38
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR Dalam bab II ini akan dikemukakan tentang tinjauan studi terdahulu, pengertian sosiolinguistik, variasi bahasa, ragam bahasa, bentuk pemendekan, campur kode, alih kode, interferensi morfologis, kata sapaan, fungsi bahasa, register, pengertian pasar, dan kerangka pikir. Kajian pustaka memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan karakteristik bahasa dan sosiolinguistik. Kerangka pikir yaitu bagan yang memberikan penggambaran secara jelas untuk mengkaji dan memahami penelitian. A. Kajian Pustaka Terdapat beberapa kajian pustaka yang sejenis dan relevan dengan penelitian ini. Beberapa kajian pustaka tersebut dapat diuraikan di bawah ini. Skripsi Sinta Manilasari (2014), Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret yang berjudul “Pemakaian Bahasa Kelompok Penggemar Burung Kicauan di Surakarta Suatu Pendekatan Sosiolinguistik”. Dalam penelitian ini ditemukan adanya karakteristik pemakaian bahasa, yang didalamnya meliputi penggunaan istilah asing, pemanfaatan bentuk singkatan, terdapat hibrida (hibrid word) antara afiks bahasa Indonesia dengan kata dasar asing, gaya bahasa, terdapat peristiwa pemendekan atau kontraksi, pemakaian kata sapaan, terjadi peristiwa campur kode, yang meliputi campur kode berwujud kata, perulangan kata, gabungan kata, dan klausa. Terdapat pula peristiwa alih kode intern atau ke dalam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

  • Upload
    others

  • View
    30

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Dalam bab II ini akan dikemukakan tentang tinjauan studi terdahulu,

pengertian sosiolinguistik, variasi bahasa, ragam bahasa, bentuk pemendekan,

campur kode, alih kode, interferensi morfologis, kata sapaan, fungsi bahasa,

register, pengertian pasar, dan kerangka pikir. Kajian pustaka memaparkan

mengenai penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang

berhubungan dengan karakteristik bahasa dan sosiolinguistik. Kerangka pikir

yaitu bagan yang memberikan penggambaran secara jelas untuk mengkaji dan

memahami penelitian.

A. Kajian Pustaka

Terdapat beberapa kajian pustaka yang sejenis dan relevan dengan

penelitian ini. Beberapa kajian pustaka tersebut dapat diuraikan di bawah ini.

Skripsi Sinta Manilasari (2014), Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret yang berjudul “Pemakaian Bahasa Kelompok

Penggemar Burung Kicauan di Surakarta Suatu Pendekatan Sosiolinguistik”.

Dalam penelitian ini ditemukan adanya karakteristik pemakaian bahasa, yang

didalamnya meliputi penggunaan istilah asing, pemanfaatan bentuk singkatan,

terdapat hibrida (hibrid word) antara afiks bahasa Indonesia dengan kata dasar

asing, gaya bahasa, terdapat peristiwa pemendekan atau kontraksi, pemakaian kata

sapaan, terjadi peristiwa campur kode, yang meliputi campur kode berwujud kata,

perulangan kata, gabungan kata, dan klausa. Terdapat pula peristiwa alih kode

intern atau ke dalam.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

12

Fungsi bahasa digunakan untuk menyampaikan tuturan yang ada di dalam

kelompok penggemar burung kicauan ketika proses jual beli, perlombaan,

perawatan, serta pada saat penangkaran burung kicauan. Fungsi bahasa yang

terdapat dalam penelitian ini berupa.

(a) Peristiwa penangkaran burung kicauan yang di dalamnya, meliputi fungsi

konatif menasihati antarpenangkar burung kicauan, konatif menyarankan

antarpenangkar burung kicauan, konatif meyakinkan, konatif

menawarkan, dan konatif meminta antarpedagang dan penangkar burung

kicauan. Terdapat pula fungsi metalingual mendeskripsikan istilah, fungsi

referensial, yang meliputi referensial memberikan gambaran bentuk,

referensial menilai suara burung kicauan, dan yang terakhir terdapat

fungsi menyimpulkan.

(b) Peristiwa perawatan burung kicauan, yang meliputi fungsi konatif

meminta antarpemilik burung kicauan, fungsi konatif menyuruh

antarpemilik dengan perawat burung kicauan, fungsi konatif

menyarankan antarpemilik burung kicauan. Terdapat fungsi referensial

antar pemilik burung kicauan.

(c) Peristiwa jual beli burung kicauan, yang meliputi fungsi konatif

menyarankan antara penjual dan pembeli, fungsi konatif menawarkan

antara penjual dan pembeli, dan fungsi konatif meminta antara penjual

dan pembeli.

(d) Peristiwa perlombaan burung kicauan, yang meliputi fungsi konatif

menyarankan antara peserta dan juri, fungsi konatif menyarankan

antarpenonton, fungsi konatif memerintah antara pemilik dan burung

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

13

kicauan, fungsi konatif menyuruh memperhatikan antara peserta dengan

juri, fungsi konatif menyuruh membandingkan, dan fungsi meminta

perhatian antara peserta dengan juri. Fungsi referensial, yang meliputi

fungsi referensial menilai kicauan, dan fungsi referensial menilai gaya

burung kicauan. Fungsi emotif, yang meliputi fungsi emotif memuji

burung murai batu, dan fungsi emotif memuji penampilan anis merah.

Register dalam kosakata khusus kelompok penggemar burung kicauan untuk

keperluan berikut.

1. Jenis burung kicauan.

2. Jenis suara burung kicauan, meliputi tembakan, kempyang, ngekek, ngetik,

kristal, dan lain-lain.

3. Fase perkembangan burung kicauan, meliputi trotol, mabung, nyulam,

lolohan, dan lain-lain.

4. Perawatan burung kicauan, meliputi memberi makan, membersihkan,

melatih, dan lain-lain.

5. Perilaku burung kicauan, meliputi nancep, mbagong, nagen, ngriwik,

uther, dan lain-lain.

6. Perlombaan burung kicauan, meliputi kelas utama, kelas madya, double

winner, gantangan, koncer, dan lain-lain.

Skripsi Canggih Atmahardianto (2012), Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret yang berjudul “Register dalam Situs Komunitas

Dunia Maya Kaskus”. Dalam penelitian ini ditemukan adanya karakteristik

penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

14

kaskus, yang didalamnya meliputi (1) pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia;

(2) hibrida (antara afiks bahasa Indonesia dengan kosakata asing; dan (3)

kontraksi atau pemendekan. Dalam penelitian ini juga terdapat bentuk

singkatan yang terdapat beberapa pola singkatan, yaitu (1) singkatan yang

menggunakan huruf awal kapital; (2) bentuk penggalan yang terdiri dari (a)

penggalan suku kata pertama, (b) pengekalan suku terakhir, (c) pengekalan

empat huruf pertama; (3) angka sebagai pengganti kata atau suku kata; (4)

gabungan huruf dan angka. Ditemukan juga pola penelitian akronim berikut: (1)

akronim yang berasal dari huruf awal setiap kata, (2) akronim yang ditulis

dengan huruf kecil.

