30
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Bahan Ajar a. Definisi Bahan Ajar Proses pembelajaran sangat tergantung terhadap bahan ajar yang digunakan. Bahan ajar dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Menurut Kurniasih (2014: 1) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengajarkan materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya. Prastowo (2015: 17) mengemukakan bahan ajar adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sitematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan cetak maupun non cetak yang berisi materi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam pembuatan bahan ajar harus disusun secara sistematis. Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7836/3/BAB II_TAUFIK DILIYANTO_PGSD'18.pdfsiaran radio, slide, filmdtrips, film, video cassettes, siaran televise,

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Bahan Ajar

    a. Definisi Bahan Ajar

    Proses pembelajaran sangat tergantung terhadap bahan ajar yang

    digunakan. Bahan ajar dapat membantu guru dalam menyampaikan

    materi pelajaran kepada peserta didik. Menurut Kurniasih (2014: 1)

    bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

    guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

    kelas.

    Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam

    mengajarkan materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang

    telah ditentukan sebelumnya. Prastowo (2015: 17) mengemukakan

    bahan ajar adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang

    disusun secara sitematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi

    yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses

    pembelajaran.

    Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa bahan

    ajar merupakan segala bentuk bahan cetak maupun non cetak yang berisi

    materi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses kegiatan

    belajar mengajar. Dalam pembuatan bahan ajar harus disusun secara

    sistematis.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 8

    b. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

    Bahan ajar memiliki tujuan dan manfaat yang beragam baik bagi

    guru maupun bagi peserta didik. Menurut Prastowo (2015: 26) tujuan

    pembuatan bahan ajar, setidaknya ada empat hal pokok yang

    melingkupinya, yaitu:

    1) Membantu peserta didik dalam memahami sesuatu. Dengan adanya

    bahan ajar peserta didik akan lebih dimudahkan dalam memahami

    materi.

    2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah

    timbulnya rasa bosan pada peserta didik. Dalam proses

    pembelajaran rasa bosan biasanya akan dialami oleh peserta didik,

    hal ini dapat diminimalisir dengan penggunaan bahan ajar yang lebih

    variatif sehingga tercipta suasana pembelajaran yang berbeda.

    3) Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran.

    Bahan ajar diantaranya memuat berbagai macam materi, ilustrasi,

    latihan dll. Dalam proses pembelajaran penggunaan bahan ajar

    sangat diperlukan, karena untuk membantu peserta didik dalam

    memperoleh ilmu.

    4) Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Penggunaan

    bahan ajar dapat menarik perhatian peserta didik untuk tetap fokus

    selama proses pembelajaran berlangsung.

    Setiap bahan ajar memiliki manfaat tersendiri dalam proses

    penyusunannyabagi guru maupun peserta didik. Depdiknas (2008: 9)

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 9

    menyatakan manfaat penulisan bahan ajar dibedakan menjadi dua

    macam, yaitu manfaat bagi guru dan peserta didik. Manfaat bagi guru

    yaitu:

    1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan

    siswa.

    2) Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

    Dalam proses pengadaan bahan ajar yang dilakukan pihak sekolah,

    terkadang bahan ajar telat untuk didistribusikan ke setiap sekolah.

    3) Bahan ajar menjadi lebih kaya, karena dikembangkan dengan

    berbagai referensi. Proses penyusunan bahan ajar dapat mengacu

    dari berbagai sumber untuk menghasilkan bahan ajar yang

    maksimal.

    4) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam

    menulis bahan ajar. Dengan menulis bahan ajar pengalaman guru

    akan bertambah, hal ini dapat menjadi nilai lebih bagi guru tersebut.

    5) Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran

    yang efektif antara guru dan siswa karena siswa merasa lebih

    percaya kepada gurunya.

    6) Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan

    pembelajaran.

    7) Dapat diajukan sebagai karya yang dinilai mampu menambah angka

    kredit untuk keperluan kenaikan pangkat.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 10

    8) Menambah penghasilan guru jika hasil karyanya diterbitkan. Jika

    bahan ajar yang dibuat oleh guru dapat diterbitkan oleh penerbit,

    maka bahan ajar tersebut dapat menjadi hak cipta bagi guru yang

    membuatnya.

    Selain manfaat bagi guru ada juga manfaat bagi siswa yaitu

    Depdiknas (2008: 10):

    1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Bahan ajar yang

    disusun sendiri oleh guru dapat menyesuaikan dengan kebutuhan

    peserta didik. Bahan ajar dapat disusun dengan semenarik mungkin

    untuk menarik perhatian peserta didik.

    2) Siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara

    mandiri dengan bimbingan guru..

    3) Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap

    kompetensi yang harus dikuasai.

    c. Macam-macam Bahan Ajar

    Bahan ajar dapat dikelompokan menjadi beberapa macam. Prastowo

    (2015: 40) mengemukakan pada dasarnya ada pengelompokan jenis

    bahan ajar, beberapa diantaranya adalah berdasarkan bentuknya, cara

    kerjanya, dan sifatnya, sebagaimana diuraikan dalam penjelasan berikut.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 11

    1) Bahan ajar menurut bentuknya

    Menurut bentuknya bahan ajar dibedakan menjadi empat

    macam, yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar

    pandang, dan bahan ajar interaktif.

