19
22 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli Lingkungan Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari Sikap. Manusia akan senantiasa menunjukkan sikapnya jika dihadapkan dengan berbagai kondisi. Sikap yang ditunjukkan oleh seseorang mencerminkan perasaan yang sedang dialaminya. Trow, Popham dan Allport dalam Adisusilo (2014: 67-68) mengemukakan tentang sikap sebagai: suatu kesiapan mental atau emosional dalam berbagai jenis tindakan pada situasi yang tepat dan merupakan sebagian dari ranah afektif yang di dalamnya mencakup perilaku seperti perasaan, minat, emosi dan sikap. Kesiapan mental dan saraf tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respon individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan dapat mempengaruhi tindakan seseorang. Tindakan seseorang terhadap lingkunganya tergantung pada kesiapan mental orang itu sendiri. Lingkungan tempat manusia tinggal harus selalu dijaga kelestarian, kebersihan serta keindahanya agar menciptakan suasana yang kondusif bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Lingkungan yang terjaga kelestarianya akan berdampak baik bagi penghuninya. Begitupun Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

  • Upload
    hamien

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Sikap Peduli Lingkungan

Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari Sikap. Manusia

akan senantiasa menunjukkan sikapnya jika dihadapkan dengan berbagai

kondisi. Sikap yang ditunjukkan oleh seseorang mencerminkan perasaan

yang sedang dialaminya. Trow, Popham dan Allport dalam Adisusilo

(2014: 67-68) mengemukakan tentang sikap sebagai:

suatu kesiapan mental atau emosional dalam berbagai jenis tindakan

pada situasi yang tepat dan merupakan sebagian dari ranah afektif

yang di dalamnya mencakup perilaku seperti perasaan, minat, emosi

dan sikap. Kesiapan mental dan saraf tersusun melalui pengalaman

dan memberikan pengaruh langsung kepada respon individu

terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek

itu

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap

merupakan suatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui

pengalaman dan dapat mempengaruhi tindakan seseorang. Tindakan

seseorang terhadap lingkunganya tergantung pada kesiapan mental orang

itu sendiri.

Lingkungan tempat manusia tinggal harus selalu dijaga kelestarian,

kebersihan serta keindahanya agar menciptakan suasana yang kondusif

bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Lingkungan yang terjaga

kelestarianya akan berdampak baik bagi penghuninya. Begitupun

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

23

sebaliknya, lingkungan yang buruk juga akan menimbulkan bahaya bagi

penghuninya sendiri.

Banyak bahaya yang senantiasa mengancam kelestarian lingkungan

dari waktu ke waktu, diantaranya adalah pencemaran dan kerusakan

lingkungan. Pasal 1 ayat 12 UU No. 23 Tahun 1997 dalam (Erwin, 2009:

35) menjelaskan pencemaran lingkungan merupakan:

masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi atau

komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai

peruntukannya.

Lingkungan merupakan ruang lingkup yang bersinggungan

langsung dengan manusia. Manusia harus menjaga dan melestarikan

lingkungan hidupnya. Begitupun dalam lingkungan sekolah peran warga

sekolah sangatlah berpengaruh, tak terkecuali dengan siswa yang

berkewajiban menjaga dan melestarikan lingkungan sekolahnya agar

tetap bersih, indah dan sehat. Hal ini dapat diwujudkan dengan menjaga

kebersihan kelas, menjaga kebersihan sekolah, tidak membuat sampah

sembarangan serta tidak merusak fasilitas yang dimiliki sekolah.

Kegiatan siswa di sekolah tidak hanya belajar di dalam kelas saja,

tetapi siswa juga berinteraksi dengan makhluk hidup dan benda mati

yang berada di lingkungan sekolahnya. Siswa yang tinggal di lingkungan

sekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang

baik terhadap lingkungan dengan cara menjaga kelestarian lingkungan.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

24

Sikap peduli lingkungan perlu ditanamkan di dalam diri siswa, agar siswa

dapat ikut serta menjaga kelestarian lingkungan.