Dilihat dari bentuknya register dalam kaskus digolongkan menjadi (1)

berdasar satuan lingualnya dibedakan menjadi (a) kata, (b) frasa, dan (c)

kalimat; (2) berdasarkan asal bahasanya dibedakan menjadi (a) register yang

menggunakan bahasa Indonesia, (b) register yang menggunakan bahasa Jawa,

dan (c) register yang menggunakan bahasa Inggris. 2. Kosakata khusus

penanda register dapat digolongkan menjadi (1) menanggapi suatu thread; (2)

panggilan atau sapaan; (3) reputasi; (4) pangkat atau tingkatan; (5) koneksi dan

istilah dalam internet.

Dalam penggunaan gaya bahasa ditemukan gaya bahasa (1) perbandingan

yang dibagi menjadi (a) metafora, (b) personifikasi, dan (c) asosiasi; (2)

pertentangan yang dibagi menjadi (a) paradox dan (b) antithesis; (3) sindiran

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

15

yang dibagi menjadi (a) ironi, (b) sinisme, dan (c) sarkasme.

Skripsi Wilda Meridiyana (2012), Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret yang berjudul “Pemakaian Bahasa dalam Olahraga Futsal”. Dalam

peelitian ini ditemukan karakteristik pemakaian bahasa olahraga futsal,

diantaranya terdapat pemakaian istilah dari bahasa Inggris, pemakaian istilah dari

dialek Jakarta, adanya peristiwa penambahan prefiks, terdapat peristiwa

pemendekan atau kontraksi, metafora, pemanfaatan bentuk-bentuk singkatan,

pemakaian kata sapaan, terjadi peristiwa campur kode yang meliputi campur kode

yang berwujud kata, kelompok kata, kata ulang, dan klausa. Terdapat pula

peristiwa alih kode, yang meliputi alih kode ke dalam dan keluar.

Penggunaan fungsi bahasa yaitu fungsi bahasa yang memaparkan tentang

fungsi bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan bentuk-bentuk tuturan

dengan maksud tertentu sebagai strategi tuturnya. Fungsi bahasa pada penelitian

ini membicarakan teknik permainan futsal, yang meliputi fungsi direktif meminta

antara pemain futsal dan fungsi direktif meminta antara pemain dan pelatih, fungsi

bahasa yang digunakan saat merencanakan permainan futsal, fungsi bahasa yang

digunakan saat memulai permainan futsal, fungsi bahasa yang digunakan saat

memberi instruksi yang meliputi fungsi direktif menyuruh antara pelatih dengan

pemain, fungsi direktif menyarankan antara pelatih dan pemain, fungsi direktif

menjelaskan antara pelatih dan pemain, fungsi direktif menasihati antara pelatih

dan pemain, fungsi memotivasi dan mengkonfirmasi antara pelatih dan pemain,

dan fungsi menyimpulkan. Terdapat pula fungsi bahasa yang digunakan saat

mengevaluasi permainan futsal, yang meliputi fungsi direktif menyarankan

antarpemain futsal, fungsi referensial antarpemain futsal, dan fungsi ekspresif,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

16

yang meliputi ekspresif kekecewaan antarpemain, ekspresif mengeluh

antarpemain, fungsi fatis antara pelatih dan pemain, dan fungsi direktif menasihati

antara pelatih dan pemain.

Penggunaan istilah kosakata penentu register olahraga futsal, yang meliputi

posisi pemain, nama-nama tendangan oleh pemain, aturan permainan, tindakan

pemain, keadaan atau suasana pertandingan, teknik permainan, nama alat-alat dari

lingkungan futsal, dan perangkat futsal (official).

Skripsi Ponco Sulistiyono (2016), Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret yang berjudul “Pemakaian Bahasa dalam Jual Beli Handphone dan

Aksesoris Handphone”. Dalam penelitian ini ditemukan karakteristik penggunaan

bahasa dalam pemakaian bahasa jual beli handphone, penjualan aksesoris

handphone, dan servis handphone di Surakarta ditemukan beberapa ciri khusus

yang digunakan dalam berbagai macam kegiatan. Di antaranya terdapat

pemakaian istilah asing yakni bahasa Inggris, pemanfaatan bentuk singkatan,

akronim, terdapat hibrida antara afiks bahasa Indonesia dengan kata dasar bahasa

asing, terdapat peristiwa pemendekan atau kontraksi, pemakaian kata sapaan,

terdapat peristiwa campur kode yang berwujud kata, frasa, dan klausa. Dalam

analisis karakteristik pemakaian bahasa jual beli handphone, penjualan aksesoris

handphone, dan servis handphone di Surakarta terdapat pula peristiwa alih kode

yang bersifat intern.

Penggunaan fungsi bahasa terdapat beberapa hal, yaitu fungsi bahasa yang

digunakan dalam peristiwa jual beli handphone, yang meliputi fungsi emotif puas

antara pembeli dengan penjual handphone, fungsi emotif kecewa antara pembeli

dengan penjual handphone, serta fungsi emotif marah antara pelanggan dengan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

17

tukang servis handphone. Ada pula fungsi konatif menasihati antara penjual

handphone dengan pembeli, fungsi konatif menasihati antarpenjual handphone,

fungsi konatif menyarankan antara penjual handphone dengan pembeli, fungsi

konatif meyakinkan antara penjual handphone dengan pembeli, dan fungsi konatif

menawarkan antara penjual handphone dengan pembeli. Selain itu terdapat pula

fungsi referensial yang meliputi fungsi referensial memberi gambaran bentuk

serta fungsi menyimpulkan. Dalam peristiwa penjualan aksesoris handphone

terdapat fungsi konatif meminta antara penjual dengan pembeli, fungsi konatif

menyuruh antara pembeli dengan penjual, serta fungsi konatif menyarankan

antara penjual dengan pembeli. Pada peristiwa servis handphone terdapat fungsi

konatif yang meliputi fungsi konatif menyarankan antara tukang servis dengan

pelanggan, fungsi konatif menyarankan antartukang servis handphone, fungsi

konatif menawarkan antara tukang servis dengan pelanggan, dan fungsi konatif

meyakinkan antara tukang servis dengan pelanggan.

Penggunaan istilah khusus ditunjukkan klasifikasi kosakata penentu register

yang memaparkan bentuk pemakaian istilah jual beli handphone, penjualan

aksesoris handphone dan servis handphone di Surakarta yang meliputi, peristiwa

jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone,

aksesoris handphone, dan servis handphone.

Penelitian “Pemakaian Bahasa Transaksi Jual Beli di Pasar Legi Jatinom

Klaten” diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam

penelitian ini akan dibahas mengenai pemakaian bahasa transaksi jual beli di

Pasar Legi Jatinom Klaten, fungsi bahasa yang terjadi dalam tuturan, serta istilah-

istilah khusus dalam transaksi jual beli di Pasar Legi Jatinom Klaten.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

18

B. Landasan Teori

1. Sosiolinguistik

Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem

komunikasi, serta merupakan bagian dari masyarakat kebudayaan tertentu.

