Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
a. Pengertian Pembelajaran IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dikenal di Indonesia
sejaktahun 1970 sebagai salah satu nama mata pelajaran pada pendidikan
dasarhingga nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan
istilah “social studies”. Sardjiyo (2009:26) mengungkapkan bahwa IPS
merupakan bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala
dan masalah sosial dimasyarakat dengan meninjau berbagai aspek dalam
kehidupan.
Pembelajaran IPS disekolah dasar yaitu agar siswa memiliki
kemampuan antara lain: mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar
untuk berpikir logis dan kritis, mempunyai rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial, memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,
memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional dan global
(Depdiknas, 2006:575)
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan mata pelajaran lainnya, tidak terkecuali mata pelajaran Ilmu
12
Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SD memiliki jumlah karakteristik tertentu,
yang antara lain seperti berikut: IPS merupakan perpaduan dari berbagai
disiplin ilmu sosial antara lain: Sosiologi, Geografi, Ekonomi Dan Sejarah.
Materi bagian IPS terdiri atas sejumlah konsep, prinsip dan tema yang
berkenaan dengan hakekat kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan IPS adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam
rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta
didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah. Luasnya kajian IPS ini
mencakup berbagai kehidupan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah
maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini. Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran pokok pada
jenjang pendidikan dasar. Keberadaan siswa dengan status dan kondisi
sosial yang berbeda-beda tentunya akan menghadapi masalah yang
berbeda pula dalam perjalanan hidupannya. Oleh karena itu, pembelajaran
IPS sangatlah penting karena materi-materi yang didapatkan siswa di
sekolah dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih bemakna ketika
siswa berada di lingkungan masyarakat, baik di masa sekarang ataupun di
masa yang akan datang. IPS berperan penting dalam pendidikan di SD
karena sifat sosial yang ditularkan melalui materi-materi tentang
kehidupan bermasyarakat.
13
b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humoniora, serta kegiatan dasar menusia yang
diorganisasikan, disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk
tujuan pendidikan (Somantri dalam Sapriya, 2009:11). Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan mata pelajaran hasil perpaduan ilmu-ilmu sosial.
Sudiharjo (dalam Hidayati, 2008:1-7) IPS merupakan hasil kombinasi atau
hasil pemfusian atau perpaduan dari jumlah mata pelajaran seperti:
geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, dan politik. Mata
pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, sehingga dipadukan
menjadi bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
c. Tujuan Pembelajaran IPSdi Sekolah Dasar
Gross (Trianto, 2010:173) mengemukakan bahwa pendidikan IPS
bertujuan untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik
dalam kehidupannya di masyarakat. IPS juga bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam
mengambil keputusan pada setiap soal yang dihadapi.
Senada dengan pendapat diatas kosasi (Trianto,2010:173)
menjelaskan bahwa pendidikan Ilpmu Pengetahuan Sosial membantu
siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga akan
menjadikan semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial
masyarakat.
14
Selain pendapat diatas, Awan Mutakin (Supardi, 2011:185)
mengemukakan bahwa tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah
mengembangkan siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental yang positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan ketrampilan mengatasi setiap masalah
terjadi sehari-hari dikehidupannya.
2. Definisi Hasil Belajar
a. Hasil Belajar
Secara sederhana, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.
Pengertian hasil belajar dipertegas oleh Nawawi (dalam Susanto,
2012:5) hasil belajar siswa dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari mata pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Pendapat lain menurut Sudjana (2012:22), hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.
Berdasarkan pendapat yang telah diparkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
15
menerima pelajaran dari guru. Perubahan perilaku kemampuan pada diri
seseorang sebagai akibat tindak belajar yang mencakup aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotor.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Wasliman (dalam susanto, 2012:9) hasil belajar yang
diperoleh oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang memengaruhinya, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Secara perinci uraian mengenai faktor internal dan eksternal,
sebagai berikut.
