37
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Nilai Karakter Bangsa a) Pengertian Karakter Karakter dalam kamus besar bahasa indonesia (2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Sedangkan menurut Samani (2011: 42) Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap atau bertindak. Adapun menurut Fitri (2012: 20) secara etimologi istilah karakter berasal dari bahasa latin character yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti kepribadian dan akhlak, sedangkan menurut terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupan sendiri. Dijelaskan lebih lanjut bahwa karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan menurut Allport dalam Sulistio (2012:20) mendefinisikan karakter sebagai kumpulan atau kristalisasi dari kebiasaan kebiasaan indevidu, sedangkan menurut Chaplin dalam Sulistio (2012: 20) mendefinisikan sebagai kualitas kepribadian yang berulang secara tetap dalam seorang indevidu, sedangkan menurut peneliti sendiri karakter adalah sifat atau watak yang melekat pada seseorang watak atau sifat itu terbentuk karena proses yang terjadi secara terus menerus. 8 Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Nilai Karakter ...repository.ump.ac.id/1233/3/Slamet Ikhwanudin_BAB II.pdf · indikasi-indikasi yang diharuskan dalam diri seseorang yang

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1) Nilai Karakter Bangsa

    a) Pengertian Karakter

    Karakter dalam kamus besar bahasa indonesia (2008) merupakan

    sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

    seseorang dengan yang lain. Sedangkan menurut Samani (2011: 42)

    Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik

    dalam bersikap atau bertindak. Adapun menurut Fitri (2012: 20) secara

    etimologi istilah karakter berasal dari bahasa latin character yang berarti

    watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti kepribadian dan akhlak,

    sedangkan menurut terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia

    pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupan sendiri.

    Dijelaskan lebih lanjut bahwa karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau

    budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.

    Sedangkan menurut Allport dalam Sulistio (2012:20)

    mendefinisikan karakter sebagai kumpulan atau kristalisasi dari kebiasaan

    kebiasaan indevidu, sedangkan menurut Chaplin dalam Sulistio (2012:

    20) mendefinisikan sebagai kualitas kepribadian yang berulang secara

    tetap dalam seorang indevidu, sedangkan menurut peneliti sendiri

    karakter adalah sifat atau watak yang melekat pada seseorang watak atau

    sifat itu terbentuk karena proses yang terjadi secara terus menerus.

    8

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 9

    (1) Pendidikan karakter

    Menurut Winton (2010) dalam Samani (2011: 43) Pendidikan

    karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru

    untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya. Sedangkan

    menurut Burke (2011) dalam dalam Samani (2011: 43) pendikan

    karakter semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik

    dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik.

    Sedangkan menurut Samani (2011: 43) sendiri Pendidikan karakter

    telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung

    pengembangan sosial, pengembangan emosional dan pengembangan

    etik para siswa.

    Sedangkan menurut Aunillah (2011: 18-19) Pendidikan karakter

    adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada

    peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran

    indevidu, tekad serta adanya kemauan dan tindakan untuk

    melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan yang Maha Esa, diri

    sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa sehingga akan

    terwujud insan kamil, sedangkan menurut peneliti sendiri pendidikan

    karakter adalah upaya menanamkan konsep dan nilai pada peserta

    didik lewat sebuah sistem yang terjadi berulang-ulang yang akan

    membentuk kebiasaan.

    Karakter merupakan sikap yang dimiliki seseorang, Skinner

    (2004:326) mengatakan bahwa:

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 10

    Attitudes have been defined as ideas with emotional content,

    important beliefs, prejudices, biases, predisposition,

    appreciations, and as states of readiness or set. attitudes have

    intellectual, biological, social, and emotional components that

    are derived from experience and exercise a determining

    influence upon behavior. Attitude as a mental and neural state

    of readiness, organized through experience, exerting a

    directive or dynamic influence upon the individual's response

    to all objects with which it is related.

    Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa suatu

    sikap timbul karena emosi, kepercayaan, penyimpangan,

    kecenderungan, penghargaan, dan kesediaan yang diperoleh dari

    pengalaman dan latihan. Sikap sebagai suatu mental dan kesediaan

    yang dipengaruhi oleh direktif atau dinamis pada saat perorangan

    tanggap terhadap suatu hal atau keadaan. Untuk itu seorang guru

    haruslah mampu mendidik siswa dalam rangka membentuk sikap

    siswa yang positif.

    Sedangkan menurut Elkind dkk (2004) dalam Aunillah (2011:

    19) yang dimaksud pendidikan karakter adalah segala sesuaatu yang

    dilaksanakan oleh guru yang mampu mempengarui karakter peserta

    didik. Adapun menurut T. Ramli (2003) dalam Aunillah (2011: 22)

    menyatakan bahwasanya pendidikan karakter memiliki esensi yang

    sama denagan pendidikan moral dan akhlak.

