Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Fadhlia dkk., (2017) Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi Dan
Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Di Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data Efektivitas penerimaan pajak bumi
dan bangunan perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Aceh Besar mengalami
peningkatan setiap tahunnya apalagi setelah pendapatan daerah diakui oleh
pemerintah daerah sepenuhnya. Kontribusi pajak bumi dan bangunan perdesaan
dan perkotaan di Kabupaten Aceh Besar dikategorikan sangat kurang. Hal ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Aceh Besar kurang dalam mengoptimalkan
sumber-sumber penerimaan PBB P2 yang menyebabkan kontribusi terhadap
pendapatan asli daerah masih sangat kurang. Kontribusi yang diterima masih
kurang dikarenakan pertumbuhan penerimaan pendapatan asli daerah lebih besar
dibandingkan dengan pertumbuhan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan. Pemerintah daerah telah berupaya meningkatkan kontribusi dengan
melakukan update data dan menggali potensi baru dengan melakukan pendataan ke
lapangan.
Utiarahman (2016) Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak
Bumi Dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) Terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Tomohon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif dan data yang digunakan dalam penelitian adalah data
primer, didapatkan dari hasil wawancara langsung kepada pihak terkait dan data
sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Barang
Milik Daerah DPPKBMD) Kota Tomohon. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dari tahun 2011-2015 mengalami
6
fluktuasi setiap tahunnya, tidak selalu meningkat ataupun menurun. Untuk
Kontribusi terhadap Pendapatan Daerah cenderung mengalami penurunan.
Saputro, Rudi (2014) Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan
Perdesaan Dan Perkotaan (PBB P2) Terhadap Peningkatan Penerimaan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota
Surabaya). Berdasarkan hasil penelitian rata-rata tingkat efektivitas penerimaan
PBB Perkotaan Surabaya pada saat dikelola oleh DJP (2009-2010) menunjukkan
hasil yang lebih baik dibandingkan pada saat PBB tersebut dikelola oleh DPPK
Kota Surabaya (2011-2013), yaitu sebesar 86,45% dengan kriteria nilai interpretasi
cukup efektif. Sedangkan rata-rata tingkat efektivitas penerimaan PBB Perkotaan
Surabaya pada saat dikelola oleh DPPK Kota Surabaya (2011-2013) sebesar
76,38% dengan kriteria nilai interpretasi kurang efektif. Kontribusi PBB Perkotaan
Surabaya terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Surabaya dalam tiga tahun periode
2011-2013 selalu mengalami penurunan. Rata-rata kontribusi PBB Perkotaan
terhadap Pajak Daerah sebesar 31,10% dengan kriteria nilai interpretasi cukup baik,
sedangkan rata-rata kontribusi PBB Perkotaan terhadap PAD sebesar 25,24%
dengan kriteria nilai interpretasi sedang.
Octovido dkk., (2014) Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Pajak Daerah
Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Batu (Studi Pada Dinas Pendapatan
Daerah Kota Batu Tahun 2009-2013). Metode penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif. Tempat penelitiannya di Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu.
Data Penelitian ini adalaha data sekunder. Penelitian ini menggunakan data
Pendapatan Asli Daerah Kota Batumulai dari tahun 2009-2013. Hasil Analisis
menunjukkan bahwa tahun 2010 memiliki efektivitas yang terendah dan tahun 2012
memiliki tingkat efektivitas yang tertinggi, serta untuk kontribusi tahun 2009
memiliki kontribusi yang terkecil dan tahun 2012 memiliki kontribusi yang
terbesar. Berdasarkan hasil perhitungan analisis dan kontribusi tersebut seharusnya
Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu melakukan intesifikasi dan ekstensifikasi
pajak guna meningkatakan pendapatan dari sektor Pajak Daerah.