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
siswa, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, kebiasaan belajar serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal
Faktor yang bersal dari luar diri siswa yang memengaruhi hasil
belajar siswa yaitu : keluarga, sekolah dan masyarakat. Kurangnya
perhatian dari orang tua dapat sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa karena perhatian orang tua penting setiap hari lebih banyak
dihabiskan waktu bersama keluarga.
16
e. Materi Aktivitas Masyarakat Berdasarkan Potensi Alam.
Materi difokuskan pada bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam yang ada didaerahnya. Kegiatan
ekonomi adalah kegiatan-kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa
yang bernilai ekonomi. Dalam kehidupan masyarakat tentu sering
menemui orang-orang yang melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan
ekonomi terdiri atas kegiatan produksi, kegiatan distribusi, dan kegiatan
konsumsi.
Dalam mengembangkan materi ini terdapat suatu standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang menjadi landasan untuk mengembangkan
materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi
dasar untuk penilaian. Selanjutnya untuk merancang kegiatan
pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan
standar penilaian.
Tabel 2.1 SK dan KD IPS Kelas IV Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2.1. Mengenal sumber daya
alam, kegiatan ekonomi
dan kemajuan teknologi
di lingkungan kabupaten
/ kota dan provinsi
2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan
dengan sumber daya alam dan potensi lain di
daerahnya
2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi,
komunikasi, dan transportasi sertapengalaman
menggunakannya.
2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
17
1. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi adalah kegiatan yang menghasilkan barang
atau kegiatan mengolah barang agar dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan.
Gambar 2.1 Kegiatan Produksi
2. Kegiatan Distribusi
Kegiatan distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang dari
produsen ke konsumen. Jika produsen langsung berhubungan langsung
dengan konsumen disebut distribusi langsung.Tapi jika produsen
menjual barangnya kepada pedagang disebut distribusi tidak langsung.
Gambar 2.2 Kegiatan Distribusi
3. Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi adalah kegiatan menggunakan atau
menghabiskan hasil produksi. Kegiatan konsumsi merupakan kegiatan
terakhir dalam kegiatan ekonomi.
Gambar 2.3 Kegiatan Konsumsi
18
Kegiatan Ekonomi yang Berkaitan dengan Sumber Daya Alam.
1. Pertanian, Penduduk Indonesia sebagian besar adalah petani. Oleh
karena itu Indonesia disebut negara agraris.
2. Perkebunan, Berbagai macam hasil kebun dapat dihasilkan di tanah
air Indonesia. Seperti teh, kopi, coklat, karet, pala, lada, dan cengkeh.
Hal ini disebabkan tanah-tanah di Indonesia yang subur. Sehingga
cocok untuk tanaman perkebunan.
3. Peternakan, hasil dari sektor peternakan antara lain daging, susu,
dan telur. Hasil peternakan dapat dinikmati untuk kebutuhan pangan.
Selain itu dapat juga dijadikan bahan baku industri.
4. Perikanan, sebagian besar wilayah Indonesia berupa perairan.
Maka bangsa Indonesia mempunyai hasil laut yang banyak. Hasil laut
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
5. Kehutanan, hutan merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Manfaat hutan misalnya penghasil kayu, mencegah
banjir, dan erosi. Manfaat lain adalah sebagai objek wisata dan paru-
paru dunia.
6. Pertambangan bumi Indonesia mengandung banyak bahan
tambang. Berbagai bahan tambang di antaranya emas, perak, minyak
bumi, dan batu bara. Berbagai bahan tambang tersebut sangat
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Hasil tambang
merupakan sumber pendapatan negara yang besar.
19
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum di
Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan kurikulum
berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini
merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau
yang kita kenal dengan KBK (Kurikulum 2004).
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat kita lihat dari
Standar Isi (SI) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP), yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang
selanjutnya SI dan SKL itu harus dijadikan salah satu rujukan dalam
pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan, sedangkan KBS
merupakan salah satu prinsip pengembangan yang dirancang untuk
memberdayakan daerah dan sekolah merencanakan, melaksanakan dan
mengelola serta menilai proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan
karakeristik satuan pendidikan serta daerah dimana sekolah itu berada.
