23
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN Pada bab ini dijabarkan kajian pustaka, beberapa konsep dan landasan teori yang terkait dengan penelitian, serta model penelitian. 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka ini akan dipaparkan tentang penelitian yang dilakukan sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Tujuan dari kajian pustaka adalah untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang penelitian sebelumnya serta mengambil manfaat dalam mempersiapkan cara merencanakan perkembangan Desa Wisata Munggu, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Kajian pustaka yang diangkat dalam penelitian ini yang terkait dengan perkembangan Desa Wisata. Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu jurnal analisis pariwisata Universitas Udayana salah satu peneliti yaitu Adikampana (2012) dalam penelitian yang berjudul “Desa Wisata Berbasis Masyarakat Sebagai Model Pembedayaan Masyarakat Di Desa Pinge”. Penelitian ini menerapkan metode penelitian kualitatif. Penggunaan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian akan menghasilkan konsepsual penafsiran dari objek amatan secara keseluruhan (Altinay dan Paraskevas, 2008). Teknik pengumpulan data menggunakan beberapa teknik-teknik pengumpulan data seperti: studi pustaka, wawancara mendalam, dan fokus group discussion. Penelitian Adikampana (2012) cenderung meneliti dari produk desa wisata yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL

PENELITIAN

Pada bab ini dijabarkan kajian pustaka, beberapa konsep dan landasan teori

yang terkait dengan penelitian, serta model penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka ini akan dipaparkan tentang penelitian yang dilakukan

sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Tujuan dari

kajian pustaka adalah untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang

penelitian sebelumnya serta mengambil manfaat dalam mempersiapkan cara

merencanakan perkembangan Desa Wisata Munggu, Kecamatan Mengwi

Kabupaten Badung.

Kajian pustaka yang diangkat dalam penelitian ini yang terkait dengan

perkembangan Desa Wisata. Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya yaitu jurnal analisis pariwisata Universitas Udayana salah satu

peneliti yaitu Adikampana (2012) dalam penelitian yang berjudul “Desa Wisata

Berbasis Masyarakat Sebagai Model Pembedayaan Masyarakat Di Desa Pinge”.

Penelitian ini menerapkan metode penelitian kualitatif. Penggunaan metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian akan menghasilkan konsepsual

penafsiran dari objek amatan secara keseluruhan (Altinay dan Paraskevas, 2008).

Teknik pengumpulan data menggunakan beberapa teknik-teknik pengumpulan

data seperti: studi pustaka, wawancara mendalam, dan fokus group discussion.

Penelitian Adikampana (2012) cenderung meneliti dari produk desa wisata yaitu

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

13

ataraksi wisata serta fasilitas yang ada di desa wisata pinge dan model

pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan produk wisata di Desa Pinge.

Penelitian ini dengan penelitian Adikampana (2012) terdapat kesamaan dan

perbedaan. Kesamaannya terdapat sama-sama meneliti sebuah desa wisata.

Perbedaannya yaitu penelitian yang sekarang akan membahas tentang kendala-

kendala yang dihadapi oleh desa wisata munggu tidak berkembang, partisipasi

dari stakeholder dan bagaimana progam dalam pengembangan desa wisata

dengan menggunakan metode kualitatif.

Raharjana Destha Titi (2012) Melakukan penelitian yang mengangkat

membangun pariwisata bersama rakyat: kajian partisipasi lokal dalam

membangun desa wisata di dieng plateau. Dalam penulisannya Raharjana menulis

bahwa pembangunan yang dipahami sebagai proses perubahan di dalam

kehidupan semestinya melibatkan masyarakat sebagai unsur yang tidak

terpisahkan. Masyarakat sebaiknya tidak dipandang sebagai objek pembangunan

semata. Adanya paradigma bottom up planning mengharapkan masyarakat dapat

berperan sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Dalam konteks

pembangunan desa wisata, dalam proses perencanaan harus sejak awal melibatkan

masyarakat lokal. Dataran Tinggi Dieng sebagai objek wisata memiliki

keragaman atraksi. Desa wisata dirancang oleh masyarakat setempat untuk

melengkapi atraksi wisata di Dieng. Kajian ini menfokuskan pada proses

partisipasi masyarakat Dieng Kulon dalam membangun desa wisata di lingkungan

tempat tinggal mereka. Berbagai tahapan perencanaan dikerjakan secara kolektif

dan kemudian dipraktekkan bersama-sama. Dengan menerapkan metode action

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

14

riset, studi ini menemukan beberapa temuan berikut: (a) identikasi masalah-

masalah dalam pengembangan desa wisata, (b) pemetaan potensi desa wisata, dan

(c) identikasi potensi jejaring antar lembaga yang dapat mendukung keberlanjutan

desa wisata di Dieng Kulon.

