22
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Teori Pembelajaran a. Teori Koneksionisme dari Thorndike Menurut teori ini, belajar bagi hewan dan bagi manusia berlangsung menurut prinsip yang sama yaitu pembentukan asosiasi antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak. Proses belajar berlangsung secara trial and error menurut hukum-hukum tertentu yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum efek. Hukum kesiapan mencakup 3 keadaan, yaitu melakukan tindakan dengan sepenuh hati, melakukan tindakan dengan tidak sepenuh hati, dan siap melakukan tindakan namun tidak diberi kesempatan. Hukum kesiapan ini mengandung makna bahwa kegiatan belajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien apabila siswa telah memiliki kesiapan belajar. Hukum latihan, menyatakan bahwa koneksi antara kondisi dan tindakan akan menjadi kuat karena latihan, dan menjadi lemah karena kurang atau tanpa latihan. Makin sering sesuatu pelajaran diulangi makin dikuasai pelajaran itu. Hukum efek, menyatakan bahwa kegiatan belajar yang memberi efek hasil belajar yang menyenangkan seperti hadiah/ pujian, kecenderungan untuk diulangi dan ditingkatkan; sedangkan kegiatan belajar yang memberikan efek hasil belajar yang tidak menyenangkan cenderung untuk dihentikan atau tidak diulangi (Syamsu Mappa, 1983 : 6-8).

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

  • Upload
    vudiep

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tinjauan tentang Teori Pembelajaran

a. Teori Koneksionisme dari Thorndike

Menurut teori ini, belajar bagi hewan dan bagi manusia berlangsung

menurut prinsip yang sama yaitu pembentukan asosiasi antara kesan panca indera

dengan kecenderungan bertindak. Proses belajar berlangsung secara trial and

error menurut hukum-hukum tertentu yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan

hukum efek.

Hukum kesiapan mencakup 3 keadaan, yaitu melakukan tindakan dengan

sepenuh hati, melakukan tindakan dengan tidak sepenuh hati, dan siap melakukan

tindakan namun tidak diberi kesempatan. Hukum kesiapan ini mengandung

makna bahwa kegiatan belajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien apabila

siswa telah memiliki kesiapan belajar.

Hukum latihan, menyatakan bahwa koneksi antara kondisi dan tindakan

akan menjadi kuat karena latihan, dan menjadi lemah karena kurang atau tanpa

latihan. Makin sering sesuatu pelajaran diulangi makin dikuasai pelajaran itu.

Hukum efek, menyatakan bahwa kegiatan belajar yang memberi efek hasil

belajar yang menyenangkan seperti hadiah/ pujian, kecenderungan untuk diulangi

dan ditingkatkan; sedangkan kegiatan belajar yang memberikan efek hasil belajar

yang tidak menyenangkan cenderung untuk dihentikan atau tidak diulangi

(Syamsu Mappa, 1983 : 6-8).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

13

b. Teori Conditioning

Penganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut :

1) Teori Classical Conditioning dari Ivan Pavlov, menghasilkan

eksperimen bahwa tingkah laku tertentu dapat dibentuk, dipelajari

melalui latihan yang direncanakan.

2) Teori Conditioning dari John B. Watson, belajar adalah suatu proses

yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan

rangsangan.

3) Teori Operant Conditioning dari Skinner, dianggap sebagai dasar dari

program-program inovatif di bidang pendidikan seperti pengajaran

berprogram, mesin mengajar dan program pengajaran dengan bantuan

komputer.

4) Teori Conditioning dari Guthrie, teori ini dikembangkan untuk

menemukan cara mengubah kebiasaan yang kurang baik dengan

memanfaatkan teori conditioning. Secara keseluruhan, tingkah laku

manusia merupakan serangkaian unit-unit tingkah laku yang saling

memberikan reaksi/respons terhadap stimulus yang timbul dari

masing-masing unit tingkah laku tersebut ( Djaali, 2007 : 85-88).

c. Teori Gestalt dari Koffka

Menganggap bahwa wawasan adalah inti dari belajar oleh karena apa yang

telah dipelajari hendaknya dimengerti dan dipahami (Syamsu Mappa, 1983 : 12)

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

14

d. Teori Medan dari Lewis

Teori ini dikembangkan berdasarkan prinsip Gestalt dan menambahkan

hal-hal baru yaitu :

1) Belajar adalah mengubah struktur kognitif.

