Upload
hanga
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 State of the Art
Beberapa penelitian yang pernah meneliti tentang analisis isi sebuah program
salah satunya dilakukan oleh Jordan Canggayuda tahun 2012, dimana dalam
penelitian tersebut menyelidiki isi script program berita “Jurnal 19” di Binus TV,
Jakarta dilihat dari kesesuaian dengan kode etik jurnalistik periode penelitian 26
Maret-5 April 2012. Dari hasil penelitian tersebut didapati bahwa secara garis besar
program Jurnal 19 telah memenuhi atau sesuai dengan kode etik jurnalistik
khususnya pada pasal 3, pasal 4,pasal 5 dan pasal 8 hanya perlu diperhatikan tentang
keberimbangan dalam membuat berita.
Penelitian lain dilakukan oleh Diaz Lambri yang meneliti tentang analisis isi
kecenderungan kategori berita yang diangkat pada program berita suara anda metro
tv dalam segmen 7 “Pilihan Berita”. Dari hasil penelitian tersebut didapati bahwa
kecenderungan berita yang yang disiarkan pada program suara anda segmen 7 pilihan
berita adalah Polhukam dengan 42,85% dan Nasional dengan 40%.
Ambrosius Hari Nugraha juga pada tahun 2012 melakukan penelitian analisis
isi program berita “Jurnal 19” di Binus tv dilihat dari kejelasan sumber berita dan
pemenuhan unsur nilai berita periode penelitian 9-23 April 2012. Dari hasil
penelitian tersebut didapati bahwa seluruh berita yang terdapat pada jurnal 19 untuk
kategori kejelasan sumber berita lebih mengarah pada berita terkini dan untuk
keterangan identitas narasumber hampir terdapat pada seluruh berita yang termasuk
pada sampel penelitian dan informasi yang disampaikan pada program berita jurnal
19 lebih mengarah kepada daya tarik kemanusiaan serta ketelitian dan keakuratan
dalam menyampaikan berita yang akurat, objektif, jujur dan berimbang.
8
Tabel 2.1. Signifikasi Penelitian
Judul Penelitian Tempat/ Tahun
Penelitian
Pendekatan
Penelitian
Populasi
ANALISIS ISI
SCRIPT PROGRAM
BERITA "JURNAL
19" DI BINUS TV,
JAKARTA DILIHAT
DARI
KESESUAIAN
DENGAN KODE
ETIK JURNALISTIK
PERIODE
PENELITIAN 26
MARET - 05 APRIL
2012
Universitas Bina
Nusantara, Jakarta
– 2012
Kuantitatif
Deskriptif
30 berita
KECENDERUNGAN
KATEGORI
BERITA YANG
DIANGKAT PADA
PROGRAM BERITA
TV (ANALISIS ISI
BERITA PADA
SEGMEN "7
PILIHAN BERITA"
Universitas Bina
Nusantara, Jakarta
– 2012
Kuantitatif
Deskriptif
168 berita
9
DALAM PROGRAM
"SUARA ANDA" DI
METRO TV)
ANALISIS ISI
PROGRAM BERITA
"JURNAL 19" DI
BINUS TV,
JAKARTA DILIHAT
DARI KEJELASAN
SUMBER BERITA
DAN PEMENUHAN
UNSUR NILAI
BERITA
Universitas Bina
Nusantara, Jakarta
2012
Kuantitatif
Deskriptif
60 berita
AMANDA KNOX
A CONTENT
ANALYSIS OF
MEDIA FRAMING
IN NEWSPAPERS
AROUND THE
WORLD
East Tennessee
State University,
2013
Kuantitatif
Deskriptif
500 berita
ANALYZING
NEWSPAPER
CONTENT A HOW-
TO GUIDE
Readership
Institute, 2002
Kuantitatif
Deskriptif
350 berita
10
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi Massa
Hidup kita tidak lepas dari peran media massa. Mulai bangun tidur sampai
mau tidur lagi. Pikiran kita dipenuhi informasi dari media massa. Betapa media
massa sedemikian hebat dan kuatnya dalam mempengaruhi manusia. Hal ini
merupakan bagian dari komunikasi massa. Pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal
perkembangannya saja komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of
mass communication (media komunikasi massa). Media massa dihasilkan oleh
teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media
massa yakni media tradisional seperti kentongan, angklung dan gamelan. Jadi disini
jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran
dalam komunikasi massa. Media massa yang dimaksud antara lain media elektronik
(televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film. Dalam
perkembangan komunikasi massa yang sudah modern dewasa ini ada satu
perkembangan tentang media massa yaitu ditemukannya internet.
Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (Nurudin, 2007 :8-9)
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang
luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern antara lain surat kabar,
majalah, televisi, film, atau gabungan diantara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa menyebarkan pesan-pesan dengan
maksud untuk mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling
kenal satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik, artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang.
11
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikator tidak bedasarkan
dari seseorang tetapi lembaga. Lembaga inipun biasanya berorientasi pada
keuntungan bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya,
pesan-pesan yang disebarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga
tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis
komunikasi lain umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya dalam komunikasi
antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan tetapi
komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan
(delayed).
Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa
menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan
heterogen. Kelebihan media massa disbanding dengan jenis komunikasi lain adalah
ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu
menyebarkan pesan hamper seketika pada waktu yang tak terbatas.
Dennis McQuail (Nurudin, 2007 : 34-35) menyodorkan beberapa asumsi
tentang pentingnya media massa, yaitu sebagai berikut:
1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan
lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri tersendiri yang
memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan
masyarakat dan institusi social lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh
masyarakat.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan-alat kontrol, manajemen, dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan
atau sumber daya lainnya.