Sikap peduli lingkungan perlu ditanamkan dalam diri siswa dan

dilatih sesering mungkin sehingga menjadi kebiasaan. Kurikulum

karakter di negara bagian Georgia (Samani & Hariyanto, 2012: 53-54)

menyatakan bahwa “respect for environment maknanya adalah

menghargai alam lingkungan dengan berkewajiban melestarikan

fungsinya agar terjadi kehidupan yang berkelanjutan, jauh dari

pencemaran lingkungan”. Berdasarkan pernyataan di atas peduli

lingkungan merupakan sikap menghargai lingkungan sebagai suatu

sumber daya yang harus dijaga dan dipelihara fungsinya agar dapat terus

dimanfaatkan dalam kehidupan manusia dan berkelanjutan.

a. Pendidikan Lingkungan di Sekolah

Sekolah merupakan tempat anak memperoleh pendidikan selain di

lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan merupakan hal yang

sangat penting diberikan oleh manusia sejak dini. Pendidikan menurut

Sagala (2012: 6) adalah “usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannanya di masa

yang akan datang”. Dewey dalam Muslich (2011:67) mengatakan

bahwa “pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan

fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

sesama manusia”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan adalah suatu proses yang disengaja, sadar dan

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

25

terencana untuk menyiapkan siswa agar mampu mengubah perilaku

mereka sebaik mungkin dan mampu untuk menghadapi dan

menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkunganya serta

mempersiapkan keikutsertaannya di masa yang akan datang.

Makhluk hidup erat kaitannya dengan lingkungan. Makhluk hidup

senantiasa akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut

Sharma dan Tan dalam (Tumisem, 2012: 10) mendefinisikan

lingkungan sebagai berikut:

is not the sum of all the material things that constantly interact

with each other which make up the mosaic of the countryside

landscape. It is much more than this. It also include the economic

structures and the outlook and habits of people in different parts of

the world.

Definisi di atas menjelaskan secara keseluruhan yang mencakup

faktor fisik, ekonomi dan budaya. Lingkungan dipandang sebagai

interaksi kontekstual antara komponen sosial, teknologi, politik,

ekonomi dan biofisik.

Keadaaan lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab seluruh

warga sekolah baik guru, siswa, karyawan, petugas kebersihan dan

penjaga kantin. Sikap peduli lingkungan sebaiknya mulai diajarkan

dan dididik sejak dini agar dapat menjadi bekal manusia di masa yang

akan datang. Siswa di sekolah harus mendapatkan pendidikan

lingkungan untuk membiasakan hidup peduli terhadap lingkungan dan

menjaga kualitas lingkungan agar menjadi lebih baik.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

26

Menciptakan kesadaran seseorang terhadap lingkungan bukanlah

hal yang mudah. Adisusilo (2014: 67) mengungkapkan bahwa “sikap

itu tidak muncul seketika, tetapi disusun dan dibentuk melalui

pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respon

seseorang”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan

kepada siswa karena dapat memberikan pembelajaran untuk mengenal

lingkungan dan meningkatkan kesadaran siswa tehadap lingkungan.

Karakter anak usia SD lebih mudah dibentuk menjadi pribadi yang

baik, sehingga pendidikan lingkungan yang diajarkan saat anak usia

SD akan lebih tepat dan mudah dilaksanakan untuk menanamkan

sikap peduli lingkungan dalam diri siswa.

b. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah

Manusia senantiasa menunjukkan sikapnya jika dihadapkan dengan

kondisi tetentu. Sikap manusia dapat berupa sikap negatif atau positif.

Sikap manusia yang dilakukan secara berulang-ulang akan menjadi

sebuah kebiasaan. Kebiasaan manusia yang terlihat dan menjadi ciri

khasnya itulah yang disebut dengan karakter.

