Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Salindeho (2015) menganalisis perhitungan harga pokok produksi
pada UD. The Sweetets Cookie Manado. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan mengenalkan penentuan harga pokok produksi pada UD
The sweetest cookie. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jenis
data yang digunakan merupakan data kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan pada UD The sweetets cookie menetapkan metode full costing
dalam penetuan harga pokok produksi. Karena menggunakan metode
variabel costing diperoleh harga pokok produksi yang lebih rendah
dibandingkan dengan metode full costing. Perbedaan perhitungan dengan
metode full costing dan metode variabel costing terletak pada perlakuan
biaya overhead pabrik. Metode full costing menggunakan biaya overhead
tetap dan biaya variabel, sedangkan metode variabel costing hanya
menggunakan biaya overhead variabel saja. Oleh karena itu sebaiknya
perusahaan menggunakan metode variable costing dalam menghitung harga
pokok produksi, karena dalam variable costing memperhitungkan semua
biaya yang hanya berkaitan dalam proses produksi. Sedangkan dalam
metode full costing terdapat biaya-biaya overhead pabrik tetap yang tidak
berubah dengan adanya perubahan dalam proses produksi, sehingga hanya
biaya variabel yang dipertimbangkan oleh perusahaan.
8
Maghfirah dan Syam (2016) menganalisis perhitungan harga pokok
produksi dengan penerapan metode full costing pada UMKM Kota Banda
Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan harga pokok
produksi yang diterapkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah Kota
Banda Aceh dengan metode full costing. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif
dan jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif yang disajikan dalam
angka-angka dengan 7 partisipan UMKM yang diteliti. Sumber data yang
digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa harga pokok produksi menggunakan metode full
costing lebih baik dalam menganalisis harga pokok produksi. Disisi lain,
penggunaan metode full costing menunjukkan hasil perhitungan harga
pokok produksi yang lebih akurat yang berakibat pada perolehan harga jual,
sehingga setiap potong tahu akan dijual pada harga yang wajar.
Marwanto dan Cahyo (2011) menganalisis perhitungan variable
costing pada Ukiran Setia Karya Nanda Balikpapan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik dalam satu kali produksi pada Ukiran Setia Karya Nanda
Balikpapan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi,
wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilik
Ukiran Setia Karya Nanda Balikpapan dapat mengidentifikasi lebih lanjut
biaya-biaya dalam proses produksi dan dapat menuntukan laba yang
diinginkan. Perhitungan menggunakan metode variable costing dapat
9
digunakan ketika ada pesanan datang sebagai pertimbangan untuk menerima
atau menolak pesanan tersebut.
B. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Akuntansi Biaya
Witjaksono (2006) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai ilmu
dan seni mencatat, mengakumulasikan, mengukur serta menyajikan
informasi berkenaan dengan biaya dan beban. Sedangkan menurut
Sulastiningsih dan Zukifli (2006) akuntansi biaya merupakan proses
mengidentifikasi, mendifinisikan, mengukur, melaporkan serta
menganalisis berbagai unsur kos produk atau jasa. Akuntansi biaya adalah
aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi,
serta pengambilan keputusan baik yang bersifat rutin maupun yang
bersifat strategik (Carter, 2006).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi
biaya sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan mencatat berbagai
unsur biaya yang terdapat pada suatu produk ataupun jasa. Dengan kata
lain akuntansi biaya (cost accounting) dapat digunakan sebagai alat
penginformasian terkait biaya kepada manajemen untuk memudahkan
kegiatan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi penggunaan sumber
daya sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program perhitungan
biaya di masa yang akan datang.
2. Definisi Biaya
10
Biaya merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu
perusahaan, biaya dapat memengaruhi suatu pendapatan perusahaan dalam
satu periode. Menurut Aliminsyah dan Padji (2003) biaya adalah
penurunan dalam modal (hak kekayaan) pemilik, biasanya melalui
pengeluaran uang aktiva, yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk
menghasilkan pendapatan. Definisi biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang dihitung dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi,
2007).
Hansen dan Mowen (2004) menjelaskan tentang cara
mengklasifikasikan biaya menurut perilakunya. Dalam menilai perilaku
biaya, pertama yang harus dipertimbangkan adalah batasan waktu, dalam
jangka panjang semua biaya adalah biaya variabel sedangkan dalam
jangka pendek paling tidak satu biaya adalah biaya tetap. Kemudian harus
diidentifikasi sumber-sumber daya yang dibutuhkan dan output aktivitas.
Terakhir, harus diukur input dan output dan menentukan pengaruh
perubahan output pada biaya aktivitas.