3. Media merupakan norma yang semakin berperan untuk menampilkan
persitiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik yang bertaraf nasional maupun
internasional.
12
4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan
bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol tetapi juga
dalam pengertian pengembangan tatacara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan
kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian
normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
Pada penelitian ini program berita merupakan sebuah bentuk komunikasi
massa karena fungsinya untuk menyiarkan informasi merupakan media massa yang
menyampaikan pesan kepada massa atau orang banyak. Program berita itu sendiri
merupakan sebuah pesan yang disampaikan oleh televisi yang berperan sebagai
media massa kepada penontonnya yang merupakan massa karena bersifat banyak.
2.2.2 Media massa
Media massa adalah alat yang dipakai sebagai media untuk menyampaikan
pesan dari sumber informasi kepada khalayak atau komunikan. Dengan
menggunakan media elektronik maupun media cetak. Menurut McQuail (1987),
fungsi media massa bukan hanya sebagai saluran menyampaikan informasi,
mendidik, menghibur, kontrol sosial, dan mempengaruhi masyarakat semata. Dewasa
ini media massa telah melakukan fungsi dalam pembentukan pendapat umum.
(Machyudin Agung Harahap 2013: 10 )
2.2.2.1 Bentuk – bentuk media massa
Media massa juga terbagi menjadi beberapa bentuk. Yang melalui
perkembangan dari waktu kewaktu, berikut ini adalah bentuk – bentuk media massa :
1. Surat kabar, atau yang biasa dikenal dengan koran. Koran merupakan media
cetak pertama yang hadir dalam proses komunikasi. Koran adalah media cetak tertua
yang masih digunakan sampai sekarang, keunggulan dari koran sebagai media cetak
adalah murah dan sudah sangat digemari oleh masyarakat. Namun dalam
perkembanganya, koan bukan hanya menjadi media cetak aja, namun juga sudah
berinovasi menjadi elektronik yang dapat diakses dengan lebih mudah, cepat dan
hemat.
13
2. Majalah, adalah media massa cetak yang lebih menarik tampilannya, baik
dari segi kualitas kertas, isi berita maupun tampilan gambarnya. Majalah biasanya
menyajikan informasi secara lebih mendalam dan lebih aktual dalam
pembahasannya.
3. Radio, adalah media massa elektronik yang tidak mampu digeser oleh
pergerakan jaman, karena merupakan media massa yang sangat simpel, mudah
didapat dan murah. Radio juga memiliki peran penting dalam sejarah kemerdekaan
Indonesia. Karakteristik radio adalah dapat membentuk Theater of Mind, para
pendengarnya untuk berimajinasi dengan apa yang mereka dengarkan.
4. Televisi, merupakan media massa elektronik yang mengandalkan audio dan
visual, para penonton diajak untuk melihat, bukan hanya membayangkan apa yang
sudah didengar. Hal ini memaksa penontonnya untuk memberikan perhatian secara
lebih saat menerima tayangan televisi.
5. Film, film termasuk dalam kategori media massa elektronik yang
mengutamakan hiburan. Seiring dengan perkembangannya, film sekarang sudah
menjadi industri bisnis yang dibuat dengan sangat kreatif dan memenuhi imajinasi
untuk kepentingan estetika, namun juga dapat memberikan pesan – pesan yang
positif dalam setiap ceritanya.
6. Gabungan diantara media-media tersebut (Nurudin 2007 8:9)
Salah satu jenis media massa adalah televisi karena televisi dapat
menyampaikan pesan, gagasan, dan ide kepada orang banyak. Dalam penelitian ini
televisi berperan sebagai media massa yang menyampaikan pesan kepada khalayak
sehingga perlu dijelaskan gambaran tentang pengertian dan perkembangannya.
2.2.3 Televisi
Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual
dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani
yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”,
karena pemirsa berada jauh dari studio tv. (Ilham Z, 2010:255).
14
Sedangkan menurut Adi Badjuri (2010:39) Televisi adalah media pandang
sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya
memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau
mencerna narasi dari gambar tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah
satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar
atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada
khalayak luas.
Untuk memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas maka televisi
membuat tayangan di layar kaca yang tersusun rapi dalam urutan yang teratur yang
disebut program acara. Dampak yang ditimbulkan oleh tayangan program acara
tersebut di masyarakat pemirsa sangat luas, baik dampak positif maupun negatif.
Dengan demikian, televisi sangat berperan mempengaruhi mental, pola pikir
khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media yang
dianggap paling efektif dalam menyampaikan informasi.
2.2.4 Karakteristik Program Siaran Televisi
Hidajanto Djamal dalam bukunya Dasar-Dasar Penyiaran (2011:151)
menyatakan bahwa tayangan siaran televisi memang mempunyai dampak yang
sangat luas bagi audiens. Hal itu berarti bahwa program siaran tersebut mempunyai
karakteristik tertentu yang dapat mempengaruhi, memprovokasi dalam hal positif
maupun negative, dan mampu mengubah sikap seseorang. Hal ini disebabkan oleh
daya rangsang televisi sangat tinggi. Oleh karena itu bagi penyelenggara penyiaran
harus mempunyai rasa bijak dan pertimbangan matang dalam menyajikan
programnya. Jangan hanya memerhatikan selera pasar bebas (liberal), tetapi
junjunglah idealism informasi bagi kepentingan bangsa Indonesia.