    (a) Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan

    dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajran

    atau penyampaian informasi. Contohnya, handout, buku, modul,

    lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet, wallchart, foto atau

    gambar, dan model atau maket. Bahan ajar cetak ini yang sering

    digunakan dan disediakan oleh pihak sekolah. Bahan ajar cetak

    biasaanya dapat dibeli melalui penerbit yang telah bekerjasama

    dengan dinas pendidikan.

    (b) Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua system yang

    menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat

    dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang.

    Contohnya, kaset, radio, piringan hitam compact disk audio.

    Bahan ajar ini biasa digunakan dalam mata pelajaran kesenian.

    Biasanya para siswa diajak untuk mendengarkan berbagai

    macam lagu ataupun nada.

    (c) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu

    yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan

    `gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya, video compact

    disk dan film. Bahan ajar audiovisual ini merupakan bahan ajar

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 12

    yang sangat berguna dalam menarik perhatian peserta didik.

    Penggunaan bahan ajar audiovisual dirasa sangat menarik oleh

    peserta didik.

    (d) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni

    kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar,

    animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau

    diberi perlakuan untuk mengendalikan sutu perintah. Contohnya

    compact disk interactive.

    2) Bahan ajar menurut cara kerjanya

    Bahan ajar dalam penggunaanya memiliki cara-cara yang

    berbeda. Menurut Prastowo (2015: 42) berdasarkan cara kerjanya,

    bahan ajar dibedakan menajdi lima macam, yaitu bahan ajar yang

    tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar

    audio, bahan ajar video, dan bahan ajar computer.

    (a) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang

    tidak memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan

    isi di dalamnya, sehingga peserta didik bisa langsung

    mempergunakan (membaca, melihat dan mengamati) bahan ajar

    tersebut. Contohnya, foto, diagram, display, model, dan lain

    sebagainya. Penggunaan bahan ajar ini adalah hal yang umum

    sering ditemukan di sekolah.

    (b) Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang

    memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan atau dipelajari

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 13

    peserta didik. Contohnya slide, filmstrips, overbead

    transarencies dan proyeksi kompuer.

    (c) Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio

    yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk

    mempergunakanya, kita mesti memerlukan alat pemain (player)

    media rekam tersebut, seperti type compo, CD player, VCD

    player, multimedia player, dan lain sebagainya. Contoh bahan

    ajar seperti ini adalah kaset, CD, flash diks, dan lain-lain.

    (d) Bahan ajar cideo, yakni bahan ajar yang memerlukan alat

    pemutar yang biasanya berbentuk video tape player, VCD

    player, DVD player, dan sebagainya. Karena bahan ajar ini

    hamper mirip dengan bahan ajar audio, maka bahan ajar ini juga

    memerlukan media rekam. Hanya saja, bahan ini dilengkapi

    dengan gambar. Jadi dalam tampilan, dapat diperoleh sebuah

    sajian gambar dan suara bersamaan. Contohnya video, film dan

    lain sebagainya.

    (e) Bahan ajar (media) computer, yakni berbagai jenis bahan ajar

    noncetak yang membutuhkan computer untuk menanyangkan

    sesuatu untuk belajar. Contohnya, computer mediated

    instruction dan computer based multimedia atau hypermedia.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 14

    3) Bahan ajar menurut sifatnya

    Bahan ajar sangat beragam bentuknya. Menurut Prastowo

    (2015: 43) berdasarkan sifatnya bahan ajar dibagi menjadi empat

    macam, sebagaimana disebutkan berikut ini.

    (a) Bahan ajar yang berbasiskan cetak, misalnya buku, pamflet,

    panduan belajar peserta didik, bahan tutorial, buku kerja peserta

    didik, peta, charts, foto bahan dari majalah serta koran, dan lain

    sebagainya.

    (b) Bahan ajar yang bebasiskan teknologi, misalnya audio cassete,

    siaran radio, slide, filmdtrips, film, video cassettes, siaran

    televise, video interaktif, computer based tutorial, dan

    multimedia.

    (c) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, misalnya

    kit sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain

    sebagainya.

    (d) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia

    (terutama untuk keperluan Pendidikan jarak jauh), misalnya

    telepon, handphone, video conferencing, dan lain sebagainya.

    Berdasrkan uraian tersebut bahan ajar sangat beraneka ragam

    bentuknya. Pemilihan bahan ajar dapat dapat disesuaikan dengan

    kebutuhan. Setiap mata pelajaran memiliki cara penyampaian yang

    berbeda-beda. Dengan demikian guru harus selektif dalam memilih

    bahan ajar yang akan digunakan.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 15

    d. Langkah-langkah Pokok Pembuatan Bahan Ajar

    1) Melakukan analisis kebutuhan bahan ajar

    Proses penyusunan bahan ajar harus menyesuaian dengan

    kompetensi yang sudah ada. Prastowo (2015: 50) mengemukakan

    analisis kebutuhan bahan ajar adalah suatu proses awal yang

    dilakukan untuk menysusun bahan ajar. Di dalamnya terdiri atas tiga

    atahapan, yaitu analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar,

    dan penetuan jenis serta judul bahan ajar. Pada tahap analisis

    kurikulum hal yang perlu dianalisis adalah standar kompetensi,

    kompetensi dasar, indicator, materi pokok, dan pengelaman belajar.

