24
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Kajian teori akan membahas teori mengenai penanaman karakter, pengertian pedidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, implementasi pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, pengertian ekstrakurikuler, pramuka penggalang dan kegiatan pramuka penggalang. 1. Penanaman Karakter Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penanaman merupakan suatu proses, cara atau menanamkan. Fitri (2012: 20) secara terminologi (istilah) mengartikan karakter sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupanya sendiri. Karakter merupakan sifat yang ada pada diri manusia itu sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Ynag Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan aat istiadat (Fitri, 2012: 20). Menurut Muslich (2011: 71) karakter berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif dan bukan netral. Sehingga orang yang berkarakter adalah orang yang memiliki kualitas moral yang positif. Mulyasa (2011: 3) menyatakan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi bermoral, yang diwujudkan dalam tingkat nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain dan nilai-nilai karakter mulia lainnya. Samani dan Hariyanto (2012: 41) mendefisnisikan karakter sebagai cara berfikir dan berperilaku tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori akan membahas teori mengenai penanaman karakter,

pengertian pedidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, implementasi

pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, pengertian ekstrakurikuler,

pramuka penggalang dan kegiatan pramuka penggalang.

1. Penanaman Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penanaman merupakan suatu

proses, cara atau menanamkan. Fitri (2012: 20) secara terminologi (istilah)

mengartikan karakter sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada

faktor kehidupanya sendiri. Karakter merupakan sifat yang ada pada diri manusia

itu sendiri.

Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas

seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia

yang berhubungan dengan Tuhan Ynag Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan

dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan aat

istiadat (Fitri, 2012: 20).

Menurut Muslich (2011: 71) karakter berkaitan dengan kekuatan moral,

berkonotasi positif dan bukan netral. Sehingga orang yang berkarakter adalah

orang yang memiliki kualitas moral yang positif. Mulyasa (2011: 3) menyatakan

bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi bermoral,

yang diwujudkan dalam tingkat nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung

jawab, hormat terhadap orang lain dan nilai-nilai karakter mulia lainnya.

Samani dan Hariyanto (2012: 41) mendefisnisikan karakter sebagai cara

berfikir dan berperilaku tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

10

lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter

baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggung

akibat dari keputusanya. Lickona (2012: 81) mengartikan karakter yang baik

sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan

dengan diri sendiri dan orang lain.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter

merupakan sifat manusia yang membedakan seseorang dengan orang yang lainya

diwujudkan dalam berbagai tindakan nyata untuk melakukan hal yang baik bagi diri

sendiri maupun orang lain. Sehingga yang dimaksud dengan penanaman karakter

adalah proses pengajaran kepada siswa untuk melakukan berbagai perilaku baik

yang dapat diwujudkan dalam berbagai tindakan nyata yang berguna bagi diri

sendiri dan orang lain.

2. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan

Menurut Mudyaharjo (dalam buku Managemen Pendidikan24 2015:35),

pendidikan dalam pengertian sempit, adalah sekolah atau persekolahan (schooling).

Pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap

anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang

sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas

sosial mereka.

Pendidikan menurut definisi atau luas terbatas adalah usaha dasar yang

dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk

mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan hidup sekarang atau

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

11

yang akan datang. Pendidikan atau pengalaman belajar yang terprogram dalam

bentuk pendidikan formal dan nonformal serta informasi di sekolah maupun luar

sekolah yang berlangsung seumur hidup bertjuan optimalisasi pertimbangan

kemampuan individu agar kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara

tepat (Mudhaharjo, 2002).

Jadi pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran yang

berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah, untuk mempersiapkan peserta didik

agar memiliki kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap

hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.

b. Pengertian Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter merupakan sifat-

sifat kewajiban, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang

lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik, baik itu kemudian

dalam Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 dimaknai sebagai

tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik.

Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar

perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antara manusia. Secara Universal

berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar:

kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation), kebebasan

(freedom), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty), kerendahan hati

(humality), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan

(simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

12

Karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seseorang anak sering kali

tidak jauh dari perilaku ayah dan ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah

“Kacang ora ninggal lanjaran” (Pohong kacang melilit dan menjalar). Kecuali itu

lingkungan, baik lingkungan sosial maupun ligkungan alam ikut membentuk

karakter. Di sekitar lingkungan sosial yang keras seperti Harlem New York, para

remaja cenderung berperilaku antisosial, keras, tega, suka bermusuhan, dan

sebagainya. Sementara itu di lingkungan yang gersang, panas, dan tandus,

penduduknya cenderung bersifat keras dan berani mati. Mengacu dari berbagai

pengertian dan hasil definisi karakter tersebut, serta faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi karakter, maka karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang

membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun

pengaruh lingkungan, yang membedakanya dengan orang lain, serta diwujudkan

dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan ciri khas dari kepribadian

seseorang yang dapat membedakan dengan orang lain, yang berhubungan dengan

pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral, hubungan-hubungan yang

dapat memangun interaksi manusia dengan tuhan, masyarakat, lingkungan, bangsa,

negara dan dirinya sendiri. Sehingga dibutuhkan karakter-karakter baik agar

terjadinya proses kehidupan yang baik pula.

c. Pengertian Pendidikan Karakter

Mulyasa (2014:1), menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan

uapaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin,

dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

13

Dewantara (1967), pernah mengemukakan beberapa hal yang harus

dilaksanakan dalam pendidikan karakter, yakni ngerti-ngroso-nglakoni (menyadari,

menginsyafi, dan melakukan). hal tersebut memiliki arti bahwa pendidikan karakter

merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending

process), sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan

(continous quality improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok masa

depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa. Pendidikan karakter harus

menumbuhkembangkan nilai-nilai filosofis dan mengamalkan seluruh karakter

bangsa secara utuh dan menyeluruh (kaffah). Dalam konteks Negara Kesatuan

Bangsa Republik (NKRI), pendidikan karakter harus mengandung perekat bangsa

yang memiliki beragam budaya dalam wujud kesadaran, pemahaman, dan

kecerdasan kultural masyarakat. Untuk kepentingan tersebut, perlu direvitalisasi

kembali sistem nilai yang mengandung makna karakter bangsa yang berakar pada

Undang-undang Dasar 1945 dan filsafah Pancasila. Sistem nilai tersebut meliputi

ketuhanan, kemanusiaan, persatuan bangsa, permusyawaratan, dan keadilan.

Menurut Fadlillah (2013:16), Pendidikan Karakter terambil dari dua suku

kata yang berbeda, yaitu pendidikan dan karakter. Kedua kata ini memiliki arti

mempunyai makna sendiri-sendiri. Pendidikan lebih merujuk pada kata kerja,

sedangkan Karakter lebih pada sifatnya. Artinya, melalui proses pendidikan

tersebut, nantinya dapat dihasilkan sebuah karakter yang baik.

Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral,

karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah,

tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam

kehidupan, sehingga anak/ peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

14

tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebijakan dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa karakter merupakan

sifat alami seseorang dalam merespon siyuasi secara bermoral, yang diwujudkan

dalam tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat

terhadap orang lain, dan nilai-nilai karakter mulia lainya.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter

adalah suatu pendidikan yang mengajakan siswa tentang hal-hal yang berhubungan

dengan kebaikan yang didasari pada akhlak, sehingga anak tersebut mempunyai

bekal karakter yang baik, contohnya sikap saling tolong menolong, sikap tanggung

jawab pada dirinya sendiri, saling membantu sesama, dan masih banyak lainnya,

itulah pendidikan karakter yang harus dibentuk oleh siswa agar mereka mempunyai

kesadaran akan perilaku yang baik untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

d. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil

pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta

didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar standar

kompetetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter

peserta didik diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan

pengetahuanya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan

nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari

(Mulyasa, 2012)

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

15

Menurut Fadlillah (2013:24), Tujuan pendidikan secara umum adalah

sama.Artinya, tujuan pendidikan harus dapat menjadikan manusia untuk menjadi

lebih baik, serta dapat mengembangkan segala kemampuanya.

