Upload
vandat
View
218
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam di SD
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa
Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan
dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa alam ini (Samatowa, 2010:3). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan (Permendiknnas nomor 22 tahun 2006). Menutut Wahyana (1999:2)
IPA maerupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,
dirumuskan secara umum, ditandai oleh penggunaan metode ilmiah dan
munculnya sikap ilmiah. Dari definisi yang telah dijelaskan maka dapat
disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari
tentang segala hal yang berkaitan dengan alam.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang tidak hanya
mempelajari tentang konsep saja. Tetapi dari konsep-konep yang didapat siswa
juga dapat melihat alam sekitar untuk lebih memahaminya sehingga semua orang
yang mempelajari IPA dapat memanfaatkan alam sebagaimana mestinya dan
dapat melestarikan alam. Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Permendiknas 2006:484):
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
6
7
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya
dan pesawat sederhana
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Dalam pembelajaran IPA di SD terdapat banyak materi tentang alam yang
diajarkan pada siswa. Pada penulisan ini penulis akan meneliti pada pokok
bahasan tentang kegunaan air, daur air, penghematan air, dan peristiwa alam.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan
standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan
menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk
membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.
Tabel 1 merupakan SK dan KD IPA pada pokok bahasan pada kelas 5
semester 2.
8
Tabel 1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
7. Memahami perubahan yang terjadi
di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
7.1 Mendiskripsikan proses
pembentukan tanah karena
pelapukan
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
7.4 Mendiskripsikan proses daur air dan
kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya
7.5 Mendiskripsikan perlunya
menghemat air
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam
yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk hidup dan
lingkungan
7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan
manusia yang dapat mengubah
permukaan bumi (pertanian,
perkotaan, dsb)
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan
yaitu:
Standar Kompetensi:
7 . Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
Kompetensi dasar:
7.4 Mendiskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya
7.5 Mendeskripsikan perlunya menghemat air
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya
bagi makhluk hidup dan lingkungan
Dari standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut materi yang
digunakan adalah mengenai manfaat air, daur air cara penghematan air, peristiwa
alam yang terjadi di Indonesia, serta dampak yang bagi makhluk hidup dan
lingkungan yang diambil dari 3 Buku Elektronik Sekolah (BSE) oleh Choiril
9
Azmiyawati dkk, Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono, serta S. Rositawaty dan Aris
Muharam.
2.1.2 Picture and Picture
Menurut Suprijono (2011:46), model pembelajaran ialah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Menurut
Arends dalam Suprijono (2011:46), model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalammya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Dalam pembelajaran IPA salah satu model yang cocok untuk digunakan
adalah model pembelajaran picture and picture. Arry Nugraheni (2012:16) dalam
skripsinya menyebutkan bahwa model picture and picture penerapannya dalam
kegiatan belajar mengajar menggunakan media berupa gambar, dimana gambar
tersebut dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Model
pembelajaran picture and picture merupakan salah satu bentuk dari PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, efektif, dan Menyenangkan).
Model pembelajaran picture and picture adalah model belajar yang
mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajarannya. Prinsip
dasar dalam model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut:
1) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya
2) Setiap anggota kelompok harus tahu bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama
3) Setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama
4) Setiap angggota kelompok akan dikenai evaluasi.
5) Setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajar
6) Setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
10
Langkah-langkah dalam model pembelajaran picture and picture adalah sebagai
berikut (Suprijono, 2011:125):
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Menyajikan materi seebagai pengantar
3) Guru menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi
4) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang
atau mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis
5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6) Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menenamkan konsep
atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7) Kesimpulan atau rangkuman.
Hamdani (2010) menyebutkan model picture and picture mempunyai langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Menyampaikan materi sebagai penantar
3) Guru menunjukan atau memperlihaatkan gambar-gambar kediatan berkaitan
dengan materi
4) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6) Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru mulaimenanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7) Kesimpulan dan rangkuman.