2) Peranan hadiah dan hukuman, nilai baik, menyenangkan bagi siswa

namun untuk meraihnya diperlukan ketekunan belajar, suatu hal yang

tidak disukai oleh siswa. Berhubung karena itu ada kecenderungan

untuk memperoleh nilai baik tanpa belajar walaupun harus berbuat

tidak jujur.

3) Masalah sukses dan gagal. Sukses dalam pelajaran menimbulkan rasa

senang dan selalu ingin berusaha untuk meraih sukses tiap ada

kesempatan.

4) Taraf aspirasi yang ingin dicapai. Pengalaman sukses yang tinggi dan

tingkat aspirasi yang tinggi menuntut tenaga, fikiran, waktu dan dana

dari seorang siswa yang mendorong untuk mencapai sukses

berikutnya (Syamsu Mappa, 1983 : 15-16).

e. Teori Mengajar Bruner

Mengajar adalah penyajian konsep dan masalah secara bertahap dalam

bentuk yang mudah dipahami dengan menggunakan teknik penyajian :

1) Enaktif, gerak konkrit dalam kegiatan psikomotor.

2) Ikonik, penggunaan gambar dalam menyajikan konsep, obyek atau

prinsip.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

15

3) Simbolik, penggunaan bahasa dalam menyajikan ide, obyek atau

prinsip dengan memperhatikan perkembangan kejiwaan anak (Syamsu

Mappa, 1983 : 16-17).

f. Mengajarkan Bahan Verbal Yang Bermakna

Mengidentifikasi apa yang telah diketahui siswa apa yang perlu diketahui

lebih lanjut serta bagaimana menstrukturkannya sehingga apa yang dipelajari

tersebut sudah dipahami sebagai suatu kebulatan pengetahuan yang utuh (Syamsu

Mappa, 1983 :17).

g. Penataan Situasi Belajar

Gagne membedakan penataan situasi belajar atas pengelolaan belajar dan

kondisi belajar. Pengelolaan belajar mencakup tentang motivasi, arah minat dan

perhatian, evaluasi hasil belajar dan pelaporan tenbtang hasil belajar tersebut.

Penataan kondisi belajar mencakup prosedur yang erat hubungannya dengan isi

atau materi pelajaran.

h. Metode Belajar/Mengajar Pemecahan Masalah

Ramu pendapat (brainstorming), pembahasan terhadap sesuatu masalah

dilakukan secara terbuka dalam arti setiap peserta memperoleh kesempatan untuk

mengemukakan pendapat, memungkinkan diadakan modifikasi atau kombinasi

antara pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, menginventarisasi sebanyak-

banyaknya pendapat yang lain daripada yang sudah dikemukakan, permasalahan

dipecahkan, disajikan secara lengkap dan terperinci (Syamsu Mappa, 1983 : 21-

22)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

16

Teknik ramu pendapat dapat dilaksanakan secara kelompok/klasikal

maupun perorangan.

1) Analisis Morfologis, menguraikan masalah atas sejumlah variabel

bebas, memikirkan sebanyak mungkin pemecahan ataupun gagasan,

kemudian menggabungkan hasilnya.

2) Metode buku catatan kolektif, buku yang berisi masalah yang harus

dipecahkan, siswa disuruh memberi tanggapan dan menyempurnakan

saran pemecahan masalah.

3) Metode papan buletin kolektif, merupakan gabungan dari metode

ramu pendapat dan metode buku catatan kolektif.

4) Metode belajar mengajar menemukan, belajar menemukan adalah

belajar yang dilakukan oleh siswa tanpa diberikan sajian bahan

pelajaran dalam bentuk final oleh karena siswa sendiri diharapkan

mengorganisasikan bahan pelajaran tersebut dalam bentuk final

(Syamsu Mappa, 1983 : 22-24)

2. Tinjauan tentang PKn

a. Pengertian PKn

Ada beberapa pengertian PKn, yaitu :

1) Menurut National Council of Social Studies (NCSS) Amerika Serikat.