Scerenko dalam Samani & Hariyanto (2012: 43) mendefinisikan

karakter sebagai “atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan

membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari

seseorang, suatu kelompok atau bangsa”. Simon philips (Mu‟in, 2011:

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

27

160) “karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu

sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang

ditampilkan”. Pendapat lain dikemukakan oleh Fasli Jalal dalam

Zubaidi (2011: 12) yang mendefinisikan karakter sebagai “nilai-nilai

yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata

berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang

terpatri dalam diri dan terjawantahkan dalam perilaku”. Berdasarkan

pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karakter

merupakan sifat kepribadian seseorang yang membedakan orang

tersebut dengan kepribadian orang lain dan dapat dibentuk dan

diarahkan menjadi perilaku yang baik.

Pemerintah Indonesia khususnya dinas pendidikan telah

merumuskan program pendidikan karakter di sekolah-sekolah untuk

membentuk karakter yang baik. Program ini dimulai dari tingkatan

pendidikan paling rendah yaitu pendidikan usia dini, sekolah dasar,

sekolah menengah hingga perguruan tinggi.

Karakter merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan

pada manusia. Karakter perlu dimasukkan ke dalam pendidikan

sehingga siswa tidak hanya menerima pengetahuan umum, melainkan

siswa juga ditanamkan karakter melalui pendidikan karakter. Menurut

Winton dalam Samani & Hariyanto (2012: 43) mengatakan bahwa

“pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari

seseorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada siswanya”.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

28

Raharjo dalam Zubaedi (2011: 16) mengatakan pendidikan karakter

adalah:

suatu proses pendidikan secara holistik yang menghubungkan

dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik

sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang

mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang

dapat dipertanggungjawabkan.

Pengertian pendidikan karakter di atas dapat disimpulkan sebagai

pendidikan yang diberikan guru kepada siswanya dalam rangka

mengajarkan nilai-nilai moral kepada siswa agar siswa dapat tumbuh

menjadi generasi yang berkualitas.

Pendidikan karakter dikatakan berhasil atau tidaknya dapat dilihat

dari indikator keberhasilan pendidikan karakter. Siswa yang memiliki

sikap peduli lingkungan akan menunjukkan sikapnya sesuai dengan

indikator yang telah ditentukan. Narwanti (2012: 69) menjelaskan

bahwa:

indikator pendidikan karakter peduli lingkungan di kelas antara

lain: kebersihan ruang kelas, menyediakan tong sampah organik

dan anorganik, hemat dalam penggunaan bahan praktik, dan

penanganan limbah bahan kimia dari kegiatan praktik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

karakter peduli lingkungan sekolah merupakan penanaman sikap dan

perilaku untuk mencintai, menjaga, dan melindungi lingkungan dan

alam sekitar untuk dapat melestarikan alam demi menjaga

keseimbangan hidup. Penanaman karakter peduli lingkungan ini

sangat berkaitan dengan proses pembelajaran IPA yang diharapkan

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

29

dapat melatih dan menanamkan sikap peduli siawa terhadap

lingkungan sekitar.

2. Prestasi Belajar

Kata prestasi sering dijumpai dalam dunia pendidikan. Prestasi akan

terus diupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Manusia

dalam hidupnya akan senantiasa mengejar prestasi sesuai bidang

keahliannya. Arifin (2013: 12) menjelaskan bahwa:

prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, sedangkan

dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berari “hasil

usaha”. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan

kegiatan antara lain kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya

pembelajaran. Prestasi merupakan buah hasil dari usaha atau kerja

yang dilakukan seseorang. Prestasi bagi siswa berkaitan dengan hasil

dari usaha jerih payahnya dalam belajar yang telah dilakukan.

Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil usaha

setelah melakukan kegiatan belajar. Pestasi akan mengiringi jika

seseorang melakukan kegiatan belajar.