    Adapun Menurut Fitri (2012: 22) pendidikan karakter adalah

    usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk peserta didik menjadi

    pribadi positif dan berakhlakul karimah sesuai dengan Standar

    Kopetensi Lulusan (SKL) sehingga dapat diimplementasikan dalam

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 11

    kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut peneliti sendiri pendidikan

    karakter adalah sebuah sistem yang ada di lembaga pendidikan yang

    berupaya untuk membentuk karakter peserta didiknya. Sedangkan

    menurut peneliti sendiri pendidikan karakter adalah upaya yang

    dilakukan guru untuk membentuk dan menanamkan sikap/ karakter

    kepada peserta didik melalui sebuah sistem pendidikan.

    b) Proses terbentuknya Karakter

    Menurut Djahiri (1985: 15) proses terbentuknya karakter meliputi

    5 tahapan yaitu :

    (a) Tahapan Penerimaan (Recelving)

    (b) Tahapan Respon (Responding)

    (c) Tahapan Menilai (Valueing)

    (d) Tahapan Merorganisir (Organizing)

    (e) Karakterisasi/mempribadikan (Characterizing)

    Kemudian dari 5 tahapan proses tersebut di jabarkan lewat

    taksonominya sebagai berikut :

    Tabel 2.1. Kawasan domain Afektif dan taksonomiknya

    No Lingkup

    Urutan Pertelaan Tujuan Kata kunci Tujuan

    1 Penerimaan

    (Recelving)

    Maumemusatkan

    perhatian, tumbuh

    minat, menyadari

    keperluan/pentingnya

    sesuatu, peka,

    mengikuti dengan

    penuh perhatian,

    terbuka hati

    nuraninya, dll

    Dapat menangkap,

    mau mendengarkan,

    mampu

    mengemukakan,

    dapat menyebutkan,

    mengidentifikasi,

    menanyakan.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 12

    2 Respon

    (Responding)

    Agar terlibat,

    tersentuh nuraninya,

    timbul dialog dirinya,

    menjawab sendiri,

    menyatakan posisi

    awalnya, berpartisi

    aktif dalam kegiatan

    berekspresi.

    Menghayati,

    mengantisipasi,

    melibatkan diri,

    menyatakan,

    mengadakan reaksi,

    menjawab,

    menyangkal,

    membenarkan dan

    mengakui

    3 Menilai

    (Valueing)

    Agar pada diri siswa

    terlibat: pertanyaan

    benar atau

    salah/layak-

    tidak/dialog yang

    mempertanyakan,

    kemauan untuk

    menggunakan

    pengetahuan/perbekal

    an dirinya, mengkaji

    dan membandingkan

    sertaa menilai

    keberanian/kemauan

    mengekspresikan /atau

    menyatakan/

    mengambil keputusan

    Memperatanyaka,

    mengkaji,

    memperbandingkan,

    memperhitungkan,

    menyatakan

    penilaian/pendapat,

    memilih,

    memutuskan,

    mempertmbangkan,

    dan menanggapi.

    4 Merorganisir

    (Organizing)

    Supaya: lahir

    kebutuhan untuk

    menyerap,

    mempelajari,

    menerima, menolak,

    mengoreksi diri dan

    menginternalisasi,

    memahami keadaan

    diri, menyadari akan

    perlunya/pentingnya

    sesuatu.

    Mengklarifikasi,

    menggambarkan,

    mendemonstrasikan,

    memerankan,

    menyatakan posisi/

    tanggapannya.

    5 Mempribadi

    kan (Charac

    terizing)

    Agar hasil sub.4

    dimantapkan(dipribadi

    kan/disatu

    ragakan/personalized

    menjadi

    keyakinan/prinsip/pen

    dirinya serta

    diterapkan (acting)

    Mencintai, meyakini,

    mempertahankan,

    menginginkan,

    meragukan, menolak

    tegas, dll

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 13

    c) Ruang lingkup Karakter

    (a) Moral

    Moral menurut Piaget dalam Djahiri (1985: 20) Semua yang

    memuat hal yang dianggap baik/positif/berharga yang bersifat

    tuntutan dari luar (masyarakat/kehidupan) karena kiprah umum atau

    praktik nyata.

    Sedangkan menurut (Benigna, J. S., 1991: 4) Moral education

    is conscious effort shared by parent, society, and professional

    educators to help "shape the character of less well educated people"

    Pendidikan moral adalah upaya sadar dari orang tua, masyarakat, dan

    pendidik profesional untuk membantu "membentuk karakter dari

    orang-orang pendidikannya kurang baik"

    Sedangkan menurut Usman (2008: 51) moral adalah bahasa

    yang berasal dari bahasa latin yaitu mores artinya tentang kesusilaan

    atau ajaran tentang baik dan buruk yang diterima secara umum. Dari

    beberapa kutipan di atas dapat peneliti simpulkan moral adalah baik

    atau buruk mengenai suatu nilai yang disandarkan pada aturan yang

    berlaku pada suatu masyarakat.

    (b) Norma

    Menurut peneliti sendiri norma adalah suatu aturan yang

    disepakati bersama oleh suatu masyarakat tetentu atau suatu pranata

    tertentu yang bermaksud demi kebaikan bersama.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 14

    (c) Nilai

    Fraenkel (1977) dalam Djahiri (1985: 20) mengemukakan

    bahwa nilai/Value adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak

    tentang apa yang dipikirkan seseoang atau dianggap penting oleh

    seseorang. Sedangkan menurut Milton Rokeah menyatakan bahwa

    nilai adalah suatu kepercayaan/keyakinan (belief) yang bersumber

    pada sistem nilai seseorang, mengenai apa yang patut dan yang tidak

    patut dilakukan seseorang mengenai apa yang berharga dan yang

    tidak berharga.

    Sedangkan menurut Mustari (2012) menemukakan nilai adalah

    satu prinsip umum yang menyediakan anggota masyarakat dengan

    satu ukuran atau standar untuk membuat penilaian dan pemilihan

    mengenai tindakan dan cita-cita tertentu.Berbeda dengan itu menurut

    Kluckhohn (1953) dalam Mustari menjelaskan nilai adalah standar

    yang waktunya agak langgeng, dalam hal ini standar yang mengatur

    sistem tindakan.