Penelitian ini dengan penelitian Raharjana Destha Titi (2012) terdapat

kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya terdapat sama-sama meneliti sebuah desa

wisata. Perbedaannya yaitu penelitian yang sekarang akan membahas tentang

kendala-kendala yang dihadapi oleh Desa Wisata Munggu tidak berkembang,

partisipasi dari stakeholder dan bagaimana program dalam pengembangan desa

wisata dengan menggunakan metode kualitatif serta kota yang berbeda dengan

penelitian yang sebelumnya.

Agustina Putri Jayanti (2013) melakukan penelitian tentang nilai sosial,

budaya, dan religius dalam Tradisi Mekotek Di Desa Adat Munggu, Kecamatan

Mengwi, Kabupaten Badung Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk

mengetahui 1) latar belakang tradisi mekotek 2) tata cara pelaksanaan tradisi

mekotek 3) makna yang ada dalam tradisi mekotek ditinjau dari nilai sosial,

budaya, dan religius 4) pandangan masyarakat dan generasi muda terhadap

tradisi mekotek yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Munggu,

Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan

pendekatan study etnografi dengan metode kualitatif. Populasi dari penelitian

ini adalah seluruh masyarakat dan generasi muda di Desa Adat Munggu.

Sampel penelitian adalah pandangan tradisi mekotek yang terdapat di Desa

Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

15

Penelitian Agustina Putri Jayanti (2013) terdapat kesamaan dan perbedaan

dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu lokasi penelitian sama-sama di Desa

Munggu Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Perbedaannya adalah topik

yang akan dilakukan sekarang mengambil tentang perkembangan desa wisata

munggu dengan macam permasalahan dari partisipasi stakeholder dalam

perkembangannya kemudian kendala dalam pengembangan desa wisata munggu

dan progam kegiatan pengembangan Desa Wisata Munggu dari permsalahan yang

ada di Desa Wisata Munggu dengan menggunakan metode kualitatif.

Ningsih dkk (2013) “Peranan Desa Pekraman Dalam Pengembangan Desa

Wisata Di Desa Tenganan Pegringsingan Kecamatan Manggis Kabupaten

Karangasem”. Penelitian ini dilakukan di Desa Tenganan Pegringsingan

Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Tujuan penelitian ini adalah,

untuk: (1) mendeskripsikan potensi wisata di Desa Tenganan Pegringsingan,

(2) mendeskripsikan peranan desa pakraman dalam pengembangan desa

wisata di Desa Tenganan Pegringsingan dan (3) mendeskripsikan kontribusi

pengembangan desa wisata terhadap masyarakat pelaku usaha wisata di Desa

Tenganan Pegringsingan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat

deskriptif, Pengumpulan data primer dan sekunder menggunakan metode

observasi, pencatatan dokumen dan kuesioner dengan pengambilan sampel

secara “proporsional random sampling”, data yang didapat selanjutnya

dianalisis menggunakan metode survey dengan rancangan penelitian deskriptif

analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) di Desa

Tenganan Pegringsingan memiliki potensi wisata yang dapat menarik

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

16

wisatawan untuk berkunjung ke sana, diantaranya potensi wisata budaya dan

alam serta terdapat fasilitas pendukung, (2) desa pakraman sangat berperan

penting karena memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengembangkan

desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan sehingga terus berkembang

sampai sekarang ,dan (3) pengembangan desa wisata di Desa Tenganan

Pegringsingan memberi kontribusi yang besar bagi masyarakat pelaku usaha

wisata baik itu berupa peluang usaha maupun dapat menambah penghasilan

masyarakat.

Penelitian ini dengan penelitian Ningsih dkk (2013) terdapat kesamaan dan

perbedaan. Kesamaannya yaitu pada topik penelitian membahas tentang desa

wisata. Perbedaannya yaitu penelitian yang sekarang akan membahas tentang

menganalisis kendala-kendala yang dihadapi oleh desa wisata munggu tidak

berkembang, partisipasi dari stakeholder dan bagaimana progam dalam

pengembangan desa wisata dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun

tempat lokasi dalam penelitian dimana penelitian sebelumnya di Desa

Pengringsingan Kabupaten Karangasem sedangkan penelitian yang akan

dilakukan yaitu di Desa Munggu Kabupaten Badung.

Dharmawan dkk. (2014) melakukan penelitian “Strategi Pengembangan

Desa Wisata Di Desa Belimbing Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan”. Tujuan

dan metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.

Selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Pengumpulan

data dalam penelitian ini bersumber dari observasi, wawancara, metode

kepustakaan, dan studi dokumentasi sedangkan tujuan penelitianya adalah untuk

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

17

mengetahui potensi yang dimiliki kemudian menganalisis faktor kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman dan strategi dalam pengembangan desa wisata

di Desa Belimbing Kecamatan Pupuan. Pada penelitian ini data dianalisis dengan

menggunakan analisis matriks internal-eksternal (IE) dan analisis SWOT untuk

menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam menentukan

strategi pengembangannya.

