46
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN LITERATUR Pengertian Judul Pengertian judul “Desain Interior Barbershop & Refleksi" dengan perencanaan dan perancangan di Surakarta, adalah sebagai berikut : Desain 1) Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993 : 138) 2) Desain berasal dari kata design dalam Bahasa Inggris memiliki arti perancangan, rancangan, desain. Jadi dapat disimpulkan desain adalah perancangan atau proses untuk suatu perwujudan. (Subarniati, 2001, hal 1) Interior 1) Interior adalah hasil karya seni yang mengungkapkan dengan jelas akan tatanan kehidupan manusia dari satu masa melalui media ruang yang mencakup semua unsur keindahan dari berbagai aspek, sehingga akhirnya memberi kepuasan fisik dan spiritual bagi pemakainya (Suptandar,1989; hal.2) 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0810020_bab2.pdf · sektor informal, seperti tukang soto, tukang sate, dan tukang cukur. Selain kuatnya

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN LITERATUR

Pengertian Judul

Pengertian judul “Desain Interior Barbershop & Refleksi"

dengan perencanaan dan perancangan di Surakarta, adalah sebagai

berikut :

Desain

1) Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebagainya.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993 : 138)

2) Desain berasal dari kata design dalam Bahasa Inggris

memiliki arti perancangan, rancangan, desain. Jadi dapat

disimpulkan desain adalah perancangan atau proses untuk

suatu perwujudan. (Subarniati, 2001, hal 1)

Interior

1) Interior adalah hasil karya seni yang mengungkapkan

dengan jelas akan tatanan kehidupan manusia dari satu

masa melalui media ruang yang mencakup semua unsur

keindahan dari berbagai aspek, sehingga akhirnya

memberi kepuasan fisik dan spiritual bagi pemakainya

(Suptandar,1989; hal.2)

10

11

2) Bagian dalam gedung (ruang, dsb), tatanan perabot

(hiasan, dsb) di ruang dalam gedung. (Kamus Besar

Bahasa Indonesia,1993 : 483)

Desain Interior : adalah karya arsitek atau desainer yang khusus

menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan

(Desain Interior, 1999; hal.11)

Barbershop

Barber diambil dari kata Latin barba (yang berarti janggut)

adalah seseorang, kebanyakan pria, yang memiliki pekerjaan

menggunting berbagai jenis rambut dan merapikan serta

memangkas jenggot dan kumis para lelaki. Tempat di mana mereka

bekerja biasanya disebut barbershop, atau ringkasnya "barber".

Orang elit/ kelas atas pada waktu itu memiliki tukang cukur pribadi.

Pada masa lalu, pekerjaan para pemangkas di barber itu dikaitkan

dengan pembedahan dan klinik gigi. Tapi sejalan dengan

perkembangan sejarah, pada masa kini dengan pengembangan pisau

cukur yang telah canggih, barbershop sejak lama juga melayani

pemotongan rambut, bahkan para barber di Amerika juga banyak

yang melakukan perawatan rambut bila diminta.

Refleksi

Refleksi adalah teknik penyembuhan alternatif untuk

mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi, dan

12

mempromosikan fungsi alami dari tubuh melalui penerapan tekanan

pada berbagai titik-titik tertentu di kaki - tangan dan bagian bagian

tubuh lainnya.Refleksologi adalah cara pengobatan dengan

merangsang berbagai daerah refleks (atau zona atau mikrosistem) di

kaki, tangan, dan telinga yang ada hubungannya dengan (atau

mewakili) berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya.

Terapi itu dipercaya dapat memperkuat fungsi sistem limfatik yang

mengusir racun dan zat berbahaya lain dari tubuh, sekaligus

mengembalikan keseimbangan kimiawi tubuh dan meningkatkan

imunitas.

Surakarta

Merupakan salah satu nama Kota/ Karisedenan di Provinsi

Jawa Tengah, Indonesia.

Jadi, “Desain Interior Pusat Pangkas Rambut Pria di

Surakarta” adalah sebuah tempat terencana yang tidak hanya

sekedar untuk pangkas rambut. Namun, tempat ini juga mempunyai

berbagai fasilitas rekreasi dan informasi sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, relaksasi dan informasi menarik seputar pangkas

rambut.

13

B. TINJAUAN PANGKAS RAMBUT

1. Definisi Pangkas Rambut/Barbershop

Barber diambil dari kata Latin barba (yang berarti janggut)

adalah seseorang, kebanyakan pria, yang memiliki pekerjaan

menggunting berbagai jenis rambut dan merapikan serta memangkas

jenggot dan kumis para lelaki. Tempat di mana mereka bekerja biasanya

disebut barbershop, atau ringkasnya "barber". Orang elit/ kelas atas pada

waktu itu memiliki tukang cukur pribadi. Pada masa lalu, pekerjaan para

pemangkas di barber itu dikaitkan dengan pembedahan dan klinik gigi.

Tapi sejalan dengan perkembangan sejarah, pada masa kini dengan

pengembangan pisau cukur yang telah canggih, barbershop sejak lama

juga melayani pemotongan rambut, bahkan para barber di Amerika juga

banyak yang melakukan perawatan rambut bila diminta. Sesuai dengan

kebutuhan manusia sehari-hari, selain dari makanan dan minuman,

penampilan merupakan salah satu kebetuhan yang sangat harus dipenuhi

dalam kehidupan sehari-hari, salah satu penmpilan yang dimaksud

yakni potongan rambut. Karena semakin berkembangnya

zaman,permintaan atau model dari potongan rambut ini semakin

banyak. Maka dari hal itu, usaha pangkas rambut ini semakin

berkembang pula. Walaupun usaha ini masih bertahap industry

rumahan, tetapi banyak juga yang mencoba peruntungan dalam usaha

pangkas rambut ini.

Profesi pangkas rambut memiliki peran yang sangat penting di

lingkungan masyarakat dan khalayak umum, profesi di bidang pangkas

rambut tanpa kita sadari secara keseluruhan memiliki peran yang vital

14

bagi kehidupan kesehari-hari kita. Kenapa? Tentunya karena pada

profesi ini menyediakan jasa pemotongan/pemangkasan rambut.

Disamping itu, pangkas rambut juga tergolong lebih ekonomis

dibanding tempat-tempat penyedia jasa pemotongan rambut lainnya,

seperti salon. Sehinggga orang cenderung lebih memilih pangkas

rambut ketimbang salon yang harganya bisa mencapai 2 kali dari harga

normal dengan kualitas yang sama. Oleh sebab itu keberadaan pangkas

rambut sangat di disyukuri dan tentunya kita semua hargai. Terutama

untuk golongan pelajar dimana penampilan menjadi bagian dari

kedisiplinan sekolah yang mewajibkan setiap muridnya berpenampilan

rapi.

Dan disamping segala keuntungan dan segi positif pangkas

rambut yang keberadaannya sangat penting dan diperlukan disetiap

waktu. Tentu ada bahaya dan resiko yang menghadang para pemangkas

rambut, dan karena penting keberadaan mereka di lingkungan

masyarakat dan khalayak umum. Tentu perlu adanya manajemen resiko

untuk meninjau dan menganalisa apa-apa saja kemungkinan-

kemungkinan yang terjadi kepada mereka para pemangkas rambut

sehingga resiko-resiko tersebut yang kemungkinan terjadi dapat

diminimalisir dan dicegah semaksimal dan se-efektif mungkin.

