15
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang antara berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti kepribadian dan akhlak. Istilah karakter juga diadopsi dari bahasa latin kharakter, kharessian, dan xharaz yang berarti tool for marking, to engrave, dan pointed stake. Dalam bahasa inggris, diterjemahkan menjadi character. Character berarti tabiat, budi pekerti, watak. Dalam kamus Psikologi, arti karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran orang (Fitri;2012;20) Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau juga kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Kebijakan tersebut terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain (Kemendiknas 2010). Disebutkan dalam journal (Kurniawan; 2015), Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk membentuk watak atau kepribadian seseorang berdasarkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut bersumber dari: Agama; Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis kehidupan kenegaraan pun didasari oleh nilai- nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan karakter harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama. Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Karakter

2.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang

antara berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti kepribadian dan

akhlak. Istilah karakter juga diadopsi dari bahasa latin kharakter, kharessian, dan

xharaz yang berarti tool for marking, to engrave, dan pointed stake. Dalam bahasa

inggris, diterjemahkan menjadi character. Character berarti tabiat, budi pekerti,

watak. Dalam kamus Psikologi, arti karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik

tolak etis atau moral, misalnya kejujuran orang (Fitri;2012;20)

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau juga kepribadian seseorang yang

terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan mendasari

cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Kebijakan

tersebut terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani

bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain (Kemendiknas 2010).

Disebutkan dalam journal (Kurniawan; 2015), Pendidikan karakter adalah

usaha sadar dan terencana untuk membentuk watak atau kepribadian seseorang

berdasarkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut bersumber

dari: Agama; Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu

kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama

dan kepercayaannya. Secara politis kehidupan kenegaraan pun didasari oleh nilai-

nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai

pendidikan karakter harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari

agama. Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

12

prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila

terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-

pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai nilai yang

terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik,

hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni yang diatur dalam pasal-

pasal UUD 1945. Pendidikan karakter bertujuan mempersiapkan peserta didik

menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki

kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya

sebagai warga negara. Budaya; budaya Adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada

manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya

yang diakui masyarakat tersebut.

Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap

suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat tersebut. Posisi

budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan

budaya menjadi sumber nilai- nilai dari pendidikan karakter. dan, Tujuan

pendidikan nasional; Tujuan pendidikan nasional mencerminkan kualitas yang

harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan

pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Dalam tujuan pendidikan nasional

terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki seorang warga negara

Indonesia. Oleh karena itu, tujuan Pendidikan nasional adalah sumber yang paling

operasional dalam pendidikan karakter dibandingkan ketiga sumber yang

disebutkan di atas.

Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut teridentifikasi delapan belas nilai

karakter, kedelapan belas nilai karakter tersebut yaitu:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

13

1) Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

2) Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3) Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat,

sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4) Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

5) Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

6) Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru

berdasarkan apa yang telah dimiliki.

7) Mandiri

Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

14

8) Demokratis

cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dan orang lain.

9) Rasa ingin tahu

sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam

dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10) Semangat kebangsaan

cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11) Cinta tanah air

Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,

dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,

budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

12) Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan

orang lain.

13) Bersahabat/ Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan

bekerjasama dengan orang lain.

14) Cinta tanah air

Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang

dan aman atas kehadiran dirinya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

15

15) Senang membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

16) Peduli sosial

sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan.

17) Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan

alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi.

18) Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,

yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME (Kemendiknas 2010: 9).

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter menurut peneliti adalah proses

terencana yang berkelanjutan seseorang untuk menghasilakan perbaikan kualitas

yang berkesinambungan yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa

depan, dan berakar pada nilai-nilai Agama dan Budaya Bangsa.

1.1.2 Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan Pendidikan karakter sendiri sudah tercermin dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, yang

berbunyi, “Pendididkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

16

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dalam Undang-undang

Sisdiknas tersebut karakter yang paling utama dibangun adalah peserta didik dapat

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Melalui undang-undang tersebut, penyelenggara pendidikan di indonesia di

tuntut secara konsisten menyelenggarakan pendidikan yang memberdayakan.

Pendidikan yang memberdayakan adalah proses memanusiakan anak sehingga

potensinya menjadi aktual dalam kematangan dan kemandirian hidupnya. Paling

tidak dengan pendidikan yang memberdayakan, setiap anak anak akan

mendapatkan basic need, dapat mengetahui hak dan tanggung jawabnya sebagai

individu, anggota masyarakat dan sebagai makhluk tuhan. Pendidikan yang

memperdayakan seharusnya terus diusahakan mulai dari pendidikan usia dini,

sekolah dasar, menengah, sampai dengan perguruan tinggi.

