Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka, peneliti akan membahas mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan masalah dalam penelitian. Teori-teori yang akan dibahas
oleh peneliti yaitu mengenai pelatihan, motivasi kerja dan kinerja karyawan.
Peneliti menggunakan beberapa buku yang berhubungan dengan masalah yang
akan diteliti dan juga menggunakan hasil yang relevan.
2.2 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah sebuah seni untuk mengatur sesuatu, baik orang
ataupun pekerjaan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan. Proses manajemen dilakukan untuk mencapai tujuan dari
organisasi itu sendiri dengan cara bekerja dalam team. Keberadaan manajemen
dalam suatu perusahaan sangatlah diperlukan dengan harapan daya guna dan juga
hasil guna dapat ditingkatkan. Berikut ini adalah pengertian manajemen menurut
para ahli :
Dalam arti luas manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien (Usman,2009:5).
17
Dilihat dari segi proses manajemen adalah suatu proses proses dalam
rangka mencapai tujuan dengan bekerja dengan bekerja bersama melalui orang
orang dan sumber daya organisasi lainnya (Sarinah dan Mardalena, 2017:7)
Dilihat dari sisi manajemen sebagai seni adalah terkait dengan
kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan
(Riniwati, 2016:1)
Pendapat lain mengenai manajemen dari segi proses adalah suatu proses
yang khas, yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan,
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber daya lainnya (Afandi, 2018:1)
Berdasarkan beberapa pengertian dari ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen merupakan suatu proses pencapaian tujuan dari suatu
organisasi/perusahaan yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan juga pengawasan sumber daya manusia agar menjadi tepat guna
dan juga sesuai dengan sasaran.
2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah (MSDM) adalah sebuah proses
pengembangan, menerapkan, dan menilai kebijakan-kebijakan, prosedur, metode-
metode, dan program-program yang berhubungan dengan individu karyawan
dalam organisasi.Berikut ini pengertian manajemen sumber daya manusia
menurut beberapa ahli :
18
Ditinjau dari segi proses Manajemen Sumber Daya Manusia / Human
Resources Management (HRM) is the process of acquiring, training, appraisng,
and compensating, employees, and of attending to their labor relation, health and
safety, and fairness concerns ( Dessler, 2017:3)
Menurut Mondy dan Martocchio (2016:25) Human Resources
Management is the use of individuals to achieve organizational objectives.
Basically, all managers get things done through the efforts of others.
Consequently, managers at every level must concern themselves with Human
Resources Management (Mondy dan Martocchio, 2016:25)
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia dari segi ilmu adalah suatu
ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga
kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan
secara maksimal sehingga tercapai tujuan bersama perusahaan, karyawan, dan
masyarakat menjadi maksimal (Bintoro dan Daryanto, 2017:15).
Menurut Fahmi (2016:1) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah
rangkaian aktivitas organisasi dan diarahkan untuk menarik, mengembangkan dan
mempertahankan, tenaga kerja yang efektif
Pendapat lain Manajemen Sumber Daya Manusia dari segi ilmu adalah
ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja secara efisien dan
efektif sehingga tercapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat (Afandi,
2018:3).
19
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan mengatur
hubungan kerja dan juga peran individu atau sumber data manusia di dalam
sebuah perusahaan secara efektif dan juga efisien dengan tujuan agar tercapainya
tujuan bersama dari perusahaan dan juga karyawan sebagaimana yang telah
disepakati sebelumnya.
2.2.2 Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia
Adapun fungsi operasional manajemen sumber daya manusia menurut
Sihombing, Gultom dan Sidjabat (2015:7) terbagi menjadi enam, yaitu sebagai
berikut :
a) Fungsi Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia
yang sangat esensial, hal ini karena menyangkut rencana pengelolaan
SDM organisasi/perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
b) Fungsi Pengadaan (Procurement)
Fungsi pengadaan merupakan fungsi MSDM dalam usaha untuk
memperoleh jenis dan jumlah SDM yang tepat, melalui proses
pemanggilan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk
mendapatkan SDM yang diperlukan sesuai dengan tujuan organisasi atau
perusahaan (the right man in the right place)
20
c) Fungsi Pengembangan (Development)
Fungsi pengembangan merupakan fungsi MSDM dalam proses
peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral SDM
melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan diberikan
harus sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa mendatang.
d) Fungsi Kompensasi
Fungsi kompensasi merupakan fungsi MSDM dalam proses pemberian
balas jasa langsung dan tidak langsung kepada SDM sebagai imbal jasa
(output) yang diberikan kepada organisasi atau perusahaan
e) Fungsi Pengintegrasian
Fungsi pengintegrasian merupakan fungsi MSDM dalam mempersatukan,
kepentingan organisasi/perusahaan dengan kebutuhan SDM, sehingga
akan dapat tercipta kerjasama yang saling menguntungkan.
f) Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan merupakan fungsi MSDM untuk memelihara dan
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas SDM agar tercipta
hubungan jangka panjang.
2.2.3 Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia
Adapun komponen-komponen manajemen sumber daya manusia menurut
Hasibuan (2017:12) terbagi menjadi tiga yaitu :
21
1. Pengusaha
Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk
memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu
tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.
2. Karyawan
Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa
keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan
berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang
ingin dicapai.
3. Pemimpin atau Manajer
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan
kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab
atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.
2.2.4 Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia
Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Sihombing,
Gultom dan Sidjabat (2015:6) terbagi menjadi empat yaitu :
1. Pendekatan SDM
Pendekatan sumber daya manusia (SDM) merupakan pendekatan yang
menekankan pada pengelolaan dan pendayagunaan yang memperhatikan
hak azasi manusia
22
2. Pendekatan Manajerial
Pendekatan manajerial merupakan pendekatan yang menekankan pada
tanggungjawab menyediakan dan melayani kebutuhan sumber daya
manusia departemen lain
3. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem merupakan pendekatan yang menekankan pada
tanggungjawab subsistem dalam organisasi.
4. Pendekatan Proaktif
Pendekatan proaktif merupakan pendekatan yang menekankan pada
kontribusi terhadap karyawan, manajer, dan organisasi dalam memberikan
pemecahan masalah.
2.2.5 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia
Peranan manajemen sumber daya manusia menurut Hasibuan (2017:14)
adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan, tenaga kerja yang efektif,
sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job
specification, job requirements, dan job evaluation
2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawanberdasarkan
asas the right man in the right place and the right man in the right job
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan
pemberhentian.
23
4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa
yang akan datang.
5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan
perkembangan perusahaan pada khususnya.
6. Memonitor dengan cermat undang undang perburuhan dan kebijaksanaan
pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
8. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.
9. Mengatur mutasi karyawab baik vertikal maupun horizontal
10. Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya.
