17
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajiajn pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian yang akan dijelaskan pada penjelasan dibawah ini. 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen marupakan hal yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Proses pelaksanaan tugas dan kewajiban pemimpin disebut dengan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan sifat dari pimpinan dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang orang yang dipimpinnya. Dalam mencapai tujuannya anggota organisasi dipimpin oleh pemimpin, pimpinan yaitu orang yang secara sah menduduki suatu jabatan dalam organisasi yang didirikan secara formal. Kepemimpinan dalam masing-masing organisasi mempunyai ciri-ciri khusus walau masih dalam satu kerangka umum kepemimpinan. Kekhususan tersebut terletak pada perbedaan tujuan dan anggota organisasinya. Kepemimpinan adalah salah satu aspek manajerial terpenting dalam kehidupan organisasi, serta merupakan faktor penentu kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Menurut sudarmayanti (2009:120) bahwa kepemimpinan (leadership) adalah proses dalam mempengaruhi orang lain agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan seorang pemimpin. Oleh sebab itu organisasi mempunyai beberapa program atau metode untuk mencapai sasaran. Untuk mencapai sasaran pasti adanya sebuah rencana-rencana akan menentukan apa yang harus dikerjakan, tanpa adanya rencana kemungkinan besar tidak ada organisasi yang dapat bertindak efektif. Dalam organisasi dalam mencapai sasarannya dibutuhkan seorang menajer atau pemimpin.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Deskripsi Teori Definisi Kepemimpinanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14176/2/T1_162013038_BAB II... · dengan teori – teori sebelumnya karena ada persoalan

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis akan menguraikan kajiajn pustaka yang sesuai dengan

masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka

dan kerangka dasar penelitian yang akan dijelaskan pada penjelasan dibawah ini.

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen

marupakan hal yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan

organisasi. Proses pelaksanaan tugas dan kewajiban pemimpin

disebut dengan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan sifat dari

pimpinan dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal

formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah

didelegasikan kepada orang – orang yang dipimpinnya.

Dalam mencapai tujuannya anggota organisasi dipimpin oleh

pemimpin, pimpinan yaitu orang yang secara sah menduduki suatu

jabatan dalam organisasi yang didirikan secara formal.

Kepemimpinan dalam masing-masing organisasi mempunyai ciri-ciri

khusus walau masih dalam satu kerangka umum kepemimpinan.

Kekhususan tersebut terletak pada perbedaan tujuan dan anggota

organisasinya. Kepemimpinan adalah salah satu aspek manajerial

terpenting dalam kehidupan organisasi, serta merupakan faktor

penentu kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan.

Menurut sudarmayanti (2009:120) bahwa kepemimpinan

(leadership) adalah proses dalam mempengaruhi orang lain agar

melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan seorang

pemimpin.

Oleh sebab itu organisasi mempunyai beberapa program atau

metode untuk mencapai sasaran. Untuk mencapai sasaran pasti

adanya sebuah rencana-rencana akan menentukan apa yang harus

dikerjakan, tanpa adanya rencana kemungkinan besar tidak ada

organisasi yang dapat bertindak efektif. Dalam organisasi dalam

mencapai sasarannya dibutuhkan seorang menajer atau pemimpin.

9

Pimpinan inilah yang akan menentukan gaya dalam mempengaruhi

sikap karyawan dalam pelaksanaan pekerjaannya. Selanjutnya

menurut Thoha (2007:9) menjelaskan pengertian kepemimpinan

sebagai berikut adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang

lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan

maupun kelompok.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

Kepemimpinan dalam organisasi dalam penelitian ini merupakan

kemampuan seorang pimpinan untuk mempengaruhi dan

menggerakkan orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan

sebuah kelompok atau organisasi yang dipunyai seseorang untuk

mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan

sasaran.