Pusat Kurikulum dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian

Pendidikan Nasional (2011), menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah

untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,

bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik berkembang dinamis, berorientasi

ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada

pembentukan budaya sekolah/ madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,

tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktikan oleh semua

warga sekolah/ madrasah, dan masyarakat sekitarnya. Budaya sekolah/ madrasah

merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah/ madrasah tersebut

dimata masyarakat luas.

Menurut Darma Kesuma (2013:24), pendidikan karakter bertujuan untuk,

menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan

perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas

sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. Selain itu, mengoreksi perilaku

peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh

sekolah, serta membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Melihat dari beberapa tujuan pendidikan karakter diatas dapat dipahami

bahwa tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu proses dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

16

hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter serta untuk

membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,

bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik berkembang dinamis, berilmu

pengetahuan teknologi yang semua dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa berdasarkan pancasila.

e. Manfaat Pendidikan Karakter

Manfaat pendidikan karakter diantaranya ialah menjadikan manusia agar

kembali pada fitrahnya, yaitu selalu menghiasi kehidupanya dengan nilai-nilai

kebijakan yang telah digariskan oleh-Nya. dengan adanya pendidikan karakter ini

diharapkan degradasi moral yang dialami bangsa ini dapat berkurang. Tentu hal ini

tidak mudah, membutuhkan perjuangan dan keras dari semua pihak. (Fadlillah

2013: 27)

Manfaat pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian

pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan

seimbang. Muslich (2011: 81).

Berkaitan dengan itu menurut Zubaedi (2013:27), ada beberapa fungsi

diadakanya pendidikan karakter di antaranya adalah sebagai fungsi pembentukan

dan pengembangan potensi, pada fungsi ini pendidikan karakter berfungsi untuk

membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik supaya berfikiran baik,

berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan filsafah hidup pancasila, tiak hanya

itu fungsi perbaikan dan penguatan juga terdapat dalam pendidikan karakter, fungsi

perbaikan dan penguatan dimaksudkan bahwa pendidikan karakter berfungsi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

17

memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan

pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan

potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri

dan sejahtera, serta fungsi penyaring, fungsi yang terakhir dari pendidikan karakter

menurut Zubaedi ialah fungsi penyaringan. Maksudnya, pendidikan karakter

tersebut dimaksudkan untuk memilah budaya angsa sendiri dan menyaring budaya

bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang

bermartabat.

Bila melihat penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa manfaat dari

pendidikan karakter adalah menjadikan peserta didik menjadi seseorang yang

memiliki karakter baik, bahwa pada dasarnya setiap memiliki karakter yang baik,

akan tetapi karakter yang baik itu harus tetap diarahkan dan dibentuk agar karakter

tersebut menjadi suatu kebiasaan yang memiliki nilai kebaikan.

f. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Pada masa Orde Baru, saat kebudayaan masih dikelola oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan di bawah otoritas Direktorat Jendral Kebudayaan,

telah diterbitkan buku saku Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur (1997). Di

antara anggota tim (ada delapan orang anggota termasuk di antaranya Petter J.

Drost, Arief Rachman, dan Anhar Gonggong). Dalam buku itu juga ditegaskan

bahwa budi pekerti dapat dikatakan identik dengan morality (moralitas). Namun

juga ditegaskan bahwa sesungguhnya pengertian budi pekerti yang paling hakiki

adalah perilaku. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang

dicerminkan oleh perilaku. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

18

dicerminkan oleh perilaku. Dalam kaitan ini sikap dan perilaku budi pekerti

mengandung lima jangkauan sebagai berikut: (i) sikap dan perilaku dalam

hubungannya dengan Tuhan, (ii) sikap dan perilaku yang dalam hubunganya

dengan diri sendiri, (iii) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga,

(iv) sikap dan perilak dalam hubungannya dengan masyarakat dan bangsa, (v) sikap

dan perilaku dalam hubunganya dengan alam sekitar.