Prestasi selalu diiringi dengan belajar. Prestasi yang baik tidak

muncul begitu saja, melainkan terdapat usaha-usaha yang dilakukan

sebelumnya yaitu belajar. Skinner dalam Sagala (2010:14) berpendapat

“belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progressif”. Abdilah (Aunurrahman, 2011:35)

mengatakan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukuan

oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan

pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

untuk memperoleh tujuan tertentu.”

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

30

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan usaha sadar yang dilakukan individu dalam bentuk tingkah

laku sebagai hasil pengalamannya untuk dimanfaatkan dalam

kehidupan sehari-hari. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa di

sekolah akan memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi

mereka. Siswa melakukan sebuah usaha yaitu belajar, maka siswa

akan mendapatkan hasil dari kegiatan belajarnya itu berupa ilmu

pengetahuan dan nilai. Nilai yang diperoleh siswa dari kegiatan

belajar tersebut seringkali disebut sebagai sebuah prestasi belajar.

Istilah pestasi belajar dan hasil belajar erat kaitannya dalam

dunia pendidikan. Pengertian prestasi belajar berbeda dengan hasil

belajar. Arifin (2013: 12-13) mengatakan perbedaan prestasi belajar

dan hasil belajar yaitu:

prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek

pembentukan watak siswa. Kegunaan prestasi belajar banyak

ragamnya, antara lain sebagai umpan balik bagi guru dalam

mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan

penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum,

dan untuk menentukan kebijakan sekolah.

Pendapat Arifin di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan prestasi

belajar dan hasil belajar yaitu prestasi belajar mengacu pada aspek

pengetahuan sedangkan hasil belajar mengacu pada pembentukan

watak. Prestasi belajar dapat digunakan guru untuk umpan balik dalam

kegiatan mengajar sedangkan hasil belajar digunakan untuk

mengetahui presentase tingkat pencapaian kompetensi.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

31

3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

diberikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar. IPA merupakan

pengetahuan yang membahas tentang manusia dan alam sekitarnya.

Suriasumantri dalam (Trianto, 2010: 136) menjelaskan IPA

merupakan:

bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang semula berasal dari

bahasa Inggris ‘science’. Kata ‘science’ sendiri berasal dari kata

dalam bahasa latin „scientia’ yang berarti saya tahu. ‘Science’

terdiri dari social sciences (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan natural

sciences (Ilmu Pengetahuan Alam). Perkembangan science sering

diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA).

Susanto (2015: 167) menjelaskan bahwa “sains atau IPA adalah

usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan

yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur serta dijelaskan

dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan”. Berdasarkan

uraian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan

suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan alam dengan cara

mengamati sesuai dengan prosedur sampai memperoleh hasil.

Prihatno Laksmi dalam Trianto (2010: 141-142) mengatakan

bahwa pembelajaran IPA di sekolah terdapat nilai-nilai yang dapat

ditanamkan saat proses pembelajaran, antara lain:

1) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan

sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

32

2) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan

pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk

memecahkan masalah.

3) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan

masalah baik dalam kaitanya dengan pelajaran sains

maupun dalam kehidupan.

Proses pembelajaran IPA di tingkat sekolah harus menekankan

pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa menemukan

fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah

siswa itu sendiri yang akhirnya akan berpengaruh positif terhadap

kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan. Proses

pembelajaran IPA memerlukan penggunaan model pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan dan menerapkan

sendiri ide-ide dan pengetahuan yang dimilikinya.

b. Materi Perubahan Daratan dan Pengaruhnya

Materi perubahan lingkungan dan pengaruhnya terdapat di

kelas IV SD semester 2 yaitu ada pada KD 10.2 dan 10.3. KD 10.2

menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

(erosi, abrasi, banjir dan longsor). KD 10.3 mendeskripsikan cara

pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir dan longsor).

