Upload
vudiep
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan tentang Teori Pembelajaran
a. Teori Koneksionisme dari Thorndike
Menurut teori ini, belajar bagi hewan dan bagi manusia berlangsung
menurut prinsip yang sama yaitu pembentukan asosiasi antara kesan panca indera
dengan kecenderungan bertindak. Proses belajar berlangsung secara trial and
error menurut hukum-hukum tertentu yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan
hukum efek.
Hukum kesiapan mencakup 3 keadaan, yaitu melakukan tindakan dengan
sepenuh hati, melakukan tindakan dengan tidak sepenuh hati, dan siap melakukan
tindakan namun tidak diberi kesempatan. Hukum kesiapan ini mengandung
makna bahwa kegiatan belajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien apabila
siswa telah memiliki kesiapan belajar.
Hukum latihan, menyatakan bahwa koneksi antara kondisi dan tindakan
akan menjadi kuat karena latihan, dan menjadi lemah karena kurang atau tanpa
latihan. Makin sering sesuatu pelajaran diulangi makin dikuasai pelajaran itu.
Hukum efek, menyatakan bahwa kegiatan belajar yang memberi efek hasil
belajar yang menyenangkan seperti hadiah/ pujian, kecenderungan untuk diulangi
dan ditingkatkan; sedangkan kegiatan belajar yang memberikan efek hasil belajar
yang tidak menyenangkan cenderung untuk dihentikan atau tidak diulangi
(Syamsu Mappa, 1983 : 6-8).
13
b. Teori Conditioning
Penganut teori conditioning menguraikan teorinya sebagai berikut :
1) Teori Classical Conditioning dari Ivan Pavlov, menghasilkan
eksperimen bahwa tingkah laku tertentu dapat dibentuk, dipelajari
melalui latihan yang direncanakan.
2) Teori Conditioning dari John B. Watson, belajar adalah suatu proses
yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan
rangsangan.
3) Teori Operant Conditioning dari Skinner, dianggap sebagai dasar dari
program-program inovatif di bidang pendidikan seperti pengajaran
berprogram, mesin mengajar dan program pengajaran dengan bantuan
komputer.
4) Teori Conditioning dari Guthrie, teori ini dikembangkan untuk
menemukan cara mengubah kebiasaan yang kurang baik dengan
memanfaatkan teori conditioning. Secara keseluruhan, tingkah laku
manusia merupakan serangkaian unit-unit tingkah laku yang saling
memberikan reaksi/respons terhadap stimulus yang timbul dari
masing-masing unit tingkah laku tersebut ( Djaali, 2007 : 85-88).
c. Teori Gestalt dari Koffka
Menganggap bahwa wawasan adalah inti dari belajar oleh karena apa yang
telah dipelajari hendaknya dimengerti dan dipahami (Syamsu Mappa, 1983 : 12)
14
d. Teori Medan dari Lewis
Teori ini dikembangkan berdasarkan prinsip Gestalt dan menambahkan
hal-hal baru yaitu :
1) Belajar adalah mengubah struktur kognitif.
2) Peranan hadiah dan hukuman, nilai baik, menyenangkan bagi siswa
namun untuk meraihnya diperlukan ketekunan belajar, suatu hal yang
tidak disukai oleh siswa. Berhubung karena itu ada kecenderungan
untuk memperoleh nilai baik tanpa belajar walaupun harus berbuat
tidak jujur.
3) Masalah sukses dan gagal. Sukses dalam pelajaran menimbulkan rasa
senang dan selalu ingin berusaha untuk meraih sukses tiap ada
kesempatan.
4) Taraf aspirasi yang ingin dicapai. Pengalaman sukses yang tinggi dan
tingkat aspirasi yang tinggi menuntut tenaga, fikiran, waktu dan dana
dari seorang siswa yang mendorong untuk mencapai sukses
berikutnya (Syamsu Mappa, 1983 : 15-16).
e. Teori Mengajar Bruner
Mengajar adalah penyajian konsep dan masalah secara bertahap dalam
bentuk yang mudah dipahami dengan menggunakan teknik penyajian :
1) Enaktif, gerak konkrit dalam kegiatan psikomotor.
2) Ikonik, penggunaan gambar dalam menyajikan konsep, obyek atau
prinsip.