1.1.3 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karaketer

No Nilai Indikator

1.

Religius Mengucapkan salam.

Berdoa sebelum dan sesudah belajar.

Melaksanakan ibadah keagamaan.

Merayakan hari besar keagamaan.

2. Jujur Membuat dan mengerjakan tugas secara benar.

Tidak menyontek atau memberi sontekan.

Membangun koperasi atau kantin kejujuran.

Melaporkan kegiatan sekolah secara

transparan.

Melakukan sistem perekrutan siswa secara

benar dan adil.

Melakukan sistem penilaian yang akuntabel

dan tidak melakukan manipulasi

3. Toleransi Memperlakukan orang lain dengan cara yang

sama dan tidak membeda-bedakan agama,

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

17

suku, ras, dan golongan.

Menghargai perbedaan yang ada tanpa

melecehkan kelompok yang lain.

4. Disiplin Guru dan sisiwa hadir tepat waktu.

Menegakkan prinsip dengan memberikan

punishment bagi yang melanggar dan reward

bagi yang berprestasi.

Menjalankan tata tertib sekolah.

5. Kerja keras Pengelolaan pembelajaran yang menantang.

Mendorong semua warga sekoalah untuk

berprestasi.

Berkompetisi secara fair.

Memberikan penghargaan kepada siswa

berprestasi.

6. Kreatif Menciptakan ide-ide baru di sekolah.

Mengahargai setiap karya yang unik

berprestasi.

Membagun suasana belajar yang mendorong

munculnya kreatifitas.

7. Mandiri Melatih siswa agar mampu bekerja secara

mandiri.

Membangun kemandirian siswa melalui tugas-

tugas-tugas yang bersifat individu.

8. Demokrasi Tidak melaksanakan kehendak kepada orang

lain.

Sistem pemilihan ketua kelas dan pengurus

kelas secara demokratis.

Mendesarkan setiap keputusan pada

musyawarah mufakat.

9. Rasa ingin

tahu. Sistem pembelajaran diarahkan untuk

mengeksplorasi.

Sekolah memberikan fasilitas, baik melalui

media cetak maupun elektronik, agar siswa

dapat mencari informasi yang baru.

10. Semngat

kebangsaan Memperingati hari-hari nasional.

Meneladani para pahlawan nasional.

Berkunjung ke tempat-tempat bersejarah.

Melaksanakan upacara rutin sekolah.

Mengikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan

kebangsaan.

Memajang gambar tokoh-tokoh bangsa.

11. Cinta tanah air Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan

dan kesatuan.

Mengguanakan bahasa indonesia dengan baik

dan benar.

Memajang bendera Indonesia, Pancasila,

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

18

gambar Presiden serta simbol-simbol negara

lainnya.

Bangga dengan karya bangsa.

Melestarikan seni dan budaya bangsa.

12. Menghargai

prestasi Mengabadikan dan memanjang hasil karya

siswa di sekolah.

Memberikan reward setiap warga sekolah yang

berprestasi.

Melath dan membina genersi penerus untuk

mencontoh hasil atau prestasi sebelumnya.

13. Bersahabat/

komunikatif Saling menghormati dan menghargai.

Guru menyayangi siswa dan siswa

menghormati guru.

Tidak menjaga jarak.

Tidak membeda-bedakan dalam berkomunikasi

14. Cinta damai Menciptakan suasana kelas yang tentram.

Tidak menoleransi segala bentuk tindak

kekerasan.

Mendorong terciptanya harmonisasi kelas dan

sekolah.

15. Gemar

membaca Mendorong atau memfasilitasi siswa untuk

gemar membaca.

Setiap pembelajaran didukung dengan sumber

bacaan atau referensi.

Adanya ruang baca, baik di perpustakaan

maupun ruang khusus tertentu.

Menyediakan buku-buku sesuai dengan

tahapan perkembangan siswa.

Menyediakan buku-buku yang dapat menarik

minat baca siswa.

16. Peduli

lingkungan Menjaga lingkungan kelas dan sekolah.

Memelihara tumbuh-tubuhan dengan baik

tanpa menginjak atau merusaknya.

Mendukung program go green (penghijauan) di

lingkungan sekolah.

Tersedia tempat untuk membuang sampah

organik dan sampah nonorganik.

Menyediakan kamar mandi, air bersih, dan

tempat cuci tangan.

17. Peduli sosial Sekolah memberikan bantuan kepada siswa

yang kurang mampu.

Melakukan kegiatan bakti sosial.

Melakukan kunjungan daerah atau kawasan

marginal.

Memberikan bantuan kepada lingkungan

masyarakat yang kurang mampu.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

19

Menyediakan kotak amal atau sumbangan.

