67
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Efektivitas Metode Numbered Heads Together (NHT) Efektif artinya berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, yakni dalam pembelajaran telah terpenuhi apa yang menjadi tujuan dan harapan yang hendak dicapai. 13 Efektivitas berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruh kesannya) Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan. Efektivitas terfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan. 14 Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Moore D. Kenneth dan Munandir dalam bukunya Mohamad Syarif Sumantri yang berjudul Metode Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan dasar, menjelaskan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) dan seberapa besar tingkat kelekatan tujuan yang tercapai. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan 13 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), hlm. 165. 14 Mahmudi, Manajemen Kerja Sektor Publik , (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005) hlm. 92. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Efektivitas Metode Numbered Heads Together (NHT)

Efektif artinya berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang

diharapkan, yakni dalam pembelajaran telah terpenuhi apa yang

menjadi tujuan dan harapan yang hendak dicapai.13 Efektivitas berarti

ada efeknya (akibatnya, pengaruh kesannya) Efektivitas dapat diartikan

sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah

direncanakan. Efektivitas terfokus pada outcome (hasil), program, atau

kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat

memenuhi tujuan yang diharapkan.14

Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai

seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Moore D. Kenneth dan Munandir

dalam bukunya Mohamad Syarif Sumantri yang berjudul Metode

Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan dasar,

menjelaskan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan

seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) dan seberapa besar

tingkat kelekatan tujuan yang tercapai. Dari pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan

13 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi

Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), hlm. 165.

14 Mahmudi, Manajemen Kerja Sektor Publik, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005) hlm. 92.

8

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

9

seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai

dan telah ditentukan sebelumnya.15

Menurut Kauchak pembelajaran yang efektif merupakan

kesatuan dari keterampilan, perasaan, penguasaan materi dan

pemahaman arti belajar yang bermuara pada suatu perilaku, yaitu

kemampuan ekstern membangun dan mengembangkan proses belajar

siswa secara optimal.16 Adapun proses yang efektif adalah sebagai

berikut:17

a. Adanya kesesuaian antara proses dan tujuan yang akan dicapai yang

ditetapkan dalam kurikulum.

b. Cukup banyak tugas-tugas yang dievaluasi untuk mengetahui

perkembangan siswa dan memperoleh umpan balik.

c. Lebih banyak tugas-tugas yang mendukung pencapaian tujuan.

d. Ada variasi metode pembelajaran.

e. Pemantauan atau evaluasi perkembangan atau keberhasilan

dilaksanakan secara berkesinambungan.

f. Memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa pada tugas

yang dilakukan.

15 Mohamad Syarif Sumantri, Metode Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat

Pendidikan dasar, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), hlm. 1. 16 A.M Slamet Soewandi dkk, Perspektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi ,

(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2008), hlm. 44. 17 Ibid, hlm. 44.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

10

Kefektivan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh

setelah proses belajar mengajar.18 Suatu pembelajaran dikatakan efektif

apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran yaitu:19

a. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap

kegiatan pembelajaran.

b. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.

c. Ketetapan antara kandungan materi ajar dengan kemampuan siswa

(orientasi keberhasilan belajar) diutamakan.

d. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif.

Guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu

berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata

pelajaran dengan presentasi waktu belajar akademis yang tinggi dan

pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa, negatif,

atau hukuman. Selain itu guru yang efektif adalah orang-orang yang

dapat menjalin hubungan simpatik dengan para siswa, menciptakan

lingkungan yang mengasuh, penuh perhatian, memiliki suatu rasa cinta

belajar, menguasai sepenuhnya bidanng studi mereka dan dapat

memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekadar mencapai suatu prestasi

namun juga menjadi anggota masyarakatyang pengasih.20 Guru yang

efektif memiliki karakteristik sebagai berikut:21

18 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2012),

hlm. 21. 19 Ibid., hlm 20. 20 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran …, hlm. 22. 21 Marno dan Idris, Strategi & Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan Mengajar

yang Efektif dan Edukatif, hlm. 30-31.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

11

a. Hubungan guru murid bersahabat, menjadi mitra belajar sambil

menghibur murid, menyayangi murid seperti anaknya sendiri, adil

memahami kebutuhan setiap anak serta berusaha memberikan yang

terbaik untuk muridnya, dan mampu anak didik menuju kedewasaan

b. Berkaitan dengan tugasnya sebagai guru: mencintai pekerjaannya,

cakap secara akademik, mampu menerangkan dengan jelas, mampu

merangsang siswa untuk belajar, mampu memberikan kepada siswa

sesuatu yang paling berharga, dan mampu menjadikan kelas sebagai

lingkungan yang menyenangkan

c. Berkaitan dengan sikap dan kepribadian: berpenampilan menarik,

tidak terlalu kaku, dan bisa menjadi teladan bagi siswanya

Berbicara efektivitas dalam proses belajar mengajar, biasanya

tidak jauh dari efektif atau tidaknya cara guru menyampaikan materi,

yaitu bisa jadi dalam segi waktu, situasi dan kondisi, atau mungkin

metode atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Proses

belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru

dengan siswa dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan

yang ditetapkan. Berbagai pendekatan yang dipergunakan dalam

pembelajaran harus dijabarkan ke dalam metode pembelajaran yang

bersifat prosedural. Seperti arti hadits yang diriwayatkan oleh

Dailami yaitu “Bagi segala sesuatu itu ada metodenya, dan metode

masuk surga adalah ilmu”, yang menegaskan bahwa mencapai

sesuatu itu harus menggunakan metode atau cara yang ditempuh

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

12

termasuk keinginan masuk surga. Begitu pula dalam proses

pembelajaran, tentunya ada metode yang digunakan untuk

menentukan sukses atau tidaknya pencapaian tujuan.22 Jadi, metode

pembelajaran adalah cara teratur yang digunakan untuk

melaksanakan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara kerja

yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran,

sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Lebih

jelasnya, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan

pembelajaran.23

Numbered heads together (NHT) adalah salah satu metode

dari model kooperatif (cooperative learning). Kata cooperative learning

mempunyai arti bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Slavin dalam bukunya Etin Solihatin yang berjudul

“Cooperative Learning Analisis Model pembelajaran IPS” menyatakan

bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur

kelompoknya yang bersifat heterogen. Model kooperatif ini juga dapat

meningkatkan sikap sosial atau perilaku setiap individu untuk bekerja

atau membantu sesama, sehingga belajar dalam kelompok kecil dengan

22 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 135. 23Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan …, hlm. 240.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

13

prinsip cooperative learning sangat baik digunakan untuk mencapai

tujuan belajar, baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun konatif.24

Model kooperatif sangatlah menarik dan bermanfaat, serta

komprehensif; ia memadukan antara tujuan penelitian akademik,

integrasi sosial, pembelajaran, proses kolektif. Model ini bisa

diterapkan untuk semua subjek pelajaran, pada siswa dalam semua

tingkat umur. Pengaruh intruksional model ini adalah efektivitas

pengelolaan kelompok, konstruksi pengetahuan, dan kedisiplinan dalam

penelitian kolaboratif.25 Berikut adalah lima unsur dalam model

kooperatif (cooperative learning) yang harus diterapkan:26

a. Positive interdependence (saling ketergantungan positif).

b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan).

c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif).

d. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota).

e. Group processing (pemrosesan kelompok).

Ada beberapa istilah untuk menyebutkan pembelajaran

berbasis sosial yaitu model kooperatif (cooperative learning) dan

pembelajaran kolaboratif.27 Model kooperatif (cooperative learning)

belum dilakukan secara optimal. Siswa yang tekun merasa harus

bekerja melebihi siswa yang lain dalam kelompok mereka, sementara

24 Etin Solihatin, Cooperative Learning Analisis Model pembelajaran IPS , (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2008), hlm. 4-6. 25 Mifahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran , (Yogyakarta, Pustaka

Belajar: 2013), hlm. 114. 26 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori …, hlm. 58. 27 Ibid., hlm. 54.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

14

siswa yang kurang mampu merasa rendah diri. Siswa yang pandai

merasa temannya yang kurang pandai hanya menumpang saja pada

hasil jerih payah mereka. Kesan negatif lainnya adalah ada perasaan

was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau

keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan

kelompok. Sebenarnya, Model kooperatif (cooperative learning) akan

adil jika guru benar-benar menerapkan prosedurnya.28

Untuk mengatasi perasaan was-was dan kesan negatif yang

dialami siswa, guru dapat menggunakan model kooperatif (cooperative

learning) dengan melibatkan metode numbered heads together. Metode

numbered heads together atau disingkat NHT adalah metode belajar

dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat satu kelompok,

kemudian secara acak guru memanggil nomor siswa.29 Menurut Slavin

dalam bukunya Miftahul Huda yang berjudul “Model-model Pengajaran

dan Pembelajaran”, metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini

cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi

kelompok. Tujuan NHT adalah memberi kesempatan kepada siswa

untuk saling berbagi gagasan, mempertimbangkan jawaban yang paling

tepat, dan meningkatkan semangat kerja sama siswa.30 Berikut adalah

langkah-langkah NHT:31

28 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori …, hlm. 64. 29 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 89. 30 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran …, hlm. 203. 31 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar …, hlm. 90.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

15

a. Siswa dibagi dalam kelompok, dan setiap siswa dalam kelompok

mendapat nomor.

b. Guru memberikan tugas/pertanyaan dan tiap-tiap kelompok

diperintahkan untuk mengerjakannya.

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa, dan siswa dengan nomor

yang dipanggil melaporkan jawaban hasil diskusi kelompoknya,

kemudian guru memanggil nomor lain.

Adapun kelebihan numbered heads together yaitu setiap siswa

menjadi siap semua, siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-

sungguh, dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang

pandai. Sedangkan kelemahannya yaitu kemungkinan nomor yang

dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru, tidak semua anggota kelompok

dipanggil nomornya.32

2. Sikap tanggung jawab

Merujuk pemikiran Gagne dalam bukunya Agus Suprijono

yang berjudul “Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM”,

menjelaskan bahwa ada beberapa macam hasil belajar yaitu informasi

verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik,

dan sikap.33 Salah satu unsur yang mampu membangkitkan motivasi

individu siswa untuk bekerja sama dengan baik adalah siswa harus

32 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar …, hlm. 90. 33 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori …, hlm. 5-6.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

16

memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan siswa lainnya dalam

kelompoknya.34 Sikap tanggung jawab siswa adalah variabel terikat

dalam penelitian ini. Bersikap merupakan wujud keberanian untuk

memilih secara sadar, setelah itu ada kemungkinan ditindaklanjuti

dengan mempertahankan pilihan lewat argumentasi yang bertanggung

jawab, kukuh, dan bernalar.35

Pengertian sikap seringkali dikaitkan dengan watak dan

karakter. Padahal ketiga kata tersebut mempunyai makna yang berbeda.