Dengan demikian, dalam sosiolinguistik bahasa tidak dapat dilihat secara

internal, tetapi dilihat sebagai sarana interaksi dan komunikasi di dalam

masyarakat. Beberapa rumusan yang dikemukakan mengenai sosiolinguistik

sebagai berikut.

a. Suwito (1996:5), mengungkapkan bahwa “sosiolinguistik merupakan

interdisipliner yang menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam

hubungannya dengan masalah-masalah sosial.” Sosiolingistik

menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan

pemakaiannya dalam masyarakat, sehingga bahasa dipandang sebagai

sistem sosial dan sistem komunikasi, serta merupakan bagian dari

masyarakat dan kebudayaan tertentu. Pemakaian bahasa (language use)

merupakan bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi konkret.

b. Menurut I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rohmadi (2006:5), tugas

seorang sosiolinguistik adalah menerang-jelaskan hubungan antara variasi-

variasi bahasa itu dengan faktor-faktor sosial, baik secara situasional

maupun implikasional. Adapun struktur masyarakat di sini dipengaruhi

oleh berbagai faktor, seperti siapa yang berbicara (who speaks), dengan

siapa (with whom), di mana (where), kapan (when), dan untuk apa (to what

end).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

19

c. Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2010:4), mengungkapkan bahwa

“sosiolingulistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner

dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan antara bahasa

dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur.”

d. P.W.J Nababan (1993:1-2), mengungkapkan bahwa sosiolinguistik

merupakan pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan. Dimensi

kemasyarakatan ini menimbulkan ragam-ragam bahasa yang bukan hanya

berfungsi sebagai petunjuk perbedaan golongan kemasyarakatan

penuturnya, tetapi juga sebagai indikasi situasi berbahasa serta

mencerminkan tujuan, topik, aturan-aturan, dan modus penggunaan

bahasa.

e. R.A. Hudson mendeskripsikan tentang sosiolinguistik sebagai berikut.

“Sosiolinguistik as the study of in relation to society [....] (Hudson,

1980:1). „Sosiolinguistik merupakan ilmu bahasa yang berhubungan

dengan sosial‟.

Sehubung dengan peristiwa tutur dan tindak tutur dalam masyarakat,

maka penutur akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar bahasa

sebagaimana Dell Hymess (dalam Abdul Chaer dan Leonie Agustina,

2010:48-49) menandai terjadinya peristiwa tutur yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang berkenaan dengan SPEAKING. Kedelapan komponen tersebut

antara lain.

a. Setting and scene

Setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung,

sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

20

psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan situasi tuturan yang berbeda

dapat menyebabkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda.

b. Participants

Participants adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan,

bisa pembicaraan dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan

penerima (pesan). Status sosial partisipan sangat menentukan ragam

bahasa yang digunakan. Partisipan dipakai untuk menunjuk kepada

minimal dua pihak dalam bertutur. Pihak pertama adalah penutur dan

pihak kedua adalah mitra tutur. Dalam waktu dan situasi tertentu dapat

juga terjadi bahwa jumlah peserta tutur lebih dari dua, yakni dengan

hadirnya pihak ketiga.

c. Ends

Ends merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan. Sebuah tuturan

mungkin sekali dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau buah

pikiran, tuturan itu dipakai untuk membujuk, merayu, mendapatkan kesan,

dan sebagainya. Sebuah tuturan mungkin juga ditujukan untuk mengubah

perilaku dari seseorang dalam masyarakat. Tuturan yang dimaksudkan

untuk mengubah perilaku dari seseorang yang sering pula disebut sebagai

tujuan konatif dari penutur. Tuturan dapat juga dipakai untuk memelihara

kontak antara penutur dan mitra tutur dalam suatu masyarakat. Tujuan

yang demikian sering pula dikatakan sebagai tujuan fatis dari sebuah

tuturan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

21

d. Act Sequences

Mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran ini

berkenaan dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya,

dan hubungan antara apa yang dikatakan dengan topik pembicaraan.

e. Key

Mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana suatu pesan

disampaikan dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, dengan

sombong, dengan mengejek, dan sebagainya. Hal ini dapat juga

ditunjukkan dengan gerak tubuh dan isyarat.

f. Instrument

Merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan tuturan.

Misalnya secara lisan, tertulis, lewat telepon, dan sebagainya.

g. Norm of Interaction and Interpretation

Mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Norma tutur

dibedakan menjadi dua, yakni norma interaksi (interaction norm) dan

norma interpretasi (interpretation norms) dalam bertutur. Norma interaksi

menunjuk kepada dapat atau tidaknya sesuatu dilakukan oleh seseorang

dalam bertutur dengan mitra tutur. Di samping itu, norma interpretasi

masih memungkinkan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi untuk

memberikan interpretasi terhadap mitra tutur khususnya manakala yang

terlibat dalam komunikasi adalah warga dari komunikasi tutur yang

berbeda.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

22

h. Genres

Mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi,

pepatah, doa, dan sebagainya.

2. Variasi Bahasa

Berbicara mengenai bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa

digunakan oleh anggota masyarakat penuturnya untuk menjalin hubungan

dengan anggota masyarakat lain yang mempunyai kesamaan bahasa.

Hubungan atau komunikasi itu dapat dilakukan secara perorangan atau

kelompok. Lebih lanjut, komunikasi itu juga memungkinkan seseorang

bekerja sama dengan orang lain, membentuk kelompok, atau bahkan

membentuk suatu masyarakat untuk mencapai kepentingan bersama.

a. Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2010:61-72) menyatakan bahwa

variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang

dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan

dikarenakan penuturnya tidak homogen. Variasi bahasa menurut Abdul

Chaer dan Leonie Agustina dibedakan menjadi.

1) Variasi dari Segi Penutur

a) Idiolek, merupakan variasi bahasa yang bersifat perseorangan.

Setiap orang mempunyai idiolek masing-masing. Variasi

idiolek ini berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya

bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Yang paling dominan

adalah “warna” suara, kita dapat mengenali suara seseorang

yang kita kenal hanya dengan mendengar suara tersebut.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

23

b) Dialek, yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang

jumlahnya relatif, yang berada di suatu tempat atau area

tertentu.

c) Kronolek atau dialek temporal, yaitu variasi bahasa yang

digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu, misalnya

variasi bahasa pada masa tahun tiga puluhan, lima puluhan,

ataupun saat ini.

d) Sosiolek atau dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkenaan

dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya.

Dalam sosiolinguistik variasi inilah yang menyangkut semua

masalah pribadi penuturnya, seperti usia, seks (jenis kelamin),

pekerjaan, dan keadaan sosial ekonomi. Sehubung dengan

variasi bahasa yang berkenaan dengan tingkat, golongan,

status, dan kelas sosial para penuturnya disebut akrolek,

basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken. Ada

juga yang menambahkan dengan sebutan bahasa prokem.

2) Variasi dari Segi Pemakaian

Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya,

pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsilek, ragam atau

register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang

penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan.

Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah

menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

24

apa. Misal, bidang sastra jurnalis, militer, pertanian, pelayaran,

perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan.

3) Variasi dari Segi Keformalan

Dalam Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2010:70-73)

menyatakan bahwa Martin Joos (1967) dalam bukunya The Five

Clock variasi bahasa dibagi menjadi lima macam gaya (ragam),

yaitu ragam beku (frozen), ragam resmi (formal), ragam usaha

(konsultatif), ragam santai (casual), dan ragam akrab (intimate).

4) Variasi dari Segi Sarana

Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur

yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan

dan ragam tulis atau ragam dalam berbahasa dengan menggunakan

sarana atau alat tertentu, misalnya bertelepon atau bertelegraf.

