Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sikap kemandirian
a. Pengertian sikap kemandirian
Istilah kemandirian berasal dari kata dasar diri yang mendapat
imbuhan ke dan akhiran an, kemudian membentuk suatu keadaan atau
kata benda. Sikap kemandirian merupakan salah satu aspek
kepribadian yang sangat penting bagi individu. Seseorang dalam
menjalani kehidupan ini tak lepas dari tantangan dan cobaan. Individu
yang mempunyai atau memiliki sikap kemandirian yang tinggi maka
relatif mampu menghadapi segala permasalahan karena individu yang
mandiri tergantung pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan
memecahkan masalah yang ada.
Sikap kemandirian merupakan salah satu sikap yang harus
dimiliki oleh setiap individu. Desmita (2011: 185) berpendapat bahwa
sikap kemandirian merupakan suatu kesiapan individu, baik kesiapan
fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan
aktivitas atau tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak
menggantungkan orang lain.
Sikap kemandirian dapat dilihat dari berbagai ciri-ciri yang
dimiliki setiap individu. Erikson dalam Desmita (2011: 185)
8
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
9
mengatakan bahwa indikator individu yang memiliki sikap
kemandirian antara lain:
1) Dapat menentukan identitas atau nasib dirinya
2) Memiliki inisiatif dan kreatif
3) Membuat pertimbangan-pertimbangan sendiri dalam
bertindak
4) Bertanggung jawab atas tindakannya
5) Mampu menahan diri atau kontrol diri
6) Dapat mengambil keputusan sendiri
Berdasarkan beberapa uraian di atas dari beberapa pendapat
tentang sikap kemandirian, maka disini dapat mengambil 6 indikator
untuk meningkatkan sikap kemandirian siswa yaitu:
1) Dapat menemukan identitas atau nasib dirinya
Identitas atau nasib dirinya adalah gambaran tentang jati
diri seseorang. Contoh: siswa diberi pengarahan akan materi dan
maksud yang akan diajarkan, sehingga siswa lebih memahami
kearah mana mereka melakukan proses pembelajaran. Pengarahan
yang diberikan guru, siswa tidak akan mengalami kesulitan karena
sudah dijelaskan dari awal tentang materi yang akan dipelajari.
2) Memiliki inisiatif dan kreatif
Inisiatif adalah suatu kemampuan siswa dalam melakukan
sesuatu sesuai dengan kemampuan sendiri. Contoh: siswa dalam
mengerjakan soal dari guru menggunakan cara sendiri atau
setrategi sendiri.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
10
3) Membuat pertimbangan-pertimbangan sendiri dalam bertindak
Membuat pertimbangan-pertimbangan dalam bertindak
artinya siswa dapat membuat keputusan-keputusan sendiri tanpa
tergantung pada orang lain. Contoh: dalam diskusi kelompok siswa
mempertimbangkan hasil diskusi sesuai dengan jawaban yang
mereka sepakati bersama.
4) Bertanggung jawab atas tindakannya
Manusia memiliki kemampuan untuk mengambil inisiatif
untuk menunjukkan tanggung jawab setiap gagasan, kata dan
tindakan kita, apapun konsekuensinya yang ditimbulkannya,
kemampuan tanggung jawab untuk menguasai, mengontrol dan
mengendalikannya sendiri. Sikap kemandirian seseorang ditandai
dengan adanya kecenderungan untuk mengambil sikap penuh
tanggung jawab. Contoh: apabila siswa diberi tugas oleh guru,
siswa tersebut langsung mengerjakan dan mengumpulkan tugas
dengan tepat waktu.
5) Mampu menahan diri atau Kontrol diri
Kontrol diri merupakan kemampuan untuk menolak prilaku
yang tidak pantas untuk bertindak secara tanggung jawab. Kontrol
diri melibatkan ketekunan dan memelihara komitmen untuk jangka
panjang. Kontrol diri berkaitan dengan emosi, seperti kemarahan
dan mengembangkan kesabaran. Contoh: siswa menerima kritikan
atau nasehat dari guru maupun teman dalam proses pembelajaran.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
11
6) Dapat mengambil keputusan sendiri
Pengambilan keputusan sendiri merupakan suatu
kemampuan tentang memaknai seperangkat prinsip tentang benar
dan salah, tentang apa yang penting dan tidak penting. Contoh:
ketika siswa diskusi dengan pasangannya, maka siswa mampu
untuk mengambil keputusan dengan jawaban yang mereka ambil.