4. Model Pembelajaran Quantum Teaching
1. Konsep Dasar Quantum Teaching
Bobbi DePorter (2007:5), Quantum adalah interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya. Maksudnya adalah dalam quantum teaching
terdapat pengubahan beramacam-macam interaksi yang ada di dalam
kegiatan pembelajaran. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur
belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Mengubah
20
kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang bermanfaat
bagi kemajuan mereka sendiri dan bagi orang lain dalam belajar secara
efektif dan efisien.
Dalam penelitian ini pemilihan model quantum teaching
dikarenakan dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
bagaimana cara merancang pembelajaran, menyampaikan bahan
pembelajaran, dan bagaimana menyederhanakan proses belajar sehingga
dapat memudahkan belajar siswa.
2. Asas Quantum Teaching
Udin Saefudin (2008:127) menjelaskan bahwa terdapat dua hal
utama yang digunakan dalam pembelajaran quantumguna mewujudkan
energi guru dan siswa menjadi cahaya belajar yaitu percepatan belajar
melalui usaha sengaja untuk mengikis hambatan-hambatan belajar
tradisional dan fasilitas belajar yang mempermudah belajar. Percepatan
belajar dan fasilitas belajar ini akan mendukung asas utama yang
digunakan dalam pembelajaran quantum.
Bobbi DePorter (2007:6) mengemukakan bahwa asas utama yang
melandasi pembelajaran quantum, yaitu “Bawalah Dunia Mereka Ke
Dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.” Asas tersebut
mengingatkan bahwa betapa pentingnya memasuki dunia siswa sebagai
langkah pertama dalam sebuah pembelajaran. Memahami dunia dan
kehidupan siswa merupakan hak bagi guru untuk memimpin, menentukan
dan mempermudah perjalanan siswa dalam meraih hasil belajar dan
menuju kesadaran ilmu pengetahuan yang lebih luas.
21
Dalam penelitian ini salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
mengaitkan apa yang diajarkan oleh guru dengan peristiwa, perasaan dan
tindakan yang diperoleh siswa baik itu terbentuk, maka guru dapat
membawa siswa ke dalam dunia guru dan memberikan pemahaman
tentang bagaimana isi dunia itu. Isi dunia itu merupakan materi
pembelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan perkembangan, bakat dan
minat serta kemampuan siswa.
Setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran layak
untuk dirayakan. Dengan perayaan ini diharapkan dapat memberi umpan
balik dan motivasi untuk kemajuan peningkatan hasil belajar selanjutnya.
Langkah ini harus diterapkan agar keinginan siswa untuk belajar akan
tumbuh dan berkembang. Siswa akan merasa dihargai dengan diberikan
suatu reward atas prestasi yang diperoleh.
3. Strategi Pengajaran Quantum Teaching
Bobby DePorter (Udin Saefudin, 2008: 129) mengembangkan
strategi pembelajaran quantum melalui istilah TANDUR. Istilah
TANDUR merupaka singkatan dari Tumbuhkan, Alami, Demonstrasikan,
Ulangi, dan Rayakan yaitu:
a. Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan menunjukkan manfaat yang akan
diperoleh dari apa yang telah dipelajari terhadap kehidupan siswa yang
dikenal dengan istilah AMBAK (Apa Manfaatnya Bagi Ku). Untuk
menumbuhkan minat guru harus memberikan apersepsi yang cukup
sehingga sejak awal siswa telah termotivasi untuk belajar.
22
b. Alami
Menciptakan dan memberikan pengalaman nyata kepada siswa
dengan memberikan kesempatan siswa untuk mencoba secara
langsung sehingga akan memperoleh pengalaman dalam proses
belajarnya.
c. Namai
Memberikan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan metode
lainnya yang dapat memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami
apa yang mereka pelajari. Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan
keingintahuan siswa. Penamaan merupakan saat untuk mengajarkan
konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar.
d. Demonstrasikan
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
kemampuan yang telah diperoleh selama proses pembelajaran.
e. Ulangi
Memberikan kesempatan siswa untuk mengulangi apa yang telah
dipelajarinya sehingga setiap siswa merasakan langsung dimana kesulitan
hingga akhirnya datang keberhasilan.
f. Rayakan
Memberikan pengakuan atas usaha dan keberhasilan siswa
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya melalui perayaan. Sesuai dengan
strategi model pembelajaran quantum teaching, Dalam penelitian ini
kegiatan proses pembelajaran dilaksanakan dengan strategi
TANDUR(Tumbuh, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi dan Rayakan).