3. Klasifikasi Biaya
Dalam penyajian informasi tentang biaya pada manajemen, biaya-
biaya digolongkan sesuai dengan informasi yang di perlukan oleh pihak
manajemen. Siregar dkk (2015) menjelaskan bahwa pada dasarnya biaya
dapat diklasifikasikan berdasarkan pada hal – hal berikut ini :
11
a. Berdasarkan hubungan biaya dengan produk.
1) Biaya langsung (Direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang dapat di telusuri ke produk.
2) Biaya tidak langsung (Indirect cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara
langsung ditelusuri ke produk.
b. Berdasarkan hubungan biaya dengan volume kegiatan
1) Biaya variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah dengan perubahan volume
kegiatan.
2) Biaya tetap
Biaya yang jumlah totalnya tidak terpengaruh oleh volume
kegiatan.
3) Biaya campuran
Biaya yang jumlahnya terpengaruh oleh tidak adanya kegiatan
tetapi tidak secara proporsional.
c. Berdasarkan elemen biaya produksi
1) Biaya bahan baku
Besarnya nilai bahan yang akan dimasukkan ke dalam proses
produksi untuk diubah menjadi barang jadi.
2) Biaya tenaga kerja
12
Besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga karyawan
dalam mengerjakan proses produksi.
3) Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya – biaya yang terjadi di pabrik
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
d. Berdasarkan fungsi pokok persediaan
1) Biaya produksi (product cost)
Biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang
jadi.
2) Biaya pemasaran (marketing expense)
Biaya pemasaran meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk
memasarkan produk atau jasa.
3) Biaya administrasi dan umum (general and administrative
expense)
Biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan, menjalankan dan
mengendalikan perusahaan untuk memproduksi barag jadi.
Menurut Mulyadi (2005), mengidentifikasi penggolongan biaya
menurut fungsi pokok terdiri dari tiga, yaitu:
a. Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
13
b. Biaya Pemasaran, yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi,
biaya sampel, dan lain-lain.
c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya-biaya untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran
produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dan lain-
lain.
4. Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Contoh dari biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya bahan
penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja sesuai bagian-bagian baik
langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan proses
produksi, serta biaya depresiasi mesin dan ekuipmen (Mulyadi, 2005).
Menurut Supriyono (2000), biaya produksi meliputi semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka
pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.
Biaya produk adalah jumlah biaya yang dibebankan ke suatu produk
untuk tujuan tertentu, tujuan yang berbeda dapat menghasilkan ukuran
biaya produk yang juga berbeda (Horngren dkk., 2008).
Dari uraian di atas biaya produksi merupakan jumlah biaya yang
dikeluarkan selama produksi dilakukan dalam menghasilkan sebuah
14
produk yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik.
5. Unsur-unsur Biaya Produksi
Kholmi dan Yuningsih (2009) menjelaskan bahwa biaya produksi
adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang maupun
penyediaan jasa. Unsur-unsur dalam biaya produksi antara lain adalah
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
a. Biaya Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung merupakan bahan yang sebagian besar
membentuk produk setengah jadi (barang jadi) atau menjadi bagian
wujud dari suatu produk yang dapat ditelusuri ke produk tersebut.
Bahan baku dapat diidentifikasi ke produk dan merupakan bagian
integral dari produk tersebut.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan atas
tenaga kerja yang mengubah (konversi) bahan baku langsung menjadi
produk setengah jadi (barang jadi) atau menjadikan jasa kepada
pelanggan. Tenaga kerja dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang
sedang diproduksi, pengamatan fisik dapat digunakan dalam
mengukur kuantitas karyawan yang digerakkan dalam memproduksi
suatu produk atau jasa.
15
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan
baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung atau semua biaya
produksi tidak langsung baik yang bersifat variabel maupun tetap.