Adanya ragam lisan dan ragam tulis didasarkan pada kenyataan

bahwa bahasa lisan dan bahasa tulis memiliki wujud struktur yang

tidak sama.

b. Suwito (1996:28) menyatakan bahwa pemakaian bahasa tidak hanya

ditentukan oleh faktor linguistik tetapi juga oleh faktor nonlinguistik.

Faktor-faktor nonlinguistik yang berpengaruh terhadap pemakaian

bahasa adalah faktor sosial dan faktor situasional. Adanya kedua faktor

itu dalam pemakaian bahasa menimbulkan variasi bahasa.

c. Poedjosoedarmo (dalam Suwito 1996:28) berpendapat bahwa yang

dimaksud dengan variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau

variasi dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

25

menyerupai pola umum bahasa induknya. Adapun wujud variasi itu

berupa idiolek, dialek, ragam bahasa, register, dan tingkat tutur atau

biasa disebut unda-usuk. Variasi bahasa merupakan istilah yang

bersifat netral, dalam pengertian mungkin terdapat dalam masyarakat

yang luas dan besar, mungkin pula terdapat dalam masyarakat kecil,

bahkan terdapat di dalam pemakaian bahasa perseorangan.

3. Ragam Bahasa

Bahasa di dunia tidaklah sama. Dalam satu negara, ada beragam

bahasa yang dipergunakan, bahkan pada suatu daerah tertentu kita dapat

mendengar berbagai ragam bahasa yang dipergunakan seseorang. Ragam

bahasa merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan salah satu dari

sekian banyak variasi yang ada dalam pemakaian bahasa. Ragam bahasa

ditentukan oleh pemakaian yang tercipta karena kebutuhan penutur untuk

berkomunikasi sesuai dengan situasi dalam konteks sosialnya. Harimurti

(2001:184) menyatakan bahwa, ragam bahasa adalah variasi bahasa yang

berbeda-beda menurut pemakaian, menurut topik yang dibicarakan, menurut

hubungan pembicaraan, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut

medium pembicara.

Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia tidak terbatas jumlahnya.

Harimurti Kridalaksana membagi atas dasar pokok pembicaraan, medium

pembicaraan, dan hubungan antara pembicara (1989:2-5).

a. Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan dibedakan antara lain atas:

ragam undang-undang, ragam jusnalistik, ragam ilmiah, ragam jabatan,

dan ragam sastra.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

26

b. Ragam bahasa menurut medium pembicaraan dibedakan atas:

1) ragam lisan, yang dibedakan atas: ragam percakapan, ragam pidato,

ragam kuliah, ragam panggung, dan sebagainya.

2) ragam tulis, yang dibedakan atas: ragam teknis, ragam undang-undang,

ragam catatan, ragam surat-menyurat, dan sebagainya.

c. Ragam bahasa dan hubungan antara pembicara dibedakan atas: ragam

resmi, ragam akrab, ragam agak resmi, ragam santai, dan sebagainya.

4. Bentuk Pemendekan

Bentuk pemendekan dalam bahasa Indonesia muncul karena adanya

kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Harimurti Kridalaksana

(1989:161-163) mengklasifikasikan bentuk-bentuk dalan bahasa Indonesia

sebagai berikut.

a. Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf

atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak

dieja huruf demi huruf.

1) Pengekalan huruf pertama tiap komponen.

Contoh : RM = Rumah Makan, UGM = Universitas Gadjah Mada, TNI

= Tentara Nasional Indonesia.

2) Pengekalan huruf pertama dengan pelesapan konjungsi, preposisi,

reduplikasi dan preposisi, artikulasi dan kata.

Contoh : APBN – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

3) Pengekalan huruf pertama dengan bilangan, bila berulang.

Contoh : 3M = Menguras, Menutup, Mengubur.

4) Pengekalan dua huruf pertama dari kata.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

27

Contoh = Ny = Nyonya.

5) Pengekalan tiga huruf pertama dari sebuah kata.

Contoh : Okt = Oktober.

6) Pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata.

Contoh : Purn = Purnawirawan.

7) Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir kata.

Contoh : Dr = Doktor.

8) Pengekalan huruf pertama dan huruf ketiga.

Contoh : Gn = Gunung.

9) Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan

huruf pertama dari suku kata kedua.

Contoh : Kpt = Kapten.

10) Pengekalan huruf pertama kata pertama dan huruf pertama kata kedua

dari gabungan kata.

Contoh : VW = Volkswagen.

11) Pengekalan huruf pertama dan diftong terakhir dari kata.

12) Pengekalan dua huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama

kata kedua dalam suatu gabungan kata.

Contoh : Swt = Swatantra.

13) Pengekalan huruf pertama dari kata pertama dan hururf pertama dan

terakhir suku kata kedua dari suatu kata.

Contoh : Bdg = Bandung, Jkt = Jakarta.

14) Pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata.

Contoh : hlm = halaman.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

28

15) Pengekalan huruf pertama dan huruf keempat dari suatu kata.

Contoh : DO = depot.

16) Pengekalan huruf yang tidak beraturan.

Contoh : Ops = Operasi.

b. Akronim

Akronim merupakan salah satu hasil pemendekan yang berupa

gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang tertulis dan dilafalkan

sebagai kata yang wajar.

c. Penggalan

Penggalan adalah salah satu hasil pemendekan yang mengekalkan

salah satu bagian dari leksem.

1) Penggalan suku pertama dari suatu kata.

Misalnya: Dok = Dokter.

2) Pengekalan suku terakhir suatu kata.

Misalnya: Bu = Ibu.

3) Pengekalan tiga huruf pertama dari sebuah kata.

Misalnya: Dep = Departemen.

4) Pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata.

Misalnya: Brig = Brigade.

5) Pengekalan kata terakhir dari suatu kata.

Misalnya: ekspres = kereta api ekspres.

6) Pelesapan sebagian kata.

Misalnya: takkan = tidak akan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

29

5. Perubahan Bunyi

Dalam pelaksanaan bunyi-bunyi ujaran, terjadilah pengaruh timbal

balik antara bunyi-bunyi ujaran yang berdekatan. Karena adanya pengaruh

timbal balik itu terjadilah perubahan-perubahan bunyi ujaran, yaitu ada

perubahan yang jelas kedengaran dan ada yang kurang jelas kedengaran.

Dalam pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor utama yang terlibat,

yakni sumber tenaga, alat ucap yang menimbulkan getaran, dan rongga

pengubah getaran. Proses pembentukan bunyi bahasa dimulai dengan

memanfaatkan pernapasan sebagai sumber tenaganya. Sumber tenaga itu

berupa udara yang keluar dari paru-paru. Pada mulanya udara dihisap oleh

paru-paru, kemudian dihembuskan sewaktu bernafas. Udara yang

dihembuskan (atau dihisap untuk sebagian kecil bunyi bahasa) itu mengalami

perubahan pada pita suara yang terletak pada pangkal tenggorokan. Arus

udara yang keluar dari paru-paru itu dapat membuka kedua pita suara yang

merapat sehingga mengakibatkan corak bunyi bahasa tertentu. Gerakan

membuka dan menutup pita suara itu menyebabkan arus udara dan udara

disekitar pita suara itu berubah tekanannya dan bergetar. Perubahan bentuk

saluran udara itulah yang menghasilkan bunyi yang berbeda-beda.