Dalam publikasi pusat kurikulum, dinyatakan pendidikan karakter berfungsi

(1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berfikiran baik, dan

berperilaku baik, (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang

multikultur, (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan

dunia. Dalam kaitan itu telah diidentifikasi sejumlah nilai pembentuk karakter yang

merupakan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai-nilai yang bersumber dari

agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional tersebut adalah: (1)

Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7)

Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa ingin tahu, (10) Semangat kebangsaan, (11)

Cinta tanah air, (12) Menghargai prestasi, (13) Bersahabat/Komuniatif, (14) Cinta

damai, (15) Gemar membaca, (16) Peduli lingkungan, (17) Peduli sosial, (18)

Tanggung jawab.

Menurut Rifki Afandi (2011:7), deskripsi nilai pendidikan karakter bangsa

adalah sebagai berikut: (1) Religius adalah perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan. (2) Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebgai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan dan pekerjaan. (3) Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

19

perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda

darinya. (4) Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan. (5) Kerja keras adalah perilaku yang

menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar

dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. (6) Kreatif adalah

berfikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan

apa yang telah dimiliki. (7) Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah

tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. (8) Demokratis

adalah cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dan orang lain. (9) Rasa Ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengatahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang

dipelajarinya, dilihat dan didengar. (10) Semangat Kebangsaan adalah cara berfikir,

bertindak dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya.

Selanjutnya yang ke (11) Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap dan

berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

(12) Menghargai Prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan

menghormati keberhasilan orang lain. (13) Bersahabat/ Komunikatif adalah

tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama

dengan orang lain. (14) Cinta Damai adalah sikap, perkataan dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. (15)

senang membaca adalah kebiasaan membiasakan waktu untuk membaca berbagai

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

20

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. (16) Peduli Sosial adalah sikap

dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dna masyarakat

yang membutuhkan. (17) Peduli Lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah keruskaan lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah

terjadi. (18) Tanggung Jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, tehadap diri

sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dna budaya), negara dan Tuhan YME.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai karakter

sangat perlu ditanamkan sejak dini. Ditanamkannya nilai-nilai karakter tersebut

akan berdampak pada kehidupan kelaknya. Nilai-nilai karakter yang saat ini sering

diabaikan oleh orang-orang yaitu penanaman karakter nasionalisme. karakter

dimana manusia mencintai bangsa nya sendiri. Oleh karena itu, peneliti memilih

untuk meneliti tetang penanaman karakter nasionalisme yaitu yang terdiri dari sikap

toleransi, demokrasi, semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai dan peduli

sosial.

3. Ektrakurikuler Pramuka

a. Pengertian Ektrakurikuler

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Kegiatan

Ekstrakulikuler menjelaskan bahwa “Ektrakurikuler adalah kegiatan pendidikan

yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai

perluas dari kegiatan kurikulum dan dilakukan dibawah bimbingan sekolah dengan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

21

tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta

didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Wahjosumidjo (2007:256), kegiatan

ekstrakurikuler, adalah kegiatan-kegiatan siswa di luar jam pelajaran, yang

dilaksanakan di sekolah atau luar sekolah, dengan tujuan untuk memperluas

pengetahuan mamahami keterkaitan antar berbagai mata pelajaran, penyaluran

bakat dan minat, dan dalam rangka usaha untuk meningkatkan kualitas keimanan

dan ketaqwaan para siswa terhadap Tuhan YME, kesadaran berbagsa dan

bernegara, berbudi pekerti luhur, dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakulikuler

adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar yang bertujuan

untuk memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antar berbagai mata

pelajaran dan penyaluran bakat minat peserta didik.

b. Fungsi, Tujuan dan Sasaran Kegiatan Ekstrakurikuler

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Kegiatan

Ekstrakurikuler menjelaskan visi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan

ialah berkembangnya potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian dan

kemandirian peserta didik secara optimal melalui kegiatan-kegiatan di luar kegiatan

di luar kegiatan intrakurikuler. Misi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan

pendidikan ialah untuk menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan

diikuti sesuai dengan keutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta didik, dan untuk

menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan kesempatan kepada

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

22

peserta didik untuk dapat mengekspresikan dan megaktualisasikan diri secara

optimal melalui kegiatan mandiri dan berkelompok.