2. Sejarah Pangkas Rambut/Barbershop

Pelayanan jasa perawatan pria sudah ada sejak 2000 tahun yang

lalu. Praktek pemotongan rambut pada pria (barbershop) berawal dari

Wilayah Macedonia sekitar 400 tahun sebelum masehi lalu menyebar ke

Mesir dan daerah-daerah lainnya. Kata “barber” berasal dari bahasa

15

latin “barba” yang artinya janggut. Bangsa pertama yang mengklaim

dirinya paling ahli dalam jasa pelayanan pemotongan rambut adalah

bangsa Roma sekitar 296 tahun sebelum masehi. Akan tetapi baik pada

bangsa Roma maupun Mesir, barbershop memiliki reputasi yang kurang

baik karena orang-orang elit/ kelas atas pada waktu itu memiliki tukang

cukur pribadi. Pada masa itu, janggut pada lelaki menjadi symbol

kekuatan dan intelegensi sehingga harus dirawat dengan baik dan

teratur.

Pada abad ke-4 para tukang cukur yang memiliki keahlian yang

tinggi mempunyai profesi tambahan sebagai ahli bedah medis. Mereka

belajar dari para pendeta selama abad pertengahan. Tukang cukur

memiliki pekerjaan layaknya seorang tabib, seperti mengobati luka

pendarahan, serangan lintah dan periksa gigi. Setelah dikeluarkannya

putusan paus yang merupakan sanksi kepada 1163 pendeta karena

mereka tidak mengobati pasien luka pendarahan sesuai dengan ilmu

bedah, maka pelayanan medis tersebut dimonopoli oleh barbershop.

Organisasi resmi yang mengatur tentang profesi barbershop pertama

kali berawal dari Perancis pada tahun 1096 dan kemudian berkembang

di Inggris pada abad ke-13. Warna merah, putih dan strip biru diujung

menjadi symbol yang turun-temurun sampai era barbershop modern

berasal dari masa itu. Warna merah berarti berarti darah, strip biru

berarti pembuluh darah, warna putih berarti perban yang bersih, dan

bentuk spiral/uril menggambarkan perban yang dicuci diputar/diperas

sehingga dari basah berubah menjadi kering. Pada abad ke-19, kedua

16

profesi itu, baik tukang cukur maupun ahli bedah menjadi

terpisah/sangat berlainan.

Industri barbershop modern mulai berdiri sekitar awal abad ke-

20 di wilayah Amerika Serikat. Pada tahun 1920 “Associated Master

Barbers of America” dan “Nacional Association of Barber School”

menjadi 2 organisasi formal yang mengatur profesi ini. Dengan adanya

2 organisasi ini perkembangan usaha barbershop di wilayah Amerika

semakin tumbuh pesat. Kecepatan dan efisiensi mencukur juga semakin

baik seiring dengan berkembangnya teknologi, misalnya dengan

penggunaan berbagai alat-alat elektronik pandukung seperti kliper

maupun blowdryer.

3. Perkembangan Pangkas Rambut/Barbershop di Indonesia

Kiprah tukang cukur di Indonesia menarik untuk ditelisik.

Selama ini ada dua daerah yang dikenal sebagai penghasil tukang cukur

di negeri ini, Garut dan Madura. Sejak kapan orang-orang dari kota

intan dan pulau garam ini menjadi tukang pangkas rambut, dan

mengapa profesi itu yang mereka pilih?

Pada awalnya penyebaran cikal bakal tukang cukur asal Garut

dan Madura ke seluruh nusantara ini tidak terlepas dari adanya konflik

di daerah masing-masing. Dede Saefudin, Kepala Desa Bagendit (salah

satu desa pemasok tukang cukur Garut) dalam sebuah wawancara di

Trans7 (20/11/2013) mengatakan bahwa kiprah orang Garut mulai jadi

tukang cukur itu diawali pada saat adanya pemberontakan DI/TII.

Dalam kurun waktu antara tahun 1949 hingga tahun 1950-an banyak

17

orang Garut yang mengungsi ke berbagai daerah untuk menyelamatkan

diri. Untuk bertahan hidup, salah seorang diantaranya ada yang memilih

menjadi tukang pangkas rambut. Melihat kesuksesannya banyak

pemuda asal Garut, khususnya orang Banyuresmi, Wanaraja, dan

sekitarnya yang kemudian mengikuti jejak sebagai pencukur rambut.

Orang Madura sudah bermigrasi sejak lama. Muh Syamsuddin

(2007) dalam jurnalnya tentang Agama, migrasi dan orang Madura

menuliskan bahwa konflik antara Trunojoyo dan Amangkurat II (1677)

menyebabkan pengikut-pengikut Trunojoyo enggan kembali ke Madura.

Mereka akhirnya menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Orang-

orang ini pada beberapa masa kemudian memilih mencari nafkah di

sektor informal, seperti tukang soto, tukang sate, dan tukang cukur.

Selain kuatnya tradisi migrasi itu merupakan bentuk jawaban terhadap

kondisi ekologis pulau Madura yang gersang dan tandus

Bila melihat dokumen masa lalu, orang Madura sepertinya lebih

dulu menjadi tukang cukur. KITLV/ Royal Netherland Institute of

Southeast Asian and Caribbean Studies memiliki dokumentasi foto

yang menggambarkan aktivitas orang Madura di Surabaya yang

berprofesi sebagai tukang cukur pada tahun 1911 dan 1920.

Selain orang Madura, orang Cina di Indonesia juga diketahui ada

yang berprofesi sebagai tukang cukur di masa lalu. Entah siapa yang

lebih dulu mengenalkan profesi tersebut. Haryoto Kunto dalam Wajah

Bandoeng Tempo Doeloe (1984) pernah menuliskan bahwa orang Cina

di Bandung pada masa lalu dikenal menguasai profesi sebagai

18

pemangkas rambut dan mengorek kotoran telinga dengan alat yang

disebut ”kili-kili.”

Tak hanya orang Cina, pada zaman penjajahan Belanda, orang

Jepang pun diketahui sudah ada yang memiliki toko pangkas rambut.

Seperti di Alun-alun Bandung yang pada tahun 1932 diketahui ada toko

Tjijoda, toko Nanko, dan Toyama. Belum diketahui, apakah saat itu ada

orang Garut atau Madura yang bekerja menjadi tukang pangkas rambut

di toko-toko tersebut. Jika melihat kurun waktu di atas, kepada siapakah

orang Garut pertama kali belajar menjadi tukang cukur? Kepada orang

Madura, Cina atau Jepang? Ini yang belum terjawab. Yang pasti kini

ada sekitar 15 ribu tukang cukur asal Garut yang tergabung dalam

Paguyuban Warga asal Garut di Jakarta dan sekitarnya (Asgar Jaya).

Ternyata banyak juga.

