29
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka adalah proses umum yang dilakukan oleh peneliti dalam upaya menemukan teori. Peneliti melakukan kajian pustaka dengan tujuan untuk membantu dalam mengembangkan pengertian serta wawasan yang mendalam tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi. Kajian pustaka dalam BAB II membahas teori-teori yang relevan tentang pengembangan media pembelajaran dice and pictures challenge. Dalam kajian pustaka ini akan menjelaskan mengenai: A. Pengembangan Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Pengembangan, dalam pengertian secara umum berarti pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap. Menurut Seels & Richey dalam (Setyosari, 2010:197) pengembangan berarti proses menerjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fisik, atau dengan kata lain pengembangan berarti proses menghasilkan bahan-bahan pembelajar. Menurut Tessmer and Richey dalam (Setyosari, 2010:199) pengembangan memungkinkan memusatkan perhatiannya tidak hanya analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu tentang analisis awal sampai akhir, seperti analisis kontekstual. Pengembangan berbeda dengan penelitian pendidikan karena tujuan pengembangan adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji lapangan kemudian direvisi dan seterusnya. Pengembangan bukanlah sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka adalah proses umum yang dilakukan oleh peneliti dalam

upaya menemukan teori. Peneliti melakukan kajian pustaka dengan tujuan untuk

membantu dalam mengembangkan pengertian serta wawasan yang mendalam

tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang

terjadi. Kajian pustaka dalam BAB II membahas teori-teori yang relevan tentang

pengembangan media pembelajaran dice and pictures challenge. Dalam kajian

pustaka ini akan menjelaskan mengenai:

A. Pengembangan

Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang

telah ada. Pengembangan, dalam pengertian secara umum berarti pertumbuhan,

perubahan secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap. Menurut

Seels & Richey dalam (Setyosari, 2010:197) pengembangan berarti proses

menerjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fisik,

atau dengan kata lain pengembangan berarti proses menghasilkan bahan-bahan

pembelajar.

Menurut Tessmer and Richey dalam (Setyosari, 2010:199) pengembangan

memungkinkan memusatkan perhatiannya tidak hanya analisis kebutuhan, tetapi

juga isu-isu tentang analisis awal sampai akhir, seperti analisis kontekstual.

Pengembangan berbeda dengan penelitian pendidikan karena tujuan

pengembangan adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji

lapangan kemudian direvisi dan seterusnya. Pengembangan bukanlah sebuah

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

11

strategi peneliti pengganti penelitian dasar dan terapan. Namun ketiga strategi

tersebut, yaitu penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian pengembangan

diperlukan untuk mengupayakan perbaikan dalam bidang pendidikan.

Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk

tersebut (Sugiyono, 2011:297). Untuk dapat menghasilkan produk tertentu

digunakan penelitian yang bersifat analisis dan untuk menguji keefektifan produk

tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian

untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan

bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut istilah kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang

memiliki arti dalam bentuk jamak, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely

(dalam Arsyad, 2010:3) menyatakan bahwa media merupakan suatu pemahaman

yang terpenting bagi manusia, materi atau kejadian yang dapat membangun atau

merangsang pemikiran siswa dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Menurut Daryanto (2012:4) media pembelajaran merupakan bentuk jamak dari

kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar

terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima, namun kita membatasi

pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan

kegiatan pembelajaran.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

12

Menurut Munadi (2008:7) mendefinisikan media pembelajaran dapat

dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan

pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang

kondusif sehingga penerima dapat melakukan proses belajar secara efisien dan

efektif. Associatoin Of Education dan Communication Technologi (AECT)

memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem

penyampaian pesan atau pengantar, media juga sering dimaknai sama dengan kata

mediator yakni sebagai penyebab atau yang turut campur tangan dalam dua pihak

dan mendamaikannya. Sebagai mediator, media menunjukkan fungsi atau

perannya , yaitu mengatur hubungna yang efektif antara dua pihak utama dalam

proses belajar siswa dan pelajaran. Selain itu, dalam pembelajaran media juga

dinilai sebagai segala perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong

siswa agar dapat belajar dengan cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadi

verbalisme (Hanafiah, 2009:59).