    Berdasarkan pengertian di atas, menurut peneliti sendiri nilai adalah

    sesutu yang diyakini dan dianggap penting dan nilai ini dianggap

    sesuatu yang berharga, sedangkan menurut peneliti sendiri nilai

    adalah ukuran yang diyakini oleh seseorang mengenai sesuatu yang

    dianggap berharga dan dijadikan acuan dalam bertindak.

    (d) Akhlaq

    Menurut Usman (2011: 50) secara bahasa akhlak berasal dari

    bahasa arab yaitu al akhlaq yang bentuk jamak dari kata Khuluq yang

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 15

    berarti tabiat, budi pekerti, kebiasaan atau adat sedangkan menurut

    istilah akhlaq adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia

    yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa

    melalui proses pemikiran, petimbangan atau penelitian.

    (e) Etika

    Menurut Usman (2011: 51) secara bahasa etika berasal dari

    bahasa Yunani yaitu ethos yang artinya karakter, kebiasaan-kebiasan,

    watak dan sifat, sedangkan menurut istilah etika adalah pengetahuan

    yang menetapkan ukuran-ukuran atau kaidah-kaidah yang mendasari

    pemberian tanggapan atau penilaian terhadap perbuatan-perbuatan.

    Berdasarkan pengertian di atas, etika menurut peneliti sendiri adalah

    karakter yang melekat pada seseorang yang berkaitan dengan watak

    atau sifat yang bisa dilihat dalam perbuatan sehari hari.

    2) Tanggung Jawab

    Menurut Mustari (2011: 21) bertanggung jawab adalah sikap dan

    perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana

    yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan,

    (alam, sosial, budaya). Negara dan Tuhan.

    Menurut Sukanto (1985) dalam mustari (2011: 22-23) menyatakan

    bahwa diantara tanggung jawab yang mesti ada pada manusia adalah:

    1) Tanggung jawab kepada Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan

    kehidupan dengan cara takut kepada-Nya, bersyukur, dan memohon

    petunjuk. Semua manusia bertanggung jawab kepada Tuhan Pencipta

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 16

    Alam Semesta. Tak ada seorangpun manusia yang lepas bebas dari

    tanggung jawab, kecuali orang itu gila atau anak-anak.

    2) Tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman, siksaan, penindasan,

    dan perlakuan kejam dari manapun datangnya.

    3) Tanggung jawab diri dari kerakusan ekonomi yang berlebihan dalam

    mencari nafkah, ataupun sebaliknya, dan bersifat kekurangan ekonomi.

    4) Tanggung jawab terhadap anak, suami atau istri, dan kluarga

    5) Tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar.

    6) Tanggung jawab berpikir, tidak perlu mesti meniru orang lain dan

    menyetujui pendapat umum atau patuh secara membuat terhadap nilai-

    nilai tradisi, menyaring segala informasi untuk dipilih, mana yang

    berguna dan manah yang merugikan kita.

    7) Tanggung jawab dalam memelihara hidup dan kehidupan, termasuk

    kelestarian lingkungan hidup dari berbagai bentuk pencemaran.

    Menurut mustari (2011: 25) bertanggung jawab personal berarti

    melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh, berani menanggung

    konsekuensi dari sikap, perkataan dan tingkah lakunya. Dari sini timbul

    indikasi-indikasi yang diharuskan dalam diri seseorang yang bertanggung

    jawab. Ciri ciri tersebut di antaranya adalah:

    1) Memilih jalan lurus.

    2) Selalu memajukan diri sendiri.

    3) Menjaga kehormatan diri.

    4) Selalu waspada.

    5) Memiliki komitmen pada tugas.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 17

    6) Melakukan tugas dengan standard yang terbaik.

    7) Mengakui semua perbuatannya.

    8) Menepati janji.

    9) Berani menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya

    Tanggung jawab moral biasanya merujuk pada pemikiran bahwa

    seseorang mempunyai kewajiban moral dalam situasi tertentu.

    Sedangkan tanggung jawab sosial ini dapat saja bersifat ”negatif” berarti

    tiadanya tuduhan yang memberatkan ataupun bisa jadi “positif “ yang berarti

    terdapatnya tanggung jawab untuk bertindak baik (sikap Proaktif). Nilai-nilai

    yang harus ada apabila berinteraksi dalam masyarakat ataupun dengan orang

    lain di antaranya adalah:

    1) Senantiasa berbicara benar.

    2) Menghindarkan perasaan iri dengki.

    3) Tidak bakhil.

    4) Bersikap pemaaf.

    5) Adil.

    6) Amanah.

    7) Tidak sombong.

    Menurut Wibowo (2012: 44) tanggung jawab adalah sikap dan

    perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang

    seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, (alam,

    sosial, budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 18

    Berdasarkan kutipan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa tanggung

    jawab adalah sikap atau prilaku yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban

    seseorang atau kelompok yang kalau tidak dilakukan akan menimbulkan

    suatu masalah baru.

