25
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan jasmani Pendidikan jasmani itu merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap manusia sebagai salahsatu cara untuk membina kepribadian dalam mempersiapkan kehidupan di hari yang akan datang. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang mengajarkan tentang gerak dalam unsur fisik tubuh dan menjadikan kita sehat secara jasmani apabila kita melakukan gerakan itu dengan benar, selain perkembangan pada jasmani, pendidikan jasmani juga dapat memberi perkembangan pada aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral. Mengenai pendidikan jasmani menurut Lutan (2001, hlm. 1) berpendapat bahwa “Proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Sama halnya dengan matapelajaran lainnya, melalui proses pengajaran diharapkan terjadi perubahan perilaku pada anak didik kita.”Dan senada dengan pendapat dari Mulyanto (2013, hlm. 25) “Secara sederhana pendidikan jasmani itu tidak lain adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak”. Oleh karena itu pendidikan jasmani merupakan proses belajar untuk meningkatkan kualitas bergerak dan melalui aktivitas gerak. Sedangkan pendidikan jasmani menurut pendapat Sumardiyanto dan Safari (2010, hlm. 114) “Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan media untuk meraih tujuan pendidikan sekaligus juga untuk meraih tujuan yang bersifat internal ke dalam aktivitas fisik itu sendiri”.Adapun pengertian pendidikan jasmani menurut Rosdiani,(2013, hlm. 72)Pendidikan jasmani adalah istilah yang berasal dari Amerika Serikat dan indonesia meminjam istilah tersebut untuk menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan kegiatan jasmani.Kegiatan jasmani merupakan kegiatan yang di butuhkan manusia karena membawa perubahan pada fisik setiap manusia. Husdarta, (2011:3) berpendapat ”Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19805/4/s_pgsd_penjas_1103121_chapter2.pdfperkembangan pada aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral. Mengenai

Embed Size (px)

Citation preview

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Hakikat Pendidikan Jasmani

a. Pengertian Pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani itu merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap manusia

sebagai salahsatu cara untuk membina kepribadian dalam mempersiapkan

kehidupan di hari yang akan datang. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran

yang mengajarkan tentang gerak dalam unsur fisik tubuh dan menjadikan kita

sehat secara jasmani apabila kita melakukan gerakan itu dengan benar, selain

perkembangan pada jasmani, pendidikan jasmani juga dapat memberi

perkembangan pada aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral.

Mengenai pendidikan jasmani menurut Lutan (2001, hlm. 1) berpendapat

bahwa “Proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan

pendidikan. Sama halnya dengan matapelajaran lainnya, melalui proses

pengajaran diharapkan terjadi perubahan perilaku pada anak didik kita.”Dan

senada dengan pendapat dari Mulyanto (2013, hlm. 25) “Secara sederhana

pendidikan jasmani itu tidak lain adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar

melalui gerak”. Oleh karena itu pendidikan jasmani merupakan proses belajar

untuk meningkatkan kualitas bergerak dan melalui aktivitas gerak.

Sedangkan pendidikan jasmani menurut pendapat Sumardiyanto dan Safari

(2010, hlm. 114) “Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan media untuk

meraih tujuan pendidikan sekaligus juga untuk meraih tujuan yang bersifat

internal ke dalam aktivitas fisik itu sendiri”.Adapun pengertian pendidikan

jasmani menurut Rosdiani,(2013, hlm. 72)“Pendidikan jasmani adalah istilah yang

berasal dari Amerika Serikat dan indonesia meminjam istilah tersebut untuk

menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan

kegiatan jasmani”.Kegiatan jasmani merupakan kegiatan yang di butuhkan

manusia karena membawa perubahan pada fisik setiap manusia. Husdarta,

(2011:3) berpendapat ”Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada hakikatnya adalah

proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk

8

menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,

mental, serta emosional”.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani

berkaitan dengan hubungan dari perkembangan fisik dengan pikiran dan jiwa

Dengan kata lain pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik guna untuk

mencapai tujuan mengembangkan keutuhan manusia dalam segi fisik, mental dan

emosional.

b. Tujuan Pendidikan jasmani

Suherman (2000, hlm. 23) adapun tujuan pendidikan jasmani secara umum

dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori, yaitu:

a. Perkembangan fisik, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan

melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik

dari organ tubuh seseorang (physical fitness)

b. Perkembangan gerak, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan

melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah sempurna (skillful)

c. Perkembangan mental, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan

berpikir dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang

pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan

tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab

siswa

d. Perkembangan sosial, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa

dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Tujuan dari belajar yaitu guna memperbaiki dan merubah suatu kebiasaan

dan prilaku. Safari (2012, hlm. 11) “Tujuan belajar adalah menghasilkan

perubahan perilaku yang melekat”. Sedangkan tujuan pembelajaran jasmani di

sekolah dasar adalah mengembangkan keterampilan pengolahan diri,

meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis, meningkatkan

kemampuan dan keterampilan gerak sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung

jawab, kerjasama, percaya diri,dan demokratis. Mengembangkan keterampilan,

memahami konsep aktifitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih

sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup

sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap positif.