15
3) Simbolik, penggunaan bahasa dalam menyajikan ide, obyek atau
prinsip dengan memperhatikan perkembangan kejiwaan anak (Syamsu
Mappa, 1983 : 16-17).
f. Mengajarkan Bahan Verbal Yang Bermakna
Mengidentifikasi apa yang telah diketahui siswa apa yang perlu diketahui
lebih lanjut serta bagaimana menstrukturkannya sehingga apa yang dipelajari
tersebut sudah dipahami sebagai suatu kebulatan pengetahuan yang utuh (Syamsu
Mappa, 1983 :17).
g. Penataan Situasi Belajar
Gagne membedakan penataan situasi belajar atas pengelolaan belajar dan
kondisi belajar. Pengelolaan belajar mencakup tentang motivasi, arah minat dan
perhatian, evaluasi hasil belajar dan pelaporan tenbtang hasil belajar tersebut.
Penataan kondisi belajar mencakup prosedur yang erat hubungannya dengan isi
atau materi pelajaran.
h. Metode Belajar/Mengajar Pemecahan Masalah
Ramu pendapat (brainstorming), pembahasan terhadap sesuatu masalah
dilakukan secara terbuka dalam arti setiap peserta memperoleh kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, memungkinkan diadakan modifikasi atau kombinasi
antara pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, menginventarisasi sebanyak-
banyaknya pendapat yang lain daripada yang sudah dikemukakan, permasalahan
dipecahkan, disajikan secara lengkap dan terperinci (Syamsu Mappa, 1983 : 21-
22)
16
Teknik ramu pendapat dapat dilaksanakan secara kelompok/klasikal
maupun perorangan.
1) Analisis Morfologis, menguraikan masalah atas sejumlah variabel
bebas, memikirkan sebanyak mungkin pemecahan ataupun gagasan,
kemudian menggabungkan hasilnya.
2) Metode buku catatan kolektif, buku yang berisi masalah yang harus
dipecahkan, siswa disuruh memberi tanggapan dan menyempurnakan
saran pemecahan masalah.
3) Metode papan buletin kolektif, merupakan gabungan dari metode
ramu pendapat dan metode buku catatan kolektif.
4) Metode belajar mengajar menemukan, belajar menemukan adalah
belajar yang dilakukan oleh siswa tanpa diberikan sajian bahan
pelajaran dalam bentuk final oleh karena siswa sendiri diharapkan
mengorganisasikan bahan pelajaran tersebut dalam bentuk final
(Syamsu Mappa, 1983 : 22-24)
2. Tinjauan tentang PKn
a. Pengertian PKn
Ada beberapa pengertian PKn, yaitu :
1) Menurut National Council of Social Studies (NCSS) Amerika Serikat.
PKn adalah proses yang meliputi semua pengaruh positif yang dimaksud
untuk membentuk pandangan seorang warga negara dalam peranannya di
masyarakat. PKn adalah lebih dari pada sekedar bidang studi. PKn
mengambil bagian dari pengaruh positif dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Melalui PKn mengambil bagian generasi muda dibantu untuk
memahami cita-cita nasional, hal-hal yang baik diakui oleh umum, proses
pemerintahan sendiri, dan dibantu untuk memahami arti kemerdekaan
17
untuk mereka dan untuk semua manusia dan untuk individu dan kelompok,
dalam bidang kepercayaan, perdagangan, pemilu atau dalam tingkah laku
sehari-hari. Mereka juga dibantu untuk memahami bermacam-macam hak
kemerdekaan warga negara yang dijamin dalam konstitusi dan peraturan-
peraturan lainnya dan tanggung jawab ata apa yang telah dicapainya
(Cholisin, 2000 : 7).
2) Menurut Seminar Nasional Pengajaran dan Pendidikan Civics di
Tawangmangu.
PKn sebagai suatu program pendidikan yang tujuan utamanya membina
warga negara yang lebih baik menurut syarat-syarat, kriteria dan ukuran,
ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945. Bahannya diambil dari Ilmu
Kewarganegaraan (IKN) termasuk kewiraan nasional, filsafat Pancasila
dan filsafat pendidikan nasional serta menuju kedudukan para warga
negara yang diharapkan di masa depan (Cholisin, 2000 : 7).
3) Menurut Nu’man Somantri
PKn adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang
diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positive influence
pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua, yang kesemuanya diproses
untuk melatih pelajar-pelajar berfikir kritis, analistis, dan bertindak
demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis dengan berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945 (Cholisin, 2000 : 8).