2.1.2 Teori Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan telah berkembang dari waktu ke waktu,

perkembangan itu tidak hanya mencerminkan adanya ketidakpastian

dengan teori – teori sebelumnya karena ada persoalan – persoalan

yang belum terjawab, tetapi juga mencerminkan adanya perbedaan

perspektif yang dipakai oleh para ahli. Pendekatan yang digunakan

oleh seorang pimpinan dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya

bervariasi, tergantung pada factor – factor yang mempengaruhi diri

seorang pemimpin,

a. Teori sifat

Upaya untuk menilai sukses tidaknya seorang pemimpin

dalam memimpin dilakukan antara lain dengan mengamati dan

mencatat sifat – sifat dan kualitas atau mutu perilakunya yang di

pakai sebagai criteria untuk menilai kepemimpinannya. Menurut

Sudjana (2000:28) merumuskan sepuluh sifat pemimpin antara

lain :

a. Energy jasmaniah dan mental yaitu mempunyai

daya tahan, keuletan, kekuatan baik jasmani

maupun rohani.

b. Kesadaran akan tujuan dan arah

10

c. Antusiasme, pekerjaan yang dilakukan mempunyai

tujuan yang bernilai, menyenangkan member

kesuksesan dan dapat membangkitkan semngat.

d. Keramahan dan kecintaan, kasih saying dan

dedikasi pemimpin bisa memotivasi bawahan untuk

melakukan perbuatan yang menyenangkan bagi

semua pihak sehingga pemimpin dapat

mengarahkan bawahan untuk mencapai tujuan

e. Integritas, pemimpin harus bersikap terbuka merasa

utuh bersatu.

f. Penguasaan teknis, setiap pemimpin harus

menguasai satu atau beberapa kemahiran teknis

agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan

untuk memimpin.

g. Ketegasan dalam pengambilan keputusan

h. Kecerdasan

i. Ketrampilan mengajar

j. Kepercayaan

Sedangkan sifat kepemimpinan menurut Kartono (2008:5-8)

berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan salah relasi dan

pengaruh antara pemimpin dengan yang dipimpin.

Kepemimipinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil

dari interaksi otomatis antara pemimpin dengan orang-orang

yang dipimpinnya.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa sifat – sifat kepemimpinan adalah a) kemampuan sebagai

pengawas, b) kecerdasan, c) inisiatif, d) energy jasmaniah dan

mental e) kesadaran akan tujuan dan arah, f) stabilitas emosi, g)

objektif, h) ketegasan dalam mengambil keputusan, i)

ketrampilan mengajar, j) ketrampilan berkomunikasi.

a) Teori lingkungan

Menurut Sudjana (2000:31) teori lingkungan berasumsi

bahwa kemunculan pemimpin merupakan hasil dari waktu,

tempat, situasi dan kondisi tertentu. Suatu peristiwa yang

dianggap sangat penting dan luar biasa akan menampilkan

11

seseorang untuk menjadi pemimpin. Situasi dan kondisi

tertentu akan melahirkan permasalahan atau tantangan

tertentu dan pada gilirannyaa memerlukan pemimpin yang

berhasil. Seorang pemimpin yang berhasil dalam suatu

lingkungan belum tentu kepemimpinannya akan menjadi

jaminan keberhasilan pada lingkungan lain yang berbeda

dengan lingkungan yang disebut pertama. Dengan kata lain

suatu lingkungan tertentu akan memerlukan dan membentuk

pemimpin – pemimpinan tertentu pula.

b) Teori perilaku

Menurut George dan jones dalam Sagala (2009:51 –

52) mengatakan untuk pendekatan kepemimpinan yang

berorientasi perilaku, pemberian penghargaan terjadi ketika

seorang pemimpin memberikan penguatan secara positif

kepada bawahan agar terjadi perilaku – perilaku yang

dikehendaki. Jika bawahan dapat melakukan pekerjaan

dengan baik, maka pemimpin memberikan pengakuan

melalui pujian, hadiah (reward and punishment) atau

keuntungan – keuntungan lain yang kasat maat seperti

peningkatan upah dan promosi jabatan.

Pemimpin memberikan penghargaan untuk

memastikan pegawai atau bawahannya memiliki kinerja yang

optimal. Selanjutnya untuk pemimpin yang berorinetasi

menghukum terjadi ketika seorang pemimpin menanggapi

secara negative terhadap bawahan yang melakukan perilaku –

perilaku yang tidak di kehendaki. Umumnya pemimpin lebih

efektif menggunakan penguatan untuk menghentikan perilaku

– perilaku yang tidak dikehendaki jika dibandingkan dengan

menggunakan hukuman.