Dari pendapat-pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media

adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara atau penghubung untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima melalui alat indra, sehingga dapat

meransang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian yang digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan.

2. Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat berupa media alamiah dan media buatan. Media

alamiah adalah media pembelajaran langsung, misalnya yang berupa lingkungan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

13

keluarga, pasar, alam, lingkungan sekolah, dan sebagainya. Sedangkan media

buatan adalah media yang dibuat oleh guru, percetakan, pabrik dan lain-lain.

Misalnya surat kabar, majalah, media elektronik, computer dan sebagainya.

Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4

kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audio visual, dan

multimedia (Munadi, 2008: 55-57) sebagai berikut:

a) Media audio adalah media yang hanya melibatkan indra pendengaran dan

hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.

b) Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.

c) Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan

penglihatan sekaligus dalam satu proses.

d) Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah

proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa macam-macam

media itu terbagi menjadi 4. Selanjutnya guru ditekankan untuk mengembangkan

kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa serta

meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran melalui media

pembelajaran.

3. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Kemp dan Dayton dalam (Arsyad, 2010:19) fungsi utama apabila

media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang

besar jumlahnya, yaitu:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

14

a) Memotivasi minat atau tindakan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan

minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak dengan tujuan

mempengaruhi sikap, nilai dan emosi.

b) Menyajikan informasi dengan tujuan media pembelajaran dapat digunakan

dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa.

c) Memberi intruksi dengan tujuan intruksi dimana informasi yang terdapat dalam

media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam

bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

Media digunakan untuk membantu kinerja fungsi guru, yaitu fungsi dalam

memberikan informasi atau isi pelajaran. Menurut Basuki dan Farida (2001:14)

media dapat memberikan informasi yang lebih baik: 1) Media mampu

memperlihatkan gerakan cepat yang sulit diamati dengan cermat oleh mata biasa,

2) Media dapat memperbesar benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat oleh

mata, 3) Memberikan penjelasan di kelas atas objek yang sangat besar, 4)

Memperjelas objek yang terlalu kompleks dengan menggunakan diagram atau

model yang disederhanakan, 5) Media dapat menyajikan suatu proses atau

pengalaman hidup yang utuh.

Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber

belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-

ciri umum yang dimilikinya, bahasa yang dipakai menyampaikan pesan dan

dampak atau efek yang ditimbulkannya (Munadi, 2008:36).

Berdasarkan fungsi media di atas menunjukkan bahwa media sangat

diperlukan dalam proses belajar mengajar dari yang bersifat sederhana sampai

canggih. Penggunaan media dan multimedia akan sangat memperlancar proses

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

15

belajar mengajar dan merangsang semangat belajar siswa yang akhirnya akan

mengoptimalkan pola pikir siswa. Pemilihan media juga harus memperhatikan

kemampuan pengadaan media yakni berkaitan dengan biaya yang harus

dikeluarkan dan waktu yang harus dihabiskan dengan media yang sedang

digunakan. Oleh sebab itu pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan tujuan,

kemampuan, kepraktisan, ketepatgunaan dan keefektifan waktu yang digunakan.

4. Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media apabila dilihat dari kesiapan pengadaannya menurut

Sadiman (2010:83) media dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu:

a. Media yang langsung digunakan (media by untilization) yang merupakan

komoditi perdagangan yang terdapat dipasaran luas dalam keadaan siap

pakai. Media ini memiliki keunggulan yaitu hemat dan waktu, tenaga dan

biaya untuk pengadaanya, tetapi kekurangan dari media jadi yaitu kecilnya

kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya sesuai

dengan tujuan atau tujuan pembelajaran.

b. Media rancang (media by desine) merupakan media yang dirancang dan

dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu.

Sedangkan menurut Arsyad Azhar (2010:71) pemilihan media sebaiknya

mempertimbangkan:

a. Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual, dan/

atau audio).

b. Kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio,

dan/ atau kegiatan fisik).

c. Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

16

d. Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau

stimulus dan untuk latihan tes.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pemilihan media

pembelajaran perlu mempertimbangan karakteristik anak, tujuan yang ingin

dicapai, kemampuan guru, ketersediaan media, jenis rangsangan belajar yang

diinginkan, situasi dan kondisi setempat, luasnya jangkauan yang ingin dilayani

dan kebaruan dari media yang digunakan serta dapat meningkatan kemampuan

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran baik pembelajaran yang bersifat

perbidang studi maupun tematik.

C. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang pembelajaran tematik,

diantaranya adalah menurut T.Raka Joni dalam (Trianto, 2009:81) yang

mengartikan pembelajaran tematik sebagai suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,

menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik,

bermakna dan otentik. Pembelajaran tematik akan terjadi apabila peristiwa-

peristiwa otentik atau eksplorasi tema menjadi pengendali dalam kegiatan

pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam eksplorasi tema maka siswa akan

sekaligus belajar tentang proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak.

Menurut Lampiran Peraturan Mendikbud No.67 (2013:132) pembelajaran

tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan

berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

17

Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,

keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai

konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar

sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian

pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti

tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Pembelajaran ini menggunakan

pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari

konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu.

Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan ketrampilan yang

memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran. Keuntungan

model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih mudah mengaitkan materi

pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah yang dikembangkan

sebagai pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013.

Jadi, pembelajaran tematik terpadu pada dasarnya adalah pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Saat ini

pembelajaran di Sekolah Dasar menggunakan pembelajaran tematik terpadu

karena sesuai tingkatan usia. Peserta didik siswa sekolah dasar psikologisnya

belum membutuhkan pengetahuan yang spesifik melainkan pengetahuan yang

lebih umum tetapi komprehensif. Pemahaman pelajaran dapat secara mudah

dengan menggunakan pendekatan berbasis tematik terpadu ini yang erat kaitannya

dengan kehidupan di sekeliling mereka. Pengelolaan kelas yang efektiflah yang

menuntut guru agar dapat menciptakan kondisi pembelajaran tematik yang

kondusif sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

18

2. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Menurut Kemendikbud dalam Bahan Ajar Pembelajaran Tematik Terpadu

(2013:7), prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, sebagai

berikut:

a) Guru tidak bersikap otoriter dan berperan sebagai single actor yang

mendominasi proses pembelajaran.

b) Pemberian tanggung jawab terhadap individu dan kelompok harus jelas dan

mempertimbangkan kerja sama kelompok.

c) Guru bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang muncul saat proses

pembelajaran yang di luar perencanaan.

d) Memberkan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri

disampaing penilaian lain.

Jadi kesimpulan dari prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran tematik

terpadu yaitu keterampilan guru sebagai manajer kelas dalam mengelola kelas

baik secara individual maupun kelompok sangat dibutuhkan agar suasana

pembelajaran dapat kondusif sehingga proses pembelajaran di kelas berjalan

dengan lancar.

3. Tujuan Pembelajaran Tematik

Tujuan pembelajaran tematik menurut Sutirjo (2004: 23) adalah sebagai

berikut:

a) Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan

dan kebutuhan anak

b) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak hasil belajar

akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

19

c) Mengembangkan keterampilan berfikir anak sesuai dengan permasalahan

yang dihadapi dan menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama,

toleransi, komunikasi, serta tanggap terhadap gagasan orang lain.

d) Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar menjadi lebih bermaknsa dan utuh.

e) Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan beberpa

hal antara lain alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak dan

sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.

f) Memilih tema yang terdekat dengan anak dan aktual.

g) Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema.

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik

Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran inti

pada Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yaitu meliputi; Pendidikan Agama,

Bahasa Indonesia, Matematika, Sains, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan

Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan.

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan bagi guru menurut

Trianto (2010: 89-90) adalah sebagai berikut:

a) Materi pelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat

dilanjutkan sepanjang hari, mencangkup berbagai mata pelajaran.

b) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan

alami.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

20

c) Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinu, tidak

terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas.

Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar keberbagai

aspek kehidupan.

d) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari

berbagai berbagai sudut pandang.

e) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi

bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.