9

Berkenaan dengan tujuan pendidikan jasmani, Rosdiani (2012, hlm. 34)

telah mengemukakan bahwa secara sederhana pendidikan jasmani memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk:

a. mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan

aktivitas, estetika, dan sosial,

b. mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai

keterampilan gerak dasar yang mendorong partisipasinya dalam aneka

aktivitas jasmani

c. memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang

optimal,

d. mengembangkan nilai nilai pribadi melalui partisipasi aktivitas jasmani

melalui kelompok atau perorangan,

e. dapat mengembangkan keterampilan sosial,

f. menikmati kesenangan dan keriangan, termasuk permainan dan olahraga.

Dengan demikian, melalui Pendidikan jasmani peserta didik dapat mencapai

tujuan Pendidikan Jasmani yang diharapkan. Selanjutnya menurut Lutan (2001,

hlm. 18) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan jasmani sebagai berikut:

a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan

aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.

b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai

keterampilan gerak dasar yang akan mendororng partisipasinya dalam

aneka jasmani.

c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang

optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan

terkendali.

d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melaui partisipasi dalam aktivitas

jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

Hal tersebut dilakukan dengan mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan tentang pemahaman gerak, memperoleh derajat kebugaran jasmani,

mengembangkan nilai-nilai pribadi, mengembangkan keterampilan dan kebiasaan

hidup sehat dan perubahan prilaku yang melekat pada seseorang,Sedangkan

menurut Paturusi (2012, hlm. 12) tujuan pendidikan jasmani, yaitu ”memberikan

kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina

sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial,

emosional, dan moral”.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis simpulkan bahwa pendidikan jasmani

bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik

dengan aktivitas jasmani, memperoleh derajat kebugaran jasmani dan

10

mengembangkan nilai-nilai sosial pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas

jasmani. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui pendidikan

jasmani. Dalam aktivitas jasmani tidak hanya mengembangkan keterampilan

gerak dasar untuk mencapai kondisi fisik yang sempurna, emosional, intelektual,

sosial dan moral. Tetapi pendidikan jasmani memberikan perubahan atau

pertumbuahan tingkah laku dan perkembangan berfikir positif dalam kehidupan di

masyarakat.

c. Manfaat Pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan

kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira

melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan

gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, makin besar bagi kualitas pertumbuhan

itu sendiri.

Secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah sesuai yang tertuang

dalam KTSP (Depdiknas, 2006:6) mencakup sebagai berikut.

1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak

2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya

3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna

4) Menyalurkan energi yang berlebihan

5) Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental

maupun emosional

Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat

berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh

dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik,

mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa

pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk membentuk

manusia seutuhnya.

Senada dengan hal tersebut menurut Mahendra (dalam Sunardy, Asep,

2013, hlm 18) bahwa dalam pendidikan jasmani di sekolah Dasar harus meliputi:

a) Kemampuan pengeloalaan tubuh

b) Keterampilan-keterampilan dasar

c) Keterampilan-keteramoilan khusus yang terspesialisasi

11

Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan.

Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program

sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi penjas adalah bagian

penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak

akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu

senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup

sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan

mentalnya. Menurut Paturusi (2012, hlm 13) misi pendidikan jasmani dan

olahraga tercakup dalam tujuan pembelajarannya meliputi: “domain kognitif,

psikomotor, dan afektif”.

Selain itu pendidikan jasmani memiliki hal penting yang menjadi keunikan

dalam pendidikan jasmani menurut Dauer dan Pangrazy (dalam Rosdiani, 2012,

hlm. 28) mengatakan bahwa:

a) Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa

b) Meningkatnya terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta

c) Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta

bagaimana menerapkannya dalam praktik.

Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat

untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar anak-

anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah pendidikan

jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran selingan, tidak berbobot, dan tidak

memiliki tujuan yang bersifat mendidik.

Pendidikan jasmani memiliki banyak manfaat bagi siswa yang tidak hanya

bermanfaat bagi jasmaninya saja, namun dapat menumbuhkembangkan aspek

psikologisnya dan aspek afektifnya dengan baik melalui aktivitas jasmani.

Menurut Trisna, Ega (2013, hlm. 18) ruang lingkup mata pelajaran

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permaianan,

ekspolari gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, danmanipulatif,

atletik, kasti, rounders, kasti, kippers, sepak bola, bola basket dan bela

diri, serta aktivitas lainnya.

2) Aktivits pngembangn meliputi: mekanik sikap tubuh, komponn

kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serata aktivitas lainnnya.

3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketngkasan tanpa alat,

ketngkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

12

4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobic serta aktivitas lainnnya.

5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan

bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

6) Pendiddikan luar kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan

lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.

7) Kesehtan meliputi: peneneman budaya hidup sehat dalam kehidupan

sehari-hari, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan

minuman yang sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu

istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.

Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implicit masuk

dalam semua aspek.

Oleh karena itu Pendidikan jasmani sangat penting untuk meningkatkan

perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, untuk pengembangan

pembelajaran pendidikan jasmani dimasa sekarang anak lebih senang belajar

sambil bermain dibandingakan duduk manis dan membaca buku terus menerus di

ruang kelas serta harus belajar monoton tanpa menggunakan media. Dalam

pembelajaran pendidikan jasmani yang tertera dalam kurikulum banyak sekali hal-

hal yang harus dipelajari salah satunya adalah pembelajaran bola voli.