Penelitian ini dengan penelitian Dharmawan dkk (2014) terdapat kesamaan

dan perbedaan. Kesamaannya yaitu pada topik penelitian membahas tentang desa

wisata. Perbedaannya yaitu penelitian yang sekarang akan membahas tentang

menganalisis kendala-kendala yang dihadapi oleh desa wisata munggu tidak

berkembang, partisipasi dari stakeholder dan bagaimana progam dalam

pengembangan desa wisata dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun

tempat lokasi dalam penelitian dimana penelitian sebelumnya di Desa Belimbing

Kabupaten Tabanan sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu di Desa

Munggu Kabupaten Badung.

Putra Pujawan (2014) melakukan penelitian Skripsi “Strategi Pengembangan

Desa Munggu Sebagai Desa Wisata Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung”.

Tujuan dan metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.

Selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Pengumpulan

data dalam penelitian ini bersumber dari observasi, wawancara, kuisioner

metode kepustakaan, dan studi dokumentasi sedangkan tujuan penelitianya adalah

untuk mengetahui potensi yang dimiliki kemudian merumuskan strategi

pengembangan terhadap Desa Wisata Munggu. Pada penelitian ini data di analisis

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

18

dengan menggunakan analisis SWOT dalam menentukan strategi

pengembangannya.

Penelitian ini dengan penelitian Putra Pujawan (2014) terdapat kesamaan

dan perbedaan. Kesamaannya yaitu pada cara pembahasan, topik sekarang lebih

cenderung akan membahas dalam perkembangan desa wisata di karenakan tidak

berkembangnya desa wisata munggu. Penelitian ini akan membahas tentang

partisipasi stakeholder dalam perkembangannya, kendala dalam pengembangan

desa wisata dan progam kerja atau kegiatan pengembangan Desa Wisata Munggu

tanpa menggunakan SWOT. Desa wisata dan tempatnya sama yaitu Munggu.

Perbedaannya yaitu pada pembahasan sekarang lebih mengkaji dalam bidang

perkembangan Desa Wisata Munggu yang tidak berkembang dan seberapa besar

partisipasi stakeholder dari setempat karena ini merupakan dasar pembangunan

dan perkembangannya nantinya sebuah daya tarik wisata. Walaupun penelitian

sebelumnya dan sekarang lokasi dan daya tarik yang di teliti sama tapi perumusan

masalah dan cara dalam mengupas permasalah serta menjawab hasil dari

permasalahan topik sangat berbeda dan otomatis ekspetasi yang sekarang dalam

penelitian ini menjadi dasar nantinya untuk mengembangakannya menjadi sebuah

desa wisata Munggu yang berkelanjutan.

“Stanislav Aleksandrovich Ermakov,(2014) Information Resources Strategy

in the Promotion of Russia’s Rural Tourism Attractions” ICTs are becoming

a decisive tool in the promotion of Russia’s rural tourism attractions. To

improve the competitiveness of rural destinations businesses, local

associations and authorities should embrace digitalization for primary and

secondary attractions. So far, Russia’s rural attractions are substantially

underperforming, with rural tourism comprising around 2% of the tourism

industry in contrast to around 10% in developed nations. And rural

attractions remain unknown not only to the outside world, but even within

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

19

the country’s regions. To substantial extent this setback is definitely related

to insufficient efforts in the use of information technologies. The purpose of

this paper to highlight some issues and suggest solutions with regards to

strategic choices.”

Ungkapan atau arti dari di atas sebelumnya adalah TIK menjadi alat

menentukan dalam promosi atraksi wisata pedesaan Rusia. Meningkatkan daya

saing destinasi pedesaan bisnis, asosiasi dan pemerintah daerah harus merangkul

digitalisasi untuk atraksi primer dan sekunder. Sejauh ini, atraksi pedesaan Rusia

secara substansial berkinerja buruk, dengan desa wisata sekitar 2 % dari industri

pariwisata berbeda dengan sekitar 10 % di negara-negara maju. Atraksi pedesaan

tetap tidak diketahui tidak hanya ke dunia luar, tetapi bahkan didalam negara.

Kemunduran ini pasti terkait dengan penggunaan teknologi informasi. Tujuan dari

makalah ini untuk menyoroti beberapa masalah dan menyarankan solusi dengan

hal pilihan strategis.

Dari uraian sekilas penelitian Stanislav Aleksandrovich Ermakov,(2014)

terdapat kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis.