2.2.6 Indikator Manajemen Sumber Daya Manusia
Indikator dari manajemen sumber daya manusia menurut Afandi (2018:10)
adalah sebagai berikut :
1. Tugas kerja, yaitu rincian kegiatan yang harus dijalankan oleh karyawan
2. Kualitas kerja, yaitu hasil kerja yang terstandar dan sesuai dengan yang
diiinginkan.
3. Kuantitas, yaitu jumlah hasil dari produksi kerja karyawan.
4. Ketepatan waktu, yaitu hasil produksi kerja karyawan
5. Efektifitas biaya, yaitu menggunakan biaya yang tepat dan efisien.
2.3 Pengertian Pelatihan
Pelatihan merupakan suatu proses pembekalan kepada karyawan yang
dilakukan perusahaan dengan tujuan agar keterampilan, pengetahuan dan juga
24
kualitas kinerja dari karyawan dapat meningkat sehingga akan memberikan
dampak yang positif kepada perusahaan. Berikut ini pengertian pelatihan menurut
beberapa ahli :
Menurut Dessler (2017:235) training means giving new or current
employees the skill that they need to perform their jobs, such as showing new
salespeople how to sell your product
Menurut Sofyandi (2013:113) pelatihan merupakan suatu program yang
diharapkan dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada seseorang untuk dapat
meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh
pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan
organisasi.
Menurut Andrew E.Sikula dalam Mangkunegara (2015:44) Training is a
short-term educational process utilizing a systematic and organized procedure by
which non-managerial personal learn techical knowledge and skills for a definite
purpose. Development, in reference to staffing and personal matter, is a long-term
educational process utilizing a systematic and organized procedur by which
managerial personal learn conceptual and theoritical knowledge for general
purpose.
Menurut Bateman dan Snell (2014:25) pelatihan merupakan mengajar
karyawan yang lebih rendah bagaimana melakukan pekerjaan mereka saat ini.
Menurut Suwanto dan Priansa (2013:117) Pelatihan merupakan sarana
penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang baik
25
Menurut Simamora yang dikutip oleh Sinambela (2012:209) Pelatihan
adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-
keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang.
Menurut Mangkuprawira (2011:136) pelatihan merupakan wadah
lingkungan bagi karyawan, dimana mereka memperoleh atau mempelajari sikap,
kemampuan dan keahlian, pengetahuan, dan perilaku spesifik yang berkaitan
dengan pekerjaan
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa pelatihan adalah program pengajaran jangka pendek yang diberikan
perusahaan kepada pegawainya dengan harapan agar kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh karyawan dapat meningkat.
2.3.1 Tahapan Pelatihan
Tahapan pelatihan menurut Sihombing, Gultom dan Sidjabat (2015:76)
adalah sebagai berikut :
1. Analisis Kebutuhan Pelatihan / Training need analysis
Merupakan sebuah analisis kebutuhan workplace secara spesifik, untuk
menentukan kebutuhan pelatihan apa yang menjadi prioritas.
2. Perencanaan dan pembuatan desain pelatihan
Desain pelatihan adalah esensi dari pelatihan, karena pada tahap ini
bagaimana kita dapat meyakinkan bahwa pelatihan akan dilaksanakan.
3. Implementasi pelatihan
26
Keberhasilan implementasi program pelatihan dan pengembangan SDM
tergantung pada pemilihan (selecting) program unutk memperoleh the
right people under the right conditions.
4. Evaluasi pelatihan
Secara sistematik manajemen pelatihan meliputi tahap perencanaan yaitu
training analysis, tahap implementasi dan tahap evaluasi
5. Merancang evaluasi pelatihan
Evaluasi yang dilakukan oleh penyelenggara diklat sebagai berikut :
a) Evaluasi pra diklat, bertujuan mengetahui sejauh mana pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang disusun dalam program
b) Evaluasi pasca diklat, bertujuan mengetahui pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang sebelum diklat tidak dimiliki oleh peserta setelah proses
diklat selesai dapat dimiliki dengan baik oleh peserta
2.3.2 Jenis – Jenis Pelatihan
Menurut Akrani dalam Kaswan (2016:213) ada 4 (empat jenis) pelatihan
yang berbeda yakni sebagai berikut :
a) Pelatihan Induksi
Pelatihan induksi bertujuan mengenalkan organisasi kepada karyawan
yang baru diangkat, ini merupakan pelatihan yang singkat dan
informatif yang diberikan segera setelah bergabung dengan organisasi
27
tersebut, tujuannya memberikan informasi “selayang pandang” kepada
karyawan.
b) Pelatihan Pekerjaan
Pelatihan pekerjaan berkaitan dengan pekerjaan khusus dan tujuannya
adalah memberikan informasi dan petunjuk yang sesuai kepada
karyawan sehingga memungkinkan mereka melaksanakan pekerjaan
secara sistematis, tepat efisien, dan akhirnya dengan percaya diri.
c) Pelatihan Untuk Promosi
Merupakan pelatihan yang diberikan setelah promosi tetapi sebelum
bergabung pada posisi yang lebih tinggi, tujuannya untuk memberi
kesempatan pada karyawan melakukan penyesuaian diri dengan tugas
pekerjaan di level lebih tinggi.
d) Pelatihan Penyegaran
Pelatihan penyegaran adalah memperbaharui ketrampilan professional,
informasi dan pengalaman seseorang yang menduduki posisi eksekutif
penting.
e) Pelatihan Untuk Pengembangan Manajerial
Pelatihan untuk pengembangan manajerial adalah pelatihan yang
diberikan kepada manajer agar meningkatkan efesiensinya dan dengan
demikian memungkinkan mereka menerima posisi yang lebih tinggi,
perusahaan harus menyediakan semua jenis pelatihan.
2.3.3 Teknik Pelatihan
28
Teknik pelatihan dalam sebuah perusahaan pada umumnya akan
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dari perusahaan itu sendiri. Menurut
Sihombing, Gultom, dan Sidjabat (2015:132) teknik pelatihan adalah sebagai
berikut :
1. On the job training method (metode praktis) adalah metode dimana
karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung
seoranng pelatih yang berpengalaman. Biasanya menggunakan praktek-
praktek :
a) Rotasi jabatan, yaitu memberikan pengetahuan tentang bagian-bagian
organisasi yang berbeda dan berbagai keterampilan manajerial
b) Latihan instruktur pekerjaan, dengan cara diberikan petunjuk secara
langsung tentang pelaksanaan pekerjaan mereka sekarang
c) Magang (Apprenticeship) merupakan proses belajar dari seseorang /
beberapa orang yang berpengalaman.
d) Coaching, penyelia atau atasan memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada karyawan dalam pelaksanaan kerja rutin mereka
e) Penugasan sementara, merupakan penempatan karyawan pada posisi
manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk jangka waktu
yang ditetapkan
2. Off the job training method, adalah pendekatan teknik presentasi
informasi, bertujuan untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep, atau
keterampilan kepada para peserta. Metode yang biasa digunakan adalah :
29
a) Metode presentasi informasi, adalah untuk mengajarkan berbagai sikap,
konsep, atau keterampilan, kepada para peserta.\
b) Metode simulasi, yaitu pendekatan dimana karyawan / peserta latihan
menerima presentasi tiruan (artificial) suatu aspek organisasi dan
diminta untuk menanggapinya seperti pada keadaan yang sebenarnya.