Watak adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran

dan tingkah laku.36 Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau

budi pekerti yang membedakan dengan yang lain.37 Sedangkan sikap

adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan

menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.38 Sikap diartikan

sebagai pola tindakan siswa dalam merespon stimulus tertentu dan juga

merupakan kecenderungan atau predisposisi perasaan dan perbuatan

yang konsisten pada diri seseorang. Sikap berhubungan dengan minat,

nilai, penghargaan, dan prasangka.39

34 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter , (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), hlm. 71. 35 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan ..., (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), hlm. 76. 36 DEPDIKBUD INDONESIA, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2005), hlm. 1009. 37 Ibid., hlm. 389. 38 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori …, hlm. 6. 39 Ibid., hlm. 9-10.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

17

Menurut Kenneth dalam Rosyada, sikap ada beberapa

indikator kecakapan yang dapat dijadikan ukuran yaitu: penerimaan

(receiving), tanggapan (responding), penanaman nilai (valuing),

pengorganisasian nilai (organization), dan karakteristik kehidupan

(characterization).40 Dari beberapa definisi dan penjelasan tentang

sikap yang telah diuraikan, peneliti menyimpulkan bahwa sikap adalah

perilaku yang ada pada diri manusia yang identik bernilai baik, dalam

hal ini bukan hanya menjadikan kebaikan sebagai sesuatu yang

dipahami definisi atau bentuknya saja, namun juga yang harus

diterapkan pada kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Jadi, dapat

digambarkan bahwa sikap diterapkan tidak hanya ketika masih anak-

anak ataupun ketika sedang menempuh dunia pendidikan saja,

melainkan akan menjadi kebiasaan yang dimiliki seseorang sebagai

tindak dan laku dalam kehidupannya sehari-hari (psikomotorik).

Adapun tanggung jawab atau responsibility, bisa berarti

respons to ability. Tanggung jawab adalah perbuatan yang kita lakukan

dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan kewajiban. Pentingnya

tanggung jawab dalam diri seseorang adalah agar orang tersebut tidak

mengalami kegagalan atau kerugian untuk dirinya maupun orang lain.

Dengan tanggung jawab kita akan mendapatkan hak kita seutuhnya dan

orang lain akan lebih simpati serta kualitas kita akan tinggi di mata

mereka. Hingga Albert Einstein dalam bukunya Akh. Muwafik Saleh

40 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan ..., (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), hlm. 78.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

18

yang berjudul “Membangun Karakter Dengan Hati Nurani”

mengatakan, “The Price Of Greatness Is Responsibility.” (harga sebuah

kebesaran ada di tanggung jawab).41

Tanggung jawab adalah sisi aktif moralitas dengan sikap dan

perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang

seharusnya dilakukan.42 Tanggung jawab meliputi peduli terhadap diri

sendiri dan orang lain, memenuhi kewajiban, memberi kontribusi

terhadap masyarakat, meringankan penderitaan orang lain, dan

menciptakan dunia yang lebih baik.43 Orang yang bertanggung jawab

dapat diandalkan untuk berupaya kuat dalam melakukan tugasnya dan

menghormati komitmen.44 Bertanggung jawab adalah sikap dan

perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya

sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan.45

Dari definisi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa

sikap tanggung jawab adalah perilaku baik dari salah satu keterampilan

sosial yang mana tidak hanya melibatkan diri sendiri tetapi juga

melibatkan orang lain, karena pada hakekatnya manusia adalah

41 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter Dengan Hati Nurani: Pendidikan

Karakter Untuk Generasi Bangsa, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 320-321. 42 Sri Narwanti, Pendidikan Karakter: Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter

Dalam Mata Pelajaran, (Yogyakarta: familia, 2011), hlm. 30. 43 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan …, hlm. 95. 44 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar dan Implementasi, (Jakarta:

Prenadamedia, 2014), hlm. 73. 45 Mohamad Mustari, Nilai karakter Refleksi Untuk Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindi

Persada, 2014), hlm. 19.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

19

makhluk sosial yang saling ketergantungan satu sama lain. Berikut

adalah tips dan trik untuk membangun tanggung jawab:46

a. Berikan tugas-tugas kecil pada anak, siswa dan karyawan Anda

b. Kerjakan sesuatu sampai tuntas

c. Rapikan tempat bermain, belajar, bekerja selepas Anda melakukan

aktivitas

d. Mintalah maaf bila Anda melakukan kesalahan

e. Laporkanlah hasil kerja Anda setiap menyelesaikan sebuah

pekerjaan atau tugas yang diamanahkan pada diri Anda.

Sikap tanggung jawab harus dilatih dalam setiap pribadi

sehingga akan terbiasa, seperti arti hadits yang diriwayatkan oleh

Baihaqi, “Bertanggung jawablah kamu sekalian terhadap anak-anakmu

terhadap shalat dan ajarkanlah kepada mereka kebaikan, karena

kebaikan itu menjadi mudah karena sudah dibiasakan”.47 Beberapa

ciri orang yang bertanggung jawab antara lain:48

a. Selalu mengerjakan pekerjaan atau tugas dengan cara terbaik,

maksimal, dan penuh semangat. Bukan menjadikan tugas sebagai

beban yang dikerjakan dengan asal jadi, melainkan dengan

komitmen memberikan hasil terbaik.

b. Tidak mudah menyalahkan orang lain atas kesalahan dan kegagalan

dalam pekerjaan yang menjadi amanah atas dirinya. Memahami dan

46 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter Dengan …, hlm. 321. 47 Abduk Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan ..., (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), hlm. 78. 48 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter Dengan …, hlm. 322.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

20

menyadari kesalahan yang terjadi sebagai kesalahan pribadi karena

kurang optimalnya dirinya dalam mengelola potensi yang ada (diri

atau lingkungan), kemudian penuh semangat berupaya untuk segera

memperbaikinya tanpa menyalahkan orang lain.

c. Selalu mengerjakan tugas atau pekerjaan yang diembankan pada

dirinya dengan penuh kesungguhan, semangat, dan mengoptimalkan

semua potensi yang dimiliki, serta mengerjakannya dengan tuntas

dan tidak meninggalkan pekerjaan di “tengah jalan”, dalam istilah

Jawa: plencing tinggal playu.

d. Membiasakan diri untuk selalu bersemangat dalam mewujudkan

apapun serta menjauhkan diri dari sikap santai dan bermalas-malasan

dalam menjalankan amanah atas dirinya.

Tanggung jawab itu sepenuhnya tindakan sukarela yang mana

merupakan respons kita pada kebutuhan orang lain. Jika kita lihat

Bahasa Inggrisnya, untuk bartanggung jawab (responsible) berarti kita

bersedia menjawab (respond). Menjawab atau merespon itu tergantung

pada keinginan masing-masing individu. Dengan demikian, tanggung

jawab adalah disebabkan seseorang itu memilih untuk bertindak atau

berbicara atau mengambil posisi tertentu. Untuk itulah dia harus

bertanggung jawab. Orang yang tidak berakhlak dan bodoh tidak akan

merasa bahwa ia mempunyai tanggung jawab yang berat.49

49 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi …, hlm. 21-22.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

21

Bertanggung jawab berarti melaksanakan tugas secara

sungguh-sungguh, berani menanggung konsekuensi dari sikap,

perkataan dan tingkah lakunya. Dari sini timbul indikasi-indikasi yang

diharuskan dimiliki oleh seseorang yang bertanggung jawab, antara

lain:50

a. Memilih jalan lurus

b. Selalu memajukan diri sendiri

c. Menjaga kehormatan diri

d. Selalu waspada

e. Memiliki komitmen pada tugas

f. Melakukan tugas dengan standar yang terbaik

g. Mengakui semua perbuatannya

h. Menepati janji

i. Berani menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya.

Dalam bukunya Muhammad Yaumi yang berjudul “Pendidikan

Karakter: Landasan, Pilar dan Imlementasi” menyatakan beberapa

karakteristik tanggung jawab yang perlu dimiliki dan ditanamkan dalam

kehidupan sehari-hari adalah:51

a. Melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan.

b. Selalu menunjukkan ketekunan, kerajinan, dan terus berusaha.

c. Selalu melakukan yang terbaik untuk dirinya dan orang lain.

d. Selalu disiplin dan mengontrol diri dalam keadaan apapun.

50 Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi …, hlm. 22. 51 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan …, hlm. 74.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

22

e. Selalu bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukan.

Berikut adalah macam-macam tanggung jawab:52

a. Tanggung jawab personal

Orang yang bertanggung jawab kepada dirinya adalah orang

yang bisa melakukan kontrol internal sekaligus kontrol eksternal.

Kontrol internal adalah satu keyakinan bahwa ia boleh mengontrol

dirinya, dan yakin bahwa kesuksesan yang dicapainya adalah hasil

dari usahanya sendiri. Di samping itu, mereka juga perlu yakin

dengan takdir, oleh karena itu kontrol internal dn eksternal harus

seimbang. Demikian karena takdir manusia adalah mempunyai

kelebihan yang harus bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.

Kelebihan itu adalah akalnya yang akan menjadi beban manusia

dalam menggunakannya. Inilah yang kemudian melahirkan tanggung

jawab moral.

b. Tanggung jawab moral

Tanggung jawab moral biasanya merujuk pada pemikiran

bahwa seseorang mempunyai kewajiban moral dalam situasi

tertentu. Tidak taat pada kewajiban-kewajiban moral, kemudian

menjadi alasan untuk diberikan hukuman. Hukuman berlaku kepada

mereka yang mampu berefleksi atas situasi mereka, membentuk niat

tentang bagaimana mereka bertindak, dan kemudian melakukan

52Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan …, hlm. 21-25.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

23

tindakannya itu. Mereka disebut dengan agenpagen moral (moral

agents).

c. Tanggung jawab sosial

Sebegitu besarnya tanggung jawab membebani manusia,

sehingga manusia pun mesti bertanggung jawab kepada masyarakat

di sekelilingnya. Inilah yang disebut tanggung jawab sosial (sosial

responsibility). Tanggung jawab sosial itu bukan hanya masalah

memberi atau tidak membuat kerugian kepada masyarakat, tetapi

bisa juga tanggung jawab sosial itu merupakan sifat-sifat kita yang

perlu dikendalikan dalam hubungannya dengan orang lain.