Ada sedikit kemiripan dari pola migrasi tukang cukur Garut dan

Madura ini. Dari hasil obrolan saya dengan beberapa tukang cukur asgar

(Asal Garut), tidak semua tukang cukur menetap secara permanen di

kotanya. Ada yang bersifat temporer. Setelah usai musim tanam mereka

biasanya pergi ke kota untuk menjadi tukang cukur, nanti setelah tiba

musim panen mereka akan pulang kembali ke desa. Ada juga yang

bersifat dadakan. Ketika tiba musimmarema seperti menjelang hari

raya, pemilik kios cukur di kota akan meminta bantuan saudara atau

kerabatnya yang berada di desa untuk memenuhi permintaan jasa cukur

yang meningkat. Malam lebaran, sehari menjelang hari raya mereka

akan mudik ke kampung bersama-sama.

19

Fenomena semacam ini terjadi juga pada orang Madura. Seperti

diungkap Muh Syamsuddin, para migran tersebut pada musim tanam

mereka pulang (toron) ke Madura untuk menggarap sawah dan

ladangnya,kemudian setelah selesai mereka kembali lagi (ongge), dan

begitu juga pada musim panen mereka kembali pulang dan sebaliknya.

Satu hal lagi yang menarik tentang tukang cukur ini adalah

kekeluargaan diantara mereka. Kebanyakan kios cukur berisi lebih dari

satu orang, dan biasanya mereka itu memiliki hubungan keluarga,

kerabat, atau teman sekampung. Banyaknya kaum migran desa-kota

yang terikat oleh asal muasal dan kekerabatan pada akhirnya mampu

melestarikan ikatan yang kuat dengan komunitas asal mereka dalam

membangun komunitas baru di kota.

Usaha barbershop di Indonesia memiliki peluang yang sangat

baik, terbukti dengan berdirinya puluhan atau bahkan ratusan

barbershop yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Di zaman digital

plus metroseksual ini, kian banyak lelaki yang mendambakan

penampilan elok dan rapi. Buktinya pelanggan salon-salon ketampanan

para lelaki itu tetap membeludak. Agar tak dicap keperempuan-

perempuanan, barbershop umumnya menampilkan nuansa maskulin

yang amat kental, mulai dari desain interior yang bertema pria, sumber

daya manusia (tukang cukur) yang juga pria dan konsumen/pengunjung

pun khusus untuk pria dan satu hal unik yang menjadi ciri khas

barbershop adalah pembayaran jasa pelayanan barbershop harus

dilakukan secara tunai tanpa menggunakan kartu kredit atau alat

pembayaran lainnya.

20

Tidak sembarang tempat potong rambut dan merapikan kumis

jenggot bisa menyandang nama barbershop. Sebuah barbershop harus

dilengkapi berbagai peralatan khas. Sebutlah lampu berulir dengan

warna merah, putih, biru yang berputar-putar di depan toko. Barbershop

juga harus memiliki tempat duduk khusus dengan satu kaki untuk

potong rambut. Barbershop tidak memiliki batasan usia baik anak-anak

maupun dewasa dapat berkunjung ke sana. Sebenarnya Barbershop

hendak menjaring para lelaki yang hendak ''merapikan'' dirinya. Mau

merapikan rambut di DPR alias di bawah pohon rindang, mereka

enggan. Selain dirasa kurang nyaman, juga tidak bergengsi. Mau masuk

ke salon biasa, mereka juga malu dibilang feminin. Maklum, salon-

salon biasa memang kebanyakan diisi perempuan. Oleh karena itu

barbershop menjadi pilihan yang sangat tepat bagi mereka.

4. Peralatan dan Perlengkapan Pangkas Rambut

Diperlukan beberapa paralatan usaha untuk memulai

menjalankan usaha kecil pangkas rambut pria ini, beberapa di

antaranya sebagai berikut :

1. Nama : Sisir besar Sisir dengan tungkai panjang

o Mempunyai gigi yang jarang dan besar

o Berbahan dasar plastik.

o Untuk mengurai rambut dari kekusutan

o Untuk merapikan rambut

2. Nama : Sisir garpu

o Sisir dengan tungkai pendek

o Mempunyai gigi yang jarang dan besar, menyerupai garpu.

21

o Berbahan dasar plastik

o Sisir garpu mempunyai bermacam ukuran dan jenis, di

gunakan berdasarkan jenis ikal pada rambut client

o Untuk menyisir rambut setelah di cuci atau menyisir rambut

yang kribo

Variasi sisir garpu :

3. Nama : Sisir pangkas

o Sisir dengan gigi rapat pada satu sisi dan jarang pada sisi

lainnya

o Berbahan dasar plastik

o Untuk mengambil section rambut saat proses pemangkasan

o Untuk menyisir rambut ketika rambut akan dipangkas

4. Nama : Sisir berekor tulang

o Sisir dengan berbahan dasar tulang, berekor panjang, bergigi

rapat, kuat.

o Untuk membuat parting

o Untuk membagi rambut

o Untuk membantu dalam proses mengeblow rambut

5. Nama : Sisir blow (besar, sedang, kecil)

o Sisir dengan berbahan dasar kayu, namun ada juga yang

berbahan dasar stainless

o Mempunyai gigi yang jarang

o Memiliki bulu-bulu sintetis

22

o Untuk membentuk rambut menjadi gelombang saat proses

pengeringan dengan hair dryer, dibantu dengan sisir berekor

tulang

Variasi sisir blow :

6. Nama : Sisir setengah blow

o Sisir dengan berbahan dasar plastik, bergigi jarang

o Untuk membentuk rambut menjadi gelombang, dibantu

dengan sisir berekor tulang dan hair dryer

7. Nama : Sisir vidal (Vidal session)

o Sisir dengan berbahan dasar plastik

o Bergigi jarang

o Untuk membantu merapihkan sasakan rambut atau hasil

pratata yang tidak atau kurang rapih.

8. Nama : Jepit bergigi

o Berbahan dasar plastik

o Bergigi

o Untuk menjepit rambut client

9. Nama : Jepit bebek

o Untuk menjepit rambut setelah dibagi

o Untuk mengambil section atau lapisan rambut yang akan

dipangkas

Varisi jepit bebek :

10. Nama : Gunting 4-5

o Berbahan dasar stainless, tajam

o Untuk memangkas rambut

23

11. Nama : Gunting penipis atau gunting bergigi bilah satu

o Berbahan dasar stainless

o Untuk menipiskan rambut

12. Nama : Scissor (Gunting sliding)

o Untuk memangkas rambut dengan teknik sliding, slithering,

atau slicing, biasanya digunakan untuk menipiskan rambut

bagian depan.

o Memotong rambut dengan gaya di tangan stylist, sedikit

terbuka, dan dipandu sepanjang segmen rambut dengan

sedikit tekanan dan sudut untuk “slice” dengan jumlah

bervariasi dari segmen rambut – tergantung pada jumlah

tekanan dan sudut yang digunakan.

o Istilah “slicing” yaitu penata rambut dengan menggunakan

teknik untuk cara menipiskan rambut, atau bisa disebut juga

dengan istilah yang berbeda “slithering” atau

“sliding”. Selain sebagai istilah dalam memotong rambut,

istilah “slicing” ini juga digunakan dalam proses pewarnaan

rambut.

13. Nama : Razor

o Berbahan dasar besi

o Untuk menipiskan rambut

o Untuk membuang bulu-bulu di sekitar wajah pria, seperti

jambang, kumis dan jenggot

o Untuk memberikan kesan rambut lembut yang tampak tipis

dan lurus

24

o Untuk menambahkan tekstur dan membentuk rambut

menjadi gaya berlapis halus

o Razor-cutting dapat digunakan sebagai suatu teknik untuk

benar-benar membuat potongan rambut, atau hanya sebagai

suatu teknik untuk menambah kelembutan dan tekstur

untuk gunting-potong rambut.