Salah satu karakteristiknya adalah sifat persuasif seperti terdapat pada siaran
iklan. Dengan iklan produk sabun detergen tertentu, seorang ibu tak hanya
menirukan lagu ilustrasinya, bahkan langsung membelinya di supermarket untuk
mencobanya. Begitu juga pada anak-anak, segera sehabis menonton tokoh tertentu
dalam tayangan film laga, dia langsung menirukan gaya tokoh pembela kebenaran itu
di depan teman bermainnya. Yang dikhawatirkan dalam tayangan program televisi
15
ialah dampak negative yang terjadi di mana pun berada, sepanjang siaran televisi itu
dapat ditangkap dan ditonton. Misalnya, pada informasi tentang kriminalitas. Dalam
program ini ditayangkan jelas bagaimana pelaku kriminal itu melakukan aksinya.
Dampak positif di sini lebih kecil dibandingkan yang negatifnya, yaitu agar
masyarakat kewaspadaan, tetapi justru hal negatifnya, dan yang bersangkutan belajar
bagaimana melakukan tindak pidana itu lebih cermat.
Dari beberapa contoh pengaruh siaran program televisi itu menunjukkan,
bahwa dampak siaran tidak mengenal tingkat usia pemirsa, dan tidak mengenal lokus
pemirsa. Sehingga dalam hal ini memang pengelola penyiaran diharapkan
mempunyai kepekaan yang tinggi tentang pengaruh siaran televisi tersebut, dan
untuk selanjutnya merancang berbagai program itu dengan cermat, tepat waktu, dan
tepat sasaran. Tepat waktu misalnya, mempunyai arti bahwa slot waktu dipilih
dengan tepat. Bila satu acara diperuntukkan bagi usia anak-anak, maka dipilih waktu
di mana anak-anak (dengan pendampingan orang tua) dapat menyaksikan, tidak
dipilih pada slot waktu malam hari. Adapun tepat sasaran mempunyai pengertian
bahwa jenis program disesuaikan dengan sasaran usia, misalnya acara remaja, dan
usia senja.
2.2.5 Jenis Program Siaran
Hidajanto Djamal dalam bukunya Dasar-Dasar Penyiaran (2011, 152)
mengatakan bahwa Jenis program umumnya dapat dikelompokan dalam tiga
kelompok besar, yaitu hiburan, informasi, dan berita. Tetapi dari ketiganya dapat
diperinci lagi menjadi jenis-jenis program yang lebih spesifik dan dengan nama yang
bervariasi, seperti talent show, kompetitif show.
Menurut Wahyudi dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Penyiaran
(Hidajanto Djamal, 2011 : 153-154), terdapat klasifikasi jenis program siaran yang
terbagi pada dua kelompok besar yaitu program acara karya artistic dan karya
jurnalistik. Kedua program itu dapat disebutkan sifat proses produksi dan jenisnya
sebagai berikut:
16
• Program Karya Artistik
Sumber :Ide gagasan dari perorangan maupun tim kreatif
Proses produksi :Mengutamakan keindahan dan kesempurnaan sesuai
perencanaan.
Jenis
- Drama/ Sinetron
- Musik
- Lawak/acrobat
- Kuis
- Informasi iptek
- Informasi pendidikan
- Informasi pembangunan
- Informasi kebudayaan
- Informasi hasil produksi, termasuk iklan dan publik
Service
- Informasi flora dan fauna
- Informasi sejarah/documenter
- Informasi apa saja yang bersifat nonpolitis
• Program Karya Jurnalistik
Sumber : Masalah hangat (peristiwa dan pendapat)
Proses produksi : Mengutamakan kecepatan dan kebenaran
17
Jenis
- Berita aktual/ Hard News (siaran berita)
- Berita non-aktual/ Soft News (feature, majalah udara)
- Penjelasan tentang masalah hangat (dialog, monolog, panel diskusi, current
affairs).
Program Kabar Siang TVONE termasuk dalam program jurnalistik yang
menyajikan peristiwa yang baru saja terjadi serta mengutamakan kecepatan dan
kebenaran.
Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam
gambaran yang sederhana, seperti dilukiskan dengan baik oleh para pakar jurnalistik,
berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarka radio, dan apa yang
ditayangkan televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan
berita. Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa
dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi
hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan.
Paul De Massenner dalam buku Here’s The News; Unesco Associate
menyatakan, news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik
perhatian serta minat khalayak pendengar. Charnley dan James M. Neal menuturkan,
berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi,
intepretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan
kepada khalayak (Errol Jonathans dalam Mirza, 2000:68-69).
Doug Newsom dan James A.Wollert dalam Media Writing: News for the
Mass Media (1985:11) mengemukakan, dalam definisi sederhana, berita adalah apa
saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat.
Dengan melaporkan berita, media massa memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai apa yang mereka butuhkan.
Definisi lain, yang dikumpulkan Assegaff (1983:23-24), diharapkan bisa
memberikan pengertian dan pemahaman yang lebih luas lagi kepada kita mengenai
berita. Dean M. Lyle Spencer, misalnya, dalam News Writing menyatakan, berita
adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian
18
besar pembaca. Michael V. Charnley dalam Reporting (1965) menegaskan, berita
adalah laporan tercepat mengenai fakta dan opini yang menarik atau penting, atau
kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk. Williard C. Bleyer dalam Newspaper
Writing and Editing menulis, berita adalah sesuatu yang bersifat massa yang dipilih
oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena dia menarik minat atau
mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena dia dapat menarik para
pembaca untuk membaca berita tersebut.
William S. Maulsby dalam Getting the News menegaskan, berita bisa
didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-
fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian
para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. Dalam definisi jurnalistik,
seperti dikutip Assegaff (1984:54) dikatakan berita adalah laporan tentang fakta atau
ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang
dapat menarik perhatian pembaca, entah karena dia luar biasa, entah karena penting
atau akibatnya, entah pula karena dia mencakup segi-segi human interest seperti
humor, emosi, dan ketegangan.