PKn adalah proses yang meliputi semua pengaruh positif yang dimaksud

untuk membentuk pandangan seorang warga negara dalam peranannya di

masyarakat. PKn adalah lebih dari pada sekedar bidang studi. PKn

mengambil bagian dari pengaruh positif dari keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Melalui PKn mengambil bagian generasi muda dibantu untuk

memahami cita-cita nasional, hal-hal yang baik diakui oleh umum, proses

pemerintahan sendiri, dan dibantu untuk memahami arti kemerdekaan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

17

untuk mereka dan untuk semua manusia dan untuk individu dan kelompok,

dalam bidang kepercayaan, perdagangan, pemilu atau dalam tingkah laku

sehari-hari. Mereka juga dibantu untuk memahami bermacam-macam hak

kemerdekaan warga negara yang dijamin dalam konstitusi dan peraturan-

peraturan lainnya dan tanggung jawab ata apa yang telah dicapainya

(Cholisin, 2000 : 7).

2) Menurut Seminar Nasional Pengajaran dan Pendidikan Civics di

Tawangmangu.

PKn sebagai suatu program pendidikan yang tujuan utamanya membina

warga negara yang lebih baik menurut syarat-syarat, kriteria dan ukuran,

ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945. Bahannya diambil dari Ilmu

Kewarganegaraan (IKN) termasuk kewiraan nasional, filsafat Pancasila

dan filsafat pendidikan nasional serta menuju kedudukan para warga

negara yang diharapkan di masa depan (Cholisin, 2000 : 7).

3) Menurut Nu’man Somantri

PKn adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang

diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positive influence

pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua, yang kesemuanya diproses

untuk melatih pelajar-pelajar berfikir kritis, analistis, dan bertindak

demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis dengan berlandaskan

Pancasila dan UUD 1945 (Cholisin, 2000 : 8).

Berdasarkan tiga pengertian tentang PKn tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa PKn adalah aspek pendidikan politik yang fokus materinya

peranan warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diproses

dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila

dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa

dan negara. PKn lebih dari sekedar bidang studi karena PKn mengambil bagian

dari pengaruh positif dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Apa yang telah

dipelajari tentang materi-materi PKn di sekolah, diharapkan dapat dengan baik

diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Agar PKn

tidak terkesan hanya menyampaikan materi-materi yang bersifat teoritis, namun

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

18

dengan belajar PKn, dapat memberi asumsi terhadap tingkah laku siswa dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Visi dan Misi PKn

Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata pelajaran yang

berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan warga negara. Misi mata pelajaran PKn adalah

meningkatkan kompetensi warga agar mampu menjadi warga negara yang

berperan serta secara aktif dalam sistem pemerintahan yang demokratis

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/23/merubah-paradigma-masyarakat-

terhadap-mapel-pkn diakses 27/06/2012).

Berdasarkan penjelasan singkat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

visi dan misi PKn adalah memanusiakan rakyat Indonesia dengan menjadikan

sarana pembinaan watak bangsa dan pemberdayaan warga negara agar menjadi

warga negara yang baik.

c. Fungsi dan Tujuan PKn

Fungsi PKn adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang

cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia

dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai

dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 (Sunarso dkk, 2006: 5).

Tujuan PKn adalah memberikan berbagai kompetensi diantaranya adalah:

1) Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

19

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lain.

4) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi (Sunarso dkk, 2006: 5).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi PKn

adalah mencerdaskan bangsa sehingga berkarakter sesuai Pancasila dan UUD

1945. Tujuan PKn adalah memberikan berbagai kompetensi; berfikir kritis,

berpartisipasi secara bertanggung jawab, berkembang positif dan berinteraksi

dengan bangsa lain.

d. Ruang Lingkup PKn

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi

aspek-aspek sebagai berikut :

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,

cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,

keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam

pembelaan negara, sikap positif terhadap negara kesatuan Republik

Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,

tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-

peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan

internasional.

3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban

anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,

pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,

persamaan kedudukan warga negara.

5) Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6) Kekuasan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

20

sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7) Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi

negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan

nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai

ideologi terbuka.

8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional

dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.( BSNP, 2006 :

96-97)

e. Kompetensi PKn

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab,

yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dapat dianggap mampu

melakukan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi yang

diharapkan setelah menempuh pendidikan PKn adalah dimilikinya seperangkat

tindakan cerdas, penuh tanggung jawab dari seorang warga negara dalam

berhubungan dengan negara, serta mampu turut serta dalam memecahkan

berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan

profesi dan kapasitas masing-masing. Sifat cerdas yang dimaksud tampak dalam

kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dalam bertindak, sedangkan sifat tanggung

jawab diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan ditinjau dari nilai agama, moral,

etika dan budaya.

PKn yang berhasil, akan menumbuhkan sikap mental bersifat cerdas,

penuh tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku :

1) Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.

2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

21

3) Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai

warga negara.

4) Bersikap profesional yang dijiwai oleh kesadaranb bela negara.

5) Aktif memanfaatkan ilmu dan teknologi serta seni kepentingan

kemanusiaan, bangsa dan negara.

Melalui PKn diharapkan warga negara mampu memahami, menganalisis,

serta menjawab berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara

secara tepat, rasional, konsisten, berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam

rangka mencapai tujuan nasional. Menjadi warga negara yang tahu hak dan

kewajibannya, menguasai ilmu dan teknologi serta seni namun tidak kehilangan

jati diri (Sunarso dkk. 2006: 9).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi PKn adalah dimilikinya

seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab bagi seorang warga negara

terhadap negara, mampu turut serta memecahkan berbagai persoalan yang

dihadapi masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan profesi dan kapasitas

masing-masing.

3. Tinjauan tentang Pembelajaran PKn

Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Mulyasa (2006 : 69) Pembelajaran merupakan suatu proses yang

kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

22

Jadi pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran dan

istilah belajar-mengajar. Pembelajaran PKn adalah suatu upaya yang dilakukan

oleh seorang guru PKn untuk membelajarkan siswa yang belajar mata pelajaran

PKn untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran PKn, meliputi beberapa komponen berikut :

a. Tujuan Pembelajaran PKn

Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh

kegiatan pembelajaran (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran.

2011 : 152). Tujuan pembelajaran PKn adalah mengajarkan siswa agar berfikir

secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,

mengajarkan siswa agar berparisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

mengajarkan siswa agar berkembang secara positif dan demokratis untuk

membentuk diri berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lain dan mengajarkan siswa agar kelak mampu

berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

b. Bahan Pembelajaran (Materi) PKn

Bahan Pembelajaran (materi) merupakan bidang studi dengan topik atau

sub topik dan rinciannya. Materi atau substansi dari PKn yang dikenal juga

dengan beberapa istilah seperti; Civics Education, Citizenship Education,

Democracy Education berdasarkan Silabus Mata Pelajaran PKn, materi ajar

SMA/SMK meliputi sebagai berikut :

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

23

Tabel 2 : SK dan KD Kelas X semester 1 No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.

Memahami hakekat Bangsa dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

1.1 Mendeskripsikan hakikat bangsa

dan unsur-unsur terbentuknya

negara.

1.2 Mendeskripsikan hakikat negara

dan bentuk-bentuk kenegaraan.

1.3 Menjelaskan fungsi dan tujuan

NKRI

1.4 Menunjukkan semangat

kebangsaan, nasionalisme dan

patriotisme dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

2.

Menampilkan sikap positif terhadap sistem

dan peradilan nasional

2.1 Mendeskripsikan pengertian sistem

hukum dan peradilan nasional

2.2 Menganalisis peranan lembaga-

lembaga peradilan.

2.3 Menunjukkan sikap yang sesuai

dengan hukum yang berlaku.

2.4 Menganalisis upaya pemberantasan

korupsi di Indonesia.

3.