2. Hakikat Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang dialami setiap manusia. Proses belajar

yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat. Proses belajar tersebut

diarahkan untuk mengadakan perubahan perilaku dan tingkah laku ke arah yang

lebih baik. Perubahan yang terjadi setelah berlangsung proses belajar, yaitu

perubahan yang cenderung permanen.Belajar secara formal dilakukan oleh para

siswa dengan bantuan guru sebagai fasilitator dalam lingkungan yang sengaja di

ciptakan sedemikian rupa agar kondusif melalui kegiatan kompleks untuk

menghasilkan kapabilitas atau kemampuan, keterampilan, pengetahuan, sikap dan

nilai yang semakin berkembang.Belajar adalah suatu proses yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi

dengan lingkungannya (Choerudin, 2012 hlm. 4).

Dalam startegi pembelajaran terdapat dua konsep pendidikan yang saling

berkaitan satu sama lain, yaitu belajar dan pembelajaran. Pada dasarnya konsep

belajar bermuara pada kegiatan peserta didik, sedangkan konsep pembelajaran

13

bermuara pada pihak guru dan siswa.Belajar dan pembelajaran pada dasarnya

merupakan dua konsep yang tidak dapat terpisahkan yang membentuk suatu

proses interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan yaitu

perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik melalui pengalaman dan latihan,

sedangkan pembelajaran merupakan usaha guru untuk menyampaikan

pengetahuan atau informasi kepada siswa. Belajar dan pembelajaran di anggap

sebagai proses karena di dalamnya terdapat interaksi (hubungan timbalbalik)

antara guru dengan siswa. Menurut Mulyana (2009, hlm. 3) menyatakan bahwa:

Belajar adalah usaha sadar manusia untuk mengadakan perubahan perilaku

dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut cenderung

permanen, karena sebelum belajar yang bersangkutan belum mempunyai

pengalaman dengan ilmu dan keterampilan yang baru diperolehnya yang

secara psikologis mempengaruhi kejiwaannya, antara lain cara berpikir,

mereaksi, melaksanakan dan menganalisis.

Proses belajar yang dialami manusia berlangsung berdasarkan pengalaman

masing-masing dengan ilmu dan keterampilan yang baru diperoleh yang

mempengaruhi kejiwaan dan cara berpikirnya. Selanjutnya menurut Gagne (dalam

Sagala 2006, hlm. 13) belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma

berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan menurut Sagala

(2006, hlm. 11) menyatakan “bahwa belajar merupakan komponen ilmu

pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi baik yang

bersifat eksplisit maupun bersifat implisit (tersembunyi)”.

Dari ketiga pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan meruakan suatu proses dimana terjadi suatu perubahan yang berupa

perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman.

Adapun pengertian pembelajaran menurut Mulyana (2009, hlm.4)

menyatakan bahwa Pembelajaran adalah kegiatan yang berpusat pada tujuan yang

hendak dicapai berdasarkan perencanaan.Sejalan dengan teori menurut Mulyanto

(2013, hlm. 10).

Pembelajaran adalah upaya memaksimalkan dari seorang guru sebagai

pengajar dan seorang siswa sebagai pelajar dalam merancang atau

mengelola segala suatu hal yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar

mengajar untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Suatu proses pembelajaran memiliki beberapa komponen diantaranya, guru

sebagai pengajar, siswa sebagai pelajar serta sumber belajar yang menunjang

14

dalam proses pembelajaran. Guru, siswa dan sumber belajar saling berinteraksi

satu sama lain dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang berlangsung

memiliki tuuan yaitu agar siswa sebagai pelajar memperoleh hasil belajar yang

maksimal.

Definisi lain tentang pembelajaran dikemukakan oleh Patricia L. Smithdan

Tillman J. Ragan (dalam Fitriyadi, 2013 hlm.6) mengemukakan bahwa

pembelajaran adalahpengembangan dan penyampaian informasi dan kegiatan

yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang spesifik.

Selanjutnya menurut Sagala (2006, hlm. 61) menyatatakan bahwa

pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar merupakan penentu keberhasilan siswa. Pembelajaran

merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak

guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

murid.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono (dalam Sagala, 2006 hlm.62)

menyatakan bahwa,„pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam

desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar‟.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang

dilakukan antara peserta didik dan guru serta adanya sumber beljar sebagai

penunjang dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang akan di capai.

Belajar juga bisa dikatakan suatu proses dari tidak tahu menjadi

mengetahui.Dalam dunia pendidikan, konsep belajar dan pembelajaran merupakan

dua proses yang terdapat dalam satu sistem.

3. Pengertian Gerak Dasar

Pada umumnya setiap manusia itu harus melakukan gerak atau aktivitas

setiap hari yaitu untuk melangsungkan hidupnya, oleh karena itu Pendidikan

jasmani adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Belajar

melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran dalam pendidikan jasmani yaitu

siswa di ajarkan untuk bergerak melalui pengalaman gerak terbentuk perubahan

dalam aspek jasmani dan rohani.

Perkembangan jasmani anak tidak semata-mata bergantung pada proses

keamatangan. Perkembangan juga dipengaruhi oleh pengalaman gerak mereka

15

baik di tinjau dari aspek mutu maupun banyaknya pengalaman gerak.Namun,

kegiatan ini harus disertai dengan bimbingan, arahan dan dorongan dari orang

dewasa, termasuk orang tua dan guru. Melalui bimbingan, arahan dan dorongan

anak akan mampu bergerak dengan penuh kesenangan, penghematan tetangga dan

gerakan terkendali.