Berdasarkan tiga pengertian tentang PKn tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa PKn adalah aspek pendidikan politik yang fokus materinya
peranan warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diproses
dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila
dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa
dan negara. PKn lebih dari sekedar bidang studi karena PKn mengambil bagian
dari pengaruh positif dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Apa yang telah
dipelajari tentang materi-materi PKn di sekolah, diharapkan dapat dengan baik
diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Agar PKn
tidak terkesan hanya menyampaikan materi-materi yang bersifat teoritis, namun
18
dengan belajar PKn, dapat memberi asumsi terhadap tingkah laku siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Visi dan Misi PKn
Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata pelajaran yang
berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negara. Misi mata pelajaran PKn adalah
meningkatkan kompetensi warga agar mampu menjadi warga negara yang
berperan serta secara aktif dalam sistem pemerintahan yang demokratis
(http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/23/merubah-paradigma-masyarakat-
terhadap-mapel-pkn diakses 27/06/2012).
Berdasarkan penjelasan singkat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
visi dan misi PKn adalah memanusiakan rakyat Indonesia dengan menjadikan
sarana pembinaan watak bangsa dan pemberdayaan warga negara agar menjadi
warga negara yang baik.
c. Fungsi dan Tujuan PKn
Fungsi PKn adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia
dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai
dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 (Sunarso dkk, 2006: 5).
Tujuan PKn adalah memberikan berbagai kompetensi diantaranya adalah:
1) Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
19
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (Sunarso dkk, 2006: 5).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi PKn
adalah mencerdaskan bangsa sehingga berkarakter sesuai Pancasila dan UUD
1945. Tujuan PKn adalah memberikan berbagai kompetensi; berfikir kritis,
berpartisipasi secara bertanggung jawab, berkembang positif dan berinteraksi
dengan bangsa lain.
d. Ruang Lingkup PKn
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :
1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,
cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,
keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap negara kesatuan Republik
Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,
tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-
peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan
internasional.
3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,
pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
5) Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6) Kekuasan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan
20
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7) Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai
ideologi terbuka.
8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.( BSNP, 2006 :
96-97)
e. Kompetensi PKn
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab,
yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dapat dianggap mampu
melakukan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi yang
diharapkan setelah menempuh pendidikan PKn adalah dimilikinya seperangkat
tindakan cerdas, penuh tanggung jawab dari seorang warga negara dalam
berhubungan dengan negara, serta mampu turut serta dalam memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan
profesi dan kapasitas masing-masing. Sifat cerdas yang dimaksud tampak dalam
kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dalam bertindak, sedangkan sifat tanggung
jawab diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan ditinjau dari nilai agama, moral,
etika dan budaya.
PKn yang berhasil, akan menumbuhkan sikap mental bersifat cerdas,
penuh tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku :
1) Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.
2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
21
3) Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai
warga negara.
4) Bersikap profesional yang dijiwai oleh kesadaranb bela negara.
5) Aktif memanfaatkan ilmu dan teknologi serta seni kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.
Melalui PKn diharapkan warga negara mampu memahami, menganalisis,
serta menjawab berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara
secara tepat, rasional, konsisten, berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam
rangka mencapai tujuan nasional. Menjadi warga negara yang tahu hak dan
kewajibannya, menguasai ilmu dan teknologi serta seni namun tidak kehilangan
jati diri (Sunarso dkk. 2006: 9).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi PKn adalah dimilikinya
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab bagi seorang warga negara
terhadap negara, mampu turut serta memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan profesi dan kapasitas
masing-masing.
3. Tinjauan tentang Pembelajaran PKn
Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Mulyasa (2006 : 69) Pembelajaran merupakan suatu proses yang
kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan.
22
Jadi pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran dan
istilah belajar-mengajar. Pembelajaran PKn adalah suatu upaya yang dilakukan
oleh seorang guru PKn untuk membelajarkan siswa yang belajar mata pelajaran
PKn untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran PKn, meliputi beberapa komponen berikut :
a. Tujuan Pembelajaran PKn
Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh
kegiatan pembelajaran (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran.
2011 : 152). Tujuan pembelajaran PKn adalah mengajarkan siswa agar berfikir
secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,
mengajarkan siswa agar berparisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
mengajarkan siswa agar berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain dan mengajarkan siswa agar kelak mampu
berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
b. Bahan Pembelajaran (Materi) PKn
Bahan Pembelajaran (materi) merupakan bidang studi dengan topik atau
sub topik dan rinciannya. Materi atau substansi dari PKn yang dikenal juga
dengan beberapa istilah seperti; Civics Education, Citizenship Education,
Democracy Education berdasarkan Silabus Mata Pelajaran PKn, materi ajar
SMA/SMK meliputi sebagai berikut :
23
Tabel 2 : SK dan KD Kelas X semester 1 No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.