Menampilkan peran serta dalam upaya

pemajuan, penghormatan dan perlindungan

Hak Asasi Manusia

3.1 Menganalisis upaya pemajuan,

penghormatan dan penegakan HAM

3.2 Menampilkan peran serta dalam

upaya pemajuan, penghormatan dan

penegakan HAM di Indonesia

3.3 Mendeskripsikan instrumen hukum

dan peradilan internasional HAM

Sumber : Permendiknas Nomor 22 tahun 2006

Tabel 3 : SK dan KD Kelas XI semester 1 No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.

Menganalisis budaya politik di Indonesia

1.1 Mendeskripsikan pengertian budaya

politik.

1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya

politik yang berkembang dalam

masyarakat Indonesia.

1.3 Mendeskripsikan pentingnya

sosialisasi pengembangan budaya

politik.

1.4 Menambah peran serta budaya

politik partisipasi.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

24

2.

Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

2.1 Mendeskripsikan pengertian dan

prinsip-prinsip budaya demokrasi

2.2 Mengidentifikasi ciri-ciri

masyarakat madani

2.3 Menganalisis pelaksanaan

demokrasi di Indonesia sejak orde

lama, orde baru dan reformasi

2.4 Menampilkan perilaku budaya

demokrasi dalam kehidupan sehari-

hari

3.

Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

3.1 Mendeskripsikan pengertian dan

pentingnya keterbukaan dan

keadilan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara

3.2 Menganalisis dampak

penyelenggaraan pemerintahan

yang transparan

3.3 Menunjukkan sikap keterbukaan

dan keadilan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

4.

Menganalisis hubungan internasional dan

organisasi internasional

4.1 Mendeskripsikan pengertian,

pentingnya, dan sarana-sarana

hubungan internasional bagi suatu

bangsa.

4.2 Menjelaskan tahap-tahap perjanjian

Internasional

4.3 Menganalisis fungsi Perwakilan

Diplomatik

4.4 Mengkaji peranan organisasi

internasional (ASEAN, AA, PBB)

dalam meningkatkan hubungan

internasional

4.5 Menghargai kerja sama dan

perjanjian internasional yang

bermanfaat bagi Indonesia

5.

Menganalisis sistem hukum dan peradilan

internasional

5.1 Mendeskripsikan sistem hukum

dan peradilan internasional

5.2 Menjelaskan penyebab timbulnya

sengketa internasional dan cara

penyelesaian oleh Mahkamah

Internasional

5.3 Menghargai putusan Mahkamah

Internasional

Sumber : Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

25

Tabel 4 : SK dan KD Kelas XII semester 1 No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.

Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila

sebagai ideologi terbuka

1.1 Mendeskripsikan Pancasila

sebagai ideologi terbuka

1.2 Menganalisis Pancasila sebagai

sumber nilai dan paradigma

pembangunan

1.3 Menampilkan sikap positif

terhadap Pancasila sebagai

ideologi terbuka

2.

Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

2.1 Menganalisis sistem

pemerintahan di berbagai negara

2.2 Menganalisis pelaksanaan sistem

pemerintahan Negara Indonesia

2.3 Membandingkan pelaksanaan

sistem pemerintahan yang

berlaku di Indonesia dengan

negara lain.

Sumber : Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006

Dari materi di SMA/SMK kelas X, XI, XII mencakup pembahasan tentang

moral, politik dan hukum.

c. Metode Pembelajaran

Pembelajaran di sekolah harus fleksibel, dan tidak kaku, serta perlu

menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan arahan ke arah

kedewasaan. Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk

meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Berikut beberapa contoh metode

pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, menurut Mulyasa :

1) Metode Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk

memperlihatkan suatu proses atau cara kerja yang berkenaan dengan bahan

pelajaran. Dalam hal ini guru di tuntut harus lebih kreatif.

2) Metode Inquiri adalah metode yang mempersiapkan siswa pada situasi

untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang

terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan, dan mencari

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

26

jawaban sendiri, serta menghubungkan dengan penemuan yang satu

dengan yang lain, membandingkan antara penemuan sendiri dengan

penemuan siswa lain. Dalam metode ini siswa dituntut harus lebih aktif

dan kreatif.