2.3.4 Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan menurut Bintoro dan Daryanto (2017:54) adalah sebagai
berikut :
1. Memperbaiki kinerja. Bagi karyawan yang bekerja secara tidak
memuaskan, karena kekurangan keterampilan, maka diikutkan
pelatihan dapat memungkinkan memperbaiki kinerjanya
2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan
teknologi. Melalui pelatihan dan pengembangan, pelatih (traainer)
memastikan bahwa paraa karyawan dapat secara efektif menggunakan
teknologi-teknologi baru
3. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi
kompeten dalam pekerjaannya.
4. Membantu memecahkan permasalahan operasional.
5. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perkeembangan pribadi
6. Mempersiapkan karyawan untuk promosi
2.3.5 Manfaat Pelatihan
30
Manfaat dari adanya pelatihan menurut Afandi (2018:130) terbagi menjadi
tiga yakni manfaat bagi karyawan, manfaat bagi perusahaan, dan manfaat dalam
hubungan sumber daya manusia, intra, dan antar grup pelaksanaan kebijakan,
yang akan diuraikan di bawah ini :
1. Manfaat Bagi Karyawan
a) Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan
masalah yang efektif
b) Membantu mendorong dan mencapai pengembangan diri dan rasa
percaya diri
c) Membantu karyawan mengatasi stress, tekanan, fruktasi dan konflik
d) Memberikan informasi tentang meningkatnya pengetahuan,
kepemimpinan, keterampilan komunikasi, dan sikap
e) Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan
f) Membantu karyawan mendekati tujuan pribadi sementara
meningkatkan kemampuan interaksi
g) Memenuhi kebutuhanpersonal peserta, memberikan nasihat dan jalan
untuk pertumbuhan masa depan
h) Membangun rasa pertumbuhan dalam pelatihan
i) Membantu pengembangan keterampilan mendengar, bicara dan menulis
dengan latihan
j) Membantu kehilangan rasa takut melaksanakan tugas baru.
2. Manfaat untuk Perusahaan
31
a) Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang lebih
positif terhadap orientasi profit
b) Memperbaiki moral SDM membantu karyawan untuk mengetahui
tujuan perusahaan
c) Membantu menciptakan image perusahaan yang lebih baik
d) Mendukung otentisitas, keterbukaan dan kepercayaan
e) Meningkatkan hubunganantara atasan dan bawahan
f) Membantu mengembangkan perusahaan dimasa yang akan datang
g) Membantu meningkatkan efisiensi, dan kualitas kerja serta
meningkatkan komunikasi organisasi.
3. Manfaat dalam hubungan sumber daya manusia, intra dan antar grup serta
pelaksanaan kebijakan
a) Meningkatkan antar grup dan individual
b) Membantu dalam orientasi karyawan baru dan karyawan promosi
c) Memberikan informasi tentang hukum pemerintah dan kebijakan
internasional
d) Meningkatkan keterampilan interpersonal
e) Membantu kebijakan perusahaan, aturan regulasi
f) Membantu perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja
dan hidup.
Pendapat lain dikemukakan oleh Wexley & Yulk dalam Edy Sutrisno
(2012:67), ada tiga manfaat pelatihan yang perlu diselenggarakan oleh
perusahaan, yaitu :
32
a) Seleksi personel tidak selalu menjamin akan personel tersebut cukup
terlatih dan bisa memenuhi persyaratan pekerjaannya secara tepat.
Kenyataannya banyak diantaranya mereka harus mempelajari
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang diperlukan setelah
mereka diterima dalam pekerjaan.
b) Bagi Personel yang sudah senior perlu ada penyegaran dengan latihan-
latihan kerja. Hal ini disebabkan berkembangnya kapasitas pekerjaan,
cara mengoperasikan mesin-mesin dan teknisnya, untuk promosi
maupun mutasi.
c) Manajemen sendiri menyadari bahwa program pelatihan yang efektif
dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi absen, mengurangi
labour turn over, dan meningkatkan kepuasan kerja
2.3.6 Dimensi dan Indikator Pelatihan
Peneliti menggunakan teori dari Dessler (2015:284) mengenai dimensi dan
juga indikator dari pelatihan yang tebagi menjadi 5 dimensi dan juga 11 indikator
yaitu :
1. Instruktur
Mengingatkan pelatihan umumnya berorientasi padapeningkatan skill,
maka pelatihan yang dipilih untuk memberikan materi pelatihan harus
benar-benar memiliki kualifikasi yang memadai sesuai dengan bidangnya,
profesional dan berkompeten.
a) Kualifikasi / kompetensi yang memadai
33
b) Memotivasi peserta
c) Kebutuhan umpan balik
2. Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan tentunya harus diseleksi berdasarkan pernyataan tertentu
dan kualifikasi yang sesuai.
a) Semangat mengikuti pelatihan
b) Keinginan untuk memahami
3. Metode
Metode pelatihan akan menjamin berlangsungnya kegiatan pelatihan
sumber daya manusia yang efektif, apabila sesuai dengan jenis materi dan
kemampuan peserta pelatihan.
a) Metode pelatihan sesuai dengan jenis pelatihan
b) Kesesuaian metode yang efektif dengan materi
4. Materi
Pelatihan sumber daya manusia merupakan atau kurikulum yang sesuai
dengan tujuan pelatihan sumber daya manusia yang hendak dicapai oleh
perusahaan.
a) Menambah kemampuan
b) Kesesuaian materi dengan tujuan pelatihan
5. Tujuan Pelatihan
Pelatihan memerlukan tujuan yang telah ditetapkan, khususnya terkait
dengan penyusunan rencana aksi (action plan) dan pendapatan sasaran
serta hasil yang diharapkan dari pelatihan yang diselenggarakan.
34
a) Keterampilan peserta pelatihan
b) Pemahaman peserta pelatihan
2.4 Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri seorang
individu karena semangat dan juga dukungan yang diberikan oleh orang lain di
sekitar individu tersebut.