Persamaannya yaitu strategi dalam sebuah topik yang akan diteliti. Perbedaannya

yaitu penelitian yang sekarang akan membahas tentang kendala-kendala yang

dihadapi oleh Desa Wisata Munggu tidak berkembang, partisipasi dari

stakeholder dan bagaimana progam serta kegiatan dalam pengembangan desa

wisata dengan menggunakan metode kualitatif.

2.2 Konsep

Konsep dalam penelitian ini menggunakan 2 konsep yaitu: konsep

perkembangan dan konsep desa wisata, adapun uraiannya sebagai berikut:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

20

2.2.1 Perkembangan

Perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih

maju. Dalam prosesnya akan terjadi perubahan – perubahan. Perubahan tersebut

dapat dibagi menjadi 4(empat) katagori yaitu perubahan dalam ukuran, perubahan

dalam perbandingan, perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama, dan

perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru.

Lebih lanjut Pearce (1988) menemukan lima konteks dan konotasi

penggunaan kata “perkembangan”, yaitu pertumbuhan ekonomi, modernisasi,

pemerataan keadilan, trasformasi sosio ekonomi, dan pengorganisasian kembali

tata ruang. Pearce juga menyatakan bahwa perkembangan merupakan konsep

yang dinamis, sehingga interpretasi atas maknanya telah dan akan berubah

seirama dengan perjalanan waktu. Pengertian pertumbuhan (growth), kematangan

(maturation), belajar (learning), dan latihan (exercises) serta keterkaitannya

dengan perkembangan (development).

Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang

merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan (Witherington, 1952:88)

sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari sesuatu fungsi (psikofisis) untuk

menjalankan fungsinya (Hurlock, 1956). Belajar atau pendidikan dan latihan,

menunjukkan kepada perubahan dalam pola-pola sambutan atau perilaku dan

aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme

yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan

demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi

sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

21

diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti

pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya

pertambhan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Lefrancois

(1975:180) berpendapat bahwa konsep perkembangan mempunyai makna yang

luas, mencakup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis

seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan

belajar atau pendidikan dan latihan. Definisi perkembangan (development) serta

implikasinya dalam pendidikan.

Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang

fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis

dasar sebagai hasil dari konsepsi (pembuahan ovum dan sperma), dan hasil dari

interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan

psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti

perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral. Perkembangan dapat diartikan

sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang

kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa

anak, masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan dapat diartikan juga

sebagai “suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik

(jasmaniah), maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau

kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan

berkesinambungan”.

Desa Wisata Munggu dalam perkembangannya mengalami perubahan-

perubahan dalam berbagai aspek. Untuk mengetahui perkembangannya yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

22

terjadi, dapat diketahui dengan melihat perbandingan sebelum ditetapkan sebagai

desa wisata dan setelah ditetapkannya.dengan mengetahui perubahan dalam

perbandingan, aspek-aspek yang mengalami perubahan akan dapat ditemukannya.

Perkembangan memang dapat menyebabkan terjadinya perubahan dengan

mengganti hal-hal yang lama dan untuk memperoleh hal-hal yang baru. Hal ini

cenderung mengandung makna modernisasi. Namun, perubahan bukan hanya

mengarah kepada pecaharian kea rah yang positif, akan tetapi dapat juga kea rah

yang negatif. Dalam perkembangan akan terjadi perubahan yang berimplikasi

positif dan negatif.

2.2.2 Desa Wisata

Menurut Chafid Fandeli secara lebih komprehensif menjabarkan desa

wisata sebagai suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana

yang mencerminkan keaslian desa, baik dari segi kehidupan sosial budaya,

adat istiadat, aktifitas keseharian, arsitektur bangunan, dan struktur tata ruang

desa, serta potensi yang mampu dikembangkan sebagai daya tarik wisata,

misalnya: atraksi, makanan dan minuman, cinderamata, penginapan, dan

kebutuhan wisata lainnya (Chafid Fandeli, 2002).

Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi,

akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur

kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang

berlaku. Suatu desa wisata memiliki daya tarik yang khas (dapat berupa

keunikan fisik lingkungan alam perdesaan, maupun kehidupan sosial budaya

masyarakatnya) yang dikemas secara alami dan menarik sehingga daya tarik

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

23

perdesaan dapat menggerakkan kunjungan wisatawan ke desa tersebut

(Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011: 1).

Desa wisata dalam artian sederhana merupakan suatu obyek wisata

yang memiliki potensi seni dan budaya unggulan di suatu wilayah perdesaan

yang berada di pemerintah daerah. Desa wisata merupakan sebuah desa

yang hidup mandiri dengan potensi yang dimilikinya dan dapat menjual

berbagai atraksi-atraksinya sebagai daya tarik wisata tanpa melibatkan investor.