    3) Prestasi Belajar

    1) Pengertian Prestasi Belajar

    Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam

    dunia pendidikan. Istilah ini sering digunakan untuk sebutan penilaian

    dari hasil belajar. Penilaian ini digunakan oleh guru untuk mengukur

    seberapa besar siswa mampu menerima materi yang telah dipelajari

    sesuai dengan tujuan pembelajaran. Istilah prestasi belajar ini terdiri dari

    dua kata yaitu prestasi dan belajar.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “prestasi adalah hasil yang

    telah dicapai”. Sedangkan menurut Djamarah (2008: 13), “belajar adalah

    suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa

    dan raga”. Dari pengertian prestasi dan belajar, dapat disimpulkan bahwa

    prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari kegiatan

    pembelajaran yang melibatkan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu

    perubahan. Sedangkan menurut Syah (2004: 150) Prestasi Belajar adalah

    pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang

    berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 19

    Berikut definisi prestasi belajar menurut para ahli dalam Hamdani

    (2011: 137-138) :

    1) W.J.S. Purwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang

    telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

    2) Qohar dalam jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang

    telah di ciptakan , hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

    di peroleh dengan jalan keuletan.

    3) Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilain

    pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang

    berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada

    mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

    4) Winkel (1996: 226) mengemukakan bahwa prestasi belajar

    merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.

    Dengan denikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang

    dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

    5) Arif Gunarso (1993: 77 ) mengemukakan bahwa prestasi belajar

    adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah

    melaksanakan usaha-usaha belajar.

    6) Gagne (1985: 40) menyatakan bahwa prestasi belajar di bedakan

    menjadi lima aspek, yaitu kemampuan intlektual, strategi kognitif,

    informasi verbal, sikap, dan ketrampilan, sedangkan menurut peneliti

    prestasi adalah hasil dari proses belajar yang didapat oleh peserta

    didik selama mengikuti pelajaran yang dilakukan oleh guru.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 20

    Berdasarkan pengertian di atas, peneliti memberikan kesimpulan

    bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh dari peserta

    didik dalam menempuh proses pembelajaran yang diwujudkan oleh nilai

    nilai atau angka.

    2) Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

    Belajar yang efektif sangat membantu siswa untuk meningkatkan

    kemampuan mereka yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran.

    Agar dapat meningkatkan prestasi belajar perlu diperhatikan faktor

    internal dan eksternal.

    (a) Faktor Internal

    a) Kecerdasan (inteligensi)

    Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

    untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

    Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi-rendahnya intel-

    igensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai dengan

    tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini

    ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara anak yang

    satu dengan anak lainya sehingga anak pada usia tertentu sudah

    memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan

    kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor inteligensi

    merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar

    mengajar.

    Menurut Kartono dalam Hamdani (2011: 139) kecerdasan

    merupakan salah satu aspek yang terpenting dan sangat

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 21

    menentukn berhasil-tidaknya studi seseorang. Kalau seorang

    murid memiliki tingkat kecerdasan normal atau diatas normal,

    secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. Sedangkan

    menurut Slameto (1995) dalam Hamdani (2011: 139) mengatakan

    bahwa tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada

    yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah.

    Menurut Muhibbin (1999) dalam Hamdani (2011: 139)

    berpendapat bahwa inteligensi adalah semakin tinggi kemampuan

    inteligensi seorang siswa, semakin besar peluangnya untuk meraih

    sukses sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi

    seorang siswa, semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

    intelegensi adalah kemampuan atau kecerdasan yang dimiliki

    seseorang dalam menghadapi kondisi lingkungan yang ada

    berkenaan dengan pembelajaran.

    b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

    Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat

    berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. uzer dan

    Lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu pancaindara yang

    tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit,

    cacat tubuh atau perkembangan tang tidak semourna, berfungsinya

    kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 22

    c) Sikap

    Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap

    suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak

    acuh.Sikap seseorang dapat di pengaruhi oleh faktor penge-tahuan,

    kebiasaan, dan keyakinan.

    d) Minat

    Minat menurut para ahli adalah psikologi adalah suatu ke-

    cenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu

    secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan,

    terutama perasaan senang. dapat dikatakan minat itu terjadi karena

    perasaan senang pada sesuatu minat memiliki pengaruh yang

    sangat besar terhadap pembelajaran jika menyukai suatu mata

    pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban.

    Menurut Winkel (1996) dalam Hamdani (2011: 141) minat

    adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa

    tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang

    berkecimpung dalam bidang itu. Sedangkan menurut Slameto

    (1995) dalam hamdani (2011: 141) mengemukakan bahwa minat

    adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

    mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang,

    diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.

    Menurut Sardiman (1992) dalam Hamdani (2011: 141)

    mengemukakan bahwa minat adalah suatu kondisi yang terjadi

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 23

    apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi, yang

    dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-

    kebutuhannya sendiri, sedangkan menurut peneliti sendiri minat

    adalah keinginan yang kuat berdasarkan kebutuhan yang paling

    disukai.

    e) Bakat

    Bakat adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang

    untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap

    orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai

    prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-

    masing. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1986) dalam

    Hamdani (2011: 141) bahwa bakat dalam hal ini, lebih dekat

    pengertiannya dengan kata attitude, yang berarti kecakapan, yaitu

    mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.

    Menurut Kartono (1995) dalam Hamdani (2011: 141)

    menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan kalau

    diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan

    menjadi kecakapan yang nyata.

    Menurut Syah Muhibbin (1999) dalam Hamdani (2011:

    141) bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk

    melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan

    dan latihan, sedangkan menurut peneliti bakat adalah adalah

    kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari lahir

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 24

    dan akan berkembang dengan baik apabila disertai belajar dan

    pendampingan.

    f) Motivasi

    Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang

    untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik-

    tidaknya dalam mencapi tujuan sehingga semakin besar

    kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut

    mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi

    belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri

    dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan

    harus di hadapi untuk mencapai cita-cita

    Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena

    hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa

    untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam

    belajar adalah cara mengatur agar motivasi dapat di tingkatkan.