Beberapa pengertian motivasi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Dilihat dari sisi pengambilan keputusan Motivation is a decision-making
process, through which the individual chooses the desired outcomes and sets in
motion the behavior appropriate to them. Motives as learned influences on human
behavior that lead us to pursue particular goals because they are valued
(Buchanan dan Huckzynski dalam Areros dan Pangemanan, 2018)
Dari sisi nilai dan sikap motivasi kerja adalah serangkaian sikap dan nilai-
nilai yang menerapkan individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan
tujuan individu (Mc Celland dalam Rivai, 2013:837)
Pengertian motivasi dari sisi individual adalah keinginan yang timbul dari
dalam diri seseorang atau individu karena terinspirasi, tersemangati, dan
terdorong untuk melakukan aktifitas dengan keikhlasan, senang hati dan sungguh-
sungguh sehingga hasil dari aktifitas yang dia lakukan mendapat hasil yang baik
dan berkualitas (Afandi, 2018:23)
35
Pendapat lain mengenai pengertian motivasi dari sisi individual
menyatakan motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada
sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar
mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan
yang telah ditentukan (Hasibuan, 2017:141)
Menurut Robbins dan Coulter (2010:109) Motivasi adalah proses dimana
usaha seseorang diberi energi, diarahkan, dan berkelanjutan menuju tercapainya
tujuan.
Menurut Sunyoto (2012:11) Motivasi membicarakan tentang bagaimana
cara mendorong semangat kerja seseorang, agar mau bekerja dengan memberikan
secara optimal kemampuan dan keahlianya guna mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
suatu keinginan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk bekerja atau
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan ikhlas karena tersemangati atau
terinspirasi.
2.4.1 Teori Motivasi
Terdapat beberapa teori mengenai motivasi, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teori dari Mangkunegara (2015:94) yaitu sebagai berikut :
1. Teori Kebutuhan
36
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau
pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang
ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka
pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya jika
kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan
perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.kebutuhan
merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Kita tidak
mungkin memahami perilaku pegawai tanpa mengerti kebutuhannya .
Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarkikenutuhan manusia
adalaah sebagai berikut :
a) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum,
perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang
paling dasar.
b) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
c) Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai
serta dicintai.
d) Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan
dihargai oleh orang lain.
e) Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk
37
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan
kritik terhadap sesuatu.
Dalam studi lain motivasi lainnya, David McCelland (1961)
mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia, yaitu sebagai
berikut :
a) Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang
merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk
pemecahan masalah. Seorang pegawai yang mempunyai kebutuhan
akan berprestasi tinggi cenderung untuk berani mengambil risiko.
Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan
pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya, selalu berkeinginan
mencapai prestasi yang lebih tinggi.
b) Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang
merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada
bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan
orang lain.
c) Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan
refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki
pengaruh terhadap orang lain.
2. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) dari Alderfer
Teori ERG merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan, yaitu :
38
a) Existencxe needs. Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari
eksistensi pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernapas, gaji,
keamanan kondisi kerja, fringe benefits.
b) Relatedness needs. Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasaan dalam
berinteraksi dalam lingkungan kerja.
c) Growth needs. Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan
pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan
pegawai.
3. Teori Insting
Teori motivasi inting timbulnya berdasarkan teori evaluasi Charles
Darwin. Darwin berpendapat bahwa tindakan yang intelligent merupakan
refleks dan ingstingtif yang diwariskan. Oleh karena itu, tidaak semua
tingkah laku dapat direncanakansebelum dan dikontrol oleh fikiran.
Berdasarkan teori Darwin, selanjutnya William James, Sigmund Freud,
dan McDougall mengembangkan teori insting dan menjadikan insting
sebagai konsep yang penting dalam psikologi. Teori Freud menempatkan
motivasi pada insting agresif dan seksual. McDougall menyusun daftar
insting yang berhubungan dengan semua tingkah laku : terbang, rasa jijik,
rasa ingin tahu, kesukaan berkelahi, rasa rendah diri, menyatakan diri,
kelahiran, reproduksi, lapar, berkelompok, ketamakan, dan membangun.
4. Teori Drive
Konsep Drive menjadi konsep yang tersohor dalam bidang motivasi
sampai tahun 1918. Woodworth menggunakan konsep tersebut sebagai
39
energi yang mendorong organisasi untuk melakukan suatu tindakan. Kata
drive dijelaskan sebagai aspek motivasi dari tubuh yang tidak seimbang.
Misalnya, kekurangan makanan mengakibatkan berjuang untuk
memuaskan kebutuhannya agar kembali menjadi seimbang. Motivasi
didefinisikan sebagai suatu dorongan yang membangkitkan untuk keluar
dari ketidakseimbangan ataau tekanan. Clark L. Hull berpendapat bahwa
belajar terjadi akibat dari reinforcement. Ia berasumsi bahwa semuaa
hadiah (reward) pada akhirnya didasarkan atas reduksi dan drive
keseimbangan (homeostatic drives). Teori Hull dirumuskan secara
sistematis yang merupakan hubungan antara drive dan habit strenght.
Kekuatan motivasi = fungsi (drive x habit)
Habits strenght adalah hasil dari faktor-faktor reinforcement sebelumnya.
Drive adalah jumlah keseluruhan ketidakseimbangan fisiologis atau
(physiological imbalance) yang disebabkan oleh kehilangan atau
kekurangan kebutuhan komoditas untuk kelangsungan hidup. Berdasarkan
perumusan teori Hull tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi seorang
pegawai sangat ditentukan oleh kebutuhan dalam dirinya (drive) dan
faktor kebiasaan (habit) pengalaman belajar sebelumnya.
5. Teori Lapangan
Teori lapangan merupakan konsep dari Kurt Lewin. Teori ini merupakan
pendekatan kognitif untuk mempelajari perilaku dan motivasi. Teori
lapangan lebih memfokuskan pada pikiran nyata seorang pegawai
ketimbang pada insting atau habit. Kurt Lewin berpendapat bahwa
40
perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan padaa momen waktu. Kurt
Lewin juga percaya pada pendapat para ahli psikologi. Gestalt yang
mengemukakan bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari seorang
pegawai dengan lingkungannya.
2.4.2 Proses Motivasi
Menurut Hasibuan (2017:150) proses motivasi terbagi menjadi enam yaitu
sebagai berikut :
1. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi
baru kemudian para karyawan dimotivasi ke arah tujuan itu
2. Mengetahui Kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan
karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau
perusahaan saja.
3. Komunikasi Efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan
bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan
syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut
diperolehnya.
4. Integrasi Tujuan
41
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan
kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu
untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan, sedangkan tujuan
individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan
organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting
adanya penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi
daan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, seperti memberikan bantuan kendaraan salesman.