Ciri dari pendidikan jasmani adalah belajar melalui pengalaman gerak untuk

mencapai tujuan pengajaran. Wujud dari proses belajar pendidikan jasmani adalah

perkembangan yang menyeluruh yaitu psikomotor, kognitif dan afektif. Ketiga

aspek perkembangan tersebut merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara

satu dengan yang lainnya.Menurut Mutohir dan Gusril (dalam Dinata 2004, hlm.

2).

Dituliskan bahwa umur 8 sampai 15 tahun adalah merupakan tahun-tahun

keemasan bagi belajar ketangkasan ( skill learning ). Ini menunjukkan

bahwa pada usia sekolah dasar merupakan kesempatan emas bagi guru

untuk mengembangkan potensi gerak dasar yang dimiliki siswa untuk

meningkatkan kualitas hidup. Dengan penguasaan keterampilan gerak dasar

memudahkan seseorang untuk menguasai gerak selanjutnya.

Kemampuan gerak dasar yang dimiliki siswa sangat baik apabila

dikembangkan. Masa-masa keemasan anak belajar ketangkasan adalah ketika

anak berumur 8 sampai 15 tahun atau ketika usia sekolah dasar. Itu berarti guru

SD sangat berpeluang besar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa

pada masa itu, karena penguasaan keterampilan gerak dasar akan mempermudah

siswa untuk menguasai gerak selanjutnya. Selanjutnya menurut Mulyanto (2013,

hlm.28) menyatakan bahwa:

Gerak dasar manusia terdiri atas tiga macam yaitu gerak dasar lokomotor

atau gerakan yang mengakibatkan seseorang berpindah tempat.Gerak dasar

nonlokomotor yaitu seseorang bergerak dengan tidak berpindah tempat dan

yang terakhir gerak dasar manipulatif yaitu gerakan yang dilakukan dengan

mempermainkan benda.

Gerak dasar manusia yang terdiri atas tiga macam yaitu gerak dasar

lokomotor, gerak dasar nonlokomotor dan gerak dasar manipulatif.Gerak dasar

lokomotor merupakan yang mengakibatkan seseorang berpindah

tempat.Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh orang

berpindah tempat.Sedangkan gerak dasar nonlokomotor dilakukan di tempat tanpa

ada ruang gerak yang terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan

16

menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok,

melingkar, melambungkan dan lain-lain.Dan yang terakhir gerak dasar

manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam

objek.Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi

bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.

Menurut Ma‟mun dan Saputra (2000 hlm. 20) “kemampuan gerak dasar

merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas

hidup”.Sedangkan menurut Waharsono (1999, hlm 53) bahwa gerak dasar

merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sejak kecil dari masa kanak-

kanak yang berkembang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan.Sejalan

dengan meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya kemampuan fisik, maka

meningkat pulalah kemampuan geraknya.

Definisi lain menurut Lutan (1988, hlm. 96) menyatakan bahwa kemampuan

motorik / gerak dasar lebih tepat disebut sebagai kapasitas dari seseorang yang

berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu ketrampilan yang relatif

melekat setelah masa kanak-kanak.Selanjutnya menurut Choerudin (2012, hlm. 2)

menyatakan bahwa,

Gerak dasar merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu

cabang olahraga, atau dengan kata lain gerak dasar merupakan pelaksanaan

suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil

yang optimal dalam latihan atau praktek.

Sedangkan menurut Sukintaka (2004 hlm.78) mengemukakan bahwa

Kemampuan motorik / gerak dasar adalah kualitas hasil gerak individu dalam

melakukan gerak, baik gerakan non olahraga maupun gerak dalam olahraga atau

kematangan penampilan keterampilan motorik.

Dari paparan berikut, dapat disimpulkan bahwa gerak dasar merupakan

suatu proses gerakan baik gerakan non olahraga ataupun gerakan dakam olahraga

yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau praktek. Adapun

gerak dasar manusia yaitu meliputi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, serta

gerak dasar manipulatif.

17

4. Pengertian Bola Voli

Permainan bola voli adalah permainan bola besar dengan dibatasi oleh

bentangan net untuk kedua tim dan dimainkan oleh lengan dengan tujuan utama

menjatuhkan bola ke wilayah lawan. Subroto dan Yudiana (2010, hlm.

42)“Permainan bola voli adalah permainan memantulkan-mantulkan bola oleh

tangan atau lengan dari dua regu yang bermain di atas lapang yang mempunyai

ukuran-ukuran tertentu ”ada pun pendapat lain menurut Munasifah (2008, hlm. 8)

bahwa “Bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu yang masing-

masing terdiri atas enam orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net,

setiap regu hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan”. Serta pendapat yang

senada dariNugraha (2010, hlm. 21) berpendapat bahwa “Bola voli adalah

permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan”

Dari sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya

permainan bola voli merupakan permainan oleh dua regu dengan dimainkan oleh

enam pemain untuk masing-masing regu yang dibatasi oleh net. Dalam memvoli

bola hanya diperkenankan menyentuh bola sebanyak tiga kali dengan tujuan akhir

menjatuhkan bola di daerah lawan sampai pada poin yang telah ditentukan.