Keputusan tersebut diambil secara bersama dengan pasangan dan
berani memberikan saran atau kritik atau tanggapan kepada
pasangan lain.
Sikap kemandirian dapat dikembangkan dengan berbagai
upaya. Desmita (2011: 190) memaparkan upaya-upaya untuk
mengembang-kan sikap kemandirian diantaranya:
1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis,
yang memungkinkan anak merasa dihargai.
2) Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam
pengambilan keputusan dalam berbagai kegiatan sekolah.
3) Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi
lingkungan mendorong rasa ingin tahu mereka.
4) Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan
anak, tidak membeda-bedakan anak yang satu denga yang
lain.
5) Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.
Pengertian sikap kemandirian yang dikemukakan oleh beberapa
pakar di atas dapat disimpulkan bahwa sikap kemandirian belajar
adalah suatu sikap dan kemampuan yang dimiliki siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendiri maupun dibantu orang lain
berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai kompetensinya
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
12
tertentu sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dijumpai di dunia nyata.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi menurut Arifin (2013: 12) berasal dari bahasa asing
yang sering digunakan dalam dunia pendidikan. Kata prestasi berasal
dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia
menjadi prestasi yang berarti usaha. Prestasi belajar merupakan suatu
masalah yang bersifat parenial dalam sejarah kehidupan manusia,
karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Ahmadi dan
Supriyono (2004: 138) menjelaskan bahwa prestasi belajar yang
dicapai seseorang merupakan hasil interaksi yang mempengaruhi baik
dari dalam diri (faktor eksternal) individu.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
prestasi merupakan tingkat kemanusian yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai
dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap sesuai bidang studi
setelah mengalami belajar mengajar.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
13
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar penting sekali, artinya dalam rangka membantu siswa
dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Ahmadi dan
Supriyono (2004: 138) menjelaskan faktor internal yang mem-
pengaruhi prestasi belajar, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis,
faktor kematangan fisik maupun psikis kemudian faktor lingkungan
spiritual atau keamanan.
Secara garis besar faktor-faktor di atas di jelaskan sebagai
berikut
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) merupakan faktor yang bersifat
bawaan mampu yang diperoleh, yang termasuk faktor ini
misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan
sebagainya.
2) Faktor psikologis merupakan faktor yang terdapat unsur-unsur
kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis merupakan faktor yang
ada di dalam diri siswa itu sendiri.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor jasmaniah, faktor
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
14
psikologis, kematangan fisik maupun psikis dan lingkunga spiritual
atau kemanan.
c. Fungsi utama prestasi belajar
Prestasi belajar memiliki fungsi dalam proses pembelajaran.
Arifin (2013: 12) mengemukakan prestasi belajar mempunyai beberapa
fungsi utama, antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, dan
merupakan kebutuhan umum manusia.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan, dengan asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tinngkat produktivitas suatu
institusi pendidikan. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi
rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
kesuksesan siswa di masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
siswa, dalam proses pembelajaran siswa menjadi fokus utama
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
15
yang harus diperhatikan karena siswalah yang diharapkan
menyerap seluruh materi pokok pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan prestasi belajar memiliki fungsi untuk
siswa. Fungsi tersebut yaitu bahwa prestasi belajar dijadikan sebagai
indikator kesuksesan dalam mencapai proses pembelajaran, selain itu
mengetahui prestasi belajar siswa juga bermanfaat sebagai umpan balik
bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat
menentukan apakah perlu melakukan bimbingan terhadap siswa.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan
sosial manusia. Trianto (2011: 171) menjelaskan bahwa IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti,
sosiologi, sejarah, geografi, politik, hukum, dan budaya. Solihatin dan
Raharjo (2009: 14-15) mengemukakan bahwa pendidikan IPS
merupakan persamaan dari Social studies dalam konteks kurikulum di
Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada
tahun 1913. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam
memacahkan permasalahan yang terjadi sehingga akan menjadikannya
semakin mengerti dan memahami lingkungan masyarakatnya.
IPS merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
fenomena sosial. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006 (Permendiknas No 22 dan 23 tahun 2006)
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
16
mengemukakan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan
dengan sosiologi, ekonomi, sejarah dan geografi. Sapriya dalam
Susanto (2014: 25-30) berpendapat bahwa Program Pendidikan IPS
yang komprehensif adalah program pendidikan yang mencakup empat
dimensi, yaitu dimensi pengetahuan (knowledge), dimensi
keterampilan (skill), dimensi nilai dan sikap (value and attitude) dan
dimensi tindakan (action).