Setelah merujuk kepada beberapa definisi tersebut maka penulis
mendefinisikan berita sebagai berikut: Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta
atau ide terbaru yang benar, menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak,
melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet.
Namun definisi tersebut masih bersifat umum dan belum menjelaskan mengenai
definisi berita televisi.
Terdapat beberapa definisi yang mengemukakan mengenai berita televisi.
Berita televisi adalah laporan mengenai peristiwa yang terjadi di masyarakat untuk
diudarakan stasiun televisi siaran (Effendy, 1986:242). Selain itu juga William
Hawes dalam bukunya Television Performing News dan Information mengemukakan
bahwa berita televisi adalah suatu sajian laporan berupa fakta dan opini, yang
mempunyai nilai berita, penting dan menarik bagi sebanyak mungkin orang dan
disiarkan melalui media televisi secara berkala.
Pada berita televisi tidak hanya melaporkan fakta tulisan/narasi, tetapi juga
terdapat gambar (visual), baik berupa gambar diam, seperti foto, gambar peta, grafis
maupun film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita dan mampu
19
memikat pemirsa. Penggunaan gambar/ video hasil liputan merupakan unsur utama
dalam berita televisi, karena gambar/video hasil liputan yang disiarkan mampu
bercerita banyak, sehingga penggunaan narasi hanya sebagai salah satu aspek
penunjang saja.
Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa berita televisi adalah
laporan tentang fakta atau peristiwa atau opini atau gabungan dari keduanya disertai
gambar dan suara aktual, menarik, berguna dan disiarkan melalui media massa
televisi.
2.2.6 Jenis-jenis Berita Televisi
Fajar Junaedi dalam bukunya Jurnalisme Penyiaran dan Reportase Televisi
(2013 : 6-7) menyatakan bahwa secara garis besar, berita dapat digolongkan dalam
dua jenis yaitu hard news dan soft news. Hard news adalah jenis berita langsung
yang memiliki sifat timely atau terikat waktu. Berita jenis ini sangat tergantung pada
aktualitas waktu, sehingga keterlambatan berita akan menyebabkan berita menjadi
basi. Beberapa peristiwa yang bisa digolongkan sebagai hardnews antara lain: rapat
kabinet, peristiwa olahraga, kecelakaan, bencana alam, dan meninggalnya orang
terkenal.
Sedangkan Soft news adalah berita yang tidak langsung yang tidak memiliki
sifat timeless atau tidak terikat pada waktu. Berita jenis ini tidak tergantung pada
waktu, sehingga selalu bisa dibaca, didengar, dan dilihat kapanpun tanpa terikat pada
aktualitas. Beberapa peristiwa yang bisa diklasifikasikan dalam berita jenis ini antara
lain: penemuan ilmiah, dan kisah sukses, dan kisah tragis.
Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa jenis berita di atas
merupakan jenis berita yang bersifat umum. Drs. AS Haris Sumadiria M.Si. dalam
bukunya Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature (2011 : 69-71) membagai
berita televisi dalam beberapa jenis yaitu:
• Straight News Report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa.
Misalnya, sebuah pidato biasanya merupakan berita-berita langsung yang hanya
menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat. Berita memiliki nilai penyajian
objektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan. Biasanya, berita jenis ini ditulis
20
dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, dan how
(5W+1H).
• Depth News Report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan straight
news report. Reporter menghimpun informasi dengan fakta- fakta mengenai
peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut. Dalam
sebuah depth report tentang pidato pemilihan calon presiden, reporter akan
memasukkan pidato itu sendiri dan dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan
yang telah dikeluarkan oleh calon presiden tersebut beberapa waktu lalu. Jenis
laporan ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter. Fakta-fakta
yang nyata masih tetap besar.
• Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat
menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, sesungguhnya
merupakan jawaban terhadap kritik sekaligus kelemahan yang terdapat dalam berita
langsung (straight news). Sebagai gambaran, berita langsung bersifat sepotong-
sepotong, tidak utuh, hanya merupakan serpihan fakta setiap hari. Berita langsung
seperti tidak peduli dengan hubungan atau keterkaitan antara berita yang satu dan
berita yang lain. Analog dengan dunia tinju, berita langsung bersifat hit and run
(pukul dan lari). Berita menyeluruh, mencoba menggabungkan berbagai serpihan
fakta itu dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga benang merahnya terlihat
dengan jelas.
• Interpretative report lebih dari sekedar straight news dan depth news. Berita
intepretatif biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa
controversial. Namun demikian, fokus laporan beritanya masih berbicara mengenai
fakta yang terbukti bukan opini. Dalam jenis laporan ini, reporter menganalisis dan
menjelaskan. Karena laporan intepretatif bergantung kepada pertimbangan nilai dan
fakta, maka sebagian pembaca menyebutnya sebagai opini.
• Feature story berbeda dengan straight news, depth news, atau interpretative
news. Dalam laporan-laporan berita tersebut, reporter menyajikan informasi yang
penting untuk para pembaca. Sedangkan dalam feature, penulis mencari fakta untuk
menarik perhatian pembacanya. Penulis feature menyajikan suatu pengalaman
pembaca (reading experiences) yang lebih bergantung pada gaya penulisan dan
humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.
21
• Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam,
lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Dengan membaca
karya pelaporan mendalam, orang akan mengetahui dan memahami dengan baik
duduk perkara suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang.
