Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter menurut Saptono (2011: 18) berasal dari kata karasso
dalam bahasa yunani yang berarti “cetak biru”, “format dasar”, atau
“sidik” seperti dalam sidik jari. Pendapat lain menyatakan bahwa istilah
“kharakter” berasal dari bahasa yunani charassein, yang berarti “membuat
tajam”, “membuat dalam”. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara (Samani dan
Hariyanto, 2012:41).
Pendidikan Karakter menurut Saptono (2011: 23) adalah upaya
yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik
(good character) berlandasan kebijakan-kebijakan inti (core virtues) yang
secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Samani dan
Hariyanto (2012: 45) mengemukakan Pendidikan karakter adalah proses
pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia
seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan
karsa.
Zubaedi (2011: 19) Pendidikan karakter adalah segala upaya yang
dilakukan guru, yang mampu memengaruhi karakter peserta didik. Guru
membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencangkup
6
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
7
keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau
menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi dan berbagai hal
terkait lainnya. Pendidikan karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh
untuk memahami, membentuk, memupuk nilai-nilai etika, baik untuk diri
sendiri maupun untuk semua warga masyarakat atau warga negara secara
keseluruhan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang dilakukan demi membentuk
peserta didik yang mempunyai akhlak (karakter) yang baik. Karakter itu
harus bisa di terapkan pada kehidupan sehari-hari.
2. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Saptono (2011: 25) terdapat beberapa prinsip-prinsip pendidikan
karakter, diantaranya adalah :
1) Sekolah harus berkomitmen pada nilai-nilai etis inti
2) Karakter harus dipahami secara utuh, mencangkup pengetahuan atau
pemikiran, perasaan dan tindakan
3) Sekolah harus bersikap proaktif dan bertindak sistematis dalam
pembelajaran karakter dan tidak sekedar menunggu datangnya
kesempatan
4) Sekolah harus membangun suasana saling memperhatikan satu sama
lain dan menjadi dunia kecil (mikroskosmos) mengenai masyarakat
yang saling peduli
5) Kesempatan untuk mempraktikan tindakan moral harus bervariasi dan
tersedia bagi semua
6) Studi akademis harus menjadi hal utama
7) Sekolah perlu mengembangkan cara-cara meningkatkan motivasi
instrinsik siswa yang mencangkup nilai-nilai inti
8) Sekolah perlu bekerja bersama dan mendialogkan norma mengenai
pendidikan karakter
9) Guru dan siswa harus berbagi dalam kepemimpinan moral sekolah
10) Orangtua dan masyarakat harus menjadi rekan kerja dalam pendidikan
karakter di sekolah
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
8
11) Harus dilakukan evaluasi mengenai efektifitas pendidikan karakter di
sekolah, terutama terhadap guru dan karyawan serta siswa.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah, pendidik dan warga sekolah harus melaksanakan semua prinsip-
prinsip tersebut, karena prinsip karakter tersebut sangat berpengaruh
dalam menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam karakter khususnya
cinta tanah air di sekolah dasar.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Kesuma (2012: 6) Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab. Tujuan Pendidikan karakter yang
harus dipahami terlebih dahulu sebelum memberikan pelajaran karakter
kepada peserta didik.
Kesuma, dkk (2012: 9) Pendidikan berkarakter dalam setting
sekolah memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap
penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/ kepemilikan peserta
didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-
nilai yang dikembangkan oleh sekolah.
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat
dalam memerankan tanggungjawab pendidikan karakter secara
bersama.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
9
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
tujuan-tujuan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan
nilai-nilai tertentu, mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak
bersesuaian, dan membangun komunikasi yang baik dengan keluarga dan
masyarakat.
4. Indikator Pendidikan Karakter
Pencapaian indikator karakter menurut Mu’in (2011 : 161)
diantaranya adalah :
1) Karakter adalah “siapakah dan apakah kamu pada saat orang lain
melihat kamu”
2) Karakter merupakan hasil nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan.
3) Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah kedua.
4) Karakter bukanlah reputasi atau apa yang dipikirkan orang lain
terhadapmu.
