17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan seseorang (guru) untuk membelajarkan siswa (Djauhar, dkk. 2009:9), sedangkan pembelajaran menurut Prawiradilagan (2007:136) adalah suatu sistem yang terdiri atas tujuan pembelajaran, materi ajar, strategi pembelajaran (metode, media, waktu, system penyampaian), serta asesmen belajar. Kedua pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Menurut Mudhofir (dalam Djauhar, dkk. 2009:9) ada empat pola pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pola pembelajaran ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan pembelajaran dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa. Kedua, pola (guru dan alat bantu) dengan siswa. Pada pola pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak. Ketiga, pola guru ditambah media dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan keterbatasan guru, yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran sebagai sumber belajar yang 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

  • Upload
    doananh

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan seseorang (guru) untuk

membelajarkan siswa (Djauhar, dkk. 2009:9), sedangkan pembelajaran menurut

Prawiradilagan (2007:136) adalah suatu sistem yang terdiri atas tujuan

pembelajaran, materi ajar, strategi pembelajaran (metode, media, waktu, system

penyampaian), serta asesmen belajar. Kedua pendapat diatas dapat disimpulkan,

bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya

memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan

memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.

Menurut Mudhofir (dalam Djauhar, dkk. 2009:9) ada empat pola

pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan

alat bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pola pembelajaran ini

sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat bahan pembelajaran dan

menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa. Kedua, pola (guru dan

alat bantu) dengan siswa. Pada pola pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh

berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam

menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak. Ketiga, pola guru

ditambah media dengan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan

keterbatasan guru, yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru

dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran sebagai sumber belajar yang

9

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

10

dapat menggantikan guru dalam pembelajaran. Jadi pola ini adalah pola

pembelajaran bergantian anatar guru dan media dalam berinteraksi dengan siswa.

Berdasarkan pola-pola pembelajaran di atas maka membelajarkan itu tidak

hanya sekedar mengajar (seperti pola satu), karena pembelajaran yang berhasil

secar baik harus memberikan banyak perlakuan kepada siswa. Peran guru dalam

pembelajaran lebih dari sebagai pengajar belaka, akan tetapi guru harus memiliki

multi peran dalam pembelajaran. Supaya pola pembelajaran yang diterapkan juga

dapat bervariasi, maka bahan pembelajarannya harus dipersiapkan secara bervariasi

juga.

a. Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar

Mata pelajaran bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di sekolah dasar

sejak tahun ajaran 1994 sebagai muatan lokal. Menurut Kasihani (2010:2) terdapat

kebijakan mengenai mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar yaitu Kebijakan

Depdikbud Republik Indonesia Nomor 0487/14/1992 Bab VIII yang menyatakan

bahwa sekolah dasar dapat menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya, dengan

syarat pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. Mata

pelajaran muatan local sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain. Hal

ini terlihat dari adanya mata pelajaran bahasa daerah dan mata pelajaran kesenian.

Terdapat kebijakan lain yang perlu dipahami adanya pengelompokkan mata

pelajaran, khususnya pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Adanya

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, perlu mengetahui bagaimana posisi mata pelajaran bahasa

Inggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar Kurikulum yan ada saat

ini dapat dilihat pada Pasal 7 ayat 7 bahwa mata pelajaran bahasa Inggris di SD/MI

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

11

termasuk kelompok mata pelajaran estetika. Mata pelajaran bahasa Inggris yang

termasuk mata pelajaran muatan local merupakan kegiatan bahasa yang relevan

dengan tingkat pembelajarannya.

Kebijakan tahun 2006 yang perlu kita ketahui berkaitan dengan mata

pelajaran muatan lokal adalah Peraturan Pemerintah Menteri Nomor 22 Tahun 2006

tanggal 23 Mei 2006. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,

termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam

mata pelajaran yang ada.