12

c) Teori kontingensi

Kinerja kelompok ditentukan oleh interaksi antara

gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung supaya

menciptsksn keefektifan kepemimpinan, pemimpin

setidaknya menerapkan satu atau lebih gaya kepemimpinan

yakni task oriented leadership (berorientasi pada relasi,

kemarahan dengan anggota organisasi). Menurut Tikno

(2010:81) situational approach berfokus pada dua situasi

yang dimiliki oleh para pengikut dari seorang pemimpin ysitu

(a) kompetensi kemampuan dari para bawahan

pemahamannya dan kemandirian, (b) komitmen komitemen

dari para bawahan rasa penasaran terhadap tugas dan

keinginanuntuk melakukan hal yang terbaik serta motivasi

untuk lebih baik. Seorang bawahan dianggap memiliki

komitmen yang tinggi apabila memiliki daya juang yang kuat

untuk menyelesaikan tugas – tugas dari atasan.

d) Teori transformasi

Kepemimpinan transformasi merupakan

kepemimpinan yang menekankan pada usaha

menstransformasikan nilai – nilai organissi kepada anggota.

Untuk itu pemimpin harus memiliki visi misi kedepan,

memberikan inspirasi kepada bawahan, memotivasi bawahan

serta meningkatkan performa anggota untuk mencapai tujuan

organisasi. Melalui kepemimpinan transformasi bawahan

mengakui, menghargai pemimpinnya. Menurut

Handoko,Hani (2003:295) mengemukakan tiga pendekatan

dalam kepemimpinan, pendekatan yang pertama memandang

kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat – sifat, pendekatan yang

kedua mengidentifikasi perilaku – perilaku (behavior) pribadi yang

berhubungan dengan kepemimpinan efektif, dan pendekatan yang ketiga

yaitu pandangan situasional tentang kepemimpinan bahwa kondisi yang

13

menentukan efektivitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi dan

pengalaman masa lalu pimpinan dan bawahan.

Berdasarkan pendapat tersebuat dapat digunakan

sebagai acuan untuk memahami tentang gaya kepemimpinan.

2.2 Pemimpin

2.2.1 Pengertian Pemimpin

Pemimpin/leader mempunyai macam-macam pengertian

dari ahli. Berikut ini terdapat beberapa definisi tentang pemimpin

yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya Menurut Hasibuan

(2011:157) yang menyatakan bahwa

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan

wewenag dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain

serta bertanggung jawab pekerjaaan orang tersebut dalam

mencapai suatu tujuan.

Pemimpin yang baik bukanlah mudah, pemimpin yang baik

bukanlah pemimpin yang keras, yang suka marah dan yang di

takuti tetapi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu

memimpin bawahannya mencapai suatu tujuan tertentu dan

mempunyai charisma akan memudahkan mengarahkan staf atau

bawahannya. Selanjutnya pemimpin menutut Kartono (2010:18)

yang mnyatakan bahwa

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki

kecakapan dan kelebihan, khusunya kecakpan dan kelebihan disuatu

bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk

bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

pencapian satu atau beberapa tujuan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa pemimpin dalam penelitian ini adalah seseorang yang

memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk

mencapai tujuan perusahaan

14

2.3 Gaya Kepemimpinan

2.3.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya atau style kepemimpinan banyak mempengaruhi

keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku –

perilaku bawahannya. Pemimpin yang efektif ialah pemimpin

yang menggunakan gaya yang dapat mewujudkan tercapainya

tujuan organisasi. Gaya atau teknik yang dimiliki oleh pemimpin

sangat berpengaruh terhadap tindakan apa yng akan mereka

lakukan dalam menjalankan organisasi. Menurut Hasibuan (2011 :

162 ) Gaya Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin

mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

Pada dasarnya Gaya kepemimpinan merupakan salah satu

posisi kunci dimana seorang pemimpin harus bisa mempengaruhi,

mengarahkan, dan menunjukan kemampuannya kepada bawahan

yang dipimpinnya agar semua tujuan perusahaan bisa tercapai

sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan atau standar

operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan organisasi.