Berdasarkan hal tersebut pengembangan desa wisata merupakan realisasi dari

undang-undang otonomi daerah (UU No.22/99), maka dari itu setiap kabupaten

perlu memprogamkan pengembangan desa wisata.

Penelitian yang dimaksud dengan Desa Wisata berdasarkan Peraturan

Bupati Badung nomor 47 tahun 2010 pada Bab I tentang Ketentuan Umum, pasal

1 ayat (6) adalah wilayah pelestarian alam lingkungan ekosistem serta simpul

budaya tradisional masyarakat dengan tidak menghambat perkembangan

warganya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui usaha

kepariwisataan. Menurut Inskeep dalam Kemenparekraf (2008: 34), Desa Wisata

atau village tourism adalah suatu fasilitas wisata yang memungkinkan pengunjung

tinggal di dalam atau di dekat desa, umumnya merupakan desa tradisional.

Kegiatan wisata yang dilakukan adalah belajar tentang kehidupan perdesaan, tata

cara lokal, dan berpartisipasi dalam aktivitas penduduk. Sedangkan menurut

Dharma Putra dan Pitana (2010: 70) yang dimaksud dengan desa wisata adalah

pengembangan desa menjadi destinasi wisata dengan sistem pengelolaan yang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

24

bersifat dari, oleh, dan untuk masyarakat. Dalam Permenbudpar Nomor:

PM.26/UM.001/MKP/2010 tahun 2010, sebagai berikut:

“Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan

fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan

masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.”

Secara umum komponen desa wisata terdiri dari dua komponen. Komponen

pertama adalah akomodasi. Akomodasi berarti tempat tinggal para penduduk

setempat atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.

Kedua adalah atraksi yang berarti seluruh kehidupan keseharian penduduk

setempat beserta kondisi fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya

wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti kursus tari, bahasa, dan yang lainnya.

Menurut Nuryanti dalam penelitian DFR (Destination Field Research) Tabanan

(2012: 26) pola, proses, dan tipe pengelolaanya desa wisata di Indonesia sendiri

terbagi dalam dua bentuk yaitu tipe terstruktur dan tipe terbuka. Adapun karakter

dari masing-masing tipe tersebut, yakni:

a) Tipe Terstruktur

Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik

untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang

ditumbuhkannya sehingga mampu menembus pasar internasional. Lokasi

pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal sehingga

dampak negatif yang ditimbulkannya terkontrol. Selain itu pencemaran

sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini. Lahan tidak

terlalu besar dan masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang

terintegratif dan terkoordinasi sehingga diharapkan akan tampil menjadi

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

25

semacam agen untuk mendapatkan dana-dana internasional sebagai unsur

utama.

b) Tipe Terbuka

Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh menyatunya

kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan

masyarakat lokal. Distribusi pendapatan yang diperoleh dari wisatawan

dapat langsung dinikmati oleh penduduk lokal, akan tetapi dampak

negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam penduduk lokal sehingga

sulit dikendalikan.

Seperti pengertian Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara

atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu

struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi

yang berlaku. Maka, penelitian di desa munggu ini akan mengidentifikasi dari

potensi yang ada di desa wisata, dan inilah yang akan nantinya menjadi potensi

andalan jika sudah dikembangkan dengan baik. Karena desa wisata merupakan

salah satu daya tarik wisata. Karena desa wisata merupakan suatu struktur

kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang

berlaku. Munggu ini merupakan potensi seni dan budaya atau kebudayaan dan

juga ada akomodasi. Kebudayaan yang sangat unik dan berada hanya di daerah

Munggu dan kegiatan yang paling diingat dari munggu adalah mekotekan dan

kegiatannya di lakukan setiap selesai hari raya Kuningan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

26

2.3 Landasan Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan akan 2 teori yaitu: teori

perencanaan dan teori partisipasi adapun uraiannya sebagai berikut:

2.3.1 Teori Perencanaan

Perencanaan merupakan pengorganisasian masa depan untuk mencapai

tujuan tertentu (Inskeep, 1991). Menurut Mill (2000) bila tidak ada perencanaan

pada suatu tempat wisata dapat berakibat negatif pada tempat tersebut. Akibat

tersebut dapat berupa; (1) kerusakan atau perubahan permanen lingkungan fisik;

(2) kerusakan atau perubahan permanen kawasan-kawasan historis/ budaya dan

sumber-sumber alam; (3) terlalu banyak orang dan kemacetan; (4) adanya

pencemaran; dan (5) masalah-masalah lalu lintas.