    Langkah-langkah ini ditujukan untuk menentukan kompetensi-

    kompetensi yang memerlukan bahan ajar.

    Langkah selanjutnya adalah analisis sumber belajar. Sumber

    belajar yang akan digunakan untuk penyusunan bahan ajar perlu

    dilakukan analisis. Adapun kriteria analisis terhadap sumber belajar

    tersebut dilakukan berdasarkan ketersediaan, kesesuaian, dan

    kemudahan dalam memanfaatkanya.

    Langkah yang ketiga memilih dan menentukan bahan ajar,

    pada langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria

    bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik

    untuk mencapai kompetensi.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 16

    2) Memahami kriteria pemilihan sumber belajar

    Setiap bahan ajar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

    masing. Diperlukan upaya penyeleksian atau pemilihan terhadap

    berbagai sumber belajar. Pemilihan ini dilakukan berdasarkan

    pertimbangan keseuaian dengan tujuan pembelajaran yang

    diterapkan sebelumnya.

    3) Menyusun peta bahan ajar

    Dalam proses penyusnuan bahan ajar harus disesuaikan

    dengan kebutuhan. Diknas (Prastowo, 2015: 63) mengemukakan

    ada tiga kegunaan penyusunan peta kebutuhan bahan ajar, yakni

    untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis, mengetahui

    sekuensi atau urutan bahan ajar , dan menentukan sifat bahan ajar.

    4) Memahami struktur bahan ajar

    Bahan ajar terdiri atas susunan bagian-bagian yang kemudian

    dipadukan, sehingga menjadi sebuah bangunan utuh yang layak

    disebut bahan ajar. Masing-masing bahan ajar memiliki struktur

    yang berbeda-beda. Prastowo (2015: 66) berpendapat bahwa

    struktur bahan ajar dalam bentuk buku terdiri atas empat komponen,

    yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, latihan dan

    penilaian. Penggunaan struktur dalam bahan ajar dapat disesuaikan

    dengan kebutuhan. Dalam hal ini guru dapat membuat bahan ajar

    yang menarik yang dapat menjadikan pembelajaran lebih berkesan.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 17

    2. Hakikat Kurikulum 2013

    a. Kurikulum 2013

    Kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang dimulai

    dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk

    Pemerintah. Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,

    kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

    isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

    penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

    pendidikan tertentu.

    Perkembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa

    depan anak bangsa. Hidayat (2013: 116) berpendapat bahwa kurikulum

    2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dilakukan

    dengan dua strategi utama yaitu peningkatan efektivitas pembelajaran

    pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di

    sekolah.

    Berdasarkan penjelasan dari para ahli maka dapat disimpulkan

    bahwa Kurikulum 2013 adalah seperangkat program yang diatur secara

    sitematis mengenai, tujuan, isi, materi, dan metode yang digunakan

    untuk mengembangkan nilai karakter, penguasaan kognitif, dan

    ketrampilan peserta didik.

    b. Tujuan Kurikulum 2013

    Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 Permendikbud No. 69

    tahun 2013 tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 18

    Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga

    negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta

    mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

    bernegara, dan peradaban dunia.

    Penerapan kurikulum 2013 lebih mendidik siswa untuk

    melakukan pengamatan/observasi, bertanya dan bernalar terhadap ilmu

    yang diajarkan. Menurut Mulyasa (2013: 65) Kurikulum 2013

    memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam

    proses pencapaian sasaran belajar yang mencerminkan penguasaan dan

    pemahaman terhadap apa yang telah dipelajari.

    Selain itu tujuan penerapan Kurikulum 2013 adalah untuk

    mendorong peserta didik mampu lebih baik dalam melakukan observasi,

    bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh

    atau diketahui setelah peserta didik menerima materi pembelajaran.

    c. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

    Setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

    masing. Kurniasih (2014: 3) mengemukakan keunggulan kurikulum

    2013 diantaranya:

    1) Dalam kurikulum 2013 peserta didik diharapkan selalu aktif,

    kreatif, dan inovatif ketika menyelesaikan permasalahan yang

    ditemuai.

    2) Penilaian kurikulum 2013 tidak hanya dinilai dari satu sisi.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 19

    3) Munculnya Pendidikan karakter dan Pendidikan budi pekerti yang

    telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.

    4) Adanya komptensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan

    Pendidikan nasional.

    5) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik

    domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013

    tidak hanya mengedepankan aspek kognitif saja, akan tetapi nilai

    sikap, kognitif dan ketrampilan juga dikembangkan.

    6) Dan banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan

    perkembangan kebutuhan seperti Pendidikan karakter, metodologi

    pembelajran aktif, keseimbangan soft skill dan hard skill, dan

    kewirausahaan.

    7) Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi

    seperti sikap, ketrampilan, dan pengetahuan secara proposional.

    8) Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala. Hal ini bertujuan

    untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam pendidikan supaya

    menghasilkan pendidikan yang bermutu

    9) Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena

    Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku

    teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia.