23
Selanjutnya memberikan konsep yang dapat memudahkan siswa dalam
mengingat dan memahami materi yang mereka pelajari, memberikan
kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan dan mempresentasikan
hasil tugas, mengulangi materi yang telah dipelajari, dan memberikan
penghargaan atas keberhasilan siswa dalam belajar serta menyelesaikan
tugasnya melalui perayaan tepuk tangan atau pujian.
4. Unsur-unsur Quantum Teaching
Menurut Udin Saefudin (2008:130), quantum teaching adalah
salah satu model pembelajaran yang terdiri dari dua unsur pokok, yaitu
konteks dan isi. Oleh karena itu, guru harus mampu mengorkestrasi
kedua unsur pokok tersebut. Konteks berkaitan dengan lingkungan
pembelajaran, sedangkan isi berkaitan dengan isi pembelajaran.
Mengorkestrasi kesuksesan belajar melalui lingkungan pembelajaran.
Dimensi konteks dalam quantum teaching dapat dikelompokkan
menjadi 4 bagian, yaitu:
1) Suasana belajar yang menggairahkan
Seorang guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang memberdayakan siswa. Sehingga guru perlu memahami dan
menerapkan aspek-aspek pembelajaran quantum untuk menciptakan
suasana yang dinamis dan menyenangkan dalam belajar.
2) Landasan yang Kukuh
Menegakkan landasan yang kukuh dalam quantum teaching
dapat dilakukan dengan cara mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran, mengukuhkan prinsip-prinsip keunggulan, meyakini
24
kemampuan diri dan kemampun siswa, kesepakatan, kebijakan,
prosedur, dan peraturan serta menjaga komunitas belajar tetap
tumbuh dan berjalan.
3) Lingkungan yang Mendukung
Lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap kemampuan
siswadalam memusatkan perhatian dan menyerap informasi
sebanyakbanyaknya. Dalam quantum teaching guru berkewajiban
menata lingkungan untuk mendukung situasi belajar yang dilakukan.
4) Perancangan pengajaran yang dinamis
Gaya belajar kinestetik akan berhasil dalam belajar melalui
gerakan seperti praktik laboratorium, demonstrasi, simulasi dan
bermain peran.
5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Quantum Teaching
Dalam pembelajaran quantum teaching memiliki langkah-langkah
yang harus dimiliki dan diterapkan oleh guru dalam proses belajar
mengajar dikelas agar hasil dari model tersebut dapat terlihat hasilnya.
Langkah-langkah model quantum teaching antara lain :
a. Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan
bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur, jadi pendengar yang baik,
dan selalu gembira (tersenyum).
b. Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan atau
menggembirakan. Ini karena “learning is most effective when it’s
fun”. Kegembiraan di sini berarti bangkitnya minat, adanya
25
keterlibatan penuh, serta terciptanya makna pemahaman (penguasaan
atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri
peserta didik.
c. Lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bisa membawa
kegembiraan.
d. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat
dan berpengaruh kuat pada proses belajar.
e. Memutar musik klasik ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Namun sekali-kali akan diputarkan instrumental dan bisa diselingi
jenis musik lain untuk bersenang-senang dan jeda selama
pembelajaran.
f. Semua peserta didik diusahakan untuk memiliki modul/buku sumber
belajar lainnya dan buku yang bisa dipinjam dari perpustakaan. Tidak
diperkenankan guru mencatat/menyuruh siswa untuk mencatat
pelajaran di papan tulis.
g. Dalam melakukan penilaian guru harus berorientasi pada
acuan/patokan, ketuntasan belajar dan variasi metode
penelitian(Shoimin,2014:142).
6. Konsep TANDUR Sebagai Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana
mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu yang dalam
pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-siswa, sumber belajar yang
26
digunakan dalam mewujudkan kondisi atau sistem lingkungan yang
menyebabkan terjadinya belajar pada siswa.
