18
17 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil beberapa rujukan atau acuan dari penelitian terdahulu dengan tujuan memperkuat penelitian ini. Adapun acuan atau rujukan yang digunakan peneliti dalam penelitiannya adalah sebagai berikut. Tabel II Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Hasil penelitian Relevansi Penelitian 1 Gaya hidup pada santriwati di pondok pesantren Annuqoyah Sumenep Madura.Kholifatin Firdani,tahun 2013. Menujukan hasil bahwa terjadi pergeseran gaya hidup santriwati di pondok pesantren dalam hal gaya bahasa, penampilan atau fashion,serta masalah keuangan menjadi penyebab permasalahan antar individu. Menunjukkan kesamaan penelitian dalam membahas gaya hidup santri,temuan peneliti terjadinya pergeseran model gaya berpakain santri, akan tetapi, Kholifatin lebih cenderung terhadap gaya hidup santriwati, sedangkan saya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil beberapa rujukan atau acuan dari

penelitian terdahulu dengan tujuan memperkuat penelitian ini. Adapun acuan atau

rujukan yang digunakan peneliti dalam penelitiannya adalah sebagai berikut.

Tabel II

Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Hasil penelitian Relevansi Penelitian

1 Gaya hidup pada

santriwati di pondok

pesantren Annuqoyah

Sumenep

Madura.Kholifatin

Firdani,tahun 2013.

Menujukan hasil bahwa

terjadi pergeseran gaya

hidup santriwati di pondok

pesantren dalam hal gaya

bahasa, penampilan atau

fashion,serta masalah

keuangan menjadi

penyebab permasalahan

antar individu.

Menunjukkan

kesamaan penelitian

dalam membahas

gaya hidup

santri,temuan

peneliti terjadinya

pergeseran model

gaya berpakain

santri, akan tetapi,

Kholifatin lebih

cenderung terhadap

gaya hidup

santriwati,

sedangkan saya

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

18

cenderung terhadap

gaya santri(laki-laki)

yang terdapat di

lingkungan

Singosari-Malang.

2 Gaya hidup sehat

menurut agama. Dian

Mayang Sari, (2012)

Menujukkan bahwa

bangunlah sebelum

shubuh itu yangdianjurkan

Rosululloh, seusai sholat

shubuh beraktivitaslah

dengan cara olaraga

ringan, selalu mengontrol

emosi karena marah dapat

mengeluarkan banyak

tenaga. Biasakan berpuasa

Sunnah karena dengan hal

demikian organ tubuh

akan beristirahat dan tubuh

akan melakukan generasi

sel-sel yang rusak, serta

bersihkan hati dan istirahat

yang cukup dan teratur.

Salah satu temuan

mengenai gaya

hidup di Pesantren

Ilmu Al-quran yaitu

tentang aktivitas

santri yang sudah

terstruktur dengan

baik, karena mereka

mengharuskan dan

wajib mengikuti

aturan yang sudah di

patenkan oleh

pondok pesantren.

Dari mulai bangun

tidur sepertiga

malam untuk sholat

tahadjut,mengikuti

pengajian shubuh,

kewajiban mereka

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

19

untuk sekolah

umum, lanjut malam

di haruskan

berjamaah dan

membaca dzikir

bersama para

pengurus dan para

ustadz. Mereka

makan makanan

yang sudah tersedia

di kantin sehat, dan

juga mereka tidak

jarang melakukan

puasa Sunnah

bersama teman-

teman yang lain.

3 Masamah (2008) :

Gaya Hidup Santri

Pondok Pesantren

Wahid Hasyim

Ditengah Budaya

Konsumerisme.

Menunjukkan bahwa gaya

hidup santri pondok

pesantren wahid hasyim

tetap mengikuti kemajuan

yang ada disekitarnya,

namun tetap diikuti

pertimbangan-

petimbangannya dan di

Menunjukkan bahwa

persamaan

penelitian dalam

membahas gaya

hidup santri di dalam

pondok pesantren.