1) Dimensi Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah kemahiran dan pemahaman terhadap
sejumlah informasi dan ide-ide. Tujuan pengembangan
pengetahuan ini adalah untuk membantu siswa dalam belajar untuk
memahami lebih banyak tentang dirinya, fisiknya, dan dunia sosial
serta lingkungan sekitarnya. Dimensi yang menyangkut
pengetahuan social mencakup: a) fakta, b) konsep, dan
c) generalisasi yang dipahami siswa.
2) Dimensi Keterampilan (Skill)
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan-
kemampuan tertentu sehingga digunakan pengetahuan yang
diperolehnya. Keterampilan ini dalam pendidikan IPS terwujud
dalam bentuk kecakapan mengolah dan menerapkan informasi
yang penting untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara
yang mampu berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat
demokratis.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
17
3) Dimensi Nilai dan Sikap (Value and Attitude)
Nilai dan Sikap merupakan seperangkat keyakinan atau
prinsip perilaku yang telah mempribadi dalam diri seseorang atau
kelompok masyarakat tertentu yang terungkap ketika berpikir dan
bertindak.
4) Dimensi Tindakan (Action)
Tindakan sosial ini merupakan dimensi IPS yang penting
karena tindakan sosial dapat memungkinkan siswa menjadi siswa
yang aktif, dengan jalan berlatih secara konkret dan praktik, belajar
dari apa yang diketahui dan dipikirkan tentang isu-isu sosial untuk
dipecahkan sehingga jelas apa yang dilakukan dan bagaimana
caranya dengan demikian siswa akan belajar menjadi warga
Negara yang efektif di masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS
merupakan suatu ilmu yang mengintegrasi berbagai ilmu sosial. IPS
sebagai salah satu mata pelajaran disekolah dapat membantu siswa
untuk memahami lingkungan dan memecahkan permasalahan yang
terjadi di lingkungan. Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
siswa untuk meningkatkan ilmu pengetahuan.
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Di Sekolah Dasar
Setiap mata pelajaran memiliki tujuannya masing-masing.
Solihatin dan Raharjo (2007: 15) menjelaskan bahwa pada dasarnya
tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sendiri
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
18
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan dan lingkungannya, serta
berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tinggi.
Mata pelajaran IPS memiliki tujuan yang berbeda dengan mata
pelajaran lain. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan
(KTSP) 2006 yang tercantum dalam dokumen permendiknas Nomer
22 dan 23 Tahun 2006 disebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah
agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkunganya.
2) Memiliki kemampuan dasar berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memcahkan masalah dan keterampilan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusian.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat majemuk ditingkat lokal, nasional,
global.
Jadi dapat disimpulkan tujuan pendidikan IPS agar siswa dapat
memahami lingkungan sekitar dan mampu berinteraksi di
lingkungannya. Siswa dapat mengenal konsep-konsep yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat di lingkungan. IPS juga memberikan
kemampuan dasar siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan
bakat dan minat siswa.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
19
4. Materi IPS
Materi yang akan diajarkan dalam penelitian ini yaitu materi koperasi
dan kesejahteraan rakyat dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut:
Tabel 2.1 SK dan KD Materi Koperasi dan Kesejahteraan Rakyat
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mengenal sumber daya alam,
kegiatan ekonomi dan
kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota
dan provinsi
2.2 mengenal pentingnya
koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
5. Metode Diskusi
a. Pengertian metode diskusi
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah metode
diskusi. Wahab (2007: 100) menjelaskan bahwa metode diskusi
merupakan suatu kegiatan dimana orang-orang berbicara bersama
untuk berbagi dan saling tukar informasi tentang sebuah topik atau
masalah atau mencari pemecahan terhadap suatu masalah
berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Diskusi bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan
keputusan tertentu secara bersama-sama. Majid (2013: 200)
menjelaskan bahwa metode diskusi juga diartikan sebagai metode
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.
Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
20
pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan. Oleh
karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi.