    Demikian pula, dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak

    didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

    2) Faktor eksternal

    Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan

    sosial dan lingkunagan nonsosial.yang termasuk dalam

    lingkungan sosial adalah Guru, Kepala Sekolah, Staf administrasi,

    teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, ala-alat belajar,

    dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial

    adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 25

    Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan

    tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto

    (1995) dalam Hamdani (20211: 143) faktor eksternal yang dapat

    mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah,

    dan lingkungan masyarakat.

    a) Keadaan keluarga

    Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam

    masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan

    sebagaimana yang dijelaskan Slameto, bahwa keluarga adalah

    lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat

    besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat

    menentukan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa,

    negara, dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat

    penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa

    aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara

    aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan

    pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

    Hasbullah (1994) dalam Hamdani (2011: 143)

    mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan

    pendidikan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak

    pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan,

    sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak

    adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 26

    pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu, orang tua

    hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari

    keluarga.

    b) Keadaan sekolah

    Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal

    pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan

    belajar siswa adalah lingkungan sekolah, lingkungan sekolah

    yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat.

    Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,

    hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan

    kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik

    akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya

    Menurut Kartono (1995) dalam Hamdani (2011: 144)

    guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan

    diajarkan dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam

    mengajar. Oleh sebab itu, guru harus menguasai bahan

    pelajaran yang disajikan dan memiliki metode yang tepat

    dalam mengajar.

    c) Lingkungan masyarakat

    Di samping orangtua, lingkungan juga merupakan

    salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar

    siswa Dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan

    alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan

    pribadi anak. Sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan

    lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 27

    Kartono (1995) dalam Hamdani (2011: 144)

    berpendapat bahwa lingkungan masyarakat dapat

    menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak

    yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan

    anak-anak yang rajin belajar, anak akan terangsang untuk

    mengikuti jejak mereka.

    3( Fungsi Prestasi Belajar

    Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasa-

    lahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama antara lain:

    a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

    pengetahuan yang telah dikuasai anak didik

    b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

    Hal ini didasarkan atas asumsi para ahli psikologi biasanya

    menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity)

    dan merupakan kebutuhan umum pada manusia (Abraham H.

    Moslow, 1984), termasuk kegiatan anak didik dalam suatu

    pro-gram pendidikan.

    c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

    pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi balajar dapat

    dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan

    ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan

    balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

    d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

    institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 28

    belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu

    institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang

    digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak

    didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya

    prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan

    anak didik dimasyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum

    yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan

    masyarakat.

    e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

    (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar, anak

    didik merupakan masalah yang utama dan pertama, karena

    anak didiklah yang diharapkan mampu menyerap seluruh

    materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum

    Berdasarkan pengertian di atas, peneliti memberikan

    kesimpulan bahwa prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor

    Diantaranya internal dan eksternal yang mana keduanya sangat

    memiliki peran penting didalam proses pembelajaran untuk

    mendapatkan hasil belajar yang baik atau mendapatkan prestasi

    belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

    4) Pembelajaran PKn Berdasarkan KTSP

    1) Pendidikan Kewarganegaraan

    Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan dapat dijelaskan melalui

    ringkasan pengertian Pendidikan dan Kewarganegaraan Kewarganegaraan

    adalah segala hal yang terkait dengan warga Negara suatu Negara.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 29

    Adapun pengertian pendidikan adalah proses pendewasaan seseorang atau

    sekelompok orang dengan usaha sadar melalui pengajaran dan pelatihan

    sehingga terjadi perubahan pada seseorang atau sekelompok orang

    tersebut dalam hal pengetahuan, orientasi, dan perilaku yang bersifat

    kritis dan emansipatoris. (Sofhian dan Gatara. 2011: 5-6).

    Sedangkan menurut Zamroni (2003) dalam Taniredja (2009: 3)

    Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang

    bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan

    bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada

    generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat

    yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah

    suatu learning process yang tidak dapat begitu saja meniru dan

    mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu, pendidikan

    kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga

    pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku

    politik sehingga yang bersangkutan memiliki pengetahuan, kesadaran,

    sikap, political efficacy dan keikutsertaan, serta kemampuan mengambil

    keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga

    bagi masyarakat dan bangsa.

    Berdasarkan pengertian di atas, maka pendidikan kewarga

    negaraan dapat didefinisikan sebagai proses pendewasaan bagi warga

    Negara dengan usaha sadar dan terencana melalui pengajaran dan

    pelatihan sehingga terjadi perubahan pada warga Negara tersebut dalam

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 30

    hal pengetahuan, sikap dan perilaku yang bersifat kritis dan

    emansipatoris.

    Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali

    peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

    dengan hubungan antar warga Negara dengan Negara serta pendidikan

    pendahuluan bela Negara menjadi warga Negara yang dapat diandalkan

    oleh bangsa dan Negara.

    2) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

    Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk

    memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut:

    (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

    kewarganegaraan.

    (2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak

    secara cerdas dalam kegiatan bermsyarakat, berbangsa dan bernegara.