7
Ferian (2014) Efektivitas Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi Dan
Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) Serta Kontribusinya Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya. Jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian Efektivitas
pelaksanaan intensifikasi pemungutan PBB Perkotaan yang telah dilakukan oleh
DPPK Kota Surabaya menunjukan kriteria yang βCukup Efektifβ. Sedangkan
kontribusi PBB Perkotaan terhadap PAD Kota Surabaya dari tahun 2011-2013
prosentasenya menunjukan penurunan. Penurunan prosentase kontribusi PBB
Perkotaan terhadap PAD Kota Surabaya terjadi bukan karena realisasi penerimaan
PBB Perkotaan yang diperoleh menurun. Realisasi penerimaan PBB Perkotaan dari
tahun 2011-2013 menunjukan peningkatan setiap tahunnya, namun peningkatan
tersebut juga diiringi oleh peningkatan penerimaan PAD Kota Surabaya, sehingga
jika dilihat dari besarnya prosentase kontribusi PBB Perkotaan terhadap PAD Kota
Surabaya menunjukan penurunan dari tahun 2011-2013. Secara keseluruhan
kontribusi PBB Perkotaan dari tahun 2011 sampai dengan 2013 menunjukan bahwa
kontribusi penerimaan PBB Perkotaan terhadap realisasi PAD Kota Surabaya
termasuk dalam kriteria βSedangβ.
B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,
yang dalam pemungutannya dapat dipaksakan tetapi wajib pajak tidak dapat
merasakan manfaatnya secara langsung. Iuran tersebut nantinya akan digunakan
untuk pengeluaran negara (Suandy, 2008).
Pendapat yang di kemukakan oleh Prof. Rochmat Soemitro, SH menyatakan
bahwa pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrapretasi)
yang langsung dapat di tunjukan dan di gunakan untuk membayar pengeluaran
umum, seperti yang ditulis M. Mardiasmo (2011)
Pengertian Pajak menurut Pasal 1, Undang-Undang No.28 Tahun 2009
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Pajak adalah kontribusi wajib
8
kepada negara yang terhutang oleh orang atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dimana dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya dalam
kemakmuran rakyat.
Definisi pajak juga di kemukakan oleh beberapa ahli pajak yang
berpendapat sebagai berikut:
a. Pengertian Pajak menurut Prof. Dr. Adriani.
Pajak merupakan iuran masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan
dan terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut Peraturan Undang-
Undang dengan tidak mendapat imbalan kembali yang langsung dapat ditunjuk
dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah.
b. Pengertian Pajak menurut Suparman Suumadwidjaya.
Pajak merupakan iuran wajib masyarakat berupa barang yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma hukum yang berguna menutupi biaya produksi
barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Pajak secara umum dapat didefinisikan sebagai iuran atau pungutan wajib
yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat berdasarkan Undang-Undang
dan hasilnya digunakan demi pembiayaan pengeluaran umum pemerintah
dengan tanpa balas jasa yang ditunjuk secara langsung.
2. Pengertian Pendapatan Daerah
Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah yaitu pendapatan yang
diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (Siahaan, 2005), sedangkan menurut Halim dikutip
dari (Octovido, 2014), Pendapatan adalah semua penerimaan daerah yang berasal
dari daerah tersebut.
Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun (2004) tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pasal 6 ayat (1), maka
sumber-sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
9
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
d. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
3. Pengertian Pajak Daerah
Menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pengertian Pajak Daerah adalah Iuran wajib yang dilakukan oleh
orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemungutan pajak
daerah oleh pemerintah kabupaten/kota kepada masyarakat pada dasarnya
bertujuan untuk membiayai penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.
4. Fungsi Pajak Daerah
a. Fungsi Anggaran
Pajak Daerah sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) digunakan
untuk pendanaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan,
pembangunan, dan juga sebagai tabungan Pemerintah Daerah.
b. Fungsi Mengatur
Pemerintah Daerah mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
Pajak Daerah. Melalui fungsi ini, dana dari Pajak Daerah dapat digunakan sebagai
salah satu alat untuk mencapai tujuan ekonomi pemerintahan dan mengurangi
masalah ekonomi. Misalnya, jika pemerintah ingin menarik penanam modal, maka
dapat diberikan keringanan pajak pada sektor tertentu. Dengan demikian
diharapkan akan ada penyerapan lapangan kerja.