Sedangkan keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa diantaranya

sebagai berikut:

a) Dapat lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.

b) Menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum dan menyediakan

pendekatan proses belajar yang integrative.

c) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan

minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat

keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.

d) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas.

e) Membantu siswa membangun hubungan antar konsep dan ide, sehingga

meningkatkan apresiasi dan pemahaman.

Jadi kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki

keterbatasan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan

pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan

evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

21

6. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai model pembelajaran di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

menurut Rusman (2012: 258-259), pembelajaran tematik memiliki karakteristik

antara lain:

a) Berpusat pada siswa

Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak

berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan kepada siswa

untuk melakukan aktifitas belajar.

b) Memberikan pengalaman langsung

Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata

(konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu

jelas.

d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.

e) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang

lainnya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

22

7. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik

Menurut Kemendikbud dalam Bahan Ajar Pembelajaran Tematik Terpadu

(2013: 8-9) langkah-langkah pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut:

a) Invitasi/apersepsi

Pada tahap ini guru melakukan brainstorming dan menghasilkan

kemungkinan topik untuk penyelidikan. Topik dapat bersifat umum atau khusus,

tetapi harus mampu menimbulkan minat siswa dan memberikan wilayah yang

cukup untuk penyelidikan. Apersepsi dalam kehidupan dapat dilakukan, yaitu

dengan mengaitkan peristiwa yang telah diketahui siswa dengan materi yang akan

dibahas. Dengan demikian, tampak adanya kesinambungan pengetahuan karena

diawali dari hal-hal yang telah diketahui siswa sebelumnya dan ditekankan pada

keadaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual).

b) Eksplorasi

Pada tahap ini siswa di bawah bimbingan guru mengidentifikasi topic

penyelidikan. Pengumpulan data dan informasi selengkap-lengkapnya tentang

materi dapat dilakukan dengan bertanya (wawancara), mengamati, membaca,

mengidentifikasi, serta menganalisis (menalar) dari sumber-sumber langsung

(tokoh, obyek yang diamati) atau sumber tidak langsung misalnya buku, Koran,

atau sumber-sumber lainnya.

c) Mengusulkan penjelasan/solusi

Pada tahap ini seluruh informasi, temuan, sintesa yang telah

dikembangkan dalam proses penyelidikan dibahas dengan teman secara

berpasangan ataupun dalam kelompok kecil. Saling mengkomunikasikan hasil

temuan, menguji hipotesis kemudian melaporkan atau menyajikannya di depan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

23

kelas untuk menggambarkan temuan setelah pembahasan. Pada tahap ini adalah

tahap proses pembentukan konsep yang dapat dilakukan melalui berbagai

pendekatan dan metode. Misalnya pendekatan keterampilan proses, life skill,

demonstrasi, eksperimen, diskusi kelompok, bermain peran dan lain-lain.

d) Mengambil tindakan

Berdasarkan temuan yang dilaporkan siswa menindaklanjuti dengan

menyusun simpulan serta penerapan dari temuan-temuannya. Hal ini bertujuan

untuk mengungkap pengetahuan dan penguasaan dan penguasaan siswa terhadap

materi dapat dilakukan melalui evaluasi. Evaluasi merupakan suatu bentuk

pengukuran atau penilaian terhadap suatu hasil yang telah dicapai. Evaluasi

meliputi:

1) Pemahaman konsep dan prinsip sains dalam kehidupan sehari-hari.

2) Penerapan konsep dan keterampilan sains dalam kehidupan sehari-hari.

3) Penggunaan proses ilmiah dalam pemecahan masalah.

4) Pembuatan keputusan yang didasarkan pada konsep-konsep ilmiah.

e) Penilaian pembelajaran tematik menggunakan lima domain, yaitu:

1) Konsep, meliputi penguasaan konsep dasar, fakta, dan generalisasi.

2) Proses, penggunaan proses ilmiah dalam menemukan konsep pada saat

penyelidikan (eksplorasi)

3) Aplikasi, penggunaan konsep dan proses dalam situasi yang baru atau dalam

kehidupan.

4) Kreativitas, pengembangan kuantitas dan kualitas pertanyaan, penjelasan, dan

tes untuk memvalidasi penjelasan secara personal.