5) Karakter bukanlah seberapa baik kamu daripada orang lain.
6) Karakter tidak relatif.
Berdasarkan penjelasan di atas, ciri-ciri atau indikator karakter
terdiri dari nilai-nilai keyakinan, sebuah kebiasaan yang menjadi sifat
alamiah kedua, reputasi, seberapa baik kamu dan tidak relatif. Ciri-ciri
atau indikator karakter sangat membantu guru dalam memahami karakter
yang ada pada peserta didik.
Yaumi (2014: 58) menambahkan indikator terkait nilai pendidikan
budaya dan karakter bangsa melalui proses pembelajaran mencangkup 18
karakter yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
mengahargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, dan peduli sosial, serta tanggungjawab.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
10
Penelitian ini akan mengambil indikator dari karakter cinta tanah air yang
sesuai dengan penelitian terkait pelaksanaan pembiasaan menyanyikan
lagu wajib nasional di sekolah dasar.
B. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air menurut Yaumi (2014: 104) adalah cara berpikir,
bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi dan politik bangsa. Cinta tanah air menurut Suyadi (2013: 9) yakni
sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan
sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat
merugikan bangsa sendiri. Mempertahankan keutuhan Negara dapat dilakukan
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Misalnya,
mengembangkan hidup rukun dan kebersamaan, memelihara lingkungan
hidup dan menghormati lambang-lambang persatuan Indonesia seperti
bendera negara, Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
(Cahyaningsih, 2013:104)
Pembentukan cinta tanah air kepada peserta didik di sekolah dasar
mengenai warga negara yang baik, harus menjadi awal seseorang, baik di
kelas maupun di luar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung. Elfindri, dkk
(2012 : 148) menjelaskan bahwa cinta tanah air perlu didik dari dini paling
tidak mulai pendidikan dasar. Pada pendidikan dasar, rasa cinta tanah air lebih
ditonjolkan bahwa tanah air kita banyak sumber daya alamnya dan pada
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
11
banyak orang untuk mengelolanya. Rasa cinta tanah air dilatihkan melalui
permainan bersama penuh disiplin dan kebersamaan.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa cinta tanah air adalah pola
pikir, tindakan, kesetiaan terhadap bangsa sendiri dan tidak mudah dalam
menerima tawaran dari bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.
Cinta tanah air dibentuk paling tidak saat pendidikan dasar sehingga akan
tertanam dan melekat pada diri peserta didik sejak dini.
Indikator cinta tanah air menurut Fitri (2012 : 42) yang diterapkan di
sekolah dan kelas antara lain:
1. Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Memajang bendera Indonesia, pancasila, gambar presiden serta simbol-
simbol negara lainnya
4. Bangga dengan karya bangsa.
5. Melestarikan budaya bangsa.
Indikator tersebut digunakan untuk membantu penelitian ini agar tidak
menyimpang dari fokus penelitian yaitu terkait pelaksanaan pembiasaan
menyanyikan lagu wajib nasional di sekolah dasar untuk menumbuhkan
karakter cinta tanah air pada peserta didik.
C. Pengertian Pembiasaan
Secara etiomologi, pembiasaan asal katanya adalah “biasa”. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “biasa” adalah 1) Lazim atau umum, 2)
Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Dengan adanya prefiks “pe” dan sufiks “an”
menunjukan arti proses. Pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat
sesuatu/ seseorang menjadi terbiasa.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
12
Menurut Burghardt, kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan
kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang.
Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang
tidak diperlukan, karena proses penyusutan ini, muncul suatu pola
bertingkahlaku baru yang relatif menetap dan otomatis. Kebiasaan terjadi
karena prosedur pembiasaan seperti classical dan operant conditioning.
(Syah,2010: 116)
Ni’mah (2009: 90) menjelaskan bahwa metode pembiasaan adalah cara
yang digunakan oleh pendidik kepada peserta didik dalam proses belajar-
mengajar, dengan melakukan suatu perbuatan atau keterampilan tertentu
secara terus-menerus dan konsisten untuk waktu yang cukup lama, sehingga
perbuatan atau keterampilan itu benar-benar dikuasai dan akhirnya menjadi
suatu kebiasaan yang sulit ditinggalkan, dalam hal ini adalah kecintaan
terhadap tanah air.