Materi tersebut berisi tentang bagaimana siswa memahami pengaruh

perubahan lingkungan terhadap darat dan bagaimana cara siswa

mencegah kerusakan-kerusakan lingkungan. Pembelajaran ini

bertujuan untuk membantu siswa mengenal lingkungan, memahami

perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan tempat tinggal,

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

33

pengaruh perubahan lingkungan dan upaya yang dapat dilakukan

untuk menangani permasalahan kerusakan lingkungan.

4. Model Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian PBL

Model pembelajaran dalam pendidikan memiliki banyak jenis,

salah satunya adalah PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang

mengajak siswa untuk menyelesaikan masalah. Pengertian PBL

menurut Barrows dan Kelson dalam Amir (2009: 21) adalah:

kurikulum dan proses pembelajaran. Kurikulum tersebut berisi

masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan

pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam

memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri

serta memiliki kecakapan untuk berpartisipasi dalam tim.

Proses pembelajaran PBL menggunakan pendekatan yang

sistematis untuk memecahkan masalah atau menghadapi

tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Suyadi (2013: 129) mengemukakan bahwa PBL adalah “suatu

pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu

masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik

memerlukan pengetahuan baru untuk menyelesaikannya”. Tan dalam

Rusman (2011: 229) mengatakan PBL merupakan:

inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan

berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses

kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat

memperdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan

kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PBL

merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa

untuk belajar memahami dan mengatasi permasalahan nyata yang ada

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

34

di kehidupan siswa dengan memanfaatkan pengetahuan yang

dimilikinya dan mencari pengetahuan baru agar siswa mampu untuk

memecahkan masalah.

b. Karakteristik PBL

Model pembelajaran dalam dunia pendidikan memiliki

bermacam-macam jenis. Masing-masing jenis model pembelajaran

memiliki karaktersitik yang berbeda-beda. Taufiq (2009: 22)

merangkum karakteristik yang tercakup dalam proses PBL, antara

lain:

1) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.

2) Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah

dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-

structured).

3) Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple

perspective). Solusinya menuntut siswa menggunakan dan

mendapatkan konsep dari beberapa bab pelajaran atau

lintas ilmu ke bidang lainnya.

4) Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan

pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.

5) Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed

learning).

6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak

dari satu sumber saja. Pencarian, evaluasi serta

penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting.

7) Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.

Siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling

mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.

Berdasarkan karakteristik PBL di atas bahwa pembelajaran

yang menggunakan model PBL memiliki ciri dan keunggulan

tersendiri. Siswa dalam proses pembelajaran diberikan suatu masalah

yang nyata untuk diselesaikan dan dipecahkan secara berkelompok.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

35

Pembelajaran tersebut melatih kemandirian siswa dalam berpikir

untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

c. Langkah-langkah model PBL

Menurut Hamruni dalam Suyadi (2013: 137-140), terdapat

enam langkah untuk dapat menerapkan pembelajaran berbasis

masalah ini, yaitu:

1) Menyadari Adanya Masalah

Pembelajaran ini awalnya harus dimulai dari membangun

kesadaran kritis siswa akan adanya masalah yang akan

dipecahkan. Pada tahap ini, guru dapat menunjukan

adanya gap atau kesenjangan antara realitas yang terjadi

dengan idealitas atau yang dikehendaki.

2) Merumuskan Masalah

Langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah. Setelah

materi disajikan secara problematik, dan siswa mampu

menangkap gap atau kesenjangan pada masalah tersebut,

maka guru perlu membantu siswa untuk merumuskan

masalah sehingga menjadi pertanyaan-pertanyaan yang

lebih fokus dan spesifik. Dalam hal ini, siswa

menggunakan seluruh pengetahuan yang dimilikinya,

kemudian mengakumulasi dengan pengetahuan-

pengetahuan baru dan mengkristal pada rumusan masalah

yang layak diangkat.

3) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah hubungan sebab akibat yang sifatnya

sementara dan belum teruji kebenarannya, namun

memenuhi syarat logis rasional dan empiris.