Untuk perbedaanya

pertama kali lokasi

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

20

kendalikan dengan nilai-

nilai agama yang selama

ini menjadi peganggan

hidupnya

penelitian, yang

mana pertama lokasi

penelitiannya di

pondok wahid

hasyim sedangkan

peneliti di pesantren

ilmu al-quran kedua

membahas budaya

konsumerisme

terhadap santri,

sedangkan penelitian

dari penulis adalah

tentang alasan santri

menerima keadaan

pondok pesantren

yang serba

sederhana.

B. Gaya Hidup

1. Gaya Hidup

Istilah gaya hidup (lifestyle) sekarang ini kabur,sementara istilah ini

memiliki sosiologis yang lebih terbatas dengan merujuk pada gaya hidup yang

khas dari berbagai kelompok status tertentu, salah satunya yaitu kehidupan

yang terjadi dilingkungan pondok pesantren, dimana gaya hidup dilingkungan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

21

pesantren memiliki keunikan sendiri. Karena para santri memiliki suatu ikatan

aturan terhadap suatu peraturan yang berada di dalam pondok pesantren, karena

gaya hidup santri terikat dengan peraturan yang ada dalam pondok pesantren,

mereka tidak sebebas orang yang diluar pondok pesantren, mereka memiliki

kegiatan yang telah ditentukan oleh pondok pesantren.

Weber mengemukakan bahwa persamaan status dinyatakan melalui

persamaan gaya hidup, di bidang pergaulan gaya hidup ini dapat berwujud

pembatasan terhadap pergaulan erat dengan orang statusnya lebih rendah.

Selain adanya pembatasan dalam pergaulan, menurut Weber kelompok status

ditandai pula oleh adanya berbagai hak istimewa dan monopoli atas barang dan

kesempatan ideal maupun material.

Weber mnengemukakan bahwa kelompok status merupakan pendukung

adat, yang menciptakan dan melestarikan semua adat istiadat yang berlaku

dalam masyarakat. Monopoli suatu kelompok status antara lain terwujud dalam

gaya berpkaian. Kita melihat bahwa setiap kelompok status yang ada di

masyarakat mempunyai gaya hidup yang khas. Masing-masing kelompok

mempunyai selera yang khas dalam berpakain, hiburan, makanan, minuman,

bacaan, selera seni dan musik.

Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni : 2003) gaya hidup

seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan oleh individu seperti

kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang

dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan

kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni:2003)

menyatakan bahwa factor-faktor yang mepengaruhi gaya hidup seseorang ada

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

22

dua faktor, yaitu factor yangberasal dari dalam diri individu (internal) dan

faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal yaitu sikap,

pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif dan persepsi

(Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut:

1) Sikap

Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan piker yang dipersiapkan

untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang diorganisasi

melalui pengalaman dan mempengaruhisecara langsung pada

perilaku.Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiaaan,

kebudayaan, dan lingkungan sosialnya.

2) Pengalaman dan pengamatan

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,

pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya di masa lalu dan

dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh

pengalaman. Hasil dari pengalaman akan dapat membentuk pandangan

terhadap suatu obyek. Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik

individu dan individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan

perilaku dari setiap individu.

3) Motif

Perilaku individu muncul karena adantya motif kebutuhan untuk merasa

aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang

motif. Jika motif sesorang terhadap kebutuhan prestise itu besar maka akan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

23

membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup

hedonis.

4) Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan

menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang

berate mengenai dunia

2. Santri

Hampir seluruh masyarakat di kawasan nusantara ini taka sing lagi

mendengar kata santri di dalam benak mereka. Umumnya kata santri di

identikkan bagi seseorang yangtinggal di pondok pesantren yang

kesehariannya mengaji kitab-kitab salafi atau kitab kuning, dengan tubuh

dibungkus dengan sarung, peci, serta pakaian koko sebagai pelangkap atau

menjadi ciri khas tersendiri bagi mereka.

Asal-usul kata “santri” sendiri menurut DR. Nurcholis Majid

(Cendekiawan Islam) sekurang-kurangnya ada dua pendapat yang dapat di

jadikan bahan acuan.Pertama, berasal dari bahasa Sankskerta, yaitu "sastri",

yang berarti orang yang melek huruf.Kedua, berasal dari bahasa Jawa, yaitu

"cantrik", yang berarti seseorang yang mengikuti kyai di mana pun ia pergi dan

menetap untuk menguasai suatu keahlian tersendiri.