3) Metode Pemecahan Masalah adalah pembelajaran dengan menyajikan

suatu permasalahan dan melatih siswa untuk berfikir secara kritis

mengenai penyelesaian masalah. Dalam metode ini siswa dituntut untuk

berfikir secara kritis, keaktifan siswa lebih diutamakan.

4) Metode Eksperimen adalah suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan

siswa bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan

laboratorium secara perorangan maupun kelompok. Siswa di tuntut lebih

kreatif.

5) Metode Penugasan adalah pemberian tugas oleh guru dan harus dikerjakan

oleh siswa baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam metode ini,

siswa harus mampu bekerja aktif untuk mengerjakan penugasan dari guru.

(Mulyasa, 2006 : 109-113)

Beberapa metode pembelajaran menurut Oemar Hamalik, sebagai berikut :

1) Metode Diskusi adalah percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan

problematis yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah.

Dalam metode ini, siswa di tuntut untuk berfikir secara kritis mengenai

pertanyaan problematis yang harus diberikan pemecahan masalah.

2) Metode Bermain Peran adalah cara penugasan bahan pelajaran melaui

pengembangan dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

27

penghayatan dilakukan oleh siswa dengan memerankan sebagai tokoh

hidup atau benda mati.

3) Metode Tanya Jawab adalah cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan.

4) Metode Ceramah adalah metode tradisonal, guru menyajikan materi

pelajaran dengan bercerita. (Oemar Hamalik, 1982 : 62)

Dengan demikian, guru dapat memilih metode yang sesuai dengan materi

yang akan diajarkan agar pembelajaran tidak terkesan kaku dan membosankan.

d. Media dan Sumber Pembelajaran

Media adalah alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran yang

bertujuan untuk memperlancar pencapaian tujuan pemebelajaran. Dengan

penggunaan media, maka pembelajaran akan lebih menyenangkan. Berikut media

dilihat dari jenisnya :

1) Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara seperti,

radio, cassette recorder, piringan audio.

2) Media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihatan. Media

visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film

rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula

yang menampilkan film bisu, film kartun.

3) Media audiovisual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan gambar

(Oemar Hamalik, 1982 : 79)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

28

Secara umum, cukup banyak pilihan jenis media yang dapat dipakai dalam

melaksanakan proses pembelajaran, seperti yang dikutip dalam bukunya

Saripudin (1989 : 154) :

1) Buku teks dan buku penunjang;

2) Buku rebference;

3) Majalah, Surat Kabar dan Dokumen Resmi;

4) Bahan terprogram seperti Modul;

5) Film, Program TV dan Program Radio;

6) Kaset Audio;

7) Gambar biasa, Tulisan, Karikatur;

8) Slide, Transoarasi, Film Strip;

9) Chart, Diagram, dan poster.

Fungsi media pembelajaran adalah :

1) Fungsi atensi yaitu mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi kepada isi

pelajaran yang ditampilkan.

2) Fungsi motivasi yaitu mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

3) Fungsi afeksi yaitu menggugah emosi dan sikap siswa.

4) Fungsi Kompensatori yaitu mengakomodasi siswa yang lemah dalam

menerima dan memahami pelajaran yang disajikan secara teks atau verbal.

5) Fungsi Psikomotori yaitu menggerakkan siswa untuk melakukan suatu

kegiatan.

6) Fungsi evaluasi yaitu menilai kemampuan siswa dalam merespon

pembelajaran.

Sumber pembelajaran adalah personil, bahan-bahan belajar, perlengkapan

belajar dan media. Personil yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran adalah guru

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

29

dan siswa. Sumber belajar dapat berupa buku paket, media massa, media

elektronik.