Pendapat Ni’mah dikuatkan oleh Mu’in (2011: 178) menyatakan
bahwa kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung
secara otomatis, tidak direncanakan, merupakan hasil pelaziman yang
berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi
berkali-kali.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembentukan
karakter cinta tanah air peserta didik di sekolah menggunakan metode
pembiasaan dimana peseta didik dilatih untuk melakukan suatu kegiatan
secara terus menerus yang nantinya akan menjadi suatu kebiasaan baik pada
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
13
peserta didik yaitu melalui pembiasaan menyanyikan lagu wajib nasional di
sekolah dasar.
D. Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
1. Pengertian Menyanyi
Jamalus dalam Satrio (2011:24) menyatakan bahwa kegiatan
bernyanyi merupakan kegiatan dimana kita mengeluarkan suara secara
beraturan dan berirama baik diiringi oleh iringan musik ataupun tanpa
iringan musik. Bernyanyi memerlukan teknik-teknik tertentu. Bagi anak,
kegiatan bernyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan bagi mereka, dan
pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan bagi mereka. Bernyanyi
juga merupakan alat bagi anak untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaannya.
Philip Seppard dalam Satrio (2011:25) bernyanyi adalah kunci
masa depan keahlian dalam bidang bahasa. Bernyanyi dapat mengaktifkan
sirkuit otak secara paralel terhadap bagian yang digunakan untuk berbicara
dan melakukan interpretasi atas pembicaraan.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa bernyanyi merupakan
kegiatan yang menyenangkan bagi peserta didik, alat bagi peserta didik
untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Bernyanyi berfungsi juga
untuk mengaktifkan sirkuit otak yang digunakan untuk berbicara dan
melakukan interpretasi atas pembicaraan.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
14
2. Cara Bernyanyi
Murtono dan Sri Murwani (2010: 28) Dalam menyanyikan sebuah
lagu, harus menguasai teknik vokal yang baik. Beberapa hal yang harus
diperhatikan saat bernyanyi antara lain :
a. Intonasi
Intonasi adalah ketepatan bunyi tiap nada. Latihan intonasi sangat
penting bagi seoang penyanyi karena dengan intonasi yang baik dan
tepat akan menghasilkan suara yang enak didengar.
b. Artikulasi (Pengucapan)
Artikulasi merupakan teknik memproduksi suara yang baik dan
mengucapkan kata-kata dengan jelas, nyaring, dan merdu. Artikulasi
dalam bernyanyi dipengaruhi oleh kebiasaan dalam berbicara. Hal-hal
yang harus diperhatikan untuk mendapatkan artikulasi yang baik adalah
sebagai berikut :
1) Sikap Badan
Sikap badan yang benar dapat membantu memperlancar
sirkulasi udara dalam menciptakan suara manusia. Sikap badan
tersebut antara lain kepala tegak dan pandangan ke depan, tulang
punggung lurus, dada sedikit membusung, kedua kaki terpancang
kokoh dilantai dan sedikit renggang, tidak tegang. Saat bernyanyi
dengan duduk pun badan harus tegak, tetapi tidak tegang.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
15
2) Bentuk dan Posisi Mulut
Bentuk atau posisi mulut sangat berpengaruh pada kejelasan
bunyi vokal yang akan kita ucapkan. Agar bunyi ucapan yang
dikeluarkan itu baik, perlu membuka mulut agak lebar, langit-langit
melengkung ke atas, dagu ditarik agak dalam sehingga mulut
melebar ke bawah bukan ke samping sehingga kepala agak
merunduk.
3) Pernapasan
Pernapasan dalam bernyanyi ada 3 macam, yaitu pernapasan
dada, perut dan diafragma. Pernapasan dada sangat cocok digunakan
untuk menghasilkan nada-nada rendah, pernapasan perut kurang
baik digunakan dalam bernyanyi karena suara yang dihasilkan
sangat keras, sedangkan pernapasan diafragma memungkinkan
mendapatkan suara murni dengan napas panjang.