Dalam penelitian ini tanggung jawab yang dimaksud adalah

tanggung jawab belajar siswa dalam mengerjakan tugas

kelompoknya di madrasah. Tanggung jawab siswa dalam belajar

adalah kewajiban untuk menyelesaikan tugas yang telah diterimanya

dengan ikhlas melalui usaha yang maksimal serta berani

menanggung segala akibat dalam belajar. Individu yang bertanggung

jawab adalah individu yang dapat memenuhi tugas belajar dan

memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, serta dapat memenuhi

tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya dengan baik.53

53 Febrina Putri Dewi, Tingkat Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri

13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 Dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Belajar, Skripsi, (Yogyakarta: Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2016), dalam https://repository.usd.ac.id/6902/2/111114002_full.pdf diunduh pada tanggal 1 Agustus 2017 Pukul 12:21, hlm. 26.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

24

Dari berbagai ciri-ciri atau indikasi dan karakteristik

tanggung jawab yang telah dipaparkan, peneliti membentuk lima

indikator tanggung jawab yaitu:

a. Melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan dengan baik dan

penuh kesungguhan

b. Tidak mudah menyalahkan orang lain

c. Memiliki komitmen pada tugas

d. Dapat mengontrol diri dalam keadaan apapun

e. Bersemangat melakukan yang terbaik untuk drinya dan orang lain

3. Pembelajaran Tematik

Pembentukan sikap harus menjadi tanggung jawab semua mata

pelajaran, dan jika afektif adalah sikap mental (emosional), maka

kognitif adalah pemikiran (intelektual).54 Saat ini, semua mata pelajaran

sudah dibungkus rapi menjadi satu dengan istilah pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran ini

juga merupakan satu model pembelajaran terpadu (integrated

instruction) yaitu suatu sistem yang memungkinkan siswa, baik secara

individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep

serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.55

54 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013), hlm. 190. 55 Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2014), hlm. 80.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

25

Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan

keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi

siswa. Bermakna di sini adalah siswa akan dapat memahami konsep-

konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata.56

Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman

imlementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak

pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang

tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang

memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang

dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan

penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.57

Pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam membangun

kompetensi siswa, yaitu lebih menekankan pada keterlibatan siswa

dalam proses belajar secara aktif dan lebih menekankan pada penerapan

konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).58 Selain

itu, pembelajaran tematik juga memiliki arti penting dalam kegiatan

belajar mengajar, yaitu memberi peluang siswa untuk mengembangkan

tiga ranah sasaran pendidikan (secara bersamaan) yang meliputi sikap,

56 Abdul Majid, Pembelajaran ..., (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.85. 57 Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran ..., (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2011), hlm. 147. 58 Ibid., hlm. 156-157.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

26

keterampilan, dan ranah kognitif.59 Berikut adalah beberapa keuntungan

pembelajaran tematik bagi guru:60

a. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran

b. Pelajaran dapat diajarkan secara logis dan alami

c. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke

berbagai aspek kehidupan

d. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari

berbagai sudut pandang

e. Pengembangan belajar masyarakat terfasilitasi.

Adapun keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa adalah:61

a. Lebih memfokuskan diri pada proses belajar dari pada hasil belajar

b. Menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum dan

menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif

c. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan

dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk

membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada

keberhasilan belajar.

d. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di

luar kelas

e. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide,

sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.

59 Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran ..., (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2011), hlm. 158-159. 60 Ibid., hlm. 160. 61 Ibid., hlm. 160.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

27

Selain kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga

memiliki keterbatasan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada

perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut

guru untuk melakukan evaluasi proses dari pada hasil. Keterbatasan

ditinjau dari aspek guru yaitu: guru harus berwawasan luas, memiliki

kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa peraya

diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi.

Sedangkan ditinjau dari aspek siswa yaitu: pembelajaran tematik

menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif baik, baik dalam

kemampuan akademis atau kreativitasnya.62

B. Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan merupakan kajian mengenai

penelitian-penelitian terdahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari

pengulangan penelitian sebelumnya. Berdasarkan penelusuran hasil-

hasil penelitian skripsi yang ada, ditemukan beberapa skripsi yang

relevan dengan penelitian skripsi ini, antara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Lisa Fitri Mahardini

menunjukkan bahwa hasil statistika deskriptif dengan rata-rata nilai

posttest kelas eksperimen 85 dan kelas kontrol 79,5. Uji mann whitney-

u menunjukkan bahwa hasil postest 0,257>0,05 sehingga Ha ditolak dan

Ho diterima, artinya penggunaan model pembelajaran kooperatif metode

numbered heads together (NHT) tidak lebih efektif dari pada

62 Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran ..., (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2011), hlm. 161.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

28

penggunaan model pembelajaran konvensional.63 Persamaan dan

perbedaan penelitian ini adalah, penelitian Lisa sama-sama

menggunakan metode numbered heads together dan perbedaannya

adalah fokus pada pelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa,

dan menggunakan kuasi ekpserimen dengan non-randomized control

group prestest-posttest design. Penelitian ini fokus pada pembelajaran

tematik terhadap sikap tanggung jawab siswa dan menggunakan desain

kuasi eksperimen non equivalent control group design.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurmalita menunjukkan bahwa

hasil statistika deskriptif dengan rata-rata nilai postest kelas eksperimen

7,38 dan kelas kontrol 7,65 sedangkan rata-rata post angket kelas

eksperimen 49,65 dan kelas kontrol 49,53. Uji Maan-Whitney pada

hasil belajar menunjukkan bahwa hasil postest 0,022 < 0,05 sehingga

H0 ditolak dan H1 diterima. Uji Maan-Whitney pada angket motivasi

belajar menunjukkan bahwa 0,193 > 0,05 sehingga H0 diterima dan H1

ditolak. Artinya penggunaan pendekatan kontekstual dengan metode

numbered heads together (NHT) pada pembelajaran matematika

terhadap hasil belajar siswa lebih efektif dari pada penggunaan model

konvensional, sedangkan terhadap motivasi belajar siswa tidak lebih

efektif dari pada penggunaan model pembelajaran konvensional.64

63 Lisa Fitri Mahardini, “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered

Heads Together (NHT) ditinjau dari Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN Plebengan”, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2017.

64 Nurmalita, “Efektivitas Pendekatan Kontekstual dengan Metode Numbered Heads Together (NHT) pada Pembelajaran Matematika terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

29

Persamaan dan perbedaan penelitian ini adalah, penelitian Nurmalita

sama-sama menggunakan metode numbered heads together dan

perbedaannya adalah fokus pada pelajaran matematika terhadap hasil

belajar dan motivasi belajar siswa dan menggunakan penelitian kuasi

ekpserimen dengan pretest-postest control group design. Penelitian ini

fokus pada pembelajaran tematik terhadap sikap tanggung jawab siswa

dan menggunakan desain kuasi eksperimen non equivalent control

group design.

Penelitian yang dilakukan oleh Iha Siti Mufliha menunjukkan

bahwa hasil statistika deskriptif dengan rata-rata nilai postest kelas

eksperimen 98,29 dan kelas kontrol 95,50. Uji mann whitney-u

menunjukkan bahwa hasil postest 0,805 > 0,05 sehingga H0 diterima

dan H1 ditolak, artinya penggunaan model pembelajaran reflektif

dengan pendekatan realistik berbasis keislaman tidak lebih efektif dari

pada penggunaan model pembelajaran konvensional.65 Persamaan dan

perbedaan penelitian ini adalah, penelitian Siti Mufliha sama-sama

menggunakan variabel terikat sikap tanggung jawab dengan instrumen

angket. Perbedaannya adalah fokus pada pokok bahasan segi empat

menggunakan pembelajaran reflektif dengan pendekatan realistik

berbasis keislaman dan menggunakan penelitian kuasi ekpserimen

Siswa”, skripsi, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, 2016.

65 Iha Siti Mufliha, “Efektivitas Model Pembelajaran Reflektif dengan Pendekatan Realistik Berbasis Keislaman terhadap Sikap tanggung jawab Siswa Kelas VII MTsN Sumberagung Pokok Bahasan Segi Empat”, skripsi, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, 2013.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

30

dengan non-randomized control group pre angket-post angket design.

Sedangkan penelitian ini fokus pada pembelajaran tematik

menggunakan metode numbered heads together dengan desain kuasi

eksperimen non equivalent control group design.

C. Kerangka Pikir

Skema kerangka berpikir dari efektivitas metode numbered heads

together (NHT) pada pembelajaran tematik terhadap sikap tanggung jawab

siswa kelas IV MI Al-Islamiyah Grojogan Bantul.

Gambar II.1

Kerangka Berpikir Efektivitas Metode NHT

Proses Pembelajaran Tematik

Pre Angket

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Metode Numbered

Heads Together

(NHT)

Metode

Konvensional

Post Angket

Sikap Tanggung Jawab

Pembelajaran manakah (Numbered Heads

Together atau Konvensional) yang lebih efektif

untuk memastikan tanggung jawab siswa

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

31

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan

“thesa” yang berarti “kebenaran”. Jadi, hipotesis adalah jawaban

sementara yang jawabannya masih harus diuji, atau sebuah dugaan

tentatif yang memprediksi situasi yang akan diamati.66 Adapun

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha: Terdapat perbedaan sikap tanggung jawab siswa kelas eksperimen

dengan metode numbered heads together dibandingkan siswa kelas

kontrol dengan metode konvensional pada pembelajaran tematik

kelas IV.

H0: Tidak terdapat perbedaan sikap tanggung jawab siswa kelas

eksperimen dengan metode numbered heads together dibandingkan

siswa kelas kontrol dengan metode konvensional pada

pembelajaran tematik kelas IV.

66 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisi Isi dan Analisis Data

Sekunder, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hlm. 57.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimen, yaitu termasuk dari bagian metode kuantitatif.67 Metode

eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen

nonequivalent control group design. Desain tersebut melibatkan dua

kelompok yang tidak dipilih secara random dengan menggunakan pre

angket dan post angket. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan

adalah pre angket dan post angket. Adapun rancangan desain penelitian

yang digunakan adalah sebagai berikut:68

Tabel III.1 Desain Grup Kontrol Tidak Secara Acak

Kelompok Pre Angket Perlakuan Post Angket

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1: pemberian pre angket di kelas eksperimen

O2: pemberian post angket di kelas eksperimen

O3: pemberian pre angket di kelas kontrol

O4: pemberian post angket di kelas kontrol

X: adanya perlakuan menggunakan metode numbered heads together

67 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

D, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 107. 68 Ibid., hlm. 116.