Berdasar pada langkah-langkah pada pembelajaran menggunakan model
picture and picture, maka langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan
model pembelajaan picture and picture melalui gambar bercerita pada
pembelajaran IPA yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru menyampaikan materi pengantar
3) Guru menunjukan gambar-gambar yang diurutkan menjadi gambar yang logis
11
4) Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5) Guru menanyakan alasan dari urutan gambar yang telah dipasang
6) Guru mulai menanamkan konsep atau materi sesuai gengan kompetensi yang
ingin dicapai
7) Guru memberikan kesimpulan
Menurut Arry Nugraheni (2012:20) terdapat kelemahan dan kelebihan
pada model pembelajaran ini yang akan dijabarkan sebagai berikut. Kelebihan
model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut:
1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa
2) Melatih berpikir logis dan sistematis
3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek
bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir
4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik
5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Kekurangan model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut:
1) Memakan banyak waktu
2) Banyak siswa yang pasif
3) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas
4) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain
5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
2.1.3 Aktivitas Belajar
Sardiman (2011) menyatakan bahwa aktivitas belajar itu adalah aktivitas
yang bersifat fisik maupun mental. Kaitan keduannya akan membuahkan aktivitas
belajar yang optimal. Sedangkan Rusman (2012) berpendapat bahwa aktivitas
belajar adalah perubahan sebagai hasil interaksi belajar. Hamalik (2008)
menyatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2009) dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa
dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya.
12
Pendapat tersebut menyatakan bahwa yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar adalah kesempatan bagi siswa untuk berperan serta
sehingga aktivitas siswa timbul, bukan aktivitas guru. Sebagaimana dikemukakan
oleh Hamalik (2008) menyatakan bahwa saat bekerja mereka memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan
keterampilan yang bermakna untuk hidup dimasyarakat. Dalam kegiatan belajar
siswa hendaknya turut mengambil bagian dengan demikian siswa akan lebih aktif
mengikuti pelajaran dan dapat memperoleh pengetahuan sehingga dapat
mengembangkan dan menerapkan ketrampilan yang didapatnya dalam kehidupan
sehari-hari. Pelaksanan kegiatan belajar mengajar hendaknya menitikberatkan
pada Student center sehingga mereka akan menemukan dengan sendirinya
pengetahuan (inquiry). Menurut Sardiman (2011) prinsip aktivitas belajar dibagi
menjadi dua yaitu:
1) Menurut pandangan ilmu lama
Aktivitas belajar didominasi oleh guru. Hal ini mengandung pengertian bahwa
guru memegang peran penting dan siswa hanya bersifat pasif dan menerima
begitu saja
2) Menurut pandangan ilmu modern
Anak didik dipandang sebagai organisme yang memiliki potensi untuk
berkembang. Oleh karena itu tugas seorang pendidik adalah membimbing
dalam mengembangkan bakat dan minatnya. Aktivitas diperlukan agar tanpa
perbuatan anak itu tidak berpikir.
Dari kedua prinsip yang telah dikemukakan oleh Sardiman tersebut ada
perbedaan. Pada pandangan limu lama guru lebih berperan dan siswa hanya
sebagai penerima limu yang diberikan guru, sedangkan pada pandangan modern
guru hanya berperan sebagai pembimbing sehingga siswa berkembang sendiri
untuk mengembangkan pengetahuannya.
Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan siswa untuk belajar mandiri.
Keikutsertaan siswa secara aktif dalam pembelajaran dapat membuat siswa
menemukan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang dibahas. Jika
13
ada pemahaman siswa yang salah maka guru bertugas untuk memperbaiki
kesalahan tersebut. Dalam penerapan model pembelajaran picture and picture
siswa dapat aktif baik pada saat mengurutkan gambar maupun menyampaikan
pendapat atau gagasan urutan gambar yang telah diurutkan.
Aktivitas belajar siswa sangat besar nilainya bagi pengajaran para siswa
(Hamalik, 2008) karena:
1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri
2) Berbuat sendiri akan mengambangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral
3) Memupuk rasa kerjasama yang harmonis dikalangan siswa
4) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri
5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis
6) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang
tua dengan guru
7) Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindari verbalitas.
8) Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas kehidupan di
masyarakat.