    10) Sifat pembelajaran sangat kontekstual. Kurikulum 2013

    menekankan para siswa agar mampu mengaplikasikan hasil

    belajarnya pada lingkungan masyarakat. Dalam proses

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 20

    pembelajaran guru mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-

    hari.

    11) Meingkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi

    profesi, pedagogi, social, dan personal.

    12) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga

    memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan

    budaya literasi, dan membuat guru memiliki ketrampilan membuat

    RPP, dan menerapkan pendekatan scientific secara benar.

    Kurikulum 2013 menuntut pesertta didik untuk selalu aktif selama

    proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik dapat mempermudah guru

    dalam melaksanakan pembelajaran. Kurikulum 2013 menekankan pada

    pengembangan nilai sikap, kognitif, dan psikomotor melalui setiap

    kegiatan yang ada dalam pembelajaran. Kurikulum 2013 mengajak

    peserta didik dan guru untuk mengkaitkan materi dengan kehidupan

    sehari-hari. Hal ini diharapkan peserta didik mampu memcahkan

    masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.

    Kurikulum 2013 dalam pelaksanaanya juga memiliki beberapa

    kekurangan. Kekurangan pada Kurikulum 2013 menurut Kurniasih

    (2014: 5) sebagai berikut:

    1) Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan Kurikulum

    2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada peserta didik di

    kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada

    penjelasan dari guru. Pandangan guru mengenai kurkulum 2013

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 21

    para sisiwa diajak untuk mampu belajar secara mandiri, hal ini

    tentunya akan sangat menyulitkan siswa.

    2) Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan

    Kurikulum 2013 ini. Hal ini dikarenakan kurangnya himbauan atau

    pemberitahuan kepada pihak sekolah terkait penggunaan

    kurikulum 2013.

    3) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific.

    4) Kurang maksimalnya guru dalam penyusnan RPP. RPP digunakan

    oleh guru sebagai pedoman terkait pembelajaran yang akan

    dilaksanakan.

    5) Guru tidak banyak menguasai penilai autentik. Di dalam penilaian

    autentik guru dituntuk untuk menilai dari aspek kognitif, sikap, dan

    ketrampilan dari setiap peserta didik.

    6) Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku peserta didik dan buku

    guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru

    yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.

    7) Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses

    pengembangan Kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung

    melihat guru dan peserta didik mempunyai kapasitas sama.

    8) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran

    dan hasil dalam Kurikulum 2013 karena UN masih menjadi faktor

    penghambat.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 22

    9) Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai peserta didik

    sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum

    lagi persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata

    pelajaran yang diampu.

    10) Beban belajar peserta didik dan termasuk guru terlalu berat,

    sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.

    Persiapan yang kurang matang menjadi salah satu faktor yang

    menyebabkan kurikulum 2013 dalam pelaksanaanya masih banyak

    ditemui beberapa kekurangan. Kebanyakan guru belum siap untuk

    melaksanakan kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan kurangnya

    pelatihan yang diberikan oleh dinas pendidikan terkait kurikulum 2013.

    3. Rokok

    Rokok menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 109

    tahun 2012 adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk

    dibakar dan dihisap dan atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok

    putih, cerutu atau bentuk lainya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana

    tabocum dan spesies lainya atau sintetisnya yang asapnya mengandung

    nikotin dan tar.

    Peredaran rokok di Indonesia sudah menyebar ke berbagai kalangan

    hal ini tentu sangat membahayakan. Menurut Widharto (2017: 13) rokok

    tergolong bahan berbahaya karena mengandung bahan kimia yang

    mempengaruhi kesehatan manusia. Salah satu kandungan bahan kimia

    dalam rokok adalah nikotin. Perokok akan merasakan pengaruh nikotin

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 23

    dengan tanda-tanda merasa tenang dan kemampuan beradaptasi meningkat.

    Hal ini menimbulkan ras ketagihan untuk merokok. Pemakaian berlebihan

    dapat mengalami kerusakan jantung, paru-paru, kanker dll.

    Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa rokok

    adalah hasil olahan dari tanaman tembakau yang mengandung nikotin dan

    zat berbahaya lainya. Asap rokok yang terhirup oleh manusia dapat

    menyebabkan berbagai macam penyakit.

    Berikut ini adalah adalah dampak negatif merokok menurut Nugroho

    (2017: 141) diantaranya:

    a. Kanker paru-paru. Kanker paru-paru adalah suatu kondisi dimana sel-

    sel tumbuh secara tidak terkendali di dalam paru-paru

    b. Penyakit bronkitis. Bronkitis adalah infeksi pada saluran pernapasan

    utama dari paru-paru atau bronkus yang menyebabkan terjadinya

    peradangan atau inflamasi pada saluran tersebut.

    c. Merusak jaringan otak. Asap rokok yang masuk ke otak dapat

    menyebabkan rusaknya jaringan otak. Hal ini dikarenakan asap rokok

    mengandung zat-zat yang berbahaya.

    d. Menyebabkan darah cepat membeku. Beberapa bahan kimia yang

    terkandung di dalam rokok juga bisa menyebabkan pembuluh darah

    rusak dan meningkatkan resiko pembekuan darah secara cepat.

    e. Menghambat peredaran darah.

    f. Menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Ketika seseorang merokok,

    jumlah oksigen di paru-paru dan dalam aliran darah akan menjadi

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 24

    kurang. Oksigen lantas digantikan oleh asap yang berasal dari rokok.