Berbeda dengan pendapat DR. KH. M.A. Sahal Mahfudz yang justru

mengatakan bahwa kata “santri” berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata

"santaro", yang mempunyai jama' (plural) sanaatiir (beberapa santri). Di balik

kata “santri” tersebut yang mempunyai empat huruf Arab (sin, nun, ta', ra').

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

24

Adapun empat huruf tersebut yaitu : Sin, yang bermakna dari lafadz "satrul

aurah" (menutup aurat) sebagaimana layaknya kaum santri yang mempunyai

ciri khas dengan sarung, peci, pakaian koko, dan sandal ala kadarnya sudah

barang tentu bisa masuk dalam golongan huruf sin ini, yaitu menutup

aurat.Namun pengertian menutup aurat di sini mempunyai dua pengertian yang

keduanya saling ta'aluq atau berhubungan.Yaitu menutup aurat secara tampak

oleh mata (dhahiri) dan yang tersirat atau tidak tampak (bathini).

Menutup aurat secara dhahiri gambarannya sesuai dengan gambaran yang

telah ada menurut syari'at Islam.Mulai dari pusar sampai lutut bagi pria dan

seluruh tubuh kecuali tangan dan wajah bagi wanita.Gambaran tersebut

merupakan gambaran yang sudah tersurat dalam aturan-aturan yang sudah jelas

dalam syari'at. Namun satu sisi yang kaitannya dengan makna yang tersirat

(bathini) terlebih dahulu kita harus mengetahui apa sebenarnya tujuan dari

perintah menutup aurat.

Manusia sebagai mahluk yang mulia yang diberikan nilai lebih oleh Allah

berupa akal menjadikan posisi manusia sebagai mahluk yang sempurna

dibandingkan yang lain. Dengan akal tersebutlah akan terbentuk suatu custom

atau habitual yang tentu akan dibarengi dengan budi dan naluri, yang nantinya

manusia akan mempunyai rasa malu jika dalam perjalanannya tidak sesuai

dengan rel–rel yang telah di tentukan oleh agama dan habitual action atau

hukum adab setempat.

Yang kaitannya dengan hal ini, tujuan utama manusia menutup aurat tak

lain adalah menutupi kemaluan yang dianggap vital dan berharga. Andaikan

manusia sudah tidak dapat lagi menutup kemaluannya yang vital dan berharga

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

25

itu, berarti sudah dapat ditanyakan kemanusiaannya antara manusia dan

makhluk yang lain semisal hewan.

Hal yang terpenting di sini adalah bagaimana manusia menutupi dan

mempunyai rasa malu dalam hal sifat dan perilaku secara dhahiri dan bathini.

Sebagaimana disinggung dalam salah satu hadits Nabi saw. : "al-haya'u minal

iman", malu sebagian dari iman. Tentunya hal ini sudah jelas betapa besar

pengaruhnya haya' atau malu dalam kacamata religius (agama) maupun sosial

kemasyarakatan.

Nun, yang bermakna dari lafadz "na'ibul ulama" (wakil dari ulama). Dalam

koridor ajaran Islam dikatakan dalam suatu hadits bahwa : "al-ulama warasatul

anbiya' (ulama adalah pewaris nabi). Rasul adalah pemimpin dari umat, begitu

juga ulama. Peran dan fungsi ulama dalam masyarakat sama halnya dengan

rasul, sebagai pengayom atau pelayan umat dalam segala dimensi. Tentunya di

harapkan seorang ulama mempunyai kepekaan-kepekaan sosial yang tahu atas

problematika dan perkembangan serta tuntutan zaman akibat arus globalisasi

dan modernisasi, serta dapat menyelesaikannya dengan arif dan bijak atas apa

yang terjadi dalam masyarakatnya.