Ucapan sebuah fonem dapat berbeda-beda, sebab sangat tergantung

pada lingkungannya, atau pada fonem-fonem lain yang berada di sekitarnya.

Misalnya, fonem /o/ apabila berada pada silabel tertutup akan berbunyi /ᴐ/ dan

kalau berada pasa silabel terbuka akan berbunyi /o/. Perubahan yang terjadi

pada kasus fonem /o/ bahasa Indonesia itu bersifat fonetis, tidak mengubah

fonem /o/ menjadi fonem lain. Dalam beberapa kasus lain, dalam bahasa-

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

30

bahasa tertentu dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem itu

menjadi fonem yang lain. (Abdul Chaer, 2007:132)

Kasus pengucapan bunyi yang tidak sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan memang sering sekali terjadi di masyarakat. Jenis-jenis

perubahan bunyi dalam penelitian ini hanya ditemukan monoftongisasi dan

netralisasi.

a. Netralisasi adalah perubahan bunyi fonemis sebagai akibat pengaruh dari

lingkungan. Misalnya, kata nomor menjadi nomər. Perubahan bunyi

nomor menjadi nomər ini dikarenakan pengaruh oleh bahasa sehari-hari

orang Jawa, dimana kata nomor dalam bahasa Indonesia hampir sama

dengan kata nomər dalam bahasa Jawa, dan keduanya memiliki makna

yang sama.

b. Monoftongisasi adalah perubahan dua bunyi vokal atau vokal rangkap

(diftong) menjadi vokal tunggal (monoftong). Misalnya, kata ramai

[ramai] diucapkan [rame], petai [pətai] diucapkan [pəte]. Perubahan ini

terjadi pada bunyi vokal rangkap [ai] ke vokal tunggal [e].

Dalam premis telah disebutkan bahwa bunyi-bunyi lingual condong

berubah karena lingkungannya. Dengan demikian, perubahan bunyi tersebut

bisa berdampak pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak sampai

membedakan makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi

tersebut masih merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama.

Dengan kata lain. perubahan itu masih dalam lingkup perubahan fonetis.

Tetapi, apabila perubahan bunyi itu sudah sampai berdampak pada pembedaan

makna atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut merupakan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

31

alofon dari fonem yang berbeda. Dengan kata lain, perubahan itu disebut

sebagai perubahan fonemis.

6. Campur Kode

Campur kode adalah suatu keadaan berbahasa bilamana orang

mencampur dua bahasa atau lebih bahasa dengan saling memasukkan unsur-

unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain, unsur-unsur yang menyisip

tersebut tidak lagi mempunyai fungsi sendiri (Suwito, 1996:88).

Aspek lain dari ketergantungan bahasa (language dependency) dalam

masyarakat multilingual adalah terjadinya gejala campur kode (code-mixing).

Apabila di dalam alih kode fungsi konteks dan relevansi situasi merupakan

ciri-ciri ketergantungan ditandai oleh adanya hubungan timbal balik anatara

peranan dan fungsi kebahasaan. Peranan maksudnya siapa yang menggunakan

bahasa itu, sedangkan fungsi kebahasaan berarti apa yang hendak dicapai oleh

penutur dengan tuturannya.

Ciri dari gejala campur kode adalah unsur-unsur bahasa atau variasi-

variasinya yang menyisipkan di dalam bahasa lain tidak lagi mempunyai

unsur-unsur tersendiri. Unsur-unsur itu telah menyatu dengan bahasa yang

disisipinya dan secara keseluruhan hanya mendukung satu fungsi. Dalam

kondisi yang maksimal, campur kode merupakan konvergensi kebahasaan

(linguistic convergen) yang unsur-unsurnya berasal dari beberapa bahasa yang

masing-masing telah menanggalkan fungsinya dan mendukung fungsi bahasa

yang disisipinya.

Dwi Purnanto (2002:27) menjelaskan bahwa campur kode dapat

diidentifikasi melalui ciri-cirinya, antara lain.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

32

1) Adanya aspek saling ketergantungan yang ditandai oleh adanya timbal

balik antara peran dan fungsi kebahasaan. Peran adalah siapa yang

menggunakan bahasa itu dan fungsi merupakan tujuan apa yang hendak

dicapai oleh penutur.

2) Penggunaan bahasa lain yang tidak lagi mempunyai fungsi tersendiri,

melainkan menyatu dengan bahasa yang disisipinya dan secara

keseluruhan mendukung satu fungsi.

3) Campur kode dalam kondisi yang maksimal merupakan konvergensi

kebahasaan yang unsur-unsurnya berasal dari beberapa bahasa yang

masing-masing telah menanggalkan fungsinya dan mendukung fungsi

bahasa yang disisipinya.

4) Pemakaian bentuk campur kode tertentu kadang-kandang bermaksud

untuk menunjukkan status sosial dan identitas pribadinya di dalam

masyarakat.

5) Wujud dan komponen kode tidak pernah berwujud kalimat, melainkan

hanya berwujud perulangan kata, frasa, idiom, bentuk baster, perulangan

kata dan klausa.

7. Alih Kode

a. Suwito (1996:80-87) menyatakan bahwa peristiwa peralihan dari satu kode

ke kode yang lain. Misalnya, penutur menggunakan bahasa Indonesia

kemudian beralih menggunakan bahasa Jawa. Alih kode merupakan salah

satu aspek ketergantungan bahasa (language dependency) dalam

masyarakat multilingual.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

33

Dalam masyarakat multilingual sangat sulit apabila seorang

penutur mutlak hanya menggunakan satu bahasa. Dalam alih kode,

masing-masing bahasa masih cenderung mendukung fungsi masing-

masing dan masing-masing fungsi sesuai dengan konteksnya. Appel

memberikan batasan alih kode sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa

karena perubahan situasi. Suwito membagi alih kode menjadi dua, yaitu.

1) Alih Kode Ekstern

Apabila alih bahasa, seperti dari bahasa Indonesia beralih ke

bahasa Inggris (bahasa asing) atau sebaliknya.

2) Alih Kode Intern

Apabila alih kode berupa alih varian, seperti dari bahasa Jawa

ngoko beralih ke krama.

Beberapa faktor yang menyebabkan alih kode adalah.

1) Penutur

Seorang penutur kadang-kadang dengan sengaja beralih kode

terhadap mitra tutur karena suatu tujuan. Misalnya, mengubah situasi

dari resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya.

2) Lawan tutur/Mitra tutur

Mitra tutur dengan latar belakang kebahasaan yang sama dengan

penutur biasanya beralih kode dalam wujud alih varian dan apabila

mitra tutur berlatar belakang kebahasaan berbeda cenderung alih kode

berupa alih bahasa.

3) Hadirnya penutur ketiga

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

34

Untuk menetralisir situasi dan menghormati kehadiran mitra

tutur ketiga, biasanya penutur dan mitra tutur beralih kode, apabila

latar belakang kebahasaan mereka berbeda.

4) Pokok pembicaraan (topik)

Pokok pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan

dalam menentukan terjadinya alih kode. Pokok pembicaraan yang

bersifat formal biasanya diungkapkan dengan ragam baku, dengan

gaya netral dan disampaikan secara serius, sedangkan pokok

pembicaraan yang bersifat informal disampaikan dengan bahasa

takbaku, dengan gaya sedikit emosional, dan serba seenaknya.