4) Mengumpulkan Data

Sebagai konsekuensi proses berpikir empiris, kebenaran

data dalam kerangka berpikir ilmiah sangat dibutuhkan.

Data akan berpengaruh pada hipotesis yang disajikan.

Dalam tahap ini siswa diharap mampu mengumpulkan

data yang relevan secepat mungkin, kemudian

mengorganisasikan serta menyajikan secara skematis atau

terpetakan sehingga mudah dipahami.

5) Menguji Hipotesis

Berdasarkan data yang dikumpulkan, diharapkan siswa

mampu menguji hipotesis yang diajukan pada langkah ke-

tiga. Akhirnya siswa mampu memilih hipotesis yang

sesuai dan dapat dibenarkan secara rasional dan

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

36

dibuktikan secara empiris, serta menolak hipotesis yang

lain.

6) Menentukan Pilihan Penyelesaian

Tahap terakhir adalah memilih salah satu solusi yang

diambil dari hipotesis yang telah diuji kebenaranya

sebagai sebuah pilihan. Dengan demikian, kemampuan

yang diharapkan pada tahap terakhir adalah kecakapan

siswa dalam memilih alternatif penyelesaian

masalahsecara bijaksana.

Langkah-langkah di atas merupakan suatu keterpaduan yang

harus ada. Adanya masalah yang harus diselesaikan merupakan hal

yang pokok dan harus ada dalam dalam penerapan model

pembelajaran ini, kemudian berlanjut ke langkah berikutnya sehingga

masalah tersebut terselesaikan.

d. Keunggulan model PBL

Model pembelajaran PBL memiliki banyak keunggulan.

Menurut Suyadi (2013: 142) keunggulan dari model PBL antara lain:

1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus

untuk lebih memahami isi pelajaran.

2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa,

sehingga memberikan keluasan untuk menentukan

pengetahuan baru bagi siswa.

3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas

pembelajaran siswa.

4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana

mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami

masalah dalam kehidupan nyata.

5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung

jawab dalam pembelajaran yang dilakukan.

6) Siswa mampu memecahkan masalah dengan suasana

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

7) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan

siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan

kemampuan mereka guna beradaptasi dengan pengetahuan

baru.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

37

8) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka

miliki dalam dunia nyata.

9) PBM dapat mengembangkan minat siswa untuk

mengembangkan konsep belajar secara terus menerus,

karena dalam praktiknya masalah tidak akan pernah

selesai. Artinya, ketika satu masalah diatasi, masalah lain

muncul dan membutuhkan penyelesaian secepatnya.

Banyak keunggulan dari penerapan model PBL di dalam

proses pembelajaran. Karakter siswa juga dimunculkan dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya melakasanakan

pembelajaran saja, namun mendapatkan hikmah yang bisa diterapkan

dalam berkehidupan di luar kelas.

B. Penelitian yang Relevan

Penggunaan model PBL sebelumnya sudah pernah dilakukan untuk

penelitian oleh Tatang Herman dalam jurnal Educationist No. 1 Vol. 1 (2007)

yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah

Pertama” dengan hasil penelitian sebagai berikut

1. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi yang

dilihat berdasarkan variasi peringkat sekolah. Peningkatan tersebut

dibuktikan berdasarkan tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat

Tinggi (KBMTT) yang terdiri atas Tes-1, Tes-2, dan Tes-G (gabungan dari

Tes-1 dan Tes-2) dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran

seperti Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Terbuka, PBM Terstruktur

dan Konvensional. Hasil tes menunjukkan bahwa sekolah dengan

peringkat baik cenderung memperoleh rerata skor lebih baik daripada

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

38

sekolah dengan peringkat cukup dan kurang untuk masing-masing Tes-1,

Tes-2, maupun Tes-G. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor peringkat

sekolah berpengaruh terhadap kemampuan berpikir matematik tingkat

tinggi.