Paturusi, (2008: 27) menjelaskan bahwa dengan perencanaan pariwisata

yang baik dan terpadu dapat memberikan manfaat seperti: (1) menjadi arahan dan

pedoman baik pemerintah maupun swasta dalam pengembangan pariwisata karena

kegiatan ini merupakan suatu kegiatan ekonomi yang relatif baru; (2) kegiatan

pariwisata merupakan kegiatan yang sangat komplek, multi sektor yang

melibatkan berbagai bidang, maka untuk memadukan unsur-unsur tersebut

diperlukan perencanaan dan koordinasi; (3) dapat mendatangkan keuntungan

ekonomi yang optimal; (4) dapat digunaan untuk memilih unsur mana saja dari

budaya yang dapat dikomersialkan dan mana yang tidak; (5) dalam membangun

fasilitas pariwisata dan berbagai sektor ikutannya dapat ditentukan daya dukung

lahan optimal yang dapat menjaga kelestarian lingkungan; (6) untuk

mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan; (7) meminimalkan hal-hal yang

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

27

kurang menguntungkan bagi pengembangan pariwisata; 8) menyiapkan sumber

daya manusia; (9) dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, yang akan

berimplikasi pada peningkatan devisa negara tanpa mengorbankan kelestarian

lingkungan dan sosial budaya masyarakat.

Dalam merencanakan pengembangan pariwisata dikenal beberapa hirarki

dimana fokus perencanaan pada tiap tingkat hirarki tidak sama. Perencanaan di

tingkat umum memberikan kerangka dan arahan bagi perencanaan hirarki di

bawahnya, dan demikian seterusnya (Gunawan, 1993 dalam Paturusi, 2008: 57).

Secara rinci fokus setiap jenjang hirarki perencanaan diuraikan beberapa tahapan

tetapi dalam penelitian ini akan memakai dua tahapan yaitu:

1) Perencanaan Pariwisata di Tingkat Kabupaten/Kota (PPK)

PPK merupakan arahan kebijakan dan strategi pariwisata wilayah

kabupaten/kota. Fokus pada: (1) kebijakan pengembangan pariwisata

kabupaten/kota yang disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah dan Panjang di wilayah kabupaten/kota; (2) Rencana Struktur Tata

Ruang Pariwisata kabupaten/kota yang mencakup jaringan transportasi antar

dan intra kabupaten/kota sampai ke objek-objek utama; (3) penentuan

kawasan pintu gerbang menuju objek utama dan kebutuhan akan fasilitas

pendukung (jumlah, jenis, kelas dan lokasi) dan; (4) rencana jaringan utilitas,

pendukung kawasan, dan lokasi objek-objek menarik lainnya.

2) Perencanaan Pariwisata Kawasan (PPKw)

PPKw merupakan arahan kebijakan dan strategi pariwisata suatu

kawasan dalam kabupaten/kota. Fokus pada: (1) penentuan lokasi daya tarik

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

28

wisata, termasuk kawasan konservasi; (2) arahan lokasi hotel dan akomodasi

lainya, pertokoan dan fasilitas lainnya, tempat rekreasi, dan taman; (3) sistem

jaringan transportasi, kawasan pejalan kaki ( pedestrian), serta terminal; (4)

perencanaan prasarana pendukung: air, listrik, air limbah, air hujan, sampah

dan telekomunikasi; (5) studi dampak yang sangat spesifik; (6) kriteria

perancangan (aplikasi arsitektur lokal, lansekap, dan ketinggian bangunan)

dan (7) pola arus wisatawan dalam pemanfaatan fasilitas.

Dari menggabungkan tahapan diatas akan nantinya mencoba menjawab dari

kendala dalam perkembangan Desa Wisata Munggu. Perencanaan pariwisata

menggunakan konsep perencanaan umum yang sudah terbukti efektif dalam

menghadapi proses pengembangan modern, tetapi menyesuaikan diri dengan

karakteristik pariwisata tertentu. Pendekatan perencanaan pariwisata mengarah

pada aplikasi praktis dalam perumusan kebijakan dan pengembangan pariwisata.

Proses perencanaan dasar yang diterangkan sebelum menyediakan kerangka

perencanaan yang umum dan penekanan ditempatkan pada konsep perencanaan

menjadi berkesinambungan, berorientasi sistem, menyeluruh, terintegrasi, dan

lingkungan dengan fokus pada keberhasilan pengembangan yang dapat

mendukung keterlibatan masyarakat.

Jadi dari uraian sebelumnya dari para ahli yang sudah mengatakan teori

perencanaan ada beberapa tahapan. Dalam teori perencanaan ini akan dipakai

dalam membahas permasalahan yang akan diteliti yaitu akan menentukan potensi

yang ada di Desa Wisata Munggu, kendala pengembangan dan progam serta

partisipasi stakeholder dalam perkembangan Desa Wisata Munggu yang nantinya

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

29

menjadi desa wisata yang berkembang dan berkelanjutan serta menjadi salah satu

daya tarik yang berkembang dan populer.