\

Gambar 2.1

Suasana Permainan Bola Voli

(http://www.anggaputra.com/cara-berlatih-tehnik-dasar-bola-voli/)

18

5. Komponen-komponen Bola Voli

Adapun komponen-komponen yang ada dalam permainan bola voli adalah

sebagai berikut:

a. Alat dan sarana

1) Lapangan

Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter. Garis

serang untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis tengah (sejajar

dengan jarring). Garis tepi lapangan adalah 5 cm.

Gambar 2.2

Ukuran Lapangan Bola Voli (http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-

Blt4r25ZKPM/UV7b_MAyPzI/AAAAAAAACEI/Tos3iZjAfrE/s1600/lapangan%252Bbol

a%252Bvolli.gif&imgrefurl=http://bens-java.blogspot.com/2013/04/ukuran-lapangan-bola-

voli.html&h=550&w=880&tbnid=8kfWIZ9eOh6AJM:&zoom=1&docid=8PhWrzgPZAX7

XM&ei=IVcjVZOeIYaouwTRiYGACQ&tbm=isch&ved=0CB8QMygEMAQ)

2) Bola

Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan berat

260 hingga 280 gram. Tekanan dalam bola tersebut hendaknya sekitar 0.30

hingga 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi, 294.3-318.82 mbar atau hPa).

19

Gambar 2.3

Bola Voli (http://www.google.com/imgres?imgurl=http://krjogja.com/photos/37f1c38f613fc625911

f3be637560789.jpg&imgrefurl=http://krjogja.com/read/251441/bola-voli-kulonprogo-

bidik-tiga-

besar.kr&h=600&w=627&tbnid=za8hqXlExB9QXM:&zoom=1&docid=KpdTFOwEuoouDM&e

i=e1MjVbCJG9SLuwSkz4HIDQ&tbm=isch&ved=0CCAQMygGMAY)

3) Net

Ukuran tinggi net putra 2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter.

Gambar 2.4

Net bola voli

(http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-y6FYNQAdntg/UBUBp-

wUrPI/AAAAAAAAAEY/iIF23SJfztw/s1600/net.png&imgrefurl=http://makalahanghia.blogspot.co

m/2012/07/makalah-bola-

voli_29.html&h=264&w=433&tbnid=Q_wBWscDWbndHM:&zoom=1&docid=TQN2PucFP4zitM&e

i=TFwjVaWtM8mSuASs-oGgBg&tbm=isch&ved=0CBsQMygAMAA)

20

b. Pemain

Pada umumnya pemain bola voli terdiri dari tosser (atau setter),

spiker(smash), libero dan defender (pemain bertahan). Setiap tim terdiri dari

10 pemain dengan 6 pemain inti dan 4 cadangan.

Gambar 2.5

Posisi Pemain Bola Voli

(Wikipedia.org, 2014, hlm. 1)

c. Peraturan permainan

Dalam memulai permainan diawali dengan servis oleh regu penyerang

setelah diundi regu mana yang jadi penyerang pertama. Servis harus

melewati net, bola diterima oleh regu lawan dan sentuhan bola maksimal

sebanyak maksimal 3 kali dengan orang yang berbeda setiap sentuhan. Dan

berusaha saling mematikan pertahanan lawan.

d. Teknik dasar permainan bola voli

Teknik dalam bermain bola voli terdiri dari servis, passing atas, passing

bawah, smash dan block.

21

6. Servis Bawah Bola Voli

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus utama adalah servis bawah bola

voli.Mengenai teknik servis atas dalam permainan bola voli dikemukakan Yunus

(1992, hlm. 69) servis ini adalah servis yang sangat sederhana dan diajarkan

terutama untuk pemula. Gerakannya lebih alamiah dan tenaga yang digunakan

tidak terlalu besar.Untuk lebih jelasnya teknik tersebut penulis uraikan berikut ini.

a. Sikap permulaan

Berdiri di daerah servis menghadap lapangan permainan lawan,bagi yang tidak

kaki kidal kaki kiri berada di bagian depan dan bagi yang kidal sebaliknya. Bola

di pegang pada tangan kiri, tangan kanan boleh menggenggam atau dengan

telapak terbuka, lutut agak ditekuk sedikit dan berat badan berada di tengah.

Gambar 2.6

Gerak permulaan servis bawah

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-

qnfQ52KjvGU/TzKh8g4IYEI/AAAAAAAAAC0/7NMucG5inqM/s1600/servis%

252Bbawah%252Bvoli.bmp&imgrefurl=http://denivalin.blogspot.com/&h=236&

w=251&tbnid=WyGjs3fhjFMCIM:&zoom=1&docid=uGh7vwfvBEnBcM&ei=H

VIjVeCsC46OuASOyYGIDg&tbm=isch&ved=0CCYQMygLMAs

22

b. Pelaksanaan

Bola dilambungkan di depan pundak kanan, setinggi 10 sampai 20 cm, pada saat

yang bersamaan tangan kanan ditarik kebelakang, kemudian diayunkan kearah

depan atas dan mengenai bagian belakang bola. Lengan diluruskan dan telapak

tangan atau genggaman tangan ditegangkan.