Metode diskusi dilakukan untuk saling mengemukakan
pendapat masing-masing anggota. Slavin (2005: 252) menjelaskan
pelaksanaan metode diskusi, siswa dibagi menjadi kelompok
beranggotakan 5 sampai 6 orang. Guru memberikan suatu pelajaran
dan kemudian siswa diminta untuk berdiskusi bersama kelompok
yang telah dibentuk. Masing-masing kelompok berdiskusi
membahas topik tertentu yang di dalam diskusi tersebut siswa
dituntut untuk saling berbagi informasi tentang sebuah topik atau
masalah serta mencari pemecahan terhadap suatu masalah
berdasarkan bukti-bukti yang ada. Kegiatan diskusi membutuhkan
seorang pemimpin, pemimpin harus dipilih berdasarkan
kemampuan organisasional dan kepemimpinannya, dan bukan
hanya berdasarkan pada kinerja akademiknya saja. Pemimpin ini
harus memastikan bahwa tiap orang berpartisipasi dan bahwa
kelompok tetap mengerjakan tugas.
Pembentukan kelompok diskusi memerlukan persiapan dan
pertimbangan. Slavin (2005: 252-253) memaparkan lebih jauh
bahwa pekerjaan pokok dalam mempersiapkan kelompok diskusi
adalah memastikan bahwa setiap anggota kelompok berpartisipasi.
Salah satu cara agar setiap anggota kelompok turut berpartisipasi
yaitu dengan membuat sebuah opini dari masing-masing orang
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
21
sebelum pelaksanaan diskusi. Opini dari tiap anggota kelompok
disampaikan pada saat diskusi untuk memperoleh kesepakatan
bersama.
Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
diskusi merupakan salah satu metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan memecahkan permasalahan bersama
kelompok. Metode diskusi digunakan untuk memperoleh
kesepakatan dalam kelompok.
b. Pelaksanaan Metode Diskusi
Metode diskusi tidak bisa dilaksanakan secara
sembarangan. Agar pelaksanaan diskusi berhasil dengan efektif,
maka pembelajaran harus sesuai dengan langkah-langkah diskusi,
Majid (2013: 203-204) menjelaskan langkah-langkah diskusi
sebagai berikut yaitu:
1) Langkah persiapan
Diskusi yang baik tidak akan terjadi begitu saja
melainkan memerlukan persiapan yang baik agar tujuan dari
diskusi dapat berjalan baik serta dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Hal-hal yang harus dalam
persiapan diskusi di antaranya:
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang
bersifat umum maupun tujuan khusus.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
22
b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
c) Menetapkan masalah yang akan dibahas.
d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknik pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan
segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti
moderator, notulis dan tim perumus jika diperlukan.
2) Tahap Pelaksanaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
diskusi adalah sebagai berikut:
a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
mempengaruhi kelancaran diskusi.
b) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari.
c) Guru memberikan contoh terkait dengan materi yang akan
dipelajari.
d) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,
misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai sera aturan-
aturan diskusi sesuai dengan jenis yang akan dilaksanakan.
e) Guru membentuk kelompok 4-6 orang siswa untuk menjalan-
kan metode pembelajaran diskusi
f) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
23
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya
tidak tegang, tidak saling menyudutkan dan lain sebagainya.
g) Guru membagikan kartu kata kepada setiap kelompok.
h) Ketua kelompok membacakan kartu kata yang telah dipilih.
i) Kelompok bersama-sama mendiskusikan materi yang telah
dipilih dari kartu kata.
j) peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan serta ide-idenya.
k) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas. Hal ini sangat penting karena tanpa
pengendalian biasanya arah pembahasannya menjadi melebar
dan tidak fokus.
3) Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan
diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai hasil diskusi.
b) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh siswa sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.
Pembelajaran menggunakan metode diskusi akan
lebih efektif apabila guru memperhatikan langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam diskusi. Langkah-langkah
tersebut menurut Trianto (2014: 162) yaitu:
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
24
1) Tahap 1: menyampaikan tujuan dan mengatur setting
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan
menyiapkan siswa untuk berpartisipasi
2) Tahap 2: mengarahkan diskusi
Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan
aturan dasar, mengajukan pertanyaan awal, menyajikan
situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, atau
menyampaikan isu diskusi
3) Tahap 3: menyelenggarakan diskusi
Guru memonitor antar-aksi, mengajukan pertanyaan
mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan,
melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi
menyampaikan gagasan sendiri.