6. Team Work
Manajer harus membentuk team work yang terkoordinasi baik yang bisa
mencapai tujuan perusahaan. Team work penting karena dalam suatu
perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
2.4.3 Prinsip Motivasi
Terdapat beberaapa prinsip motivasi menurut Afandi (2018:25)
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Prinsip partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prinsip komunikasi
42
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih
mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil di
dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai
akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai
bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap
pekerjaan yang dilakukannya,, akan membuat pegawai bersangkutan
menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.
5. Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai
atau karyawan sehingga dapat memotivasi para pegawai bekerja sesuai
dengan apa yang diharapkan pemimpin
2.4.4 Metode Motivasi
Terdapat dua metode motivasi menurut Hasibuan (2017:149) yaitu
motivasi langsung dan motivasi tak langsung, berikut ini uraiannya :
1. Motivasi Langsung (Direct Motivation)
43
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil & nonmateriil) yang
diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti
pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang jasa.
2. Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi tak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan
fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah
kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat
melakukan pekerjaannya. Misalnya, kursi yang empuk, mesin-mesin yang
baik, ruangan kerja yang terang dan nyaman, suasana pekerjaan yang
serasi, serta penempatan yang tepat. Motivasi tidak langsung besar
pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja karyawan sehingga
produktif.
2.4.5 Tipe Motivasi
Terdapat dua tipe motivasi menurut Afandi (2018:28) yaitu seperti
dibawah ini :
1. Motivasi Dalam Diri
Motivasi dalam diri merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang
berasal dari dalam diri seseorang. Semakin kuat motivasi dalam diri yang
dimiliki oleh seseorang, semakinbesar kemungkinan ia memperlihatkan
tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan. Yang termasuk motivasi
dalam diri adalah :
44
a) Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b) Harga diri
c) Harapan pribadi
d) Kebutuhan
e) Keinginan
f) Kepuasan kerja
g) Prestasi kerja yang dihasilkan
2. Motivasi Luar Diri
Motivasi luar diri dinamankan demikian karena tujuan utama individu
melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar
aktivitas kerja itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas
kerja. Yang termasuk motivasi luar diri adalah :
a) Jenis dan sifat pekerjaan
b) Kelompok kerja dimana seseorang bergabung bergabung
c) Organisasi tempat orang bekerja
d) Situasi lingkungan kerja
e) Gaji
2.4.6 Asas-Asas Motivasi
Asas-asas dalam motivasi menurut Hasibuan (2017:146) mencakup asas
mengikutsertakan, komunikasi, pengakuan, wewenang yang didelegasikan, dan
perhatian timbal balik yang akan diuraikan di bawah ini :
1. Asas Mengikutsertakan
45
Asas mengikutsertakan maksudnya mengajak bawahan untuk ikut
berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka yang
mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan cara ini, bawahan merasa ikut bertanggung jawab atas tercapainya
tujuan perusahaan sehingga moral dan gairah kerjanya akan meningkat.
2. Asas Komunikasi
Asas komunikasi maksudnya menginformasikan secara jelas tentang
tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang
dihadapi. Dengan asas komunikasi, motivasi kerja bawahan akan
meningkat. Sebab semakin banyak seseorang mengetahui suatu soal,
semakin besar pula minat dan perhatiannya terhadap hal tersebut. Jika
seorang pemimpin secara nyata berikhtiar untuk senantiasa memberikan
informasi kepada bawahannya, ia akan berkata “Saya rasa saudara orang
penting. Saya hendak memastikan bahwa saudara mengetahui apa yang
sedang terjadi.” Dengan cara ini, bawahan akan merasa dihargai dan akan
lebih giat bekerjanya.
3. Asas Pengakuan
Asas pengakuan maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan
yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.
Bawahan akan bekerja keras dan semakin rajin, jika mereka terus-menerus
mendapat pengakuan dan kepuasan dari usaha-usahanya. Dalam
memberikan pengakuan/pujian kepada bawahan hendaknya dijelaskan
bahwa dia patut menerima penghargaan itu, karena prestasi kerja atau jasa-
46
jasa yang diberikannya. Pengakuan dan pujian harus diberikan dengan
ikhlas di hadapan umum supaya nilai pengakuan/pujian itu semakin besar.
4. Asas Wewenang yang Diberikan
Yang dimaksud asas wewenang yang didelegasikan adalah
mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk
mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas
atasan atau manajer. Dalam pendelehasian ini, manajer harus meyakinkan
bawahan bahwa karyawan mampu dan dipercaya dapat menyelesaikan
tugas-tugas itu dengan baik. Misalnya dengan mengatakan “ini suatu
pekerjaan. Saudara dapat mengambil keputusan sendiri bagaimana harus
melakukannya.” Dengan tindakan ini manajer menyatakan secara jelas
bahwa bawahan itu cakap dan penting. Asas ini akan memotivasi
moral/gairah bekerja bawahan sehingga semakin tinggi dan antusias.
5. Asas Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan
mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan di samping berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari
perusahaan. Misalnya manajer minta supaya karyawan meningkatkan
prestasi kerjanya sehingga perusahaan memperoleh laba yang lebih
banyak. Apabila laba semakin banyak, balas jasa mereka akan dinaikkan.
Jadi ada perhatian timbal balik untuk memenuhi keinginan semua pihak.
Dengan asas motivasi ini diharapkan prestasi kerja karyawan akaan
meningkat.
47
2.4.7 Tujuan Motivasi
Beberapa tujuan dari pemberian motivasi menurut Sunyoto (2012:17)
adalah sebagai berikut :
1. Mendorong gairah dan semangat karyawan.
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan.
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.
8. Meningkatkan kesejahtraan karyawan dan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyaan terhadap tugas dan
pekerjaanya.
2.4.8 Dimensi dan Indikator Motivasi
Terdapat beberapa dimensi dan juga indikator motivasi, peneliti
menggunakan teori dari McCelland dalam Rivai (2013:84) seperti dibawah ini :
1. Need of Achievement (Kebutuhan Untuk Berprestasi), meliputi :
a) Kebutuhan untuk mengembangkan kreativitas.
b) Kebutuhan untuk menggerakkan kemampuan.
c) Kebutuhan mencapai prestasi.
d) Kebutuhan untuk bekerja secara efektif dan efisien.
48
2. Need of Affiliation (Kebutuhan Untuk Menjalin Hubungan Antar
Personal), meliputi :
a) Kebutuhan untuk diterima.
b) Kebutuhan untuk menjalin hubungan baik antar karyawan.
c) Kebutuhan untuk ikut serta dan bekerjasama.