Gambar 2.7

Gerak pelaksanaan servis bawah

(http://umarhadiwahyu.blogspot.com/2010/12/bola-voli-1.html?m=1)

c. Gerak lanjut

Setelah memukul diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan, dengan

melangkahkan kaki kanan kedepan dan segera masuk kelapangan untuk

mengambil posisi dengan sikap siap normal, siap untuk menerima pengembalian

atau serangan dari pihak lawan.

23

gambar 2.8

gerak lanjutan servis bawah

(http://umarhadiwahyu.blogspot.com/2010/12/bola-voli-1.html?m=1)

Untuk teknik di atas ada yang penting di perhatikan ketika melakukan sevis yaitu

seperti berikut ini:

1) Lambungan bola.

2) Timing lambungan bola dan pukulan terhadap bola harus tepat.

3) Power lengan keras (strongspike) atau lemah (weakspike).

7. Peranan dan Hubungan Power Lengan terhadap servis Bawah Bola Voli

Power merupakan salah satu komponen fisik yang memiliki peran penting

bagi setiap cabang olahraga terutama yang memerlukan daya ledak otot yang

tinggi. ”Poweradalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal

dalam waktu yang amat singkat” (Harsono, 2001, hlm. 24). Pendapat ini juga

ditegaskan oleh Susilawati (2009, hlm. 34) kekuatan elastis (power) adalah

”type/macam kekuatan yang sangat diperlukan dimana otot dapat bergerak cepat

terhadap suatu tahanan”. Adapun pendapat lain tentang power menurut Lutan

(2001, hlm. 71)”Power adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal

secepat mungkin”Jadi, berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dijelaskan

bahwa power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau kombinasi dari

kecepatan kontraksi dan kecepatan gerak, artinya kekuatan dapat dinyatakan

sebagai power apabila dilakukan dengan sangat cepat.

24

Peranan power lengan dalam permainan bola voli yaitu terutama untuk

memukul bola pada saat servis dan smash. Menurut Istyadi (2007, hlm. 29)

”Kekuatan otot lengan yang memadai berpengaruh terhadap pukulan servis bisa

diarahkan sampai ke belakang lapangan lawan”. Sehingga bola harus dipukul

keras dengan mengerahkan power otot lengan. Sedangkan menurut Safari (2009,

hlm. 41) ”Pada olahraga bola voli power ini diperlukan untuk melakukan gerakan-

gerakan yang kuat dan cepat”. Dengan demikian otot lengan memiliki peranan

penting dan memiliki hubungan yang erat dengan hasil servis atas bola voli.

8. Peranan dan HubunganPanjang Lengan terhadap Servis Bawah Bola Voli

Menurut Sukintaka (Koswara, 2013, hlm. 13-14) yang dapat disimpulkan

bahwa tubuh manusia terdiri dari tiga tipe yakni tipe piknis,tipe leptosom dan tipe

atletis.

Tipe Piknis, bentuk tubuh tipe ini memiliki ciri-ciri yang khas yaitu:

a. Badan agak pendek

b. Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar.

c. Leher pendek dan kuat.

d. Lengan dan kaki agak lemah

e. Banyak lemak, sehingga otot-otot dan tulang-tulangnya tidak tampak

nyata.

Tipe leptosom, tipe ini mempunyai ciri-ciri khusus yaitu:

a. Badan langsing kurus.

b. Rongga dada kecil, sempit pipih.

c. Lengan dan tungkai kurus.

d. Muka bulat telur.

e. Berat badan relatif kurang.

Tipe atletis, ciri-ciri yang khas pada manusia yang bertipe ini yaitu:

a. Tulang-tulang dan otot nampak kuat

b. Badan kokoh dan tegap.

c. Memiliki badan yang tinggi.

d. Bahu lebar dan dada besar serta kuat.

e. Muka bulat telur, badan lebih pendek dari pada tipe leptosom.

25

Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung

untuk memperoleh kecepatan gerak lengan. Sedangkan menurut pendapat

Mulyanto dan Jayadinata (2010, hlm. 14) yang peneliti simpulkan bahwa

panjangnya lengan dapat diukur dimulai pangkal gelang bahu sampai dengan

ujung jari terpanjang.

Sudah diketahui bahwa tulang lengan dengan luas panjang,kemudian otot

yang panjang dan langsing serta nampak kuatakan memungkinkan terjadi gerakan

yang cepat dan luas. Karena lengan dengan tuas yang panjang dipengaruhi

kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu sebanding dengan besarnya radius.

Ini sependapat menurut Harsono (Istyadi, 2007, hlm. 29-30) bahwa.

Lengan yang berukuran panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan

gerakan pukulan dan kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu

panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula

kecepatan yang diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta

pukulan awal tersebut dapatsebagai serangan awal yang baik dari garis

belakang.

Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula kecepatan yang diperoleh.

Sehingga dengan lengan yang panjang diperoleh sumbangan dalam pelaksanaan

pukulan bola servis.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil temuan penelitian dan karya tulis sebagai acuan untuk

melakukan penelitian deskriptif, diuraikan sebagai berikut:

1. Sudrajat n., billy agung (2014) hubungan tinggi badan, power lengan, dan

panjang lengan terhadap servis atas bola voli. S1 thesis, Universitas

Pendidikan Indonesia.