    (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

    berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

    hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

    (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

    secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

    informasi dan komunikasi. Fathurrohman dan Wuryandari (2011:7)

    3) Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

    Dalam BSNP, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan

    Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

    a) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam

    perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 31

    Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

    Partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap positif terhadap Negara

    Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

    b) Norma, hokum dan peraturan meliputi: tertib dalam kehidupan

    keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,

    peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa

    dan bernegara, sistim hokum dan peradilan nasional, hukum dan

    peradilan internasional.

    c) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan

    kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional

    HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

    d) Kebutuhan warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri

    sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

    mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,

    persamaan kedudukan warga Negara.

    e) Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

    yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

    Indonesia, hubungan dasar Negara dengan konstitusi.

    f) Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

    pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan

    system politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat

    madani, system pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

    g) Pancasila meliputi: kedudukan pancasila, sebagai dasar Negara dan

    ideology Negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara,

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 32

    pengalaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

    pancasila sebagai ideology terbuka.

    h) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

    Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan

    internasional dan organisasi internasional.

    4) Materi PKn Kelas V Memahami Kebebasan Berorganisai

    Pengertian

    Organisasi

    Jenis-Jenis

    Organisasi

    Menurut Kamus

    Administrasi

    Kebebasan

    Organisasi

    Menurut

    Sondang P.

    Siagian

    Menurut Kamus

    Bahasa

    Indonesia

    Di lingkungan

    Sekolah

    Di Lingkungan

    Masyarakat

    Kebebasan

    Berorganisasi

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 33

    1. Pengertian organisasi

    SK : 3. Memaham kebebasan berorgansasi

    KD : 3.1.Mendeskripsikan pengertian organisasi

    3.1.2. Mengidentifikasi ciri-ciri organasasi

    3.1.3. Menyebutkan contoh organisasi dilingkungan sekolah

    dan masyarakat

    3.1.4 Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi

    disekolah.

    Organisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

    kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian atau orang-orang dalam

    perkumpulan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, organisasi adalah

    tempat berkumpulnya orang orang demi tujuan tertentu. Organisasi

    terbentuk bila dua orang atau lebih maupun sekelompok orang yang

    bekerja sama dan menjalankan suatu pekerjaan atau kegiatan demi

    mencapai tujuan yang sama pula. Dalam suatu organisasi terdapat

    pembagian tugas. Pembagian tugas yang dilakukan harus disesuaikan

    dengan kemampuan setiap individu. Organisasi memiliki beberapa unsur,

    antara lain:

    a. Adanya tujuan, yaitu sesuatu yang ingin diwujudkan serta dicapai

    sehingga memunculkan adanya tugas, wewenang, dan tanggung

    jawab.

    b. Adanya pembagian tugas sekelompok orang

    c. Adanya kerja sama di antara orang-orang yang bekerja.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian organisasi adalah suatu

    perkumpulan yang anggotanya terdiri atas beberapa orang untuk

    melakukan kerja sama dalam upaya mencapai tujuan bersama. Sebuah

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 34

    organisasi memiliki pengurus, anggota, dan tujuan. Tujuan dibentuknya

    organisasi adalah agar kegiatan organisasi berjalan dengan lancar, dan

    para anggota dapat menjalin kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan. Salah satu contoh sederhana dari organisasi adalah pengurus

    kelas, yang bertugas mengurus dan mengatur kelas tempat belajar.

    Contoh struktur kepengurusan terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris,

    bendahara, dan seksi-seksi.

    2. Manfaat Organisasi

    Mengikuti organisasi sangat banyak manfaatnya, diantaranya

    dapat menambah wawasan dan pengalaman. Selain menambah wawasan

    dan pengalaman, organisasi juga dapat membantu mengetahui dan

    mengembangkan bakat: misalnya, lewat kegiatan organisasi bisa

    menemukan kelebihan dan bakat yang selama ini terpendam. Jadi dapat

    ditarik kesimpulan bahwasanya aktif dalam organisasi mampu

    mendatangkan banyak manfaat, seperti:

    a. Menambah wawasan dan pengalaman

    b. Mengetahui dan mengaembangkan bakat

    c. Menambah teman

    d. Mudah bergaul

    e. Melatih diri mandiri

    f. Membagi dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat

    g. Menimbulkan kepercayaan diri dan tidak mudah mengeluh.

    3. Tugas-Tugas Pengurus Organisasi

    Dalam suatu organisasi terdiri dari beberapa pengurus, dan masing-

    masing pengurus mempunyai tugas yang berbeda-beda. Pengurus dalam

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 35

    sebuah organisasi terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan lain-lain.

    Adapun tugas-tugas dari pengurus suatu organisasi, antara lain:

    a. Ketua, mempunyai tugas:

    1) Mengurus organisasi.

    2) Bertanggung jawab ke luar dan ke dalam organisasi.

    3) Memimpin rapat.

    4) Mengadakan hubungan dengan pihak luar.

    5) Membuat rencana kerja.

    b. Wakil ketua, mempunyai tugas:

    1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.

    2) Bertanggung jawab dan menggantikan tugas ketua, apabila ketua

    tidak ada.

    c. Sekretaris, mempunyai tugas:

    1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.

    2) Membuat agenda kegiatan organisasi.

    3) Membuat surat-surat yang diperlukan/proposal kegiatan.

    4) Membuat arsip.

    5) Membuat rencana kerja organisasi bersama ketua.

    d. Bendahara, mempunyai tugas:

    1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.

    2) Mengurus masalah keuangan organisasi.

    3) Membuat laporan keuangan.