14. Nama : Clipper

o Berbahan dasar besi

o Untuk menipiskan rambut

o Untuk membentuk rambut umumnya digunakan pada pria

Ukuran sepatu :

o #4 - 12mm / 1/2"

o #3 - 9mm / 3/8"

o #2 - 7mm / 1/4"

o #1 - 3mm / 1/8"

15. Nama : water sprayer

o Merupakan wadah air dengan berbahan dasar plastik

o Untuk wadah air, digunakan untuk membasahi rambut yang

kering sebelum pemangkasan

16. Nama : Sikat rambut

o Sisir dengan berbahan dasar plastik, mempunyai bulu-bulu

sintetis

o Untuk menyisir rambut saat pencucian

o Untuk menyisir rambut yang sangat kusut, seperti bekas

sasakan atau hairspray

25

17. Nama : Sisir leher

o Sisir dengan berbahan dasar kayu, mempunyai bulu-bulu

sintetis

o Untuk membersihkan badan dari sisa rambut yang ada pada

dada dan punggung klien

18. Nama : Hair dryer

o Alat yang terbuat dari besi, bertali, mempunyai baling-

baling di belakang, mempunyai moncong untuk

mengeluarkan angin yang dingin maupun panas.

o Untuk mengeringkan rambut setelah proses pemangkasan

selesai, digunakan bersama sisir berekor tulang dan sisir

blow

5. Manfaat Pangkas Rambut Bagi Kesehatan

Karena memotong rambut secara teratur dapat membuat lapisan

rambut tetap kuat, sehat dan mencegah terjadinya ujung rambut

bercabang. Namun pada saat tertentu, sebagian dari akar rambut (sekitar

15 persen atau lebih) akan mengalami pertumbuhan hiatus (kosong).

Jika rambut mengalami pertumbuhan kosong lama-kelamaan akan

rontok. Diperkirakan ada waktu sekitar tiga bulan, tidak ada aktivitas di

dalam folikel (kantong rambut). Ini berarti pada waktu-waktu tertentu

tidak ada pertumbuhan rambut di dalam kulit kepala. Dengan rajin

memotong rambut tiap 2 bulan maka pertumbuhan rambut bisa tetap

dijaga. Sementara setiap hari seseorang pasti kehilangan rambutnya,

baik karena proses yang normal atau karena adanya kerusakan. Rata-

26

rata normal, orang akan kehilangan sebanyak 50 sampai 100 helai

rambut setiap harinya.

Rambut yang tidak pernah dipotong, seperti dikutip dari

Howstuffworks bisa dapat terus tumbuh rata-rata 2-6 tahun tergantung

dari karakteristik rambutnya. Jika sudah lebih dari 6 tahun maka rambut

tersebut tidak akan tumbuh lagi atau mati. Rekomendasi rajin potong

rambut 1,5-2 bulan juga cocok buat rambut yang sering di blow dry,

diwarnai atau terlalu sering terkena matahari. Rambut yang dipotong

tidak perlu banyak, cukup hanya seperempat inci (0,6 sampai 1 cm) saja

ini berguna untuk mencegah kerusakan rambut. Rambut juga bisa

terhenti pertumbuhannya karena beberapa faktor, antara lain kehamilan,

menyusui, malnutrisi atau ketidakseimbangan hormon.

Cara terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan rambut selain

rajin memotong ujung rambut adalah dengan mengonsumsi makanan

yang kaya protein, seperti daging, telur, kedelai dan kacang-kacangan

yang dikemas dengan protein untuk membangun sel yang kuat di

seluruh tubuh. Suplemen seperti vitamin E dan D juga dapat

mempromosikan pembelahan sel rambut yang sehat dan bisa

mempercepat proses pertumbuhan rambut secara keseluruhan. Rambut

terdiri dari tiga lapisan. Lapisan atas adalah lapisan asam amino yang

kuat, pada tahap ini dikenal sebagai kutikula. Lapisan menengah juga

terbuat dari protein, yaitu kerak. Dan lapisan terakhir yang tidak

terdapat pada rambut pirang atau tipis, yaitu lapisan yang disebut

medulla. Hampir 91 persen bagian rambut adalah protein dan dibangun

tangguh dengan komposisi asam amino. Memotong rambut secara

27

teratur dapat membuat lapisan rambut tetap kuat dan mencegah

terjadinya ujung rambut bercabang.

6. Definisi Refleksi

Refleksi adalah teknik penyembuhan alternatif untuk

mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi, dan mempromosikan

fungsi alami dari tubuh melalui penerapan tekanan pada berbagai titik-

titik tertentu di kaki - tangan dan bagian bagian tubuh

lainnya.Refleksologi adalah cara pengobatan dengan merangsang

berbagai daerah refleks (atau zona atau mikrosistem) di kaki, tangan,

dan telinga yang ada hubungannya dengan (atau mewakili) berbagai

kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya. Terapi itu dipercaya dapat

memperkuat fungsi sistem limfatik yang mengusir racun dan zat

berbahaya lain dari tubuh, sekaligus mengembalikan keseimbangan

kimiawi tubuh dan meningkatkan imunitas.

Refleksologi juga dapat memperbaiki keseimbangan potensi

elektrikal dari berbagai bagian tubuh dengan memperbaiki kondisi zona

yang berhubungan. Pengobatan refleksologi diyakini bekerja seperti

halnya akupuntur, akupresur, dan shiatsu untuk mengembalikan

keselarasan aliran energi vital (ki atau chi) sepanjang meridian. Tubuh

manusia secara alami mempercepat proses penyembuhan ketika

menerima gangguan pada keseimbangannya, dan refleksologi

mempercepat pemulihan tersebut.Banyak praktisi refleksologi

berpendapat ada deposit kristal yang menumpuk dan menghambat jalan

28

pada ujung-ujung saraf. Refleksologi membantu membuka hambatan

tersebut sehingga transmisi impuls berjalan lancar kembali.

C. FASILITAS BESARAN RUANG

Ruangan-ruangan yang akan dipakai pada perencanaan ini adalah :

1. Area Pangkas Rambut

Untuk standar perancangan Barbershop akan menggunakan standar

ergonomic dari penataan ruang maupun penentuan ukuran furniture

sesuai dengan literature standar perancangan Interior Barbershop.

Berikut ini beberapa acuan yang dipakai dalam proyek perancangan

Barbershop and Refleksi. Perancangan Beauty salon Layout &

Equipment. Menunjukan bagaimana menata Layout salon. Dalam

hal ini yang akan dijadikan acuan hanya pada area penataan rambut

saja. (Interior Graphic and Design Standadard. page: 478-479)

Commercial Retail Shop: Jewelry, Barber, Tailor and Cleaneer.