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan pemain bola voli yakni

diantaranya faktor fisik, baik secara anatomis yaitu tinggi badan dan panjang

lengan, sedangkan secara fungsional yaitu kemampuan lengan dalam hal daya

ledak ototnya (power).Untuk memperoleh bibit pemain bola voli yang baik perlu

diketahui seberapa besar hubungan faktor-faktor tersebut ikut berpengaruh

terhadap hasil permainan bola voli khususnya dalam pelaksanaan servis

atas.Dukungan tinggi badan, panjang lengan dan power lengan merupakan hal

26

yang dibutuhkan oleh pemain bola voli.Maka, yang menjadi fokus penelitian ini

terdiri dari variabel bebas, yaitu tinggi badan (X1), power lengan (X2), dan

panjang lengan (X3).Sedangkan variabel terikat adalah servis atas bola voli (Y).

Tujuan dari diadakannya penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan-

hubungan dari keseluruhan variabel penelitian.Jumlahsampelpenelitian yang

digunakan berjumlah 26 orang dengan teknik sampling adalah sampling

total.Dalam meneliti masalah hubungan antara tinggi badan, power lengan dan

panjang lengan terhadap servis atas bola voli,menggunakan metode penelitian

korelasional.Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mencari nilai koefesien

korelasi dan signifikansi secara statistik.Adapun instrumen pengambilan data

tinggi badan dengan pengukur tinggi badan, pengambilan data power lengan

melalui tes lempar bola medicine, pengukuran panjang lengan dilakukan dengan

pengukur panjang lengan, dan tes servis atas yang diberikannya skor-skor untuk

sasarannya.Data yang didapatkan kemudian diolah secara statistik dengan

bantuansoftware SPSS v.16 for Windows.Data-data tersebut diuji normalitas

datanya guna mencari tahu normal tidaknya suatu data penelitian.Berdasarkan

perhitungan didapatkan bahwa seluruh data berdistribusi normal.Kemudian

masing-masing diuji korelasi dan signifikansi serta koefesien determinasinya.

Maka berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel tinggi badan sebesar

0,324dengan signifikansi sebesar0,106 dan kontribusi sebesar 10,5% terhadap

servis atas bola voli. Korelasi variabel power lengan sebesar 0,442dengan

signifikansi sebesar0,024 dan kontribusi sebesar 19,5% terhadap servis atas bola

voli. Korelasi variabel panjang lengan sebesar 0,357dengan signifikansi

sebesar0,073 dan kontribusi sebesar 12,8% terhadap servis atas bola voli. Korelasi

variabel tinggi badan dan power lengan sebesar 0,525dengan signifikansi

sebesar0,024 dan kontribusi sebesar 27,6% terhadap servis atas bola voli.

Berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel tinggi badan dan panjang lengan

sebesar 0,362dengan signifikansi sebesar0,198 dan kontribusi sebesar 13,1%

terhadap servis atas bola voli. Berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel

power lengan dan panjang lengan sebesar 0,559dengan signifikansi sebesar0,014

dan kontribusi sebesar 31,2% terhadap servis atasbola voli. Dan korelasi variabel

27

tinggi badan, power lengan, dan panjang lengan sebesar 0,559dengan signifikansi

sebesar0,038 dan kontribusi sebesar 31.2% terhadap servis atas bola voli.

2. Penelitian yang berjudul “Hubungan Power Otot Lengan Terhadap

Kemampuan Servis Bawah Pada Permainan Bola Voli Siswa Kelas VIII

SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014”Yang

disusun oleh Muhammad Jafar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Hubungan

Power Otot Lengan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Permainan Bola

Voli Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran

2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa SMPN 2 Tanah

Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 240

siswa.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra Kelas VIII SMPN 2

Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 20

orang.Teknik penentuan sampel menggunakan teknik Purposive

sampling.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan uji korelasi. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan tes,(1) pengukuran power otot lengan, dan

(2) Tes kemampuan servis bawa. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis korelasi sederhana.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang signifikan

antara power otot lengan dengan kemampuan servis bawah(r = 0,73).Hubungan

antara power otot lengan sebesar 53,29% terhadap kemampuan servis bawah.

Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik uji – t pada taraf signifikan 95 %.

Dari hasil analisis data diperoleh t–Hitung = 5,94 lebih besar dari t- tabel pada

taraf signifikan 95 % = 2,09. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang berarti antara power otot lengan dengan kemampuan servis bawah

pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran

2013/2014.

3. Penelitian yang berjudul hubungan antara panjang lengan, kekuatan

lengan dan keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam

permainan bola voli pada siswa smp negeri 1 barru kabupaten barru yang

disusun oleh : Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar tahun 2013.

28

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) ada hubungan antara panjang

lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli; (2) ada

hubungan antara kekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam

permainan bolavoli; (3) ada hubungan antara keseimbangan dengan kemampuan

passing bawah dalam permainan bolavoli, (4)ada hubungan secara bersama-sama

antara panjang lengan, kekuatan lengan, dan keseimbangan dengan kemampuan

passing bawah dalam permainan bolavoli.