32

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

33

Dua kelompok dalam penelitian ini yaitu kelompok kelas

eksperimen dengan menggunakan metode numbered heads together dan

kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional. Sebelumnya

diadakan pre angket untuk mengetahui sikap tanggung jawab awal siswa,

pelaksanaan pembelajaran, kemudian terakhir diadakan post angket untuk

mengetahui adakah perbedaan yang signifikan dari sebelumnya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di MI Al-Islamiyah Grojogan

Bantul yang berlokasi di jalan Imogiri Timur Km. 7, Grojogan,

Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu

penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017-2018 pada

bulan Februari 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah semua anggota dari suatu kelompok orang,

kejadian, atau objek-objek yang ditentukan dalam suatu penelitian.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek/objek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh

subjek dan objek.69 Populasi yang diambil oleh peneliti adalah seluruh

siswa kelas IV MI Al-Islamiyah Grojogan Bantul yang berjumlah 60

siswa, dengan rincian 31 laki-laki dan 29 perempuan.

69 Rukaesih A. Maolani dan Ucu Cahyana, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 39.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

34

Sedangkan Sampel merupakan bagian dari suatu populasi. Sampel

juga bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.70

Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah sampling

jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel.71 Sampel pada penelitian

ini adalah 30 siswa kelas IV A dan 30 siswa kelas IV B di madrasah

tersebut. Perlakuan terhadap sampel penelitian adalah dengan cara undian

untuk menentukan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Jumlah

sampel dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel III.2 Rincian Jumlah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

kontrol

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. IV A (Eksperimen) 10 20 30

2. IV B (Kontrol) 21 9 30

Jumlah Keseluruhan 31 29 60

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.72 Dalam penelitian

ini variabel yang digunakan ada dua, yaitu:

1. Variabel Bebas (independen)

70 Rukaesih A. Maolani dan Ucu Cahyana, Metodologi Penelitian Pendidikan …, hlm. 39. 71 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm. 124. 72 Ibid., hlm. 60.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

35

Variabel bebas (independen) adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat (dependen).73 Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah metode numbered heads together.

2. Variabel Terikat (dependen)

Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.74

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap tanggung jawab

siswa.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.75 Teknik pengumpulan data juga menggambarkan instrumen

penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan

jika penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

73 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan …, hlm. 61. 74 Ibid., hlm. 61. 75 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods), (Bandung: Alfabeta, 2013),

hlm. 308.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

36

gejala-gejala alam dan jika responden yang diamati tidak terlalu

besar.76 Dalam penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipan

karena peneliti tidak terlibat dan hanya pengamat independen.77

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti.78 Bentuk wawancara

yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara

tidak terstruktur, yaitu wawancara yang hanya memuat garis

besar yang akan ditanyakan saja atau tanpa menggunakan

pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap.79

Peneliti melakukan wawancara terhadap wali kelas IV A dan IV B.

Wawancara ini digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran

tematik dan mengetahui sikap tanggung jawab siswa terhadap tugas

kelompoknya.

c. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.80 Kuesioner

76 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan …, hlm. 203. 77 Ibid., hlm. 204-205. 78 Ibid., hlm. 194. 79 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), hlm. 270. 80 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan …, hlm. 199.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

37

pada penelitian ini menggunakan skala Guttman dengan indikator

tanggung jawab yang terdiri dari 24 butir pertanyaan.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah hal yang penting dalam penelitian

metode apapun, yaitu mencari data mengenai hal-hal berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda,

dan seban-gainya.81 Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket sikap tanggung jawab yang sudah dikerjakan

siswa, foto yang diambil ketika penelitian berlangsung, RPP, rubrik

penilaian, dan gambaran umum atau profil madrasah sebagai

pelengkap kegiatan penelitian.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang dipakai

untuk menjembatani antara subjek dan objek yang dipergunakan untuk

pengumpulan data.82 Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Kuesioner (Angket)

Angket sikap tanggung jawab yang disusun berdasarkan skala

Guttman. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila

ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan

yang dinyatakan. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk

81 Rukaesih A. Maolani dan Ucu Cahyana, Metodologi Penelitian Pendidikan …, hlm.

274. 82 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan ,

(Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm. 94.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

38

pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban

dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Analisa dilakukan

seperti pada skala Likert.83 Skala dalam penelitian ini digunakan

untuk mengukur tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran,

yaitu digunakan sebelum dan setelah pembelajaran atau istilah

katanya pre angket dan post angket. Skala ini telah dikonsultasikan

kepada dosen pembimbing dan dosen ahlinya atau validator.

Adapun kisi-kisi angket sikap tanggung jawab sebagai

berikut:

Tabel III.3 Kisi-Kisi Angket Sikap Tanggung Jawab

No. Indikator No. Butir

1. Melakukan sesuatu yang seharusnya

dilakukan dengan baik dan penuh

kesungguhan

2, 6, 21

2. Tidak mudah menyalahkan orang lain 19, 23

3. Memiliki komitmen pada tugas 5, 8, 11, 12, 16

4. Dapat mengontrol diri dalam keadaan

apapun

1, 9, 10, 14, 15,

17, 24

5. Bersemangat melakukan yang terbaik

untuk drinya dan orang lain

3, 4, 7, 13, 18,

20, 22

b. Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan adalah rubrik penilaian

siswa selama proses pembelajaran yang telah dikonsultasikan

kepada dosen pembimbing dan dosen ahlinya atau validator.

Indikator yang diamati mencangkup: fase pembagian kelompok,

fase berdiskusi, dan fase mempresentasikan dengan dipanggil nomor

secara acak. Rubrik penilaian ini dipegang oleh observer dan peneliti

83 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan …, hlm. 139.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

39

untuk menilai siswa selama proses pembelajaran. Berhubung

observer dan peneliti belum hafal dengan nama-nama siswa, maka

peneliti membuat identitas berupa nomor yang ditulis di kertas asturo

untuk ditempel di bagian saku depan baju atau peci bagi siswa laki-

laki.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Instrumen valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid, yaitu instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.84 Instrumen

yang valid akan menghasilkan data yang valid pula.85 Istilah valid

sangat sukar dicari penggantinya, ada yang mengganti dengan istilah

sahih atau dengan kata tepat dan ada juga yang menggunakan istilah

cermat.86 Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstruk dan eksternal.

Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen

mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan

instrumen. Oleh karena itu harus ada pembahasan mengenai teori

tentang variabel yang akan diukur, kemudian dirumuskan definisi

operasional dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur yang

dijabarkan menjadi butir-butir instrumen baik dalam bentuk pertanyaan

84 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan …, hlm. 172. 85 Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka

Belajar, 2012), hlm. 141. 86 Ibid., hlm. 142.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

40

maupun pernyataan. Untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan

pendapat para ahli (expert judgement).87 Mungkin para ahli akan

memberi keputusan instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada

perbaikan, dan mungkin dirombak total.88 Validitas konstruk diterapkan

untuk memvalidasi lembar angket dengan meminta pertimbangan dari

dosen pembimbing dan dosen ahli (validator).

Validitas isi (content validity) dapat dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang

telah diajarkan yaitu bisa menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik

pengembangan instrumen. Sedangkan validitas eksternal dilakukan

setelah pengujian dari ahli, validitas eksternal instrumen diuji dengan

cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan

fakta-fakta empiris di lapangan.89 Sebuah instrumen dapat dikatakan

memiliki validitas eksternal apabila sudah diuji dari pengalaman.

Dalam penelitian ini, angket diujikan pada kelas diluar sampel

penelitian. Data kemudian ditabulasikan dengan mengorelasikan butir

item dengan skor angket.

87 Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen …, hlm. 145-146. 88 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan …, hlm. 177. 89 Ibid., hlm. 183.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

41

Tabel III.4 Hasil Uji Validitas Angket

No. Butir

Pertanyaan

Nilai Korelasi (Pearson

Correlation)

Probabilitas Korelasi

(sig.2 tailed)

Keterangan

1. 0,392 0.032 Valid

2. 0,392 0.032 Valid 3. 0,137 0.471 Tidak Valid 4. 0,286 0.126 Tidak Valid 5. -046 0.810 Valid 6. 0,450 0.013 Valid 7. -032 0.868 Valid 8. 0,295 0.114 Tidak Valid 9. 0,770 0.000 Valid

10. 0,640 0.000 Valid 11. 0,107 0.575 Tidak Valid

12. -138 0.468 Valid

13. 0,498 0.005 Valid

14. 0,640 0.000 Valid

15. 0,548 0.002 Valid

16. 0,268 0.152 Tidak Valid

17. -120 0.526 Valid

18. 0,196 0.298 Tidak Valid

19. 0,132 0.487 Tidak Valid

20. 0,286 0.126 Tidak Valid

21. 0,392 0.032 Valid

22. 0,392 0.032 Valid

23. -138 0.468 Valid

24. 0,074 0.697 Tidak Valid

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa untuk butir

pertanyaan nomor 3, 4, 8, 11, 16, 18, 19, 20, 24 tidak berkorelasi

signifikan dengan skor total atau dinyatakan tidak valid. Validitas

dalam penelitian ini dilakukan untuk instrumen pre angket dan post

angket. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

software SPSS 23.00.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

42

Instrumen yang berupa angket sikap tanggung jawab dilakukan

uji validitas konstruk, isi, dan eksternal, sedangkan lembar observasi

hanya validitas konstruk dan isi saja. Uji validitas dilakukan dengan

konsultasi kepada dosen pembimbing dan dosen ahli atau validator.

2. Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama. Hasil penelitian yang reliabel yaitu apabila terdapat

kesamaan data dalam waktu yang berbeda, kalau dalam objek yang

kemaren berwarna merah maka sekarang dan besok tetap berwarna

merah.90 Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.91 Adapun harga

reliabilitas tersaji dalam tabel berikut:92

Tabel III.5 Harga Reliabilitas

Nilai r Kategori

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

Pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan SPSS 23.00, karena

jumlah responden pada uji coba instrumen adalah 30 siswa, maka rtabel

90 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan …, hlm. 172-173. 91 Suharsimi Arikunto, Manageman Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 221. 92 Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Mandiri, 2012), hlm.