Berdasarkan pendapat Hamalik tersebut, maka dengan adanya aktivitas siswa
dalam pembelajaran lebih ditentukan oleh siswa maka pembelajaran menjadi lebih
bermakna, dimana siswa mendapat kesempatan untuk turut berperan serta dalam
kegiatan belajar serta belajar untuk bekerjasama dengan teman lain.
Aspek aktivitas belajar siswa terdiri atas delapan kelompok menurut Diedrich
(Sardiman, 2011), yaitu:
1. Visual activities (Kegiatan visual): seperti membaca, memerhatikan gambar
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities (Kegiatan-kegiatan lisan/ oral): seperti menyatakan,
merumuskan, bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi dan interupsi
3. Listening activities (Kegiatan-kegiatan mendengarkan): seperti contoh
mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
14
4. Writing activities (Kegiatan-kegiatan menulis): seperti menulis cerita, menulis
laporan, menulis karangan, menyalin dan mengisi angket
5. Drawing activities (Kegiatan-kegiatan mengambar): seperti menggambar,
membuat grafik, chart, diagram, peta.
6. Motor activities (Kegiatan-kegiatan motorik): seperti melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Mental activities (Kegiatan mental): seperti menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional activities (Kegiatan-kegiatan emosional): seperti minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Berdasarkan uraian tersebut maka diharapkan aktivitas belajar dapat
mengikutsertakan banyak sisi, tidak hanya mendengarkan dan menulis saja tetapi
juga lisan, visual, mental, mengambar serta emosional sehingga siswa dapat
mempelajari segala aspek dalam kehidupan melalui pembelajaran di sekolah.
Dalam hal ini penulis mengukur aktivitas siswa berdasarkan aspek aktivitas dari
Diedrich (Sardiman, 2011).
2.1.4 Hasil Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, DEPDIKNAS (2008:486), hasil
adalah “Sesuatu yang diadakan oleh usaha, pendapat, perolehan, akibat, dan
kesudahan.” Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan-ketrampilan (Agus Suprijono,
2011:5). Menurut Hamzah B. Uno (2007:213), hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi
seseorang dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2010:22)
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Dari ketiga pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
siswa tersebut mendapat pengalaman belajar dari gurunya, baik yang dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung, sehingga ada perubahan yang terjadi
akibat adanya pengaruh dari pembelajaran yang dilakukan siswa tersebut. Bloom
15
membagi hasil belajar dalam 3 ranah (Oemar Hamalik 2007:161), yaitu Kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik. (ketrampilan). Domain kognitif
digunakan untuk mengukur kemahiran intelektual. Domain afektif digunakan
untuk mengukur kemahiran generik, yang telah diterapkan kepada pelajar melalui
penglibatan pelajar dalam persatuan-persatuan dan juga dalam pelbagai
perbincangan secara berkumpulan seperti dalam kursus rekabentuk sistem dan
sebagainya. Domain psikomotor pula bertujuan mengukur kemahiran praktikal
dan teknikal. Kemahiran ini diterapkan melalui proses latihan industri, ujikaji
makmal dan juga lawatan teknikal.
Bloom menyebutkan bahwa ada terdapat 6 tingkatan dalam belajar
menurut ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan atau aplikasi,
analisis, sistesis, penilaian atau evalusi.
1) Pengetahuan (Knowledge)
Mengingat kembali, mengenal idea, fakta asas, definisi teori, hukum, tarikh,
peristiwa dan lain-lain daripada pembelajaran yang lepas.
Contoh: Nyatakan, terangkan, namakan, labelkan.
2) Pemahaman (Comprehension)
Mengubah kefahaman daripada satu bentuk kepada satu bentuk yang lain,
menyatakan idea-idea utama dalam ayat sendiri, menterjemah, memberi
contoh kepada konsep, menterjemah draf.
Contoh: Pilih, terangkan, tulis semula.
3) Aplikasi (Application)
Menggunakan maklumat dalam situasi yang baru, termasuk menyelesaikan
masalah menggunakan prinsip, kaedah, hukum, teori, formula. Membina graf
daripada data, dan lain-lain.