    Oksigen sangat penting bagi tubuh karena semua komponen penting

    dalam tubuh membutuhkan oksigen untuk beroperasi.

    g. Serangan jantung. Merokok dapat menyebabkan saluran yang

    menyalurkan darah keseluruh tubuh menyempit. Hal ini dapat

    mengakibatkan serangan jantung.

    4. Minuman Keras

    Peredaran minuman keras dilarang keras oleh agama maupun negara.

    Dalam surat Albaqarah ayat 219 Allah Swt menyebutkan bahwa meminum

    minuman keras atau khamr adalah dosa besar. Minuman keras dapat

    menghilangkan kesadaran orang yang mengkonsumsinya. Agung (2015:

    61) menyatakan bahwa minuman keras adalah seluruh jenis minuman yang

    mengandung zat adiktif (alkohol). Minuman beralkohol banyak

    menimbulkan masalah, baik masalah sosial maupun masalah kesehatan.

    Mengkonsumsi minuman keras adalah salah satu bentuk perilaku yang

    dianggap menyimpangan. Minuman keras menurut Widharto (2017: 3)

    adalah minuman yang mengandung alkohol sehingga dikelompokan dalam

    bahan berbahaya. Minuman ini dapat menimbulkan ketagihan, sehingga jika

    dikonsumsi secara berlebihan dapat merusak fungsi organ tubuh. Selain itu

    miras juga dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati dan perilaku

    pemakainya (mabuk).

    Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa minuman

    keras adalah minuman yang mengandung alkohol bersifat memabukan bagi

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 25

    orang yang mengkonsumsinya. Banyak kenakalan remaja yang disebabkan

    oleh minuman keras. Penggunaan minuman keras di kalangan pelajar sangat

    bertenangan dengan aturan sekolah.

    Minuman keras berbahaya bagi kesehatan karena dapat merusak

    fungsi organ tubuh manusia. Dampak negatif akibat mengkonsumsi

    minuman keras menurut Nugroho (2017: 142) diantaranya:

    a. Pada hati mengakibatkan hepatitis (penyakit kuning). Mengonsumsi

    terlalu banyak alkohol dapat menghambat kerja hati sehingga lama-

    kelamaan menyebabkan kerusakan atau membunuh sel-sel hati.

    b. Pada hati menyebabkan kanker.

    c. Pada lambung menyebabkan pendarahan. Konsumsi alkohol yang

    berlebihan dapat menyebabkan dinding lambung meradang. Alkohol

    merupakan zat yang bersifat korosif (merusak).

    d. Pada ginjal menyebabkan gagal ginjal.

    e. Menyebabkan anemia (kurang darah). Mengkonsumsi minuman

    beralkohol dalam jumlah banyak dapat menyebabkan penurunan

    jumlah sel darah merah, bahkan hingga menyebabkan terjadinya

    anemia.

    Meminum minuman keras dapat membahayakan kesehatan manusia.

    Minuman keras dapat mengakibatkan kerusakan pada organ manusia salah

    satunya adalah ginjal, hati, dll. Minuman keras dapat mempengaruhi orang

    yang mengkonsumsinya.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 26

    5. NAPZA

    a. Narkotika

    1) Definisi Narkotika

    Penyalahgunaan narkotika dapat membahayakan bagi

    kesehatan. UU Narkotika No 35 Tahun 2009 menyatakan bahwa

    narkotika di definisikan sebagai zat atau obat yang berasal

    dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun

    semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

    kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

    nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

    Penggunaaan narkotika dapat menghilangkan kesadaran

    penggunanya. Narkotika menurut Widharto (2017: 3) adalah zat atau

    obat yang dapat menghilangkan kesadaran (bius), mengurangi dan

    menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menyebabkan ketergantungan.

    Narkotika berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis

    (buatan) maupun semisintetis.

    Narkotika seharusnya hanya digunakan dalam bidang

    kedokteran. Narkotika berfungsi sebagai obat bius bagi pasien yang

    akan dioperasi untuk mengurangi rasa sakit. Namun sangat

    disayangkan, narkotika yang bermanfaat di bidang pengobatan

    disalahgunakan. Pemakai yang menyalahgunakan narkotika

    awalnya hanya untuk memperoleh rasa tenang dan gembiran karena

    rasa tersebut merupakan dampak pemakaian narkotika. Jika

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 27

    pemakaianya tidak sesuai aturan maka akan menyebabkan ketagihan

    atau kecanduan dan berakibat kematian. Menurut Redaksi Media

    Pusindo (2008: 4) narkotika juga dikenal dengan istilah bahasa

    Inggris drug. Jenis drug antara lain, kokain, morfin, heroin, ganja,

    dan lain sebagainya.

    Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan

    narkotika merupakan obat-obatan yang dapat menghilangkan

    kesadaran bagi pemakai. Obat-obatan ini akan memberikan efek

    candu bagi pemakai apabila dikonsumsi tidak sesuai dengan aturan

    yang telah ditentukan oleh ahli kesehatan.

