

pegawai yang berhasil.

Menurut Andreas Handojo, et all (2003), dalam Profile Matching tiap

kriteria / aspek dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

A. Core Factor (Faktor Utama) yaitu merupakan aspek (kompetensi) yang

paling menonjol / paling dibutuhkan oleh suatu jabatan yang diperkirakan

dapat menghasilkan kinerja optimal.

B. Secondary Factor (Faktor pendukung) yaitu item-item selain yang ada

pada core factor.

Proses penentuan ranking kandidat dengan menggunakan profile matching

terdiri dari beberapa langkah, yaitu :

1. Pemetaan Gap Kompetensi

Gap yang dimaksud disini adalah perbedaan antara profil jabatan dengan profil

pegawai, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini :

Gap = Profil Pegawai - Profil Jabatan .......................................................... (2.1)

2. Pembobotan Gap

Setelah diperoleh gap pada masing-masing pegawai, setiap profil pegawai

diberikan bobot nilai gap. Seperti yang terlihat ada Tabel 2.1.

22

Tabel 2.1 Tabel bobot nilai gap

No. Selisih Bobot

Nilai

Keterangan

1 0 6 Tidak ada selisih (kompetensi sesuai yang

dibutuhkan)

2 1 5,5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat/level

3 -1 5 Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat/level

4 2 4,5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level

5 -2 4 Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat/level

6 3 3,5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level

7 -3 3 Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat/level

8 4 2,5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat/level

9 -4 2 Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat/level

10 5 1,5 Kompetensi individu kelebihan 5 tingkat/level

11 -5 1 Kompetensi individu kekurangan 5 tingkat/level

Sumber: Handojo, et all, 2003.

3. Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor

Setelah menentukan bobot nilai gap untuk masing-masing kriteria

dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu core dan secondary factor dengan

perhitungan sebagai berikut :

Untuk perhitungan core factor dapat ditujukan pada rumus di bawah ini :

NCF = Σ NC ...................................................... (2.2)

Σ IC

23

Keterangan :

NCF = Nilai rata-rata core factor

NC = Jumlah total nilai core factor

IC = Jumlah item core factor

Untuk perhitungan Secondary factor dapat ditujukan pada rumus di bawah ini :

NSF = Σ NS ........................................................ (2.3)

Σ IS

Keterangan :

NSF = Nilai rata-rata secondary factor

NS = Jumlah total nilai secondary factor

IS = Jumlah Item secondary factor

4. Perhitungan Total Nilai Kriteria

Dari proses perhitungan dan pengelompokan core dan secondary factor,

berikutnya dihitung nilai total berdasarkan persentase dari core dan secondary

factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kenerja tiap-tiap profil.

Perhitungan bisa dilihat pada rumus di bawah ini :

N = (x)%NCF + (x)%NSF ............................................. (2.4)

Keterangan :

N = Nilai total dari kriteria

NCF = Nilai rata-rata core factor dari kriteria

NSF = Nilai rata-rata secondary factor dari kriteria

(x)% = Nilai persentase core dan secondary factor

24

5. Perhitungan Penentuan Ranking

Hasil akhir dari proses profile matching adalah ranking dari kandidat yang

diajukan untuk mengisi suatu jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada

hasil perhitungan yang ditunjukan oleh rumus berikut ini :

Ha = (x)%Ntotal1 + (x)%Ntotal2 + (x)%Ntotaln .......................................... (2.5)

Keterangan :

Ha = Hasil Akhir

NTotal1 = Nilai total kriteria ke 1

NTotal2 = Nilai total kriteria ke 2

NTotaln = Nilai total kriteria ke n

(x)% = Nilai persentase kriteria

2.2.6 Microsoft SQL Server

2.2.6.1 Pengertian Microsoft SQL Server

Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data

relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa query utamanya adalah Transact-

SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan

oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang

memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian

berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar.