Contoh: Selesaikan, ramalkan, cari, kesilapan, bina alat
4) Analisis (Analysis)
Memecahkan sesuatu yang kompleks kepada yang kecil, membedakan fakta
daripada pendapat, kaitan kenal di antara bahagian, kenali struktur organisasi.
Contoh: Bezakan, pasti, pilih.
16
5) Sintesis (Synthesis)
Menyepadu, mencantum idea menjadi satu, usaha tersendiri, menyelesaikan
masalah, membuat ramalan, membuat klasifikasi.
Contoh: Bina, hasilkan, susun, kembangkan.
6) Evaluasi (Evaluation)
Membuat pertimbangan termasuk memberi rasional atas alasan dalaman atau
luaran, menafsir dan mengkritik.
Contoh: Pilih, berikan alasan, kritikan, buktikan.
Ranah afektif merupakan sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral,
yang merupakan aspek-aspek penting perkembangan siswa. Krathwohl, bloom,
dan Masia, mengembangkan ranah ini yang terdiri dari (Oemar Hamalik,
2007:81):
1) Penerimaan (receiving) suatu keadaan sadar, kemampuan untuk menerima,
perhatian terpilih. Contoh: siswa mempertunjukan kemauan untuk
mendengarkan rekaman musik rock, tetapi mengekspresikan perasaan yang
lemah terhadap musik tersebut
2) Sambutan (responding); suatu sikap terbuka ke arah sambutan, kemauan untuk
merespons, kepuasan yang timbul karena sambutan. Misalnya: siswa
memutuskan untuk merespons pada lagu yang disajikan an mengalami
kesenangan
3) Menilai (valuing): penerimaan nilai-nilai, preferensi terhadap suatu nilai,
membuat kesepakatan sehubungan dengan nilai. Contoh: siswa menerima
musik dangdut, menghubungkannya dengan sistem nilainya sendiri,dan
membentuk suatu kesepakatan sehubungan dengan pentingnya musik tersebut
4) Organisasi (orgenization): suatu konseptualisasi tentang suatu nilai, suatu
organisasi dari suatu sistem nilai. Contoh: siswa menyatukan apresiasinya
yang baru menjadi/ke dalam sistem nilainya sendiri mengenai musik atau
kultur lainnya
5) Karakteristik dengan suatu kompleks nilai: suatu formasi mengenai perangkat
umum, suatu manifestasi daripada kompleks nilai. Contoh: siswa menyatukan
17
nilai musik ke dalam kehidupan pribadi dan menerapkan konsep tersebut pada
hobi pribadinya, atau minat, atau kariernya.
Pada ranah psikomotorik merupakan kategori ketiga tujuan pendidikan, yang
menunjuk pada gerakan-gerakan jasmani dan kontrol jasmaniah. Kecakapan-
kecakapan fisik dapat berupa pola-pola gerakan atau ketrampilan fisik yang
khusus atau urutan keterampilan. Menurut Bloom dalam Sudjana (2010:23) ada
enam aspek ranah psikomotorik, yaitu:
1) Gerakan refleks
2) Keterampilan gerakan dasar
3) Kemampuan perseptual
4) Kehermonisan atau ketepatan
5) Gerakan keteramilan kompleks
6) Gerakan ekspresif dan interpretatif.
Melalui fungsi dan indikator yang telah dipaparkan maka diharapkan
pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat selalu mendidik siswa siswinya untuk
selalu menjaga dan melestarikan lingkungan terutama lingkungan disekitar tempat
mereka tinggal.
2.1.4 Hubungan Antar Variabel
Pembelajaran didalam kelas sebaiknya dapat membuat siswa aktif, kreatif,
dilakukan secara efektif, dan menyenangkan, supaya siswa mudah memahami
materi yang sedang dipelajari. Model pembelajaran picture and picture
merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran
didalam kelas. Melibatkan siswa secara langsung untuk mengurutkan gambar
sehingga gambar tersebut menjadi urutan gambar yang bercerita dapat membuat
pembelajaran menjadi aktif sehingga aktivitas belajar didalam kelas menjadi lebih
menyenangkan. Ketika siswa aktif dan merasa senang saat pembelajaran maka
siswa mudah memahami materi dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Arry Nugraheni (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan
18
Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Sifat-sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Picture dan Picture Siswa kelas V SD Negeri 2 Bangsri
kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Ajaran 2011/1012”,
menyatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V. Hal
ini dituntukan dengan peningkatan nilai siswa pada kondisi awal, siklus I dan ii.