Kaitannya dengan na'ibul ulama, seorang santri di tuntut mampu aktif,

merespon, sekaligus mengikuti perkembangan masyarakat yang

diaktualisasikan dalam bentuk sikap dan perilaku yang bijak.Minimal dalam

masyarakat kecil yang ada dalam pesantren.Sebagaimana yang kita tahu,

pesantren merupakan sub-kultur dari masyarakat yang majemuk.Dan dengan

didukung potensi yang dimiliki kaum santri itulah yang berfungsi sebagai

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

26

modal dasar untuk memberikan suatu perubahan yang positif sesuai dengan

yang diharapkan Islam.

Ta', yang bermakna dari lafadz "tarkul ma'ashi" (meninggalkan

kemaksiatan). Dengan dasar yang dimiliki kaum santri, khususnya dalam

mempelajari syari'at, kaum santri diharapkan mampu memegang prinsip

sekaligus konsisten terhadap pendirian dan nilai-nilai ajaran Islam serta hukum

adab yang berlaku di masyarakatnya selagi tidak keluar dari jalur syari'at.

Kaitannya hal tersebut yaitu seberapa jauh kaum santri mengaplikasikan

apa yang telah mereka dapatkan dan sejauh mana pula ia memegang hubungan

hablun minallah (hubungan vertikal dengan sang Khaliq) dan hablun minannas

(hubungan horizontal dengan sosial masyarakat). Karena tarkul ma'ashi tidak

hanya mencakup pelanggaran-pelanggaran hukum yang telah ditetapkan-Nya,

tetapi juga hubungan sosial dengan sesama makhluk, baik manusia ataupun

yang lain.

Ra', yang maknanya dari lafadz "raisul ummah" (pemimpin umat).

Manusia selain diberi kehormatan oleh Allah sebagai makhluk yang paling

sempurna dibanding yang lain. Manusia juga diangkat sebagai khalifatullah di

atas bumi ini.Sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya "inni ja'ilun fil ardhi

khalifah" (QS. Al-Baqarah : 30), yang artinya "Sesungguhnya Aku ciptakan di

muka bumi ini seorang pemimpin."

Kemuliaan manusia itu ditandai dengan pemberian-Nya yang sangat

mempunyai makna untuk menguasai dan mengatur apa saja di alam ini,

khususnya umat manusia. Selain itu pula peranan khalifah mempunyai fungsi

ganda. Pertama, ibadatullah (beribadah kepada Allah) baik secara individual

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

27

maupun sosial, dimana sebagai makhluk sosial dalam komunitas berbangsa,

umat Islam juga dituntut memberikan manfaat kepada orang lain dalam

kerangka ibadah sosial. Kedua, 'imaratul ardhi, yaitu membangun bumi dalam

arti mengelola, mengembangkan, dan melestarikan semua yang ada.Jika hal-

hal yang berkaitan dengan kebutuhan manusia itu hukumnya wajib.Maka

melestarikan, mengembangkan, serta mengelola pun hukumnya

wajib.Sebagaimana di jelaskan dalam salah satu kaidah fiqih; "ma la yatimu bi

hi wajib fahuwa wajibun", sesuatu yang menjadikan kewajiban maka

hukumnya pun wajib.

Gambaran di atas merupakan suatu peran serta tanggung jawab seorang

santri, dalam hal pengembangan sosial masyarakat.Di situlah diperlukan suatu

mentalitas religius serta totalitas kesadaran, karena kaum santri-lah yang dapat

dijadikan harapan dalam mengembalikan konsep-konsep ajaran Islam.Sebab,

secara tidak langsung santri adalah generasi penerus perjuangan para ulama

sekaligus pewaris para Nabi dalam mensyi’arkan dan meneruskan ajaran-

ajaran Islam, baik dengan dakwah bil lisan (dengan ucapan/ceramah), dakwah

bil kitabah (dengan karya/tulisan) maupun dakwah bil hal (dengan

akhlak/perilaku).Maka, sudah seharusnya para santri dapat merealisasikan

ilmu-ilmu yang didapat dari pesantren yang pernah disinggahinya.