5) Sikap, mengembangkan sikap positif

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

24

D. Materi

Materi pembelajaran merupakan sarana untuk mencapai seperangkat

kompetensi sebagai tujuan pembelajaran. Itulah sebabnya penentuan materi

pembelajaran harus disusun berdasarkan berbagai kompetensi yang hendak

dicapai. Mudahnya materi pembelajaran tersebut harus mampu mengantarkan

siswa menjadi sosok individu sebagaimana yang dideskripsikan dalam Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar (Wiyani,

2013:125).

Tema Selalu Berhemat Energi pada materi “Sumber Energi”, pada kelas

IV semester 1.

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator

Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Indikator

Bahasa Indonesia 4.1 Mengamati,

mengolah, dan

menyajikan teks laporan

hasil pengamatan tentang

gaya, gerak, energi

panas, bunyi, dan cahaya

dalam bahasa Indonesia

lisan dan tulis dengan

memilih dan memilah

kosakata baku

4.11.Menyajikan laporan

hasil pengamatan tentang

pemanfaatan bentuk energi

listrik menggunakan bahasa

Indonesia

4.1.2. Menerangkan secara

lisan dan tulisan tentang

manfaat dan cara pemakaian

benda benda elektronik

secara mandiri menggunakan

bahasa Indonesia

IPA 3.4 Membedakan

berbagai bentuk energi

melalui pengamatan dan

mendeskripsikan

pemanfaatannya dalam

kehidupan sehari-hari

3.4.1 Mengidentifikasi

berbagai bentuk energi dan

menjelaskan manfaatnya

dalam bentuk tulisan,

melalui kegiatan observasi

3.4.2 Melaporkan hasil

pengamatan tentang manfaat

sumber energi listrik bagi

kehidupan manusia

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

25

E. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Siswa SD kelas tinggi (IV-VI) usia 9-12 tahun adalah:

1. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari

2. Ingin tahu, ingin belajar, realistis

3. Timbul minat kepada pelajaran- pelajaran khusus

4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar

di sekolah

5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama, dan

mererka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.

Menurut Depdikbud (1997:67) murid laki-laki dan perempuan mempunyai

karakteristik belajar yang relatif berbeda. Misalnya, pada umur SD sebagian anak

perempuan sudah mengalami menstruasi yang menandai awal keremajaannya,

sedangkan anak laki-laki sebagian besar mengalami “mimpi indah” pada usia

sekitar 15 tahun. Jadi datangnya masa keremajaan awal perempuan umumnya

lebih cepat dari laki-laki.

Siswa kelas III, IV dan V adalah siswa dengan rentang umur 8-11 tahun

atau lebih adalah tahap operasi konkrit.Ciri perkembangannya memakai atauran

jelas atau logis adan reversible dan kekebalan. Dengan memperhatikan

karakteristik kognitif siswa kelas III Dekolah Dasar dengan segala aspek dimensi

perkembangannya, maka diharapkan system pengajaran yang dikembangkan

mampu melayani kebutuhan belajar yang bermakna bagi siswa. melalui

penyampaian materi pelajaran dengan baik, sehingga siswa antusias untuk belajar.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

26

Menurut J. Maatakupan (1994: 107) “Usia kelas empat merupakan peralihan

dari dunia khayal menuju dunia nyata”. Menurut Rusli Lutan (2001: 100) usia-

usia sekitar 11 tahun adalah tahap kongrit operasional.Pada tahap ini kemampuan

kognitif anak berkembang dan memungkinkan untuk merencana dan

melaksanakan gagasan kongrit

F. Pengembangan Media Dice and Pictures Challenge pada Pembelajaran

Tematik

1. Media Pembelajaran Dice and Pictures Challenge (DPC)

Dalam media pembelajaran DPC bisa ditemukan tiga buah kata yang akan

digunakan sebagai identitas, pertama yaitu Dice yang disimulasikan sebagai dadu

yang disetiap sisinya akan terdapat mata dadu, kedua ada kata Pictures yaitu

gambar dan kata yang terakhir ialah Challenge yang di artikan sebagai sebuah

tantangan, maka jika jika ketiga kata digabungkan dan diskripsikan sebagai media

pembelajaran dice and pictures challenge atau disingkat (DPC) adalah media

pembelajaran yang menggunakan dadu tetapi dadu disini bukan untuk

dilemparkan tetapi hanya sebagai cover media yang dimana setiap mata dadu

ketika dibuka akan terdapat sumber energi dan pictures atau gambar itu sendiri di

dalam media DPC ini adalah gambar nyata bukan hanya visual untuk dilihat tetapi

bisa di demonstrasikan secara langsung dan ini merupakan tantangan untuk siswa.