    2) Dasar Hukum Penyalahgunaan Narkotika

    Penyalahgunaan narkotika diatur dalam UU. Menurut UU RI

    No. 22 tahun 1997 penyalahgunaan narkotika dikelompokan

    kedalam tiga bagian sebagai berikut:

    a) Pemakai Pemakai narkotika dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan

    pasal 85 UU RI No. 22 tahun 1997, dengan ancaman hukuman

    paling lama 4 tahun.

    b) Pengedar Pengedar yang memperjualbelikan narkotika dapat dikenakan

    sanki pidana berdasarkan pasal 81 dan 82 UU RI No. 22 tahun

    1997, dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun/seumur

    hidup/mati/denda.

    c) Produsen Produsen (pembuat) narkotika dapat dikenakan sanki pidana

    berdasarkan pasal 80 UU RI No. 22 tahun 1997, dengan

    ancaman hukuman mkasimal 20 tahun/seumur

    hidup/mati/denda.

    Berdasarkan aturan tersebut para pemakai, pengedar, maupun

    produsen akan memperoleh hukuman yang berat. Negara Indonesia

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 28

    sangat melarang peredaran narkotika. Para pengedar dan produsen

    yang akan mendapat hukuman sangat berat bahkan humuan mati.

    3) Bahaya Narkotika bagi Kesehatan

    Penyalahgunaan narkotika dapat membahayakan kesehatan

    seseorang. Bahaya akibat penyalahgunaan narkotika terhadap

    kesehatan menurut Nugroho (2017: 144) diantaranya sebagai

    berikut: (a) kerusakan system saraf; (b) ganguaan pada jantung dan

    pembuluh darah; (c) kerusakan pada paru-paru; (d) kerusakan

    system pernapasan; (e) hati tidak berfungsi sebagai mana mestinya;

    (f) timbul perubahan fungsi otak; (g) gangguan pada kulit; (h)

    gangguan pada system reproduksi; (i) dan terakhir kematian.

    b. Psikotropika

    1) Definisi Psikotropika

    Penggunaan psikotropika tanpa memperhatikan aturan dapat

    mengakibatkan hal yang negatif. Menurut Widharto (2017: 3)

    Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas

    otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan

    kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya susunan saraf pusat dan

    menibulkan kelinan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi

    (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam

    perasaan, dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai

    efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 29

    Penyalahgunaan psikotropika sering kali menyebabkan

    masalah kejiwaan bagi penggunanya. Pratiwi, Kuswanti, dan

    Rahayu (2008: 203) menyatakan psikotropika adalah obat keras

    tertentu bukan narkotika yang diperlukan dalam pengobatan, namun

    dapat pula menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik yang

    sangat merugikan bila digunakan tanpa pengawasan yang seksama.

    Adanya pengawasan yang ketat terhadap peredaran narkotika, maka

    psikotropika dijadikan sebagai pengganti. Psikotropika mempunyai

    efek dan bahaya yang sama dengan narkotika. Zat psikotropika yang

    sering disalahgunakan diantaranya adalah mariyuana, obat

    penenang/obat tidur, kafein, ekstasi, shabu-shabu.

    Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

    psikotropika adalah zat atau obat yang dapat memicu aktifitas otak

    dan perilaku penggunanya. Penggunaan psikotropika secara

    berlebihan maka akan mengakibatkan ketergantungan.

    2) Dasar Hukum Penyalahgunaan Psikotropika

    Penyalahgunaan psikotropika di Indonesia diatur di dalam UU.

    Menurut UU RI No. 22 tahun 1997 penyalahgunaan psikotropika

    dikelompokan kedalam tiga bagian sebagai berikut:

    a) Pemakai Pemakai psikotropika dikenakan sanksi pidana berdasarkan

    Pasal 59 dan 62 UU RI No. 5 tahun 1997, dengan ancaman

    hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 15 tahun ditambah

    denda.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 30

    b) Pengedar Pengedar psikotropika dikenakan sanksi berdasarkan pasal 58

    dan 62 UU RI No. 5 tahun 1997, dengan ancaman hukuman

    paling lama 15 tahun ditambah denda.

    c) Produsen Produsen psikotropika dikenakan sanksi pidana berdasarkan

    Pasal 80 UU RI No. 5 tahun 1997, dengan ancaman hukuman

    paling lama 15 tahun ditambah denda.

    Berdasarkan aturan tersebut para pemakai, pengedar, maupun

    produsen akan memperoleh hukuman yang berat. Para pengedar dan

    produsen yang akan mendapat hukuman sangat berat bahkan

    humuan mati. Negara Indonesia sangat melarang peredaran

    psikotropika.