C. Pondok Pesantren

Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata ”santri” yang mendapat

imbuhan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang menunjukkan tempat, maka

artinya adalah tempat para santri. Terkadang pula pesantren dianggap sebagai

gabungan dari kata ”santri” (manusia baik) dengan suku kata ”tra” (suka

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

28

menolong) sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia

baik-baik (Zarkasy, 1998: 106).

Lebih jelas dan sangat terinci sekali Madjid (1997 : 19-20) mengupas asal

usul perkataan santri, ia berpendapat ”Santri itu berasal dari perkataan ”sastri”

sebuah kata dari Sansekerta, yang artinya melek huruf, dikonotasikan dengan

kelas literary bagi orang jawa yang disebabkan karena pengetahuan mereka

tentang agama melalui kitab-kitab yang bertuliskan dengan bahasa Arab.

Kemudian diasumsikan bahwa santri berarti orang yang tahu tentang agama

melalui kitab-kitab berbahasa Arab dan atau paling tidak santri bisa membaca

al-Qur'an, sehingga membawa kepada sikap lebih serius dalam memandang

agama. Juga perkataan santri berasal dari bahasa Jawa ”cantrik” yang berarti

orang yang selalu mengikuti guru kemana guru pergi menetap (istilah

pewayangan) tentunya dengan tujuan agar dapat belajar darinya mengenai

keahlian tertentu.

Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti

kata bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan

menekankan kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa

Arab ”Fundũq” yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau

mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari bambu (Zarkasy, 1998:

105106). Pesantren atau lebih dikenal dengan istilah pondok pesantren dapat

diartikan sebagai tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji

ilmu pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji, biasanya komplek itu

berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan apa adanya yang

menunjukkan kesederhanaannya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

29

Pengertian pondok pesantren secara terminologis cukup banyak

dikemukakan para ahli. Beberapa ahli tersebut adalah:

1. Dhofier (1994: 84) mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah

lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan

pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari

2. Menurut Mastuhu (1994: 55) pondok pesantren adalah suatu lembaga

pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,

mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan

menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku

sehari-hari.

3. Arifin (1995: 240) mendefinisikan pondok pesantren sebagai suatu

lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh

masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (kampus) di mana menerima

pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang

sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari kepemimpinan

(leadership) seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang

bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal.

4. Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) mendefinisikan pesantren sebagai

lembaga

tafaqquh fi al-dîn yang mengemban misi meneruskan risalah

Muhammad SAW sekaligus melestarikan ajaran Islam yang berhaluan

Ahlu al - sunnah wa a l - Jam ã ’ah ‘ al ã T}ar î qah al - Ma z| ã hib al

- ‘ Arba’ah

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

30

Berdasarkan beberapa difinisi yang diberikan oleh beberapa ahli diatas,

dapat diambil kesimpulan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan

yang bernafasan islam untuk memahami, menghayati, mengamalkan ajaram islam

dengan menekankan moral agama sebagi pedoman hidup bermasyarakat, yang

didalamnya mengandung beberapa elemen yang tidak bisa di pisahkan, yang

antara lain sebagai pengasuh sebagai pendidik,masjid atau aula sebagai sarana

peribadatan sekaligus berfungsi sebagai pendidikan para santri dan asrama

sebagai tempat tinggal dan belajar santri.

D. Landasan Teori

Teori fenomenologi (Alfred schutz)

Fenomenologi berasal dari Bahasa Yunani, Phainoai, yang berarti ‘menampak’

dan phainomenon merujuk pada ‘yang menampak’.Istilah fenomenologi

diperkenalkan oleh Johan Heirinckh.Meskipun demikian pelopor aliran

fenomenologi adalah Edmund Husserl.Jika dikaji lagi fenomenologi itu berasal

dari phenomenon yangberarti realitas yang tampak.Dan logos yang berarti ilmu.

Jadi fenomenologi adalah ilmu yang berorientasikan untuk mendapatkan

penjelasan dari realitas yang tampak.

Fenomenologi berusaha mencari pemahaman bagaimana manusia

mengkonstruksimakna dan konsep penting dalam kerangka intersubjektivitas

(pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang

lain). (Kuswarno,2009:2).