190.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

43

= 0,361, sehingga jika skor cronbach’s alpha kurang dari 0,361 maka

butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak reliabel. Berdasarkan

uji coba angket yang telah dilakukan dengan N=30 diperoleh skor

cronbach’s alpha = 0,633 > 0,361 sehingga instrumen tersebut

dikatakan reliabel. Selain merujuk pada r tabel interpretasi skor

cronbach’s alpha juga bisa dilihat dengan harga reliabilitas seperti

pada tabel. Dari hasil uji coba soal dengan skor 0,633 maka diperoleh

katerogi tinggi.

Berikut adalah hasil perhitungan menggunakan software SPSS

23.00:

Tabel III.6 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.633 15

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik data

kuantitatif yang berupa hasil pre angket dan post angket. Uji analisis

statistika meliputi uji prasyarat analisis data penelitian, yang diperukan

untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan memenuhi syarat untuk

dianalisis lebih lanjut atau tidak. Setelah dilakukan pengujian persyaratan

analisis, kemudian dilakukan uji hipotesis. Angket sikap tanggung jawab

yang masih berbentuk data kualitatif diubah terlebih dahulu menjadi data

kuantitatif agar dapat diuji statistik.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

44

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Langkah-langkah uji normalitas: 93

1) Menentukan Hipotesis

Ha : data N-gain sikap tanggung jawab siswa berdistribusi normal

H0 : data N-gain sikap tanggung jawab siswa tidak berdistribusi

normal

2) Menentukan a

Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

95% jadi a = 0,05.

3) Menentukan kriteria penerimaan Ha

Ha diterima jika nilai Sig ≥ 0,05 maka H0 ditolak

4) Melakukan uji normalitas

a) Buka lembar kerja SPSS 23.00.

b) Kemudian klik variabel view, pada bagian Name pertama

tuliskan “Nilai”. Kemudian untuk Name kedua tuliskan

“Kelompok”, setelah itu pada bagian Decimals yang kedua

ganti dengan 0. Selanjutnya klik pada bagian Value yang

kedua, pada kotak dialog isi dengan angka 1 untuk Kelas

Kontrol dan angka 2 untuk Kelas Eksperimen. Lalu klik ok.

c) Klik data View isikan nilai pada kolom Nilai dan kode angka

pada kolom Kelompok.

93 Imam Machali, Statistik Itu Mudah Menggunakan SPSS Sebagai Alat Bantu Statistik ,

(Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata, 2015), hlm. 82.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

45

d) Selanjutnya klik pada menu SPSS Analyze-Descriptive

Statistiks-Explore.

e) Masukkan variabel Nilai ke kotak Dependent List, lalu

masukkan variabel kelompok ke kotak Factor List , pada

bagian Display pilih Both.

f) Klik Plots centang pada bagian Normality plots with tests, lalu

klik continue.

g) Langkah terakhir klik ok, kemudian muncul output test of

normality

5) Menentukan kesimpulan

Jika nilai signifikansi ≥ a, maka Ha diterima

Jika nilai signifikansi ≤ a, maka Ha ditolak

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek

yang diteliti mempunyai varian yang sama. Uji homogenitas pada

penelitian ini menggunakan Levene’s Test dengan bantuan

software SPSS 23.00. Adapun langkah-langkah uji Levene adalah

sebagai berikut: 94

1) Menentukan Hipotesis

Ha : data N-gain homogen

H0 : data N-gain tidak homogen

2) Menentukan a

94 Imam Machali, Statistik Itu Mudah …, hlm. 77-82.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

46

Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

95% jadi a = 0,05.

3) Menentukan kriteria penerimaan Ha

Ha diterima jika nilai Sig ≥ 0,05, maka H0 ditolak

4) Melakukan uji homogenitas

a) Buka lembar kerja SPSS 23.00, lalu klik Variabel View,

pada bagian Name pertama tuliskan Nilai. Kemudian untuk

Name Kedua tuliskan Kelompok, setelah itu pada bagian

Decimals yang kedua ganti dengan 0.

b) Selanjutnya, pada bagian kedua Value yang kedua, pada

kotak dialog isi dengan angka 1 untuk Kelas Kontrol dan

angka 2 untuk Kelas Eksperimen. Lalu ok.

c) Klik data View isikan nilai pada kolom nilai dan kode

angka pada kolom Kelompok.

d) Klik menu Analyze-Compare Means-Oneway Anova.

e) Masukkan variabel nilai ke kotak Dependent List, lalu

masukkan variabel kelompok ke kotak Factor List.

f) Klik Options pilih Homogenity Varience Test.

g) Klik OK. Tunggu sampai hasil output keluar.

5) Menentukan kesimpulan

Jika nilai signifikansi ≥ a, maka Ha diterima

Jika nilai signifikansi ≤ a, maka Ha ditolak

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

47

2. Uji Hipotesis

Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa data kedua kelompok

berdistribusi tidak normal dan tidak memiliki variansi yang sama,

artinya uji prasyarat tidak terpenuhi. Langkah selanjutnya dilakukan

uji kesamaan rata-rata data n-gain kedua kelas untuk menguji

hipotesis yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan atau tidak.

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data sikap

tanggung jawab siswa menggunakan n-gain score (normalized n-

gain). “g is much better indicator of the extent to which a treatment is

effective than is either gai or posttest”. Jika diterjemahkan berarti

bahwa n-gain juga merupakan indikator yang baik dalam

menunjukkan efektivitas dari pada perolehan skor atau posttest.

Rumus n-gain adalah sebagai berikut:95

𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡−𝑝𝑟𝑒 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑝𝑟𝑒 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡

Uji hipotesis menggunakan statistik non-parametrik dengan

menggunakan uji Two Independent Samples Test-Mann-Whitney U

dengan bantuan software SPSS 23.00 Hipotesis yang diajukan dalam

pengujian ini adalah sebagai berikut.

1) Menentukan Hipotesis

Ha: Terdapat perbedaan sikap tanggung jawab antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol.

H0: Tidak terdapat perbedaan sikap tanggung jawab antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol.

95 Instructions For Learning N-gain Scores

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

48

2) Menentukan a

Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

95% jadi a = 0,05.

3) Menentukan kriteria penerimaan Ha

Ha diterima jika nilai Sig < 0,05, maka H0 ditolak

4) Melakukan uji Two Independent Samples Test pada n-gain score

Uji Two Independent Samples- Mann-Whitney U untuk

menguji signifikansi beda atau membandingkan rata-rata dua

kelompok dengan prasyarat yang lebih longgar. Berikut cara

melakukan uji Mann-Whitney U:

a) Buka lembar kerja baru SPSS, klik Variable View, kolom

Name baris satu tuliskan hasil, baris kedua kelompok, bagian

Label dituliskan sikap ilmiah, dan kelompok dituliskan

Kelas,lalu klik kolom kedua dari Values (None).

b) Pada kotak Value ketik “1” pada kotak Label ketikkan “Kelas

Eksperimen” lalu add, pada Value ketikkan “2” pada kotak

Label ketikan “Kelas kontrol” lalu klik Add dan Ok.

c) Klik Data View, masukkan data nilai dan masukkan kode

pada kolom kelas.

d) Klik menu Analyze, kemudian klik Non Parametrik Test, lalu

Legacy Dialog, kemudian klik 2 Independent Samples.

e) Masukkan variabel nilai ke kolom Test Variable List, lalu

masukkan variabel kelas ke kotak Grouping Variable.

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

49

Selanjutnya pada bagian Test Type berikan tanda centang

pada pilihan Mann-Whitney U, kemudian klik tombol Define

Grouping.

f) Pada bagian Group 1 tuliskan angka 1 dan Group 2 tuliskan

angka 2, lalu klik continue.

5) Menentukan kesimpulan:96

Jika nilai signifikansi < a, maka Ha diterima

Jika nilai signifikansi ≥ a, maka Ha ditolak

96 C. Trihendradi, 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 17,

(Yogyakarta: ANDI, 2009), hlm. 174-176.

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskrispi Data

Penelitian ini dilakukan di MI Islamiyah Grojogan Bantul pada

semester genap tahun ajaran 2017-2018 di bulan Februari 2018. Objek

penelitian ini adalah siswa kelas IV A dan siswa kelas IV B, dimana

kelas A yang berjumlah 30 dengan rincian 10 laki-laki dan 20

perempuan sebagai kelas eksperimen dan kelas B yang berjumlah 30

siswa dengan rincian 21 laki-laki dan 9 perempuan sebagai kelas

kontrol. Masing-masing kelas diberikan perlakuan yang berbeda.

Pembelajaran di kelas kontrol menggunakan pembelajaran

konvensional yaitu metode diskusi dan presentasi setiap kelompok,

sedangkan pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan metode

numbered heads together. Pada masing-masing kelas, peneliti

memasuki kelas sebanyak 4 kali dengan rincian 2 kali pembelajaran dan

2 kali untuk pre-post angket. Pengambilan data ini dilakukan sesuai

jadwal pembelajaran tematik yang ada di madrasah. Alur penelitiannya

yaitu masing-masing kelas diberi pre angket, kemudian perlakuan, dan

yang terakhir diberi post angket. Pre dan post angket yang digunakan

berbentuk skala Guttman yang sudah divalidasi oleh dosen atau

validator.

50

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

51

Selama pengambilan data, semua siswa kelas eksperimen dan

siswa kelas kontrol dapat mengikuti kegiatan mulai dari pengisian pre

angket, perlakuan, dan post angket. Menurut hasil wawancara dari tiga

siswa, kehadiran siswa yang lengkap kemungkinan dikarenakan

mendekati pelaksanaan ujian tengah semester, jadi dari madrasah benar-

benar mempunyai target menyelesaikan materi yang ditentukan. Maka

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing menggunakan

30 sampel. Dalam proses pembelajaran siswa terlihat antusias

mengikuti, walaupun ada juga yang kurang memperhatikan dengan baik

karena perlakuan dilaksanakan pada siang hari yang kemungkinan

siswa sudah tidak bersemangat seperti pagi hari. Berikut adalah jadwal

pengambilan data penelitian:

Tabel IV.1 Jadwal Pengambilan Data Penelitian

No. Kegiatan Kelas Tanggal Waktu

1. Uji validitas

eksternal

VA 17 Februari 2018 10.00-10.20

2. Pre angket kelas

eksperimen

IVA 17 Februari 2018 10.25-10.45

3. Pre angket kelas

kontrol

IV B 17 Februari 2018 10.50-11.10

4. Perlakuan I kelas

eksperimen

IVA 20 Februari 2018 10.00-11.10

5. Perlakuan II

kelas eksperimen

IV A 21 Februari 2018 10.00-11.10

6. Post angket kelas

eksperimen

IV A 23 Februari 2018 08.00-08.20

7. Perlakuan I kelas

kontrol

IV B 22 Februari 2018 10.00-11.10

8. Perlakuan II

kelas kontrol

IV B 24 Februari 2018 07.30-08.40

9. Post angket kelas

kontrol

IV B 26 Februari 2018 08.00-08.20

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

52

a. Pre Angket

Sebelum angket diujikan ke kelas eksperimen dan kontrol, angket

terlebih dahulu dilakukan uji validitas eksternal di kelas VA yang pernah

mempelajari materi tersebut di tahun lalu. Pelaksanaan uji validitas

eksternal diawasi oleh peneliti dengan alokasi waktu 20 menit. Uji

validitas eksternal ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Februari

2018 pukul 10.00-10.20 WIB yang diikuti oleh 30 siswa dengan rincian

16 perempuan dan 14 laki-laki. Selanjutnya dilaksanakan pre angket di

kelas eksperimen yang dipandu oleh peneliti dengan alokasi waktu 20

menit. Pre angket di kelas eksperimen dilaksanakan pada hari yang sama

pukul 10.25-10.45 WIB yang diikuti oleh 30 siswa di kelas tersebut.