4) Pembawaan/ Penjiwaan
Dalam menyanyi harus mengerti maksud atau isi syair lagu,
mengetahui latar belakang pencipta lagu, memahami tanda-tanda
dinamik, tempo dan lain-lain yang tertulis dalam lagu, serta hafal
lagu tersebut dengan sempurna. Selain intonasi dan artikulasi, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menyanyikan sebuah
lagu. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
a) Sebelum menyanyikan lagu, pahami isi dan maksud dari syair
lagu yang dinyanyikan.
b) Perhatikan sifat lagu (sedih, gembira dan lain-lain) yang
tercermin dalam syair.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
16
c) Gunakan tanda tempo yang benar.
d) Membaca syair seperti membaca puisi dengan penjiwaan yang
benar.
e) Mengunakan lagu kalimat yang menaik dan menurun.
f) Pilihlah nada-nada dengan membuat lompatan-lompatan nada
yang tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
dalam bernyanyi harus memperhatikan intonasi, artikulasi. Dalam
artikulasi harus memperhatikan sikap badan, bentuk dan posisi
mulut, pernapasan dan pembawaan/ penjiwaan, memahami isi lagu,
menggunakan tempo yang benar, menggunakan kalimat yang
menarik, dan memilih nada yang sedang. Menyanyi dengan tidak
memperhatikan hal-hal tersebut maka belum dikatakan memenuhi
teknik bernyanyi yang baik dan benar.
3. Lagu Wajib Nasional
Satrio (2011: 25) Lagu nasional diartikan sebagai ragam nada atau
suara yang berirama, bersifat kebangsaan, dan berasal dari bangsa sendiri.
Syair Lagu Nasional mencerminkan masa sebelum dan sesudah perang
kemerdekaan, jiwa patriot dan kebangsaan yang terungkap lewat syair-
syair lagunya terasa sangat menonjol sehingga memberi pengaruh positif
bagi semangat rakyat dalam memperjuangkan dan mempertahankan
kemerdekaan.
Mintargo (2014: 250) menyatakan bahwa Lagu Perjuangan
Indonesia dikenal dengan istilah musik fungsional yaitu musik diciptakan
untuk tujuan nasional. Lagu perjuangan adalah kemampuan daya upaya
yang muncul lewat media kesenian dan berperan aktif di dalam peristiwa
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
17
sejarah kemerdekaan Indonesia. Lagu perjuangan sebagai ungkapan
perasaan semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang diungkapkan
melalui lagu-lagu.
Martono & Sri Murwani (2010 : 78) Lagu Wajib adalah lagu yang
mempergunakan irama penuh semangat dan mengagungkan kebesaran
bangsa dalam upaya mencapai kemerdekaan dan kemakmuran. Lagu wajib
dinyanyikan dengan semangat kepahlawanan dan penuh khidmat.