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi sebagai

pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung

perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan

potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karaktee dan pelatihan

kepemimpinan, di sampig itu terdapat juga fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan

ektrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung

jawab sosial pesrta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktik

keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial, tak hanya itu

kegiatan ektrakurikuler juga dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan

menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan

ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih

menarik lagi bagi peserta didik hal ini termasuk dalam fungsi rekreatif, dan yang

terakhir adalah fungsi persiapan karier, yakni bahwa kegiatan ektrakulikuler

berfungsi untuk mengembangkan kesepian karier peserta didik melalui

pengembangan kapasitas (Dadang, 2014).

Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan ialah

untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik,

selain itu kegiatan ektrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat

peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia

seutuhnya (Dadang 2014).

Adapun prinsip kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

23

Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan

sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing. Prinsip

selanjutnya yakni bersifat pilihan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan

sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela, selanjutnya

adalah keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut

keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-

masing, selaian itu adalah menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler

dilaksanakan dalam suasana yang mengembirakan bagi peserta didik, tidak hanya

itu membangun etos kerja juga menjadi prinsip kegiatan ekstrakurikuler bahwa

kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip

membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan

giat, dan yang terakhir adalah kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan

ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak melupakan

kepentingan masyarakat.

Selain itu sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas,

ekstrakurikuler mempuyai fungsi dan tujuan sebagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan

hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta,

selanjutnya adalah sebagai upaya menyalurkan dan mengembangkan potensi dan

bakat pesera didik agar dapat menjadi manusia yang berkrativitas tinggi dan penuh

dengan karya, kemudian melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan dan

tanggung jawab dalam menjalankan tugas, mengembangkan etika dan akhlak yang

mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan

diri sendiri, fungsi dan tujuan selanjutnya adalah mengembangkan sensitivitas

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

24

peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial keagamaan sehingga

menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan sosial keagamaan, selanjutnya

memberikan bimbingan dan arahan seta pelatihan kepada peserta didik agar

memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil dan yang terakhir

adalah memberikan peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk

komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.

c. Pengertian Pramuka

Gerakan Pramuka Indonesia merupakan nama dari organisasi pendidikan di

luar sekoah sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan yang

dilaksanakan di Indonesia. Gerakan pramuka sebagai organisasi kepemudaan yang

mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan pendidikan di luar sekolah untuk

meyiapkan generasi muda sebagai tunas bangsa, sebaga pandu pertiwi untuk

penerima tongkat estafet perjuangan para pendahulunya dalam melanjutkan

perjuangan bangsa untuk mencapai cita-cita bangsa mencapai masyarakat yang adil

dan makmur, Ratna (2011:55).

Gerakan muda sebagai penerus bangsa harus mempunyai bekal rasa

kebangsaan agar dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Di tangan merekalah masa depan bangsa ini ditentukan. Hanya dengan

pemuda yang sehat jiwa dan raganya serta sadar terhadap rasa kebangsaanlah

terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dipertahankan dan maju demi

terciptanya kesejahteraan rakyat.

Menurut Jana T.dkk (2011:17), sifat gerakan ramuka adalah sebagai

organisasi Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia sebagai lembaga pendidikan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

25

nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, selain itu gerakan

pramuka juga organisasi pendidikan yang keanggotaanya bersifat sukarela, tidak

membedakan suku, ras, golongan dan agama, gerakan pramuka bukan organisasi

kekuatan sosial politik, bukan bagian dari salah satu organisasi kuatan sosila politik

dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis, gerakan pramuka juga ikut serta

membantu masyarakat dalam melaksanakan pendidikan bagi kaum muda,

khususnya pendidikan nonformal diluar sekolah dan di luar keluarga, dan yang

terakhir gerakan pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk

memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan beriadat menurut agama dan

kepercayaan itu (Pasal 7 AD Gerakan Pramuka).