Sedangkan pre angket di kelas kontrol dilaksanakan pada hari yang sama

juga pukul 10.50-11.10 WIB yang diikuti oleh 30 siswa di kelas tersebut.

Pre angket ini dilaksanakan untuk mengetahui sikap tanggung jawab

siswa sebelum diberikan perlakuan. Pertanyaan yang digunakan dalam

pre angket ini berjumlah 15 butir.

Berdasarkan hasil pre angket kelas eksperimen dan kelas kontrol

diperoleh tabel statistik deskriptif berikut ini:

Tabel IV.2 Hasil Pre Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Mean 11,27 12,2

Skor Terendah 6 9

Skor Tertinggi 14 14

Jumlah Siswa 30 30

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

53

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil pre angket kelas

eksperimen diperoleh skor terendah 6 dan skor tertinggi 14 dengan rata-

rata 11,27. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh skor terendah 9 dan

skor tertinggi 14 dengan rata-rata 12,2. Hasil pre angket diketahui bahwa

sebelum adanya perlakuan pada kedua kelas, rata-rata sikap tanggung

jawab pada kelas eksperimen lebih rendah dari rata-rata sikap tanggung

jawab kelas kontrol. Sehingga pemilihan kelas eksperimen sesuai dengan

tujuan peneliti, yang mana peneliti bertujuan ingin memastikan dan

melihat keefektifan dari metode numbered heads together terhadap sikap

tanggung jawab siswa kelas IV.

b. Perlakuan (Treatment)

Setelah diadakan pre angket di masing-masing kelas, kemudian

dilaksanakan perlakuan (Treatment) sebanyak 2 kali pertemuan di

masing-masing kelas.

1) Perlakuan Kelas Eksperimen

a) Perlakuan I

Perlakuan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20

Februari 2018 pukul 10.00-11.10 WIB. Materi pada perlakuan I ini

adalah keragaman bahasa dari berbagai daerah yang ada di

Indonesia, tema 7 (Indahnya Keragaman di Negeriku), subtema 1

(Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku, pembelajaran

ke 4. Pada perlakuan I peneliti dibantu oleh 1 observer.

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

54

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah pembukaan

(salam, menanyakan kabar, berdoa, dan komunikasi tentang

kehadiran siswa), ice breaking, apersepsi, menginformasikan tema

yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran,

menjelaskan tentang metode numbered heads together, dan

mengarahkan siswa agar selama perlakuan harus mencatat point

penting di lembar siswa yang telah ditentukan. Pada perlakuan I ini

kehadiran lengkap dengan jumlah 30 siswa.

Setelah siswa terlihat sudah siap untuk diberi perlakuan,

peneliti membacakan nama-nama siswa yang sudah terbagi

menjadi 6 kelompok dan memerintahkan untuk segera kumpul

sesuai kelompoknya. Kemudian peneliti membagikan nomor dada

pada setiap siswa sesuai nomor yang sudah dirancang sebelumnya

dan menjelaskan kembali tentang metode numbered heads

together. Setelah itu siswa diminta untuk mendiskusikan bahasa

daerah yang digunakan oleh anggota kelompoknya, kemudian

untuk menyampaikan hasil diskusinya peneliti memanggil nomor

siswa secara acak yaitu nomor 3 kelompok 2, nomor 1 kelompok 3,

nomor 4 kelompok 1, nomor 1 kelompok 4, nomor 2 kelompok 5,

nomor 5 kelompok 6, dan nomor 4 kelompok 4. Selanjutnya

peneliti membimbing setiap kelompok supaya menemukan kosa

kata dari berbagai bahasa daerah yang ada di Indonesia kemudian

siswa diminta menuliskan kosa kata yang telah ditemukan. Selama

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

55

perlakuan, peneliti mengingatkan kembali agar siswa mencatat

poin penting di lembar siswa dan menyampaikan hasil diskusi

dengan santun dan percaya diri. Setelah selesai diskusi, peneliti

memanggil kembali nomor siswa secara acak untuk menyampaikan

hasil diskusi terkait kosa kata dari berbagai bahasa daerah di

Indonesia yaitu nomor 5 kelompok 2, nomor 1 kelompok 1, nomor

2 kelompok 6, nomor 4 kelompok 3, nomor 5 kelompok 5, nomor

3 kelompok 3, nomor 4 kelompok 5, nomor 1 kelompok 2. Setelah

15 siswa dipanggil di perlakuan I, peneliti mengajak siswa untuk

menyimpulkan hasil diskusinya dan memerintahkan untuk

mencatatnya di lembar siswa dan kemudian ditutup dengan doa

dan salam. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti selalu

menyebut nomor dada siswa yang terlihat tidak tertib atau tidak

sesuai aturan, tujuannya supaya observer mudah untuk menilai

siswa di lembar pelaksanaan metode numbered heads together.

b) Perlakuan II

Perlakuan II ini dilaksanakan pada Rabu tanggal 21

Februari 2018 pukul 10.00-11.10 WIB. Materi pada perlakuan II

yaitu menentukan ide pokok dalam setiap paragraf dan cara

mencegah keragaman bahasa supaya tidak punah. Pada perlakuan

II ini dibantu oleh 2 observer.

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah pembukaan

(salam, menanyakan kabar, berdoa, dan komunikasi tentang

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

56

kehadiran siswa), ice breaking, apersepsi, menginformasikan

materi yang akan dipelajari, menjelaskan kembali tentang metode

numbered heads together, dan mengarahkan kembali agar selama

perlakuan siswa harus mencatat point penting di lembar siswa yang

telah ditentukan. Pada perlakuan II ini kehadiran masih lengkap

seperti perlakuan I dengan jumlah 30 siswa.

Setelah siswa terlihat sudah siap untuk diberi perlakuan II,

peneliti meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya dan

membagi kembali nomor dada setiap siswa. Setelah suasana

kondusif, peneliti meminta siswa agar membaca teks di dalam hati,

kemudian diskusikan bersama kelompoknya untuk menentukan ide

pokok dari setiap paragraf dan mencatatkan informasi baru dalam

teks tersebut. Selama perlakuan berlangsung, peneliti

mengingatkan kembali agar siswa menyampaikan hasil diskusi

dengan santun dan percaya diri. Setelah waktu diskusi berakhir,

peneliti memanggil nomor siswa secara acak untuk melaporkan

hasil diskusi mengenai ide pokok dan informasi baru yang terdapat

dalam teks bacaan. Nomor yang dipanggil yaitu nomor 2 kelompok

3, nomor 4 kelompok 2, nomor 5 kelompok 1, nomor 2 kelompok

4, nomor 4 kelompok 6, nomor 1 kelompok 5, nomor 3 kelompok

6, nomor 5 kelopok 4. Dari semua hasil diskusi setiap kelompok,

peneliti menguatkan hasilnya dan siswa diminta untuk menyimak

juga mencatatnya. Selanjutnya siswa diminta untuk membaca di

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

57

dalam hati tentang ragam bahasa daerah di Indonesia dan peneliti

memberi kesempatan agar siswa menyampaikan bahasa daerah

yang belum disebutkan dalam teks bacaan. Setelah itu peneliti

meminta siswa untuk mendiskusikan kegiatan yang dapat

mencegah punahnya bahasa daerah dan dilanjutkan memanggil

nomor siswa secara acak untuk menyampaikan hasil diskusi

mengenai kegiatan mencegah punahnya bahasa daerah. Nomor

yang dipanggil adalah nomor 2 kelompok 1, nomor 3 kelompok 5,

nomor 1 kelompok 6, nomor 5 kelompok 3, nomor 2 kelompok 2,

nomor 3 kelompok 4, nomor 3 kelompok 1. Kemudian siswa

diminta duduk ke tempatnya masing-masing dan peneliti

menyimpulkan hasil diskusi selama perlakuan II. Sebelum

menutup dengan doa dan salam, peneliti menanyakan bagaimana

kesan siswa terhadap metode numbered heads together, dan

ternyata siswa merasa tegang karena khawatir nomornya yang

dipanggil sehingga mereka benar-benar harus menyimak dan

menyiapkan jawabannya. Kegiatan ini diakhiri dengan doa dan

salam.

2) Perlakuan Kelas Kontrol

a) Perlakuan I

Perlakuan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22

Februari 2018 pukul 10.00-11.10 WIB. Materi pada perlakuan I ini

adalah keragaman bahasa dari berbagai daerah yang ada di

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

58

Indonesia, tema 7 (Indahnya Keragaman di Negeriku), subtema 1

(Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku, pembelajaran

ke 4. Pada perlakuan I peneliti dibantu oleh 1 observer.

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah pembukaan

(salam, menanyakan kabar, berdoa, dan komunikasi tentang

kehadiran siswa), ice breaking, apersepsi, menginformasikan tema

yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan

mengarahkan siswa agar selama perlakuan harus mencatat point

penting di lembar siswa yang telah ditentukan. Pada perlakuan I ini

kehadiran lengkap dengan jumlah 30 siswa.