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan

rancangan penelitian "korelasional".Populasinya adalah keseluruhan siswa SMP

Negeri 1 Barru Kabupaten Barru.Sampel yang digunakan adalah siswa putra

sebanyak 60 orang. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara

acak dengan cara undian (Simple Random Sampling). Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis regresi ganda tiga prediktor, analisis koefisien korelasi

person product moment (r), dan analisis korelasi ganda (R) melalui program SPSS

14 pada taraf signifikan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada hubungan yang signifikan

antara panjang lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan

bolavoli , dengan nilai ro sebesar = 0,791; (2) Ada hubungan yang signifikan

antara kekekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan

bolavoli, dengan nilai ro sebesar =0,526; (3) ada hubungan yang signifikan antara

keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli

dengan nilai ro sebesar = 0,347; (4) Ada hubungan yang signifikan secara

bersama-sama antara panjang lengan, kekuatan lengan, dan keseimbangan dengan

kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli; dengan nilai RO sebesar

0,798.

C. Kerangka Berpikir

Pada pelaksanaan permainan bola voli ada berbagai faktor yang dapat

mendukung dalam melakukan servis bawah bola voli. Dalam pelaksanaan teknik

servis bawah bola voli harus memperhitungkan kemampuan kondisi fisik yang

baik selain teknik yang dilakukan oleh pemain. Fisik yang mendukung terhadap

pelaksanaan teknik servis harus dikembangkan, oleh karena itu pelaksanaan servis

29

harus didukung oleh kondisi fisik yang baik. Hal ini diungkapkan oleh

Dwijowinoto (Kurniawan, 2011, hlm. 47) mengungkapkan bahwa:

Latihan adalah peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan

untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan.

Dalam bidang olahraga tujuan akhir latihan adalah untuk meningkatkan

penampilan olahraga.

Power lengan dan panjang lengan merupakan komponen fisik yang pokok

guna servis yang dilakukan oleh pemain bola voli dapat dengan tepat diarahkan

kepada pemain lawan yang relatif lemah atau juga diarahkan kepada pemain

lawan yang relatif lemah atau juga diarahkan ke lapangan lawan yang kosong

sehingga hasilnya angka untuk timnya. Pelaksanaan servis yang didukung oleh

kemampuan fisik dari pemain yang baik akan menghasilkan servis yang tepat

sasaran dan menghasilkan poin yang akan menjadikan timnya menjadi juara,

sehingga jelas sekali power lengan sangat dapat berpengaruh pada keberhasilan

pelaksanaan servis atas. Karena apabila lengan tidak memiliki power lengan yang

baik, hasil servis atas bola voli tidak akan sampai ke daerah lawan melewati net.

Menurut Giriwijoyo dan Sidik (2010, hlm. 19) aspek-aspek kondisi fisik

berupa kesesuaian anatomik atau anatomical fitness disebutkan yakni:

- tinggi badan

- berat badan

- kelengkapan anggota badan

- ukuran berbagai bagian badan

Faktor anatomis lainnya yaitu ukuran berbagai bagian badan yang dalam

kajian ini adalah panjang lengan. Harsono (Istyadi, 2007, hlm. 29-30)

menjelaskan bahwa.

Lengan yang berukuran panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan

gerakan pukulan dan kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu

panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula

kecepatan yang diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta

pukulan awal tersebut dapatseagai serangan awal yang baik dari garis

belakang.

Panjang lengan ini dipertegas oleh Istyadi (2007, hlm. 27-28) dalam

penelitiannya bahwa:

Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung

untuk memperoleh kecepatan gerak lengan. Bahwa tulang merupakan lengan

30

dengan tuas panjang. Kemudian otot yang panjang dan langsing akan

memungkinkan terjadi gerakan yang cepat dan luas. Karena lengan dengan tuas

yang panjang dipengaruhi kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu sebanding

dengan besarnya radius yaitulengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya

makin besar pula kecepatan yang diperoleh.

Maka panjang lengan merupakan komponen fisiologis lainnya yang dapat

mendukung keberhasilan akan pelaksanaan servis bawah bola voli.

Dari komponen-komponen tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.9

Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

PERMASALAHAN

SERVIS BAWAH

BOLA VOLI

DI

TIM BOLA VOLI

SDN TANJUNGJAYA

IDENTIFIKASI

Servis

bawah

bola voli

Panjang

lengan

Power

lengan

ANALISIS DATA

HASIL

PENELITIAN

31

D. Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian “kontribusi panjang lengan dan power lengan

terhadap servis bawah bola voli” dapat dirumuskan bahwa:

1. Power lengan dibutuhkan dalam pelaksanaan servis bawah bola voli

2. Panjang lengan memiliki kontribusi terhadap kecepatan dalam

pelaksanaan memukul bola pada servis bawah bola voli

3. Power lengan sebagai komponen utama dalam pelaksanaan servis bawah

bola voli, sedangkan panjang lengan merupakan komponen pendukung

dalam pelaksanaan servis bawah bola voli

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dan dimaksudkan menjadi

landasan logis dan memberi arah kepada proses pengumpulan data serta proses

penelitian itu sendiri. Hipotesis hendaklah membuat semakin jelas arah pengujian

suatu masalah. Tentang pengertian hipotesis, Arikunto (1996: 67) menjelaskan

sebagai berikut : “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.”Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan suatu pernyataan

yang masih perlu diuji kebenarannya. Berikut ini adalah hipotesis yang penulis

ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Power lengan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasilservis

bawah bola voli.

b. Panjang lengan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil servis

bawah bola voli

c. Power lengan dan panjang lengan memiliki kontribusi yang signifikan

terhadap hasil servis bawah bola voli