Memahami hakekat Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
1.1 Mendeskripsikan hakikat bangsa
dan unsur-unsur terbentuknya
negara.
1.2 Mendeskripsikan hakikat negara
dan bentuk-bentuk kenegaraan.
1.3 Menjelaskan fungsi dan tujuan
NKRI
1.4 Menunjukkan semangat
kebangsaan, nasionalisme dan
patriotisme dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2.
Menampilkan sikap positif terhadap sistem
dan peradilan nasional
2.1 Mendeskripsikan pengertian sistem
hukum dan peradilan nasional
2.2 Menganalisis peranan lembaga-
lembaga peradilan.
2.3 Menunjukkan sikap yang sesuai
dengan hukum yang berlaku.
2.4 Menganalisis upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia.
3.
Menampilkan peran serta dalam upaya
pemajuan, penghormatan dan perlindungan
Hak Asasi Manusia
3.1 Menganalisis upaya pemajuan,
penghormatan dan penegakan HAM
3.2 Menampilkan peran serta dalam
upaya pemajuan, penghormatan dan
penegakan HAM di Indonesia
3.3 Mendeskripsikan instrumen hukum
dan peradilan internasional HAM
Sumber : Permendiknas Nomor 22 tahun 2006
Tabel 3 : SK dan KD Kelas XI semester 1 No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.
Menganalisis budaya politik di Indonesia
1.1 Mendeskripsikan pengertian budaya
politik.
1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya
politik yang berkembang dalam
masyarakat Indonesia.
1.3 Mendeskripsikan pentingnya
sosialisasi pengembangan budaya
politik.
1.4 Menambah peran serta budaya
politik partisipasi.
24
2.
Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
2.1 Mendeskripsikan pengertian dan
prinsip-prinsip budaya demokrasi
2.2 Mengidentifikasi ciri-ciri
masyarakat madani
2.3 Menganalisis pelaksanaan
demokrasi di Indonesia sejak orde
lama, orde baru dan reformasi
2.4 Menampilkan perilaku budaya
demokrasi dalam kehidupan sehari-
hari
3.
Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3.1 Mendeskripsikan pengertian dan
pentingnya keterbukaan dan
keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
3.2 Menganalisis dampak
penyelenggaraan pemerintahan
yang transparan
3.3 Menunjukkan sikap keterbukaan
dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
4.
Menganalisis hubungan internasional dan
organisasi internasional
4.1 Mendeskripsikan pengertian,
pentingnya, dan sarana-sarana
hubungan internasional bagi suatu
bangsa.
4.2 Menjelaskan tahap-tahap perjanjian
Internasional
4.3 Menganalisis fungsi Perwakilan
Diplomatik
4.4 Mengkaji peranan organisasi
internasional (ASEAN, AA, PBB)
dalam meningkatkan hubungan
internasional
4.5 Menghargai kerja sama dan
perjanjian internasional yang
bermanfaat bagi Indonesia
5.
Menganalisis sistem hukum dan peradilan
internasional
5.1 Mendeskripsikan sistem hukum
dan peradilan internasional
5.2 Menjelaskan penyebab timbulnya
sengketa internasional dan cara
penyelesaian oleh Mahkamah
Internasional
5.3 Menghargai putusan Mahkamah
Internasional
Sumber : Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
25
Tabel 4 : SK dan KD Kelas XII semester 1 No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.
Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila
sebagai ideologi terbuka
1.1 Mendeskripsikan Pancasila
sebagai ideologi terbuka
1.2 Menganalisis Pancasila sebagai
sumber nilai dan paradigma
pembangunan
1.3 Menampilkan sikap positif
terhadap Pancasila sebagai
ideologi terbuka
2.
Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
2.1 Menganalisis sistem
pemerintahan di berbagai negara
2.2 Menganalisis pelaksanaan sistem
pemerintahan Negara Indonesia
2.3 Membandingkan pelaksanaan
sistem pemerintahan yang
berlaku di Indonesia dengan
negara lain.