Setelah siswa terlihat sudah siap untuk diberi perlakuan,

peneliti membacakan nama-nama siswa yang sudah terbagi

menjadi 6 kelompok dan memerintahkan untuk segera kumpul

sesuai kelompoknya. Kemudian peneliti membagikan nomor dada

pada setiap siswa dengan tujuan mempermudah observer menilai

siswa yang belum dikenal namanya. Setelah itu siswa diminta

untuk mendiskusikan bahasa daerah yang digunakan oleh anggota

kelompoknya, kemudian peneliti memberi kesempatan minimal 1

siswa dari perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil

diskusinya. Selanjutnya peneliti membimbing setiap kelompok

supaya menemukan kosa kata dari berbagai bahasa daerah yang

ada di Indonesia kemudian siswa diminta menuliskan kosa kata

yang telah ditemukan. Selama perlakuan, peneliti mengingatkan

Page 52: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

59

kembali agar siswa mencatat poin penting di lembar siswa dan

menyampaikan hasil diskusi dengan santun dan percaya diri.

Setelah selesai diskusi, peneliti memberi kesempatan kembali

untuk perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi terkait

kosa kata dari berbagai bahasa daerah di Indonesia. Setelah 15

siswa menyampaikan hasil diskusinya di perlakuan I, peneliti

mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil diskusinya dan

memerintahkan untuk mencatatnya di lembar siswa, kemudian

ditutup dengan doa dan salam. Selama perlakuan berlangsung,

peneliti selalu menyebut nomor dada siswa yang terlihat tidak

tertib atau tidak sesuai aturan, tujuannya supaya observer mudah

untuk menilai siswa di lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran.

b) Perlakuan II

Perlakuan II ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24

Februari 2018 pukul 07.30-08.40 WIB. Materi pada perlakuan II

yaitu menentukan ide pokok dalam setiap paragraf dan cara

mencegah keragaman bahasa supaya tidak punah. Pada perlakuan

II ini dibantu oleh 1 observer. Kegiatan awal yang dilakukan

peneliti adalah pembukaan (salam, menanyakan kabar, berdoa, dan

komunikasi tentang kehadiran siswa), ice breaking, apersepsi,

menginformasikan materi yang akan dipelajari, dan mengarahkan

kembali agar selama perlakuan siswa harus mencatat point penting

Page 53: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

60

di lembar siswa yang telah ditentukan. Pada perlakuan II ini

kehadiran masih lengkap seperti perlakuan I dengan jumlah 30

siswa.

Setelah siswa terlihat sudah siap untuk memulai perlakuan

II, peneliti meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya

dan membagi kembali nomor dada setiap siswa. Setelah suasana

kondusif, peneliti meminta siswa agar membaca teks di dalam hati,

kemudian diskusikan bersama kelompoknya untuk menentukan ide

pokok dari setiap paragraf dan mencatatkan informasi baru dalam

teks tersebut. Selama perlakuan berlangsung, peneliti

mengingatkan kembali agar siswa menyampaikan hasil diskusi

dengan santun dan percaya diri. Setelah waktu diskusi berakhir,

peneliti memberi kesempatan minimal 1 siswa dari setiap

kelompok untuk melaporkan hasil diskusi mengenai ide pokok dan

informasi baru yang terdapat dalam teks bacaan. Dari semua hasil

diskusi setiap kelompok, peneliti menguatkan hasilnya dan siswa

diminta untuk menyimak juga mencatatnya. Selanjutnya siswa

diminta untuk membaca di dalam hati tentang ragam bahasa

daerah di Indonesia dan peneliti memberi kesempatan agar siswa

menyampaikan bahasa daerah yang belum disebutkan dalam teks

bacaan. Setelah itu peneliti meminta siswa untuk mendiskusikan

kegiatan yang dapat mencegah punahnya bahasa daerah dan

dilanjutkan memberi kesempatan minimal 1 siswa dari setiap

Page 54: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

61

kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi mengenai kegiatan

mencegah punahnya bahasa daerah. Kemudian siswa diminta

duduk ke tempatnya masing-masing dan peneliti menyimpulkan

hasil diskusi selama perlakuan II. Sebelum menutup dengan doa

dan salam, peneliti menanyakan bagaimana kesan siswa terkait

diskusi kelompok, dan ternyata siswa merasa biasa saja karena

mereka merasa ada teman kelompoknya yang dianggap mampu.

Kegiatan ini diakhiri dengan doa dan salam.

c. Post Angket

Setelah perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen selesai,

kedua kelas diberi post angket. Post angket kelas eksperimen

dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Februari pukul 08.00-08.20

WIB, sedangkan kelas kontrol dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26

Februari 2018 pukul 08.00-08.20 WIB. Peneliti menjelaskan kepada

siswa bahwa petunjuk pengisian angket sama seperti pengisian angket

sebelumnya. Berdasarkan hasil post angket pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol diperoleh data statistik sebagai berikut:

Tabel IV.3 Hasil Post Angket Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol

Data Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Mean 13,97 13,67

Skor Terendah 12 11

Skor Tertinggi 15 15

Jumlah Siswa 30 30

Page 55: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

62

Berdasarkan data hasil post angket pada tabel, maka diperoleh

rata-rata pada kelas eksperimen adalah 13,97 dengan skor terendah 12

dan skor tertinggi 15 dari 30 siswa. Sedangkan hasil rata-rata kelas

kontrol adalah 13,67 dengan skor terendah 11 dan skor tertinggi 15

dari 30 siswa. Dari hasil post angket tersebut dapat diketahui bahwa

kelas yang menggunakan metode numbered heads together (kelas

ekpserimen) mengalami peningkatan pada rata-rata sikap tanggung

jawab.

Hasil dari data statistik dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan metode numbered heads together dapat memastikan

sikap tanggung jawab pada siswa tetapi tidak secara signifikan. Hal ini

disebabkan pada kelas kontrol yang tidak menggunakan metode

numbered heads together juga mengalami kenaikan rata-rata tetapi

masih lebih rendah dibanding kelas eksperimen.

d. Observasi

1) Hasil Observasi Kelas Eksperimen

Tabel IV.4 Hasil Observasi Kelas Eksperimen

Perlakuan Skor Terendah Skor Tertinggi Mean

I 2,14 3,00 2,83

II 2,57 3,00 2,91

Mean Kelas 2,35 3,00 2,87

Page 56: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

63

2) Hasil Observasi Kelas Kontrol

Tabel IV.5 Hasil Observasi Kelas Kontrol

Perlakuan Skor Terendah Skor Tertinggi Mean

I 2,57 3,00 2,82

II 2,57 3,00 2,84

Mean Kelas 2,57 3,00 2,83

2. Pengujian Prasyarat Analisis

Uji prasyarat ini berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Uji

prasyarat digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

nantinya di analisis melalui statistik parametrik atau melalui statistik

non-parametrik. Apabila data yang diperoleh berdistribusi normal dan

variansinya homogen maka dapat dianalisis menggunakan statistik

parametrik. Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal atau

variansinya tidak homogen maka analisis tidak dapat dilakukan dengan

statistik parametrik, tetapi dapat menggunakan statistik non-parametrik.

Pelaksanaan uji prasyarat analisis ini dilakukan dengan menggunakan

software SPSS 23.00.

a. Angket

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Selain itu uji normalitas

digunakan untuk mengetahui analisis statistik yang akan

digunakan, yaitu statistik parametrik atau statistik non-parametrik.

Pengujian normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov.

Page 57: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

64

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikan yang didapatkan

lebih besar dari 0,05 (P>5%) maka data dinyatakan berdistribusi

normal. Berikut merupakan hasil pengujian normalitas dari data

yang telah didapatkan peneliti :

Tabel IV.6 Hasil Uji Normalitas Data N-gain (angket)

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Skor Eksperimen .174 30 .021 .895 30 .006

Kontrol .289 30 .000 .733 30 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Dari hasil pengujian normalitas di atas diperoleh nilai

signifikansi kelas eksperimen adalah 0,021 dan kelas kontrol

adalah 0,000 yang artinya nilai signifikasi kelas eksperimen yaitu

0,021<0,05 dan kelas kontrol yaitu 0,000<0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui

apakah sampel yang diambil dari populasi, berasal dari variansi

yang sama atau tidak. Pengujian homogenitas juga dilakukan

untuk menentukan langkah berikutnya mengenai jenis metode

statistik yang digunakan apakah parametik atau non-parametik.

Page 58: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

65

Tabel IV.7 Hasil Uji Homogenitas Data N-gain (angket)

Test of Homogeneity of Variances

skor

Levene Statistic df1 df2 Sig.

16.029 1 58 .000

Dari hasil pengujian homogenitas data n-gain di atas

diperoleh nilai signifikansi adalah 0,000 maka dapat disimpulkan

bahwa data tersebut dinyatakan tidak homogen. Berdasarkan dua

uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, dapat

diambil kesimpulan bahwa data pre angket maupun post angket

berdistribusi tidak normal dan tidak mempunyai variansi yang

sama atau tidak homogen. Sehingga uji hipotesis dapat

menggunakan analisis statistik non-parametrik.

Ketidakhomogenan data karena keragaman dari suatu

sebaran data dapat dilihat dari simpangan-simpangan tiap

individu terhadap nilai tengahnya. Makin besar simpangan, maka

sebaran data tersebut makin tidak homogen. Sebaliknya bila

simpangan kecil, sebaran data makin homogen.97

b. Observasi

1) Uji Normalitas

Perhitungan normalitas data dalam penelitian ini menggunakan

kolmogrov-smirnov. Kriteria yang digunakan uji normalitas pada

hasil observasi ini adalah jika taraf signifikansi lebih besar dari 0,05

97 Kanisius, Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian, (Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 2000), hlm. 18.

Page 59: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

66

(P>5%) maka dinyatakan berdistribusi normal. Hasil pengujian

normalitas data hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.8 Hasil Uji Normalitas Data N-gain (observasi)

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Skor Eksperimen .310 30 .000 .706 30 .000

Control .165 30 .036 .946 30 .134

a. Lilliefors Significance Correction

Dari hasil pengujian normalitas pada tabel di atas diperoleh

nilai signifikansi pada kelas eksperimen (IVA) sebesar 0,000 yang

berarti bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Sedangkan

kelas kontrol (IVB) sebesar 0,036 yang berarti lebih kecil dari

0,05. Kesimpulan dari penjelasan tersebut bahwa sampel yang

diobservasi tidak berdistribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat

dari nilai kelas eksperimen (IVA) dan kelas kontrol (IVB) lebih

kecil dari 0,05.