4. Tinjauan Tentang Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005).

a. Tugas Guru

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar

berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada

siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan

dirinya sebagai orangtua kedua, dan dalam lingkungan masyarakat guru

berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia

seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

30

TUGAS

GURU

Sumber : (Moh. Uzer Usman 2009 : 8)

Bagan 1 : Tugas Guru

PROFESI MENGAJAR

Meneruskan dan

mengembangkan ilmu

pengetahuan dan

teknologi

MENDIDIK

Meneruskan dan

mengembangkan nilai-

nilai hidup

MELATIH Mengembangkan

keterampilan dan

penerapannya

KEMANUSIAAN

Menjadi orangtua kedua

Auto-pengertian :

homoludens,

homopuber,

homosapiens

Transformasi diri

Autoidentifikasi

KEMASYARAKATAN

Mendidik dan mengajar

masyarakat untuk menjadi

warga negara Indonesia yang

bermoral Pancasila

Mencerdaskan bangsa

Indonesia

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

31

b. Peran Guru Dalam Pembelajaran

1) Guru sebagai demonstrator yaitu guru senantiasa menguasai bahan ajar

atau materi pembelajaran serta mengembangkan dan meningkatkan

kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena akan sangat

menentukan hasil belajar.

2) Guru sebagai pengelola kelas yaitu mampu mengelola kelas sebagai

lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah

yang perlu diorganisasi.

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator yaitu mampu memiliki

pengetahuan dan pemahaman yang mencakup tentang media

pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi

untuk lebih mengefektifkan pembelajaran. Mengenai media guru harus

memiliki keterampilan untuk memilih, menggunakan dan

mengusahakan media dengan baik.

4) Guru sebagai evaluator yaitu guru mampu memberi penilaian kepada

siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah

dirumuskan tersebut telah dicapai atau belum (Moh. Uzer Usman.

2009 : 9-11).

B. Kerangka Berfikir

Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan salah satu

bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa Indonesia melalui koridor value-based education. Konfigurasi atau

kerangka sistemik PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut.

Pertama, PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran

yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung

jawab.

Kedua, PKn secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat

konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide,

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

32

nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela

negara.

Ketiga, PKn secara pragmatik dirancang sebagai subjek pembelajaran

yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai

perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan

tuntunan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral

Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) wajib diajarkan di semua jenjang

pendidikan, baik di sekolah dasar sampai perguruan tinggi. SMK Ma’arif Salam

merupakan salah satu sekolah kejuruan yang juga mewajibkan siswanya untuk

mempelajari mata pelajaran PKn. Secara umum guru dan siswa menghadapi

beberapa hambatan yang berpengaruh terhadap pembelajaran. Fakta ini diperoleh

saat diadakan penelitian pendahuluan di sekolah tersebut terhadap beberapa siswa

dan guru yang sedang melaksanakan pembelajaran PKn di kelas. Para siswa

kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran PKn, mengantuk,

melamun, makan, ngobrol dengan teman, bermain handphone, tidak mengerjakan

apa yang di tugaskan guru, dan lain-lain. Dilihat dari ketertarikan siswa akan

pembelajaran PKn sangat kurang. Suasana pembelajaran terlihat sangat pasif.

Guru kurang mampu berinteraksi dengan baik kepada siswa, cara menyajikan

materi dilakukan guru dengan berceramah. Metode, media dan sumber

pembelajaran yang monoton, mengakibatkan siswa merasa bosan dengan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang ...eprints.uny.ac.id/18228/3/BAB II re smnar fik.pdfPenganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut : 1)

33

pembelajaran PKn. Para siswa cenderung menganggap remeh mata pelajaran

PKn. Persiapan guru dan siswa belum maksimal ketika akan melaksanakan

pembelajaran di kelas, sehingga guru terkesan belum siap mengajar dan siswa

hanya asal masuk kelas.

Sikap negatif siswa yang belum bisa dikendalikan, seperti berkata jelek di

dalam kelas, merokok dilingkungan sekolah, belum bisa menghormati guru, dan

lain-lain adalah contoh bahwa PKn adalah pembelajaran yang baru sebatas teori

dan belum dengan baik diterapkan di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Bertolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut

tentang hambatan guru dan siswa dalam pembelajaran PKn di SMK Ma’arif

Salam Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2012/2013.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Hambatan apa yang dihadapi guru dalam pembelajaran PKn di SMK Ma’arif

Salam?

2. Hambatan apa yang dihadapi siswa dalam pembelajaran PKn di SMK Ma’arif

Salam?

3. Apa saja upaya untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran PKn oleh

guru, siswa dan sekolah di SMK Ma’arif Salam?