Kewajiban menghayati lagu wajib adalah agar dalam diri kita tertanam
sikap cinta terhadap tanah air dan bangsa, sikap kepahlawanan, serta rela
mengorbankan jiwa raga demi kelangsungan hidup bangsa.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Lagu wajib nasional
adalah ragam nada atau irama yang mencirikan bangsa Indonesia yang
berisi ungkapan perasaan terkait semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Lagu nasional menggambarkan jiwa patriot yang tinggi sehingga mampu
menggugah masyarakat untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Lagu wajib nasional harus dinyanyikan dengan pembawaan atau
penuh penjiwaan. Setiap syair yang dinyanyikan diresapi dan dimaknai
agar mampu mengetahui apa arti dari lagu yang telah dinyanyikan seperti
membaca puisi dengan penjiwaan yang benar, sehingga nilai-nilai yang
ada pada lagu wajib nasional dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
18
E. Peran Sekolah dalam Kegiatan pembiasaan Menyanyikan Lagu wajib
Nasional
1. Peran Guru dalam Pembiasaan Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
Mulyasa (2011: 37) Tugas guru dalam pembelajaran tidak sebatas
pada penyampaian materi pembelajaran, tetapi lebih daripada itu, guru
harus membentuk kompetensi dan kepribadian peserta didik. Oleh karena
itu, guru harus senantiasa mengawasi perilaku peserta didik. Untuk
kepentingan tersebut, dalam rangka membentuk cinta tanah air pada
peserta didik guru harus mampu menjadi pembimbing, penasehat, dan
contoh teladan yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Guru sebagai Pembimbing
Sebagai seorang pembimbing, guru harus merumuskan tujuan
secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang
harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai
kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta
didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap aspek
perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan
tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan
dilaksanakannya. Seorang pembimbing berupaya membimbing dan
mengarahkan perilaku peserta didik ke arah yang positif dan
menunjang pembelajaran. Sikap positif tersebut adalah sikap pada saat
pelaksanaan pembiasaan menyanyikan lagu wajib nasional.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
19
b. Guru sebagai penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi
orangtua, meskipun seorang pendidik tidak memiliki latihan khusus
sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk
menasehati orang. Seorang guru pada tingkat manapun berarti menjadi
penasehat dan menjadi orang kepercayaan, kegiatan pembelajaran
meletakannya pada posisi tersebut. Peserta didik akan dihadapkan pada
sebuah keputusan, dan dalam prosesnya akan lari pada gurunya. Makin
efektif guru menangani masalah yang dihadapi peserta didik makin
banyak kemungkinan peserta didik berpaling kepadanya untuk
mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri.
c. Guru sebagai model atau teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan
semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sifat teladan
merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang
pendidik tidak menerima atau menggunakannya secara konstrutif maka
telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut
dipahami dan tidak perlu menjadi beban yang memberatkan sehingga
dengan keterampilan dan kerendahan hati akan memperkaya arti
pembelajaran. Seorang teladan tentu saja pribadi dan segala sesuatu
yang dilakukan guru akan menjadi sorotan peserta didik serta orang
disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai
guru.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
20
Usman (2010: 9) peranan dan kompetensi guru dalam proses
belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan
oleh Adams & Decey dalam Basic Principles of Student Teaching,
antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,
pengatur lingkungan, partisipan ekspeditor, perencana, supervisor, dan
konselor.
Berdasarkan penjelasan tentang peran dan fungsi di atas, dapat
disimpulkan bahwa guru harus bisa memposisikan diri sebagai orang
yang serba bisa. Peran guru sebagai pembimbing, penasehat, dan
contoh/ teladan dalam pembentukan karakter cinta tanah air pada
peserta didik melalui kegiatan pembiasaan menyanyikan Lagu wajib
nasional.
2. Peran Kepala sekolah dalam Pembiasaan Menyanyikan Lagu Wajib
Nasional
Sagala (2011: 120) karakteristik atau ciri kepemimpinan kepala
sekolah yang efektif meliputi kepala sekolah (1) adil dan tegas dalam
mengambil keputusan, (2) membagi tugas secara adil kepada guru, (3)
menghargai partisipasi staff, (4) memahami perasaan guru, (5) memiliki
visi dan berupaya melakukan perubahan, (6) terampil dan tertib, (7)
berkemampaun dan efisien, (8) memiliki dedikasi dan rajin, (9) tulus dan
ikhlas, (10) percaya diri.
Kepala sekolah memiliki visi terhadap masa depan sekolah,
biasanya guru akan menggambarkan sekolah sebagai sebuah tempat yang
baik untuk siswa maupun para pengajar. (Lickona, 2013: 416).
Kepemimpinan yang efektif dalam penentuan kebijakan tampak pada
pemimpin pendidikan selalu bekerja dengan berbagai macam orang
termasuk peserta didik, guru-guru, dan orangtua peserta didik. Pemimpin
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
21
pendidikan seperti kepala sekolah akan berhasil memimpin jika mampu
mengembangkan kepemimpinannya mengacu pada karakteristik tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kepala
sekolah harus dapat memutuskan segala sesuatunya dengan arif dan
bijaksana bagi semua warga sekolah. Kepala sekolah bertanggungjawab
terhadap pembentukan karakter guru dan warga sekolah lainnya.