    3) Bahaya Psikotropika bagi Kesehatan

    Penyalahgunaan psikotropika dapat membahayakan kesehatan

    seseorang. Bahaya akibat penyalahgunaan psikotropika sama halnya

    dengan narkotika, menurut Nugroho (2017: 144) diantaranya

    sebagai berikut: (a) kerusakan system saraf; (b) ganguaan pada

    jantung dan pembuluh darah; (c) kerusakan pada paru-paru; (d)

    kerusakan system pernapasan; (e) hati tidak berfungsi sebagai mana

    mestinya; (f) timbul perubahan fungsi otak; (g) gangguan pada kulit;

    (h) gangguan pada system reproduksi; (i) dan terakhir kematian.

    c. Zat Berbahaya lainya

    1) Definisi Zat Berbahaya

    Zat-zat berbahaya lainya sering ditemukan pada kehidupan

    sehari-hari. Widharto (2017: 3) berpendapat bahwa zat berbahaya

    lainya merupakan bahan kimia yang dapat membahayakan

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 31

    keselamatan manusia jika disalahgunakan, seperti nikotin, alkohol,

    lem, pestisida, kopi, dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut

    ketika digunakan dengan sesuai aturan dapat memberikan dampak

    positif, sebaliknya jika digunakan tidak sesuai aturan dapat

    mengakibatkan dampak negatif.

    Kandungan bahan kimia yang ada di dalam rokok salah

    satunya adalah nikotin. Nikotin merupakan racun yang bertindak

    langsung ke otak, merusak pemikiran dan tubuh, dan menyebabkan

    ketergantungan. Nikotin terdapat di dalam daun tembakau yang

    digunakan sebagai bahan dasar pembuatan rokok.

    Alkohol adalah zat yang terdapat di dalam minuman keras.

    Alcohol dihasilkan dari proses peragian seperti anggur, singkong,

    aren, dansebagainya. Kandungan akohol inilah yang dapat

    mengakibatkan mabuk bagi orang yang mengkonsumsi minuman

    keras.

    K afein berasal dari biji kopi atau daun teh yang dijadikan

    minuman. Kafein mempengaruhi pemakainya menjadi lebih santai

    (rileks), waspada, dan mencegah rasa kantuk. Pemakaian dalam

    jangka panjang dapat mengakibatkanketagihan dan fungsi organ,

    misalnya jantung berdebar, tekanan darah tinggi, dan mudah marah.

    2) Bahaya Zat-zat lainya

    Bahaya penyalahgunaan zat-zat berbahaya dapat berdampak

    bagi kesehatan, dampak tersebut diantaranya: (a) dapat merusak

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 32

    system pernapasan; (b) merusak jaringan otak; (c) menyebabkan

    darah cepat membeku; (d) kanker paru-paru; (e ) serangan kantung;

    (f) mengganggu kerja lambung; (g) kematian.

    B. Penelitian Relevan

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Octaviani dalam Jurnal Pendidikan Dasar

    volume 9 tahun 2017 berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Tematik dalam

    Implementasi Kurikulum 2013 Kelas 1 Sekolah Dasar”. Hasil penelitian

    tersebut, yaitu: (1) produk yang dikembangkan dalam penelitian ini

    menunjukkan hasil yang signifikan dan dinilai efektif mencapai

    kompetensi yang ditetapkan, (2) bahan ajar yang dikembangkan

    merupakan bahan ajar tematik telah memenuhi syarat sebagai bahan ajar

    yang valid menurut ahli, dimana bahan ajar tersebut telah memenuhi kriteria

    dan karakteristik pembelajaran tematik dan hasil validasi ahli secara

    kumulatif ke empat validator memberi skor rata–rata berada dikategori

    sangat baik untuk produk yang dikembangkan, kevalidan produk dilihat

    dari hasil kegiatan penelitian nilai post-test > pre-test artinya produk

    yang dikembangkan dinilai valid untuk digunakan dalam kegiatan

    pembelajaran.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Hutama dalam Jurnal Jurnal Pendidikan

    Indonesia volume 4 tahun 2016 berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Ips

    Berbasis Nilai Budaya Using Untuk Peserta didik Sekolah Dasar”. Hasil

    penelitian menunjukkan: Kelayakan produk bahan ajar berbasis nilai

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 33

    budaya Using diukur berdasarkan tingkat validitas, tingkat kemenarikan,

    tingkat keefektifan, dan tingkat keterterapan produk bahan ajar. Tingkat

    validitas bahan ajar dapat diketahui dari hasil uji validasi ahli, dimana

    persentase validitas dari ahi bahasa untuk modul belajar peserta didik adalah

    97,92% dan modul panduan guru adalah 96,43%, persentase dari ahli desain

    untuk modul belajar peserta didik adalah 88,89% dan modul panduan guru

    adalah 94,44%, dan persentase dari ahli materi/isi untuk modul belajar

    peserta didik adalah 97,32% dan modul panduan guru adalah 97,73%.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah dalam Skripsi tahun 2018 berjudul

    “Pemahaman Peserta didik Sekolah Dasar tentang Narkoba”. Hasil

    penelitian tersebut, yaitu: Jenis narkoba yang diketahui peserta didik

    diantaranya ganja, putau, sabu-sabu, narkotika, ekstasi, dan zat adiktif.

    Tingkat pemahaman peserta didik tentang narkoba masih kurang.