Maka antara dice, picture and challenge akan terintegrasi menjadi satu bagian

yang utuh sebagai sebuah media pembelajaran yang sangat menarik dan inovatif.

Media DPC adalah media pembelajaran yang lebih mengarah pada sebuah

game edukasi, kenapa media ini akan sangat bermanfaat karena dalam konteks

pembelajaran bermakna, penggunaan game edukasi dalam pembelajaran

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

27

merupakan hal yang positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Strangman & Hall

(2003) yang menyatakan bahwa game edukasi menjadi sebuah pendekatan yang

efektif untuk menigkatkan pembelajaran siswa. Tiga hasil belajar utamanya telah

ditunjukkan yakni perubahan secara konseptual, pengembangan ketrampilan dan

bidang pengetahuan. Senada dengan pendapat ini, menurut Dukes & Seider

seperti diungkapkan oleh (Nur :2001) bahwa penelitian- penelitian secara

konsisten menemukan bahwa simulasi meningkatkan minat, motivasi dan

pembelajaran afektif siswa.

2. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Media Dice and Pictures Challenge

Dice and pictures challenge merupakan media pembelajaran yang

melibatkan berbagai indera dalam proses pembelajaran. Media dice and pictures

challenge merupakan media pembelajaran kontekstual dimana akan memotivasi

siswa untuk memahami materi dengan mengaitkan materi yang terdapat dalam

media dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari. Media DPC ini merupakan

multimedia 3 dimensi yang melibatkan berbagai indera dalam penggunaanya oleh

karena itu akan jauh lebih menarik dibandingkan dengan hanya gambar yang

bersifat monoton. Kenapa mutlimedia sangat menarik dikarenakan kemampuan

sebuah multimedia dapat berbicara banyak dari seribu kata hal ini mempunyai

makna bahwa multimedia merupakan suatu ilustrasi yang memberikan pengertian

dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya membaca

dan memberikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena sifatnya yang lebih

konkrit (nyata).Tujuan penggunaan multimedia pada pembelajaran adalah (1)

menerjemahkan symbol verbal. (2) mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-

kesan yang salah dari ilustrasi lisan. (3) memberikan ilustrasi suatu buku. (4)

membangkitkan motivasi belajar dan menghidupkan kelas.(5) melibatkan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

28

berbagai indera dalam proses pembelajaran khususnya indera penglihatan,

pendengaran dan indera peraba ( kulit). Media dice and pictures challenge juga

memiliki manfaat untuk meningkatkan pemahaman atau pengetahuan siswa pada

pembelajaran tematik khususnya materi “macam-macam sumber energi” serta

akan memberikan pengalaman yang tidak terduga pada para peserta didik

khususnya siswa kelas IV.

3. Desain Media Pembelajaran Dice and Pictures Challenge

Media dice and pictures challenge termasuk dalam mutlimedia yaitu jenis

media yang melibatkan berbagai indera dalam proses pembelajaran.Media ini

dibuat dengan menggunakan beberapa bahan yang dikombinasikan menjadi satu

bagian yang utuh antara lain untuk pembuatan dice (dadu) kita akan menggunakan

kayu dan triplek sebagai bahan dasarnya, dengan dasar jaring-jaring sebuah kubus

kita akan membuat dadu tersebut dan memberikan angka pada setiap sisinya untuk

lebih menarik warna dalam dalam setiap sisi dadu akan kita buat bermacam-

macam warna, kemudian untuk bahan kedua kita menggunakan berbagai sumber

energi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

Didalam media dice and pictures challenge ini terdapat gabungan antara

berbagai sumber energi. Adapun desain media pembelajaran ini sebagai berikut:

A. Alat dan Bahan :

Alat

- Gergaji

- Palu

- Paku

- Cutter

- Penggaris/meteran

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

29

- Kuas cat

- Pensil

- Lem tembak

Bahan

- Triplek

- Cat kayu

- Lem tembak

- Kayu

- Engsel ukuran kecil

- Lilin

- Robot mainan

- Jam dinding

- Semprotan gas

- Baterai

- Lampu

- Kipas angin mini

B. Cara Pembuatan Media :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai untuk membuat media yaitu potong

triplek menjadi 6 bagian dengan ukuran 30x30 cm kemudian pasangkan

setiap bagian menggunakan engsel dengan pola jaring-jaring kubus

Gambar 2.1

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

30

2. setelah semua bahan menjadi 1 bagian langkah selanjutnya adalah bagian luar

diberikan warna menggunakan cat kayu

(Gambar 2.2)

3. Bagian dalam juga di cat menggunakan cat kayu, untuk pemilihan cat

usahakan menggunakan warna yang cerah

(Gambar 2.3)

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

31

4. Setelah cat bagian dalam dan luar kering maka langkah selanjutnya adalah

memberikan motif dadu pada bagian luar sesuai dengan nama media ini

adalah dice/dadu

(Gambar 2.4)

5. Biarkan cat mengering dengan sempurna kemudian pasangkan semua bahan

yang dugunakan untuk materi sumber energi seperti lilin, semprotan gas,

robot mainan, jam dinding, kipas angin mini dan lampu menggunakan lem

tembak

( Gambar 2.5)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

32

6. Selesai semua bahan di rekatkan pada setiap sisi bagian dalam dadu cat ulang

bagian dalam dan bagian motif media agar lebih menarik

(Gambar 2.6)

7. Media sudah siap untuk digunakan

(Gambar 2.7)

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

33

4. Kelebihan-Kelebihan Menggunakan Media Pembelajaran Dice and

Pictures Challenge

Kelebihan-kelebihan dalam menggunakan media pembelajaran dice and

pictures challenge diantaranya adalah :

1. Mudah dipahami oleh siswa karena menggunakan desain yang bagus dan

menarik sehingga siswa dapat belajar dengan baik khususnya dalam

pembelajaran tematik.

2. Media pembelajaran dice and pictures chalenge dapat mengatasi berbagai

keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. Pengalaman masing-

masing siswa yang beragam karena kehidupan keluarga dan masyarakat

berbeda satu sama lain sehingga media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan

tersebut.

3. Media dice and pictures challenge adalah jenis mutlimedia dimana dalam

penggunaanya melibatkan beberapa indera khusunya indera peraba (kulit),

indera pendengar dan indera penglihatan sehingga akan memberikan stimulus

yang positif pada peserta didik.

4. Penggunaan media pembelajaran dice and pictures challenge pada

pembelajaran khususnya pada tema “Selalu Berhemat Energi” sangat tepat

karena didalam tersebut terdapat berbagai macam benda yang dapat

menghasilkan energi dan bagaimana cara untuk berhemat energi tersebut

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

34

5. Media DPC dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua

benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-

anak dibawa ke objek tersebut.

6. Media dice and pictures challenge merupakan media pembelajaran

kontekstual sehingga mampu memberikan pehamaan materi terkait kehidupan

sehari-hari para peserta didik karena media DPC terdapat berbagai sumber

energi yang sering mereka temui dan gunakan dalam lingkungan rumah.

5. Langkah-langkah Penggunaan Media Dice and Pictures Challenge

Dalam pembelajaran mengenai tema selalu berhemat energi mengenai

macam sumber-sumber energi dengan menggunakan media dice and pictures

challenge sebagai media pembelajaran siswa diajarkan tentang bagaimana

memahami benda-benda sekitar yang dapat menjadi sumber energi dan cara

menggunakan energi sebaik mungkin. Tujuan dari media dice and pictures

challenge yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami benda-

benda disekitar yang dapat menghasilkan energi serta membedakan berbagai jenis

energi . Adapun langkah-langkah dalam penggunaan media dice and picturers

challenge di dalam proses pembelajaran, antara lain:

1. Guru memberikan penjelasan dan pengarahan cara penggunaan media

pembelajaran dice and pictures challenge.