Pelaporan mendalam, dalam tradisi pers kita sering disajikan dalam rubrik khusus
seperti laporan utama, bahasan utama, fokus. Pelaporan mendalam disajikan dalam
beberapa judul untuk menghindari kejenuhan pembaca. Pelaporan mendalam ditulis
oleh tim, disiapkan dengan matang, memerlukan waktu beberapa hari atau minggu ,
dan membutuhkan biaya peliputan cukup besar.
• Investigative reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan
laporan intepretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah
dan kontroversi. Namun demikian, dalam pelaporan investigatif, para wartawan
melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi. Pelaksanannya
sering illegal atau tidak etis.
• Editorial writing adalah sebuah institusi yang diuji di depan siding pendapat
umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita
yang penting dan memengaruhi pendapat umum.
2.2.7 Konsep Berita
George Fox Mott dalam New Survey Of Journalism (Haris Sumadiria, 2011 : 71-79)
mengingatkan paling tidak terdapat delapan konsep berita yang harus diperhatikan,
yaitu:
• Berita sebagai Laporan Tercepat
surat kabar, radio, televisi, atau media online internet mengenai opini atau
fakta ataupun kedua-duanya, yang menarik perhatian dan dianggap penting oleh
sebagian besar khalayak. Kecepatan dalam mencari, menemukan, mengumpulkan,
dan mengolah berita, menjadi karakter dasar reporter dan editor. Lebih cepat suatu
berita disiarkan, lebih baik. Prinsip kecepatan dalam melaporkan berita,
mengharuskan para reporter dan editor mampu bekerja dengan cepat. Namun prinsip
ini tetap harus diimbangi pula dengan kelengkapan dan ketelitian, kecermatan dan
ketepatan, sehingga berita apapun yang dilaporkan tetap faktual, benar dan akurat,
dan tidak membingungkan khalayak pembaca.
22
• Berita sebagai rekaman
Karakteristik auditif sebagai satu-satunya wujud produk radio memungkinkan
radio menyiarkan berita dalam konteks rekaman peristiwa. Rekaman tidak hanya di
radio. Surat kabar, tabloid, majalah dan televisi juga mengandung arti rekaman
peristiwa. Ia dinyatakan dalam berbagai bentuk suara, tulisan, dan gambar.
• Berita sebagai Fakta Objektif
Berita adalah laporan tentang fakta secara apa adanya, dan bukan laporan
tentang fakta yang seharusnya. Sebagai fakta, berita adalah rekonstruksi peristiwa
melalui prosedur jurnalistik yang sangat ketat dan terukur.
• Berita sebagai interpretasi
Berita yang disajikan media massa jumlahnya mencapai ribuan setiap hari.
Melalui teknologi komunikasi massa yang sangat canggih, dewasa ini bahkan berita
dibuat dan terus mengalir selama 24 jam penuh tanpa henti. Teori jurnalistik
mengingatkan, tidak semua berita dapat berbicara sendiri. Sering terjadi, berita yang
diliput dan dilaporkan media hanya serpihan-serpihan fakta yang belum berbicara.
Tugas media adalah membuat fakta yang seolah membisu itu menjadi dapat
berbicara sendiri kepada khalayak.
Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi
berasal dari kata sense, artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organism
dengan lingkungannya (Rahmat, 1998:49). Sensasi adalah pangalaman elementer
yang segera. Yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual,
dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra (Wolman, 1973:343
dalam rahmat, 1998:49). Sensasi itu sendiri merupakan bagian dari presepsi. Menurut
Desiderato (1976:129), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulasindrawi.
Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.
Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Rahmat, 1998:51).
23
• Berita sebagai minat insani
Berbagai peristiwa yang terjadi di dunia, dari dulu hingga kini, sering
membuat hati dan perasaan kita luluh lantak. Kita sedih. Kita menangis. Kita bahkan
histeris. Terlalu banyak berita yang disajikan media masa merobek-robek pikiran,
perasaan, dan alam kejiwaan kita. Dengan laporan berita-beritanya sepeti itu, media
masa, bermaksud menggalang dan mebangkitkan atensi serta motivasi untuk tetap
bersatu, tetap bersaudara, tetap saling berkomunikasi dan saling mencintai. Dengan
kemampuan yang dimilikinya, media masa terpanggil untuk senantiasa
menumbuhkan kepekaan individual dan kepekaan sosial masyarakat.
• Berita sebagai ramalan
Berita sesungguhnya tidak sekedar melaporkan perbuatan atau keaddan yang
kasat mata berita sekaligus juga mengisyaratkan dampak dari perbuatan atau keadaan
itu. Berita sanggup memberikan interpretasi, prediksi, dan konklusi. Semua informasi
yang disajikan media, idealnya terdiri dari rangkain fakta yang benar, akurat,
lengkap, dan tentu saja aktual melalui berbagai uji dan pendekatan akademik.
• Berita sebagai gambar
Dalam dunia jurnalistik dikenal aksioma: satu gambar seribu kata. Jadi,
betapa dashyatnya efek sebuah gambar dibandingkan dengan kata-kata. Menurut
Edwin Emery dalam introduction to mass communications (1971:248), seni
menyapaikan suatu cerita lewat foto dan gambar, jauh lebih tua dibandingkan dengan
cara penyampaian lewat rangkaian kata-kata. Hasil penelitian menunjukkan,
menyampaikan pesan secara visual melalui media seperti televisi, surat kabar, buku,
atau poster jauh lebih menimbulkan atensi serta lebih mudah di pahami maksud serta
isinya oleh khalayak dibandingkan apabila pesan itu hanya disampaikan melalui
rangkaian kata-kata secara verbal.