Kebijakan berikutnya adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 23 Tahun 2006, yaitu tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah Standar Kompetemsi Lulusan Satuan Pendidikan

(SKLSP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan. Dalam kajian

mata pelajaran bahasa Inggris SD terdapat empat kompetensi yaitu mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis.

1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar

Depdiknas 2006 menyatakan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Inggris di

SD/MI adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara

terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam

konteks sekolah dasar.

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk

meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

12

b. Pembelajaran English For Young Learner (EYL)

Pembelajaran English For Young Learner (EYL) menurut Musthafa

(2010:120) adalah pembelajaran yang mengharuskan guru untuk mengerti hakikat

anak, mengetahui bagaimana anak belajar, mengetahui bagaimana anak Indonesia

belajar bahasa Inggris, serta mampu memfasilitasi siswa yang belajar bahasa

Inggris. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dijelaskan pada

Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 yang terbagi menjadi tiga dimensi sikap,

dimensi pengetahuan, dan dimensi keterampilan. Pembelajaran kurikulum 2013

harus mencapai tiga Standar Kompetensi Kelulusan yang telah ditentukan

Kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh siswa dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.1 Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A

Kompetensi Lulusan SD/Mi/SDLB/Paket A

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak

mulia, berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah,

sekolah, dan tempat bermain.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam

wawancara kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejaidan dilingkungan rumah, sekolah, dan tempat

bermain.

Keterampilan Memiliki kemmapuan piker dan tindak yang produktif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

(Sumber : Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 Standar

Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKLSP) untuk Bahasa Inggris sebagai

muatan di SD/MI sebagai berikut: (1) memahami instruksi, informasi dan cerita

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

13

sangan sederhana yang disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah dan

lingkungan sekitar, (2) berbicara mengugkapkan makna secara lisan dalam wacana

intrapersonal dan transaksional sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan

informasi dalam konteks, (3) membaca nyaring dan memahami makna dalam

instruksi, informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat

sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah dan

lingkungan sekitar, (4) menulis kata ungkapan dan teks fungsional sangat sederhana

dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, bahasa Inggris di SD/MI bertujuan

agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenalkan bahasa Inggris

sebagai bahasa komunikasi internasional, (2) membekali siswa untuk menghadapi

tuntutan dalam rangka menyongsong era globalisasi, (3) mengembangkan

kompetensi komunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi

tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah, (4) memiliki

kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya

saing bangsa dalam masyarakat global.

Ruang lingkup bahasa Inggris di SD mencakup kemampuan komunikasi

secara lisan terbatas dalam konteks sekolah, yang meliputi aspek keterampilan

mendengarkan, berbicara dan menulis, agar dapat mencapai keterampilan tersebut

ditetapkan standar kompetensi bahasa Inggris SD/MI sebagai muatan lokal.

Kompetensi tersebut merupakan kemampuan yang bermanfaat dalam menyiapkan

lulusan untuk belajar bahasa Inggris di tingkat SMP. Kemampuan yang dimaksud

adalah kemampuan berinteraksi dalam bahasa Inggris untuk menunjang kegiatan di

kelas dan sekolah.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

14

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dicapai siswa kelas III

pembelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris

3. Materi Bahasa Inggris Kelas III

Tema traffic jam yang dibahas dalam penelitian ini telah disesuaikan dengan

jadwal pembelajarannya. Media yang digunakan pada penelitian ini adalah media

Card English Vocabulary dengan aktifitas dalam traffic jam. Adapun materi

sebagai berikut:

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

MENDENGARKAN

5. Memahami instruksi sangat

sederhana dengan tindakan dalam

konteks kelas

5.1 Merespon dengan melakukan tindakan sesuai

instruksi secara berterima dalam konteks kelas

5.2 Merespon instruksi sangat sederhana secara

verbal

BERBICARA 6. Mengungkapkan instruksi dan

informasi sangat sederhana dalam

konteks kelas

6.1 Bercakap-cakap untuk menyertai tindakan secara

berterima yang melibatkan tindak tutur :

memberi contoh melakukan sesuatu, memberi

aba-aba dan memberi petunjuk

6.2 Bercakap-cakap untuk meminta/ memberi jasa /

barang secara berterima yang melibatkan tindak

tutur : memberi contoh melakukan sesuatu

MEMBACA

7. Memahami tulisan Bahasa Inggris

dan teks deskriptif bergambar sangat

sederhana

7.1 Membaca nyaring dengan ucapan, tekanan dan

intonasi secara tepat dan berterima yang

melibatkan : kata, frase dan kalimat sederhana

7.2 Memahami kalimat, pesan, tertulis dan teks

deskriptif bergambar secara tepat dan berterima

MENULIS

8. Mengeja dan menyalin tulisan

bahasa Inggris sangat sederhana

dalam tulisan dalam konteks sekolah

8.1 Mengeja kalimat sederhana secara tepat dan

berterima

8.2 Menyalin dan menulis kalimat sederhana secara

tepat dan berterima

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

15

Simbol Uraian

Merah melambangkan berhenti (stop)

atau dilarang berjalan.

Kuning melambangkan tanda bersiap-

siap.

Hijau melambangkan jalan terus.

Menentukan kosakata tentang Traffic Jam

- Lampu lalu lintas : Traffic light

- Jalan lurus : Go straight

- Perempatan : Crossroad

- Jalan : Road/streed

- Kemacetan lalu lintas : Traffic jam

- Tempat menyebrang : Zebracross

- Pertigaan : T-junction

- Belok kiri : Turn left

- Belok kanan : Turn right

- Kendaraan : Vehicles

4. Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris

Kosakata Bahasa Inggris adalah salah satu komponen bahasa yang harus

dikuasai oleh siswa dalam belajar Bahasa Inggris, melalui penguasaan kosakata

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

16

Bahasa Inggris siswa mampu memahami makna pemikiran Bahasa Inggris baik

secara lisan maupun tulisan. Vocabulary sangat penting pada aspek pembelajaran

Bahasa Inggris, karena ketika siswa belajar Bahasa Inggris aspek yang pertama

harus dikuasai adalah kosakata Bahasa Inggris. Siswa akan merasa kesulitan ketika

tidak mampu mengasai cukup kosakata Bahasa Inggris (Agustin, 2010:1).

Pendapat Suroso (2009:73) mengenai penguasaan kosakata sangat penting,

karena dengan penguasaan kosakata yang baik, akan terbentuk keterampilan

berbahasa Inggris yang baik pula. Peranan Bahasa Inggris menurut Yanti (2012:1)

dapat dibuktikan dengan melihat kenyataan bahwa Bahasa Inggris dianjurkan dari

Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi, oleh karena itu sebagai bahasa asing,

Bahasa Inggris perlu dipelajari dan dikuasai. Empat keterampilan Bahasa Inggris

yang perlu dikuasai adalah membaca, berbicara, menulis dan mendengar. Keempat

keterampilan tersebut tergantung kepada salah satu komponen bahasa yaitu

kosakata yang dibutuhkan dalam menguasai keempat keterampilan.

Pembelajaran kosakata Bahasa Inggris pada tingkat Sekolah Dasar memiliki

pengaruh yang sangat besar pada jenjang pendidikan selanjutnya, siswa akan

mampu memahami Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari dalam kegiatan

mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Pembelajaran kosakata Bahasa

Inggris pada siswa memiliki peran yang sangat penting, karena guru harus tahu

bagaimana cara membelajarkan Bahasa Inggris secara tepat, sehingga siswa mampu

menerima maeri yang disampaikan dengan mudah (Agustin, 2010:1-4).

Ketika seseorang memiliki tingkat penguasaan kosakata Bahasa Inggris

yang rendah, maka kemampuannya dalam menggunakan Bahasa Inggris juga akan

mengalami hambatan. Banyak faktor penyebab kesulitan siswa untuk menguasai

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

17

kosakata Bahasa Inggris (vocabulary), salah satunya dan yang menjadi penyebab

utama adalah kurangnya minat baca oleh siswa. Faktor tersebut paling mendesak,

karena berhubungan dengan karakter siswa yang sejak dini tidak dibiasakan untuk

membaca (Tungka, 2010:51-52).