4) Tahap 4: mengakhiri diskusi
Guru menutup diskusi dengan merangkum atau
mengungkapan makna diskusi yang diselenggarakan
kepada siswa.
5) Tahap 5: melakukan Tanya jawab singkat tentang
proses diskusi itu
Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa proses
diskusi dan berpikir siswa.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
25
c. Kelebihan Metode diskusi
Tidak ada metode pembelajaran yang terbaik. Setiap
metode pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan,
bisa jadi suatu metode pembelajaran cocok untuk materi dan tujuan
tertentu, tetapi kurang cocok untuk materi atau tujuan lainya.
Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan manakala
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar (Majid, 2013: 204)
antara lain:
1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif,
khususnya dalam memberikan gagasan serta ide-ide.
2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam
mengatasi setiap permasalahan.
3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau
gagasan serta verbal. Diskusi juga bisa melatih siswa untuk
menghargai pendapat orang lain.
Jadi dapat disimpulkan kelebihan metode yaitu menjadikan
siswa aktif dalam proses pembelajaran. Adanya interaksi antar
siswa dalam proses pembelajaran melalui metode diskusi.
d. Kelemahan Metode diskusi
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memliki beberapa
kelemahan seperti di bawah ini:
1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3
orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
26
2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga
kesimpulan menjadi kabur.
3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, dan kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang
ada pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat meng-
ganggu iklim pembelajaran.
Kelemahan metode diskusi di atas diperbaiki guru yaitu:
1. Guru telah membagi kelompok sesuai dengan kemampuan
masing-masing anak sehingga tidak terjadi penguasaan
pembicaraan dalam kelompok.
2. Kelompok telah diberikan topik pembahasan yang berbeda-
beda sehingga membuat kelompok tidak akan membuat
pembahasan yang meluas.
3. Materi telah disesuaikan dengan waktu pembelajaran sehingga
tidak membutuhkan waktu panjang.
4. Sebelum diskusi dimulai guru telah memberikan pengarahan
kepada siswa sehingga kelompok harus mematuhi pengarahan
yang telah dijelaskan guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode diskusi memiliki
kelebihan dan kelemahan dalam proses pembelajarannya.
Kelebihan diskusi yaitu melatih siswa untuk bertukar pikiran
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
27
dalam mengatasi masalah kelompok dan kelemahan diskusi
yaitu bahan dalam kegiatan diskusi menjadi sangat luas apabila
belum terjadi kesepakatan kelompok. Guru juga harus memiliki
kemampuan dalam mengkondisikan keadaan kelas.
6. Pengertian Media
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengatar. Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Garlach &
Ely dalam Arsyad (2007: 3) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Guru, buku
teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Media dalam
proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Media merupakan salah satu alat bantu dalam proses
pembelajaran. Hamalik dalam Arsyad (2007: 4) menyatakan bahwa
media pendidikan sering kali digunakan secara bergantian dengan
istilah alat bantu atau media komunikasi. Hubungan komunikasi
akan berjalan dengan lancar dengan hasil yang maksimal apabila
menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Lebih
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
28
lanjut lagi Gagne & Briggs dalam Arsyad (2007: 4) secara emplisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi, materi pelajaran, yang
terdirir dari antara lain buku, tape recorder, film, slide (gambar
berbingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media
adalah komponen seumber-sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah
sarana atau wahana yang ada di lingkungan dalam pengajaran
untuk merangsang siswa dalam belajar. Media merupakan salah
satu unsur yang sangat penting untuk mendukung proses
pembelajaran.
7. Kartu kata
Kartu kata merupakan salah satu jenis media berbasis visual
berupa pesan tertulis, contohnya kartu kata digunakan untuk membantu
anak mengingat materi yang telah diberikan . Kelebihan kartu kata
yaitu bahannya murah dan mudah diperoleh, siswa dapat langsung
menggunakannya, dapat menarik perhatian siswa dan serta metode
mengajar akan lebih bervariasi.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
29
B. Penelitian yang relevan
Penelitian sejenis dilakukan oleh Buchanan, Lisa Brown (2011: 19)
dengan judul “Discussion in the elementary classroom: How and why some
teachers use discussion“ dan Rahman, F., et all (2011: 84) dengan judul
“Impact of Discussion Method on Students Performance”. Penelitian yang
dilakukan oleh Buchanan merupakan studi kasus yang menceritakan
bagaimana dan mengapa tiga orang guru menggunakan diskusi dalam
pembelajaran di kelas pada lima sekolah di pinggiran kota Amerika Serikat.