Dapat disimpulkan bahwasanya pramuka adalah kegiatan organisasi Gerakan

Kepanduan Nasional Indonesia sebagai lembaga pendidikan nonformal yang

menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, tujuanya adalah untuk

mengembangkan pendidikan luar sekolah untuk menyiapkan generasi muda

sebagai tunas bangsa, sebagai pandu pertiwi untuk menerima tongkat estafet

perjuangan para pendahulunya dalam melanjutkan perjuangan bangsa mencapai

masyarakat yang adil dan makmur.

d. Pengertian Kepramukaan atau Pendidikan Pramuka

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan

sekolah dan luar lingkungan keluarga dalam kegiatan menarik, menyenangkan,

sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar

Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan

watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

26

kepaduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan

masyarakat dan bangsa Indonesia, Ratna (2011:57).

Menurut Jana T.dkk (2011:20), Pendidikan Kepramukaan adalah proses

pendidikan yang praktis, di luar sekolah dan di luar keluarga yang dilakukan di alam

terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat,

teratur, dan terarah, dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode

Pedidikan Kepramukaan, yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya kepribadian,

watak , akhlak mulia dan memiliki kecakapan hidup.

Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan Kepramukaan adalah

merupakan proses pembinaan dan pengembangan potensi kaum muda agar

menjadi warganegara yan berkualitas serta mampu memberikan sumbangan

positif bagi kesejahteraan dan kedamaian msyarakat, baik nasional maupun

internasional.

Pendidikan Kepramukaan juga memiliki fungsi sebagai: permainan (game)

yang menarik, menyenangkan dan menantang serta mengandung pendidikan bagi

peserta didik, sebagai sarana pengabdian bagi anggota dewasa, dan juga

pengembangan generasi muda bagi masyarakat.

Adapun sifat Pendidikan Kepramukaan adalah terbuka, artinya dapat

didirikan seluruh Indonesia dan diikuti oleh warga Negara Indonesia tanpa

membedakan suku, ras dan agama, universal yakni tidak terlepas dari idealisme

prinsip dasar dan metode Pendidikan Kepramukaan Sedunia, kemudian patuh dan

taat terhadap semua peraturan dan perundang-undagan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan yang terakhir non politik maksudnya bukan organisasi kekuatan

sosial politik dan bukan bagian dari salah satu dari kekuatan organisasi sosial

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

27

politik, seluruh jajaran gerakan pramuka tidak dibenarkan ikutserta dalam kegiatan

politik praktis dan secara pribadi anggota Gerakan Pramuka dapat menjadi anggota

organisasi sosial politik.

Jadi berdasarkan pendapat diatas pendidikan kepramukaan adalah proses

pendidikan menggunakan cara kretif, rereatif dan edukatif dalam mencapai sasarn

tujuanya. Melalui kegiatan yang menarik dan menyenangkan tidak menjemukan,

penuh tantangan serta sesuai dengan bakat dan minat.

e. Pengertian Ekstrakurikuler Pramuka

Ekstrakurikuler Pramuka adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam

belajar sebagai wahana pengembangan pribadi peserta didik yang menyenangkan,

sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar

kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentuk watak, akhlak dan budi pekerti

luhur. Kegiatan ini memungkinkan siswa menggunakan dan mengisi waktu

senggangnya secara berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan

perkembangan masing-masing Kompri (2015: 231). Kegiatan pramuka merupakan

salah satu bentuk pendidikan nonformal yang anggotanya bersifat sukarela.