5) Untuk membangkitkan rasa humor

Alih kode ini biasanya berwujud alih varian, alih ragam, atau

alih gaya bahasa.

6) Untuk sekedar bergengsi

Walaupun faktor situasi, lawan bicara, topik, dan faktor sosio-

situasional tidak mengharapkan terjadi adanya alih kode, sehingga

tampak adanya paksaan, tidak wajar, dan cenderung tidak komunikatif.

b. Fishman (dalam Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2010:108)

menjelaskan bahwa “penyebab terjadinya alih kode harus dikembalikan

kepada pokok permasalahan dalam sosiolinnguistik, yaitu mengenai siapa

yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dengan tujuan

apa”.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya alih kode, antara

lain.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

35

1) Pembicara atau penutur

Seorang penutur terkadang secara sadar beralih kode terhadap

mitra tutur. Usaha yang demikian dimaksudkan untuk mengubah

situasi, mungkin dari situasi yang resmi ke situasi tidak resmi.

Dengan situasi yang tidak resmi diharapkan masalah yang sedang

dibicarakan akan lebih mudah dipecahkan.

2) Pendengar atau mitra tutur

Setiap penutur pada umumnya ingin mengimbangi bahasa

yang dipergunakan oleh mitar tutur. Di dalam masyarakat

mulitingual itu berarti bahwa seorang penutur harus beralih kode

sebanyak kali lawan tutur yang dihadapinya.

3) Perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga

Dua orang yang berasal dari kelompok etnik yang sama pada

umumnya saling berinteraksi dengan bahasa kelompok etniknya.

Namun, jika terdapat penutur ketiga maka kedua penutur sebelumnya

akan beralih kode ke penutur yang ketiga. Hal ini untuk netralisasi

situasi dan sekaligus menghormati hadirnya orang ketiga tersebut.

4) Perubahan topik pembicaraan

Pokok pembicaraan merupakan faktor dominan terciptanya

sebuah alih kode. Pokok pembicaraan atau topik dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu pokok pembicaraan yang bersifat formal,

misalnya kedinasan, keilmuwah; dan pokok pembicaraan yang

bersifat nonformal, misalnya kekeluargaan, persaudaraan,

kesetiakawanan, dsb.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

36

5) Untuk membangkitkan rasa humor

Alih kode terkadang sering dimanfaatkan oleh guru,

pemimpin rapat, dan seorang pelawak untuk membangkitkan rasa

humor seseorang. Tujuannya adalah untuk menyegarkan suasana

yang mulai lesu. Alih kode demikian mungkin berwujud alih varian,

alih ragam atau alih gaya bicara.

6) Untuk sekedar bergengsi

Hal ini terjadi apabila baik faktor situasi, lawan bicara, topik

dan faktor-faktor sosio-situasional yang lain sebenarnya tidak

mengharuskan dia untuk beralih kode. Dengan kata lain baik fungsi

kontekstual maupun situasi relevansinya tidak mendukung peralihan

kodenya (Suwito, 1996:85-87).

8. Interferensi Morfologis

Situasi kebahasaan masyarakat tutur bahasa Indonesia sekurang-

kurangnya ditandai dengan pemakaian dua bahasa, yaitu bahasa daerah

sebagai bahasa ibu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Situasi

pemakaian seperti inilah yang dapat memunculkan percampuran antara bahasa

nasional dan bahasa Indonesia. Bahasa ibu yang dikuasai pertama, mempunyai

pengaruh yang kuat terhadap pemakaian bahasa kedua, dan sebaliknya bahasa

kedua juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap pemakaian bahasa

pertama. Kebiasaan untuk memakai kedua bahasa atau lebih secara bergantian

disebut kedwibahasaan. Peristiwa semacam ini dapat menimbulkan

interferensi.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

37

Interferensi dapat terjadi pada semua komponen kebahasaan. Ini berarti

semua komponen kebahasaan dapat terjadi dalam bidang-bidang tatabunyi,

tatabentuk, tatakalimat, tatakata, dan tatamakna. Apabila penutur bahasa Jawa

mengucapkan kata-kata nama tempat yang berasal dari nama bunyi /b/, /d/, /g/,

dan /j/ dengan penasalan di depannya, maka terjadilah interferensi tatabunyi

atau interferensi fonologis bahasa jawa dalam bahasa Indonesia. Misalnya

/mBandung/, /nDeli/, /ngGombong/, /nJambi/, dan sebagainya. Interferensi

morfologis juga terjadi apabila dalam pembentukan kata suatu bahasa

menyerap afiks-afiks bahasa lain. Dalam bahasa Indonesia misalnya, sering

terjadi penyerapan afiks-afiks {ke-}, {ke-an} dari bahasa daerah (Jawa dan

Sunda), dan afiks –(n) isasi, -is dari bahasa asing (Belanda dan Inggris),

misalnya dalam kata-kata: kelanggar, kepukul, ketabrak, kebesaran, kekecilan,

kemahalan, sungguhan, turinisasi, ikanisasi, agamais, Pancasilais, dan

sebagainya (Suwito,1996: 65-66).

Interferensi merupakan gejala perubahan terbesar dan paling dominan

dalam perkembangan bahasa. Gejala interferensi dari bahasa yang satu kepada

bahasa yang lain sulit untuk dihindari. Terjadinya gejala interferensi juga tidak

lepas dari perilaku penutur bahasa penerima.

Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2010:120) interferensi

pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya perubahan

sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut

dengan unsur-unsur bahasa yang lain yang dilakukan oleh penutur yang

bilingual. Interferensi mengacu pada adanya penyimpangan dalam

menggunakan suatu bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain. Dilihat

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

38

dari segi kemurnian bahasa, interferensi pada tingkat apapun dianggap sebagai

suatu kesalahan yang dapat merusak bahasa. Hal ini disebabkan orang-orang

yang berpaham purisme (aliran atau paham yang ingin mempertahankan

kemurnian suatu bahasa) di Indonesia tentu tidak dapat menerima bentuk-

bentuk kata jadian seperti kebesaran dan susunan kalimat seperti, “Baju bapak

sudah sangat kekecilan.”

9. Fungsi bahasa

Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga

perasaan. Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi

untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit.

Fungsi bahasa menurut Roman Jakobson dalam Sudaryanto (1990:12)

dibagi menjadi enam, yaitu (1) fungsi referensial, pengacu pesan; (2) fungsi

emotif, pengungkap keadaan pembicara; (3) fungsi konatif, pengungkap

keinginan pembicara yang langsung atau segera dilakukan atau dipikirkan

oleh sang penyimak; (4) fungsi metalingual, penerang terhadap sandi atau

kode yang digunakan; (5) fungsi fatis, pembuka, pembentuk, pemelihara

hubungan atau kontak antara pembicara dengan penyimak; dan (6) fungsi

puitis, penyandi pesan. Setiap fungsi bersejajar dengan faktor fundamental

tertentu yang memungkinkan bekerjanya bahasa. Fungsi referensial (1) sejajar

dengan faktor konteks atau referen; fungsi emotif; (2) sejajar dengan faktor

pembicara; fungsi konatif; (3) sejajar dengan faktor sandi atau kode; fungsi

fatis; (5) sejajar dengan faktor amanat atau pesan.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

39

Pandangan Jacobson tersebut disederhanakan oleh Geoffrey Leech

dalam Sudaryanto (1990:13) menjadi lima, yaitu fungsi (1) informasional, (2)

ekspresif, (3) direktif, (4) estetik, dan (5) fatis. Menurutnya fungsi itu masing-

masing berkorelasi dengan lima unsur utama situasi komunikatif, yaitu (1)

pokok masalah (subject-matter) untuk fungsi informasional, (2) originator,

yaitu pembicara atau penulis, untuk fungsi ekspresif, (3) penerima, yaitu

pendengar atau pembaca, untuk fungsi direkftif, (4) saluran komunikasi

antarmereka untuk fungsi estetik, dan (5) pesan kebahasaan itu sendiri untuk

fungsi fatis (Leech, 1981:40-41) dalam Sudaryanto, 1990:13).