2) Uji Homogenitas

Kriteria pada uji homogenitas berdasarkan hasil observasi

adalah jika taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

dinyatakan homogen. Berikut adalah hasil pengujian homogenitas:

Page 60: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

67

Tabel IV.9 Hasil Uji Homogenitas (observasi)

Test of Homogeneity of Variances

skor

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.391 1 58 .000

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji homogenitas

dari observasi yaitu 0,000 yang berarti bahwa taraf signifikansi

lebih kecil dari 0,05, maka sampel yang diobservasi dinyatakan

tidak homogen.

3. Pengujian Hipotesis

a. Angket

Berdasarkan hasil perhitungan uji prasyarat, diketahui bahwa

data kedua kelompok berdistribusi tidak normal tetapi memiliki sebaran

data yang homogen, artinya uji prasayarat tidak terpenuhi untuk

menggunakan statistik parametrik. Langkah selanjutnya dapat

dilakukan uji kesamaan rata-rata data kedua kelompok menggunakan

statistik non-parametrik menggunakan uji mann-whitney dengan

bantuan software SPSS 23.00. Hipotesis yang diajukan dalam pengujian

ini adalah sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata sikap tanggung jawab

siswa kelas A dengan kelas B.

Ha: Terdapat perbedaan antara rata-rata sikap tanggung jawab siswa

kelas A dengan kelas B.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

Page 61: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

68

1. Jika nilai sig ≥ 0,05 maka H0 diterima

2. Jika nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak

Berikut merupakan analisis uji mann whitney menggunakan

bantuan software software SPSS 23.00:

Tabel IV.10 Uji Hipotesis (angket)

Test Statisticsa

skor

Mann-Whitney U 248.500

Wilcoxon W 713.500

Z -2.999

Asymp. Sig. (2-tailed) .003

a. Grouping Variable: kelompok

Berdasarkan tabel diketahui bahwa nilai sig 0,003 berarti lebih

kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan rata-rata n-

gain sikap tanggung jawab siswa kelompok eksperimen dan rata-rata n-

gain sikap tanggung jawab siswa kelompok kontrol. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa materi tema 7 subtema 2 pembelajaran 4

menggunakan metode numbered heads together lebih efektif dari pada

materi tema 7 subtema 2 pembelajaran 4 menggunakan pembelajaran

konvensional terhadap peningkatan tanggung jawab belajar siswa.

b. Observasi

Uji hipotesis bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan

rata-rata tingkat pencapaian yang signifikan antara kelas eksperimen

yang diberikan metode numbered heads together dan kelas kontrol yang

tidak diberikan metode numbered heads together belum cukup apabila

Page 62: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

69

hanya dilihat dari nilai rata-rata (mean) antara kedua kelas, maka perlu

dibuktikan menggunakan teknik analisis komparasi uji hipotesis.

Berdasarkan data yang tidak berdistribusi normal dan tidak homogen,

maka uji hipotesis menggunakan uji non-parametrik. Berikut hasil uji

hipotesis observasi:

Tabel IV.11 Hasil Uji Hipotesis (observasi)

Test Statisticsa

skor

Mann-Whitney U 287.500

Wilcoxon W 752.500

Z -2.458

Asymp. Sig. (2-tailed) .014

a. Grouping Variable: kelompok

Pada tabel di atas diperoleh nilai 0,014 artinya nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05, maka dari hasil observasi dinyatakan terdapat

perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Berdasarkan hasil observasi dengan uji hipotesis non-

parametrik, sudah terbukti bahwa metode numbered heads together

mempunyai pengaruh terhadap sikap tanggung jawab belajar siswa

karena Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05.

B. Pembahasan

1. Angket

Berdasarkan hasil pre angket dan post angket, data penelitian

diketahui jumlah lengkap 30 siswa dari kelas eksperimen yang bisa

mengikuti pre angket, dua kali perlakuan, dan terakhir post angket.

Page 63: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

70

semua siswa mengalami peningkatan skor sehingga rata-rata skor pada

kelas eksperimen mengalami peningkatan, yaitu sebesar 2,7. Sedangkan

pada kelas kontrol terdapat 30 siswa yang seluruhnya bisa mengikuti

pre angket, dua kali perlakuan dan terakhir post angket. Semua siswa

mengalami peningkatan skor sehingga nilai rata-rata kelas kontrol

mengalami peningkatan sebesar 1,47.

Data tersebut membuktikan bahwa kelas yang diberi metode

numbered heads together memiliki kenaikan rata-rata yang lebih tinggi

dari pada kelas yang hanya diberi metode konvensional. Meskipun

terdapat perbedaan, namun belum cukup menunjukkan bahwa kelas

eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Untuk itu, perlu adanya

pembuktian dengan melakukan uji hipotesis non-parametrik.

Berdasarkan hasil uji hipotesis non-parametrik telah dibuktikan

bahwa hasil angket rata-rata nilai sikap tanggung jawab antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan,

karena diperoleh hasil 0,003 yang artinya bahwa metode numbered

heads together mendatangkan pengaruh terhadap sikap tanggung jawab

karena 0,003 lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut juga dapat disimpulkan

bahwa antara metode numbered heads together dengan sikap tanggung

jawab siswa terdapat pengaruh yang signifikan. Sehingga pada

penelitian ini pembelajaran dengan metode numbered heads together

dinyatakan lebih efektif dari pembelajaran metode konvensional.

Page 64: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

71

Keefektifan terjadi karena sesuai dengan teori bahwa metode

numbered heads together bertujuan memastikan akuntabilitas individu

dalam berdiskusi, atau bisa saja karena ketidakseriusan siswa ketika

mengisi angket. Namun, ketika perlakuan berlangsung, siswa cukup

kondusif. Menurut hasil observasi yang dipantau oleh peneliti dan

observer menyatakan bahwa metode numbered heads together dengan

sikap tanggung jawab siswa terdapat pengaruh signifikan sehingga

dikatakan lebih efektif dari pada metode konvensional. Namun, dalam

penilaian observasi peneliti mengalami kesusahan dan ketidakpuasan

dalam menilai, karena hanya pada perlakuan pertama saja peneliti

mendatangkan observer yang latar belakangnya dari pendidikan.

Perlakuan kedua observer bukan dari pendidikan jadi peneliti khawatir

terjadi salah paham dalam menilai sehingga fokus peneliti terpecah

antara harus berperan sebagai guru dan juga observer, selama perlakuan

juga peneliti tidak berhenti memanggil nomor kepala siswa yang tidak

tertib agar lebih mempermudah observer untuk menilai.

2. Observasi

Selain pre angket dan post angket, analisis data juga diketahui

melalui observasi. Observasi yang dilakukan pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol mengenai sikap tanggung jawab belajar siswa, diketahui

bahwa pada kelas eksperimen mengalami perubahan rata-rata secara

signifikan dan kelas kontrol mengalami perubahan rata-rata yang tidak

signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada deskriptif data hasil

Page 65: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

72

observasi. Kedua kelas mengalami kenaikan rata-rata pada sikap

tanggung jawab belajar siswa, namun rata-rata sikap tanggung jawab

pada perlakuan terakhir kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas

kontrol yaitu sebesar 2,91, sedangkan kelas kontrol memiliki rata-rata

sikap tanggung jawab yaitu sebesar 2,84.

Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung.

Observasi yang dilakukan sesuai dengan pedoman observasi yang mana

dituangkan dalam bentuk skor, kemudian dianalisis oleh peneliti. Dari

observasi dapat diketahui siswa yang mempunyai sikap tanggung jawab

tinggi, sedang dan rendah. Sebelum diberikan metode numbered heads

together, siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol masih kurang

tanggung jawab dalam tugas belajar kelompoknya. Siswa masih

berperan pasif dalam belajar kelompok, sebagian hanya ikut berkumpul

dalam kelompok bahkan ketika diperintahkan mempresentasikan hasil

diskusi masih saling menunjuk siswa yang dianggap mampu dalam

kelompoknya dan yang mengerjakan pun hanya siswa tertentu saja.

Namun setelah dua kali perlakuan pada kelas eksperimen yang

menggunakan metode numbered heads together dalam pembelajaran

tematik dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional, mereka

mulai menunjukkan sikap tanggung jawab belajar dalam kelompoknya.

Berdasarkan pada hasil uji hipotesis non-parametrik dapat

dibuktikan bahwa hasil observasi pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol terdapat perbedaan rata-rata. Hal tersebut disebabkan hasil uji

Page 66: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

73

non parametrik diperoleh nilai 0,014 yang berarti lebih kecil dari pada

0,05. Sehingga peneliti menyimpulkan berdasarkan hasil observasi

bahwa metode numbered heads together mampu memastikan sikap

tanggung jawab siswa terhadap tugas kelompoknya.

Hasil angket dan observasi menyatakan, bahwa metode

numbered heads together lebih efektif dari metode konvensional dalam

memastikan sikap tanggung jawab siswa pada pembelajaran tematik.

Meskipun demikian, instrumen utama yang digunakan pada penelitian

ini adalah angket sikap tanggung jawab yang berupa skala Guttman.

Berdasarkan angket dan observasi sikap tanggung jawab setiap

perlakuan, metode numbered heads together mempunyai manfaat lain

untuk siswa yang diambil dari indikator tanggung jawab yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mampu meningkatkan kerja sama antar siswa

Hal ini dapat dilihat ketika peneliti keliling di setiap kelompok

yang awalnya masih mengerjakan tugas individu, setelah dijelaskan

tujuan dan prosedur metode numbered heads together tidak lama

siswa langsung berdiskusi dengan berkelompok.

2. Meningkatkan semangat dan kesungguhan siswa

Semangat dan kesungguhan di sini siswa dapat menyelesaikan

tugas dengan tuntas, begitupun ketika pembagian nomor kepala

siswa sungguh-sungguh mengingat nomornya agar dapat sigap

ketika nomor dipanggil untuk mempresentasikan hasil diskusi.

Page 67: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoridigilib.uin-suka.ac.id/34356/1/13480117_ BAB-II_V_sampai_SEBELUM-BAB...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori . 1. Efektivitas. Metode. Numbered

74

3. Mengajarkan siswa agar komitmen

Komitmen siswa di sini dibuktikan dengan melihat buku tulis

siswa, apakah mencatat poin penting selama pembelajaran atau tidak

4. Mengajarkan siswa agar bisa mengontrol diri dalam keadaan apapun

Anak seusia tingkat madrasah ibtidaiyah masih sangat sulit

untuk mengontrol diri. Seperti yang terjadi selama penelitian

berlangsung siswa masih belum bisa mengontrol diri agar membaca

teks dalam hati, dan masih ada beberapa siswa yang mengabaikan

ketika peneliti menyampaikan atau teman lainnya

mempresentasikan.