Jadi ekstrakurikuler pramuka adalah kegiatan yang dilakukan sebagai

wahana pengembangan pribadi peserta didik melalui berbagai aktivitas secara

menyenangkan, kreatif, dan edukatif, serta mengajarkan kemandirian, kedisiplinan

bagi peserta didik.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

28

f. Pendidikan Kepramukaan untuk Golongan Penggalang

Dian Febriatmaka (2015: 39), menyatakan bahwa nama Penggalang diambil

dari kiasan dasar yang bersumber pada perjuangan para pemuda Indonesia dari

kiasan dasar yang bersumber pada perjuangan para pemuda Indonesia dalam

“menggalang” persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut terjadi pada tahun 1928.

Golongan Pramuka Penggalang memiliki tiga tingkatan yang terdiri atas:

penggalang ramu, penggalang rakit, dan penggalang terap. Pramuka Penggalang

adalah peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang termasuk dalam kelompok

kanak-kanak akhir yang sedang memasuki usia remaja serta sedang menunggu

masa dewasa. Pramuka Penggalang memiliki beberapa karakteristik, diantaraya

adalah: sangat bangga bila mendapatkan pujian, gemar berpetualang, suka

berkelompok dengan teman sebaya, bangga apabila diberi tanggung jawab, bangga

diperlakukan atau di samakan dengan orang dewasa, suka ingin bergerak, ingin

menjadi yang terbaik dan menyukai hal-hal baru.

Kode kehormatan bagi pramuka penggalang ada dua, yaitu Trisatya dan

Dasadharma. Trisatya adalah janji Pramuka Penggalang yang mengikat diri pribadi

demi kehormatanya yang dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual,

emosional, sosial, intelektual, dan fisik. Trisatya merupakan janji yang diucapkan

secara sukarela oleh calon anggota dan calon pengurus Gerakan Anggota pada saat

yang pelantikan menjadi anggota atau pengurus.

Dian Febriatmaka (2015:41), menjelaskan di dalam Gerakan Pramuka

kehidupan anak pada usia Penggalang dimasukkan kelompok kecil yang diseut regu

yang berarti gardu atau pangkalan untuk meronda. Setiap regu beranggotakan 6-8

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

29

anak. Setiap regu memiliki pemimpin regu dan wakil pemimpin regu yang dipilih

salah seorang anggota regunya berdasarkan musyawarah regu.

Setiap Regu memiliki nama regu dan bendera regu. Nama regu merupakan

simbol kebanggan regu yang diambil dari cerminan sifat-sifat baik yang menonjol.

Penggalang putra menggunakan lambang binatang sebagai nama regu, sedangkan

penggalang putri menggunakan simol bunga, kemudian di lukiskan dalam bendera

regu. Bendera regu merupakan kebanggan regu yang senantiasa dibawa dalam

setiap kegiatan Penggalang.

Jadi berdarasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Golongan

Pramuka Penggalang adalah peserta didik dalam gerakan pramuka yang duduk di

kelas 4-6 sekolah dasar dan memiliki berbagai macam karakteristik yang ada pada

dirinya. Golongan Penggalang biasanya dimasukan dalam kelompok kecil yang

bernama Regu.

g. Kegiatan Pramuka Penggalang

Kegiatan Penggalang adalah kegiatan yang selalu berkarakter, dinamis,

progresif, dan menantang. Materi untuk kegiatan penggalang perlu dikemas

sehingga memenuhi 4 H sebagaimana yang dikemukakan oleh Baden Pawell, yaitu

Health, Happiness, Hepfulness, Handicraft. Pramuka peggalang memiliki berbagai

kegiatan yang dapat membentuk karakter siswa antara lain (1) upacara penggalang,

(2) sandi, (3) kompas dan peta, (4) pionerring, (5) baris berbaris, (6) penafsiran, (7)

memplajari cuaca, (8) permaianan, (9) mendirikan tenda, (10) senam olahraga, (11)

lagu dan tarian, (12) penjelajahan, (13) kepemimpinan penggalang, (14) kemah

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

30

bakti penggalang dan (15) pengisian SKU, SKK, SKG Penggalang (Kwatir

Nasional Gerak Pramuka, (2014: 143).