Salah satu alasan mengapa guru membelajarkan kosakata adalah untuk

memfasilitasi siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap bacaan (Pikulski &

Templeton, 2004: 5). Pengetahuan tentang kosakata adalah pusat keahlian dalam

berbahasa. Oleh karena itu, pembelajaran kosakata merupakan sesuatu yang sangat

penting. Dalam pembelajaran kosakata diperlukan adanya prosedur dan

pendekatan. Pembelajaran kosakata dalam hal ini menyangkut mengajar dan belajar

kosakata.

5. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin medius yang secara bahasa berarti perantara

atau pengantar (Arsyad, 2014:3). Media pembelajaran sebuah alat yang berfungsi

dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran

adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar (Hujair AH,

2013:3)

Sementara itu, Gagne’ dan Briggs (1975) (dalam Arsyad, 2014:4) secara

implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain

buku, tape recorder, kaset, video, camera, video recorder, film, slide (gambar

bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan computer. National Education

Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

18

tercetak maupun audio-visual dan peralatannya, dengan demikian media dapat

dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.

Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media di atas, dikemukakan

ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan, yaitu:

1) Media pendidikan pengertian memiliki fisik yang dikenal sebagai hardware

(perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba

dengan panca indera.

2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software

(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras

yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di

dalam maupun di luar kelas.

5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan

siswa dalam proses pembelajaran.

6) Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi),

kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau

perorangan (misalnya: modul, computer, radio tape/kaset, video recorder).

7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan managemen yang berhubungan

dengan penerapan suatu ilmu.

6. Fungsi Media

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan

sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dalam penyampaian pesan dan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

19

isi pelajaran saat itu. Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2014:19-20)

mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

pengaruh psikologis terhadap anak.

Pengaruh media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses

belajar pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu. Selain

membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat

membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data, dan memadatkan

informasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama dari media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang diturut mempengaruhin

iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diiptakan oleh guru.

Levia & Lentz (dalam Arsyad, 2014:20-21) mengemukakan empat fungsi

media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:

(1) Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa

untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan

atau menyertai teks materi pelajaran. (2) fungsi Afektif media visual dapat dilihat dari tingkat

kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang

visual dapat menggugah emosi atau sikap siswa. (3) fungsi Kognitif media visual terlihat dari

temuan-temuan peneliti yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam

gambar. (4) fungsi Kompensatoris media pembelajaran terlihat dari penelitian bahwa media

visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam

membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan

kata lain media pembelajaran berfungsi untuk mengkondisikan siswa yang lemah dan lambat

menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat

dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun

dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi

harus dirancang secara sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

20

belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan,

media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan

memenuhi kebutuhan perorangan siswa (Arsyad, 2014:25).

7. Media English Card Vocabulary

Media English Card Vocabulary adalah suatu media yang berbentuk kartu

bergambar yang dilengkapi dengan kata-kata.. Kartu kata tersebut berisi tentang

kosakata dalam bahasa Inggris dengan tema Traffic Jam. Media English Card

Vocabulary didesain sangat menarik dengan gambar dan warna-warna yang

mencolok akan disukai anak-anak sehingga guru bisa mengajak mereka

bergembira, bermain, dan belajar. Media English Card Vocabulary dimainkan

dengan cara menjodohkan kartu satu dengan kartu lainnya. Selain bermain kartu

media ini didukung dengan adanya papan Mapping atau papan tentang peta lalu

lintas. Papan Mapping adalah papan yang terbuat dari triplek dan kayu kemudian

ditempelkan tentang peta lalu lintas. Kemudian media English Card Vocabulary

ditempelkan pada papan Map dengan menggunakan stik eskrim yang telah

dilengkapi dengan magnet.