Perencanaan dalam penelitian ini akan melakukan sebuah pendekatan serta

rincian yang di mana para ahli sudah mengemuakakan bahwa adanya beberapa

rincian yang sudah diatur dalam peraturan kota, wilayah, kabupaten dan

sebagainya dan pendekatan juga ada beberapa tahap. Dalam penelitian ini peneliti

akan mencoba menggali dari permasalahan yang di Desa Munggu dalam

perkembangan desa wisata yang mana sudah ditetapkan dari 2010 tapi belum ada

progam kerja yang jelas. Sehingga peneliti akan mengkaitkan dengan pemikiran

para ahli yaitu dari pendekatan dan rincian untuk merencanakan pengembangan

desa wisata yang berkembang. Sehingga perlunya sebuah perencanaan yang

matang dalam penelitian ini.

2.3.2 Teori Partisipasi

Partisipasi stakeholder dalam pembangunan pariwisata yang berkelanjutan

sangat diperlukan. Dalam UU No.10 Tahun 2009 menjelaskan bahwa pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan

Pemerintah Daerah. Dalam hal ini pemerintah daerah, pengusaha, dan masyrakat

memiliki peran yang sangan vital dalam pembangunan pariwisata, terutama

pengembangan Desa Wisata Munggu.

Partisipasi stakeholder dalam suatu pengembangan destinasi pariwisata

sangat penting untuk mencapai suatu kesuksesan pembangunan khususnya

perkembangan Desa Wisata Munggu . Dalam WTO (2004: 29) dinyatakan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

30

penyesuaian tingkat dan jenis partisipasi akan tergantung atas beberapa faktor

yaitu: jangkauan dari proyek, tahap (bentuk) pekerjaan, norma budaya,

pengalaman dari stakeholder, keberadaan institusi kerangka kerja dan proses

konsultasi dan faktor logistik (geografis dan teknologi komunikasi).

Menurut Tosun (dalam Madiun, 2008: 36) partisipasi dilakukan dengan cara

yang berbeda-beda. Perbedaan itu mencakup partisipasi karena paksaan

(manipulative participation), dengan kekuasaan dan ancaman (coercive

participation), karena adanya dorongan (induced participation), partisipasi yang

bersifat pasif (passive participation), maupun partisipasi secara spontan

(spontaneous participation). Terkait dengan model partisipasi itu, Tosun

selanjutnya mengembangkan tipologi partisipasi masyarakat dalam pariwisata. Ia

menklasifikasi tipe partisipasi masyarakat ke dalam tiga bagian utama yaitu

partisipasi masyarakat secara spontan (spontaneous participation), partisipasi

masyarakat karena adanya kekerasan (coercive participation), dan partisipasi

masyarakat karena masyarakat merasa terdorong untuk melakukannya (induced

participation). Pada tipe terakhir masyarakat lokal mempunyai kesempatan untuk

mendengar dan didengarkan suaranya. Mereka memiliki suara dalam proses

pembangunan pariwisata, tetapi mereka tidak berdaya terhadap kekuatan-kekuatan

lain yang mempunyai kepentingan seperti kekuatan yang berasal dari pemerintah,

perusahaan-perusahaan besar, tour operator internasional serta kekuatan-kekuatan

besar lainnya (Madiun, 2009).

Menurut Tosun dan Timothy (2003:4-9) mengajukan tujuh proposisi

mengenai partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan pariwisata.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

31

Pertama, partisipasi masyarakat merupakan elemen vital dalam perencanaan dan

strategi pariwisata. Kedua, partisipasi masyarakat berkontribusi bagi

pembangunan pariwisata berkelanjutan dalam berbagai cara. Ketiga, partisipasi

masyarakat meningkatkan kepuasan wisatawan. Keempat, partisipasi masyarakat

membantu para profesional di bidang pariwisata dalam mendesain perencanaan

pariwisata yang lebih baik. Kelima, partisipasi publik berkontribusi dalam

distribusi pembiayaan dan keuntungan yang adil di antara anggota masyarakat.

Keenam, partisipasi masyarakat dapat membantu memuaskan keinginan

masyarakat yang teridentifikasi. Ketujuh, partisipasi masyarakat memperkuat

proses demokratisasi di destinasi pariwisata.

Dua alternatif utama dalam penggunaan partisipasi berkisar pada partisipasi

sebagai tujuan pada dirinya sendiri atau sebagai alat untuk mengembangkan diri.

Hal tersebut sebagai cerminan sifat partisipasi intrumental dan trasformasional.

Partisipasi instrumental terjadi ketika partisipasi dilihat sebagai suatu cara untuk

mencapai sasaran tertentu (partisipasi terhadap proyek yang dilakukan orang luar).