6. Penentuan Tarif BOP
Menurut Sunarto (2003) basis yang digunakan dalam menetukan
tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
a. Basis Unit Produksi
Metode ini sangat sederhana karena kecenderungan data jumlah
barang yang diproduksi tersedia pada perusahaan. Rumus biaya
overhead pabrik sebagai berikut:
Tarif BOP =
b. Basis Biaya Bahan Baku
Metode ini lebih sesuai digunakan dalam perusahaan, apabila
terdapat hubungan langsung biaya overhead pabrik dengan biaya
bahan baku dan porsi bahan baku dari biaya produksi relatif lebih
besar. Metode ini akan mengalami kesulitan jika perusahaan
memproduksi dengan bahan baku yang bermacam-macam, sehingga
perusahaan menghitung tarif biaya overhead pabrik untuk setiap
bahan yang dibutuhkan. Rumus biaya overhead pabrik sebagai
berikut:
Tarif BOP =
16
c. Basis Upah Langsung
Metode ini digunakan karena upah langsung memilki hubungan
erat dengan biaya overhead pabrik. Metode ini tidak sesuai digunakan
pada kondisi dimana porsi biaya penyusutan relatif tinggi atau pada
perusahaan yang berteknologi tinggi. Rumus biaya overhead pabrik
sebagai berikut:
Tarif BOP =
d. Basis Jam kerja Langsung
Metode ini lebih sesuai digunakan dalam perusahaan, apabila
terdapat hubungan langsung antara jam kerja langsung dengan biaya
overhead pabrik dan catatan jam kerja harus dikumpulkan untuk
mendapat data yang memadai. Rumus biaya overhead pabrik sebagai
berikut:
Tarif BOP =
e. Basis Jam Mesin
Metode ini lebih sesuai digunakan dalam perusahaan, apabila
terdapat hubungan langsung antara jam mesin dengan biaya overhead
pabrik. Metode ini digunakan pada perusahaan atau departemen yang
menggunaka mesin otomatis atau teknologi tinggi secara luas,
sehingga sebagian besar porsi biaya overhead pabrik terdiri dari
penyusutan mesin dan peralatan pabrik. Rumus biaya overhead pabrik
sebagai berikut:
17
Tarif BOP =
7. Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi merupakan harga yang ditetapkan pada
suatu produk setelah proses produksi sebelum dijual. Harga pokok
produksi adalah biaya – biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan
baku menjadi sebuah produk (Mulyadi, 2007). Menurut Firdaus Ahmad
(2012), harga pokok produksi (Manufacturing cost) adalah biaya – biaya
yang secara langsung berhubungan dengan proses produksi yaitu biaya
bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Sedangkan menurut Syam (2010) penentuan harga pokok produksi
merupakan proses pembiayaan biaya produksi ke produk yang
dihasilkan. Cara penentuan harga pokok produksi sangat besar
pengaruhnya terhadap penghasilan neto yang dilaporkan maupun
terhadap asset lancar perusahaan.
Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa harga
pokok produksi adalah proses pembiayaan biaya produksi ke produk
yang dihasilkan untuk memperoleh penghasilan.
8. Manfaat Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2005), secara garis besar manfaat dari
penentuan harga pokok produksi adalah sebagai berikut:
a. Menentukan harga jual produk. Perusahaan yang berproduksi massa
memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang, dengan
demikian biaya produksi dihitung dalam jangka waktu tertentu untuk
18
menghasilakan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam
penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah
satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain dan data
non biaya.
b. Memantau realisasi biaya produksi. Manajemen memerlukan
informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam
pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu akuntansi
biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang
dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah
proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan
yang diperhitungkan sebelumnya.
c. Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu. Untuk mengetahui
apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode
tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi
bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah
dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu.
Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk mengetahui
kotribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan
laba atau rugi.
d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca. Pada saat manajemen dituntut
untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen
harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba
19
rugi. Dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok
persediaan produk jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca
masih dalam proses.
9. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi
Perhitungan harga pokok produksi dapat dilakukan dalam beberapa
metode perhitungan. Terdapat dua metode dalam memperhitungkan
unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi (Mulyadi, 2005).
Metode penentuan harga pokok produk adalah cara memperhitungkan
unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi.
a. Metode Full Costing
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke
dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang
berperilaku variabel maupun tetap ditambah dengan biaya
nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum).
Dengan demikian harga pokok produksi menurut full costing dari
unsur biaya produksi sebagai berikut ini :
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xxx
Harga Pokok Produksi xxx
20
1) Menurut Mulyadi (2009;18) manfaat dari penggunaan Metode
Full Costing yaitu :
a) Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap,
dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di
muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead
yang sesungguhnya.
b) Selisih biaya Overhead pabrik akan timbul apabila biaya
Overhead pabrik yang dibebankan berbeda dengan biaya
Overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
c) Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum
laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih
atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah
harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk
dalam proses maupun produk jadi).
d) Metode ini akan menunda pembebanan biaya Overhead
pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang
bersangkutan dijual.