Tujuan penelitian ini dirancang untuk menjelaskan peran guru mengapa
beberapa guru menggunakan metode diskusi, dan manfaat serta hambatan
yang berdampak diskusi didalam kelas.
Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Rahman, F., et all (2011: 84)
tentang metode diskusi yaitu penelitian eksperimen. Penelitian ini
membandingkan antara kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah
dan metode diskusi di dalam kelas eksperimen. Penelitian ini dilatar belakangi
penggunaan metode pembelajaran yang berbeda dalam mata pelajaran IPS di
Pakistan, namun metode yang sering digunakan oleh guru adalah metode
ceramah. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan pada saat pretest,
namun setelah menggunakan metode diskusi dan ceramah terdapat perbedaan
di kedua kelas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang
menggunakan metode diskusi memperoleh hasil lebih baik daripada kelompok
kontrol.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
30
Kedua penelitian di atas, sama-sama menggunakan metode diskusi
dengan subjek dan jenis penelitian yang berbeda. Adapun persamaan dan
perbedaan dua penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilaksanakan
yaitu menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan persamaannya
adalah sama-sama menggunakan metode diskusi.
C. Kerangka Berpikir
Kondisi awal siswa kelas IVA SD Sokaraja Lor sikap kemandirian
siswa masih tergolong rendah, seperti siswa masih tergantung pada gurunya,
siswa masih kurang yakin terhadap jawabannya mereka sendiri dan masih
tergantung kepada teman setelah mengerjakan soal-soal. Siswa juga masih
belum melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab masing-masing siswa
kemudian mereka belum memiliki keberanian untuk menyelesaikan konflik
sesama teman.
Hasil wawancara dengan guru kelas IVA SD Negeri Sokaraja Lor
dalam pembelajaran IPS siswa mengalami kebingungan dalam proses
pembelajaran karena pada saat kelas III kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum 2013 dengan pembelajaran tematik dan saat ini kurikulum kembali
pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Pergantian tersebut
membuat metode pembelajaran juga berubah, sebelumnya di kelas III
pembelajaran IPS dilakukan dengan praktik, sedangkan saat ini di kelas IV
lebih banyak menggunakan metode menghafal. Materi koperasi dan
kesejahteraan rakyat merupakan salah satu materi yang bayak menghafal
dalam pembelajaran IPS. Hal tersebutlah yang menyebabkan pembelajaran
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
31
IPS memerlukan penggunaan metode yang bervariasi, salah satunya adalah
metode diskusi.
Metode diskusi dapat dijadikan salah satu alternatif untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Koperasi dan Kesejahteraan
Rakyat. Pemilihan metode diskusi karena melalui diskusi siswa aktif berbicara
atau menulis secara interaktif mengomunikasikan, mengembangkan dan
menjelaskan pikiranya. Alur kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir
Penggunaan metode pengajaran diskusi dapat membantu guru dalam
pembelajaran IPS dengan metode diskusi karena melalui diskusi siswa aktif
berbicara atau menulis secara interaktif mengomunikasikan, mengembangkan
dan menjelaskan pikiranya. Proses pembelajaran denagn diskusi, siswa
membangun pengetahuanya dengan membuat hubungan makna antara konsep
baru yang diperolehnya dengan pengetahuan yang telah dimilkinya. Oleh
Kondisi Awal Rendahnya Sikap kemandirian dan prestasi
belajar pada mata pelajaran IPS di kelas IVA SD
Negeri Sokaraja Lor.
Menerapkan metode pengajaran Diskusi
berbantuan media kartu kata. Tindakan
Hasil yang
diharapkan
Peningkatan sikap kemandirian dan prestasi
belajar siswa kelas IVA melalui metode
pengajaran diskusi berbantuan media kartu kata.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016
32
karena itu hasil belajar siswa meningkat dan memuaskan bagi siswa, guru,
maupun orang tua siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam
penelitian ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Sikap kemandirian siswa pada pembelajaran IPS dapat ditingkatkan
melalui metode pembelajaran diskusi berbantuan media kartu kata.
2. Prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS dapat ditingkatkan melalui
metode pembelajaran diskusi berbantuan media kartu kata.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Nurul Nasikhah, FKIP, UMP, 2016