a. Fungsi Media English Card Vocabulary

Adapun fungsi media English Card Vocabulary adalah melatih kemampuan

otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata

dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini. Media

English Card atau kartu belajar ini merupakan terobosan baru di bidang metode

pengajaran membaca dengan mendayagunakan kemampuan otak kanan untuk

menginga. Adapun fungsi media English Card Vocabulary antara lain:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

21

1) Memperkenalkan dan memantapkan siswa tentang konsep yang dipelajari

2) Menarik perhatian siswa dengan gambar yang menarik

3) Memberikan variasi kepada siswa dalam proses pembelajaran, sehingga tidak

membosankan.

4) Memudahkan guru dalam memberikan pemahaman kepada siswa

5) Siswa akan lebih mudah untuk mengingat karena sambil melihat gambar

6) Merangsang siswa untuk memberikan respon yang diinginkan, misalnya dalam

latihan memperlancar bacaan-bacaan dalam shalat

7) Melatih siswa untuk memperkenalkan kosa kata baru dan informasi baru

8) Bisa menciptakan memory games, review quizzes (pengulangan pelajaran di

sekolah), guessing games (tebak-tebakan).

b. Cara Penggunaan Media English Card Vocabulary

Pembelajaran kosakata bahasa Inggris dengan menggunakan Media English

Card Vocabulary sebagai berikut :

1) Guru mempersiapkan Media English Card Vocabulary yang akan digunakan

dalam pembelajaran

2) Satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok

3) Tiap kelompok terdiri dari 8 siswa atau lebih sesuai kebutuhan.

4) Semua kartu berwarna orange diletakkan berbaris satu per satu (tidak ditumpuk)

di depan pemain.

5) Kartu berwarna hijau diacak.

6) Kartu hijau yang sudah di acak dibagikan kepada kedua regu sampai habis.

Masing-masing kelompok memperoleh sama banyak kartu hijau.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

22

7) Kartu hijau yang diperoleh masing-masing kelompok harus dijodohkan dengan

gambar yang sesuai dengan kartu orange.

8) Kartu hijau diletakkan dibawah kartu orange yang sesuai dengan pasangannya.

9) Setelah menjodohkan media kartu, siswa bermain “map”

10) Ambillah salah satu soal yang telah disediakan

11) Jawablah dengan benar, setelah menjawab pertanyaan siswa mengambil

petunjuk “Sign” kemudian menempelkannya sesuai dengan petunjuk arah yang

diperlukan

12) Ambilah arti petunjuk tersebut pada kartu yang telah disediakan, kemudian

tempelkan dibelakangnya.

c. Kelebihan Media English Card Vocabulary

Media English Card Vocabulary tergolong dalam media berbasis visual

(gambar atau perumpamaan). Media berbasis visual memegang peranan sangat

penting dalam proses pembelajaran. Susilana dan Riyana (2008:96) menyebutkan

beberapa kelebihan, antara lain:

1) Mudah dibawa-bawa: yakni dengan ukuran yang kecil media Card dapat

disimpan di tas, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas.

2) Praktis: cara pembuatan dan penggunaannya, media Card ini sangat praktis

karena dalam menggunakan media ini guru tidak perlu memiliki keahlian

khusus da media ini tidak perlu menggunakan listrik.

3) Mudah diingat: yakni pokok-pokok pembiacaraannya mudah diingat karena di

sajikan dalam bentuk gambar yang dirangkai berurutan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

23

4) Menyenangkan: media Card dal penggunaannya bisa melalui permainan dan

berkelompok.

d. Kelemahan Media English Card Vocabulary

Kelemahan dari media English Card Vocabulary ini yaitu:

1) Jika tidak dirawat dan disimpan dengan baik media akan cepat mudah rusak

karena media terbuat dari kertas Ivory biasa.

2) Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan kelas yang besar

3) Tidak dapat memberikan kesan yang berhubungan dengan gerak, emosi,

maupun suara

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Tabel 2.3 Kajian Penelitian yang Relevan

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Empit Hotimah

(2010)

Penggunaan Flash Card

Dalam Meningkatkan

Kemampuan Siswa Pada

Pembelajaran Kosakata

Bahasa Inggris Kelas II

MI Ar-Rochman

Semarang Garut

Hasil yang didapat dari penelitian ini

adalah pada siklus I adalah 68, dengan

ketuntasan belajar sekitar 72%. Dengan

melihat Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang telah ditentukan di MI Ar-

Rochman yaitu 65, ada 13 orang yang

mencapai kriteria tuntas, artinya hanya

72% sedangkan menurut KTSP suatu

pembelajaran dikatakan tuntas apabila

nilai ketuntasan yang didapat siswa ≤

75% dari jumlah siswa. Adapun pada

siklus II mengalami peningkatan dengan

nilai rata-rata yang didapat siswa pada

siklus II adalah 84, dengan ketuntasan

belajar sekitar 100%. 2. Erlinda Pambudi

(2012)

Keefektifan Penggunaan

Media Kartu Gambar

dalam Pembelajaran

Kosakata Bahasa Jerman

Peserta Didik SMAN1

Pakem

Hasil penelitian menunjukan bahwa t

hitung 5,000 lebih besar daripada t tabel

1,667dengan taraf signifikansi α = 0,05

df= 74. Rerata kelompok eksperimen

36,18 lebih tinggi daripada kelompok

kontrol 33,13. Hal ini berarti

pembelajaran kosakata bahasa Jerman

dengan menggunakan media kartu

gambar lebih efektif daripada yang

menggunakan media konvensional.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

24

Pada penelitian relevan yang pertama yang telah dilakukan adalah penelitian

ini mempunyai perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu

terletak pada jenis penelitian dan subjek penelitian. Penelitian relevan tersebut

merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek siswa kelas II MI,

persamaannya yaitu menggunakan media Card dalam pembelajaran kosakata

bahasa Inggris.

Pada penelitian relevan yang kedua yang telah dilakukan adalah penelitian

ini mempunyai perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu

terletak pada jenis penelitian dan subjek penelitian. Penelitian relevan tersebut

menggunakan jenis penelitian. Penelitian relevan tersebut merupakan penelitian

dengan quasi eksperimen dengan subjek siswa SMA. Persamaannya yaitu

menggunakan media kartu untuk belajar kosakata bahasa.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka konsep penelitian merupakan penjelasan permasalahan yang

terjadi dan bagaimana cara mengatasi dengan permasalahan serta dengan apa cara

mengatasi permasalahan tersebut. Kerangka pikir ini digunakan untuk memperjelas

alur yang akan dilakukan dalam penelitian pengembangan ini, sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam pelaksanaannya. Berikut adalah kerangka pikir penelitian yang

dilakukan.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaraneprints.umm.ac.id/35589/3/jiptummpp-gdl-evarosdian-49806-3-babii.pdfInggris di sekolah dasar. Dari Kerangka Dasar dan Standar

25

Gambar 2.1 Konsep Kerangka Pikir

Permasalahan yang ada di Sekolah :

1. Terbatasnya penggunaan media

pembelajaran

2. Siswa kurang dilibatkan dalam

proses pembelajaran, sehingga

mengakibatkan siswa bosan dan

kurang aktif

3. Aktivitas belajar siswa yang

rendah yaitu ditandai siswa

cenderung pasif

4. Guru cenderung menggunakan

metode ceramah

Solusi yang diberikan dalam

mengatasi masalah

Pengembangan media English Card

Vovcabulary dalam Pembelajaran

Kosakata Bahasa Inggris untuk

Siswa Kelas III SDN Dinoyo 3

Malang

Mengembangkan desain media pembelajaran

dan membuat produk

Validasi desain produk terhadap 1 ahli media

dan 1 ahli materi

Mengembangkan desain media pembelajaran dan

membuat produk

Perbaikan desain produk

Uji coba produk

Revisi produk

Hasil produk