c. Fungsi Stabilitas
10
Pajak Daerah yang dananya terus ada membantu pemerintah untuk
menstabilkan harga barang dan jasa sehingga dapat mengurangi inflasi. Tetapi
untuk dapat memenuhi fungsi ini pemungutan dan penggunaan pajak harus
dilakukan secara efektif dan efisien.
d. Fungsi Retribusi Pendapatan
Pajak Daerah yang ada digunakan untuk mebiayai semua kepentingan umum
termasuk untuk membuka lapangan kerja baru sehingga terjadi pemerataan
pendapatan agar kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan miskin tidak terlalu
menonjol. Pajak Daerah diharapkan dapat meningkatkan pemerataan di setiap
daerah karena penyaluran pajak yang baik akan meningkatkan kualitas
pembangunan.
5. Jenis-Jenis Pajak Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, jenis-jenis Pajak Daerah
antara lain:
a. Pajak Provinsi
- Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
- Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
- Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)
- Pajak Air Permukaan
- Pajak Rokok
b. Pajak Kabupaten/Kota
- Pajak Hotel
- Pajak Restoran
- Pajak Hiburan
- Pajak Reklame
- Pajak Penerangan Jalan
- Pajak Penerangan Bukan Logam dan Batuan
- Pajak Parkir
- Pajak Air Tanah
11
- Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
- Pajak Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
6. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) adalah pajak negara yang dikenakan
terhadap Bumi dan Bangunan berdasarkan Undang-Undang no 12 tahun 1994. PBB
adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan
oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan.
Sedangkan menurut Mardiasmo (2018:336) Bumi adalah permukaan bumi
dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan
perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak, perairan) serta laut wilayah
Republik Indonesia. Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau
dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan.
Contoh objek tanah:
Sawah.
Ladang.
Kebun.
Tanah.
Pekarangan.
Tambang.
Contoh objek bangunan:
Rumah tinggal.
Bangunan usaha.
Gedung bertingkat.
Pusat perbelanjaan.
Pagar mewah.
Kolam renang.
Jalan tol.
12
7. Cara Menentukan NJOP
NJOP merupakan harga rata-rata yang didapatkan dari hasil transaksi jual
beli properti. Seperti disinggung sekilas di atas, NJOP merupakan taksiran harga
suatu properti yang dihitung berdasarkan luas dan zona rumah serta bangunan.
NJOP ditentukan berdasarkan perbandingan harga dengan objek lainnya yang
sejenis
1. Perbandingan dengan objek pajak lain yang sejenis. Penentuan NJOP bisa
diperoleh dari perbandingan dengan objek pajak lain yang sejenis dan
berdekatan secara letak dan sudah diketahui juga nilai jualnya.
2. NJOP pengganti. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan NJOP berdasarkan
hasil pendapatan atau pemasukan dari objek pajak yang dinilai.
3. Nilai perolehan baru. Dengan cara ini, Anda perlu menghitung terlebih dahulu
total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan objek pajak tersebut. Namun,
sebelum penentuan NJOP, Anda juga perlu melihat kondisi fisik dari bangunan
yang dijadikan objek pajak tersebut. Jika terjadi penyusutan, maka total biaya
yang sudah Anda keluarkan untuk membuat objek pajak harus dikurang sesuai
penyusutan kondisi fisik bangunan.
Biasanya NJOP ditetapkan untuk menghitung besaran pajak terutang,
disesuaikan dengan kondisi objek pajak pada 1 januari tahun pajak. Artinya,
besaran NJOP harus telah rampung ditetapkan sebelum 1 januari tahun pajak.
Sehingga fiskus dapat menetapkan berapa besaran PBB terutang atas tiap objek
pajak yang ada di wilayahnya.
NJOP juga ditetapkan berdasarkan pada Surat Keputusan Kepala Daerah,
baik Gubernur, Bupati, atau Walikota. Biasanya, NJOP tanah ditetapkan dengan
satuan rupiah per meter persegi tanah yang menjadi objek. Tentu disesuaikan juga
dengan lokasi tanah yang tercermin dalam zona nilai tanah (ZNT). Zona nilai tanah
digunakan sebagai acuan harga jual tanah.