2. PBM terbuka dan PBM terstruktur secara signifikan lebih baik dalam

meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa

dibanding pembelajaran konvensional.

3. Terbangun disposisi matematis yang positif dalam diri siswa. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa disposisi matematis siswa yang

mendapatkan PBM menunjukkan hal-hal yang positif, seperti: 77,2%

siswa menyatakan senang belajar matematika melalui pemecahan masalah,

72,8% siswa merasa tertantang dalam belajar matematika melalui pem-

ecahan masalah, 90% siswa berpendapat bahwa pemecahan masalah perlu

dilakukan melalui kerja kelompok, 72,8% siswa menyatakan bahwa selalu

ada cara lain untuk menyelesaikan masalah, 82,8% siswa percaya bahwa

dirinya memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah, 82,2% siswa

memandang perlu menghargai pendapat orang lain, 86,2% siswa

berpendapat bahwa belajar matematika melalui pemecahan masalah

bermanfaat untuk kehidupan, 65,5% siswa menyatakan perlunya

memikirkan cara lain yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah, dan

71,7% siswa menyatakan perlunya mengikuti cara yang dilakukan teman

dalam menyelesaikan masalah, jika cara tersebut lebih baik daripada

caranya.

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

39

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal yang menjadi permasalahan di SD Negeri 1 Kalitinggar

Kidul yaitu sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPA yang masih rendah. Proses pembelajaran IPA belum mampu

memberikan dorongan bagi siswa untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka

dapat ke dalam kehidupan nyata. Siswa kurang memiliki sikap peduli

terhadap lingkungan sekitar. Siswa juga kurang memahami dan menguasai

materi pelajaran IPA yang menyebabkan prestasi belajar IPA siswa rendah..

Sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA

dikelas IV SD Negeri 1 Kalitinggar Kidul dapat meningkat, maka perlu

dilakukan adanya tindakan yang berasal dari guru.

Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan sikap peduli

lingkungan dan prestasi belajar siswa. Salah satu cara yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Salah satu model pembelajaran

yang dianggap sesuai adalah model PBL. Penerapan model PBL dapat

memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa karena siswa

dihadapkan dengan masalah kehidupan nyata dan siswa dilatih untuk

memiliki sikap peduli lingkungan dari kegiatan pemecahan masalah dan

kegiatan praktik yang dilakukannya. Siswa juga dilatih untuk berpikir kritis

dalam menyeselesaikan masalah yang dihadapinya sehingga siswa akan

memperoleh pengetahuan dan konsep mengenai materi pelajaran. Penerapaan

model PBL diharapkan dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan dan

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Sikap Peduli ...repository.ump.ac.id/2915/3/Rahmat Arifudin_BAB II.pdfsekolah diharapkan mampu memberikan sumbangsih dan tanggapan yang baik

40

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan

dan pengaruhnya di kelas IV SD Negeri 1 Kalitinggar Kidul.

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis

tindakan pada penelitian ini yaitu:

1) Penerapan model PBL diduga dapat meningkatkan sikap peduli

lingkungan siswa pada materi perubahan lingkungan dan pengaruhnya di

kelas IV SN Negeri 1 Kalitinggar Kidul.

2) Penerapan model PBL diduga dapat meningkatkan prestasi belajar pada

materi perubahan lingkungan dan pengaruhnya di kelas IV SN Negeri 1

Kalitinggar Kidul.

Model pembelajaran PBL dapat meningkatkan sikap peduli

lingkungan dan prestasi belajar siswa

Siklus I

Kondisi Akhir

Menggunakan Model PBL

Tindakan

Siklus II

Belum

menggunakan

Model PBL

Rendahnya sikap peduli lingkungan dan prestasi

belajar siswa

Kondisi

Awal

Upaya Meningkatkan Sikap…, Rahmat Arifudin, FKIP UMP, 2016