Pada kondisi awal terdapat 14 siswa yang tuntas dalam KKM (62,50) atau sebesar
41,1% dan yang belum tuntas terdapat 20 siswa atau sebesar 58,9%. Pada siklus I
terdapat 25 siswa yang tuntas atau sebesar 73,6%, dan yang belum tuntas terdapat
9 sswa atau sebesar 100%, dan yang belum tuntas dalam belajar terdapat o siswa
atau sebesar 0%.
Rahmad Fauzi (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode
pembelajaran Picture and Picture Untuk Meningkatkan Motivasi belajar Biologi
Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”
menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif Picture And
Picture adalah sebagai berikut : Rata-rata nilai persentase capaian setiap indikator
dari angket motivasi belajar biologi siswa pada pra siklus sebesar 72, 09%, pada
siklus I sebesar 74,09%, dan pada siklus II sebesar 79,96%. Rata-rata nilai
persentase capaian setiap indikator dari observasi motivasi belajar biologi siswa
pada pra siklus adalah 50,9%, pada siklus I sebesar 74,06% dan pada siklus II
sebesar 86,87%. Berdasarkan hasil penulisan dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan motivasi belajar
biologi siswa sebesar 35,97% di kelas VIII D SMP Negeri 14 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012.
Marlina (2012) dalam sekripsinya yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Menerapkan metode Pictura and
Pictura Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 05 Semester II tahun Ajaran
2011/2012” menyebutkan bahwa hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
terjadi peningkatan pemahaman yang ditandai dengan ketuntasan hasil belajar.
Peningkatan pemahaman belajar siswa tersebut terjadi secara bertahap, dimana
pada kondisi awal hanya terdapat 22 siswa (51%) yang telah tuntas dalam
19
belajarnya, pada siklis I melalui 3 pertemuan ketuntasan belajar siswa
meningkatkan menjadi 26 siswa (60%) yang telah tuntas, dan pada siklus II
ketuntasan belajar siswa meningkat lagi menjadi 91%.
2.3 Kerangka Berpikir
Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Dalam
pembelajara IPA, jika penyampaian materi dilakukan dengan klasikal maka siswa
akan mengalami kebosanan sehingga siswa sulit untuk dapat memahami materi
pembelajaran yang dia pelajari dan hasil belajar rendah.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam peningkatan aktivitas siswa
adalah dengan media visual atau media gambar. Melalui media gambar pada
model pembelajaran picture and picture diharapkan prestasi siswa meningkat.
Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat dari gambar 1:
Gambar 1
Keraangka Berpikir
Proses pembelajaran
bersifat klasikal
Langkah kegiatan
Penggunaan model
pembelajaran picture
and picture melalui
gambar bercerita
Penjelasan materi
sebagai pengantar
Pemberian tugas
untuk
mengurutkan
gambar
Menanyakan
alasan/dasar
pemikiran dari
urutan gambar
Membangun
konsep sesuai
kompetensi yang
ingin dicapai
Penilaian Tes formatif
Observasi
Aktivitas dan hasil belajar IPA meningkat
Aktivitas &
Hasil belajar IPA rendah
20
2.4 Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebgai berikut
1. Penggunaan model pembelajaran picture and picture melalui gambar bercerita
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa SD N 01 Kemloko
2. Penggunaan model pembelajaran picture and picture untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa SD N 01 Kemloko melalui penyampaian
kompetensi yang ingin dicapai, penyampaian materi pengantar dari guru, guru
menunjukan gambar-gambar yang akan diurutkan siswa, menunjuk siswa
untuk mengurutkan gambar, mananyakan alasan pemasangan gambar, guru
mulai menanamkan konsep, dan memberikan kesimpulan.