18. Tanggung

jawab Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah

dengan baik.

Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan.

Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang

telah ditetapkan.

Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-

sama.

Indikator diatas secara lebih rinci dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat

atau jenjang pendidikannya (Kemendiknas, 2010).

2.2 Adiwiyta

2.2.1 Pengertian Adiwiyata

Pengertian Adiwiyata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua

kata yaitu “Adi” dan “Wiyata”. Adi bermakna besar, agung, baik, ideal atau

sempurna. Wiyata, berarti tempat seseorang untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan, norma, etika dalam kehidupan sosial. Adiwiyata merupakan tempat

yang baik dan ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan, norma, dan etika yang

dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju

cita–cita pembangunan yang berkelanjutan (Anonim, 2007).

Sekolah peduli dan berbudaya lingkungan (SPBL) merupakan wujud dari

program Adiwiyata. Program ini merupakan hasil kerjasama antara Kementerian

Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam

Kesepakatan Bersama Nomor: Kep 07/MENLH/06/2005 dan Nomor:

05/VI/KB/2005. Program ini telah dicanangkan sejak tahun 2006.

Program Adiwiyata diberikan dalam bentuk penghargaan Adiwiyata kepada

sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan. Penghargaan Adiwiyata diberikan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

20

sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya

peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan

(selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun

waktu lebih dari 3 tahun). Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan

sebagai suatu kompetisi atau lomba.

Dapat disimpulkan Program adiwiyata menurut peneliti merupakan salah

satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong

tercapainya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian

lingkungan hidup. Dengan adanya program ini diharapkan dapat mengurangi

kerusakan lingkungan, mengurangi pencemaran, dan lebih penting adalah

menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan kepada siswa sejak dini.

1.3.2 Program Adiwiyata Mandiri

Program Adiwiyata mandiri adalah salah satu program Kementrian

Lingkungan hidup dalam rangka mendorong terciptnya pengetahuan dan

kesadaran warga sekolah dalam upaya pelesarian lingkungan hidup. Dalam

program ini diharapkan warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah

menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang

negatif. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan kementrian Lingkungan Hidup

(2011:3) bahwa tujuan Program adiwiyata adalah mewujudkan program sekolah

yang beratanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan

berkelanjutan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

21

Menurut kementrian Lingkungan Hidup (2011:4) komponen adiwiyata yang

meliputi kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis

lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, serta pengelolaan sarana

pendukung ramah lingkungan. Kementrian Lingkungan Hidup (2011:21) juga

menjelaskan mekanisme pencapaian adiwiyata mandiri didukung dengan kegiatan

pembinaan oleh tim Adiwiyata Nasional, Tim Adiwiyata Propinsi, tim Adiwiyata

Kota/Kabupaten, dan tim Adiwiyata sekolah sesuai dengan tugas Pokok dan

fungsi masing- masing untuk mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya

Lingkungan.

B. Kajian Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ellen Landiani tahun 2014 yang berjudul

“Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan

Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang” Hasil penelitian ini

diantaranya Implementasi Kebijakan Adiwiyata dilaksanakan berdasar

Memorandum bersama antara Meneg dengan Mendiknas No 0142/U/1996

dan No. Kep 89/MenLH/5/1996, Kesepakatan Bersama KemenLH dengan

Depdiknas KEP 7/MenLH/06/2005 dan No. 05/VI/KB/2005, UU No 20

Tahun 2003, UU RI No. 32 Tahun 2009 pada tingkat nasional kebijakan

sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Surat Keputusan Walikota

Malang No. 188.45/14/35.73.112/2003 serta Surat Keputusan Kepala

Diknas Kota Malang No. 800/1604/35.73.307. tentang penetapan nama

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

22

sekolah imbas yang mendapat pembinaan oleh sekolah Adiwiyata tingkat

nasional.

Kebijakan sekolah dalam pembelajaran dituangkan dalam surat

keputusan dan surat edaran yang disampaikan kepada guru, staf

administrasi, murid, wali murid serta komite sekolah. Selanjutnya integrasi

kebijakan PLH masuk ke masing-masing mata pelajaran dan yang

mendukung kebijakan semua warga sekolah, masyarakat, BLH kota,

PWEG, Dinas Pendidikan, Dinas Pertamanan. Visi dan misi ke arah peduli

lingkungan dalam rangka mewujudkan warga sekolah yang bertanggung

jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan

berkelanjutan. Struktur kurikulum sudah memuat pengembangan diri

terkait kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Penelitian yang dilakukan oleh Ellen Landriani mempunyai

kesaman terkait dengan adiwiyata dalam mewujudkan pendidikan

lingkungan hidup didalam lingkungan sekolah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti dwi Rahmah dkk, yang berjudul