Gaya kepemimpinan merupakan pola menyeluruh dari

tindakan seorang pemimpin baik yang tampak maupun yang tidak

tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan

kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat dan

sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan

menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung tentang

keyakinan seoarng pemimpin terhadap kemampuan bawahannya.

Menurut Thoha (2010 : 49) Gaya kepemimpinan adalah norma

perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut

mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.

Berdasarkan uraian tersebut maka deapat disimpulkan

gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinan untuk

mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau pola

15

perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh

seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan agar sasaran

oragnisasi tercapai.

2.3.2 Macam-macam gaya kepemimpinan

Berikut ini merupakan lima gaya kepemimpinan menurut Siagian

(2002 : 57) yaitu :

a. Gaya Kepemimpinan Otokratik

Menurut Dani,Sudarwan (2004 : 75) kata otokratik

diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk

pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa takut yang

berlebihan pada khalayak bersifat dipaksakan. Kepemimpinan

otokratik disebut juga kepemimpinan otoriter.

Thoha,Mifta (2010: 49) mengartikan

kepemimpinan otokratis sebagai gaya yang didasarkan

atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas.

Jadi kepemimpinan otokratik adalah kepemimpinan

yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan sikapnya yang

menang sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain dan

memiliki idealism tinggi. Pemimpin otokratik memiliki ciri-

ciri antara lain:

1. Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh

pemimpin.

2. Bawahan, oleh pemimpin hanya dianggap sebagai

pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide

baru.

3. Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak

kenal lelah.

4. Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun

bermusyawarah sifatnya hanya penawar saja.

5. Memiliki kepercayaan yang rendah terhadap bawahan dan

kalaupun kepercayaan diberikan, didalam dirinya penuh

ketidak percayaan.

16

6. Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.

7. Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu

sekarang.

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Menurut Danim, Sudarwan (2004: 75)

kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa

hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan yang

bermutu tercapai.

Pemimpin demokratis memiliki ciri-ciri antara lain:

1) Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama

personalia organisasi itu.

2) Bawahan, oleh pemimpin dianggap sebagai komponen

pelaksana secara integral harus diberi tugas dan tanggung

jawab.

3) Disiplin akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah

secara bersama.

4) Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak

melepaskan tanggung jawab pengawasan

5) Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua

arah.

Thoha, Mifta (2010: 50) mengatakan gaya

kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan

kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut

dalam proses pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan

c. Gaya pemimpin paternalistic

1) Menanggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa.

17

2) Bersikap selalu melindungi

3) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya

untuk mengambil keputusan dan inisiatif

4) Jarang memberika kesempatan kepada bawahannya untuk

mengembangkan daya kreasi dan fantasi

5) Sering bersikap mau tahu

d. Gaya pemimpin yang kharismatik

Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin

yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang

negative mengalahkan sifatnya yang positif.

e. Gaya pemimpin yang militeristik

Seorang pemimpin militeristik berbeda dengan seorang

pemimpin modern, menggerakkan bawahannya system

perintah yang sering di pergunakan dan menggerakkan

bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan.

2.3.3 Indikator Gaya Kepemimpinan

Sing-sangupta (1997) dalam Mas’ud (2004) mengatakan gaya gaya

kepemimpinan terdiri dari empat indicator yaitu :

1. Cenderung otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang tidak

membutuhkan pokok – pokok pikiran dari bawahan dan

mengutamakan kekuasaan serta prestos.

2. Cenderung pengasuh yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin

memperhatikan bawahan dalam meningkatkan karier.

3. Cebderung berorientasi pada tugas yaitu gaya kepemimpinan dimana

seorang pemimpin menuntut bawahan untuk disiplin dalam hal

pekerjaan atau tugas.

4. Cenderung partisipatif yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin

mengharapkan saran –saran dan ide – ide dari bawahan sebelum

mengambil suatu keputusan.

Sedangkan menurut Kartono,Kartini (2008:34) Indikator gaya

kepemimpinan

18

1. Sifat

Seorang pemimpin sangat berpangaruh dalam gaya kepemimpinan

untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang pemimpin

yangbrhasil serta ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.