24
2.2.8 Teknik Menulis Berita
Teknik menulis berita dan kriteria umum nilai berita berlaku universal.
Artinya tidak hanya berlaku untuk surat kabar, tabloid, dan majalah saja, tetapi juga
berlaku untuk radio, televisi, film dan bahkan juga media online internet. Secara
universal pula misalnya, berita ditulis dengan menggunakan teknik melaporkan (to
report), merujuk kepada pola piramida terbalik (inverted pyramid), mengacu pada
rumus 5W+1H dan menggunakan teras berita.( Haris Sumadiria, 2011 : 116)
Drs. AS Haris Sumadiria M.Si. dalam bukunya Jurnalistik Indonesia Menulis
Berita dan Feature (2011 : 116) mengatakan bahwa berita televise yang amat
mengandalkan kekuatan suara dan gambar bergerak, senaniasa merujuk pada teknik,
pola, dan rumus tersebut dalam program siaran berita mereka. Adapun teknik
penulisan berita televisi adalah sebagai berikut sesuai dengan buku :
1. Pola Penulisan Piramida Terbalik
Dalam teknik melaporkan (to report), setiap jurnalis, yakni wartawan atau
reporter, tidak boleh memasukan pendapat pribadi dalam berita yang ditulis,
dibacakan, atau ditayangkannya. Berita adalah fakta objektif. Sebagai fakta objektif,
berita harus bebas dari intervensi siapa pun dan dari pihak manapun termasuk dari
kalangan jurnalis, editor, dan kaum investor media massa itu sendiri.
Teori jurnalistik mengajarkan, karena fakta dalam bentuk berbagai peristiwa
yang terjadi di dunia begitu banyak, sedangkan waktu yang dimiliki jurnalis yakni
reporter dan editor media massa sangat terbatas, maka harus dicari cara paling udah
dan paling sederhana untuk melaporkan atau menuliskan fakta-fakta tersebut. Cara
itu dinamakan pola piramida terbalik, disebut piramida terbalik karena memang
berbentuk gambar piramida dalam posisi terbalik.
Dengan piramida terbalik, berarti pesan berita disusun secara deduktif.
Kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama, baru kemudian
disusul dengan penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf-paragraf
berikutnya. Paragraf pertama merupakan rangkuman fakta terpenting dari seluruh
uraian kisah berita. Dengan demikian apabila paragraf pertama merupakan pesan
berita sangat penting, maka paragraf berikutnya masuk dalam kategori penting,
25
cukup penting, kurang penting, agak kurang penting, tidak penting dan sama sekali
tidak penting. Rumusannya semakin ke bawah semakin tidak penting.
Gambar 2.1
Gambar Piramida Terbalik
2. Berita Ditulis dengan Rumus 5W+1H secara lengkap
Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W+1H, agar berita itu lengkap,
akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Artinya, berita itu mudah
disusun dalam pola yang sudah baku, dan mudah serta cepat dipahami isinya oleh
khalayak. Dalam setiap peristiwa yang dilaporkan, harus terdapat enam unsure dasar
yakni apa (what), siapa (who), kapan (when), di mana (where), mengapa (why), dan
bagaimana (how).
What berarti peristiwa apa yang akan dilaporkan kepada khalayak. Who
berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa berita itu. When berarti kapan
peristiwa itu terjadi: tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit. Where berarti di mana
peristiwa itu terjadi. Why berarti mengapa peristiwa itu terjadi. How berarti
26
bagaimana jalannya peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi peristiwa
tersebut.
3. Menggunakan Teras Berita (Lead)
Dalam anatomi berita sebagaimana tergambar pada puncak piramida kita
menemukan judul (head line), disusul kemudian dengan baris tanggal (date line),
teras berita (lead), perangkai (bridge), tubuh (body), dan kaki berita (leg). Menurut
teori jurnalistik, judul harus mencerminkan pokok berita sebagaimana tertuang dalam
teras berita. Sedangkan teras berita yang baik harus mencerminkan keseluruhan
uraian isi berita. Secara sederhana teras berita adalah paragraf pertama yang memuat
fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita. Adapun beberapa
jenis teras berita yaitu:
1. Who Lead (Teras Berita Siapa)
Teras berita siapa dipilih dengan pertimbangan unsur siapa atau pelaku
peristiwa memiliki nilai berita yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan
dengan unsur-unsur yang lain seperti unsur apa, kapan, dimana, mengapa, dan
bagaimana. Dalam teori jurnalistik dikenal ungkapan names makes news: nama
membuat berita. Orang besar, penting, terkemuka, punya kedudukan, punya jabatan,
public figure, masuk dalam kategori itu. Teras berita siapa (who lead) dibagi atas dua
jenis: teras berita siapa individu dan teras berita siapa institusi. Teras berita siapa
individu, berarti pelaku peristiwanya menunjuk kepada seseorang, lengkap berikut
nama, identitas, pekerjaan,atau kedudukan dan jabatan yang disandangnya. Teras
berita siapa institusi berarti pelaku peristiwanya bukanlah individu melainkan suatu
institusi atau lembaga.
Contoh Who Lead Individu “Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menegaskan, dia tidak pernah menjanjikan 100 hari program pemerintahnya dapat
membereskan semua masalah kenegaraan. Pers diminta mengecek kembali rekaman
pernyataan presiden dalam berbagai acara jika pernyataan tersebut memang ada.
demikian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Senin
(31/1). (Presiden Tidak Pernah Janji Soal 100 Hari, Harian Pagi Kompas, Jakarta, 1
Februari 2005).