Berkaitan dengan pembentukan cinta tanah air pada peserta didik, kepala
sekolah harus membuat aturan-aturan tertentu agar mampu menumbuhkan
kecintaan peserta didik terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
F. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Mintargo Wisnu (2014) yang berjudul “Fungsi Lagu Perjuangan
sebagai Pendidikan Karakter Bangsa” menyimpulkan bahwa bahwa Lagu-
lagu perjuangan adalah lagu yang dapat membangkitkan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, memiliki nilai-nilai penegakkan demokrasi
yang berkeadilan. Berdasarkan peraturan pemerintah tahun 1959 berfungsi
menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan cinta tanah air yang diajarkan
dan ditanamkan kepada generasi penerus dalam upacara maupun seni
pertunjukan. Lagu-lagu perjuangan sudah mulai diajarkan pada tingkat
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
2. Penelitian Rohman Abdul (2012) yang berjudul “Pembiasaan sebagai
Basis Penanaman Nilai-nilai Akhlak Remaja” menyimpulkan bahwa
bahwa akhlak atau moralitas berperan sebagai pengatur dan petunjuk bagi
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
22
manusia dalam berperilaku agar dapat dikategorikan sebagai manusia yang
baik dan dapat menghindari perilaku yang buruk. Dalam membentuk
karakter yang baik tidaklah mudah, memerlukan suatu pembiasaan
(habituation) yang ada dalam pembiasaan itu secara implisit terdapat
keteladanan (modelling). Komponen baik di sekolah, keluarga maupun
masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mampu
membiasakan perilaku anak.
3. Penelitian Jones Carwyn (2016) yang berjudul “Character, virtue and
physical education” pada jurnal University of Wales Institute, Cardiff, UK.
Volume 11 menyimpulkan bahwa Pendidikan moral adalah suatu masalah
dalam pengajaran dan proses belajar tentang bagaimana berperilaku dalam
kegiatan tertentu seperti olahraga dan kegiatan yang lainnya. Pengajaran
nilai-nilai moral dan kebiasaan baik tidak bisa terlepas dari suatu proses/
cara. Seorang pendidik juga perlu tahu apa yang akan mereka lakukan
sebelum mengajarkan kepada anak-anak, membuat penilaian dan menarik
kesimpulan tentang karakter anak yaitu melalui suatu proses. Seorang
pendidik harus memberikan contoh yang baik kepada anak-anak dan
menciptakan hal baru untuk mendorong perilaku yang baik pada anak, dan
mengurangi perilaku yang kurang baik. Pendidikan moral bersifat
kompleks, tidak sederhana, sulit, tidak mudah dalam mengajarkan pada
anak. Pendidikan moral harus menghasilkan sikap sopan, baik, murah hati,
jujur dan adil.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
23
4. Penelitian Pala Aynur (2011) yang berjudul “The Need For Character
Education” pada jurnal Celal Bayar University. Vol 3, No 2
menyimpulkan bahwa Pendidikan karakter adalah suatu gerakan nasional
menciptakan sekolah yang mampu membina etika, bertanggung jawab dan
peduli terhadap orang lain. Pengajaran karakter yang baik melalui
penekanan pada nilai-nilai universal/umum yang kita semua tahu. Nilai-
nilai etika seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan
menghormati diri sendiri dan orang lain. Karakter tersebut tidak terbentuk
secara otomatis melainkan dikembangkan dari waktu ke waktu melalui
proses berkelanjutan misalnya dengan belajar dan juga dipraktekkan.
Pendidikan karakter sangat penting pada saat ini karena pengaruh negatif
melalui media dan sumber eksternal lainnya dapat membuat anak
berperilaku yang kurang baik. Anak-anak menghabiskan waktu sekitar 900
jam selama setahun di sekolah, hal tersebut membuktikan bahwa sekolah
memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak-anak. Ketika
menggunakan berbagai pendekatan untuk pendidikan karakter, budaya
moral-moral positif yang dibuat di lingkungan sekolah akan mendukung
nilai-nilai yang diajarkan di dalam kelas.