Pada Buku ini lebih mendetail lagi adalah untuk ukuran standar

hydraulic chair pada area penataan rambut pada barbershop, Jarak

antara kursi-kursinya dan juga penataan cabinetnya. (Time-Saver

Standards for Building Types 2nd

Edition. page: 743)

Pemecahan problem perbedaan postur tubuh Penata rambut ataupun

pelanggan, Kebutuhan ruang gerk, standar antropometri dan

ergonomi pada

penataan layout Tata Rambut. (Dimensi Manusia dan Ruang

Interior-Ruang Niaga- Tata Rambut. Halaman:211)

29

2. Ruang Refleksi

Refleksi adalah teknik penyembuhan alternatif untuk

mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi, dan

mempromosikan fungsi alami dari tubuh melalui penerapan tekanan

pada berbagai titik-titik tertentu di kaki - tangan dan bagian bagian

tubuh lainnya.Refleksologi adalah cara pengobatan dengan

merangsang berbagai daerah refleks (atau zona atau mikrosistem) di

kaki, tangan, dan telinga yang ada hubungannya dengan (atau

mewakili) berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya.

Terapi itu dipercaya dapat memperkuat fungsi sistem limfatik yang

mengusir racun dan zat berbahaya lain dari tubuh, sekaligus

mengembalikan keseimbangan kimiawi tubuh dan meningkatkan

imunitas.

Refleksologi juga dapat memperbaiki keseimbangan potensi

elektrikal dari berbagai bagian tubuh dengan memperbaiki kondisi

zona yang berhubungan. Pengobatan refleksologi diyakini bekerja

seperti halnya akupuntur, akupresur, dan shiatsu untuk

mengembalikan keselarasan aliran energi vital (ki atau chi)

sepanjang meridian. Tubuh manusia secara alami mempercepat

proses penyembuhan ketika menerima gangguan pada

keseimbangannya, dan refleksologi mempercepat pemulihan

tersebut.Banyak praktisi refleksologi berpendapat ada deposit kristal

yang menumpuk dan menghambat jalan pada ujung-ujung saraf.

30

Refleksologi membantu membuka hambatan tersebut sehingga

transmisi impuls berjalan lancar kembali.

3. Cafe

Kata “café” secara etimologi berasal dari kata “khave”

dalam bahasa Turki, yang sama halnya “coffe” dalam bahasa Inggris

atau “kopi” dalam bahasa Indonesia. Café dalam Kamus Besar

Indonesia diartikan sebagai tempat minum kopi yang pengunjungnya

dihibur dengan sajian musik dan juga diartikan sebagai tempat

makan dan minum (Jakarta-Jakarta 11 Mei 1996).

Sedangkan menurut Marsum. W. A dalam bukunya Restoran

dan Pemahamannya, Café yaitu suatu restoran kecil yang

mengutamakan penjualan cakes (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi,

dan teh. Pilihan makan yang terbatas dan tidak menjual minuman

beralkohol.

Café adalah usaha di bidang makanan yang dikelola secara

komersial yang menawarkan makanan/makanan kecil serta minuman

kepada para tamu dengan pelayanan dalam suasana yang tidak

formal, tanpa diikuti aturan service yang berlaku ( Sugiarta, 1996:

93).

Dimensi Ruang Gerak

31

Ket : Gambar Standar konter makan

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 222)

Gambar Standar jarak bersih antar kursi (stool) Tempat makan

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 223)

Gambar 2.14 Jarak bersih untuk pelayanan pramusaji dan sirkulasi pada

tempat makan

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 228)

a. Sistem Pelayanan

Table Service

Konsumen langsung memesan makanan pada

waiters, setelah waiters menghidangkan dan konsumen

32

tersebut menikmati hidangan tersebut, konsumen langsung

membayar sendiri pada cashier atau melalui waiters.

Counter Service

Pelaksana counter service pada counter bar, dimana

konsumen menikmati hidangan langsung dihadapan counter.

Tray Service

Penyajian makanan dan minuman dengan

menggunakan nampan/baki, dimana konsumen memesan

langsung kepada pelayan di counter, dan pelayan menyajikan

langsung pesanannya.

b. Jenis Menu Menurut Waktu Penyajian

Ala Carter Menu

Daftar hidangan terdiridari berbagai pilihan makanan

dengan harga masing-masing. Makanan yang dipilih

disajikan ke meja sesuai dengan urutan penyajian.

Table D’hote menu/Set Menu

Daftar hidangan yang terdiri dari satu paket makanan

dengan harga keseluruhan, disajikan satu demi satu.

Blue Plate Menu

Daftar hidangan terdiri dari satu paket makanan

dengan pilihan soft drink. Harga keseluruhan, semua

disajikan di atas meja tamu.

Buffet Menu

33

Daftar beberapa paket untuk dipilih. Makanan

disajikan di atas meja panjang yang didesain semenarik

mungkin, pengunjung tinggal memilih sendiri hidangan yang

akan dinikmati sesuai dengan selera masing-masing.

(Soekrisno, 1996:70-71)

4. Store

Store adalah suatu tempat jual beli suatu barang dimana

menjual barang-barang kusus untuk mendukung suatu bangunan

dengan luas area yang tidak terlalu besar. Oleh karena itu dengan

keterbatasan lahan biasanya retail shop memilki desain interior yang

ergonomis supaya para pengunjung lebih nyaman dan dapat

melakukan aktifitas belanja dengan mudah.

Gambar Besaran ruang sesuai ergonomi retail shop

(Sumber : Human dimention hal 205)

a. Sistem Pela yanan

1. Self Service

Adalah sistem pelayanan dimana pengunjung bebas

memilih dan mengambil produk yang mereka inginkan,

kemudian membawanya ke kasir untuk pembayaran.

34

2. Self Selection (Swa Seleksi)

Adalah jenis sitem pelayanan dimana pengunjung

juga dapat memilih dan mengambil produk yang mereka

inginkan, kemudian dengan dibantu oleh pramuniaga,

produk dibawa ke bagian kasir untuk pemabayaran.

3. Personal

Adalah jenis sitem pelayanan tertutup dimana segala

bentuk pembelian dilayani oleh pramuniaga, baik dalam

pemilihan maupun pengambilan produk. Dalam sistem ini,

dari proses pemilihan, pengambilan sampai dengan

pembayaran semua dilayani pramuniaga sepenuhnya.

b. Sistem Display

1. Serambi Pamer

Untuk menarik perhatian, pada Area Penjualan

biasanya dilengkapi dengan serambi pamer. Pemilihan

barang yang dipajang dengan mempertimbangkan musim

atau gaya. Suatu serambi pamer dapat memberikan kesan

yang efektif, kesan tersebut tentu saja berhubungan dengan

berbagai ide dan harga.

2. Display Interior

Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander

mengelompokkan display interior menjadi :

a. Merchandise Display, meliputi :

Open Display

35

Merupakan bentuk display yang memberikan

kemungkinan pada pembeli untuk mengamati barang

dagangan tanpa bantuan pelayan toko.

Closed Display

Berisi barang dagangan yang diperlihatkan dalam

almari dinding (wall case). Keuntungan utamnya adalah

terjaganya barang dagangan dari pencurian dan menjaga

kondidi siap jual.