3. Need of Power (Kebutuhan Untuk Berkuasa dan Berpengaruh Pada Orang
Lain)
a) Kebutuhan untuk memberikan pengaruh dan aturan dalam lingkungan
kerja.
b) Kebutuhan untuk mengembangkan kekuasaan dan bertanggung jawab.
c) Kebutuhan untuk memimpin dan bersaing.
2.5 Pengertian Kinerja Karyawan
Kinerja Karyawan adalah suatu tingkat keberhasilan secara keseluruhan
dalam periode tertentu dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kriteria dan
ketentuan yang telah ditetapkan bersama. Beberapa pengertian kinerja karyawan
menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Ditinjau dari sisi hasil kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan
secara ilegal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan
etika. (Afandi, 2018:83)
49
Pendapat lain mengenai pengertian kinerja dari sisi hasil kerja menyatakan
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2015:67)
Diperkuat dengan pengertian kinerja adalah hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi (Amstrong dan
Baron dalam Fahmi, 2016:176)
Berdasarkan beberapa pengertian dari ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang secara kualitas dan
kuantitas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya dan tidak
melanggar hukum, moral dan etika yang ada.
2.5.1 Kriteria Kinerja Karyawan
Terdapat tiga kriteria kinerja menurut Afandi (2018:85) yaitu sebagai
berikut :
1. Kriteria berdasarkan sifat memuaskan diri pada karakteristik pribadi
seorang karyawan. Loyalitas, keandalan, kemempuan berkomunikasi, dan
keterampilan memimpin merupakan sifat-sifat yang sering dinilai selama
proses penilaian. Jenis kriteria ini memusatkan diri pada bagaimana
seseorang bukan apa yang dicapai atau tidak dicapai seseorang dalam
pekerjaannya.
50
2. Kriteria berdasarkan perilaku terfokus pada bagaimana pekerjaan
dilaksanakan. Kriteria semacam ini penting sekali bagi pekerjaan yang
membutuhkan hubungan antar personal. Sebagai contoh apakah SDM-nya
ramah atau menyenangkan.
3. Kriteria berdasarkan hasil, kriteria ini semakin populer dengan makin
ditekannya produktivitas dan daya saing internasional. Kriteria ini
berfokus pada apa yang telah dicapai atau dihasilkan ketimbang
bagaimana sesuatu dicapai atau dihasilkan.
2.5.2 Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan
Menurut Fahmi (2016:204) terdapat beberapa manfaat dari penilaian
kinerja karyawan yaitu sebagai berikut :
a) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum
b) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian
c) Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan
d) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka
e) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan
2.5.3 Metode Penilaian Kinerja
51
Beberapa metode penilaian kinerja menurut Rivai (2014:415) yaitu
sebagai berikut :
1. Skala peringkat (Rating Scale), para penilai diharuskan melakukan suatu
penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam skala-
skala tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
2. Daftar pertanyaan (Checklist), penilaian memilih kata atau pernyataan
yang menggambarkan karakteristik dan hasil kerja karyawan
3. Metode dengan pilihan terarah (Forced Choice Method), metode ini
mengharuskan penilai untuk memilih pernyataan yang paling sesuai
dengan pasangan pernyataan tentang karyawan yang dinilai, pasangan
pernyataan tersebut bernada positif atau negatif
4. Metode peristiwa kritis (Critical Insiden Method), merupakan pemilihan
yang mendasarkan pada catatan kritis penilaian atas perilaku karyawan,
seperti sangat baik atau sangat jelek di dalam melaksanakan pekerjaan
5. Metode catatan prestasi, berkaitan erat dengan metode peristiwa kritis,
yaitu catatan penyempurnaan, yang banyak digunakan terutama oleh para
profesional, misalnya penampilan, peran kepemimpinan, kemampuan
bicara, dan aktivitas lain yang berhubungan dengan pekerjaan
6. Skala peningkatan yang dikaitkan dengan tingkah laku (Behaviourally
Anchored Rating Scale / BARS), merupakan suatu cara penilaian prestasi
kerja karyawan untuk satu kurun waktu tertentu di masa lalu dengan
mengaitkan skala peringkat prestasi kerja dengan perilaku tertentu
52
7. Metode peninjauan lapangan (Field Review Method), spesialis SDM
mendapat informasi dari atasan langsung perihal prestasi karyawan, lalu
mengevaluasi berdasarkan informasi tersebut
8. Tes dan observasi prestasi kerja (Performance Test Observation),
pertimbangan dan keterbatasan penilaian prestasi dapat didasarkan pada
tes pengetahuan dan keterampilan berupa tes terulis dan peragaan,
syaratnya tes harus valid dan reliabel (dapat dipercaya)
9. Pendekatan evalusi komparatif (Comparative Evaluation Approach),
mengutamakan perbandingan prestasi kerja seseorang dengan karyawan
lain yang menyelenggarakan kegiatan sejenisnya
2.5.4 Elemen Kinerja Karyawan
Menurut Mathis dan Jackson (2013:378) terdapat beberapa elemen kinerja
karyawan yaitu :
1. Kuantitas dari hasil
2. Kualitas dari hasil
3. Ketepatan waktu dari hasil
4. Kehadiran
5. Kemampuan bekerja sama
2.5.5 Dimensi dan Indikator Kinerja Karyawan
53
Menurut Mangkunegara (2014:9) terdapat beberapa dimensi dan juga
indikator dari kinerja karyawan yaitu sebagai berikut :
1. Kualitas Kerja
Menunujukkan kerapihan, ketelitian, keterkaitan hasil kerja dengan
mengabaikan volume pekerjaan. Adanya kualitas kerja yang baik dapat
menghindari tingkat kesalahan, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
yang dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi
a) Kerapihan
b) Ketelitian
c) Kemampuan
2. Kuantitas
Menunjukkan banyak jumlah jenis pekerjaan yang dilakukan dalam suatu
waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan
tujuan organisasi
a) Kecepatan
b) Kepuasan
3. Tanggung jawab
Menunjukkan seberapa besar karyawan dalam menerima dan
melaksanakan pekerjaannya, mempertanggung jawabkan hasil kerja serta
sarana dan prasarana yang digunakan dan perilaku kerjanya setiap hari
a) Hasil kerja
b) Mengambil keputusan
c) Sarana dan prasarana
54
4. Kerjasama
Kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dengan karyawan yang lain
secara vertikal dan horizontal baik didalam maupun diluar pekerjaannya
sehingga pekerjaan akan semakin baik
a) Jalin kerjasama
b) Kekompakan
5. Inisiatif
Adanya inisiatif dalam diri anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan
serta mengantisipasi masalah dalam pekerjaan tanpa menunggu perintah
a) Kemandirian
2.6 Penelitian Terdahulu
Memiliki temuan mengenai hasil-hasil penelitian terdahulu adalah hal
yang penting untuk dijadikan sebagai acuan dan juga sebagai data pendukung bagi
peneliti. Berdasarkan penelitian yang telah banyak dilakukan sebelumnya,
sebagian besar dari peneliti menyatakan bahwa pelatihan dan motivasi kerja
memiliki pengaruh yang signifikan terdahap kinerja.