Tujuan dari fenomenologi, seperti dikemukakan oleh Husserl, adalah untuk

mempelajari fenomena manusia tanpa mempertanyakan penyebabnya. Huseerl

mengatakan.‘’Dunia kehidupan adalah dasar makna yang dilupakan oleh ilmu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

31

pengetahuan .’’ Kita kerap memanai kehidupan tidak secara apa adanya, tetapi

berdasarkan teori teori, refkeksi filosofis tertentu, atau berdasarka penafsiran-

penafsiran yang diwarnai oleh kepentingan-kepentingan, situasi kehidupan, dan

kebiasaan-kebiasaan kita.

Fenomenologi Scuthz banyak mengadaptasi pandangan Verstehen yang telah

di letakkan Max Weber. Bagi Schutz, verstehen sebagai pemahaman tentang

makna subjektif sama dengan penekanan fenomenologis yang menganalisis

struktur makna pada individu dan hubungan struktur tersebut dengan individu-

individu lain. Bisa dikatakan pengalaman dan asumsi dari makna-makna bersama

merupakan dasar yang mungkin untuk membuat kehidupan sosial. Di dalam

kehidupan santri di dalm pondok pesantren memiliki suatu ikatan individu dengan

yang lainnya.Mereka mempunyai kehidupan yang sama dan tujuan yang sama,

kehidupan mereka mempunyai kesamaan karena mereka harus memenuhi

peraturan Pesantren Ilmu A-lquran, mereka memiliki suatu ikatan yang mengikat

mereka untuk melakukan kegiatan yang sudah diwajibkan pesantren sedangkan

tujuan para santri sama yaitu menimbah ilmu sebaik-baiknya, baik ilmu agama

maupun ilmu umum.

Para santri memiliki aktivitas yang berbeda, karena mereka memiliki tingkatan

umur yang berbeda,meskipun didalam strata tingkat keumuran mereka berbeda

hal itu tidak mutlak menyebabkan perbedaan dengan santri yang lainya. Mereka

saling menghargai dengan antara santri yang satu dan yang lainnya, tetapi mereka

terkadang mengalami yang namannya perselisihan atau masalah yang terjadi

kepada para santri, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Karena setiap

kehidupan pasti akan mengalami yang namanya masalah, dan setiap individu

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

32

hanya bisa mempelajari dari masalah tersebut agar bisa menjadi orang yang bisa

mempelajari situasi atau keadaan yang tidak sama.

Fenomenologi hampir mirip dengan metode.Bisa disimpulkan bahwa berbicara

tentang fenomenologi tidak menceritakan tentang teori-teori besar, bukan pula

menggambarkan penjelasan yang sangat ilmiah mengenai kehidupan sosial,

terlebih menguantifikasi dalam angka-angka. Tujuan dari Fenomenologi adalah

mendorong kita untuk menyadari dan mempelajari serta mengontrol apa yang

sedang kita lakukan dan membentuk kehidupan sosial. Sekalipun manusia tidak

memiliki kontrol penuh atas setiap situasi dalam kehidupn sosial mereka, akhirnya

mereka sanggup memilih proyek hidupnya.Dikarnakan masing-masing individu

memiliki stoch of knowledge, kemudian diantara mereka terjadi sharing,

negoisasi, dan maneuver-manuver demi terbentuknya kohesi sosial.

Sebagai gerakan filsafat, fenomenologi menekankan keunggulan pikiran

manusia sebagai pencipta, yang akan semua manusia akan alami sebagai

kenyataan, yakni kondisi manusia yang memiliki kesadaran subjektif dan

mengambil sikap atas kehidupan sehari-hari. Tomm Cambeell menyatakan bahwa

fenomenologi tidak lebih dari usaha mempelatar belakangi filosofis untuk studi

tentang masyarakat, sedangkan dalam konteks ilmu sosial ia di anggap sebagai

bentuk kreativitas sosial dari kesadaran manusia. Pendekatan fenomenologi tidak

konvensional, tetapi radikal. Tetapi tidak sama dengan marxis yang terjebak

dalam gerakan-grerakan politik. Berbeda pula dengan fungsionalisme structural

yang cenderung reduktif, fenomenologi menghormati potensi, otonomi,

kreativitas individu, dan kemampuan mereka dalam menandingi sosilisasi,

kebiasaan, kondisi-kondisi tertentu, dan tekanan-tekanan masyarakat.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