Partisipasi trasformasional terjadi ketika partisipasi itu pada dirinya sendiri

dipandang sebagai tujuan, dan sebagai sarana untuk mancapai tujuan yang lebih

tinggi, misalnya menjadi swadaya dan berkelanjutan. Pendekatan-pendekatan

dalam partisipasi yaitu: (1) partisipasi pasif, suatu pendekatan yang menyatakan

“kami lebih tahu apa yang baik bagimu” ini merupakan komunikasi satu arah,

dimana informasi diberikan pada masyarakat untuk menerimanya; (2) partisipasi

aktif, merupakan pendekatan pelatihan dan kunjungan dimana dialog dan

komunikasi dua arah yang memberikan kesempatan pada masyarakat untuk

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

32

berinteraksi; (3) partisipasi dengan keterikatan, suatu pendekatan “kontrak tugas

yang dibayar” yang berpandangan bila anda melakukan ini, maka proyek akan

melakukan itu; dan (4) partisipasi atas permintaan setempat merupakan

pendekatan yang didorong oleh permintaan, dan dilakukan untuk menjawab

kebutuhan yang dinyatakan oleh masyarakat, bukan kebutuhan perancang

(Mikkelsen, 2003: 65-67). Adapaun teori partisipasi yang digunakan tersebut

untuk mengetahui paritisipasi stakeholders tentang perkembangan Desa Wisata

Munggu Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

2.4 Model Penelitian

Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan informasi dan data-data yang

bisa dijadikan bahan dalam penelitian. Bali merupakan tujuan wisata yang sangat

sering dikunjungi oleh para wisatawan tidak hanya wisatawan dalam negeri tapi

juga wisatawan asing. Sebagai daerah tujuan wisata, Bali konsisten menempatkan

sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Pariwisata andalan dilihat juga dalam

sektor pariwisata. Pariwisata saat ini memiliki peranan yang sangat penting tidak

hanya dalam hubungan perekonomian nasional dan internasional, tetapi juga

dalam bidang sosial budaya, pendidikan serta hubungan-hubungan yang lain

dalam usaha ikut serta membina kesatuan bangsa, memupuk rasa cinta tanah air

maupun memajukan kerja sama serta saling pengertian antar bangsa-bangsa.

Kekayaan objek wisata dan keunikan kebudayaan yang dimiliki oleh pulau Bali

merupakan daya tarik tersendiri, dapat di lihat dari pariwisata alternatif dimana

salah satunya yaitu desa wisata. Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi

antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

33

struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang

berlaku ( Nuryanti, 1993).

Data yang dikumpulkan didapat dari Perbekel Desa Munggu. Potensi wisata

yang dimiiki oleh Desa Munggu salah satunya adalah Pantai Seseh yang berada di

sebelah barat Desa Munggu dan tidak kalah menariknya juga desa ini memiliki

tradisi yang tidak ada di tempat lain yaitu Tradisi Mekotekan. Tradisi ini hanya

bisa dijumpai setiap selesai hari Raya Kuningan Bali.

Desa Wisata Munggu akan lebih menarik kalau ditata dan dikembangkan

dengan konsep dan perencanaan yang matang. Perlu peran berbagai pihak untuk

mengembangkan suatu Desa Wisata Munggu menjadi lebih baik agar wisatawan

lebih banyak berdatangan ke daerah Munggu Kecamatan Mengwi.

Pengembangan akan berjalan sesuai dengan harapan apabila sebelumnya

dilakukan analisis dan perencanaan dalam menentukan sebuah progam yang akan

di lakukan untuk mengembangkan Desa Wisata Munggu.

Perkembangan Desa Wisata ini diharapkan nantinya agar desa wisata ini

lebih diketahui karena, di Badung ada 11 Desa Wisata. Hal inilah yang

mendorong perlunya dilakukan penelitian di Desa Wisata Munggu. Beberapa

kepustakaan pada tinjauan pustaka termasuk teori dan konsep digunakan sebagai

rujukan untuk menyelesaikan penelitian ini. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis untuk mengetahui efektivitas perkembangan Desa Wisata. Kemudian

menggunakan analisis yaitu analisis deskriptif kualitatif . Untuk mendapatkan

jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dan rekomendasi terkait

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN … II fix.pdf · Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan analisis matriks internal-eksternal ... menemukan lima konteks

34

dengan perkembangan Desa Wisata Munggu. Landasan pemikiran tersebut

dituangkan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1

Model Penelitian

Desa Wisata

Munggu

Analisis Data

Deskriptif

Kualitatif

Hasil

Pariwisata

Alternatif

Kendala

Pengembangan

Partisipasi

Stakeholder

Konsep

Perkembangan

Desa Wisata

Teori

Perencanaan Pariwisata

Partisipasi

Rekomendasi

Progam

Pengembangan

Pariwisata

Badung