Microsoft SQL Server dan Sybase/ASE dapat berkomunikasi lewat jaringan

dengan menggunakan protokol TDS (Tabular Data Stream). Selain dari itu,

Microsoft SQL Server juga mendukung ODBC (Open Database Connectivity),

dan mempunyai driver JDBC untuk bahasa pemrograman Java. Fitur yang lain

dari SQL Server ini adalah kemampuannya untuk membuat basis data mirroring

dan clustering. (Anonim, 2014a).

25

2.2.6.2 SQL Server

SQL Server adalah sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang

dirancang untuk aplikasi dengan arsitektur client/server. Istilah client, server, dan

client/server dapat digunakan untuk merujuk kepada konsep yang sangat umum

atau hal yang spesifik dari perangkat keras atau perangkat lunak. Pada level yang

sangat umum, sebuah client adalah setiap komponen dari sebuah sistem yang

meminta layanan atau sumber daya (resource) dari komponen sistem lainnya.

Sedangkan sebuah server adaah setiap komponen sistem yang menyediakan

layanan atau sumber daya ke komponen sistem lainnya.

2.2.6.3 Sistem Client / Server

Sistem client/server adalah dirancang untuk memisah layanan basis data

dari client, dengan penghubungnya menggunakan jalur komunikasi data. Layanan

basis data diimplementasikan pada sebuah komputer yang berdaya guna, yang

memungkinkan manajeman tersentralisasi, keamanan, dan berbagai sumber daya.

Oleh karena itu, server dalam client/server adalah basis data dan layanannya.

Aplikasi-aplikasi client diimplementasikan pada berbagai flatform, menggunakan

berbagai kakas pemrograman. (Marcus, 2004).

SQL Server adalah server basis data yang secara fungsional adalah proses

atau aplikasi yang menyediakan layanan basis data. Client berinteraksi dengan

layanan basis data melalui antar muka komunikasi tertentu yang bertujuan untuk

pengendalian dan keamanan. Client tidak mempunyai akses langsung ke data,

tetapi selalu berkomunikasi dengan server basis data. (Marcus, 2004).

SQL Server menggunakan tipe dari database yang disebut database

relasional. Database relasional adalah database yang digunakan sebuah data

untuk mengatur atau mengorganisasikan ke dalam tabel. Tabel-tabel adalah alat

bantu untuk mengatur atau mengelompokan data mengenai subyek yang sama dan

mengandung informasi dan kolom dan baris. Tabel-tabel saling berhubungan

dengan mesin database ketika dibutuhkan.

26

SQL Server mendukung beberapa tipe data yang berbeda, termasuk untuk

karakter, angka, tanggal (datetime) dan uang (money), SQL Server digunakan

untuk menggambarkan model dan implementasi pada database.

Keuntungan menggunakan SQL Server dapat didefinisikan menjadi dua

bagian yaitu satu bagian untuk menjalankan pada server dan bagian lain untuk

client.

Para pengguna SQL Server, tentunya sangat terbiasa menggunakan tool-

tool yang disediakan oleh database engine tersebut. Salah satu tool yang sangat

banyak digunakan adalah Enterprise Manager. Dengan tool tersebut, user dapat

membuat dan maintenance database dengan sangat mudah.

2.2.6.3.1 Keuntungan Client

Berikut ini beberapa keuntungan dari Client pada sistem client/server

(Marcus, 2004) :

1. Mudah digunakan.

2. Mendukung berbagai perangkat keras.

3. Mendukung berbagai aplikasi perangkat lunak.

4. Biasa untuk digunakan

2.2.6.3.2 Keuntungan Server

Berikut ini beberapa keuntungan dari Server pada sistem client/server

(Marcus, 2004) :

1. Dapat diandalkan (Reliable).

2. Toleransi kesalahan (Fault Tolerant).

3. Konkurensi (Concurrent)

4. Performa tingggi dalam perangkat keras (High-performance Hardware).

5. Pengendalian terpusat (Centralized Control).

6. Penguncian yang canggih (Sophisticated Locking).

27

2.2.6.4 Tipe Data SQL

Untuk tipe data dari SQL itu sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis

tipe data yaitu :

1. Tipe data untuk bilangan

Tipe data bilangan digunakan untuk menyimpan data berupa bilangan atau

numeric (angka) seperti bilangan bulat dan bilangan pecahan. Berikut ini Tabel

2.2 tipe data bilangan.