33

Tentang Kihidupan Sehari-hari (common sense)

Banyak gagasan Schutz yang menyinggung penjelasan tentang kehidupan

sehari-hari (common sense). Common Sense merupakan lambang yang

terorganisasi dari pengetahuan yang di terima begitu saja, dimana aktivitas kita

didasarkan dan dalam sifat alamiah kita tidak mempertanyakan (Gordon Marshall,

1998: hal 94). Meminjam pandangan Ritzer , bahwa common sense sama dengan

dunia intersubjektif. Dalam konteks ini, orang menciptakan realitas sosial dan

dipaksa kehidupan sosial yang telah ada dan oleh struktur kultural ciptaan leluhur

mereka (ritzer, 2003 : hal 94). Sekali lagi Ritzer mengutip pandangan Scuhtz:

“Dalam dunia ini, saya selalu membagi-bagi dengan teman-teman saya. Mereka

juga mengalami dan menafsirkannya seperti saya. Dalam kesadaran saya, saya

juga menemukan kesadaran yang dimiliki orang lain.

Dalam pandangan Scuhtz memang ada berbagai ragam realitas termasuk

didalamnya dunia mimpi dan ketidakwarasan.Tetapi realitas yang tertinggi itu

adalah dunia keseharian yang memiliki sifat intersubjektif yang disebutnya

sebagai the life word. Menurut Schutz ada enam karakteristik yang sangat

mendasar dari the life word ini, yaitu pertama, wide- awakeenes (ada unsur

kesadaran yang berarti sadar sepenuhnya).Kedua, reality (orang yakin akan

eksistensi dunia ). Ketiga, dalam dunia keseharian orang-orang berinteraksi ,

keempat pengalaman dari seseorang merupakan totalitas dari pengalaman dia

sendiri. Kelima, dunia intersubjektivits dicirikan sebagai komunikasi dan tindakan

sosial .Keenam, adanya prespektif aktu dalam masyarakat.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian ...eprints.umm.ac.id/44205/3/jiptummpp-gdl-riyadulilm-48861-3-babii.pdf · seseorang dapat dilihat dari prilaku yang dilakukan

34

Schutz juga mengatakan untuk meneliti fenomena sosial, sebaiknya peneliti

merujuk pada empat tipe ideal yang terkait dengan interaksi sosial. Karena

interaksi sosial sebenarnya dari hasil pemikiran diri pribadi yang berhubungan

dengan orang lain atau lingkungan. Sehingga yntuk mempelajari interaksi sosial

antar pribadi dalam fenomenologi digunakan empat tipe ideal berikut ini:

a. The eyewitness (saksi mata) Yaitu seseorang yang melaporkan kepada

peneliti sesuatu yang telah diamati di dunia dalam jangkuan orang tersebut.

b. The insider (orang dalam) Seseorang yang karena hubunganya dengan

kelompok yang lebih langsung dari peneliti sendiri, lebih mampu

melaporkan suatu peristiwa, atau pendapat orang lain dari kelompok.

Peneliti menerima informasi orang dalam sebagai “benar” atau sah,

setidaknya sebagaian karena pengetahuannya dalam konteks situasi lebih

dalam dari saya.

c. The analst (analisis) Seseorang sebagai informasi relevan dengan peneliti,

orang itu mengumpulakan informasi dan mengorganisasikannya sesuai

dengan system relevansi

d. The commentator (komentator) schutz menyampaikan juga tiga unsur pokok

fenomenologi sosial yaitu:

Pertama Perhatian terhadap aktor

Kedua, Perhatian terhadap kenyataaan yang penting atau yang pokok

dan kepada sikap yang wajar atau alamiah (Natural Atitude).

Ketiga, Memperhatikan pertumbuhan, perubahan, dan proses tindakan.

Berusaha memahami bagaimana keteraturan dalam masyarakat

diciptakan dan diplihara dalam pergaulan sehari-hari.