Sumber : Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
Dari materi di SMA/SMK kelas X, XI, XII mencakup pembahasan tentang
moral, politik dan hukum.
c. Metode Pembelajaran
Pembelajaran di sekolah harus fleksibel, dan tidak kaku, serta perlu
menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan arahan ke arah
kedewasaan. Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Berikut beberapa contoh metode
pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, menurut Mulyasa :
1) Metode Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk
memperlihatkan suatu proses atau cara kerja yang berkenaan dengan bahan
pelajaran. Dalam hal ini guru di tuntut harus lebih kreatif.
2) Metode Inquiri adalah metode yang mempersiapkan siswa pada situasi
untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang
terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan, dan mencari
26
jawaban sendiri, serta menghubungkan dengan penemuan yang satu
dengan yang lain, membandingkan antara penemuan sendiri dengan
penemuan siswa lain. Dalam metode ini siswa dituntut harus lebih aktif
dan kreatif.
3) Metode Pemecahan Masalah adalah pembelajaran dengan menyajikan
suatu permasalahan dan melatih siswa untuk berfikir secara kritis
mengenai penyelesaian masalah. Dalam metode ini siswa dituntut untuk
berfikir secara kritis, keaktifan siswa lebih diutamakan.
4) Metode Eksperimen adalah suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan
siswa bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan
laboratorium secara perorangan maupun kelompok. Siswa di tuntut lebih
kreatif.
5) Metode Penugasan adalah pemberian tugas oleh guru dan harus dikerjakan
oleh siswa baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam metode ini,
siswa harus mampu bekerja aktif untuk mengerjakan penugasan dari guru.
(Mulyasa, 2006 : 109-113)
Beberapa metode pembelajaran menurut Oemar Hamalik, sebagai berikut :
1) Metode Diskusi adalah percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan
problematis yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah.
Dalam metode ini, siswa di tuntut untuk berfikir secara kritis mengenai
pertanyaan problematis yang harus diberikan pemecahan masalah.
2) Metode Bermain Peran adalah cara penugasan bahan pelajaran melaui
pengembangan dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
27
penghayatan dilakukan oleh siswa dengan memerankan sebagai tokoh
hidup atau benda mati.
3) Metode Tanya Jawab adalah cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan.
4) Metode Ceramah adalah metode tradisonal, guru menyajikan materi
pelajaran dengan bercerita. (Oemar Hamalik, 1982 : 62)
Dengan demikian, guru dapat memilih metode yang sesuai dengan materi
yang akan diajarkan agar pembelajaran tidak terkesan kaku dan membosankan.
d. Media dan Sumber Pembelajaran
Media adalah alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran yang
bertujuan untuk memperlancar pencapaian tujuan pemebelajaran. Dengan
penggunaan media, maka pembelajaran akan lebih menyenangkan. Berikut media
dilihat dari jenisnya :
1) Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara seperti,
radio, cassette recorder, piringan audio.
2) Media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihatan. Media
visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film
rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula
yang menampilkan film bisu, film kartun.
3) Media audiovisual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan gambar
(Oemar Hamalik, 1982 : 79)
28
Secara umum, cukup banyak pilihan jenis media yang dapat dipakai dalam
melaksanakan proses pembelajaran, seperti yang dikutip dalam bukunya
Saripudin (1989 : 154) :
1) Buku teks dan buku penunjang;
2) Buku rebference;
3) Majalah, Surat Kabar dan Dokumen Resmi;
4) Bahan terprogram seperti Modul;
5) Film, Program TV dan Program Radio;
6) Kaset Audio;
7) Gambar biasa, Tulisan, Karikatur;
8) Slide, Transoarasi, Film Strip;
9) Chart, Diagram, dan poster.
Fungsi media pembelajaran adalah :
1) Fungsi atensi yaitu mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang ditampilkan.
2) Fungsi motivasi yaitu mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
3) Fungsi afeksi yaitu menggugah emosi dan sikap siswa.
4) Fungsi Kompensatori yaitu mengakomodasi siswa yang lemah dalam
menerima dan memahami pelajaran yang disajikan secara teks atau verbal.
5) Fungsi Psikomotori yaitu menggerakkan siswa untuk melakukan suatu
kegiatan.
6) Fungsi evaluasi yaitu menilai kemampuan siswa dalam merespon
pembelajaran.
Sumber pembelajaran adalah personil, bahan-bahan belajar, perlengkapan
belajar dan media. Personil yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran adalah guru
29
dan siswa. Sumber belajar dapat berupa buku paket, media massa, media
elektronik.