Berikut ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
pengaruh pelatihan dan motivasi kerja. Penelitian-penelitian terdahulu ini akan
disajikan dalam bentuk tabel dan dikemukakan juga gambaran dari penelitian
yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu :
Tabel 2.1
55
Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan
Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. The Influence of
Education,
Training, and
Work Experience,
Job Satisfaction,
Compensation,
and Work
Motivation on
Job Performance
of Servants of PT
Bank BTN of
Semarang
Operational Area
Puspo
Jumodianto, Fitri
Lukiastuti
(Oktober-2016)
Positively,
education level,,
training, work
experience,
job satisfaction,
compensation,
and
job satisfaction
influenced
servants job
performance.
Training
Job
Performance
Work
Motivation
Education
Work
Experience
Job Satisfaction
Compensation
2. The Analysis of
Training and
Development on
Employee
Performance at
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) TBK.
Manado
Regina Rompas,
David Paul Elia
Saerang, Maria
V.J Tielung,
Volume 3
(September-
2015)
1. All respondents
said that after
training, their
performance are
improved
2. The Success
Factors of
training that
really help the
employee to
understand the
materials are the
good instructor,
materials, and
facilities.
Training
Employee
Performance
Development
Motivation
3. The Influence of
The
Compensation
and Training
Toward
Employee
Performance at
Compensation
and training give
significant
simultaneous
influence on
employee
performance at
Training
Employee
Performance
Compensation
Motivation
56
No Peneliti dan
Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
BNI 46 Manado
Branch
Revel Sangkay,
S.L.H.V Joyce
Lapian, Farlane
Rumokoy,
Volume 4
(Maret-2016)
BNI 46 Manado
branch
4. The Influence of
Compensation,
Leadership, Work
Environment, and
Training on
Employee
Performance of
Bank Syariah
Mandiri Manado
Danang Afif
Laksmana,
S.L.H.V Joyce
Lapian,
Ferdinand
Tumewu,
Volume 3
(September-
2015)
1. The result of
multiple linear
regression
analysis, it can be
seen that the
variables
compensation,
leadership,
work
environment, and
training can be
found that
simultaneous test
of the variable
there is an
influence
between
compensation,
leadership, work
environment, and
training on
employee
performance
simultaneously.
2. The result of
multiple linear
regression
analysis, it can be
seen that the
variable of
compensation can
be
found that in
Training
Employee
Performance
Compensation
Leadership
Work
Environment
Motivation
57
No Peneliti dan
Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
partial variable,
compensation has
a positive effect
on employee
performance with
the
assumption of the
other independent
variables are
constant. It
indicates that
compensation
affect employee
performance.
3. The result of
multiple linear
regression
analysis,
leadership
variable can be
found that there is
no influence in
partial relation
between
leadership and
employee
performance.
With assumption
of the other
independents
variable are
constant. It
indicates that
leadership has no
influence on
employee
performance.
4. Work
environment with
the assumption of
the other
58
No Peneliti dan
Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
independent
variables are
constant. Has
been indicate
that work
environment
affect employee
performance, thus
there is an
influence relation
between work
environment and
employee
performance
5. Training
variable with the
assumption of the
other independent
variables are
constant. Has
been indicates
that training has
positive influence
but no significant
on employee
performance, thus
there is no
influence in
partial relation
between training
and employee
performance.
5. Influence of
Motivation and
Job Training The
Performance of
Employees P.T
RB Sukasada
Palembang
Ika Rakhmalina,
Emelda, Harapin
1. There was a
significant effect
of motivation and
job training
together on the
performance of
employees at PT.
RB Sukasada.
2. There was a
Motivation
Performance
of Employee
Job Training
59
No Peneliti dan
Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Hafid, Periansya.
Volume 3
(Oktober-2017)
significant effect
of motivation and
job training
partially on the
performance of
employees at PT.
RB Sukasada.
3. The most
dominant variable
influence on the
performance of
employees at PT.
RB
Sukasada is
motivation
variable.
6. The Effect of
Training &
Development and
Motivation on
Job Satisfaction
in Micro and
Small-Sized
Enterprises
Managers in
Plaju Ulu Village
Yanur Ariska,
Zunaidah,
Afriyadi Cahyadi
(April-2015)
1. Motivation
experienced by
managers has an
effect on job
satisfaction
2. Training &
development and
Motivation have
significant and
positive
simultaneously
effect on job
satisfaction
3. variabel that
has a dominant
influence on job
satisfaction in this
study is
motivation
Training
Motivation
Job Satisfaction
7. The Effect of
Training and
Development,
Motivation, and
Leadership Style
on Employee
1. Training and
development,
motivation, and
leadership style
give a
simultaneous
Training
Motivation
Leadership
Style
60
No Peneliti dan
Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Performance at
PT. Harsjat
Abadi Tendean
Kartika L.
Areros, Sifrid S.
Pangemanan,
Volume 6 (April-
2018)
influence on
employee
performance at
PT. Hasjrat Abadi
Tendean Manado.
2. Training and
development
factors are given
a positive partial
influence which
mean the training
and
development give
a significant and
positive influence
on employee
performance at
PT. Hasjrat Abadi
Tendean Manado.
3. Motivation
factors are given
a positive partial
influence which
mean the training
and development
give a
significant and
positive influence
on employee
performance at
PT. Hasjrat Abadi
Tendean Manado.