“Implementasi Program Sekolah Adiwiyata” hasil dari penelitian ini

menyimpulkan Penerapan program sekolah Adiwiyata memiliki kriteria

yang dilihat dari komponen dan standarnya. Komponennya antara lain: (1)

Kebijakan berwawasan lingkungan serta rencana kegiatan dan anggaran

sekolah yang mana diaplikasikan di dalam ruang lingkup sekolah berupa

adanya visi, misi dan tujuan sekolah yang memuat upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup, (2) Pelaksanaan kurikulum berbasis

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

23

lingkungan dimana guru atau pendidik berkompetensi sehingga dalam

penyampaian pembelajaran lingkungan hidup dapat dipahami dan

dilaksanakan oleh peserta didik, (3) Kegiatan lingkungan perlindungan

berbasis partisipatif dimana SDN Manukan Kulon III/540 menerapkan

melalui kegiatan komposter, takakura, pembibitan dan program 4R yang

mana seluruh kegiatan tersebut melibatkan seluruh warga sekolah, (4)

Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan yang mana SDN

Manukan Kulon III/540 dalam penyediaan sarana prasarana berupa paving

block, ruang terbuka hijau atau green house, dan tempat daur ulang.

Namun terdapat kendala dalam meningkatkan kualitas pengelolaan dan

perlindungan hidup yaitu adanya tahap renovasi gedung yang sedang

berlangsung membuat sarana prasarana rusak dan masih ada penggunaan

plastik dalam pengemasan makanan di kantin sekolah. Selain itu, kantin

sekolah masih menjual mie instan yang merupakan makanan cepat saji dan

menggunakan plastik dalam pengemasannya. Sehingga hal ini tidak sesuai

dengan komponen yang ada dalam program sekolah Adiwiyata.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yaitu Program Sekolah Adiwiyata Perbedaannya

pada penelitian Yanti dwi Rahmah dkk membahas tentang implementasi

program sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti membahas

tentang penanaman Nilai-nilai pendidikan Karakter anak melalui

kebijakan sekolah adiwiyata.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

24

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter anak

melalui kebijakan sekolah adiwiyata di SDN Purwantoro 1 Malang adalah

sebagai berikut:

Internalisasi Pendidikan

karakter

Nilai-nilai

pendidikan

karakter

Sikap karakter

siswa

Program Sekolah

Kegiatan adiwiyata

yang selaras

a. Pengimbasan dan sosialisasi program-program kegiatan sekolah Adiwiyata pada

Sekolah imbas di wilayah kota malang.

b. Pembentukan kader-kader lingkungan sebagai saranapengenalan, pembelajaran

dan penerapan cinta lingkungan yang dimulai sejak dini.

c. Program 3R –kompetensi dan daur ulang.

d. Program siswa menabung sampah, bekerjasama dengan BSM (bank sampah

malang).

e. Peringatan hari-hari Besar Lingkungan.

f. Pembetukan KMSK yaitu Kelompok Masyarakat Sadar keselamatan.

Kemenangan dalam

program adiwiyata

Piagam penghargaan lomba

kegiatan unggulan sekolah

adiwiyata dan dokumentasi saat

mengikuti perlombaan

Gambar. 1

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37251/3/jiptummpp-gdl-handoko201-51158-3-babii.pdf · Pancasila; Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan

25

Dari bagan kerangka berpikir di atas dapat diuraikan bahwa dalam

internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter terdapat dua struktur yang mendukung

yaitu nilai-nilai pendidikan karakter dan program adiwiyata. Dari kedua strktur

tersebut menjadi hasil sikap karakter siswa yang nantinya akan dikembangkan

melalui program/kegiatan-kegiatan adiwiyata yang selaras dengan kebijakan

sekolah dengan mendapatkan keberhasilan diantaranya mendapatkan kemengan

dalam program adiwiyata yang diproleh berupa piagam penghargaan lomba

kegiatan unggulan Sekolah adiwiyata dan dokumentasi saat mengikuti

perlombaan. Keberhasilan itu semua kita dapatkan dari latihan rutin atau melalui

kegiatan rutin tim kader-kader lingkungan dengan teknik pengumpulan datanya

diperoleh melalui observasi dan dokumentasi. Sedangkan kemenangan dalam

lomba-lomba dibuktikan melalui adanya arsip sekolah berupa piagam

penghargaan, gambar-gambar, dokumentasi saat mengikuti perlombaan, teknik

pengumpulan datanya diperoleh melalui wawancara, dan dokumentasi.