    4) Membantu ketua membuat rencana kerja organisasi.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 36

    B. Organisasi di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat

    1. Organisasi di Lingkungan Sekolah

    a. Koperasi Sekolah

    b. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

    c. Gugus Depan Pramuka

    d. Komite Sekolah

    e. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)

    f. PMR

    g. Klub olahraga

    2. Organisasi di Lingkungan Masyaraka

    a. RT (rukun tetangga)

    b. RW (rukun warga)

    c. Karang taruna

    d. Desa atau kelurahan

    e. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

    f. Dewan kelurahan

    g. PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)

    5) Pembelajaran Role Playing

    a) Pengertian Role Playing

    Menurut Sagala (2010:213) Sosiodrama (role playing) berasal dari

    kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menunjuk pada objeknya yaitu

    masyarakat menunjukan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan drama berarti

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 37

    mem-pertunjukan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Sosial atau

    masyarakat terdiri dari manusia yang satu sama lain terjalin hubungan

    yang dikatakan hubungan sosial. Drama dalam pengertian luas adalah

    mempertunjukan atau mempertontonkan suatu keadaan atau peristiwa-

    peristiwa yang dialami orang. Orang dan tingkah laku orang. Metode

    sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan

    mempertunjukan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara

    tingkah laku dalam hubungan sosial. Jadi sosiodrama ialah metode

    mengajar yang dalam pelaksaannya peserta didik mendapat tugas dari

    guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung

    suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang

    muncul dari suatu situasi sosial.

    Pembelajaran dengan role playing adalah suatu cara penguasaan

    bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan

    siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatn itu dilakukan siswa

    dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini

    banyak melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar serta metode

    ini mempunyai nilai tambah yaitu: (a) dapat menjamin seluruh partisipasi

    seluruh siswa dan memberi kesempatan yang sama untuk menunjukan

    kemampuannya dalam bekerja sama hingga berhasil, dan (b) permainan

    merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa (Prasetyo, 2001).

    Pembelajaran dengan role playing merupakan suatu aktivitas yang

    dramatik, biasanya ditampilkan oleh sekelompok kecil siswa, bertujuan

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 38

    mengeksploitasi beberapa masalah yang ditemukan untuk melengkapi

    partisipasi dan pengamat dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat

    meningkatakan pemahaman. (Prasetyo, 2001).

    Pembelajaran role playing ada tujuh tahap yaitu pemilihan

    masalah, pemilihan peran, menyusun tahap-tahap bermain peran,

    menyiapkan pengamat, tahap pemeranan, diskusi dan evaluasi serta

    pengambilan keputusan. Pada tahap pemilihan masalah, guru

    mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik agar

    mereka dapat mersakan masalah itu dan terdorong untuk mencari

    penyelesaiannya. Tahap pemilihan peran memilih peran dengan sesui

    dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan

    yang harus dikerjakan oleh para pemain. Selanjutnya menyusun tahap-

    tahap bermain peran. Dalam hal ini guru telah membuat dialog tetapi

    siswa boleh menambah dialog sendiri. Tahap berikutnya adalah

    menyiapkan pengamat. Pengamat dari kegiatan ini adalah semua sisiwa

    yang tidak menjadi pemain atau pemeran. Setelah semuanya siap maka

    dilakukan kegitan pemeranan. Pada tahap ini para peserta didik mulai

    bereaksi sesuai dengan peran masing-masing sesuai yang terdapat pada

    skenario bermain peran. Dalam hal ini guru menghentikan permainan

    pada saat terjadi pertentangan agar memancing permasalahan agar

    didiskusikan. Masalah yang muncul dari bermain peran, dibahas pada

    tahap diskusi dan evaluasi. Role Playing disebut juga metode sosiodrama.

    Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam

    hubungannya dengan masalah sosial (Djamarah dan Zain, 2002).

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 39

    Role playing menurut Djamarah dan Zain (2002) mempuyai

    beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

    b) Kelebihan Role playing

    1) Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang

    akan diperankan. Pemain harus memahami, menghayati isi cerita

    secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya.

    Dengan demikian daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.

    2) Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan kreatif. Pada waktu bermain

    peran para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapat sesuai

    waktu yang tersedia.

    3) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga di

    mungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah

    4) Kerjasama antar pemain dapat di tumbuhkan dan di bina dengan

    sebaik-baiknya

    5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi

    tanggung jawab dengan sesamanya.

    6) Bahasa siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar

    mudah di pahami orang lain.

    c) Kelemahan metode role playing

    1) Sebagian anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif.

    2) Banyak memakan waktu.

    3) Memerlukan cukup yang cukup luas.

    4) Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk

    tangan pemain dan tepuk tangan penonton/pengamat.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 40

    d) Pelaksanaan metode role playing

    1) Pemilihan masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari

    kehidupan peserta didik agar mereka dapat merasakan masalah itu dan

    terdorong untuk mencari penyelesaiannya.

    2) Pemilihan peran, memilih peran yang sesuai dengan permasalahan

    yang akan bahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus di

    kerjakan oleh para pemain.

    3) Menyusun tahap-tahap bermain peran, dalam hal ini guru telah

    membuat dialog tetapi siswa dapat juga menambahkan dialog sendiri.

    4) Menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua

    siswa yang tidak menjadi pemain atau pemeran.

    5) Pemeranan, dalam tahap ini para peserta didik mulai mempersiapkan

    diri untuk tampil.

    Metode sosiodrama (role playing) oleh Mansyur (1996) dalam

    Sagala (2010:213) mempunyai kebaikan-kebaikan antara lain ialah:

    1) Murid melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat

    bahan yang akan di dramakan. Sebagai pemain harus me-meahami,

    menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama materi yang harus

    di perankannyaa.

    2) Murid akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu

    bermain drama para pemain dituntut untuk mengemukakan

    pendapatnya ssesuai dengan waktu yang tersedia.