Tabel 2.2 Tipe Data Bilangan

No Tipe Data Keterangan

1. TINYINT Ukuran 1 byte. Bilangan bulat terkecil, dengan

jangkauan untuk bilangan bertanda -128 sampai

dengan 127 dan untuk yang tidak bertanda 0

sampai dengan 255. Bilangan tak bertanda ditandai

dengan kata UNSIGNED

2. SMALLINT Ukuran 2 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan

untuk bilangan bertanda -32768 sampai dengan

32767 dan untuk yang tidak bertanda 0 sampai

dengan 65535

3. MEDIUMINT Ukuran 3 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan

untuk bilangan bertanda -8388608 sampai dengan

8388607 dan untuk yang tidak bertanda 0 sampai

dengan 16777215

4. INT Ukuran 4 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan

untuk bilangan bertanda -2147483648 sampai

dengan 2147483647 dan untuk yang tidak bertanda

0 sampai dengan 4294967295

5. INTEGER Sama dengan INT.

28

6. BIGINT Ukuran 8 byte. Bilangan bulat dengan jangkauan

untuk bilangan bertanda -9223372036854775808

sampai dengan 9223372036854775807 dan untuk

yang tidak bertanda 0 sampai dengan

184467440737079551615

7. FLOAT Ukuran 4 byte. Bilangan pecahan.

8. DOUBLE Ukuran 8 byte. Bilangan pecahan.

9. DOUBLE

PRECISION

Ukuran 8 byte. Bilangan

pecahan berpresisi ganda.

10. REAL Ukuran 8 byte. Sinonim dari DOUBLE.

11. DECIMAL(M,D) Ukuran M byte. Bilangan pecahan. Misalnya

DECIMAL(5,2) dapat digunakan untuk menyimpan

bilangan -99,99 sampai dengan 99,99

12. NUMERIC(M,D) Ukuran M byte. Sama dengan Decimal.

sumber: Anonim,201a

2. Tipe waktu

Tipe data ini digunakan untuk menyimpan data tanggal dan waktu. Berikut

merupakan Tabel 2.3 tipe data tanggal dan waktu.

Tabel 2.3 Tipe Data Waktu

No Tipe Data Keterangan

1. DATETIME Ukuran 8 byte. Kombinasi tanggal dan jam dengan

jangkauan dari ‘1000-01-01 00:00:00’ sampai dengan

‘9999-12-31’ 23:59:59’

2. DATE Ukuran 8 byte. Kombinasi tanggal dan jam dengan

jangkauan dari ‘1000-01-01’ sampai dengan ‘9999-12-

31’

29

3. TIMESTAMP Ukuran 4 byte. Kombinasi tanggal dan jam dengan

jangkauan dari ‘1970-01-01’ sampai dengan ‘2037 ’

4. TIME Ukuran 3 byte. Waktu dengan jangkauan dari-838:59:59

sampai dengan 838:59:59

5. YEAR Ukuran 1 byte. Data tahun antara 901

sampai dengan 2155

sumber: Anonim,2014a

3. Tipe data untuk karakter dan lain-lain

Tipe data ini digunakan untuk menyimpan semua karakter (teks) yang

penulisannya selalu diapit oleh tanda kutip baik kutip tunggal (‘) maupun kutip

ganda (“). Berikut merupakan Tabel 2.4 dari tipe data karakter dan lain-lain.