27
Contoh Who Lead institution “Pemerintah Malaysia mengulur waktu selama enam
hari dari batas akhir amnesti bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) illegal pada 31
Januari 2005. Malaysia akan menggunakan waktu enam hari itu untuk menjalankan
tindakan persuasive terhadap TKI illegal yang berada di pabrik, perkebunan,
restoran, dan kediaman pribadi”. (Malaysia Ulur Waktu Enam Hari, Harian Pagi
Media Indonesia, Jakarta 2 Februari 2005).
2. What Lead (Teras Berita Apa)
Teras berita apa dipilih dengan pertimbangan unsur apa memiliki nilai berita
yang jauh lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur yang
lain seperti unsur siapa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana. Teori jurnalistik
mengingatkan, nilai berita tidak hanya menunjuk pada siapa yang menjadi pelaku
peristiwa. Nilai berita juga bisa ditentukan oleh apa peristiwa yang terjadi. Sebagai
contoh pesawat jatuh, kapal tenggelam, pasar musnah terbakar,semuanya menunjuk
kepada kekuatan peristiwa dan bukan menyebut nama seseorang atau kelompok.
Contoh What Lead “Tes bagi calon pegawai negeri sipil yang kemarin
diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia diwarnai kericuhan. Di Jawa
Timur, tes malah dibatalkan karena naskah soal belum selesai dicetak oleh PT
Percetakan Puri Surabaya, perusahaan milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Tes
Calon Pegawai Negeri Sipil Ricuh, Koran Tempo, Jakarta 25 November 2004).
3. When Lead (Teras Berita Kapan)
Teras berita kapan dipilih dengan pertimbangan unsur kapan atau memiliki
nilai berita yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur
yang lain seperti unsur apa, siapa, dimana, mengapa, dan bagaimana. Cara termudah
mengenali when lead adalah dengan menemukan pernyataan tentang waktu pada
awal kalimat teras berita seperti pukul, nama hari, pekan, bulan, tahun, windu,
dasawarsa, abad.
28
Contoh When Lead “Selama Januari 2005 sudah tiga warga Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat, tewas akibat demam berdarah dengue atau DBD, sementara
25 warga lainnya menjalani rawat inap di beberapa rumah sakit. Sebanyak 43 desa di
Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai daerah rawan sebaran penyakit DBD”.
(Januari, Tiga Warga Indramayu Tewas Akibat DBD, Harian Pagi Kompas, Jakarta 1
Februari 2005).
4. Where Lead (Teras Berita Di mana)
Teras berita di mana dipilih dengan pertimbangan unsur di mana memiliki
nilai berita yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur
yang lain seperti unsur apa, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Teori jurnalistik
mengingatkan, factor lokasi atau tempat, sering menjadi penyebab pemicu peristiwa
yang sangat mengejutkan.
Contoh Where Lead “ Garut diguncang gempa. Sedikitnya 3.444 rumah, 30
bangunan masjid, 8 madrasah, 7 sekolah dasar, dan satu gedung olah raga (GOR) di
sebelas desa dan empat kecamatan di kabupaten itu hancur, rusak berat, dan rusak
ringan setelah digoyang gempa tektonik berkekuatan 5.2 pada skala Richter Rabu
(2/2) pukul 12.55 WIB”. (Gempa di Garut, 3.444 Rumah Hancur, Harian Pagi
Galamedia, Bandung, 3 Februari 2005).
5. Why Lead (Teras Berita Mengapa)
Teras berita mengapa dipilih dengan pertimbangan unsur mengapa memiliki
nilai berita yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur
yang lain seperti unsur apa, kapan, dimana, siapa, dan bagaimana. Teras berita
mengapa paling sering ditemukan pada berita-berita kriminal. Cara temudah untuk
mengenali teras berita why lead adalah dengan menemukan kata karena atau kata
akibat pada kalimat pertama teras berita.
Contoh Why Lead “Gol bunuh diri Djimi Traore menyebabkan tim raksasa
Liverpool tersingkir dari ajang Piala FA setelah kalah 0-1 (0-0) atas klub divisi II
Burnley pada pertandingan putaran kedua yang berlangsung di Turf Moore Burnley,
Rabu (19/1) dinihari WIB”. (Akibat Gol Bunuh Diri Djimi Traore, Tim Raksasa
Liverpool Tersisih di Piala FA, Harian Pagi Pikiran Rakyat, Bandung 20 Januari
2005).
29
6. How Lead (Teras Berita Bagaimana)
Teras berita bagaimana dipilih dengan pertimbangan unsur bagaimana
memiliki nilai berita yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan
unsur-unsur yang lain seperti unsur apa, kapan, dimana, mengapa, dan siapa. Cara
termudah untuk mengenali teras berita how lead, adalah dengan menemukan kata
untuk atau kata guna pada kalimat pertama teras berita tersebut.
Contoh How Lead “Untuk mengatasi krisis air PDAM Kota Makassar yang
kian berlarut-larut, pemerintah pusat melalui Dirjen Sumber Daya Air akan segera
mengoperasikan pemasangan dan penggunaan tiga pompa terapung di Bendungan
Bilibili”. (Atasi Krisis Air di Makassar, Harian Pagi Kompas, Jakarta, 29 Januari
2005).
2.2.9 Unsur-unsur Nilai Berita
Banyaknya berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia
menyebabkan perlu kiranya ada kriteria peristiwa layak disebut sebagai berita.
Berikut ini beberapa kriteria tentang kelayakan berita (Barus, 2010:32) :
1. Kebaruan /Timeliness
Sebuah berita sangat terikat oleh waktu. Waktu sangat mempengaruhi
aktualitas sebuah berita sebab berita haruslah menyangkut hal yang baru terjadi
(timeliness) dan aktual terkini. Harus ditayangkan secepat mungkin, sehingga
aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan.