Jika Leech menciutkan maka pakar lain, yaitu Dell Hymes (1962)

dalam Sudaryanto (1990: 13) memekarkan fungsi bahasa bukan hanya enam

melainkan tujuh, yaitu (1) fungsi ekspresif atau emotif; (2) fungsi direktif,

konatif, atau persuatif; (3) fungsi puitik; (4) fungsi kontak, fatis (fisik atau

psikologis); (5) fungsi metalinguistik; (6) fungsi referensial; dan (7) fungsi

kontekstual atau situasional. Dalam hal ini fungsi (7) adalah mekarnya.

Berikut adalah penjelasan fungsi bahasa oleh Hymes yang disebutkan

dalan Kushartati, dkk. (2007:53-54). Fungsi ekspresif atau emotif terjadi jika

yang menjadi perhatian adalah penuturnya sendiri, misalnya menyatakan

perasaan yang terwujud dalam rasa senang, marah, atau kesal. Fungsi direktif,

konatif, atau persuatif terjadi jika yang dipentingkan adalah mitra tuturnya,

yang sering diwujudkan dalam bentuk seruan atau suruhan. Fungsi puitik

(poetic) terwujud karena pusat perhatian terhadap bentuk pesan (message

form), misalnya banyak terdapat pada tulisan atau goresan ditembok tempat

umum seperti graffiti atau dalam karya sastra terutama puisi yang

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

40

mementingkan bentuk dan bunyi bersajak. Fungsi fatis (phatic) timbul dalam

tuturan yang mengutamakan tersambungnya atau terbukanya jalur tuturan

(channel), misalnya ucapan salam atau sekedar mengisi kekacuan dalam

pembicaraan. Fungsi metalinguistik (metalinguistic) terwujud dalam ungkapan

atau bahasa yang terpusat pada makna atau batasan istilah, misalnya terdapat

dalam bentuk definisi atau rumusan “H2O adalah rumus kimia untuk air”, dan

“Bandung adalah ibu kota Jawa Barat. Fungsi referensial terwujud dalam

tuturan yang mengutamakan isi atau topik pembicaraan (message). Misalnya

pembicaraan dua politikus tentang kriteria calon anggota DPR RI. Fungsi

kontekstual atau situasional adalah ujaran yang memberi tekanan pada waktu

(bagian dari setting), ini biasa digunakan untuk fungsi pada bahasa yang

memperlihatkan penekanan pada faktor tempat terjadinya tuturan.

Dari beberapa konsep fungsi bahasa yang dipaparkan di atas, penulis

cenderung menggunakan fungsi bahasa dari Dell Hymes yang berfokus pada

fungsi konatif dan referensia untuk menganalisa data dalam penelitian ini. Hal

ini dikarenakan dalam transaksi jual beli di Pasar Legi lebih banyak

ditemukan tuturan yang mementingkan penutur dan mitra tutur saja.

10. Register

Register merupakan salah satu dari beberapa jenis variasi bahasa jika

dilihat berdasarkan kebutuhan pemakaian bahasa atau variasi bahasa

berdasarkan fungsi penggunaan bahasa. Definisi register menurut para ahli

pada intinya memberikan pengertian yang sama, walaupun dengan kalimat

yang berbeda. Menurut Halliday dan Ruqaiya Hasan (1992:56), register dapat

didefinisikan sebagai ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya. Dapat

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

41

dikatakan bahwa register adalah bahasa yang digunakan saat ini, tergantung

pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Di samping itu,

Halliday juga membedakan register menjadi dua yaitu, bahasa terbatas dan

bahasa yang lebih terbuka. Bahasa terbatas memiliki sifat tidak mempunyai

tempat bagi individualitas atau bagi kreatifitas selain itu kemungkinan

maknanya sangat terbatas, misalnya kata sandi yang digunakan pada pengirim

berita ketika perang, navigator, dan komunikasi sehari-hari, terkait dengan

penggunaan bahasa yang setiap bidang kegiatan memiliki ciri register yang

berbeda.

Konsep register akan sangat berkaitan dengan konsep variasi bahasa

karena munculnya variasi bahasa sangat dimungkinkan oleh berbagai faktor

yang mempengaruhinya. Dalam kaitannya ini Dell Hymes dalam Dwi

Purnanto (2002:20) menyatakan bahwa pemilihan pemakaian register tidak

hanya karena adanya situasi tertentu yang menurut penggunaan register, tetapi

pemilihan register juga turut menentukan situasi pemakaiannya. Konsep

tersebut mengacu pada munculnya variasi bahasa harena dipengaruhi oleh

faktor situasi tertentu dan pemakaian variasi bahasa menyatakan situasi

tertentu.

Holmes (dalam Dwi Purnanto, 2002:19) memahami register dengan

konsep yang lebih umum karena disejajarkan dengan konsep ragam (style),

yakni menunjuk pada variasi bahasa yang mencerminkan perubahan

berdasarkan faktor-faktor situasi. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa sebagian

besar para sosiolinguis menjelaskan konsep register secara lebih sempit, yakni

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

42

hanya mengacu pada pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan

kelompok pekerjaan yang berbeda.

Ferguson (dalam Biber dan Edward Finegan, 1994:20) berpendapat

sebagai berikut.

A communication situational that recurs regularly in a society (in

term of participants, setting, communicative functions, and so forth)

will tend overtime to develop identifying markers of language structure

and language use, different from the language of other

communication situations.

„Situasi komunikasi yang terjadi berulang secara teratur dalam suatu

masyarakat (yang berkenaan dengan partisipan, tempat, fungsi-

fungsi komunikatif, dan seterusnya) sepanjang waktu cenderung

akan berkembang menandai struktur bahasa dan pemakaian bahasa,

yang berbeda dari pemakaian bahasa pada situasi-situasi

komunikasi yang lainnya.‟

Dijelaskan oleh Ferguson bahwa orang yang terlibat dalam

situasi komunikasi secara langsung cenderung mengembangkan

kosakata, ciri-ciri intonasi yang sama, dan potongan-potongan ciri

kalimat dan fonologi yang mereka gunakan dalam situasi itu. Lebih

lanjut dikatakannya bahwa ciri-ciri register yang demikian itu akan

memudahkan komunikasi yang cepat, sementara ciri yang lain dapat

membina perasaan yang erat.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

43

Untuk melakukan analisis terhadap register transaksi jual beli mengacu

pada penerapan kerangka komprehensif analisis register. Sebagaimana yang

telah dijelaskan oleh Douglas Biber dan Edward Finegan, 1994:33) sebagai

berikut.