    4. Penelitian yang dilakukan oleh Ardan dalam International Journal of Higher

    Education volume 5 tahun 2016 berjudul “The Development of Biology

    Teaching Material Based on the Local Wisdom of Timorese to Improve

    Students Knowledge and Attitude of Environment In Caring the Persevation

    of Environment”. Hasil penelitian tersebut, yaitu: Terdapat perbedaan pada

    prestasi belajar peserta didik secara signifikan sebelum dan sesduah

    menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Peningkatan minat peserta

    didik dalam menjaga kelestarian lingkungan juga menjadi lebih baik

    sesudah menggunakan bahan ajar tersebut.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 34

    5. Penelitian yang dilakukan oleh Abadi, Pujiastuti, dan Assaat dalam Journal

    of Physics volume 812 tahun 2015 berjudul “Development of Teaching

    Materials Based Interactive Scientific Approach towards the Concept of

    Social Arithmetic For Junior High School Student”. Hasil penelitian

    tersebut, yaitu: Beradasarkan penelitian yang telah dikakukan bahan ajar

    yang telah dinilai oleh beberapa ahli dikatakan valid. Dalam uji coba yang

    dilakukan secara terbatas mendapatkan hasil 85,77% hal ini menandakan

    sebaian besar peserta didik berhasil.

    C. Kerangka Pikir

    Proses pembelajaran perlu adanya bahan ajar yang baik untuk mecapai

    tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pendidikan mengenai bahaya rokok,

    minuman keras, dan NAPZA bagi kesehatan diberikan agar mencegah

    penyelahgunaan rokok, minuman keras, dan NAPZA dikalangan pelajar. Bahan

    ajar yang tersedia dirasa masih sangat dangkal dalam penyajian materi

    mengenai bahaya rokok, minuman keras, dan NAPZA bagi kesehetan.

    Keberadaan bahan ajar merupakan komponen yang paling penting dalam proses

    pembelajaran.

    Peneliti mengembangkan bahan ajar untuk mencegah bahaya rokok,

    minuman keras, dan NAPZA bagi kesehatan sebagai salah satu upaya untuk

    mengatasi permasalahan tesebut. Produk penelitian ini melalui tahap pengujian

    produk sebelum digunakan. Jika produk sudah dinyatakan valid maka bahan

    ajar siap digunakan secara maksimal. Penggunaan bahan ajar diharapkan dapat

    mencegah penyalahgunaan rokok, minuman keras, dan NAPZA dikalangan

    peserta didik.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 35

    Gambar 2.1 Kerangka Pikir

    Berdasarkan kerangka pikir bahan ajar mempunyai peran penting dalam

    proses pembelajaran. Hasil wawancara, observasi dan analisis menyatakan

    masih terdapat kekurangan pada bahan ajar yang digunakan di sekolah. Untuk

    memperbaiki kekurangan tersebut perlu dilakukan pengembangan agar tercipta

    produk baru berupa bahan ajar yang lebih baik dari bahan ajar sebelumnya.

    Setelah bahan ajar melalui tahap perbaikan dan revisi melalui ahli dan

    dinyatakan valid, maka bahan ajar siap untuk digunakan pada proses

    pembelajaran.

    Bahan ajar merupakan komponen penting yang mendukung kegiatan belajar

    mengajar.

    Berdasarkan wawancara, observasi, dan analisis terhadap bahan ajar mengenai

    bahaya rokok, minuman keras, dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V SD

    menunjukan bahwa bahan ajar tersebut termasuk pada kriteria cukup baik.

    Pengembangan bahan ajaruntuk mencegah bahaya rokok, minuman keras, dan

    NAPZA bagi kesehatan di kelas V SD diharapkan dapat mendukung proses

    pembelajaran sehingga dapat mencegah penyalahgunaan rokok, minuman keras,

    dan NAPZA di kalangan para peserta didik.

    Bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok, minuman keras, dan

    NAPZA bagi kesehatan di kelas V SD telah valid.

    Penerapan bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok, minuman

    keras, dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V sekolah dasar.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018

  • 36

    D. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan kerangka berpikir, maka

    rumusan hipotesis sebagai berikut:

    1. Pengembangan bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok,

    minuman keras dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V sekolah dasar sesuai

    dengan kebutuhan siswa.

    2. Bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok, minuman keras

    dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V sekolah dasar dinyatakan valid.

    3. Penerapan bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok,

    minuman keras dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V sekolah dasar dapat

    berjalan dengan baik.

    4. Penilaian guru terhadap penggunaan bahan ajar kurikulum 2013 untuk

    mencegah bahaya rokok, minuman keras dan NAPZA bagi kesehatan di

    kelas V sekolah dasar dinyatakan baik.

    5. Respon peserta didik terhadap penggunaan bahan ajar kurikulum 2013

    untuk mencegah bahaya rokok, minuman keras dan NAPZA bagi

    kesehatan di kelas V sekolah dasar dinyatakan baik.

    E. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

    Produk yang dihasilkan dalam penelitian yaitu bahan ajar kurikulum 2013

    untuk mencegah bahaya rokok, minuman keras dan NAPZA bagi kesehatan di

    kelas V SD. Bahan ajar terdiri dari: (1) Halaman Judul (Cover); (2) Kata

    Pengantar; (3) Daftar Isi; (4) Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan tujuan

    Pembelajaran; (5) Bagian Inti Materi; (6) Rangkuman; (7) Evaluasi; (8) Daftar

    Pustaka.

    Pengembangan Bahan Ajar..., Taufik Diliyanto, FKIP UMP, 2018