Architectural Display

Display ini memerlukan ketepatan penyusunan guna

menunjukkan bermacam-macam barang dagangan sesuai

dengan bangunan, seperti model bangunan perumahan,

dapur, kamar mandi secara menyeluruh. Keuntungan

utamanya adalah dapat memberikan gambaran yang utuh

dan nyata lewat peragaan dalam display ini.

b. Vendor Display

Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan

tempat penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak

pajang.

c. Store Sign and Decorations

Istilah Store Sign meliputi tanda pembayaran, kartu

hadiah/harga, hiasan tergantung, poster, bendera, spanduk

dan alat serupa. ( Delbert J. Duncan & Stanley D Hollander,

1977 : 468 ).

36

c. Perlengkapan Display

Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa

etalase dan showroom.

Macam-macam Etalase :

1. Etalase Sistem Terbuka.

Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan ruang

pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan

interior ruang dalamnya. Penataan display tidak ada

penghalang kasat mata dan arah pandangan kurang terfokus.

2. Etalase Sistem tertutup

Etalase mempunyai pembatas antara ruang display dengan

ruang pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan

mempunyai pandangan visual lebih terfokus.

3. Etalase Khusus

a. Etalase Sudut

Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di

persimpangan jalan dan posisinya tepat di sudut.

b. Etalase Atas

Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan

bertingkat. Etalase ini berfungsi sebagai papan reklame.

c. Benam

Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih rendah

daripada lantai disekitarnya.

37

d. Etalase bertingkat

Etalase penggabungan antara etalase atas dan etalase benam

dan lebih lagi dengan sistem etalase terbuka. Sudut pandang

kurang sesuai dengan sudut pandang pengamat.

e. Etalase Arcade

Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan yang

memanjang ke belakang dengan bagian muka yang sempit,

sehingga ada ruang yang kurang efisien.

d. Prinsip Desain Sarana Penjualan

Desain sarana penjualan harus disederhanakan dan tak

dipaksakan. Maksudnya adalah dalam mendisplay materi, jika

perlengkapannya lebih menarik perhatian ini akan mengurangi

daya tarik materi koleksi dan melemahkan penjualan. (William

P. Spence, 1979 : 412)

Sistem display pada ruang pamer menyangkut beberapa hal,

diantaranya:

1. Faktor Penglihatan

Penampilan materi selain dipengaruhi faktor teknis, juga

dipengaruhi faktor penglihatan yaitu mudah tidaknya materi

dapat dilihat/dinikmati. Hal ini dipengaruhi oleh :

a. Ukuran barang detail krisisnya

b. Kontras benda-benda dengan latar belakangnya dan

kontras sekitarnya

c. Penerangan dan kecerahan benda tersebut.

d. Warna cahaya yang menerangi benda tersebut

38

e. Waktu saat melihat. (Ahmad Natahamijaya, 1979:24)

2. Sistem Penyajian Materi Koleksi dan Penjualan

Pengelompokan benda-benda menurut jenis dan bentuknya

dapat mempermudah pemilihan sistem penyimpanan yang

sesuai. Kelompok yang ada misalnya : foto/lukisan,

film/video kaset dan lain-lain. Berapa banyak yang perlu

untuk setiap kelompok tergantung dari jumlah benda yang

ada atau yang akan ada.

D. ELEMEN PEMBENUK RUANG

Dalam setiap pembahasan desain interior tidak lepas dari pengertian

tentang ruang. Adapun yang dimaksud ruang adalah ”Suatu wadah dari

objek-objek yang adanya dirasakan secara subjektf dapat dibatasi oleh

elemen-elemen buatan sepeti garis, bidang, dan lain-lain maupun elemen

alam” (Pamudji Suptandar, 1982, hal. 34).

Yang termasuk unsur pembentuk ruang antara lain adalah:

1. Lay-out

Perencanaan, kantor pusat ditentukan oleh lay out atau tata

letak furniture, dalam hal ini penataan meja kursi makan. Dalam

pengaturannya berhubungan dengan sirkulasi kegiaan dalam ruang,

dan tergantung pada sifat pelayanannya. Hal ini ditegaskan oleh

Pamudji Suptandar bahwa:

Desain yang baik tergantung pada perancanaan sistim

pengaturan perlengkapan yang secara seksama, proses dapat

dijalankan tanpa sedikit gangguan, mengurangi sirkulasi silang,

39

layanan terpendek dan perpaduan kegiatan se-erat mungkin, dan

penyusunan furniture dalam suatu ruang akan menimbulkan

berbagai aspek yang berhubungan dengan aktifitas, fungsi maupun

segi-segi visual. Semua ini harus diperhatikan dalam kaitannya

antara aspek yang satu dengan aspek yang lain yang semuanya

ditujukan untuk kebutuhan dan kenyamanan ruang gerak manusia.

(J. Pamuji Suptandar. 1982, hal. 53, 88)

2. Lantai

Lantai merupakan bagian bangunan yang berhubungan

langsung dengan beban, baik beban mati, bergerak dan gesek.

Karakter lantau harus mempunyai daya tahan yang kuay dalam

mendukung beban-beban yang datang dari segala perabotan,

aktivitas manusia dalam ruang dan lain-lain. Selain itu lantai harus

bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun,1994; hal.6)

Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban yang

datang dari benda-benda, seperti perabot rumah tangga, manusia

dengan segala aktivitasnya dan kerangka itu harus mampu dan kuat

memikul beban mati atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain

yang menumpanginya (Y.B. Mangun Wijaya, 1988, hal 329)

Persyaratan lantai :

1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya

2) Mudah dibersihkan

3) Kedap suara

4) Tahan terhadap kelembapan

40

5) Memberikan rasa angat pada kaki dan sebagainya

Berdasarkan karakteristiknya lantai terbagi menjadi empat, yaitu :

1) Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet.

Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan

bunyi sebagai berikut :

- Jenis serat, praktis tidak mempengaruhi pada

penyerapan bunyi.

- Pada kondisi yang sama tumpukan potongan (cut

piles) membeikan penyerapan yang lebih banyak

di bandingkan dengan tumpukan lembaran (loop

piles).

- Semakain berat dan tinggi tumpukan maka

penyerapan bunyi akan bertambah.

- Makin kedap lapisan penunjang (backing), makin

tinggi penyerapan bunyi.

2) Lantai semi keras, terdiri dari lapisan lantai vinyl, aspal dan cor.

3) lantai keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam yang

dipakai sebagai bahan lantai.

4) Lantai kayu (parquet), terdiri dari berbagai jenis dan motif bahan

lantai yang terbuat dari kayu.

3. Dinding

Dinding merupakan bidang nyata yang membatasi suatu

ruang atau pembatas kegiatan yang mempunyai jenis berbeda.

Dinding adalah penahan beban yang menyangga lantai dan atap,

41

sehingga struktur kekuatan dinding sebagai penahan beban harus

diperhatikan (John F. Pile, 1995, hal.222).

Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah

keindahan ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest”

dari ruang dinding samping memberi atau menambah keindahan

ruang. Dinding juga dapat merusak suasana ruang, yaitu apabila

dalam perencanaannya sangat dipaksakan, terutama dikarenakan

bahwa dinding tersebut telah ada sebelumnya. Ini terjadi pada

renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding berfungsi struktural. (

Pamudji Suptandar, 1999 : 147 )

4. Langit-langit (ceiling)

Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari

kata ”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang

penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat

dikatakan : ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak

di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai

pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai

pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya. Dengan

jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen

penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap

bangunan. (Pamudji Suptandar, 1999 : 161)

Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup

bagian atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang,

berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC,

42

sprinkler head, audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau

akustik (John F. Pile, 1995, hal. 250).