B. Penelitian Relevan

Penelitian terdahulu mengenai pelaksanaan pendidikan karakter nilai

sebelumnya dilakukan oleh Afri Ningsih (2015) dengan judul “Pelaksanaan

Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakulikuler Pramuka Kelas V SDN Mojolangu 02

Malang”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan pendidikan karakter melalui ekstrakulikuler pramuka dan apa saja

hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui

ekstrakulikuler pramuka. Kesimpulan dari penelitia ini adalah bahwa pelaksanaan

pendidikan karaketer di SDN Mojolangu 02 Malang terdapat tiga tahapan: tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Tahap perencanaannya adalah

dilakukan dengan melaksanakan nilai-nilai pendidikan karakter, perencanaan

dicatatan buku disesuaikan dengan kondisi lapangan, bukan dengan menggunakan

RPP maupun silabus. Tahap pelaksanaanya adalah selama kegiatan pramuka ini

berlangsung mulai dari kegiatan pembukaan, hingga penutup. Tahap evaluasi

adalah melalui kegiatan ekstrakulikuler pramuka tidak dilakukan evaluasi terhadap

nilai karakter yang dilaksanakan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya

adalah sama-sama meneliti pendidikan karakter yang dilakukan melalui kegiatan

ekstrakulikuler pramuka, sedangkan perbedaanya adalah terletak pada objek dan

subjeknya

Penelitian terdahulu yang kedua dilakukan oleh M. Jihan Baitorus (2016)

dengan judul “Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Pembentukan Karakter

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

31

Siswa di MAN Yogyakarta 3”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui

dan mendeskripsikan tentang pelaksanaan pembentukan karakter siswa di MAN

Yogyakarta 3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembentukan karakter

dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yakni seperti baris-berbaris, upacara,

permainan dan perkemahan dengan karakter yang didapatkan adalah seperti

disiplin, tanggung jawab, kepemimpinan. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian saya adalah sama-sama melakukan penelitian pendidikan karakter, dan

letak perbedaanya adalah pada objek yang diteliti.

Penelitian terdahulu yang ketiga adalah Penelitian yang sudah dilakukan

oleh Marzuki (2016) dengan judul “Pembentukan karakter melalui kegiatan

kepramukaan di MAN 1 yogyakarta ” menunjukkan bahwa peran Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pembentukan karakter melaluikegiatan kepramukaan di MAN

1 Yogyakarta dilakukan melalui peran pembina pramuka sebagai mitra atau

pembimbing, memberikan dukungan dan memfasilitasi siswa dengan kegiatan yang

modern, menarik, dan menantang. Metodenya antara lain: pengamalan kode

kehormatan pramuka padasetiap kegiatan; kegiatan belajar sambil melakukan,

berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi; kegiatandi alam terbuka seperti

perkemahan; penghargaan berupa tanda kecakapan bantara dan laksana;

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.umm.ac.id/35605/3/jiptummpp-gdl-afiqkamali-49421-3-babii.p… · Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai

32

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Siswa kurang

memiliki sikap

disiplin, toleransi,

peduli lingkungan

Karakter siswa belum

terlihat

Pembentukan

karakter siswa

melalui guru pembina

pramuka

Metode

pengumpulan data :

Observasi,

wawancara,

dokumentasi

Pelaksanaan penanama karakter melalui kegiatan

ekstrakurikuler pramuka, Nilai-nilai yang diterapkan melalui

kegiatan ekstrakurikuler pramuka, Faktor pendukung dan

penghambat pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan

manfaat penanaman karakter yang dilakukan pada kegiatan

ekstrakurikuler pramuka

Analisis Data :

Pengumpulan data,

reduksi data, penyajian

data, evaluasi data

Religius, toleransi, disiplin, demokrasi, kreatif,

semangat kebangsaan, cita tanah air, peduli sosial,

peduli lingkungan dan menghargai pendapat