2. Watak

Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi

penentu bagi keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi

keyakinan (determination), ketekunan (prestice), tahan (endurance)

dan keberanian (courge).

3. Tempramen

Tempramen adalah gaya perilaku seorang pemimpin dan cara

khasnya dalam member tanggapan dalam berinteraksi dengan

orang lain.

4. Kebiasaan

Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan

sebagai penentu pergerakan perilaku seorang pemimpin yang

menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai

pemimpin baik.

5. Kepribadian

Kepribadian seorang pemimpin menentukan keberhasilan yang

ditentukan oleh sifat – sifat atau karakteristik kepribadian yang

dimilikinya.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan

indicator yang di kemukakan Siagian (2002 : 57).

2.4 Kinerja Karyawan

2.4.1 Defini Kinerja

Menurut Mangkunegara, (2009:18) Kinerja karyawan (prestasi

kerja) adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seseorang pegawai dalam melaksankana tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja atau prestasi kerrja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tetentu

di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja,target atau sasaran atau

criteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati

bersama.

19

Menurut Moeheriono (2012:95) yaitu “kinerja atau

performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang

dituangkan bmelalui perencanaan strategis suatu organisasi.

Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara

langsung berhubungan dengan produksi barang atau

penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja organisasi

merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk

mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi

selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau

belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yan

justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai

informasi tentang kinerja dalam organisasinya.

Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat

tersebut, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang

dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan.

Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik

kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu dalam suatu organisasi

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2.5 Studi Terdahulu

Tabel 2.1

Tabel SOTA (State Of The Art)/Mapping penelitian terdahulu

No. Judul Metodologi Kesimpulan

1 Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah Di

Sekolah Menengah

Kejuruan (Smk)

Kristen 2 Klaten

Jawa Tengah

Skripsi : Candra

Penelitian ini menggunakan

desain penelitian deskriptif

pendekatan kualitatif yang

menggunakan informan

penelitian yaitu wakil kepala

sekolah sebagai informan

kunci dan guru serta pegawai

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa:

(1) Gaya kepemimpinan

yang digunakan oleh

kepala sekolah SMK

Kristen 2 Klaten

cenderung

20

Tiodora Turnip

(2015)

sebagai informan pendukung

.

Teknik pengumpulan data

dengan menggunakan

wawancara, observasi dan

dokumentasi .

Teknik analisis data

menggunakan model

interaktif yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan

kesimpulan, keabsahan data

di lakukan dengan teknik

trianggulasi sumber dan

metode.

menggunakan selling

dan participating

(2) Pelaksanaan

kepemimpinan kepala

sekolah meliputi proses

perencanaan, cenderung

menggunakan gaya

kepemimpinan yang

selling dan parcipating.

Proses pengorganisasian

cenderung dilakukan

dengan gaya

kepemimpinan

participating . proses

penggerakan cenderung

dilakukan dengan gaya

kepemimpinan

participating yang

mengutamakan

hubungan kerja sama

dan adanya pengarahan

dan pembinaan secara

umum maupun secara

personal. Proses

pengkoordinasian

cenderung dilakukan

dengan gaya

kepemimpinan

participating yang

mengutamakan

21

hubungan kerja sama

baik dalam kegiatan

formal maupun non

formal . proses

pengawasan cenderung

dilakukan dengan gaya

kepemimpinan

delegating yang

memberikan

kepercayaan kepada

bawahan sehingga tidak

secara terus menerus

melakukan pengawasan

dengan berkeliling

kelas, mengawasi

kinerja guru dan

karyawan baik secara

langsung maupun tidak

langsung di tempat kerja

2 Studi Deskriptif Gaya

Kepemimpinan Dan

Kinerja Karyawan Di

PT. Galang Buana

Sentosa

Pohan Susanto

Santoso Dan Roy

Setiawan

Program Manajemen

Bisnis, Program

Studi Manajemen,

Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan gaya

kepemimpinan dalam

mengembangkan kinerja

karyawan PT. Galang Buana

Sentosa. Penelitian ini

menggunakan jenis

penelitian deskriptif

kualitatif dengan

menggunakan metode

wawancara. Adapun hasil

1) Gaya kepemimpinan

yang saat ini ada di PT.