Tabel 2.4 Tipe Data Karakter

No Tipe Data Keterangan

1. CHAR(M) Ukuran M byte, 1<=M<=255. Data string

dengan panjang yang tetap. CHAR(1) cukup

ditulis dengan CHAR

2. VARCHAR(M) Ukuran L+1 byte dengan L<=M dan

1<=M<=255. Data string dengan panjang

bervariasi tergantung datanya.

3. TINYBLOB,

TINYTEXT

L+1 byte, dengan L<28 . Tipe TEXT atau

BLOB dengan panjang maksimum 255

karakter.

4. BLOB, TEXT L+2 byte, dengan L<216 . Tipe TEXT atau

BLOB dengan panjang maksimum 65535

karakter.

30

5. MEDIUMBLOB,

MEDIUMTEXT

L+3 byte, dengan L<224. Tipe TEXT atau

BLOB dengan panjang maksimum 1677215

karakter.

6. LONGBLOB,

LONGTEXT

L+4 byte, dengan L<232. Tipe TEXT atau

BLOB dengan panjang maksimum

4294967295 karakter.

7. ENUM(’nilai1’,’nilai2’,..) Ukuran 1 atau 2 byte tergantung nilai

numerasinya maks 65535 nilai

8. SET(’nilai1’,’nilai2’,..) Ukuran 1,2,3,4 atau 8 byte tergantung jumlah

anggota himpunan maksimal 64 anggota.

sumber: Anonim,2014a

2.2.7 Visual Basic.Net (VB.Net)

2.2.7.1 Pengertian Visual Basic.Net (VB.Net)

Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan

dan membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan

menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para programmer

dapat membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan

juga aplikasi command-line. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa

produk lainnya (seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau

juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET.

Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigma bahasa

pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsoft

Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework.

Peluncurannya mengundang kontroversi, mengingat banyak sekali perubahan

yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi

terdahulu. (Anonim, 2014b).

31

2.2.7.2 Net Framework

Net Framework adalah landasan kerja bagi aplikasi-aplikasi net yang

dibuat dalam bahasa pemograman berbasis net tanpa terpengaruh oleh bahasa

pemograman yang digunakan didalam net framework ini karena semua coding

yang telah dikembangkan dalam programmer akan dieksekusi berdasarkan

urutan-urutan proses bekerja yang saling melengkapi.

2.2.7.3 Komponen Dari .Net Framework

Adapun komponen-komponen pada NET Framework adalah :

1. Common Language Runtime

Merupakan jembatan antara aplikasi net dengan sistem operasi.

2. Microsoft Intermediate Language

Merupakan bahasa program yang tidak diterjemahkan langsung kedalam

bahasa biner namun terlebih dahulu diterjemahkan ke dalam bahasa Common

Language Runtime kemudian diterjemahkan kembali kedalam bahasa Miscrosoft

Intermediate Language yang baru akhirya menghasilkan bahasa biner yang siap

dijalankan.

3. Just in Time Compiler

Just in Time Compiler hanya melakukan komplikasi kode yang hanya

dibutuhkan saja sehingga lebih efisien.

4. Framework Class Library

Merupakan kumpulan class-class yang berjumlah ribuan didalam net

Framework.

2.2.7.4 Visual Basic 9.0 (Visual Basic 2008)

Versi ini merupakan versi terbaru yang dirilis oleh Microsoft pada tanggal

19 November 2007, bersamaan dengan dirilisnya Microsoft Visual C# 2008,

Microsoft Visual C++ 2008, dan Microsoft .NET Framework 3.5.

Dalam versi ini, Microsoft menambahkan banyak fitur baru, termasuk di

antaranya adalah:

32

Operator If sekarang merupakan operator ternary (membutuhkan tiga

operand), dengan sintaksis If (boolean, nilai, nilai). Ini dimaksudkan untuk

mengganti fungsi IIF.