2. Jarak /Proximity
Faktor jauh dekatnya jarak antara tempat terjadinya peristiwa dengan
penonton berita mempengaruhi daya tarik atau nilai sebuah berita. Jarak juga bukan
hanya dalam arti fisik geografis, tetapi dapat pula dalam hal minat, bakat dan profesi.
3. Cuatan /Prominance
Nilai sebuah berita juga sangat ditentukan oleh cuatan atau hal yang ulung
pada diri seseorang, benda, tempat, serta peristiwa. Khususnya ketika semakin orang
itu terkenal, maka akan menjadi bahan berita yang sangat menarik.
30
4. Daya tarik kemanusiaan /Human Interest
Berita juga menyangkut hal yang memiliki daya tarik kemanusiaan atau
sentuhan manusiawi. Semakin tinggi daya tarik kemanusiaan sebuah berita, maka
semakin tinggi pula nilai berita tersebut. Dapat menimbulkan efek yang cukup berarti
bagi seseorang, sekelompok orang atau bahkan lebih jauh lagi pada suau masyarakat,
tetapi lebih menimbulkan getaran pada suasana hari dan kejiwaan.
5. Akibat /Consequence
Nilai berita juga banyak ditentukan oleh pengaruh, akibat, dan dampak yang
mungkin dapat ditimbulkannya terhadap masyarakat luas. Dampaknya bagi
kehidupan politik, sosial dan ekonomi merupakan hal yang perlu diperhitungkan.
6. Teliti /Accuracy
Ketilitian dan kebenaran ini berkaitan dengan tuntutan akan kecermatan
dalam menyusun berita agar memenuhi syarat aktualitas dan tenggat waktu, sehingga
berita yang disampaikan akurat. Akurat berarti harus benar –benar terjadi,
berlandaskan fakta, dan memiliki sumber yang jelas. Jika menyangkut masalah
angka, angka tersebut harus menggambarkan keadaan sesungguhnya. Oleh arena itu
sebuah berita juga harus objektif, jujur dan adil. Fakta dan informasi yang dikandung
sebuah berita harus terpercaya, jujur dan berimbang atau cover both sider.
31
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pikir adalah konsep, pandangan, persepsi, asumsi, dan pola dasar yang
dijadikan landasan dalam penelitian. Kerangka pikir menggambarkan rangkaian alur
hubungan penelitian yang dilakukan. Sering juga disebut kerangka teoritis atau
paradigma.
Untuk mengetahui teknik penulisan berita dan penerapan nilai berita di Kabar
Siang, dibutuhkan indikator untuk menjadi dasar dan acuan program untuk
meningkatkan kualitas programnya. Indikator pertama yang digunakan adalah
Teknik penulisan berita. Menulis berita merupakan suatu langkah dalam proses
pembuatan berita, yaitu pada bagian pra produksi. Teknik penulisan berita
televisi menggunakan pola piramida terbalik di mana kesimpulan dinyatakan
terlebih dahulu pada paragraf pertama untuk memudahkan khalayak untuk
mengingat serta mencerna berita yang disampaikan. Hal lain yang diperlukan
adalah berita harus memuat 5W+1H secara lengkap agar berita lengkap, akurat
sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Kemudian penggunaan teras berita
yang menempati alinea pertama yang mencerminkan pokok terpenting dari suatu
berita. Indikator kedua yang menjadi acuan adalah unsur nilai berita. Hal ini
penting karena informasi dapat disebut berita jika memenuhi unsur nilai berita
ini. Unsur nilai berita dibagi menjadi 5 yaitu kebaruan, jarak, cuatan, daya tarik,
akibat, dan ketelitian. Dengan begitu, berdasarkan kedua indikator tersebut, dapat
dilihat teknik penulisan berita dan pemenuhan unsur nilai berita di Kabar Siang.
32
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini terbentuk dari latar belakang masalah yang menjadi
alasan penelitian ini yaitu kesadaran masyarakat akan kebutuhannya pada informasi
membuat media dapat dengan mudah memberikan informasi apa saja kepada
khalayak, namun belum dapat dipastikan kebenaran yang terkandung dalam berita
yang disajikan tersebut. Kabar Siang di tvone merupakan sarana khalayak untuk
mendapatkan berita yang aktual serta akurat. Untuk mengetahui kebenaran dari berita
yang disajikan program Kabar Siang maka terdapat 2 indikator yang dijadikan acuan
penelitian ini yaitu yang pertama teknik penulisan berita yang terdiri dari
penggunaan pola piramida terbalik, penggunaan rumus 5W+1H secara lengkap,
KEBUTUHAN MASYARAKAT UNTUK MENDAPATKAN BERITA YANG BENAR
PROGRAM BERITA “KABAR SIANG”
Teknik Penulisan Berita :
1.Menggunakan pola piramida terbalik.
2. Menggunakan rumus 5W+1H secara lengkap
3.Menggunakan jenis teras berita, yaitu :
-Who Lead
-What Lead
-When Lead
-Where Lead
-Why Lead
-How Lead
Unsur Nilai Berita :
1. Kebaruan
2. Jarak
3. Cuatan
4. Daya tarik kemanusiaan
5. Akibat
6. Ketelitian
33
serta penggunakan jenis teras berita, yaitu :Who Lead, What Lead, When Lead,
Where Lead, Why Lead dan How Lead. Indikator kedua yang menjadi acuan adalah
penerapan unsur nilai berita yang terdiri dari Kebaruan, Jarak, Cuatan, Daya tarik
kemanusiaan, Akibat dan Ketelitian