Sementara, NJOP bangunan ditetapkan berdasarkan biaya per meter persegi,
material, dan upah yang ada pada tiap komponen pada bangunan tersebut. Dalam
13
pengelolaan PBB sektor Perkotaan dan Pedesaan (PBB P2) hal ini dikenal sebagai
Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB).
8. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)
Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) merupakan dasar penghitungan PBB. NJKP
juga dikenal sebagai assessment value atau nilai jual objek yang akan dimasukan
dalam perhitungan pajak terutang. Artinya, NJKP merupakan bagian dari NJOP.
Berikut ini adalah rinciannya:
Objek pajak perkebunan sebesar 40%.
Objek pajak pertambangan sebesar 40%.
Objek pajak kehutanan sebesar 40%.
Objek pajak lainnya seperti Pedesaan dan Perkotaan dilihat dari nilai
NJOP-nya, yakni:
o Jika NJOP-nya > Rp1.000.000.000,00, persentase NJKP sebesar
40%.
o Sedangkan, jika NJOP-nya < Rp1.000.000.000,00, persentase
NJKP sebesar 20%.
9. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Menurut Peraturan Bupati Kabupaten Blitar No 54 Tahun 2013 Tentang tata
cara pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan. Berdasarkan
pasal 11 tarif nilai jual objek pajak (NJOP) dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Untuk NJOP kurang dari Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) ditetapkan
sebesar 0,1 % (nol koma satu persen) per tahun;
b) Untuk Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) sampai dengan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) ditetapkan sebesar 0,2 % (nol koma
dua persen) per tahun;
c) Untuk NJOP lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) ditetapkan
sebesar 0,3 % (nol koma tiga persen) per tahun.
14
Namun sesuai dengan PERDA no 02 tahun 2017 pemerintah Kabupaten
Blitar melakukan penurunan tarif pajak yaitu dengan tariff tunggal sebesar 0,02%
dan akan dilaksanakan mulai pada tahun 2018
10. Flowchart Pembayaran PBB
Prosedur ini menjabarkan tentang alternatif pembayaran PBB yang dapat
di pilih oleh Wajib Pajak, yaitu melalui petugas pemungut, tempat pembayaran
seberti yang ditunjuk seperti bank dan atau kantor pos tertentu ataupun melalui
tempat pembayaran elektronik, berikut adalah alurnya:
Gambar 3.1
Flowchart Alur Pembayaran
15
11. Pengertian Efektivitas
Efektivitas menurut Mardiasmo (2004:134) βEfektivitas adalah ukuran
berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannyaβ. Apabila suatu organisasi
dikatakan berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut telah berjalan dengan
efektif. Efektivitas adalah mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu pajak
dengan potensi pajak itu sendiri. Sedangkan efektivitas penerimaan pajak bumi dan
bangunan adalah mengukur hubungan antara hasil pungutan pajak bumi dan
bangunan dengan potensi pajak bumi dan bangunan. Cara mengukur efektivitas
menggunakan rumus sebagai berikut:
Efektivitas = π·πππππππππ πππππ ππππ π ππ ππππππππ
π»πππππ ππππππππππ πππππ ππππ π ππ ππππππππ x 100 %
12. Pengertian Kontribusi
Menurut kamus ekonomi (T Guritno 1992:76) dalam (Adelina,
2013).Kontribusi adalah besarnya sumbangan yang dihasilkan dari sebuah kegiatan
yang dilakukan. Kontribusi dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh
pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap besarnya pendapatan asli daerah.
Jika potensi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan semakin besar dan pemerintah
daerah dapat mengoptimalkan sumber penerimaannya dengan meningkatkan target
dan realisasi Pajak Bumi dan Bangunan yang berlandaskan potensi sesungguhnya,
hal ini dapat meningkatkan total hasil dana perimbangan (Wicaksono &
Pamungkas, 2017). Cara mengukur kontribusi menggunakan rumus sebagai
berikut:
Kontribusi PBB = ππππππππππ πππππ ππππ π ππ ππππππππ
πΉππππππππ ππππ ππππππ ππππ π πππππ x 100%