Employee
Performance
8. Pengaruh
Pelatihan,
Pengalaman, dan
Lingkungan
Kerja Terhadap
Kinerja
Karyawan pada
PT. Bangun
Wenang
Pelatihan kerja,
pengalaman kerja
dan lingkungan
kerja secara
bersama
berpengaruh
terhadap kinerja
karyawan pada
PT. Bangun
Pelatihan
Kinerja
Karyawan
Pengalaman
Lingkungan
Kerja
Motivasi Kerja
61
No Peneliti dan
Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Beverages
Company
Manado
Trisofia Junita
Mamangkey,
Altje Tumbel,
Yantje Uhing,
Volume 3
(Maret-2015)
Wenang
Beverages
Company
Manado
9. Pengaruh
Pelatihan dan
Motivasi kerja
Terhadap Kinerja
Karyawan PT
Bank BJB Kantor
Cabang Suci
Bandung
Rr. Watie
Rachmawati,
Volume 9 (2016)
Pelatihan,
motivasi dan
Kinerja karyawan
di PT. Bank BJB
Kantor Cabang
Suci Bandung
cukup baik
Pelatihan
Motivasi
Kinerja
Karyawan
10. Pengaruh
Pelatihan
Terhadap Kinerja
Karyawan pada
CU. Mura Kopa
di Kec. Sekayam
Kab. Sanggau
Katarina Ice
Trisnawati, F.Y
Khosmas,
Bambang Budi
Utomo (2014)
1. Persentase
pelatihan oleh
karyawan CU
Mura Kopa dapat
dikategorikan
baik
2. Berdasarkan
hasil angket yang
telah dijawab oleh
responden kinerja
karyawan
menunjukan nilai
tertinggi pada
kategori baik
3. Terdapat
Pengaruh
Pelatihan
Terhadap Kinerja
Karyawan pada
Pelatihan
Kinerja
Karyawan
Motivasi Kerja
62
No Peneliti dan
Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
CU Mura Kopa di
Kecamatan
Sekayam
Kabupaten
Sanggau
11. Pengaruh
Pelatihan dan
Pengembangan
Karyawan
Terhadap
Produkivitas
Kerja Karyawan
PT. Air Manado
Erlin Emilia
Kandou
Terdapat
hubungan yang
positif antara
pelatihan dan
pengembangan
dengan
produktivitas
kerja karyawan
PT. Air Manado.
Pelatihan
Pengembangan
Karyawan
Produktivitas
Kerja
Motivasi Kerja
Kinerja
Karyawan
12. Pengaruh
Motivasi dan
Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja
Karyawan PT.
Pattindo Malang
Nur Avni
Rosalia, Hamida
Nayati Utami,
Ika Ruhana,
Volume 26
(September-
2015)
Motivasi dan
disiplin kerja
berpengaruh
secara signifikan
terhadap kinerja
karyawan
Motivasi
Kinerja
Karyawan
Disiplin Kerja
Pelatihan
13. Pengaruh
Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja
Karyawan PT.
Sejahtera Motor
Gemilang
Olivia Theodora,
Volume 3 (2015)
1. Secara simultan
motivasi
exsistence,
motivasi
relatedness,
motivasi growth,
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap kinerja
karyawan
Motivasi
Kerja
Kinerja
Karyawan
Pelatihan
63
No Peneliti dan
Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
2. Secara Parsial,
motivasi
relatedness dan
motivasi growth
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap kinerja
karyawan
2.7 Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan tentunya menginginkan sumber daya manusianya dapat
bekerja secara efektif dan juga efisien, maka dari itu kinerja karyawan menjadi
suatu hal yang harus diberikan perhatian lebih oleh perusahaan. Terdapat beberapa
faktor faktor yang dapat meningkatkatkan kualitas kinerja karyawan, salah
satunya adalaah pelatihan dan juga motivasi kerja,
Pelatihan dapat menjadi sebuah cara bagi perusahaan untuk memberikan
suatu pengetahuan baru kepada karyawan dalam rangka meningkatkan kualitas
dan juga kuantitas kinerjanya. Pelatihan yang tepat kepada karyawan tentunya
akan memberikan dampak baik sehingga karyawan juga akan menjadi termotivasi
untuk melakukan pekerjaannya lebih baik dan kualitas kerjanya pun akan terus
meningkat seiring berjalannya waktu.
2.7.1 Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
64
Setiap perusahaan tentunya harus mempersiapakan dan memanajemen
sumber daya manusianya secara baik dan juga tepat. Dengan adanya
penyelenggaraan pelatihan di dalam sebuah perusahaan diharapkan dapat
memperbaiki kinerja dari sumber daya manusia yang ada. pelaksanaan pelatihan
yang baik akan memberikan dampak yang positif kepada perusahaan contohnya
meningkatnya keterampilan, keahlian, dan pengetahuan
Penelitian dari Puspo Jumodianto dan Fitri Lukiastuti (2016) dalam jurnal
The Influence of Education, Training, and Work Experience, Job Satisfaction,
Compensation, and Work Motivation on Job Performance of Servants of PT Bank
BTN of Semarang Operational Area menyatakan bahwa pelatihan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Diperkuat oleh Mamangkey,
Altje Tumbel, dan Yantje Uhing (2015) dalam jurnal Pengaruh Pelatihan,
Pengalaman, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Bangun wenang Beverages Co mpany Manado menyatakan bahwa
pelatihan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja.
2.7.2 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Motivasi merupakan faktor yang cukup penting dan menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi kinerja dari karyawan. Apabila karyawan tidak
memiliki motivasi kerja yang baik maka akan berpengaruh terhadap kualitas
kerjanya.
Menurut penelitian dari Nur Avni Rosalia, Hamida Nayati Utami, dan Ika
Ruhana (2015) dalam jurnal Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap
65
Kinerja Karyawan PT. Pattindo Malang menyatakan bahwa motivasi memberikan
pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Diperkuat oleh penelitian dari Ika Rakhmalina, Emelda, Harapin Hafid,
dan Periansya (2017) dalam jurnal Influence of Motivation and Job Training The
Performance of Employees P.T RB Sukasada Palembang menyatakan bahwa
variabel motivasi merupakan variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap
kinerja karyawan.
2.7.3 Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan adalah hal yang harus mendapatkan perhatian serius dari
perusahaan. Baik atau buruknya kinerja dari sebuah perusahaan tentunya akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pelatihan dan motivasi. Kinerja yang
baik akan sangat berguna dan membantu perusahaan baik dalam jangka waktu
yang pendek maupun jangka waktu yang panjang.
Menurut Kartika L. Areros dan Sifrid S. Pangemanan (2018) dalam jurnal
The Effect of Training and Development, Motivation, and Leadership Style on
Employee Performance at PT. Harsjat Abadi Tendean menyatakan bahwa
pelatihan dan juga motivasi kerja memberikan pengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan.
2.8 Paradigma Penelitian
Berdasarkan penelitian penelian diatas maka secara sistematis hubungan
antara variabel dapat digambarkan melalui paradigma penelitian, seperti pada
gambar berikut ini :
Pelatihan, Dessler
(2015:284) :
1.Instruktur
2. Peserta Pelatihan
3. Metode
Puspo Jumodianto dan Fitri
Lukiastuti (2016)
Trisofia Junita Mamangkey, dkk
(2015)
66
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
2.9 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran dan paradigma maka hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Secara Simultan
Pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
2. Secara Parsial
a. Pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
b. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Motivasi, Mc Celland
(2013:84)
1. Need of
Achievement
2. Need of Affiliation
3. Need of Power
Kinerja
Karyawan,
Mangkunegara
(2014:9)
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Tanggung
Jawab
4. Kerjasama
5. Inisiatif
Nur Avni Rosalia, dkk
(2015)
Ika Rakhmalina, dkk
(2017)
Kartika L.
Areros, dkk
(2018)