A comprehensive framework for register analysis should provide tools

for all three components identified in the last section: analysis of the

linguistic characteristics of registers, analysis of the situational

characteristics of registers, and analysis of the functional and

conventional associations between linguistic and situational

characteristics (Biber, Douglas dan Edward Finegan, 1994:33).

„Kerangka komprehesif analisis dalam register meliputi tiga komponen

identifikasi, analisis ciri-ciri linguistik register, analisis ciri-ciri

situasional register, dan analisis fungsional dan konvensional sebagai

gabungan ciri-ciri linguistik dan ciri-ciri situasional register‟ (Biber,

Douglas dan Edward Finegan, 1994:33)

Seperti ilustrasi yang digambarkan berikut.

FUNCTION

SITUASIONAL FEATURES ↔ and ↔ LINGUISTIC FORMS

CONVENTIONS

Penguraian terhadap ciri-ciri linguistik terdiri dari dua tipe,

penanda register dan ciri-ciri linguistik inti. Analisis ciri situasional

mengacu pada pembentuk makna register (kosakata atau ungkapan).

Analisis fungsional dan konvensional untuk register transaksi jual beli di

Pasar Legi Jatinom Klaten dilakukan dengan memvariasikan konteks

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

44

pemakaian bahasa sebagaimana yang diajukan Hymes dalam komponen

tuturnya

11. Pasar

Kata pasar mempunyai aneka penggunaan dalam teori ekonomi, dalam

bisnis pada umumnya dan di pemasaran pada khususnya. Pasar mungkin dapat

didefinisikan sebagai tempat dimana pembeli bertemu dengan penjual, barang-

barang atau jasa-jasa ditawarkan untuk dijual, dan kemudian terjadi

pemindahan hak milik.

Pasar secara harfiah berarti berkumpul untuk tukar menukar barang

atau jual beli sekali dalam 5 hari Jawa. Pasar diduga dari bahasa Sanskerta

Pancawara. Pasar dalam konsep urban Jawa adalah kejadian yang berulang

secara ritmik dimana transaksi sendiri tidak sentral, yang sentral dalam

kegiatan pasaran adalah interaksi sosial dan ekonomi dalam satu peristiwa.

Berkumpul dalam arti saling ketemu muka dan jual beli pada hari pasaran

menjadi semacam panggilan sosial perodik.

Menurut Hasibuan (1993:12) dalam Prihandini (2013), secara

sederhana pengertian pasar adalah pertemuan antara penjual dan pembeli.

Pengertian pasar tersebut adalah dipandang secara nyata. Secara abstrak, pasar

adalah ratusan atau ribuan perusahaan dalam suatu industri yang melakukan

transaksi perdagangan dalam waktu tertentu.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

45

Pasar merupakan suatu institusi tempat bertemunya penjual dan

pembeli untuk melakukan transaksi, yaitu hubungan timbal balik antara

penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga terhadap suatu barang

atau jasa yang hendak dibeli. Keberadaan pasar mempunyai fungsi yang

sangat penting. Secara umum, pasar mempunyai tiga fungsi utama yaitu

(Sadono Sukirno, 2004:220 dalam Putri, 2012)

a. Fungsi Distribusi

Dalam kegiatan distribusi pasar mempunyai fungsi untuk

mendekatkan jarak antara konsumen (pembeli) dengan produsen

(penjual) dalam melaksanakan transaksi. Pasar mempunyai fungsi

distribusi meyalurkan barang-barang hasil produksi ke konsumen.

Melalui transaksi jual beli, produsen dapat memasarkan barang hasil

produksinya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada

konsumen atau kepada pedagang perantara lainnya. Melalui transaksi

jual beli itu, konsumen dapat memperoleh barang dan jasa yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Fungsi Pembentukan Harga

Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan

proses tawar menawar, sehingga diperoleh kesepakatan harga antara

penjual dan pembeli. Dalam proses tawar menawar tersebut terjadi

penyatuan keinginan kedua belah pihak, yaitu keinginan penjual dan

keinginan pembeli untuk menentukan kesepakatan harga atau yang biasa

disebut harga pasar

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

46

c. Fungsi Promosi

Pasar merupakan sarana atau tempat yang palin tepat untuk

mempromosikan barang-barang produksi, karena pasar banyak

dikunjungi konsumen (pembeli). Pelaksanaan promosi dapat dilakukan

dengan berbagai cara, misalnya memasang spanduk, membagikan

brosur, memberikan sampel barang kepada para konsumen (pembeli)

dan lain sebagainya.

Pasar merupakan tempat pembeli bertemu dengan penjual,

barang-barang atau jasa-jasa ditawarkan untuk dijual dan kemudian

terjadi pemindahan hak milik. Kottler (2002:09) melihat arti pasar dalam

beberapa sisi, antara lain:

a. Dalam pengertian aslinya, pasar adalah suatu tempat fisik di mana

pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan

jasa.

b. Bagi seorang ekonom, pasar mengandung arti semua pembeli dan

penjual yang menjual dan melakukan transaksi atas barang/jasa

tertentu. Dalam hal ini para ekonom memang lebih tertarik akan

struktur, tingkah laku dan kinerja dari masing-masing pasar ini.

c. Bagi seorang pemasar, pasar adalah himpunan dari semua pembeli

nyata dan pembeli potensial dari pada suatu produk.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

47

Pasar merupakan tempat pembeli bertemu dengan penjual, barang-

barang atau jasa-jasa ditawarkan untuk dijual dan kemudian terjadi

pemindahan hak milik. Pasar dapat dibedakan menjadi dua kelompok

besar, yaitu.

a. Pasar Tradisional

Pasar yang masih memakai pola manajemen yang sangat

sederhana dengan ciri-cirinya setiap pedagang mempunyai satu

jenis usaha, adanya interaksi antara penjual dan pembeli (tawar

menawar harga), penempatan barang dijajar kurang tertata rapi,

kenyamanan dan keamanan kurang diperhatikan.

b. Pasar Modern

Pasar yang sudah memakai pola-pola manajemen modern,

dengan ciri-ciri jenis barang dagangan yang dilakukan oleh satu

pedagang, harga fixed (tetap), tata letak barang dagangan teratur

dengan baik dan rapi, kenyamanan dan keamanan sudah menjadi

prioritas utama.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR · jual beli handphone, jenis handphone, nama handphone, garansi handphone, aksesoris handphone , dan servis handphone . Penelitian “Pemakaian

48

C. Kerangka Pikir

Transaksi jual beli di pasar Legi

Jatinom Klaten

Kalimat yang mengandung

istilah khsusus

Analisis

Fungsi bahasa Tuturan yang

mengandung register

transaksi jual beli di

pasar Legi Jatinom

Klaten

Karakteristik pemakaian

bahasa transaksi jual beli di

pasar Legi Jatinom Klaten

Bentuk pemendekan

Perubahan bunyi

Campur kode

Alih kode

Interferensi morfologis

Kata sapaan

Fungsi konatif

Fungsi referensial

Kosakata khusus

penentu register

transaksi jual beli di

pasar Legi Jatinom

Klaten

Pemakaian Bahasa

Rekaman percakapan

transaksi jual beli di pasar

Legi Jatinom Klaten

Lisan

Sosiolinguistik

konteks

Simpulan karakteristik transaksi jual beli di pasar Legi Jatinom Klaten