Dukungan anonymous types

Dukungan terhadap Language Integrated Query (LINQ)

Dukungan terhadap ekspresi Lambda

Dukungan terhadap literal XML

Dukungan terhadap inferensi tipe data.

dukungan terhadap 'LINQ'

2.2.8 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sekumpulan cara atau

peralatan untuk mendeskripsikan data-data atau objek-objek yang dibuat

berdasarkan dan berasal dari dunia nyata yang disebut entitas (entity) serta

hubungan (relationship) antar entitas-entitas tersebut dengan menggunakan

beberapa notasi (Edi, 2009). Entitas digambarkan dalam basis data dengan

kumpulan atribut. Misalnya: nim, nama, alamat, dan kota. Relasi adalah hubungan

antara beberapa entitas. Misalnya: relasi menghubungkan mahasiswa dengan mata

kuliah yang diambilnya. Struktur logis (skema database) dapat ditunjukkan secara

grafis dengan diagram ER yang dibentuk dari komponen-komponen berikut

Komponen-komponen pembentuk ERD dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

33

Tabel 2.5 Komponen ERD

Notasi Komponen

Entitas

Atribut

Relasi

Penghubung antar entitas,

atribut, dengan relasi

Sumber: Edi, 2009

Pemetaan kardinalitas menyatakan jumlah entitas dimana entitas lain dapat

dihubungkan ke entitas tersebut melalui sebuah himpunan relasi. Hubungan relasi

dibagi sebagai berikut (Octafian, 2011):

2.2.8.1 One to One

Sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas

pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan paling banyak satu entitas

pada A. Contoh : Pada pengajaran privat, satu guru satu siswa. Seorang guru

mengajar seorang siswa, seorang siswa diajar oleh seorang guru.

Guru Mengajar Siswa1 1

Gambar 2.9 ERD one to one (Sumber: Octafian, 2011)

34

2.2.8.2 One to Many/ Many to One

Sebuah entitas pada A berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada B

dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada A,

atau sebaliknya (Many to One). Contoh : Dalam satu perusahaan, satu bagian

mempekerjakan banyak pegawai. Satu bagian mempekerjakan banyak pegawai,

satu pegawai kerja dalam satu bagian.

Bagian Memperkerjakan Pegawai1 M

Gambar 2.10 ERD one to many

(Sumber: Octafian, 2011)

2.2.8.3 Many to Many

Sebuah entitas pada A berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada B

dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada A.

Contoh: Dalam universitas, seorang mahasiswa dapat mengambil banyak mata

kuliah. Satu mahasiswa mengambil banyak mata kuliah dan satu mata kuliah

diambil banyak mahasiswa.

Mahasiswa Mengambil Mata KuliahM N

Gambar 2.11 ERD many to many

(Sumber: Octafian, 2011)

2.2.9 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram ( DFD ) adalah diagram yang menggunakan notasi-

notasi untuk menggambarkan arus dari sistem. DFD sering digunakan untuk

menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan

dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana

35

data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat, dan sebagainya) atau

lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, hardisk,

tape, diskette, dan lain sebagainya). Simbol- simbol yang digunakan dalam DFD

mewakili maksud tertentu yaitu (Ardhiansyah, 2010):

1. External entity (kesatuan luar) atau boundary (batas sistem)

Setiap sistem pasti memiliki batas sistem (boundary) yang memisahkan

suatu sistem dengan dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity)

merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang,

organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang

memberikan input atau menerima output dari sistem.

2. Data flow (arus data)

Arus data di DFD diberi simbol panah, Arus data ini mengalir di antara

proses, simpangan, dan kesatuan luar.

3. Process (proses)

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin

atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk

dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

4. Data store (simpanan data)

Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat

berupa suatu file atau database di komputer, suatu arsip atau catatan manual dan

lain sebagainya.

36

Tabel 2.6 Komponen DFD

Notasi Yourdon /

DeMarco

Notasi Gane &

Sarson

Keterangan

Entitas

Aliran data

Proses

Database

Sumber: Ardhiansyah, 2010