    3) Bakat yang terpendam pada murid dapat dipupuk sehingga di

    mungkinkan akan muncul atau timbul bibit seni dari sekolah. Jika seni

    drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan

    jadi pemain yang baik kelak.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 41

    4) Kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan

    sebaik-baiknya.

    5) Murid memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi

    tanggung jawab ddengan sesamanya

    6) Bahasa lisan murid dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar

    mudah dipahami orang lain

    Metode sosiodrama (Role playing) mempunyai kelemaha-

    kelemahan antara lain:

    1) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjdi

    kurang aktif

    2) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka

    pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan

    pertunjukan.

    3) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit

    menyebabkan gerak para pemain kurang bebas.

    4) Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan para penonton

    yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.

    Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

    1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

    2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu

    beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.

    3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.

    4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 42

    5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan

    skenario yang sudah dipersiapkan.

    6) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati

    skenario yang sedang diperagakan.

    7) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar

    kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penam-pilan masing-

    masing kelompok.

    8) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

    9) Evaluasi.

    10) Penutup.

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh putra subur dengan judul

    Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi

    Keputusan Bersama di kelas SD Negri 2 Bojongsari Purwokerto menggunakan

    strategi pembelajaran Role playing. Hasil yang di peroleh dalam penelitian

    menggunakan role playing pada mata pelajaran PKn ternyata berpengaruh

    terhadap Motivasi dan Prestasi belajar siswa. Dari hasil pengamatan terbukti

    untuk Motivasi dan Prestasi belajar pada siklus I di peroleh nilai rata-rata 71,

    89% sedangkan pada siklus II di peroleh nilai rata-rata 83, 98%. Dapat diketahui

    bahwa dengan menggunakan pembelajaran role playing dapat meninggkatkan

    Motivasi dan Prestasi belajar siswa.

    C. Kerangka Berfikir

    Dalam proses belajar dan mengajar apabila seorang guru menggali Rasa

    tanggung Jawab dan menggunakan metode Role Playing, serta dilengkapi dengan

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 43

    media dalam belajar dan mengajar agar dapat berkomunikasi dengan baik pada

    saat menyajikan pelajaran, peserta didik akan lebih mudah menerima materi yang

    disampaikan oleh guru. Dalam hal ini penggunaan peraga serta metode Role

    Playing atau bermain peran yang dapat dilakukan oleh para peserta didik dengan

    bimbingan guru diharapkan akan dapat menggugah rasa tanggung Jawab, dan

    pola pikir kritis sehingga dapat meningkatakan prestasi belajar bagi peserta didik

    kelas V sekolah dasar.

    Pemanfaatan bahan sederhana sebagai alat peraga serta membawa dan

    mengenalkan lingkungan nyata kepada peserta didik akan menjadikan

    pengalaman tersendiri bagi peserta didik sehingga berbagai informasi dan

    pengetahuan yang mereka dapat merupakan pengintegrasian pengetahuan yang

    pernah didapat sebelumnya dengan kegiatan bermain peran yang dilakukan

    sekarang melalui kegiatan eksplirasi, elaborasi dan konfirmasi.

    Penerapan Role Playing yang dikemas sedemikian rupa akan menimbulkan

    daya tarik tersendiri bagi peserta didik. Sehingga menciptakan suasana belajar

    yang menarik, menyenangkan dan materi yang didapat akan terkesan pada diri

    peserta didik. Dengan demikian pengetahuan yang mereka dapat akan terpatri

    dalam jangka waktu panjang dan konsisten. Alur kerangka pikir tersebut dapat

    digambarkan dalam bentuk skema berikut ini :

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014

  • 44

    D. Hipotesis Tindakan

    Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada pelaksanaan

    pembelajaran dan perencanaan pembelajaran disusun dengan matang, maka

    tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal. Berdasarkan hal tersebut,

    maka diajukan hipotesis tindakan yaitu:

    a) Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing pada materi memahami

    Kebebasan Berorganisasi di kelas V SD Negeri 2 Dukuh Turi Brebes dapat

    meningkatkan Rasa Tanggung Jawab siswa.

    b) Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing pada materi memahami

    Kebebasan Berorganisasi di kelas V SD Negeri 2 Dukuh Turi Brebes dapat

    meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.

    Guru menerapkan Rasa Tanggung

    Jawab dan Metode Role Playing

    dalam pembelajaran PKn materi

    Memahami Kebebasan

    Berorganisasi

    Guru masih menggunakan

    pendekatan konvensional

    (berceramah) dalam pembelajaran

    PKn materi Memahami Kebebasan

    Berorganisasi

    Rasa Tanggung jawab dan Prestasi belajar PKn materi

    memahami kebebasan

    Berorganisasi rendah

    SIKLUS I

    Guru menerapkan Rasa Tanggung

    Jawabdan metode Role Playing dalam

    pembelajaran PKn materi Memahami

    Kebebasan Berorganisasi

    SIKLUS II

    Guru menerapkan Rasa Tanggung Jawabdan metode Role

    Playing dalam pembelajaran PKn materi Memahami

    Kebebasan Berorganisasi

    KONDISI

    AWAL

    TINDAKAN

    Diduga melalui penerapan pendekatan pembelajaran

    Role Playing dapat meningkatkan prestasi belajar

    dan Rasa Tanggung Jawab di kelas V SD N 2 Dukuh

    Turi Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2011/2012

    HASIL

    AKHIR

    Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab..., Slamet Ikhwanudin, FKIP UMP, 2014