b. Metode Variable Costing
Variable Costing merupakan metode penentuan harga
pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi
yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produks yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik variabel ditambah dengan biaya
21
nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya
administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya
overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya
administrasi dan umum tetap). Dengan demikian harga pokok
produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur
biaya produksi berikut ini :
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xxx
Harga Pokok Produksi xxx
1) Manfaat perhitungan dengan menggunakan metode variable
costing antara lain:
a) Membantu dalam pengendalian biaya
Dalam metode absorption costing, overhead pabrik
diperhitungkan dalam tarif biaya overhead pabrik tanpa
dibedakan mana yang variabel dan mana yang tetap, dan
kemudian dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh
karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap biaya-
biaya tetap tertentu yang dapat dikendalikan. Dalam metode
variable costing, biaya tetap dipisahkan dalam kelompok
tersendiri dalam laporan laba rugi sehingga manajemen
memperoleh informasi discretionary fixed cost dan
22
committed fixed cost secara terpisah agar dapat dikendalikan
dalam jangka pendek. Menurut Mulyadi (2009) biaya tetap
dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu
discretionary fixed cost dan committed fixed cost.
(a) Discretionary fixed cost adalah biaya yang bersifat tetap
karena ditetapkan oleh manajemen. Biaya ini biasanya
bersifat tetap dalam jangka waktu pendek, misalnnya biaya
iklan yang ditetapkan oleh manajemen sebesar
Rp10.000.000,00 per bulan.
(b) Committed fixed cost adalah biaya yang timbul akibat
kepemilikan atas aset tetap dan atas organisasi pokok
perusahaan. Biaya ini bersifat jangka panjang dan tidak
dapat dikurangi. Contohnya adalah biaya penyusutan aset
tetap dan gaji karyawan. Dalam metode variabel costing,
biaya tetap dipisahkan dalam kelompok tersendiri dalam
laporan laba rugi sehingga manajemen memperoleh
informasi discretionary fixed cost dan committed fixed cost
secara terpisah agar dapat dikendalikan dalam jangka
pendek.
23
b) Membantu pengambilan keputusan jangka pendek.
Jika terjadi perubahan volume kegiatan produksi, biaya
periode menjadi tidak relevan karena tidak berubah
sebanding dengan volume kegiatan produksi. Menurut
absorption costing, penjualan yang terjadi harus bisa
menutupi semua biaya baik yang variabel maupun yang tetap,
sedangkan menurut variable costing penjualan sebaiknya bisa
menutupi biaya yang berubah dalam jangka pendek. Variable
costing membantu manajemen dalam memutuskan penentuan
harga jual produk jangka pendek dan penentuan membeli
atau memproduksi sendiri.
c) Membantu perencanaan laba jangka pendek.
Manajemen memerlukan informasi biaya yang dipisahkan
menurut perilakunya dan menurut perilakunya terhadap
perubahan volume produksi untuk perencanaan laba jangka
pendek. Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah
sehingga yang menjadi pertimbangan bagi manajemen hanya
biaya variabel. Laporan laba rugi metode variable costing
yang memisahkan informasi biaya variabel dan biaya tetap
membantu manajemen untuk merencanakan laba jangka
pendek.
24
10. Metode Penentuan Harga Jual
Harga jual adalah nilai tukar suatu barang atau jasa, yaitu jumlah
uang yang sanggup dibayarkan oleh pembeli kepada penjual untuk suatu
barang tertentu.
a. Penentuan Harga Jual Cost Plus Pricing
Cost plus Pricing atau harga jual barang atau jasa dalam
keadaan normal adalah penentuan harga jual dengan cara
menambah laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang
akan datang untuk memperoleh barang atau jasa. Cost plus Pricing
ditentukan dengan formula sebagai berikut (Mulyadi, 2001 : 348) :
Harga Jual = Taksiran Biaya Penuh + Laba yang Diharapkan.
Perbedaan Full Costing dan Variable Costing adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan Full Costing dan Variable Costing
PENDEKATAN UNSUR BIAYA UNSUR MARK UP
Full Costing Biaya Produksi Ekspektasi laba + Biaya
non Produksi
Variable Costing Biaya Produksi dan non
Produksi yang bersifat
variabel
Ekspektasi laba + Biaya
Produksi + non Produksi
yang bersifat tetap
Total Costing Biaya Produksi + non
Produksi
Ekspektasi laba
Sumber : Mulyadi, 2001.
25
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran tentang perhitungan harga pokok produksi
berdasarkan metode full costing dan variable costing sebagai dasar
penentuan harga jual yaitu :
1. Penentuan objek penelitian yaitu UMKM Tahu Kres KWB.
2. Identifikasi biaya produksi (Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
biaya overhead pabrik).
3. Analisis perhitungan HPP Tahu Kres KWB.
4. Analisis perhitungan HPP Tahu Kres KWB dengan metode full
costing dan variable costing.
5. Analisis perhitungan HPP antara metode perusahaan dengan metode
full costing dan variable costing.
6. Analisis perhitungan harga jual produk berdasarkan perhitungan harga
pokok produksi.