Setiap model pembelajaran memiliki sintaks atau langkah-langkah
yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Sintaks. Langkah pelaksanan
model pembelajaran TANDUR sebagai berikut :
T : Tumbuhkan
Menumbuhkan minat belajar siswa yaitu menjalin interaksi dengan
siswa dan meyakinkan mereka mengapa harus mempelajari materi ini
menumbuhkan minat belajar siswa yaitu dengan menjalin interaksi dengan
siswa dan menyakinkan mereka mengapa harus mempelajari materi ini.
menumbuhkan minat belajar siswa yaitu dengan menjalin interaksi dengan
siswa dan menyakinkan mereka mengapa harus mempelajari materi ini.
A = Alami
Konsep-konsep yang abstrak disajikan menjadi nyata, maka guru
perlu membuat siswa mengalami langsung hal-hal yang dipelajari. Untuk
melaksanakan langkah ini guru memanfaatkan internet.
N = Namai
Ketika minat dan perhatian telah tumbuh dan berbagai pertanyaan
muncul dalam pikiran siswa, maka pada saat itu guru memberi informasi
atau konsep yang diinginkan, di sini disebut dengan langkah penamaan.
Dengan langkah penamaan ini diharapkan akan menjawab tuntas keraguan
dan berbagai pertanyaan ketika masih pada tahap mengalami.
27
D = Demontrasikan
Saat siswa belajar sesuatu yang baru dan mereka diberi pengalaman
dan ditunjukkan konsep yang benar (Penamaan) dan diberi kesempatan
untuk berbuat (Demontrasi).
U = Ulangi
Memperoleh pengetahuan hanya dengan jalan mengalami satu kali
saja atau diingat setengah-setengah jelas akan mudah sekali terlupakan dan
bahkan tidak akan menetap dalam ingatan siswa, sebaliknya pengetahuan
dan pengalaman yang sering diulang-ulang akan menjadi pengetahuan
yang tetap dan dapat digunakan kapan saja.
R = Rayakan
Ekspresi kelompok yang telah berhasil, misalnya dengan bertepuk
tangan atau bernyanyi.
7. Langkah Penerapan Quantum Teaching dengan Strategi TANDUR.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan penerapan model
pembelajaran quantum teaching yaitu orkestrasi bermacam-macam interaksi
yang ada didalam dan disekitar momen belajar. Dimana keaktifan siswa kelas
diarahkan menuju hal-hal yang positif dan bermanfaat. Untuk penerapan
dalam pembelajaran diperlukan strategi agar pelaksanaan model tersebut
tercapai tahapannya yaitu Tumbuh, Alami, Namai, Demonstrasikan,
Ulangi, dan Rayakan (TANDUR). Metode ini sangat jelas manfaatnya
ketika diterapkan dalam kelas yang memiliki siswa dengan tingkat
antusiasme belajar yang rendah. TANDUR ditujukan untuk meningkatkan
28
minat siswa dalam belajar sehingga proses penyampaian materi dapat
berjalan dengan baik. Dalam tahap ini, guru berperan penting dalam
menumbuhkan minat belajar peserta didiknya, agar nantinya dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu dari diri siswa sehingga mampu
meningkatkan minat belajar dari peserta didik tersebut. Penumbuhan minat
siswa untuk belajar dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Dapat dilakukan dengan cara rolling tempat duduk setiap
pertemuan, penempelan gambar-gambar, penampilan video (baik yang
sesuai dengan materi maupun video lain untuk menumbuhkan minat dan
motivasi siswa).