E. ORGANISASI RUANG

1. Pola Sirkulasi Ruang

Sistem sirkulasi ruang terdapat lima macam, yaitu :

a. Sirkulasi Linier

Merupakan alur sirkulasi yang lurus,

namun dapat melengkung atau terdiri

dari segmen-segmen, memotong jalan

lain, bercabang atau membentuk kisaran

(loop). Dicirikan dengan garis-garis

gerakan yang sinambung pada satu arah

atau lebih.

b. Sirkulasi Grid

Mempunyai karakteristik yang dapat

memungkinkan gerakan bebas dalam

banyak arah yang berbeda-beda.

Terdiri atas dua set jalur sejajar yang

berpotongan.

c. Sirkulasi Radial

Sirkulasi ini melibatkan konvergensi

pada suatu titik pusat yang fungsional

dan memudahkan pencapaian

43

sepanjang titik-titik tersebut yang

merupakan tujuan bagi pengunjung.

d. Sirkulasi Organik

Sirkulasi paling peka terhadap kondisi

tapak, kadang-kadang dengan

mengorbankan fungsi atau logic dari

sistem tersebut dan penafsiran yang

mudah terhadapnya oleh pengguna.

e. Sirkulasi Network

Suatu bentuk jaringan yang terdiri

dari beberapa jalan yang

menghubungkan titik tertentu dalam

ruangan.

2. Pola Organisasi Ruang

Menurut Francis D.K Ching ada lima macam perorganisasian ruang,

yaitu:

a. Organisasi terpusat

Merupakan komposisi terpusat yang dikelompokkan mengelilingi

sebuah ruang pusat yang besar dan dominan. Organisasi terpusat

bersifat stabil.

1) Kelebihannya adalah:

Memiliki pusat kegiatan atau orientasi dengan

efisiensi dan efektivitas yang tinggi.

44

Menciptakan kofigurasi keseluruhan ruang yang

secara geometris teratur dan simetris terhadap dua

sumbu atau lebih.

2) Kelemahannya adalah:

Karena bentuknya teratur harus cukup ruang untuk

mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di

sekitarnya.

b. Organisasi linier

Organisasi linier terdiri dari sederetan ruang yang berhubungan

langsung satu sama lain atau dihubungkan melalui ruang linier

yang berbeda dan terpisah.

Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang

berulang mirip dalam hal ukuran, bentuk dan fungsinya.

1). Kelebihannya adalah dapat bertukar fungsi sebagai

penunjuk arah sekaligus menggambarkan gerak

pemekaran dan pertumbuhan karena karakternya yang

memanjang.

2). Kelemahannya adalah bentuk ruangnya kurang variatif

tapi dapat memaksimalkan pencapaian ukuran luas.

c. Organisasi radial

45

Organisasi jenis radial memadukan unsur-unsur organisasi

terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat

yang dominan, dimana sejumlah organisasi-organisasi linier

berkembang seperti bentuk jari-jarinya.

Organisasi radial adalah sebuah bentuk ekstrovert yang

mengembang ke luar ruang lingkupnya. Dengan lengan-lengan

liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya

pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan lainnya.

1). Kelebihannya adalah mudah menyesuaikan kondisi

lingkungan.

2). Kelemahannya adalah membutuhkan banyak ruang.

d. Organisasi cluster

Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan

peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang

terhadap ruang lainnya.

Sering kali penghubungnya terdiri dari sel-sel ruang yang

berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki

persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi. Suatu

organisasi cluster dapat juga menerima ruang-ruang yang

berlainan ukuran, bentuk, dan fungsinya tetapi berhubungan satu

dengan yang lain berdasarkan penempatan dan ukuran visual

seperti simetri atau menurut sumbu.

1). Kelebihannya adalah:

46

Organisasi cluster dapat menerima ruang yang

berlainan ukuran bentuk dan fungsinya tetapi

berhubungan satu sama lainnya berdasarkan

penempatan dan ukuran visual seperti semetri atau

menurut sumbunya.

Bentuknya luwes dapat menyesuaikan perubahan dan

pertumbuhan langsung tanpa mempengaruhi

karakternya, karena polanya tidak berasal dari

konsep geometri yang kaku.

2). Kelemahannya adalah tidak adanya tempat utama yang

terkandung di dalam pola organisasi cluster signifikasi

sebuah ruang harus ditegaskan pada ukuran, bentuk atau

orientasi di dalam polanya.

e. Organisasi grid

Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang

dimana posi-posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang

diatur oleh pola grid tiga dimensi atau dengan bidang.

Suatu grid dibentuk dengan menetapkan sebuah pola teratur dari

titik-titik yang menentukan pamer-pamer dari dua pasang garis

sejajar. Suatu organisasi grid dapat memiliki hubungan bersama,

walaupun berbeda dalam ukuran, bentuk atau fungsi.

1). Kelebihannya adalah :

Organisasi grid ini dapat memiliki hubungan bersama

walau berbeda dalam hal ukuran, bentuk, fungsi.

47

Suatu grid dapat juga mengalami perubahan bentuk

yang lain dengan cara pengurangan, penambahan

kepadatan atau dibuat berlapis dan identitasnya

sebagai sebuah grid tetap dipertahankan oleh

kemampuan mengorganisir ruang.

2). Kelemahannya adalah dalam aspek bentuk, posisi,

hubungan antar ruang semua diatur oleh pola grid tiga

dimensi atau bidang sehingga sifatnya tidak fleksibel.

Pusat Barbershop & Refkelsi ini memakai pola sirkulasi

ruang radial, karena letaknya yang terpisah-pisah antara ruang yang

satu dengan yang lain dan menyebar serta efektivitas kegiatan yang

tinggi sehingga dipilih pola sirkulasi ini agar Pusat Barbershop &

Refkelsi ini juga tetap memiliki pola yang terarah dan aktivitas yang

ada di dalamnya dapat berjalan dengan baik tanpa mengganggu

aktivitas lainnya.

F. WARNA

a. Warna

Pemilihan warna perlu mendapatkan perhatian karena

dengan warna mampu menciptakan suasana dan karakter ruang.

Warna dalam kaitannya dengan suatu desain adalah sebagi suatu

elemen yang dapat diapresiasikan dan mampu memberikan kesan

yang diinginkan dan juga memiliki efek psikologi, mampu

menimbulkan dorongan atau suatu reaksi terhadap lingkungannya

(Neti S, 2005 ; 72). Warna dapat berpengaruh terhadap psikologi

dan perasaan manusia sebagai analisa warna berikut ini :

48

Warna Analisa Warna

Merah Semangat, panas,

menggairahkan, keintiman, rasa

keingintahuan, karakter energik,

kaya gagasan dan optimis

Biru Ketenangan, kedamaian,

istirahat, sejuk , stabil dalam

menghadapi tugas-tugas rutin.

Hijau Kesegaran, kesejukkan,

ketenangan, mewakili warna

alam dan menentramkan emosi

Orange Kuat dan dominan, kemewahan,

kesehatan, membangkitkan

semangat, menimbulkan

gejolak emosi, bercahaya dan

menggigitkan aktivitas kerja.

coklat Hening, tenang mewakili warna

(kayu dan tanah),

menentramkan, aman stabil.