Keempat penelitian tersebut saling berhubungan dalam penelitian
ini, penelitian oleh Mintargo berkaitan dengan fungsi lagu perjuangan untuk
membentuk karakter bangsa. Hasil penelitian tersebut dapat memberikan
gambaran tentang fungsi lagu perjuangan atau lagu wajib nasional dalam
membentuk karakter peserta didik khususnya karakter cinta tanah air.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
24
Penelitian Rohman berkaitan dengan metode pembiasaan yang dilakukan di
sekolah. Penelitian tersebut dapat memberikan gambaran terkait pelaksanaan
pembiasaan di sekolah dalam menanamkan nilai-nilai pada anak. Penelitian
Jones berkaitan tentang mengajarkan nilai-nilai moral dan kebiasaan baik pada
peserta didik melalui suatu proses. Penelitian tersebut dapat memberikan
gambaran terkait proses yang dilakukan pendidik dalam mengajarkan nilai-
nilai moral/karakter. Penelitian Pala berkaitan tentang pengajaran karakter
melalui proses berkelanjutan misalnya dengan belajar dan dipraktekkan,
sehingga keempat penelitian tersebut saling berhubungan untuk mengetahui
bagaiman pelaksanaan pembiasaan menyanyikan lagu wajib nasional, peran
sekolah serta kendala dalam pelaksanaan pembiasaan menyanyikan lagu wajib
nasional di sekolah dasar.
G. Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Peran sekolah dalam membentuk karakter peserta didik
Karakter yang dikembangkan di sekolah adalah karakter cinta tanah air
Pembiasaan menyanyikan lagu wajib nasional dengan pembawaan dan penuh
penjiwaan serta dapat menafsirkan isi syair
Pelaksanaan, peran guru dan kepala sekolah serta kendalanya dalam
menanamkan karakter cinta tanah air peserta didik di sekolah dasar.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
25
Bagan di atas menunjukkan kerangka pikir penelitian ini yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Pendidikan disekolah dasar memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan karakter. Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara
berpikir dan berperilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja
sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara, dan membantu mereka
membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Sekolah memiliki
peran yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa, karena
disekolah siswa mengalami sebuah pembelajaran, dan pendidikan melalui
proses interaksi, komunikasi dengan warga sekolah lainnya. Salah satu
karakter yang dikembangkan disekolah adalah karakter cinta tanah air.
Metode pembiasaan menjadi salah satu alternatif untuk
mengembangkan karakter peserta didik khususnya cinta tanah air. Lunturnya
nilai-nilai cinta tanah air pada peserta didik dapat dilihat dari kurangnya
penghayatan peserta didik ketika upacara bendera, lagu nasional dan lagu
daerah yang kurang disukai, sementara peserta didik lebih senang lagu orang
dewasa yang belum pantas dimengerti dan dipahami untuk anak seusianya.
Selain itu, beberapa peserta didik ketika menyanyi dengan cara berteriak-
teriak, tanpa penjiwaan dan tidak mengerti apa isi dan maksud syair yang
telah dinyanyikan. Hal tersebut menggambarkan bahwa karakter cinta tanah
air peserta didik rendah. Apabila kondisi ini dibiarkan dikhawatirkan peserta
didik tidak mengenal bangsa Indonesia dan segala kekayaan budayanya.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017
26
Konsep pembiasaan menyanyikan lagu wajib nasional ditujukan untuk
menumbuhkan sikap mental, kesadaran, dan tindakan peserta didik sebagai
wujud kecintaanya kepada tanah air yang dilakukan dilingkungan pendidikan.
Maka dari itu pentingnya dilakukan penelitian ini untuk mencari tahu peran
guru dan sekolah dalam pelaksanaan pembiasaan menyanyikan lagu wajib
nasional, dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembiasaan
menyanyikan lagu wajib nasional di sekolah dasar.
Pendidikan Karakter Cinta…, Yesi Damayanti, FKIP UMP, 2017