4. Tinjauan Tentang Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005).
a. Tugas Guru
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orangtua kedua, dan dalam lingkungan masyarakat guru
berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.
30
TUGAS
GURU
Sumber : (Moh. Uzer Usman 2009 : 8)
Bagan 1 : Tugas Guru
PROFESI MENGAJAR
Meneruskan dan
mengembangkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
MENDIDIK
Meneruskan dan
mengembangkan nilai-
nilai hidup
MELATIH Mengembangkan
keterampilan dan
penerapannya
KEMANUSIAAN
Menjadi orangtua kedua
Auto-pengertian :
homoludens,
homopuber,
homosapiens
Transformasi diri
Autoidentifikasi
KEMASYARAKATAN
Mendidik dan mengajar
masyarakat untuk menjadi
warga negara Indonesia yang
bermoral Pancasila
Mencerdaskan bangsa
Indonesia
31
b. Peran Guru Dalam Pembelajaran
1) Guru sebagai demonstrator yaitu guru senantiasa menguasai bahan ajar
atau materi pembelajaran serta mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena akan sangat
menentukan hasil belajar.
2) Guru sebagai pengelola kelas yaitu mampu mengelola kelas sebagai
lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah
yang perlu diorganisasi.
3) Guru sebagai mediator dan fasilitator yaitu mampu memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang mencakup tentang media
pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi
untuk lebih mengefektifkan pembelajaran. Mengenai media guru harus
memiliki keterampilan untuk memilih, menggunakan dan
mengusahakan media dengan baik.
4) Guru sebagai evaluator yaitu guru mampu memberi penilaian kepada
siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
dirumuskan tersebut telah dicapai atau belum (Moh. Uzer Usman.
2009 : 9-11).
B. Kerangka Berfikir
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan salah satu
bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa Indonesia melalui koridor value-based education. Konfigurasi atau
kerangka sistemik PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut.
Pertama, PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga
negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung
jawab.
Kedua, PKn secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat
konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide,
32
nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela
negara.
Ketiga, PKn secara pragmatik dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding
values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai
perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan
tuntunan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral
Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) wajib diajarkan di semua jenjang
pendidikan, baik di sekolah dasar sampai perguruan tinggi. SMK Ma’arif Salam
merupakan salah satu sekolah kejuruan yang juga mewajibkan siswanya untuk
mempelajari mata pelajaran PKn. Secara umum guru dan siswa menghadapi
beberapa hambatan yang berpengaruh terhadap pembelajaran. Fakta ini diperoleh
saat diadakan penelitian pendahuluan di sekolah tersebut terhadap beberapa siswa
dan guru yang sedang melaksanakan pembelajaran PKn di kelas. Para siswa
kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran PKn, mengantuk,
melamun, makan, ngobrol dengan teman, bermain handphone, tidak mengerjakan
apa yang di tugaskan guru, dan lain-lain. Dilihat dari ketertarikan siswa akan
pembelajaran PKn sangat kurang. Suasana pembelajaran terlihat sangat pasif.
Guru kurang mampu berinteraksi dengan baik kepada siswa, cara menyajikan
materi dilakukan guru dengan berceramah. Metode, media dan sumber
pembelajaran yang monoton, mengakibatkan siswa merasa bosan dengan
33
pembelajaran PKn. Para siswa cenderung menganggap remeh mata pelajaran
PKn. Persiapan guru dan siswa belum maksimal ketika akan melaksanakan
pembelajaran di kelas, sehingga guru terkesan belum siap mengajar dan siswa
hanya asal masuk kelas.
Sikap negatif siswa yang belum bisa dikendalikan, seperti berkata jelek di
dalam kelas, merokok dilingkungan sekolah, belum bisa menghormati guru, dan
lain-lain adalah contoh bahwa PKn adalah pembelajaran yang baru sebatas teori
dan belum dengan baik diterapkan di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Bertolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang hambatan guru dan siswa dalam pembelajaran PKn di SMK Ma’arif
Salam Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2012/2013.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Hambatan apa yang dihadapi guru dalam pembelajaran PKn di SMK Ma’arif
Salam?
2. Hambatan apa yang dihadapi siswa dalam pembelajaran PKn di SMK Ma’arif
Salam?
3. Apa saja upaya untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran PKn oleh
guru, siswa dan sekolah di SMK Ma’arif Salam?