Hitam Misteri, despresi, abstrak, berat,

kesan sempit, sebagai kontras

pada ruang yang di dominasi

49

warna putih.

Abu-abu Hening tenang, penetralistik

suasana

Putih Kepolosan, kebersihan,

keagungan , terang, anggun,

bersahaja, luas dan membantu

konsentrasi

Kuning Ceria, cerah, semangat, senang,

hangat , temperamental,

menarik perhatian, lecerdikan,

kaya ide dan sumber kekuatan.

Sebagai penghangat suasana

pada ruang-ruang suram karena

kurang perncahayaan.

Tabel II. 1

(Analisa Warna, Sumber : Lou Mitchel, 1996; 15)

Sedangkan untuk kesan warna pada elemen-elemen dalam interior,

sebagai berikut :

warna Analisa warna pada elemen interior

Merah Plafon : menekan , berat , memaksa

Dinding : agresif dan menarik

Lantai : tajam

50

Merah muda Plafon : lembut, intim, nyaman

Dinding : agresif, lemah, pasif

Lantai : terlalu lembut

Cokelat Plafon : menyesakkan, berat

Dinding L aman, menyakitkan

Lantai : kokoh, stabil

Jingga Plafon : menggirahkan, menarik

perhatian

Dinding: hangat bercahaya

Lantai : aktif, orientasi gerakan

Kuning Plafon : terang, bercahaya,

menggairahkan

Dinding : hangat (mengarahkan ke

orange), mengganggu (terlalu terang)

Lantai : meninggikan, mengasikkan

HIjau Plafon : protektif

Dinding : dingin, aman, lembut, pasif

Lantai : alami, lembut, relaks, dingin

Biru Plafon : meninggikan, dingin, nyata

(terang), berat menyesakkan

Dinding : dingin dan jauh (terang),

mendorong dan mengecilkan (gelap)

Lantai : kemudahan pergerakkan

(terang), kuat (gelap)

Abu-abu Plafon : membayangi

Dinding : netral hampir membosankan

51

Lantai : netral

Putih Plafon : kosong

Dinding : netral, kosong, steril, tidak

bertenaga,

Lantai : menghalangi

HItam Plafon : menyesakkan

Dinding : tidak menyenangkan,

menggelapkan,

Lantai : maya, abstrak

Tabel II. 2

(Analisa Warna Pada Elemen Interior,)

(Sumber: Fark Mahnke, 1975 : 11)

G. INTERIOR SYSTEM

a. Pencahayaan

Pencahayaan adalah merupakan salah satu unsur penting

yang harus di perhitungkan dalam suatuperancangan interior.

Cahaya didefinisikan sebagai pancaran energy yang dapat dievaluasi

secara visual. Secara sederhana cahaya adalah bentuk energy yang

memungkinkan makhluk hidup dapat mengenali sekelilingmu

dengan mata. (Muhaimin, 2001; 2)

1) Pada desain interior Barbershop dan Refleksi menggunakan dua

sistem pencahayaan yaitu :

52

Sistem pencahayaaan Alami

Sistem ini bersumber pada sinar matahari. Dalam

penggunaan system ini, perlu diperhatikan keadaan

iklim, arah jatuhnya sinar matahari sepanjang tahun

(Nelson T, 2004; 157). Penggunaan system ini dapat

digunakan pada ruang-ruang yang tidak memerlukan

efek cahaya khusus.

Sistem Pencahayaan Buatan

Sistem pencahayaan ini berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan kenyamanan visual, pembentuk

suasana dan penunjang kualitas visual (Nelson T, 2000;

157).

Pada sistem ini perlu diperhatikan ketidak nyamanan bagi

pengguna antara lain:

- Tidak menyebabkan keletihan pada mata

- Tidak banyak membuang-buang sinar dengan percuma

(efisien) dan sesuai kebutuhan

- Sesuai dengan ruang tersebut dan suasana yang akan

diciptakan

Untuk perhitungan instalasi penerangan suasana ruangan

perlu diperhatikan pula refleksi pencahayaan dari langit-langit

dinding, mebel, lantai. Untuk keharmonisan ruangan dianjurkan

faktor refleksi lantai minimum 15 % langit-langit 60% dan

53

dinding 30% serta mebel minimum 20% (Christina D, -dkk,

1991; 3)

2) Dalam merencanakan instalasi pencahayaan Barbershop dan

Refleksi perlu dipertimbangkan antara lain :

- Kuantitas atau jumlah cahaya pada permukaan tertentu

(Lighting Level) atau tingkat penerangan.

- Distribusi kepadatan cahaya (Iluminasi Distribution).

- Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan mata

(Limitation of Glare)

- Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan (lighting

Directionality and Shadow).

- Warna cahaya dan refleksi warna (Light Colour And

Colour Rendering).

- Kondisi iklim ruangan (Sumber : Christian D, dkk, 1991 ;

hal 1)

b. Penghawaan

Adapun jenis-jenis system penghawaan buatan yang

dipergunakan dalam Pusat Barbershop & Refkelsi serta pada ruang

Potong adalah :

1) AC Central

Sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu

titik atau tempat dan di distribusikan secara terpusat ke

seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan

ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran

udara / ducting AC.

54

2) AC Split

Kapasitas daerah pelayanannya kecil tetapi lebih

besar dari AC Window dan penempatannya pada dinding

bagian dalam ruang biasanya digunakan pada ruang –

ruang kelas, ruang studio , ruang pengelola

3) Exhoust fan

Bekerja dengan cara mengeluarkan udara yang tidak

diinginkan dalam ruangan seperti udara panas dan bau.

c. Akustik

Pengkodisian suara bertujuan mengurangi gangguan bunyi

yang ditimbukan oleh suara baik dari dalam maupun dari luar area

bangunan. Dalam hal ini Barbershop dan Refleksi menggunakan

cara alami dalam meminimalisir adanya kebisingan suara, yakni

dengan adanya vegetasi buatan berupa taman-taman landscape,

kolam-kolam air dan juga penggunaan bahan material yang dapat

menyerap suara seperti kayu.

Site plan dari Pusat Barbershop & Refkelsi ini juga sudah

sangat mendukung ketenangan dan kenyamanan bagi para

pengunjung, karena selain letaknya dipinggiran perkotaan, jarak

antar bangunan yang ada di area Barbershop dan Refleksi juga

berjauhan, sehingga aktifitas yang terjadi pada tiap bangunan tidak

mengganggu satu sama lainnya.

55

d. Sistem Keamanan dan Sistem Pemadam Kebakaran.

Sistem keamanan yang digunakan pada Barbershop dan

Refleksi adalah system CCTV dan manual. CCTV diletakkan pada

titik tertentu. Sistem manual yang dimaksud disini adalah adanya

security check, live guard dan cafeteria.

Sistem pemadam kebakaran menggunakan system yaitu :

sistem penyelidikan, dengan system peringatan alam sehingga

mempermudah dan mempercepat diketahuinya sumber bahaya

kebakaran yang terdiri 2 jenis, yaitu otomatis berupa smoke dan

thermal detector, manual berupa push button. Sistem

penanggulangan, menggunakan alat-alat penanggulangan yang

berupa fire hydrant.