2. Guru memberikan pemahaman tentamng berbagai sumber-sumber energi yang

ada pada lingkungan sekitar secara umum.

3. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

4. Guru membagi siswa beberapa kelompok

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

35

5. Setiap kelompok maju untuk mendemonstrasikan dan mengamati benda-benda

yang dapat menghasilkan energi serta menyebutkan jenis energi apakah yang

dihasilkan oleh benda tersebut

6. Pada saat satu kelompok maju untuk mendemonstrasikan, kelompok yang lain

memperhatikan

7. Proses ini berlangsung sampai semua kelompok mendapat giliran maju ke

depan kelas

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

36

G. Kerangka Fikir

Kerangka fikir merupakan rancangan penelitian ilmiah yang dilakukan

oleh peneliti untuk memberikan landasan yang kuat terhadap topik yng dipilih

sesuai dengan identifikasi masalahnya.

Gambar 2.8 kerangka fikir

Pentingnya guru menggunakan media yang inovatif pada pembelajaran tematik

Pengembangan dan Efektifitas pembelajaran tematik dengan menggunakan

media yang inovatif guna memotivasi dan membuat siswa antusias dalam

pembelajaran tematik

Tindakan

1. pengembangan media dice and pictures challenge pada pembelajaran

tematik

2. efektifitas pembelajaran menggunakan pengembangan media dice and

pictures challenge pada pembelajaran tematik

Cara

Analisis data

1. Analisis Deskriptif Kualitatif

2. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Pengumpulan data

Wawancara, Observasi, alat

dokumentasi, angket

Penelitian pengembangan

Menggunakan model

R&D

( Sugiyono:2015)

Pengembangan Media Dice and Pictures Chalenge Pada Pembelajaran Tematik

Tema 2 Selalu Berhemat Energi Kelas IV Sekolah Dasar

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

37

Dari kerangka fikir di atas dapat di jelaskan bahwa kerangka fikir dapat

menjadi sebuah gambaran yang akan memperkuat landasan peneliti terhadap topik

yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya.Landasan utama yang menjadi

alasan peneliti melakukan penelitian tersebut adalah pentingnya guru

menggunakan media yang inovatif pada pembelajaran tematik.Tetapi dalam

penggunaan media dalam pembelajaran sesuai hasil observasi guru kurang

menggunakan media yang inovatif dan cenderung lebih menggunakan lingkungan.

Tindakan yang dilakukan peneliti untuk mengetahui efektiftas penggunaan

media dalam pembelajaran tematik khususnya media dice and pictures challenge

pertama peneliti mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru

kelas pada Sekolah Dasar Negeri 3 Merjosari Malang dan Sekolah Dasar

Muhammadiyah 4 Batu dengan meneliti bagaimana proses pembelajaran

berlangsung, respon siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, kemudian

guru dalam proses belajar mengajar menggunakan media untuk mengetahui

bagaimana respon antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

Langkah selanjutnya peneliti melakukan observasi adengan mencari data

menggunakan teknik wawancara dan observasi dengan narasumber wawancara

adalah guru kelas IV. Disamping teknik wawancara dan observasi ,peneliti juga

menggunakan teknik dokumentasi dalam kelas dan teknik angket yang di isi oleh

responden pada saat penerapan pengembangan media dijadikan sebagai bahan

evaluasi dan efektifitas pembelajaran menggunakan media DPC. Setelah

mendapatkan data-data yang diperlukan peneliti dari sumber data maka hasil

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/37224/3/jiptummpp-gdl-ragilpamud-53102-3-babii… · tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi

38

tersebut disusun menjadi sebuah data yang di paparkan secara kualitatif dan

kuantitatif selanjutnya akan di identifikasi dan di paparkan menjadi sebuah hasil

penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Dice and Pictures Chalenge Pada

Pembelajaran Tematik Tema 2 Selalu Berhemat Energi Kelas IV Sekolah Dasar’’