8. Model Pembelajaran Quantum Teaching dalam Pembelajaran IPS SD.
Pada proses pembelajaran IPS dikelas IV guru harus memegang
prinsip dan strategi quantum teaching sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang
menggairahkan dan bermakna bagi siswa. Sesuai dengan asas utama
quantum teaching, yaitu “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan
Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”, guru harus bisa memposisikan
diri sebagaiteman bagi siswa. Hal itu penting dilakukan agar guru bisa
memasuki dunia siswa sehingga guru bisa dengan mudah membawa
dunianya ke dalam dunia siswa. Seperti pada penelitian ini guru
mengaitkan materi kegiatan ekonomi berdasarkan sumber daya alam
dengan kehidupan sehari-hari siswa, menggali potensi siswa dengan
proses pembelajaran yang aktif tidak hanya terpaku pada guru, metode
29
pembelajaran quantum teaching baru dilakukan dikelas ini sebelumnya
belum pernah diterapkan.
Asas tersebutdapat diwujudkan dengan menerapkan strategi-strategi
quantum teaching yang dikenal dengan istilah TANDUR (Tumbuh, Alami,
Namai, Demonstrasi, Ulangi dan Rayakan) dalam proses pembelajaran.
Untuk mengawali pembelajaran, guru menumbuhkan motivasi siswa
terlebih dahulu agar siswa antusias dan siap untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Kemudian guru melakukan apresiasi dengan mengaitkan materi
pembelajaran yang difokuskan pada materi mengenal aktivitas ekonomi
yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi alam disekitarnya,
dengan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki atau diperoleh siswa
dalam hidupnya sehingga semua materi yang dipelajari akan lebih terasa
maknanya oleh mereka. Guru memberitahukan kepada siswa materi yang
akan dipelajari apa manfaatnya bagi siswa mempelajari materi tersebut.
Setelah guru berhasil menumbuhkan motivasi dan rasa ingin tahus siswa
terhadap materi yang akan dipelajari.
B. Penelitian Yang Relevan
Salah satu penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Devy
Septanti (2015) tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar mata pelajaran IPA materi energi panas dan bunyi beserta
fungsinya pada kelas IV SDN 1 Pedes, Sedayu, Kabupaten Bantul. Dalam
kesimpulan penelitian ini dapat diperoleh adalah penerapan model
pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan motivasi dan hasil
30
belajar siswa kelas IV SDN 1 Pedes Kabupaten Bantul tahun ajaran
2014/2015.
Azizah (2011) dalam tujuan penelitian ini menggunakan model
pembelajaran quantum teaching adalah untuk memperbaiki aktivitas guru
dan siswa serta meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X-A
SMK Pekanbaru Riau pada materi pokok program linier. Dapat
disimpulkan penerapan model pemebelajaran quantum teaching dapat
meningkatkan hasil belajar siswa karena perubahan aktivitas guru dan
siswa dalam model quantum teaching yang diterapkan dalam
pembelajaran.
Berdasarkan dari kedua penelitian diatas terdapat kesamaan dan
perbedaan dalam penelitian ini. Kesamaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran
quantum teaching. Perbedaannya adalah terletak pada tujuan yaitu
penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Devy Septanti (2015)
bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa mata
pelajaran IPA. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2011)
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS materi
sumber daya alam kelas IV di SDN Tegalgondo Kabupaten Malang.
31
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan dari latar belakang yang penulis jelaskan di bab 1, dapat
dibentuk kerangka pikir dari tahap awal pelaksanaan penelitian hingga
tahap akhir seperti berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
1. Hasil belajar siswa kelas 4 pada bab 7 belum mencapai KKM yang
ditentukan sekolah yakni 75.
2. Proses belajar mengajar guru kurang mengajak siswa untuk terlibat aktif dan
berinteraksi selama proses pembelajaran.
3. Model pembelajaran guru yang dilakukan masih monoton dan hanya
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Kondisi Awal
Solusi
Masalah
Penggunaan model pembelajaran quantum teaching pada mata pelajaran IPS
materi mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan
potensi lain di daerahnyaditerapkan dikelas 4
1. Model pemebelajaran yang dilakukan guru masih monoton dan kurang
bervariasi sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru.
2. Kurang perhatiannya siswa terhadap materi yang dijelaskan guru membuat
siswa tidak memahami materi dan kurangnya minat membaca siswa,
sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai
KKM.
Melalui model pembelajaran quantum teaching diharapkan mampu meningkatkan
hasil belajar siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPS di SDN Tegalgondo
Kabupaten Malang.
Hasil