Galang Buana Sentosa

adalah gaya

kepemimpinan

Demokratis, yaitu:

selalu memperhatikan

kebutuhan karyawan,

melakukan musyawarah

untuk hasil yang terbaik

bagi perusahaan dan

22

Universitas Kristen

Petra

Jl. Siwalankerto 121-

131, Surabaya

E-Mail:

Pohan.Susanto@Yah

oo.Com ;

[email protected]

wawancara akan dianalisis

menggunakan teknik

trianggulasi. Dari hasil

penelitian ini menunjukkan

bahwa gaya kepemimpinan

yang saat ini ada di PT.

Galang Buana Sentosa

adalah gaya kepemimpinan

demokratis. Gaya

kepemimpinan di PT. Galang

Buana Sentosa saat ini sudah

tepat, tetapi hendaknya PT.

Galang Buana Sentosa

meningkatkan kualitas kerja

dengan cara merekrut

professional untuk melatih

sumber daya manusia agar

lebih memaksimalkan kinerja

karyawan.

Kata Kunci Kepemimpinan,

kinerja, PT. Galang Buana

Sentosa

karyawan, memberikan

hak kepada karyawan

untuk pengambilan

kebijaksanaan atas

pengambilan keputusan

dalam kaitan

penyelesaian pekerjaan

yang sedang

dilaksanakan,

memberikan motivasi

kepada karyawan dalam

hal kinerja yang

dihasilkan karyawan,

memberikan reward

dalam bentuk bonus

kepada karyawan yang

menunjukkan prestasi,

dan tingkat sosialitas

yang tinggi.

2) Gaya kepemimpinan

dalam mengembangkan

kinerja karyawan PT.

Galang Buana Sentosa

menunjukkan hasil:

Kualitas kinerja yang

baik yaitu adanya sistem

standar produksi dari

perusahaan, kuantitas

ditetapkan dengan

adanya target waktu atas

23

hasil produksi yang

diperoleh, penghematan

waktu yang masih

belum maksimal karena

saat-saat tertentu waktu

yang ditetapkan atas

penyelesaian project

tidak dapat selesai

dengan maksimal,

efisiensi biaya

disesuaikan dengan

pemberlakuan sistem

kerja perusahaan.

Sumber : data diolah 2017

2.5 Kerangka Berfikir

Gambar 2.1. Kerangka berfikir penelitian “Gaya Kepemimpinan

kepala bidang perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1

Jawa Tengah”

Gaya kepemimpinan ialah pola-pola perilaku konsisten yang

diterapkan seorang pemimpin dalam bekerja, dengan dan melalui orang

P

E

M

I

M

P

I

N

Indikator Gaya

Kepemimpinan :

1. Sifat

2. Kebiasaan

3. Tempramen

4. Watak

5. kepribadian

Gaya Kepemimpinan

1. Gaya otokratik

2. Gaya kepemimpinan

demokratis

3. Gaya kepemimpinan

permisif

4. Gaya karismatis

5. Gaya diplomatis

Gaya

pengambilan

keputusan

24

lain yang selanjutnya dipersepsikan oleh anggota organisasi, pola

dimaksud akan membentuk kebiasaan tindakan yang setidaknya dapat

menjadi pedoman dalam bekerja. Meskipun pemimpin memiliki gaya

kepeminpinan yang berbeda-beda, perlu disadari bahwa yang paling

terpenting bagaimana persepsi anggota organisasi tersebut.

Dalam upayanya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan

suatu organisasi perlu didukung oleh gaya kepemimpinan yang dapat

mengarah dan memudahkan organisasi untuk melaksanakan kerja

dilapangan. Bukan tidak mungkin dalam pelaksanaan kerja sehair-hari

suatu organisasi terhambat oleh gaya kepemimpinan yang kurang

mendukung kinerjanya secara efektif yang disebabkan karena organisasi

tersebut mempunyai kompleksitas yang tinggi dalam arti mempunyai

beragam unit tugas di dalamnya untuk menyelesaikan kerjanya.